Sepenggal Kisah Luar Sekolah
1
Let’s Be Brave
L
angkah kaki ini terburu, beradu dengan waktu. Handphoneku kembali bergetar, kembali terpampang nomor yang sosok di seberang sana tidak teridentifikasi oleh handphoneku. Sudah sejak adzan dzuhur, handphoneku mendapat pesan singkat dan beberapa panggilan. Merasa seperti sedang diteror atau mungkin berasa menjadi sosok orang yang dicari-cari alias “wanted�. Beberapa panggilan itu tidak kugubris, aku masih tetap melanjutkan kegiatan untuk menjalankan ibadah. Ketika itu aku sedang berjalan melewati berderet-deret rumah menuju kos temanku. Aku tahu, bahwa kawan-kawanku sudah menunggu. Sempat t terheran mengapa begitu terburu padahal pemberangkatan pun baru pukul 14.30. Sebelumnya kamimenyepakati bahwa kami berkumpul pukul 12.00 di kos salah satu dari kami, yaitu Novi. Aku baru tiba disana pukul 12.20 karena kupikir pun biarlah teman-temanku juga mendahulukan ibadah mereka. Setibanya di kos temanku itu, ternyata tak hanya Novi dan Whena saja yang menungguku, namun juga bapak paruh
2 baya yang mengenakan seragam biru beserta kendaraan beroda empat yang akan mengangkut kami. Tidak terencanakan sebelumnya bahwa kami akan mengendarai taksi menuju stasiun. Stasiun tidak seramai yang kami kira sebelumnya. Bangku-bangku ruang tunggu tidak semuanya terisi. Tidak kami temui barisan memanjang di depan alat untuk mencetak tiket. Kami pun mencetak tiket, saling cekikikan dan tampak sekali sedikit kebingungan tercermin dari tingkah laku kami. Waktu masih menunjukkan pukul 12.45 dan kami terduduk di tepi lantai ruang tunggu Stasiun Lempuyangan. Waktu yang cukup lama untuk menunggu hingga jam pemberangkatan kami. Pukul 14.00 kami menuju kereta yang akan membawa para pengelana ini ke Kota Prajurit. Tempat duduk kami terpisah, saya dan Whena duduk bersebelahan di gerbong empat sedangkan Novi mendapat tempat duduk di gerbong satu.
Kesempatan ini merupakan salah satu yang kami nantinanti, mengendarai kereta. Maklum karena setiap dari kami belum pernah mengendarai kereta sebelumnya. Bahkan Novi yang kampung halamannya dapat ditempuh kereta pun belum pernah mengendarai transportasi yang sudah ada sejak tempo dulu itu.
3 Dan bagaimana rasanya? Yang jelas sangat berbeda dengan jika kami mengendarai bus umum. Ketika roda-roda kereta mulai beradu dengan lintasan itu, laiknya anak kecil, rona wajah kami berseri-seri. Kesan yang cukup baik untuk mengawali perjalanan kami. Kereta adalah alat transportasi terbaik yang pernah kami tumpangi. Seolah-olah perjalanan jauh yang harusnya kami tempuh berjam-jam dapat kami lalui dengan cukup singkat. Kereta, alat transportasi yang kami minati untuk ditumpangi di lain waktu. Kereta memberikan rasa ketagihan bagi kami seperti obat yang menjadi candu bagi para korbannya. Hanya saja, disini kami bukan sebagai korban tapi pihak yang mendapat keuntungan. Sumpiuh, tulisan itu terlihat dibalik kaca jendela. Akhirnya kami tiba di tempat tujuan dimana nanti kami selama dua hari akan menjelajah di tempat kecil nan terpencil ini. Stasiun Sumpyuh tak sama dengan stasiun-stasiun yang kami lewati sebelumnya, kecil, sepi dan tenang dan kami suka . Keluar dari stasiun, kami disambut dengan becak motor. Senja itu kami duduk bersama di atas becak dan menikmati pemandangan nan syahdu. Memasuki belokan setelah keluar dari jalan raya -meski tidak seraya Kota Jogja-, kami merasakan suasana asri. Sepanjang jalan, kami memandang hamparan luas padi yang masih hijau.
4 Terpaksa namun bahagia. Tanpa tuntutan itu, tentu kemarin kami tidak akan memiliki pengalaman perdana kami menaiki kereta. Tanpa adanya tuntutan itu, tentu tim kami tidak akan sampai pada tanah prajurit ini. Hingga kami mengendarai becak motor, kami masih bertanya-tanya benarkah kami sudah berada di Banyumas? Maklum meski saya adalah orang-orang yang sebenarnya senang berpetualang, namun saya sendiri belum pernah melangkahkan kaki untuk hal itu. Kami tiba di rumah salah satu dari anggota kami, menjelang magrib. Hari selanjutnya, kami mulai berburu ilmu luar sekolah. Menggali informasi berbagai kisah sukses lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang nonformal. Lembaga sasaran kami yang pertama adalah sebuah lembaga kursus yang bernama BEC. Sebelumnya, kami sudah menghubungi pihak BEC bahwa kami akan berkunjung ke tempat tersebut dan Alhamdulillah dengan senang hati pihak BEC mau meluangkan waktunya untuk keperluan kami. BEC merupakan singkatan dari Brave English Course yang merupakan lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Orangorang sering menyamakan LKP dengan LPK (Lembaga Pendidikan Keterampilan), padahal kedua jenis lembaga tersebut berbeda.
