SERI TERANG ILAHI
APA YANG AKAN DIKICAUKAN YESUS? Di media sosial, segala arus informasi dan opini berseliweran tiada henti. Melalui media itu kita mempunyai akses langsung kepada hampir semua topik yang ada, dan kita juga bisa menyebarluaskan pemikiran kita hanya dengan menekan sebuah tombol. Kita juga sadar bahwa sekali kita mengirim, mengunggah, atau berkicau tentang sesuatu, hal itu akan terpampang selamanya di dunia maya. Jadi, bagaimana kita dapat menjelajahi dunia maya dengan cara yang berkenan kepada Juruselamat kita? Meski ditulis ribuan tahun lalu, Alkitab menyampaikan banyak kebenaran abadi yang dapat diterapkan dalam setiap aspek hidup kita, termasuk hikmat yang kita butuhkan dalam interaksi kita di ranah digital. Bayangkan apa yang akan terjadi jika Anda setia menjadi duta Kristus di dunia maya setiap hari!
menjadi
DUTA KRISTUS di
DUNIA MAYA Hikmat Alkitabiah bagi Ranah Digital
Dennis Moles melayani sebagai pengajar Alkitab dan penulis bersama Our Daily Bread Ministries. Pengalamannya selama hampir 20 tahun melayani sebagai gembala gereja, pembina rohani, dan pengajar di perguruan tinggi membuatnya sangat cakap dalam mengulas berbagai topik untuk Discovery Series, questions.org, dan seminar di dunia maya.
Diterbitkan dan didistribusikan oleh PT. Duta Harapan Dunia www.dhdindonesia.com
Dennis Moles
pengantar
Menjadi Duta Kristus di Dunia Maya
Hikmat Alkitabiah bagi Ranah Digital
B
egitu banyak yang telah berubah dalam 25 tahun terakhir. Saat ini kita lebih memilih berkomunikasi lewat Twitter daripada surat. Lebih banyak waktu dihabiskan untuk menjelajah Facebook daripada bertatap muka. Tidak ada lagi yang membawa film negatif ke tempat cetak foto. Sekarang kita berbagi hidup lewat foto demi foto di Instagram. Banyak hal telah berubah tetapi banyak juga yang masih tetap sama. Komunikasi masih merupakan hal yang sulit. Menjalin relasi tetap membutuhkan upaya. Dan para pengikut Yesus masih mengemban misi untuk membagikan kasih, kemurahan, dan anugerah Allah di mana pun mereka berada—termasuk di dunia maya.
1
Alkitab mengatakan banyak hal penting tentang bagaimana kita saling berkomunikasi dan berelasi, dan semua itu terlebih relevan di dalam ranah digital yang serba cepat pada masa kini. Di halaman-halaman selanjutnya, Anda tidak akan menemukan panduan tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Namun Anda akan mempelajari prinsip-prinsip abadi yang akan menolong Anda menjadi duta Kristus dalam ruang-ruang komunikasi Anda di dunia maya.
Dennis Moles
2
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
daftar isi satu
Apa yang akan Dikicaukan Yesus? � � � � � � � � � � � � � � � � � � 5 dua
Inti Masalah � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 11 tiga
Gunakan Filter yang Tepat � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 17 empat
Sebelum Menekan “Kirim” � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � 29
PEMIMPIN EDITOR : J.R. Hudberg EDITOR : Tim Gustafson PERANCANG SAMPUL : Jeremy Culp GAMBAR SAMPUL : ©iStock.com/Luismmolina PENATA LETAK : Steve Gier, Mary Chang PENERBIT : Our Daily Bread Ministries PENERJEMAH : Triyanto EDITOR TERJEMAHAN : Linda Sumayku, Dwiyanto PENYELARAS BAHASA : Bungaran Gultom, Charles Christian, Natalia Endah GAMBAR ISI : ©iStock.com/Luismmolina (hlm.1); rancangan Steve Gier (hlm.5,17,29); Steve Gier (hlm.11); ilustrasi oleh Freevector dan Lavarmsg via Vecteezy.com (hlm.17); ilustrasi latar oleh Dmitry Grigoriev via ThePatternLibrary.com (hlm.29). Kutipan ayat diambil dari teks Alkitab Terjemahan Baru Indonesia, LAI © 1974. © 2016 Our Daily Bread Ministries, Grand Rapids, Michigan. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia.
Indonesian Discovery Series “Being Jesus Online”
satu
Apa yang akan Dikicaukan Yesus?
S
etiap hari Rabu, sebuah acara bincang-bincang televisi di Amerika mengicaukan (tweet) tagar tertentu di Twitter dengan topik-topik seperti: #pikirku, #hadiahterburuk, dan #salahdengarliriklagu. Ketika para pemirsa melihat topik yang akan dibahas minggu itu, mereka akan mengirimkan kicauan kisah-kisah jenaka sesuai tema tersebut. Berikut contoh kicauan dari beberapa penggemar: #pikirku tombol bintang di telepon itu lambang bunga salju yang dipakai orangtuaku untuk mengadu ke Sinterklas tentang kenakalanku. #hadiahterburuk itu kartu Starbucks seharga 25 dolar, tetapi isinya hanya 10 dolar. Waktu kecil, kupikir lirik lagu film The Lion King dimulai dengan kata “PENNSYLVANIA!� #salahdengarliriklagu 5
Sebuah tagar biasanya terdiri dari tanda pagar (#) diikuti kata-kata atau frasa. Tagar tersebut menolong orang mengenali pesan-pesan yang terkait dengan topik tertentu. Pembawa acara bincang-bincang di TV itu menggunakan tagar untuk mendorong pengikutnya supaya meramaikan percakapan lewat Twitter.
Tidak dapat dipungkiri, media sosial kini ada di mana-mana. Dan media sosial memang asyik! Anak-anak saya senang sekali bermain Twitter. Orangtua saya lebih sering mengakses Facebook daripada saya. Dengan ponsel pintar, saya menghabiskan sebagian besar waktu yang ada untuk menerima segala informasi dan komentar yang terus-menerus mengalir. Banyak dari kita mulai mengakses dunia maya tidak lama setelah bangun tidur di pagi hari dan berhenti persis sebelum tidur di malam hari. Media sosial memang telah menjadi alat utama untuk berkomunikasi dan berbagi hidup. The Pew Research Center, sebuah lembaga riset di Amerika Serikat, menyatakan bahwa kelompok pengguna Facebook yang paling cepat pertumbuhannya adalah mereka yang berusia di atas 65 tahun. Di Amerika Serikat, lebih dari setengah demografi itu aktif menggunakan Internet.
