Kampanye Penanaman dan Kemah Alam Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan 30 Maret - 02 April 2017
Research Station HLSL Lejak 

LAPORAN KEGIATAN
!1
Pengantar Hutan Lindung Sungai Lesan sejak di konversi Pemerintah Kabupaten Berau sebagai kawasan hutan dengan fungsi lindung telah memberikan dampak terhadap ekologi dan sosial masyarakat. Salah satu efek tepian yang belum banyak dirasakan terkait dengan penyadartahuan generasi muda perihal kondisi lingkungan yang terjadi di Kabupaten Berau, situasi krisis global sebagai akibat dari perubahan iklim. Untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan pengetahuan terhadap fungsi hutan terhadap kehidupan masyarakat di Berau. Yayasan Komunitas Belajar Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Operasi Wallacea Terpadu akan menyelenggarakan Kemah Alam Berau. Kegiatan yang dirancang selama empat hari tiga malam berkemah di Hutan Lindung Sungai Lesan. Adapun tujuan pelasanaan kegiatan i i adalah : •
Penyadartahuan perubahan iklim, deforestasi, degradasi hutan dan kerusakan ekologis yang diakibatkan oleh manusia.
•
Meningkatkan pengetahuan peran hutan dan habitat orangutan
•
Menanamkan adab kepedulian terhadap bumi, kepedulian terhadap manusia dan berbagi yang adil.
LAPORAN KEGIATAN
!2
Daftar Isi Pengantar Kemah alam hari pertama Penananam Pohon Buah di Kampung Lesan Dayak. 7 kesadaran ekologis
Kemah alam hari kedua Membumi Pola Alam Treking Menemukan Pola ALam Materi Video Perlindungan Kawasan HLSL
Kemah alam hari ketiga Membumi Treking Food Forest (budaya meramu dan membaca alam di dalam hutan) Penampilan Budaya dan Kreatfitas Kelompok
Kemah alam hari keempat Capaian dan Rekomendasi Lampiran
LAPORAN KEGIATAN
!3
Kemah Alam Hari Pertama Penananam Pohon Buah di Kampung Lesan Dayak. Sebagian rombongan peserta dan undangan bertolak dari Tanjung Redeb menuju Kampung Lesan Dayak pada pukul 07.00 pagi. Peserta pelajar dari Kecamatan Kelay bergabung dengan rombongan lain pada pukul 11.00 pagi di depan kantor baru Kampung Lesan Dayak. Acara dimulai dengan pembukaan oleh fasilitator melalui sesi apresiatif di Balai Kampung. Penyampaian sambutan apresiasi terhadap kehadiran peserta, undangan pemerintahan, swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil yang diwakili oleh KPHP Model Berau Barat, Dinas Pariwisata Kabupaten Berau, Polsek Kelay, Koramil Kelay, PT Berau Coal, Center for Orangutan Protection, Yayasan OWT dan perwakilan warga kampung Sidobangen serta Lesan Dayak pada kegiatan Kampanye Penanaman dan Kemah Alam di Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL).
LAPORAN KEGIATAN
!4
Kegiatan penanaman pohon buah dimulai pada pukul 12.00 siang di area jalur masuk menuju kampung, halaman bangunan pemerintah kampung, gereja, sekolah dan sekitar kebun toga kelompok PKK Kampung Lesan Dayak. Sebanyak 70 bibit pohon buah ditanam saling silang antara bibit buah Mangga, Durian, Rambutan, Pete dengan bibit pohon keluarga legum (leguminoceae)
LAPORAN KEGIATAN
!5
LAPORAN KEGIATAN
!6
sebagai penyedia nitrogen didalam tanah. Pukul 14.00 rombongan peserta Kemah alam HLSL berkumpul di dermaga ketinting Kampung Lesan Dayak untuk melanjutkan keberangkatan menuju stasiun riset Lejak di dalam kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan. Perjalanan menuju stasiun riset Lejak HLSL menggunakan ketinting yang dikemudikan oleh warga Kampung Lesan Dayak menyusuri Sungai Belekay, Sungai Lesan dan Sungai Lejak sampai di Stasiun Penelitian HLSL.
Sebanyak 40 peserta pelajar SMP dan SMA, pembina Satuan Karya Pariwisata, pembina sekolah, volunter, KSM Nemdoh Nemkay, staf Yayasan OWT, staf Yayasan Komunitas Belajar Indonesia (Yakobi) terlibat dalam kegiatan kemah alam. Fasilitator membagi peserta dan kakak pendamping kedalam delapan kelompok belajar, piket rutin mencuci alat makan dan pembagian pentas kreativitas kelompok.
