Penting Pertanyaantentang Pertanyaan
Dosa
Dosa adalah sebuah kata yang pendek, tetapi sering terdengar di gereja dan di antara orang Kristen. Namun, apa dosa itu sebenarnya?
Apakah dosa itu sesuatu yang ingin kita lakukan, tetapi kita tahu tidak boleh?
Haruskah kita diam-diam menyenanginya, atau membencinya sama sekali? Mungkinkah kita melakukan dosa yang tidak akan pernah diampuni Tuhan?
Berikut adalah sejumlah pertanyaan penting tentang dosa, dengan jawaban-jawaban yang dapat menolong Anda untuk memikirkan lebih lanjut tentang apa dosa itu sebenarnya.
Apa dosa? itu
Seseorang
“
pernah menjelaskan dosa demikian:
Desak Tuhan keluar.
Ogah ikuti aturan-Nya.
Semua tergantung kepadaku.
Aku yang mengatur hidupku.”
Ibaratnya seperti kita menjadi murid di sekolah: Ketika guru menyuruh kita masuk ke dalam kelas, kita memilih untuk pergi ke luar. Guru minta kita
untuk tidak berisik dalam kelas, tetapi kita justru mengobrol
lebih keras. Beliau menyuruh kita mengumpulkan PR kita esok hari,
tetapi kita sengaja menyerahkannya dua minggu kemudian, itu pun kita kerjakan dengan asal-asalan . . .
Apa yang terjadi selanjutnya?
Tentu saja ada konsekuensi yang harus kita tanggung. Kita akan terkena skors, atau menerima surat peringatan dari sekolah. Bisa jadi rapor kita di akhir semester akan penuh dengan nilai buruk dan peringatan keras!
Dalam contoh di atas, kita tidak
hanya melakukan sesuatu yang salah.
Kita benar-benar merusak hubungan kita
dengan guru tersebut. Mungkin beliau tidak akan pernah lagi mempercayai kita
atau mengizinkan kita masuk ke kelasnya, seandainya ia bisa melakukannya.
Seperti itulah dosa. Dosa berarti mendahulukan “aku” dan mengesampingkan Tuhan Allah. Dosa adalah sesuatu yang kita
semua lakukan. Dosa bukan hanya soal melakukan tindakan yang
“buruk” atau “salah,” tetapi kita tidak mau mengasihi Allah yang sudah
menciptakan kita. Sesungguhnya, kita kerap mengabaikan Dia dan apa yang
Dia kehendaki dari kita.
Kita telah merusak hubungan kita
dengan Allah, dan kita tidak akan sanggup memperbaikinya kembali. Itu sebabnya kita membutuhkan pertolongan-Nya untuk memperbaiki masalah tersebut.
Jika kita mencoba melakukannya sendiri, kita akan terjebak di dalamnya dan pantas menerima penghukuman dari-Nya.
Mana yang lebih buruk: merampok bank atau diam-diam menyelipkan
sebatang coklat ke dalam saku Anda dari toko? Lagi pula, siapa yang peduli
terhadap sebatang coklat yang hilang? Kebanyakan dari kita menilai sesuatu
seperti itu. Kita suka berkata, “Setidaknya saya tidak pernah berbuat itu . . .” atau “Tapi saya tidak seperti orang itu . . .”
Rasanya kita tahu bahwa ada halhal yang kelihatannya lebih buruk daripada yang lain. Karena sejumlah dosa memberi dampak yang lebih besar, kita pun menganggapnya sebagai dosa yang
lebih buruk. Kita menganggap bahwa tindakan membunuh seseorang yang
tidak kita sukai jauh lebih buruk daripada menggosipkan mereka.
Namun, Yesus berkata: “Kita sudah mendengar . . . perintah kepada nenek moyang kita, ‘Jangan membunuh,’ dan ‘Siapa pun yang membunuh harus diadili dan dihukum.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Siapa pun yang marah kepada orang lain tanpa alasan
yang benar akan dihukum Allah. Siapa pun yang menghina orang lain akan
menghadap pengadilan Allah. Dan siapa pun yang mengatai orang lain ‘Kamu
bodoh’, pantas dilemparkan ke dalam api neraka” (Matius 5:21-22 TSI).