Alat komunikasi yang luar biasa itu tidak hanya mengubah cara kita berhubungan dan berkomunikasi, tetapi juga mengubah cara kita menjalani hidup dalam komunitas. Hanya dengan menyentuh satu tombol, kapan saja dan hampir dari mana saja, kita dapat saling berbagi informasi. Kita dapat bertukar pikiran dan pengalaman dengan orang-orang yang mungkin berada ratusan bahkan ribuan kilometer jauhnya. Mengganti pena dan kertas dengan ponsel pintar, tablet, atau komputer jelas telah membuat komunikasi semakin cepat dan mudah. Namun kenyamanan seperti itu tidak selalu berguna. 6
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
Seperti setiap hal lainnya, media sosial juga memiliki serangkaian masalahnya sendiri. Ada saja perkataan dan gambar yang tidak dipikirkan matang-matang sebelum dikirimkan dan disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia. Kebaikan dan keburukan dari media sosial ditunjukkan baru-baru ini ketika suatu sore yang tenang dan bersalju di rumah kami seketika berubah menjadi kisruh karena dua anak remaja kami yang berteriak-teriak kegirangan. Apa penyebabnya? Berikut kicauan dari kepala sekolah mereka: Kepala Sekolah @kepalasekolahmu • 26 Jan Karena kondisi cuaca dingin yang masih ekstrem, besok sekolah ****** akan diliburkan. Selamat menikmati tambahan satu hari libur!
Alat komunikasi yang luar biasa itu tidak hanya mengubah cara kita berhubungan dan berkomunikasi, tetapi juga mengubah cara kita menjalani hidup dalam komunitas.
Melihat keriuhan yang dibuat anakanak kami, bisa saja orang mengira bahwa hari itulah pertama kalinya sekolah mereka diliburkan. Beberapa menit kemudian, setelah euforia mereka mulai mereda, barulah kami menerima telepon yang mengabarkan tentang keputusan libur sekolah tersebut. Kejadian itu menyadarkan kami. Komputer memerlukan waktu untuk menelepon rumah kami dengan pesan otomatisnya. Sementara itu, Twitter sudah membagikan informasi itu secara serentak kepada ratusan orang dan menghasilkan ratusan kicauan lainnya dari para murid: #kepalasekolahmuitukeren semoga bisa keren terus Tak ganti celana‌tidak sekolah‌tidak masalah #santaisaja Tak ada sekolah? Yes! #liburmusimdingindiperpanjang2k15 Apa yang akan Dikicaukan Yesus?
7
Itulah kehebatan media sosial, yaitu ketika suatu momen dinikmati bersama-sama. Komunitas dunia maya (cyber) pun terbentuk. Itulah media yang bersifat sosial. Melaluinya kita membangun dan memperkuat (bahkan memulai) relasi dengan saling membagikan momen-momen yang terjadi dalam hidup. Kita dapat berbagi suka-duka bersama teman dan orang terkasih, bahkan ketika kita tidak dapat bersama mereka secara fisik. Banyak dari kicauan itu cerdas, tepat waktu, dan jenaka. Media sosial memang seharusnya demikian. Namun tampaknya tidak semua orang sadar bahwa media sosial adalah forum terbuka yang bersifat umum. Dalam kasus tadi, banyak kicauan tidak pantas yang dikemukakan di depan umum. Ada kicauan yang mengandung kata-kata tidak senonoh. Ada juga yang mempertanyakan kecerdasan dari pihak sekolah karena meliburkan sekolah. Itulah sisi baik dan buruk dari media sosial. Banyak pengguna media sosial merasa bahwa komunikasi mereka seakan bersifat anonim karena mereka tidak bertatap muka dengan individu-individu lainnya. Itulah yang membuat mereka tergoda untuk menuliskan hal-hal yang sebenarnya tidak akan mereka katakan kepada orang lain jika bertatap muka.
Sementara ponsel saya mengeluarkan berbagai bunyi yang menandakan masuknya setiap kicauan dan kiriman, saya mulai membayangkan: Apa yang akan dikicaukan Yesus? Apakah Yesus merasa perlu mempunyai akun media sosial? Jika ya, apa yang akan dikatakan dan dibagikan-Nya? Bagaimana Dia akan berelasi dengan “teman-teman� dan “pengikut-pengikut�-Nya? Bagaimana sikap-Nya terhadap mereka yang tidak sependapat dengan-Nya? Merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu membuat saya mempertanyakan kicauan, kiriman, dan komentar-komentar saya sendiri. Yesus adalah penyataan diri Allah yang utama. Maka dari itu, bukankah seharusnya tindakan dan sikap-Nya menjadi pedoman dan teladan bagi setiap aspek hidup saya, bahkan dalam interaksi saya di media sosial? 8
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
Menanggapi hal itu, kita sering terjebak dalam pembahasan tentang rupa-rupa aturan (apa yang boleh dan tidak boleh) dan melihat segalanya sebagai soal hitam dan putih. Kita kerap tergoda membuat daftar larangan dan membangun dinding moral untuk memisahkan hal-hal yang “baik� dari yang “jahat�. Namun buklet ini bukanlah panduan untuk mengatur perilaku media sosial. Upaya mengatur perilaku tidak pernah menghasilkan perubahan yang sejati dan permanen. Peraturan mungkin efektif untuk sementara waktu, tetapi tidak akan dapat mengubah kita, karena pada akhirnya diri kita yang sesungguhnya akan tampak dalam tampilan media sosial kita. Kita perlu masuk pada inti masalahnya. Yang coba kita lakukan adalah berusaha memberikan gambaran bagaimana kita dapat menjadi duta Kristus yang baik di dunia maya. Mungkin ada yang menganggap upaya itu hanyalah rekaan. Lagipula Yesus tidak pernah memiliki komputer, tablet, atau ponsel pintar. Setiap kali sebuah Itu benar! Jika yang dibahas teknologi baru hanyalah soal teknologi, kita akan hadir, para sulit menerapkan hikmat Alkitab pada kiriman Facebook dan kicauan Twitter pengikut Yesus kita. Namun pergumulan yang kita didesak untuk alami dengan media sosial bukanlah memikirkan cara sesuatu yang baru. Itu merupakan terbaik dalam pergumulan kuno yang tampil dalam cara-cara yang baru. Setiap kali sebuah berinteraksi dan teknologi baru hadir, baik itu televisi, memanfaatkan radio, mesin cetak, atau bahkan kemajuan tulisan itu sendiri, para pengikut Yesus didesak untuk memikirkan cara terbaik teknologi tersebut. dalam berinteraksi dan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut. Jadi Apa yang akan Dikicaukan Yesus?
