Ibadah Keluarga
Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia 2016
Pengantar Pertemuan Nasional (Pernas) Kitab Suci 2012 telah menetapkan tema “Sabda Allah dalam Keluarga� sebagai tema pokok yang menjadi bahan permenungan Kitab Suci sepanjang tahun 2013-2016. Buku Ibadah Keluarga dengan tema “Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah� ini merupakan buah pelaksanaan dari salah satu program Pernas. Buku Ibadah Keluarga ini merupakan buku yang keempat dari seri buku Ibadah Keluarga yang sebelumnya sudah diterbitkan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Buku ini disusun untuk membantu keluarga Kristiani, sebagai sebuah Ecclesia Domestica (LG 11; bdk FC 22) untuk menampilkan dirinya sebagai gereja yang konkret dan memberi kesaksian bagi lingkungan sekitarnya. Kesaksian keluarga Kristiani tampak nyata dalam kebersaman hidup untuk berkumpul, berdoa, dan merenungkan Sabda Allah bersama. Ketika keluarga berdoa bersama, mereka merasakan kehadiran-Nya. Ketika keluarga berkumpul untuk memanjatkan doa permohonan, Allah kiranya akan mengabulkannya (bdk. Mat 18:19). Ketika Keluarga merenungkan Sabda Allah, mereka akan semakin mengenal Allah yang menjadi pusat hidup keluarga. Keluarga Kristiani berkembang dan berbuah bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang dan keluarga yang lain. Karena itulah, keluarga Kristiani diutus untuk bersaksi dan mewartakan Sabda Allah. Setelah dalam buku-buku Ibadah Keluarga sebelumnya keluarga dituntun untuk merenungkan pentingnya keluarga bersekutu, beribadah, dan melayani dalam Sabda Allah, dalam buku ibadah ini keluarga Kristiani diajak untuk merenungkan pentingnya bersaksi dan mewartakan Sabda Allah di tengah-tengan masyarakat. Hanya dengan bergerak keluar, keluarga Kristiani akan menemukan jati dirinya sebagai gereja Kristus.
Buku ini akan membantu keluarga Kristiani untuk mengembangkan tradisi membaca Kitab Suci dan berdoa bersama dalam Keluarga. Buku ini terdiri dari 52 Ibadat Keluarga yang dipakai sebagai panduan ibadah untuk 52 Minggu. Pemilihan hari dan waktu beribadat dalam keluarga diserahkan kepada kesepakatan setiap keluarga. Ibadat ini diandaikan didoakan oleh keluarga Kristiani yang lengkap, yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anak. Namun, dalam pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Mengenai penjelasan susunan ibadah, bisa dilihat di bagian setelah pengantar ini Pada kesempatan ini, Lembaga Biblika Indonesia mengucapkan terimakasih kepada Komisi Kitab Suci di keuskupan-keuskupan di regio Nusa Tenggara Timur yang telah berjuang untuk menyusun buku ibadah ini untuk keluarga-keluarga Kristiani di Indonesia, dan RP. Christologus Dhogo, SVD sebagai editor buku ini. Semoga buku Ibadah ini bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan iman kita dalam Gereja Katolik. Selamat beribadah bersama keluarga. Albertus Purnomo, OFM Sekretaris Lembaga Biblika Indonesia
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Susunan Ibadah www.glifechurch.com
www.tektonministries.org
1. Tanda Salib 2. Doa Pembuka
www.cruxnow.com
3. Bacaan Bacaan dipilih secara acak baik dari Perjanjian Lama maupun dari Perjanjian Baru namun disusun sedemikian sehingga bisa cocok dengan masa-masa liturgi.
4. Renungan Singkat Permenungan disiapkan singkat, dengan maksud keluarga bisa mendalami Kitab Suci, melihat situasi riil dalam keluarga dan masyarakat dan membangun komitmen pribadi atau komitmen keluarga untuk menanggapi situasi yang ada.
5. Pertanyaan Permenungan
8. Doa Penutup
6. Pengendapan
9. Tanda Salib
Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
7. Doa Permohonan
NB: Ibadah ini bisa dimulai dan diakhiri dengan lagu.
Doa permohonan yang disiapkan hanyalah 2 atau 3, selanjutnya keluarga bisa menambahkan intensi keluarga atau intensi pribadi untuk didoakan bersama. Doa permohonan ini ditutup dengan doa Bapa Kami.
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 01 BELAJAR DARI ORANG MAJUS (Mat. 2:1-12)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Bapa yang Maha baik, pujian dan syukur kami haturkan kepada-Mu karena Engkau selalu menyertai dan memberkati keluarga kami. Kami mohon, karuniakanlah kepada kami kemampuan untuk melihat tandatanda kehadiran-Mu dalam hidup kami masing-masing dan di tengah keluarga kami agar kami mampu bersaksi tentang kehadiran dan cinta-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mat. 2:1-12 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Mateus. 1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” 3Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. 4Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. 5Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: 6Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” 7Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 8Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 10Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. 11Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 12Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 9
4. Renungan Singkat Matius mengisahkan bahwa sesudah kelahiran Yesus, datanglah orangorang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya, �Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat BintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia� (ayat 1-2). Ruparupanya orang-orang majus ini adalah orang-orang yang mengetahui kelahiran Tuhan melalui petunjuk bintang dan menuju ke Tanah Terjanji untuk bertemu dengan Tuhan. Keyakinan para majus akan petunjuk bintang yang mereka lihat itu membuat mereka tidak lagi peduli dengan jarak, waktu, tenaga ataupun biaya yang harus mereka keluarkan ketika mereka berusaha untuk melihat Tuhan. Ketika menemukan Tuhan (Yesus), mereka kemudian mempersembahkan persembahan masing-masing yang sangat berharga berupa emas, kemenyan dan mur. Apa yang dilakukan oleh orang-orang majus ini berbeda dengan Herodes. Herodes dengan kekuasaan dan kemegahannya serta dikelilingi oleh kaum terpelajar, ternyata tidak sanggup melihat dan membaca tanda kehadiran Tuhan. Herodes beserta seluruh Yerusalem dikatakan terkejut. Bagi Herodes kelahiran seorang raja baru ini akan sangat mengancam kedudukannya. Karena itu dalam hatinya ia ingin membunuh Yesus, tetapi ia berpura-pura kepada para majus dengan berkata: �Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkan kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia�. Kisah para Majus dan Herodes dalam perikop Injil ini berbanding lurus dengan realitas hidup yang kita alami. Selalu ada orang-orang yang mampu memandang atau melihat pengalaman hidup yang luar biasa sebagai kehadiran Tuhan dengan mata iman. Di pihak lain ada juga orangorang yang tidak bisa melihat apa-apa di balik peristiwa luar biasa yang 7
Pekan 1 BELAJAR DARI ORANG MAJUS (Mat. 2:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
sesungguhnya adalah tanda-tanda kehadiran Tuhan. Sampai di sini kita bisa mengerti bahwa hanya orang-orang yang beriman dan yang mampu memelihara imannya dengan baik kepada Tuhanlah yang mampu melihat kehadiran Tuhan di dalam hidupnya. Kitab Suci menyatakannya dengan jelas sebagai berikut, “hanya orang-orang yang suci hatinya, yang akan melihat Allah� (bdk. Mat. 5:8). Sebaliknya orang-orang yang menganggap diri sudah hebat, merasa tidak perlu beriman atau percaya dengan kehadiran Tuhan, selamanya tidak akan pernah melihat tanda-tanda kehadiran Tuhan. Semoga kita bisa belajar dari kisah para majus yang mampu melihat bimbingan Tuhan dan berjuang dengan segala pengorbanan, baik tenaga, waktu, biaya-harta benda mereka yang berharga untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Jika Tuhan menjadi tujuan hidup kita, maka segala sesuatu yang kita miliki hendaknya menjadi penunjang bagi kita untuk bisa bertemu dengan Tuhan. Mari bersama berjuang menjumpai Tuhan dalam seluruh hidup kita, teristimewa dalam Ekaristi yang kita rayakan, dalam Ibadat Sabda keluarga, KBG atau Lingkungan yang kita ikuti dan dalam setiap perbuatan baik kita kepada sesama. Tuhan memberkati. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sungguh-sungguh merasakan bahwa Tuhan selalu hadir dan membimbing hidup saya? -Kapan terakhir kali saya merasakan bahwa saya sungguh-sungguh dibimbing atau dituntun oleh Tuhan? -Bagaimana usaha saya untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan dalam hidup pribadi saya dan keluarga saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Tuhan yang Mahabaik, terima kasih kami haturkan kepada-Mu, karena kami boleh belajar dari orang Majus dalam sabda-Mu yang kami renungkan saat ini. Hadirlah dan tuntunlah kami sebagaimana Engkau menuntun para Pekan 1 BELAJAR DARI ORANG MAJUS (Mat. 2:1-12)
8
Lembaga Biblika Indonesia
Majus untuk bertemu dengan-Mu, agar kami pun mampu bertemu denganMu di dalam hidup dan perjuangan kami. Marilah kita mohon‌ Ya Tuhan, jauhkanlah di dalam diri kami sikap berkuasa dan iri hati seperti Herodes, agar kami boleh hidup lebih dekat dengan-Mu dan tahu tandatanda kehadiran-Mu di dalam hidup kami. Marilah kita mohon... Ya Tuhan bimbinglah kami, agar kami lebih peka untuk melihat tandatanda kehadiran-Mu dalam peristiwa-peristiwa sehari-hari, sehingga kami semakin rindu untuk berjumpa dengan-Mu. Marilah kita mohon.... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan seluruh doa permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita. Bapa kami‌. 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Tuhan Allah kami, syukur dan terima kasih kembali kami haturkan kepadaMu karena boleh mendengarkan dan mendalami firman-Mu. Tuntunlah kami agar dalam hidup ini kami boleh berjumpa dengan-Mu dan mewartakan kehadiran-Mu, demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus Allah, kini dan sepanjang masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin  
9
Pekan 1 BELAJAR DARI ORANG MAJUS (Mat. 2:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 02 MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA (Mat 5:13-16)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah yang Mahabijaksana, kami sekeluarga mengucapkan syukur kepada-Mu atas semua rahmat yang dianugerahkan kepada kami. Saat ini kami hendak merenungkan Firman-Mu. Semoga dengan bantuan rahmatMu, kami tetap setia kepada panggilan hidup kami supaya kami dapat menjadi garam dan terang bagi dunia. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mat 5:13-16 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Mateus. 13 �Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 4. Renungan Singkat Garam yang murni tidak pernah menjadi tawar. Tetapi pada umumnya garam tidak murni secara kimia, sehingga khasiatnya dapat hilang; garam bisa menjadi tawar. Dengan kiasan garam ini, Yesus mengajarkan sebuah kebijaksanaan, suatu cara hidup agar para murid-Nya mempertahankan mutu dunia ini. Mutu dunia itu tidak dapat dipertahankan oleh para Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
pemimpin Gereja saja, tetapi oleh semua anggota Gereja. Masing-masing kita diharapkan untuk mempertahankan mutu iman kita. Selanjutnya Yesus menyebutkan para murid-Nya sebagai terang dunia, “kamu adalah terang dunia�. Ungkapan ini menunjuk kepada sebuah harapan besar agar para murid dapat menunjukkan jalan bagi semua orang untuk sampai kepada Allah. Ucapan ini juga mengisyaratkan bahwa dalam diri setiap pengikut Kristus ada cahaya ilahi. Dengan cara hidup yang baik, kita dapat menghantar orang lain untuk sampai kepada Allah. Kita hanya bisa menjadi terang dunia, bila kita hidup rukun dan memancarkan kasih timbal balik. Kita diharapkan agar tidak menyembunyikan apa yang sudah kita diperoleh dari Yesus. Sebagaimana terang tidak pernah berfungsi bagi dirinya sendiri, demikian pun setiap pengikut Kristus. Lewat perbuatan-perbuatan kita yang baik, kita menjadi berarti bagi orang lain. Perbuatan-perbuatan baik tidak lain adalah tindakan kasih, kemurahan hati, belaskasihan dan rekonsiliasi. Tantangan kita di zaman ini adalah makin melemahnya kualitas iman, yang disebabkan oleh bujukan dunia yang semakin kompleks. Meskipun demikian, setiap kita tetap dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia. Menjadi garam dan terang dunia berarti melebur ke dalam kehidupan bersama di tengah dunia, namun tidak kehilangan identitas diri kita sebagai orang Kristen. Ibarat garam yang melebur namun tidak kehilangan rasanya, atau cahaya yang menyebar namun tidak kalah oleh kegelapan, maka kita pun diajak untuk tetap bertahan dalam iman kita. Untuk maksud ini, pertama-tama kita harus mempersiapkan diri kita secara sungguhsungguh dalam keluarga, bagaikan air laut yang dimasak di dalam sebuah pasuh lalu menjadi garam. Sejatinya garam tidak pernah menghancurkan apa yang harus diawetkannya, dan sekaligus mencegahnya terhadap pembusukkan. Dengan prinsip serupa, sesungguhnya sebagai pengikut Kristus kita tidak boleh menghancurkan apapun di dunia ini yang sudah baik. Kita justru harus berusaha supaya segala yang baik di dunia ini jangan sampai menjadi busuk. Itu dapat diwujudkan bila kita mau menjadi saksi, yakni setia kepada panggilannya sebagai orang Kristen. Setia kepada panggilan sebagai pengikut Kristus berarti mempertahankan yang baik dan memurnikannya lebih lanjut. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya percaya bahwa dalam diri saya, orang terbaptis, ada cahaya ilahi? 11
Pekan 2 MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA (Mat 5:13-16)
Lembaga Biblika Indonesia
-Bagaimana saya dapat menjadi garam dan terang dunia dalam hidup saya? -Apa artinya setia pada panggilah sebagai pengikut Kristus? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi seluruh anggota Gereja. Semoga di tengah persoalan dunia yang semakin kompleks, kita berusaha hidup sebagai anak-anak terang dengan menunjukkan kesaksian hidup yang baik dan benar. Marilah kita mohon... Bagi umat Kristen yang sedang menderita demi nama Tuhan Yesus. Semoga iman saudara-saudari kita yang sedang menderita demi nama Tuhan mendapatkan keteguhan iman, agar dengan kesaksian imannya, mereka dapat menghantar orang lain kepada Allah. Marilah kita mohon... Bagi keluarga kita. Semoga keluarga-keluarga kita dapat menjadi garam dan terang bagi masyarakat. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Tuhan Yang Mahakuasa, terima kasih untuk Firman-Mu yang meneguhkan hati kami. Bantulah dan kuatkanlah kami supaya kami mampu memberi kesaksian tentang Engkau dalam keseharian hidup kami. Semoga kami mampu menjadi rasul-Mu yang hadir di tengah keluarga dan masyarakat sebagai penyembuh, pembawa kesejukan dan pendamai bagi yang bertikai. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 2 MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA (Mat 5:13-16)
12
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 03 DIUTUS MENJADI RASUL UNTUK MEWARTAKAN FIRMAN DAN BERSAKSI TENTANG TUHAN (Mat 5:13-16)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan, puji syukur kami haturkan ke hadirat-Mu atas karunia keselamatan yang kami peroleh daripada-Mu melalui Yesus Putra-Mu. Dia hadir di tengah-tengah kami untuk mewartakan jalan keselamatan. Dia pun kemudian mengutus kami semua untuk melanjutkan tugas pewartaan yang sama kepada siapa saja yang kami jumpai. Berkatilah kami dan utuslah Roh-Mu ke atas kami di saat ini, supaya kami dapat merenungkan sabdaMu untuk nanti kami hayati dalam hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan dan Pengantara kami, yang hidup dan meraja bersama Bapa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mat 10:5-15 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Mateus. 5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 6melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 7Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 11Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 14Dan apabila seorang tidak menerima Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 4. Renungan Singkat Yesus memanggil kedua belas rasul dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Yesus lalu mengutus mereka ke tengah dombadomba yang hilang dari umat Israel untuk mewartakan bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Selain itu, mereka diharapkan untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Yesus membekali mereka dengan nasehat supaya misi berhasil yakni, tidak boleh membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggang, tidak boleh membawa bekal dalam perjalanan, tidak boleh membawa baju dua helai, kasut atau tongkat. Sasaran atau tujuan pengutusan mereka adalah mulai dari kota sampai ke pelosok-pelosok desa bahkan rumah orang dalam keluarga-keluarga. Di sekitar kita ada banyak orang yang putus asa dan menderita karena berbagai persoalan dalam hidup. Akibatnya tidak sedikit yang melarikan diri pada hiburan-hiburan yang tidak sehat, dan karenanya membawa dampak yang tidak baik untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk lingkungan sekitarnya. Sebagai sesama manusia, kita memiliki tanggung jawab moril untuk menolong mereka. Mereka itu bagai domba-domba yang hilang dari umat Israel, hilang daritengah-tengah kita. Sebagai orang Kristen, kita dapat mengarahkan mereka kepada Tuhan yang Mahakuasa, yang mampu mengatasi segala persoalan dalam hidup. Melalui pembaptisan, setiap kita dipanggil untuk menjadi murid Yesus dan melanjutkan karya pewartaan-Nya. Sebagai murid, kita mendapat tri tugas Kristus yakni menjadi imam, nabi dan raja. Tugas imam ialah melayani, nabi sebagai pewarta dan raja menjadi pemimpin. Yesus mengingatkan kita akan tugas kita sebagai pewarta. Pewarta yang baik ialah pewarta yang mampu bersaksi tentang Tuhan dengan perkataan dan perbuatan. Kita diharapkan untuk menjadi rasul di tengah keluarga atau komunitas, di tengah lingkungan sekitar atau masyarakat. Kita diutus untuk
Pekan 3 DIUTUS MENJADI RASUL UNTUK MEWARTAKAN FIRMAN DAN BERSAKSI TENTANG TUHAN (Mat. 10:5-15)
14
Lembaga Biblika Indonesia
herald-magazine.com
menjadi penyembuh yang sakit, membangkitkan motivasi dari iman yang mati, menghibur saudara dan saudari yang susah dan menderita. Untuk itu kita perlu meninggalkan emas kesombongan kita, mengenakan kasut kerelaan untuk mewartakan injil dan tongkat kepekaan yang menuntun kita melihat penderitaan sesama. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sudah peka terhadap sesama yang menderita? -Apakah hidup saya sudah memberi kesaksian tentang Tuhan yang mencintai tanpa batas? -Apakah saya hadir dalam keluarga dan masyarakat sebagai penyembuh, penyejuk dan pendamai? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Untuk mereka yang putus asa dan menderita. Semoga mereka menemukan harapan mereka pada Tuhan dan menyerahkan seluruh penderitaan mereka kepada Tuhan. Marilah kita mohon.... 15
Pekan 3 DIUTUS MENJADI RASUL UNTUK MEWARTAKAN FIRMAN DAN BERSAKSI TENTANG TUHAN (Mat. 10:5-15)
Lembaga Biblika Indonesia
cchallman.blogspot.com
Untuk para pewarta. Semoga mereka senantiasa mendapatkan peneguhan iman bagi karya pewartaan mereka. Marilah kita mohon.... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Bapa Yang Mahabaik, semoga karena kekuatan Firman-Mu, kami berani menjadi saksi-Mu di tengah dunia, menjadi garam dan terang dunia. Kiranya melalui perkataan dan perbuatan kami yang baik, banyak orang dihantar untuk mengenal Dikau, asal dan tujuan hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 3 DIUTUS MENJADI RASUL UNTUK MEWARTAKAN FIRMAN DAN BERSAKSI TENTANG TUHAN (Mat. 10:5-15)
16
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 04 BERANI BERSAKSI TENTANG KEBENARAN (Mat. 18:15-20)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang maha rahim, kami bersyukur kepada-Mu atas kerahiman dan belas kasih-Mu yang tanpa batas. Engkau menghendaki agar kami semua selamat sebagai satu kawanan-Mu. Kami mohon, bukan hati kami untuk selalu peka dan peduli terhadap keselamatan sesama kami dengan berani mewartakan kebenaran-Mu. Jangan biarkan kami menjadi orang yang acuh tak acuh dan tidak peduli dengan orang lain. Semoga kami berani menjadi saksi kebenaran-Mu dalam kata dan tindakan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mat. 18:15-20 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Mateus. 15 �Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 16Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. 17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. 19Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 20Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Yesus pernah memberikan nasihat kepada para murid-Nya, “Tidak mungkin tidak akan ada hal yang membuat orang berbuat dosa, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Karena itu, jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia.� Nasihat Yesus tentang menasihati sesama diletakkan Penginjil Matius setelah Yesus menyampaikan perumpamaan tentang Domba yang hilang. Perumpamaan ini menegaskan tentang tugas perutusan Yesus, yaitu mewartakan Kerajaan Allah dan karya keselamatanNya untuk semua orang. Agar manusia dapat mengalami keselamatan yang datang d a r i Allah, maka manusia harus melakukan pertobatan dalam hidupnya.
www.mormonchannel.org
Bagi Yesus, Jalan menuju pertobatan dan keselamatan membutuhkan keterlibatan dan peran serta orang lain. Karena itu, sesama mempunyai tanggung jawab yang besar juga untuk keselamatan sesamanya. Sesama mempunyai peran untuk membantu orang lain untuk mengerti dan menyadari dosa dan kesalahannya. Sesama adalah alat yang datang dari Allah untuk menyuarakan kebenaran sehingga orang lain selamat dan tidak tenggelam dalam jurang dosa. Jika Saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Entah disadari atau tidak, banyak kejahatan terjadi di sekitar kita yang disebabkan karena kita membiarkan hal itu terjadi. Kita berpikir itu adalah urusan pribadi setiap orang. Kita seringkali berdalil untuk tidak mau mencampuri urusan orang lain. Atau juga kita dengan sengaja membiarkan hal itu terjadi supaya orang lain hancur dan binasa. Atau juga karena kita takut dan tidak berani mengambil resiko serta mau mencari keamanan pribadi. Pekan 4 BERANI BERSAKSI TENTANG KEBENARAN (Mat. 18:15-20)
18
Lembaga Biblika Indonesia
Penginjil Matius mengajak kita untuk berani menegur sesama yang salah. Teguran kita merupakan tanda kasih kita kepada sesama yang salah supaya mereka selamat. Tentu saja, masing-masing kita memiliki cara tersendiri untuk menegur. Kita menegur dengan benar dan dengan cara yang tepat sebagai ungkapan cinta kita. Kita diajak untuk tidak mundur atau kompromi dan membiarkan kejahatan itu terus terjadi dan terulang. 5. Pertanyaan Permenungan -Bagaimana sikap saya ketika melihat orang lain atau sesama saya yang melakukan kesalahan dan dosa dalam hidupnya? -Apakah saya peka dan peduli terhadap keselamatan orang lain atau sesama saya ataukah saya masa bodoh dan tidak mau mencampuri urusan orang lain dan bahkan merasa senang kalau melihat mereka mengalami kehancuran dalam hidupnya? -Apakah saya berani mengatakan tentang kebenaran dengan menegur sesama yang berlaku salah dalam hidupnya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi Gereja umat Allah. Semoga para anggota Gereja selalu saling memperhatikan satu sama lain dengan berani menegur yang bersalah dan memperbaiki yang tidak benar sehingga semua anggota Gereja boleh mengalami keselamatan yang datang dari pada-Mu. Marilah kita mohon... Bagi pemimpin masyarakat. Semoga para pemimpin masyarakat tidak memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan selalu mengutamakan kebaikan bersama dalam menentukan kebijakan-kebijakan umum sehingga semua anggota masyarakat bisa mencapai hidup yang sejahtera rohani dan jasmani. Marilah kita mohon... Bagi orang-orang yang berdosa yang memerlukan pertobatan. Semoga hati dan diri mereka selalu terbuka untuk menerima warta pertobatan dan mau memperbaiki sikap dan tingkah laku yang salah dalam hidup mereka. Marilah kita mohon... 19
Pekan 4 BERANI BERSAKSI TENTANG KEBENARAN (Mat. 18:15-20)
Lembaga Biblika Indonesia
(bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang berbelas kasih, Engkau telah memanggil kami untuk saling memperhatikan satu sama lain sehingga kami boleh mengalami keselamatan dalam hidup kami. Kami mohon, bantulah kami supaya kami sanggup membangun komunitas kami di atas dasar persaudaraan yang kokoh dan kuat serta berani menjasi saksi kebenaran-Mu dalam hidup kami. Demi Kristus Tuhan kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 4 BERANI BERSAKSI TENTANG KEBENARAN (Mat. 18:15-20)
20
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 05 MENJALANKAN PERINTAH UNTUK MEWARTAKAN INJIL DI MANA SAJA KITA BERADA (Mat. 28:16-20)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Yesus, Tuhan dan Guru kami, sebelum naik ke surga, Engkau telah mengutus murid-murid-Mu untuk memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa murid-Mu. Kami yang berkumpul di sini adalah saksisaksi-Mu yang siap diutus untuk menyebarkan Kabar Gembira di mana kami berada dan berkarya. Berkenanlah hadir di tengah kami dan penuhilah hati kami dengan Roh Kudus-Mu, sehingga kami beroleh kekuatan untuk mewartakan Firman-Mu dalam keluarga dan lingkungan hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mat. 28:16-20 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Mateus. 16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 4. Renungan Singkat Sebelum naik ke surga, Yesus berpesan kepada para murid-Nya untuk melanjutkan tugas-Nya, yaitu mewartakan Sabda Allah ke seluruh dunia. Pesan Yesus itu berbunyi, “...pergilah, jadikanlah semua bangsa muridIbadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu... Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” Pesan Yesus ini mengandung beberapa amanat kunci seperti, pertama ‘pergilah’. Kata ini mengandung seruan agar para murid tidak berdiam diri dan menunggu. Mereka yang berinisiatif untuk melakukan pewartaan. Kedua, ‘jadikanlah semua bangsa murid-Ku’. Berbeda dengan amanat Yesus sebelumnya waktu mengutus keduabelas murid-Nya untuk mewartakan Injil kepada orang Yahudi, kali ini Yesus mengutus mereka untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya. Ajaran Yesus menjadi ajaran universal. Ketiga, ‘baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus’. Pembaptisan ini menjadikan mereka sah menjadi muridmurid Kristus yang baru. Keempat, ‘ajarlah mereka...’. Para murid diminta Yesus untuk memberikan pengajaran yang telah diberikannya. Lebih dalam, para murid diharapkan mampu memberikan pengajaran itu lewat menjadi teladan hidup yang yang baik yang dikehendaki Yesus. Kelima, janji penyertaan Yesus. Yesus menyadari bahwa tugas pewartaan ini berat, sehingga Ia berjanji untuk menyertai para murid yang melanjutkan tugasNya. Amanat agung ini diperuntukkan bagi kita semua, umat Kristen di zaman modern ini. Kita semua diutus untuk mewartakan Firman Tuhan di mana saja kita berada. Tugas pewartaan Firman Tuhan bukanlah monopoli kaum klerus, melainkan tugas kita semua. Kita semua yang telah dibaptis mendapatkan juga tugas perutusan ke tengah kehidupan kita masing-masing. Tugas perutusan kita dapat kita jalankan di dalam keluarga. Sebagai murid Tuhan, kita menyatakan kasih dan cinta, berdoa dan merenungkan kitab suci. Di sekolah, kita berupaya menjadi teladan hidup disiplin dan taat. Di tempat kerja, kita berusaha untuk menjadi pekerja yang loyal dan jujur. Hendaknya kita mengamalkan ajaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Tugas pewartaan ini sangat berat, mungkin ini juga yang dialami oleh beberapa murid yang ragu-ragu. Tetapi Tuhan Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia senantiasa menyertai mereka. Kita juga harus dengan yakin melaksanakan amanat agung ini karena kita percaya bahwa Yesus selalu berjalan di sisi kita dan senantiasa menyertai kita hingga akhir zaman. 5. Pertanyaan Permenungan -Sudahkah saya menjadi pewarta Sabda Tuhan dalam kehidupan seharihari? Pekan 5 MENJALANKAN PERINTAH UNTUK MEWARTAKAN INJIL DI MANA SAJA KITA BERADA (Mat. 28:16-20)
22
Lembaga Biblika Indonesia
-Apa saja yang harus saya lakukan agar dapat menjadi teladan pewartaan Sabda? -Sudahkah saya menjadikan hidup saya sebagai tempat kita mewartakan Sabda Tuhan? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi mereka yang ragu-ragu dalam mewartakan Sabda Tuhan. Semoga Tuhan meneguhkan hati mereka sehingga mereka merasa yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka, berjalan di samping mereka dan menopang mereka ketika mereka hendak jatuh. Marilah kita mohon... Bagi para imam. Semoga para imam sungguh-sungguh menghayati teladan hidup yang baik sebagai pewarta Sabda sehingga umat dihantar kepada Tuhan, Sang Sabda sejati. Marilah kita mohon... Bagi kita sekalian. Semoga kita dapat menjadikan hidup kita dan seluruh aktivitas kita sebagai tempat penyemaian benih dan pewartaan Sabda Tuhan. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang mahamurah, puji syukur kami haturkan ke hadirat-Mu. Kami hendak menjadikan hidup kami sebagi tempat subur pewartaan Sabda Tuhan. Bantulah kami agar selalu percaya Engkau menyertai kami senantiasa. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
23
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 5 MENJALANKAN PERINTAH UNTUK MEWARTAKAN INJIL DI MANA SAJA KITA BERADA (Mat. 28:16-20)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 06 DIUTUS MENJADI PEWARTA BERSAMA KETUJUH PULUH MURID (Luk. 10:1-12)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Tuhan Allah kami yang Maha Baik, Putra-Mu Yesus telah memanggil dan mengutus para murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, sehingga kami pun siap diutus ke tengah dunia untuk menjadi pewarta Kerajaan-Mu dan teguhkanlah langkah kami sehingga kami tidak takut dan goyah ketika berhadapan dengan tantangan dan kesulitan serta tidak tergoda oleh tawaran-tawaran dunia yang menyesatkan kami dalam menjalankan tugas perutusan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Luk. 8:16-18 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Lukas. 1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9dan sembuhkanlah orangorang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 11Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 12Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 8
4. Renungan Singkat Penginjil Lukas melukiskan kisah tentang Yesus mengutus tujuh puluh murid. Mereka diutus untuk mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Mereka diutus berdua-dua untuk mempersiapkan kedatangan Yesus. Tugas perutusan ini tidak gampang ibarat anak domba ke tengah serigala. Mereka akan mengalami situasi yang menyenangkan pun tidak jarang mereka harus mengalami penolakan dan sikap tidak diterima. Namun kuasa Allah akan selalu menyertai mereka dalam menjalankan tugas perutusan yang telah dipercayakan kepada mereka Tuhan membutuhkan setiap kita untuk diutus oleh-Nya ke tengah dunia. Selain keduabelas rasul, Tuhan juga mengutus makin banyak orang untuk terlibat dalam misi perutusan-Nya. Ini berarti bahwa kita semua turut membantu tugas ‘keduabelas rasul’, yaitu mereka yang dipanggil secara khusus untuk menjadi pelayan Tuhan. Menjadi murid Kristus pada jaman ini bukan merupakan tugas yang gampang dan mudah. Dunia sebagai medan perutusan kita seringkali tidak bersahabat dengan kita. Kita akan juga mengalami penolakan-penolakan dan sikap tidak diterima karena pewartaan kita seringkali harus bertentangan dengan semangat jaman dan tawaran-tawaran dunia. Kisah Yesus mengutus tujuh puluh murid mau mengajak kita untuk menyadari bahwa kita adalah juga murisd Kristus. Sebagai murid Kristus kita dipanggil untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah dalam kehidupan ini. Kita pun diutus ke tengah dunia kita. Dunia yang kita temui mungkin dunia yang bersahabat, namun tak jarang kita menemukan dunia yang tidak bersahabat. Akan tetapi, dalam situasi apapun kita kita harus terus mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah dan kebenarannya dalam hidup kita dengan suatu keyakinan yang kuat bahwa Tuhan selalu menyertai kita dalam menjalankan tugas perutusan-Nya sendiri. 25
Pekan 6 DIUTUS MENJADI PEWARTA BERSAMA KETUJUH PULUH MURID (Luk. 10:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya selalu berdoa mohon panggilan supaya Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian yang banyak ini? -Apakah saya juga sudah menjadi pekerja yang diutus untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah dan nilai-nilainya sebagaimana ketujuh puluh murid siap diutus oleh Yesus seperti domba ke tengah serigala? -Bagaimana sikap saya ketika berhadapan dengan tantangan dan kesulitan dalam mewartakan Kerajaan Allah dan nilai-nilainya dalam hidup ini?
katolisitas.org.II
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para imam dan biarawan- biarawati. Semoga mereka selalu setia pada panggilan mereka dan tekun dalam menjalankan tugas perutusan mereka melalui karya-karya dan hidup mereka. Marilah kita mohon... Pekan 6 DIUTUS MENJADI PEWARTA BERSAMA KETUJUH PULUH MURID (Luk. 10:1-12)
26
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi orang-orang Kristen yang dianiaya dan tertekan. Semoga mereka tetap setia pada imannya kepada Tuhan dan tetap percaya bahwa Tuhan selalu selalu bersama mereka dalam saat-saat sulit hidup mereka. Marilah kita mohon... Bagi orang muda Katolik. Semoga mereka membuka hati dan diri mereka terhadap panggilan Tuhan untuk menjadi pewarta-pewarta Kerajaan Allah di atas muka bumi ini. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa kami yang ada di Sorga. Kobarkanlah selalu semangat dalam hati kami sehingga kami selalu memberikan diri dan hidup kami untuk menjalankan tugas perutusan-Mu. Jadikanlah kami murid-murid-Mu yang setia pada tugas perutusan dan kuatkanlah langkah kami dalam membangun Kerajaan-Mu di atas muka bumi ini melalui karya-karya kami. Demi Kristus Tuhan kami. U: Amin.