Yesus tidak bermaksud mengatakan bahwa pembunuhan itu sama buruknya
dengan kemarahan. Jelas pembunuhan lebih buruk. Namun, Dia menjelaskan
kepada kita bahwa dosa apa pun tetaplah dosa di mata
Allah. Itu semua
masalah besar yang
akan Dia adili.
Yesus
tidak ingin
membuat
kita merasa
sudah baik
dengan berpikir
bahwa kita lebih baik daripada orang lain. Kita mungkin tidak pernah
membunuh siapa pun, tetapi itu tidak berarti kita lebih berkenan di hadapan
Tuhan dibandingkan mereka yang pernah melakukannya.
Yesus ingin kita memahami segala sesuatu berdasarkan cara Allah
memandang kita. Semua dosa kita membawa akibat yang sama:
penghakiman Allah. Segala dosa, sekecil apa pun, patut mendapat hukuman dari-Nya. Namun, ini juga berarti bahwa segala dosa, betapa
pun “besarnya,” telah ditebus oleh kematian dan kebangkitan Yesus.
Jadi, semua dosa kita akan dihakimi sepenuhnya oleh Allah atau diampuni sepenuhnya oleh karena Yesus. Mana yang kita dapat, tergantung pada kita.
Saat kita memilih untuk mempercayaiNya dan menyerahkan hidup kita
kepada-Nya, maka seluruh dosa kita, baik besar atau kecil, telah ditebus oleh
kematian Yesus di kayu salib.
Hanya satu dosa yang tak
terampuni, yaitu keputusan kita
yang menolak mempercayai Yesus.
Dalam perdebatan dengan sejumlah
pemimpin agama, Yesus memberi tahu mereka: “Apabila orang berbuat dosa
dan mengucap penghinaan, ia dapat diampuni! Tetapi kalau ia menghina Roh Allah, ia tidak dapat diampuni! Apabila orang mengatakan sesuatu menentang [Yesus], ia dapat diampuni, tetapi apabila ia menghina Roh Allah, ia tidak dapat diampuni, baik sekarang maupun di akhirat!” (Matius 12:31-32 BIMK).
Ada dua hal yang perlu dipahami di sini:
Setiap perbuatan dosa dan
penghinaan dapat diampuni: Yesus
dengan jelas mengatakan bahwa semua kesalahan, kekacauan, dan pelanggaran kita bisa diampuni. Ini kabar baik! Tidak ada yang tidak bisa diampuni oleh Allah, kecuali tindakan “menghina Roh Allah.”
Penghinaan terhadap Roh Allah
tidak terampuni. Apa maksudnya?
Kita perlu tahu bahwa ketika Yesus mengatakan ini, Dia sedang berbicara
kepada para pemimpin agama yang menolak-Nya dan menyebut-Nya jahat.
Mereka mengatakan bahwa mukjizatmukjizat yang dilakukan Yesus adalah
perbuatan Iblis, bukan karya Roh Kudus, meskipun mereka tahu yang sebenarnya.
Jadi, satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni adalah tindakan kita
menolak Yesus, satu-satunya Pribadi yang dapat mengampuni kita. Alkitab mengatakan bahwa jika kita tidak mengakui bahwa kita sudah berbuat dosa dan membutuhkan pengampunan Yesus, sebenarnya kita sudah memilih neraka dan menolak surga.
Orang Kristen, yaitu mereka yang sudah percaya kepada Yesus, sudah “dimeteraikan” oleh Roh-Nya—dengan kata lain, mereka menjadi milik Allah (Efesus 1:13). Akan tetapi, “menghina Roh Allah” berarti menolak keselamatan yang ditawarkan Allah kepada kita.
Menghina berarti mengecilkan diri
Allah, dan itu artinya kita tidak tertarik untuk menjadi milik-Nya atau menerima
pengampunan-Nya. Keputusan tersebut tidak dapat diampuni oleh Allah.
Sebaliknya, bagi kita yang telah
memberikan hidup kita kepada Allah, tidak akan ada yang “dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:39).
Keselamatan kita sudah terjamin karena
segala sesuatu yang telah Yesus lakukan bagi kita!
Bagaimana mengampuni saya bisa orang lain?
Yesus sangat jelas mengatakan bahwa kita harus mengampuni orang lain sebagaimana Allah sudah mengampuni kita. Namun, bagaimana
dengan orang-orang yang rasanya tidak pantas menerima pengampunan kita?
