Ekstrak Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya

Page 1

renung an i nspi r asi onal bag i seg al a z aman

Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya Oswald Chambers

Salah satu karya klasik Oswald Chambers adalah My Utmost For His Highest (Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya). Chambers sanggup mengambil inti sari dari prinsip-prinsip Alkitab dan menuangkannya dalam suatu renungan yang menarik, menggugah, dan mengubahkan hidup. Tak diperlukan banyak waktu untuk membacanya, tetapi apa yang Anda baca dapat menanamkan dalam diri Anda kebenaran-kebenaran alkitabiah yang tak pernah lekang oleh waktu. Anda akan menikmati renungan-renungan yang telah membawa kesukaan bagi banyak orang di segala zaman, karena Oswald Chambers telah dianugerahi Allah suatu karunia rohani untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang begitu kaya dan penuh hikmat.

HR928 I S B N 978-1-57293-971-4

Diterbitkan dan didistribusikan oleh PT. Duta Harapan Dunia www.dhdindonesia.com

9

781572 939714

My Utmost For His Highest Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya

My Utmost For His Highest

Telah diterjemahkan ke dalam 36 bahasa dan terjual lebih dari 2 juta jilid di seluruh dunia.


Sekilas Kisah tentang Oswald dan Biddy Chambers

Oswald Chambers bukanlah seorang yang terkenal semasa hidup-nya. Pada waktu ia meninggal pada tahun 1917 di usia 43 tahun, hanya tiga buku bertuliskan namanya yang telah diterbitkan. Di kalangan sekelompok kecil orang Kristen di Inggris dan Amerika Serikat, Oswald sangat dihargai sebagai pengajar yang memiliki wawasan dan cara pengungkapan yang langka, tetapi ia tidak dikenal secara luas. Pengaruh Oswald yang luas muncul pada dekade-dekade setelah kematiannya ketika istrinya mengumpulkan ucapan-ucapan Oswald ke dalam 30 buku yang diterbitkan. Banyak di antaranya telah menjadi buku Kristen klasik, seperti Baffled to Fight Better, If Ye Shall Ask, Studies in the Sermon on the Mount, dan tentu saja My Utmost for His Highest (Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya). Oswald Chambers dilahirkan di Aberdeen, Skotlandia, pada tanggal 24 Juli 1874. Ia adalah anak ke-8 dari sembilan bersaudara, dari pasangan Pdt. Clarence Chambers, seorang pendeta Baptis yang tegas, dan istri-nya Hannah yang sangat murah hati. Selama masa kanak-kanaknya di Perth, untuk pertama kalinya Oswald menunjukkan bakat seninya. Lalu ketika ia berusia 15 tahun, keluarganya pindah ke London. Di sanalah Oswald mengakui imannya kepada Kristus di depan umum dan menjadi jemaat Rye Lane Baptist Church. Ini menandai masa pertumbuhan rohaninya yang pesat, bersama pergumulannya yang intens untuk mencari kehendak dan jalan Allah bagi hidupnya. Sebagai seorang seniman dan pemusik yang berbakat, Oswald dilatih di National Art Training School di London, yang pada kemudian hari berganti nama menjadi Royal Academy of Art yang terkenal. Ia merasakan panggilan Allah untuk menjadi duta Kristus dalam dunia seni, musik, dan estetika. Namun ketika sedang belajar di University of Edinburgh (1895–1896), ia mengalami perubahan arah yang besar di dalam hidupnya. Setelah mengalami pergumulan batin yang menyiksa, ia memutuskan untuk mengikuti pelatihan bagi pelayanan Kristen, sebuah profesi yang dikatakannya tidak akan pernah ia jalani “kecuali Allah yang memegang tengkukku dan melemparku ke dalamnya�. Ia keluar dari University of Edinburgh dan kuliah di Dunoon College, dekat Glasgow, di mana ia menghabiskan sembilan tahun waktunya sebagai murid teologi dan kemudian menjadi pengajar filsafat. Dengan bimbingan yang bijak dari Pdt. Duncan MacGregor, mentor dan sahabatnya, Oswald menjadi