9
meskipun Yesus tidak mengatakan apa pun tentang teknologi, Dia cukup banyak berbicara tentang bagaimana manusia berhubungan, berkomunikasi, dan mengasihi. Alkitab memang tidak menyediakan jawaban langsung atas pertanyaan-pertanyaan seperti “Apa yang akan dikicaukan Yesus?” dan “Bagaimana Dia menggunakan media sosial?” Namun Alkitab memberi kita sesuatu yang jauh lebih baik. Firman Tuhan memberikan kepada kita gambaran yang jelas tentang Yesus Kristus, memberitahukan kepada kita tentang diri-Nya, alasan Dia datang, apa yang dilakukan dan diajarkan-Nya, dan bagaimana Dia mengubah segala sesuatu. Itulah inti dari buklet ini. Partisipasi seorang Kristen dalam media sosial bukanlah soal teknologi, melainkan soal komunikasi dan terutama soal hati. Masalahnya bukanlah soal ponsel, melainkan soal hubungan manusia. Alkitab mengatakan banyak hal tentang relasi antarmanusia, dan juga tentang hati kita.
10
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
dua
Inti Masalah Perkataan Kita Penting
K
ebanyakan dari kita cukup berhati-hati dalam berkomunikasi di tempat umum. Walaupun sebagian orang tidak segan berdebat sengit dalam ruang tertutup, kebanyakan dari kita beranggapan bahwa mencaci maki orang di tempat umum karena pandangan politiknya yang berbeda adalah suatu sikap yang tidak pantas. Tidak banyak orang yang benar-benar melakukannya. Kita juga tidak akan bersikap menjengkelkan dengan mempertanyakan tingkat kecerdasan atau iman seseorang yang doktrinnya tidak sama persis dengan kita. Meskipun perbedaan pandangan itu sangat besar, orang biasanya segan mempermasalahkannya di depan umum. Namun interaksi yang tidak pantas bahkan kasar sangat sering terjadi setiap harinya di ‘dinding-dinding’ Facebook dan feeds Twitter di seluruh dunia. Lebih menyedihkan lagi, pelakunya sering kali adalah orang Kristen, para pengikut Yesus. Ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberikan kepada kita karunia-karunia tertentu dan posisi yang khusus di antara 11
makhluk ciptaan-Nya. Dr. Michael Pasquale menyatakan bahwa bahasa manusia adalah salah satu karunia Allah yang dengan jelas membedakan umat manusia dari makhluk lainnya.1 Kejadian 1:27 berkata, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Sebagai penyandang citra Allah, kita memiliki kapasitas yang unik untuk mencipta dan menghargai karya seni dan musik. Kita dapat membuat konsep, berbicara, membaca dan menulis, serta menyembah Allah—atau sebaliknya memilih untuk menolak Dia.
Meski manusia mampu mencipta dan menggunakan bahasa, itu tidak berarti bahwa kita selalu melakukannya dengan baik, atau bahwa komunikasi itu mudah. Adakalanya kita tidak menyampaikan dengan baik apa yang kita maksudkan. Di lain waktu, apa yang kita maksudkan bisa jadi lebih berbahaya daripada bermanfaat. Faktor-faktor lain seperti tidak terlihatnya ekspresi wajah dan bahasa tubuh membuat potensi timbulnya kesalahpahaman di media sosial semakin besar.
Niat Kita Penting Salah satu penyebab kesulitan itu adalah karena kemampuan kita untuk berkomunikasi telah dirusak oleh dosa. Yesus menghadapi kondisi itu saat sekelompok pemimpin agama menuduh-Nya mengadakan mujizat dengan kuasa Iblis (matius 12:22-24). 12
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
Meski manusia mampu mencipta dan menggunakan bahasa, itu tidak berarti bahwa kita selalu melakukannya dengan baik, atau bahwa komunikasi itu mudah.
Setelah menyingkapkan kesesatan dalam tuduhan mereka, Yesus masuk pada inti permasalahannya dengan menceritakan kisah tentang pohon yang baik menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik (ay.33-34). Yesus menyimpulkannya dengan berkata, “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati� (ay.34). Masalah sebenarnya bukanlah kata-kata itu sendiri, tetapi melalui katakata itu tersingkaplah masalah sebenarnya. Itulah sebabnya aturan tentang apa yang boleh atau tidak boleh dikicaukan atau dikirim tidak akan dapat menyelesaikan masalahnya. Kaum Farisi adalah kalangan yang berpengaruh dari abad ke-2 sm hingga abad pertama Masehi. Dalam pandangan umum masa kini, mereka memiliki reputasi yang buruk, tetapi beberapa orang dari mereka pernah memperingatkan Yesus tentang rencana pembunuhan-Nya (LUKAS 13:31), dan ada dari mereka yang bahkan percaya kepada-Nya, termasuk Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea. Orang Farisi menekankan ketaatan terhadap hukum Taurat secara lahiriah, tetapi mereka cenderung mengabaikan masalah hati mereka sendiri yang telah tercemar dosa.