Mengampuni bukan berarti kita berpura-pura tidak ada yang terjadi, atau melepaskan orang dari tanggung jawab mereka. Mengampuni orang lain juga tidak berarti segalanya akan kembali seperti semula. Mengampuni berarti kita menghadapi kepedihan yang disebabkan oleh seseorang
dengan menyerahkannya kepada Allah, dan tidak lagi menyimpan dendam. Ini berarti kita menolak untuk menjatuhkan penghakiman, dan menyatakan bahwa apa pun yang sudah diperbuat orang itu kepada kita sekarang adalah urusan dirinya dengan Allah.
Jadi, bagaimana kita melakukannya?
Ingatlah apa yang Yesus lakukan
bagi kita, ketika Dia mati di kayu salib menggantikan kita.
Inti dari pengampunan kita terhadap orang lain adalah pengampunan yang
kita peroleh dari Tuhan. Ingatlah harga yang telah dibayar Allah bagi kita di
dalam Yesus, untuk mengampuni kita dan membebaskan kita dari
dosa kita. Ingatlah belas kasihan yang Tuhan berikan kepada kita, dengan mengampuni kita atas setiap kesalahan yang pernah
kita lakukan, tidak peduli seberapa besar atau buruknya.
Hadapi rasa sakitnya.
Ini mungkin sulit dan kita mungkin
tidak yakin dengan perasaan kita saat menghadapi rasa sakit. Namun
jika kita terus menekan rasa sakit
hati kita, hal itu akan membuat hati kita pahit dan keras sehingga merusak kedekatan kita dengan
Yesus dan orang lain. Tuhan
mengetahui pikiran dan perasaan kita lebih baik daripada kita sendiri. Jadi, Dia tahu cara terbaik untuk menanganinya. Jujurlah kepada Tuhan dan mintalah pertolongan-Nya.
Buatlah keputusan untuk bertindak sesuai cara Tuhan. Mengampuni memberi kebebasan dan kelegaan yang
lebih besar kepada kita dibandingkan kepada orang yang menyakiti kita!
Ingatlah bahwa pengampunan bukanlah keputusan yang diambil satu kali saja.
Akan ada saatnya Anda sangat ingin membalas dendam setelah Anda memilih untuk mengampuni. Ingatan itu muncul begitu saja, dan tiba-tiba Anda merasa sangat marah. Bicaralah dengan pembina rohani Anda atau teman Kristen yang dapat berdoa bersama Anda dan menolong Anda ketika Anda sulit mengampuni.
Berdoalah untuk orang yang menyakiti Anda. Jauh lebih sulit untuk marah terhadap orang yang Anda doakan. Lalu, saat Anda berbicara
kepada Allah tentang dirinya, Dia akan menolong Anda mengubah cara Anda
memandang orang tersebut. Bahkan sekiranya Anda merasa orang itu “pantas”
dibenci, Dia akan membantu Anda menunjukkan kasih dan rahmat-Nya
kepada dirinya. Allah mengingatkan kita bahwa sebenarnya kita juga
pantas dibenci oleh-Nya karena cara hidup kita yang berdosa. Akan tetapi,
Dia justru mengutus Yesus untuk mati
bagi kita dan menawarkan kedamaian serta hidup baru kepada kita.
Saat kita mengampuni,
dan terus mengampuni, kita akan mengalami
kedamaian dan
kebahagiaan yang lebih
melimpah dalam hidup kita saat kita mengizinkan Allah ikut menanggung kepedihan kita.
lagidiingat Tidak
Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Mazmur 130:3
Pada akhir semester, biasanya
sekolah akan memberi rapor kepada murid-murid. Di dalamnya tercantum
laporan yang mencakup hal-hal seperti
kehadiran, nilai, hal-hal yang perlu diperbaiki, jumlah hukuman . . . dan sebagian murid mendapat rapor yang
“jelek.” Jika Allah memberikan kita rapor serupa, kita akan mengalami masalah besar. Itulah yang dimaksud salah seorang pemazmur ketika ia berkata:
“Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” (Mazmur 130:3).
Syukurlah, Allah Maha Pengampun.
Dia tidak menyimpan catatan tentang seberapa baik atau buruknya kita
menjalani hidup, atau mengingatingat lagi banyaknya kesalahan yang
kita lakukan. “Sekarang tidak ada
penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Roma 8:1). Allah
membuang catatan tentang dosa kita!
Pengampunan dari Allah seharusnya
membuat kita takut dan hormat kepadaNya (Mazmur 130:4).
Namun, apa jadinya jika kita terus berbuat dosa? Bagaimana jika ada hal-hal yang tidak bisa kita hentikan? Kita harus berpaling kepada Allah, mengakui semua
itu kepada-Nya dan “menanti-nantikan TUHAN” (ay.5). Biarlah kita bersabar
sementara Allah bekerja mengubah diri kita supaya kita semakin serupa dengan
Yesus. Kita bukan orang-orang yang tak lagi memiliki harapan. Kita dapat
berharap kepada Tuhan yang akan mengubah kita pada waktu-Nya.
Kita memegang dua janji ini: Satu, kasih Allah yang takkan berakhir—Dia tidak akan pernah meninggalkan atau membiarkan kita (Ibrani 13:5). Kedua, karya Allah yang tuntas di dalam kita—di surga, Dia akan sepenuhnya mengubah kita dan membebaskan kita dari segala
kesalahan kita (Mazmur 130:8). Kita akan
dibawa Allah ke hadapan-Nya sendiri
dengan tanpa cela dan penuh sukacita (Yudas 1:24).
Sementara itu, di dunia ini, Allah terus
bekerja di dalam diri kita, dan kita pasti
dapat mengalami perubahan dalam cara
kita menjalani hidup yang terjadi karena
Dia—hingga di surga kelak, kita akan menjadi sempurna! —DR
KETIKA KITA PERCAYA KEPADA YESUS, ALLAH TIDAK LAGI MENGINGAT-INGAT
SEGALA DOSA DAN KEGAGALAN KITA.
Our Daily Bread Ministries menerbitkan materi-materi alkitabiah yang dapat
menolong Anda mengenal Yesus Kristus dan memikirkan tentang hubungan
Anda dengan Allah supaya Anda semakin mempercayai-Nya dari hari ke hari.
Jika Anda ingin menerima materi-materi yang dapat menolong Anda lebih lanjut, kunjungilah santapanrohani.org atau hubungi kami.
Penerjemah: Marlia Kusuma Dewi
Penyelaras Bahasa: Gery Respati, Dwiyanto Fadjaray
Penata Letak & Perancang Sampul: Akwilla Saraswati
Gambar Sampul dan Isi: Freepik.com dan Shutterstock.com
Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab
Terjemahan Baru (TB) © LAI 1974
© 2025 by Our Daily Bread Ministries
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Indonesian Looking at Life “Big Questions about Sin”
Maukah Anda Mengenal Yesus?
Kisah tentang Pengharapan adalah buklet yang dapat membawa Anda lebih mengenal pribadi Yesus Kristus.
Pindai QR Code ini untuk membacanya secara daring, atau hubungi kami untuk mendapatkan edisi cetaknya tanpa dikenakan biaya.
Kunjungi https://santapanrohani.org/sph untuk melihat bacaan-bacaan yang akan membantu Anda menemukan pertolongan yang ditawarkan Allah melalui firman-Nya atas beragam pergumulan dan pertanyaan hidup Anda.
Ingin lebih mengenal Tuhan?
Ingin lebih mengenal Tuhan?
Bacalah firman-Nya
Bacalah firman-Nya
dengan bantuan renungan
dengan bantuan renungan
Santapan Rohani
Santapan Rohani
Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.
Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.
CETAK
CETAK
Menerima edisi cetak secara triwulan.
APLIKASI
Menerima edisi cetak secara triwulan. APLIKASI
Menerima e-mail secara harian.
Menerima e-mail secara harian.
Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS. E-MAIL
Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS. E-MAIL
HUBUNGI KAMI:
HUBUNGI KAMI:
+62 21 2902 8950
+62 21 2902 8950
+62 815 8611 1002
+62 815 8611 1002
+62 878 7878 9978
+62 878 7878 9978
Santapan.Rohani indonesia@odb.org santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/
Santapan.Rohani indonesia@odb.org santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/
Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami.
Materi kami tidak dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung oleh persembahan kasih dari para pembaca kami.
Dosa berarti mendahulukan “aku” dan mengesampingkan Tuhan Allah.
Pelayanan Our Daily Bread Ministries di Indonesia didukung terutama oleh persembahan kasih dari para pembaca, baik individu maupun gereja di Indonesia sendiri, yang memampukan kami untuk terus membawa hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup kepada banyak orang di dalam negeri.