Oceanic Magazine #02

Page 1

H I M I T E K A Vol. 2 No. 002 >> 2014 <<OCEANIC>>1


2 <<OCEANIC>>


*CONNECTING TO PAGE 29

<<OCEANIC>>3


Oceanic

contributors Juraij Bawazier

Lahir di Bandung dan menimba ilmu di Kota Kembang hingga mendapat gelar sarjana. Sekarang sedang mengambil S2 di Institut Pertanian Bogor program studi Ilmu Kelautan dan sedang melakukan pendekatan personal dengan dugong. Sebelumnya telah menyelesaikan program studi Biologi di Universitas Padjajaran pada tahun 2013. Aktif di berbagai organisasi dan suka mengikuti penelitian lapang hingga pulau Kalimantan. Hobi menyelam, hiking, dan fotografi. Beberapa prestasi nasional telah diraih dalam bidang fotografi kategori foto alam dan satwa.

Ayu Ginanjar Syukur Mahasiswi Teknologi Hasil Perairan fresh graduate asal Jawa Barat ini sering terlibat aktif dalam kegiatan penyelaman khususnya pada spesialisasi ikan terumbu. Pernah menyelami indahnya Maluku Tenggara sambil melakukan pendataan ikan terumbu. Pemudi ini juga tertarik dalam dunia food technology dan tergabung dalam Fisheries Diving Club – IPB. Selain menyukai kegiatan outdoor, pemudi ini juga gemar mengajar privat pada beberapa kalangan tingkatan pendidikan yang beragam. Penerima beberapa beasiswa penelitian dan ini juga gemar bermain tennis lapang.

Muhammad Ramadhany

Pemuda asli orang Bogor ini aktif dalam dunia penyelaman sejak 2010. Saat ini sedang menjalani penelitian akhir mengenai Sistem Informasi Geografi (SIG) Kelautan. Menyukai kegiatan outdoor khususnya scientific diving. Mahasiswa jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan ini kerap kali terlibat dalam beberapa proyek penelitian terkait ekspolorasi eksosistem terumbu karang dan pemetaan di berbagai wilayah eksotik di Indonesia. Menggemari dunia foto dan videografi, terutama objek hewan dasar laut makrozoobenthos. Tergabung dalam Fisheries Diving Club – IPB dan telah mencapai Taiwan pada Juni 2011 dalam presentasi poster hasil penelitian Ekspedisi Zooxanthellae.

4 <<OCEANIC>>


6

8

12

18

30

24 28

Ocean idea

26 29 REDAKSI

<< Pembina: Beginer Subhan >> << Ketua Umum: Nico Wantona P >> Penanggung Jawab: Steven Solikin >> << Editor In Chief: Jihad >> Managing Editor: Alexandra Maheswari Waskita >> << Reporter: Dewa Adhyatma, M. Rifki Efendi A, Indah Nurkomala, Sri Wahyuni, Ema Sari, Yulianti, Yulina Irawati>> << Photographer: Alexandra Maheswari, Miftahul,

Saraswati, Risky Fadhilah>> << Ilustrator&Design Graphic: Jihad, Imaniar Pratiwi, Nabila G, Pria W Utama >> << Research&Devlopment: Januarizka SP, Nurkholis >> << Marketing&Communication: Rosdyani Rachmi >> &&& << Produksi: Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor >> <<OCEANIC>>5


Juraij Bawazier [Text & Photo] Mamalia laut yang dianggap ikan Mamalia merupakan kelompok mahluk hidup yang memilki ciri utamanya bernafas dengan paru-paru, memiliki kelenjar mamae atau kelenjar susu dan ada yang hidup di darat dan di air. Mamalia juga memiliki rambut dan termasuk mahluk hidup yang berdarah panas atau endoterm. Berbeda dengan ikan yang bernafas dengan insang dan selalu hidup di air dan termasuk kelompok hewan yang berdarah dingin atau ektoderm. Ikan juga tidak memiliki rambut dan kelenjar susu, oleh karena itu jelas berbeda antara mamalia dan ikan.

D

ewasa ini masih banyak masayarakat yang menganggap mamalia yang satu ini adalah ikan, sebut saja dugong atau ikan duyung. Dugong sering disebut dengan ikan karena memiliki sirip dan ekor seperti ikan. Pada faktanya hewan yang satu ini merupakan mamalia yang hidup di air laut atau lebih disebut juga mamalia laut dari ordo sirenia dan termasuk dalam keluarga dugongidae, hewan ini menghabiskan seluruh waktunya di air laut. Tetapi apakah dia ikan? karena mereka selalu berenang dan selalu bermain-main di air. Dugong bernafas dengan paru-paru sama seperti dengan kerabat-kerabatnya didarat, tetapi tidak bernafas dengan insang. Hewan yang satu ini dapat menahan nafasnya didalam laut 10-20 menit, hal ini dikarenakan darah pada hewan ini memiliki protein yang disebut dengan haemoglobin, yang sangat efektif dalam penyimpanan oksigen di dalam darah. Mamalia ini juga tidak bisa mengambil oksigen yang terlarut di dalam air, karena paru-parunya tidak temodifikasi untuk itu, mereka harus tetap muncul ke atas permukaan laut untuk mengambil oksigen yang ada di udara bebas.

