EDISI 44/V/2016
www.majalahopini.com
OPINI
TRANSFORMASI
PERGERAKAN MAHASISWA
Majalah Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
?
Opium
Pemimpin Umum Finky Ariandi Pemimpin Redaksi Regina Iswara Pramusita Pemimpin Perusahaan Allien Mai Dianna Sekretaris Lulut Lusianukita Editor Marshya Camilia, Hijrani Lailan S. S., Audita Widya Pinasthika Redaktur Pelaksana Majalah Opini Gita Nindya Elsitra Staff Nyoman Bagus Wibisana, Mukhammad Faizal M., Thriyani Rahmania, Halimah Try Ely K. Redaktur Pelaksana Layout Lusia Kusumaratih P. Staff Yody Kurniandy, Kuirinus Filmore Galih W. Redaktur Pelaksana Morpin Ayu Nafalia Staff Muhammad Salman AlFarisi, Hafifah Dinda P., Indira Ayudhia Maharani, Meisa Aulia Rahma Redaktur Pelaksana Online Ratih Latifah Murniati Staff Dian Rahma Fika Alnina, Ikhsanny Novira I., Muhammad Luthfi Khairul U., Lilis Nosiva Rini Redaktur Pelaksana Humas Riris Arianti Staff Freshia Trinanda Hamid, Gita Reza Nadhani, Usi Rahmawati Redaktur Pelaksana Marketing Nadya Rahma A. Staff Nur Latifah, Dinda Nadia P. P., Yosi Yumika Herman, Annisa Nurul Aisyah Redaktur Pelaksana PSDM Kevin Purba Staff Indah Khairani, Umi Nafiatul U., Azwina Eka Ariyanti, Amrina Rida, Hapsari Redaktur Pelaksana Litbang Aditya Galih Staff Nurfa'ik Nabhan, Sinung Wikunto
SALAM MAHASISWA!
rubrik lainnya yang tentu saja
SALAM PESTA DEMO-
tidak boleh dilewatkan.
KRASI!
S
Bukan dibuat untuk seke-
ebuah momentum pe-
dar pemenuhan RAB, Majalah
milihan umum daerah
Opini Edisi ini disusun dengan
telah di depan mata.
harapan dapat memberikan re-
Tak berdiam diri, Majalah
ferensi memilih bagi mahasis-
Opini edisi 48 tahun 2018 hadir
wa FISIP untuk menyambut
sebagai upaya mengeksekusi
pesta demokrasi di Jawa Te-
momentum tersebut dari sudut
ngah.
jurnalistik. Tahun ini kami me-
Terima kasih telah mem-
nyajikan rangkaian berita isti-
baca Majalah Opini. Jangan
mewa terkait Pilkada Jawa Te-
berhenti disini dan terus lanjut-
ngah dibawah tajuk 'Menuju Ja-
kan membaca serangkaian ru-
teng 1: Adu Strategi Rebut Sua-
brik lainnya yang sudah tidak
ra Mahasiswa'.
sabar menunggu untuk dibaca.
Majalah edisi ini dikemas
Seluruh Staff Opini merasa ter-
menjadi lebih menarik dengan
hormat telah berhasil menyaji-
berbagai narasumber dari partai
kan edisi ini di kalangan pem-
politik, dosen dan mahasiswa
baca cerdas.
FISIP yang memiliki hak suara dalam Pilkada Jateng. Belum
Salam Generasi Muda Anti
cukup, edisi ini juga dipertajam
Golput!
dengan hasil survei Tim Lit-
Salam Redaksi,
bang Opini dan analisis dari do-
Gita Nindya Elsitra
sen. Tak hanya seputar Pilkada
Redaktur Pelaksana Majalah
Jateng, nikmati pula rangkaian
Opini
3
Daftar Isi
6
Laporan Umum
“ Sosok calon Pemimpin Jawa Tengah “ “Sukseskan Pilgub Jateng 2018
Laporan Khusus
21
Politik Sosial
29
31
Figur
5.
Editorial 19. Fisip Beropini 23. Analisis Reflektif 25. Lensa Opini 34. Prestasi 39. Puisi
4
MAJALAH OPINI 48
37
Berkelana
Editorial
Tantangan
Kampanye
lewat Media Sosial
T
ahun 2018, Jawa Tengah memiliki agenda besar untuk memilih pemimpin barunya. Dua pasangan calon beradu gagasan dan strategi untuk memperoleh kursi nomor satu di Jawa Tengah. Petahana Ganjar Pranowo kembali bersaing dengan menggandeng Taj Yasin dalam Pilgub Jateng 2018 ditantang oleh Sudirman Said dengan Ida Fauziyah. Dilansir dari kompas. com, jumlah pemilih pemula Jateng tahun 2018 adalah 1,4 juta orang dari 27 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, pemilih pemula tetap menjadi pemilih potensial. KPU Jateng pun melakukan roadshow ke kampus-kampus di Jawa Tengah untuk menggaet para pemilih pemula mau meng-gunakan hak suaranya pada 27 Juni mendatang. Bicara pemilih pemula yang dekat dengan media sosial, tentunya tim sukses kedua calon harus memperluas media kampanyenya, tidak hanya me-lalui media lama seperti baliho, pamflet, radio, dll. Media sosial dapat menjadi alat branding bagi tim sukses untuk meyakinkan
pemilih pemula memilih calon usungan mereka . Kemudahan komunikasi yang ditawarkan media sosial memiliki sisi positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kampanye lebih murah dan lebih personal sampai ke pembaca pesan. Namun, media-media sosial tidak memiliki ruang redaksi yang menyeleksi isu-isu mana yang layak tampil. Sehingga media sosial juga bisa membawa sisi negatif karena setiap akun di media sosial bebas membagikan isu apa pun, termasuk kampanye hitam dan hoaks yang berpotensi memecah belah pemilih. Pemilih pemula umumnya masih baru dalam dunia politik. Mereka masih mencari sumber rujukan yang dapat mempengaruhi minat me-milih. Kesempatan ini dapat digunakan tim sukses untuk meyakinkan atau menghasut pemilih pemula untuk memilih calon usungan mereka. Tim sukses dapat menyebarkan segala informasi tentang profil
calon serta program kerja yang dicanangkan calon tersebut. Sayangnya, banyak pula akunakun tak didaftarkan secara resmi oleh pasangan calon ke KPU, ikut menyebarkan konten terkait calon-calon pemimpin yang bertarung yang tidak sesuai fakta, hanya sekedar cocoklogi, dan ada pula yang menyinggung SARA. . Harapan kami, bagi seluruh pemilih, khususnya pemilih pemula sebaiknya mencari informasi tidak hanya dari satu sisi, namun dari ke-seluruhan sisi. Pemilih yang mengakses konten di media sosial harus bersikap skeptis, serta mengecek kebenaran dari konten tersebut. Sumber dari informasi harus jelas, agar dapat dipertanggungjawabkan. Tak hanya itu, pengawasan konten-konten di media sosial tak hanya jadi tugas Banwaslu atau Polri sendiri. Tim sukses dan pemilih juga dapat ikut mengontrol konten yang tersebar di media sosial. .
5
Laporan Utama
GANJAR-YASIN: NASIONALIS DAN AGAMIS MASA DEPAN JATENG Oleh : Nyoman Bagus Wibisana
G
anjar Pranowo, atau akrab di sapa Pak Ganjar, adalah calon gubernur petahana yang telah melaksanakan mandat gubenur sejak 2013. Ia dicalonkan kembali oleh PDIP dan di dukung oleh partai koalisi yang terdiri dari Nasdem, Golkar, Hanura, dan PPP berkat track record kerjanya yang dinilai oleh masyarakat memuaskan.
6
MAJALAH OPINI 48
Properti LPM OPINI
Masyarakat yang puas oleh kerja pemerintahan Ganjar, menurut survey Indikator Politik Indonesia, sebesar 71%. Hal ini karena salah satu program kerjanya seperti Kredit Mitra 25 diakui oleh Buya Syafi Maarif, mantan ketua umum PP Muhammadiyah, adalah kredit tanpa agunan yang dibutuhkan oleh rakyat. Program yang lain seperti pembangunan infrastruktur meliputi Bandar Udara Internasional Ahmad Yani dan tol Trans Jawa, merupakan hasil kerja pemerintahan Ganjar selama 4 tahun memimpin Jawa Tengah. Wakilnya, Taj Yasin, adalah anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dan merupakan pentolan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kiprahnya di DPRD Jateng di Komisi E yang membidangi pengawasan dalam bidang ke-sehjahteraan rakyat, agama, pendidikan,
olahraga, dan pemuda, ia lakoni dengan cemerlang. Ia pun sempat di gadang-gadang untuk maju menjadi calon gubernur dalam Pilgub Jateng 2018 tetapi PPP mencalonkannya menjadi cawagub mewakili Ganjar Pranowo. Meskipun begitu, Taj Yasin tetap melaksanakan amanat yang di amanahkan PPP kepadanya. Ia langsung memproses untuk mundur dari DPRD Jateng dan menuju ke rumah dinas gubenur untuk foto bersama Ganjar sebagai syarat daftar KPU 9 Januari lalu. Mengusung konsep nasionalis dan agamis ini
menjadi kandidat kuat di Pilgub Jateng 27 Juni nanti. Pasalnya, elektabilitas GanjarYasin masih lebih tinggi dibanding pasangan Sudirman Said, menurut survei Indikator Politik Indonesia Maret 2018, 72,4% warga Jawa Tengah masih memepercayai Ganjar untuk menjadi Gubernur Jawa Tengah. Tingginya persentase mengingat Ganjar masih menjadi incumbent terkuat saat ini, sedang Taj Yasin adalah putra K.H Maimun Zubair ulama kondang yang dihormati warga Jawa Tengah.
NASIONALIS DAN AGAMIS MASA DEPAN JATENG Penggabungan antar Ganjar Pranowo dan Taj Yasin banyak dijuluki gabungan antara nasionalis dan agamis. Semasa kuliah di UGM Ganjar aktif menjadi aktivis kampus yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa naisonal indonesia (GMNI). Melalui GMNI lah jiwa nasionalis mulai tertanam kuat dalam dirinya. Sedankan Yasin, sudah ditanamkan nilai religius sejak kecil. Bukan tanpa alasan, Yasin merupakan lulusan Pondok Pesantren Al Anwar sarang Rembang dan pernah berkecimpung di Organisasi elajar Indonesia di Damaskus. Sekretaris tim kampanye Ganjar-Yasin, Abdul Syukur, membandingkan penggabungan ini seperti Soekarno dulu pada saat kemerdekaan memilih wakilnya, Muhammad Hatta. “Bangsa ini dibangun dalam narasi nasionalis dan agama. Sebagaimana dulu Pak Karno memilih wakil Bung Hatta, Bung Hatta adalah kalangan santri” ucapnya saat ditemui di ruang Fraksi PPP DPRD Provinsi Jawa Tengah. (5/4) Penjodohan kedua paslon ini pun diharapkan oleh Abdul Syukur dapat mencerminkan bagaimana kemudian pemimpin bisa mengakomodir aspirasi dari kalangan nasionalis sampai kalangan agamis. “Sehingga tidak ada kemudian kalangan agamis merasa disingkirkan atau tidak diakomodir” ucapnya.
