5 minute read

Alat Sadap Mekanis • Pandemi Belum Berakhir, Perhutani Lakukan

Foto: R. Tomi Suryaman/Kompersh KPH Sumedang

Mendongkrak Produksi Getah Pinus dengan Alat Sadap Mekanis

Advertisement

Produksi getah pinus merupakan salah satu sumber pendapatan Perhutani dari sektor non kayu. Prospek, market, dan revenue yang cukup menjanjikan memang membuat getah pinus menjadi salah satu andalan Perhutani di sektor non kayu. Maka, tak salah jika Perhutani berusaha menggenjot dan meningkatkan produksi getah pinus. Antara lain dengan selalu memunculkan inovasi alat sadap getah. Tentu saja, penggunaan alat sadap mekanis tetap memerhatikan kelestarian hutan pinus itu sendiri. Sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat sadap mekanis pun terus dilakukan kepada tenaga penyadap.

Sebagai upaya mendongkrak produksi dan penjualan getah pinus, Perhutani terus melakukan pelatihan dan sosialisasi penggunaan alat sadap yang mudah digunakan dan ramah lingkungan. Hal itu ditunjukkan antara lain pada Selasa, 24 Agustus 2021, tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang mengadakan sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat sadap mekanis kepada penyadap getah pinus. Kegiatan itu dilakukan di Petak 24D, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciboboko, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cadasngampar, KPH Sumedang.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Sumedang diwakili oleh Kepala Sub Bagian Produksi Perhutani KPH Sumedang, Juhdi. Tentang kegiatan itu, Juhdi menuturkan bahwa sosialisasi dan pelatihan kerja tersebut dilaksanakan untuk menambah pengetahuan baru kepada para tenaga penyadap. Khususnya tentang penggunaan alat sadap getah mekanis yang diharapkan akan dapat mendukung pengendalian produksi getah pinus yang maksimal dan tepat waktu.

“Kegiatan ini bermaterikan pengenalan jenis alat, cara penggunaannya, dan perawatan alat,” terangnya.

Asisten Perhutani (Asper) BKPH Cadasngampar, Ojo Suharja, menambahkan, pihaknya menyambut baik kegiatan pelatihan tersebut. Sebab,dengan penggunaan alat mekanis pada proses pembuatan quare baru atau perbaikan quare, diharapkan dapat meningkatkan serta meningkatkan kecepatan produktivitas volume getah pinus dan efisiensi waktu dalam pembuatan quare atau coakan.

Seperti diketahui, penyadapan getah pinus yang berlebihan misalnya karena ukuran quare yang terlalu lebar dan dalam serta menggunakan stimulansia anorganik, kerap menyebabkan pohon pinus menjadi rusak dan mudah tumbang. Maka, salah satu cara untuk mengurangi kerusakan pohon dan meningkatkan produksi getah pinus adalah dengan memodifikasi teknik penyadapan dan jenis stimulansia yang digunakan. Modifikasi teknik penyadapan dilakukan dengan memertimbangkan aspek ekonomi, ekologi, sosial, dan teknis. Salah satunya adalah menggunakan alat sadap getah mekanis.

Sementara itu, perwakilan penyadap yang hadir pada kegiatan tersebut, Rahya, mengatakan, para penyadap getah pinus menyambut

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu DS baik terobosan yang dilakukan oleh jajaran tim produksi dari Perhutani. Sebab, penggunaan alat sadap yang disosialisasikan tersebut memudahkan pekerjaan mereka. “Penggunaan alat sadap mekanis dapat memudahkan pekerjaan serta dapat menghemat waktu dalam proses pembuatan kowakan,” ujarnya.

Kenalkan Mujitek “Sin Pine”

Kegiatan sosialisasi alat sadap getah pinus juga dilakukan di Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds. Guna meningkatkan produksi getah pinus, Jumat, 27 Agustus 2021, Perhutani KPH Lawu Ds memerkenalkan inovasi alat sadap mekanis Mujitek “Sin Pine“. Perkenalan dilakukan dengan menerapkan praktik penggunaan alat tersebut di hadapan Kepala Divisi Regional Jawa Timur saat melakukan kunjungan di wilayah RPH Campurejo, BKPH Lawu Utara, KPH Lawu Ds.

Mujitek adalah alat sadap getah pinus yang merupakan modifikasi dari mesin potong rumput. Mujitek merupakan singkatan dari “Mujiono Teknologi”. Nama tersebut diambil dari nama penemunya, yaitu Mujiono, seorang penyadap getah pinus di BKPH Pujon, KPH Malang, Divre Jatim.

Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan anggota penyadap getah pinus. Harapannya, agar LMDH dan anggota penyadap getah pinus dapat bekerja lebih efektif dengan hasil produksi lebih maksimal, karena penggunaan alat tersebut.

Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Karuniawan Purwanto Sanjaya, mengatakan, alat sadap mekanis itu nantinya bisa diproduksi dan dilaunching. Diharapkan, penggunaan alat mekanis tersebut dapat efektif untuk memudahkan penyadap melakukan pekerjaannya. Sehingga, pekerjaan para penyadap dapat berjalan lebih efektif dengan hasil maksimal.

Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Loesy Triana, mengatakan, praktik itu dilaksanakan sebagai bentuk pembekalan ilmu kepada para penyadap, agar nanti dapat melakukannya sendiri usai mengikuti praktik. “Di dalam praktik tersebut, para penyadap diberikan pemahaman antara lain tentang pengenalan jenis alat, cara menggunakan alat tersebut, hingga cara perawatannya,” kata Loesy.

Sementara itu, salah satu peserta, Harnanto, mewakili para penyadap getah pinus, menyampaikan rasa terima kasih kepada Perhutani KPH Lawu Ds. Perhutani menurut dia telah berupaya memberikan kemudahan kepada para penyadap, dengan memberikan bantuan alat sadap mekanis yang bisa mendapatkan hasil getah yang lebih banyak lagi.

“Kami berharap, dengan adanya alat mekanis ini dapat membantu dan memudahkan dalam proses penyadapan, dan hasil yang kami peroleh bisa lebih banyak, sehingga pendapatan meningkat,” ujarnya.

Pelatihan di Bandung Selatan

Pelatihan penggunaan alat sadap mekanis juga diadakan di

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu DS

Edrian Sunardi, Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan mengatakan, pelatihan tersebut diadakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan petugas lapangan dalam menggunakan alat sadap secara mekanis. Selama ini, penyadap menggunakan alat tradisional, yaitu “kadukul”.

Perhutani KPH Bandung Selatan. Pada Sabtu, 21 Agustus 2021, insaninsan Perhutani KPH Bandung Selatan mengadakan Pelatihan Alat Sadap Mekanis. Pelatihan tersebut digelar di Petak 32e, RPH Soreang, BKPH Cililin, KPH Bandung Selatan. Secara administratif, lokasi tersebut termasuk Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kegiatan tersebut dihadiri Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan, Edrian Sunardi, beserta jajaran. Turut hadir Kepala Desa Cilame yang merangkap Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti, Alo Sobirin. Juga hadir para penyadap getah pinus setempat.

Di dalam sambutan dan sekaligus membuka pelatihan tersebut, Edrian Sunardi mengatakan, pelatihan tersebut diadakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan petugas lapangan dalam menggunakan alat sadap secara mekanis. Selama ini, penyadap menggunakan alat tradisional, yaitu “kadukul”.

“Diharapkan, dengan menggunakan alat sadap mekanis, penyadap lebih cepat dalam membuat ‘koakan atau quare’, sehingga nantinya bisa meningkatkan produksi getah pinus,” jelas Edrian.

Sedangkan Alo Sobirin mengatakan, pelatihan tersebut menambah ilmu bagi penyadap tentang cara menyadap dengan mesin. Hal itu bermanfaat, karena biasanya mereka menyadap secara tradisional.

“Kami juga mengucapkan terima kasih banyak karena dengan adanya kegiatan sadapan, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” terangnya.

Di kesempatan yang sama, Komandan Regu Polisi Hutan Mobil Perhutani KPH Bandung Selatan, Budi Hartono, menanggapi pelatihan alat sadap mekanis tersebut. Ia tegaskan, pihaknya antusias mengikuti kegiatan itu, karena mereka juga ikut dalam proses penyadapan.

“Jajaran keamanan pun ikut berperan dalam peningkatan produksi getah pinus di Perhutani KPH Bandung Selatan, khususnya dalam bidang keamanan. Misalnya pendistribusian sarana prasarana (Sarpra) batok plastik, talang, dan alat sadap mekanis. Jadi, dari jajaran keamanan ingin memastikan bahwa semua itu sampai di lokasi tujuan yang sesuai,” ujarnya.

Ya. Pelatihan dan sosialisasi penggunaan alat sadap yang mudah digunakan dan ramah lingkungan menjadi hal yang penting dilakukan. Tentu diharapkan, para tenaga yang mengoperasikan alat itu di lapangan dapat dengan mudah dan tepat menggunakannya. Ujung-ujungnya tentu saja diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah dan kualitas

hasil sadapan.• DR/Smd/Tm/Lwds/Eko/Bds/

Yans

This article is from: