Boundaries in Dating (Batasan-Batasan dalam Pacaran)

Page 1


BOUNDARIE S IN DATING ( B at a sa n - Bat asan d al am Pa caran)

BAGAIMANA PILIHAN-PILIHAN YANG SEHAT MENUMBUHKAN RELASI YANG SEHAT

DR. HENRY CLOUD & DR. JOHN TOWNSEND

L iteratur P erkantas J awa T imur


B o und a r i e s i n D a t i ng

(Ba ta san -Batas an d al am P a c a r a n ) Bagaimana Pilihan-Pilihan yang Sehat Menumbuhkan Relasi yang Sehat oleh Henry Cloud dan John Townsend Originally published in English under the title Boundaries in Dating Copyright Š 2000 by Henry Cloud and John Townsend Published by Zondervan, 3900 Sparks Dr. SE, Grand Rapids, Michigan 49546 All Right Reserved Under International Copyright Law. Alih Bahasa: Juneedy Lee Editor: Milhan K. Santoso Penata Letak: Milhan K. Santoso Desain Sampul:Vici Arif Wicaksono Hak cipta terjemahan Indonesia: Literatur Perkantas Jawa Timur Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com www.literaturperkantas.com Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan yang melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur. Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari perge-rakan International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui e-mail: pktas.jatim@gmail.com, atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasjatim.org

ISBN: 978-602-1302-34-7 Cetakan Pertama: Agustus 2016

Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa izin dari penerbit.


Untuk Matilda Townsend (1902-1983), yang bersumbangsih besar dalam hidupku — J. T. Untuk orang-orang yang belum menikah di mana pun juga, dengan pengharapan bahwa pengalamanmu berpacaran dapat menyadari keinginan hatimu, dan berkat Allah bagimu — H. C.



DAFTAR ISI

Mengapa Pacaran?......................................................................... 7 BAGIAN SATU: ANDA DAN BATASAN-BATASAN ANDA 1. Mengapa Batasan-Batasan dalam Pacaran?.................. 21 2. Membutuhkan dan Menghidupi Kebenaran................. 31 3. Melibatkan Allah dalam Berpacaran............................... 45 4. Pacaran Tidak Akan Menyembuhkan Hati yang Kesepian................................................................. 67 5. Jangan Mengulangi Masa Lalu........................................... 73 BAGIAN DUA: DENGAN SIAPA SAYA SEHARUSNYA PACARAN? 6. Apa yang Dapat Kita Toleransi dan Tidak...................... 87 7. Jangan Jatuh Cinta dengan Seseorang yang Anda Tidak Ingin Berteman Dengannya........................................ 103 8. Jangan Merusak Pertemanan karena Kesepian............. 117 9. Hati-hatilah Ketika Hal yang Berlawanan Menarik Kita.. 129 BAGIAN TIGA: MENYELESAIKAN PERSOALAN PACARAN: KETIKA ANDA MERUPAKAN BAGIAN DARI MASALAH ITU SENDIRI 10. Beradaptasi Sekarang, Membayar Kemudian.............. 147 11. Terlalu Banyak, Terlalu Cepat............................................. 155


12. Jangan Disandera..................................................................... 169 13. Berpisah dengan Pengharapan Palsu............................... 183 14. Menyalahkan Batasan-Batasan.......................................... 199 BAGIAN EMPAT: MENYELESAIKAN PERSOALAN PACARAN: KETIKA PACARANMU ADALAH PERSOALANNYA 15. Katakan Tidak pada Ketidakhormatan............................. 215 16. Hentikan Sejak Awal............................................................... 229 17. Tetapkan Batasan Fisik yang Tepat.................................... 235 18. Tegakkan Aula Penahan......................................................... 255

Kesimpulan......................................................................................... 275


MENGAPA PACARAN?

B

eberapa tahun yang lalu saya memimpin sebuah seminar bagi para bujangan di Midwest ketika ada pertanyaan diajukan kepada saya, “Dr. Cloud, apa pandangan Alkitab mengenai pacaran?” Awalnya, saya berpikir saya salah memahami pertanyaan tersebut, maka saya meminta wanita itu untuk mengulangi pertanyaannya. Dan pertanyaan itu diulangi lagi. Saya bertanya, “Apa yang Anda maksudkan dengan, ‘pandangan Alkitab’?” Wanita itu menjelaskan, “Apakah Anda berpikir bahwa pacaran adalah perintah Alkitab?” Ketika saya mendengar pertanyaannya, saya pikir dia sedang bercanda, tetapi ternyata dia serius. Saya pernah mendengar orang bertanya mengenai pandangan Alkitab terhadap hukuman mati atau eutanasia, tetapi tidak pernah mendengar tentang pacaran. Saya berkata, “Saya tidak berpikir bahwa Alkitab memberikan sebuah ‘pandangan’ mengenai pacaran.” Pacaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan manusia, sama seperti banyak kegiatan lainnya, yang tidak dibicarakan oleh Alkitab. Hal yang dibicarakan Alkitab adalah menjadi orang yang mengasihi, jujur, dan bertumbuh dalam apa pun yang Anda lakukan. Jadi, saya harus berkata bahwa pandangan Alkitab mengenai pacaran lebih banyak berhubungan dengan siapa Anda daripada apakah Anda berpacaran atau tidak. Pandangan Alkitab mengenai pacaran adalah berpacaran dengan cara yang kudus.” “Sebenarnya, Allah memberikan pertumbuhan kepada umat-Nya melalui relasi sama seperti Dia memberikan pertumbuhan kepada


8

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

mereka dengan cara yang sama dalam berbagai aspek kehidupan yang lain. Pertanyaannya bukan apakah Anda berpacaran atau tidak. Pertanyaan yang sesungguhnya adalah mengenai ‘Siapa Anda dalam berpacaran dan menjadi seperti apa Anda dalam berpacaran? Apa hasil dari pacaran tersebut bagi dirimu dan bagi orang yang Anda pacari? Bagaimana Anda memperlakukan mereka? Apa yang sedang Anda pelajari? Dan masih banyak persoalan yang dibicarakan secara jelas oleh Alkitab. Pada umumnya ia berbicara mengenai pertumbuhan karaktermu dan bagaimana Anda memperlakukan orang lain.” Dia melanjutkan, “Jadi, menurutmu ok untuk berpacaran?” Saya menjawab, “Tentu saja saya setuju, tetapi hanya ok bagi relasi pacaran dalam prinsip Alkitab dan hal itu bukanlah beban. Relasi pacaran akan menyelamatkan hidupmu dan membantumu untuk menikahi orang yang tepat.” Saya berpikir ini adalah yang terakhir kalinya saya mendengar hal tersebut, namun pertanyaan yang sama terus muncul kapan pun saya berbicara kepada para bujangan. Berulang kali saya ditanyai apakah pacaran merupakan hal yang baik untuk dilakukan atau tidak. Saya penasaran mengapa orang-orang terus menanyakan pertanyaan yang sama. Oleh karena itu, pada suatu hari, saya bertanya kepada seseorang mengenai dari mana pertanyaan-pertanyaan itu muncul. Saya diberitahu bahwa sebuah gerakan telah muncul dari sebuah buku yang berjudul I Kissed Dating Goodbye, yang ditulis oleh Joshua Harris. Premis buku tersebut menyatakan bahwa pacaran bukanlah sebuah pemikiran yang baik dan banyak orang yang dipengaruhinya. Ketika saya terus menyelidikinya, gerakan tersebut mengajarkan hal yang melampaui apa yang dituliskan buku tersebut. Banyak orang Kristen berkata bahwa pacaran adalah dosa; yang lain merasa orang-orang yang berpacaran adalah orang-orang yang kurang rohani daripada orang-orang yang tidak berpacaran. Sudah menjadi hal yang lazim dan “Kristen” untuk mengabaikan pacaran. Awalnya saya berpikir bahwa hal ini hanya ada dalam lingkungan tertentu, tetapi semakin saya bepergian di seluruh negeri, semakin banyak saya mendengar hal tersebut. Maka kami membaca I Kissed Dating Goodbye dan di bab ini kami akan membahas beberapa reaksi kami terhadap buku tersebut.