Orang-orang Farisi baru saja memfitnah Yesus dengan menyebut-Nya sebagai anak Iblis. Namun Kristus tidak sekadar mengoreksi informasi mereka yang tidak benar atau mencoba untuk mengubah perilaku buruk mereka. Sebaliknya, Dia menunjukkan kepada mereka bahwa permasalahannya jauh lebih dalam, yaitu pada isi hati mereka. Ketika kita menggunakan kata-kata untuk menyakiti dan merendahkan satu sama lain, kita sedang menyingkapkan kondisi hati kita. Ketika kita memakai blog atau akun media sosial kita untuk meremehkan, mengejek, atau memfitnah orang lain, permasalahannya bukanlah pada kata-katanya. Apa yang kita tulis mengungkapkan hati kita yang telah rusak dan berdosa. Itu bukan berarti bahwa kata-kata tidak penting, tetapi perkataan yang jujur dan benar sekalipun dapat disalahgunakan. Inti Masalah
13
Dalam pengajaran-Nya, Yesus menegur kata-kata kita yang menyakiti sesama maupun niat kita yang buruk. Para pengikut Yesus yang mula-mula kebanyakan adalah orang Yahudi. Mereka sangat peduli pada ketaatan dalam menjalankan hukum dan peraturan yang digariskan dalam Kitab Suci mereka, yang kini kita kenal sebagai Perjanjian Lama. Mereka sungguh-sungguh ingin memastikan bahwa mereka makan makanan yang tepat, mengenakan pakaian yang benar, dan mempersembahkan korban yang benar. Hidup mereka dijalankan dengan sangat disiplin dan perilaku mereka diatur dengan sangat ketat. Kalangan pemimpin agama Yahudi yang lebih ortodoks pada masa itu begitu berhati-hati dalam menaati perintah Allah, sampaisampai mereka menambahkan tradisi lisan yang berisi berbagai peraturan dan berfungsi sebagai pagar pelindung terhadap Hukum Taurat. Mereka berpikir jika seseorang dapat menaati peraturan-peraturan tambahan itu, mereka tidak akan melanggar Hukum yang sebenarnya. Tradisi lisan itu disebut Talmud dan selanjutnya dicatat secara tertulis dan disebut sebagai Mishnah.
Mereka pasti sangat senang mendengar Yesus menyatakan demikian dalam Khotbah di Bukit yang terkenal: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi (matius 5:17-18). Perkataan di atas pasti sangat cocok bagi orang-orang yang taat beragama pada zaman Yesus. Namun Dia belum selesai. Penekanan pada pesan-Nya disampaikan dengan “pukulan balik�. Setelah menarik perhatian para pendengar-Nya, Yesus secara 14
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
tidak terduga menggunakan pukulan balik untuk menegaskan maksud-Nya. Pertama-tama Dia menggunakan gaya bahasa perbandingan: “Kamu telah mendengar firman . . .” Namun pukulan balik itu diberikan-Nya ketika Dia meneruskan dengan penutup yang tidak terduga: “Tetapi Aku berkata kepadamu . . .” Dia berkata, ”Kamu telah mendengar yang difirmankan . . . Jangan membunuh . . . Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum” (matius 5:21-22). Kemudian, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (ay.27-28). Enam kali Dia menggunakan pola itu dalam berbagai bentuk. Dia bahkan sampai berkata, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (ay.43-44). Para pendengar Yesus telah mendengar perintah-perintah tersebut sejak kecil. Mereka adalah umat yang menerima Hukum Taurat, dan orangorang yang saleh akan berusaha sangat keras untuk menjaga kekudusan Hukum dan agamawi mereka. Namun pengajar peraturan muda dari Nazaret itu berdiri di mungkin dapat hadapan mereka untuk menyatakan bahwa ketaatan lahiriah terhadap mengatur perilaku Hukum Taurat itu tidak cukup. Yesus kita sampai batas rindu para pendengar-Nya menangkap tertentu, tetapi isi hati Allah yang telah menetapkan Hukum itu. tidak dapat Melalui Khotbah di Bukit, Yesus mengubah hati menyampaikan kebenaran-kebenaran kita. kekal yang sangat penting untuk kita yang hidup di era digital ini. Hukum Inti Masalah
15
dan peraturan mungkin dapat mengatur perilaku kita sampai batas tertentu, tetapi tidak dapat mengubah hati kita. Ingatlah, permasalahan sesungguhnya ada di dalam hati kita.
Sebelum Anda Mengirim atau Berkicau Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa aturan dan upaya untuk melindungi itu buruk dan tidak ada gunanya. Yesus sendiri berkata bahwa Dia tidak datang untuk meniadakan Hukum Taurat. Namun Dia mengajarkan bahwa masalah yang lebih dalam di balik kata-kata kita yang menyakitkan adalah hati yang berniat menyakiti. Yesus tidak datang hanya untuk mencegah kita membunuh, berzina, atau membalas dendam. Dia datang untuk menyelamatkan setiap bagian hidup kita—memulihkan hati kita yang cenderung ingin menyakiti, menyeleweng, dan menyimpan dendam. Maka Dia pun langsung menangani sumber dari perilaku kita yang merusak tersebut. Tengok kembali percakapan Yesus dengan kaum Farisi dalam Matius 12. Yesus berkata, �Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum� (ay.36-37). Kata-kata apa yang saya gunakan saat mengirim, berkicau, atau membagikan informasi di media sosial? Apa yang diungkapkan oleh kata-kata saya itu mengenai isi hati saya? Dan apa tanggung jawab saya kepada orang lain sewaktu saya membagikan gambar atau komentar? Marilah melihat sejumlah prinsip yang patut kita pertimbangkan sebelum kita berkicau atau mengirimkan informasi di media sosial.
1 Pasquale, Michael dan Nathan L.K. Bierma, Every Tribe and Tongue: A Biblical Vision for Language in Society, Pickwick Publications, Eugene: 2011. 16
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
tiga
Gunakan Filter yang Tepat
J
unjunglah kebenaran. Adakalanya kita memiliki niat baik tetapi tidak memikirkan segala sesuatunya dengan cukup matang. Baru-baru ini, seorang teman mengirim ke Facebook salah satu kisah yang rasanya terlalu muluk-muluk untuk menjadi kenyataan. Saya pun mencoba untuk mencari tahu kejelasan kisah tersebut. Lewat pencarian singkat dengan Google, saya menemukan bahwa kisah yang dibagikannya sudah beredar dalam berbagai bentuk sejak tahun 1998 dan ternyata kisah itu sama sekali tidak benar. Kisah itu terlihat merendahkan pemeluk agama lain, dan apa yang diceritakannya tidak pernah terjadi. Teman saya yang sebenarnya berniat baik itu telah menyebarkan kebohongan. Lalu mengapa ia mengirimkannya? Mungkin ia telah diperdaya orang lain atau memang ia mempercayai kisah itu. Kita tidak tahu alasannya. Namun yang pasti, kisah itu seharusnya tidak perlu disebarkan. 17
Mengapa kisah-kisah semacam itu beredar luas lewat media sosial? Salah satu alasannya mungkin karena kita sering menggunakan media sosial untuk menyatakan pendapat, bukan untuk mencari atau menjelaskan kebenaran. Sayangnya dalam menyampaikan pendapat sering kali kebenaran jadi terabaikan. Dalam Yohanes 14:6, Yesus memberitahukan kepada para pengikut-Nya bahwa kebenaran tidak didasarkan pada berbagai ideologi atau dalil, melainkan pada diri-Nya sendiri! “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi kebenaran adalah ἀλήθεια—alethia. Kata yang dipakai dalam Perjanjian Baru itu mengacu kepada hal-hal (isi) yang sesuai dengan kenyataan.
