“Semua yang ditulis Kevin DeYoung memiliki dasar Alkitab, sesuai kebutuhan zamannya, dan menolong dalam kehidupan juga pelayanan. Anda harus membaca apa yang ditulisnya dalam buku Crazy Busy ini. Dia mengingatkan kita untuk waspada terhadap keringnya kehidupan yang sibuk, karena aktivitas dan produktivitas bukanlah hal yang sama.” Rick Warren, penulis laris no 1 New York Times The Purpose Driven Life; Pendeta, Saddleback Church “Saya adalah penggemar tulisan Kevin DeYoung, sebagian karena saya tahu apa yang akan diharapkan. Dia selalu jelas, alkitabiah, dan langsung ke pokok masalah–ditambah selera humornya terlihat di sana sini. Buku ini tidak terkecuali. Buku yang cepat dan menarik dibaca sehingga orang-orang sibuk memiliki waktu untuk membacanya. DeYoung membantu saya memikirkan inti-inti masalah dibalik kesibukan saya, dan bahkan memberi saya beberapa cara praktis untuk melawannya. Sebagai orang yang cukup sibuk, saya mendorong orang-orang sibuk lainnya untuk menyempatkan waktu membaca buku tipis ini dalam jadwal mereka.” Trip Lee, artis hip hop; penulis The Good Life “Buku yang luar biasa bagi yang sangat sangat sibuk. DeYoung menunjukkan bahwa Yesus adalah orang sibuk dan orang-orang Kristen juga harus sibuk memuridkan segala bangsa, membesarkan anak, dan memikul salib masing-masing. Dia membedakan kesibukan seperti itu dari kesibukan berdosa, seperti sibuk berusaha menyenangkan dan mengontrol orang lain – dan dia menunjukkan bagaimana ritme yang alkitabiah serta percaya pada providensia Allah untuk menjaga kita tetap waras. Buku ini juga sangat baik bagi para orangtua yang menjalani hidup yang dijajah oleh anak-anak mereka, terlalu mengatur anak-anaknya: DeYoung berkata, biarkan
mereka bermain, karena tidak mudah merusak mereka ataupun memastikan keberhasilan mereka.” Marvin Olasky, Editor Pimpinan, World News Group “Saya senang bisa mengambil waktu dalam kehidupan saya yang begitu sibuk untuk memberi dukungan bagi buku Kevin DeYoung ini. Seperti yang dijabarkan dengan sangat jelas oleh Kevin, kesibukan kita bisa menjadi bukti dari kesetiaan kita atau, sebaliknya, bukti dari kesombongan, ambisi, dan aktivitas yang tak terkekang kita. Kevin DeYoung selalu menjadi pemikir yang cermat, pendeta yang berbakat, dan penulis yang bisa membuat kita duduk terus di kursi kita.” R. Albert Mohler, Jr., Presiden dan Joseph Emerson Brown Professor of Christian Theology, dari Southern Baptist Theological Seminary “Kesibukan berdosa yang telah jadi kebiasaan adalah sesuatu yang digumuli oleh banyak orang dan bagi yang belum menanti jadi pergumulan mereka. Pengajaran tentang topik ini sangat jarang terdengar. Dengan keterbukaan yang menyegarkan dan selera humor yang khas, Kevin DeYoung menunjukkan permasalahannya dan memberi nasihat praktis yang membantu tentang bagaimana menemukan peristirahatan kita dalam Kristus. DeYoung sekali lagi telah melayani gereja dengan baik. Saya sangat merekomendasi buku ini.” Shai Linne, artis hip-hop
L iteratur P erkantas J awa T imur
Crazy Busy
( S u p e r S i bu k) Sebuah Buku Pendek (Untungnya) tentang Sebuah Masalah yang (Sangat) Besar oleh Kevin De Young Crazy Busy: A (Mercifully) Short Book about a (Really) Big Problem Copyright Š 2013 by Kevin DeYoung Published by Crossway, a publishing ministry of Good News Publishers Wheaton, Illinois 60187, U.S.A. This edition published by arrangement with Crossway. All rights reserved. Alih Bahasa:Tim Literatur Perkantas Jatim Editor: Milhan K. Santoso Penata Letak: Milhan K. Santoso Desain Sampul:Vici Arif Wicaksono Hak cipta terjemahan Indonesia: Literatur Perkantas Jawa Timur Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan yang melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur. Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari pergerakan International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui e-mail: pktas.jatim@gmail.com, atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasjatim.org
ISBN: 978-602-1302-12-5 Cetakan Pertama: Maret 2015 Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa izin dari penerbit.