MENGAPA PACARAN?

9

Kami sangat tidak setuju dengan pemikiran bahwa semua orang seharusnya tidak berpacaran karena beberapa alasan. Tetapi sebelum kami membahasnya secara spesifik, kami ingin membahas beberapa alasan yang ada di balik gerakan ini. Tidak ada orang yang menerima prinsip seperti itu tanpa alasan yang baik dan alasan tersebut adalah: rasa sakit, kekecewaan, dan dampak negatif lainnya bagi kehidupan rohani mereka. Dengan kata lain, berpacaran tidak membuat mereka bertumbuh, menemukan pasangan, atau menjadi seorang yang lebih rohani. Maka, kita harus mengakhirinya. Dan kita berempati terhadap rasa sakit ini. Sebagaimana yang telah kita lihat selama bertahun-tahun bekerja sama dengan banyak bujangan dan saat menjadi bujangan (kedua penulis menikah pada usia tiga puluhan), berpacaran dapat menyebabkan banyak luka dan penderitaan. Banyak orang menjadi kecewa karenanya dan mereka merasa mereka tidak mengetahui bagaimana membuatnya berhasil. Mereka mengalami patah hati, mereka berulang kali salah memilih, mereka tidak dapat menemukan “tipe yang tepat,� atau mereka menemukan “tipe yang tepat� dan mereka tidak menyukainya, demikian juga tipe yang salah tersebut. Mereka kesulitan untuk mengintegrasikan kehidupan rohani mereka ke dalam pacaran. Dan mereka mempertanyakan apa yang harus dilakukan dengan daya tarik fisik dan batasan-batasan moral, dan mereka bingung ketika mereka bergerak dari pacaran kepada sebuah relasi yang lebih penting. Bagi banyak orang, rasa sakit dan penderitaan karena berpacaran menjadi sangat berat dan mereka bersedia mencari sebuah alternatif. Dan karena alasan inilah, kami setuju dengan para pendukung gerakan yang menolak pacaran. Rasa sakit karena berpacaran tidak bernilai jika ia tidak menghasilkan kebaikan. Kami memahami motivasi Harris untuk menuliskan buku ini. Tetapi kami tidak setuju dengan kesimpulannya. Walaupun kita setuju bahwa luka tersebut harus dihentikan, kita tidak berpikir bahwa berpacaran adalah masalahnya. Kami berpikir manusia adalah masalahnya. Sama seperti mobil tidak membunuh manusia, melainkan supir yang mabuk, demikian juga berpacaran tidak melukai manusia, melainkan berpacaran dengan cara yang di luar kendali. Nasi-


10

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

hat Paulus bagi jemaat di Kolose benar adanya: “Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi� (Kol. 2:20-23, penekanan cetak miring ditambahkan). Paulus memperingatkan jemaat di Kolose bahwa membuat peraturan dan melarang diri dari praktik tertentu tidak akan pernah meningkatkan kedewasaan mereka. Masalah manusia adalah masalah hati, jiwa, orientasi seseorang kepada Allah, dan seluruh permasalahan kedewasaan lainnya. Seperti yang Paulus katakan, menghindari hal-hal tertentu yang dapat merusakmu tidak akan menyembuhkan persoalan dasar, yaitu ketidakdewasaan, yang bersifat internal dan eksternal. Anda mungkin tidak dewasa dan tidak dapat berpacaran, sehingga Anda menarik diri dari berpacaran. Tetapi jika Anda tidak melakukan sesuatu untuk bertumbuh, maka Anda tetap tidak akan dewasa dan Anda akan membawa ketidakdewasaan tersebut ke dalam pernikahan. Menghindari berpacaran bukanlah cara untuk mengatasi persoalan yang dihadapi dalam berpacaran. Obatnya adalah sama seperti obat Alkitab bagi semua persoalan kehidupan yang lain, yaitu pertumbuhan rohani yang mengarah kepada kedewasaan. Belajar bagaimana mengasihi dan mengikut Allah, jujur dan bertanggung jawab, memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan, mengembangkan pengendalian diri, dan membangun kehidupan yang utuh akan menjamin pacaran yang lebih baik. Sebelum kami memberitahu Anda dalam buku ini mengenai bagaimana membangun relasi pacaran yang baik, kami ingin menunjukkan beberapa alasan mengapa kami berpikir Anda tidak seharusnya mengakhiri pacaran dan beberapa alasan mengapa kita menganggap pacaran dapat menjadi hal yang luar biasa.


MENGAPA PACARAN?

11

Dalam bukunya, di bab yang berjudul “Tujuh Kebiasaan Pacaran yang Sangat Merusak,” Joshua Harris membahas tentang mengikuti “kecenderungan-kecenderungan negatif” pacaran: 1. 2. 3. 4.

Pacaran yang mengarah kepada keintiman tetapi bukan kepada komitmen. Pacaran cenderung mengabaikan tahap “pertemanan” dalam sebuah relasi. Pacaran sering menyalah artikan relasi fisik sebagai cinta. Pacaran seringkali mengasingkan sepasang kekasih dari relasi-relasi penting yang lain. 5. Pacaran, dalam banyak kasus, mengalihkan perhatian orang muda dari tanggung jawab utama mereka dalam mempersiapkan diri untuk masa depan mereka. 6. Pacaran dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap anugerah Allah berupa keadaan tanpa pernikahan. 7. Pacaran menciptakan sebuah lingkungan palsu dalam menilai karakter orang lain.

