MEMBENTUK KEROHANIAN ANAK MUDA DI ZAMAN POSTMODERN

Page 1

“Richard Dunn adalah seorang yang tangguh, dengan mengamati isi dari buku ini, setiap pembaca ditarik untuk melihat pengalamannya dalam menangani pelayanan anak muda selama puluhan tahun, baik sebagai praktisi maupun pengajar. Para pelayanan anak muda dan orang tua akan menemukan banyak wawasan praktis yang dia berikan secara menantang dan mendorong. Saya khususnya sangat menyukai bagian “Merenungkan Perjalanan Anda” yang berada di setiap akhir bab. Sebuah sumber bacaan yang sangat berharga bagi setiap kita yang mencintai anak muda dan berharap agar mereka mencintai Yesus lebih lagi.” DUFFY ROBBINS, professor pelayanan anak muda di Eastern

University dan penulis dari The Ministry of Nurture

“Sungguh suatu anugerah yang luar biasa bisa menjadi pelayan anak muda! Membentuk Kerohanian Anak Muda adalah indikasi terkahir bahwa kita harus lebih serius memikirkan hal ini. Richard Dunn memiliki kemampuan bercerita yang handal dan otentisitas personalnya sebagai seorang pemimpin yang berbakat dan kreatif, didasari oleh cintanya akan Tuhan dan anak-anak muda, ia melangkah bersama dan membimbing kita menuju kedalaman dari pelayanan anak muda. Buku ini menggambarkan dengan gamblang pemahaman Rick yang mendalam terhadap budaya saat ini, ketajaman teologis, dan pengalamannya dalam mempelajari perkembangan anak muda. Dan sebuah kontribusi baru yang luar biasa! yaitu, “Metode Melangkah Bersama, kemudian Membimbing” yang akan menjadi bahan acuan bagi pelayanan anak muda di tahun-tahun yang akan datang.” Dr. Dave Rahn, direktur, Huntington College Link Institute

“Membentuk Kerohanian Anak Muda memberikan berbagai wawasan penting untuk menuntun para pembimbing rohani agar dapat sukses menangani gelombang perubahan yang terjadi pada anak-anak muda di zaman postmodern. Richard Dunn melibatkan pembaca dengan berbagai kisah yang akan mencerahkan kita. Ia juga memberikan pemahaman dan pengertian praktis yang akan memancing berbagai pertanyaan melalui sudut pandangnya yang akan menantang kita dalam menolong anak buda abad ke-21 hingga mencapai kedewasaan rohani. Semua per-


tanyaan dan saran di setiap akhir bab akan menolong dan menantang Anda. Membentuk Kerohanian Anak Muda akan menjadi bacaan wajib bagi pelayan anak muda dan siapa saja yang serius melayani anak muda.� Jana Sundene, Trinity International University

Suatu hari ketika kita perlu melakukan apa pun yang kita bisa untuk dapat mengerti budaya yang sedang berubah ini – mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari generasi ini agar dapat menyampaikan kasih Kristus dengan efektif – Richard Dunn telah menyusun sebuah sarana yang sangat signifikan dalam proses ini! Para pemimpin pelayanan anak muda membutuhkan ide yang nyata untuk menolong mereka dalam mendampingi anak-anak muda, juga untuk mengerti dan mengomunikasikan sebuah jalan yang pada akhirnya akan membuat anak-anak muda mengarahkan hatinya pada Tuhan. Ini adalah sebuah sumber yang harus dimiliki untuk menolong para Hamba Tuhan dan pelayanan anak muda agar dapat menjangkau generasi ini dengan lebih baik bagi Kristus. Bo Boshers, wakil presiden pelayanan anak muda, Willow Creek Association


L ITERATUR P ERKANTAS J AWA T IMUR


Memb e n t uk K e roha ni a n Ana k Muda D i Z a m a n Pos t m od e r n Sebuah Penuntun Bagi Para Pelayan Anak Muda, Hamba Tuhan, Guru, Pemimpin Kelompok Kecil, dan Pelayan Kampus oleh Richard R. Dunn Originally published by InterVarsity Press as Shaping The Spiritual Life of Students by Richard R. Dunn Copyright Š 2001 by Richard R. Dunn Translated and printed by permission of InterVarsity Press P.O. Box 1400, Downers Grove, IL 60515-1426, USA Alih Bahasa:Tim Literatur Perkantas Jawa Timur Editor: Milhan K. Santoso, Bayu Pandu Purwadianto Penata Letak: Milhan K. Santoso Desain Sampul: Meliana S. Dewi Hak cipta terjemahan Indonesia: Literatur Perkantas Jawa Timur Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan yang melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur. Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari pergerakan International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui e-mail: pktas.jatim@gmail.com, atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasjatim.org

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN: 978-602-96700-9-7 Cetakan Pertama: Juli 2012 Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa izin dari penerbit.