5 LKP dapat diselenggarakan oleh perorangan maupun kelompok dan berada di bawah pengawasan Dirjen Dikmas/PAUD-NI Kemendikbud sedangkan Lembaga Pendidikan Keterampilan bertujuan untuk memberi pendidikan keterampilan bagi masyarakat yang sedang mencari kerja dan diselenggarakan oleh salah satu bagian dari Dinas Ketanagakerjaan. Brave English Course didirikan oleh Rahmat Kurniawan pada tahun 2005. Dimana dalam nama lembaga tersebut terdapat kata brave yang artinya berani. Rahmat merintis BEC dengan bermodalkan berani alias nekat. Dia berhijrah dari kota asalnya yaitu Gombong ke Banyuwangi dengan kebulatan tekad bahwa dia ingin menjadi orang yang dapat mandiri dan tidak mau lagi dipekerjakan. Tanpa keberpunyaan uang, dia berusaha untuk mewujudkan impiannya itu. Selain itu, ďŹ lososďŹ dari kata brave adalah bahwa untuk belajar kita harus berani. Rahmat berusaha untuk memahamkan kepada para peserta didiknyaBetapa sebuah prinsip harus dimiliki oleh setiap orang terutama bagi penggiatpenggiat luar sekolah. Kesungguhan memegang prinsip itulah yang menghantarkan Rahmat menuju kesuksesan hingga sekarang ini. warga belajarnya bahwa untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman, kita harus berani mencoba dan mau berusaha. Rahmat dalam menggeluti usaha, jatuh bangun yang dia hadapi selama lebih dari sepuluh tahun ini dilandasi pada sebuah prinsip
6 yang selalu dipegangnya. Dia tidak pernah mendengar cemoohan orang lain atas apa yang ia lakukan, ia anggap hal itu sebagai cambuk untuk semakin memperbaiki diri. Selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Betapa sebuah prinsip harus dimiliki oleh setiap orang terutama bagi penggiat-penggiat luar sekolah. Kesungguhan memegang prinsip itulah yang menghantarkan Rahmat menuju kesuksesan hingga sekarang ini. Rahmat sebelumnya bekerja di lembaga kursus di daerah Gombong. Namun, setelah beberapa tahun bekerja dia memutuskan untuk mendirikan lembaga kursus sendiri. Kejenuhannya selama beberapa tahun hanya menjadi pengikut tersebut semakin menggerakkan langkah kakinya. Jika dia tetap bertahan di tempat itu, maka kehidupannya hanya akan berjalan seperti itu saja. Rahmat memutuskan untuk membuka kursus di Banyumas, karena jika dia pun turut menyumbang satu lembaga kursus lagi di Gombong maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan kursus tempat dia bekerja sebelumnya. Meski, pemilik kursus sendiri menyarankan Rahmat untuk membuka kursus di Gombong. Namun Rahmat tentu akan merasa tidak enak hati, meski masing-masing meyakini bahwa ada yang Maha mengatur rizki.
7 Rahmat merintis kursus BEC tersebut tanpa bermodal uang sepeser pun. Cukup ia mengantongi BERANI dalam dirinya. Dia berhijrah dari Gombong menuju Banyumas pun dengan sepeda ontelnya. Gombong - Banyumas yang berjarak sekitar 50 kilometer itu dia tempuh dengan onthel. Lalu bagaimana bisa memulai usaha kursusnya tersebut? Di Banyumas, Rahmat bersyukur berhasil memperoleh pinjaman tempat untuk merintis usahanya tersebut. Cukup baik memang, pemiliki gedung tersebut mau menunggu pembayaran sewa hingga Rahmat mendapat peserta kursus. Ketika itu, hanya meja dan kursi kayu lah yang menjadi penyokong Rahmat dalam melaksanakan pembelajaran. Bermodalkan gedung kecil yang sangat sederhana dan meja kursi kayu tersebut, serta sepeda onthel yang dibawanya dari kampung halaman, Rahmat mulai mengedarkan brosur. Rahmat berhasil menarik minat dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Telah terlampau lama Rahmat menempati gedung tersebut, namun ia belum mampu memberikan sepeser uangpun kepada sang pemilik. Hingga ia tak enak hati , sang pemiliki gedung menanyakan hal tersebut kepada Rahmat.
Pernah suatu ketika, Rahmat ditanyai oleh pemilik gedung terkait pembayaran atau ongkos sewa tempat tersebut. Rahmat sendiri ketika itu bingung bagaimana harus membayar ongkos sewa, karena peserta yang mendaftar masih sangat sedikit.
