[ACADEMIC PAPER] Analisis Interior Masjid Istiqlal

Page 1

ANALISIS INTERIOR MASJID ISTIQLAL

MAKALAH Diajukan kepada Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia Untuk Tugas Ujian Akhir Semester

Disusun oleh: Fatwa Neriyolanda Malik

1603154255

Anugrah Dwi Prasetyo

1603154267

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TELKOM 2016


KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Banyak waktu, tenaga, pikiran penulis korbankan dalam menyusun makalah ini. Tidak sedikit pula hambatan yang penulis alami. Namun akhirnya, penulisan makalah ini dapat selesai tepat waktu. Terwujudnya makalah ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Whilky Rizkyanfi selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing tata bahasa dan penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik penulis harapkan sebagai bekal dalam perbaikan penulisan serupa di masa mendatang. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, 15 April 2016

Fatwa Neriyolanda Malik Anugrah Dwi Prasetyo

i


DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

ABSTRAK

iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1

1.2 Batasan Masalah

2

1.3 Rumusan Masalah

2

1.4 Tujuan Penelitian

2

1.5 Manfaat Penelitian

2

1.6 Metode Penulisan

2

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Masjid

3

2.1.1 Sejarah

3

2.1.2 Fungsi Sosial

5

2.1.3 Arsitektur

7

2.2 Gaya Internasional (Arsitektur)

9

2.3 Profil Masjid Istiqlal

9

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Jenis dan Gaya Arsitektur

11

3.2 Konsep dan Tema Desain

11

3.3 Kelebihan Detail Masjid Istiqlal

12

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

16

4.2 Saran

16 17

DAFTAR PUSTAKA

ii


ABSTRAK ANALISIS INTERIOR MASJID ISTIQLAL Oleh: Fatwa Neriyolanda Malik Anugrah Dwi Prasetyo

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui gaya/langgam yang terdapat pada Masjid Istiqlal, (2) Untuk memperluas pengetahuan tentang sejarah dan aspek arsitektur/interior dari Masjid Istiqlal. Jenis penelitian ini adalah penelitian noneksperimen, yaitu tidak memberikan perlakuan pada subjek penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka. Hasil penelitian yang didapat sebagai berikut: Pertama, gaya arsitektur Masjid Istiqlal adalah Gaya Internasional Modern, yang dicirikan dengan bentuk bangunan yang simetris dan penggunaan bahan baja anti karat dan marmer sebagai bahan utama pembangunan masjid. Kedua, dalam aspek interior, masjid ini sederhana, minimalis, dengan hiasan minimal berupa ornamen geometrik dari bahan baja antikarat.. Ketiga, elemen interior seperti lantai dan dinding yang terdapat pada masjid ini, menggunakan bahan marmer yang menggambarkan kemegahan namun minimalis dengan tidak terlalu banyak ornamen.. Keempat, bahan yang digunakan untuk plafon pada masjid ini menggunakan ragangan baja anti karat yang simetris untuk memberikan kesan modern. Karena masjid ini termasuk bangunan bersejarah, sebaiknya kita lebih menjaga kelestarian gedung dengan tidak mengotorinya, mecoret-coret, atau bahkan merusaknya. Masjid ini dapat dijadikan sumber inspirasi desain masjid modern untuk pembangunan masjid agung atau masjid raya lainnya.

iii


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar se-Asia Tenggara. Kita pasti tidak asing mendengar nama Masjid Istiqlal. Nama Masjid Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang berarti kemerdekaan. Masjid ini terletak di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, tepatnya di Jln. Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat. Masjid Istiqlal ini dikatakan masjid terbesar se-Asia Tenggara karena dalam luas dan kapasitasnya dalam menampung jamaah. Menurut sejarah, masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno dengan mengadakan sayembara desain masjid tersebut. Seorang arsitek otodidak bernama F. Silaban, memenangkan sayembara tersebut dengan konsep yang ia namakan ‘Ketuhanan’. Pembangunan masjid ini berlangsung selama 27 tahun dengan sedikit hambatan pasca gejolak politik tahun 1965. Pada tahun 1978, diresmikanlah masjid ini oleh Soeharto, presiden yang menjabat pada masa itu. Setelah 38 tahun berdiri, masjid ini sering menyelenggarakan berbagai acara keagamaan Islam seperti solat Idul Fitri dan Idul Adha serta bulan suci Ramadhan. Selain penyelenggaraan hari raya, di masjid ini terdapat madrasah dan perpustakaan Islam yang dapat digunakan oleh pengunjung. Masjid ini pun sering dikunjungi oleh turis, muslim maupun nonmuslim dari berbagai negara, bahkan uang infak dalam berbagai mata uang. Lalu, apa yang membuat masjid ini sangat terkenal di berbagai negara hingga orang dari berbagai penjuru senang berkunjung ke masjid ini? Apakah berasal dari aspek arsitektur dan interior yang unik sehingga dijadikan simbol negara?