Alasan lain penggabungan antara Ganjar – Yasin yang dilakukan oleh PDIP dan partai koalisi adalah untuk menghindari konflik yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta. Untuk itu PDIP melakukan komunikasi politik dengan pihak PPP untuk memasangkan Ganjar dengan kader terbaiknya. Permintaan ini pun langsung diajukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Terpilihlah pada saat itu pentolan terbaik PPP, yakni Ta j Ya s i n . P e r m i n t a a n pasangan ini pun dilakukan pada saat detik-detik terakhir pengumuman kedua pasangan calon. “Jam 9 pagi pengumuman, itu kira-kira jam 6 atau jam 7 pagi baru nama itu disebut.” Ujar Syukur. Penggabungan ini, kata Syukur, harus diikuti oleh program dan aksi nyata. Hal ini ditunjukan dengan program yang bercirikan agamis yang dicanangkan oleh Taj Yasin. Saat konsolidasi pemenangan G a n j a r - Ya s i n y a n g d i laksanakan Maret lalu di Hotel Sahid, Surakarta, ia berkata akan menggolontorkan dana APBD Pemprov Jateng sebesar 331 miliar untuk madrasah diniyah dan pondok pesantren. Dana itu akan digunakan untuk program kesehjahteraan guru madin (madrasah diniyah), TPQ, dan pondok pesantren. Ia juga memastikan agar dana itu mengalir sesuai dengan ketentuan. “Kami sudah memanggil dan mengajak musyawarah pakar hukum tata negara. Bertanya
boleh nggak ini dibiayai pemerintah daerah? Alhamdulillah semua sepakat bisa dibiayai pemerintah daerah” Ucapnya Ganjar pun juga memperhatikan kaum nasionalis. Saat debat pertama dilakukan, Ganjar ditanya tentang bagaimana mensinergikan kaum nasionalis dengan santri. Ia menjawab bahwa golongan santri merupakan golongan yang gayeng untuk diajak diskusi. Diskusi antar dua kelompok ini harapanya dapat jadi benteng Pancasila. Tentunya pasangan ini tidak melupakan masalah lainya yang ada di Jateng. Masalah seperti Kemiskinan, Infrasrtuktur di beberapa daerah yang masih harus diperbaiki, beberapa PLTU yang mencemari lingkungan dan PT Semen Indonesia yang ditolak oleh masyarakat Rembang juga masih menjadi PR pasangan ini jika terpilih nantinya. Program unggulan Ganjar-Yasin untuk menyelesaikan salah satu masalah di atas adalah program ekotren. Ekotren adalah program pengurangan angka kemiskinan yang disesuiakan dengan tren ekonomi masa kini. Program ini dilakukan dengan kulakan atau membuka warung kecil di tempat-tempat strategis yang akan dibawahi oleh 5-6 orang. Rencananya kulakan ini akan dibuka di 35 kabupaten/kota di Jateng. Dengan program ekotren ini pasangan calon Ganjar-Yasin yakin dapat menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan
7
Laporan Utama
https://news.okezone.com/
M E N A R I K S I M PAT I GENERASI ZAMAN NOW Sesuai Jadwal dari KPU, kampanye mulai dilakukan sejak tanggal 15 Februari – 23 Juni. Kegiatan kampanye yang dicanangkan oleh KPU untuk paslon mencakup penyebaran bahan kampanye, pemasangan APK, tiga kali debat publik, masingmasing digelar tanggal 20 april, 3 mei dan 21 juni serta kegiatan sosial, kebudayaan, olahraga, dan kampanye media sosial. Kampanye dari pasangan calon Ganjar – Yasin dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, dilakukan oleh tim kampanye partai politik pengusung yang t e r d i r i d a r i P D I P, P P P, Demokrat, Golkar, dan Nasde. Kelompok kedua adalah tim relawan, baik itu dari tim relawan Ganjar atau dari tim relawan Taj Yasin.
8
MAJALAH OPINI 48
Kegiatan kampanye antar dua kelompok itu mempunyai jalan masingmasing. Walaupun terkadang antar tim partai politik dan relawan bertemu di tingkat kabupaten, kecamatan atau kelurahan. Ganjar maupun Gus Yasin bertemu dengan partai pengusung di tingkat kabupaten, juga tim relawan di tingkat kabupaten, serta tim santri kyai ditingkat kabupaten. Saat bertemu itulah dilakuan sosialisasi dan soliditas ditingkat mesin politik mesin politik masingmasing partai politik pengusung. Mulai dari struktural partai dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan hingga tingkat desa.
Kampanye yang dilakukan mengincar beberapa kelompok tak terkecuali pemilih pemula. Pemilih pemula memiliki definisi yaitu pemilih yang baru pertama kali memilih terdiri dari pemilih yang baru beranjak 17 tahun, yang sudah menikah, dan pensiunan dari TNI atau polri yang baru mendapatkan hak pilih. Mengacu dari data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4), dari Direkrorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri, didapatkan jumlah pemilih pemula di Jateng berjumlah 1.451.268 dari 27.068.125 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Angka pemilih pemula ini belum ditambahkan TNI atau Polri yang pensiun karena belum ada pemutakhiran data. Kelompok pemilih pemula tersebut belum ditambah kelompok usia 1725 tahun yang disebut dengan generasi milllenial. Generasi millenial ini memiliki suara di Pilgub Jateng sebesar 4.662.173 pemilih. Angka ini adalah angka kedua terbesar setelah kelompok usia 30-40 tahun. Banyaknya suara yang dipegang oleh generasi millenial dan pemilih pemula membuat sekretaris tim kampanye Abdul Syukur, memilih menggunakan media sosial untuk mengampanyekan pasangan calon yang diusung. “Kelebihan dari pasangan Ganjar-Yasin ini adalah
disamping mereka, Taj Yasin memiliki basic santri dan Ganjar adalah tokoh nasionalis yang populis, tapi keduanya memiliki kesamaan yaitu kemampuan gaya kampanye melalui medsos yang cukup kita kenal” ucap Abdul Syukur. Penggunaan media sosial untuk kampanye kepada generasi millenial ini bukan tanpa alasan, sebab generasi millenial adalah kelompok yang paling mendominasi penggunaan di media sosial. Mengacu pada survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet terbesar adalah kelompok usia dari 19-34 tahun dengan besaran 49% dari 143 juta warga di seluruh Indonesia. Penggunaan media sosial diantara layanan lainnya pun terbesar kedua setelah Chatting dengan persentase sebesar 89% per harinya. Kemampuan Ganjar dalam media sosial sangat baik, sampai dijuluki gubernur twitter Indonesia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Ganjar menggunakan Twitter sebagai sarana komunikasi langsung dnegan warga Jawa Tengah yang ingin melaporkan keluhan. Selain Twitter, Ganjar juga menggunakan Facebook dan Instagram untuk pengaduan publik kepadanya. Menjawab keluh kesah publik pun bukan sesuatu yang ia lakukan, tetapi juga memberitahukan kepada masyarakat akan infrastruktur yang sudah jadi atau tentang kelompok masyarakat yang memiliki andil banyak dalam
pembangunan tetapi kurang diperhatikan. Bahkan ia juga sempat memposting di akun Instagramnya, video reaksi bayi saat merasakan asamnya jeruk lemon. Ini yang membuatnya terasa dekat dengan generasi millenial yang dapat dilihat dari beragam komentar di Instagram. Sementara Taj Yasin baru mulai menggunakan internet tetapi mulai pelanpelan mengukuti jejak pasanganya. Syukur pun memandang positif dengan adanya media sosial karena mendekatkan pemimpin kepada rakyatnya. Hal negatif dari media sosial adalah mudahnya tersebar berita hoaks. Contoh adalah berita hoaks tentang kartu tani yang bermasalah di beberapa daerah. “Pak Ganjar tentu saja meminta laporan segera mungkin” Ucap Syukur. Setelah dimintai laporan dan mengumpulkan seluruh kepala dinas pertanian se-Jateng, Syukur me-ngungkap bahwa banyak dari laporan tersebut yang merupakan berita hoaks. Ia pun khawatir akan berita hoaks yang mudah t e r s e b a r. I a j u g a m e ngungkapkan bahwa ternyata ada yang ternak akun untuk menyebarkan berita-berita hoaks. Ternak akun ini dimiliki oleh satu orang dan akun-akun yang di media sosial tersebut digunakan untuk melakukan black campaign atau berita hoaks yang menyudutkan lawan-lawan politk. Te t a p i k a r e n a kesigapan Ganjar Pranowo dan Gus Yasin dalam mensikapi berita hoaks, Abdul Syukur
yakin setiap berita yang salah dapat diluruskan. “Pak Ganjar selalu sigap” tegasnya. ANALISIS DOSEN Dosen Ilmu Politik & Pemerintahan, Yuwanto Ph.D, dimintai oleh pihak OPINI untuk menganalisis wawancara yang kami lakukan dengan sekretaris tim kampanye Ganjar – Yasin. Ia berkata bahwa dikotomi nasionalis dan agamis itu tidak pas. “Itu sebenarnya secara filosofis, dikotomi yang tidak pas. Seolah-olah seorang nasionalis itu tidak agamis atau islamis dan orang yang dicirikan dengan islamis itu tidak nasionalis. Jadi artinya bahwa istilah itu sebenarnya istilah yang sudah bias. Karena politik praktis di dalam demokrasi kepemiluan akhirakhir ini, khususnya pilkada” ucap Yuwanto saat ditemui di ruang Dosen Ilmu Politik & Pemerintahan. (16/4) Ia mengatakan bahwa dikotomi nasionalis dan agamis adalah dampak dari politik identitas yang kemarin digunakan di Pilgub DKI Jakarta dan menurutnya itu merusak . Sektarianisme, ucapnya, yang dikembangkan sebagai komoditas politik mempunyai daya rusak yang serius dan lebih bertahan lama daripada isu money politics. “Money politics itu merusak, tapi daya rusaknya tidak separah dari sektarianisme melalui politk identitas itu.” Tegas Yuwanto. Harap beliau tidak usah menggunakan dikotomi atau kombinasi itu dalam pengertian sempit. “Jadi biar saja kedua pasangan cagub-
9
Laporan Utama cawagub ini bertarung pada tataran program� tuturnya. sebagai contoh, pada masa pemerintahannya Ganjar mempunyai program Kartu Tani dan Kartu Nelayan tetapi jika Sudirman Said nanti menjabat maka langkah pertama yang ia lakukan nanti adalah menghapuskan kartu petani. “Lah ini sudah nggak papa. Sudah adu Program� ucap Yuwanto. Jika tetap ingin mengambil paham nasionalis dan agamis ini, menurut Yuwanto, program yang disuguhkan menargetkan kesehjahteraan rakyat Jateng. Yuwanto memberi contoh untuk kalangan nasionalis,
10 MAJALAH OPINI 48
maka harus fokus pada hal-hal yang menyebabkan persatuan itu tidak kuat, misal adalah kesenjangan. Seperti kesenjangan politik, sosial, kultural, dan ekonomi diantara masyarakat yang berbedabeda etnis, agama, ras, atau golongan harus dikembangkan oleh mereka yang mengklaim sebagai nasionalis. Sedangkan untuk kalangan agamis, karena agamis disini membicarakan tentang agama Islam dan dari segi pasangan calon yang dilihat disini adalah Gus Yasin atau Ida Fauziah, Yuwanto memberi contoh tentang program yang menggarap sektor-sektor yang identik
dengan Islam, misal pondok
SUDIRMAN-IDA : TAK GENTAR WALAU DI KANDANG BANTENG Oleh : Mukhammad Faizal Maghriza
G
PROFIL SUDIRMAN-IDA Sudirman Said lahir di Brebes, 16 April 1963, sebelumnya ia lebih dikenal sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo. Sudirman Said mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 1990 dan melanjutkan pendidikan di George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat dengan gelar Master of Business Administration. ia juga dikenal sebagai aktivis antikorupsi dan sempat mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia bersama beberapa tokoh antikorupsi lainnya.
TEKS
TEKS
Properti LPM OPINI
anjar Pranowo dan Taj Ya s i n t e n t u t i d a k sendirian dalam memperebutkan kursi Jateng Satu, adalah Sudirman Said dan Ida Fauziyah yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk bersaing menjadi gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah 2018-2023. Wa l a u p u n S u d i r m a n - I d a bersaing di 'kandang banteng' dimana Jawa Tengah merupakan basis massa PDI-Perjuangan, namun pasangan ini tidak gentar untuk meraih kursi Jateng Satu.
font Calibri 10 spasi 100%
font Calibri 10 spasi 100%
Sedangkan sang calon wakil gubernur yaitu Ida Fauziyah lahir di Mojokerto, 16 Juli 1969. Dibesarkan dikalangan keluarga nahdliyin, Ida banyak berinteraksi dengan kegiatan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ida dikenal sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia mewakili daerah pemilihan Jawa Timur VIII, menjadi anggota termuda pada 1999 dan memimpin sidang paripurna perdana, Ida telah menjabat sebagai anggota DPR dari PKB mulai tahun 1999 sampai saat ini. Sebelum digaet untuk mendampingi Sudirman Said pada Pilgub Jateng tahun
ini, Ida tergabung dalam Badan Anggaran dan Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, komunikasi, dan informatika. Sudirman-Ida mengusung visi 'Mbangun Jateng Mukti Bareng mencapai kehidupan warga Jawa Tengah yang adil, sejahtera, maju, dan beradab'. Visi ini dituangkan dalam 22 janji kerja yang akan mereka laksanakan jika terpilih, mereka juga memiliki tiga prioritas strategis yaitu menurunkan angka kemiskinan menjadi enam persen, membuka lima juta lapangan kerja, serta membangun pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi.
