Oceanic Magazine #01

Page 1

H I M I T E K A Vol. 1 No. 001 >> 2013


But more wonderful than the lore of old men and the lore of books is the secret lore of ocean H. P. Lovecraft

Cover: FDC IPB (Photo) Jihad (Design)



Oceanic

under the ocean

6

REDAKSI

<< Pembina: Beginer Subhan >> << Ketua Umum: M. Khaisu Sabilillah >> << Editor in chief: Jihad >> << Reporter: Adhimas Permadi, Arham Nuriman, Indah Nurkomala, Manova Triwidoarni, Syarifah Hizriah, M. Rifqi Efendi, Rosdyani Rachmi >> Fotographer: Alexandra Maheswari, Riski Fadhilah >> Ilustrator&Graphic Design: Jihad, Imaniar Pratiwi >> << Produksi: Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor >>

10 18 22

30


Alan F. Koropitan Lektor Kepala bidang Oseanografi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pendidikan doktoral diperoleh pada tahun 2008 di Hokkaido University dengan topik riset pemodelan biogeokimiawi di Laut Jawa. Selepas pendidikan di Hokkaido University, bergabung dengan Biogeochemical cycle group di Department of Geology and Geophysics, University of Minnesota, sebagai Postdoctoral Research Associate sampai akhir 2009. Sejak 2010, menekuni riset oseanografi dan fluks biogeokimiawi di perairan Indonesia. Terlibat dalam kegiatan IPCCIndonesia untuk Gugus Tugas Kelautan serta menjadi narasumber pada beberapa kegiatan di BAPPENAS, KKP, dan BPPT untuk topik perubahan iklim, siklus karbon laut serta asidifikasi laut. Jabatan lainnya yang diemban penulis adalah Direktur Center for Oceanography and Marine TechnologySurya Institute, Anggota Dewan Pakar dalam the Civil Society Forum for Climate Justice Indonesia (CSF-CJI) serta Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI).

KON Hawis MadDuppa

TRI Asli Bugis lahir di Watampone (Sulawesi Selatan). Menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1998 pada Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan tamat tahun 2003. Selama kuliah, aktif di himpunan profesi, Badan Eksekutif Mahasiswa, klub selam ilmiah Mahasiswa,

BU TOR

hingga Himpunan Mahasiswa Tingkat Nasional. Tenaga pengajar pada mata kuliah bagian Hidrobiologi Laut dan Marine Biodiversity. Selain itu, juga aktif mengikuti dan mengisi seminar dan pelatihan di tingkat nasional maupun internasional. Jenjang pendidikan, mengambil S2 di IPB pada program studi Ilmu Kelautan bidang minat Biologi Laut dan S3 di Jerman tepatnya di Universitas Bremen dengan beasiswa dari DAAD.

Beginer Subhan

Dosen Ilmu Kelautan dan Teknologi (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB. Gelar Sarjana Perikanan yang diperoleh pada tahun 2003 dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Seorang Master of Science (M.Si) dalam bidang studi biologi kelautan diperoleh pada tahun 2009 dari Program Studi Ilmu Kelautan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Kegiatan lain selain mengajar, juga aktif dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegiatan penelitian terapan telah dilakukan sejak tahun 2003, dengan pendanaan dari sumber pemerintah seperti AGM - XII Riset dan Teknologi, Aplikasi Research Insentif - Kementerian Riset dan Teknologi dan Kompetitif 20072008 serta kerjasama dengan pemerintah daerah dan sektor swasta.

<<OCEANIC>> 5


OpenArticle

Pesona Teluk Jakarta Penulis// Foto: Hawis Madduppa

Terletak di perairan Laut Jawa persis di depan ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Dipadati tak kurang dari 25 juta penduduk, sedikit banyak memberikan andil bagi kondisi perairan Teluk Jakarta. Teluk Jakarta juga merupakan muara dari lebih 10 sungai yang membelah ibukota. Apa yang ada di dalam pikiran anda tentang Teluk Jakarta sekarang? Keruh. Jorok. Polusi. Tercemar. Mungkin itu beberapa kata yang ada dipikiran oleh banyak orang tentang Teluk Jakarta. Selama puluhan tahun yang lalu, Teluk Jakarta sudah menanggung beban limbah dari Ibu Kota Jakarta, baik limbah domestik maupun limbah industri yang terbawa oleh aliran sungai. 6 <<OCEANIC>>


M

eningkatnya aktivitas ekonomi yang menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan karang seperti pengambilan karang untuk dijual sebagai bahan bangunan, penangkapan ikan hias karang dengan menggunakan racun (potasium sianida) dan penangkapan yang terlalu berlebihan mengakibatkan kerusakan habitat dan kehidupan karang. Teknik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom dan racun sianida mengakibatkan ekosistem di teluk ini menjadi rusak, khususnya terumbu karang. Pemboman ini dapat membunuh ikan secara menyeluruh dan juga habitatnya secara ekstrim. Pemboman dapat membunuh ikan target dan non target serta berbagai hewan invertebrata lainnya dari berbagai jenis dan ukuran dan dapat menghancurkan struktur terumbu. Tanda dari pengeboman ini dapat dilihat dari banyak retakan untuk karang masif, dan banyaknya patahan-patahan karang. Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Kayangan dan Pulau Kelor adalah pulau-pulau yang terletak persis di Teluk Jakarta. Sejak kajian terumbu karang pada tahun 1920an, Pulau Onrust sudah tidak dimasukkan dalam perhitungan karena sudah dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang sangat tinggi (Zaneveld & Verstappen 1952). Tekanan-tekanan di Teluk Jakarta masih meningkat sampai sekarang dan sudah direkam oleh beberapa penelitian. Dari kondisi air juga dapat dilihat, dari mulai coklat kehitaman sampai hijau gelap dan kondisi air mulai membaik ketika sudah menjauh dari Teluk Jakarta. Kondisi terumbu karang dan kondisi lingkungan membaik setelah menjauh ke utara kearah Kepulaun Seribu. Hal ini yang menjadikan sebagian besar orang enggan untuk menyelami pulau-pulau di Teluk Jakar-