LAPORAN KEGIATAN
!7
7 Kesadaran Ekologis Sesi petang hari pertama Kemah Alam diisi dengan pemaparan 7 kesadaran ekologis oleh Kak Zakiah dan Kak Mirna dari Yakobi. Pengetahuan untuk merefleksikan diri dan menyadari dampak kerusakan ekologis dari perilaku manusia. Tujuh kesadaran untuk hidup lebih berkualitas, berlaku sederhana, hemat, memiliki kepedulian terhadap manusia serta bumi, semangat berbagi, memiliki kemaknaan hidup dan menjadi manusia optimis yang memiliki harapan. 7 Kesadaran Ekologis 1. Berkualitas 2. Sederhana 3. Hemat 4. Peduli 5. Semangat berbagi 6. Bermakna
Tujuh kesadaran menjadi awal kebiasaan baru selama keseharian tinggal di perkemahan. Mulai dari mensyukuri kesadaran diri melalui meditasi hati ‘membumi’ setiap pagi hari, mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya selama waktu makan, membersihkan dan membantu yang membutuhkan setiap saat, berbagi makanan, belajar selama kemah dengan tujuan dan memiliki pola pikir positif selama hidup di perkemahan.
LAPORAN KEGIATAN
!8
Kemah Alam Hari Kedua Membumi Peserta Kemah Alam selama 30 menit melakukan meditasi bernafas ‘membumi’ untuk melatih kesadaran panca indera terhadap nikmat hening yang diberikan Tuhan YME. Selama tiga puluh menit mendengarkan suara-suara alam disekitar. Setengah jam berikutnya peserta diminta untuk memberikan kontribusi kepada bumi melalui aksi bersih di areal perkemahan. Setelah sarapan pagi seluruh peserta berkumpul di lantai dua stasiun penelitian. Kegiatan dimulai dengan membuat pohon harapan. Peserta menuliskan harapan kemah alam dan keinginan belajar selama di HLSL.
LAPORAN KEGIATAN
!9
Secara bergantian perwakilan setiap kelompok peserta menyampaikan harapan-harapan yang menjadi motivasi utama ikut dalam kegiatan kemah alam. Noverlin siswa SMK 4 Berau kecamatan Kelay menyampaikan harapan melalui kegiatan kemah alam ini semoga tali persaudaraan antara semua pelajr dari Tanjung Redeb dan Kelay semakin erat dan semangat menjaga linkungan tetap terus ada Daisy, siswa SMA Ashowah menyampaikan ingin mempelajari ilmu yang bermanfaat melalui kegiatan kemah alam ini. Bird watching menjadi kegiatan menarik buat saya.
LAPORAN KEGIATAN
!10
Harapan Kemah Alam Peserta menyampaikan harapan-harapan selama mengikuti kegiatan Kemah Alam di Kawasan HLSL. Secara umum harapan-harapan peserta Kemah Alam dikategorikan kedalam 4 bahasan penting antara lain : 1. Perlindungan terhadahap kawasan hutan HLSL
“ Semoga Kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan dapat tejaga dengan baik, memiliki kualitas hutan yang bermanfaat lama dan ingin pemuda-pemudi yang akan datang dapat melihatnya.“ - Bagus, siswa SMK Muhammdiyah Berau.
“ Harapan saya semoga Hutan Lindung Sungai Lesan tetap terjaga. Populasi hewan hutannya terus meningkat. Desa Lesan Dayak menjadi maju dengan teknologinya, mencegah kejahatan penebangan liar dan perburuan hewan langka. Semoga anak-anak Desa Lesan Dayak menadi generasi yang sadar akan hutannya dan membangkitkan jiwa raga untuk melestarikan budaya suku dayak. Terakhir, saya berharap bahwa semua yang berkepentingan sadar diri terhadap hutan.” - Meldi Alexi, siswa SMA N 7 Berau. “ Harapannya saya dapat megenal dan mengetahui tentang alam yang ada di Hutan Lindung Sungai Lesan. Berbagai hewan dan tumbuhan yang ada di Lesan dapat dilestarikan.” -Jensen, siswa SMK N 4 Berau. “Harapan saya semoga Hutan Lindung Sungai Lesan ini masih bisa dilhat oleh anak cucu kita kedepannya.“ Yeremia, siswa SMPN 29 Berau. 2. Pembelajaran dan aksi sepulang Kemah Alam
“Harapan saya semoga dengan adanya penanaman dan kemah alam ini, saya dapat mengetahui bagaimana cara untuk hemat dan hidup bekerja dengan alam. Dan harapan saya ingin membanggakan dan memberikan yang terbaik untuk orangtua.” - Marwah, siswi SMA N 7 Berau. “Saya berharap kegiatan Kemah Alam ini menjadi agenda tahunan. Saya juga berharap apa yang saya dapatkan dan dilakukan sekarang ini menjadi pupuk positif untuk masa yang akan datang.” - Fery Setiawan, pembina Sakawisata Berau. “Saya ingin tahu banyak tentang hutan supaya bisa berbagi ilmu kepada teman-teman lain diluar sana.” - Aldi Riesci Gunawan, siswa SMA N 4 Berau.