6 <<OCEANIC>>

Menjadi sebuah pertanyaan besar, jika dugong mengambil dan memanfaatkan oksigen bebas yang berada di udara, mengapa dia tidak bisa hidup didarat dan jika terdampar sering mati. Hal ini dikarenakan tubuh dari mamalia laut ini harus selalu lembab dan basah, hewan ini tidak mampu hidup dengan kulit yang kering, karena jika terlalu lama terkapar dan tidak ada air yang membasahinya, mereka bisa dehidrasi dan dapat menyebabkan kematian. Sistem reproduksi dugong berbeda dengan ikan, dugong melahirkan anaknya bukan bertelur seperti ikan. Interval dalam melahirkan anaknya pada dugong yaitu 3 sampai 7 tahun, interval yang cukup lama bagi hewan, hal ini dikarenakan pada dugong memiliki sistem sosial yang tinggi. Sama seperti mamalia lainnya, pada dugong memiliki pola asuh yaitu setelah melahirkan


open article

anaknya akan disusuinya selama 14-18 bulan dan akan diasuh sampai dengan umur 8 tahun. Oleh karena itu perkembangbiakan dugong sangat lama dan termasuk hewan langka. Pembeda dugong dan ikan juga adalah ekstrimitas atau tungkai depan dan belakangnya yang termodifikasi menjadi seperti sirip, padahal jika kita lihat rangkanya, mereka memiliki jarijari yang terpisah satu sama lainnya seperti jari manusia, hanya saja tertutupi oleh selaput yang menjadikan ekstimitas mereka menjadi sperti sirip. Pada bagian kaki belakang atau ekor, gerakan antara ikan dan mamalia laut ini berbeda, ikan mengerakan ekornya ke kanan dan ke kiri, sedangkan dugong menggerakan ekornya ke atas dan bawah. Secara fungsi gerakan ekor antara ikan dan mamalia laut sama yaitu sebagai penggerak atau pendorong. Salah satu penyebab dugong dikatakan ikan juga tidak luput dari mitos, dari informasi yang didapat dari nelayan Negeri Bintan, tepatnya Bintan utara, Kepulauan Riau. Dugong merupakan jelmaan dari seorang wanita, konon pada jaman dahulu kala, ada pasangan muda yang baru menikah dan sang istri sedang mengidam memakan buah lamun, dikarenakan sang suaminya sibuk bekerja jadi tidak bisa mencarikan buah lamun untuk istrinya. Akhirrnya sang istri mencari lamun sendiri, ketika dia sedang asyik memakan buah lamun, secara tidak sadar air sudah mulai naik (Pasang), sang istri pun terbawa arus air laut tersebut. Pada malam harinya, ketika sang suami pulang bekerja sang istrinya tidak ada dirumah dan ditunggu hampir 3 hari tak kunjung datang juga.

Ketika pagi dihari keempat sang istripun pulang dan berkata pada suaminya “saya sudah tidak bisa tinggal bersama lagi dengan kamu suamiku”, mendengar apa yang dikatakan sang istri, suaminya pun kaget dan bertanya “mengapa istriku, kita baru saja menikah”. Sang istri menjawab “ lihatlah kakiku telah berubah menjadi ekor seperti ikan dan setengah tubuhku telah berubah dengan ditutupi sisik”. Meliihat istrinya berubah seperti itu sang suami kaget dan tidak bisa berbicara dan merelakan istrinya pergi. Akhirnya sang istri pergi dan pada bulan ketiga dia kembali kerumahnya dengan badan yang berubah total menjadi dugong atau duyung dan sedang mengandung seorang anak. Ini merupakan kisah duyung dari pulau Bintan, masih banyak cerita lain-lain mengenai duyung. Jadi dugong merupakan mamalia laut yang menghabiskan waktu dalam hidupnya di air bernafas dengan paru-paru dan bukan merupakan ikan, oleh karena itu kita sebagai mahasiswa ilmu kelautan, mulai saat ini tidak boleh menyebutnya dugong dengan sebutan ikan, sebut saja dia dugong atau duyung.

<<OCEANIC>>7


[Dr.Hawis Madduppa,Ms.C]

8 <<OCEANIC>>


MarineFigure

M. Rifki Effendi [Text] Alexandra Maheswari W [Text&Photo]

Siang itu pukul 14.30 ,matahari tidak bersinar terlalu terik di Kota Hujan, Bogor. Dari sudut ruangan Sekretaris Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, terlihat Dr. Hawis Madduppa, M.Sc. masih berkutat di depan laptopnya. Dengan gayanya yang ramah dan santai seperti biasa, beliau bersandar di sofa, menyambut kami sembari kemudian menjawab satu persatu pertanyaan demi pertanyaan mengenai dunia yang digeluti dan menjadi kesehariannya. <<OCEANIC>>9


Dibandingkan dengan Negara lain diatas yang hanya memiliki sebagian kecil dari segitiga tersebut, potensi Indonesia jauh lebih besar, sehingga secara langsung dibutuhkan banyak sumberdaya manusia yang mampu mengolah dan memanfaatkan dengan baik potensi besar tersebut.

Kelautan dan keanekaragaman hayati Dibesarkan di Selat Bone, Sakabone, Sulawesi Selatan, membuat beliau sudah akrab dengan dinamisme kehidupan wilayah pesisir. Apalagi Hawis kecil biasa ditinggal oleh orang tua yang berniaga dan melaut hingga kebumi Sumatra. Keuletan yang diajarkan kedua orang tua berlanjut keanak-anaknya tanpa terkecuali. Sejak di bangku sekolah, beliau sudah aktif di jajaran kepengurusan siswa yang berlanjut hingga ke jenjang perguruan tinggi. Di IPB beliau aktif berkegiatan mulai dari Fisheries Diving Club (FDC), HIMITEKA, hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kemampuan Hawis muda berdiplomasi membuatnya unggul dan mampu mengambil setiap kesempatan yang ada dalam belajar dan berkembang di beberapa lembaga non-profit maupun pemerintah. Selain itu, beliau juga sudah memilki kegemarannya dalam mengeksplorasi keanekaragaman hayati laut, khususnya ikan. “Saya tidak menyangka Indonesia dipandang besar. Di samping Malaysia, Filipina, Solomon yang ada di wilayah segitiga terumbu karang dunia, Indonesia dianggap besar dari segi keanekaragaman hayatinya,” jelas beliau.