8 Rahmat merasa tidak enak hati sudah diberikan pinjaman tempat, pemilik sudah berbaik hati mau menerima negosiasi terkait pembayaran namun dia harus sampai ditagih oleh pemilik gedung tsb. Rahmat sendiri merasa bahwa pemilik pun tentu membutuhkan dana tersebut untuk kebutuhannya sehari-hari. Rahmat semakin giat, menghimpun semangat. Kembali ia mendatangi rumah per rumah memberikan brosur dan kembali sepeda onthel yang menemani setiap langkah perjalanannya. Dengan penuh semangat, ia melakoninya. Usahanya pun tak siasia, semakin hari peserta dari kursus bahasa inggris yang ia rintis semakin bertambah. Gedung BEC semula berada di belakang Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanah yang berada Jalan Kebokura, adalah gedung yang dikontrak Rahmat dari tahun 2015 hingga akhir tahun 2012. Rahmat bersyukur, dia akhirnya mampu membayar secara rutin uang sewa gedung. Pada tahun 2013, Rahmat sudah memiliki sendiri gedung tempat diselenggarakannya kursus. Tempat tersebut tidak jauh dari tempat kontrakannya yang semula, masih berada di kawasan Kebokuro.
9 Warna hijau melapisi dinding dinding dari gedung BEC. Gedung hijau tersebut memiliki 4 ruangan yang terdiri dari ruang kantor, dan tiga ruang kelas. Untuk ruang kelas memiliki kapasitas sekitar 20 warga belajar. Meja yang digunakan dalam pembelajaran masih tetap dengan meja kayunya serta kursi plastic. Memang banyak yang mencibir kursus BEC tersebut, meremehkan dan meragukan kualitas dari BEC. Namun, Rahmat sendiri tidak menghiraukan omongan orang tersebut. Rahmat hanya berusaha untuk memberi layanan kepada orang-orang yang membutuhkan jasanya dan dia berusaha untuk membantu.
Foto: Gedung baru BEC beserta peserta
10 Program yang ada di BEC dikhususkan pada kursus bahasa inggris, namun terdapat juga program-program lainnya yaitu program calistung (baca, tulis, hitung) dengan sasaran anak usia dini dan anak yang duduk di kelas satu sekolah dasar. Program calistung merupakan program pembimbingan kepada anak dalam hal belajar membaca, menulis dan berhitung dan tingkat dasar. Program matematika yang ditujukan kepada siswa sekolah dasar hingga SMA. Program kursus bahasa inggris yang menjadi program utama di BEC tersebut diselenggarakan selama enam bulan dalam setiap periode kursus. Selain program bahasa inggris, BEC juga memnyediakan bimbingan ujian nasional, bimbingan belajar matematika untuk siswa sekolah, program bimbingan baca tulis hitung untuk anak usia dini hingga anak kelas satu sekolah dasar dan juga kursus computer dasar. Program-program yang terdapat di BEC di antaranya: Kelas REGULAR 1. EFC (English for Children) untuk siswa-siswa SD/MI. 2. EEC (Elementary English Course) untuk siswa-siswa SMP/MTS. 3. MBE (Mastering Basic English) untuk siswa-siswa SMA/SMK.
11 4. MSE (Mastering Speaking English) untuk siswa-siswa SMA/SMK. 5. TOEIC (Test of English International Communication) untuk siswa-siswa SMK. 6. TOEFL (Test of English Foreign Language) untuk siswasiswa SMA. 7. ECP (English for Carrier Program) untuk lulusan sma/smk/ universitas. Di akhir periode pembelajaran, terdapat evaluasi yaitu melakukan conversation dengan turis asing dengan pergi ke Borobudur. Belajar tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan dalam kesehariannya. Belajar juga kurang meresap dalam memori jika hanya berupa teori saja, maka BEC merancang evaluasi dengan melakukan conversasiton dengan native speaker agar peserta dapat mempraktekkan langsung apa yang sudah dipelajari seelumnya. Merasakan sendiri secara langsung bagaimana berbincang menggunakan bahasa inggris dengan bule, menjadi pengalaman tersendiri bagi para peserta. Kelas PRIVATE 1. Untuk siswa SD/SMP/SMA/SMK yang memiliki waktu terbatas namun ingin kursus di BEC.
12 2. Untuk Mahasiswa yang sedang Libur Semester. 3. Untuk masyarakat umum yang ingin kerja ke LUAR NEGERI. 4. Untuk semua kalangan masyarakat yang menghendaki pemantauan lebih intensif. BIMBINGAN UJIAN NASIONAL 1. Program Bimbel UN untuk siswa SMP/MTS kelas 3. 2. Program Bimbel UN untuk siswa SMA/MA Kelas 3. 3. Program Bimbel UN untuk siswa SMK(SMEA/STM) kelas 3. PROGRAM BIMBINGAN MASUK PERGURUAN TINGGI 1. Program ini untuk siswa Lulusan SMA/SMK yang ingin melanjutkan ke PTN/PTS. 2. Untuk masyarakat UMUM, yang hendak melanjutkan study. Biaya yang ditarik BEC dari para pesertanya pun tergolong murah. Biaya untuk memperoleh kursus bahasa inggris selama tiga bulan hanya mengeluarkan dana Rp 200.000 saja. Di bawah ini disampaikan biaya yang diperlukan untuk masing-masing program di tahun 2009.