sangat matang dan berhasil melalui “malam kegelapan jiwa” yang panjang serta punya pengetahuan yang lebih menyenangkan dan lebih mendalam tentang Kristus. Pada tahun 1906 dan 1907 Oswald menggunakan 6 bulan waktunya untuk mengajar di God’s Bible School di Cincinnati, Ohio. Dari sana ia pergi ke Jepang, mengunjungi Tokyo Bible School, yang didirikan oleh Charles dan Lettie Cowman. Perjalanan mengelilingi dunia ini menandai transisinya dari Dunoon College ke pekerjaan penuh waktu bersama Pentecostal League of Prayer yang memiliki basis di London. Ketika sedang melayani sebagai pembicara dan perwakilan keliling dari League of Prayer di Inggris, Oswald bertemu dengan Gertrude Hobbs. Persahabatan mereka berkembang dalam suatu perjalanan ke Amerika Serikat pada musim panas tahun 1908. Dua tahun kemudian mereka menikah. Oswald memanggil Gertrude dengan sebutan “Beloved Disciple” (Murid yang Dikasihi), disingkat B.D., dan diucapkan “Biddy”. Selama sisa hidupnya, Gertrude Hobbs dikenal dengan julukan yang penuh kasih ini. Mimpi yang sudah lama dimiliki Oswald menjadi kenyataan pada bulan Januari 1911 dengan dibukanya Bible Training College (BTC) di dekat Clapham Common di London. Disponsori oleh League of Prayer, sekolah ini menampung 25 murid dan menjangkau ratusan murid lainnya melalui sekolah malam dan kursus korespondensi jarak jauh. Oswald menjadi Kepala Sekolah dan pengajar utama sedangkan Biddy berperan sebagai Ibu Pengawas, mengawasi banyak detail logistik, mulai dari penyiapan makanan hingga penampungan sementara untuk keluarga-keluarga misionaris yang transit di London. Dalam kuliah-kuliah Oswald, Biddy duduk di bagian belakang ruang kuliah dan merekam kata demi kata dengan metode steno Pittman yang akurat. Terlatih sebagai stenografer pengadilan, Biddy dapat mencatat pendiktean dengan cepat sambil tetap menangkap maksud suaminya selagi ia mengajar. Tumpukan catatan Biddy semakin bertambah ketika Oswald mengajar Psikologi Alkitabiah, Penelaahan Kitab Kejadian, Etika Alkitabiah, dan berbagai mata kuliah lain. Yang sangat penting adalah catatan Biddy di kelas khotbah dan jam-jam renungan mingguan, di mana Oswald berbicara kepada murid-murid dari lubuk hatinya yang terdalam. Anak tunggal mereka, Kathleen, dilahirkan pada bulan Mei 1913, dan segera menjadi kesayangan di BTC. Oswald mendapati dirinya betul-betul


terpesona oleh kelahiran bayinya ini. Ia selalu mengasihi anak-anak, tetapi perasaan yang muncul karena kelahiran putrinya sendiri adalah sesuatu yang sama sekali baru. Ketika Kathleen menangis sekeras-kerasnya pada suatu jamuan makan di sekolah tersebut, Oswald berkata, “Dan sekarang putriku akan bernyanyi.” Namun hari-hari indah di London itu pun akan segera berakhir. Perang Dunia I yang pecah pada bulan Agustus 1914 secara dramatis mengubah Inggris. Dampaknya, BTC pun ditutup setahun setelah didirikan. Oswald bekerja sukarela sebagai sekretaris YMCA di Mesir. Biddy, Kathleen, dan beberapa mantan murid dari BTC juga ikut bergabung dengan Oswald untuk membantu pekerjaannya. Di Kamp Zeitoun, dekat Kairo, Oswald dengan cepat menjadi seorang sahabat bagi para tentara dan menjadi seorang yang memiliki wawasan rohani yang istimewa. Seorang tentara menggambarkannya sebagai “personifikasi dari Sherlock Holmes—tinggi, tegak, penuh vitalitas, dengan wajah yang tajam, yang membingkai sepasang mata yang terang dan tajam . . . seorang detektif dari jiwa manusia”. Biddy terus mengisi buku catatan steno miliknya dengan ceramahceramah Oswald kepada para tentara, termasuk ceramah tentang “The Shadow of an Agony” (Bayangan Penderitaan), “Shade of His Hand—Studies in Ecclesiastes” (Naungan Tangan-Nya, Penelaahan Kitab Pengkhotbah), dan “Baffled to Fight Better—Studies in Job” (Berjuang untuk Bergumul dengan Lebih Baik, Penelaahan Kitab Ayub). Dengan penuh perjuangan melawan udara panas, serangga, dan pasir yang bertiup, Biddy terus menyatakan keramahtamahannya sehingga memberikan sentuhan kekeluargaan yang istimewa bagi para tentara yang terpisah jauh dari keluarga mereka. Dalam sebuah surat kepada ibu mertuanya, Oswald memuji istrinya, “Tentang Biddy, aku mencintainya, dan meski aku suaminya, tetapi aku tak melebih-lebihkan keberadaan dirinya dalam Sakramen di sini—Allah menyampaikan keberadaan-Nya melalui berbagai peristiwa biasa di dalam kehidupan. Surat yang ia terima dari para ibu, para istri, para ayah dan saudara adalah kesaksian mendalam tentang pelayanan yang tidak disadari Biddy sebagai seorang istri, ibu, dan wanita.” Dalam perkemahan di gurun tersebut Oswald mengawasi pembangunan jalan setapak yang dilapisi batu dan berbagai petak bunga. Beberapa orang mengkritiknya sebagai pemborosan waktu, tetapi Chambers percaya jika perbaikan fisik tidak dilakukan dan sentuhan baru tidak diberikan pada