Tidak pernah berhenti belajar “Saat masih di asal saya dulu, saya suka sekali memesan kaset lagu-lagu berbahasa Inggris. Mulai dari Michael Learns to Rock, sampai The Scorpions!”ujarnya dengan antusias. Kesukaannya mempelajari Bahasa Inggris ternyata berbuah baik. Setiap langkah yang dia ambil dalam perjalanan edukasi nya ternyata termudahkan berkat penguasaan vocabulary dan keberaniannya dalam berbicara, menyusun paper, hingga diundang dalam konverensi biodiversitas Indo-Pasifik di Amerika Serikat 2014 lalu. Hawis menyatakan pula, bahwa melalui banyak tahapan dan proses tersebut hingga mengasah kemampuan dalam menulis dan berbicara di depan umum. Saat ini dia mengaku masih menaiki anak tangga dan tidak pernah berhenti belajar. “Your future is your own design,” adalah motto hidup yang selalu beliau pegang dan bagikan kepada murid-murid bimbingannya. “Susun target yang tinggi untuk masa depanmu, kemudian berusaha untuk capai ke puncak,” tambahnya.

Energi positif dari orang-orang sekitar Jika ditanya mengenai panutan utama, tak ragu dia menjawab Nabi Muhammad SAW yang dinilainya berandil besar dalam sejarah umat manusia. Juga dari dukungan orang tua yang memiliki daya juang tinggi, istri yang supportive, serta anak-anak yang selalu menghibur bak ‘dopping’ selepas

“Indonesia dianggap besar dari segi keanekaragaman hayatinya” 10 <<OCEANIC>>


“Memiliki teman yang seenergi membuat perjalanan karir dan hidup menjadi lebih berarti dan indah” pulang bekerja. Di samping itu, ada rahasia khusus yaitu mengekstrak setiap energi positif orang-orang yang ada di sekitarnya. “Temukan teman yang seenergi denganmu,” ujarnya. Dia menambahkan, sosok Beginer Subhan merupakan sosok buddy terbaiknya sejak masa awal di IPB. “Memiliki teman yang seenergi dapat membuat perjalanan karir dan hidup seseorang menjadi lebih berarti dan indah”. Hawis juga menyampaikan bahwa menjadi sebuah kebanggaan terbesar ketika orang-orang (sembari menyebut satu persatu anak bimbingannya yang berhasil) yang telah kita didik menjadi sukses dalam menggapai impiannya masing-masing.

Negara Maritim Menurut Hawis konsep Negara maritim merupakan suatu kesatuan antara pengelolaan, pendidikan, maupun industri pariwisata dan jasa. Ketiga unsur tersebut memiliki keterkaitan dan harus bersinergi satu sama lain, tanpa salah satu dari ketiganya maka dapat menjadi “pincang”. Analogi lain yang disampaikannya adalah “Indonesia masih setengah matang” apabila disebut sebagai Negara maritim, karena beberapa kebijakan terdahulu terbukti tidak menjadi prioritas utama sebaga Negara maritim, begitupun juga sebagai Negara agraris. Namun melihat pemerintahan periode sekarang yang mulai sadar apa pentingnya laut Indonesia, beliau percaya bahwa Negara kita memiliki potensi yang besar, apalagi dengan duduknya ibu Susi Pudjiastuti di bangku kementrian Kelautan, kepercayaan itu semakin besar, dengan beberapa kebijakan beliau yang bisa dibilang kontroversial bagi orang awam seperti penenggelaman kapal asing yang merugikan dunia perikanan tangkap Indonesia.

“Your future is your own design” <<OCEANIC>>11


Indonesia merupakan pusat jalur perdagangan dunia. Itu bukan sekedar cerita masa silam. Selat Malaka hingga kini sebagai jalur sibuk lalulintas ekspor impor dari berbagai negara.

12 <<OCEANIC>>


Current Issue

Dewa Adhyatma [Text] Jihad [Editor]

<<OCEANIC>>13


Sejarah pernah berkisah, Kerajaan Nusantara memiliki rekam jejak penguasaan maritim. Tengok saja Kerajaan Sriwijaya yang menguasai hampir seluruh wilayah perairan di Asia Tenggara. Belum lagi kisah kapal Pinisi dari Suku Bugis yang mampu berlayar hingga Benua Afrika. Catatan itu membuktikan, bangsa ini pernah menjadi salah satu poros maritim dunia.

Peta Potensi Perikanan Tangkap di Indonesia (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2013)

14 <<OCEANIC>>

T

erletak di antara dua Samudera , Pasifik dan Hindia, menjadikan negeri ini mempunyai potensi kelautan yang besar. Potensi itu mencakup perikanan, jalur perdagangan, pelayaran, transportasi, hingga keamanan negara. Seorang Perwira Angkatan Laut Amerika Serikat, Alfred Thayer Mahan, menyebutkan, maju suatu negara tergantung dari cara pengelolaan lautnya, jika negara itu berada di kawasan laut. “Jika suatu negara dapat memberdayakan lautnya, negara itu akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya,” tuturnya. Tulisannya dikutip harian ibu kota belum lama ini, dengan teori “Sea Power” laut adalah menjadi pos utama yang harus diberdayakan sebagai basis meningkatkan pendapatan negara dan rakyatnya. Indonesia, memiliki banyak potensi ‘kekuatan laut’, sehingga kesejahteraan dan keamanan negara menjadi penting untuk diperhatikan. Oleh karenanya, Alfred juga menyebut jika kekuatan laut tidak diberdayakan, berbagai risiko dan kerugian negara akan terlihat nyata. Risiko itu antara lain terjadinya ilegal fishing atau bentuk kejahatan di lautan. Sharif C. Sutardjo, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia dalam acara


current issue Grand Launching Marine and Fisheries Expo Conference di Jakarta 2014 menyatakan, potensi sumber daya alam dari kelautan diproyeksikan mencapai $171 miliar per tahun. Namun angka itu belum menunjukkan kerja optimal. Dengan begitu, nyata benar pengelolaan sektor kelautan belum dikelola secara profesional. Contoh nyata, sektor perikanan pada 2013 mencapai produksi perikanan nasional sebesar 19,4 juta ton. Badan Survei Sosial dan Ekonomi tahun 2013 juga menyebutkan jumlah nelayan Indonesia 5.6 juta jiwa. Artinya produksi perikanan Indonesia hanya mencapai 3.5 ton per tahun atau sama dengan 9.5 kg per hari. Angka ini juga memiliki makna, nelayan masih kurang sejahtera atau hidupnya sangat miskin.

kelautan agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan hingga terkesan, maaf amburadul.