LAPORAN KEGIATAN
!11
“Dengan mengikuti kemah ini, saya dapat lebih mengerti bagaimana cara menjaga lingkungan hidup dan menambh ilmu dan pengalaman. Saya berharap dapat langsung melakukan aksi bukan hanya opini untuk menjaga lingkungan hidup sekitar saya.” - Aurelia Dzeta A, siswi SMA N 4 Berau. 3. Pengenalan spesies flora dan fauna endemik Hutan Kalimantan “Ingin menambah wawasan tentang alam sekitar, dapat melihat orangutan langsung dan melihat hewan langka lainnya di hutan Kalimantan.” - Puri “ Saya ingin melihat orangutan secara langsung.” - Adam 4. Inspirasi alam “ Saya berharap dalam Kemah Alam ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang indahnya hutan ciptaan Tuhan, agar dapat lebih bersyukur kepada Tuhan. Dan saya bisa kembali lagi ke HLSL.” - Annisa M, siswi SMA N 2 Berau. “ Harapan setelah mengikuti Kemah alam ini, semoga dapat lebih sadar betapa pentingnya menjaga hutan maupun lingkungan sekitar. Kita manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini amat menentukan apakah dapat merusak alam maupun menjaganya.” - Daysi, siswi As Shohwah. “Mencari dan mengetahui secara mendalam tentang hutan. Tidak hanya memandang sebelah sisi pentingnya hutan bagi manusia. Agar kelak menjadi orang yang mandiri dan tegas menhadapi tantangan apapun dan yang terpenrting adalah kebersamaan bersama sahabat-sahabat baru yang saya kenal”. - M Mahmudin, siswa SMKN 4 Kelay.
LAPORAN KEGIATAN
!12
Sesi Teori : Pola Alam Bill Mollison dan David Holmgren, keduanya menemukan aksioma permakultur, kata yang terdiri dari permanent dan agriculture yang menginspirasi banyak orang dengan mengajarkan adab dan prinsip alam kedalam desain tempat hidup manusia dari rumah sampai hutan. Terdapat tiga adab dan 12 prinsip alam yang digunakan. Prinsip 1 - Observasi dan Interaksi Peserta diajak memahami fakta alam pertama dimana setiap elemen hutan yang tidak bergerak (pohon) dan elemen yang bergerak (binatang) saling mengobservasi dan berinteraksi satu dan lainnya. Setiap hasil observasi memberikan dampak terhadap interaksi antar elemen. Prinsip 2 - Menangkap dan Menyimpan Energi Sumber energi terbesar dibumi adalah matahari. Peserta diajak mengamati prinsip 2 di dalam pohon. Pohon menangkap sinar matahari, mengolahnya didalam daun dan menyimpan energi tersebut kedalam pertumbuhan batang, buah dan akar dari air, nutrisi dan karbondioksida melalui proses fotosintesis menjadi selulosa, buah, daun dan oksigen. Contoh lain ditelusuri dalam diskusi interaktif menggunakan prinsip tersebut. LAPORAN KEGIATAN
!13
Prinsip 3 - Memperoleh hasil Peserta diajak menggunakan Prinsip Memperoleh Hasil kedalam ekosistem hutan. Sebuah kesatuan hubungan kompleks yang hasilnya memberikan pelayanan bagi makhluk hidup lainnya. Peserta melakukan simulasi prinsip kedalam kehidupan sekolahnya. Apakah hasil yang diperoleh dari sekolah? Tentunya ilmu yang bermanfaat dan akhlak yang baik, begitu respon dari sebagian peserta. Prinsip 4 - Regulasi diri dan menerima masukan. Ekosistem hutan bisa mengatur diri sendiri. Hutan disebut dengan paru-paru dunia. Makna dari istilah seperti kerja fungsi trakhea dan paru-paru terhadap pertukaran oksigen dalam pembuluh darah dengan pertukaran air didalam pohon dan melepaskannya dalam bentuk presipitasi serta oksigen dari fotosintesis. Secara holistik hutan dapat mengatur sendiri tanpa perlu pemberian pupuk maupun pestisida dari manusia. Kemampuan mengatur diri dan menerima masukan dari lingkungan ini merupaka fungsi ekosistem hutan tropis yang langsung disaksikan serta dialami oleh peserta.