Kepada Mark, Lig, C. J., Al, Thabiti, Matt, John, and David, teman-teman yang sibuk, yang telah memberikan waktunya untuk saya
DAFTAR ISI 1
Halo, Nama Saya Sibuk...........................................................9
2
Repot Sana–Repot Sini: Tiga Bahaya yang Perlu Dihindari.....19
3
K yang Mematikan―Diagnosis #1: Anda Terjangkit Berbagai Macam Bentuk Kesombongan..................................37
4
Bertanggungjawab Atas Segala Sesuatu yang Mengerikan— Diagnosis #2: Anda Berusaha Melakukan Apa yang Allah Tidak Ingin Anda Lakukan.....................................................51
5 Yang Harus Dihindari dalam Misi―Diagnosis #3: Anda Tidak Bisa Melayani Orang Lain Tanpa Menetapkan Prioritas..................................................................................63 6 Tuntutan Mengerikan dari Anak-Anak―Diagnosis #4: Anda Perlu Berhenti Bersikap Panik Terhadap Anak-anak Anda.....................................................................79 7
Dikungkung dari Berbagai Arah―Diagnosis #5: Anda Membiarkan Layar Mencekik Jiwa Anda.................................93
8
Ritme dan Tempo Kehidupan―Diagnosis #6: Anda Harus Beristirahat Sebelum Anda Menghancurkan Diri Sendiri........109
9
Merengkuh Beban Kesibukan―Diagnosis #7: Anda Akan Lebih Menderita Karena Anda Sama Sekali Tidak Berharap Menderita................................................................123
10 Satu Hal yang Harus Anda Lakukan.......................................133
1
Halo, Nama Saya Sibuk
Saya orang terburuk untuk menulis buku seperti ini. Tapi bisa jadi yang terbaik. Hidup saya sangat sibuk. Saya tidak mengatakannya untuk menyombong. Saya tidak sedang berusaha memenangkan sebuah kontes. Saya hanya menyatakan suatu fakta. Atau setidaknya menggambarkan bagaimana rasanya kehidupan saya hampir setiap hari. Saya sering berkata, “saya perlu menulis buku tentang kesibukan, kalau saja saya tidak sibuk.” Dan saya tidak sedang bercanda. Bagaimana saya bisa menjadi seperti ini? Bagaimana Anda bisa seperti ini? Bagaimana kita semua menjadi seperti ini? Saya belum pernah bertemu dengan orang Amerika yang jawaban terhadap pertanyaan “Apa kabar?” adalah “saya tidak sibuk.” Saya rasa mungkin seorang anak berumur enam tahun yang “sama sekali tidak melakukan apa pun” dan orang tua yang berada di panti jompo yang senang jika ada tambahan
10
CRAZY BUSY
kerjaan, tetapi sebagian besar orang pada umumnya merasa waktunya sudah dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Saya tidak menulis buku ini sebagai seseorang yang telah berhasil mengatasinya dan sekarang sedang mengulurkan tali penolong kepada semua orang. Saya lebih seperti seseorang yang sedang berusaha mendaki dan sedang bergelantungan tiga kaki di atas tanah, sedang berusaha mencari pegangan berikutnya. Saya menulis buku ini bukan karena saya tahu lebih banyak dari orang lain tapi karena saya ingin mengetahui lebih banyak dari yang sudah saya ketahui sekarang. Saya ingin tahu mengapa hidup terasa seperti ini, mengapa dunia kita seperti ini, mengapa saya menjadi seperti saya sekarang ini. Dan saya ingin berubah. Sama Sibuknya Seperti Anda
Sejauh yang bisa diingat, yang akan membawa kita dimasa yang sangat lampau yaitu sekitar tahun 90-an, saya sangat sibuk. Di SMU saya ikut klub lari dan pencinta alam, bermain basket, ikut organisasi National Honor Society, mencoba klub bahasa Spanyol, mengambil beragam kursus untuk kuliah, bermain dalam kelompok drumband yang sangat menyita waktu, bernyanyi dalam kelompok musik, dan masuk gereja dua kali pada hari Minggu, sekolah minggu, pemuda, dan pada Jumat pagi ikut Pendalaman Alkitab. Tidak ada yang memaksa saya melakukan semua itu. Orangtua saya tidak memaksa saya (meskipun ke gereja tidak boleh tawar menawar). Saya ingin melakukan semua itu.