Ketika Yesus berkata bahwa Dialah kebenaran, Dia tidak hanya menyatakan bahwa kata-kata-Nya itu benar—bahwa perkataan-Nya itu sesuai dengan kenyataan. Dengan menyebut diri-Nya sebagai kebenaran itu sendiri dan bukan sebagai pemberita kebenaran, Yesus bermaksud mengatakan bahwa karakter-Nya mengungkapkan isi hati Allah sendiri. Itulah inti jawaban Yesus kepada Pilatus yang bertanya kepada-Nya, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” (yohanes 18:33). Yesus menjawab, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini. . . . Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku” (ay.36-37). Dalam perbincangan itu, Yesus memberikan kepada kita contoh sempurna tentang apa artinya berfokus pada kebenaran yang sejati. Dia tidak mencari-cari kesalahan teologis dari para pemimpin agama yang sedang menuntut kematian-Nya, dan 18
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
tidak juga mengeluhkan ketidakadilan yang diterima-Nya dari pihak penguasa. Sebaliknya, Dia berfokus pada kenyataan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. KepedulianNya yang utama adalah misi-Nya untuk menyelamatkan umat manusia Yesus menunjuk- dari dosa. Yesus menunjukkan bahwa terkadang fakta bisa menghambat kan bahwa terungkapnya kebenaran sejati. Ada terkadang fakta banyak hal yang benar, tetapi tidak bisa menghambat semuanya sama penting. Memang penting menyajikan terungkapnya informasi yang akurat. Namun kebenaran sejati. menjunjung kebenaran tidak hanya Ada banyak hal berarti bahwa kita harus mengatakan yang benar, tetapi hal yang benar dalam komunikasi kita di dunia maya. Hal itu berarti kita tidak semuanya perlu membandingkan komunikasi sama penting. kita dengan standar Yesus Kristus. Pada praktiknya, kita perlu berhenti sejenak untuk bertanya kepada diri sendiri: Apakah komentar, kiriman, atau kicauan saya mencerminkan kebenaran dan karakter dari Yesus Kristus?
Bersikaplah Bijaksana. Saya hampir selalu terhubung dengan dunia maya. Ketika tidur pun, saya tidak jauh dari ponsel dan semua akun media sosial saya. Siang malam, kapan dan di mana saja, media sosial membuat kita dapat berkomunikasi dengan dunia lewat ibu jari kita. Untuk memerangi apa yang disebut banyak orang sebagai ketergantungan (atau bahkan kecanduan) terhadap media sosial, ada orang Kristen yang sengaja dan sungguh-sungguh melakukan “puasa media sosial�, di mana mereka berhenti berkomunikasi secara elektronik untuk beberapa waktu lamanya. Gunakan Filter yang Tepat
19
Kondisi itu sangat nyaman, bahkan mungkin terlalu nyaman. Nyaman karena saya selalu dapat dihubungi. Anak-anak, istri, dan teman-teman saya dapat menghubungi saya di mana pun saya berada. Saya dapat membagikan momen-momen dalam hidup saya dengan orang-orang yang saya kasihi—berkicau di Twitter tentang makanan yang saya pesan di restoran masakan Yunani favorit saya, memperbarui status Facebook sambil menunggu dokter di klinik, atau mengirimkan foto ke Instagram saat saya menaiki bus atau bermain golf. Tentu saja, foto dari makan malam, permainan golf, atau klinik dokter itu bagus, tetapi tidak semua momen yang dapat dibagikan itu harus dibagikan. Kita sudah sangat terbiasa dengan dunia kita yang selalu terhubung sehingga kita dapat menekan tombol “kirim� tanpa berpikir panjang. Terkadang yang kita butuhkan hanyalah sejenak waktu untuk berpikir. Kemudahan mengakses segala sesuatu memberi kita tantangan tersendiri. Anggapan bahwa komunikasi di dunia maya bersifat anonim dapat membuat kita kebingungan dan kesulitan dalam menggunakan media sosial. Karena di dunia maya kita hanya menatap layar dan tidak berhadapan langsung dengan lawan bicara, kita mungkin mengira bahwa kita sekadar melontarkan komentar yang tidak bermasalah. Karena media sosial digunakan lebih sebagai panggung daripada sebagai wadah percakapan, bisa jadi kita menulis atau mengirimkan hal-hal yang tidak akan kita katakan jika bertatap muka dengan lawan bicara kita. Namun sebenarnya, Twitter, Facebook, YouTube, Snapchat, dan Instagram tidaklah anonim. Media-media tersebut adalah komunikasi massa yang bersifat umum. Layar-layar yang kita tatap bukanlah dinding yang menyembunyikan kita, melainkan proyektor yang menayangkan pikiran, ide, dan pendapat kita kepada dunia. Sebagai pengikut Kristus, kita disorot secara khusus dan saksama. Kita mewakili Yesus melalui perkataan dan tindakan kita. Melalui teknologi masa kini, hidup kita sangat jelas terlihat oleh dunia yang terus mengamati kita. Dalam dunia yang 20
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
selalu terhubung ini, kita tidak hanya menunjukkan Kristus saat kita sengaja memberitakan Injil kepada seseorang. Sadar atau tidak sadar, kita selalu menjadi duta Kristus. Ketika pertama kalinya Yesus mengutus kedua belas murid-Nya, Layar-layar perintah terakhir-Nya kepada mereka adalah: “Lihat, Aku mengutus kamu yang kita seperti domba ke tengah-tengah tatap bukanlah serigala, sebab itu hendaklah kamu dinding yang cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (matius 10:16). menyembunyikan Sama seperti para murid, kita juga kita, melainkan diutus ke dunia untuk menyebarkan proyektor yang pesan pengharapan dan hidup dari menayangkan Allah. Kita butuh hikmat dalam melakukannya. Dunia melihat hidup pikiran, ide, dan kita dan tidak hanya mendengar katapendapat kita kata kita. Karena itu, kita bertanggung kepada dunia. jawab untuk berpikir dua kali sebelum menekan tombol “kirim”. Sepertinya sudah tidak zaman lagi menulis surat 3 halaman dengan tangan berisi kalimat-kalimat yang dipilih dengan cermat dalam paragraf yang disusun dengan hati-hati. Dengan komunikasi global di ujung jari kita, sebuah kicauan pada waktu yang tidak tepat, sebuah kiriman Facebook yang tidak jelas, atau sebuah artikel yang dibagikan tanpa pikir panjang dapat benar-benar mengubah hidup kita maupun hidup orang lain. Perhatikan contoh-contoh berikut ini: • Pada tahun 2013, sejumlah guru di Amerika Serikat kehilangan pekerjaan mereka setelah mencaci dan mengolok-olok murid-murid mereka di media sosial. • Seorang remaja di Britania Raya mencoba bunuh diri setelah mengalami intimidasi lewat media sosial. Gunakan Filter yang Tepat