LAPORAN KEGIATAN
!14
Prinsip 5 - Manfaatkan sumberdaya dan layanan yang terbarukan. Hutan memiliki kemampuan untuk memperbaharui dirinya sendiri tanpa tergantung oleh mahluk lainnya dengan menggunakan keragaman hayati serta pelayanan yang terbarukan. Siklus tertutup dari pemanfaatan energi matahari pada tumbuhan yang hasilnya dimanfaatkan binatang yang bersimbiosis dan mengembalikannya menjadi nutrient yang diperlukan tanaman. Prinsip 6 - Tidak ada limbah Prinsip tidak ada limbah didalam ekosistem hutan memberikan kesadaran kepada peserta keberlanjutan antara output elemen hutan menjadi input elemen lainnya. Ketika satu elemen menjadi berlebihan hal tersebut menciptakan ketidak seimbangan dalam bentuk hama maupun polusi. Dalam kehidupan keseharian peserta diingatkan dengan pepatah, satu jahitan bisa menghemat sembilan jahitan, sehingga manusia jangan buat limbah dan jangan berlebihan dalam berkehidupan. Mulai melakukan perubahan dari konsumtif menjadi produktif. Pengamatan prinsip tersebut di hutan membawa kesadaran baru kepada para peserta.
LAPORAN KEGIATAN
!15
Prinsip 7 - Dari pola ke rinci Hutan alam raya menjadi tempat belajar peserta, manusia, sebagai bagian dari alam dan bukan yang penguasa alam. Hutan yang semula dianggap tumbuh tanpa pola dan terlihat acak. Melalui prinsip ketujuh peserta menyaksikan desain ekosistem yang kompleks. Pola-pola alam dari bentuk spiral, gelombang, pola jamur dalam potongan melintang dan pola bercabang. Prinsip 8 - Menyatukan dari pada memisahkan Peserta mempelajari prinsip penumpukan ruang dan waktu didalam ekosistem hutan. Melalui analogi sebuah pohon yang menjadi gilda untuk tanaman akarakaran, semak, perdu dan liana dalam ruang yang sama dan waktu yang berbeda. Hal tersebut memberikan bukti energi yang efisien dalam penyatuan ruang dan waktu di dalam hutan. Fasilitator kemudian memberikan tugas kelompok untuk mendiskusikan contoh prinsip dalam kehidupan sehari-hari peserta kedalam kertas flip chart.
LAPORAN KEGIATAN
!16
Petikan hasil diskusi kelompok Wana Jati mengenai prinsip Menangkap dan Menyimpan Energi. 1. Menggunakan kertas pada kedua halamannya. 2. Tidak membicarakan keburukan orang lain, karena membuang energi. 3. Menerima masukan dan saran orang lain. 4. Menerima ilmu bermanfaat dari guru. 5. Menghindari perdebatan, karena setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda. Berdebat hanya menghabiskan energi. 6. Saling membantu sesama, meringankan pekerjaan dan energi menjadi lebih efisien. 7. Saling berbagi dan memberi. Memberikan pertolongan kepada orang lain dengan bergitu akan mengurangi energi yang diperlukan orang lain. 8. Budayakan makan bersama keluarga, jika memilih makan diluar maka energi dan biaya akan lebih banyak keluar. 9. Tidak berlebihan mengambil makanan, sehingga dapat menghindari kesiasiaan makanan.
Hasil diskusi kelompok Rambutan tentang Prinsip Observasi dan Interaksi. LAPORAN KEGIATAN
!17
1. Mengamati teman terlebih dahulu sebelum berinteraksi. Memberikan gaya komunikasi yang sesuai. 2. Tidak malu bertanya pada guru saat menjelaskan materi. 3. Melakukan musyawarah saat pengambilan keputusan. 4. Menghibur teman saat sedang bersedih. 5. Meminta izin kepada orangtua saat ingin keluar rumah, dengan melihat kondisi orangtua saat meminta izin.