ta. Sampai akhir tahun 2012 pun, saya hanya berhasil melewati pulau-pulau tersebut dan langsung menuju pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Namun, pada bulan Mei dan September 2013, saya bersama tim berkesempatan menyelami pulau-pulau tersebut. Banyak hal yang mengejutkan. Pulau-pulau tersebut ternyata menyimpan berbagai pesona yang tidak bisa didapatkan di daerah lain seperti di Kepulauan Seribu. Persentase penutupan karang hidup di Teluk Jakarta, seperti Pulau Onrust, Pulau Kayangan, Pulau Bidadari dan Pulau Kelor sangat rendah. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi perairan yang buruk dan tingginya sedimentasi serta run-off dari daratan Jakarta. Sebagai contoh, Pulau Kahayangan dan Pulau Bidadari memiliki penutupan karang hidup masing-masing sebesar 1.9% dan 0,71%. Tutupan karang di daerah ini digolongkan dalam kategori buruk. Meski memang terumbu karang sudah hancur, tapi banyak biota penghuni pasir maupun batuan-batuan buatan yang ditenggelamkan di sekitar Pulau Kayangan menjadi habitat khusus bagi berbagai biota. Sebut saja, berbgai jenis nudibranch atau kelinci laut bisa ditemui. Tak kurang dari sepuluh jenis nudibranch dapat ditemui, dan sebagian besar hanya bisa saya temui disini sepanjang pengalaman saya menyelam di berbagai wilayah Indonesia. Kepadatan ikan terumbu di setiap lokasi pengamatan menunjukkan nilai terendah berada di Pulau Kelor, Pulau Onrus, Pulau Kayangan dan Pulau Bidadari. Dibalik tekanan antropogenis yang dialami oleh Teluk Jakarta, ternyata masih menyimpun berbagai biota yang sepatutnya terus digali untuk menambah khasanah pengetahuan tentang keanekaragaman hayati di Indonesia.

<<OCEANIC>> 7



Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. Salah satu tokoh kelautan dan perikanan Indonesia yang menginspirasi dan membuat terpukaunya negara asing dengan prinsipnya mempertajam suatu keinginan kemudian dipelajari dan tidak dianggap sebagai beban, menjadikan beliau sebagai sosok yang aktif dan juga revolutioner dalam perkembangan teknologi kelautan dan perikanan di Indonesia. Beliau juga merupakan guru besar di Institut Pertanian Bogor dan menjabat sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

[Peulis//foto: Alexa|Arham|Manova]


Hampir setiap tahun mendapat penghargaan karya inovatif

K

etika ditemui di ruangannya, Pak Indra -biasa beliau dipanggil- baru selesai menunaikan sholat Dzuhur. Dengan ramah beliau menyambut kru Oceanic masuk ke ruang Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB sembari merapikan beberapa tumpukan kertas dan menyusunnya di sisi lain meja. Dengan setelan kemeja putih berlengan pendek dan celana bahan hitam, beliau siap meluangkan waktunya di siang hari pada Senin, 18 Maret 2013 lalu. Laut bukan merupakan hal yang asing lagi bagi Pak Indra. Menghabiskan masa kecil di Makassar, Sulawesi Selatan, beliau tumbuh berdampingan de-ngan laut. Beliau berasal dari keluarga berkecukupan dengan seorang ayah yang adalah tentara, ibu yang bekerja sebagai guru SD, serta 5 orang adik kandungnya. Saat mengenyam pendidikan di bangku SMA, Pak Indra mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar dari AFS ke kota di pesisir Barat Amerika Serikat, Oregon. Selama satu tahun menghabiskan waktu di negara adidaya tersebut, beliau mengenal lebih lanjut kehidupan pesisir dan bawah laut lewat proses biologi, fisika, dan kimia melalui mata pelajaran Oceanograph, muatan lokal di sekolah menengah asal daerah setempat. Tidak hanya mengetahui kondisi lautan secara teori, pengajar juga membawa murid-muridnya untuk berinteraksi dan melakukan pengamatan secara langsung. Secara detail beliau mendeskripsikan

10 <<OCEANIC>>

topografi pantai daerah setempat yang cukup beragam juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, khususnya anak muda, untuk melakukan kegiatan motor trekking di atas gundukan-gundukan pasir (dunes). Dengan bersemangat beliau juga menjelaskan ketertarikannya terhadap kehidupan dan perjalanan migrasi ikan salmon yang lahir di hulu, dan tumbuh berkembang melawan arus utama menuju ke lautan. Ketertarikannya akan pengetahuan kelautan membawanya menuntut ilmu ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan. Tak berhenti di situ, Pak Indra meneruskan pendidikannya dan kembali ke Amerika Serikat. Pada 1996 beliau meraih gelar Doktor di bidang Underwater Acoustics/Marine Studies dari University of Delaware. Beliau pun mendapat gelar Profesornya melalui usulan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi di Indonesia kepada IPB. Sejak duduk di bangku Universitas, Pak Indra sudah aktif sebagai Ketua Senat Fakultas Perikanan dan Kelautan. Sampai saat ini beliau juga masih menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI). Beliau juga bergabung menjadi anggota dalam organisasi perikanan tangkap, ISPIKAN. Selain itu, sejak 1996 Pak Indra juga bergabung dalam IEEE, sebuah asosiasi skala internasional mengenai kemajuan terkini teknologi yang berbasis di Amerika Serikat dan Kanada.


“Dulu Jepang dan Cina juga nyontek ke Jerman, Amerika Serikat, dan Eropa. Tapi dengan niat yang kuat mereka akhirnya dapat membuat instrumen kelautan yang tak kalah hebat.”