13 Biaya Kursus untuk Program REGULAR SMP/SMA/SMK/Mahasiswa dan Umum: 1. Biaya Pendaftaran dan Buku Panduan Rp. 25.000,2. Biaya SPP selama 3 bulan Rp. 105.000,3. Biaya Tersebut di bayarkan pada saat mendaftar di BEC Sumpiuh sebesar Rp.130.000,4. Biaya Transport Ujian Praktek ke Borobudur menyusul. Biaya Bimbingan UJIAN NASIONAL REGULAR: 1. Biaya Pendaftaran dan modul UN Rp. 25.000,2. Biaya bimbel selama 3 bulan 105.000,3. Dibayarkan pada saat Mendaftar Bimbel UN di BEC sumpiuh sebesar Rp. 130.000,Biaya PRIVATE COURSE 1. Biaya Kursus sistem Private Persiswa Rp. 420.000 untuk 12 X pertemuan. 2. Biaya tersebut dibayarkan pada saat mendaftar. 3. Biaya tersebut untuk Kursus Private Berbagai Program yang ada.
14 Sejak pendiriannya di tahun 2005, BEC sudah mendapat perjinan dari pemerintah dan dinas pendidikan setempat. Sehingga BEC pun memiliki legalitas yang terbukti dengan berbagai sertiďŹ kat yang dimiliki BEC. Rahmat menyampaikan bawa nama BEC sendiri sebenarnya tidak hanya ada di Banyumas, di Kediri pun terdapat lembaga kursus bahasa inggris yang bernama BEC namun kepanjangan dari BEC tersebut adalah Basic English Course. Rahmat merupakan lulusan dari salah satu lembaga kursus bahasa inggris yang ada di Kampung Inggris. Beberapa instruktur Brave English Course pun merupakan lulusan dari Kampung Inggris. Hingga saat ini sudah ribuan orang yang diluluskan lembaga Brave English Course yang didirikan oleh Rahmat Kurniawan tersebut.
15 Membaca Menyenangkan di Luar Sekolah Kata-kata bersahabat, renyah serta senyuman hangat berhamburan di ruangan itu. Terlihat sosok wanita yang masih muda dengan wajah yang selalu sumringah, dengan penuh pengertian dan rasa sabar mendampingi beberapa anak. Ada anak yang tampak aktif sendiri sedikit mengabaikan perempuan bersahabat di dekatnya. Beberapa yang lain penuh antusias melakukan obrolan ringan dan sangat terlihat renyah dengan perempuan di depannya itu. Meski usia mereka terpaut sangat jauh, sosok perempuan itu dapat menempatkan diri menjadi teman bagi anak. Dapat memposisikan diri sehingga anak merasa sangat nyaman berada di sampingnya. Begitupun dengan kami, kesan bersahabat pun langsung kami berikan kepada perempuan yang kerap disapa Mbak Edel. Ya, mbak Edel sosok perempuan yang belum bisa dikatakan sudah cukup makan garam kehidupan itu rupanya sudah pandai dalam mendidik anak. Padahal dia sendiri belum memiliki buah hati dan bahkan belum memiliki pasangan hidup. Usia Mbak Adel terbilang masih cukup muda.