1


Penulis mengangkat judul “Analisis Interior Masjid Istiqlal� karena penulis ingin mengupas gaya dan karakter arsitektur dan interior masjid ini yang dijadikan simbol negara Indonesia dengan latar belakang sejarahnya.

1.2 Batasan Masalah Pada makalah ini, penulis hanya membatasi makalah ini pada analisis dan pembahasan gaya serta karakter arsitektur dan interior Masjid Istiqlal. 1.3 Rumusan Masalah Dalam makalah ini, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1.3.1. Bagaimana identifikasi gaya interior/arsitektur Masjid Istiqlal? 1.3.2. Bagaimana ciri-ciri gayaarsitektur yang terdapat pada Masjid Istiqlal? 1.4 Tujuan Penilitian Tujuan penelitian pada makalah ini sebagai berikut: 1.4.1

Untuk mengetahui gaya/langgam yang terdapat pada Masjid Istiqlal.

1.4.2

Untuk memperluas pengetahuan tentang sejarah dan aspek arsitektur/interior dari Masjid Istiqlal.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian sebagai berikut: 1.5.1

Manfaat bagi penulis, agar dapat memperluas wawasan penulis mengenai bangunan Masjid Istiqlal.

1.5.2

Manfaat bagi pembaca, agar pembaca mengetahui sejarah dan aspek arsitektur/interior dari Masjid Istiqlal.

1.6 Metode Penulisan Metode penulisan yang dilakukan pada makalah ini adalah studi pustaka, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari buku dan internet.

2


BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1 Masjid Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajadah di mana sajadah berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-sg-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan". Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas. 2.1.1

Sejarah

Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian tahuntahun terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun, arsitektur Masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern. Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, dia memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi,

3


yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia. Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640. Sejak saat itu, ibu kota Mesir, Kairo dipenuhi dengan masjid. Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara. Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit. Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor. Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid. Masjid pertama di Tiongkok berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Tiongkok. Masjid di bagian barat Tiongkok seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, di mana di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur Tiongkok, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Tiongkok. Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang. Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi.

4


Masjid pertama kali didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11 Masehi, di mana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki adalah Aya Sofya, di mana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral. Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara shaf-shaf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid. Sampai saat ini, Turki merupakan rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah. Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di Eropa, seperti MĂźnchen, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak. Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920-an. Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis. Dimana jumlah masjid pada tahun 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980 sebanyak 50% jumlah masjid di Amerika Serikat didirikan.

5


2.1.2

Fungsi Sosial

Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, berlombalomba untuk membangun masjid. Seperti kota Mekkah dan Madinah yang berdiri di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kota Karbala juga dibangun di dekat makam Husain bin Ali. Kota Isfahan, Iran dikenal dengan Masjid Imam-nya yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Pada akhir abad ke-17, Syah Abbas I dari dinasti Safawi di Iran mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus di dunia dengan membangun Masjid Syah dan Masjid Syaikh Lutfallah di pusat kota. Ini menjadikan kota Isfahan memiliki lapangan pusat kota yang terbesar di dunia. Lapangan ini berfungsi sebagai pasar bahkan tempat olahraga. Masjid di daerah Amerika Serikat dibangun dengan sangat sering. Masjid biasa digunakan sebagai tempat perkumpulan umat Islam. Biasanya perkembangan jumlah masjid di daerah pinggiran kota, lebih besar dibanding di daerah kota. Masjid dibangun agak jauh dari pusat kota. Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat pendidikan. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia. Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang baru masuk Islam juga disediakan di masjid-masjid di Eropa dan Amerika Serikat, di mana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat pesat. Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid, tapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman.

6


Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana. Masjid juga sering mengadakan bazar, di mana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun buku-buku Islam.Masjid juga menjadi tempat untuk akad nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya.