Saat ditanya mengenai hobi di kala senggang, dengan wajah sumringah beliau menceritakan rutinitas tiap akhir pekannya. Beliau biasanya mengajak anaknya berenang tiap Minggu atau saat libur kerja. Selain itu beliau menceritakan kegemarannya memancing semasa menghabiskan musim panas di Oregon. Namun hobinya yang satu ini tidak tersalurkan karena memancing dapat menjadi cukup membosankan jika dilakukan sendirian, ujar beliau. Sayangnya, kecintaan beliau terhadap dunia laut belum dapat membawanya menyelami dasar lautan. Masih menyimpan keinginan untuk mengambil sertifikat selam hingga saat ini, jelas beliau sambil tersenyum. Melihat kecenderungan hidup masyarakat Indonesia yang baru sekedar membeli produk-produk asing, muncul pertanyaan di benak Pak Indra mengapa Indonesia tidak menciptakan sesuatu, terutama dalam bidang instrumentasi kelautan. “Dulu Jepang dan Cina juga nyontek ke Jerman, Amerika Serikat, dan Eropa. Tapi dengan niat yang kuat mereka akhirnya dapat membuat instrumen kelautan yang tak kalah hebat. Bahkan saat ini Cina dapat membuat kapal selam yang dapat mencapai hingga kedalaman 6500 di bawah permukaan laut, mengalahkan Jepang dan Amerika Serikat.” Berbicara mengenai rahasia sukses, menurut Pak Indra “ketertarikan” adalah kuncinya. Dengan senang hati dan tanpa beban, mempelajari suatu bidang dapat dijadikan suatu hobi, ujar beliau. Banyak bertanya kesana kemari kepada kakak kelas dan dosen untuk

memperkaya wawasan juga merupakan salah satu jalan menuju kesuksesan. Inovator dan eksplorator Prof. Dr. Indra Jaya merupakan inovator dalam negeri di bidang pembuatan alat-alat kelautan dan perikanan. Beliau aktif dalam pengembangan robot penjelajah bawah laut (ROV) Indonesia. Selain itu beliau juga telah menciptakan Buoy yang berfungsi untuk mengukur arus dan gelombang secara otomatis. Dari hasil karyanya bersama anak-anak didiknya, hampir setiap tahun beliau mendapat penghargaan karya inovatif dalam acara Peringatan Teknologi Putra-Putri Indonesia asuhan yayasan BIC. Salah satu temuan beliau yang paling terkenal adalah Fry Counter, alat pencacah otomatis benih ikan. Pak Indra juga mengikuti berbagai kegiatan eksplorasi untuk mencari data kelautan dan perikanan. Ekspedisi Snellius, Ekspedisi INSTAN, serta Ekspedisi INDOMIX. “Semua ekspedisi ini dilakukan di wilayah Indonesia Timur,” jelas beliau. Pak Indra menambahkan bahwa ekspedisi-ekspedisi tersebut dilakukan di wilayah timur Indonesia karena wilayah tersebut sangat potensial dari segi kelautan dan perikanannya. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa ekspedisi-ekspedisi tersebut secara menyeluruh bertujuan untuk mengukur parameter kelautan dan perikanan dari segi biologi, geologi, fisika, kimia, dan aspek-aspek lainnya. Pak Indra yakin bahwa hasil dari ekspedisi yang beliau lakukan tidaklah dapat secara langsung diwujudnyatakan. Dengan penuh keyakinan beliau menjelaskan bahwa ekspedisi merupakan kegiatan eksplorasi, tentu terdapat tahapan dan proses yang membutuhkan proses untuk dapat menjadi sesuatu yang menghasilkan. Bagi seorang penyandang gelar Profesor, Pak Indra menyimpan cita-cita yang besar bagi kemajuan bangsa dan tanah airnya. Beliau mencita-citakan agar kelak Indonesia dapat menjadi produsen peralatan kelautan yang kompetitif di mata dunia. Dengan penuh rasa optimis Pak Indra menyatakan cita-citanya tersebut serta menambahkan bahwa hal tersebut dapat tercapai apabila dilaksanakan dengan penuh kesabaran dan konsisten.

<<OCEANIC>> 11


Penulis: Alan F. Koropitan // Gambar: Mathieu Granjon

Current Issue

Lautan

Telah

Menjad

Asa


Akhir-akhir ini, seluruh pemukaan bumi mengalami cuaca ekstrim yang ‘tidak biasa’ dibanding mereka yang hidup 20 tahun atau sebelumnya. Selama musim dingin yang telah berlangsung sekitar lima tahun ini, Eropa dan Amerika bagian utara, beberapa wilayah di Asia mengalami badai salju yang sangat mengganggu. Terkadang, beberapa wilayah yang tidak siap (karena memang tidak biasa), telah membawa kematian bagi beberapa warganya, serta mengganggu transportasi darat dan udara. Pada musim panas, terjadi gelombang panas dan suhu yang tinggi (mencapai 400C), yang lagi-lagi bersifat ‘tidak biasa’ untuk wilayah atau negara tersebut. Badai tropis yang melanda pantai timur Amerika Serikat, serta bencana di beberapa tempat seperti Filipina, semakin menambah kekacauan iklim yang sulit untuk diprediksi. Pembentukan badai tropis semakin intensif dan terkadang muncul di lokasi yang tidak diduga.

di

am


W

ilayah Indonesia tidak luput dari kekacauan iklim akhir-akhir ini. Walaupun hanya terkena ekornya, namun badai tropis juga telah membawa kerugian materi dan korban jiwa di beberapa tempat di Indonesia, seperti yang diakibatkan oleh badai Iggy pada akhir Januari 2012. Perubahan Ikilm Global Penyebab utama cuaca ekstrim ini diyakini oleh para ahli sebagai dampak perubahan iklim global, akibat pemanasan global yang dipicu oleh kenaikan gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang terutama adalah karbon dioksida (CO2), dimana emisi CO2 ke atmosfer akibat aktifitas manusia telah berlangsung sejak revolusi industri pada akhir abad 18. Penggalangan kampanye untuk memelihara lingkungan akibat aktifitas manusia yang merusak, termasuk emisi karbon antropogenik, dimulai saat pelaksanaan Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UN Conference on Environment and Development -UNCED) di Rio de Jenerio, Brasil, pada tahun 1992 atau dikenal dengan Earth