16 “Pagi kakak!! Wahh, rambutnya baru ya? Potong dimana kak?� Begitulah cara Mbak Edel menyapa salah satu murid di Bimba ketika kami sedang melakukan obrolan. Tak jarang pula, dia melakukan salam toss dengan murid. Tentu saja dengan perlakuan semacam itu, anak akan sangat senang dan tidak akan pernah bosan untuk datang ke Bimba dan belajar membaca bersama. *** Bimba AIUEO merupakan sebuah lembaga yang berusaha untuk meningkatkan minat baca dan sekaligus memberikan motivasi kepada anak untuk semangat dalam belajar. Lembaga ini hanya dikhususkan untuk anak yang masih unyu-unyu dengan usia minimal tiga tahun. Bimba berbeda dengan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, meskipun memiliki sasaran yang sama. Rabu 8, April 2015 kelompok kami berencana untuk observasi ke sebuah lembaga bimbingan minat baca untuk anak yakni biMBA AIUEO cabang sumpiuh, biMBA AIUEO merupakan lembaga minat baca yang dikhususkan bagi anak berusia 3 minimal tahun. Program minta baca dan minat belajar anak ini berfokus pada proses, bukan hasil. biMBA AIUEO memiliki banyak sekali cabang diantaranya berada di Cilacap,
17 Jakarta, Jogjakarta dll dengan kantor pusat yang berada diJl. Letjen S Parman kav 92 Jakarta Barat 11420. Di Banyumas sendiri terdapat 50 unit cabang biMBA AIUEO. Kami tidak menghubungi pihak biMBA AIUEO sebelumnya untuk membuat janji sehingga kami langsung mendatangi biMBA AIUEO dengan membawa surat izin observasi yang telah kami persiapkan sebelum berangkat ke kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas. Kelompok kami yang beranggotakan tiga orang tidak semuanya datang ke biMBA AIUEO, kami menyepakati untuk 2 orang saja yang datang untuk meminta izin, apabila diizinkan maka seluruh anggota kelompok baru akan datang untuk melakukan observasi. Kami datang untuk meminta izin ke biMBA AIUEO sekitar pukul 10 pagi, sesampainya disana kami disambut dengan hangat oleh mbak Edel, mbak Edel adalah kepala unit biMBA AIUEO cabang Sumpiuh. Mbak Edel mengizinkan kami untuk melakukan observasi di biMBA AIUEO namun tidak bisa pada saat itu dikarenakan beliau masih harus mengajar beberapa kelas. Mbak Edel kemudian menyarankan kepada kami untuk datang kembali pada pukul 1 atau 2 siang, karena pada jam tersebutlah mbak Edel dapat melayani kami. Dengan kesepakatan tersebut kemudian
18 kami memutuskan untuk pulang dan akan kembali lagi pukul 2 siang. Pada pukul 13.30 kami bersiap menuju biMBA AIUEO untuk melakukan observasi. Lokasi lembaga yang agak jauh dari rumah tempat kami menginap dan tidak adanya angkutan umum disana membuat kami sedikit kesulitan. Di tempat kami menginap hanya terdapat satu buah sepeda motor sehingga kami menggunakan sepeda satu buah sepeda motor tersebut untuk mengangkut keseluruhan dari kami secara bersamaan. Sesampainya di lokasi observasi ternyata pembelajaran belum usai, kami memutuskan untuk menunggu kegiatan pembelajaran selesai sembari melihat proses pembelajaran dari luar ruangan. Dalam satu kelas terdapat 3-4 anak saja dengan satu motivator. Di biMBA AIUEO pendidik disebut dengan motivator karena memang pendidik disana bertugas untuk memotivasi anak agar dapat bisa membaca tentunya dengan metode-metode belajar yang dimiliki biMBA AIUEO. Setelah mbak Edel selesai dengan kelasnya, kami kemudian memulai observasi. Observasi berjalan sangat santai, mbak Edel sebagai narasumber kami juga sangat aktif dalam menjelaskan hal-hal yang kami tanyakan, bahkan sebelum kami bertanyapun mbak Edel sudah menjelaskan panjang lebar tentang segala apa yang ada di lembaga tersebut.
19 Hal itu tentunya memudahkan kami yang datang melakukan observasi tanpa menyusun pertanyaan sebelumnya. biMBA AIUEO merupakan lembaga minat baca yang diperuntukan bagi anak usia 3 tahun. Sebagai tahap awal untuk menumbuhkan minat baca dan belajar, pengelola biMBA AIUEO memberikan jaminan yaitu menjamin bahwa murid (minimal usia 3 tahun 0 bulan) akan sudah mampu membaca kata-kata sederhana dalam kurun waktu 72 jam bimbingan di dalam kelas. Sebagai acuan yang dimaksud mampu mebaca kata-kata sederhana tersebut adalah apabila murid telah mampu membaca minimal 90 kata dari 100 contoh kata sederhana yang telah ditentukan oleh pihak lembaga. Bila telah mencapai kurun waktu 72 jam masa bimbingan di dalam kelas murid belum mampu membaca minimal 90 kata sederhana tersebut maka biMBA AIUEO akan mebimbing murid sampai mampu membaca 90 kata tersebut atau lebih secara privat, intensif, dan gratis. Keberadaan biMBA dilatarbelakangi oleh beberapa fakta di antaranya : a. Mitos belajar adalah beban
Banyak anak usia pelajar yang tidak suka belajar. Coba ingat pengalaman kita semasa sekolah dahulu. Apakah kita senang belajar atausenang ketika tidak ada guru? biMBA ingin mengubah mitos tersebut, ketika anak sudah di �biMBA� kan,
20 anak akan merasa bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan dan anak akan ingin mengulanginya lagi di mana pun dan kapan pun. b. Dampak negative globalisasi media elektronik
Pasti kita sangat akrab dengan gambar di atas. Berapa banyak anak-anak yang lebih senang menonton TV atau bermain PS dibandingkan belajar atau membaca buku. Ada apa dengan anak-anak kita? Kembali lagi bahwa anak merasa belajar itu membosankan dan banyak aturan, sedangkan bermain PS atau menonton TV itu menyenangkan. biMBA ingin mengubah keadaan tersebut, ketika anak sudah di �biMBA� kan, ditumbuhkan kesan positif bahwa belajar itu menyenangkan, diharapkan perlahan tapi pasti, kita dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap media elektronika dan beralih kekegiatan yang lebih positif yaitu baca dan belajar. c. Kemampuan membaca yang rendah
Kondisi minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari data yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada 2006. Bahwa, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.