2.1.3

Arsitektur

Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai adalah bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di Anatolia. Negara-negara yang kaya akan minyak biasanya membangun masjid yang megah dengan biaya yang besar dan pembangunannya dipimpin oleh arsitek nonmuslim yang dibantu oleh arsitek muslim. Arab-plan atau hypostyle adalah bentuk-bentuk awal masjid yang sering dipakai dan dipelopori oleh Bani Umayyah. Masjid ini berbentuk persegi ataupun persegi panjang yang dibangun pada sebuah dataran dengan halaman yang tertutup dan tempat ibadah di dalam. Halaman di masjid sering digunakan untuk menampung jamaah pada hari Jumat. Beberapa masjid berbentuk hypostyle atau masjid yang berukuran besar, biasanya mempunyai atap datar di atasnya, dan digunakan untuk penopang tiang-tiang. Contoh masjid yang menggunakan bentuk hypostyle adalah Masjid Kordoba, di Kordoba, yang dibangun dengan 850 tiang. Beberapa masjid bergaya hypostyle memiliki atap melengkung yang memberikan keteduhan bagi jamaah di masjid. Masjid bergaya arab-plan mulai dibangun pada masa Abbasiyah dan Umayyah, tapi masjid bergaya arab-plan tidak terlalu disenangi. Kesultanan Utsmaniyah kemudian memperkenalkan bentuk masjid dengan kubah di tengah pada abad ke-15 dan memiliki kubah yang besar, di mana kubah ini melingkupi sebagian besar area salat. Beberapa kubah kecil juga ditambahkan di area luar tempat ibadah. Gaya ini sangat dipengaruhi oleh bangunan-bangunan dari Bizantium yang menggunakan kubah besar. Masjid gaya Iwan juga dikenal dengan bagian masjid yang dikubah. Gaya ini diambil dari arsitektur Iran pra-Islam.

7


Bentuk umum dari sebuah masjid adalah keberadaan menara. Menara asal katanya dari bahasa Arab "nar" yang artinya "api"( api di atas menara/lampu) yang terlihat dari kejauhan. Menara di masjid biasanya tinggi dan berada di bagian pojok dari kompleks masjid.Menara masjid tertinggi di dunia berada di Masjid Hassan II, Casablanca, Maroko. Masjid-masjid pada zaman Nabi Muhammad tidak memiliki menara, dan hal ini mulai diterapkan oleh pengikut ajaran Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara dan menganggap menara tidak penting dalam kompleks masjid. Menara pertama kali dibangun di Basra pada tahun 665 sewaktu pemerintahan khalifah Bani Umayyah, Muawiyah I, yang mendukung pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng pada gereja. Menara bertujuan sebagai tempat muazin mengumandangkan azan. Kubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu, kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di daerah India dan Pakistan memakai kubah berbentuk bawang. Tempat ibadah atau ruang salat, tidak diberikan meja, atau kursi, sehingga memungkinkan para jamaah untuk mengisi shaf atau barisan-barisan yang ada di dalam ruang salat. Bagian ruang salat biasanya diberi kaligrafi dari potongan ayat AlQur'an untuk memperlihatkan keindahan agama Islam serta Al-Qur'an. Ruang salat mengarah ke arah Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam. Di masjid juga terdapat mihrab dan mimbar. Mihrab adalah tempat imam memimpin salat, sedangkan mimbar adalah tempat khatib menyampaikan khutbah. Dalam komplek masjid, di dekat ruang salat, tersedia ruang untuk menyucikan diri, atau biasa disebut tempat wudhu. Di beberapa masjid kecil, kamar mandi digunakan sebagai tempat untuk berwudhu.Sedangkan di masjid tradisional, tempat wudhu biasanya sedikit terpisah dari bangunan masjid. Masjid modern sebagai pusat kegiatan umat Islam, juga menyediakan fasilitas seperti klinik, perpustakaan, dan tempat berolahraga.1