Perkembangan terakhir memperlihatkan tidak adanya harapan dalam penurunan emisi CO2 ke atmosfer, bahkan beberapa negara yang awalnya telah meratifikasi Protokol Kyoto telah mundur dari komitmen mereka. Summit. UNCED kemudian menghasilkan penandatangan penandatanganan Konvensi Perubahan Iklim atau United Nations Framework on Climate Change Convention (UNFCCC) dan Badan pengambilan keputusan konvensi adalah Conference of the Parties (COP). Selain itu, PBB membentuk InterGovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang terdiri atas ilmuan terkemuka dunia untuk pengukuran perubahan iklim secara ilmiah. Salah satu COP terkenal adalah COP ke-3 di Kyoto, pada Desember 1997 yang menghasilkan Protokol Kyoto. Protokol Kyoto bermaksud menstabilkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (termasuk CO2) pada tingkat yang tidak membahayakan manusia, dimana masa berlakunya pada periode 2008 – 2012. Namun sampai berakhirnya Protokol Kyoto, tidak ada pengurangan yang berarti dari emisi CO2 ke atmosfer serta tidak ada kesepakatan yang mengikat untuk memperpanjang Protokol Kyoto.

(www.waroffices.us)


Perkembangan terakhir memperlihatkan tidak adanya harapan dalam penurunan emisi CO2 ke atmosfer, bahkan beberapa negara yang awalnya telah meratifikasi Protokol Kyoto telah mundur dari komitmen mereka. COP ke-19 yang baru saja usai di Warsawa, November 2013 memperlihatkan gejala bahwa kita (umat manusia) perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi kenaikan suhu anomali 40C, dari batas ‘aman’ 20C sebagaimana yang diyakini oleh para ahli IPCC. Implikasi dari ketidakpastian pengontrolan emisi gas rumah kaca adalah kekacauan iklim yang semakin tidak menentu dan semakin kompleks, sulit diprediksi dan dapat muncul dilokasi-lokasi yang tidak diduga atau diharapkan. Pengasaman Laut Beberapa tahun belakangan ini, para peneliti iklim global mulai memikirkan dampak negatif dari

penyerapan CO2 atmosfer oleh laut, khususnya terhadap biota yang hidup didalamnya. Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan oleh National Science Foundation (NSF) tanggal 15 Juli 2004, ahli oseanografi NOAA-Amerika, Christopher Sabine, menyatakan bahwa sekitar 48% CO2 di atmosfer telah diserap oleh laut dalam kurun 200 tahun terakhir ini, yaitu sejak dimulainya periode industri. Hasil analisis isotop dari pengeboran Es di Antartika memperlihatkan bahwa selama 400.000 tahun sebelum periode industri, konsentrasi CO2 di atmosfer bervariasi antara 180 – 280 ppm. Saat ini (pengamatan Mei 2013 di Mauna Loa, Hawai) konsentrasi CO2 di atmosfer telah mencapai 400 ppm (Gambar 1a). Bila laut tidak memiliki kemampuan untuk menyerap, maka Sabine memprediksikan bahwa konsentrasinya akan bertambah sekitar 55 ppm dari konsentrasi saat ini.


current issue Sudah sekian lamanya para peneliti mempercayai bahwa komposisi kimia air laut adalah konstan, sehingga skala keasaman atau pH di laut selalu stabil pada kisaran 8,1 – 8,4, tergantung pada kondisi yang sifatnya sesaat. Ketika terjadi proses fotosintesis, maka pH air laut secara otomatis akan bertambah dan sebaliknya proses respirasi menyebabkan pH berkurang. Namun demikian, pH tidak akan melewati kisaran kestabilannya, karena selalu dinetralisir oleh hubungan timbal-balik ion bikarbonat dan karbonat yang berfungsi sebagai penyanggah. Selanjutnya pH akan kembali pada nilainya semula. Jadi, dengan kisaran seperti itu maka laut akan selalu bersifat basa. Ini yang dikenal dengan sistem penyangga pH di laut, yang dipercayai oleh para peneliti sekian lama, yang dapat mempertahankan kisaran pH pada kisaran stabil. Penelitian Orr, dkk (dalam majalah ilmiah Nature, 2005) telah memperkuat dugaan awal akan adanya perubahan di

Ternyata penyerapan CO2 oleh laut selama ratusan tahun telah menurunkan pH (rata-rata permukaan laut) lebih rendah 0,1 dibanding zaman sebelum periode industri. Saat ini, IPCC (2013) melaporkan bahwa pH ratarata permukaan laut telah turun menjadi 8,06 – 8,09

Pengamatan indikator perubahan siklus karbon global: a) konsentrasi CO2 di atmosfer yang diamati di Mauna Loa, Hawai (merah) dan Kutub Selatan (hitam) sejak 1958, b) Tekanan parsial CO2 di permukaan laut (biru) dan pH laut (hijau), dimana perbedaan warna merupakan perbedaan pengamatan yang diamati pada tiga stasiun: dua stasiun di Atlantik dan satu di Pasifik (IPCC, 2013)

laut, khususnya sistem kesetimbangan pH. Ternyata penyerapan CO2 oleh laut selama ratusan tahun telah menurunkan pH (rata-rata permukaan laut) lebih rendah 0,1 dibanding jaman sebelum periode industri. Saat ini, IPCC (2013) melaporkan bahwa pH rata-rata permukaan laut telah turun menjadi 8,06 – 8,09. Inilah fenomena pengasaman laut. Penurunan pH terjadi karena pelepasan ion hidrogen meningkat akibat naiknya konsentrasi CO2 di laut. Secara simultan, proses selanjutnya adalah penurunan laju pembentukan kalsium karbonat (kalsifikasi), akibat persenyawaan antara ion karbonat dan CO2. Penelitian Riebesell, dkk (Nature, 2000) sebelumnya melaporkan bahwa hasil percobaan di laboratorium mengindikasikan adanya penurunan laju kalsifikasi ketika air laut dikondisikan pada