Semua persoalan ini diciptakan oleh manusia dan cara mereka berpacaran. Di seluruh bagian buku ini, kami akan membahas setiap persoalan ini dengan melihat kurangnya struktur yang tepat di dalam karakter seseorang, sistem pendukung, nilai-nilai dan relasinya dengan Allah, di antara persoalan lainnya. Dengan kata lain, ada persoalan batasan. Setiap skenario ini harus berhubungan dengan beberapa aspek dari ketidakdewasaan karakter, seperti ketidakmandirian, atau keegoisan. Ketiadaan batasan terjadi ketika seseorang yang tidak dewasa menyerahkan semua strukturnya, internal dan eksternal, dan mencampuradukkannya dengan sesuatu atau seseorang yang ideal untuk menghindarkan dirinya dari menjadi orang yang dewasa. “Jatuh cinta” yang tidak dewasa dan diidealisasikan, yang menurut kami bersifat merusak, yang selalu merupakan persoalan di mana seseorang harus dibawa kembali kepada realitas. Jika seseorang memiliki kecenderungan ini, maka mereka membutuhkan pertumbuhan rohani untuk menjadi cukup dewasa dalam menghadapi kehidupan dan relasi dengan cara yang lebih seimbang. Dan kami menganggap bahwa Allah dapat memberikan hal tersebut. Di keseluruhan buku ini, kami membahas semua persoalan ini,


12

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

dan batasan-batasan yang akan menyembuhkan mereka. Allah memberikan prinsip-prinsip untuk memimpin kita dalam kehidupan. Karena kita dapat memercayai cara-cara-Nya, kita dapat bertumbuh menjadi dewasa. Kita tidak harus menghindari kehidupan atau kedewasaan. Harris membahas dan memberikan contoh mengenai keegoisan dan pemuasan nafsu dengan mengorbankan orang lain, atau patah hati, atau romantisme yang tidak dewasa, tidak mandiri, dan adiktif. Tidak ada satu pun dari situasi tersebut yang disebabkan oleh pacaran, melainkan oleh ketidakdewasaan pihak-pihak yang terlibat. Kita semua mengetahui banyak situasi di mana para remaja dan pemuda yang lebih dewasa dan saleh berpacaran dengan cara-cara yang menghasilkan pertumbuhan dan kedewasaan. Logika Harris terlihat seperti ini: Pribadi A berpacaran dengan pribadi B. Pribadi A atau B atau keduanya terluka. Pacaran adalah hal yang buruk.

Hal ini agak mirip seperti mengatakan karena ada perceraian, maka tidak ada seorang pun yang seharusnya menikah. Atau karena ada kecelakaan mobil, maka tidak ada seorang pun yang boleh mengemudi. Banyak bujangan berpacaran dengan sangat bertanggung jawab dan mereka belajar dan bertumbuh melalui pengalaman tersebut. Kedua belah pihak menjadi lebih baik untuk berpacaran dan mereka menjadi semakin siap untuk berkomitmen lebih lanjut. Akan tetapi, Harris benar mengenai hal ini: beberapa orang tertentu tidak seharusnya berpacaran, paling tidak untuk sementara waktu. Sama seperti beberapa orang tertentu tidak seharusnya mengemudi, atau tidak boleh minum, atau tidak seharusnya melakukan hal-hal lain yang tidak dilarang atau diperintahkan Alkitab, maka beberapa orang tertentu tidak seharusnya berpacaran. Prinsip Alkitab adalah bahwa orang-orang ini mungkin memiliki kelemahan atau ketidakdewasaan yang dapat menyebabkan mereka tersandung dan karena alasan ini, menahan diri dari kegiatan tertentu adalah solusi terbaik.


MENGAPA PACARAN?

13

Seorang pelayan yang melayani kaum muda dalam skala internasional, yang kepadanya saya berkonsultasi menegaskan hal ini. Dia berkata, “Menahan diri dari berpacaran mungkin adalah hal yang baik bagi sejumlah kecil remaja yang kami layani. Remaja yang lain perlu berpacaran dan belajar bagaimana mengatasi semua hal yang ada dalam pacaran, yang membawa mereka kepada lingkaran kedewasaan.” Inilah yang kami pikirkan juga. Tidak berpacaran adalah ide yang baik bagi beberapa orang yang lemah terhadap unsur romantis yang merusak, orang yang dimanfaatkan oleh orang lain, atau orang yang menghindari kedewasaan. Tidak berpacaran adalah ide yang baik karena memberikan kesempatan untuk bertumbuh bagi orangorang ini. Akan tetapi, bagi orang lain, kami berpikir berpacaran dapat menjadi sebuah pengalaman yang baik. Itulah pemikiran Harris. Hanya saja dia tidak menyebutnya “berpacaran.” Dia berkata bahwa sepasang kekasih seharusnya menghabiskan waktu bersama satu sama lain untuk melihat apakah mereka merupakan pasangan yang tepat sebelum mereka masuk ke dalam pernikahan. Akan tetapi, dia membedakan hal itu dari pacaran karena sejak “pacaran” pertama, pasangan itu sedang mempersiapkan pernikahan. Sebelum titik ini, hubungan mereka hanya pertemanan. Kami percaya bahwa mengenal seseorang dengan baik sebelum Anda berkomitmen untuk menikah bukanlah hal yang buruk. Kami juga percaya bahwa pacaran memberikan kesempatan seperti ini. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang kita lihat ada dalam sebuah relasi berpacaran: 1. Berpacaran memberikan kesempatan untuk belajar mengenai diri sendiri, orang lain, dan relasi dalam sebuah konteks yang aman. Ketika dilakukan dengan baik, berpacaran merupakan sebuah masa inkubator untuk memahami lawan jenis, perasaan seksual seseorang, batasan-batasan moral, kebutuhan seseorang akan keterampilan berelasi. Tetapi pacaran harus dilakukan dalam konteks yang tepat. Seorang bujangan harus berpacaran di dalam komunitas yang memedulikannya. Bagi para remaja, konteks ini adalah orang tua mereka, teman-teman, kelompok pemuda, pendeta kaum muda,


14

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

pelatih, dan sebagainya. Berpacaran memberikan sebuah tempat untuk bertumbuh dan belajar mengenai manusia, yang dapat membantu kita berkembang. Saya memberitahu seorang pekerja yang percaya kepada gerakan menolak pacaran bahwa dia sedang merampas hak para remaja yang membutuhkan nasihat dan pelatihan jika dia mendorong mereka untuk tidak berpacaran. Saya lebih suka melihat para remaja belajar dalam sebuah situasi di mana mereka memiliki pembimbing dan kesempatan untuk menjadi dewasa sebelum mereka membuat sebuah komitmen pernikahan dari pada melihat mereka membuat komitmen dan kemudian harus menyesalinya kemudian. Hal yang sama juga berlaku bagi para bujangan. Para pendeta, teman-teman, dan komunitas mereka seharusnya memberikan dukungan bagi kehidupan berpacaran mereka. Hal ini memberi mereka sebuah tempat untuk bertumbuh sehingga mereka siap untuk menikah. 2. Berpacaran memberikan sebuah konteks untuk mengatasi persoalan. Bertanyalah kepada beberapa orang yang memiliki pernikahan bahagia mengenai bagaimana mereka akan bertindak jika mereka menikahi pacar pertama mereka. Kami telah banyak melihat hal seperti itu ribuan kali. Pilihan pertama orang-orang tersebut mungkin tidak begitu hebat. Berpacaran memberikan sebuah tempat untuk menemukan apa yang mereka pikirkan dan mereka nilai mengenai seseorang, yang mungkin bukan merupakan hal yang akan mereka hargai dalam jangka panjang. Mereka mungkin melihat bahwa hal yang membuatnya tertarik bersifat sementara dan bahkan dapat bersifat merusak. Beberapa dari daya tarik ini bahkan dapat merusak kerohanian mereka. Saya telah berulang kali mendengar bahwa seseorang tertarik kepada “kedewasaan� dan karakter rohani seseorang. Mereka berpikir bahwa orang tersebut hebat. Tetapi setelah mereka mulai berpacaran, mereka baru mengenal dia lebih baik. Dan mereka menemukan bahwa apa yang terlihat begitu baiknya di awal ternyata menjadi tidak baik dalam relasi yang lebih dekat dalam jangka panjang. Saya sedang berbicara kepada seorang wanita yang bertumbuh