8


2.2 Gaya Internasional (Arsitektur) Gaya internasional adalah gaya arsitektur besar yang muncul pada 1920-an dan 1930-an, masa-masa pembentukan arsitektur modernis. Istilah ini berasal dari judul buku karya Henry-Russell Hitchcock dan Philip Johnson yang ditulis untuk mencatat International Exhibition of Modern Architecture yang diadakan di Museum of Modern Art di New York City tahun 1932. Buku itu mengidentifikasi, mengategorikan dan memperluas karakteristik umum tentang modernisme di seluruh dunia. Hasilnya, fokus lebih diperdalam pada aspek gaya modernisme. Tujuan Hitchcock dan Johnson adalah menetapkan gaya pada masa itu yang akan membentuk arsitektur modern. Mereka mengidentifikasi tiga prinsip berbeda: ekspresi volume dari massa, keseimbangan dari simetri prasangka dan penghilangan ornamen bangunan. Semua karya yang dipamerkan sebagai bagian dari kegiatan tersebut secara hati-hati diseleksi, karena hanya karya yang memenuhi serangkaian persyaratan yang dipamerkan. Penggunaan istilah ini sebelumnya dengan konteks yang sama dapat diberikan pada International Architektur oleh Walter Gropius dan Internationale neue Baukunst oleh Ludwig Hilberseimer.2

2.3 Profil Masjid Istiqlal Masjid Istiqlal adalah masjid nasional negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta dengan Imam Besarnya Prof.Dr.Nasaruddin Umar, M.A dan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal sekarang Bapak K.H. Muhammad Muzammil Basyuni. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan. Masjid Istiqlal merupakan masjid negara Indonesia, yaitu masjid yang mewakili umat muslim Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka masjid ini

9


harus dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Masjid ini dibangun sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan, terbebas dari cengkraman penjajah. Karena itulah masjid ini dinamakan "Istiqlal" yang dalam bahasa Arab berarti "Merdeka". Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat nonmuslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum nonmuslim terbatas dan harus didampingi pemandu. Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta.3

1

(https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid)

2

(https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal)

3

(https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_internasional_(arsitektur)

10


BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jenis dan Gaya Arsitektur Selesai pada tahun 1978, dalam arsitektur, masjid ini tergolong dalam jenis arsitektur masjid yang bergaya modern international style yang geometris, kokoh, netral, dan minimalis. Penggunaan material marmer sebagai dinding dan lantai pada bagian inti masjid, membuatnya terkesan kokoh. Penggunaan material stainless steel pada krawangan geometris yang sederhana, tetapi elegan di setiap sudut masjid yang berfungsi sebagai bukaan dan ornamen pada dinding masjid setinggi 60 meter dan koridor

sekitarnya

sebagai

implementasi

prinsip

minimalis

dengan

mempertimbangkan iklim tropis yang ada di Indonesia.

3.2 Konsep dan Tema Desain Frederich Silaban, arsitek yang mengusung tema “Ketuhanan� dalam sayembara desain masjid ini berhasil memukau presiden Indonesia saat itu, Ir. Soekarno. Dengan mempelajari berbagai aspek keagamaan Islam, F. Silaban merancang sedemikian rupa hebatnya dalam menentukan berbagai ukuran eksterior dan interior masjid ini, ada sebuah ceritasaat beliau mengukur seberapa panjang orang sedang sujud untuk mengukur lebar dan panjang barisan solat. Dalam ukuran eksterior, beliau menggunakan beberapa angka simbolisme dalam islam seperti, dengan tinggi bangunan sebesar 60 meter yang dibagi menjadi 5 lantai, yang melambangkan 5 waktu solat dan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, mengaitkan agama dengan nasionalisme. Menara yang secara struktual berdiri dengan rangka setinggi 30 meter dengan diameter menara sebesar 5 meter dan setinggi 66,66 meter ini mencerminkan keagungan jumlah ayat dan 30 juz yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