11
Laporan Utama Memilih Sudirman Said dan Ida Fauziyah sebagai pasangan calon yang diusung rupanya bukanlah proses yang tiba-tiba, setidaknya itulah yang dikemukakan Ikhsan Mustofa, selaku sekretaris tim pemenangan Sudirman-Ida saat ditemui di Kantor DPW PKS Jawa Tengah, Sabtu (5/5). “Di PKS sendiri ada semacam lembaga yang mengurusi Pilkada, itu jenjangnya dari kabupaten dan kota, provinsi, lalu diusulkan ke pusat. Lembaga tersebut tugasnya melakukan komunikasi ke dalam dan ke luar, untuk ke dalam kita melakukan secara demokrasi kepada seluruh kader dengan mengadakan pemilu raya internal,” kata Ikhsan. Dari hasil pemilu raya tersebut, muncul sejumlah nama yang dianggap potensial, nama dari kalangan internal seperti Hidayat Nur Wahid, ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, wakil ketua DPW PKS Jawa Tengah Ahmadi, hingga dari eksternal seperti gubernur incumbent Ganjar Pranowo dan bupati Kudus Musthofa muncul ke permukaan, namun pada akhirnya nama Sudirman Said lah yang paling banyak dipilih. Prestasi dan latar belakang Sudirman Said menjadi salah satu penyebab mengapa ia yang akhirnya dicalonkan. “Prestasi beliau cukup banyak, dan untuk orang yang memiliki prestasi besar dan pernah jadi menteri, kemudian mau kembali dan membangun daerahnya adalah suatu penghargaan bagi kami jika
12
MAJALAH OPINI 48
ada orang seperti itu,” kata Ikhsan. Setelah berhasil mendekati Gerindra dan PAN untuk berkoalisi, mencari pendamping Sudirman adalah hal yang mereka lakukan, gagal menyandingkan Taj Yasin Maimoen yang awalnya diinginkan Sudirman untuk mendampinginya, menjelang pendaftaran ditutup masuklah PKB dan memilihkan Ida Fauziyah sebagai calon wakil gubernur. Termasuk salah satu kader terbaik, sosok yang berprestasi, dan Jawa Tengah yang membutuhkan sosok ibu menjadi alasan Ida dipilih. Batal melakukan deklarasi bersama walau panitia telah dibentuk dikarenakan waktu penutupan pendaftaran semakin dekat, akhirnya mereka mendaftarkan pasangan ini dan kemudian lolos seleksi dari Komisi Pemilihan Umum dan menjadi penantang Ganjar-Yasin. M E N Y O R O T I KEPEMIMPINAN INCUMBENT Beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Tengah saat ini menjadi sorotan kubu Sudirman Said, bahkan dalam debat-debat terbuka yang dilakukan hal ini menjadi sorotan, seperti masih banyak hal bersifat rutinitas yang dilakukan, kemudian penitikberatan fokus pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur daerah yang sejalan dengan pemerintah pusat membuat pemerintah Jawa Tengah dianggap lupa dengan sektor
ekonomi. Pembangunan infrastruktur dianggap hanya menolong ekonomi makro, sedangkan sektor mikro menjadi sulit berkembang, untuk hal ini Sudirman-Ida memiliki solusi yang juga tertuang dalam tiga prioritas strategis dimana salah satunya adalah menumbuhkan lima juta wirausahawan baru, dan dalam 22 janji kerjanya menargetkan sejuta wirausaha perempuan. “Fokus pada infrastruktur tersebut berdampak pada bantuan keuangan untuk starter UMKM menjadi kurang diperhatikan,” kata Ikhsan. Kurangnya penataan RT dan RW juga menjadi sorotan, Ikhsan membandingkan dengan jaman gubernur Jateng terdahulu Bibit Waluyo yang dianggap tegas dalam memberikan izin pembangunan di lahan subur. Masalah petani juga menjadi sorotan Sudirman Said dalam berbagai kesempatan, dalam debat-debat terbuka yang telah diselenggarakan Sudirman selalu menekankan pada penghapusan kartu tani yang membuat petani menjadi kesulitan. “Dengan adanya kartu tani, anggaplah pendataan sukses, tetapi untuk pengelolaan subsidi pupuk jadinya kurang beres, petani kita ini kan ke sawah sering berlumpur dan sebagainya, untuk membeli pupuk dengan kartu itu kesulitannya disitu, dan itu benar-benar terjadi saat kita turun ke lapangan,” tutur Ikhsan.
Bahkan menurut Ikhsan, ada beberapa koperasi yang membantu petani-petani yang kesulitan menggunakan kartu tersebut untuk mengisikan dan membeli pupuk bagi mereka. “Memang petani kita ini belum familiar dengan hal seperti itu, untuk buku tabungan yang biasa untuk ke bank untuk print, setor, dan semacamnya saja mereka enggan untuk berinteraksi dengan ini, nah ini sudah pakai kartu,” tambahnya. Salah satu target yang ingin dicapai Sudirman Said dan Ida Fauziyah adalah menurunkan angka kemiskinan menjadi enam persen, dikatakan Ikhsan bahwa Sudirman Said sendiri optimis dengan hal tersebut selama clean governance dan langkah-langkah yang dilakukan baik, maka pendapatan di Jawa Tengah akan meningkat. “Dan kalau itu memang dipaksa-paksakan hanya segitu, kita hubungan dengan pemerintah pusat supaya anggaran dari pemerintah pusat turun ke provinsi untuk kita turunkan lagi ke
kabupaten dan kota ini besar, saya kira mampu dinaikkan, akhirnya belanjanya pun akan naik, alokasi untuk pemerhatian urusan menangani sektor lainnya juga begitu,” jelas Ikhsan. MENDEKATI PEMILIH PEMULA Pemilih pemula dianggap menjadi pangsa yang sangat potensial bagi pasangan Sudirman-Ida, jumlah dan presentasenya yang tidak sedikit yaitu sekitar 1,4 juta pemilih membuat kelompok ini menjadi sasaran untuk meraup suara, jumlah, tim pemenangan pun mencoba menawarkan pasangan Sudirman-Ida sebagai pasangan yang bisa memperhatikan kaum muda. “Pemilih pemula ini luar biasa, mereka cenderung tidak terbiasa terbingkai arahan tertentu, mereka mencari yang menurut mereka menyenangkan dan lain sebagainya, oleh karena itu kita perlu memberikan solusi bahwa kami ini yang memiliki perhatian pada kalian,” kata Ikhsan.
Untuk mendekati pemilih pemula ini, mereka mencoba masuk melalui hal-hal yang disukai oleh pemilih pemula, salah satunya adalah melalui media sosial dan online yang cukup digandrungi mayoritas pemilih pemula, tetapi untuk hal yang satu ini Ikhsan mengakui bahwa sektor media sosial masih belum tergarap dengan baik dan total dibandingkan dengan daerah lain, akan tetapi mereka tetap berupaya untuk mendekati sektor pemilih pemula, entah itu dalam bentuk tulisan, foto, lagu, dan lain sebagainya. Selain melalui media sosial, mereka berusaha masuk ke komunitaskomunitas untuk bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan sosok Sudirman Said dan Ida Fauziyah, mereka juga fokus untuk memaksimalkan barisan muda dari partai-partai anggota koalisi pengusung, diharapkan jejaring tersebut bisa optimal membantu kemenangan Sudirman-Ida di Pilgub Jateng nanti. Terlepas dari rencana mereka, black campaign masih mengintai pasangan SudirmanIda. Ikhsan sendiri mengatakan bahwa mereka cukup sering terkena black campaign, bahkan ia mencontohkan salah satu black campaign yang pernah menghantam partainya yaitu PKS dan pasangan Sudirman-
13
Laporan Utama Ida. Ikhsan pun mengatakan bagi kader PKS haram hukumnya menggulirkan berita hoax dan black campaign, kader telah dididik agar tidak terpancing dan terprovokasi black campaign, upaya tersebut dilakukan agar nantinya kader tidak tersandung peraturan dari Panwaslu dan melanggar Undang-Undang Internet dan Transaksi Elektronik. Untuk saat ini pasangan SudirmanIda menurut Ikhsan belum terkena black campaign, Ikhsan menyebut bahwa sosok keduanya yang santun menjadi alasannya. Contoh ketika Sudirman Said dikawal oleh Patwal, ia menginginkan agar Patwal tidak melanggar lalu lintas dengan melewati lampu lalu lintas, atau sikap Ida Fauziyah ketika dalam debat dan berkomunikasi dengan tim pemenangan yang menunjukkan kesantunannya. Menyoal elektabilitas Sudirman Said dan Ida Fauziyah yang masih tertinggal dari Ganjar Pranowo dan Taj Yasin, Ikhsan mengaku tidak khawatir dikarenakan Ganjar sudah lima tahun ada di Jawa Tengah sebagai gubernur, sedangkan Sudirman sendiri terhitung baru setahun ini beredar di kalangan masyarakat Jawa Tengah, baginya ini adalah usaha dari tim pemenangan untuk meningkatkan elektabilitas Sudirman. Merekapun tidak merisaukan anggapan bahwa Jawa Tengah adalah 'kandang banteng', karena menurut mereka yang dijual saat ini adalah pemimpin bagi Jawa Tengah, hubungan dengan
14
MAJALAH OPINI 48
partai pengusung Ganjar pun juga masih mereka jaga dengan baik, sehingga tidak ada permasalahan diantara mereka. A N A L I S I S S T R AT E G I SUDIRMAN-IDA : TIDAK PERLU KUASAI SEMUA JAWA TENGAH Janji kerja, rancangan program, dan strategi untuk merebut hati masyarakat Jawa Tengah telah disuarakan oleh Sudirman Said dan Ida Fauziyah beserta tim pemenangannya, termasuk untuk meraih dukungan dari kaum milenial yakni para pemuda dan mahasiswa yang pasarnya dinilai cukup potensial, setidaknya itu yang dikatakan oleh Dr. Drs. Adi Nugroho, M.Si, dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP. Adi menganggap bahwa pemilih pemula dapat membantu meningkatkan perolehan suara yang akan didapatkan masing-masing pasangan calon, pertimbangan yang masih belum terlalu banyak dianggap menjadi alasan sektor ini cukup menarik. “Pemilih pemula itu istilahnya pertimbangannya belum banyak, karena dia masih baru dalam dunia politik, pemilih baru mereka masih mengikuti siapa yang jadi rujukan mereka, nah kalau itu digarap intens dengan strategi tertentu, maka dia bisa meraih dukungan untuk mendukung suara mereka tadi,� kata Adi saat ditemui di ruang Departemen Ilmu Komunikasi, Rabu (16/05). Lebih lanjut, melihat pemilihan Ida Fauziyah se-
bagai calon wakil gubernur yang memiliki latar belakang dan fokus berbeda dengan Sudirman Said, Adi mengatakan bahwa hal tersebut lumrah terjadi, alasannya adalah untuk mengambil potensi suara dari pemilih yang belum terjangkau oleh Sudirman Said sendiri. Menurut Adi, partai pengusung melihat Ida Fauziyah berpotensi untuk meraih dukungan dari pemilih yang belum terjangkau oleh sosok Sudirman Said, kemungkinan yang akan disasar adalah kelompok-kelompok agama, kemudian bisa diraih pula suara dari perempuan Islam terutama dari NU, dia juga ingin meraih suara dukungan dari kaum perempuan di Jawa Tengah yang jumlahnya relatif juga cukup besar juga. Prestasi Sudirman Said dan Ida Fauziyah yang dianggap sebagian kalangan sebagai bapak dan ibunya warga Jawa Tengah apabila terpilih nanti juga menjadi sesuatu yang bisa menjual kepada calon pemilih. “Model seperti itu nggak salah juga, dalam artian itu bisa dijual juga, bahwa Sudirman menjadi sosok bapak, Ida menjadi sosok ibu, sehingga bisa menjadi bapak ibunya warga Jawa Tengah itu, saya kira cukup mengena juga, karena rivalnya ini bapak-bapak semua, maka diharapkan bisa untuk itu,� kata Adi. Namun ia menyoroti,
untuk hal seperti ini belum dikomunikasikan dengan baik oleh tim pemenangan untuk mendongkrak suara Sudirman-Ida. Dari segi program yang akan dilaksanakan, pemilihan Ida Fauziyah sebagai wakil diharapkan mampu memaksimalkan kebijakan-kebijakan yang lebih menyentuh perempuan, adanya posisi perempuan sebagai wakil gubernur, dalam hal ini Ida Fauziyah, dianggap mengetahui problem perempuan sehingga masalah perempuan dapat lebih dikerjakan. Selain itu, menyikapi 22 janji kerja dan tiga prioritas strategis yang dicanangkan, Adi menyarankan sebaiknya bahasa yang tercantum lebih menggunakan bahasa yang populis dan sederhana, tetapi untuk konteks debat, bahasa yang ilmiah lebih disarankan. Masih menurut Adi, seluruh strategi komunikasi harus dijalankan untuk meraih suara, karena media-media yang digunakan oleh warga Jawa Tengah di satu wilayah dengan wilayah lain memiliki perbedaan, A d i menco ntohk a n bahwa di perk otaan cend erun
g menggunakan media sosial, tetapi di sebagian kabupaten masih menggunakan media konvensional, bahkan di pedesaan untuk menarik pemilih menggunakan pengaruh dari tokoh setempat dengan bahasa yang sederhana Bahkan untuk memenangkan Pilgub Jawa Tengah tahun ini, Adi mengatakan bahwa pasangan calon tidak perlu untuk memenangkan seluruh wilayah Jawa Tengah, minimal dengan menguasai pemilih dari 60 persen wilayah Jawa Tengah, masing-masing calon juga telah memiliki wilayah yang mereka incar untuk meraup suara, tinggal bagaimana tim pemenangan melakukan strategi komunikasi yang tepat untuk mendapatkan suara. Pasangan Sudirman-Ida juga diminta untuk menjaga kebaikan dan kesantunan mereka yang telah mereka tunjukkan selama ini, hal tersebut menurut Adi disebabkan kabar yang beredar akhir-akhir ini bahwa Ganjar terlibat kasus KTP elektronik, dan apabila
kasus tersebut terbukti, Sudirman-Ida berpotensi mendapat limpahan suara dari Ganjar-Yasin, selain itu karena prestasi Ganjar yang terbilang biasa-biasa saja, para undecided voters juga bisa digarap oleh tim pemenangan Sudirman-Ida, sikap yang masih gamang dari para pemilih ini membuat potensi mereka untuk masuk ke Sudirman-Ida perlu digarap seintens mungkin.