gubuk-gubuk di tempat itu secara berkala, hal itu akan merefleksikan perawatan yang kotor dan ceroboh, dan ini tidak menyenangkan Allah. “Salah satu kesalahan dalam pekerjaan masa kini,” kata Oswald, “adalah orang-orang tidak mengikuti nasihat Salomo, ‘Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga.’ Ada kecenderungan untuk membantahnya, ‘Hanya untuk sementara waktu, mengapa harus repot?’ Meski hanya untuk lima menit sekali pun, biarkanlah hal itu dilakukan dengan baik.” Pada akhir Oktober 1917 Oswald menjalani operasi usus buntu darurat dan tampaknya kesehatan Oswald akan pulih pascaoperasi tersebut. Namun dua minggu kemudian, ketika masih berada di Gizeh Red Cross Hospital, sakitnya kambuh lagi dan ia meninggal dunia pada tanggal 15 November 1917 di pagi hari. Semua yang mengenal dan mengasihi Oswald sangat terkejut. Bingung karena rasa tidak percaya dan dukacita, Biddy mulai menangani tugas-tugas berat yang harus dihadapinya sebagai seorang janda yang masih muda dengan seorang putri berusia empat tahun. Telegramnya kepada keluarga dan teman-teman di Inggris hanya berbunyi, “Oswald berada di hadirat-Nya.” Siang berikutnya, Oswald dimakamkan dengan upacara militer lengkap di Pemakaman Militer Inggris di Old Cairo. Selama dua tahun berikutnya, Biddy dan putrinya Kathleen terus bekerja di antara para tentara di Zeitoun. Melalui pemeliharaan Allah yang sering disebut Oswald sebagai “yang tak disangka”, salah satu khotbah Oswald yang dikirimkan Biddy secara pribadi sebagai hadiah Natal untuk para tentara di Mesir, berkembang menjadi buletin bulanan dan terkirim sejumlah 10.000 salinan per bulan oleh YMCA. Lambat laun menjadi jelas bagi Biddy bahwa panggilan hidupnya adalah untuk membagikan kata-kata suaminya pada dunia. Ketika melakukannya, ia melanjutkan mimpi yang dimiliki Oswald dan dirinya untuk bekerja sama menolong orang lain. Ketika kembali ke Inggris pada tahun 1919, Biddy terus melanjutkan penulisan kembali catatan-catatan stenonya dan mempersiapkan penerbitannya. Ia bekerja untuk membiayai Kathleen dan dirinya, dan memakai keuntungan dari penjualan buku untuk mendanai penerbitan buku berikutnya. Pada saat mengurus sebuah asrama bagi para mahasiswa yang kuliah di Oxford, Biddy menyusun sebuah buku bacaan harian yang diberinya judul My Utmost For His Highest (Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya). Sejak


pertama kali diterbitkan pada tahun 1927, My Utmost terus dicetak ulang dan terjual jutaan eksemplar. Pada saat ini buku ini telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa, dan setiap hari, ribuan orang di seluruh dunia membuka halaman-halamannya untuk mencari firman Allah melalui ulasan dari hambaNya, Oswald Chambers. Sejak masa awal penerbitan setelah Perang Dunia I, Biddy Chambers mendapat nasihat dan bantuan dari sekelompok kecil teman terdekatnya. Pada tahun-tahun berikutnya, kelompok ini dikenal sebagai Oswald Chambers Publication Association. Lembaga ini didirikan pada tahun 1942, dan hari ini terdaftar sebagai Registered British Charity yang mengawasi penerbitan dan pendistribusian tulisan Oswald Chambers di seluruh dunia. Royalti yang diperoleh telah digunakan untuk mendanai penerjemahan baru dari setiap buku karya Oswald Chambers di negara-negara berkembang serta menyediakan hadiah buku karya Oswald Chambers bagi para mahasiswa dan pendeta. My Utmost For His Highest (Pengabdianku Bagi Kemuliaan-Nya), bersama dengan semua buku lainnya karya Oswald Chambers, tercetus dari visi dan hidup yang dimiliki bersama oleh dua orang yang luar biasa—Oswald dan Biddy Chambers. Buku-buku ini adalah bukti kasih mereka untuk Allah, kasih mereka satu sama lain, dan kasih bagi semua orang di mana pun. Bersama-sama, Oswald dan Biddy menyentuh berbagai individu dari berbagai latar belakang dan negara melalui keramahtamahan, pengajaran Alkitab, dorongan semangat, serta humor yang penuh sukacita. Setiap halaman buku My Utmost dipenuhi dengan keyakinan mereka bahwa membawa Injil ke seluruh bumi mencakup hidup yang mengikuti teladan Allah, yaitu “senantiasa menghibur dan bersikap ramah bagi alam semesta�. Kathleen menggambarkan ibunya selalu mempunyai waktu untuk orang lain. Sebuah ketukan di pintu akan menggerakkannya dari mesin ketik ke teko teh. Biddy menganggap bercakap-cakap dengan seorang anak tetangga sama pentingnya dengan mempersiapkan buku berikutnya untuk diterbitkan. Ia menjawab secara pribadi ratusan surat yang datang kepadanya, dan sering kali menyertakan sebuah buku Oswald secara gratis dalam surat jawabannya. Pada waktu Biddy Chambers meninggal dunia pada tahun 1966, ia telah menyusun dan menerbitkan sekitar 50 buku yang bertuliskan nama Oswald Chambers, tetapi tidak pernah ia menyebutkan namanya sendiri. Terkadang beberapa patah kata sambutan pada awal sebuah buku, diikuti inisialnya B.C., menjadi satu-satunya bukti perannya.