11


Selain itu, pada kubah yang berdiameter 45 meter, menunjukkan rasa syukur kepada Allah Swt atas rahmat kemerdekaan republik Indonesia pada tahun 1945, ditopang dengan 12 pilar berdiameter 2,6 meter setinggi 12 meter yang juga merupakan simbol dari tanggal kelahiran Rasulullah, 12 Rabiul Awal, dan jumlah bulan pada penanggalan Islam dan Masehi. Rancangan interior masjid ini sederhana, minimalis, dengan hiasan minimal berupa ornamen geometrik dari bahan baja antikarat. Sifat gaya arsitektur dan ragam hias geometris yang sederhana, bersih, dan minimalis ini mengandung makna bahwa dalam kesederhanaan terkandung keindahan. Pada dinding utama yang menghadap kiblat terdapat mihrab dan mimbar di tengahnya. Pada dinding utama terdapat ornamen logam bertuliskan aksara Arab Allah di sebelah kanan dan nama Muhammad di sebelah kiri, di tengahnya terdapat kaligrafi Arab Surah Thaha ayat ke-14. Jenis konsep dalam perancangan masjid Istiqlal ini adalah analogisimbolis, yang tercermin dari ukuran eksterior dan interior. Selain konsep analogisimbolis, jenis konsep desain yang mengedepankan esensi dari masjid itu sendiri, timbul karena fungsi masjid yang sangat dikedepankan oleh desainer, yaitu sebagai tempat ibadah dan pusat keagamaan Islam di Jakarta, tidak hanya sebagai tempat untuk solat, tetapi juga terdapat perpustakaan Islam dan Madrasah sebagai fasilitas penunjang.

3.3 Kelebihan

Detail

Masjid

Istiqlal Masjid Istiqlal dikatakan masjid terbesar se-Asia Tenggara karena dapat menampung 200.000 jamaah. Masjid

Istiqlal

memiliki

gedung

utama dan gedung pendukung. Pada Interior Masjid Istiqlal (Dok.tribunnews)

gedung utama, tepat di lantai utama

yang disediakan untuk sholat baik Rawatib maupun sunnah lainnya yang dapat

12


menampung 61.000 jamaah. Di bagian depan terdapat Mihrab tempat di mana imam memimpin sholat berjamaah, dan di sebelah kanan Mihrab terdapat mimbar yang ditinggikan. Lantainya ditutupi karpet merah sumbangan seorang dermawan dari Kerajaan Arab Saudi. Itulah mengapa Masjid Istiqlal dikatakan masjid terbesar seAsia Tenggara. Masjid Istiqlal adalah bangunan berlantai dua. Lantai pertama untuk perkantoran, ruang pertemuan, isntalasi AC sentral dan listrik, kamar mandi, toilet, dan tempat wudhu. Lantai dua ruang untuk salat yang terdiri dari ruang salat utama dan teras terbuka yang luas berguna untuk menampung jumlah jamaah yang berlimpah terutama pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha. Gedung utama dengan ruang salat utama mengarah ke kiblat (Mekkah), sedangkan teras terbuka yang luas mengarah ke Monumen Nasional (Monas). Gedung utama memiliki tinggi 60 meter, panjang 100 meter, lebar 100 meter, dan tiang pancang 2.361 buah. Pada masjid ini juga terdapat gedung pendukung yang terletak di belakang gedung utama yang diapit oleh dua sayap teras, gedung ini memiliki lima lantai. Tinggi gedung ini sekitar 52 meter, panjangnya 33 meter, dan lebarnya 27 meter. Luas lantainya 36.980 meter persegi, dilapisi dengan 17.300 meter persegi marmer. Jumlah tiang pancangnya sebanyak 1800 buah. Di atas gedung ini ada sebuah kubah kecil. Fungsi utama gedung ini yaitu setiap jamaah dapat menuju gedung utama secara langsung. Selain itu juga bisa dimanfaatkan sebagai perluasan tempat salat bila gedung utama sudah penuh. Ada juga teras raksasa terbuka seluas 29.800 meter terletak di sebelah kiri dan dibelakang gedung induk. Teras ini berlapis tegel keramik berwarna merah kecoklatan yang disusun membentuk shaf salat. Teras ini dibuat untuk menampung jamaah pada saat salat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, teras ini juga berfungsi sebagai tempat acara-acara keagamaan seperti MTQ dan pada emper tengah biasa digunakan untuk peragaan latihan manasik haji, teras raksasa ini dapat menampung sekitar 50.000 jamaah.