Hasil diskusi kelompok Bakau Squad tentang Prinsip Regulasi Diri dan Menerima Masukan. 1. Merapikan tempat tidur kembali. 2. Membuang sampah pada tempatnya. 3. Rajin belajar mandiri. 4. Ibadah tepat waktu. 5. Menyingkirkan duri sebagai kesadaran yang kita lakukan di jalan. 6. Mentaati peraturan lalulintas. 7. Tidak memotong pembicaraan 8. Mendengarkan pendapat atau masukan dengan baik
LAPORAN KEGIATAN
!18
Hasil diskusi Kelompok Banir tentang Prinsip Memanfaatkan Sumberdaya dan Layanan Terbarukan. 1. Rawa yang penuh dengan pohon tumbang dibersihkan menjadi kolam ikan. 2. Memanfaatkan alang-alang untuk makanan kambing. Daripada di racun alang-lang bisa bermanfaat untuk pakan kambing. 3. Lahan kosong bisa dikembagkan menjadi kebun daripada menjadi lahan
tidur. 4. Beternak ayam, menghasilkan produk yang terus menerus. Hasil diskusi Kelompok Ulin tentang Prinsip Tidak Ada limbah. 1. Manajemenn waktu, menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat. 2. Berfikir positif atas semua pemikiran orang lain. Hasil diskusi Kelompok Burung Engang tentang Prinsip Memperoleh Hasil.
LAPORAN KEGIATAN
!19
1. Tekun belajar menadi juara kelas. Belajar menjadi jalan untuk menjadi juara kelas. 2. Pelampung menjadi cara untuk memastikan keamanan penumpang dalam perjalanan diatas air. 3. Lingkungan bersih merupakan hasil dari upaya untuk mengelola limbah. 4. Mencatat semua pengeluaran untuk menyeimbangkan kas anggaran. 5. Menambah pertemanan untuk memperkuat persaudaraan.
6. Melakukan reboisasi pada lahan yang kosong untuk menghindari tanah longsor. Hasil diskusi Kelompok Rengas tentang Prinsip Dari Pola ke Rinci. 1. Aktivitas Menggambar. 2. Membuat novel. 3. Memakai seragam sekolah. 4. Mencuci baju ketika membersihkan bagian yang lebih mudah dibersihkan kemudia merinci pada bagian yang sulit dibersihkan. 5. Memasak nasi goreng.
LAPORAN KEGIATAN
!20
6. Membuat jadwal kegiatan. Menuliskan pola kegiatan kemudian mendetilkan menjadi rencana harian. Hasil diskusi Kelompok Lebah Madu tentang Prinsip Meyatukan daripada Memisahkan. 1. Hidup jangan hanya diam ditempat tetapi bergeraklah mengikuti arus. Tidak menunggu tetapi bergerak. 2. Jika kita berteman tidak boleh berkonflik. 3. Perbedaaan pendapat, antar teman namun tetap terbuka atas masukan. 4. Tidak membedakan latar belakang suku, namun menumbuhkan saling
percaya. 5. Hidup harus saling menjalani kebersamaan. 6. Bhineka Tunggal Ika, sebagai inspirasi dari Indonesia.
LAPORAN KEGIATAN
!21
Treking Pola Alam Hutan Lindung Sungai Lesan adalah maha guru alam raya yang menjadi inspirasi peradaban manusia. Fasilitasi mengajak peserta untuk mengeksplorasi hutan melalui pengalaman treking di dalam hutan. Perjalanan dibagi kedalam empat kelompok besar dengan pendampingan dari Yayasan OWT, Nemdoh Nemkay dan Yakobi. Peserta diminta untuk melihat, mengamati dan membuat interpretasi terhadap pola-pola alam yang di temukan selama kegiatan tracking. Pengelompokan pola alam kedalam empat bentuk besar yaitu spiral, bergelombang (wave), bercabang (branching) dan bentuk jamur (overback jet/mushroom).