current issue Secara ekstrim, walaupun penurunan pH hanya terjadi pada skala unit yang kecil, tapi akan berdampak pada rantai makanan di laut. Zooplankton yang merupakan makanan pokok ikan-ikan pelagis kecil akan mengalami penurunan karena Fitoplankton yang menjadi makanan utamanya telah menurun. konsentrasi CO2 yang tinggi. Kondisi ini akan menyulitkan Fitoplankton jenis tertentu yang membutuhkan proses kalsifikasi bagi pembentukan sel-selnya. Dalam percobaan mereka, ’kulit’ sel Fitoplankton tersebut akan ’terkupas’ ketika berada pada kondisi konsentrasi CO2 tinggi. Hal yang sama terjadi pula pada terumbu karang dimana penurunan laju kalsifikasi akan menghambat organisme terumbu dalam pembentukan karang dan juga akan ’mengikis’ karang-karang yang sudah ada. Hasil beberapa penelitian di atas mengingatkan bahwa tidak ada solusi lain dalam mengatasi dampak kenaikan CO2 di atmosfer, selain mengurangi kadar buangannya ke udara yang diakibatkan oleh aktifitas industri, kendaraan bermotor dan kebakaran hutan. Kampanye perubahan iklim terus digalakan, bahkan melalui film fiksi seperti “the Day After Tomorrow“ yang diputar mulai tahun 2004. Film ini sedikit mirip dengan apa yang menjadi pengalaman iklim bumi pada waktu lampau, sekitar 15

Efek ini tentunya akan berdampak pada predator lainnya. Demikian pula halnya dengan kehilangan terumbu karang, akan berdampak serius bagi pesisir dan pulau-pulau kecil.

ribu sampai 10 ribu tahun yang lampau, yaitu dikenal dengan periode Younger Dryas-YD. Sedikit mirip, karena memang dalam cerita fiksi film tersebut telah menambahkan hal yang berlebih-lebihan seperti sebagian besar wilayah utara bumi tertutup oleh es. Akibat pencairan es di utara telah menurunkan densitas permukaan laut, sehingga menggangu proses penenggelaman masa air di utara Samudera Atlantik yang dibawa oleh Sirkulasi Termohalin. Periode YD dikaitkan dengan berhentinya Sirkulasi Termohalin di wilayah tersebut sehingga memicu kenaikan suhu secara mendadak. Suhu yang turun pada beberapa tahun sebelum kenaikan suhu mendadak adalah akibat berkurangnya suplai bahang dari tropis. Kondisi ini mirip dengan yang terjadi saat ini di Eropa dan Amerika bagian utara, dimana dalam kurun dekade terakhir terjadi penurunan suhu yang ekstrim serta badai salju. Namun, sebagaimana yang terjadi pada periode YD, maka hal yang ditakutkan adalah terjadi kenaikan suhu secara mendadak atau perubahan iklim mendadak.


TULAM Foto: Beginer Subhan // B a g i a n Hidrobiologi Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Ipb


Oceanogram

MBEN Tulamben adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Desa ini adalah salah satu tempat rekreasi penyelaman yang terkenal di Bali, terutama di sekitar lokasi karam kapal USAT Liberty. sebuah kapal angkut tentara angkatan darat Amerika Serikat yang tenggelam setelah ditorpedo oleh kapal selam Jepang pada tahun 1942.

terletak di pantai sebelah timur pulau Bali dan menghadap ke selat Lombok yang kaya akan bahan makanan bagi biota laut. Tulamben juga merupakan lokasi penyelaman terbaik di dunia dari segi keragaman biota lautnya.


ship wreck

20 <<OCEANIC>>

Kapal tenggelam (ship wreck) d dan memberikan sensasi tersen merupakan salah satu kapal Indonesia bahkan di dunia. Me sensasi yang berbeda dapat d daerah penyelaman ini merupaka dan juga menar


dapat menjadi salah satu daerah penyelaman yang menarik ndiri bagi para penyelam. Adalah USAT Liberty di Tulamben l tenggelam yang cukup tersohor di dunia penyelaman di engapa demikian?? jawabannya tentu saja keindahan dan disaksikan dan dirasakan oleh para penyelam. Selain itu, an daerah yang ramah dan aman bagi para penyelam pemula rik bagi para penggiat fotografi bawah air.

<<OCEANIC>> 21


Lau 22 <<OCEANIC>>


kaya akan bahan makanan bagi biota laut. Tulamben juga merupakan lokasi penyelaman terbaik di dunia dari segi keragaman biota lautnya. terumbu karang warna-warni menjadi perpaduan yang menarik dengan ikan serta mahluk-mahluk laut yang berwarna-warni pula. Di samping pemandangan bawah laut yang indah, juga menawarkan

berbagai temuan objek makro yang jenisnya sangat beragam. ditemukan berbagai siput laut, shell dan berbagai jenis kepiting dan udang. Juga terdapat tempat di mana gugusan terumbu karang baik keras maupun lunak dalam keadaan sehat dan berwarnawarni disertai berbagai jenis ikan karang yang tak kalah cantiknya. Surga bagi para fotografer makro bawah air.

Keragaman Bawah ut <<OCEANIC>> 23


OpenArticle

Penulis: Beginer Subhan // Foto: Dani Dasa

Sang Raja Jatuh Sakit Tak terasa hampir satu dekade ini Raja Ampat menjadi perhatian dunia. Berawal dari kampanye oleh pemeritah dan LSM yang mengatakan bahwa daerah ini merupakan jantungnya Coral Triangle, kemudian di promosikannya situs wisata Wayag. Hal inilah menjadikan wayag sebagai tempat wisata yang menjadi impian banyak orang di seluruh belahan dunia. Namun hasil Ekspedisi Raja Ampat 2013 Satuan Kerja Suaka Alam Perairan KKP dan Departemen ITK IPB memberikan gambaran yang berbeda. Espkedisi yang mengambil titik penyelaman di Zona Inti dan Zona Pemanfaatan Suaka Alam Perairan (SAP) Raja Ampat Tutupan karang hidup pada kedalaman 5 – 10 meter pada umumnya berkisar antara 5 – 25 %. Hal ini membuat kondisi terumbu karang di lokasi ini dalam kategori buruk.