MENGAPA PACARAN?

15

dewasa dengan didikan seorang ayah yang keras dan dia sangat tidak menyukai dominasi ini. Dia tertarik kepada para pria yang baik dan lembut, yaitu kualitas-kualitas yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Dia menikahi pacar pertamanya, setelah berpacaran dalam waktu yang singkat. Suaminya adalah seorang pria yang sangat baik, tetapi karena dia takut terhadap kuasa dari seorang pria, dia memilih seseorang yang sangat pasif. Dia menyesal bahwa dia tidak belajar lebih awal mengenai kecenderungannya untuk mengidealisasi kepasifan. Seandainya dia dulu berpacaran dengan suaminya untuk waktu yang lebih lama, dia akan mengetahui masalah yang akan dihadapi dan seperti apa suaminya dalam sebuah relasi nyata. Banyak orang yang terlihat baik sampai mereka berelasi secara nyata dari hari ke hari. 3. Berpacaran membangun keterampilan berelasi. Relasi-relasi yang intim memerlukan banyak usaha dan keterampilan. Banyak orang tidak menjadi dewasa dengan mempelajari keterampilan berelasi ini dalam keluarga mereka atau tempat lain. Tetapi, ketika mereka mulai berpacaran, mereka menemukan bahwa mereka memiliki perasaan tidak aman atau masalah yang serius, atau mereka tidak memiliki keterampilan berelasi, misalnya komunikasi, kelemahan, iman, keberanian, kejujuran, pengorbanan diri, dan keterampilan mendengarkan. Dalam relasi berpacaran, mereka akan menyadari ketidakdewasaan mereka dan dapat menemukan apa yang mereka harus lakukan sebelum mereka siap untuk memasuki relasi yang penting. Selain itu, berpacaran memberikan kesempatan untuk belajar mengenai relasi itu sendiri dan bagaimana mereka berperan dalam sebuah relasi. Hal itu dapat menjadi sebuah masa pertumbuhan dan penemuan yang penting. 4. Berpacaran dapat menyembuhkan dan memperbaiki. Saya bertemu dengan seorang pria yang sudah lama tidak pernah saya jumpai dan saya terkejut saat menemukan bahwa dia menikah dengan seseorang wanita, bukan wanita yang selama ini dia pacari ketika saya bertemu dia terakhir kali. Ketika saya bertanya kepadanya mengenai mantan pacarnya, dia menjawab, “Oh, kami berteman baik, dan saya bersyukur kepada Allah karena perannya dalam kehidupanku.�


16

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

Saya bertanya, “Apa maksudmu?” “Saya berpikir dia adalah ‘orang yang tepat.’ Tetapi Allah mempunyai rencana lain bagi kami berdua. Akan tetapi, saya percaya bahwa Dia menyatukan kami bersama selama jangka waktu tertentu untuk mengajari kami berdua banyak hal mengenai diri kami sendiri dan menghasilkan kesembuhan. Saya memiliki banyak luka di masa lalu dan dia menerima serta merawatnya. Cintanya sangat penting bagiku sehingga saya dapat mencintai lagi. Walaupun saya sekarang mengetahui bahwa dia bukan orang yang tepat untuk saya nikahi, relasi kami sungguh-sungguh baik bagi kami berdua dan mempersiapkan kami untuk relasi masa depan kami.” Allah menggunakan relasi untuk menyembuhkan dan mengubah kita. Walaupun kami tidak sedang mengatakan bahwa berpacaran adalah tempat utama bagi seseorang untuk mencari kesembuhan (ini merupakan sebuah ide yang buruk), itu merupakan sebuah tempat di mana hal-hal yang baik terjadi dalam jiwa manusia. Manusia mendapatkan manfaat dari relasi yang baik. Manusia dapat memiliki relasi pacaran yang baik di mana mereka belajar, disembuhkan, bertumbuh, dan dilatih, bahkan ketika relasi-relasi tersebut tidak mengarah kepada pernikahan. Ia memiliki nilai dalam kehidupan seseorang. 5. Berpacaran bersifat relasional dan memiliki nilai pada dirinya sendiri. Joshua Harris berkata bahwa manusia mencari kepuasan mereka sendiri dalam berpacaran. Walaupun beberapa orang menggunakan orang lain secara egois dalam berpacaran, orang yang lain menikmati untuk mengenal satu sama lain, mereka memberi dan menerima dengan cara yang saleh, bukan hanya dengan cara yang mengarah kepada pernikahan. Berusaha mengenal seseorang, menghabiskan waktu bersamanya, dan saling berbagi dengannya adalah “keintiman.” Pengenalan mengenai orang lain secara mendalam ini adalah cinta. Inilah relasi yang baik dan kudus. Tetapi dalam berpacaran hal ini belum sempurna. Orang yang belum menikah tidak memberikan diri mereka; misalnya, mereka menjauhkan diri dari ikatan seksual. Tetapi, berbagi hidup memiliki nilai yang sejati dan merupakan hal yang ajaib, kare-


MENGAPA PACARAN?