Treking menemukan pola alam berlangsung salama 1 jam 30 menit. Pemandu Marten, Yusak, Samuel dan Fakhrizal dibantu oleh kakak inspirator menemukan jenis-jenis pohon dominan yang ditemukan selama perjalanan. Banyak hal yang menarik yang didapati oleh peserta kemah, dari temuan jejak pakan orangutan di beberapa titik pohon yang menjadi sarang. Yusak menjelaskan sarang orangutan memiliki beberapa tipe berdasarkan waktu
LAPORAN KEGIATAN
!22
jelajah di dalam hutan saat mencari makanan. Satu sarang orangutan di jumpai peserta bertipe B yang masih tergolong baru. Sesekali peserta kemah dari Kecamatan Kelay memberikan penjelasan kepada peserta kemah dari Tanjung Redeb mengenai jejak hewan yang ditemukan di sepanjang jalur trek. Hal tersebut memberikan kesan baru bagi peserta. Beberapa peserta menuturkan, tidak penah mendapatkan pengalaman melihat lebatnya tutupan hutan hujan tropis seperti di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan ini. Kakak pendamping kelompok juga berbagi mengenai pola-pola alam yang ditemukan disepanjang treking. Pola - pola tersebut bisa ditemukan pada dauh, batang, akar pohon serta berbagai tumbuhan yang ada di dalam kawasan LAPORAN KEGIATAN
!23
hutan.
Masing-masing kelompok peserta kemah, kemudian mengumpulkan contoh dari setiap pola alam yang mereka temukan dalam kegiatan. Setibanya kembali di stasiun penelitian Lejak, masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil temuan pola alam dan pembelajaran yang diperoleh sepanjang kegiatan treking berlangsung.
LAPORAN KEGIATAN
!24
Fasilitator memberikan kesempatan untuk setiap kelompok menyampaikan hasil temuannya. Sebagian besar kelompok menemuka pola branching pada tulang daun, akar pohon dan pohon. Salah statu kelompok menyebutkan sungai yang memiliki pola serupa dari sungai utama dan anak sungai. Pola spiral di temukan pada bentuk cangkang keong dan bagian penampang batang pohon. Pola spiral juga ditemukan pada liana yang mengitari pohon untuk menemukan sinar matahari. Kelompok berikutnya berbagi pola wave yang ditemukan pada bentuk kontur tanah dan aliran air sungai. Pola terakhir memiliki bentuk potongan melintang jamur. Peserta menemukan pada bentuk tunas paku-pakuan, kulit pohon, dan berbagai bentuk jamur liar. Selain menunjukan ragam pola alam yang mereka temukan, setiap kelompok menjelaskan temuan lainnya seperti lebaran kulit kayu bekas pakan orangutan, tanaman herbal, jamur yang dapat dikomsumsi - jamur kuping dan tumbuhan obat dalam keseharian masyarakat dayak. Kegiatan diakhiri dengan pemberian hadiah bagi peserta yang memenangkan quiz yang di tanyakan oleh fasilitator, lima peserta pemenang diajak tur sore dengan menggunakan ketinting melihat habitat bekantan sambil menyisir Sungai Lesan.
LAPORAN KEGIATAN
!25
Materi Video Perlindungan Kawasan HLSL Malam kedua setelah sesi makan bersama. Peserta menyaksikan dua film dokumentasi kegiatan di dalam kewasan Hutan Lindung Sungai Lesan secara terpandu. Film pertama yang ditayangkan tentang Menjaga Hutan Sungai Lesan yang di buat oleh Yayasan OWT. Film bercerita tetang profil HLSL dan pentingnya kawasan tersebut bagi warga di empat kampung sekitar kawasan hutan. Film kedua tentang dokumenter penyelamatan orangutan di dalam kawasan yang dibuat oleh COP (Center of Orangutan Protection). Setelah penayangan video peserta diajak untuk memberikan pendapat. Fasilitator kemudian menghadirkan orang yang terlibat didalam film untuk berbagi cerita dengan peserta kemah alam. Marten dan Yusak dari Nemdoh Nemkay mengisahkan pentingnya kawasan sebagai penopang kehidupan masyarakat. Samuel bercerita tentang upaya penyelamatan orangutan yang terjebak di arus air terjun gorila. Beberapa perwakilan peserta menyampaikan pertanyaan dan kesannya kepada narasumber yang telah berbagi cerita. Seluruh peserta memberikan appreasiasi terhadap semua upaya narasumber untuk menjaga kawasan HLSL.