Zonasi SAP Raja Am

24<<OCEANIC>>


B

mpat Papua

eberapa waktu lalu tepatnya di awal bulan Oktober 2013 saya berkesempatan mengunjungi Raja Ampat. Salah satu tujuan adalah Wayag tentunya. Namun apa yang terjadi, ternyata situs tersebut telah di segel oleh masyarakat adat di desa Selpele. Semua kapal wisata yang menuju Wayag di di halau oleh masyarakat. Masyarakat menuntut pemerintah agar membayar kompensasi terhadap hasil kegiatan wisata di daerah wayag. Menurut informasi, masyarakat merasa tidak mendapatkan manfaat yang mamadai atas dibukanya situs wayag sejak 6 – 8 tahun yang lalu. Sebenarnya pemerintah sudah berusaha melakukan pendekatan kepada masyarakat adat agar segera di buka kembali untuk umum. „Orang luar yang terakhir yang diijinkan berkunjung di situs ini adalah Ibas sang putra SBY „ menurut Pak Wilson Kepala Kampung Selpele.

Segel Masyarakat Adat di Wayag

Pecahan karang kibat pemboman di Raja Ampat

SAP Raja Ampat terletak di Kelurahan Meosmanggara, Distrik Waigeo Selatan Kabupaten Raja Ampat dengan luas 60000 hektar (kepmen KP 64 tahun 2009). Ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang menjadi penunjang utama di daerah konservasi perairan ini. Pada umunnya masyarakat di SAP ini berprofesi sebagai nelayan. Hanya butuh waktu 3 jam saja untuk mencapai lokasi dengan menggunakan kapal nelayan dari Kota Waisai. Sisa-sisa bekas aktifitas pemboman menjadi pemandangan jamak di SAP ini. “Sungguh di luar bayangan di Raja Ampat melihat pemandangan seperti ini” menurut Dondy Arafat Peneliti Terumbu karang dari ITKIPB. Berdasarkan informasi dari koordinator SATKER SAP Raja Ampat kegiatan pemboman masih terjadi. Selama penyelaman kami pun sempat merasakan suara bom.

<<OCEANIC>> 25


resensi Judul Film : Pesan Dari Samudra Sutradara : Riri Riza Rilis : Desenber 2012 Pemain : Bintang Panglima, Lukman Sardi, Jajang C. Noer, Putri Ayudya, Andi Bersama

S

ebuah karya dari dua sineas brilian Indonesia, Mira Lesmana dan Riri Riza. Di Lawaloba, pulau Flores, Nara (Putri Ayudya), seorang dokter yang sedang mendinginkan kepala dan hati menghadapi keretakan rumah tangganya di kampung halaman dengan membantu kesehatan penduduk setempat di sebuah puskesmas. Ketika putranya, Samudra (Bintang Panglima) datang dari Jakarta untuk berkunjung menemui Nara, sebuah bencana gempa bumi dan ancaman tsunami terjadi di Pulau Flores. Sakti (Lukman Sardi), suami Nara, yang tenggelam dalam kesibukannya di Jakarta, terhenyak mendengar berita tersebut. Membuatnya sadar untuk tergerak menemui anak dan istrinya di Pulau Flores. Film televisi ini ditayangkan pada tanggal 26 Desember 2012 di Metro TV, dalam rangka memperingati 8 tahun tsunami Aceh. Menurut Mira Lesmana, film ini dibuat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia agar dapat memahami bagaimana caranya hidup di daerah rawan bencana. Sebagai salah satu negara yang beresiko tinggi mengalami bencana, film televisi ini merupakan media strategi untuk menyebarkan pesan-pesan tanggap bencana kepada mereka yang mungkin merasakan dampaknya. [Ami]

26 <<OCEANIC>>

Judul Buku Terjemahan dari Karangan Penerbit Cetakan I Halaman

B

: Ring of Fire - Indonesia dalam Lingkaran Api : Ring of Fire - An Indonesian Odysey : Lawrence Blair, Lorne Blair : PT Ufuk Publishing House : Oktober 2012 : 399

ercerita tentang perjalanan panjang Lawrence Blair dan adiknya, Lorne Blair menjelajahi Indonesia demi mendokumentasikan wilayah Cincin Api Pasifik. Petualangan mereka dimulai pada tahun 1972 dengan melakukan pelayaran sejauh 2500 mil menuju Pulau Rempah-Rempah. Perjalanan yang dilakukan selama satu dekade tersebut, mengantarkan kakak-beradik Blair ke dalam petualangan menelusuri sisi-sisi lain di Indonesia yang belum pernah tersentuh. Cerita tentang kehidupan mereka di tengah-tengah suku Asmat yang kanibal dan para tabib di Bali, serta pengalaman bertemu dengan naga pemakan manusia di pulau Komodo. Sebuah buku yang sangat menarik dan inspiratif. Penulis seakan membawa kita ke dalam sebuah negeri ajaib yang penuh dengan misteri, keanehan dan kejanggalan. Menarik membaca tentang perjalanan penulis yang menjelajahi Indonesia, jauh sebelum orang Indonesia sendiri. Menyadarkan saya bahwa banyak hal baru mengenai Indonesia yang ditemukan dalam buku ini. [Ami]