21 Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) dibandingkan membaca koran (23,5%). (www.bps.go.id). Data lain, misalnya IEA (International Association for Evaluation of Educational). Tahun 1992, IEA melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid SD (SekolahDasar) kelas IV di 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anakanak SD. Mengapa hal itu terjadi? Karena sebagian besar orang tua hanya sibuk mengejar anak supaya bias baca. Anak dikatakan bias membaca ketika sudah bias membunyikan kata atau kalimat. DeďŹ nisi membaca di biMBA bukan sekadar anak bias membunyikan kata atau kalimat, tetapi anak mengerti apa yang dibacanya. Coba kita ingat, berapa banyak anak-anak yang dapat membaca sebuah cerita dengan suara yang lantang, tetapi ketika diminta untuk menceritakan kembali isi cerita kok tidak bisa? d. Biaya pendidikan tinggi Semakin tingginya biaya pendidikan membuat semakin banyak anak yang tidak bias sekolah.
22 Penanaman MINAT baca dan belajar sejak usia dini (biMBA) diperlukan untuk mengantisipasi hal tersebut, sehingga ketika keadaan yang mengharuskan mereka tidak bias melanjutkan sekolah, mereka tidak putus asa dan masih memiliki semangat untuk tetap belajar walaupun bukan di sekolah. Inilah yang dinamakan generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. e.
Usia dini merupakan Golden Age atau Critical Period Usia 3 sampai 6 tahun adalah masa emas pertumbuhan anak yang tidak akan pernah terulang lagi selama hidup mereka. Untuk itu di masa emas inilah anak harus mendapatkan rangsangan positif dari lingkungan sekitarnya yang akan menjadi bekal mereka untuk tahap perkembangan selanjutnya. Mengapa disebut critical period? Karena ini adalah masa-masa kritis, anak adalah peniru yang sangat handal, segala informasi akan mudah diserap oleh anak, tetapi anak belum mengerti konsep baik atau buruk, benar atau salah. Pembentukan konsep diri anak dimulai sejak usia 3 tahun. Anak ibarat sebuah meja tanpa kaki, ketika informasi yang diterima adalah informasi yang positif, maka ia akan membentuk kakikaki yang kuat berupa konsep diri yang positif dan sebaliknya jika yang diterima adalah informasi negatif, maka anak akan membentuk kaki-kaki yang kuat berupa konsep diri yang negatif.
23 biMBA memiliki tujuan khusus, tujuan umum, dan visi: Tujuan Khusus: Meningkatkan MINAT baca dan belajar anak secara intrinsik. Anak mau melakukan kegiatan baca dan belajar karena keinginannya sendiri bukan karena paksaan, sehingga setiap anak merasa BAHAGIA bukan terbebani, yang akan berdampak pada meningkatnya kemampuan anak. Inilah keSUKSES-an yang dicapai anak. Tujuan Umum: Seluruh keluarga besar biMBA merasa BAHAGIA & SUKSES. Visi biMBA: Membangun generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Anak – anak biMBA diharapkan mampu dan mau belajar dimana pun dan kapan pun. Belajar tidak harus di sekolah, dengan kegiatan membaca kita bisa menjelajahi dunia. biMBA sangat bermanfaat bagi anak, orangtua, lingkungan, bangsa, dan negara: a. Manfaat bagi anak
24 Terpenuhinya HAK anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa mengurangi HAK mereka untuk bermain. Karena konsep biMBA adalah bermain sambil belajar. b.
Manfaat bagi orangtua
Orang tua tidak harus membantu anak dalam belajar, karena kebanyakan orangtua zaman sekarang adalah wanita karier yang mempunyai sedikit waktu di rumah. Orang tua tidak perlu marah-marah menyuruh anak untuk belajar, sehingga suasana di rumah menjadi tenang dan hubungan antar anggota keluarga menjadi lebih harmonis. c. Manfaat bagi lingkungan · ·
Membuka lapangan pekerjaan. Mengadakan pendidikan gratis untuk masyarakat tidak mampu.