Dalam minggu-minggu setelah kematian Oswald di Mesir, Biddy menulis kepada ibunya tentang seorang teman yang hidupnya telah diubahkan secara mendalam dengan membaca beberapa khotbah Oswald. “Ini sangat meyakinkanku bahwa aku harus mengusahakan agar semuanya bisa diterbitkan,” kata Biddy. “Berbuat baik tanpa mengharapkan balasan dan suatu hari nanti kita akan tahu bahwa itu memiliki arti bagi hidup banyak orang.” Kepada saudara perempuannya Biddy menulis, “Hidup bersama Oswald dan melihat imannya kepada Allah serta mengetahui bahwa ‘melalui kesetiaannya, ia masih berbicara kepada kita’ adalah rahasia hidup pada masa sekarang, dan aku merasa sepertinya suatu hari nanti akan kewalahan ketika melihat semua yang telah Allah lakukan, dan kita hanya akan merasa menyesal karena tidak semakin percaya. Jadi, teruslah berdoa dan percaya, kita pasti akan menemukan bahwa Allah sedang melakukan pekerjaan-Nya yang ajaib sepanjang waktu.” Melalui kesetiaan mereka dalam berbagai peristiwa yang biasa dalam setiap hari yang dijalani, Oswald dan Biddy Chambers telah memperlihatkan arti dan kuasa dari memberikan pengabdian kita yang terbaik bagi kemuliaan Allah. David McCasland.


Diubahkan Dengan Memandang Allah

K

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, . . . 2 Korintus 3:18

arakteristik terbesar yang dapat ditampilkan orang Kristen adalah keterbukaan sepenuhnya yang tidak terselubung di hadapan Allah, sehingga hidupnya menjadi cerminan bagi orang lain. Ketika Roh Kudus memenuhi kita, kita diubahkan dan dengan memandang kepada Allah, kita menjadi teladan. Anda dapat selalu melihat kapan seseorang telah melihat kemuliaan Tuhan, karena roh di dalam Anda merasakan bahwa ia mencerminkan karakter Tuhan sendiri. Waspadalah terhadap apa pun yang dapat menodai apa yang Anda cerminkan. Hampir selalu sesuatu yang baik yang akan menodainya—sesuatu yang baik tetapi bukan yang terbaik. Aturan terpenting bagi kita adalah berkonsentrasi untuk menjaga supaya hidup kita terbuka di hadapan Allah. Abaikan segala sesuatu termasuk pekerjaan, pakaian, dan makanan. Kesibukan dalam berbagai hal dapat mengaburkan konsentrasi kita kepada Allah. Seharusnya kita menjaga diri supaya tetap memandang Dia, menjaga supaya hidup kita terus-menerus sepenuhnya terjaga kerohaniannya. Biarkan hal-hal lain datang dan pergi semaunya; biarkan orang lain mengkritik kita sekehendak hatinya; tetapi jangan izinkan apa pun mengaburkan hidup yang “tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (Kol. 3:3). Jangan pernah membiarkan gaya hidup yang selalu tergesa-gesa mengganggu hubungan Anda untuk tetap tinggal di dalam-Nya. Ini mudah terjadi, tetapi kita harus waspada untuk melawannya. Pelajaran paling sulit dari hidup Kristen adalah belajar untuk terus-menerus “mencerminkan kemuliaan Allah.”


Hubungan yang Tidak Terganggu

P

Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku . . . sebab Bapa sendiri mengasihi kamu . . . . Yohanes 16:26-27

ada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku . . . .” yaitu, dalam sifat dasar-Ku. Bukannya— “Kamu akan memakai nama-Ku sebagai mantra,” tetapi— “Kamu akan menjadi begitu akrab denganKu sampai kamu akan menjadi satu dengan-Ku”. “Hari itu” bukanlah suatu hari dalam kehidupan yang akan datang, tetapi pada waktu sekarang. “. . . sebab Bapa sendiri mengasihi kamu . . . .”—kasih Bapa merupakan bukti bahwa kesatuan kita dengan Yesus itu sempurna dan mutlak. Tuhan kita tidak bermaksud membuat hidup kita terbebas dari kesulitan dan ketidakpastian. Namun sama seperti Yesus mengenal hati dan pikiran Bapa, kita juga dapat diangkat-Nya ke tempat surgawi melalui baptisan Roh Kudus sehingga Dia dapat menyatakan ajaran-ajaran Allah kepada kita. “. . . segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa” (16:23). “Hari itu” adalah suatu hari dimana ada kedamaian dan hubungan yang erat antara Allah dan orang kudus-Nya. Sama seperti Yesus hidup kudus dan tidak bercela di hadapan Bapa-Nya, kita juga dapat dibawa ke dalam hubungan seperti itu melalui kuasa baptisan Roh Kudus—“. . . supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu . . . .” (Yoh. 17:22). “. . . akan diberikan-Nya kepadamu” (16:23). Yesus berkata bahwa karena nama-Nya, Allah akan mendengar dan menanggapi doa-doa kita. Sungguh suatu ajakan dan tantangan yang luar biasa—untuk berdoa dalam nama-Nya! Melalui kuasa kebangkitan dan kenaikan Yesus, dan melalui Roh Kudus yang diutus-Nya, kita dapat dibawa ke dalam hubungan semacam itu. Ketika kita berada dalam posisi yang indah itu, ditempatkan di sana oleh Yesus Kristus, kita dapat berdoa kepada Allah dalam nama Yesus—dalam sifat dasar-Nya. Ini adalah hadiah yang dikaruniakan kepada kita melalui Roh Kudus, dan Yesus berkata “. . . segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” Kedaulatan Yesus Kristus diuji dan terbukti melalui pernyataan-Nya sendiri.


Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang. Anda dapat mendukung kami dalam melaksanakan misi tersebut melalui persembahan kasih. Klik link di bawah ini untuk informasi dan petunjuk dalam memberikan persembahan kasih. Terima kasih atas dukungan Anda untuk pengembangan materi-materi terbitan Our Daily Bread Ministries. Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.

DONASI


Mengalami Kebingungan Rohani

A

Tetapi Yesus menjawab, kataNya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.” Matius 20:22

da masa-masa di dalam kehidupan rohani Anda dimana Anda mengalami kebingungan, dan jalan keluarnya tidak semudah berkata, “Aku seharusnya tidak bingung.” Ini bukan tentang benar dan salah, melainkan tentang Allah yang membawa Anda melewati suatu jalan yang untuk sementara tidak dapat Anda pahami. Hanya dengan melalui kebingungan rohani itulah Anda akan dapat memahami apa yang Allah kehendaki bagi Anda. Selubung Persahabatan-Nya (lihat Luk. 11:5-8). Di sini Yesus memberikan ilustrasi tentang seseorang yang sepertinya tidak mempedulikan sahabatnya. Pada intinya, Dia mengatakan bahwa seperti itulah Bapa surgawi akan menampakkan diri kepada Anda pada waktu-waktu tertentu. Anda akan berpikir Dia bukanlah Sahabat yang baik hati, tetapi ingatlah, Dia tidak seperti itu. Waktunya akan tiba ketika semuanya akan dijelaskan. Sepertinya ada awan yang menutupi persahabatan hati ini, dan sering kali kasih pun harus menanti dalam penderitaan dan air mata demi berkat persekutuan dan kesatuan yang lebih utuh. Ketika Allah terlihat sepenuhnya terselubung, apakah Anda akan tetap bergantung dengan penuh keyakinan kepada-Nya? Bayangan Kebapakan-Nya (lihat Luk. 11:11-13). Yesus berkata bahwa ada waktunya ketika Bapa akan tampak seolah-olah Dia kejam dan tidak peduli— tetapi ingatlah, Dia tidak seperti itu. “Karena setiap orang yang meminta, menerima . . . .” (Luk. 11:10). Jika yang Anda lihat sekarang hanyalah bayangan di wajah Bapa, bersandarlah pada fakta bahwa akhirnya Dia akan memberi Anda pengertian yang jelas dan sepenuhnya membenarkan diri-Nya di dalam segala sesuatu yang diperbolehkan-Nya terjadi di dalam hidup Anda. Keunikan Kesetiaan-Nya (lihat Luk. 18:1-8). “Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8). Apakah Dia akan menemukan jenis iman yang tetap mengandalkan-Nya di tengah kebingungan yang melanda Anda? Tetaplah teguh dalam iman, percaya bahwa yang dikatakan Yesus adalah benar, meski sementara ini Anda tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Allah. Dia memiliki hal-hal yang lebih besar untuk dipertaruhkan daripada sesuatu yang sedang Anda minta dari-Nya sekarang.


Apakah Kehendak Allah adalah Kehendak Saya?

P

Inilah kehendak Allah: pengudusanmu . . . . 1 Tesalonika 4:3

engudusan bukanlah perkara apakah Allah bersedia menguduskan saya, melainkan apakah itu kehendak saya? Apakah saya bersedia mempersilakan Allah melakukan segala sesuatu yang telah dimungkinkan melalui penebusan Salib Kristus di dalam diri saya? Apakah saya bersedia mempersilakan Yesus menjadi pengudusan saya, dan mempersilakan hidup-Nya diperlihatkan di dalam kedagingan manusia saya (lihat 1Kor. 1:30)? Waspadalah terhadap ucapan, “Oh, aku rindu dikuduskan.� Tidak, Anda tidak rindu. Sadarilah kebutuhan Anda, tetapi berhentilah dari sekadar merindukan dan jadikanlah itu sebagai tindakan. Terimalah Yesus Kristus untuk menjadi pengudusan Anda dengan iman yang mutlak dan tanpa ragu, dan mukjizat besar penebusan Yesus akan menjadi nyata di dalam diri Anda. Semua yang telah dimungkinkan Yesus menjadi milik saya, melalui pemberian Allah yang cuma-cuma dan penuh kasih, berlandaskan pada karya Kristus di kayu salib. Dan sikap saya sebagai orang yang sudah diselamatkan dan dikuduskan haruslah suatu kekudusan yang tulus dan rendah hati (tidak ada kekudusan yang angkuh). Inilah kekudusan yang didasarkan pada pertobatan dengan rasa sakit yang mendalam, rasa malu dan hina yang tak terlukiskan, dan juga didasarkan pada kesadaran yang ajaib bahwa kasih Allah dinyatakan kepada saya ketika saya sama sekali tidak mempedulikanNya (lihat Rm. 5:8). Dia menggenapi segala sesuatu bagi keselamatan dan pengudusan saya. Tidak heran Paulus berkata bahwa tidak ada yang “dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita� (Rm. 8:39). Pengudusan mempersatukan saya dengan Yesus Kristus, dan di dalam Dia saya menjadi satu dengan Allah, dan ini dicapai hanya melalui penebusan yang agung oleh Kristus. Jangan pernah mencampuradukkan antara akibat dengan penyebab. Akibatnya di dalam diri saya adalah ketaatan, pelayanan, dan doa, dan itu merupakan hasil dari rasa syukur dan penyembahan yang tak terlukiskan untuk pengudusan ajaib yang telah saya terima karena penebusan melalui Salib Kristus.