13


Selain teras raksasa, Masjid Istiqlal juga memiliki emper atau koridor yang mengelilingi teras raksasa dan koridor tengah yang sekelilingnya terdapat 1800 pilar yang berguna menopang bangunan emper. Di bagian tengah terdapat koridor tengah yang menghubungkan pintu Al Fattah di timur laut dengan pintu Ar Rozzaq di barat daya. Arah poros koridor ini mengarah ke Monumen Nasional yang menandakan masjid ini adalah masjid nasional. Selain teras raksasa dan emper atau koridor, ada juga menara masjid. Tinggi menara masjid ini sekitar 90 meter yang memiliki diameter 5 meter. Bangunan menara meruncing ke atas ini berfungsi sebagai tempat Muadzin mengumandangkan adzan. Di atasnya terdapat pengeras suara yang dapat menyuarakan adzan ke kawasan sekitar masjid. Menara megah ini melambangkan keagungan Islam, kemuliaan kaum muslimin, dan keistimewaan lainnya. Menara ini dinisbahkan dengan jumlah ayatayat Al-Quran. Pada nagian ujung atas menara berdiri kemuncak (pinnacle) dari besi baja yang menjulanh ke angkasa setinggi 30 meter sebagai symbol dari jumlah juz dalam Al-Quran. Menara dan kemuncak baja ini membentuk tinggi total menara yaitu sekitar 90 meter.

Puncak menara yang meruncing dirancang berlubang-lubang dan terbuat dari kerangka baja tipis. Angka 6.666 merupakan simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam Al-Quran, seperti yang diyakini oleh sebagian besar ulama di Indonesia. Ruangan

salat

di

masjid

ini

terdapat di lantai pertama tepat di atas lantai dasar, sedangkan di lantai dasar Menara Masjid Istiqlal (Dok.Wikipedia)

14


terdapat ruang wudhu, kantor Masjid Istiqlal, dan berbagai organisasi Islam. Lantai dasar Masjid Istiqlal seluruhnya ditutupi oleh marmer seluas 25.000 meter persegi dipersiapkan untuk sarana perkantoran, sarana penunjang masjid, dan ruang serbaguna. Gagasan semula tempat ini akan dibiarkan terbuka yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan, misalnya pada saat penyelenggaraan Festival Istiqlal I tahun 1991 dan Festival Istiqlal II tahun 1995, ruangan serbaguna di lantai dasar dan pelataran halaman masjid dijadikan ruang pameran seni Islam Indonesia dan bazaar. Namun, pasca terjadinya pengeboman di Masjid Istiqlal pada tanggal 19 April 1999, maka dilakukan pemagaran dan pembuatan pintu-pintu strategis pada tahun 1999. Jumlah tangga menuju lantai salat utama sebanyak 11 unit. Tiga diantaranya memiliki ukuran besar dan berfungsi sebagai tangga utama yaitu, satu unit berada di sisi utara gedung induk, satu unit berada pada gedung pendahuluan yang dapat dipergunakan langsung menuju lantai lima, dan satu unit lainnya berlokasi di emper selatan menuju lantai utama, tangga-tangga ini memiliki lebar 15 meter. Disamping itu terdapat 4 unit tangga dengan ukuran lebar 3 meter berlokasi pada tiap-tiap pojok gedung utama yang langsung menuju lantai lima dan di sudut-sudut teras raksasa.

15


BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Bedasarkan pembahasan pada bab III, dapat disimpulkan bahwa: 4.1.1

Gaya arsitektur Masjid Istiqlal adalah Gaya Internasional Modern, yang dicirikan dengan bentuk bangunan yang simetris dan penggunaan bahan baja anti karat dan marmer sebagai bahan utama pembangunan masjid.

4.1.2

Dalam aspek interior, masjid ini sederhana, minimalis, dengan hiasan minimal berupa ornamen geometrik dari bahan baja antikarat.

4.1.3

Elemen interior seperti lantai dan dinding yang terdapat pada masjid ini, menggunakan bahan marmer yang menggambarkan kemegahan namun minimalis dengan tidak terlalu banyak ornamen.

4.1.4

Bahan yang digunakan untuk plafon pada masjid ini menggunakan ragangan baja anti karat yang simetris untuk memberikan kesan modern.

4.2 Saran 4.2.1

Karena masjid ini termasuk bangunan bersejarah, sebaiknya kita lebih menjaga kelestarian gedung dengan tidak mengotorinya, mecoretcoret, atau bahkan merusaknya

4.2.2

Masjid ini dapat dijadikan sumber inspirasi desain masjid modern untuk pembangunan masjid agung atau masjid raya lainnya

16


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. “Masjid” https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid, yang diakses pada tanggal 1 April 2016 Anonim. 2004. “Masjid Istiqlal” https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal, yang diakses pada tanggal 3 April 2016. Anonim.

2011.

“Gaya

Internasional

(Arsitektur)”

https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_internasional_(arsitektur), yang diakses pada tanggal 4 April 2016

17


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.