Kenyataan yang dihadapi bangsa ini, arah pembangunan perikanan tidak berdampak baik. Terlihat, kurangnya kesejahteraan nelayan, produksi perikanan rendah, dan isu utama, maraknya penangkapan liar. Hambatan dan Integrasi Kebijakan

Dari produksi 9.5 kg/hari jika diasumsikan harga ikan per kilo sebesar Rp 50,000 maka pendapatan nelayan kira-kira Rp 475,000. Jika dikurangi dengan biaya operasional, pendapatan nelayan per hari hanya sebesar Rp 175,000. Jika ia punya tanggungan tiga anak maka asing-masnng orang hanya mendapat kan Rp35.000 setara dengan 2,5 dolar AS per hari. Kenyataan yang dihadapi para nelayanan menujukkan arah pembangunan perikanan nasional belum optimal sehingga membuat kehidupan para nelayan sulit menyekolahkan anak-anaknya, mengobati anak yang sakit dan apa lagi memenuhi pangan yang bergizi. Produksi perikanan rendah, salah satu isu utamanya masih banyaknya pembiaran para pencuri ikan di laut Indonesia. Bagaimana sektor di luar itu, sebut saja sektor pertambangan, pariwisata, perhubungan, dan lain-lain di perairan Indonesia? Tentu banyak masalah yang disebutkan. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan diantaranya mengintegrasikan kebijakan berbasis riset dan penelitian yang selama ini masih terpecah-pecah, sehingga semua unsur merasa memiliki wewenang dalam pengeolaan laut. Seperti ESDM, TNI AL, Polisi Air, Pariwisata, PU, dan KKP sehingga menjadikan tumpang tindih dari berbagai peraturan yang ada. Itu-lah pentingnya penyatuan atau integrasi pengelolaan

Banyaknya lembaga/kementerian yang berwenang dapat memberi peluang bekerja dengan ‘gotong-royong’ dalam mengatasi masalah kelautan di Indonesia. Hal itu juga didukung spesifikasi dari lembaga/kementerian tersebut. Artinya, masalah di sektor kelautan dapat dikategorisasi dan diatasi lembaga/kementerian terkait. Meski disadari, lembaga/kementrian yang bekerja terkadang dapat memberi hambatan apabila dalam perumusan kebijakan tidak profesional. Hal itu dapat terlihat pada kebijakan yang tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Selain itu, wilayah laut negeri ini memiliki banyak pintu untuk dimasuki, sehingga pengawasan negara terhadap laut menjadi tidak jelas. Dengan demikian, sikap profesional antar lembaga kelautan seyogianya dioptimalkan. Sikap itu ditunjukkan dengan menyelesaikan masalah kelautan menggunakan metode dan teknologi tepat guna seperti Global Positioning System (GPS) untuk penentuan posisi, pemanfaatan sinyal akustik untuk mendeteksi objek bawah air, pemodelan oseanografi, penginderaan jarak jauh dan pemetaan kelautan. Perbandingan sektor pengelolaan laut dapat melihat sistem perikanan Jepang. Negara Sakura itu, memiliki luas perairan lebih sempit dari Indonesia (3.091 km2) tetapi produktivitas perikanan

<<OCEANIC>>15


Presiden Joko Widodo untuk menjadikan “Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.” Artinya, pemangku kepentingan terkait perlu serius mewujudkan hal itu . Kuncinya, profesionalitas, efektivitas kelembagaan dan pemanfaatan teknologi tinggi bidang kelautan. Dibentuknya Kementerian Koordinator Pemerintahan Jokowi-Jk mengusung visi Indonesia sebagai Bidang Kemaritiman diharapkan menjadi poros maritim dunia (nefonews.com) kerja efektif dan efisien dalam kebijakan maritim. Namun akankah hal tersebut mencapai 75 kg/hari. Bandingkan dengan pendamampu menjadikan Indonesia sekali lagi menjadi patan nelayan Indonesia, yang hanya 2,5 dolar AS. “poros maritim dunia”!? Nelayan Jepang mampu meraup sekitar 300 dolar AS Hal ini didukung sistem perikanan terintegrasi Indonesia baru di level negara dengan teknologi satelit, GPS, serta data oseanokepulauan, belum negara grafi yang dimanfaatkan langsung oleh nelayan. Perikanan Jepang memiliki kekuatan di penyediaan data. Data itu dikerjakan oleh satu Departemen Perikanan dan pengambilan keputusan mengenai lokasi perikanan tangkap langsung diberikan oleh lembaga yang sama. Aktivitas penangkapan lebih terkontrol sehingga hasil penangkapan meningkat secara positif. Selain itu, keunggulan nelayan di Jepang, penguasaan teknologi yang dikendalikan oleh departemen perikanan melalui laboratorium perikanan serta koperasi. Mekanisme di penyelesaian masalah mesti dikoordinasi dengan baik. Tumpang tindih kebijakan dan wewenang perlu direduksi. Sehingga, kebijakan yang dibuat bekerja efektif dan efisien menyelesaikan masalah. Selain itu, penyediaan data kelautan harus diperhatikan demi mendukung kerja dari lembaga/kementerian kelautan. Penyediaan data kelautan di Indonesia masih cukup minim dan mahal. Data kelautan tidak hanya memberi peran bagi pekerjaan kelautan di Indonesia, namun hal itu penting guna edukasi mengenai kelautan. Edukasi berguna untuk pencarian solusi atas masalah dan efisiensi kerja melalui penelitian oleh mahasiswa, dosen, maupun lembaga terkait. Indonesia negara maritim. Sesuai dengan visi

16 <<OCEANIC>>

poros maritim. Kita belum bisa memanfaatkan dan mengamankan kekayaan laut. Indonesia masih impor ikan dan garam, memalukan. Kekayaan laut kita dicuri, berarti tidak bisa menjaga keamanan laut.