“MBANGUN
JATENG,
MUKTI BARENG�
15
D
i lansir di Kompas. com perolehan Pilgub Jateng pada tahun 2013 memiliki suara sebesar 14.259.945 dari 27.385.985 pemilih. Angka ini memiliki persentase sebesar 56%. Jika dibandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa Timur maka partisipasi Jawa Tengah adalah terendah dari kedua daerah tersebut. Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah, Joko Purnomo, merespon tentang partisipasi yang rendah ini. Ia berkata bahwa masyarakat Jawa Tengah merupakan masyarakat perantau, banyak para penduduk Jawa Tengah tidak pulang karena dituntut pekerjaan. Sebanyak 30% penduduk Jawa Tengah yang memiliki hak pilih tidak pulang karena tuntutan pekerjaan ini. “Dari kondisi itu ketika mereka enggak pulang, maka partisipasi tampak rendah” kata Joko Purnomo saat ditemui di gedung KPU Provinsi Jawa Tengah. (17/5) Ia mengungkapkan masyarakat perantau ini pergi ke daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, atau DIY dan kemudian juga ada TKI yang pergi ke luar negeri. Penduduk
Ketua KPU Jawa Tengah, Joko Purnomo, ditemui di gedung KPUjateng (17/5).
Jawa Tengah juga ada yang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Perantau yang diluar negeri dan tidak bisa memilih karena adanya faktor teknis. “Faktor teknis itu begini, jadi waktu pemilihan itu memang dijadikan hari libur tetapi yang dari luar negeri, TKI, itu kan tidak mungkin pulang. Yang kedua, begitu juga diluar jawa yang dengan hal itu dia perlu biayalah. Sementara masyarakat ini merantau dalam rangka untuk mencari biaya hidup” ucapnya. Perantau yang berada di sekitar Jawa Tengah yang tidak bisa pulang pun dapat mengisi formulir A5. Formulir A5 adalah formulir yang digunakan untuk mereka yang pindah domisili atau bekerja di tempat lain di luar Jawa Tengah yang berbeda dengan alamatnya di KTP. Joko menjelaskan bahwa banyak yang lupa untuk mengisi formulir A5. Hal ini terjadi kepada mahasiswa yang sedang melakukan studinya di DIY. “Sudah punya hak pilih di tempat tinggal terdaftar tetapi ketika hari-h dia tidak bisa menggunakan hak pilih karena
Sumber: Dokumen Pribadi
Sukseskan Pilgub Jateng 2018
tidak ada A5 dan itu cukup banyak” ucapnya. Lebih jauh ia menjelaskan rendahnya partisipasi pemilih pun juga dikarenakan regulasi. Seperti pemilih yang berada di rumah sakit, bandara, pelabuhan atau stasiun kereta api tidak dapat menggunakan hak pilihnya dikarenakan belum ada regulasi yang mengatur. “Di rumah sakit itu kan ribuan yang tidak bisa kita layani, belum yang di bandara, 'perjalanan ditunda karena menunggu selesainya pemungutan suara' kan tidak ada” jelasnya. KPU juga tidak bisa mendirikan TPS di setiap tempat di luar Jawa Tengah karena penduduk Jawa Tengah menyebar di seluruh Indonesia. tidak memungkinka untuk mendirikan TPS di daerah lain yang. Menurutnya KPU saat ini lebih fokus kepada kualitas daripada kuantitas dari pemilih. Kualitas ini ia ambil dari pengalamanya di lapangan. Ia menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia ini adalah masyarakat yang baik kepada negaranya. Hal ini bisa dilihat dari tingkat
16
Laporan Utama partisipasinya yang tinggi dalam menentukan pemimpin. Sebagai langkah peningkatan kualitas pemilu, KPU Jawa Tengah kerap melakukan Sosialiasi KPU untuk mengajak warga menggunakan hak pilihnya pada tanggal 27 J uni nanti. Sosialisasi ini terdiri dari gerakan dan sosialiasi lewat media. Sosialiasi gerakan ini dilakukan di setiap tingkatan baik dari kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan maupun desa. Termasuk juga ada fasilitasi di tingkat provinsi dan juga ada di perguruan tinggi. Dalam pemanfaatan media, sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dapat dilakukan melalui media elektronik, cetak, maupun media kebudayaan. “Kita sudah melakukan semua. Prinsipnya kalo semakin banyak informasi ke masyarakat itu semakin baik. Supaya apa ? bisa menentukan pilihanya secara lebih rasional” ucap Joko Purnomo tentang sosialisasi oleh KPU ke masyarakat. Jangan Gengsi Jadi KPPS “Jadilah KPPS. Jika perlu siapkan dokumen untuk proses penelitian. Jadi nanti temen-temen mahasiswa jadi petugas disana dan pengalaman disana ditulis jadi buku. Tapi kan susah sampean disuruh pulang. Mau nggak gitu ?” ajakan Joko Purnomo kepada mahasiswa untuk menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
17
MAJALAH OPINI 48
Ia berharap bahwa kita menjadi penggerak dari tingkat bawah sampai dengan tingkat atas. “Jadi KPPS seolah-olah mahasiswa itu gengsi gitu lo. Saya ingin mendorong tementemen mahasiswa bangga jadi penyelenggara” ucapnya. KPPS tersebar di setiap TPS di kabupaten atau kota di Jawa Tengah. KPPS memiliki tugas melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS dalam rangka mewujudkan kedaulatan pemilih, melayani pemilih menggunakan hak pilih, memberikan akses dan layanan kepada pemilih disabilitas dalam memberikan hak pilihnya.
Pendaftaran KPPS, ucap Joko Purnomo, masih akan dibuka sampai akhir mei nanti. Ia berharap kepada mahasiswa untuk menjadi KPPS di setiap daerahnya tinggal. “Jadilah KPPS di kampungnya masing-masing. Kalo nggak bisa ? nggak usah takut kita kasih bimbingan teknis dua kali. Honornya kecil, jangan berpikir honorlah” ucapnya. Mahasiswa yang memiliki hak pilih tentu harus menggunakan hak pilihnya, tetapi dalam penggerak masyarakat, selain menjadi KPPS, mahasiswa juga bisa menjadi pengawas. “Misalnya ada proses pemungutan perhitungan suara. Rame-rame aja sambil duduk-duduk nggelar keloso kita tunggui TPS sampai selesai. Kita awasi
Joko Purnomo Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah
gitu. Supaya tidak terjadi kecurangan atau pelanggaran karena sebenarnya karena kecurangan atau pelanggaran itu bukan berangkat dari niatan tapi dari kesempatan” ucapnya dengan tegas. Ayo jadi KPPS!
Fisip Beropini
PENDAPAT MAHASISWA TENTANG PILGUB JAWA TENGAH 2018 Aulia Adriansyah, Ilmu Pemerintahan 2016 Menurutku pilgub jateng kali ini cukup asik ya, karena kedua paslon sama-sama memiliki latar belakang yang kuat. Keduanya memiliki pasangan calon yang saling menunjang satu sama lain baik itu dari aspek politik dan agama. Berdasarkan hasil survey memang ganjar memiliki elektabilitas yang tinggi di atas 50% menyaingi lawanlawannya. Namun seiring berjalannya waktu paslon
kedua, Sudirman Said juga memiliki elektabilitas yang bertahap semakin meningkat. Jadi kedua paslon tersebut memiliki peluang yang sama walaupun Jawa Tengah sudah dikenal dengan kandang banteng PDIP. Harapannya pemimpin yang terpilih kelak, pro terhadap rakyat kecil, jujur, tidak korupsi dan yang pastinya amanah.
Nabilah Ratna Dewi, Hubungan Internasional Dilihat dari sisi tingkat popularitas kedua paslon memiliki tingkat popularitas yang berbeda. Say merasa kampanye pilgub jateng kali ini kurang gencar. Karena yang saya tahu kebanyakan hanya mengutamakan penggunaan baliho dan spanduk yang ada di pinggir jalan. Saya juga menyayangkan ketika membaca berita bertuliskan “pilih saja saya karena saya tidak korupsi�. Menurut saya itu kalimat yang kurang pantas, karena korupsi bukan suatu kelebihan yang harus dibanggakan melainkan kewajiban bagi seorang pemimpin. Saya juga melihat peranan parpol PDIP sangat kuat di dalam pasangan calon Ganjar. Apalagi disini beliau menggaet salah satu tokoh yang kuat di NU
yang kemudian dapat menjadi harapan masyarakat. Adapun paslon kedua yaitu Sudirman Said dan Ida Fauziah yang menurut saya kurang terkenal di mata masyarakat jika dibandingkan dengan pasangan calon pertama. Berdasarkan voting-voting di internet pun Ganjar selalu berhasil memenangkan suara. Yah, melihat kondisi yang seperti itu Ganjar memiliki peluang besar terlepas dari isu negatifnya yang sedang marak. Untuk kedepannya, saya ingin Jateng lebih mengedepankan toleransi dalam sesama umat beragama. Juga menjadikan Jateng sebagai kota terdepan dan selalu memperhatikan dan mensejahterakan rakyat kecil
18
Fisip Beropini
PENDAPAT MAHASISWA TENTANG PILGUB JAWA TENGAH 2018 Wike Widyaswara Wati, Ilmu Komunikasi 2016 Sepengetahuanku, kedua paslon memiliki kekurangannya masing-masing ya cuma aku mencoba melihat apa saja yang dilakukan Ganjar di periode sebelumnya dan sejauh ini baikbaik saja diluar isunya. Kalo Sudirman Said ya, saya rasa dia punya peluang di pilgub Jateng ini. Harapannya siapa pun yang terpilih mereka harus
bertanggungjawab atas semua rencanaya dan menjalanakan semua rancangannya secara pelan-pelan, mau seperti apa Jateng lima tahun kedepannya. Kedua bisa mengayomi seluruh lapisan masyarakat Jateng. Yang penting alon-alon asal kelakon.
Ilham Wicaksono, Administrasi Publik 2016
Menurut saya, ketika kita berbicara tentang wakil rakyat seperti apa mereka harus bersikap dan berperilaku. Jelas bahwa kedua pasangan calon secara umum pasti
19
MAJALAH OPINI 48
digadang oleh suatu partai. Tapi disana mereka harus memiliki integritas, dimana seorang gubernur pasti akan menjadi sorotan. Caranya mereka berperilaku dan memenangkan hati tentunya akan menjadi prioritas bagaimana caranya mereka m e m b r a n d i n g , memperlihatkan layak tidaknya mereka dari segi komitmen dan memiliki dedikasi penuh untuk membawa Jateng lebih baik lagi. Mengenai paslon pertama, y a n g s e l a m a kepemimpinannya memiliki isu negatif yang sampai sekarang belum terselesaikan, namun pilihan dan kebijakan yang diambil saya rasa sudah
melalui tahap filteralisasi dan juga proses seleksi yang panjang dengan melihat kesejahteraan masyarakat di setiap wilayah. Sedangkan untuk pasangan calon kedua, dari saya sendiri belum mengetahui secara spesifik tapi yang saya tahu beliau aktif dan bergerak di partai politiknya. Beliau juga sering kali menyuarakan dan mengedepankan kesejahteraan umat secara luas. Oleh karena itu, saya berharap pemimpin yang nantinya terpilih harus berintegritas, jujur, ramah, dan tentunya berdedikasi penuh untuk kesejahteraan masyarakat.
Infografis
Hasil Survei : Tim Litbang LPM Opini
20
MAJALAH OPINI 48
Design by Yody Kurniady
Laporan Khusus
SUDAH CERDASKAH MAHASISWA FISIP DALAM MENGHADAPI PILKADA JATENG 2018?