17

na tidak ada alasan lain yang mendorong hal tersebut selain cinta dan relasi itu sendiri. Itu adalah tujuannya sendiri. Allah telah berkata bahwa cinta atau kasih—bukan hanya cinta pernikahan—adalah penggenapan seluruh hukum. Ketika dua orang bujangan mengasihi satu sama lain, memberikan diri kepada satu sama lain, dan saling berbagi dalam kehidupan, walaupun relasi-relasi tersebut memiliki batasan dalam hal tubuh dan hati, itu bernilai juga. 6. Berpacaran memungkinkan seseorang mempelajari apa yang dia sukai dari lawan jenis. Kami menyebut mengenai seorang wanita di bagian sebelumnya, yang akan menjadi lebih baik jika dia menemukan bahwa orang yang “baik atau menyenangkan� bukan segalanya. Tetapi ada hal-hal lain yang perlu dipelajari yang tidak didasarkan pada jenis rasa sakit ini. Dalam kasusnya, dia sedang membereskan persoalan ayahnya. Orang lain tidak mengetahui seperti apa jenis orang yang mereka benar-benar sukai dan dapat bergaul dengan baik. Setiap orang memiliki impian mereka dan daya tarik alami mereka masing-masing. Beberapa di antaranya mungkin baik dan beberapa yang lain mungkin berasal dari kelemahannya. Tidak setiap orang mengetahui orang seperti apa yang dia sukai dan orang seperti apa yang baik bagi dia. Seperti apa rasanya menghabiskan banyak waktu dengan orang yang menyenangkan? Bagi beberapa orang, hal itu adalah surga, tetapi bagi yang lain, itu adalah neraka. Seperti apa rasanya berada di dekat seseorang yang pintar setiap hari? Bagi beberapa orang, hal itu akan sangat memberi semangat. Bagi orang lain, hal itu sangat membosankan. Dan kita dapat membahas banyak contoh seperti ini. Terkadang apa yang kita pikir kita sukai bukanlah apa yang benar-benar baik bagi kita untuk jangka panjang, tetapi kita harus mengetahui hal ini. Berpacaran memberikan sebuah konteks bagi kita untuk bertemu dan menghabiskan waktu dengan beragam manusia. Mereka dapat menemukan apa yang mereka sukai, apa yang mereka butuhkan, dan apa yang baik bagi mereka. 7. Berpacaran memberikan sebuah konteks untuk belajar mengendalikan diri secara seksual dan pemuasan lainnya. Pacaran yang baik memberikan kesempatan kepada kita untuk


18

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

berelasi dan menahan diri dari hubungan seks. Penundaan kepuasan ini mengajar kita mengenai sesuatu yang sangat berharga bagi pernikahan: relasi dan melakukan yang terbaik bagi orang lain adalah lebih penting daripada pemuasan diri dan ekspresi seksual. Beberapa pasangan yang telah menikah tidak mengetahui bagaimana berelasi, dan satu atau keduanya menggunakan seks untuk mengantikan relasi. Berpacaran dalam batasan Allah membuat kita belajar bagaimana berhubungan satu sama lain dengan menolak ekspresi seksual. Berpacaran yang dilakukan dengan benar mengajarkan pengendalian diri dan menunda pemuasan diri. Kedua hal tersebut merupakan persyaratan agar pernikahan dapat berhasil. Berpacaran dapat dilakukan secara salah dan menyebabkan luka dan rasa sakit. Berpacaran dapat dilakukan dengan baik dan mengarah kepada hasil yang luar biasa dalam kehidupan para remaja dan orang dewasa yang belum menikah. Batasan-batasan dalam Berpacaran dirancang untuk membantu Anda menemukan rahasia berpacaran yang berhasil dan menghindari jurang pacaran yang salah. Jika Anda membaca buku ini dengan serius, mencari Allah dengan sungguh-sungguh, membangun sebuah komunitas pertemanan yang sehat untuk mendukungmu dalam proses tersebut, maka pacaran dapat menjadi suatu hal yang luar biasa. Ia dapat menjadi hal yang menyenangkan, memuaskan secara rohani, dan menghasilkan pertumbuhan. Pertahankan batasan-batasanmu, dan nikmatilah prosesnya. Terlibatlah dalam kehidupan, tetapi dengan mengingat batasan-batasan yang Allah berikan dan cara yang Dia ingin Anda lakukan untuk mencapai kehidupan yang memuaskan, dan menikmati prosesnya. Hal ini terlihat dalam nasihat Salomo kepada orang muda: “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!� (Pkh. 11:9). Berpacaran dapat menjadi sebuah masa kehidupan yang luar biasa, tetapi ia harus diimbangi dengan batasan-batasan Allah mengenai hal apa yang baik. Kita berharap buku ini membantumu menemukan keamanan, kepuasan, pertumbuhan, dan kemerdekaan tersebut.


BAGIAN 1

ANDA DAN BATASAN-BATASAN ANDA



BAB 1

MENGAPA BATASAN-BATASAN DALAM PACARAN?

Jadi apa yang harus saya lakukan, memasang bom di bawah kursinya?” Heather bertanya dengan marah ketika dia sedang makan siang dengan teman baiknya, Julie. Percakapan tersebut membahas tentang frustrasinya terhadap Todd, pacar Heather selama beberapa tahun terakhir ini. Heather sangat sayang padanya dan siap untuk menikahinya. Walaupun dia orang yang bertanggung jawab, lucu dan mencintai Heather, Todd tidak menunjukkan tandatanda komitmen yang nyata kepada relasi mereka. Pasangan tersebut menikmati waktu bersama mereka, tetapi kapan pun Heather mencoba untuk membicarakan hal yang serius, Todd akan membuat lelucon atau menghindari persoalan tersebut. Pada usianya yang ke tiga puluh tiga, Todd mengatakan bahwa ia menghargai kebebasannya dan tidak menganggap perlu untuk mengubah hidupnya. Kemarahan Heather merupakan respons terhadap perkataan Julie: “Kamu benar-benar perlu menolong Todd untuk melangkah maju.” Kata-kata Heather di awal tadi diwarnai oleh rasa frustrasi, luka, dan kekecewaan. Frustrasi karena dia dan Todd kelihatannya seperti berada di jalur yang berbeda. Luka karena cintanya tidak berbalas. Dan kecewa karena dia telah menginvestasikan banyak waktu, tenaga, dan hatinya ke dalam relasi tersebut. Selama satu tahun


22

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

ini, Heather telah menjadikan Todd sebagai prioritas emosional yang utama dalam hidupnya. Dia mengesampingkan kegiatan yang dia sukai dan nikmati; dia mengesampingkan relasi-relasi yang berharga baginya. Dia telah mencoba menjadi orang yang menurutnya akan menarik bagi Todd. Dan sekarang kelihatannya investasi ini sia-sia.