21
• Beberapa pekerja medis di Michigan, Amerika Serikat, dipecat karena memberikan tanda “suka” atau mengomentari foto-foto pasien yang diambil dalam keadaan tidak pantas dan dimuat di Facebook oleh seorang rekan kerja mereka. Jelas sekali, apa yang kita lakukan di dunia maya sungguhsungguh memiliki dampak yang serius. Menjadi duta Kristus di dunia maya bukanlah hal yang mudah. Apa yang menurut kita masuk akal, apa adanya, lucu, atau bermanfaat, mungkin saja menakutkan, tidak sopan, menyinggung perasaan, atau membingungkan bagi orang lain. Kita perlu hikmat untuk tetap cerdik sekaligus tulus dalam berkomunikasi di media sosial. “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (yakobus 1:26). Pengetahuan berkaitan dengan informasi, sedangkan hikmat berkaitan dengan aplikasi. Hikmat bukan saja berarti memiliki informasi yang tepat, atau sekadar mengetahui atau mengerti berbagai fakta. Hikmat berarti menerapkan dan menyajikan kebenaran dengan saksama dan tepat sehingga kebenaran itu membawa manfaat bagi orang lain. Jika di suatu waktu kita tergoda untuk melontarkan sebuah kicauan atau kiriman, marilah kita mengambil waktu untuk bertanya kepada diri sendiri: Mungkinkah aku belum melihat situasi ini secara menyeluruh? Apakah kiriman atau kicauanku ini Kita perlu hikmat merupakan respons yang emosional? untuk tetap Apakah informasiku akurat dan cerdik sekaligus mudah dimengerti? Apakah aku tulus dalam berhak mengatakan apa yang hendak kukatakan? Jawaban atas setiap berkomunikasi di pertanyaan tersebut akan menolong media sosial. kita untuk berpikir dengan bijaksana sebelum kita menekan tombol “kirim”. 22
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
Bersikaplah Lemah Lembut. Perbedaan pendapat bukanlah hal yang baru. Yang kelihatannya baru belakangan ini adalah bagaimana perbedaan pendapat itu sering dikemukakan dengan kebencian dalam waktu hanya sekejap di depan umum. Media sosial telah memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk bersuara dan ikut terlibat dalam percakapan tentang sosial, politik, budaya, dan teologis yang sedang marak. Dahulu, untuk menyiarkan informasi kepada khalayak ramai dibutuhkan sekelompok teknisi, sejumlah besar uang, dan seruangan penuh peralatan mahal. Hari ini, yang dibutuhkan hanyalah sebuah ponsel pintar dan akun media sosial. Seorang pendeta menggunakan Twitter untuk berkomunikasi dengan jemaatnya. Ia baru memulai rangkaian khotbah tentang berbagai pertanyaan sulit dan kontroversial yang dihadapi gereja, dan ia mengirimkan kicauan berikut untuk mempromosikan tema khotbah yang akan datang: “Raja Damai atau Allah yang Senang Berperang? Datang dan temukan jawabannya.� Salah seorang jemaatnya memberi respons dengan balik berkicau: “BACA SAJA ALKITABMU!� Itu adalah contoh baik dan buruk dari media sosial. Pendeta tersebut mencoba untuk menarik perhatian jemaat terhadap khotbahnya. Apakah respons yang diberikan tepat? Pertama, respons tersebut menggunakan HURUF BESAR SEMUA. Penulisan dalam huruf besar semua biasanya digunakan untuk menunjukkan emosi yang kuat, seperti kemarahan. Lalu apa sebenarnya maksud dari respons tersebut? Kita tidak tahu pasti. Apakah ia marah terhadap pendetanya karena memulai percakapan tersebut? Mungkinkah ia tidak ingin topik itu dibahas di gereja? Apakah ia sedang berpihak? Jika ya, pihak yang mana? Apakah ia setuju dengan sebutan Raja Damai bagi Kristus, atau lebih memilih Pejuang yang perkasa? Keduanya adalah konsep yang alkitabiah, tetapi kelihatannya ada yang tidak disukainya dari salah satu atau kedua konsep tersebut. Lalu ia juga terlihat seperti sedang menuduh pendetanya tidak mengerti isi Alkitab. Gunakan Filter yang Tepat
23
Teknologi memberikan kita kesempatan untuk mengutarakan pemikiran kita. Kita dapat secara terbuka mendorong terciptanya keadilan, memperbaiki kesalahan informasi yang berkembang, memperingatkan para pembuat kejahatan, memperjuangkan isuTeknologi isu tertentu, menyatakan kebenaran, memberikan kita memuji kebaikan, dan menyingkapkan kejahatan. Namun semangat kita untuk kesempatan untuk mengutarakan menjunjung keadilan dan kebenaran terkadang lebih dipandang sebagai pemikiran kita. serangan daripada pemulihan. Ketika itu terjadi, kita tidak lagi membawa manfaat, melainkan menyakiti sesama. Lewat suratnya yang pertama, Rasul Petrus menulis kepada sekelompok umat Kristen yang sedang mengalami penderitaan (1 petrus 2). Ketidakadilan merajalela dan para pengajar palsu bermunculan di gereja. Pemerintah saat itu giat menentang Injil dan para musuh menyebarluaskan kabar dusta tentang mereka. Mereka sungguh-sungguh menderita. Surat Petrus yang pertama dituliskan kepada “orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia” (1 PETRUS 1:1)—semua tempat tersebut sekarang masuk dalam wilayah Turki. Meski demikian, hikmat yang terkandung dalam surat tersebut berlaku juga untuk semua orang percaya.