P
esta politik akan segera tiba. Menjelang pemilihan umum, tepat-nya pada tanggal 28 Juni, seluruh masyarakat kota mulai mengenal, mempelajari, dan meneliti profil dari masingmasing kandidat pasangan calon di daerahnya. Pajangan baliho mulai semarak di pinggir jalan lengkap dengan umbul-umbulnya, demi menarik perhatian masyarakat yang dalam hal ini adalah pemilih. Begitupun dengan Jawa Tengah, khususnya kota Semarang. Segala bentuk promosi, persuasi, hingga propaganda mulai ditampakkan oleh masing-masing tim sukses pasangan calon. Dalam prosesnya, pemilih muda termasuk mahasiswa mempunyai peran strategis untuk menentukan keterpilihan pasangan calon. Berbekal komitmen yang tinggi, mahasiswa tentu saja memiliki perilaku politik yang sarat akan nilai-nilai digital. Namun tak berhenti disitu, mahasiswa dalam perilaku politiknya juga memperli-
hatkan bahwa kalangan muda ini dapat dinilai sebagai pemilih cerdas. Berdasarkan hasil survey tim litbang opini mengenai perilaku politik mahasiswa FISIP, menyebutkan bahwa mayoritas mahasiswa telah mengikuti perkembangan dan mengetahui profil dari masing-masing pasangan calon melalui media internet. Selama ini, media internet memang menjadi akses utama masuknya informasi ke mahasiswa. Hal ini pun dianggap wajar oleh Fitriyah, dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, menurutnya mahasiswa menjadi salah satu pengguna terbesar media internet. Selain itu beliau menuturkan bahwa tahun 2018, dianggap sebagai tahun yang 'besar' karena menjadi titik puncak pemilihan di tahun-tahun sebelumnya. Mahasiswa dianggap mewakili kelompok muda yang berbeda, tentunya dengan mempunyai pemikiran yang lebih bagus, akses yang lebih besar, dan kemudian bergantung juga dengan
minat mahasiswa. Lahirnya pemilih cerdas tentu bermula dari perbedaan latar belakang baik itu akses, pemikiran, dan minat mahasiswa mengenai pilgub Jateng ini. Berasal dari background FISIP tentu sedikit banyak akan mengubah pola pikir dan menumbuhkan minat mahasiswa dalam hal berbau politik. Sehingga muncul para pelopor pemilih cerdas yang diharapkan tidak hanya berpartisipasi langsung dalam pemilu namun juga mengikuti berbagai diskusi politik dan juga aktif dalam mengkaji isuisu yang diusung oleh para kandidat. “Banyak cara yang seharusnya bisa dilakukan, termasuk apa yang disampaikan oleh kandidat A dan B, juga dengan mengetahui trade record mereka seperti apa�, jelas Fitriyah saat ditemui di ruang Jurusan Ilmu Pemerintahan pada hari selasa, 10 April 2018. Seperti yang kita ketahui, minat mahasiswa pun kini dapat mempengaruhi hak pilihnya dalam pemilihan gubernur kali ini. Sebagai ma-
21
Laporan Khusus hasiswa yang mempelajari ilmu sosial dan ilmu politik sudah menjadi konsumsi sehari hari terhadap isu yang terjadi di pemerintahan. Sebagai kelompok muda yang turut mengambil peran, mahasiswa dianggap lebih cerdas dalam membuat pilihan dan lebih kritis menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan politik. Meski sudah berkali kali melakukan pilkada tetapi hingga saat ini masih banyak kasus-kasus hukum mengenai kepala daerah atau mereka tidak bekerja secara maksimal dalam melaksanakan tugas. Hal ini menjadi problem bersama, baik pemilih yang termasuk mahasiswa didalamnya maupun partai politik yang barangkali kurang selektif dalam memilih kader. Namun dari sekian itu ada juga pemimpin yang menonjol sehingga dapat menaruh harapan masyarakat. Mereka dapat bekerja dengan baik dan terbukti bisa bekerja untuk memajukan daerahnya. Seperti yang diungkapkan oleh Fitriyah, “Mereka memang tidak melakukan kaderisasi yang baik dan juga mau tidak mau faktor finansial menjadi faktor yang dipertimbangkan diperhitungan dalam pencalonan karena biaya pemilu kita mahal. Politik uang kek kantor udah keluar tadi, ini juga berkoalisi dengan pemilihnya, yang pemilih kita itu secara tradisi terbiasa dengan politik uang. Itu menjadi bagian dari kebiasaan kita.�
22
MAJALAH OPINI 48
Hal ini yang menjadi kunci penting dalam pemilu menyangkut penyadaran mengenai hak-hak pemilih, seperti hak terdaftar sebagai pemilih, hak mendapat akses, hak mendapat informasi yang sehat, dan seterusnya. Namun hingga saat ini hak-hak tersebut belum digarap dengan baik. Hal tersebut tidak hanya menjadi tanggungjawab Negara tetapi masyarakat khususnya relawan dari pemilih muda, yaitu mahasiswa. Partisipasi mahasiswa tidak hanya sekedar memilih tetapi mereka bisa melakukan banyak hal yang lebih. Selain hanya sebagai pemilih mereka dapat melakukan aktivitas-aktivitas misalnya terkait memperjuangkan satu isu yang penting atau mendorong keterpilihan calon yang dinilai bagus dengan tanpa harus menjadi tim sukses. Peran mahasiswa juga dibutuhkan untuk membantu penyelenggaran pemilu untuk menambah pengetahuan pemilih, mengetahui hak pemilih dan sebagainya. Hal ini dapat diwujudkan melalui pendidikan pemilih. Selama ini pemerintah hanya membatasi atau melarang atau memberi atau memberi aturan main bagi peserta dan penyelenggara pemilu. Namun, belum memberikan pendidikan politik dengan maksimal padahal pendidikan politik juga tak kalah penting agar pemilih paham mengenai pemilu. Berhasil tidaknya pemilu tidak hanya dipe-
ngaruhi oleh peserta dan penyelenggara tetapi juga pemilih. Dengan demikian, peran mahasiswa dibutuhkan pula untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat luas. “Pemilu itu bukan sekedar hanya 5 menit tetapi bahwa dampaknya luar biasa. Taruhan masa depan kita.� Tegas Fitriyah. Pemimpin baru adalah harapan baru bagi masyarakat, serta menjadi semangat baru bagi semua elemen untuk bersama-sama membangun daerah. Berkaitan dengan hal itu, data lain dari litbang Opini yang melakukan survey mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UNDIP terhadap partisipasi dan antusiasme mereka menyambut pilkada 2018. Survey tersebut menunjukan bahwa mahasiswa kritis dalam menganalis permasalahan politik. Data tersebut menyebutkan 36,9 % mahasiswa mengharapkan sosok pemimpin atau gubernur yang amanah dalam melaksanakan tugasnya, kemudian disusul 29,1 % pemimpin yang bertanggungjawab, dan 15,5 % pemimpin yang tidak korupsi, serta sisanya diharapkan pemimpin yang jujur, mampu mendengar suara rakyat, adil, dan lain lain. Data ini menujukan bagaimana pemilih terutama mahasiswa telah memperhatikan perkembangan pemilu dan memiliki harapan untuk pemimpin selanjutnya yang lebih baik. “Terutama kalau yang prodinya itu memang sangat dekat dengan ilmu tentang
Analisis Reflektif pemilu dan sebagainya, saya kira mereka punya perhatian spesifik tentang itu,� Ungkap Fitriyah. Menurut mahasiswa ada beberapa masalah yang dipandang sebagai masalah serius dan harus segera diselesaikan karena belum sempat terselesaikan oleh pemerintahan sebelumnya. Permasalahan tersebut secara garis besar adalah pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah. Permasalahan mengenai pemberdayaan masyarakat terlihat dari tingginya jumlah kemiskinan di Jawa Tengah. Pengemis dan pengamen dapat dnegn mudah kita temui di sepanjang jalan di berbagai kota Jawa Tengah. Belum lagi, adanya pemukiman kumuh yang ter-
sebar diseluruh pelosok maupun kota di Jawa Tengah. Hal tersebut jelas membutuhkan perhatian pemerintah. Padahal disisi lain banyak industri yang didirikan sehingga menimbulkan munculnya elit ekonomi. Fenomena tersebut menimbulkan dampak yaitu adanya ketimpangan sosial maupun ekonomi yang berujung pada maraknya kriminalitas. Permasalahan lain yaitu seperti pembangunan infrastruktur seperti jalan dan sarana publik lainnya. Hal tersebut menjadi masalah yang kasat mata oleh masyarakat. Kemacetan misalnya, hampir setiap kota di Jawa Tengah terutama Semarang mengalami permasalahan ini. Sementara itu hasil survey menyebutkan salah satu permasalahan yang ke-
BLACK CAMPAIGN DALAM GEMELUT PESTA DEMOKRASI
P
emilihan Gubernur khususnya di Jawa Tengah yang sudah semakin mendekati hari pencoblosan, kini tengah ramai dibicarakan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, internet atau media sosial menjadi salah satu media yang digunakan untuk berkampanye maupun berdiskusi. Namun, tak jarang kampanye hitam atau black campaign dengan mudah masuk dan mempengaruhi
pilihan masyarakat. Black campaign dilakukan untuk mengurangi kredibilitas kandidat. Dalam suatu pemilu hal ini selalu terjadi baik secara desas desus langsung maupun menggunakan media internet. Maraknya akun media sosial yang membuat setiap orang lebih bebas mengutarakan pendapat menyebabkan ecampaign ini semakin panas. Maka sudah bukan hal yang asing membaca mengenai black
rap terjadi di Jawa Tengah yaitu banjir. Ini menjadi tugas pemerintah dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan tersebut. Mulai dari permasalahan yang terjadi sampai harapan mahasiswa, sudah menjadi kewajiban kita untuk turut berpartisipasi memperbaiki daerah, Jawa tengah khususnya. Berbekal kesadaran untuk memilih calon yang baik dan menggunakan hak sebagai pemilih yang cerdas. Tidak ada alasan untuk golput maupun tutup telinga bagi mahasiswa. Seperti pesan Fitriyah “Jadi jangan diam dirumah, jangan merasa terhambat hanya persoalan mereka harus pindah, status pemilih yang semula mungkin di temanggung menjadi disemarang atau dan sebagainya� katanya. campaign di media internet. Black campaign merupakan salah satu dari beberapa efek yang ditimbulkan dari pilgub maupun pemilihan umum lainnya. Seperti yang dituturkan oleh Teguh Yowono M, dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, Universitas Diponegoro, bahwa setiap kompetisi mestinya ada ketidaknormalan di samping sisi lain, yaitu kompetisi yang berjalan normal. Normalnya, seseorang berkompetisi karena dia memang punya kemampuan untuk bersaing baik dapat berupa modal, kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya. “Nah, ini positif, ini normal di dalam pilgub. Karena ada kompetisi maka orang yang
23
Analisis Reflektif berjalan normal. Normalnya, seseorang berkompetisi karena dia memang punya kemampuan untuk bersaing baik dapat berupa modal, kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya. “Nah, ini positif, ini normal di dalam pilgub. Karena ada kompetisi maka orang yang memiliki kemampuan baik berharap bisa menang.” Katanya ketika ditemui Opini di Fisip Undip. Namun seperti yang dikatakan oleh Teguh Yowono, bahwa kompetisi tidak selamanya indah dan selalu menghasilkan proses yang positif. Kompetisi dapat juga bersifat negatif, salah satunya adalah ketika didalam suatu kompetisi tersebut seseorang tidak siap bertaruh secara normal sehingga menimbulkan adanya fenomena black campaign. Black campaign menjadi dampak dari money politics atau politik uang. Berawal dari money politics yang digunakan untuk mempengaruhi pemilih karena seseorang yang berkompetisi tersebut merasa tidak yakin bisa menang maka dia akan menggunakan berbagai cara agar menang. Sejauh ini, media internet sudah mulai ramai membahas black campaign. Berbagai macam hal dibahas dalam media tersebut. Misalnya kasus korupsi dan kemiskinan yang banyak ditujukan pada pasangan GanjarYasin. “Karena memang posisi Ganjar kan leading. Ya karena posisi leading itu kemudian dia akan didorong dengan black campaign itu supaya lawan bisa masuk sehingga bisa imbang. Jadi itu kira-kira penyebabnya black campaign terjadi didalam pilgub karena kompetisi tidak
24
MAJALAH OPINI 48
selamanya sempurna sehingga memunculkan seperti itu.” Jelasnya. Pada dasarnya black campaign sudah terjadi sejak dahulu namun persoalan utamanya adalah berapa lama dan berapa konteks yang digunakan untuk menjatuhkan paslon. Dengan adanya teknologi dan internet dan dengan segala kemudahan ecampaign, black campaign yang awalnya hanya terjadi dibawah permukaan menjadi semakin mencuat ke permukaan. “Jadi media sosial itu kan pedang bermata dua. Satu sisi juga bisa memperbaiki keadaan dengan mudah komunikasi, kemudian mudah berkoordinasi, tapi pada sisi yang lain juga menimbulkan efek negatif.” Jelasnya. Black campaign dilakukan dengan tujuan merusak. Siapapun tidak bisa mencurigai pelaku black campaign apakah dari tim lawan. Karena black campaign belum tentu dilakukan oleh tim lawan. Berbagai macam alasan ataupun faktor yang mendorong seseorang melakukan black campaign. Misalnya alasan pribadi yang ditujukan kepada salah satu calon, dari kelompok lawan untuk mejatuhkan saingannya, melakukan karena dibayar seseorang, dan sebagainya. Black campaign bisa terjadi dari perbuatan lawannya, bisa juga dari kelompok lain yang tidak terorganisir. Berdasarkan hal tersebut maka perlunya peran Bawaslu dan Kepolisian untuk masuk dan meyidik pelaku black campaign. Padahal di dalam aturan kampanye sudah tertera dengan jelas bahwa kampanye di-
lakukan tanpa menjatukan lawan. Regulasi mengenai kampanye sudah lengkap dan jelas. Namun masih banyak perilaku masyarakat yang menyebarkan black campaign. Hal ini karena kurangnya penegak hukum dalam mengawasi dan memantau jalannya pemilihan umum maka menjadi tugas bawaslu dan kepolisian sebagai penegak hukum untuk memantau sehingga orang orang tersebut dapat di kontrol. Hal ini yang kemudian menjadikan universitas memiliki peran penting sebagai pembuka cakrawala masyarakat. Mahasiswa menjadi pilar yang akan membawa pemikiran bahwa black campaign merupakan sesuatu yang keliru. Dalam rangka berbasis data dan fakta tersebut, peran FISIP sebagai media institusi ilmu politik adalah mendorong supaya mashasiswa ikut berpartisipasi di dalam masyarakat dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak melakukan black campaign maupun cepat percaya pada opini publik karena pada dasarnya black campaign dilakukan atas dorongan emosi bukan fakta yang rasional. Namun mahasiswa juga memiliki peluang yang sama untuk melakukan black campaign. Maka diperlukan adanya control dan pengawasan dari bawaslu dan perlunya pendidikan politik oleh masyarakat misalnya dengan mengadakan sosialisasi. Selain itu, penguatan filter juga penting bagi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dan percaya mengenai isu-isu yang tersebar bebas di internet. Penguatan filter dilakukan dengan cek and re-cek
Lensa Opini mengenai kebenaran isu dengan menggunakan pemikiran logis dan data yang relevan. Kemudian melakukan sosialisasi dengan mendekati tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh perempuan, masyarakatmasyarakat sekitar supaya tidak mudah terhasut oleh opini-opini yang tidak benar.