Tidak Ada Anak Kecil yang Diizinkan Selamat datang di dunia pacaran. Jika Anda telah berada di jenis relasi yang unik ini, Anda mungkin akrab dengan skenario Heather dan Todd. Dua orang yang tertarik kepada satu sama lain dan mulai pergi keluar bersama. Mereka berharap agar relasi tersebut dapat menjadi sesuatu yang khusus, yang akan mengarah kepada pernikahan dan sahabat seumur hidup. Semua hal terlihat indah untuk sementara waktu, tetapi sesuatu terjadi di antara mereka, yang menyebabkan sakit hati, frustrasi, dan kesepian. Dan sering kali, skenario tersebut berulang kembali dalam relasi yang lain. Beberapa orang menyalahkan pacaran karena semua hal ini, berpikir bahwa pacaran merupakan aktivitas yang tidak sehat. Mereka lebih suka menemukan sebuah alternatif, seperti pertemanan hingga ada dua orang memilih satu sama lain untuk bertunangan. Walaupun pacaran memiliki kelemahannya sendiri, kita tidak akan menerima pandangan ini. Kami percaya kepada pacaran. Kami mengalaminya sendiri, menjadi lajang selama tujuh puluh lima tahun jika usia kami digabungkan. Dan kami berpikir pacaran memberikan banyak kebaikan, seperti kesempatan untuk bertumbuh secara pribadi dan belajar bagaimana berelasi dengan orang lain. Akan tetapi, pacaran memang memiliki risiko. Itulah sebabnya kami berkata, tidak ada anak kecil yang diizinkan. Itu tidak berarti para remaja tidak boleh berpacaran, melainkan bahwa kedewasaan seseorang sangat penting. Pada dirinya sendiri, berpacaran bersifat percobaan, dengan sedikit komitmen pada awalnya, sehingga seseorang dapat keluar dari sebuah relasi tanpa harus membenarkan dirinya. Menginvestasikan banyak perasaan ke dalam sebuah relasi dapat menjadi hal yang berbahaya. Oleh karena itu, berpacaran akan berjalan sangat baik di antara dua orang yang bertanggung jawab.


MENGAPA BATASAN-BATASAN DALAM PACARAN?

23

Persoalan-Persoalan dalam Kebebasan dan Tanggung Jawab Akan tetapi, buku ini bukan membahas tentang natur pacaran. Anda tidak dapat melakukan banyak hal terhadapnya. Sebaliknya, kami sedang menulis mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi manusia mengenai bagaimana mereka menjalankan kehidupan pacaran mereka. Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan mengenainya. Banyak persoalan yang dialami oleh orang-orang yang berpacaran, yang pada dasarnya disebabkan oleh persoalan tertentu yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab. Kebebasan yang kami maksudkan adalah kemampuanmu untuk membuat pilihanpilihan yang didasarkan pada nilai-nilaimu, daripada memilih karena ketakutan atau rasa bersalah. Orang yang bebas membuat komitmen karena mereka merasa itu merupakan hal yang tepat untuk dilakukan dan mereka sepenuh hati melakukannya. Tanggung jawab yang kami maksudkan adalah kemampuanmu untuk melaksanakan tugas-tugasmu untuk menjaga relasi tersebut sehat dan mengasihi, dan kemampuan untuk berkata tidak kepada hal-hal yang tidak seharusnya menjadi tanggung jawabmu. Orang yang bertanggung jawab melaksanakan peranan mereka dalam relasi pacaran, tetapi mereka tidak menoleransi perilaku yang tidak benar dan berbahaya. Pada dasarnya, berpacaran berhubungan dengan mengasihi. Manusia mencarinya melalui pacaran. Ketika mereka menemukannya, dan ia bertumbuh dewasa, mereka seringkali membuat komitmen terhadap satu sama lain. Kebebasan dan tanggung jawab dibutuhkan agar cinta dapat berkembang dalam pacaran. Ketika dua orang menghargai kebebasan satu sama lain dan mengambil kepemilikan dalam relasi tersebut, mereka sedang menciptakan sebuah lingkungan bagi cinta mereka untuk bertumbuh dan menjadi dewasa. Kebebasan dan tanggung jawab menciptakan sebuah lingkungan yang aman bagi pasangan tersebut untuk mengasihi, memercayai, menjelajah dan memperdalam pengalaman mereka terhadap satu sama lain. Sebenarnya, kedua unsur ini dibutuhkan bagi relasi apa pun agar dapat berhasil, bukan hanya dalam pacaran. Pernikahan, pertemanan, mengasuh anak, dan relasi bisnis bergantung kepada kebebasan dan tanggung jawab agar hubungan tersebut dapat berkembang.


24

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

Allah merancang cinta agar tidak ada ketakutan (kehilangan kebebasan) dalam cinta, karena cinta yang sempurna menghilangkan ketakutan (1 Yoh. 4:18). Kita harus membicarakan kebenaran dalam kasih kepada satu sama lain (Ef. 4:15), mengambil tanggung jawab untuk melindungi cinta dengan menghadapi persoalan yang ada. Kami percaya bahwa batasan-batasan yang sehat adalah kunci untuk memelihara kebebasan, tanggung jawab, dan kasih, dalam kehidupan pacaranmu. Dengan mendirikan dan menjaga batasan-batasan yang baik, barulah Anda dapat melakukan banyak hal, bukan hanya untuk memulihkan sebuah relasi yang buruk, tetapi membuat sebuah relasi yang baik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, sebelum kita melihat cara-cara di mana persoalan-persoalan pacaran muncul dari kebebasan dan tanggung jawab yang saling bertentangan, marilah kita melihat sekilas mengenai batasan-batasan apa yang ada dan bagaimana mereka berfungsi dalam relasi pacaranmu.

Apakah Batasan-Batasan itu? Anda mungkin tidak akrab dengan istilah batasan. Bagi beberapa orang, batasan-batasan mungkin mengingatkan mereka akan dinding, halangan bagi keintiman, atau bahkan keegoisan. Tetapi bukan demikian persoalannya, khususnya dalam wilayah pacaran. Jika Anda memahami apa yang menjadi batasan-batasan, mereka dapat menjadi salah satu alat yang paling bermanfaat dalam hidupmu untuk mengembangkan kasih, kebebasan, dan tanggung jawab. Marilah kita melihat apakah batasan tersebut, fungsi dan tujuannya, dan beberapa contohnya. Sebuah Garis Kepemilikan Sebuah batasan adalah sebuah garis kepemilikan. Sama seperti sebuah pagar fisik memberikan tanda di mana halamanmu berakhir dan batas halaman tetanggamu dimulai, demikian juga sebuah batasan pribadi membedakan apa yang menjadi milikmu secara emosional atau personal, dan apa yang dimiliki oleh orang lain. Anda tidak dapat melihat batasanmu sendiri. Akan tetapi, Anda dapat mengatakan bahwa ia ada ketika seseorang melanggarnya. Ketika orang lain mencoba mengendalikanmu, mencoba mendekatimu, atau memintamu melaku-


MENGAPA BATASAN-BATASAN DALAM PACARAN?