Memanfaatkan dan Mempertahankan Selain kemampuan memanfaatkan kekayaan bahari, harus memiliki angkatan laut yang disegani dan mumpuni sebagai syarat utama agar layak disebut sebagai poros maritim. Kualitas dan kuantitas alutsista terus dikembangkan untuk menjaga kekayaan laut Indonesia itu sendiri. Kemampuan memanfaatkan dan menjaga potensi tersebut adalah dua hal yang harus terpenuhi. “Indonesia baru di level negara kepulauan, belum negara poros maritim. Kita belum bisa memanfaatkan dan mengamankan kekayaan laut. Indonesia masih impor ikan dan garam, memalukan. Kekayaan laut kita dicuri, berarti tidak bisa menjaga keamanan laut. Jadi kita belum bisa diakui dunia internasional sebagai negara poros maritim,” papar Alex SW Retraubun, Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (nefosnews.com). Gagasan pemerintah baru dalam menuju po-


current issue ros maritim dunia sudah banyak dilakukan. Selain membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, pemerintah mulai mempertegas kebijakan maritim dan mulai menyuarakan gagasan tersebut di konferensi internasional. Namun, tentu tak cukup hanya sekadar gagasan. Ide poros maritim harus didukung oleh perangkat yang memadai dan figur-figur yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang maritim dalam dan luar pemerintahaan. Kebijakan maritim yang lama tak terdengar mulai bergema. Sejak lama arah pembangunan Indonesia lebih berorientasi ke daratan. Kini visi membangun negara maritim mulai mendapat porsi lebih dengan berbagai infrastruktur yang dicanangkan. Pembangunan berorientasi maritim ini juga diharapkan meningkatkan pembangunan kawasan timur Indonesia yang didominasi lautan. Mempertegas kebijakan juga harus kokoh terhadap pihak asing. Dengan berpihak kepada nelayan lokal, menindak tegas ilegal fisshing, menenggelamkan kapal para pencuri ikan membuat gema Indonesia sebagai negara maritim juga terdengar di kancah internasional. “Tahun lalu Tiongkok juga sudah membahas mengenai jalur sutra maritim. Oleh karena itu, Tiongkok ingin mengadakan kerja sama dengan negara-negara yang dilalui oleh jalur perairan tersebut,� ujar Philips Vermonte, pengamat dari

CSIS (cnnindonesia.com). Di Indonesia, Jalur Sutra Maritim Tiongkok akan melewati Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera serta menghubungkan Samudera Hindia dan Laut Jawa, dan Selat Karimata diantara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera yang juga menghubungkan Laut Jawa dan Laut China Selatan.

Jangan sampai Indonesia menjadi objek pertaruhan politik internasional, prinsip dasar politik luar negeri bebas aktif dimaksudkan agar Indonesia menjadi subjek yang mampu menentukan sikap dan tujuan sendiri. Dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean, APEC dan G20, Jokowi menyampaikan gagasannya mengundang investor dari luar untuk berinvestasi dalam program infrastruktur Indonesia. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, semua negara sangat mengapresiasi pembangunan maritim Indonesia dan muncul minat asing untuk terlibat pada proyek-proyek maritim Indonesia (cnnindonesia.com). Dengan peran asing yang telah lebih dulu maju bidang memang akan sangat membantu dalam pembangunan maritim. Namun, jangan sampai Indonesia menjadi objek pertaruhan politik internasional. Seperti dikatakan Muhammad Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia, dalam Indonesia’s Foreign Policy (1951), prinsip dasar politik luar negeri bebas aktif dimaksudkan agar Indonesia menjadi subjek yang mampu menentukan sikap dan tujuan sendiri.

Rencana pembangunan infrastruktur Jokowi, 15 bandara dan 24 pelabuhan baru. Data Bappenas. (Astari Kusumawardhani/cnnindonesia.com)

<<OCEANIC>>17


18 <<OCEANIC>>


Miftahul [Photo] Jihad [Text & Editor]

<<OCEANIC>>19


k a i B kB a i B B k Biak

adalah pulau kecil yang terletak di Teluk Cendrawasih dekat sebelah utara pesisir Provinsi Papua, Indonesia. Posisi Biak berada di sebelah barat laut Papua Nugini. Biak adalah pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil, serta mempunyai banyak atol dan terumbu karang.

20 <<OCEANIC>>


k a i B Bi k a i k B ia oceanogram

Di Biak, kehidupan terumbu karang masih sangat sehat. Begitu banyak hamparan sea fans raksasa dalam susunan dinding – wall – di sekitar atoll. Selain itu banyaknya soft coral dan biota-biota unik seperti Blue Sea Star, hingga berbagai jenis Dragon fish.

<<OCEANIC>>21


k a i B kB a i B B Di perairan Biak terdapat bangkai-bangkai kapal, pesawat hingga tank. Karena Pada Perang Dunia II, Biak digunakan sebagai lapangan terbang strategis milik Pasukan Imperial Jepang dan pangkalan komando pada Perang Pasifik. Tentara Amerika Serikat kemudian menguasai pulau itu. Pada 29 Mei 1944, pertempuran pun terjadi di Biak.