Ujian Iman

K

Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi . . . takkan ada yang mustahil bagimu. Matius 17:20

ita memiliki gagasan bahwa Allah memberikan imbalan untuk iman kita, dan mungkin demikian pada awalnya. Namun kita tidak mendapatkan apa pun melalui iman—iman membawa kita pada hubungan yang benar dengan Allah dan memberi-Nya kesempatan untuk bekerja. Hanya sering kali Allah harus menanggalkan pengalaman Anda sebagai orang kudus-Nya supaya Anda menjalin hubungan langsung dengan-Nya. Allah ingin Anda memahami bahwa inilah kehidupan iman, bukan sekadar kenikmatan emosional akan berkat-berkat-Nya. Awal kehidupan iman Anda begitu picik dan penuh semangat, berpusat pada sejumlah kecil pengalaman yang melibatkan emosi sebesar iman, dan hidup itu terang dan indah. Kemudian Allah menarik berkat-berkat-Nya untuk mengajar Anda “hidup karena percaya” (2Kor. 5:7). Dan Anda jauh lebih berharga di mata-Nya sekarang daripada ketika Anda masih berada dalam hari-hari yang menyenangkan dengan kesaksian Anda yang berapi-api. Sesuai dengan sifatnya yang paling mendasar, iman harus diuji dan dilatih. Dan ujian sebenarnya untuk iman bukanlah ketika kita mengalami kesulitan dalam mempercayai Allah, melainkan karakter Allah harus terbukti dapat dipercaya dalam pikiran kita sendiri. Iman yang diwujudkan dalam kenyataan harus terus mengalami waktu-waktu terisolasi. Jangan pernah keliru dengan menganggap ujian iman sebagai disiplin kehidupan sehari-hari karena banyak bagian yang kita sebut sebagai ujian iman sebenarnya adalah bagian yang tidak terelakkan dari kehidupan. Iman, seperti yang Alkitab ajarkan, adalah iman di dalam Allah yang muncul untuk melawan semua yang menentangNya—iman yang berkata, “Aku akan tetap memegang karakter Allah apa pun yang Dia lakukan.” Ekspresi iman yang tertinggi dan terbesar dalam seluruh Alkitab adalah “Sekalipun Allah akan mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya” (Ayb. 13:15).


“Ya—Tetapi . . . !”

M

“Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi . . . .” Lukas 9:61

isalnya Allah menyuruh Anda melakukan sesuatu yang merupakan suatu ujian besar, bahkan bertolak belakang sama sekali dengan akal sehat Anda, apakah yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan berusaha menolaknya? Jika Anda terbiasa mengerjakan sesuatu dengan kekuatan jasmani, Anda akan terbiasa mengerjakannya setiap kali Anda diuji sampai Anda menghentikan kebiasaan tersebut dengan tekad yang kuat. Dan hal yang sama juga berlaku secara rohani. Berulang kali Anda ingin memenuhi apa yang Yesus inginkan, tetapi Anda akan selalu kembali lagi ke tujuan yang sesungguhnya dari ujian ini, sampai Anda memutuskan untuk berserah sepenuhnya kepada Allah. Namun, kita cenderung berkata, “Ya, tetapi—seandainya aku menaati Allah dalam hal ini, bagaimana dengan . . . ?” Atau kita berkata, “Ya, aku akan menaati Allah jika apa yang Dia minta dariku tidak bertentangan dengan akal sehat, tetapi jangan memintaku melangkah dalam gelap.” Yesus Kristus menuntut semangat dan keberanian di dalam diri mereka yang mempercayai-Nya sama seperti yang ditunjukkan orang-orang pada umumnya. Jika seseorang ingin melakukan segala sesuatu yang berguna, akan ada masanya ketika ia harus mempertaruhkan segalanya meski tidak dapat memprediksikan konsekuensinya. Dalam hal rohani, Yesus Kristus menuntut supaya Anda mempertaruhkan semua yang Anda pegang atau percayai berdasarkan akal sehat, dan melangkah dengan iman sesuai dengan yang dikatakan-Nya. Ketika taat, Anda akan segera mengetahui bahwa semua yang dikatakan-Nya mempunyai kemantapan sekokoh akal sehat. Jika mengujinya dengan akal sehat, pernyataan-pernyataan Yesus Kristus tampaknya tidak masuk akal. Namun ketika mengujinya dengan ujian iman, apa yang Anda temukan akan memenuhi roh Anda dengan fakta mengagumkan bahwa semua pernyataan-Nya itu adalah perkataan Allah sendiri. Percayalah sepenuhnya kepada Allah, dan ketika Dia membawa Anda ke dalam petualangan baru, menawarkannya pada Anda, pastikanlah bahwa Anda menerima tawaran itu. Kita bertingkah seperti orang tidak percaya pada saat krisis—hanya satu orang di antara kerumunan orang banyak yang berani menanamkan imannya di dalam karakter Allah.