27
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 6 DIUTUS MENJADI PEWARTA BERSAMA KETUJUH PULUH MURID (Luk. 10:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 07 BERCAHAYA SEPERTI PELITA (Luk. 8:16-18)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa Yang Mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu untuk anugerah kehidupan yang kami peroleh daripada-Mu secara cuma-cuma. Hadirlah bersama kami dalam ibadat ini dan bukalah hati kami untuk mengerti dan memahami Sabda-Mu sebagai pedoman terang bagi langkah laku hidup kami. Mampukanlah kami untuk hidup seturut teladan keluarga kudus Nazareth yang menjadi model bagi keluarga-keluarga Kristiani. Demi Kristus Tuhan dan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Luk. 8:16-18 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Lukas. 16 Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. 17Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. 18Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 4. Renungan Singkat Pelita yang bernyala akan menerangi seluruh ruangan jika ditempatkan di atas gantang. Penginjil Lukas memberikan kritikan tajam untuk orangorang pada zaman itu untuk menunjukkan iman mereka yang benar kepada Yahweh. Bahwasannya, iman mesti disebarluaskan seperti cahaya yang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
bernyala yang diletakkan di atas gantang yang menerangi semuanya. Menerangi semua berarti tidak ditutupi dan disembunyikan sebagaimana yang dilukiskan oleh penginjil sebagaimana pelita yang bernyala yang ditempatkan di bawah kaki dian yang tidak menerangi semuanya. Iman yang benar kepada Allah mesti dimanifestasikan. Artinya, orang tidak hanya sekedar beriman, tetapi bagaimana iman itu dihidupi bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk sesama. Sebab imanlah yang menjadi dasar utama, menjadi pegangan hidup dan kekuatan bagi orang kristiani yang notabenenya adalah pengikut-pengikut Kristus. Di dalam keluarga, pembinaan dan pendidikan iman menjadi sangat urgen dalam menghadapi realitas kehidupan di dunia ini. Tanpa iman, hidup kita menjadi tidak berarti dan bermakna karena iman memberi kita harapan untuk bertahan. Iman yang hidup itu bisa diibaratkan pelita yang memancarkan cahaya bagi keluarga kita dan sesama kita. Iman akan Tuhan mesti menjadi dasar dan pegangan hidup bagi keluarga kita dalam menjalani hidup di dunia yang fana ini. Oleh karena itu, keluarga mesti menyadari panggilannya sebagai pengikutpengikut Kristus yang memiliki iman yang militan. Iman yang kokoh dan kuat akan membuat keluarga tidak terhempas oleh badai dan arus zaman. Menghidupi nilai spiritual pertama-tama berawal dari keluarga dan itu seharusnya sudah dimulai sejak keluarga-keluarga Kristen dibentuk untuk menjalani tugas ini, yakni setiap anggota keluarga memancarkan cahaya imannya untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang berintegritas dan dewasa dalam iman akan Kristus, sumber terang dan pelita bagi langkah laku kita. 5. Pertanyaan Permenungan -Peristiwa-peristiwa manakah yang sering kali menjadi kesempatan berharga untuk menumbuhkembangkan iman Kristiani dalam keluarga? -Bagaimana membudayakan kegiatan-kegiatan tersebut dalam keluarga? -Kesulitan-kesulitan apa saja yang pernah dialami dalam menumbuhkembangkan iman dalam keluarga dan bagaimana jalan keluar yang mesti ditempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 29
Pekan 7 BERCAHAYA SEPERTI PELITA (Luk. 8:16-18)
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Semoga Tuhan menuntun dan membuka hati dan pikiran kita untuk senantiasa bertekun dalam kehidupan spiritual demi pertumbuhan dan perkembangan iman kita. Marilah kita mohon... Semoga Tuhan membantu kita mengamalkan cinta kasih di antara kita dan juga sesama kita sebagai wujud dari pancaran dan buah dari iman kita. Marilah kita mohon... Semoga Tuhan, lewat bimbingan Roh Kudus-Nya, memampukan kita untuk mencintai dan menghidupi situasi kehidupan keluarga kita yang harmonis, rukun, damai, bahagia dan tenang sebagai tempat persemaian dan bertumbuhnya benih iman akan Kristus, sumber cahaya dan terang sejati. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Mahapengasih dan penyayang, Engkau menghendaki agar pelita iman kami tetap menyala dan bersinar di dalam kehidupan kami. Bantulah kami, ya Tuhan untuk mewujudnyatakan cahaya iman kami itu agar berbuah melimpah dan berguna bagi kami, bagi sesama, dan bagi-Mu, sumber pelita dan dan satu-satunya terang bagi hidup kami. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu lewat perantaran Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 7 BERCAHAYA SEPERTI PELITA (Luk. 8:16-18)
30
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 08 BERANI BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mrk 1:1-18)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Maha kuasa dan kekal, kami bersyukur kepada-Mu atas kasih karunia yang Engkau anugerahkan kepada keluarga kami. Kami bersyukur karena atas kasih-Mu, Engkau telah memanggil kami untuk membangun persekutuan hidup dalam keluarga. Pada kesempatan ini, kami hendak mendengar dan merunungkan Sabda-Mu. Bukalah hati kami dan curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hati kami, agar Sabda-Mu yang akan kami dengar dan renungkan sungguh meresap dalam jiwa kami dan menguatkan keluarga kami untuk berani bersaksi tentang kebesaran cintaMu di dalam dunia ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mrk 1:1-18 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Markus. 1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. 2Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; 3ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”, 4demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” 5Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. 6Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 7Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. 8Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” 9Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. 10Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 11Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” 12Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. 13Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. 14Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” 16Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” 18Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 4. Renungan Singkat Bacaan Injil yang baru saja kita dengar berbicara tentang dua hal penting. Pertama, penginjil Markus memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah (Mrk. 1:1). Ayat pertama Injil Markus berisikan inti dan maksud dari Injil itu sendiri yakni Yesus Kristus Anak Allah. Oleh karena itu penginjil Markus mengajak pembaca untuk percaya kepada Yesus sebagai Mesias yang menderita, wafat di salib dan sekarang hidup sebagai Tuhan yang bangkit. Menurut Markus, Tuhan Yesus memanggil para murud-Nya untuk mengikuti jejak-Nya, melayani sesama dengan penuh kasih sampai pada kesudahannya. Kedua, Yohanes Pembaptis mewartakan dan memberi kesaksian tentang Yesus sebagai Mesias yang didambakan oleh bangsa Israel (Mrk. 1:2-8). Yohanes pembaptis adalah seorang nabi yang dipanggil oleh Allah untuk mempersiapkan bangsa Israel, agar Israel layak menerima Yesus Kristus Sang Mesias. Tentang dirinya sendiri, Yohanes memberi kesaksian demikian, “akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: luruskanlah jalan Tuhan” (Yoh. 1:23). Yohanes memberitakan pertobatan kepada Israel dan memberi kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai Mesias Anak Allah. Ia rendah hati dan jujur mengakui Yesus sebagai Mesias yang dinantikan. Menurut kata-katanya sendiri, dia berkata, “sesudah aku akan Pekan 8 BERANI BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mrk 1:1-8)
32
Lembaga Biblika Indonesia
datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak�. Yohanes menunjuk Yesus sebagai Dia yang dinantikan. Keluarga-keluarga Katolik seperti Yohanes Pembaptis dipanggil oleh Allah untuk mewartakan dan memberi kesaksian tentang hidup dan karya Yesus Kristus di dalam dunia. Realita membuktikan bahwa sebagian besar keluarga Katolik sungguh menjalankan tugas pewartaan (kerygma ) dan kesaksian (martiria) tentang Yesus Kristus dalam hidup setiap hari. Hal itu nampak dalam sikap saling setia, saling mengasihi, jujur, rendah hati, membela keadilan dan kebenaran. Namun demikian, ada pula sebagian keluarga Katolik belum sadar sepenuhnya akan tugas dan tangung jawab pewartaan dan kesaksian dalam hidup setiap hari. Hal itu nampak dalam sikap ketidaksetiaan dalam keluarga, percekcokan, keangkuhan, ketidakjujuran, dan perceraian. Dalam dunia yang terus maju dan berubah ini, keluarga-keluarga Kristen diharapkan untuk semakin teguh dalam iman, saling setia, berani mewartakan dan bersaksi tentang Injil Allah dalam kata dan tindakan. Semangat pewartaan baru mengajak kita untuk mewartakan Injil Allah dengan cara hidup yang baik dan benar. Keluarga Katolik juga dipanggil untuk hidup bijaksana dan sederhana demi kesejahteraan bersama. 5. Pertanyaan Permenungan -Siapakah Yohanes Pembaptis bagi saya? -Bagaimana saya mewartakan dan memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup saya? -Apa pesan teks ini untuk saya dan keluarga saya?
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin Gereja. Semoga Tuhan mencurahkan Roh Kudus 33
Pekan 8 BERANI BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mrk 1:1-8)
Lembaga Biblika Indonesia
kepada para pemimpin Gereja, agar mereka melayani umat Tuhan dengan setia dan penuh cinta. Marilah kita mohon... Bagi bangsa dan negara. Semoga Tuhan memberkati bangsa dan negara kita, menjauhkan bangsa kita dari konflik antar-suku dan agama. Semoga Tuhan juga menganugerahkan Roh kebijaksaan kepada para pemimpin bangsa dan negara kita, agar mereka senantiasa memikirkan dan memajukan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat seutuhnya. Marilah kita mohon... Bagi keluarga Kristen. Semoga iman keluarga Kristen diteguhkan dengan kekuatan Roh Tuhan, agar mereka berani mewartakan dan bersaksi tentang karya Putera Allah dalam hidup setiap hari. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur kepadaMu karena kasih-Mu selalu Engkau limpahkan kepada kami. Engkau telah menuntun kami dalam sharing iman ini. Semoga Sabda-Mu yang telah kami renungkan sungguh meresap ke kedalaman hati kami, agar kami semakin teguh dalam iman dan cinta satu terhadap yang lain, sehingga kami boleh menjadi saksi dan duta kasih-Mu di tengah dunia. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 8 BERANI BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mrk 1:1-8)
34
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 09 SETIA BERSAKSI KEBENARAN (Mrk 14:66-72)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan Allah Bapa kami yang ada dalam surga, Engkau tak hentihentinya menganugerahkan rahmat-Mu yang besar kepada kami dalam hidup kami. Putera-Mu satu-satunya Kau utus ke dunia untuk mengangkat kami menjadi anak-anak Allah. Kami mohon, semoga kami tahu bersyukur atas rahmat-Mu yang besar itu. Singkirkanlah di dalam diri kami keinginan untuk melawan perintah-Mu. Biarkanlah Roh Kudus-Mu menguasai kami agar kami setia bersaksi tentang hal-hal yang benar dalam hidup kami. Semoga kami juga mampu menjadi pewarta sabda-Mu yang kudus dalam keluarga, Gereja dan masyarakat kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mrk 14:66-72 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Markus. 66 Pada waktu itu Petrus masih ada di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar, 67dan ketika perempuan itu melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.” 68Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: “Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud.” Lalu ia pergi ke serambi muka (dan berkokoklah ayam). 69Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang yang ada di situ: “Orang ini adalah salah seorang dari mereka.” 70Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: “Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!” 71Maka
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!� 72Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.� Lalu menangislah ia tersedu-sedu. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus 4. Renungan Singkat Kisah Injil yang kita dengar tadi berbicara tentang Petrus yang menyangkal Yesus yang adalah sahabat, guru, sekaligus Tuhan baginya. Dalam teks dikisahkan bahwa dua kali Petrus menyangkali gurunya di hadapan wanita dan satu kali di hadapan orang-orang lain. Penyangkalan Petrus ini terjadi karena dia tidak menyadari kelemahannya sehingga dia mengabaikan peringatan Tuhan Yesus bahwa dia akan menyangkal Yesus, Guru dan Tuhannya, sebanyak tiga kali. Sudah sering Yesus memberi tahu bahwa mereka harus menderita bagi-Nya, harus memikul salib mereka, dan mengikuti-Nya. Namun, ketika penderitaan itu datang dan bahaya mengancam, Petrus menjadi amat ketakutan, sehingga ia langsung berdusta dan bersumpah, tanpa berusaha untuk mencegahnya. Ketika Yesus dikagumi dan diikuti banyak orang, Petrus selalu siap untuk mengakui-Nya. Namun ketika Yesus ditangkap dan dihina, Petrus merasa malu akan Yesus, dan tidak mau mengakui bahwa dia mengenal Yesus. Kegagalan Petrus untuk mempertahankan imannya sebenarnya merupakan kegagalan untuk tetap bergantung kepada pertolongan Tuhan. Petrus merasa sanggup menghadapi goncangan iman sehingga dia mengabaikan pentingnya mengharapkan bantuan Tuhan dengan berjagajaga dan berdoa. Keyakinan diri yang terlalu besar yang tidak ditopang oleh kekuatan Allah membuat Petrus tidak sanggup menghadapi goncangan iman dan dia mengalami ketakutan yang membuat dia bersikap pengecut dan menyangkal Gurunya. Di saat Gurunya mulai mengalami penderitaan secara fisik, Petrus pun gagal untuk memberi dukungan. Petrus tidak setia bersaksi kebenaran bahwa dia mengenal Yesus, bahkan menjadi bagian inti dari komunitas kecil yang dibentuk Yesus. Seperti Petrus, tanpa kita sadari, dalam kehidupan kita sehari-hari kita menyangkal Tuhan. Di satu sisi, di sekeliling kita banyak orang yang mempertanyakan iman kita, di sisi lain kita malu atau bahkan lupa memberi kesaksian akan iman kita sebagai murid Kristus, ataupun kita terlalu percaya diri dan kurang waspada sehingga terjebak seperti Petrus. Kita lupa mengandalkan Tuhan ketika iman kita dicoba dan dipertanyakan. Pekan 9 SETIA BERSAKSI KEBENARAN (Mrk 14:66-72)
36
Lembaga Biblika Indonesia
Bukti penyangkalan kita akan Yesus secara sederhana tampak dalam gaya hidup kita yang mengabaikan ajaran-ajaran-Nya. Kita lebih suka mengikuti keinginan kita daripada kehendak Tuhan. Selain itu, kita menyatakan bahwa kita mengenal Yesus namun kita tidak pernah menyentuh, membuka dan membaca Kitab Suci. Dengan demikian iman kita menjadi dangkal karena kita mengenal nama Yesus tetapi tidak menghayati perintah dan ajaran-Nya, sehingga seperti Petrus kita terjatuh dan menyangkal Tuhan. Masih hangat di hati kita ucapan Petrus, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau� (Mrk. 14:31). Tetapi pada malam yang sama, hanya berselang beberapa jam, di hadapan pengadilan agama Yahudi, Petrus menyangkal bahkan bersumpah bahwa ia sama sekali tidak mengenal Yesus. Petrus memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri daripada menderita bersama Kristus. Petrus tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Yesus harus menderita. Selain itu, sikap Yesus menyerahkan diri tanpa suatu perlawanan apa pun membuat Petrus yang dijuluki batu karang itu hancur berantakan. Petrus yang gagah berani itu tiba-tiba menjadi seorang penakut bahkan sampai menyangkali gurunya. Tetapi yang menarik adalah pertobatan Petrus datang dengan cepat. Dengan berkokoknya ayam untuk kedua kalinya, dia teringat akan perkataan Gurunya tentang penyangkalannya. Dengan mengingat kembali hal itu, ia menyadari dosanya dan keburukannya; dan ketika ia memikirkan hal itu, menangislah ia. Suatu tangisan penyesalan. Kita belajar dari kesalahan Petrus supaya jangan lagi kita menambah jumlah penyangkalan kita akan Tuhan. Kita berusaha membangun kesetiaan kita pada Tuhan, mengandalkan-Nya ketika kita berada dalam cobaan dan bangkit bersaksi tentang Tuhan kita tanpa takut menderita serta membangun cinta yang besar akan sabda dan perintah-Nya. Yang penting adalah kita memiliki hati seperti Petrus yang mau menyadari kesalahan dan bertobat ketika kita jatuh dan berdosa. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya pernah menyangkal Tuhan dalam hidup saya? Penyangkalanpenyangkalan macam apakah yang saya lakukan terhadap Tuhan? -Seperti Petrus, apakah saya juga sering terlalu percaya diri sendiri dan tidak mau ataupun lupa meminta pertolongan Tuhan ketika iman saya dicoba dan ditantang? -Apakah saya memiliki hati seperti Petrus yang mau menyadari dosa, menyesalinya dan bertobat? 37
Pekan 9 SETIA BERSAKSI KEBENARAN (Mrk 14:66-72)
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi saudara-saudari kita yang menyangkal imannya. Semoga mereka menjadi sadar akan penyangkalan mereka dan kembali ke dalam persekutuan Gerejawi dan kembali mengimani Kristus sebagai Allah Putera yang telah menebus dosa manusia. Marilah kita mohon‌ Bagi para katekis. Semoga Tuhan melindungi para ketekis agar mereka tetap sehat, kuat dan setia menjadi pewarta Sabda Tuhan di tengah dunia. Semoga mereka mendapatkan kekuatan di saat mereka mengalami tantangan dan mendapatkan hiburan di kala mereka mengalami penderitaan. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa Yang maha pengasih dan penyayang, Yesus Kristus Putera-Mu menjadi tanda tetap bagi keselamatan kami. Kami mohon kiranya iman kami akan Dikau melalui Putra-Mu melekat erat dalam hati kami dan menjadi daya yang selalu menolong kami. Semoga kami tidak pernah menyangkal Putra-Mu dan Tuhan kami, melainkan setia mewartakan injil-Mu dalam kesaksian hidup yang benar di dalam keluarga, Gereja dan masyarakat kami. Sebab Engkaulah Allah kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 9 SETIA BERSAKSI KEBENARAN (Mrk 14:66-72)
38
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 10 MENJADI SAKSI YANG BENAR DI PENGADILAN. BELAJAR DARI KELEMAHAN PETRUS (Yoh. 18:15-27)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang mahakuasa, kami sekeluarga bersyukur atas semua rahmat-Mu yang telah menyertai kami menjalani kehidupan ini. Buatlah agar kami tetap beriman teguh kepada-Mu dalam situasi apa pun, agar dengan suka cita kami boleh bersaksi tentang kebesaran kasih-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mrk 14:66-72 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, 16tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakapcakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. 17 Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: “Bukankah engkau juga murid orang itu?” Jawab Petrus: “Bukan!” 18Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka. 19Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaranNya. 20Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyisembunyi. 21Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.” 22Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
“Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?” 23Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?” 24Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. 25Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: “Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?” 26Ia menyangkalnya, katanya: “Bukan.” Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: “Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?” 27Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus.
spiritualitaskatolik.wordpress.com
4. Renungan Singkat Dalam kotbah perpisahan-Nya, Yesus sudah memperingatkan Petrus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali”. Peringatan Yesus itu terbukti benar. Ia disangkal tiga kali oleh Petrus, orang kepercayaan-Nya. Penyangkalan pertama terjadi di hadapan wanita penjaga pintu, dengan tegas Petrus mengatakan “bukan”, ketika dia ditanya: apakah engkau juga murid orang itu? Penyangkalan kedua terjadi di hadapan para serdadu yang sedang berdiang mengelilingi api untuk memanaskan diri. Di sini Petrus pun mengatakan, “bukan”. Penyangkalan ketiga terjadi di hadapan salah seorang saudara dari Malkus, yang telinganya dipotong Petrus. Saat itulah Pekan 10 MENJADI SAKSI YANG BENAR DI PENGADILAN. BELAJAR DARI KELEMAHAN PETRUS (Yoh. 18:15-27)
40
Lembaga Biblika Indonesia
ayampun berkokok. Bisa jadi bahwa tindakan Petrus yang konyol ini diliputi ketakutan, karena dia sedang dikelilingi oleh kelompok yang menangkap dan mengadili Yesus. Tetapi dengan itu ramalan Yesus menjadi terpenuhi. Kisah pengadilan ini sebenarnya mau menampilkan kebesaran jiwa dan keunggulan pengetahuan Yesus di hadapan para penguasa dunia. Karena nampaknya sidang pengadilan yang digelarkan Hanas dan Imam Besar Kayafas adalah sebuah rekayasa politik. Hanya sekadar sebuah sandiwara saja. Namun Yesus tidak mau berpura-pura dan terjebak dalam sandiwara mereka. Ia tampil serius dengan kebesaran jiwa dan keunggulan pengetahuan-Nya akan kebenaran. Hal itu berbeda dengan sikap orangorang itu. Hamba imam agung yang berusaha mencari muka tuannya, menampar muka Yesus di saat Yesus memberi kesaksian tentang muridmurid dan ajaran-Nya di hadapan imam agung. Hanas dan Kayafas bersikap seolah-olah sidang pengadilan yang dipimpinnya itu sifatnya resmi dan obyektif, padahal sebenarnya sudah lama mereka telah menjatuhkan hukuman mati atas Yesus, “Adalah lebih berguna, jika satu orang mati untuk seluruh bangsa”. Kita hendaknya belajar dari pengalaman Petrus. Kita diajak untuk tetap setia pada kebenaran, pun ketika kita dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran di tengah masyarakat. Orang yang menyangkali kebenaranb erarti mencederai martabatnya sebagai manusia berbudi luhur dan secara langsung menghinakan Tuhan. Tuhan sendiri bersabda, jika ‘ya’, hendaklah kamu katakan ‘ya’, jika ‘tidak’ , hendaklah kamu katakan ‘tidak’. Selebihnya hanya datang dari si jahat. Jadilah saksi yang benar tentang kebenaran. 5. Pertanyaan Permenungan -Bagaimana perasaan saya saat diminta untuk menjadi saksi atas sebuah perkara? -Apakah akibat dari kesaksian palsu? -Beranikah saya untuk menjadi saksi yang benar? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. 41
Pekan 10 MENJADI SAKSI YANG BENAR DI PENGADILAN. BELAJAR DARI KELEMAHAN PETRUS (Yoh. 18:15-27)
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi ayah dan ibu. Semoga para orang tua Katolik dapat menjadi saksi yang benar lewat cara pengajaran-pengajaran dan cara hidup mereka. Marilah kita mohon... Bagi para penegak hukum di tanah air kita. Semoga dengan bijaksana mereka sungguh-sungguh memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi segenap masyarakat. Marilah kita mohon... Bagi para korban ketidakdilan dan paraktek rekayasa pengadilan. Semoga iman mereka diteguhkan sehingga mereka terus memberikan kesaksian yang benar. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Bapa, yang Mahakuasa, semoga kekuatan Firman-Mu mendorong kami untuk tetap bersikap jujur, adil dan benar, baik di waktu susah maupun senang, di saat untung maupun malang. Jadikanlah kami saksi sukacita Injil dalam kehidupan kami sehari-hari. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 10 MENJADI SAKSI YANG BENAR DI PENGADILAN. BELAJAR DARI KELEMAHAN PETRUS (Yoh. 18:15-27)
42
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 11 KEMBALI KEPADA KEBENARAN (Hos. 6:7-7:2)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Mahatahu, Engkau mengetahui segala hidup kami, entah itu yang baik maupun yang buruk. Tak ada yang tersembunyi bagi-Mu. Kehidupan yang kami dapatkan adalah anugerah terbesar-Mu untuk kami. Kami bersyukur atas berkat-Mu yang cuma-cuma atas kami setiap hari. Kami mohon, sertailah dan dampingilah kami selalu dalam setiap derap langkah hidup ini agar kami menjadi saksi-saksi kebenaran dalam hidup kami sehari-hari seturut Sabda-Mu. Semuanya ini kami panjatkan kepadaMu dengan perantaraan Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Hos. 6:7-7:2 P: Pembacaan diambil Kitab Hosea. 7 Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku. 8Gilead adalah kota para penjahat, penuh dengan jejak darah. 9Seperti gerombolan menghadang demikianlah persekutuan para imam; mereka membunuh di jalan ke Sikhem, sungguh, mereka melakukan perbuatan mesum. 10Di antara kaum Israel telah Kulihat hal-hal yang mengerikan; di sana ada Efraim bersundal dan Israel telah menajiskan diri. 11Juga bagimu, hai Yehuda, telah ditentukan penuaian: Apabila Aku memulihkan keadaan umat-Ku, 7:1apabila Aku menyembuhkan Israel, maka tersingkaplah kesalahan Efraim dan kejahatan-kejahatan Samaria: sebab mereka melakukan penipuan: pencuri mendobrak masuk, gerombolan merampas di luar. 2Dan tidak terpikir mereka bahwa Aku mengingat segala kejahatan mereka. Sekarangpun perbuatan-perbuatan mereka mengepung mereka, semuanya ada di hadapan wajah-Ku. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
pendoasion.wordpress.com
4. Renungan Singkat Seperti makanan basi atau busuk menebarkan aroma kebusukan, demikian pula tindakan jahat penuh kejahatan akan terungkap jelas walau dibungkus rapi dan dibingkai secara elok. Inilah yang tergambar dalam Kitab Hosea. Nabi Hosea berseru kepada Tuhan atas Efraim (Israel) yang melakukan kejahatan. Kejahatan mereka dengan terbuka dipertontonkan dan malah mereka bangga dengan kejahatan itu. Gambaran kebandelan dan kesombongan Efraim terlukis jelas antara lain: “Kota mereka penuh dengan jejak darah – mereka membunuh di jalan ke Sikhem – mereka melakukan perbuatan mesum – Efraim bersundal dan telah menajiskan diri” Seharusnya mereka khilaf dan merasa berdosa. Namun itu tidak dilakukan. Seruan kritis Nabi Hosea mengingatkan mereka supaya bertobat dari kejahatan mereka dan kembali ke jalan yang benar di hadapan Tuhan. Tuhan melihat semuanya dengan tujuan agar manusia bertobat dan kembali kepada-Nya. Tuhan tahu kalau kita berbuat jahat. Ia tahu segala
sesuatu. Ia ada lebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 1:17). Maka kejahatan apapun yang kita perbuat, diketahui oleh Tuhan. Kejahatan akan mengepung hidup kita dan membuat kita terhimpit. Jalan keluar yang ditempuh adalah berubah dan tidak lagi berbuat jahat. Cara kita melangkah meninggalkan semua kejahatan adalah dengan bertobat. Dengan sikap tobat, kita dihantar untuk menjalani hidup yang baik dan yang benar sebagai anak-anak Tuhan. Tuhan sayang kepada orang yang suci langkah dan bersih hatinya. Pertobatan kitapun merupakan Pekan 11 KEMBALI KEPADA KEBENARAN (Hos. 6:7-7:2)
44
Lembaga Biblika Indonesia
sebuah kesaksian iman bagi sesama agar juga memiliki semangat pertobatan dalam hidup. Nabi Hosea diutus Tuhan untuk berani mengkritisi masyarakat yang bobrok. Tanpa takut dan gentar ia menyerukan kebenaran profetisnya agar Israel bertobat. Keberanian Hosea mengilhami kita juga untuk berani menyerukan kebenaran profetis di tengah masyarakat kita yang penuh dengan kebobrokan dan kejahatan. Itulah kesaksian kita untuk membawa sesama kepada pertobatan dan pembalikan hidup dari kejahatan kepada kebaikan, dari kesesatan kepada kebenaran, dari kebencian kepada cinta kasih. 5. Pertanyaan Permenungan - Apakah masyarakat kita tenggelam dalam kebobrokan dan menjauh dari Tuhan? Apakah saya juga terlibat di dalam kebobrokan itu? -Bagaimana saya menyingkapi sesama yang berbuat jahat? Apakah saya bersikap acuh tak acuh? Ataukah saya berani menegur atau malah membiarkannya? -Beranikah saya menjawab panggilan Tuhan dengan berbuat yang baik dan benar bagi sesama, Tuhan dan diri sendiri dalam hidup harian saya?
www.thegospelcoalition.org
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 45
Pekan 11 KEMBALI KEPADA KEBENARAN (Hos. 6:7-7:2)
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi keluarga beriman. Semoga iman dan semangat kritis nabi Hosea mengilhami keluarga Kristen untuk berani bersaksi dalam hidup dengan menghayati apa yang benar dan suci di dalam dunia ini. Marilah kita mohon... Bagi karya misi. Semoga berkat iman, harapan dan kasih, karya misi semakin mendapat tempat yang layak dan diterima oleh siapa saja. Kami mohon‌. Bagi keluarga yang menderita, terbuang, teraniaya dan dilanda peperangan. Semoga berkat Tuhan tercurah atas mereka agar mereka tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan hidup dengan melihat sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus, Putera-Mu. Kami mohon‌. (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang mahabaik, Engkau mengutus nabi Hosea untuk membaharui umat-Mu Israel dari kebobrokan hidup. Semoga warta pertobatan yang dicanangkan nabi Hosea kami hayati pula dalam kehidupan kami dewasa ini, agar pertobatan kami maupun seruan profetis kami sebagai kesaksian iman dapat membuahkan keselamatan bagi kami dan sesama kami dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 11 KEMBALI KEPADA KEBENARAN (Hos. 6:7-7:2)
46
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 12 BERTOBAT DAN BERBUATLAH YANG BAIK! (Yoel 2:12-14)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Mahacinta, Engkau telah menganugerahkan keluarga sebagai tempat pertama dan utama persemaian benih cinta dan iman yang dapat menjadi cahaya bagi kehidupan kami. Kami mohon, semoga kehidupan yang rukun dan damai hadir dalam keluarga kami, dan benih cinta-Mu senantiasa mekar di hati sehingga kami mampu untuk saling mengampuni, berbuat baik, peduli serta menjadi berkat bagi sesama. Ke dalam kerahiman-Mu kami pun mohon ampun atas dosa-dosa kami dan koyakkanlah hati kami supaya mau bertobat dan berbalik kepadaMu. Demi Yesus Kristus PutraMu dan Pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoel 2:12-14 P: Pembacaan diambil dari Kitab Yoel 12 ”Tetapi sekarang juga,” demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.” 13Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. 14Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Tuhan adalah sumber cinta dan kasih sayang. Dia sangat mencintai kita umat-Nya. Tuhan juga menghendaki kita untuk setia kepada-Nya dan siapa yang telah berpaling dariNya supaya segera berbalik. “Berbaliklah kepadaKu Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh� (bdk. Yoel 2:12). Lewat Nabi Yoel, Tuhan menegaskan bahwa Ia adalah Allah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tuhan sungguh mencintai orang yang mau bertobat atau berbalik kepadaNya. Bahkan Tuhan menjanjikan berkat kepada mereka yang menyesali perbuatannya dan bertobat. Seruan Tuhan melalui Nabi Yoel agar manusia bertobat, dalam realitasnya bukanlah sesuatu yang gampang untuk diwujudkan. Manusia terlalu sering jatuh dalam dosa. Demikian pula dalam relasi dengan sesama manusia, kita seringkali sulit memaafkan orang lain, tidak jarang pula kita suka menonjolkan sikap amarah, iri hati, dendam dan serakah terhadap sesama. Sikap-sikap ini tentu sikap yang dapat menjauhkan kita, tidak saja dengan sesama tetapi juga dengan Tuhan. Dalam hidup ini kita juga sering lupa untuk berbuat baik dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Kita terlalu asyik dengan diri sendiri, asyik dengan kenikmatan kita, sampai tidak peduli dengan situasi sekitar. Tantangan terbesar dalam hidup kita dalam mengikuti kehendak Allah justru datang dari dalam diri sendiri. Maka, dibutuhkan usaha dan perjuangan dalam melawan (kelemahan) diri sendiri. Terinspirasi oleh Sabda Tuhan yang telah kita dengarkan, semoga kita menyesali dosa-dosa yang telah kita lakukan, bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Kita juga harus berjuang dan berusaha melawan kecenderungan jahat dalam diri sendiri seperti marah, iri hati, dendam dan serakah terhadap sesama. Perjuangan itu diharapkan juga disertai dengan rajin berdoa, baik secara pribadi maupun bersama keluarga, mengikuti Ekaristi, dan Sakramen Tobat. Tidak kalah pentingnya adalah sikap saling mengampuni, saling peduli dan berbuat baik terhadap sesama. Selain itu kita juga diajak untuk mewartakan kabar gembira dari Tuhan yang kita dengar tadi kepada siapa saja yang kita jumpai. Pewartaan kita diharapkan bisa menggerakkan orang untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Berikanlah kesaksian bahwa Tuhan senantiasa menanti setiap orang untuk ‘berpaling kepada-Nya’. Jika kita sungguh menggemari hal-hal ini, maka yakinlah bahwa berkat Tuhan begitu dekat dengan kita. Bukankah Tuhan sudah menjanjikan berkat-Nya bagi siapa saja yang mau berbalik kepada-Nya dan mengikuti perintah-Nya?