Halo, Nama Saya Sibuk
11
Di kuliah lebih banyak lagi kegiatannya. Saya ikut klub lari, bermain di berbagai cabang olahraga, bekerja paruh waktu untuk berbagai professor, mengorganisasi salah satu progam Model PBB yang terbesar (ya, ini benar adanya), ikut menjadi DJ di radio kampus, memimpin kelompok Persekutuan Mahasiswa Kristen, sukarela mengikuti kebaktian kampus tiga kali seminggu, bernyanyi di paduan suara gereja, bernyanyi di paduan suara kampus, ikut dalam pelayanan gereja kampus, membantu Boy’s Brigade (semacam pramuka Kristen) di hari Rabu malam, pergi ke gereja Minggu pagi, kemudian bantu sekolah minggu, lalu gereja malam, lalu gereja kampus setelah gereja malam. Kisah yang sama terulang di seminari. Selain pola kegiatannya sama dan mengikuti proses penetapan di denominasi yang rumit, saya kerja paruh waktu di gereja saya, berkhotbah secara rutin, bernyanyi di tiga paduan suara dalam hari yang sama, pergi ke kelompok pembinaan setiap minggu, melakukan hal rutin di gereja dua kali pada hari Minggu, membantu sekolah minggu, kelas katekisasi di pertengahan minggu bagi anak-anak kecil, ditambah memimpin komite misi seminari, mengikuti kebaktian kampus dan persekutuan doa. Saya bisa menambahkan banyak hal lainnya. Dan ini sebelum saya benar-benar sibuk. Satu-satunya orang yang lebih sibuk dari mahasiswa S2 yang sendirian adalah orang-orang yang tidak sendirian dan bukan mahasiswa. Semua tahun-tahun di sekolah, kecuali untuk satu semester, dijalani ketika saya belum menikah. Saya belum masuk
12
CRAZY BUSY
ke dalam pelayanan penuh waktu. Saya belum menulis blog dan buku-buku. Saya belum memimpin pertemuan penatua. Saya belum berbicara di berbagai tempat. Saya belum menjadi budak teknologi. Saya belum merasa perlu meminjam uang di bank atau merapikan pekarangan atau cerobong yang perlu diperbaiki atau rakun mati di perapian saya (ceritanya panjang) atau khotbah mingguan yang perlu dipersiapkan. Saya belum perlu bepergian. Saya tidak memiliki Facebook atau Twitter. Jarang ada orang yang mengirim surel untuk saya. Dan saya tidak sedang menjadi orangtua dengan satu anak, apalagi lima seperti sekarang. Bisa dikatakan setiap hari, tanggung jawab, persiapan dan ambisi saya terus bertambah lebih dari yang bisa saya tangani. Ini sudah berlangsung semenjak saya remaja dan sekarang sepertinya menjadi lebih buruk. Ketika seseorang bertanya mengenai kabar saya, jawaban saya hampir selalu “sibuk.� Saya rasa beberapa kali saya pernah berpikir, “Apa yang sedang saya lakukan? Mengapa saya bisa masuk dalam kekusutan ini? Kapan saya bisa mengatur hidup saya? Berapa lama akan seperti ini? Mengapa saya tidak bisa mengatur waktu saya? Mengapa saya menjawab ya untuk semua hal? Mengapa saya menjadi begitu sibuk?� Saya pernah meratapi perencanaan dan pengambilan keputusan saya yang buruk. Saya pernah mengeluhkan jadwal saya. Saya melakukan pekerjaan secara serampangan karena tidak ada waktu untuk pekerjaan lain. Saya kehilangan banyak saat teduh dan sangat tidak sabaran dengan anak-anak saya. Saya melupakan isteri saya dan meng-
Halo, Nama Saya Sibuk
13
abaikan hubungan kami. Saya terlalu sibuk melayani Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan saya. Dengan kata lain, saya kemungkinan besar sama seperti Anda. Sebuah Ide yang Terlambat