22 <<OCEANIC>>


k a i B Bi k a i k B ia <<OCEANIC>>23


Gallery by @rmadhany [IG]

24 <<OCEANIC>>


Mantawatch

Internship Program

M

antaWatch merupakan Non profit organisasi/Non government organization (NGO) yang berpusat di United Kingdom (UK). Organisasi ini fokus kepada survei populasi manta ray dengan tujuan memetakan sebaran, menghitung populasi, mengidentifikasi ikan pari manta dan bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah setempat di seluruh dunia sehingga pemerintah dan masyarayakat dapat ikut serta dalam melindungi ikan pari manta di daerahnya. Prinsip survei yang dilakukan dengan merekrut anak muda/mahasiswa yang bersertifikat selam dari daerah penelitian tujuan dan citizen scientist. Citizen scientist ialah masyarakat sipil yang secara tidak langsung menjadi peneliti contohnya: penyelam rekreasi yang sedang berlibur dan membawa kamera underwater dapat mengambil foto ikan pari manta dan diupload di website mantawatch.com sehingga dapat turut mencantumkan jumlah ikan pari manta yang ditemukan dan mengidentifikasi ikan pari manta tersebut. Muhammad Ramadhany (Dhanmo) ITK/ FDC- FPIK IPB dan Ayu Ginanjar Syukur (Ayu) THP/FDC- FPIK IPB setelah melewati beberapa tahap seleksi internship dan akhirnya lolos megikuti kegiatan internship/magang di MantaWatch sebagai wakil dari IPB dari tanggal 6 Oktober - 4 September 2014 di Labuan Bajo,Manggarai Barat, NTT. Selain kami berdua, ada empat mahasiswa dari UNPAD, UNDIP dan UI yang berhasil lolos menjadi intern di MantaWatch. Kegiatannya

M Ramadhany & Ayu Ginanjar S [Text &Photo] sangat bermanfaat dan menambah banyak pengalaman kami dalam bidang penyelaman maupun non penyelaman yang bisa kami share ke teman-teman di kampus. Pertama kali menginjakkan kaki di Labuan Bajo, membuat diri saya berkata dalam hati “Seumur hidup pun saya mau hidup di sini�. Minggu pertama dijabarkan kegiatan kami untuk sebulan kedepan dan membuat goal per individu dan tim selama kegiatan magang berlangsung. Selain itu kami diajarkan teori pada pagi hari dan langsung turun lapang pada sore harinya di Pulau Bidadari, Manggarai Barat untuk bekal kami di minggu selanjutnya seperti metode survei ikan pari manta,ilmu menjadi penyelam yang bertanggung jawab, dan fotografi underwater. Minggu kedua kami melakukan kegiatan Live a Board (Tinggal di atas kapal) selama 4 hari sekaligus survei manta dan sertifikasi Advance Open Water PADI. Minggu ketiga dan keempat kami melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di SMKN 1 Labuan Bajo, Labuan Bajo Clean up day, One day trip bersama Dive Operator untuk survei manta, mempelajari pengolahan data populasi ikan pari manta dan membuat jurnal ilmiah. Setiap minggu nya kami membuat video diary dan di upload di youtube.com (search: Mantawatch Internship Program 2014). Setelah sebulan kami melakukan kegiatan survei sebanyak 32 kali penyelaman dengan jumlah anggota magang 6 orang ditemukan 133 ekor dan teridentifikasi sebanyak 27 ekor yang baru ditemukan tahun ini.

<<OCEANIC>>25


resensi

K

amu penyuka laut? Tertarik pada Ilmu Kelautan? Bermimpi

lakukan. Kapten Nemo telah membangun sebuah kapal selam

menjelajahi samudra? Dan seorang penggila buku? Kalau

berteknologi super canggih yang memungkinkan ia serta awak

jawabannya iya, maka buku 60.000 Mil Di Bawah Laut ini wajib

kapalnya tak perlu menginjakkan kaki lagi di daratan untuk

kamu baca. Kenapa? Karena semua yang kamu inginkan ter-

selamanya.

kumpul jadi satu di dalam buku ini. Kamu

Lalu bagaimana dengan udara untuk

akan merasakan imajinasimu dibawa

bernapas? Makanan? Minuman? Bahan

Jules Verne berpetualang di bawah laut.

bakar?

Petualangan yang tak pernah kamu

Tenang, semua hal telah dirancang

bayangkan sebelumnya.

dengan apik oleh Kapten Nemo. Nautilus

Buku ini bercerita tentang sesosok

bukan hanya sekedar kapal selam, tapi

monster laut yang menggemparkan

juga mesin penghasil semua sarana pen-

dunia pada tahun 1866. Ganas, mampu

ting penunjang kehidupan manusia.

berenang dengan kecepatan tinggi,

Bersama Nautilus, Aronnax dkk

badannya sangat keras sehingga tak

mengalami petualangan yang menakjub-

mempan oleh senjata, dan sangat hobi

kan. Mengelilingi samudra di dunia. Tak

menyerang kapal-kapal. Setidaknya

pernah mereka bosan menonton keka-

begitulah kabar yang tersebar. Tapi

yaan dan keindahan makhluk-makhluk

apakah benar kabar tersebut? Benarkah

laut yang beraneka ragam. Khusus untuk

makhluk yang kerap dijuluki Narwhal itu

Aronnax dan Conseil, tentu saja tak

berbahaya? Akhirnya Amerika Serikat mengutus sebuah kapal fregat tercepat dan tercanggih di zaman itu untuk menemukan dan menghabisi monster laut yang telah meresahkan semua negara. Kapal itu bernama Abraham Lincoln dengan

Judul : 60.000 Mil Di Bawah Laut Judul Asli : Twenty Thousands Leagues Under The Sea Penulis : Jules Verne Penerbit : PT Elex Media Komputindo Terbit : Mei 2010 Halaman : 404 (Bahasa Indonesia)

Farragut sebagai kaptennya. Ned Land

menjadi kesibukan mereka sebagai ilmuwan. Aronnax pun menyusun semacam jurnal yang kelak akan berguna bagi ilmu pengetahuan. Jules Verne telah sukses menjadikan 60.000 Mil di Bawah Laut menjadi buku yang menghibur, menyentuh, sekaligus

yang handal menangkap hewan laut besar, profesor Aronnax

kaya akan pengetahuan. Verne juga berhasil menjadikan Kapten

ilmuan berkebangsaan Perancis yang mengajarkan kelautan,

Nemo sebagai roh di buku ini. Karakternya yang unik dan kuat

dan Conseil, pelayan sang profesor, ikut serta dalam misi yang

membuatnya menjadi tokoh yang menarik dan sulit ditebak.

diemban kapal Abraham Lincoln.