Pekan 12 BERTOBAT DAN BERBUATLAH YANG BAIK! (Yoel 2:12-14)
48
Lembaga Biblika Indonesia
5. Pertanyaan Permenungan -Dalam kehidupan keluarga saya, sungguhkah saya mau menyesali dosadosa yang saya lakukan dan senantiasa berjuang untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan? - Dalam kehidupan keluarga, apakah sungguh telah menjadikan rasa cinta, saling mengampuni dan menolong satu sama lain sebagai dasar hidup saya? -Bagaimana dengan sikap saya kepada orang lain? Apakah saya suka memperhatikan orang lain dan saling mengampuni jika terjadi perselisihan? Atau justru saya suka marah, iri hati, dendam dan serakah kepada sesama? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Allah Bapa yang Mahabaik, Engkau begitu menyayangi dan mengasihi kami, Engkau panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Kami mohon curahkanlah kepada kami hati-Mu yang suci, agar kami dapat menyesali dosa-dosa kami serta mau bertobat dan berbalik kepadaMu. Marilah kita mohon... Ya Tuhan kami mohon, curahkanlah kepada kami rahmat-Mu, agar kami senantiasa dijauhkan dari sikap marah, irihati, dengki dan serakah terhadap sesama kami, dan semoga kami mampu saling mengampuni, peduli dan suka menolong satu sama lain tanpa melihat latar belakang perbedaan di antara kami. Marilah kita mohon... Allah Bapa Sumber Cinta, Engkau begitu baik dan senantiasa mengasihi kami. Kami juga mohon biarkanlah cinta bermekar indah dalam kehidupan keluarga kami, selalu hidup rukun dan damai sejahtera sebagaimana yang Kau kehendaki dan jadikanlah keluarga kami menjadi berkat bagi sesama. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga)
49
Pekan 12 BERTOBAT DAN BERBUATLAH YANG BAIK! (Yoel 2:12-14)
Lembaga Biblika Indonesia zionhears.blogspot.com
P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Terima kasih ya Tuhan atas kehadiran dan bimbingan-Mu, sehingga kami boleh mendengarkan dan merenungkan Sabda-Mu. Semoga kami sungguhsungguh menghayati Sabda-Mu ini, teristimewa agar kami senantiasa mau menyesali dosa-dosa kami, bertobat serta berbalik kepadaMu dan setia mengikuti perintah-Mu. Kami mohon juga kekuatan dan peneguhan-Mu agar kami mampu mewartakan kabar sukacita yang telah kami dengarkan ini kepada siapa saja. Akhirnya dengan rendah hati kami mengharapkan berkatMu bagi keluarga kami. Kiranya berkat yang sama, Engkau anugerahkan pula kepada sesama kami terutama yang membutuhkan belaskasihan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 12 BERTOBAT DAN BERBUATLAH YANG BAIK! (Yoel 2:12-14)
50
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 13 BERANI MEMPERTAHANKAN DAN MEMBELA YANG BENAR SECARA ADIL BELAJAR DARI KELEMAHAN PILATUS (Yoh. 18:28-19:16a)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang kekal dan kuasa, kami mengucapkan syukur kepada-Mu atas segala berkat yang selalu kami terima setiap hari daripada-Mu, terlebih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk kembali dekat-Mu. Berkenanlah hadir bersama kami dan curahkan Roh Kudus-Mu atas kami sekeluarga yang berhimpun atas nama Putera-Mu Yesus Kristus Tuhan kami. Bukalah hati dan budi kamu untuk mendengarkan kehendak-Mu dalam seluruh hidup kami baik dalam keluarga maupun pengabdian kami setiap hari. Semuanya ini kami mohon kepada-Mu, dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala abad. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh. 18:28-19:16a P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 28 Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. 29 Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: “Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?” 30Jawab mereka kepadanya: “Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” 31 Kata Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” 32Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. 33 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: “Engkau inikah raja orang Yahudi?” 34Jawab Yesus: “Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Aku?” Kata Pilatus: “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?” 36Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.” 37Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” 38Kata Pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?” Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. 39Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” 40Mereka berteriak pula: “Jangan Dia, melainkan Barabas!” Barabas adalah seorang penyamun. 19:1 Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. 2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, 3dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. 4Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.” 5Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: “Lihatlah manusia itu!” 6Ketika imam-imam kepala dan penjagapenjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.” 7Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” 8Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, 9lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: “Dari manakah asalMu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. 10Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” 11Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” 12Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi 35
Pekan 13 BERANI MEMPERTAHANKAN DAN MEMBELA YANG BENAR SECARA ADIL BELAJAR DARI KELEMAHAN PILATUS (Yoh. 18:28-19:16a)
52
Lembaga Biblika Indonesia
orang-orang Yahudi berteriak: “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” 13Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. 14Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” 15Maka berteriaklah mereka: “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” 16Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Dalam perikop ini, kita mendengar tentang kisah akhir hidup Yesus. Yesus ditangkap dan dibawa ke medan pengadilan. Mereka menuntut Yesus untuk mempertanggungjawabkan semua ajaran dan karya-Nya. Yesus dituduh bermasalah atau menyebarkan ajaran sesat. Yesus bahkan dicap sebagai seorang penjahat dan pantas untuk mendapat hukuman mati. Terlepas dari itu, kita bertolak untuk melihat citra seorang Pilatus yang mengambil tugas memimpin waktu itu. Pilatus mengalami kesulitan untuk memberi vonis bersalah atas Yesus, karena dia sendiri tidak menemukan kesalahan apapun dalam diri Yesus. Pilatus bingung! Apakah mau mempersalahkan orang benar tanpa alasan yang cukup ataukah menutup telinga terhadap semua rakyat yang tengah berjuang untuk memberikan hukuman kepada Yesus? Mungkin kita sendiri sering kali berhadapan dalam persoalan demikian. Pilatus berhadapan dengan “ya” atau “tidak” untuk menyalibkan Yesus. Semua jawaban tentu mempunyai konsekuensinya. Memberi jawaban “Ya” untuk menyalibkan Yesus merupakan jawaban yang salah; karena bagaimana mungkin ia menghukum orang yang tidak bersalah. Memberi jawaban “tidak” untuk menyalibkan Yesus merupakan jawaban yang menakutkan; karena profil, kekuasaan, dan pangkat bisa menjadi korban. Mungkin sering kali kita menjumpai pengalaman yang sama seperti Pilatus, di mana kita sulit untuk memihak kepada kebenaran di dalam keputusan-keputusan kita. Kadang kala kita berjuang untuk lebih mencintai “kesalahan” dengan mendasarkan diri pada semangat yang menyesatkan; dan mungkin hanya karena takut kehilangan pekerjaan, jabatan, sahabat, 53
Pekan 13 BERANI MEMPERTAHANKAN DAN MEMBELA YANG BENAR SECARA ADIL BELAJAR DARI KELEMAHAN PILATUS (Yoh. 18:28-19:16a)
Lembaga Biblika Indonesia
kenalan. Kita berjuang untuk mengingkari kebenaran. Atau mungkin juga terkadang kita mengorbankan sahabat dan kenalan kita hanya untuk mengejar sesuatu yang menguntungkan keegoaan atau pekerjaan tertentu. Kisah ini dapat membantu kita untuk mengasah komitmen dan kesaksian hidup kita di tengah masyarakat. Kita belajar dari kelemahan Pilatus. Semangat yang penting untuk kita bangun adalah pelayanan dan pengabdian dengan dasar kebenaran. Kita mesti berpegang teguh pada kebenaran, keadilan dan kepentingan hidup yang tidak egoistis dan memfitnah, apalagi melumpuhakan kehidupan orang lain. Menjunjung tinggi kebenaran merupakan panggilan bagi setiap kita orang beriman yang hidup menurut nasehat-nasehat injil yang diwartakan Yesus, karena kebenaran itu memerdekakan dan menyelamatkan kita. Hendaknya kita tak pernah boleh bosan dan jenu untuk membela kebenaran, di mana saja kita berada dan dalam kondisi apapun. Hendaknya kita mengarahkan seluruh jalan hidup kita pada jalan hidup yang diperjuangkan Yesus di dunia ini. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sudah pernah menggagalkan impian atau rencana orang lain? -Sudahkah saya memperjuangkan kebenaran di tengah-tengah situasi sulit? -Tantangan-tantangan apa saja yang saya hadapi ketika membela apa yang benar di dalam lingkungan hidup atau lingkungan pekerjaan saya? -Upaya apa yang saya lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan itu? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin masyarakat. Semoga Engkau menganugerahkan mereka semangat kejujuran, agar karya dan pengabdian mereka tidak dikuasai keserakahan tetapi oleh cinta dan ketulusan hati. Marilah kita mohon... Bagi mereka yang menderita karena kekerasan. Semoga Engkau meneguhkan dan menguatkan mereka dengan Roh-Mu yang kudus, agar Pekan 13 BERANI MEMPERTAHANKAN DAN MEMBELA YANG BENAR SECARA ADIL BELAJAR DARI KELEMAHAN PILATUS (Yoh. 18:28-19:16a)
54
Lembaga Biblika Indonesia
mereka semakin berani mengatasi penderitaan yang sementara mereka alami dan rahmatilah mereka dengan kasih dan kebahagiaan. Marilah kita mohon... Bagi umat Kristen di seluruh dunia. Semoga Engkau mengarahkan semua umat Kristiani di seluruh dunia dengan semangat pengorbanan yang tulus kepada jalan kehidupan yang telah Engkau tunjukkan lewat Putera-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang mahabaik dan mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu karena kami telah Engkau bimbing untuk mendalami keluhuran cintaMu atas kami. Kami mohon kuatkanlah kami untuk semakin mencintai kebenaran dan semakin berani bersaksi tentang jalan kebenaran yang telah Engkau tunjukkan kepada kami. Kobarkanlah semangat api cinta-Mu agar kami selalu setia terlibat dalam karya pelayanan Gereja. Sebab Engkaulah Raja yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala abad. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
55
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 13 BERANI MEMPERTAHANKAN DAN MEMBELA YANG BENAR SECARA ADIL BELAJAR DARI KELEMAHAN PILATUS (Yoh. 18:28-19:16a)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 14 BERSAKSI TENTANG TUHAN YANG TERUS BERKARYA. BELAJAR DARI MURID YANG DIKASIHI (Yoh. 21:1-14)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa kami yang Mahakuasa, Engkau tidak pernah membiarkan kami sendirian dalam mengarungi hidup ini. Engkau senantiasa hadir dalam diri Yesus Putra-Mu yang Sabda-Nya penuh daya dan kuasa. Kami mohon, bukalah hati kami untuk selalu menangkap kehadiran dan keterlibatan-Mu dalam hidup kami dan terus memberikan kesakasian tentang Engkau dalam hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh. 21:1-14 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 2Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 3Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 5Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” 6Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. 7Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. 8Murid-murid yang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kirakira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. 9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. 10Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” 11Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. 12Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. 13Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. 14Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Peristiwa penangkapan dan penyaliban serta kematian Yesus telah membuat para murid-Nya memilih untuk kembali ke Galilea. Mereka memutuskan untuk kembali ke kehidupan awal mereka. Mereka kembali menjadi nelayan dan bersama Petrus mereka pun menangkap ikan lagi. Di Pantai Tiberias inilah Yesus pun hadir kembali di pinggir pantai dan sekali lagi memanggil mereka semua. Ketika mereka kehilangan harapan dan semua usaha mereka nampaknya sia-sia, Yesus datang menyapa mereka dan menunjukan kekuatan Sabda-Nya yang penuh kuasa; mereka menebarkan jala sesuai dengan perintah-Nya dan mereka tidak dapat menarik lagi karena banyaknya ikan. Dalam situasi seperti ini, ketajaman iman murid yang dikasihi Tuhan terlihat jelas dalam kata-katanya, “Itu Tuhan.” Ia mampu menangkap tanda-tanda kehadiran-Nya dan memberikan kesaksian kepada Petrus dan teman-temannya yang lain tentang kehadiran Tuhan tersebut. Dalam hidup ini, seringkali kita mengalami situasi kehilangan harapan dan putus asa. Kita merasakan kekecewaan dan kegagalan dalam tugas dan karya-karya kita. Kita menemukan bahwa usaha-usaha dan karya kita tidak berhasil dan sia-sia. Kita pun sering berpikir Tuhan tidak terlibat dalam persoalan kita dan Dia membiarkan kita berjuang sendirian dalam mengatasi pelbagai kesulitan hidup kita. Peristiwa Yesus menampakan diri kepada murid-murid-Nya di Pantai Danau Tiberias mengingatkan kita bahwa Tuhan terus berkarya dan terlibat dalam kehidupan kita, juga ketika kita kehilangan harapan. Kita mesti tetap 57
Pekan 14 BERSAKSI TENTANG TUHAN YANG TERUS BERKARYA. BELAJAR DARI MURID YANG DIKASIHI (Yoh. 21:1-14)
Lembaga Biblika Indonesia
memiliki iman bahwa Tuhan tetap bersama kita, juga ketika kita berada dalam situasi yang kelam. Kita diajak untuk mengasihi dan mencintai Tuhan sepanjang hidup kita. Hanya orang yang mencintai Tuhan (seperti murid yang dikasihi Yesus) yang mampu menangkap tanda-tanda kehadiran-Nya dan memberikan kesaksian tentang kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa hidup. 5. Pertanyaan Permenungan -Bagaimana sikap saya ketika saya mengalami bahwa harapan dan cita-cita saya tidak terpenuhi dalam hidup ini? -Apakah saya selalu merasakan bahwa Tuhan hadir dan terlibat dalam kehidupan harian saya? -Sama seperti murid yang dikasihi Tuhan, apakah saya juga mampu menangkap tanda-tanda kehadiran Tuhan dan memberikan kesaksian, “Itu Tuhan� dalam hidup saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
wmasscatholicvoices.wordpress.com
Pekan 14 BERSAKSI TENTANG TUHAN YANG TERUS BERKARYA. BELAJAR DARI MURID YANG DIKASIHI (Yoh. 21:1-14)
58
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi Gereja. Semoga Gereja mampu menjadi tanda kehadiran-Mu yang nyata di tengah dunia dan selalu memberikan kesaksian tentang Engkau melalui karya-karyanya. Marilah kita mohon... Bagi negara-negara yang dilanda peperangan. Semoga para pemimpinnya mampu mengusahakan perdamaian dan sanggup menciptakan persatuan di antara bangsa-bangsa yang bertikai. Marilah kita mohon... Bagi orang-orang yang putus asa dan kehilangan harapan.Semoga mereka tetap percaya bahwa Engkau tidak pernah membiarkan mereka berjuang sendirian dalam hidup dan karya mereka. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa kami yang Maha Baik, kami bersyukur karena Engkau selalu menyertai kami dalam hidup ini. Bantulah kami supaya kami selalu mencari Engkau dalam karya-karya kami dan semakin dekat dengan-Mu dalam hidup kami sehingga bersama Murid yang dikasihi, kami sanggup memberikan kesaksian tentang Engkau, Allah kami yang berkuasa. Demi Kristus Tuhan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
59
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 14 BERSAKSI TENTANG TUHAN YANG TERUS BERKARYA. BELAJAR DARI MURID YANG DIKASIHI (Yoh. 21:1-14)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 15 KITA TIDAK DAPAT DIAM UNTUK BERSAKSI (Kis. 4:1-22)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur untuk rahmat perlindungan yang kami terima sepanjang hidup kami. Kami bersyukur untuk rahmat kehidupan yang boleh kami terima hingga saat ini. Berkatilah seluruh tugas dan rencana hidup kami, kiranya apa yang akan kami lakukan berkenan di hadirat-Mu dan berguna bagi masa depan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Kis. 4:1-22 P: Pembacaan diambil dari Kisah Para Rasul. 1 Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orangorang Saduki. 2Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. 3Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. 4Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. 5Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem 6dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. 7Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?� 8Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, 9jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. 11 Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. 12Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” 13Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. 14Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apaapa untuk membantahnya. 15Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, 16dan berkata: “Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. 17Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu.” 18Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. 19Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. 20Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” 21Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. 22Sebab orang yang disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 10
4. Renungan Singkat Pewartaan rasul Petrus dan Yohanes tentang Yesus yang disalibkan dan bangkit, telah menarik perhatian banyak perhatian umat yang mendengarkan mereka, sehingga banyak orang pun menjadi percaya. Karena pewartaan itu, Petrus dan Yohanes akhirnya dihadapkan kepada Mahkama Agama 61
Pekan 15 KITA TIDAK DAPAT DIAM UNTUK BERSAKSI (Kis. 4:1-22)
Lembaga Biblika Indonesia
untuk diadili. Kedua rasul itu tidak dapat dihukum karena tidak ditemukan alasan yang cukup untuk mendapatkan sebuah hukuman. Keduanya pun tidak gentar. Malah mereka tetap teguh dalam iman mereka dan menyatakan dengan tegas bahwa mereka tidak akan taat kepada manusia, mereka akan taat hanya kepada Tuhan. Jika pengalaman kedua rasul ini disejajarkan pada kita yang hidup di zaman sekarang, apakah yang dapat kita perbuat? Menjadi seorang saksi Kristus tentu menuntut kesetiaan dan keberaniaan dalam menghadapi setiap resiko yang akan terjadi. Dalam keluarga, seorang bapak atau ibu dapat menjadi saksi bagi keluarga mereka. Demikian juga seorang anak dapat menjadi saksi Kristus bagi kedua orangtua dan saudara-saudarinya. Kesaksian yang sama diteruskan ke dalam lingkup lingkungan, paroki, dan pada tataran wilayah yang lebih luas. Dengan demikian iman kita akan Kristus yang bangkit dan sabda-Nya yang menyegarkan itu tidak saja tinggal dalam diri kita, tetapi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Maka tetaplah kokoh dalam iman akan Kristus yang wafat dan bangkit serta tetap setia menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada. Kesaksian kita tentang Kristus dapat kita tunjukkan lewat kehidupan kita setiap hari, lewat tingkah laku dan perbuatan kita, serta hal-hal lain sebagaimana telah ditunjukkan Yesus. Memang dunia dengan segala cara berusaha menentang dan menghambat pemberitaan Injil kita. Namun itu tidak membuat kita menjadi pasrah dan mengalah begitu saja. Kita harus terus maju. Berani untuk menjadi orang-orang Kristen dan berani untuk menjadi saksi Kristus. Sebab sesungguhnya Roh yang ada di dalam diri kita, jauh lebih besar dari pada roh yang ada di dunia. Dalam nama Yesus Kristus yang bangkit, hendaklah kita berani berkata, akulah saksi Kristus. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sungguh menjadi murid Yesus yang berani menyatakan kebenaran? -Berhadapan dengan situasi sulit yang sedang saya hadapi, apakah saya masih tetap setia untuk menjadi saksi Kristus? -Model kesaksian macam mana yang sudah dan sering saya praktekkan dalam kehidupan saya setiap hari?
Pekan 15 KITA TIDAK DAPAT DIAM UNTUK BERSAKSI (Kis. 4:1-22)
62
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Semoga para saksi Kristus yang sedang berada dalam situasi sulit, yang bersusah payah menyatakan kebenaran firman-Nya diteguhkan dan dikuatkan untuk tetap setia kepada-Nya Sang Pemberi hidup. Marilah kita mohon... Semoga semua orang yang menaruh perhatian bagi pewartaan Injil Tuhan semakin hari semakin diteguhkan imannya untuk terus menyebarkan kabar gembira ke segala penjuru. Marilah kita mohon... Semoga rahmat Tuhan menaungi setiap keluarga katolik di mana saja, agar dapat memegang teguh pada iman Kristus yang bangkit. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan, terimakasih untuk cinta-Mu yang tak berhingga kepada kami. Berikanlan kami kekuatan untuk berani menjadi saksi-Mu yang dalam keseharian hidup kami. Kuatkanlah kami untuk tetap setia kepada-Mu, sekalipun kami harus menghadapi banyak tantangan karena menyatakan kebenaran firman-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
63
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 15 KITA TIDAK DAPAT DIAM UNTUK BERSAKSI (Kis. 4:1-22)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 16 GEMBIRA KARENA DIANGGAP LAYAK MENDERITA (Kis 5:26-42)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa yang maha pengasih dan maha murah. Kami bersyukur dan memuji Dikau atas segala kasih dan kemurahan-Mu bagi semua orang. Kami sujud menyembah-Mu sebab Engkau adalah Allah kami. Kami mohon pada-Mu, curahkanlah rahmat-Mu kepada kami supaya kami mampu mengimani-Mu dan mengutamakan ketaatan kepada Allah. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Kis. 4:1-22 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Mateus. 26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. 27Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, 28katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” 29Tetapi Petrus dan rasulrasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. 30Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 31Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 32Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” 33Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu. 34Tetapi seorang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. 35Sesudah itu ia berkata kepada sidang: “Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! 36 Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. 37Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. 38Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, 39tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.� Nasihat itu diterima. 40Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. 41Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. 42Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
e-l-i.org
65
Pekan 16 GEMBIRA KARENA DIANGGAP LAYAK MENDERITA (Kis 5:26-42)
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Kita telah mendengar dalam bacaan suci tadi bahwa Petrus dan para rasul dilarang keras untuk mewartakan nama Yesus. Larangan itu ternyata tidak digubris oleh para rasul sekalipun mereka telah menderita penghinaan dan hukuman penjara. Malah setelah dilepas dari penjara, Petrus dan para rasul semakin berani mewartakan nama Yesus kepada banyak orang di Bait Allah Yerusalem. Kegiatan itu pun semakin menambah amarah di hati imamimam kepala. Begitu dahsyatnya emosi yang tak tertahankan, seorang imam besar berteriak, “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu�. Petrus dan para rasul tak gentar menghadapi segala larangan dan ancaman yang begitu hebat. Bagi mereka, menjadi rasul Yesus Kristus adalah pilihan; setia mewartakan nama Yesus adalah panggilan, dan rela menderita karena nama Yesus adalah kegembiraan hati. Justru atas kesadaran ini, mereka termotivasi untuk membangun di dalam diri, loyalitas yang tinggi kepada Allah. “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia� (Kis 5:29). Inilah kebulatan tekad para rasul yang memperlihatkan betapa kuatnya iman mereka pada Yesus Putera Allah. Di zaman ini, masyarakat sedunia termasuk masyarakat kristiani dikejutkan dengan munculnya aliran-aliran radikal yang mengatas-namakan agama dan Allah untuk melakukan tindak kekerasan terhadap sesama manusia yang tidak sealiran dengannya. Apa pun alasannya, aksi-aksi radikal itu telah menimbulkan kecemasan, ketidaknyamanan hidup berdampingan sebagai umat beragama dan masyarakat bangsa-bangsa; juga telah memberi gambaran buram terhadap kualitas keberagamaan para pelaku aksi radikal. Gerakan radikalisme yang berwujud teror, bom bunuh diri, pembakaran gereja, penyerangan terhadap umat kristiani di saat sedang beribadah sungguh-sungguh mencemari iman kita. Kita dihina, disakiti, direndahkan, ditekan dan dihambat mewartakan Kristus dan Injil-Nya. Berhadapan dengan aksi-aksi kekerasan seperti itu, kita marah dan terpancing untuk melakukan pembalasan. Pada hal kita tahu bahwa semua aksi kekerasan nyata-nyata bertentangan dengan hukum-hukum Tuhan, terutama hukum cinta kasih yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Kalau demikian halnya, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap segala tindak kekerasan yang dialamatkan kepada kita? Mari kita berguru pada rasul Petrus dan kawan-kawannya. Di saat mereka dilarang mewartakan nama Yesus kepada orang banyak, justru mereka memilih mengutamakan ketaatan kepada Allah dan bergembira menderita karena Kristus. Ketika Pekan 16 GEMBIRA KARENA DIANGGAP LAYAK MENDERITA (Kis 5:26-42)
66
Lembaga Biblika Indonesia
mereka dihukum penjara dengan maksud untuk menakutkan mereka dan membuat mereka berhenti mengajarkan nama Kristus kepada orang banyak, ternyata mereka malah menjadi lebih berani bersaksi di muka banyak orang tentang Kristus dan ajaran-Nya. Kita pun hendaknya mengutamakan ketaatan kepada Allah. Sekalipun kita di hina dan dihambat, namun pada kita tak pernah boleh terbersit niat buruk untuk melakukan pembalasan. Kita harus bersikap bijak, sabar dan tetap bergembira menghadapi semua aksi kekerasan dalam hidup kita. Iman kita tak luntur dan goyah. Persekutuan umat kristiani semakin ditumbuh-suburkan. Keberanian mewartakan Kristus dan Injil-Nya harus dipupuk terus menerus. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya tergolong orang yang tidak suka menyebut nama Yesus? -Bagaimana saya mengutamakan ketaatan kepada Allah dalam kegiatankegiatan saya sehari-hari? -Bagaimana caranya saya bersaksi tentang Kristus dalam keluarga saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin Gereja. Semoga Sri Paus, para uskup dan para imam senantiasa dicurahi semangat kepemimpinan sejati, sehingga mereka sanggup mewartakan Firman Tuhan, menggembalakan dan menguduskan umat di seluruh dunia. Marilah kita mohon‌ Bagi para pemimpin bangsa dan negara. Semoga para pimpinan pemerintah kita dari tingkat desa sampai ke tingkat pusat selalu diberkati Tuhan, dijauhkan dari berbagai praktek ketidakadilan dan tindak kekerasan, demi kedamaian dan kesejahteraan semua orang. Marilah kita mohon... Bagi umat Katolik. Semoga semua umat Katolik yang tersebar di seluruh dunia dicurahi rahmat kegembiraan-Mu terutama bagi mereka yang taat beriman kepada Yesus Kristus dan setia mewartakan Injil. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) 67
Pekan 16 GEMBIRA KARENA DIANGGAP LAYAK MENDERITA (Kis 5:26-42)
Lembaga Biblika Indonesia
P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami....
charlenecostanzo.com
8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa yang maha kuasa dan maha rahim. Syukur dan pujian kami haturkan kehadirat-Mu sebab Engkau senantiasa melindungi dan memberkati kami. Curahkan kepada kami Roh-Mu yang menyucikan hati, pikiran dan perbuatan kami supaya kami mampu hidup bersama dalam suasana rukun dan damai. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 16 GEMBIRA KARENA DIANGGAP LAYAK MENDERITA (Kis 5:26-42)
68
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 17 KESAKSIAN IMAN MENGGUGAH PERTOBATAN (Kis. 17:16-34)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa Maha Pengasih, kami putra dan putri-Mu datang ke hadapanMu untuk bersyukur atas segala kebaikan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, terutama kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang masih kami nikmati ini. Berilah kami keberanian untuk bersaksi agar kami kuat dalam menghadapi segala tantangan dunia dewasa ini dan mampu mewartakan nama-Mu dengan lantang dan pasti di tempat kami hidup dan berkarya. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Kis. 17:16-34 P: Pembacaan diambil dari Kisah Para Rasul 16 Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala. 17 Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ. 18Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: “Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?” Tetapi yang lain berkata: “Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing.” Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitanNya. 19Lalu mereka membawanya menghadap sidang Areopagus dan mengatakan: “Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan ini? 20 Sebab engkau memperdengarkan kepada kami perkara-perkara yang aneh. Karena itu kami ingin tahu, apakah artinya semua itu.” 21Adapun orangorang Atena dan orang-orang asing yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan atau mendengar segala Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
sesuatu yang baru. Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. 23Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. 24Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, 25dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apaapa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. 26Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, 27supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. 28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. 29Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. 30Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. 31Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.� 32Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.� 33Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. 34Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 22
4. Renungan Singkat Bacaan suci pada kesempatan ini menggambarkan keteguhan iman Paulus akan Kristus. Dalam pewartaannya di kota Atena, Paulus berani mengumandangkan sebuah tatanan iman yang benar dan sejati. Berangkat 70
Pekan 17 KESAKSIAN IMAN MENGGUGAH PERTOBATAN (Kis. 17:16-34)
en.wikipedia.org
Lembaga Biblika Indonesia
dari kedekatan pada Tuhan, Paulus memberi sebuah tawaran baru yakni jalan keselamatan menuju Allah dalam Kristus Yesus. Atena sendiri merupakan kota besar yang ada di Yunani. Atena dapat dikatakan sebagai pusat dunia dengan kehidupan yang begitu kompleks. Orang-orang terpelajar pun berdiam di kota tersebut. Orang-orang Atena menganut paham politeisme yakni percaya pada banyak dewa. Patung-patung berhala pun begitu banyak menghiasi kota itu. Paulus hadir di tengah-tengah orang Yunani di kota Atena. Paulus melihat fenomena-fenomena ini, namun tidak langsung mengambil sikap tetapi terlebih dahulu bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah. Ia juga berdiskusi di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya. Hal ini ia lakukan agar sungguh memahami latar belakang dan alasan mereka sujud menyembah pada dewa-dewi serta menemukan akar dari persoalan ini. Orang-orang Yunani sendiri adalah orang-orang yang senantiasa mengandalkan akal budi dalam mengukur sebuah kebenaran. Untuk menemukan kebenaran yang hakiki, mereka selalu melakukan diskusi dan perdebatan. Tempat diskusi itu diberi nama Areopagus yang terletak di tengah kota Atena. Di Areopagus itulah Paulus mewartakan sebuah kebenaran yang sejati yakni iman akan Yesus Kristus. Berbeda dengan orang-orang Yunani, Paulus memberi sebuah tawaran baru kepada manusia yakni tawaran keselamatan yang datang dari Allah yang benar. Paulus mengungkapkan tawaran ini bergerak dari sebuah tulisan pada mezbah di Atena yang berbunyi, “Kepada Allah yang tidak dikenal�. Allah yang tidak dikenal itulah yang ingin diwartakan oleh Paulus. Paulus secara terbuka dan pasti memberi sebuah ajaran yang baru bahwa Allah yang benar itu telah datang ke dunia dalam diri Yesus Kristus. Allah tidak lagi jauh tetapi dekat dengan manusia. Ia lahir di tengah-tengah manusia dan wafat seperti manusia demi penebusan bagi manusia. Namun kini Ia telah mengalahkan dosa dan maut lewat kebangkitan-Nya. Pekan 17 KESAKSIAN IMAN MENGGUGAH PERTOBATAN (Kis. 17:16-34)
71
Lembaga Biblika Indonesia
Paulus tidak merombak dasar pemikiran mereka tentang pribadi ilahi yang mereka sembah, namun mengubah konsep berpikir mereka tentang sosok sebenarnya yang harus mereka sembah yakni Allah yang benar. Pewartaan dan kesaksian iman Paulus tentang Allah yang benar mendapat penolakan, meskipun ada beberapa yang menerimanya. Bertolak dari pewartaan Paulus dalam bacaan suci ini, kita merenungkan hidup kita, betapa sering kita kurang berani bersaksi dalam kehidupan kita tentang iman kita akan Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan Kristus yang wafat dan bangkit dengan memanfaatkan apa yang dimiliki oleh orang Atena. Kita belajar dari Paulus untuk mewartakan Kristus yang wafat dan bangkit melalui cara hidup kita, dalam cara bertutur, cara bersikap, cara bertindak yang selaras injil. Itulah kesaksian iman yang hidup yang dapat menarik sesama untuk dihantar kepada iman akan Kristus. Dengan menghayati nilai-nilai Kristiani dalam keluarga dan masyarakat, kita telah mengambil bagian dalam misi pewartaan injil sebagai anggota Gereja Kristus. Kita mulai dari keluarga kita, melalui praktek iman seperti baca Kitab Suci dan doa bersama dalam keluarga setiap hari sebagai bekal dan kekuatan kita dalam menjalani hidup ini. 5. Pertanyaan Permenungan -Beranikah saya untuk tidak tenggelam dalam arus dunia yang menawarkan banyak hal yang menarik? -Mampukah saya mempertahankan iman saya kepada Kristus yang bangkit, meskipun saya akan kehilangan apa yang saya inginkan? -Apa wujud tawaran baru saya guna untuk menjawabi tantangan dunia zaman kini? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para agen pastoral. Semoga Allah mengaruniakan kepada para agen pastoral rahmat kebijaksanaan sehingga mampu mewartakan Kristus di mana saja mereka berada dan berkarya. Marilah kita mohon‌.
72
Pekan 17 KESAKSIAN IMAN MENGGUGAH PERTOBATAN (Kis. 17:16-34)
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi orang-orang yang masih jauh dari Kristus. Semoga Allah membuka hati orang-orang yang masih jauh dari Kristus agar dapat memahami karya penyelamatan Kristus dan hidup seturut sabda Allah. Marilah kita mohon‌. Bagi keluarga kita. Semoga Allah memberkati dan menguatkan keluarga kita agar berani menolak kemauan dunia ini dan tidak gampang terseret arus kenikmatan zaman ini. Marilah kita mohon‌. (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Mahakasih, sekali lagi kami bersyukur karena kami telah menyelesaikan ibadat keluarga ini dengan baik. Tuntunlah kami anak-anakMu ini agar semakin hari selalu dekat pada-Mu. Buatlah kami lebih memahami perintah-Mu dalam permenungan Sabda Tuhan dan mempraktekkannya dalam hidup kami setiap hari. Jagalah keluarga kami ini dari beragam cobaan dan godaan yang membuat kami menjauh dari pada-Mu dan berilah rahmat kebijaksanaan sehingga kami mampu mengatasi segala persoalan hidup dengan hati yang tenang dan penuh cinta kasih. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 17 KESAKSIAN IMAN MENGGUGAH PERTOBATAN (Kis. 17:16-34)
73
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 18 MATI DAN BANGKIT BERSAMA KRISTUS (Rom. 6:1-14)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur atas rahmat panggilan yang kami terima melalui sakramen Pembaptisan. Kami telah Engkau meterai dengan tanda keselamatan-Mu. Dampingilah kami selalu, supaya kami dapat hidup seturut martabat kami sebagai anak-anak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Rom. 6:1-14 P: Pembacaan diambil dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. 1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? 2Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? 3Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 4Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 5Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. 7Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. 8Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. 9Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 10Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
kehidupan bagi Allah. 11Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. 12Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. 13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 14Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
mychristmycare.wordpress.com.