“Kevin, apa proyek bukumu selanjutnya?” teman saya bertanya. “Saya sedang menulis buku tentang kesibukan.” “Ha!? Tapi jadwalmu begitu kusut. Ini adalah salah satu masalah terbesarmu.” “Saya tahu. Itulah alasan saya menulis buku ini.” Beberapa buku ditulis karena penulisnya tahu sesuatu yang perlu diketahui orang lain. Sebagian buku lainnya karena pernah melihat sesuatu yang perlu dilihat orang lain. Saya menulis buku ini untuk menemukan jawaban tentang hal yang tidak saya ketahui dan mengusahakan perubahan yang belum bisa saya lakukan. Berbeda dari buku lain yang pernah saya tulis, buku ini ditulis untuk diri sendiri. Itu artinya buku ini akan berbicara mengenai saya lebih dari biasanya. Saya tidak tahu cara lain untuk menulis sebuah topik yang merupakan pergumulan pribadi selain membuat tulisan yang sangat pribadi. Tidak ada yang luar biasa dari pengalaman saya sehingga perlu dibagikan. Hanya saja pengalaman tersebut yang saya ketahui dengan baik. Maka Anda akan mendapat pemandangan yang jernih mengenai kesalah-
14
CRAZY BUSY
an saya, sebagian dari pergumulan saya, dan beberapa pemahaman–umum dan alkitabiah–yang telah membantu saya menjawab permasalahan inti saya. Saya memiliki dua keraguan pada saat menulis buku ini, dan keduanya berasal dari kesombongan. Pada satu sisi, saya ingin mengesampingkan kecenderungan yang terus menerus meyakinkan saya bahwa pergumulan ini tidak seburuk yang terlihat. Pada sisi lainnya, itu benar. Saya memiliki pernikahan yang bahagia dan senang menjadi seorang ayah. Saya tidak sedang jenuh. Juga tidak sedang memiliki masalah dengan kelebihan berat badan. Saya bisa tidur pada malam hari dan memiliki banyak teman. Ada orang-orang dalam hidup saya yang membuat saya bertanggung jawab. Buku ini bukan sebuah jeritan minta tolong. Saya ingin bertumbuh di bagian ini. Saya tidak ingin melangkah di jalan yang sama sepanjang hidup saya. Jujur, mungkin saya tidak mampu. Hidup saya mungkin tidak berantakan, tetapi akan terasa tergesa-gesa dan sedikit goyah. Keraguan kedua saya berlawanan dengan yang pertama. Saya khawatir Anda berpikir saya sedang memamerkan kesibukan saya seperti suatu kebanggaan. Jika sejak awal Anda berpikir saya tidak sedang berantakan ketika menghadapi masalah ini maka Anda cenderung berpikir saya sedang menyombongkan diri ketika membicarakan masalah ini. “Pasti menyenangkan berbicara dalam seminar bukan, Pdt. Kev. Pasti menyenangkan apabila banyak orang meminta Anda menulis buku. Nama-nama besar yang Anda tulis sangatlah
Halo, Nama Saya Sibuk
15
terkenal pak pendeta–andaikan orang-orang besar itu mau bertamu di tempat saya. Terima kasih sudah membagikan beban-beban Anda yang mengerikan kepada kami.� Saya mengerti perasaan seperti itu. Ketika sebagian orang membicarakan kesibukan kedengarannya seperti seorang pemain basket kaya raya yang sedang mengeluh sambil menunjukkan semua sesi pemotretan yang harus dijalani. Saya tidak berharap seperti itu–seseorang yang berharap mendapat simpati setiap kali dia menceritakan kisah sedihnya, seperti betapa buruknya bandara Milan dibandingkan dengan bandara Prague. Dalam hati saya, saya tahu bahwa saya tidak sedang sombong dengan kesibukan saya dan sedang sombong dengan segala sesuatu yang membuat saya sibuk. Kesombongan memang bisa terkait, tetapi tidak harus ketika sedang membagikan pergumulan itu sendiri. Bahkan, ketika bicara tentang kesibukan, kita semua bisa dikatakan memiliki kesibukan masing-masing. Apakah Anda seorang pendeta, orangtua, atau dokter, Anda selalu bergumul dengan beban yang menghancurkan dari pekerjaan, keluarga, ujian, tagihan, gereja, sekolah, teman, dan todongan permintaan, tuntutan, dan keinginan. Sebagian orang memang secara kuantitas tidak lebih sibuk dari yang lain dan sebagian jauh lebih sibuk, tetapi itu tidak mengubah pengalaman bersama ini: hampir setiap orang yang saya kenal merasa tertekan dan terbebani hampir setiap waktu. Seperti itulah yang dirasakan orang-orang di gereja saya. Seperti itulah yang dirasakan teman-teman saya di Negara
16
CRAZY BUSY
ini. Seperti itulah yang saya rasakan. Dan itulah alasan mengapa saya menulis buku ini. Berbeda Jauh?