25

kan sesuatu yang Anda anggap tidak benar, Anda seharusnya merasa ingin memprotesnya karena batasanmu telah dilanggar. Fungsi Batasan-Batasan Tersebut Batasan-batasan memiliki dua fungsi penting. Pertama, mereka mendefinisikan kita. Batasan-batasan menunjukkan siapa kita; apa yang kita setujui atau tolak; apa yang kita kasihi dan benci. Allah memiliki batasan-batasan yang jelas. Dia mengasihi dunia (Yoh. 3:16); Dia mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Kor. 9:7). Dia membenci mata yang sombong dan lidah yang berbohong (Ams. 6:16-17). Sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya, kita juga harus jujur mengenai siapa kita. Pacaran menjadi jauh lebih baik ketika diri Anda didefinisikan. Ketika Anda jelas mengenai nilai-nilaimu, kegemaranmu, dan moralitasmu, Anda menyelesaikan banyak masalah sebelum mereka muncul. Misalnya, seorang wanita mungkin memberitahu seorang pria yang akan dia kencani bahwa dia serius mengenai kehidupan rohaninya dan memiliki keinginan yang sama dalam diri orang yang dekat dengan dia. Dia membiarkan pacarnya mengetahui tentang sesuatu yang mendefinisikan dia, yang ada di hadapan mereka, sehingga pacarnya akan mengetahui siapa dia. Fungsi kedua batasan-batasan tersebut adalah supaya mereka melindungi kita. Batasan-batasan menjaga hal-hal baik yang ada di dalamnya dan menjaga hal-hal buruk tetap berada di luar. Ketika kita tidak memiliki batasan yang jelas, kita dapat dengan mudah dipengaruhi oleh orang atau pengaruh yang tidak sehat dan merusak. Orang yang bijaksana melihat bahaya dan menghindar darinya (Ams. 27: 12). Misalnya, seorang pria dan wanita yang sedang berada dalam masa pendekatan dalam relasi mereka mungkin ingin menetapkan beberapa batasan dalam berpacaran, untuk melindungi hati masing-masing dari rasa sakit yang tidak perlu. Batasan-batasan melindungi dengan membiarkan orang lain mengetahui apa yang akan dan tidak akan Anda toleransi. Contoh-Contoh Batasan-Batasan Ada beberapa jenis batasan yang dapat kita tetapkan dan gunakan


26

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

dalam berpacaran, semua bergantung kepada keadaan. Berikut ini adalah bebeberapa di antaranya: • Perkataan: mengatakan tidak dan jujur tentang ketidaksetujuanmu. • Kebenaran: membawa realitas bagi sebuah persoalan. • Jarak: menghargai waktu atau jarak secara fisik di antara dua orang untuk saling melindungi atau sebagai sebuah akibat bagi perilaku yang tidak bertanggung jawab. • Orang lain: menggunakan teman-teman yang mendukung untuk membantumu menjaga batasan tersebut.

Kadangkala Anda akan menggunakan batasan-batasan ini untuk membiarkan pacarmu mengenal hatimu: “Saya ini orangnya peka dan mau kamu mengetahui hal itu, sehingga kita dapat menyadari bahwa saya mudah terluka.” Pada waktu yang lain, Anda mungkin perlu menggunakan batasan-batasan untuk mengonfrontasi sebuah persoalan dan melindungi dirimu atau relasi tersebut: “Saya tidak akan melanjutkannya jika kamu ingin berhubungan seksual, dan jika kamu terus memaksa, saya tidak berhubungan denganmu lagi.” Dalam cara apa pun, batasan-batasan memberikanmu kebebasan dan pilihan.

Apa yang Ada Dalam Batasan-Batasanmu Ingatlah bahwa batasan-batasan adalah sebuah pagar yang melindungi barang milikmu. Dalam pacaran, barang milikmu tersebut adalah jiwamu. Batasan-batasan mengelilingi kehidupan yang telah Allah berikan kepadamu untuk dipertahankan dan didewasakan, sehingga Anda dapat menjadi orang seperti yang Dia inginkan. Berikut ini merupakan beberapa hal mengenai dirimu yang didefinisikan dan dilindungi oleh batasan-batasan tersebut. • Kasihmu: kemampuanmu yang terdalam untuk berhubungan dengan dan memercayai orang lain. • Emosi-emosimu: kebutuhanmu untuk mengendalikan perasaanmu dan tidak dikendalikan oleh perasaan orang lain. • Nilai-nilaimu: kebutuhanmu untuk menentukan akan hal-hal apa yang paling penting dalam kehidupanmu.


MENGAPA BATASAN-BATASAN DALAM PACARAN?

27

• Perilakumu: kendalimu atas bagaimana Anda akan bertindak dalam sebuah relasi berpacaran. • Sikapmu: sikap dan pendapatmu mengenai dirimu sendiri dan pacaranmu.

Anda dan hanya Andalah yang bertanggung jawab atas apa yang ada di dalam batasan-batasanmu. Jika seseorang sedang mengendalikan cintamu, emosimu, atau nilai-nilaimu, maka bukan mereka masalahnya. Ketidakmampuanmu untuk menetapkan batasan-batasan terhadap kendali mereka adalah masalahnya. Batasan-batasan adalah kunci untuk menjaga jiwamu tetap aman dan bertumbuh. Anda akan menemukan banyak contoh dan situasi dalam buku ini mengenai bagaimana menerapkan prinsip-prinsip pembatas dalam kehidupan pacaranmu. Ingatlah bahwa Anda tidak bermaksud jahat ketika Anda berkata tidak. Sebaliknya, Anda mungkin sedang menyelamatkan dirimu atau bahkan relasi tersebut dari kehancuran.

Bagaimana Persoalan Tentang Batasan Muncul Ada banyak cara di mana pacaran menjadi sebuah derita ketika kebebasan dan tanggung jawab tidak ada. Berikut ini adalah beberapa di antaranya. Kehilangan Kebebasan untuk Menjadi Diri Sendiri Kadangkala, seseorang akan menyerahkan identitas dan gaya hidupnya untuk menjaga keutuhan sebuah relasi. Maka, ketika perasaannya yang sesungguhnya muncul, orang lain tidak menyukai siapa dia sesungguhnya, karena dia tidak pernah mengungkapkan dirinya yang sesungguhnya. Heather, dalam ilustrasi bab pendahuluan, telah kehilangan kebebasannya dengan cara seperti ini. Bersama dengan Orang yang Salah Ketika kita memiliki batasan-batasan yang baik, kita lebih tertarik kepada orang-orang yang bertumbuh. Kita menjadi jelas mengenai apa yang akan kita toleransi dan apa yang kita cintai. Batasan-batasan yang baik menyingkirkan orang-orang yang jahat, dan menarik orangorang benar ke dalam tanggung jawab dan relasi kita. Tetapi ketika