4. Renungan Singkat Paulus mengajak kita semua untuk mati terhadap dosa dan bangkit bersama Kristus untuk hidup baru. Mati terhadap dosa berarti bahwa dosa tidak menemukan lagi jawaban dari dalam diri kita. Dengan ini, Paulus menjelaskan hakekat hidup orang kristiani. Bahwa berkat sakramen Pekan 18 MATI DAN BANGKIT BERSAMA KRISTUS (Rom. 6:1-14)
75
Lembaga Biblika Indonesia
Pembaptisan kita mengambil bagian di dalam kematian Kristus dan kelak diikutsertakan dalam kebangkitan-Nya. Karena itu, pembaptisan merupakan tanda pertobatan dan pemberian diri kepada Kristus. Kita masuk ke dalam misteri Kristus untuk mengambil bagian dalam pengorbanan-Nya. Artinya, kita menerima suatu perubahan cara hidup dengan Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Selanjutnya Paulus menjelaskan bahwa pembaptisan itu, walaupun diterima dalam iman, tidak menjadikan kita manusia yang sempurna. Karena itu, tidaklah cukup kalau kita hanya memberikan seluruh perhatian kepada perintah-perintah Allah; tidak cukup kalau kita hanya memupuk sikap takut dan waspada terhadap dosa yang bisa melumpuhkan kita. Ia menawarkan suatu sikap baru, yakni amatlah penting jika kita percaya bahwa dosa tidak berkuasa atas diri kita. Hendaknya mata kita selalu tertuju kepada Kristus karena kita adalah milik-Nya dan Kristus sendirilah yang akan mengubah diri kita. Inilah sebuah kebebasan rohani, kemerdekaan anak-anak Allah, yang jauh lebih efektif daripada sekadar memiliki sikap gugup dan takut terhadap dosa. Kita tidak boleh membiarkan dosa itu berkuasa atas diri. Kita sadar bahwa walaupun kita ini adalah milik Kristus, kita terus saja berbuat dosa setiap hari. Kita sadar bahwa kita adalah manusia berdosa. Tetapi Allah tetap mengampuni kita. Kita pun diharapkan untuk berusaha memperbaiki kesalahan dan menjadi orang yang lebih baik. Itu berarti secara konsekuen kita mesti berupaya agar hidup kita tetap kudus, karena jatuh ke dalam dosa merupakan jatuh ke dalam kematian. 5. Pertanyaan Permenungan - Apakah saya bangga menjadi pengikut Kristus? -Atau apakah saya pernah menyesal menjadi Kristen? - Manfaat apakah yang telah, sedang dan akan saya rasakan dalam mengikut Kristus? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita.
76
Pekan 18 MATI DAN BANGKIT BERSAMA KRISTUS (Rom. 6:1-14)
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi anak dan remaja kita. Semoga anak-anak dan remaja-remaja Katolik tetap berpegang teguh pada iman dan perintah-perintah Allah. Semoga mereka mendengarkan panggilan Tuhan untuk bekerja di kebun anggur-Nya. Marilah kita mohon... Bagi para pendidik dan pembina iman Katolik. Semoga Tuhan mendampingi para pendidik dan pembina iman kita, agar dengan bijaksana dan setia mendampingi kita dalam perjuangan iman di dunia yang penuh dengan tantangan ini. Marilah kita mohon... Bagi keluarga-keluarga kita. Semoga keluarga Katolik dapat menjadi sekolah iman dalam menanamkan sukacita Injili bagi semua orang. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang Maha penyayang, terima kasih atas Sabda-Mu yang telah kami dengar dan renungkan. Semoga dengan kekuatan Sabda-Mu, kami terus-menerus membaharui diri menjadi anak-anak-Mu, agar kami boleh mengalami sukacita di dunia ini dan kelak kami boleh menerima mahkota sukacita abadi di dalam Kerajaan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 18 MATI DAN BANGKIT BERSAMA KRISTUS (Rom. 6:1-14)
77
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 19 MENJADI UTUSAN TUHAN (Yun. 3:1-10)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang maharahim, kami sekeluarga memuji kemahamurahan hati-Mu yang tiada batasnya atas kami umat-Mu. Pintu hati-Mu selalu terbuka lebar untuk setiap orang yang bertobat. Semoga kami mampu mengungkapkan rasa terima kasih atas kemurahan hati-Mu itu dengan menghayati hidup yang baik yang sesuai dengan kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yun. 3:1-10 P: Pembacaan diambil dari kitab Yunus. 1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: 2 ”Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.” 3Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. 4Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” 5Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. 7Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. 8Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. 9Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.� 10Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
flickrhivemind.net
4. Renungan Singkat Bacaan yang kita dengarkan tadi berbicara tentang Yunus. Yunus diutus Tuhan ke kota Niniwe untuk mewartakan pertobatan. Tugas yang berat ini membuat Yunus takut. Yunus takut menuju kota tersebut dan memperingatkan mereka agar segera bertobat. Dia merasa kecil dan amat yakin bahwa suaranya tidak didengarkan oleh mereka. Dia juga takut jangan sampai dia mati karena wartanya yang keras tersebut. Namun
ketakutan Yunus ini tidak terbukti. Orang-orang Niniwe, bahkan dari raja mereka, berpuasa memohon belaskasihan Tuhan. Bahkan raja sendiri mengumumkan pertobatan masal, juga untuk ternak. Tanda pertobatan diungkapkan dengan memakai kain kabung. Hasilnya Niniwe selamat dari hukuman atas dosa mereka. Pekan 19 MENJADI UTUSAN TUHAN (Yun. 3:1-10)
79
Lembaga Biblika Indonesia
Kota Niniwe amatlah besar. Kitab Suci menggambarkannya sebagai kota yang mesti dijelajahi dalam tiga hari perjalanan kaki. Sayangnya kota ini penuh dengan dosa. Meskipun demikian, Tuhan tidak mau penduduk kota ini hancur dan lenyap. Tuhan mau mereka selamat. Kota yang sama juga bisa hidup di tengah masyarakat kita. Mungkin kita temukan di tengah masyarakat kita, ada hal yang tidak benar. Secara tidak langsung, kita kadangkala bertindak seperti Yunus. Kita takut untuk mewartakan pertobatan dan membiarkan masyarakat kita hancur. Tuhan mengundang kita untuk menjadi pewarta kebaikan. Namun, kadangkala kita merasa takut untuk berbuat baik. Padahal, Tuhan sebenarnya memakai kita untuk menolong yang lain. Siapa tahu, malah mereka berterimakasih atas perbuatan baik yang kita buat yang pada akhirnya menolong mereka untuk melihat dan memperbaiki diri mereka sendiri. Kita bisa membantu menyelamatkan masyarakat kita dengan memulai perubahan dari dalam keluarga kita. Jangan sampai kota Niniwe keluarga kita malah menjadi hancur karena kita sendiri tidak ingin menjadi Yunus yang berani mewartakan pertobatan. Mari kita saling membantu membangun rumah tangga kita dengan baik sebagaimana yang dikehendaki Allah. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya cukup peduli dengan hidup rohani keluarga saya? -Apa yang biasa saya buat untuk membantu anggota keluarga saya menyadari bahwa Tuhan sebenarnya sedang menegur keluarga saya karena hidup keluarga yang kurang baik? -Apakah saya juga cukup peduli dengan ketidakadilan dalam lingkungan dan masyarakat saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi masyarakat kita. Semoga iman akan Tuhan yang berbelaskasih menyata dalam keluarga-keluarga kita sehingga merajalah cintakasih dan enyahlah kekerasan dalam masyarakat kita. Marilah kita mohon....
80
Pekan 19 MENJADI UTUSAN TUHAN (Yun. 3:1-10)
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi mereka yang berada di wilayah-wilayah konflik perang. Semoga Tuhan meneguhkan hati mereka dan menggerakkan hati pihak-pihak yang bertikai untuk mengandalkan pembicaraan dari hati ke hati daripada perang dan persenjataan. Marilah kita mohon... Bagi keluarga kita. Semoga semangat saling menolong di tengah keluarga kita tetap dijaga sehingga terbentuklah kerajaan cinta Tuhan dalam keluarga kita. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang maharahim, Engkau telah menyaksikan pertobatan orang-orang Niniwe dan membatalkan hukuman atas mereka. Semoga kami pun mampu untuk saling menolong di antara kami untuk hidup seturut kehendak-Mu. Jauhkanlah dari kami keinginan untuk mencelakakan orang lain. Bantulah agar iman kami kepada-Mu kian kokoh. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 19 MENJADI UTUSAN TUHAN (Yun. 3:1-10)
81
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 20 (kenaikan) MENJADI MANUSIA BARU (Kol. 3:5-17)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah memulihkan martabat kami menjadi manusia baru dalam Kristus. Ajarilah kami untuk sungguhsungguh mengikuti Putera-Mu, sehingga kami dapat menimba daya hidup ilahi-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Kol. 3:5-17 P: Pembacaan diambil dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. 5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 6semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). 7Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. 8Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. 9Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 10dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; 11dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. 12Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 13Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 15Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 16Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 17Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 14
passionofchrist.ca
4. Renungan Singkat Paulus menasihati kita agar mematikan apa yang bersifat duniawi di dalam diri kita. Dengan ini Paulus mengajak kita untuk memusnahkan sifat egoisme kita, seperti percabulan, kemesuman, hawa nafsu, keinganan jahat dan keserakahan. Segala sifat egoisme ini sama artinya dengan penyembahan berhala. Maka sebagai orang yang telah dibaptis, sifat-sifat egoisme ini harus dibuang dan berusaha untuk hidup baik. Dengan cara itu, kita menanggalkan manusia lama dan menganakan manusia baru. Manusia baru adalah manusia yang diciptakan di dalam Kristus. Manusia lama bersifat egois, yang terbelenggu oleh nafsu, maka manusia baru Pekan 20 (kenaikan) MENJADI MANUSIA BARU (Kol. 3:5-17)
83
Lembaga Biblika Indonesia
bercirikan sikap kebersamaan. Suatu perhatian yang tak henti-hentinya terhadap sesama. Dalam ciri kebersamaan ini, kita hidup dengan hati penuh syukur. Mengenakan manusia baru juga berarti memberikan diri dibaharui oleh Allah agar kita mendapat pengetahuan yang sempurna dan mencapai keserupaan dengan Kristus. Artinya kita dipanggil untuk memilih pola hidup Kristus menjadi pola hidup kita. Dengan cara inilah, kita memberikan kesaksian bahwa kita adalah milik Kristus. Telah sekian lama kita menjadi Kristen dan bangga menyandang martabat sebagai pengikut Kristus. Kita sadar bahwa untuk mencapai pengetahuan yang sempurna dan keserupaan dengan Kristus. tidak hanya berhenti pada rasa bangga sebagai orang Kristen. Kebanggaan sebagai orang kristiani harus menjadi motivasi bagi kita untuk hidup secara benar dan baik, sehingga melalui cara hidup kita yang baik, kita telah mewartakan Kristus kepada dunia. Karena satu perbuatan baik, jauh lebih bermakna dari pada seribu kata. Marilah kita hidup sebagai orang Kristen dengan menanggalkan sifat egoisme kita dan mengenakan ciri, yang mengungkapkan perhatian yang tak henti-hentinya terhadap sesama sebagai pola hidup kita, sehingga dengan cara hidup kita seperti ini, orang lain dapat mengenal Kristus. 5. Pertanyaan Permenungan -Manusia baru adalah manusia yang diciptakan dalam Kristus. Apakah saya sadar bahwa kita adalah milik Kristus? -Apakah saya sanggup menanggalkan sifat egoisme dan mengenakan ciri kebersamaan dengan tak henti-hentinya memperhatikan orang lain? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi orang cacat dan menderita. Semoga dengan tabah hati mereka menerima penderitaannya sebagai pengambilan bagian dalam penderitaan Kristus. Marilah kita mohon... Bagi mereka yang diam-diam meninggalkan Gereja. Semoga mereka
84
Pekan 20 (kenaikan) MENJADI MANUSIA BARU (Kol. 3:5-17)
Lembaga Biblika Indonesia
menyadari tingginya nilai martabat menjadi orang Kristen, agar mereka tidak gampang menanggalkan martabat luhur ini dan menukarkan dengan kenikmatan duniawi. Marilah kita mohon... Bagi diri kami masing-masing. Semoga kami dapat menanggalkan keangkuhan egoisme kami, dengan memberikan perhatian yang tak hentihentinya kepada sesama kami. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang maharahim, semoga sabda-Mu yang telah kami renungkan menguatkan kami untuk mengalahkan kejahatan dan menanggalkan manusia lama kami, sehingga kami menjadi lebih peka terhadap kebutuhan saudarasaudari di sekitar kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 20 (kenaikan) MENJADI MANUSIA BARU (Kol. 3:5-17)
85
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 21 (pentekosta) HIDUPLAH OLEH ROH (Rm. 8:9-17)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang mahakuasa, kami berterimakasih karena Engkau selalu menyertai hidup kami. Engkau mengutus Roh-Mu yang kudus untuk meneguhkan iman kami sehingga kami layak disebut anak-anak-Mu. Dampingilah kami dalam kesempatan ini, agar kami mampu merenungkan misteri kasih-Mu itu agar kami menjadi lebih mampu memberikan kesaksian akan hidup sebagai anak-anak-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Rom. 8:9-17 P: Pembacaan diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. 9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. 10Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 11Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. 12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. 13Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 14Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 15Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!� 16Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
adalah anak-anak Allah. 17Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Rasul Paulus sungguh-sungguh menyelami kasih Allah yang tiada batasnya. Allah bukan hanya mengutus Yesus Putra-Nya untuk menebus kita dan menuntun kita kembali ke jalan yang benar. Allah juga mengutus Roh-Nya agar kita pun dipimpin-Nya kepada seluruh kebenaran. Allah melakukan segalanya agar kita selamat. Dalam kehidupan harian, kita seringkali secara langsung atau pun tidak langsung melupakan peran Roh Allah ini. Roh yang bersemayam di dalam hati kita, yang berbicara kepada kita melalui suara batin atau suara hati kita, kurang kita dengarkan. Padahal, suara hati kita selalu mengarahkan kita kepada hal-hal yang baik. Tak jarang malah kita lebih mendengarkan suara-suara dan ajak-ajakan roh-roh lain yang menjauhkan kita dari Allah dan yang menodai status kita sebagai anak-anak Allah. Roh-roh lain itu nampak dalam semangat hidup yang tidak sehat, yang melalaikan tugas dan tanggung jawab kita, yang melunturkan iman kita, dan sebagainya. Berhadapan dengan situasi seperti itu, ajakan Paulus bisa menjadi pegangan hidup kita. Paulus memberikan pesan agar kita membuka hati kita terhadap Roh Allah. Roh ini akan membantu kita untuk mematikan perbuatan-perbuatan dosa. Dengan membuka hati kita terhadap Roh Allah, kita semua akan dituntun kepada keselamatan. Sebaliknya, jika kita lebih mementingkan roh-roh lain (dan bahkan menutup diri terhadap Roh Allah), maka kita sedang menuju kepada kebinasaan. Karena itu, kita mesti terbuka terhadap Roh Allah karena Roh Allah akan menuntun kita untuk memberikan kesaksian hidup yang benar. Hiduplah oleh Roh Allah. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya senantiasa mendengarkan suara Tuhan yang bergema dalam hati nurani saya? -Semangat hidup manakah yang menjauhkan saya dari iman saya akan Tuhan? Apakah saya pernah berpikir untuk meninggalkannya? -Bagaimana saya membina dan menajamkan suara hati saya? Pekan 21 (pentekosta) HIDUPLAH OLEH ROH (Rm. 8:9-17)
87
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pejabat pemerintahan. Semoga mereka sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga bisa tercapailah kesejahteraan lahir-batin sesuai kehendak Tuhan. Marilah kita mohon... Bagi para pelaku kejahatan. Semoga Roh Allah meruntuhkan kedegilan hati mereka dan mencairkan kebekuan hati mereka serta menuntun mereka kepada kebenaran. Marilah kita mohon... Bagi generasi muda kita. Semoga Tuhan meneguhkan iman mereka agar mereka tetap menjaga kemurnian hidup mereka dan memberikan kesaksian akan hidup yang benar sebagai putra-putri Allah. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang mahabaik, terima kasih telah hadir bersama kami di dalam kesempatan berahmat ini. Teguhkanlah selalu iman kami akan Dikau dan bantulah kami untuk tetap setia kepada-Mu. Semoga dari hari ke hari, kami mampu memberikan kesaksian tentang hidup sebagai anak-anak-Mu dalam keluarga dan lingkungan kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
88
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 21 (pentekosta) HIDUPLAH OLEH ROH (Rm. 8:9-17)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 22 (masa biasa) INI AKU, UTUSLAH AKU! (Yes. 6:1-8)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa sumber iman dan harapan, Engkau memanggil kami dengan Sabda-Mu untuk pergi mewartakan Engkau dalam hidup kami. Semoga kami memiliki kerelaan hati dan kesediaan diri untuk menanggapi sapaanMu dalam hidup kami dan siap menjadi utusan yang setia pada tugas perutusan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yes. 6:1-8 P: Pembacaan diambil dari kitab Yesaya. 1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. 2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayanglayang. 3Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya!” 4Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. 5Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” 6Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. 7Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” 8Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Dalam sejarah Bangsa Israel, Allah selalu memilih orang-orang pilihanNya untuk menjadi Nabi. Sebagai Nabi mereka mempunyai tugas sebagai perpanjangan lidah Allah. Mereka diutus untuk menyampaikan pesan keselamatanTuhan kepada umat pilihan-Nya. Melalui mereka Allah menyatakan rencana dan kehendak-Nya terhadap umat-Nya. Ketika dipanggil menjadi utusan Tuhan, pada mulanya Yesaya menjadi ragu. Ia ragu karena dia merasa dirinya kotor dan tidak layak untuk menjadi utusan Dia Yang Kudus; Aku ini seorang yang najis bibir. Namun melalui Serafim, Tuhan menyentuh mulut Yesaya dan menguduskan Yesaya. Allah telah menghapus kesalahannya dan mengampuni dosanya. Karena itu dengan tegas Yesaya mengatakan kesediaannya untuk menjadi utusan Allah, ”Ini aku, utuslah aku!” Melalui sakramen pembaptisan setiap kita juga diangkat menjadi anak Allah dan dipanggil untuk menjadi nabi-Nya dalam hidup ini. Akan tetapi seringkali kita merasa diri najis dan tidak layak untuk mewartakan suara kenabian. Kita merasa tidak pantas karena dosa-dosa dan kelemahankelemahan kita. Kita terkadang tidak mau memberikan diri dan hidup kita untuk menjadi alat di tangan Tuhan. Kita tidak rela dan tidak bersedia menjadi utusan Allah untuk mewartakan dan memberikan kesaksian tentang rencana dan kehendak Tuhan. Kisah panggilan dan perutusan Nabi Yesaya mau mengingatkan kita bahwa Tuhan juga menyentuh kita dan mengutus kita ke tengah dunia. Meskipun kita kotor, kita tetap menjadi alat di tangan-Nya. Yang penting untuk kita keterbukaan diri kita dan kesediaan kita untuk diutus. Bersama Nabi Yesaya kita pun diajak untuk memberikan jawaban yang sama, “Ini aku, utuslah aku!” dan rela memberikan diri dan hidup kita untuk Allah ke mana saja kita diutus. 5. Pertanyaan Permenungan -Bagaimana keadaan diri saya? Apakah saya juga adalah seorang yang najis bibir, penuh dengan dosa dan kelemahan? -Bagaimana sikap saya ketika Tuhan memanggil saya untuk menjadi utusan-Nya supaya mewartakan kebenaran-Nya dan memberikan kesaksian tentang rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup kita? 90
Pekan 22 (masa biasa) INI AKU, UTUSLAH AKU! (Yes. 6:1-8)
Lembaga Biblika Indonesia
-Apakah saya berani menjadi Nabi Tuhan di tengah dunia ini? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi Bapa Paus, para Uskup dan para Imam. Semoga mereka berani menyerukan kebenaran dan keadilan-Mu di tengah dunia yang sarat dengan kebencian, cemburu dan iri hati. Marilah kita mohon... Bagi para calon Imam. Semoga mereka tetap setia menjawab YA atas panggilan Allah dalam hidup mereka dan memberikan diri mereka menjadi alat di tangan Allah untuk mewartakan kehendak dan rencanaNYA. Marilah kita mohon... Bagi keluarga-keluarga Kristen. Semoga mereka memberi dan merelakan Putra dan Putrinya untuk menjadi iman, biarawan dan biartawati yang bekerja di kebun anggur-Mu. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang kekal dan kuasa. Kami bersyukur karena Engkau tidak pernah memperhatikan kekurangan dan ketidak berdayaan kami. Kuatkan dan teguhkanlah kami selalu dalam hidup ini sehingga kami selalu memberikan diri dan hidup kami menjadi utusan-Mu yang menyampaikan kebenaran-Mu melalui cara hidup kami yang baik dan berkenan pada-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 22 (masa biasa) INI AKU, UTUSLAH AKU! (Yes. 6:1-8)
91
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 23 DIUTUS SEPERTI YEREMIA (Yer. 1:4-9)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah pencipta dan penyelenggara kehidupan, syukur bagi-Mu atas berkat yang senantiasa menyertai perjalanan kehidupan keluarga kami. Teristimewa kami mau bersyukur karena Engkau boleh memilih dan mengutus kami sebagai abdi dan pekerja yang setia pada-Mu di tengah dunia ini. Kami mohon, tambahkanlah selalu semangat dan kesetiaan kami untuk selalu mengabdikan diri dan hidup kami bagi kemuliaan Nama-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yer. 1:4-9 P: Pembacaan diambil dari Kitab Yeremia. 4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: 5”Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” 6Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” 7Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. 8Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” 9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Kisah panggilan dan perutusan Nabi Yeremia merupakan suatu undangan yang istimewa dari Allah, karena Allah memilih Yeremia yang memiliki keterbatasan dan kelemahan manusiawi. Yeremia bukanlah seorang yang pandai berbicara dan juga belum cukup berpengalaman dalam hal bernubuat tentang Sabda Allah, tetapi Allah toh memilih Yeremia dan menganugerahinya dengan segala hal yang kurang padanya, karena Allah telah lebih dahulu mengenal Yeremia. Anugerah teristimewa yang diperoleh Yeremia ialah bahwa Allah sendiri yang menaruh perkataan-perkataan-Nya dalam mulutnya, dengan demikian Allah sendiri yang berbicara di dalam dan melalui Yeremia. Kisah panggilan dan perutusan Yeremia menggambarkan Allah sebagai Bapa yang memberi kehidupan kepada manusia, mencipta dengan segala keunikannya, dengan pelbagai kelebihan dan keterbatasan manusiawi kita. Allah yang adalah Bapa yang baik, tentu selalu memberi yang terbaik kepada kita anak-anakNya, karena Ia mencintai setiap kita dan Ia tahu apa yang kita butuhkan. Inisiatif dan undangan selalu datang dari Allah, yang dibutuhkan manusia adalah keterbukaan untuk menanggapi inisiatif dan undangan Allah tersebut. Masing-masing kita yang adalah ciptaan terindah Allah, dipanggil dan diutus oleh-Nya untuk bersaksi dan mewartakan kabar sukacita kerajaan Allah dalam setiap tugas dan karya pengabdian kita di tengah dunia. Allah tidak membiarkan kita berjalan sendirian dalam keterbatasan manusiawi kita, melainkan Allah selalu berjalan bersama kita dan menganugerahkan semua yang kita butuhkan dan kita mohonkan pada-Nya. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sungguh terbuka untuk mengarahkan diri pada undangan dan tawaran dari Allah untuk bekerja sebagai abdi-Nya? -Apakah saya selalu mengandalkan Allah dalam segala keterbatasan manusiawi saya? -Apakah saya tahu bersyukur kepada Allah atas anugerah kelebihan dan keunikan yang diberikan-Nya kepada saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. Pekan 23 DIUTUS SEPERTI YEREMIA (Yer. 1:4-9)
93
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Semoga setiap orang semakin mampu untuk tahu bersyukur dan menerima segala kelebihan dan keterbatasan manusiawinya sebagai suatu anugerah ciptaan Allah akan pribadi manusia yang unik. Marilah kita mohon. . . Semoga Allah mengutus semakin banyak orang untuk bekerja sebagai abdi yang setia mewartakan dan bersaksi tentang kabar sukacita kerajaan Allah di tengah dunia. Marilah kita mohon. . . (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah sumber segala kasih dan kebaikan, ajarilah kami selalu untuk tahu bersyukur atas segala anugerah dan kemurahan kasih-Mu yang tiada kenal batas kami alami dalam kehidupan kami setiap hari. Jadikanlah kami sebagai pribadi-pribadi manusia yang bertanggung jawab atas panggilan dan perutusan kami sebagai pewarta dan pemberi kesaksian tentang sukacita kerajaan-Mu di tengah dunia ini. Tuhan, tambahkanlah selalu iman dan pengharapan kami kepada-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
94
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 23 DIUTUS SEPERTI YEREMIA (Yer. 1:4-9)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 24 TANGGUNG JAWAB TERHADAP HIDUP BERSAMA (Yeh. 3:16-21)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami sekeluarga memanjatkan pujian dan syukur ke hadirat-Mu atas segala anugerah, rahmat, berkat dan pelindungan-Mu kepada kami sekalian sehingga malam ini kami boleh berkumpul bersama untuk merenungkan Sabda-Mu dalam keadaan yang sehat walafiat. Kami mohon bukalah hati dan pikiran kami agar kami mampu merenungkan Sabda-Mu dan teristimewa mampu mengamalkannya dalam kehidupan kami setiap hari. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yeh. 3:16-21 P: Pembacaan diambil dari kitab Yehezkiel. 16 Sesudah tujuh hari datanglah firman TUHAN kepadaku: 17�Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku. 18Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 19Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. 20Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 21Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu.� Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Pada tahun 597 bangsa Israel di buang ke Babel setelah dikalahkan oleh raja Nebukadnezar. Yehezkiel bin Bui adalah seorang imam di Yerusalem yang ikut terbuang ke Babilonia. Lima tahun setelah berada di pembuangan, Yehezkiel menerima panggilan Allah untuk menjadi nabiNya. Ia dipanggil untuk menjadi penjaga Israel dengan tugas menyampaikan firman yang berisi perintah yang didengar dari Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa Yehezkiel berperan untuk menyampaikan apapun kepada Israel yang berada di pembuangan sebagai suatu peringatan. Yehezkiel berkewajiban menjaga umat pilihan Allah dari berbagai ancaman. Ancaman terbesar yang menjadi alasan keterpanggilannya datang dari agama Babel yang upacara-upacara keagamaannya mempunyai daya tarik tersendiri bagi Israel yang pada saat itu sedang mengalami krisis kehidupan religus di tanah pembuangan untuk ikut terlibat. Yehezkiel dipanggil dan utus agar dapat mempertahankan kehidupan mereka sebagai bangsa pilihan Allah dan tetap setia kepada-Nya di tengah ancaman kehidupan sosial terutama agama Babel. Kata-kata dalam perikop ini menunjukkan ketegasan Allah baik kepada Yehezkiel maupun kepada umat Israel. “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: engkau pasti dihukum mati dan engkau tidak menyampaikannya ia akan mati dalam kesalahannya dan Aku akan menuntut pertanggung jawaban atas nyawanya padamu�. Maka panggilan sang nabi adalah sebuah panggilan moral yang mengandung konsekuensi baik dirinya sendiri maupun kepada mereka yang telah berbuat jahat. Jika peringatan Tuhan disampaikan maka ia akan menyelamatkan orang jahat itu dan nyawanya sendiri. Individualisme semakin menguasai kehidupan kita manusia dewasa ini. Akibatnya setiap orang sibuk mengurus diri dan melupakan yang lain. Seringkali orang tidak mau peduli dengan urusan orang lain, bahkan tak jarang kesalahan dibiarkan saja. Bila memang ada yang merasa terpanggil
96
Pekan 24 TANGGUNG JAWAB TERHADAP HIDUP BERSAMA (Yeh. 3:16-21)
Lembaga Biblika Indonesia
untuk membantu yang lain lewat teguran dan kritis maka ia akan dipandang sebagai orang yang sok suci lalu ditinggalkan bahkan ia akan dibenci dan disingkirkan. Ini adalah sebuah kenyataan kita manusia zaman ini yang sungguh memprihatinkan. Namun, kita bisa belajar dari Yehezkiel yang dipanggil dan diutus Tuhan untuk tidak acuh dengan situasi yang ada dan untuk berani menegur yang salah. Maka kita yang telah telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang telah mengambil bagian dalam Tritugas Kristus, sepatutnya tidak menyerah dengan kenyataan ini. Kita pun harus berani menegur dan memperbaiki yang salah. Tentu kita tidak harus bermimpi untuk melakukan hal-hal yang besar dan luar biasa tetapi cukuplah kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita sendiri dan orang-orang yang dekat dengan kita. Dengan demikian hampir pasti bahwa dunia kita, masyarakat kita akan menjadi semakin baik. Semoga! 5. Pertanyaan Permenungan - Apakah saya sungguh menyadari panggilan saya sebagai Anak Allah yang telah dibaptis dan telah mengambil bagian dalam tugas kenabian Kristus untuk menyelamatkan dunia? -Apakah saya berani menegur diri sendiri bila melakukan kesalahan dan beranikah saya menegur sesama yang melalukan kesalahan? -Apakah saya siap menerima konsekuesi sebagai akibat dari keberanian menegur kesalahan orang lain seperti dibenci dan dikucilkan? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin Gereja. Ya Bapa, tanamkanlah keberanian dalam diri para pemimpin Gereja kami agar mereka sanggup menjadi saksi kebaikan dan kebenaran di tengah dunia kami yang semakin dikuasai oleh persaingan dan ingat diri yang berlebihan. Marilah kita mohon... Bagi para pemimpin Negara. Ya Bapa, berkatilah para pemimpin negara kami agar mereka selalu mengusahakan keadilan dan kebenaran bagi seluruh Pekan 24 TANGGUNG JAWAB TERHADAP HIDUP BERSAMA (Yeh. 3:16-21)
97
Lembaga Biblika Indonesia
masyarakat kami tanpa pandang buluh. Marilah kita mohon... Bagi para korban ketidaadilan dan ketidakbenaran. Ya Bapa, teguhkanlah dan kuatkanlah mereka agar dalam situasi itu mereka tidak kehilangan harapan akan Dikau sumber kebaikan dan kebenaran sejati. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa yang Maha Baik, pujian dan syukur kami haturkan ke hadirat atas waktu yang boleh kami gunakan untuk berkumpul bersama sebagai satu keluarga, teristimewa atas Sabda-Mu yang telah kami dengar dan renungkan bersama. Kiranya lewat kebersamaan kami ini, rasa persaudaraan dan kekeluargaan semakin bertumbuh di antara kami sehingga kami pun semakin berani untuk saling memperbaiki, saling menegur sebagai saudara dan saudari sehingga kehidupan kami boleh mencerminkan kebaikan kasihMu kepada sesama yang berada di sekitar kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
98
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 24 TANGGUNG JAWAB TERHADAP HIDUP BERSAMA (Yeh. 3:16-21)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 25 CARILAH DAN CINTAILAH YANG BAIK (Amos 5:14-17)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Esa, berikanlah kami kesanggupan agar selalu mencintai yang baik dalam kehidupan ini. Jangan biarkan kami masuk dan dipengaruhi oleh kejahatan dunia ini. Walaupun kami sadar bahwa kami seringkali melakukan kejahatan, namun kami tetap merasakan pengampunan dan cinta-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk berusaha mencari dan mencintai hal-hal yang baik, agar seluruh hidup kami sungguh merupakan sebuah kesaksian akan cinta-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Amos 5:14-17 P: Pembacaan diambil dari kitab Amos. 14 Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. 15Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. 16Sesungguhnya, beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, Tuhanku: “Di segala tanah lapang akan ada ratapan dan di segala lorong orang akan berkata: Wahai! Wahai! Petani dipanggil untuk berkabung dan orang-orang yang pandai meratap untuk mengadakan ratapan. 17Dan di segala kebun anggur akan ada ratapan, apabila Aku berjalan dari tengah-tengahmu,� firman TUHAN. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Bacaan dari Kitab Amos tadi, memperlihatkan keinginan Allah kepada Bangsa Israel agar mencari yang baik dan menjauhi yang jahat. Kebaikan akan menyebabkan Allah datang menyertai mereka dan kejahatan akan menyebabkan mereka dihukum Allah. Kebaikan dan kejahatan, masingmasing memiliki dampak bagi mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam kejahatan. Hal ini terjadi karena kelemahan manusiawi kita. Kita tidak bisa membuat pembedaan mana yang jahat dan mana yang baik. Kita juga seringkali secara sengaja melakukan hal-hal yang tidak baik, karena yang kita kejar adalah keuntungan manusiawi. Melalui Nabi Amos, Tuhan mengajak kita semua untuk senantiasa mencari dan mencintai yang baik. Orang yang melakukan kejahatan tidak akan tenang. Orang yang mencari dan mencintai yang baik akan mendapatkan belaskasihan dari Tuhan dan Tuhan akan melindunginya. Kebaikan itu kekal, sementara kejahatan akan merusakkan kita. Marilah menjadi pribadipribadi penabur kebaikan Allah. 5. Pertanyaan Permenungan -Mampukah saya membedakan mana yang baik dan mana yang jahat? -Selama ini, mana yang sering saya lakukan: berbuat baik ataukah berbuat jahat? -Bersediakah saya untuk menjadi orang baik di hadapan Allah dan sesama? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para tokoh politik. Semoga para tokoh politik selalu berperan aktif dalam menciptakan kebaikan bersama dan menjauhkan hal-hal yang jahat, yang bisa menghancurkan kehidupan bersama. Marilah kita mohon..