Internet tidak memiliki filter maka filter muncul dari pemikiran masyarakat untuk memilih informasi yang tersebar. Oleh karena itu, black campaign melalui media internet yang saat ini sangat berkembang harus diiringi dengan kontrol. Salah satu kontrolnya adalah perlunya penegak hukum
masuk dalam ranah-ranah cybercrime. Sejatinya seperti yang dikatakan Teguh, pemilu yang baik ditentukan oleh pemilihnya. Perlu pergeseran pemikiran emosional ke arah rasional, agar pemilih dapat mengambil sikap yang obyektif dalam menentukan pemimpin.
Dosen ilmu politik dari FISIP, Yuwanto dan seorang tokoh NU (Nahdlatul Ulama), KH Muh. Adnan menyampaikan materi perihal demokrasi dan memilih pemimpin dalam perspektif agama Kristiani dan Islam. Materi tersebut disampaikan saat acara "Pendidikan Pemilih Muda Cerdas: Menuju Pilgub Jateng 2018, Becik Tur Nyenengke" yang diadakan Rabu (6/6) di hotel Serrata, Semarang.
SUMBER FOTO: DOKUMEN PRIBADI
Contoh salah satu Alat Peraga Kampanye (APK) yang mulai di pajang pada bulan April lalu untuk memperkenalkan masingmasing pasangan calon bertempat di Jl Pekunden Timur, Pekunden. Pemasangan APK diatur tata letaknya oleh KPU untuk keindahan kota dan menghindari kecurangan pemasangan APK yang berlebihan. (24/5) SUMBER FOTO: DOKUMEN PRIBADI
25
Nama Rubrik Internasional
Tun Mahathir melakukan sidang media atau pers conference yang mendeklarasikan kemenangan koalisi Pakatan Harapan, Kamis (10/5)
Malaysia, negeri jiran Indonesia, baru saja menyelenggarakan Pemilihan Raya Umum atau general election yang ke-14 pada 9 Mei 2018. Hasil dari GE14 tersebut menorehkan sejarah baru bagi Malaysia.
G
eneral election ke-14 (GE14) Malaysia yang diselenggarakan tahun ini mempertemukan dua calon perdana menteri, yaitu Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak atau yang kerap disapa Najib Tun Razak dan Yang Amat Berhormat Dr. Tun Mahathir bin Mohamad atau yang kerap disapa Tun Mahathir. Pemilihan ini mempertunjukkan persaingan antara calon incumbent dan mantan Perdana Menteri ke-4. Kembalinya Tun Mahathir dalam gelandang perpolitikan negera Malaysia demi merebut posisi Perdana Menteri yang dideklarasikan pada 8 Januari 2018 menjadi momentum yang langka, karena Tun Mahathir sebelumnya merupakan anggota partai penyokong pemerintah, United Malays National Organitat i o n ( U M N O ) . K i n i , Tu n
26
MAJALAH OPINI 48
Mahathir kembali dibawah bendera oposisi dan partai baru bernama Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). Setelah melalui proses kampanye, pemilihan dan proses perhitungan suara, Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) atau Election Commitee Malaysia akhirnya mengumumkan perolehan kursi Dewan Undangan Negeri (DUN) dan Parlemen pada Kamis (10/5) subuh. Berdasarkan hasil tersebut, Najib Tun Razak yang bernaung dibawah partai UMNO dan Barisan Nasional (BN), koalisi partai politik penyokong pemerintah, harus menerima kekalahan setelah 10 tahun menjabat. B N kalah dengan perolehan 79 kursi parlemen. Sementara itu, koalisi partai oposisi, Pakatan Harapan (P H) menang dengan perolehan 113 kursi parlemen dari total 222 kursi
parlemen. Partai lainnya, PAS 18 kursi parlemen, Warisan 8 kursi parlemen, independent 3 kursi parlemen, dan lainnya 1 kursi parlemen. Dengan perolehan hasil tersebut, Tun Mahathir sukses menduduki kembali posisi perdana menteri Malaysia ke-7, setelah 15 tahun tidak menjabat. Dengan kemenangan pertama partai oposisi setelah hampir 61 tahun BN memegang kendali pemerintah. Bukan hanya perubahan partai penguasa, namun juga Malaysia kini memiliki Deputi Perdana Menteri perempuan pertama mereka, Wan Azzizah. Kini, Malaysia memasuki lembaran baru sejarah. Pergantian tumpuk kekuasaan memang selalu tidak berjalan dengan mudah. Begitu pula yang terjadi di
katan Harapan, maka seluruh institusi diliburkan selama 2 hari. Suasana sensitif pasca pemilihan mulai mencair setelah pengambilan sumpah Tun Mahathir dilaksanakan pada Kamis (10/5) malam. NAJIB DIJEGAL MASUK INDONESIA Tiga hari pasca pemilihan, (12/5), Najib berserta i s t r i n y a , R o s m a h M a n o r, mencoba untuk berpergian ke Indonesia. Awak media Indonesia dan Malaysia pun berkumpul di Suban Skypark, Selangor, begitu mendengar desas-desus tersebut. Namun rencana kepergian itu gagal. Melalui akun twitternya, Najib berciut, “Saya telah dimaklumkan bahawa Jabatan Imigresen Malaysia tidak membenarkan saya dan keluarga ke luar negara. Saya menghormati arahan tersebut dan akan bersama k e l u a rg a d a l a m n e g a r a . ” Pernyataan itu menunjukkan bahwa Najib menaati arahan dari pihak Imigrasi Malaysia untuk tidak berpergian ke luar negeri, tentunya termaksud Indonesia. Mempertegas pernyataan diatas, Imigrasi Malaysia pun mengkonfirmasi berita tersebut melalui akun twitternya dengan pernyataan, “Jabatan Imigresen Malaysia ingin mengesahkan bahawa Dato Sri Najib Tun Abdul Razak dan Datin Sri Rosmah Mansor baru sahaja disenarai hitamkan dari keluar negara.” Hal tersebut menyatakan bahwa Najib Razak dan Istrinya telah di-
blacklis t untuk melakuk an perjalan an ke luarnege ri oleh pihak Imigrasi . Sebelum itu, dikabarkan melalui Astro Awani, portal berita Malaysi a, bahwa ada pesawat pribadi asal Indonesi a yang mendara t di Bandara Internas ional Subang, Selango r. Pesawat itu dijadwa lkan akan memberangkatk an mantan PM dan Istrinya ke Indonesi a. PENGU AKKAN KASUS 1MDB Pemblac klistan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, dan Istrinya disinyal ir adalah usaha Tun Mahathi r untuk membuka kasus 1MDB. Dihari yang sama dengan gagalnya usaha Najib Razak berlibur ke Indonesi a, pihak kepolisi an menggeledah apartemen Mantan PM Malaysi a ke-6 itu pada Sabtu, (12/5). Dikutip dari hasil wawancara dengan salah satu aparat kepolisi an yang dilakukan oleh Astro Awani, penggele dahan itu dilakuka n untuk mengam bil dokumen dokumen negara yang telah diambil secara ilegal. Pemerintah khawatir bahwa dokumen itu sensitif dan penting dan bisa saja dibawa keluar
negeri. Hal tersebut terkait kasus korupsi finansial terbesar dunia, 1MDB. 1Malaysia Development Berhad adalah adalah salah satu firma pembangunan strategis yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Malaysia. Tujuan dibentuknya firma ini adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Malaysia dengan spekulasi bahwa usaha ini akan membawa investasment asing ke Malaysia di bidang energi, real estate, pariwisata dan agribisnis. Dilansir dari The Guardian, korupsi yang terjadi dalam firma ini telah membuat negara Malaysia berhutang sebesar Rp 141 triliun. Sementara itu, Najib Razak di duga memperoleh aliran dana sebesar US$700 juta dari firma itu. Setelah turunnya Najib Razak dari posisi empuk Perdana Menteri Malaysia dan digantikan oleh Tun Mahathir, penyelesaian kasus korupsi 1MDB ini menjadi sorotan utama pemerintahan baru dibawah koalisi Pakatan Harapan. Tak tanggung-tanggung, Tun Mahathir menuntun agar seluruh kerugian 1MDB kembali ke kas negara. (Gita Nindya Elsitra)
Barang-barang mewah yang disita dari kediaman Najib Razak oleh Kepolisian Malaysia pada Jumat (18/5). Pihak Polisi menyita 248 kotak berisi benda berharga dari sebuah kondomonium mewah.
27
Politik Sosial
MENGHADAPI HATE SPEECH DI TAHUN POLITIK
P
ernahkah saat anda membaca linimasa sosial media, kemudian menemukan sebuah posting-an yang bernada mencela atau membenci salah satu tokoh yang dilakukan baik oleh akun anonin atau bahkan oleh figur politik lain? Jika anda pernah atau bahkan sering melihatnya, itu adalah yang dinamakan hate speech. Hate speech, atau yang biasa kita dengar dengan istilah ujaran kebencian, merupakan sebuah tindakan yang dilakukan salah satu pihak tertentu untuk menyerang pihak lain dengan maksud menjatuhkan atau
28
MAJALAH OPINI 48
mencoreng nama baik pihak tersebut. Perilaku seperti ini sebenarnya sudah cukup sering ditemui dalam Pemilihan Umum, sebagai contoh yang dapat menjadi sorotan adalah hate speech yang mewarnai Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 lalu. Bahkan dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sendiri tercatat ada sekitar 10.000 pengaduan setiap harinya mengenai ujaran kebencian pada saat Pilkada DKI Jakarta lalu.