Pengampunan Allah

W

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, . . . Efesus 1:7

aspadalah terhadap pandangan menyenangkan tentang sifat kebapaan Allah: Allah sangat baik hati dan mengasihi sehingga tentu saja Dia akan mengampuni kita. Pemikiran ini, yang hanya berdasarkan emosi, tidak dapat ditemukan di mana pun dalam Perjanjian Baru. Satu-satunya dasar yang dipakai Allah untuk mengampuni kita adalah tragedi luar biasa dari Salib Kristus. Mendasarkan pengampunan kita pada dasar yang lain merupakan penghujatan yang tidak disadari. Satusatunya dasar yang membuat Allah mengampuni dosa kita dan menerima kita kembali untuk diperkenan-Nya adalah melalui Salib Kristus. Tidak ada jalan lain! Pengampunan, yang sangat mudah untuk kita terima, dibayar dengan penderitaan di Kalvari. Seharusnya jangan pernah menerima pengampunan dosa, pemberian Roh Kudus, dan pengudusan kita dengan iman yang sederhana, lalu melupakan harga yang mahal yang harus dibayar Allah untuk membuat semua ini menjadi milik kita. Pengampunan adalah mukjizat anugerah yang ilahi. Harga yang dibayarkan Allah adalah Salib Kristus. Untuk mengampuni dosa dan tetap menjadi Allah yang kudus, harga inilah yang harus dibayar. Jangan pernah menerima pandangan tentang sifat kebapaan Allah jika itu menghapuskan penebusan. Kebenaran Allah yang diwahyukan adalah bahwa tanpa penebusan, Dia tidak dapat mengampuni—Dia akan menyangkal kodrat-Nya sendiri jika Dia melakukannya. Satu-satunya jalan supaya kita dapat diampuni adalah dengan dikembalikan kepada Allah melalui penebusan Salib Kristus. Pengampunan Allah ini hanya mungkin terjadi di alam supernatural. Dibandingkan dengan mukjizat pengampunan dosa, pengalaman pengudusan adalah hal yang kecil. Pengudusan hanyalah ungkapan yang ajaib atau bukti dari pengampunan dosa di dalam hidup manusia. Namun hal yang membangkitkan sumber rasa syukur yang berlimpah-limpah di dalam diri seorang manusia adalah Allah telah mengampuni dosanya. Paulus tidak pernah melarikan diri dari hal ini. Ketika Anda menyadari semua yang dikorbankan Allah untuk mengampuni Anda, Anda akan digenggam erat oleh kasih Allah.


Pengorbanan yang Murni dan Kudus

Y

“Barangsiapa percaya kepada-Ku, . . . Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yohanes 7:38

esus tidak berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku akan mendapatkan semua berkat dari kepenuhan Allah.” Pada intinya Dia berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, daripadanya akan mengalir segala sesuatu yang telah diterimanya.” Pengajaran Tuhan kita selalu bertentangan dengan realisasi diri kita sendiri. Tujuan-Nya bukanlah pengembangan diri seseorang, tetapi menjadikan seseorang serupa denganNya, dan ciri Anak Allah ialah memberikan diri-Nya sendiri. Jika kita percaya kepada Yesus, hal yang bermakna bukanlah apa yang kita dapatkan, melainkan apa yang Dia curahkan melalui kita. Tujuan Allah bukan hanya sekadar menjadikan kita buah anggur yang besar dan indah, tetapi menjadikan kita sebagai buah anggur supaya Dia dapat memeras sarinya yang manis dari kita. Kehidupan rohani kita tidak dapat diukur dengan kesuksesan seperti cara dunia mengukurnya, tetapi hanya melalui apa yang Dia curahkan melalui kita—dan kita sama sekali tidak dapat mengukur hal tersebut. Maria dari Betania memecahkan “leher buli-buli” minyak narwastu murni yang dibawanya dan mencurahkannya “ke atas kepala Yesus,” itu adalah tindakan yang menurut orang lain tidak beralasan; bahkan ada yang orang yang berkata, “Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?” (Mrk. 14:3-4). Namun Yesus memuji Maria untuk tindakan penyembahannya yang berlebihan itu, dan berkata, “Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia” (Mrk. 14:9). Tuhan kita dipenuhi sukacita yang berlimpah, jika Dia melihat siapa pun dari kita bertindak seperti Maria—tidak dikekang oleh seperangkat aturan tertentu, tetapi yang sepenuhnya berserah kepada-Nya. Allah mencurahkan hidup Anak-Nya supaya dapat “menyelamatkan [dunia] oleh Dia” (Yoh. 3:17). Apakah kita siap mencurahkan hidup kita untuk-Nya? “Barangsiapa percaya kepada-Ku, . . . Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup”—dan ratusan jiwa lainnya akan terus disegarkan. Inilah saatnya bagi kita untuk memecahkan “leher buli-buli” kehidupan kita dengan berhenti mencari kepuasan diri sendiri, dan mencurahkan hidup kita di hadapan-Nya. Tuhan kita sedang bertanya, siapakah di antara kita yang akan melakukan hal ini untuk-Nya?