S

etelah agak jenuh dengan film-film zaman sekarang yang sering menggunakan efek CGI yang berlebih dan kekurangorisinilan dalam skenario yang dipakai, saya memilih film yang terbilang jadul untuk saya ulas, yakni Das Boot, yang pernah disebut sebagai film perang terbaik yang pernah dibuat dalam sejarah perfilman Jerman. Film yang rilis tahun 1981 ini berasal dari Jerman Barat dan berlatar tahun 1942 di tengah-tengah Battle of the Atlantic (1939-1945) pada perang dunia kedua. Tepatnya, pada sebuah misi armada kapal selam U-Boat milik German untuk menghancurkan kapal-kapal angkutan milik armada Inggris. Dilindungi oleh kapal-kapal tipe Destroyer, kapal-kapal selam U-Boat milik German kalah. Film ini menggambarkan pengalaman para awak Judul Film: Das Boot Sutradara: Wolfgang Petersen Tahun Rilis: 1981 Pemain: JĂźrgen Prochnow, Herbert GrĂśnemeyer, Klaus Wennemann, Hubertus Bengsch, Martin Semmelrogge, Bernd Tauber, Erwin Leder, Martin May, Heinz Hoenig, Uwe Oschenknecht, Claude-Oliver Rudolph, Jan Fedder, Ralf Richter.

salah satu kapal selam Jerman itu, kapal selam U-96. Garis besarnya, Das Boot menjelajahi bagaimana para kru U-96 mempertahankan profesionalisme mereka sebagai tentara, bagaimana usaha mereka melakukan misi yang super-sulit, dan bagaimana mereka berusaha mengerti dan patuh pada ideologi pemerintahan tempat mereka mengabdi. Hal pertama yang membuat Das Boot menarik adalah fakta bahwa film ini diproduksi oleh German, menggunakan bahasa Jerman (kecuali kalau Anda menonton versi dubbing Amerika), dan tentang kapal selam Jerman. Asyiknya menonton film perang non-Amerika adalah kita bisa melihat sudut pandang sebuah perang versi negara lain. Dengan melihat dari sudut pandang Jerman, kita (setidaknya saya) bisa lebih leluasa menyimak sebuah film tentang pengalaman perang tanpa embel-embel patriotisme yang terkadang berlebihan (yang biasa kita lihat di film-film Mel Gibson). Berbeda dari film perang pada umumnya, Das Boot tidak menyuguhkan suka-duka pemandangan perang namun lebih menghabiskan durasi 3 setengah jam dengan mengeksplorasi suasana kehidupan para awak di dalam kapal

resensi

selam. Misi para awak yaitu menyerbu kapal-kapal Inggris, bukanlah fokus utama Das Boot. Sorotan utama Das Boot adalah para awak sendiri dan pekerjaannya. Dapat disimpulkan keseluruhan cerita yang disuguhkan Das Boot, film ini bercerita tentang salah satu kapal selam U-boat sejak pertama kali berlayar dari pelabuhan di Perancis untuk menjalankan misi hingga detik-detik ajal kapal selam tersebut. Das Boot dinominasikan untuk enam Oscar: Cinematography, Directing, Film Editing, Sound, Sound Effects Editing, dan Writing. Sebuah prestasi yang sangat baik untuk sebuah film non-bahasa-Inggris. Meskipun pada akhirnya tak ada satupun dari nominasi yang mereka peroleh menghasilkan kemenangan. Latar tempat yang mendominasi Das Boot sebagian besar adalah ruang interior kapal selam. Kapal selam U-Boat mungkin memang terlihat besar, tapi tidak dengan ruang-ruang di dalamnya. Di sini Wolfgang Petersen ditantang menangkap adegan demi adegan di ruang sempit. Keahlian Petersen menangkap tiap momen di ruang sempit dalam Das Boot berhasil menambah suspense dalam tiap adegan. Josh Vacano, sang sinematografer, berhasil menambah atmosfir klaustropobik dengan sudutsudut pengambilan gambar yang tepat. Sepanjang tiga jam, Das Boot berhasil mempertahankan tensinya. Hal ini tidak lain, selain kemampuan Petersen dan ketajaman sinematografi, juga berkat sound effect yang terbukti mengganjang dua nominasi Oscar. Bayangkan suara nyata dari adegan kapal selam U-Boat di dalam laut, para awak mendesah, sementara di luar terdengar bunyi kapal Destroyer Inggris. Ketegangan yang berhasil disajikan Das Boot tidak seperti thriller-thriller pada umumnya. Ketegangan di sini nyata dan terasa riil. Ketegangannya tidak serta-merta dibuat karena saya ingin merasa dibuat tegang (karena genrenya). Ketegangan dalam Das Boot adalah tipikal ketegangan yang muncul karena saya berhasil dibuat peduli terhadap adegan demi adegan. Overall saya memberi 8 dan setengah potong bintang dari total sepuluh untuk film ini. [Rifqi]

<<OCEANIC>> 27


Innovation Google Ocean:

Menyelam Sambil Ngopi Pernah terlintas untuk menikmati keindahan laut sambil minum kopi? Jika tidak, maka mulailah membayangkannya! Kenapa? Karena Google Maps baru saja meluncurkan Underwater Street View yang memungkinkan kamu melihat pemandangan bawah laut namun tetap kering.