Beruntung bagi kita karena Penerbit Elex Media telah mener-

Abraham Lincoln akhirnya bertemu dengan makhluk

jemahkan novel klasik yang hebat ini. Sayangnya, bahasa buku

tersebut. Namun, dugaan semua orang ternyata meleset.

ini masih sedikit formal dan kaku serta terlalu banyak typo atau

Narwhal bukanlah monster melainkan sebuah kapal selam. Ya!

kesalahan pengetikan. But overall, buku ini tetap menjadi buku

Kapal selam milik Kapten Nemo yang dijuluki Nautilus. Kamu

yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Terutama

mungkin tak pernah membayangkan menjadikan sebuah kapal

bagi pecinta laut dan penggila petualangan.

selam sebagai rumah, bukan?. Tapi itulah yang Kapten Nemo

A

hanya menghibur, kekayaan laut itu juga

[Indah]

da banyak film dengan tema survival di lautan, dua tahun lalu

ngan spesial efeknya itu telah merestore keyakinan saya bahwa

kita disuguhkan oleh salah satu film adaptasi terbaik yang per-

industri film akan tetap berjaya selama 50 tahun kedepan, Dua

nah ada, Life of Pi. Karya Ang Lee yang juga sangat terkenal de-

belas tahun sebelumnya Hollywood memiliki Cast Away dengan

“Most of the important things in the world have been accomplished by people who have kept on trying when there seemed to be no hope at all.� - Dale Carnegie

26 <<OCEANIC>>

Robert Zemeckis sebagai sutradaranya, tidak perlu spesial efek yang begitu megah (diakui sinematografinya tidaklah buruk), namun siapa peduli dengan teknis film selama ada Tom Hanks bermain didalamnya.


A

pa yang terlintas dipikiranmu jika ada yang

kan semua masalah dalam keluarganya. Ajaib.

menyebutkan kata “khatulistiwa�?

Keinginan Alex terkabul. Sebuah misi mem-

Nol derajat? Oke.

buatnya bertekad untuk mengarungi Perairan

Ekuator? Benar.

Indonesia hingga ke Kepulauan Natuna. Bersama

Indonesia? Boleh lah.

Khatulistiwa dan Siska, cewek yang ditaksirnya,

Tapi jika kamu tanyakan hal ini pada Alex, dia

Alex mengalami petualangan yang hebat dalam

akan menjawab: perahu layar. Kok bisa? Karena perahu layar mungil warisan kakeknya itu bernama Khatulistiwa! Novel ini menceritakan tentang petualangan

perjalanan menuju ujung Utara Indonesia. Tema pelayaran erat sekali membungkus novel ini. Banyak pengetahuan-pengetahuan tentang pelayaran dan kelautan tersisip dengan

seorang remaja bernama Alex bersama perahu

apik. Detail-detail kapal layar dan data teknis,

layarnya. Kegemarannya akan laut dan segala

deskripsi tentang laut, dan kekayaan alam tem-

hal tentang pelayaran membuatnya lebih banyak

pat-tempat yang dikunjungi Alex juga sangat

menghabiskan hidup bersama Khatulistiwa

menggugah dan enak dinikmati. Meskipun ada

mengelilingi Kepulauan Seribu di Utara Jakarta

beberapa bagian yang terlalu dramatis dan

dibanding bersama keluarganya.

cenderung sinetronis, tapi masih bisa ditoleransi.

Berasal dari keluarga yang tidak harmonis membuatnya menjadi pribadi yang tertutup dan

Judul : Khatulistiwa No. ISBN : 9789792244717 Penulis : Edward Stefanus Murdani Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Mei - 2009 Halaman : 320 (Bahasa Indonesia)

resensi

Toh genrenya kan memang remaja. Edward juga cukup ahli membuat konflik

penyendiri. Apalagi ketika kebenaran tentang

yang begitu hidup dan menghanyutkan pem-

statusnya dalam keluarga terungkap. Sosok lela-

baca. Overall, kisah Alex dan perahu layarnya ini

ki yang selama ini dipanggil Papa ternyata bukan

sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Apala-

Ayah biologisnya! Alex terpuruk. Keinginannya

gi bagi kalian yang ngakunya anak kelautan.

adalah pergi bersama Khatulistiwa meninggal-

[Indah]

Cast Away merupakan film dengan genre Drama petualangan yang dirilis pada tahun 2000. Cerita dan premis film ini jika dilihat cukup sederhana namun banyak mengajarkan tentang sifat pantang menyerah dari seorang manusia. Berkisah tentang seorang eksekutif muda di perusahaan jasa pengiriman Federal Express (FedEx), Karakter utama kita Chuck Noland (yang diperankan dengan sangat

sekitar 4 tahun, Chuck menjadi terbiasa hidup

gemilang oleh Tom Hanks), pada suatu hari

di pulau tak berpenghuni. Namun karena kerin-

ditugaskan untuk meninjau cabang perusahaan

duannya untuk pulang, dia pun nekat membuat

FedEx di wilayah Pasifik Selatan. Sebelum pergi,

sebuah rakit.

Chuck terlebih dahulu melamar Kelly Fears

Dengan banyaknya monolog dalam peran-

(Helen Hunt), gadis yang telah menjadi pujaan-

nya, akting Tom Hanks patut mendapat pujian.

nya sejak lama, dan berjanji akan menikahinya

Terutama saat acting monolognya saat berbicara

segera setelah Chuck pulang.

dengan Wilson si bola voli, sahabat karibnya

Dalam perjalanannya pesawat yang di-

selama di pulau tersebut. Sangat alamiah, kita

tumpanginya mengalami kecelakaan di lautan

seolah olah percaya bahwa dia bukan berbicara

luas akibat adanya cuaca buruk. Sungguh

kepada benda mati. Selain itu untuk transformasi

keajaiban, hanya Chuck yang selamat dari ke-

fisiknya, ia berhasil menumbuh

celakaan tersebut, berkat sekoci darurat. Sejak saat itu dimulailah kehidupan Chuck seorang diri di pulau asing untuk bertahan hidup. Hari demi hari dilaluinya dengan kerinduan mendalam untuk pulang menemui Kelly. Setelah terdampar selama kurang lebih 1500 hari ,

Judul : Cast Away Genre : Drama ; Petualangan Sutradara : Robert Zemeckis Skenario : William Broyles, jr Aktor : Tom Hanks, Helen Hunt, Nick Searchy.