LAPORAN KEGIATAN
!26
Kemah Alam Hari Ketiga Membumi Pukul 05.30 pagi sebagian peserta mulai berkumpul di lokasi pertemuan stasiun penelitian Lejak. Kemah alam hari ketiga kembali diawali dengan kegiatan membumi. Selama 30 menit seluruh peserta diajak hening, bermeditasi, mendengarkan suara alam dan mengingat keagungan Tuhan. Kegiatan berakhir pukul 06.30 pagi. Fasilitator menyampaikan agenda kegiatan hari ketiga untuk treking mengenal hutan sebagai sumber pangan masyarakat (food forest) dan penampilan budaya setiap kelompok. Fasilitator mengajak peserta untuk berkumpul di kersik sungai untuk persiapan sarapan pagi. Sambil menunggu menu sarapan pagi dihidangkan, fasilitator memberikan kesempatan bagi dr. Ashady Sunjaka untuk menyampaikan penjelasan mengenai obat psikotropika yang berasal dari tumbuhan, penularan dan gejalan virus HIV/AIDS di kalangan remaja.
LAPORAN KEGIATAN
!27
Treking Food Forest (budaya meramu dan membaca alam di dalam hutan) Pukul 08.00 pagi seluruh peserta dan pendamping kelompok telah berkumpul di depan stasiun penelitian Lejak. Peserta dikelompokan menjadi empat besar dan di dampingi oleh pemandu jalan. Kegiatan treking bertujuan untuk memberikan pengajaran kepada peserta untuk mengenal hutan sebagai tempat pemenuhan kebutuhan makanan oleh masyarakat setempat, khususnya masyarakat dayak yang bermukim di sekitar kawasan. Jalur treking dibagi kedalam empat jalur utama yaitu jalur menuju kawasan Air Terjun Gorilla, jalur menuju monitoring tower, jalur pengamatan orangutan dan jalur sungai. Perwakilan peserta memimpin doa, kemudian masing kelompok memulai perjalananya. Kegiatan treking berlangsung selama empat jam. Setiap kelompok mengeksplorasi berbagai jenis tumbuhan dan fauna yang
LAPORAN KEGIATAN
!28
sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan makanan dan kesehatan. Berbagai pengalaman baru diperoleh oleh peserta selama berjalan di masing-masig jalur penjelajahan. Selama treking berlangsung pemandu menjelaskan tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat untuk obat - obatan dan bahan kerajinan. Pada beberapa titik peserta kembali menjumpai sarang orangutan dengan tipe sarang yang masih terbilang baru. Pemandu juga berhasil menunjukkan sarang buruang Aruai, burung eksotis penghuni hutan yang menjadi inspirasi budaya terutama tarian adat masyarakat. Peserta mendapatkan penjelasan mengenai Pohon Bengris yang menjadi pohon sarang madu hutan (apis dorsata). Masyarakat memanfaatkan sebagai makanan dan obat bagi masyarakat.
LAPORAN KEGIATAN
!29
Kelompok kedua yang menyisir sungai, mendapatkan penjelasan mengenai jenis ikan di habitat DAS Lesan dan anak sungai lainnya. Pemandu menjelaskan teknik menangkap ikan yang biasa digunakan masyarakat. Masing-masing jenis ikan memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda. Sebagai contoh pada saat musim kemarau, bila beruntung peserta dapat melihat fenomena alam di sungai dimana ikan berenang menuju hulu-hulu sungai yang lebih kecil untuk mengeluarkan telur-telurnya di pinggiran sungai berbatu. Fenomena ini bagi masyarakat setempat dikenal dengan istilah Ikan Naik Raja. Selain itu masyarakat juga memiliki kebiasan berburu menggunakan perahu ketinting di pinggiran sungai. Teknik ini khususnya digunakan untuk berburu rombongan babi hutan yang biasanya menyebrang sungai untuk mencari makanan atau migrasi tempat bersarang baru. Masyarakat menunggu dipinggir sungai, bila beruntung dalam hitunga jam mereka sudah bisa mendapatkan buruan. Namun tidak jarang mereka perlu menunggu dalam hitungan hari. Pada akhir jalur treking, pemandu menunjukan jejak hewan mamalia di beberapa titik kubangan. Nampak jejak rusa dan payau menjejakkan kakinya disekitar kubangan air tersebut. Pemandu menceritakan bagaimana teknis tradisional dengan membaca alam saat melakukan kegiatan berburu untuk mendapatkan kebutuhan protein selain menangkap ikan di sungai. Treking hutan makanan berakhir pukul 13.00 siang. Seluruh kelompok tiba di stasiun penelitian dan berisitirahat. Sesi siang menjadi kesempatan bagi setiap kelompok untuk menyiapkan penampilan kelompok berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh selama kegiatan belajar kemah alam. Kakak pendamping membantu fasilitasi persiapan setiap kelompok, menyiapkan materi penampilan yang akan di tampilkan pada malam hari.