100
Pekan 25 CARILAH DAN CINTAILAH YANG BAIK (Amos 5:14-17)
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi semua orang Kristen. Semoga semua orang Kristen tidak mempolitisasi kebaikan demi mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapi senantiasa berjuang untuk mempertahankan kebaikan sejati demi menghindari kejahatan. Marilah kita mohon.. Bagi kita sendiri. Semoga kita mampu menjadi tokoh pembawa kebaikan demi terciptanya kebaikan umum. Semoga dengan bantuan Allah, kita pun layak menaburkan kebaikan Kristus di tengah kehidupan bersama dengan yang lain. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Besar, melalui Nabi Amos Engkau mengajarkan kami agar selalu melakukan yang baik dalam hidup. Jangan biarkan kami menjadi penyebab kejahatan atau terperangkap dalam kejahatan. Bentengilah kami dengan kasih-Mu agar senantiasa mencari kebaikan dan menaburkan kebaikan dalam dunia ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 25 CARILAH DAN CINTAILAH YANG BAIK (Amos 5:14-17)
101
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 26 PENGHUKUMAN BAGI PARA PENINDAS (Hab. 2:6-12)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Bapa yang Maha Pengasih, kami bersyukur kepada-Mu atas kelimpahan anugerah-Mu yang kami alami setiap hari. Bapa yang baik, kami sekeluarga kembali berkumpul untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda-Mu. Semoga lewat bantuan rahmat-Mu, kami boleh memahami-Nya dan teristimewa mampu mengamalkannya dalam kehidupan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Hab. 2:6-12 P: Pembacaan diambil dari kitab Habakuk. 6 Bukankah sekalian itu akan melontarkan peribahasa mengatai dia, dan nyanyian olok-olok serta sindiran ini: Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya berapa lama lagi? dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian. 7Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka? 8Karena engkau telah menjarah banyak suku bangsa, maka bangsa-bangsa yang tertinggal akan menjarah engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota dan seluruh penduduknya itu. 9Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka! 10Engkau telah merancangkan cela ke atas rumahmu, ketika engkau bermaksud untuk menghabisi banyak bangsa; dengan demikian engkau telah berdosa terhadap dirimu sendiri. 11Sebab batu berseru-seru dari tembok, dan balok menjawabnya dari rangka rumah. 12Celakalah orang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
yang mendirikan kota di atas darah dan meletakkan dasar benteng di atas ketidakadilan. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Dalam teks ini kita menemukan beberapa perbuatan manusia yang tidak disukai bahkan dibenci oleh Allah sendiri. Oleh karena itu melalui nabi Habakuk, Allah mengutuk perbuatan-perbuatan itu dengan tegas, “celakalah�! Pertama, orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya. Sebuah konsep umum yang berlaku pada zaman Perjanjian Lama adalah apabila sebuah bangsa menaklukkan bangsa yang lain maka semua harta benda milik mereka akan menjadi milik sang penakluk. Juga mereka yang ditaklukkan akan diperlakukan sesuka hati. Mereka dijarah, diasingkan dan diperbudak oleh bangsa penakluk. Allah membenci perbuatan ini sehingga dengan tegas mengatakan celakalah yang melakukan hal itu. Di sini jelas bahwa mereka tidak hanya sekedar melakukan sesuatu di tengah dunia ini melainkan akan berhadapan dengan keadilan Allah yang tidak bisa dipermainkan. Kedua, orang yang mencari laba atau untung dengan cara yang tidak halal. Dengan kata lain mereka yang mencari untung dengan memeras dan mengorbankan orang lain dengan tegas pula Allah memperingatkan mereka celakalah kamu. Mengapa? Selain karena sikap diri yang begitu kuat mereka juga seakan mulai menyombongkan diri di hadapan Allah dengan pikiran bahwa dengan segala yang mereka milik mereka dapat melindungi diri dari segala malapetaka, mereka tidak butuh Tuhan. Namun mereka tidak pernah akan lolos dari keadilan Tuhan sebab batu-batu akan berseru dari tembok dan balok menjawabnya dari rangka rumah mereka untuk membongkar kejahatan mereka. Ketiga, mereka yang melakukan ketidakadilan. Celakalah kamu yang mendirikan kota di atas darah dan meletakkan dasar benteng di atas ketidakadilan. Ini berarti orang fasik, semua kekuatan, keputusan dan tindakan mereka berdiri di atas ketidakadilan. Dewasa ini, penjajah memang telah dihapus dari muka bumi ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada penjaajah gaya baru yang nampak lewat penindasan, pemerasan, pencurian dan perampokan atau istilah yang paling dekat dengan kita adalah korupsi. Orang memperkaya diri dengan mencuri (korupsi) hak orang lain, sementara itu ada yang memperkaya diri dengan memperhamba atau memeras tenaga orang lain dan ada yang Pekan 26 PENGHUKUMAN BAGI PARA PENINDAS (Hab. 2:6-12)
103
Lembaga Biblika Indonesia
menumpahkan darah orang lain demi pangkat dan jabatan tertentu. Inilah situasi nyata dunia kita sekarang ini. Berhadapan dengan situasi ini kiranya tidak terpancing untuk menambah jumlah mereka yang telah melakukan kejahatan, penindasan dan seterusnya tetapi sebaliknya kita perlu membangun rasa kemanusiaan kita untuk melihat sesama bukan sebagai objek melainkan sebagai rekan ciptaan Allah yang sama terpanggil untuk membangun dunia. Kita patut mengingat bahwa hidup kita hanyalah sementara. Menimbun kekayaan, mengejar popularitas, pangkat dan kedudukan dengan cara yang tidak halal sesungguhnya bertentangan dengan kehendak Allah sendiri. Semoga berkat rahmat Allah kita belajar untuk saling menghargai dan menghormati dengan kesadaran bahwa hidup kita hanya sementara dan segala yang kita miliki di dunia ini bukanlah jaminan untuk kehidupan yang kekal. 5. Pertanyaan Permenungan -Tindakan atau perbuatan apa saja yang dikecam bahkan dikutuk dan dibenci oleh Allah dalam teks tadi? -Apakah saya juga melakukan penindasan, pemerasan dan penganiayaan? Mengapa saya melakukannya? -Apa yang seharusnya saya lakukan untuk mengatasi masalah-masalah atau tindakan yang tidak disukai oleh Allah dalam teks tadi dan dalam keluarga dan masyarakat saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin Gereja. Ya Bapa, dampingilah dan berkatilah para pemimpin Gereja-Mu dalam menggembalakan kami sehingga berkat contoh dan teladan mereka kami dapat saling menghargai satu sama lain dalam segala aspek kehidupan kami. Marilah kita mohon... Bagi yang menjadi korban ketidakadilan dalam masyarakat kita. Ya Bapa, teguhkanlah dan kuatkanlah mereka yang menjadi korban ketidakadilan agar mereka tidak putus asa melainkan berusaha untuk kembali menata
104
Pekan 26 PENGHUKUMAN BAGI PARA PENINDAS (Hab. 2:6-12)
Lembaga Biblika Indonesia
hidup mereka dalam kasih-Mu sebagai jawaban atas kerinduan mereka akan keadilan dan kebenaran. Marilah kita mohon... Bagi para pelaku penindasan, kekerasan dan pemerasan. Ya Bapa, semoga oleh kerahiman-Mu, Engkau mengampuni dosa mereka dan semoga oleh rahmat-Mu pula mereka menyadari segala kekilafan mereka dan berusaha memperbaikannya demi terwujudnya kerajaan-Mu di dunia fana ini. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, kami bersyukur atas Sabda-Mu yang menerangi hati dan budi kami. Semoga kami semakin tekun mengusahakan keadilan dan kebenaran dalam hidup kami teristimewa dalam keluarga kami sendiri sehingga kami boleh menjadi saksi-saksi kebaikan, keadilan dan kebenaran-Mu di tengah masyarakat kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 26 PENGHUKUMAN BAGI PARA PENINDAS (Hab. 2:6-12)
105
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 27 BERBALIKLAH KEPADA TUHAN! (Zef. 2:1-3)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan Allah yang mahakuasa dan kekal, kami bersyukur kepada-Mu atas rahmat kasih-Mu yang senantiasa menyertai dan menuntun langkah hidup keluarga kami. Kami sadar bahwa dalam diri Yesus Kristus Putera-Mu, Engkau selalu menghendaki agar kami hidup sesuai dengan kehendak-Mu dan selalu mengarahkan hidup kami kepada-Mu. Kami mohon, urapilah kami dengan Roh Kudus-Mu dan tinggallah bersama kami agar kami mampu menemukan kehendak-Mu di dalam seluruh pengalaman hidup kami setiap hari. Jauhkanlah kami dari segala sikap acuh tak acuh dan sikap egois sehingga kami dapat membangun keadilan di antara semua anggota keluarga kami. Semuanya ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala abad. U: Amin. 3. Bacaan: Zef. 2:1-3 P: Pembacaan diambil dari kitab Zefanya. 1 Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, 2 sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN. 3Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kasih. Kasih-Nya melampaui ruang dan waktu. Begitu besar kasih-Nya itu kepada kita maka Ia senantiasa menginginkan agar kita selamat. Dia tidak mau kita binasa. Walaupun kita sering memberontak dan berusaha menjauh dari-Nya namun Dia tetap tak henti-hentinya memanggil kita untuk kembali kepada rangkulan kasih-Nya. Hanya satu yang Ia kehendaki yakni agar kita selalu ada bersama denganNya di dalam kasih-Nya itu. Karena itu, setiap kali kita berdosa, Tuhan selalu mengingatkan kita untuk bertobat. Pertobatan merupakan jalan pertama untuk memberikan kesaksian hidup yang benar. Nabi Zefanya meminta orang untuk bertobat dan mencari Tuhan. Bertobat berarti berhenti dari cara hidup yang tidak baik dan berbalik kepada Allah Sang Kebenaran sejati. Orang tidak bisa hidup acuh tak acuh melainkan mesti dengan rendah hati mencari Tuhan. Sikap rendah hati adalah pintu menuju perjumpaan dengan Tuhan. Dengan demikian, manusia dapat melihat dan menemukan Tuhan dalam pengalaman-pengalaman hidupnya. Dari perjumpaan dengan Tuhan itulah, manusia berani untuk memberi kesaksian kepada sesamanya tentang Allah yang adil dan benar. Salah satu kesaksian hidup yang mesti dihidupi manusia adalah hidup adil. Kenyataan menunjukkan bahwa kita yang adalah pengikut Kristus, hidup di tengah dunia yang penuh dengah berbagai tantangan. Praktekpraktek ketidakadilan, kesombongan dan sikap acuh tak acuh senantiasa mengitari hidup kita. Seringkali kita protes dan marah ketika seseorang memperlakukan kita secara tidak adil. Tetapi seringkali juga kita sendiri menghidupi cara hidup yang tidak adil, sikap yang acuh tak acuh dan sombong dalam kehidupan kita setiap hari, baik di dalam keluarga, di tempat kerja dan di dalam masyarakat kita. Tentunya cara-cara seperti ini merusak hubungan kita dengan sesama dan Tuhan. Karena itu, marilah kita mencari Tuhan dan memberikan kesaksian hidup yang berkenan kepadaNya. Tuhan senantiasa menanti kita dan siap sedia merangkul kita bila kita mau bertobat dari sikap hidup kita yang lama. Marilah kita membangun hidup yang adil dan hidup yang penuh cinta, baik dalam keluarga kita maupun dalam kehidupan bermasyarakat. 5. Pertanyaan Permenungan -Siapakah yang saya cari selama ini? Apakah saya mencari Tuhan dan kehendak-Nya ataukah saya lebih suka mencari kehendak diri sendiri?
Pekan 27 BERBALIKLAH KEPADA TUHAN! (Zef. 2:1-3)
107
Lembaga Biblika Indonesia
-Apakah saya selalu berusaha untuk mengenal Tuhan secara lebih dekat dengan cara membaca Kitab Suci? -Bagaimana saya memperlakukan orang-orang di sekitar saya?
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Semoga cinta Tuhan dapat merajai keluarga-keluarga kita agar keluargakeluarga itu dapat bertahan menghadapi gelombang badai zaman yang menerpa hidup keluarga mereka. Marilah kita mohon... Semoga keluarga kita dapat berdiri kokoh dan dibangun di atas dasar kerukunan, keadilan dan kedamaian. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menguatkan kami dengan Sabda-Mu untuk selalu hidup dan bersaksi sesuai dengan kehendakMu. Bimbinglah kami agar kami selalu mendengar panggilan-Mu dan selalu mendekatkan diri kami kepada-Mu sumber dan tujuan hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
108
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 27 BERBALIKLAH KEPADA TUHAN! (Zef. 2:1-3)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 28 MEMBANGUN POLA HIDUP ROHANI (Hag. 1:1-11)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa, Putera dan Roh kudus, Tuhan atas keluarga kami, syukur berlimpah atas anugerah keluarga kami; atas seorang ayah yang menjadi tulang punggung dan penopang keluarga, atas ibu yang menjadi sumber kehidupan dengan anugerah rahimnya yang mengandung anak-anak, melahirkan serta membesarkan dengan segala keberadaannya, atas anak-anak yang dianugerahkan sebagai buah cinta orang tua. Bantulah kami agar senantiasa menjadikan-Mu bagian utama di dalam kehidupan keluarga kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Hag. 1:1-11 P: Pembacaan diambil dari kitab Haggai. 1 Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: 2�Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!� 3Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: 4�Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? 5Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! 6Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! 8Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN. 9Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. 10Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, 11dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.� Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 7
4. Renungan Singkat Melalui nabi Hagai, Tuhan meminta umat Israel untuk membangun kembali Bait Suci yang runtuh, karena bangsa Israel jatuh ke tangan musuh. Ketika Bait Allah belum dibangun, umat Israel susah mendapatkan hasil panenan yang maksimal. Hasil kerja mereka seperti disimpan di pundipundi berlobang. Mereka bekerja sekeras-kerasnya tetapi hasilnya sedikit. Keluarga merupakan sebuah pundi-pundi. Semua usaha yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga akan terkumpul dalam pundi-pundi itu. Keikutsertaan Tuhan dalam usaha mengisi pundi-pundi ini sangatlah penting. Bila keluarga tidak mengikutsertakan Tuhan dalam setiap usaha, pundi-pundi keluarga akan terasa seperti sebuah pundi berlombang yang terus diperjuangkan untuk diisi, namun tetap tidak terisi. Kehidupan keluarga kita adalah sebuah anugerah dan hadiah dari Tuhan. Atas kesadaran ini kita hendaknya memberikan ruang di dalam kehidupan keluarga yang cukup untuk karya Tuhan. Tuhan hendaknya dibiarkan untuk berperan dalam membangun kehidupan keluarga kita dan juga setiap pribadi di dalam keluarga. Melalui doa keluarga dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya di dalam keluarga, rohani kita akan selalu dibentuk sehingga keluarga menjadi tempat Allah berdiam. Marilah kita menjadikan keluarga kita dan setiap anggota di dalamnya sebagai tempat tinggal Tuhan sehingga hidup kita memancarkan kehadiran Allah kepada sesama di mana saja kita berada.
110
Pekan 28 MEMBANGUN POLA HIDUP ROHANI (Hag. 1:1-11)
Lembaga Biblika Indonesia
5. Pertanyaan Permenungan -Sejauh mana keluarga saya telah melibatkan Tuhan dalam mengisi pundipundi keluarga? -Bagaimana saya menjadikan Tuhan sebagai pengisi pundi-pundi keluarga saya dan menjadi isi dari pundi-pundi itu sendiri? -Apa saja yang perlu saya bangun di dalam keluarga saya agar Tuhan terlibat dalam hidup saya dan mendapat tempat yang besar di dalamnya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
www.pinterest.com
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Pekan 28 MEMBANGUN POLA HIDUP ROHANI (Hag. 1:1-11)
111
Lembaga Biblika Indonesia
Semoga keluarga kami senantiasa membuka hati dan memberi ruang yang besar untuk membiarkan Tuhan terlibat dalam kehidupan kami. Marilah kita mohon‌ Semoga Ayah dan ibu diberkati dengan rahmat untuk menjadi contoh bagi anak-anak dalam relasi dengan Tuhan, dan anak-anak membuka hati untuk kehadiran Tuhan di dalam diri mereka. Marilah kita mohon‌ Semoga keluarga-keluarga Kristiani diberi rahmat kesadaran akan pentingnya kehadiran Tuhan di tengah keluarga mereka dengan menyiapkan sarana dan waktu yang cukup bagi Tuhan agar kehidupan rohani keluarga terus terisi dari hari ke hari. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan, Allah Tritunggal Maha Kudus, kami bersyukur atas kesempatan terindah yang kami peroleh saat ini untuk menyadari peran-Mu di dalam kehidupan keluarga kami. Kami menyadari bahwa kehidupan kami hanya akan menjadi lebih bernilai dan mulia bila Engkau berperan di dalamnya. Semoga kami memberikan waktu yang cukup untuk membangun hidup rohani keluarga kami dengan doa bersama, merayakan Ekaristi bersama, memberikan perhatian yang cukup bagi saudara-saudari yang berkekurangan, membangun relasi yang sehat dalam keluarga dan dengan sesama di sekitar kami. Teguhkanlah iman kami dalam kesulitan dan rintangan agar kami tetap setia kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
112
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 28 MEMBANGUN POLA HIDUP ROHANI (Hag. 1:1-11)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 29 IBADAH DAN KESAKSIAN HIDUP (Zak. 7:1-14)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Esa, berikanlah kami kesanggupan agar mamu beribadah dengan baik dan menjalankan buah rohani dari ibadah itu dalam kehidupan. Semoga kami pun sadar bahwa ibadah yang sesungguhnya adalah perbuatan yang benar, yang memperhatikan sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Zak. 7:1-14 P: Pembacaan diambil dari kitab Zakharia. 1 Pada tahun yang keempat zaman raja Darius datanglah firman TUHAN kepada Zakharia, pada tanggal empat bulan kesembilan, yakni bulan Kislew. 2 Adapun penduduk Betel telah mengutus Sarezer dan Regem-Melekh serta orang-orangnya untuk melunakkan hati TUHAN, 3untuk menanyakan kepada para imam dari rumah TUHAN semesta alam dan kepada nabi, demikian: “Haruskah kami sekalian menangis dan berpantang dalam bulan yang kelima seperti yang telah kami lakukan bertahun-tahun lamanya?” 4Maka datanglah firman TUHAN semesta alam kepadaku, bunyinya: 5”Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan kepada para imam, demikian: Ketika kamu berpuasa dan meratap dalam bulan yang kelima dan yang ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, adakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku? 6Dan ketika kamu makan dan ketika kamu minum, bukankah kamu makan dan minum untuk dirimu sendiri? 7Bukankah ini firman yang telah disampaikan TUHAN dengan perantaraan para nabi yang dahulu, ketika Yerusalem dengan kota-kota yang di sekelilingnya masih didiami orang dan masih sentosa dan Tanah Negeb dan Daerah Bukit masih didiami?” 8 Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya: 9”Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
luxveritatis7.wordpress.com
kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing! 10Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing.� 11Tetapi mereka tidak mau menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar. 12Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN. 13�Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam. 14Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badai ke antara segala bangsa yang tidak dikenal mereka, dan sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalu lalang di sana; demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi.� Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
114
Pekan 29 IBADAH DAN KESAKSIAN HIDUP (Zak. 7:1-14)
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Orang Israel seringkali ditegur oleh Allah karena ibadah mereka tidak diwujudnyatakan dalam hidup harian mereka. Mereka menjalankan ibadah yang terlalu ritualistik. Padahal ibadah yang berbobot adalah ibadah yang langsung dipraktikan dalam hidup. Dalam hidup, banyak orang merasa kudus, merasa saleh dan benar karena mereka telah mengikuti ibadah dengan baik. Mengikuti kegiatan rohani seakan-akan menjadi jaminan bahwa mereka adalah orang benar, orang kudus. Padahal kekudusan bukan hanya terletak pada ritual, pada ibadah, tetapi terutama juga pada tindakan lahiriah, pada sikap dan tutur kita. Karena itu, marilah kita menjadi orang yang melakukan ibadah dengan baik dan menjalankan buah-buah ibadah itu dengan baik. Antara ibadah dengan perwujudannya dalam hidup harian mestilah sejalan. Ibadah yang benar menyata dalam perbuatan. Ketika orang melakukan hal yang benar dan memberikan kesaksian hidup yang baik, itulah sebuah ibadah. Itulah yang berkenan kepada Tuhan. Kita diajak untuk menghidupi hidup kita dengan baik karena kita menyadari bahwa tindakan nyata itu juga merupakan ibadah kita. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya taat beribadah, berdoa dan mengikuti kegiatan-kegiatan rohani? -Apakah saya juga menjaga keseimbangan antaara ibadah dengan perbuata nyata? -Mana yang lebih saya pilih, menjadi taat beribadah ataukah menjadi orang yang menjalankan ibadah dalam perbuatan nyata? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi orang-orang Kristen. Semoga semua orang Kristen tidak hanya senang menjalankan ibadah, tetapi juga menjalankan ibadah itu lewat kesaksian hidup yang benar. Marilah kita mohon‌ Pekan 29 IBADAH DAN KESAKSIAN HIDUP (Zak. 7:1-14)
115
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi Para Pemimpin Umat. Semoga para pemimpin umat tidak hanya mengajarkan cara beribadah, tetapi juga siap untuk melakukannya di tengah masyarakat. Marilah kita mohon‌ Bagi kita sendiri. Semoga kita tidak terbatas pada merasa bangga, merasa saleh dan kudus karena taat beribadah saja, melainkan menjalankan ibadah itu dalam kebersamaan dengan umat Allah yang lainnya. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Baik, jadikanlah kami insan-insan yang mampu menjaga keseimbangan antara ibadah dan praktik hidup yang benar. Jangan biarkan kami merasa bangga karena taat beribadat saja, tetapi jadikanlah kami orangorang yang merasa bangga jika mampu mewujudnyatakan buah-buah ibadah dalam kehidupan bersama dengan umat-Mu sendiri. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
116
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 29 IBADAH DAN KESAKSIAN HIDUP (Zak. 7:1-14)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 30 KEMENANGAN TERAKHIR BAGI ORANG BENAR (Mal. 3:13-18)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang Mahabijaksana, kami bersyukur atas penyelenggaraanMu bagi kami hingga saat ini. Engkau senantiasa menguatkan orang benar agar mereka tetap hidup dalam kebenaran dan menjadi saksi atas karya cinta kasih-Mu di tengah dunia. Semoga kami pun tetap hidup dalam kebenaran dan berusaha mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mal. 3:13-18 P: Pembacaan diambil dari kitab Maleakhi. 13 Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: “Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?” 14Kamu berkata: “Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? 15Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga.” 16Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: “TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.” 17Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. 18Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Kadangkala orang yang benar merasa jenuh atau mengeluh karena ternyata orang jahat malah kelihatannya lebih beruntung. Kenyataan seperti ini bisa meruntuhkan semangat orang benar untuk tetap bertahan dalam imannya. Melalui nabi Maleakhi, Tuhan menegaskan bahwa pada akhir nanti, akan terlihat perbedaan yang amat jelas antara orang benar dan orang jahat, antara yang beribadah kepada Allah dan yang tidak beribadah kepada Allah. Kutipan Kitab Maleakhi yang kita dengar, berisikan nubuat nabi yang terakhir dari enam nubuatnya, yang berbicara tentang hamba-hamba Tuhan. Hamba Tuhan adalah orang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam seluruh situasi hidupnya. Nubuat ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisikan tentang pernyataan-pernyataan dari para pelaku kejahatan. Sedangkan bagian kedua merupakan penjelasan tentang perbedaan antara mereka yang takut akan Tuhan dan mereka yang berbuat jahat. Orang fasik akan menantang orang benar dengan berkata, “setiap yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan�. Tetapi Tuhan menjanjikan berkat kepada mereka yang benar dan takut kepada-Nya. Mereka akan menjadi kesayangan-Nya sendiri. Belaskasihan Allah akan menjadi bagian bagi mereka yang benar dan takut kepada-Nya. Pada hari penghakiman orang benar akan menerima pahala dan yang takut akan Tuhan baginya akan terbit surya kebenaran. Orang fasik akan menjadi seperti jerami dan dibakar. Di dalam kehidupan kita pun selalu ada dua kekuatan yang saling bertentangan, kekuatan kejahatan melawan kekuatan kebenaran. Kekuatan kejahatan selalu berusaha untuk menyeret orang benar untuk meninggalkan kebenaran dan melakukan kejahatan. Dalam taktik licik yang terselubung, kadang orang sulit membedakan yang jahat dan benar. Tetapi jika kita mempraktekkan iman kita secara konsisten, maka perbedaan itu akan terlihat dengan sendirinya. Inilah saatnya kita dipanggil untuk bersaksi dengan beriman secara konsisten. Pilihan ini tak gampang untuk dilaksanakan, namun jangan takut, Tuhan tetap berpihak pada kebenaran. Mari kita hidup dengan benar dan melawan kejahatan dengan kebaikan. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya merasa jenuh, mengeluh dan iri hati bila melihat orang jahat mengalami kesuksesan? 118
Pekan 30 KEMENANGAN TERAKHIR BAGI ORANG BENAR (Mal. 3:13-18)
Lembaga Biblika Indonesia
-Mengapa saya tetap bertahan dalam kebenaran sekalipun saya menderita? -Apakah sikap saya terhadap orang yang berbuat jahat terhadap saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi Gereja. Semoga Gereja selalu bersatu meski ada perbedaan dan dalam keanekaragaman. Marilah kita mohon... Bagi mereka yang sedang dalam kesulitan. Semoga hati dan tangan kami terbuka untuk membantu sesama kami yang sedang dalam kesulitan dan mengembalikan kepercayaan mereka akan keadilan dan kebenaran. Marilah kita mohon... Bagi keluarga kita. Semoga dengan Sabda yang kita renungkan memberikan kekuatan untuk berani bersaksi tentang kebenaran cinta Allah di tengah dunia ini. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang baik, kami bersyukur atas Sabda-Mu yang telah kami dengar dan renungkan. Semoga kami dikuatkan untuk senantiasa berani bersaksi tentang kebenaran dan keadilan dalam lingkungan hidup kami. Biarkanlah api kebenaran kami tetap menyala, kendati selalu dihimpit oleh kejahatan. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 30 KEMENANGAN TERAKHIR BAGI ORANG BENAR (Mal. 3:13-18)
119
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 31 SESUDAH SEMBUH, MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh 9:1-40)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas rahmat yang Kau anugerahkan kepada keluarga kami. Kami bersyukur atas Putera-Mu Yesus Kristus yang datang dan menebus dosa kami. Kami mohon mampukanlah kami untuk senantiasa bersaksi tentang Engkau dalam hidup kami sendiri, dalam keluarga dan masyarakat kami entah dalam keadaan susah maupun senang. Biarkanlah Roh Kudus-Mu mengalir atas diri kami agar kami tak pernah menutup rahmat-Mu bagi sesama melainkan membaginya selalu terutama buat saudara-saudara kami yang miskin dan menderita. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh 9:1-40 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” 3 Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 4Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. 5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” 6Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 7dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. 8Tetapi tetangga-tetangganya dan Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” 9Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.” 10Kata mereka kepadanya: “Bagaimana matamu menjadi melek?” 11Jawabnya: “Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.” 12Lalu mereka berkata kepadanya: “Di manakah Dia?” Jawabnya: “Aku tidak tahu.” 13Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. 14Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. 15Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” 16Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. 17Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: “Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?” Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi.” 18Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya 19 dan bertanya kepada mereka: “Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” 20 Jawab orang tua itu: “Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, 21tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” 22Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. 23Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” 24Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” 25Jawabnya: “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” 26Kata mereka kepadanya: “Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?” 27Jawabnya: “Telah kukatakan kepadamu, dan Pekan 31 SESUDAH SEMBUH, MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh 9:1-40)
121
Lembaga Biblika Indonesia
kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” 28Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: “Engkau murid orang itu tetapi kami muridmurid Musa. 29Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.” 30Jawab orang itu kepada mereka: “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. 31Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. 32Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. 33Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” 34Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. 35Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” 36 Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.” 37 Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!” 38Katanya: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah-Nya. 39Kata Yesus: “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.” 40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” 41Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.” Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Perikop Injil ini bercerita tentang orang buta yang disembuhkan oleh Yesus. Berbeda dengan kisah-kisah penyembuhan lainnya di mana Yesus langsung bersabda dan terjadi mukjizat, pada teks ini Yohanes menunjukkan proses yang amat detail dari penyembuhan ini. Pertama-tama Yesus meludah ke tanah, sesudah itu mengaduk ludah-Nya dengan tanah lalu mengoleskannya pada mata orang buta itu. Kemudian Ia menyuruh orang muda itu pergi untuk membasuh dirinya di Kolam Siloam. Pada akhirnya orang itu kembali dengan mata yang sudah melek. Penginjil tidak berhenti pada kisah ini. Yohanes kembali menceritakan apa yang kemudian terjadi dengan orang buta itu. Setelah sembuh ia pergi dan 122
Pekan 31 SESUDAH SEMBUH, MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh 9:1-40)
Lembaga Biblika Indonesia
www.mormonchannel.org
mewartakan apa yang diperbuat Yesus kepadanya. Orang-orang Farisi yang mengetahui peristiwa itu terjadi pada hari Sabat tentu saja menjadi berang dan berusaha mengetahui siapa yang menyembuhkannya. Interogasi dilakukan. Orang yang sembuh itu menjawab apa adanya, yang membuat orang-orang Farisi jengkel lalu mengejek dan menyudutkan dirinya. Namun orang muda ini tidak gentar. Ia dengan berani bersaksi tentang pengalaman iman yang terjadi pada dirinya bahwa ia telah disembuhkan oleh Yesus. Pengalaman perjumpaan dengan Tuhan membangkitkan keberanian untuk bersaksi. Tuhan menunjukkan bahwa Ia bisa memakai siapa saja untuk mewartakan sabda-Nya, tidak peduli orang itu sehat ataukah sakit, terpelajar ataukah tidak. Yang terpenting adalah orang itu mau membuka hati terhadap Tuhan, merasakan perjumpaan dengan Tuhan sebagai rahmat besar yang harus dibagikan kepada orang lain. Seringkali dalam hidup, kita justru menjadi orang-orang yang penakut. Kita bersembunyi di balik pikiran-pikiran kita yang kerdil, di balik status, jabatan kepentingan-kepentingan, relasi-relasi manusiawi kita. Kita tidak berani bersaksi tentang Tuhan yang bangkit. Kita beranggapan bahwa tugas untuk bersaksi tentang Tuhan bukanlah tugas kita, bukanlah tanggung jawab yang kita emban sebagai orang-orang Kristen. Kita melemparkan tanggungjawab itu kepada orang lain. Ketika kita berada dalam sistem kerja yang korup, tidak transparan, tidak berkembangnya sistem keadilan, melenturnya semangat kedisplinan, kita tidak berani bersuara. Kita membiarkan hal itu berlangsung di depan kita bahkan mungkin kita mengambil bagian di
Pekan 31 SESUDAH SEMBUH, MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh 9:1-40)
123
theredish.com
Lembaga Biblika Indonesia
dalamnya. Perubahan yang kita harapkan berlangsung akhirnya tidak bisa berjalan karena kita tidak berani menjadi pionir, kita tidak mau menjadi saksi-saksi Tuhan dalam kehidupan harian kita. Orang buta yang berani bersaksi tentang Tuhan menyentil kita untuk kembali memperteguh komitmen kita. Menjadi saksi Kristus adalah sebuah keharusan sebagai orang-orang Kristiani. Tugas menjadi saksi adalah tugas yang melekat sejak kita dipermandikan. Tugas itu bukanlah sesuatu yang terlepas dari kehidupan kita tetapi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karya kita di dunia. Pengalaman perjumpaan dengan Tuhan yang kita alami dalam banyak peristiwa kehidupan, terutama dalam Kitab Suci dan Ekaristi, hendaknya memampukan kita, memberanikan kita untuk menjadi saksi-saksi hidup di tengah masyarakat yang kian sekular ini. Tempat kesaksian kita yang paling pertama ialah keluarga selanjutnya barulah Gereja dan masyarakat. 5. Pertanyaan Permenungan -Manakah kebutaan spiritual dan moral yang saya alami dalam kehidupan saya? -Apakah saya pernah mengalami pengalaman disembuhkan dari kebutaan yang saya alami? -Pernahkah saya merasa tidak berani bersaksi tentang Tuhan dalam hidup bersama? Mengapa? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
124
Pekan 31 SESUDAH SEMBUH, MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh 9:1-40)