K

28 <<OCEANIC>>

ini sebuah kabar gembira menghampiri para pecinta laut. Google tak hanya ingin menjadi pemandu kita di daratan, Ia mulai mencoba untuk menemani kita menjelajah lautan. Bulan februari 2009 silam, Google meluncurkan versi terbaru dari Google Earth v.5.0 bernama Google Ocean, sebuah aplikasi dari Google yang mengizinkan kita mengeksplorasi laut. Layaknya Google Earth yang dapat melihat keadaan di permukaan bumi, Google Ocean memungkinkan kita melihat keadaan di dasar lautan. Tidak hanya itu, berbagai macam feature ditawarkan oleh Google Ocean untuk memanjakan para pecinta laut. Baru-baru ini sebuah tim penyelam menghabiskan enam bulan untuk mengumpulkan gambar-gambar menggunakan camera yang dipasang di bawah laut secara kontinu kemudian merakitnya untuk menciptakan panorama bawah laut sebesar 360 derajat. Hal itu memungkinkan pengguna Google Ocean untuk dapat mengadakan wisata virtual bawah laut sepuasnya. Kita dapat mengeksplorasi terumbu karang dari enam samudera, termasuk Great Barrier Reef di Australia, Pulau Apo di Filipina, Teluk Hanauma di Hawaii, dan masih banyak lagi. Tujuan Google adalah untuk membuat peta virtual laut yang komprehensif dan memberikan edukasi pada orang-orang tentang konservasi laut. Seorang peneliti laut, Sylvia Earle berkata mengenai konservasi, “Dengan mengetahui, akan timbul kepedulian. Dan dengan kepedulian, akan ada harapan”. Dengan Google Ocean ini, kamu tak perlu menjadi seorang scuba diver –atau bahkan tak perlu tahu bagaimana cara berenang– untuk dapat menikmati dan mengeksplor segala keindahan dalam laut. Kamu juga bisa “menyelam” kapanpun dan dimanapun, bahkan sambil minum kopi sekalipun. Menyenangkan bukan? [Indah]


Event AQUAFEST

AQUACULTURE FESTIVAL 2013

A

quaculture festival merupakan program kegiatan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA), Institut Pertanian Bogor. Kegiatan ini sebagai sarana untuk memperkenalkan berbagai kemajuan dan inovasi dalam bidang akuakultur. Tahun ini Aquafest mengusung tema yaitu “Developing Aquaculture for a Better Future”. Aquafest diselenggarakan dari tanggal 21 sampai 27 Oktober 2013, bertempat di berlin dan halaman belakang GWW, Institut Pertanian Bogor. Terdapat beberapa rangkaian acara pada Aquafest tahun ini, yaitu bazar ikan, lomba aquascaping, fotografi, lomba menggambar dan mewarnai, serta pada acara puncak terdapat Aquafest Expo yang dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Oktober 2013. Acara bazaar ikan hias, merupakan acara kegiatan pameran ikan hias, penjualan ikan hias dan penjualan benih konsumsi. Pada bazar ini antusias pengunjung terutama para mahasiswa IPB cukup tinggi. Lomba menggambar dan mewarnai diikuti oleh anak PAUD dan SD di Bogor. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia perikanan sejak usia dini agar mengenal

kegiatan akuakultur disamping menghasilkan profit juga dapat menghasilkan seni. Tema yang diusung dalam perlombaan aquascape ini adalah “Natural Ecosystem Meet Lowtech in Aquascape”. Peserta dari STP sangat antusias mengikuti perlombaan ini, mereka berharap acara seperti ini dapat diadakan lagi tahun depan dan mereka dapat berpatisipasi kembali. Selain itu terdapat juga lomba fotografi yang bertujuan untuk melihatkan kondisi akuakultur yang mempunyai prospek ekonomi yang dikemas secara apik dan sesuai dengan estetika. Tema dari perlombaan ini adalah ”Exotic Aqualife”. Pada acara puncak terdapat Aquafest Expo. Kegiatan ini merupakan suatu ajang publikasi perkembangan teknologi kegiatan dalam bidang akuakultur, untuk memberikan wawasan yang baru kepada para pelaku budidaya dan masyarakat pada umumnya. Acara puncak ini dibuka dan diresmikan oleh Sekretaris Departemen Ibu Dr. Mia Setiawati, MSi. Beliau berpendapat acara ini sangat menarik serta beredukasi dan beliau berharap semoga kedepannya lebih baik lagi. Pada kegiatan Expo

dan mengetahui potensi perikanan yang ada di Indonesia. Pada tahun ini lomba menggambar dan mewarnai bertemakan “Dunia Bawah Laut”. Selain itu terdapat juga lomba aquascaping, yang diikuti oleh para civitas IPB dan dari STP (Sekolah Tinggi Perikanan). Kegiatan aquascape merupakan kegiatan pelatihan dan perlombaan menghias akuarium secara estetika, sehingga

ini, Aquafest memperkenalkan hasil-hasil penelitian dari masing-masing laboratorium Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Laboratorium tersebut berupa Laboratorium Kesehatan Ikan, Laboratorium Nutrisi, Laboratorium Lingkungan, Laboratorium Genetika dan Reproduksi, serta Laboratorium Sistem dan Teknologi.

<<OCEANIC>> 29


oceanidea #GombalinOCEANIC @OCEANIC_Magz Well, gimana cara mainnya? Gampang banget! Tweet gombalan kalian yang bertema “Kelautan� ke twitter OCEANIC dengan #GombalinOCEANIC @VeronicaBondol @OCEANIC_Magz Neng, mau kmn?kok bawa gps? | mau ke lapang bang, marking dulu. | boleh ga aku marking di hati kamu?? #eaaaa #GombalinOCEANIC @galangLM @OCEANIC_Magz a, sebenernya seberapa dalam sih cinta aa ke neng? | sedalam Palung Mariana #eaaa #GombalinOCEANIC @nggano @OCEANIC_Magz Cinta aku ke kamu itu kaya garam di laut, meskipun ngga terlihat tapi ada rasanya dan ngga akan pernah hilang #GombalinOCEANIC @AnandaaSP @OCEANIC_Magz cinta aku ke kamu ga labil kaya laut kok yg kadang pasang kadang surut. #GombalinOCEANIC

@himiteka_ipb Kalo kamu jadi Mba Nani, aku jadi Bang Cacul @OCEANIC_Magz #gombalinOCEANIC #fail

@rahmadimi cintaku pada mu seperti halokline bertambah besar seiring bertmabahnya kedalaman @OCEANIC_Magz #GombalinOCEANIC @mustami_ kalau laut aku beri garam akan percuma. maka laut akan aku beri cinta supaya kita bisa terus bersama. haha @OCEANIC_ Magz #GombalinOCEANIC

30 <<OCEANIC>>



Oceanic Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor @2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.