Saya pernah membaca perumpamaan mengenai seorang wanita dari budaya lain yang datang ke Amerika dan mulai memperkenalkan dirinya sebagai “si sibuk.� Apalagi istilah itulah yang pertama kali dia dengar ketika bertemu dengan banyak orang Amerika. Halo, Saya Sibuk–wanita itu mengira itu adalah bagian dari salam yang umum di Amerika, jadi dia memperkenalkan diri pada semua orang yang ditemuinya dengan mengatakan bahwa itulah dirinya. Kita semua seperti itu, dan akan menjadi seperti itulah kita. Tidak peduli di mana kita tinggal atau apa latar belakang kita. Tidak bisa dipungkiri memang ada banyak perbedaan penting dalam cara orang-orang memahami waktu. Saya sangat menyadari bahwa asumsi buku ini adalah suatu konteks budaya yang modern dan industrial. Saya tahu buku ini mengasumsikan suatu pandangan Barat tentang waktu, dan buku orang Afrika mengenai kesibukan bisa saja memberikan rekomendasi yang berbeda dan memiliki banyak pemahaman yang tidak terpikirkan oleh saya. Oleh karena itu dalam buku ini saya percaya Anda bisa membedakan antara penerapan praktis (yang bisa berbeda di setiap budaya) dengan prinsip dan diagnosa Alkitab (yang sama di setiap budaya). Efisiensi dan ketepatan waktu, contohnya, bisa saja menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, tetapi keduanya bukan kebajikan
Halo, Nama Saya Sibuk
17
yang absolut. Tanya saja pada orang Samaria yang baik hati. Tetapi kita semua hidup di suatu tempat tertentu dan harus berada dalam konteks kehidupan kita sendiri. Saya tidak bisa lari dari kenyataan hidup yang saya alami di Amerika Serikat. Meskipun ini bisa membatasi keefektifan buku ini dalam konteks yang lain, namun saya tidak akan mencabut kerangka Barat saya, karena mungkin saya tidak bisa mencabutnya dan karena dunia, baik atau buruk, pasti akan semakin terglobalisasi, terurbanisasi, dan sibuk dalam tahuntahun ke depan. Banyak budaya lain yang tidak segila Amerika terkait dengan waktu, tetapi bagi sebagian dari kita, seperti itulah dunia yang kita hidupi. Bagi sebagian orang lainnya, tidak lama lagi dunia itu akan tiba. Menghitung Waktu
Saya harap Anda mendapatkan buku ini sangat praktis dan bisa dipahami secara teologis. Buku seperti itulah yang ingin saya tulis karena buku seperti itulah yang ingin saya baca. Dalam buku ini saya tidak sedang membahas tentang kesatuan dengan Kristus, bayangan eskatologi, dan sejarah penafsiran perintah keempat. Bukan buku seperti itu yang akan Anda baca. Saya juga tidak ingin sekadar memberikan teknik mengatur waktu atau tips menyensor surel yang masuk. Saya ingin memahami apa yang sedang terjadi di dunia dan hati saya sehingga saya menjadi seperti sekarang ini. Dan saya juga ingin memahami bagaimana saya bisa berubah–meskipun hanya sedikit. Kedua tujuan itu membutuhkan teologi. Dan
18
CRAZY BUSY