d. Manfaat bagi bangsa dan negara
Melahirkan generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Terbentuknya generasi yang tangguh dan kreatif karena tidak menyerah dengan keadaan dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Negara menjadi maju karena SDM-nya berkualitas ·
·
·
25 BiMBA AIUEO memiliki keistimewan yaitu : a. Garansi Baca 372 Bagi anak usia 3 tahun 0 bulan selama 72 jam (3x1 jam dalam 1 minggu pertemuan selama kurang lebih 6 bulan), digaransi sudah bisa membaca kata-kata sederhana minimal 100 kata seperti bola, mobil, pintu, kucing, payung, dan sebagainya. Bila belum bisa membaca kata sederhana tersebut, maka anak akan diberikan bimbingan secara privat, intensif da gratis. b. Tidak harus dibantu di rumah Sehubungan dengan kurikulum dan metode yang digunakan sangat berbeda dengan cara konvensional, maka sangat diharapkan untuk tidak dipaksakan belajar membaca di rumah. Boleh dibantu hanya dengan membacakan cerita, buku atau bernyanyi dan terlebih dahulu ciptakan suasana yang menyenangkan. c. Fun Learning “Dunia anak adalah Dunia Bermain� sehingga seluruh proses pembelajaran harus 100% dalam suasana yang menyenangkan. Dengan dasar fun learning dan berbasis kompetensi. Fun learning adalah suatu proses belajar yang 100% menyenangkan bagi anak.
26
d.
Namun tidak hanya anak saja, dalam setiap kelas pasti terdapat Guru, Guru adalah orang dewasa yang harus bertanggung jawab memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak di kelas. Guru diwajibkan untuk menerapkan 5S ( sambut, senyum, sapa, salam, sebut nama ) selama berada di lingkungan biMBA-AIUEO. Pembelajaran di kelas harus Fun Learning karena tujuan biMBA adalah menumbuhkan minat baca dan belajar Anak. Untuk membuat anak senang dan menyukai kegiatan baca dan belajar tidak ada metode lain selain fun learning. Karena dunia anak adalah dunia bermain, kegiatan belajar untuk anak usia dini harus bersifat kegiatan yang menyenangkan dan tidak memaksa, metode pengajarannya pun tidak membebani anak. Individual Sistem Individual system adalah proses belajar yang berpusat pada anak sebagai subjek belajar, sedangkan guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Guru sebagai motivator artinya guru selalu memberikan semangat kepada anak melalui pemberian reward berupa penghargaan ataupun kata-kata positif. Guru sebagai fasilitator artinya guru memfasilitasi memberikan materi belajar sesuai kemampuan dan kemauan anak.
27 Pembelajaran diberikan secara indivdual bukan klasikal dimana anak didik menjadi subjek belajar bukan sebagai objek belajar, murid juga diberikan suatu modul khusus sistem pembelajaran dengan menggunakan sistem individu dimana sistem pengajarannya setiap anak belajar sesuai dengan kemampuan dan kemauan masing-masing dan dibimbing agar mempunyai kemandirian dalam belajar. e.
Small Step Sistem Small step system adalah proses belajar yang dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang mudah. Untuk membuat anak senang dan suka belajar, pemberian materi harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini bertujuan untuk memudahkan anak memahami materi belajar, sehingga tidak membuat anak merasa terbebani dan stres. Sistem pembelajaran dengan menggunakan metode step by step dengan modul sebagai sarana dalam pembelajaran. biMBA-AIUEO telah menyusun kurikulum secara bertahap, menggunakan modul yang berisi potongan tema kecil yang berkesinambungan. Setiap tahap mempunyai tujuan masing-masing dan tujuan itu harus terpenuhi sebagai syarat untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya yang lebih tinggi. Konsep biMBA-AIUEO
28 adalah bermain sambil belajar. Materi belajar diberikan dalam suasana bermain seperti mengenalkan huruf, angka dan kata dengan cara berdialog menggunakan bahasa biMBA dan menggunakan sarana lagu sebagai pengantar. Perlu diketahui bahwa anak usia dini belajar membaca melalui telinga. Lagu-lagu diperdengarkan sebagai pengenalan awal bagi anak sebelum anak mengenal simbol huruf atau angka. Di biMBA AIUEO pembelajarn tidak dilakukan seperti di sekolah formal dimana anak di ajarkan membaca dengan metode yang monoton dan cenderung membuat anak bosan dan tidak mau belajar. Di biMBA AIUEO pembelajaran dilakukan dengan lagulagu seperti mengenal huruf melalui bentuk-bentuknya dan mengumpamakan huruf-huruf tersebut dengan benda-benda sekitar. Sebelum memulai pembelajaran, motivator terlebih dahulu menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan agar anak tidak takut dan dapat mengikuti pembelajaran dengan keadaan senang. Motivator juga mengajar dengan mengikuti anak, apabila anak tiba-tiba tidak ingin belajar dan hanya ingin bermain maka motivator tidak boleh memaksakan anak untuk belajar, mereka mengikuti kemauan anak dengan membujuk anak secara perlahan hingga anak mau belajar kembali.