Hate speech dapat kita temukan dalam berbagai tempat seperti pada akun-akun media sosial, kolom komentar di portal berita online, dan masih banyak lagi. Hate speech atau ujaran kebencian diprediksi masih akan mewarnai pesta demokrasi yang akan kita hadapi tahun ini yaitu Pilkada Serentak 2018, penyebaran hate speech diperkirakan akan cukup meningkat dan sulit untuk dikendalikan pada masa kampanye calon kepala daerah sehingga membuat rawan terjadinya intoleransi dan konflik dalam masyarakat yang membuat mereka terpecahpecah kedalam kelompokkelompok tertentu. Semakin maraknya hate speech menjadi kekhawatiran tersendiri dalam masyarakat. Kita tentu mengharapkan agar Pilkada
menjadi sarana adu program dan gagasan baru yang bermanfaat bagi masyarakat, tanpa tercemari oleh hate speech. Terlebih, semua pihak berharap bahwa Pilkada bukan menjadi sarana adu kebencian antar pendukung dan saling mencela. Jika hate speech masih saja dilakukan dalam pesta demokrasi daerah, maka Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden tahun depan juga akan ikut diwarnai oleh ujaran kebencian dan hoaks. Sejauh ini, sejumlah tindakan telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menghadapi maraknya ujaran kebencian menjelang tahun politik ini, adapun tindakan dari pihak kepolisian sudah cukup baik dengan berhasil mengungkap kelompok penyebar hoaks yang ternyata dapat diperjualbelikan yaitu Saracen dan Muslim Cyber Army (MCA). Selain itu, pengawasan juga dilakukan Kemenkominfo dengan memantau dan mengawasi
konten-konten ujaran kebencian, mereka juga membuka pengaduan bagi masyarakat yang menemukan adanya ujaran kebencian yang dapat ditemukan di media sosial maupun sumber lain di dunia maya. Sebagai upaya menghadapi maraknya hate speech, tindakan pemerintah tidak bisa menjadi sokongan tunggal. Masyarakat, disisi lain, juga memegang peranan penting dalam mengurangi peningkatan hate speech. Karena, seperti yang kita ketahui, masyarakat adalah elemen yang bersentuhan langsung dengan media sosial dan internet. Sebagai contoh kecil upaya penekanan hate speech, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Dimulai dengan tidak begitu saja percaya atau bahkan terpengaruh akan berita yang muncul di masyarakat dari sumber-sumber yang kurang kredibel. Lebih baik mencari kebenaran dari informasi
tersebut sebelum mempercayainya. Kemudian ketika kita menemukan orang yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial, hendaknya tidak terprovokasi dan membalas perkataan tersebut, bahkan kita juga tidak perlu ikut-ikutan menebarkan ujaran kebencian agar tidak memperkeruh suasana tahun politik. Perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan bernegara, karena kita adalah makhluk politik. Namun hendaknya perbedaan pilihan tersebut tidak membuat kita terpecah, tetapi menunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang menggunakan hak kita untuk memilih pemimpin yang baik bagi kita, jangan sampai Indonesia terpecah hanya gara-gara perbedaan pilihan politik yang berujung pada munculnya ujaran-ujaran kebencian yang berlarut-larut. (Mukhammad Faizal Maghriza
29
30
MAJALAH OPINI 48
Figur
taufik
hidayatullah
ANGKAT SPIRIT HUMANISME MELALUI KARYA SASTRA Oleh : Mukhammad Faizal Maghriza
F
enomena sosial di masyarakat sering kita temui di sekitar kita, tak jarang hal tersebut menjadi inspirasi bagi beberapa orang untuk berkarya, salah satunya a d a l a h M o c h . Ta u f i k Hidayatullah, seorang penulis muda yang saat ini menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP angkatan 2016. Lelaki kelahiran Pekanbaru, 26 Juli 1998 ini berhasil mengeluarkan dua buah novel karyanya sendiri yaitu Ketika Nalar Berbicara dan yang baru saja dirilis tahun ini yaitu Kerudung di Titik Api. Ketertarikan pada dunia menulis sejak dini
membuat lelaki yang pernah dinobatkan menjadi Runner Up 1 Mas FISIP 2017 ini termotivasi untuk selalu menciptakan karya tulis, baginya tulisan memiliki kekuatan yang luar biasa dan dapat bermanfaat tidak hanya untuknya tetapi juga bagi sekitar. Lalu bagaimanakah Taufik memulai semuanya, apa fenomena yang ia angkat dalam tulisannya, dan bagaimana pesan yang ingin ia sampaikan pada pembacanya? Berikut petikan wawancaranya. Bisa diceritain kesibukan kamu sekarang apa aja? Kalau kesibukan sejauh ini kuliah, organisasi, sama menyelesaikan beberapa project nih. Kalau organisasi sejauh ini masih aktif di Kronik Filmedia
Undip sama Channel Campus, sama beberapa organisasi lain seperti Ikatan Keluarga Mahasiswa Riau, SBO Playon, SBO Digital Media Watch. Kalau kesibukannya dirinci, Alhamdulillah sejauh ini masih jadi presenter di Cakra Semarang TV, dan jadi MC, presenter, sama juri di beberapa kesempatan. Nah kalau target project Insya Allah masih menyelesaikan karya-karya yang lagi diselesaikan. Kalau buku kan baru merampungkan dan sedang menjalani penjualan novel Kerudung di Titik Api di tokotoko buku dan juga bisa didapatkan via online. Ada dua judul buku yang lagi dikerjakan, sama satu antologi prosa yang masih dirahasiakan judulnya.
31
Juga dalam beberapa waktu kedepan lagi mempersiapkan dua film pendek. Baru-baru ini kamu merilis novel terbaru kamu, nah sebenarnya apa yang membuat kamu tertarik untuk menulis dan kenapa kamu memilih menulis? Tertarik mulai menulis itu awal duduk di kelas 7 SMP. Momen paling penting yang menjadi titik balik saya suka menulis, ketika itu saya sama sekali tidak punya ketertarikan menulis ataupun pengalaman menulis dan segala macam wawasannya. Dan di akhir tahun 2010 saya ikut lomba penulisan cerpen tingkat provinsi gebyar akhir tahun dari surat kabar Riau Pos dan itu tanpa kecakapan apapun alias nekat. Saya sendiri juga nggak paham dorongan apa yang membuat saya ikut lomba itu tapi sangat ingin ikut. Saya menulis cerpen perdana j u d u l n y a ' K a l a Ta k b i r Bersenandung Cinta' menceritakan sekilas perjuangan kakak beradik yang terpisah dalam bencana tsunami Aceh tahun 2004 silam. Tak diduga, Alhamdulillah keluar sebagai juara pertama tingkat provinsi, ajaib memang dan sangat tidak percaya. Dari sanalah awalnya saya termotivasi untuk terus ikut lomba dan rutin menulis. Akhirnya seiring berjalannya waktu saya mempercayai kalau setiap keahlian hanya dapat dicapai berkat jam terbang. Jadi momen bersejarah itu pertama banget aku nulis untuk dipublish, dan didorong semakin hari aku dikenalin sama orang tua untuk baca novel dan buku fiksi, akhirnya ketagihan nulis dan membaca
32
MAJALAH OPINI 48
Dan kenapa memilih menulis? Aku percaya tulisan mempunyai kekuatan luar biasa merepresentasikan figur seseorang, aku ingin menjadikan lewat tulisanku dapat menjadi manfaat untuk diriku dan sesama. Insya Allah, selain mengasah menjadi ladang pembelajaran mandiri buatku juga melatih bagaimana menciptakan kualitas intelektualitas lewat gagasan dan kecakapan berbahasa. Selain itu, menulis akan akan membuat kita abadi lintas waktu berkat karya. Untuk inspirasinya sendiri dapat darimana? Dari mana saja, pakemku sumber inspirasi dari realita sosial, segala hal yang berkaitan dengan masyarakat dan problematikanya. Novel apa saja yang sudah kamu terbitkan dan novel itu menceritakan tentang apa? Novel pertama judulnya Ketika Nalar Berbicara, itu menceritakan carut marut pendidikan
nasional dan segenap praharanya. Dan kalau yang kedua judulnya Kerudung di Titik Api, itu tentang realitas masyarakat urban khususnya wanita dalam menyikapi hijab sebagai entitas yang tak sekadar urusan taat syariat agama, nah yang kedua ini cerita tersendiri dan tidak berhubungan dengan novel pertama. Dari novel tersebut, pesan utama apa sebenarnya yang ingin diangkat? P e s a n u t a m a sebenarnya mau mengangkat spirit humanisme, dimana berbagai kegelisahan yang ada di sekitar kita adalah wajah bagaimana kita sebagai masyarakat yang sarat dinamika menghadapi hidup. Dan dari banyak tipe jalan keluar yang disediakan, saya senang melihat spirit orang yang berbeda-beda menghadapi hidupnya dengan cara masing-masing. Sederhananya, setiap orang pasti punya masalah dan wajah masalah dari sudut pandang dari setiap orang itu berbeda-beda, setiap orang punya perspektif
apapun akan saya coba, karena tipe saya adalah orang yang suka mencoba apapun selama itu positif.
tersendiri, dan itu yang aku suka, dengan banyaknya pandangan, otomatis mengarahkan orang berpikir untuk melahirkan solusi yang sebenarnya membantu banyak jalan untuk membahas realitas tertentu, perbedaan itulah yang terkadang melahirkan inspirasi, atau mempengaruhi kita memutuskan, bersikap, atau apapun dalam mencari jalan keluar terhadap masalah kita. Kalau untuk proses pengerjaannya bagaimana? Kalau novel pertama yaitu Ketika Nalar Berbicara penggarapannya selama tiga tahun, proses riset berjalan seiring proses kreatif, kalau novel Kerudung di Titik Api ini makan waktu setahun dalam riset dan penulisan. Riset kebanyakan studi kepustakaan kayak memperbanyak bahan bacaan literatur dan observasi lapangan, apalagi novel kedua erat kaitannya dengan dunia perempuan dan aksesorisnya.
Saya jadi menuntut diri saya harus jalan-jalan ke butik muslimah, bertanya berbagai model hijab, bahkan jadi tahu cara tutorial hijab. Setelah menerbitkan dua novel ini dan banyak prestasi lainnya yang kamu dapatkan, ada lagi hal yang ingin kamu capai? Harapannya sih untuk selalu produktif berkarya, dengan karya saya bisa menebar dan mendulang banyak manfaat, dan mendapatkan pembelajaran baru yang sebenarnya itu bisa meningkatkan bagaimana saya terus berkualitas dalam berprestasi, saya ingin lebih menggiatkan lagi dalam karya tulis dan juga proyek karya yang lain, semoga dengan peningkatan kualitas dari waktu ke waktu bisa juga menambah ataupun meningkatkan mutu diri saya baik itu pribadi maupun intelektual, kalaupun ada kesempatan untuk berkompetisi terkait bidang
Ada pesan dan tips nggak buat teman-teman mahasiswa, terutama yang suka menulis? Bagi yang sudah suka menulis, teruslah menulis, tulislah apa yang ingin kamu tuliskan, karena inspirasi bisa datang dari manapun, baik itu dari hal-hal yang kamu sadari ataupun hal-hal yang sebenarnya kamu tidak sadari, tetapi suatu waktu kamu akan menyadari hal itu. Dan bagi temen-temen yang berkeinginan menulis, mulailah menulis dari apapun, jangan pernah terpatok dengan aturan-aturan kepenulisan, karena aturan itulah yang sebenarnya membuat kamu tidak jadi memulai menulis, padahal menulis intinya adalah mengungkapkan apapun yang kamu rasakan, apapun yang ingin kamu tuangkan dari pandangan kamu, dan kemudian diakumulasikan dengan berbagai data-data yang ingin kamu padu padankan, jadi jangan pernah bosan untuk menulis, menulislah terus sehingga karyamu lah yang membuat kamu tetap abadi dan ada dalam peradaban.