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi saudara-saudari kita yang mengalami cacat fisik. Semoga penderitaan yang mereka alami tidak membuat tidak membuat mereka gentar dan merasa diri tersingkir tetapi tetap berjuang dengan penuh optimis di atas keyakinan bahwa Tuhan selalu melindungi mereka. Marilah kita mohon... Bagi paramedis dan yang mengabdikan diri bagi pelayanan orang sakit. Kiranya Tuhan selalu menyertai mereka, menumbuhkan komitmen dalam diri mereka untuk selalu melayani dengan hati dan bukan semata-mata karena uang. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa Yang maha pengasih dan penyayang, dengan mengutus PuteraMu ke dunia Engkau meyakinkan kami bahwa kasih-Mu tidak pernah berhenti atas diri kami. Kami percaya bahwa rahmat yang Kautanamkan di dalam diri kami adalah untuk membantu sesama kami yang menderita di dalam hidupnya. Kami mohon, ya Tuhan, kiranya kami senantiasa menjadi saksi-saksi-Mu yang melayani sesama dengan penuh rasa ketulusan dan tanggung jawab. Buatlah hati kami untuk tidak merasa takut bersaksi tentang namaMu dalam hidup kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 31 SESUDAH SEMBUH, MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh 9:1-40)
125
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 32 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 13:1-15)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Yesus, Tuhan dan Guru kami, Engkau meninggalkan teladan cinta kasih kepada kami dengan membasuh kaki para murid-Mu. Kami hendak merenungkan tanda kasih dan kerendahan hati-Mu itu. Berkenanlah kiranya hadir di antara kami dan berkatilah kami semua yang hadir di sini. Semoga kami dan keluarga kami beroleh kekuatan dari-Mu sendiri untuk saling mencintai satu sama lain, sehingga melalui perbuatan kami itu kami dapat menjadi saksi cinta kasih-Mu di tengah-tengah masyarakat kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh. 13:1-15 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. 2Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. 3Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 4Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, 5kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. 6Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?� 7Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” 8Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selamalamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” 9Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” 10Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” 11Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.” 12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? 13Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 14Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; 15sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Tanda kasih Tuhan Yesus kepada para murid adalah tindakan pembasuhan kaki. Memang orang biasa membasuh kaki sendiri sebelum masuk ke ruang perjamuan sebagai ungkapan mau ikut pesta dengan bersih. Hanya tamu yang amat dihormati saja, misalnya seorang guru atau orang yang dituakan, akan dibasuh kakinya. Ini adalah pekerjaan bawahan terhadap atasan sebagai tanda hormat dan kasih, atau hamba terhadap majikannya. Bila pembasukan ini dilakukan, maka itu akan dijalankan sebelum perjamuan mulai. Yesus mengubah dan membongkar peran-peran tadi. Yesus Sang Guru dan tuan rumah itu kini membasuh kaki para muridNya, para tamu-Nya. Pembasuhan ini terjadi selama perjamuan, bukan sebelumnya, seperti lazimnya dilakukan orang. Karena itu pembasuhan kaki ini bukan sekadar ungkapan pengabdian serta kerendahan hati Yesus, melainkan mau menunjukkan bahwa orang-orang terdekat itu sedemikian berharga, sedemikian dikasihi-Nya. Yesus tidak setengah-setengah mengasihi mereka, tetapi sepenuh-penuhnya. Betapa tidak mudah menapaki jejak-jejak yang ditinggalkan Yesus. Mungkin kita masih terlalu sombong, tinggi hati, bahkan juga sering terlalu gengsi, jaga harga diri dan sulit untuk menjadi seorang pelayan. Kita merasa sulit untuk menjadi rendah hati. Apa yang harus kita lakukan? Pekan 32 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 13:1-15)
127
Lembaga Biblika Indonesia
Mari sejenak memandang Yesus yang sedang membasuh kaki para muridNya. Kita turut hadir dalam adegan itu, melihat Yesus berlutut di hadapan para murid-Nya. Kita memandang Sang Mahatinggi yang sedang berlutut di hadapan manusia ciptaan yang dicintai-Nya. Tindakan-Nya itu adalah suatu teladan bagi kita. Jika Dia yang kita panggil dengan sebutan Guru dan Tuhan sudah melakukan hal itu kepada para murid, maka kesimpulannya sudah sangat jelas. Para murid yaitu kita-kita ini, harus saling membasuh kaki. Ini bukan semata perihal cara hidup yang baik di antara sesama saudara, melainkan perihal meneladan Dia dalam pemberian diri, perihal kasih yang tuntas. Memasuki komunitas muridmurid Kristus berarti siap-sedia untuk memberikan diri sebagaimana Kristus telah memberikan diri kepada kita dengan kasih yang total. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah semangat saling mengasihi (melayani) sebagaimana diteladankan Yesus juga berkembang di dalam keluarga saya? -Manakah halangan-halangan yang menghambat perbuatan saling mengasihi dalam keluarga saya? -Apa yang akan saya lakukan untuk mengenang cinta kasih Tuhan kepada saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Marilah kami berdoa untuk para pemimpin Gereja kami. Semoga Tuhan memberkati mereka dan menjaga kesehatan jiwa dan raga mereka, agar mereka dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Semoga mereka dapat menjadi teladan dalam hal saling mengasihi satu sama lain. Marilah kita mohon... Mari kita juga berdoa bagi para pejabat pemerintahan kita. Semgoa mereka senantiasa mengutamakan dialog penuh cinta dalam memecahkan suatu
128
Pekan 32 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 13:1-15)
Lembaga Biblika Indonesia
persoalan, sehingga terciptalah suasana tenang, damai dan penuh cinta ada dalam kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat kita. Marilah kita mohon... Kita juga berdoa bagi semua warga yang ada di sekitar kita yang berbedabeda agama, suku, budaya, agar semangat saling mengasihi betul-betul terasa dalam kehidupan bersama, sehingga kita bisa hidup tenang dan damai. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang mahabaik, puji syukur kami haturkan ke hadirat-Mu. Kami telah merenungkan peristiwa pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus kepada para murid. Kami hendak meneladan pelayanan dan cinta kasih-Nya dalam hidup kami. Kami mohon curahkanlah rahmat-Mu bagi keluarga kami, agar kami dapat saling mengasihi dan dapat menjadi teladan cinta kasih bagi orang-orang di sekitar kami. Semuanya ini kami mohon kepada-Mu dengan perantaraan Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 32 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 13:1-15)
129
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 33 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 15:9-17)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Besar, kami mohon kepada-Mu, anugerahkanlah kepada kami sikap saling mencintai dan mengasihi satu sama lain. Kiranya kami mampu melihat diri-Mu dalam diri sesama kami sehingga sebagaimana kami mencintai Engkau, demikianlah juga kami saling mengasihi satu sama lain. Jangan biarkan kami menjadi pembawa benih kebencian di tengah kehidupan ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh. 15:9-17 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 9 �Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Dalam bacaan yang kita dengar tadi, Yesus berbicara tentang perintah untuk saling mengasihi. Mengasihi dikemas dalams sebuah perintah. Perintah selalu bersifat keharusan. Tidak ada pilihan. Itu mutlak. Itu berarti semua orang harus mengikutinya. Dalam kehidupan setiap hari, cinta seringkali dipolitisasi dan diatur berdasarkan keinginan setiap orang. Orang mencintai karena mengharapkan imbalan. Atau orang mencintai jika setiap orang bersedia memberikan kepadanya sesuatu yang diharapkan. Cinta seringkali menjadi bola yang dipermainkan sesuka hati. Makna asli dari cinta acapkali musnah. Yang ada hanya persaingan, kebencian, iri hati, dengki, dendam membara, saling tuduh, dan lain-lain. Secara perlahan namun pasti, cinta pun kian terpinggirkan dari hidup kita. Karena itulah Yesus meminta setiap kita untuk saling mengasihi. Bahkan Dia memilih setiap kita secara khusus untuk menghasilkan buah cinta kita di tengah masyarakat. Lebih jauh, Yesus mengharapkan bahwa buah cinta itu tetap terjaga dan terawat. Cinta harus menyata dalam perbuatan. Ketika orang melihat perbuatan kita, mereka dihantar kepada Tuhan yang adalah cinta. Cinta mesti memiliki dampak yang nyata. Cinta mesti mampu menjaga keharmonisan dan stabilitas dalam kehidupan sosial kita. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah dalam pergaulan dengan sesama, saya menunjukkan cinta Tuhan? -Apakah saya menjadi pembawa cinta untuk menghindari terjadinya permusuhan? -Bersediakah saya berkorban bagi orang lain karena mencintai mereka? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
Pekan 33 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 15:9-17)
131
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi semua keluarga Kristen. Semoga keluarga Kristen menjadi tempat persemaian cinta Kristus dan menjadi lembaga untuk mewartakan cinta sejati Kristus kepada keluarga lain, dan sebagai model cinta. Marilah kita mohon‌ Bagi perdamaian dunia. Semoga cinta Kristus mempersatukan semua orang di dunia, memampukan orang untuk saling mendengarkan, saling menghormati dan saling percaya, agar terciptalah perdamaian sejati. Marilah kita mohon‌ Bagi pasangan suami-istri. Semoga pasangan suami-istri selalu memupuk rasa cinta mereka dan tidak membiarkan biduk rumah tangga hancur karena kebencian. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang Maha Agung, biarkanlah kami menjadi keluarga dan insan-insan yang bersedia mewartakan cinta kasih kepada sesama kami. Janganlah biarkan kami menjadi pembawa permusuhan. Jadikanlah kami sebagai tempat untuk memelihara cinta sejati-Mu dan menabur cinta-Mu itu kepada semua orang. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
132
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 33 BERSAKSI DENGAN SALING MENCINTAI (Yoh. 15:9-17)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 34 ROH KUDUS BERKARYA DALAM DIRI ORANG YANG TERBUKA (Kis. 19:1-12)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang kekal, kami mengucap syukur pada-Mu untuk semua yang telah dan akan kami terima dari-Mu lewat Roh Kudus. Kami mohon berkatMu agar segala karya yang akan kami lakukan kepada sesama, selalu mengantarkan setiap orang untuk percaya bahwa Engkau selalu hidup dan berkarya dalam diri setiap orang yang percaya kepada-Mu. Semuanya ini kami mohon kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkarya bersama-Mu dalam persekutuan dengan Roh Kudus kini dan sepanjang segala abad. U: Amin. 3. Bacaan: Kis. 19:1-12 P: Pembacaan diambil dari Kisah Para Rasul. 1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. 2 Katanya kepada mereka: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia: “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.” 3Lalu kata Paulus kepada mereka: “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.” 4Kata Paulus: “Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.” 5Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. 7Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. 8Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Kerajaan Allah. Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan muridmuridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. 10 Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. 11Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, 12bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 9
en.wikipedia.org.1
4. Renungan Singkat Dalam bacaan ini, kita mendengar bahwa Paulus mengajar dan membaptis orang-orang “dalam nama Yesus� di Efesus. Ia juga menjelaskan perbedaan antara baptisan Yohanes dan baptisan yang dilakukannya kepada setiap orang yang mendengarkannya. Dengan demikian setiap orang dapat dengan bebas memilih untuk dibaptisnya atau cukup dengan baptisan yang dilakukan oleh Yohanes. Ia menjelaskan bahwa setiap orang yang dibaptisnya dengan menumpangkan tangan di atas kepala mereka, maka mereka akan menerima Roh Kudus. Bukti dari semuanya itu adalah mereka dapat berbahasa Roh dan Bernubuat (bdk. Kis.19:6).
Meskipun demikian, masih ada orang-orang yang tegar hatinya di Efesus yang tidak mau diyakinkan oleh Paulus. Orang orang seperti ini akhirnya 134
Pekan 34 ROH KUDUS BERKARYA DALAM DIRI ORANG YANG TERBUKA (Kis. 19:1-12)
ditinggalkan oleh Paulus dalam pengajarannya, dan mereka yang percaya kepada Paulus dipisahkannya dari yang tidak percaya (bdk.19:9). Dalam kisah ini kita dapat melihat bahwa ada dua kelompok manusia yang ditemukan oleh Paulus dalam pengajarannya di Efesus. Kelompok pertama adalah kelompok manusia yang menerima Paulus dan pengajarannya kemudian dibaptis serta menerima Roh Kudus, sedangkan kelompok yang lain adalah kelompok manusia yang tidak menerima Paulus dan pengajarannya, s e h i n g g a ditinggalkan oleh Paulus. Dalam pernyataan ini kita dapat mengatakan, �Hanya kepada orang orang yang terbuka hatinya dan rendah hati mereka dapat menerima Roh Kudus, dan Roh Kudus yang diterimanya itu akan berkarya dalam hidup dan karyanya�. Semoga kita dapat melihat dan memilih untuk berkarya seperti mereka yang menerima Roh Kudus. Hal ini menuntut kita untuk meninggalkan keegoisan kita dan dengan rendah hati kita membuka diri untuk menerimaNya. Hanya hati yang terbukalah yang dapat merasakan kehadiran Roh Kudus dan menerima-Nya. Roh itu akan membantu meneguhkan kita dalam tugas pelayanan kita setiap hari.
www.binaimananak.com
Lembaga Biblika Indonesia
5. Pertanyaan Permenungan - Apakah selama ini saya selalu mengalami dan merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidup saya? - Apakah saya selalu memohon penyertaan Roh Kudus dalam pelaksanaan tugas harian saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. Pekan 34 ROH KUDUS BERKARYA DALAM DIRI ORANG YANG TERBUKA (Kis. 19:1-12)
135
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Ya Bapa, ajarlah kami untuk merindukan karya-karya Roh Kudus, dan membuka hati kami untuk-Nya, supaya Roh Kudus dapat berkarya dengan baik dalam diri kami, sesuai dengan rencana-Mu yang agung bagi kami semua. Marilah kita mohon.... Ya Bapa, utuslah Roh Kudus agar memimpin kami kepada seluruh kebenaran. Semoga Dia mengajarkan segala sesuatu kepada kami dan mengingatkan kami akan Sabda yang telah dikatakan oleh Yesus, kepada kami. Marilah kita mohon.... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Bapa di surga kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu, karena kami telah mengalami kehadiran-Mu lewat pengajaran yang kami terima dari Rasul Paulus. Kami mohon bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami dituntun kepada kebenaran sejati. Engkau yang hidup dan berkuasa bersama dengan Putra-Mu yang terkasih dalam persatuan dengan Roh Kudus yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala abad. U: Amin.
136
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 34 ROH KUDUS BERKARYA DALAM DIRI ORANG YANG TERBUKA (Kis. 19:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 35 HIDUPLAH DALAM KASIH YANG NYATA (Rm. 12:9-21)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa sumber kebaikan dan kedamaian. Semoga Kasih Putra-Mu semakin berkembang dalam hati kami. Berilah kami Roh-Nya, agar kami saling mengasihi dengan tulus ikhlas dan terus mengusahkan kebaikan dan kerukunan dalam hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Rm. 12:9-21 P: Pembacaan diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. 9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. 10Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 11Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! 14Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 15Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! 17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 18Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 19Saudarasaudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. 21Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 20
jesus-and-my-family-backgrounds-wallpapers
4. Renungan Singkat Hukum pertama dan terutama bagi orang Kristen adalah hukum cinta kasih; kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Lebih dari itu, Yesus pun menegaskan kepada para murid-Nya ,�Inilah Perintahku kepadamu : kasihilah seorang akan yang lain seperti Aku telah mengasihi kamu.�
Kepada Jemaat di Roma Rasul Paulus memberikan sederetan nasihat bagaimana menghidupi kasih secara praktis. Umat Kristen diajak untuk hidup dalam kasih yang nyata dalam perbuatan-perbuatan baik satu 138
Pekan 35 HIDUPLAH DALAM KASIH YANG NYATA (Rm. 12:9-21)
Lembaga Biblika Indonesia
terhadap yang lain. Selain berbuat baik, Paulus pun menegesakan kepada orang Kristen agar tidak boleh kalah terhadap kejahatan. Setiap pengkikut Kristus hendaknya mampu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Kesaksian hidup seperti inilah yang membuat iman orang Kristen hidup. Dalam kehidupan setiap hari, sebagai pengikut Kristus seringkali hukum cinta kasih hanya menjadi formulasi baku tanpa makna. Kasih menjadi sesuatu yang jauh panggang dari api. Kasih tidak menjadi nyata dalam tindakan-tindakan konkrit. Orang tidak mampu mewujudkan kasih dalam perbuatan-perbuatan baik satu terhadap yang lain. Iman kita seringkali tidak terungkap dalam sikap hidup dan prilaku yang baik dan benar. Orang cendrung untuk mengalahkan kejahatan dengan kejahatan dan melakukan tindakan-tindakan balas dendam. Orang melakukan kebaikan dengan penuh perhitungan dan pamrih. Nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma juga merupakan nasihat untuk kita juga. Paulus juga mengajak kita untuk menghidupi kasih secara prkatis dalam hidup kita. Kita diajak untuk mewujudkan kasih dalam perbuatan-perbuatan baik setiap hari satu terhadap yang lain. Kita diminta untuk untuk bisa mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Dengan demikian iman kita menjadi hidup. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sudah melaksanakan hukum cinta kasih dalam hidup nyata setiap hari? -Apakah iman saya kepada Allah sudah saya wujudkan dalam perbuatanperbuatan konkrit saya setiap hari? -Bagaimana sikap saya ketika berhadapan dengan kejahatan? Apakah saya sanggup membalas kejahatan dengan melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidup saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin Gereja. Semoga mereka selalu mengusahakan cinta Pekan 35 HIDUPLAH DALAM KASIH YANG NYATA (Rm. 12:9-21)
139
Lembaga Biblika Indonesia
kasih dan kebaikan melalui karya-karya pelayanan dan pewartaan mereka setiap hari. Marilah kita mohon... Bagi orang-orang yang terpencil dan terlupakan oleh sanak keluarganya. Semoga mereka menemukan kegembiraan dalam hidupnya karena kebaikan dan belas kasih dari orang-orang yang berada di sekitar mereka serta mengalami kedamaian dan kerukunan dalam hidup mereka. Marilah kita mohon... Bagi keluarga-keluarga muda. Semoga mereka mampu membangun hidup keluarga mereka di atas dasar kasih Kristus dan mewujudkannya dalam sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa kami yang ada di Sorga, di mana ada orang mencari kebenaran dan cinta kasih, di situ pula Engkau berada. Kami mohon teguhkanlah iman kami, agar kami mampu mewujudkan kasih dalam tindakan nyata, agar dunia mengalami kedamaian dan kerukunan tumbu serta terwujudnya kerajaanMu. Demi Kristus Tuhan kami. U: Amin.
140
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 35 HIDUPLAH DALAM KASIH YANG NYATA (Rm. 12:9-21)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 36 BERSAKSI ATAU MENJADI PEWARTA DENGAN KARUNIA ATAU TALENTA YANG KITA MILIKI (1Kor. 12:1-11)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang Mahakasih, syukur dan pujian kami haturkan kepada-Mu atas segala anugerah kehidupan yang telah kami terima sepanjang hidup kami. Engkau telah berkenan memberikan bakat dan talenta untuk kami pergunakan bagi perkembangan iman kami. Kami mohon, arahkan dan bimbinglah kami agar kami lebih terbuka pada Sabda dan panggilan-Mu, untuk berbakti kepada-Mu dengan memanfaatkan talenta-talenta yang kami miliki demi kepentingan banyak orang. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: 1Kor. 12:1-11 P: Pembacaan diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. 1 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. 2Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. 3Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. 4Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. 5Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. 6Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. 7Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. 8Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 9Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. 10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacammacam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkatakata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 11Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Bacaan kali ini menampilkan rupa-rupa karunia yang diberikan Tuhan kepada setiap manusia. Masing-masing orang memiliki karunia yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu Roh. Karunia khusus yang ada pada manusia itu diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan, sehingga orang harus membagikan karunia kepada sesama yang lain juga secara cumacuma. Dengan membagikan karunia itu, seseorang telah menjadi pewarta sabda Allah di tengah dunia. Karunia-karunia yang disebutkan oleh Paulus dalam bacaan ini dimengerti sebagai talenta atau kemampuan yang ada di dalam diri setiap manusia. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada yang berbakat di bidang musik, yang lain di bidang karya seni, yang lain di bidang ilmu pengetahuan dan berbagai bidang kehidupan lainnya. Tuhan telah memberikan talenta sesuai dengan kesanggupan kita. Talenta yang sudah kita miliki menjadi tanda nyata bahwa Allah telah memberikan karunia secara cuma-cuma kepada setiap kita. Talenta yang telah kita miliki hendaknya dikembangkan dari hari ke hari. Tak lupa pula kita memiliki kewajiban moral untuk membagikan talenta kita kepada orang lain. Dengan banyak memberi, kita pasti akan berkembang dan menerima lebih banyak lagi. Kelebihan yang ada hendaknya disyukuri dan kekurangan dalam diri menuntut kita untuk meminta bantuan dari orang lain untuk menyempurnakannnya. 5. Pertanyaan Permenungan -Talenta atau bakat apa yang saya miliki selama ini? Bagaimana saya mengembangkannya? -Apakah saya sudah membagikan talenta kepada orang lain? 142
Pekan 36 BERSAKSI ATAU MENJADI PEWARTA DENGAN KARUNIA ATAU TALENTA YANG KITA MILIKI (1Kor. 12:1-11)
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi mereka yang tertimpa bencana alam. Semoga mereka yang tertimpa bencana alam mendapatkan peneguhan dan pertolongan dari Tuhan sehingga mereka boleh menjadi kuat dan tabah dalam menghadapi segala tantangan hidup ini. Marilah kita mohon... Bagi para pemimpin negara kita. Semoga para memimpin negara kita dapat mendengarkan suara Tuhan sehingga mereka dapat dengan adil dan jujur mengupayakan kesejahteraan masyarakat. Marilah kita mohon... Bagi keluarga-keluarga Kristiani. Semoga mereka tetap hidup seturut Sabda dan kehendak Tuhan agar dari waktu ke waktu mereka dapat menemukan cinta dan karunia Tuhan yang Maha agung. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Bapa yang Maharahim, kami bersyukur atas segala karunia kehidupan yang boleh kami terima. Semoga Sabda dan karunia-Mu yang ada di dalam hati kami, dapat kami gunakan seturut kehendak-Mu demi tugas pelayanan kepada sesama di dunia ini. Semuanya ini kami mohon kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Sang Pelayan sejati, kini dan sepanjang masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 36 BERSAKSI ATAU MENJADI PEWARTA DENGAN KARUNIA ATAU TALENTA YANG KITA MILIKI (1Kor. 12:1-11)
143
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 37 BERSAKSI DAN MENGHIDUPI KASIH DI DALAM KELUARGA (1Kor. 13:1-13)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa yang maha cinta dan maha rahim. Kami bersyukur dan memuji Dikau atas kelimpahan kasih sayang-Mu bagi segala makluk. Kami sujud menyembah-Mu sebab Engkau adalah Allah sumber segala cinta. Hadirlah bersama kami di tempat ini. Curahkanlah kuasa kasih-Mu yang menyegarkan cinta di dalam diri kami masing-masing. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: 1Kor. 13:1-13 P: Pembacaan diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. 1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. 2Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 3Dan sekalipun aku membagibagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. 4Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 7Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 8Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. 9Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. 10Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. 11Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. 12Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. 13Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Rasul Paulus berbicara lantang tentang kasih ketika berhadapan dengan situasi kacau yang dialami komunitas umat kristiani di Korintus. Dalam suratnya yang pertama, ia mengajarkan berbagai hal tentang bagaimana seharusnya jemaat kristiani mengamalkan kasih dalam hidup bersama. Menurutnya, “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu�. Gereja di Indonesia juga mengakui bahwa di era ini banyak keluarga selain menikmati kemajuan yang ada ini sebagai rahmat bagi kehidupan umat manusia, juga menghadapi banyak masalah serius seperti kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), ketagihan pada minuman keras (Miras) dan obat-obat terlarang, penggunaan sarana teknologi komunikasi secara tidak bijaksana, perdagangan (bisnis) manusia, selingkuh dan perceraian suami-isteri. Masalah-masalah itu menjadi ancaman terhadap keutuhan kasih suami-isteri dan anak-anak. Kita sebagai umat beriman dan anggota keluarga katolik diharapkan menghayati dan mewujud-nyatakan kasih sejati dalam relasi suami-isteri dan anak-anak. Mengasihi isteri, mengasihi suami dan mengasihi anakanak menjadi syarat mutlak untuk mencapai hidup yang bahagia sejahtera. Setiap anggota keluarga berkewajiban menjaga dan memelihara kesejatian Pekan 37 BERSAKSI DAN MENGHIDUPI KASIH DI DALAM KELUARGA (1Kor. 13:1-13)
145
Lembaga Biblika Indonesia
lds.net
cinta kasih. Cinta kasih itu akan nyata membahagiakan bila suami istri saling menyerahkan diri seutuhnya, setia kepada pasangan hidupnya, sabar dan ikhlas memberi pengampunan, tidak mencari kepuasan diri sendiri, tidak melakukan hal-hal yang tidak sopan, tidak santai dan malas bekerja, mengasih anak-anak dan setia mendidik mereka agar bertumbuh dan berkembang menjadi orang-orang beriman yang mampu mengasihi Tuhan, mengasihi sesama dan alam di sekitarnya.
5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran kasih sebagaimana tertuang dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus? Mengapa? -Bagaimana seharusnya saya dapat mewujudnyatakan kasih kristiani dalam kehidupan keluarga saya? -Bagaimana caranya saya memupuk cinta sejati dalam relasi kasih suamiisteri dan anak-anak? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
146
Pekan 37 BERSAKSI DAN MENGHIDUPI KASIH DI DALAM KELUARGA (1Kor. 13:1-13)
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin Gereja. Semoga Sri Paus, para uskup dan para imam senantiasa dicurahi rahmat cinta kasih surgawi yang menyanggupkan mereka untuk menyalurkan cinta Tuhan kepada semua umat manusia. Marilah kita mohon... Bagi para pemimpin bangsa dan negara. Semoga para pimpinan pemerintah di semua Negara dicurahi rahmat cinta kasih dan keadilan, agar mereka mampu memimpin rakyatnya dengan semangat cinta kasih dan berkeadilan sosial. Marilah kita mohon... Bagi umat Katolik. Semoga semua keluarga katolik di seluruh dunia dipenuhi dengan cinta kasih Allah sehingga mereka mampu memelihara kesetiaan mencintai satu sama lain dalam kehidupan keluarga. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa yang maha cinta dan Penyayang. Kami bersyukur kepadaMu sebab cinta-Mu kepada kami tiada batasnya. Bantulah kami agar selalu menghayati dan melaksanakan cinta-Mu di dalam keluarga dan masyarakat. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami kini dan sepanjang masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 37 BERSAKSI DAN MENGHIDUPI KASIH DI DALAM KELUARGA (1Kor. 13:1-13)
147
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 38 ALLAH ADALAH KASIH (Gal. 6:1-10)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Mahakasih, Engkau senantiasa menyertai umat beriman di dalam pergumulannya di dunia ini. Engkau pulalah yang menyertai setiap keluarga dengan kasih yang tak berkesudahan. Putera-Mu Yesus telah datang ke dunia, hidup dan tinggal di dalam keluarga Kudus Nazareth. Sebagai manusia, Ia telah menunjukkan diri-Nya sebagai kasih itu sendiri. Kami mohon, semoga kasih yang dibawa oleh Putra-Mu mendorong setiap keluarga untuk hidup dalam suasana saling mengasihi dan saling membantu. Tolonglah setiap keluarga agar mampu mengatasi belenggu persoalan yang terus datang silih berganti. Semoga rahmat-Mu dapat membuka hati setiap orangtua dan anak-anak untuk membangun hidup yang lebih baik. Kami mohonkan semuanya ini dengan perantaraan Kristus, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Gal. 6:1-10 P: Pembacaan diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia. 1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. 2Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. 3Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. 4Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. 5Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri. 6Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
www.aboutjesuslove.com
yang memberikan pengajaran itu. 7Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 8Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. 9Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. 10Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
4. Renungan Singkat Paulus menulis Surat kepada jemaat di Galatia untuk mengingatkan mereka tentang perilaku kehidupan moral. Jemaat Galatia seringkali diperhadapkan pada banyak persoalan sosial maupun gerejawi. Persoalan utama adalah egoisme yang muncul di tengah kalangan jemaat. Orangorang seakan ingin bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, sedangkan orang-orang yang berkekurangan dianggap sebelah mata saja. Penekanan pada ayat 11 menunjukkan bagaimana harapan Paulus agar jemaat yang telah tumbuh itu saling menolong. Kata-kata ini, yaitu ‘terutama kepada kawan kita seiman’ menunjukkan sikap berbela rasa dari setiap anggota jemaat. Perbuatan saling menolong diperlukan di dalam kelompok yang kecil itu. Kasih akan menjembatani setiap kekurangan dan akan menjadikan setiap kelompok, khususnya keluarga berkelimpahan. Kehidupan keluarga juga merupakan sebuah persekutuan atau paguyuban iman. Meskipun terkadang terdapat perbedaan agama di dalam sebuah keluarga, tetapi unsur saling menolong tetaplah penting untuk diusahakan. Sikap saling menolong pada hakekatnya tidak membedakan siapa pun Pekan 38 ALLAH ADALAH KASIH (Gal. 6:1-10)
149
Lembaga Biblika Indonesia
juga. Perbuatan saling menolong dapat dipraktekkan sesuai nasehat Rasul Paulus melalui bacaan ini. Apabila ada seseorang anggota keluarga yang melakukan pelanggaran, semestinya ia dibimbing agar ia bisa kembali ke jalan yang benar. Demikian pula beban yang dipikul oleh sesama saudara dalam keluarga. Orang yang berbuat salah tidak boleh dijauhkan atau dikucilkan, melainkan didekati dan dituntun. Seringkali ada anggota keluarga yang tidak bisa mengungkapkan beban persoalannya. Karena itulah bisa dilihat bagaimana anak-anak menjadikan lingkungan sekitar sebagai tempat pelarian. Terkadang ada kepala keluarga yang mengkhianati cinta istrinya dengan mencari pelampiasan di tempattempat yang tidak terhomat. Istri-istri pun menjauhkan diri dengan tidak lagi sibuk mengurus urusan keluarga. Masalah-masalah ini bukanlah tanpa sebab. Setiap masalah tentu punya alasan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus mengingatkan kita untuk tidak tinggal diam melihat sesama anggota keluarga yang mulai mendekati jurang kehancuran. Saling menolong adalah prinsip dasar yang dibangun di atas cinta kasih dan kelemah-lembutan. Maka, wajib bagi kita untuk membantu dengan penuh cinta setiap orang dalam keluarga yang mengalami kesulitan dan beban hidup yang berat. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sudah mengusahakan sikap saling mengasihi di dalam keluarga kita masing-masing? -Sudahkah aya sebagai anggota keluarga belajar menjalankan tanggung jawab dan pekerjaan aya sesuai dengan kehendak Tuhan tanpa bersungutsungut? -Seberapa sering saya melibatkan Tuhan di dalam menyelesaikan setiap persoalan yang muncul dalam keluarga-keluarga saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Semoga anggota keluarga yang sedang berada dalam masalah yang berat, dapat merasakan sentuhan kasih Tuhan dalam diri sesama dan ditolong
150
Pekan 38 ALLAH ADALAH KASIH (Gal. 6:1-10)
Lembaga Biblika Indonesia
inthefringes.wordpress.com
untuk menemukan jalan keluar dari setiap persoalan. Marilah kita mohon... Semoga orangtua yang tidak lagi setia pada janji perkawinan mendapat terang Roh kudus agar dituntun untuk kembali ke jalan yang benar. Marilah kita mohon... Semoga anggota keluarga yang telah meninggal mendapat keselamatan berkat jasa penebusan Yesus Kristus. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami....