keduanya perlu penerapan praktisnya. Garis besar buku ini tidak bertele-tele. Jika Anda ingin sebuah puisi atau kapur tulis yang bisa menggambarkan tentang kesibukan, Anda tidak akan mendapatkannya dalam buku ini. Tetapi jika Anda lebih menyukai garis besar dengan daftar yang jelas, saya orangnya. Garis besar buku saya ini sangat sederhana dan bisa dibuat dalam tiga angka: 3, 7 dan 1: tiga bahaya yang perlu dihindari (bab 2), tujuh diagnosa yang perlu dipertimbangkan (bab 3-9), dan satu hal yang perlu Anda lakukan (bab 10). Saya tidak menjanjikan perubahan total. Saya tidak menawarkan jaminan uang kembali. Tujuan saya lebih sederhana. Saya berharap Anda bisa menemukan beberapa cara untuk menghadapi jadwal Anda, beberapa usulan untuk mendapatkan kembali kewarasan Anda, dan banyak penguatan untuk mengingat pentingnya jiwa Anda. Dengan semua hal yang telah saya katakan di atas, saya berharap Anda menemukan dalam buku ini, yaitu apa yang saya cari ketika menulisnya.
The Good and Beautiful God (Allah yang Baik dan Indah) Jatuh Cinta Dengan Allah yang Diwahyukan oleh Yesus The Good and Beautiful Life (Kehidupan yang Baik dan Indah) Hidup dalam Karakter Kristus The Good and Beautiful Community (Komunitas yang Baik dan Indah) Mengikuti Roh Kudus, Menunjukkan Anugerah, Memperlihatkan Kasih Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.literaturperkantas.com
A Lifelong Love (Kasih yang Abadi) Bagaimana Jika Pernikahan Memiliki Arti Lebih Dari Sekadar Hidup Bersama? Gary Thomas TEMUKAN BAGAIMANA CARA MEWUJUDKAN SEBUAH PERNIKAHAN KUDUS
Anda pasti yakin bahwa pernikahan Anda memiliki tujuan kekal. Anda merindukan untuk bisa mencapainya dengan sempurna, bahkan dapat menginspirasi orang lain. Tetapi pada kenyataanya, bagaimana kita dapat memiliki sebuah relasi yang mengakar secara rohani di tengah-tengah berbagai kesibukan?
nafas rohani tersebut ke orang lain.
Melalui buku A Lifelong Love, ia memberikan kita tuntunan berupa langkahlangkah praktis dalam merajut perjalanan pernikahan hingga menjadi suatu relasi yang mengubahkan bahkan menularkan
Apa pun musim pernikahan yang sedang Anda hadapi sekarang, A Lifelong Love akan memberikan bantuan praktis yang Anda butuhkan untuk mengisi pernikahan Anda dengan gairah rohani yang tidak hanya akan mengubah Anda tetapi akan mengubah dunia di sekitar Anda. Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.literaturperkantas.com
Sacred Rhythms (Irama Kudus) Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani Ruth Haley Barton Apakah Anda merindukan suatu kedalaman dan perubahan mendasar dalam kehidupan Anda dengan Tuhan? Apakah Anda juga merindukan suatu relasi yang begitu intim bersama Tuhan? Disiplin rohani adalah sebuah aktifitas yang membuka diri kita bagi transformasi kasih Allah dan perubahan yang hanya dapat diberikan oleh Allah dalam hidup kita. Buku ini akan membawa Anda lebih dalam untuk memahami tujuh kunci disiplin rohani yang disertai dengan ide-ide praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap bab mencakup latihan-latihan untuk menolong Anda memulai praktik-praktik disiplin rohani tersebut baik secara individu maupun di dalam kelompok. Pada bab terakhir, semua bentuk disiplin rohani ditempatkan di dalam sebuah cara yang akan membantu Anda untuk mengarahkan hidup Anda bagi transformasi rohani. Sebuah pilihan untuk membangun irama kudus bagi hidup Anda adalah pilihan paling penting yang dapat Anda buat bagi hidup Anda pribadi. Winner of a 2006 Logos Book Award! Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.literaturperkantas.com