33
Prestasi
P
ada edisi kali ini, tim liputan Opini akan mengenalkan kepada kalian seorang perempuan yang keren ditemani dengan deretan prestasi cemerlangnya. Ester Elisabeth atau yang akrab disapa Ester adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016 yang juga dikenal sebagai ahli debat bahasa inggris. Bulan Februari llau dia dan empat orang lainnya berhasil mewakili Undip dan masuk ke salah satu ajang yang bergengsi di kancah Internasional, yaitu MUN (Model United Nations). Tak hanya sampai disitu, sebelum berkesempatan pergi ke Negara Paman Sam, Ester sudah menggeluti bidang debat dari tingkat SMA dan memiliki berbagai macam prestasi di bidang debat bahasa inggris. Penasaran kan apa saja? Yuk langsung saja simak obrolan kami. Kesibukan sekarang apa sih kak, dan ada rencana buat lomba lagi gak nih? Sekarang, saya lagi sibuk-sibuknya organisasi, karena saya menjabat jadi kepala bidang penalaran dan keilmuan di BEM. Sejauh ini, itu hal yang paling memakan banyak waktu karena program kerjanya pun padat dan besar-
34
MAJALAH OPINI 48
besar. Di samping itu, saya juga kepala bidang HRD di UKM UDF (Undip Debating Forum). Di akhir bulan ini tepatnya tanggal 21 dan 22, saya juga bakal ngikutin perlombaan. Di situ saya akan mewakili FISIP bersama lima teman lainnya untuk Interfaculty NUDC. Jadi itu lomba debat tingkat universitas yang nanti juaranya akan masuk ke NUDC tingkat komparasi satu wilayah enam se-Jawa Tengah. Nah kalo kita berhasil di Jawa Tengah, kita akan menjadi delegasi Jawa Tengah untuk tingkat nasional. Jadi, sekarang juga lagi sibuksibuknya mempersiapkan lomba itu dulu. Kenapa bisa tertarik MUN? Itu karena aku punya kegemaran untuk ikut lomba debat sejak SMA dan saya meneruskan minat itu sampai sekarang dengan ikut di UKM debat, Undip Debating Forum (UDF). Nah, kebanyakan teman saya di UDF juga adalah anakanak MUN, yang sudah pernah ke London, Harvard, atau ke Europe. Awalnya aku tertarik itu, karena teman-teman saya juga ikut di sana dan sering cerita pengalaman serunya di sana. Saya pikir MUN itu hampir sama seperti debat, ternyata beda, karena MUN itu
dasarnya itu diskusi, bagaimana kita menyatakan pendapat, juga ada unsur debatnya di dalam hanya saja lebih diplomatis. Akhirnya, aku berpikir juga kalo MUN itu peluang yang besar buat aku bisa ikut lomba di tingkat internasional. Jadi, aku tertarik banget buat ikut MUN. Apa saja yang dilakukan di MUN? Di MUN sendiri, gambaran besarnya itu intinya hampir sama seperti sidang umum PBB. Jadi kita itu acting sebagai representator dari negara-negara anggota PBB. Nah, kebetulan saya ke Harvard National Model United mewakili South Korea. Jadi disana saya acting sebagai delegasi South Korea yang membawa kepentingan Negara South Korea ke debat tersebut dan kebetulan topik yang waktu itu saya ikuti ada LGBT dan indigenous people, dan yang lebih digali itu permasalahan LGBT. Jadi singkatnya di ruang lomba itu ada 40 negara lain
contohnya US, Venezuela, United Arab Emirates, terus juga ada Irak, Iran, dan Negara PBB lainnya. Intinya disana kita sama-sama membawa perspektif masing-masing tentang topik yang lagi dibahas yaitu LGBT. Nah selain itu kita juga harus mendapat konsensus dan kesepakatan bulat dari perwakilan Negara lain tentang bagaimana cara yang baik dalam menyikapi mengenai topik tersebut. Apa manfaat setelah ikut MUN? Selama 3 minggu disana, saya sama rombongan undip lainnya, ada 4 orang, merasakan banyak banget manfaatnya. Yang pastinya di MUN temen-temen akan terasah kemampuan public speaking terutama diplomatic skill. Selain itu, saya juga lebih kritis dalam menanggapi banyak hal. Jadi untuk menjadi seseorang yang diplomatis itu sangat membutuhkan latihan dan juga butuh yang namanya pembiasaan diri. Saya sendiri karena berlatar belakang sebagai debater susah banget untuk menjadi diplomatis, karena debater itu memang tidak mengutamakan kediplomatisan saat berbicara ataupun berpendapat. Tapi di MUN itu benar-benar harus di m a k e s u re , k e t i k a i n g i n menyatakan ketidaksetujuan ataupun ketika ingin menyatakan kritik terhadap sebuah Negara, itu wajib dilakukan dengan sopan dan pemilihan kata yang tepat sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang berbau konflik. Jadi disana kita sangat
mendapatkan media platform untuk implementasi skill diplomatis. Selain itu, manfaat yang paling terasa itu menurut saya, bertemu dengan teman-teman baru. Mungkin jika kita bertemu universitas lain selain Undip kita juga dapat pengalaman, bisa sharing di masing-masing kampus itu seperti apa dan banyak hal lain. Namun jika di luar negeri, yang lebih banyak di share itu bagaimana negara kita bersikap tentang MUN. Ada beberapa Negara yang baru sekali dalam mengenal MUN, seperti China, Indonesia juga termasuk baru mengenal MUN dan pamor di tingkat perguruan tinggi. Jadi seperti bagaimana Negara-negara mereka menyikapi bahwa ada yang namanya free speech, bagaimana mahasiswa itu memiliki performa berbicara dan segala macamnya. Intinya disana kita lebih banyak berdiskusi, saya juga terinspirasi banget sama temen-temen di luar sana, karena memang walaupun mereka seumuran dengan kita, rata-rata semester 4 dan 5 di universitas mereka, tapi mereka memiliki goal yang jauh lebih panjang. Mereka udah punya rencana hidupnya
bagaimana, mereka udah tahu ingin menjadi seperti apa, dan benar-benar mereka lakukan. Dan MUN ini merupakan salah satu mimpi mereka dan terbukti bahwa mereka sangat kompetitif. Disitu saya bener-bener terinspirasi saat berkenalan dengan mereka semua. Apakah selama MUN ada kesulitan? Lalu, apa kelebihan dari MUN itu sendiri? Kalo kelebihan dan kekurangan MUN itu benarbenar fokus kepada kemampuan diplomatisnya kita. Ini subyektif juga, karena menurut saya susah sekali untuk acting diplomatis, maksudnya mungkin karena saya sudah hampir enam tahun di dunia debat, jadi kalo misalnya mau kritik atau mau berpendapat, itu memang pembawaan debatnya suka terbawa-bawa, jadi saya sering rada galap tone nya ataupun pemilihan katanya yang kurang halus seperti itu. Jadi menurut saya itu, sih, yang masih susah untuk dilakuin. Terus strategi di MUN juga beda, strateginya itu lebih menekankan bagaimana kita bisa merangkul orang-orang, melakukan pendekatan dan meyakinkan orang-orang bahwa resolusi yang kamu punya benar-benar yang
35
Prestasi
paling bagus dan paling strategis. Kalau di debat, kamu tidak perlu merangkul orang karena yang bisa kamu rangkul cuma team-mate kamu dan lawan kamu adalah orang yang harus kamu hancurkan argumennya seperti itu. Mungkin lebih ke arah sana sih, karena menurut saya MUN itu susah banget disbanding debat tapi di sisi lain MUN sangat menyenangkan dan memberi kamu banyak manfaat positif. Bagaimana membagi waktu antara kuliah dan kesibukan lainnya? Intinya tuh bisa ngemanage waktu dengan mengurangi waktu nongkrong, jalan keluar kota, hangout sama teman-teman. Saya juga sampai dijulukin anti sosial tapi, ya, mau gimana lagi ada visi misi, ada goal yang harus aku capai. Setiap anak itu bisa berprestasi kalau dia bisa membuat skala prioritas. Skala prioritas aku, ya, pertama kuliah, kedua lomba. Kalo emang mau dapat piala, ya, harus fokus. Memang
36
MAJALAH OPINI 48
kadang dengan banyaknya kesibukan yang lain, hasilnya jadi gak maksimal tapi setidaknya aku telah berusaha dan memberikan syarat minimal keaktifan dalam organisasiku. Jadi intinya setiap menit itu penting dan gak boleh terbuang sia-sia. Apa pesan kepada anak muda termotivasi untuk semakin berprestasi? Sebenarnya untuk berprestasi hanya satu kuncinya yaitu kerja keras. Latihan, latihan, latihan, kerja keras. Itu saja. Yang saya pelajari dari pribadi saya sendiri, juga dengan melihat t e m a n - t e m a n d i F I S I P, mungkin salah satu yang menghalangi kita untuk berprestasi secara maksimal adalah diri kita sendiri. Malasnya kita, mager-nya kita, dan skala prioritas yang berantakan. Misalnya daripada latihan kita lebih memilih liburan dengan teman-teman, itu tidak salah. Tidak ada rumus khusus hidup sukses untuk selalu berprestasi, tapi untuk kunci menjadi berprestasi memang tidak mudah dan tidak bisa
dilakukan dengan senangsenang, memang harus kerja keras. Saya selama ini sering sekali menolak ajakan nongkrong sama teman-teman, karena saya tahu masa muda ini dipakai untuk aktif yang produktif dahulu, sesuatu yang bisa saya gunakan di masa depan. Ketika itu semua sudah tercapai, hal-hal seperti nongkrong tidak menjadi penghalang lagi. Nah jadi mindset nya mulai sekarang harus diubah, untuk berprestasi harus ada yang dikorbankan. Jadi ketika nanti kita berpikir waduh aku mau lomba ini, tapi harus gini-gini lagi ah males ah misalnya seperti itu, menurutku itu pemikiran yang salah. Karena memang apapun prestasi yang ingin dicapai pasti selalu akan ada yang dikorbankan dan sometimes itu tidak menyenangkan. Intinya teman-teman harus tetap semangat terus kalau mau berprestasi. Harus kerja keras! Oleh: Thriyani Rahmania
Berkelana
MENGULIK TEMPAT KULINER DI TEMBALANG:
ANTI-BORING HANGOUT DENGAN DITEMANI ES KRIM
37
Berkelana
L
ayaknya fashion, trend makanan datang silih berganti. Jaman sekarang, kehidupan seharihari pun tidak terlepas dari media sosial, sehingga restoran, cafĂŠ, dan sejenisnya seringkali menjadi viral berawal dari postingan seseorang. Salah satunya adalah es krim. Siapa sih yang nggak suka es krim? Bagi mahasiswa yang tinggal di Tembalang dan sekitarnya, kini tempat hangout sangat mudah ditemui karena cafĂŠ banyak tersebar di Tembalang. Tapi bagaimana dengan kedai es krim di Tembalang? Kali ini o p i n i a k a n m e rekomendasikan dua tempat hang out dengan menu utama es krim yang bisa jadi referensi kalian. Yang pertama adalah es krim khas italia yang dikenal dengan gelato. Seiring dengan semakin menjamurnya tempat nongkrong. Biasanya selain menawarkan beragam varian rasa es krim untuk dicicipi, rata-rata penyedia menu gelato juga menawarkan suasana yang nyaman. Mulai dari sofa-sofa yang empuk, ruangan yang besar dan adem, tempat yang bebas asap rokok, cozy dan sebagainya. Sebagai makanan kekinian, biasanya gelato juga memiliki tempat yang intagramable. Gelato terbuat dari susu, krim, dan gula yang dikombinasikan dengan berbagai macam varian rasa. El Primo gelato mejadi satu satunya gelato di Tembalang. Yang menarik
38
MAJALAH OPINI 48
dari tempat ini adalah selalu ramai sejak berdiri pada februari lalu. Gelato pada umumnya, memiliki ciri khas tersendiri dari tekstur maupun rasa. Udara yang dikandung gelato relatif lebih sedikit dan terasa padat dimulut. Harga yang dibandrol dari El Primo pun standar untuk kantong mahasiswa. Harganya mulai 16 ribu hingga 32 ribu rupiah. “Gelato itu fresh, kandungan fat lebih rendah disbanding es krim tidak boleh lebih dari 10,48% sedangkan eskrim 2030%� kata Margareth, owner El Primo Gelato. Meski tidak ada konsep yang signifikan dari gelato ini, namun El Primo Gelato menyediakan tempat yang nyaman untuk nongkrong-nongkrong maupun berfoto foto dengan dekorasi yang instagramable. Tak seperti menu es krim lainnya, El Primo Gelato menyediakan menu es krim dengan rasa-rasa yang unik seperti wijen item dan beer. Untuk tetap menjaga kualitasnya, agar pelanggan tidak bosen, rasa-rasa gelato tersebut selalu ada yang diganti tiap minggu. Kalian juga dapat memesan es krim dengan tambahan macaroon yang lucu-lucu untuk menambah warna di postingan kalian. Jadi
untuk kalian pecinta es krim atau kalian yang hobi foto dan update di media sosial, tempat ini bisa jadi referensi hangout kalian. El Primo beralamatkan di Ngesrep Timur 5 Nomor 33. Catat alamatnya untuk referensi hangout kalian bareng orang kesayangan ya. Referensi kedua adalah Es Krim Rolles. Rolles ini terletak di Jalan Banjarsari Selatan No. 13. Berbeda dengan sebelumnya, Rolles menyediakan berbagai rasa es krim roll dengan harga yang pas di kantong mahasiswa. Setiap satu cup es krim roll diharga dengan 15 ribuan dan ada juga menu makanan lainnya. Rolles berdiri hampir dua tahun di Tembalang dan menjadi es krim roll pertama. Uniknya es krim roll ini disajikan dengan berbagai toping yang sesuai dengan rasa es krimnya dan diharga dengan harga yang pas untuk mahasiswa khususnya anak kos. Tempatnya cukup nyaman dan ada wifi gratis sambil menunggu pesanan kalian datang. Buat kalian pecinta es krim, kedua tempat tersebut bisa jadi referensi hangout kalian. Dengan suasana cafĂŠ dan es krim ala ala Italia atau es krim roll unik yang pas di kantong mahasiswa.
Nama Rubrik Puisi
1
Twitter: @majalahopini Instagram: @majalahopini Line: @tuh1998m Email: lpmopini@yahoo.com Website: www.majalahopini.com Nara hubung (humas): 082136177068