8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Mahabaik, sinarilah keluarga kami dengan terang kasihMu. Semoga keluarga-keluarga kristiani dapat menemukan kembali anggota keluarga yang menjauhkan diri dan terutama mereka yang berada dalam masalah yang berat. Curahkanlah Roh Kudus-Mu agar kami dikuatkan dalam usaha saling membantu satu sama lain agar sikap acuh tak acuh dapat dihalau dari setiap rumah tangga. Kami mohonkan ini dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan Penyelamat kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 38 ALLAH ADALAH KASIH (Gal. 6:1-10)
151
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 39 SALING BERSAKSI SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG SALEH (Ef. 5:22-33)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa sumber cinta kasih, Engkau telah mempersatukan kami sebagai suami-istri dan membangun bahtera rumah tangga kristiani. Kami mengucap syukur untuk berkat-Mu atas keluarga kecil kami. Saat ini kami sekeluarga berkumpul untuk mendengar Sabda-Mu. Bukalah hati dan pikiran kami, agar kami boleh sehati-sejiwa mengenal kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan meraja bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus kini dan sepanjang segala abad. U: Amin. 3. Bacaan: Ef. 5:22-33 P: Pembacaan diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus. 22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 23karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. 25Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 30karena kita adalah anggota tubuhNya. 31Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 33
4. Renungan Singkat Istri memperoleh tugas yang diberikan Allah untuk membantu dan tunduk kepada suaminya. Kewajibannya kepada suami meliputi kasih, hormat, kesucian, sikap tunduk, pengembangan roh yang lembut dan tenang, menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga yang baik. Tunduknya seorang istri kepada suaminya dilihat oleh Allah sebagai bagian dari ketaatannya kepada Yesus, “seperti kepada Tuhan”. Allah telah menetapkan keluarga sebagai kesatuan dasar sebuah masyarakat. Setiap keluarga harus memiliki seorang pemimpin. Oleh karena itu, Allah telah menyerahkan kepada suami tanggung jawab menjadi kepala istri dan keluarga. Kepemimpinannya itu harus dilaksanakan di dalam kasih, kelembutan, dan tenggang rasa terhadap istri dan keluarganya. Tanggung jawab suami yang diberikan Allah sebagai “kepala istri” meliputi: (1) penyediaan kebutuhan rohani dan kebutuhan rumah tangga bagi keluarganya; (2) kasih, perlindungan, dan perhatian untuk kesejahteraannya sebagaimana Kristus mengasihi gereja; (3) hormat, pengertian, penghargaan, dan perhatian; (4) kesetiaan mutlak terhadap i k a t a n pernikahan Suamiistri dipanggil untuk memberikan kesaksian hidup yang saleh. Dengan memilih untuk hidup bersama, keduanya menjadi partner atau teman hidup yang saling memperhatikan satu sama lain. Karena itu Paulus meminta sang suami untuk mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri. Hubungan suami-istri yang mesra, menyatakan pula hubungan Kristus dengan umatNya. Perkawinan antara dua anggota tubuh Kristus (suami-istri) menjadi satu dengan hubungan kasih Kristus kepada umat-Nya. Sebagaimana Kristus telah menyelamatkan kita, mengasihi dan menyerahkan diri-Nya bagi kita, www.huffingtonpost.com menguduskan kita menjadi tanpa cacat dan cela, maka kesucian hidup dalam perkawinan harus terus-menerus diperjuangkan. Kasih suami kepada istri hendaknya seperti kasih Kristus kepada jemaat, kasih yang berkurban, Pekan 39 SALING BERSAKSI SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG SALEH (Ef. 5:22-33)
153
Lembaga Biblika Indonesia
kasih yang menyucikan. Dengan kekudusan kasih dalam perkawinan, suami-istri dapat menjadi saksi Kristus seperti keluarga Nazaret. 5. Pertanyaan Permenungan - Bagaimana saya melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai suami atau istri? - Apakah kehidupan keluarga kecil saya, mampu menjadi contoh atau teladan bagi keluarga-keluarga yang lain? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
en.wikipedia.org
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Semoga para suami diteguhkan untuk bisa menjadi menjadi kepala keluarga yang baik, yang mampu bekerja dengan baik untuk mensejahterakan keluarga mereka. Marilah kita mohon...
154
Pekan 39 SALING BERSAKSI SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG SALEH (Ef. 5:22-33)
Lembaga Biblika Indonesia
Semoga para istri dan ibu rumah tangga juga dikuatkan, agar mereka mampu menjadi penolong, partner bagi suami kami, dan mendidik anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka dengan penuh tanggung jawab. Marilah kita mohon... Kita juga berdoa bagi para bapak atau ibu single parent, yang berjuang sendiri menghidupi anak-anak mereka. Kiranya Bapa di surga memberikan kekuatan dan penghiburan, agar mereka senantiasa kuat menghadapi tantangan dan mampu menghantar anak-anak mereka menjadi putra-putri yang berguna bagi gereja dan masyarakat, dan menjadi kebanggaan keluarga. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Tuhan, berkenanlah memberkati kami yang telah dipersatukan di dalam sakramen perkawinan. Bimbinglah kami agar mampu menghayati kasih persatuan Kristus dengan jemaat, untuk saling menyempurnakan hidup kami dan mengusahakan kesucian bagi pasangan kami. Berkati keluarga kami, agar semakin menyerupai keluarga kudus Nazareth. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 39 SALING BERSAKSI SEBAGAI SUAMI ISTRI YANG SALEH (Ef. 5:22-33)
155
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 40 BELAJAR RENDAH HATI SEPERTI KRISTUS (Fil. 2:1-11)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Esa, berikanlah kami kemampuan untuk selalu rendah hati. Sebagaimana Kristus yang mengosongkan diri dan merendahkan diri-Nya, jadikanlah kami juga sebagai pribadi yang merasa tidak memiliki apa-apa selain hanya mengandalkan Dikau satu-satunya Allah kekuatan kami. Semoga kami menjadi pribadi yang senantiasa terbuka terhadapMu, agar Engkau mengisi kekosongan kami dengan kebijaksanaan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Fil. 2:1-11 P: Pembacaan diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. 1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, 2karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, 3dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 4dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 5Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9Itulah sebabnya Allah Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,� bagi kemuliaan Allah, Bapa! Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Paulus secara tegas menyatakan tentang pentingnya kerendahan dan pengosongan diri. Yesus sendiri telah melakukannya. Yesus mengosongkan dan merendahkan diri-Nya hingga wafat di kayu salib. Yesus mengosongkan diri karena Ia ingin bersolidaritas dengan manusia. Ia memang anak Allah, tetapi hadir dalam rupa manusia. Ia ingin bersatu dengan manusia. Dalam kehidupan ini, kita seringkali enggan untuk rendah hati dan mengosongkan diri. Kita acapkali merasa sebagai orang yang memiliki banyak hal. Padahal dalam kenyataannya, kita tidak memiliki apa-apa. Ada banyak orang yang begitu bangga karena memiliki harta duniawi, memiliki prestasi dan prestise, memiliki kedudukan dan posisi tertentu. Karena itu, sama seperti Kristus, kita mesti mengosongkan diri. Mengosongkan diri dan rendah hati, bukan berarti kita tidak memiliki apa-apa dan membuang segala yang kita miliki. Yang dimaksudkan di sini adalah kerendahan hati di hadapan Allah. Kerendahan hati adalah sebuah kebajikan kristiani. Kerendahan hati akan membantu kita melihat orang lain lebih utama dari kita sendiri. Kita rendah hati, karena segala kelebihan yang kita miliki merupakan harta yang harusnya dibagikan kepada orang lain, membantu orang lain dan bukannya untuk membanggakan diri secara berlebihan. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya seringkali mengosongkan diri di hadapan Allah? -Apakah saya menjadi pribadi rendah hati ataukah aya merasa sebagai orang yang memiliki segalanya? -Pernahkah saya merasa bangga secara berlebihan karena saya memiliki kelebihan?
Pekan 40 BELAJAR RENDAH HATI SEPERTI KRISTUS (Fil. 2:1-11)
157
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin umat. Semoga para pemimpin selalu mengosongkan diri dan membiarkan Allah yang mengisi hati mereka dengan cinta dan kebajikan, kerendahan hati. Semoga mereka tidak merasa sebagai orangorang yang memiliki banyak hal dan menganggap diri memiliki kelebihan untuk dibanggakan. Marilah kita mohon.. Bagi para pemimpin masyarakat. Semoga para pemimpin masyarakat tidak membanggakan diri dan merasa memiliki kelebihan lantas tidak menghargai rakyat. Marilah kita mohon‌ Bagi kita sendiri. Semoga kita menjadi orang yang rendah hati dan selalu mengosongkan diri di hadapan Allah. Semoga kita juga mampu untuk bersolider dengan sesama di mana saja kita berada. Marilah kita mohon.. (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Besar, Yesus Putera-Mu rela mengosongkan diri. Jadikanlah kami sebagai insan-insan yang mengosongkan diri, yang rendah hati dan mampu untuk bersolider dengan sesama kami. Jangan biarkan kami merasa diri lebih dan membanggakan diri secara berlebihan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
158
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 40 BELAJAR RENDAH HATI SEPERTI KRISTUS (Fil. 2:1-11)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 41 TERUSLAH HIDUP YANG KUDUS! (1Tes. 4:1-12)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang mahakudus, puji dan syukur atas segala sesuatu yang kami peroleh dari pada-Mu. Terima kasih atas Putra-Mu yang datang ke dunia dan hidup di tengah-tengah kami yang menunjukkan kepada kami jalan kekudusan hidup. Bukalah hati dan budi kami untuk memahami SabdaMu agar Sabda-Mu bisa menjadi pegangan hidup kami menuju kekudusan hidup. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan:1Tes. 4:1-12 P: Pembacaan diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. 1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. 2Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. 3Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, 4supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, 5bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, 6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. 7Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. 8Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu. 9Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. 10Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudarasaudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. 11 Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, 12sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
www.flickr.com
4. Renungan Singkat Allah yang kita imani adalah Allah yang kudus. Oleh karena Ia kudus maka kita semua dipanggil untuk hidup secara kudus. Paulus menegaskan dan menasihati jemaat di Tesalonika supaya hidup kudus dan tak bercela di hadapan Allah. Hidup kudus sesuai kehendak Allah berarti tidak berbuat percabulan dan tidak menodai panggilan hidup pribadinya. Paulus menegaskan lagi bahwa siapa saja yang menolak hidup suci dan kudus berarti ia menolak Allah yang telah memanggilnya untuk hidup kudus. Menilik situasi kita masa kini, agaknya kita berhadapan dengan tantangan
dengan kekudusan hidup. Kita menemukan banyak kasus moral seperti percabulan, pemerkosaan dan perselingkuhan yang semakin meluas terjadi di mana-mana, baik dari masyarakat kecil tingkat desa maupun masyarakat 160
Pekan 41 TERUSLAH HIDUP YANG KUDUS! (1Tes. 4:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
elit tingkat kota. Hidup keluarga yang suci, murni dan kudus sudah tercemar. Umat Kristen mengkhianati panggilannya sendiri dan teristimewa Allah yang telah memanggilnya untuk hidup suci. Allah dikecewakan dan ditolak dengan tindakan-tindakan kotor ini. Santo Paulus dengan tegas mengingatkan kita untuk menjaga, memelihara dan merawat panggilan suci yang Allah percayakan Allah bagi keluargakeluarga Kristen. Maka tidak ada cara lain bagi kita selain bertobat dan hidup menurut kehendak Allah. Umat Kristen harus memperbaharui diri tanpa henti dan berusaha setia pada pasangan hidup, setia pada panggilan selibat dan setia pada kehendak Allah. Untuk itu, hendaklah sebagai sebuah komunitas umat Allah, kita mesti saling menguatkan, membimbing dan mendoakan supaya iman kita akan Allah tidak tergoyahkan dan kita tetap menjadi putra-putri-Nya yang kudus. Berjuanglah!
freecoloringpages.co.uk
5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sudah berperilaku kudus dalam hidup harian saya? -Apa yang sudah saya lakukan supaya tetap hidup kudus? -Apakah saya sungguh menjadi bapa atau ibu keluarga kristiani yang suci dan kudus? -Apakah niat saya untuk menjaga kemurnian diri?
Pekan 41 TERUSLAH HIDUP YANG KUDUS! (1Tes. 4:1-12)
161
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi anak-anak. Semoga anak-anak kita senantiasa mendapatkan pendampingan yang baik dari orangtua sehingga mereka bisa mendapatkan contoh dan teladan hidup yang baik dan sesuai kehendak Allah. Marilah kita mohon... Bagi orangtua. Semoga semua orangtua menyadari tugas dan tanggung jawab mereka dalam membesarkan anak-anak dan dalam menghidupi keluarga mereka menuju kekudusan. Marilah kita mohon... Bagi biarawan-biarawati. Semoga mereka sungguh-sungguh menghayati kaul-kaul kebiaraan mereka dan menjadi teladan hidup yang kudus bagi semua umat beriman. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah yang kuasa dan kekal, ke hadirat-Mu yang suci, kami mengangkat pujian dan menghaturkan syukur atas rahmat pengudusan yang telah dilimpahkan kepada kami umat-Mu. Semoga berkat pewartaan-Mu dan para pewarta pilihan-Mu, kami semakin sadar untuk mencintai dan menjaga kemurnian dan kesucian diri dalam keluarga kami. Semua doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. U: Amin.
162
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 41 TERUSLAH HIDUP YANG KUDUS! (1Tes. 4:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 42 MAGNIFICAT MARIA DAN PEWARTAAN KEBESARAN TUHAN DALAM HIDUP PRIBADI KITA (Luk. 1:46-55)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang maha besar, jiwaku memuliakan Tuhan. Bersama Maria Bunda Kristus, kami sekeluarga ingin mengidungkan pujian kepada-Mu atas rahmat keselamatan yang Engkau limpahkan kepada kami. Kami akan tetap mengagungkan Engkau, baik dalam suka dan duka, untung dan malang, dan belajar menyerahkan seluruh hidup kami ke dalam kemurahan tangan-Mu. Semuanya ini kami mohonkan kepada-Mu dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa bersama-Mu dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala abad. U: Amin. 3. Bacaan: Luk. 1:46-55 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Lukas. 46 Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, 47dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; 52Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55seperti yang dijanjikanNya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Maria berkata, “jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, juru selamatku!� Ungkapan ini mencerminkan isi hati Maria yang melihat karya besar Tuhan yang terjadi dalam dirinya. Untuk sosok Maria yang sederhana dan yang berasal dari kampung kecil bernama Nazareth, pilihan Tuhan atas dirinya untuk menjadi Ibu Tuhan sungguhsungguh merupakan pilihan yang amat luar biasa, yang tidak pernah dibayangkannya. Meskipun ragu akan kemampuannya, Maria toh tetap menyatakan turut terlibat dalam karya agung Allah. Dia merasa gembira dan bahagia, namun Dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Karena Tuhan yang memilih, maka Tuhan tahu yang terbaik dan Tuhan sendirilah yang akan membantunya menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya. Tanpa kita sadari, Tuhan sebenarnya sudah berkarya dalam hidup kita. Dia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang membuat kita tetap hidup dengan penuh kegembiraan. Namun, berapa sering kita menyadari karya Tuhan dalam hidup kita? Tanda-tanda orang yang tidak menyadari karya agung Tuhan dalam hidupnya akan muncul dalam hal-hal yang negatif. Orang tidak merasa beruntung bahwa Tuhan sendirilah yang menyelenggarakan kehidupannya. Tanpa campur tangan Tuhan, kesuksesan dan kebahagiaan hidup yang diperolehnya tidaklah bertahan lama. Sebaliknya, orang yang sadar akan karya agung Tuhan dalam hidupnya, akan memanfaatkan setiap momen untuk bersyukur kepada Tuhan. Dia akan melakukan hal-hal yang positif yang membantunya dan orang lain untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Madah pujian Maria menguatkan kita bahwa meskipun kita sederhana dan berasal dari keluarga yang sederhana, kita tetap diperhitungkan Tuhan. Tuhan bisa memakai kita untuk karya penyelamatan yang dirancang olehNya. Yang kita buat adalah terbuka terhadap rencana-Nya. Keterbukaan ini akan menghantar kita untuk melakukan hal-hal yang baik, karena Tuhan hanya menghendaki hal-hal yang baik. Dengan cara seperti ini, kita sudah memberikan kesaksian kepada sesama bahwa Tuhan itu luar biasa dan Dia memperhatikan setiap kita dengan amat baik. Bersyukurlah kepada Tuhan dan nyatakanlah itu dalam hidup harianmu. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya pernah mengalami keterpurukan yang dalam di dalam hidup saya? -Bagaimana tangan Tuhan telah menopang saya dalam situasi keterpurukan itu? 164
Pekan 42 MAGNIFICAT MARIA DAN PEWARTAAN KEBESARAN TUHAN DALAM HIDUP PRIBADI KITA (Luk. 1:46-55)
Lembaga Biblika Indonesia
-Pesan apa yang dapat saya petik dari pengalaman tersebut? -Apa yang dapat saya lakukan sebagai wujud ungkapan syukur kepada Tuhan atas rahmat penyertaan-Nya dalam hidup saya dan keluarga saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Ya Bapa, buatlah hati kami seperti hati Bunda Maria yang selalu mampu bersyukur dalam situasi apapun. Marilah kita mohon.... Ya Bapa, kuatkanlah keluarga-keluarga yang sedang mengalami kesulitan dan tantangan dalam hidup, agar mereka mampu menyongsong hari esok yang lebih baik. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Bapa surgawi, Engkau telah memilih Bunda Maria untuk menjadi Bunda Putera-Mu yang tunggal yakni Yesus Kristus. Tolonglah kami untuk senantiasa menghadap-Mu dalam kerendahan hati dan rasa percaya penuh kasih, seperti telah ditunjukkan oleh Bunda Maria. Oleh kuasa Roh-Mu, penuhilah diri kami dengan iman yang mendalam sebagaimana yang dimiliki Bunda Maria. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 42 MAGNIFICAT MARIA DAN PEWARTAAN KEBESARAN TUHAN DALAM HIDUP PRIBADI KITA (Luk. 1:46-55)
165
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 43 PERTOBATAN PAULUS DAN PERTOBATAN KITA (Kis. 26:12-25)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa Maha Setia, bimbinglah kami anak-anakmu yang berdosa ini agar berjalan menuju pertobatan sejati. Jangan biarkan dosa menyandera kami, tetapi bebaskanlah kami agar kami dapat mengambil bagian dalam tugas pewartaan kasih-Mu. Jadikanlah kami seperti Paulus yang beralih dari dosa menuju kepada pertobatan sejati dan menjadi pembawa kabar berita tentang Kerajaan Allah yang amat militan. Semoga semakin banyak orang yang ingin bertobat dan kembali kepada jalan-Mu karena pewartaan yang Kau percayakan kepada kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Kis. 26:12-25 P: Pembacaan diambil dari Kisah Para Rasul. 12 �Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, 13tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. 14Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. 15Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. 16Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. 17Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. 19Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. 20Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. 21Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku. 22Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, 23yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.� 24Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.� 25Tetapi Paulus menjawab: “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! Demikianlah Sabda Tuhan. 18
U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Dalam Kisah Para Rasul, sebagaimana kita dengar tadi, Rasul Paulus dengan polos menceritakan dan mengakui semua kekhilafan masa lalunya. Ia tidak segan-segan membuka kembali masa lalunya yang menjadi pendosa kelas berat. Ia sudah salah kaprah dan begitu jauh dari Allah. Ia melawan Allah. Tetapi Allah menegurnya dengan satu cara yang radikal. Alhasil, dia pun bertobat dan menjadi orang yang amat serius mewartakan Yesus. Sebagai orang beriman, kita seringkali berada dalam dosa. Dosa menjadi bagian tak terpisahkan dari keberadaan kita. Barangkali seperti Paulus, kita juga seringkali mempersulit orang-orang yang ingin membawa kabar gembira kepada sesama. Atau kita juga seringkali melawan Allah lewat kata dan cara hidup kita. Pekan 43 PERTOBATAN PAULUS DAN PERTOBATAN KITA (Kis. 26:12-25)
167
Lembaga Biblika Indonesia
Tetapi Allah itu maha baik. Ia tidak ingin kita berada dalam dosa secara terus-menerus. Dosa tidak boleh menjajah manusia. Seperti Paulus, kita seringkali “ditegur� oleh Allah. Tinggal kesadaran dari kita, apakah kita melihatnya sebagai teguran dari Allah ataukah tidak. Allah menegur kita dengan banyak cara, entah melalui cara-cara yang baik maupun cara-cara yang tidak kita inginkan. Allah juga menjadikan masing-masing kita figur pembawa kabar Kristus kepada sesama. Sama seperti Paulus, kita juga mesti siap untuk menjadi saksi iman dengan mensyeringkan pengalaman iman kita, masa lalu kita. Hal ini bisa menjadi pengalaman yang membantu orang lain untuk bertobat. Jangan pernah malu untuk mengakui kelemahan kita. Saat kita mengakui kelemahan, saat seperti itulah kita menjadi orang kuat. Orang yang kuat adalah orang yang secara sportif mengakui kekurangannya. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya juga memiliki masa lalu yang kelam? -Pernahkah Tuhan “menegur� saya lewat berbagai pengalaman hidup? -Bersediakah saya untuk beralih dan bertobat, untuk kembali ke jalan benar dan melakukan tugas pewartaan secara baik? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi pertobatan orang-orang berdosa. Semoga kita yang berdosa senantiasa bertobat dan rela untuk menjadi saksi iman kepada sesama. Dan sebagaimana Paulus, kita menjadi tokoh yang berani berkorban untuk melaksanakan kehendak Kristus. Marilah kita mohon.. Bagi kita sendiri. Semoga kita mengakui segala kelemahan kita di masa lalu dan menjadikan itu sebagai sesuatu yang berharga agar membantu orang lain untuk dihantar kepada Kristus. Marilah kita mohon..
168
Pekan 43 PERTOBATAN PAULUS DAN PERTOBATAN KITA (Kis. 26:12-25)
Lembaga Biblika Indonesia
Bagi para pemimpin Gereja. Semoga para pemimpin Gereja lebih serius lagi melakukan tugas kerasulan mereka sebagaimana Rasul Paulus. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Belaskasih, Paulus Rasul Kristus berani untuk beralih dan melepaskan masa lalunya demi mengikuti Kristus. Dia juga tidak malu-malu menceritakan masa lalunya, karena dia merasa itu penting bagi orang lain. Semoga kami berani untuk melepaskan keberdosaan kami dan menjadi pengikut-Mu yang taat seperti Paulus. Semoga dari kelemahan dan kekurangan, kami bisa membantu orang lain untuk bersatu dengan Dikau. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 43 PERTOBATAN PAULUS DAN PERTOBATAN KITA (Kis. 26:12-25)
169
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 44 MENGAKUI KESALAHAN DAN MENJADI SAKSI PEMBEBASAN DIRIBELAJAR DARI PEREMPUAN SAMARIA (Yoh 4:1-42)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa Maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau senantiasa mengasihi kami dengan kasih-Mu yang sempurna. Engkau juga menghendaki agar kami saling mengasihi dengan kasih yang sempurna. Pada kesempatan ini, kami berkumpul kembali hendak mendengar dan merenungkan Sabda Kasih-Mu. Kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu kepada kami agar kami berani mengakui kesalahan kami dengan jujur dan tulus hati serta menjadi saksi cinta-Mu dalam hidup keluarga kami masing-masing. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh 4:1-42 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes 2meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, 3Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. 4 Ia harus melintasi daerah Samaria. 5Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. 6Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 7Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” 8Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 9Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 10Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
Christ and the Samaritan Woman by Henryk Siemiradzki. www.wolffchronicles.com
Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” 11Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 12Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” 13Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selamalamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” 15Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” 16Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” 17Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” 19Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 20Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” 21Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. 22Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 23Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan Pekan 44
MENGAKUI KESALAHAN DAN MENJADI SAKSI PEMBEBASAN DIRI BELAJAR DARI PEREMPUAN SAMARIA (Yoh 4:1-42)
171
Lembaga Biblika Indonesia
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” 25Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 26Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” 27Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakapcakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” 28Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 29”Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” 30Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. 31Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: “Rabi, makanlah.” 32Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” 33Maka muridmurid itu berkata seorang kepada yang lain: “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” 34Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. 35Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. 36Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. 37Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. 38Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” 39Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” 40Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. 41Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, 42dan mereka berkata kepada perempuan itu: “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.” Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 172
Pekan 44 MENGAKUI KESALAHAN DAN MENJADI SAKSI PEMBEBASAN DIRI BELAJAR DARI PEREMPUAN SAMARIA (Yoh 4:1-42)
Lembaga Biblika Indonesia
4. Renungan Singkat Injil Yohanes yang kita dengarkan ini mengisahkan tentang perjumpaan Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria di Sikhar atau Sikhem. Sikhar merupakan sebuah kota yang pernah dikunjungi oleh Abraham (Kej. 12:6) dan menjadi tempat kuburan Yakub (Yos. 24:32). Di tempat inilah terjadi perjumpaan antara Yesus dengan seorang perempuan Samaria. Dalam perjumpaan itu terjadi suatu percakapan yang dramatis dan menarik. Perlu diketahui bahwa di dalam tradisi Yahudi, orang Yahudi dilarang untuk bergaul dan berbicara dengan orang Samaria sebab orang Yahudi menganggap orang Samaria sebagai orang kafir. Namun Yesus tidak menghiraukan hal itu. Ketika dalam perjalanan-Nya dari Yudea kembali ke Galilea, Ia melintasi daerah orang Samaria. Dalam perjalanan itu Yesus merasa letih dan Ia duduk di pinggir sumur Yakub di Sikhar, maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Di tempat inilah Yesus membuka percakapan dengan perempuan Samaria, “berilah Aku minum”. Jawab perempuan itu, “masakan Engkau seorang Yahudi minta minum kepdaku seoarang Samaria?” Percakapan antara Yesus dan perempuan Samaria itu berlangsung panjang dan menarik. Dalam proses percakapan yang menarik itu, Tuhan Yesus mengungkapkan dua hal penting. Pertama, Dia menyatakan DiriNya sebagai air hidup dengan barkata, “barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. Yesus juga mengungkap latar belakang kehidupan dari perempuan Samaria itu, “engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu bukanlah suamimu”. Mendengar Sabda Yesus ini, perempuan Samaria itu mulai mengenal Yesus sebagai seorang Nabi, sebab seorang nabi memiliki karunia untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi. Kedua, Yesus mengajarkan tentang ibadah dalam roh dan kebenaran. Ibadah dalam roh dan kebenaran adalah sikapmenyembah Allah karena digerakkan oleh Roh. Roh yang sama menggerakkan orang untuk menyembah Allah sebagaimana adanya dengan sikap hati yang bersih, jujur dan benar, yakni dengan menempatkan diri di hadapan Allah Sang pengasih dan penyang. Keluarga-keluarga Katolik dalam dunia dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian mengglobal, seringkali membuat keluarga-keluarga Katolik berjalan tanpa arah dan terasing dalam keluarga sendiri. Meskipun Pekan 44
MENGAKUI KESALAHAN DAN MENJADI SAKSI PEMBEBASAN DIRI BELAJAR DARI PEREMPUAN SAMARIA (Yoh 4:1-42)
173
Lembaga Biblika Indonesia
demikian,di tengah derasnya arus globalisasi yang kian menantang masih ada banyak keluarga-keluarga Katolik yang teguh dalam iman, tetap mempertahankan keutuhan, kemurnian dan kesucian hidup berkeluarga. Mereka tetap utuh, saling setia dan mengasihi meskipun didera oleh berbagai persoalan hidup. Namun di sisi lain, kita tidak dapat menyangkal akan adanya sebagian besar keluarga Katolik yang sedang dilanda oleh berbagai persoalan mulai dari persoalan kecil sampai yang lebih besar, seperti percecokan atau pertengkaran, keangkuhan, ketidakjujuran, ketidaksetiaan, perceraian dan sebagainya. Masalah perceraian bertentangan dengan iman dan hakekat Sakramen perkawinan Katolik itu sendiri yang sejatinya bersifat satu dan tak terceraikan. Ketika orang yang sadar akan dosanya dan ingin kembali ke jalan yang benar, Tuhan senantiasa menanti dan tidak memperhitungkan kesalahan masa lalunya. Tuhan Yesus mengetahui latar belakang kehidupan setiap keluarga seperti Ia mengetahui latar belakang kehidupan perempuan Samaria. Oleh karena itu keluarga-keluarga Katolik dipanggil untuk senantiasa memelihara keutuhan, kesucian, kedamaian, kesetiaan dan kasih dalam keluarga sebab keluarga Katolik merupakan tanda kehadiran Kasih Allah di dalam dunia. Kasih dan kesetian suami-isteri dalam keluarga merupakan lambang kasih Kristus kepada Gereja-Nya. Allah adalah Kasih, barangsiapa mengasihi ia tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 5. Pertanyaan Permenungan -Di manakah Tuhan seringkali menunggu untuk bertemu dengan saya? -Apakah saya sering mendengarkan suara Tuhan yang mengajak saya untuk berdialog dengan-Nya? -Apa pesan teks ini untuk saya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi semua umat beriman. Ya Bapa teguhkanlah iman umat-Mu, utuslah
174
Pekan 44 MENGAKUI KESALAHAN DAN MENJADI SAKSI PEMBEBASAN DIRI BELAJAR DARI PEREMPUAN SAMARIA (Yoh 4:1-42)
Lembaga Biblika Indonesia
Roh Kudus-Mu kepada mereka, agar mereka senantiasa mengamalkan semangatcinta kasih Putera-Mu dalam hidup setiap hari. Marilah kita mohon... Bagi orang-orang sakit dan cacat. Ya Bapa kuatkanlah orang-orang sakit dan cacat, hadirlah di tengah-mereka agar merasa tidak sendirian, melainkan selalu berada dalam kelimpahan kasih dan berkat-Mu. Marilah kita mohon... Bagi keluarga-keluarga Katolik yang sedang berada dalam kesulitan. Ya Bapa dampingilah keluarga-keluarga Katolik yang sedang dilanda krisis kasih sayang, kesetiaan dan kerukunan, agar mereka menemukan kembali cinta sejati yang mempersatukan dan meneguhkan ikatan cinta mereka. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa yang Maha setia, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau setia menuntun kami. Engkau juga dengan amat setia membimbing keluarga kami pada jalan yang benar. Kami telah merenungkan Sabda-Mu. Semoga SabdaMu yang telah kami renungkan menguatkan cinta dalam keluarga kami, agar kami tetap saling setia dan mengasihi dalam mengarungi bahtera rumah tangga ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 44 MENGAKUI KESALAHAN DAN MENJADI SAKSI PEMBEBASAN DIRI BELAJAR DARI PEREMPUAN SAMARIA (Yoh 4:1-42)
175
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 45 JANGAN MENCARI KEUNTUNGAN DALAM KESUSAHAN ORANG (Ob. 1:12-14)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang Maharahim, kami bersyukur karena Engkau telah memelihara keluarga kami sampai saat ini. Bukalah mata dan telinga kami terhadap segala kebaikan yang telah Engkau terlaksana melalui para nabi dan dengan sempurna terpenuhi dalam diri Yesus Kristus, Putera-Mu. Bantulah kami untuk dapat bersaksi tentang cinta-Mu yang tak terbatas. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Ob. 1:12-14 P: Pembacaan diambil dari Kitab Obaja. 12 Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya. 13Janganlah masuk ke pintu gerbang umat-Ku pada hari sialnya, bahkan janganlah memandang ringan malapetaka yang menimpanya pada hari sialnya; dan janganlah merenggut kekayaannya pada hari sialnya. 14Janganlah berdiri di persimpangan untuk melenyapkan orang-orangnya yang luput, dan janganlah serahkan orangorangnya yang terlepas pada hari kesusahan. Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Nabi Obaja mendapatkan penglihatan tentang kejatuhan Yehuda. Mereka akan diangkut ke pembuangan. Dalam perikop ini, nabi menyampaikan nubuat yang berisikan kecaman terhadap bangsa Edom, karena pengkhianatan yang dilakukannya terhadapa bangsa Yehuda, yang adalah saudaranya sendiri. Orang-orang Edom bekerja sama dengan orang Babel menjarah dan merampok kota Yerusalem. Yehuda dapat diibaratkan, “sudah Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
jatuh dihimpit tangga�. Ditawan oleh bangsa asing, kemudian dijarah dan dirampok oleh saudaranya sendiri. Pembuangan ke Babel, di satu sisi merupakan pengalaman pahit bagi bangsa Yehuda, namun di sisi lain merupakan bukti perhatian dan cinta Allah terhadap Yehuda. Allah sebenarnya mau menegur dan menyadarkan umat-Nya. Allah menghendaki agar dalam kesesakannya, Israeldapat bertobat dan kembali kepada-Nya. Pengalaman pembuangan dilihat sebagai pembelajaran dan proses pemurnian motivasi iman Israel. Allah mendapatkan sisa Israel, yakni umat yang setia kepada semangat perjanjian. Penderitaan dan kesengsaraan bukanlah sebuah pengalaman fatal yang menghancurkan semua harapan dan impian, melainkan menjadi berkat yang mendatangkan sukacita bagi orang-orang yang setia percaya. Belajar dari pengkhianatan orang-orang Edom terhadap bangsa Yehuda, kita merasakan bahwa pengkhianatan itu adalah sebuah tindakan keji, bahwa lebih keji daripada membunuh. Tindakan pengkhianatan itu bagaikan musuh yang menusuk dari belakang. Sebuah tusukan yang mematikan. Pengkhianatan itu pun dapat saja terjadi dalam kehidupan kita. Pengkhianatan ini bisa saja muncul dalam sikap memandang rendah saudara kita pada hari kemalangannya dan juga bisa berupa keserakaan yang merampas dan merampok kekayaan saudara. Dari kecaman terhadap Edom yang bukannya membantu Yehuda, namun malah menjarah dan merampas, kita pun diingatkan untuk tidak boleh memanfaatkan kejatuhan orang lain demi keuntungan pribadi kita. Selayaknya kita harus berusaha membantu orang dalam kesusahannya. Dengan itu kita menjalankan ajaran Kristus. 5. Pertanyaan Permenungan - Apa yang saya lakukan saat melihat saudara saya jatuh dan menderita? -Apa perasaan saya bila kekayaan saya dijarah dan dirampok saudarasaudara saya sendiri? -Pernahkan saya merasakan kebaikan dan cinta Tuhan yang besar di balik kemalangan dan penderitaan kita? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. Pekan 45 JANGAN MENCARI KEUNTUNGAN DALAM KESUSAHAN ORANG (Ob. 1:12-14)
177
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para korban perang, pertikaian dan pembuangan. Semoga mereka dapat menemukan kembali kedamaian dalam hidup mereka. Marilah kita mohon... Bagi masyarakat kita. Semoga tetap setia dalam perjuangan keadilan dan kebenaran serta mau terlibat dalam memberikan diri bagi bagi orang-orang yang sedang mengalami penderitaan dan kesulitan. Marilah kita mohon... Bagi kita semua. Semoga kita selalu hidup rukun dan damai, saling mengasihi dan menolong satu sama lain. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Bapa Yang Mahakasih, kami bersyukur atas Sabda-Mu yang telah kami dengar dan renungkan. Mampukanlah kami untuk melihat dan mewartakan karya cinta kasih-Mu dalam setiap pengalaman hidup kami. Berilah kami Roh Kebijaksanaan agar membimbing kami dalam suka-duka perziarahan kami menuju kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami U: Amin.