“Hidup di dalam Terang”

A

Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang . . . darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1 Yohanes 1:7

dalah suatu kesalahan besar ketika menyalahartikan kebebasan dari dosa yang hanya terjadi pada alam sadar dengan pembebasan menyeluruh dari dosa oleh penebusan melalui Salib Kristus. Tidak seorang pun sepenuhnya mengenal dosa sebelum ia dilahirkan kembali. Dosa adalah apa yang dihadapi Yesus Kristus di Kalvari. Bukti bahwa saya telah diselamatkan dari dosa adalah saya mengenal sifat dasar dosa yang sesungguhnya di dalam diri saya. Untuk benar-benar mengenal dosa, seseorang memerlukan karya menyeluruh dan sentuhan yang mendalam dari penebusan Yesus Kristus, yaitu penganugerahan kesempurnaan-Nya yang mutlak. Roh Kudus menerapkan karya penebusan kepada kita, baik di alam bawah sadar maupun di alam sadar. Kita harus terlebih dahulu merasakan kuasa Roh yang tiada taranya di dalam diri kita untuk dapat memahami arti dari 1 Yohanes 1:7, yang berkata, “. . . darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” Ayat ini tidak mengacu hanya pada dosa yang disadari, tetapi juga pada pemahaman yang mendalam akan dosa di dalam diri saya yang hanya dapat dinyatakan oleh Roh Kudus. Saya harus “hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang . . . .”—bukan di dalam terang yang berdasarkan pemahaman saya sendiri, melainkan di dalam terang Allah. Jika saya akan melangkah, tanpa apa pun yang menahan atau tersembunyi, kebenaran yang mengagumkan ini disingkapkan kepada saya: “. . . darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan [saya] dari pada segala dosa” sehingga Allah yang Mahakuasa tidak dapat menemukan sesuatu pun di dalam saya yang perlu Dia tegur. Di alam sadar, hal ini menghasilkan pemahaman yang tajam dan mendukakan tentang dosa yang sesungguhnya. Kasih Allah yang bekerja di dalam saya membuat saya tidak menyukai, berdasarkan ketidaksukaan Roh Kudus terhadap dosa, apa pun yang tidak sesuai dengan kekudusan Allah. “Hidup di dalam terang” berarti bahwa segala sesuatu yang berasal dari kegelapan sebenarnya mendorong saya lebih mendekat pada pusat terang.


“Dari Kehancuran Aku Bangkit”

A

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Roma 8:35

llah tidak membuat anak-Nya kebal dari masalah; Dia berjanji, “Aku akan menyertai dia dalam kesesakan” (Mzm. 91:15). Tidak peduli betapa nyata atau hebatnya kesesakan itu; tidak akan ada yang dapat memisahkannya dari hubungannya dengan Allah. “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang . . . .” (Rm. 8:37). Di sini Paulus tidak sedang berbicara tentang khayalan, tetapi tentang kenyataan yang sungguh-sungguh berbahaya. Ia berkata bahwa kita “lebih dari pemenang” di tengah-tengah kesesakan itu, bukan karena kepandaian atau keberanian kita, melainkan karena tidak ada kesesakan apa pun yang dapat mengganggu hubungan kita dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Saya merasa kasihan kepada orang Kristen yang tidak memiliki pegangan dalam situasi kehidupan yang tidak diharapkannya. “Penindasan . . . ?” Penindasan tidak pernah menjadi peristiwa yang megah dan sangat dinantikan; tetapi apa pun penindasannya—baik yang melelahkan, menyakitkan, atau sekadar menyebabkan kelemahan—penindasan tersebut tidak mampu “memisahkan kita dari kasih Kristus.” Jangan pernah membiarkan penindasan atau “kekhawatiran dunia ini” membuat Anda melupakan bahwa Allah mengasihi Anda (Mat. 13:22). “Kesesakan . . . ?” Dapatkah kasih Allah tetap teguh, bahkan ketika setiap orang dan segala sesuatu di sekeliling kita seolah-olah sedang berkata bahwa kasih-Nya adalah dusta, dan bahwa keadilan itu tidak ada? “Kelaparan . . . ?” Dapatkah kita tidak hanya percaya pada kasih Allah, tetapi juga menjadi “lebih dari pada orang-orang yang menang,” bahkan ketika kita sedang kelaparan? Yesus Kristus mungkin seorang pendusta, dan bahkan Paulus pun terperdaya, akan tetapi sejumlah peristiwa yang luar biasa akan dialami oleh seseorang yang memegang teguh kasih Allah ketika kesesakan menimpanya. Logika terbungkam ketika orang tersebut menghadapi setiap kesesakan yang menimpanya. Hanya satu yang dapat mengatasi masalahnya—kasih Allah di dalam Kristus Yesus. “Dari kehancuran aku bangkit” setiap waktu.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.