LAPORAN KEGIATAN
!30
Penampilan Budaya dan Kreatfitas Kelompok Penampilan budaya dan kreatifitas kelompok kemah alam, dibuka dengan penayangan video dokumentasi kegiatan selama kemah alam berlangsung. Dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari peserta dan pembagian hadiah kepada peserta yang berhasil menjawab quiz yang disampaikan oleh fasilitator. Masing-masing kelompok secara bergantian menampilkan kreatifitasnya. Tema yang ditampilkan oleh setiap kelompok beragam, mulai dari pembacaan puisi, pantun, penampilan tari, musik akustik hingga drama teater dengan mengangkat pengalaman mengikuti kegiatan kemah alam.
LAPORAN KEGIATAN
!31
Fasilitator dan tim pendamping guru ditunjuk menjadi dewan juri pada penampilan kreatifitas kelompok tersebut. Setelah seluruh penampilan kreatiftas kelompok, akhirnya kelompok Rengas keluar sebagai pemenang setelah mendapatkan perolehan angka tertinggi. Tim juri yang di wakili oleh kordinator komsumsi selama kegiatan kemah berlangsung menyerahkan hadiah kepada kelompok terbaik kepada Kelompok Rengas sebagai apresiasi terhadap kreatifitas kelompok yang berhasil ditampilkan. Sesi penampilan budaya dan kreatifitas kelompok di tutup dengan penampilan pantun kelompok, tarian dan yel-yel yang ditampilkan oleh seluruh anggota panitia.
LAPORAN KEGIATAN
!32
Kemah Alam Hari Keempat Hari terakhir sesi Kemah Alam HLSL dimulai pada pukul 06.00 pagi. Seluruh peserta berkumpul di lapangan stasiun penelitian Lejak. Fasilitator menawarkan kepada seluruh peserta untuk mengisi sesi pagi kegiatan membumi dengan kegiatan senam kesehatan jasmani. Perwakilan peserta dari sakapariwisata Kabupaten Berau secara sukarela menjadi pemandu senam. Fasilitator memberikan pengarahan mengenai akhir dari seluruh rangkaian kegiatan Kemah Alam pada hari ke keempat. Para peserta dan seluruh penitia bergotong royong merapikan semua alat dan perlengkapan perkemahan dan bersiap-siap untuk melakukan perjalan pulang menuju Tanjung Redeb dan Kecamatan Kelay. Kegiatan Kemah Alam HLSL ditutup dengan penyampaian kata penutup dari Tim fasilitator dan perwakilan OWT serta diakhir dengan doa bersama. Seluruh rombongan secara bergantian berangkat meninggalkan kawasan hutan menuju Kampung Lesan Dayak.
LAPORAN KEGIATAN
!33
Capaian dan Rekomendasi : 1. Kegiatan Kampanye Kemah Alam HSLS berhasil menumbuhkan kesadaran pelajar SMA/SMK untuk mengenal ekosistem hutan hujan tropis khususnya di Kabupaten Berau. 2. Kegiatan serupa didorong menjadi agenda rutin tahunan, selain mendukung rencana strategis KPHPMBB juga sebagai program ekowisata di kawasan HLSL. Hal ini selaras dengan rencana pengembangan program wisata hutan yang tengah didorong oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Berau. 3. Pelaksanaan kegiatan Kampanye Kemah Alam HLSL dapat mendorong tumbuhnya peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar kawasan yang menjadi pintu masuk menuju kawasan HLSL. Kegiatan ini secara perlahan berdampak pada kesadaran warga untuk berbenah dan meningkatkan pelayanan terhadap wisata hutan. 4. Pemangku kepentingan kunci perlu terus mendorong upaya kreatif terhadap pengembangan wisata hutan HLSL. Salah satunya mengembangakan jalur masuk menuju kawasan HLSL yang memadai dan memperbanyak promosi tentang kawasan HLSL. 5. Pengamanan hutan oleh para pihak kunci perlu ditingkatkan untuk menjaga kelestarian dan keamanan di dalam dan sekitar kawasan HLSL.
LAPORAN KEGIATAN
!34
Lampiran : Pemenang Post Card Competition
LAPORAN KEGIATAN
!35