28

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

batasan-batasan kita tidak jelas atau tidak berkembang, kita akan membiarkan orang-orang yang tidak layak masuk ke dalamnya. Berpacaran dari Luka Batin daripada Nilai-nilai Kita Batasan-batasan banyak berhubungan dengan nilai-nilai kita, apa yang kita percayai dan hidupi dalam kehidupan kita. Ketika batasanbatasan kita jelas, nilai-nilai kita dapat mendikte jenis orang seperti apa yang paling cocok bagi kita. Tetapi seringkali, orang-orang dengan batasan-batasan yang buruk harus melakukan terapi jiwa dan mereka tanpa sadar berusaha untuk melakukannya dalam pacaran. Sebagai ganti dari memilih pacar sesuai nilai-nilai mereka, mereka justru bereaksi kepada pergumulan batinnya dan memilih cara-cara yang merusak. Misalnya, wanita dengan orang tua yang otoriter mungkin tertarik kepada pria yang otoriter. Sebaliknya, seorang wanita dengan latar belakang yang sama mungkin bereaksi dengan cara yang sebaliknya, dengan memilih pria yang pasif dan dapat dikendalikan sehingga dia tidak dikendalikan olehnya. Dalam kedua cara tersebut, bagian batin yang terlukalah yang memilih, bukan nilai-nilai. Tidak Berpacaran Hal yang menyedihkan adalah, beberapa orang yang benar-benar ingin berpacaran berada di garis samping lapangan, berpikir apakah mereka akan menemukan seseorang atau seseorang akan menemukan mereka. Hal ini seringkali disebabkan oleh konflik batasan, ketika orang-orang menghindari luka dan risiko, dan berakhir dengan tangan kosong. Melakukan Terlalu Banyak Hal dalam Relasi Banyak orang yang memiliki masalah dengan batasan karena mereka melanggar batasan-batasan mereka dan tidak mengetahui kapan harus berhenti memberikan diri mereka. Mereka akan memberikan hidup dan hati mereka demi seseorang, hingga pada akhirnya menyadari ternyata orang lain tersebut hanya ingin mengambil semuanya, tetapi tanpa pernah benar-benar ingin berkomitmen. Batasan-batasan yang baik membantumu mengetahui berapa banyak yang ha-


MENGAPA BATASAN-BATASAN DALAM PACARAN?

29

rus diberikan, dan kapan harus berhenti memberi. Kebebasan Tanpa Tanggung Jawab Kebebasan harus selalu disertai dengan tanggung jawab. Ketika seseorang menikmati kebebasan berpacaran, dan tidak bertanggung jawab bagi dirinya sendiri, maka masalah muncul. Inilah situasi Todd. Dia menikmati Heather tetapi tidak ingin bertanggung jawab untuk mengembangkan relasi tersebut, walaupun banyak waktu yang telah mereka lalui. Persoalan Kendali Seringkali, satu pihak ingin menjadi serius lebih cepat daripada pihak lain. Kadangkali dalam situasi ini, semakin serius seseorang berusaha untuk mengendalikan orang lain dengan manipulasi, rasa bersalah, dominasi, dan intimidasi, maka cinta menjadi sekunder, dan kendali menjadi yang utama. Tidak Mengambil Tanggung Jawab untuk Berkata Tidak Hal ini menjelaskan tentang “pria yang baik� yang membiarkan dirinya tidak dihargai dan diperlakukan buruk dalam berpacaran, dan meremehkan kenyataan bahwa dia sedang diperlakukan secara buruk, atau berharap bahwa suatu hari pacarnya akan berhenti melakukannya. Dia menolak tanggung jawabnya untuk menetapkan sebuah batasan mengenai hal-hal buruk yang terjadi padanya. Ketidakhormatan secara Seksual Banyak pasangan kesulitan menjaga batasan-batasan fisik. Mereka menghindari tanggung jawab atas persoalan tersebut, atau satu pihak menjadi satu-satunya pihak yang memegang kandali, atau mereka mengabaikan persoalan lebih dalam yang mendorong aktivitas tersebut. Ada banyak cara lain di mana pacaran dapat menjadi bencana karena persoalan kebebasan dan tanggung jawab. Kami akan membahas banyak mengenai hal tersebut nanti. Dan seperti yang akan Anda lihat, memahami dan menerapkan batasan-batasan dengan


30

B O U N D A R I E S I N D AT I N G

cara-cara yang benar dapat menciptakan sebuah dunia yang berbeda dalam cara bagaimana Anda mendekati wilayah pacaran. Pada bab berikutnya, kita akan melihat batasan yang utama dari relasi apa pun: kebenaran.

Tips untuk Diterapkan • Pacaran mencakup risiko, dan batasan-batasan membantumu menghadapi risiko-risiko tersebut. • Batasan-batasan adalah “garis kepemilikan” yang mendefinisikan dan melindungimu. • Belajar menghargai batasan-batasanmu akan melindungi perasaan, nilai, perilaku dan sikapmu. • Batasan-batasan membantumu menjadi dirimu sendiri, bukan kehilangan dirimu dalam diri orang lain. • Anda ingin agar orang yang Anda pacari mengambil tanggung jawab bagi hidupnya, sama seperti yang Anda lakukan. • Batasan-batasan yang baik akan membantumu memilih orang yang berkualitas lebih baik karena mereka akan membantumu menjadi orang yang lebih baik.


A Lifelong Love (Kasih yang Abadi) Bagaimana Jika Pernikahan Memiliki Arti Lebih Dari Sekadar Hidup Bersama? Gary Thomas TEMUKAN BAGAIMANA CARA MEWUJUDKAN SEBUAH PERNIKAHAN KUDUS

Anda pasti yakin bahwa pernikahan Anda memiliki tujuan kekal. Anda merindukan untuk bisa mencapainya dengan sempurna, bahkan dapat menginspirasi orang lain. Tetapi pada kenyataannya, bagaimana kita dapat memiliki sebuah relasi yang mengakar secara rohani di tengah-tengah berbagai kesibukan?

nafas rohani tersebut ke orang lain.

Melalui buku A Lifelong Love, ia memberikan kita tuntunan berupa langkahlangkah praktis dalam merajut perjalanan pernikahan hingga menjadi suatu relasi yang mengubahkan bahkan menularkan

Apa pun musim pernikahan yang sedang Anda hadapi sekarang, A Lifelong Love akan memberikan bantuan praktis yang Anda butuhkan untuk mengisi pernikahan Anda dengan gairah rohani yang tidak hanya akan mengubah Anda tetapi akan mengubah dunia di sekitar Anda. Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.literaturperkantas.com


#Struggles

(#Pergumulan-Pergumulan) Mengikut Yesus di Dunia yang Terpusat pada Selfie Craig Groeschel Bagaimana kita dapat mengarahkan pandangan kita tetap pada Kristus daripada terpaku terus pada layar? Rata-rata orang menghabiskan 7,4 jam sehari di depan layar, dan ini barulah permulaan... Kita semua mencintai teknologi dan sosial media karena ada banyak manfaat positif yang diberikan, tetapi banyak dari kita juga menyadari adanya berbagai dampak negatif yang tidak diinginkan yang berada di luar kendali kita. Dalam buku baru yang mengubahkan hidup ini, Craig Groeschel mendorong setiap kita yang sangat bergantung pada dunia digital untuk mendapatkan kembali kontrol atas hidup mereka dan menempatkan Kristus menjadi yang utama kembali. Dia menuntun kita dengan nilai-nilai alkitabiah yang penting bagi para pengikut Kristus, yang bahkan semakin penting untuk diterapkan dalam dunia kita yang terpusat pada selfie saat ini. Ini waktunya untuk menyegarkan dan memulihkan pemahaman kita tentang kualitas hidup bersama Kristus yang membawa: kepuasan, keintiman, keotentikan, belas kasih, dan banyak lagi. #Struggles akan mengubah kehidupan sosial media Anda dan membawa keseimbangan baru dalam kehidupan Anda. Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.