Dari tengah penderitaan itulah, Petrus menggemakan ucapan Yesus dari Khotbah di Bukit, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Petrus berkata kepada umat Tuhan: Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu 24
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. (1 petrus 3:9) Selanjutnya: Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat. (1 petrus 3:15) Kebanyakan dari kita tidak menghadapi pertentangan seperti yang dihadapi umat Kristen zaman itu. Namun ayat-ayat di atas memberikan petunjuk yang berguna tentang bagaimana kita dapat memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar kita. Petrus tidak meminta pembacanya untuk tabah menjalani penderitaan mereka dalam keheningan. Ia memperkirakan bahwa mereka akan memberikan respons ketika ditanyai dan mereka akan menjawab dengan jujur, meski untuk itu mereka harus membayar harganya. Namun Petrus juga mendorong mereka untuk memberikan respons dengan cara yang bertanggung jawab dan memuliakan Kristus. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa nasihat Petrus tersebut relevan dengan cara kita menggunakan media sosial. Banyak kicauan dan kiriman yang isinya benar, tetapi dilatarbelakangi maksud yang tidak benar. Tulisan-tulisan itu bernada kasar, tidak sopan, bahkan menghina dan merendahkan orang lain. Tidak cukup kita hanya memberikan pernyataan yang benar, logis, atau murni secara teologis. Kita juga perlu membagikan kebenaran dengan penuh kasih. Komunikasi kita di dunia maya tidak hanya soal penyebaran informasi, sekalipun itu adalah informasi yang benar. Kita tidak dipanggil untuk sekadar berbicara soal pengampunan, keadilan, dan kasih sebagai teori, melainkan untuk melakukan semua itu. Itu artinya kita membuat kicauan atau kiriman dengan sikap yang lemah lembut dan menghormati sesama. Gunakan Filter yang Tepat
25
Nasihat sang rasul di atas dapat diuraikan kembali seperti ini: Ketika engkau dihina dan diejek di dunia maya, tanggapilah dengan hati yang tertuju dan tunduk kepada Kristus. Tanggapilah setiap tantangan dan pertanyaan dengan sikap yang menunjukkan pengharapanmu di dalam Yesus. Bersikaplah lemah lembut kepada orang lain karena Kristus telah bersikap lemah lembut kepadamu. Bermurah hatilah kepada orang lain karena engkau sendiri membutuhkan kemurahan Tuhan.
Bersikaplah Penuh Kasih. Memang kita tidak tahu secara pasti apa yang akan dikicaukan, dikirimkan, atau dibagikan Yesus seandainya Dia mempunyai akun media sosial. Kita tidak akan tahu partai politik mana yang didukung-Nya (meski kemungkinan besar Dia sama sekali tidak mau dihubunghubungkan dengan urusan politik). Kita juga tidak akan tahu di mana Dia akan berbelanja, apa yang akan dikendarai-Nya, atau olahraga apa yang Dia sukai. Suatu waktu orang Farisi dan kaum Herodian yang saling berseberangan secara politik bersama-sama mengutus perwakilan untuk menjebak Yesus dengan sebuah pertanyaan tentang pajak. Yesus balik menanyai mereka tentang gambar siapa yang ada pada koin yang dipakai untuk membayar pajak itu. Ketika mereka menjawab,�Kaisar,� Dia pun berkata,�Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.� Suatu jawaban cemerlang dari Yesus yang menolak terseret ke dalam sebuah debat politis.
Namun kita dapat meyakini bahwa Dia tidak akan mencaci atau menekan orang-orang yang berbeda pendapat dengan-Nya, bahkan ketika Dia menyampaikan kebenaran yang sulit diterima. Dia adalah Kasih (bandingkan dengan 1 yohanes 4:8). Dia tidak akan menyebarkan informasi yang belum tentu benar atau yang tidak benar sama sekali. Dia adalah Kebenaran. Yesus tidak akan 26
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
bertindak gegabah atau tidak ramah dalam komunikasi-Nya, dan Dia pasti tahu kapan waktunya untuk diam. Dia tidak datang untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (yohanes 3:16-17). Alkitab menunjukkan kepada kita Ketika kita bagaimana Yesus bertingkah laku selama Dia hidup di bumi ini. Melalui mengasihi Alkitab, kita tahu bahwa Allah rindu orang lain, kita agar umat-Nya mengasihi Dia dan menunjukkan mengasihi satu sama lain (markus 12:29-30). Kasih berarti memperlakukan isi hati Allah satu sama lain dengan lemah lembut kepada mereka. dan hormat, bukan karena itu baik untuk dilakukan, tetapi karena ketika kita saling mengasihi, kita sedang mengasihi-Nya juga. Ketika kita mengasihi orang lain, kita menunjukkan isi hati Allah kepada mereka. Yesus memberitahukan kepada para pengikut-Nya tentang dua hukum yang merangkum keseluruhan hukum yang ada. Yang pertama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita. Dan yang kedua adalah mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri kita sendiri (matius 22:37-39). Perintah itu didasarkan pada dua pokok pikiran. Pertama, kebanyakan dari kita sesungguhnya mengasihi dan peduli pada diri sendiri. Kedua, jika seseorang mengabdikan dirinya utuk mengasihi Allah dan mengasihi sesamanya, perilaku mereka tidak perlu diatur dengan segala peraturan dan hukum yang berlapis-lapis. Kasih adalah ungkapan karakter Allah yang paling jelas (1 yohanes 4:8,16). Ketika Yesus memberikan kepada para pengikut-Nya sebuah perintah baru tentang kasih, Dia tidak menambahkan satu lagi peraturan pada daftar panjang hukum dalam Perjanjian Lama. Dia meminta kita untuk menunjukkan isi hati Allah kepada sesama kita (yohanes 13:34-35). Gunakan Filter yang Tepat
27
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. (1 KORINTUS 13:4-8)
28
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
empat
Sebelum Menekan “Kirim�
K
etika menaati peraturan menjadi hal terpenting dalam hidup kita, kita kehilangan hal lain yang penting. Kita kehilangan kasih. Kita kehilangan hubungan dengan sesama. Kitab Kejadian menceritakan sebuah peristiwa yang mengubah hati setiap manusia. Pada awal sejarah dunia, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan pertama. Adam dan Hawa tidak merasa malu diihat dan dikenal sebagaimana adanya mereka saat itu (kejadian 2:25). Mereka menikmati kehadiran Allah dan kehadiran satu sama lain. Namun semua itu berubah ketika dosa masuk ke dalam dunia. Adam dan Hawa lari dari hadirat Allah dan bersembunyi karena mereka malu terhadap dosa mereka (kejadian 3:8). Salah satu dampak yang merusak dari dosa adalah melemahnya kesanggupan kita untuk mengasihi dan dikasihi. Namun itu hanyalah bagian awal dari drama kehidupan umat manusia. Syukurlah, Alkitab merupakan kisah pencarian manusia 29
oleh Allah yang mengasihi mereka. Allah bekerja tanpa lelah untuk memulihkan kita kembali pada hubungan yang sempurna dengan Allah dan dengan sesama manusia. Peraturan dan hukum tidak akan dapat melakukannya untuk kita. Hanya Yesus yang sanggup melakukannya. Kasih telah mendorong-Nya untuk mati di kayu salib. Setelah menerima kasih Kristus, kita pun dimampukan-Nya untuk mengasihi. Kasih yang dipulihkan Allah itu seharusnya tidak hanya mewarnai interaksi kita saat bertatap muka dengan orang lain, tetapi juga meresap dalam segala perbuatan dan perkataan kita di dunia maya. Memilih untuk mengasihi satu sama lain melalui kicauan, kiriman, dan komentar kita memang membutuhkan kerja keras. Memang lebih mudah mengkritik daripada bermurah hati terhadap orang yang berbeda pandangan dengan kita. Dibutuhkan usaha lebih besar untuk menjadi rendah hati dan lemah lembut daripada bersikap arogan dan agresif. Dibutuhkan lebih banyak waktu, tenaga, dan kesabaran untuk melibatkan diri dalam percakapan yang tulus daripada menceramahi mereka. Mendengarkan lebih sulit daripada berbicara. Menjalin percakapan yang tulus lebih sulit daripada memberikan ceramah. Jika menengok apa yang Salah satu terpampang di halaman Twitter dan dampak yang Facebook kita, kita akan tahu betapa merusak dari itu mungkin masih jauh dari kenyataan. Mungkin kita merasa tidak sanggup dosa adalah melakukannya. Dengan kekuatan melemahnya kita sendiri memang tidak mungkin. kesanggupan kita Namun apa yang akan terjadi, seandainya hari demi hari setiap dari untuk mengasihi kita memutuskan untuk secara sadar dan dikasihi. menyerahkan interaksi digital kita kepada Kristus? Apa yang akan terjadi 30
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
ketika kita menerapkan nasihat Paulus dalam 1 Korintus 10:31 pada setiap akun media sosial kita? Apa yang akan terjadi jika kita bertekad bahwa apa pun yang kita makan, minum, kirimkan, atau kicaukan hanyalah untuk kemuliaan Allah? Tanyakanlah kepada diri sendiri sebelum kita mengirimkan, menyebarluaskan, mengomentari, membuat, dan meneruskan kicauan apa pun: “Dapatkah aku mewakili Yesus Kristus dengan kemurahan hati, sikap hormat, dan cinta kasih melalui apa yang kutulis saat ini di media sosial?” Dengan pertolongan Roh Kudus, kiranya kita dengan rendah hati dan bijaksana menunjukkan kasih dan kemurahan Yesus Kristus yang menyatukan orang-orang yang selama ini terhalang oleh tembok pemisah.
“Dapatkah aku mewakili Yesus Kristus dengan kemurahan hati, sikap hormat, dan cinta kasih melalui apa yang kutulis saat ini di media sosial?”
Sebelum Menekan “Kirim”
31
Buklet Seri Terang Ilahi “Menjadi Duta Kristus di Dunia Maya” diterbitkan dan didistribusikan oleh PT Duta Harapan Dunia yang merupakan anggota keluarga Our Daily Bread Ministries. Buku-buku yang bisa diperoleh melalui PT Duta Harapan Dunia: • Santapan Rohani Edisi Tahunan Panduan bersaat teduh sehari-hari selama satu tahun. • Seri Perjalanan Iman (Journey Series) Materi renungan bagi individu atau kelompok yang rindu menyediakan waktu bersama Allah untuk merenungkan kitab demi kitab dari firman-Nya. • Seri Hikmat Ilahi Bahan Pendalaman Alkitab untuk pribadi maupun kelompok. • Seri Terang Ilahi Buklet yang mengulas beragam topik yang membuka wawasan rohani. PT Duta Harapan Dunia Rukan Daan Mogot Baru Jl. Tampak Siring Blok KJC No. 10 Jakarta Barat 11840 Tel.: (021) 2902-8955 • Fax.: (021) 5436-0474 E-mail: orders@dhdindonesia.com • Situs: www.dhdindonesia.com 32
MENJADI DUTA KRISTUS DI DUNIA MAYA
Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang. Anda dapat mendukung kami dalam melaksanakan misi tersebut melalui persembahan kasih. Klik link di bawah ini untuk informasi dan petunjuk dalam memberikan persembahan kasih. Terima kasih atas dukungan Anda untuk pengembangan materi-materi terbitan Our Daily Bread Ministries. Persembahan kasih seberapa pun dari para sahabat memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.
DONASI