29 Dalam membimbing anak-anak di biMBA AIUEO guru atau motivator harus memiliki keterampilan khusus yang di sebut Variation Skill. Variation skill adalah kemampuan guru dalam memvariasikan kegiatan belajar di dalam kelas. Kegiatan di kelas harus memenuhi 3 aspek yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan di kelas harus divariasikan karena kecenderungan anak-anak adalah cepat bosan dan jenuh. Anakanak tidak bisa dipaksa untuk berkonsentrasi dan duduk manis berlama-lama. Untuk itu kegiatan yang dilakukan anak harus divariasikan agar mereka tidak jenuh. Pembiayaan di biMBA AIUEO, siswa hanya membayar SPP sebesar Rp. 200.000 untuk yang masuk pagi sedangkan untuk yang masuk sore sebesar Rp. 100.000- Rp. 150.000. Namun ada juga kelas duafa, itu diperuntukan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, dan itu sama sekali tidak dipungut biaya. Untuk rekruitmen motivator di biMBA AIUEO, pihak lembaga tidak membatasi untuk jurusan atau lulusan jenjang pendidikan tertentu. Asalkan senang dan sabar dalam mengajar anak maka siapapun boleh mendaftarkan diri sebagai motivator di biMBA AIUEO. Walaupun begitu pihak lembaga memiliki cara untuk tetap menyediakan motivator yang berkualitas dan kompeten dalam membimbing anak yaitu dengan mengadakan pelatihan dan training kepada calon motivator.
30 Calon motivator diberikan pelatihan bagaimana cara membimbing anak agar minat bacanya tumbuh tentunya melalui metode-metode yang telah diciptakan biMBA AIUEO. Setelah mengikuti pelatihan kemudian calon motivator melakukan training atau uji coba mengajar, apabila dalam waktu yang ditentukan mereka dapat membimbing murid seperti yang diharapkan biMBA dan calon motivator juga nyaman dan senang dalam menjalani pekerjaan tersebut maka calon motivator dapat melanjutkan pekerjaan tersebut. Jika tidak maka calon motivator perlu mendapatkan pelatihan kembali atau mundur, karena dalam membimbing anak diperlukan ketelatenan dan kesabaran serta kemampuan yang baik agar apa yang disampaikan dapat diterima murid dengan baik tanpa menyakiti murid secara ďŹ sik maupun psikis. Proses pembelajaran dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dan perkembangan anak dengan menggunakan program yang telah kami susun. Program-program tersebut diterapkan dengan menggunakan modul-modul khusus dan sistem pengajaran berdasar multiple intelligentsia. 1. Tahap 1 Mulai dari dibacakan cerita , permainan kata-kata sangat sederhana, mengenal huruf a sampai z serta membaca kata-kata sederhana. Mulai dari menyebut satu, dua dan tiga sampai membilang 1 hingga 10.
31 1. Tahap 2
Mulai dengan membaca kalimat sederhana sampai dengan membaca dan mengerti cerita sederhana. Mulai dari menjumlahkan 1+1 sampai dengan menjumlah 10+10. 2. Tahap 3 Anak mampu menulis kata-kata sederhana melalui dikte yang diberikan.Mulai dari pengurangan 2-1 sampai dengan 20-1. 3. Tahap 4 Anak mampu menulis kalimat sederhana sampai membuat karangan pendek.Logika matematika yaitu dengan menggunakan angka-angka anak diperkuat kemampuan analisa dan sintesanya. Di setiap level anak mendapat sertiďŹ kat apabila telah mampu dilevel tersebut.
32
Succes Story of BEC
Berdiri pada tahun 2005, awalnya hanya memiliki 2 orang peserta yaitu Lukman dan Fajar.
Dengan keuletan yang dimiliki Rahmat Kurniawan pesertanyapun mulai bertambah dari waktu ke waktu.
33 Dalam evaluasi pembelajaran kursus bahasa inggris. BEC menyelenggarakan praktik langsung untuk berbincangberbincang dengan native speaker yang dilakukan di Candi Borobudur.
Berkat usaha keras Rahmat Kurniawan dan semangat pantang menyerahnya dalam mengembangkan BEC, beliau mulai menuai kesuksesan yang dapat dilihat dari semakin banyaknya peserta yang bergabung dalam BEC. Di tahun 2015, Rahmat pun telah memiliki gedung baru milik sendiri.
34
Dalam setiap akhir pembelajarannya, BEC menyelenggarakan farewell party sebagai sarana pemberian selamat kepada para alumni BEC sekaligus menjadi ajang silaturahim di anara peserta dan tutor.
35
Success Story of biMBA
Bimba berdiri sejak tahun 1996 yang awalnya berada di Jakarta. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, biMBA telah memliki ribuan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
36 Dari ribuan cabang yang dimiliki biMBA AIUEO, salah satu cabangnya terletak di Sumpiuh Kabupaten banyumas. Sarana prasarana yang ada di biMMBA cabang Sumpiuh ini memang tidak mewah, namun cukup memadai dan kondusif untuk tempat belajar bagi anak.
biMBA sendiri membuka peluang kerja bahkan peluang usaha bagi siapapun yang ingin menekuni usaha di bidang tersebut. Peluang tersebut tebuka bagi siapapun tanpa batasan pendidikan tertentu dan tingkat kemampuan ekonomi tertentu.