[Rifki]

<<OCEANIC>>27


FPIK Goes to Taiwan

Alexandra Maheswari & M Ramad y [Text &Phhotan o]

P

ada tanggal 23-27 Juni 2014, Muhammad Ramadhany dan Alexandra Maheswari mewakili Institut Pertanian Bogor dalam The 3rd Asian Coral Reef Symposium�. Acara ini merupakan serangkaian simposium yang menyediakan wadah bagi peneliti, pendidik, pengelola dan penggerak lingkungan, serta stakeholder lokal dari organisasi-organisasi lainnya yang berada dalam lingkup Asia-Pasifik. Simposium ini mewadahi peneliti dan penggiat konservasi yang bergerak dalam aspek biologi, ekologi, pengelolaan, dan konservasi terumbu karang dalam menyajikan serta mempelajari kajian-kajian yang berbeda satu sama lain. Melalui kesempatan ini M. Ramadhany mempresentasikan poster dengan judul Coral Reef Status Based on Life Form and Coral Genera Occurence across Indonesian Archipelago kepada peserta simposium. Poster ini merupakan hasil rangkuman dari

28 <<OCEANIC>>

kegiatan Ekspedisi Zooxanthellae FDC – IPB yang merupakan kegiatan penelitian berbasis eksplorasi ekosistem terumbu karang di seluruh Indonesia. Adapun Alexandra Maheswari mempresentasikan penelitian berbasis monitoring oleh klub yang sama dengan judul Longterm Coral Reef Monitoring (2009-2013) at Pramuka Island, Seribu Islands, Indonesia. Peserta presentasi memberikan tanggapan positif dengan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penelitian monitoring yang dilakukan di Kepulauan Seribu. Suatu pengalaman yang sangat berharga bisa mempresentasikan hasil suatu riset di hadapan peneliti-peneliti dunia yang notabene sudah sangat ahli dalam bidangnya. Selain melalui kegiatan presentasi keilmiahan, kedua mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan ini juga turut serta dalam acara Student Night, dimana seluruh mahasiswa dari wilayah Asia Pasifik antara lain Thailand, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, hingga Jepang untuk berkumpul dan mempelajari kebudayaan masing-masing Negara. Malam itu para mahasiswa Indonesia dengan bangga menampilkan tari poco-poco yang disambut dengan sorak gembira para peserta acara. Para peserta juga menikmati kunjungan di National Musem and Marine Biology Aquarium (NMMBA). Berbagai biota laut dapat dijumpai, mulai dari penguin, burung penyelam puffin, mamalia laut Beluga, hingga giant kelp. Masih di kawasan akuarium, Alexandra dan Ramadhany juga mengunjungi pusat penelitian kelautan yang memanfaatkan teknologi mikrobiologi pada terumbu karang untuk digali potensinya sebagai obat-obatan, serta budidaya hewan laut. Banyak pengalaman yang dapat diperoleh oleh kedua mahasiswa ini, mulai dari mengenal perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan dalam skala yang lebih luas, serta berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan para peneliti Indonesia maupun Asia Pasifik.


> HIMITEKA E KS P ED I SI

B

Teluk Banten

eberapa waktu lalu Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi kelautan (HIMITEKA) IPB telah meluncurkan sebuah buku. Buku tersebut berisi hasil dari Ekspedisi HIMITEKA eidisi Teluk Banten. Setelah sebelumnya beberapa bulan melakukan persiapan, dua puluh empat mahasiswa ITK berangkat dari Bogor dan menetap selama tujuh hari di tanah Banten guna satu tujuan. Menancapkan tonggak Ekspedisi HIMITEKA yang pertama. Menggali potensi negeri bahari, begitulah semangat yang dibawa dalam ekspedisi kali ini dan ekspedisi-ekspedisi selanjutnya. Teluk Banten dikenal memiliki beberapa pulau kecil yang memiliki potensi sumberdaya alam berlimpah antara lain ikan laut, udang, kerang, dan rumput laut. Teluk Banten juga merupakan tempat destinasi mamalia laut langka, seperti dugong dan lumba-lumba. Oleh karena itu tersedianya data kondisi perairan, ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang yang berhubungan dengan sumberdaya alam lainnya menjadi penting untuk terus diperbaharui. Di samping itu semua, Teluk Banten merupakan daerah penyuplai pasir untuk Teluk Jakarta yang dasar perairannya sering dikeruk untuk pembuatan dermaga yang tentunya

akan mempengaruhi kualitas perairan tersebut. Tak heran, sekarang perairan Teluk Banten mulai menjadi keruh dan rusak. Hasil Ekspedisi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi, masyarakat dan pemerintah dalam pemberian informasi dan solusi guna upaya pelestarian dan konservasi. Ekspedisi ini di titik beratkan pada penelitian untuk mengetahui data parameter fisik, kimia dan biologi laut di wilayah perairan Teluk Banten oleh para peneliti muda dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Fokus penelitian dibagi menjadi empat tim, yaitu: Coral Reef, Mangrove & Lamun, Pemetaan, dan Oseanografi & Akustik yang menjelajahi Teluk Banten dan tujuh pulau kecil di dalamnya, yaitu: Panjang, Tunda, Pamujan Besar, Pamujan Kecil, Pisang, Lima, dan Kubur. Tonggak pertama telah berhasil ditancapkan. Diharapkan HIMITEKA ke depannya dapat terus berkibar dan berkontribusi dalam memajukan potensi negeri bahari. Hasil yang telah didapat dan dibukukan ini juga diharapkan di samping dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang laut Indonesia juga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. [Jihad]

<<OCEANIC>>29


oceanidea [Yulianti & Imaniar]

30 <<OCEANIC>>


<<OCEANIC>>31


Oceanic Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor @2014

32 <<OCEANIC>>


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.