178
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 45 JANGAN MENCARI KEUNTUNGAN DALAM KESUSAHAN ORANG (Ob. 1:12-14)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 46 NASIB AKHIR YANG BERBEDA (Why. 22:12-17)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah penguasa sejarah, milik-Mulah bumi dan segala isinya. Engkau menyediakan segala sesuatu untuk kebaikan kami. Kami mohon kepadaMu untuk hadir di tengah-tengah kami agar kami mampu mendengarkan dan merenungkan Sabda-Mu. Rahmatilah kami agar kami lebih terbuka kepada-Mu dan menuruti Firman-Mu dalam kehidupan kami setiap hari. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. baildonmethodists.org
3. Bacaan: Why. 22:12-17 P: Pembacaan diambil dari Kitab Wahyu. 12 �Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. 13Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.� 14Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. 15Tetapi anjing-anjing dan tukangtukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembahpenyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
melakukannya, tinggal di luar. 16”Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaatjemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilanggemilang.” 17Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
icbfblog.blogspot.com
4. Renungan Singkat Ada dua hal yang disampaikan kepada kita dalam bacaan ini. Pertama, mereka yang bertahan dalam memberikan kesaksian hidup yang benar akan diundang untuk masuk dalam kerajaan perjamuan Tuhan secara cumacuma. Kedua, mereka yang tidak memberikan kesaksian hidup dengan baik, atau yang memilih hidup jahat akan tinggal di luar. Mereka tidak akan masuk ke dalam perjamuan Tuhan. Hal ini mengingatkan kita untuk terus bertahan dalam iman akan Kristus dengan memberikan kesaksian yang nyata dalam hidup kita. Kitab Wahyu memberikan satu deretan dari orang-orang yang kemudian tidak masuk dalam Kerajaan Allah. Mereka itu adalah penipu, pembunuh, penyembah berhala, orang-orang sundal dan sebagainya. Daftar ini serentak memperingatkan kita bahwa bisa jadi hal-hal tersebut hidup dalam lingkungan atau dalam keluarga kita. Dunia kita zaman kini berhadapan dengan banyak sekali tantangan seperti yang disebutkan di atas. Secara tidak sadar, kita menghidupi budaya yang tidak mencintai kehidupan. Di manamana kita juga temukan bahwa penipuan terjadi dengan terang-terangan. Inilah awasan bagi kita. Tugas kita sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Kristus ialah memberikan kesaksian tentang hidup yang benar. Kita mesti berani untuk
180
Pekan 46 NASIB AKHIR YANG BERBEDA (Why. 22:12-17)
Lembaga Biblika Indonesia
membasuh jubah kita yang kotor dan membiarkan Tuhan membilasnya dengan cinta-Nya. Dengan memakai jubah yang baru, kita akan bisa untuk memberikan kesaksian tentang cinta Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita. Kita bisa memulai memberikan kesaksian ini di dalam keluarga kita. Kita menciptakan situasi di mana kita saling mendukung kehidupan dan jujur satu terhadap yang lain. Mari kita memulainya secara bersama-sama. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya senantiasa berupaya memberikan kesaksian yang benar tentang Kristus? -Apakah saya selalu mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan Tuhan dalam hidup saya? -Apakah saya selalu setia untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan setiap hari?
www.clipartpanda.com
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
Pekan 46 NASIB AKHIR YANG BERBEDA (Why. 22:12-17)
181
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi keluarga-keluarga Kristen. Semoga keluarga kristiani selalu setia membuka hati untuk mendengarkan dan merenungkan Firman-Mu dalam hidup sehari-hari. Bagi para misionaris. Semoga mereka diteguhkan dalam karya perutusan mereka dan tetap kuat dalam iman meskipun mereka ditinggalkan oleh banyak orang. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah yang mahabaik, kami mengucapkan syukur kepada-Mu karena kami telah Engkau bimbing untuk merenungkan Sabda-Mu. Kami mohon kepada-Mu kobarkanlah hati kami dengan Roh-Mu agar kami selalu setia mendengarkan Sabda-Mu dan berani memberi kesaksian bagi-Mu dan bagi sesama kami. Sebab Engkaulah pemilik hidup kami sekarang dan selamalamanya. U: Amin.
182
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 46 NASIB AKHIR YANG BERBEDA (Why. 22:12-17)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 47 BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mat.3:1-12)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang Maha Esa, kami bersyukur kepada-Mu atas kasih dan kebaikan yang diberikan kepada kami, terutama karena saat ini Engkau masih menyertai kami. Kami mohon, berilah kami senantiasa rahmatMu, berilah kami kemampuan, agar dapat merenungkan Sabda-Mu dan melaksanakannya dalam kehidupan, untuk menjadi orang yang berani mengatakan kebenaran. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mat.3:1-12 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Matius. 1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” 4Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10Kapak sudah Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus. 4. Renungan Singkat Tadi kita mendengar Injil Matius yang berbicara tentang cara Yohanes Pembaptis mempersiapkan umat Allah agar pantas menerima Yesus. Ia sungguh-sungguh memberitahu kepada mereka, apa kesalahan mereka. Dia tidak takut. Dia berani mencela mereka dan mengarahkan mereka untuk menyadari kesalahan mereka. Dalam kehidupan ini, kita seringkali permisif dengan kesalahan sesama. Kita membiarkan sesama kita terperangkap dalam kesalahan. Karena itu, kita harus meniru sikap Yohanes agar tidak berkompromi untuk membenarkan kejahatan. Dengan bersikap apatis atau acuh terhadap kejahatan di sekitar kita, kita pun sebenarnya turut mendukung kejahatan. Untuk itulah, kita diharapkan menjadi orang yang berani untuk mengatakan kebenaran di dalam keluarga kita dan di tengah masyarakat. Yohanes mengajarkan kita untuk tegas menyatakan yang salah sebagai yang salah. Janganlah kita membiarkan anggota keluarga kita yang lain ataupun diri kita sendiri menjadi orang yang membiarkan kesalahan bertumbuh dalam keluarga kita. Membiarkan kesalahan sama halnya membiarkan dosa menjajah kita. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya masa bodoh jika ada orang yang salah? - Ataukah saya seringkali bekerja sama dalam hal yang salah? -Apakah saya juga menjadi orang yang ditegur Yohanes karena kesalahan saya?
184
Pekan 47 BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mat.3:1-12)
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para imam, biarawan-biarawati. Semoga mereka menjadi orang-orang yang berani untuk mengatakan kebenaran dan mempersiapkan jalan Allah sebagaimana Yohanes Pembaptis mampu mengarahkan orang menemukan kesalahan mereka. Marilah kita mohon‌ Bagi anggota keluarga kita. Semoga setiap anggota keluarga kita, seperti Yohanes Pembaptis, berani untuk menentang segala kepalsuan satu sama lain. Semoga seperti Yohanes Pembaptis, kita juga mampu mengarahkan hidup anggota keluarga kita kepada jalan kebenaran. Marilah kita mohon‌ Bagi pembela kebenaran. Semoga para pembela kebenaran tidak takut untuk bersuara, mengatakan kebenaran demi tercapainya kebenaran sejati. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang Maha Agung, syukur atas penyertaan-Mu bagi kami sekeluarga. Semoga kami menjadi anggota keluarga yang senantiasa menyiapkan diri untuk menyambut Yesus dalam keluarga dan hati kami masing-masing. Semoga seperti Yohanes Pembaptis juga, kami akan berusaha untuk tidak mentolerir setiap kesalahan di antara kami, tetapi senantiasa berani untuk saling memperbaiki satu sama lain. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 47 BERSAKSI SEPERTI YOHANES PEMBAPTIS (Mat.3:1-12)
185
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 48 (advent) JATUHNYA NINIWEH (Nah. 3:1-7)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang kekal dan kuasa, Engkaulah semarak cahaya sejati dan siang yang tak kunjung gelap. Kami memuji-Mu karena Engkau senantiasa menerangi hidup kami dengan Sabda-Mu. Semoga pada hari ini Engkau sudi menghalaukan kegelapan dosa kami dan menyinari hati dan budi kami dengan terang cahaya Sabda-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin.
begentlegentile.wordpress.com
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
3. Bacaan: Nah. 3:1-7 P: Pembacaan diambil dari kitab Nahum. 1 Celakalah kota penumpah darah itu! Seluruhnya dusta belaka, penuh dengan perampasan, dan tidak henti-hentinya penerkaman! 2Dengar, lecut cambuk dan derak-derik roda! Dengar, kuda lari menderap, dan kereta meloncat-loncat! 3Pasukan berkuda menyerang, pedang bernyala-nyala dan tombak berkilat-kilat! Banyak yang mati terbunuh dan bangkai bertimbuntimbun! Tidak habis-habisnya mayat-mayat, orang tersandung jatuh pada mayat-mayat! 4Semuanya karena banyaknya persundalan si perempuan sundal, yang cantik parasnya dan ahli dalam sihir, yang memperdayakan bangsa-bangsa dengan persundalannya dan kaum-kaum dengan sihirnya. 5 Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman TUHAN semesta alam; Aku akan mengangkat ujung kainmu sampai ke mukamu dan akan memperlihatkan auratmu kepada bangsa-bangsa dan kemaluanmu kepada kerajaan-kerajaan. 6Aku akan melemparkan barang keji ke atasmu, akan menghina engkau dan akan membuat engkau menjadi tontonan. 7Maka semua orang yang melihat engkau akan lari meninggalkan engkau serta berkata: “Niniwe sudah rusak! Siapakah yang meratapi dia? Dari manakah aku akan mencari penghibur-penghibur untuk dia?” Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Nabi Nahum menggambarkan kondisi moralitas dan kepemimpinan negeri Asyur dan Niniwe yang menyebabkan kehancuran negeri mereka. Mereka adalah penumpah darah, kota mereka penuh dusta dan kepalsuan, bahkan mereka disebut sebagai “perempuan sundal”. Secara fisik, hal ini berarti bahwa telah terjadi banyak persundalan di kota itu dan secara rohani, hal ini berarti bahwa kebudayaan dan cara hidup mereka telah menyihir dan menyeret banyak orang ke dalam dosa. Cara hidup mereka telah menghukum diri mereka sendiri sehingga kehancuran menanti di ambang pintu dan menjadikan Allah sebagai lawan yang akan menghukum kejahatan mereka, tidak mengherankan bila Allah mengatakan, “Aku akan menjadi lawanmu”. Niniwe merupakan gambaran kota metropolitan dengan segala gemerlapan dan kilauannya yang telah menyeret banyak orang termasuk keluargakeluarga Katolik zaman ini ke dalam kubangan dosa dan kejahatan. Di mana orang lebih mementingkan kepuasan diri sendiri, gelojoh, iri, dengki, angkuh dan bahkan dapat menghalalkan segala cara demi mencapai Pekan 48 (advent) JATUHNYA NINIWEH (Nah. 3:1-7)
187
Lembaga Biblika Indonesia
tujuannya, juga maraknya praktek perselingkuhan yang melanda keluarga kristiani menjadi hal yang memprihatinkan saat ini. Nubuat nabi Nahum mengenai kecaman atas dosa orang Niniwe yang tidak lagi memiliki visi mencari Allah pada akhirnya mendatangkan hukuman Tuhan datang atas mereka. Hal yang sama juga bisa berlaku untuk kita. Oleh sebab itu, hendaknya kita dalam hidup ini selalu berlaku arif dan sejalan dengan apa yang seharusnya kita buat dan menampakkan teladan hidup yang baik sebagai keluarga katolik yang baik serta menjadi teladan bagi keluarga-keluarga lain. Bersyukurlah bahwa kita telah mendapatkan kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, sehingga Allah menjadi pelindung kita, dan bahkan Dia senantiasa berada di pihak kita. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sudah menjadi anggota keluarga Katolik yang baik seturut Sabda Allah? -Bagaimana dengan kehidupan harian keluarga saya, apakah keluarga saya sudah menjadi keluarga teladan bagi kelurga lain? Ataukah yang terjadi adalah sebaliknya, saya mesti mengikuti teladan hidup keluarga yang lain? -Sebagai orang tua, apakah saya sungguh bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak?
myjourneyoffaithmagazine.com
188
Pekan 48 (advent) JATUHNYA NINIWEH (Nah. 3:1-7)
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi keluarga Katolik. Semoga mereka menyadari akan tugas dan perannya sebagai keluarga kristiani sejati yang menampakkan cinta dan kesetiaan. Marilah kita mohon... Bagi keluarga Katolik yang sedang mengalami keretakan dalam rumah tangganya. Semoga mereka dapat menemukan jalan keluar dalam menghadapi kemelut dalam rumah tangga mereka. Marilah kita mohon... Bagi pertumbuhan iman dan benih panggilan untuk hidup membiara bagi anak-anak dan kaum muda Katolik. Semoga suasana hidup kristiani yang baik dalam keluarga dapat terjalin sehingga dapat tumbuh benih panggilan dalam keluarga-keluarga Katolik. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, dengan cahaya Sabda-Mu telah Kau halaukan kegelapan budi kami. Teguhkanlah kiranya iman keluarga kami, supaya api cinta yang Kau kobarkan dengan rahmat-Mu tidak padam terhadap godaan apapun juga. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami kini dan sepanjang masa. U: Amin.
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 48 (advent) JATUHNYA NINIWEH (Nah. 3:1-7)
189
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 49 JANGAN MERANCANGKAN PENINDASAN (Mikha 2:1-3)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa sumber kebijaksanaan, Engkau membalas yang baik dan menghukum yang jahat. Semoga Engkau selalu menjaga kami sehingga kami selalu berjalan pada jalan lurus sesuai dengan kehendak-Mu dan terus mengusahakan kebaikan dan keadilan serta mencari kedamaian dalam hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Mikha 2:1-3 P: Pembacaan diambil dari kitab Mikha. 1 Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan kejahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya; 2yang apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya; yang menindas orang dengan rumahnya, manusia dengan milik pusakanya! 3Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari padanya; kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan.Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah. 4. Renungan Singkat Pada zaman Nabi Mika, banyak orang Israel hidup dalam penderitaan dan kesusahan. Hal ini terjadi karena sikap para pemimpin umat yang rakus dan loba. Mereka hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di atas penderitaan Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
dan kesulitan orang lain. Mereka menindas rakyat kecil dan merampas hakhak orang lemah dan tidak berdaya. Dalam situasi seperti ini Allah mengutus Mika untuk menyampaikan kehendak dan rencana-Nya. Melalui Nabi Mika, Tuhan mengutuk mereka yang hendak menindas sesamanya. Tuhan sendiri yang akan membalas tidakan kejahatan dan penindasan yang dilakukan oleh manusia kepada sesamanya. Dia akan menghukum mereka yang melakukan kekejaman dan tindakan-tindakan yang tidak adil kepada sesamanya. Untuk yang merancangkan kejahatan, Dia akan membalasnya. Dalam kehidupan ini, kita sering melihat dan menyaksikan penderitaan dan kesusahan manusia yang diakibatkan oleh sikap dan perbuatan sesamanya. Entah sengaja atau tidak, seringkali kita juga melakukan tindakan-tindakan ketidakadilan dan ketidakjujuran dengan memeras dan merampas hak milik orang lain. Sadar atau tidak, kita juga sering merencanakan kecelakaan bagi orang lain. Kita senang melihat orang lain menderita dan sengsara. Kita juga sering melakukan tindakan-tindakan yang menindas dan membuat orang tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apa-apa. Pewartaan Nabi Mika menyadarkan kita untuk menentang kejahatan dan perbuatan yang menindas orang lain. Kita diajak untuk bertobat sekiranya kita memang memiliki rencana untuk melakukan kejahatan dan merugikan sesama dalam hidup ini. Kita juga diminta untuk memberikan kesaksian hidup yang sesuai dengan ajaran iman kita, yaitu lakukanlah yang baik dan hindarilah yang jahat. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah dalam hidup ini saya pernah membuat sesama menderita dengan merencanakan kejahatan kepada mereka? -Apakah saya pernah menindas orang lain dan melakukan tindakan tidak adil kepada mereka? -Bagimana sikap saya ketika kita melihat ketidakadilan dan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan orang lain kepada sesamanya? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
Pekan 49 JANGAN MERANCANGKAN PENINDASAN (Mikha 2:1-3)
191
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi Gereja. Semoga para anggota gereja selalu mengusahakan kebenaran dan keadilan serta menaruh rasa solider dengan mereka yang tertindas dan tersisihkan dalam hidup ini. Marilah kita mohon... Bagi para pemimpin negara. Semoga mereka selalu bertindak arif dan bijaksana dalam membuat keputusan-keputusan publik serta memperhatikan kepentingan banyak orang terutama mereka yang miskin dan menderita. Marilah kita mohon... Bagi orang-orang yang tertindas dan teraniaya. Semoga mereka menemukan kekuatan dalam hidup mereka dan oleh daya kekuatan Allah mereka dapat dibebaskan dari belenggu ketidakberdayaan yang mereka alami dalam hidupnya. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa kami yang ada di Sorga. Kobarkanlah selalu semangat dalam hati kami sehingga kami selalu memberikan diri dan hidup kami untuk menjalankan tugas perutusan-Mu. Jadikanlah kami murid-murid-Mu yang setia pada tugas perutusan dan kuatkanlah langkah kami dalam membangun Kerajaan-Mu di atas muka bumi ini melalui karya-karya kami. Demi Kristus Tuhan kami. U: Amin.
192
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 49 JANGAN MERANCANGKAN PENINDASAN (Mikha 2:1-3)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 50 MENCINTAI MUSUH: MENCINTAI DAN MENJADI SAKSI CINTA (Luk. 6:27-36)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah, Bapa yang Mahakasih, dalam diri Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, Engkau menyatakan cinta-Mu yang agung bagi kami umat-Mu. Ia telah mengajarkan dan menunjukkan cinta yang total kepada kami, cinta tanpa pamrih dan tanpa diskriminasi. Semoga karena rahmat-Mu, kami pun dapat mencintai semua orang, termasuk musuh-musuh kami. Sebab Dialah Putera-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. U: Amin. 3. Bacaan: Luk. 6:27-36 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Lukas. 27 �Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 28mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. 29Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. 30Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. 31Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. 32Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. 33Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. 34Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 35Tetapi kamu, Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 36Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.�Demikianlah Sabda Tuhan. U: Syukur kepada Allah.
americanvision.org
4. Renungan Singkat Bagi kebanyakan orang wejangan Yesus ini amat idealis, sehingga tidak mungkin menjadi kenyataan. Namun Yesus tidak pernah mengundang orang untuk mengejar sesuatu yang tidak mungkin dicapainya, karena kesempurnaan bukanlah hasil karya manusia semata-mata, melainkan lebih karena karya Allah dalam diri manusia. Itu berarti bahwa rahmat
Allah berlimpah ruah dalam diri kita, sehingga yang tidak terbayangkan pun, dapat diwujudkannya. Bagi Yesus, wejangan-Nya ini bukanlah sebuah mimpi di siang bolong, melainkan menjadi kenyataan yang sempurna dalam hidup dan karya-Nya. Tindakan mengasihi musuh adalah sebuah perintah yang sangat tegas dan tanpa tawar-menawar, sebagai perwujudan sempurna dari mengasihi 194
Pekan 50 MENCINTAI MUSUH: MENCINTAI DAN MENJADI SAKSI CINTA (Luk. 6:27-36)
Lembaga Biblika Indonesia
Tuhan. Ajakan untuk mengasihi yang Tuhan maksudkan di sini, bukanlah sebatas perkara perasaan, melainkan sebuah keputusan untuk bertindak dan berbicara secara tertentu, sebuah sikap keterbukaan dan perhatian yang nyata. Sedangkan yang dimaksudkan dengan musuh di sini adalah orang yang nyata-nyata membenci, megucilkan, menyumpahi dan menyangkal martabat pengikut Kristus dan karenanya mereka membenci kita. Pada prinsipnya karakter musuh adalah membenci, namun sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk menunjukkkan perhatian aktif terhadap musuhmusuh kita. Kasih kristiani adalah kasih yang total; kasih yang tanpa pamrih dan tanpa diskriminasi. Kasih harus ditunjukkan terhadap semua manusia, bukan saja terbatas pada mereka yang mengasihi dan berkelakuan baik terhadap kita, karena mengasihi adalah sebuah tindakan pemberian diri yang total, tanpa tanpa pamrih dan tanpa diskriminasi. Hanya dengan tindakan kasih yang total, tanpa pamrih dan tanpa diskriminasi, orang dapat secara aktif mengucapkan berkat atas musuh yang mengutuknya dan berdoa untuk orang yang berbuat jahat kepadanya. Tuhan Yesus telah dengan sempurna menunjukkan kasih yang demikian bagi para musuh dan lawan-lawan-Nya. Cinta yang diajarkan Yesus bagi kita, bukan hanya ditujukan kepada orang yang mencintai kita saja, tetapi juga terhadap musuh-musuh kita. Inilah tantangan bagi kita. Di tengah dunia yang menuntut keadilan dan prinsip balas dendam, mata ganti mata dan gigi ganti gigi, kita ditantang untuk bersuara dan bertindak dengan cara Yesus, yakni mengasihi musuh. Ajakan mengasihi musuh bukanlah sebuah kepasrahan yang pasif terhadap kejahatan, melainkan sebuah panggilan untuk bersaksi agar mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Inilah tanda kasih yang sempurna. Karena pada prinsipnya, kasih adalah pemberian diri yang total, tanpa pamrih dan tanpa diskriminasi terhadap orang lain. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah perasaan saya jika saya dijahati dan dihina orang? -Apa perasaan saya jika Anda menyimpan dendam atau jika saya mengampuni mereka yang memusuhi saya? -Apakah saya pernah mengampuni dan mendoakan mereka yang memusuhi saya?
Pekan 50 MENCINTAI MUSUH: MENCINTAI DAN MENJADI SAKSI CINTA (Luk. 6:27-36)
195
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi keluarga-keluarga kita. Semoga dalam keluarga kita, setiap orang mau hidup sungguh yang dilandasi rasa keadilan, kebenaran, kebaikan dan kasih sayang satu sama lain. Marilah kita mohon... Bagi mereka yang memusuhi kita. Semoga kita dapat mengucap berkat bagi yang mengutuk kita dan berdoa bagi mereka yang memusuhi kita. Marilah kita mohon... Bagi pertobatan orang jahat. Semoga mereka yang berbuat kejahatan dapat bertobat dan melakukan kebaikan dan kebenaran, agar terciptalah dunia yang aman dan damai bagi semua orang. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Bapa kami yang ada di Sorga. Kobarkanlah selalu semangat dalam hati kami sehingga kami selalu memberikan diri dan hidup kami untuk menjalankan tugas perutusan-Mu. Jadikanlah kami murid-murid-Mu yang setia pada tugas perutusan dan kuatkanlah langkah kami dalam membangun Kerajaan-Mu di atas muka bumi ini melalui karya-karya kami. Demi Kristus Tuhan kami. U: Amin.
196
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 50 MENCINTAI MUSUH: MENCINTAI DAN MENJADI SAKSI CINTA (Luk. 6:27-36)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 51 MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh. 3:22-36)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa, kami mengucap syukur atas anugerah yang kami dapatkan melalui Putera-Mu. Engkau telah memberikan Putera-Mu kepada kami untuk menyelamatkan kami. Kami hendak merenungkan Sabda-Mu ini. Bantulah kami agar apa yang kami renungkan ini dapat kami hayati dalam kehidupan kami sehari-hari. Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Yoh. 3:22-36. P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. 22 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. 23Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, 24sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. 25Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. 26Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.� 27Jawab Yohanes: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. 28Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. 29Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
www.cincinnativocations.org
itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. 30Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. 31Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. 32Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu. 33Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. 34Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. 35 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. 36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.� Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus.
4. Renungan Singkat Injil Yohanes yang telah kita dengar tadi menceritakan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus. Pada mulanya Yesus pergi ke tanah Yudea bersama para murid-Nya dan tinggal di situ. Waktu itu Yohanes Pembaptis berada di Ainon dan membaptis di situ. Lalu terjadi perselisihan di antara para murid Yohanes Pembaptis dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Hal ini disampaikan kepada Yohanes Pembaptis. Pada saat itulah Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Yesus. Yesus adalah Anak Allah. Sebagai utusan Yohanes tahu bahwa dirinya tidak lebih besar dari yang mengutusnya, dalam hal ini adalah Allah. Oleh karena itu 198
Pekan 51 MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh. 3:22-36)
Lembaga Biblika Indonesia
Yohanes Pembaptis menunjukkan kerendahannya dengan berkata “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil� (ayat 30). Ini adalah ungkapan kerendahan seorang pewarta. Yohanes Pembaptis sungguh-sungguh memainkan peranan yang amat penting dalam mempersiapkan segala sesuatu bagi kedatangan Yesus. Dia tidak merasa kurang hati karena kemudian Yesus menjadi lebih dikenal dari dirinya. Sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi karya Yesus, Yohanes meminta orang untuk bertobat dan memiliki hati yang bersih. Orang boleh sibuk dengan segala urusan duniawi, namun orang tidak boleh melupakan Tuhan. Itulah yang dinasehatkan oleh Yohanes Pembaptis. Bertobat berarti mengarahkan seluruh hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Dalam kehidupan ini, kita sadar bahwa kita berada di dalam kesibukan dunia, dengan tugas kita masing-masing. Ini tidak salah. Namun, tugastugas kita di dunia ini hendaknya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk mewartakan Kristus. Sama seperti Yohanes Pembaptis, kita semua umat Kristiani adalah saksi Kristus. Maka, tugas kita adalah mewartakan Kristus kepada sesama. Bagaimana caranya? Cara kita mewartakan Yesus kepada sesama adalah dengan cara hidup kita. Cara hidup yang dimaksudkan adalah cara hidup yang sudah dijiwai oleh Sabda Tuhan. Apa yang kita hidupi dari Sabda Allah itulah yang kita wartakan. Sebagai pewarta, hal yang dituntut adalah kerendahan hati. Kita tidak boleh menjadi sombong karena kita adalah saksi Kristus melainkan meneladani Kristus yang rendah hati. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya sering membaca Kitab Suci setiap hari untuk mendengarkan Sabda Tuhan? -Apakah saya memiliki waktu untuk berbicara tentang kehidupan rohani dalam keluarga saya? -Kalau kita tidak punya waktu untuk hal tersebut, apakah kendala yang saya hadapi? 6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga.
Pekan 51 MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh. 3:22-36)
199
Lembaga Biblika Indonesia
7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi Gereja. Semoga Allah Bapa menyertai Gereja dalam menjalankan tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus agar kedamaian dapat terwujud. Marilah kita mohon... Bagi para misionaris. Semoga Allah Bapa menyertai para misionaris di tanah misi agar pewartaan Yesus Kristus mampu menyebar ke tengah dunia. Marilah kita mohon‌ (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Ya Allah Bapa di surga, Engkau telah mengutus Yohanes Pembaptis mendahului Yesus untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Bantulah kami untuk mampu meneladani Yohanes Pembaptis dalam hidup kami agar kami bisa menjadi pewarta Sabda Tuhan dengan setia. Semoga sama seperti Yohanes Pembaptis, kami tidak henti-hentinya membaharui diri kami, menjadi murni dan setia kepada-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
200
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin
Pekan 51 MENJADI SAKSI KRISTUS (Yoh. 3:22-36)
Lembaga Biblika Indonesia
Pekan 52 (natal) MEWARTAKAN KARYA AGUNG ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG KECIL (Luk. 2:8-20)
1. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin 2. Doa Pembuka P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah Yang Maha Besar, dampingilah kami dalam doa bersama untuk merenungkan Sabda-Mu ini. Semoga Engkau menganugerahkan kepada kami kepekaan terhadap orang lain, terutama kepada orang-orang kecil yang kurang diperhatikan. Semoga kami bisa belajar dari mereka untuk untuk selalu mengharapkan-Mu dan menyerahkan diri dan keluarga kami kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan meraja bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. U: Amin. 3. Bacaan: Luk. 2:8-20 P: Pembacaan diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Lukas. 8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 10Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 12Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” 13Dan tiba-tiba tampaklah bersamasama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 14”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” 15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah
Ibadah Keluarga 2016 Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah
Lembaga Biblika Indonesia
endoftheage.blogspot.com
kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.� 16Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Demikianlah Injil Tuhan. U: Terpujilah Kristus.
4. Renungan Singkat Para gembala sebagaimana kita dengar tadi adalah orang-orang kecil yang tidak mendapatkan tempat dalam hidup harian dan gerak perekonomian Palestina. Mereka adalah orang-orang yang terjepit dan tidak diperhatikan. Mereka hanya mengandalkan hidup dengan cara memelihara domba dari “orang-orang berpunya�. Mereka adalah orang-orang yang diberi upah oleh para pemilik domba. Kapitalisasi tempat-tempat perdagangan dan perekonomian, membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain pergi ke padang rumput dan bersedia untuk menjaga domba. Tetapi Yesus justru datang kepada orang-orang seperti ini. Sikapnya jelas yaitu berpihak dan berada bersama orang-orang kecil. 202
Pekan 52 MEWARTAKAN KARYA AGUNG ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG KECIL (Luk. 2:8-20)
Lembaga Biblika Indonesia
Dalam konteks kehidupan kita, banyak orang-orang kecil yang ditindas. Mereka tidak memiliki tempat untuk hidup, mereka miskin dan tak berdaya. Mereka tidak diperhatikan dan seringkali dimarginalisasi oleh orang-orang besar. Berhadapan dengan kenyataan seperti ini, kita harus siap untuk membela mereka. Jangan takut untuk membela mereka, sebab kita bukan membela untuk mendapatkan keuntungan, melainkan karena kita mencintai dan bersolider dengan mereka. Jangan pula menjadi orang-orang yang menindas orang lain. Bersikaplah menjadi pembela orang-orang kecil. 5. Pertanyaan Permenungan -Apakah saya juga telah menjadi “orang kecil� yang percaya dan mengandalkan Allah? -Apakah saya juga sering membela orang-orang kecil ataukah kita juga menindas mereka? -Bersediakah saya seperti para gembala yang meninggalkan pekerjaan mereka hanya untuk bertemu Yesus?
Pekan 52 MEWARTAKAN KARYA AGUNG ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG KECIL (Luk. 2:8-20)
ferdy-mg.blogspot.com
203
Lembaga Biblika Indonesia
6. Pengendapan Momen pengendapan dipakai untuk meresapi Sabda Tuhan dan merefleksikan pertanyaan-pertanyaan permenungan. Saat hening bisa pula diisi dengan lagu meditatif yang cocok. Atau bisa juga diisi dengan sharing dalam keluarga. 7. Doa Permohonan P: Marilah, sebagai satu keluarga, kita menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada Allah, Tuhan kita. Bagi para pemimpin. Semoga para pemimpin selalu memperhatikan orangorang kecil dan tidak mengorbankan mereka dalam kebijakan. Semoga orang kecil menjadi subjek dalam pembangunan. Marilah kita mohon… Bagi orang-orang tertindas. Semoga orang-orang tertindas, tetap kuat dan tabah mempertahankan hidup mereka dan tetap setiap menjadi saksi Allah. Marilah kita mohon… Bagi kita sendiri. Semoga spiritualitas orang-orang kecil menjadi spiritualitas kita juga. Dengan demikian, kita kita selalu mengandalkan Tuhan dan meninggalkan segala kesibukan kita untuk mengikuti Dia. Marilah kita mohon... (bisa disebutkan juga intensi keluarga) P: Kita satukan doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan Kristus kepada kita sebagai contoh setiap doa. Bapa kami.... 8. Doa Penutup P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak) Allah yang Maha Agung, semoga kami mampu meneladani para gembala yang rela meninggalkan kesibukan hanya untuk datang kepada-Mu. Semoga kami juga selalu menjadi “orang-orang kecil” yang senantiasa mengandalkan-Mu dalam kehidupan keluarga kami. Berikanlah juga kepada kami hati seperti Yesus yang selalu peka terhadap orang-orang kecil dan tak berdaya. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.
204
9. Tanda Salib P: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin Pekan 52 MEWARTAKAN KARYA AGUNG ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG KECIL (Luk. 2:8-20)