Untuk Jessica, Zachary, dan Benjamin Semoga perjalanan masa muda kalian dibentuk oleh sahabat-sahabat yang setia dalam melangkah bersama dan dibimbing oleh para pembimbing rohani Dengan cinta yang keluar dari hati terdalam jiwaku, Ayah



DAFTAR ISI Prakata oleh Doug Fields....................................................................................... 9 BAGIAN SATU

: VISI BAGI PELAYANAN ABAD KE-21

Bab Satu

: Perjalanan Hidup...................................................................... 15

Bab Dua

: Perjalanan Para Musafir Postmodern.............................. 35

Bab Tiga

: Teologi dari Metode Melangkah Bersama, Kemudian Membimbing........................................................ 61

BAGIAN DUA : PRAKTIK-PRAKTIK KUDUS UNTUK MENGASIHI DENGAN BAIK Bab Empat : Bagaimana Mendengar Sebelum Membimbing........... 93 Bab Lima : Bagaimana Mengatakan Kebenaran dalam Kasih........ 123 Bab Enam : Bagaimana Menghadapi dan Mengatasi Konflik.......... 141 Bab Tujuh

: Bagaimana Memupuk Moral dalam Diri Anak Muda... 157

Bab Delapan : Bagaimana Menciptakan Ruang Bagi Perjalanan Rohani

di Zaman Postmodern............................................................. 183

BAGIAN TIGA : PELAYANAN ROHANI BAGI PARA PEMBIMBING ROHANI Bab Sembilan : Menjaga Kesehatan Rohani Pribadi.................................. 215

Ucapan Terima Kasih................................................................................................ 235 Catatan-catatan ....................................................................................................... 237



Prakata

S

ebagai seorang penulis beberapa buku pelayanan anak muda, saya mendapati diri saya membaca buku Membentuk Kerohanian Anak Muda ini dengan campuran rasa sukacita dan iri. Sukacita karena bisa memahami beberapa bab dalam buku ini dan saya meyakini bahwa buku ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam dunia pelayanan anak muda. Rasa iri karena melihat wawasan dan prinsip-prinsip yang segar dalam buku ini, yang saya sendiri kemudian berkata dalam hati, Ini luar biasa – andai saya yang menulis ini. intinya: saya dicerahkan dan ditantang ketika membaca buku ini! Saya tidak mengenal Richard Dunn secara pribadi, tetapi saya mengenal karya juga reputasinya dalam pelayanan anak muda dan saya merasa terhormat diminta untuk menulis kata pengantar ini. Setelah membaca setiap kata, saya merasa sudah mengenal sepenuhnya penulis yang berpengaruh ini. Rick memiliki hati bagi allah dan hasrat yang kuat agar para pelayan anak muda bisa digunakan allah untuk membentuk kerohanian anak-anak muda, baik itu siswa maupun mahasiswa. Dia ingin agar hati dari para pelayan


10

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

anak muda bisa mengenal dan berfokus pada Allah sebagai dasar bagi kepemimpinan. Membentuk Kerohanian Anak Muda bukanlah sebuah buku yang berisi kumpulan ide tetapi sumber penting yang memberi kita kesadaran akan pentingnya suatu relasi dalam dunia pelayanan anak muda yang umumnya terpusat pada program yang berisi kegiatan seputar dunia anak muda. Buku ini menunjukkan pentingnya orang dewasa untuk memainkan peran sebagai pembimbing rohani bukan sebagai pengarah program. Meskipun buku ini secara akademis menantang, namun buku ini juga sangat praktis dan jenis buku yang menurut saya perlu dibaca oleh para pemimpin dalam gereja saya. Rick mendorong para pemimpin rohani untuk bergantung pada kuasa Allah dan juga kekuatan yang dimiliki oleh komunitas. Dan pelatihan yang dia berikan mengenai cara berkonflik, mendengar, dan meneguhkan anak-anak muda memiliki dasar yang kuat sama seperti buku-buku lain yang pernah saya baca. Para pemimpin akan ditantang untuk mendengar, mencari tahu, mengasihi, dan memimpin para anak muda kepada Pencipta mereka. Saya tahu bahwa para pemimpin rohani yang menjadi rekan sepelayanan saya adalah orang-orang yang luar biasa tetapi mereka membutuhkan visi tentang ‘seperti apa’ sebuah relasi yang signifikan itu dan membutuhkan pengarahan tentang bagaimana relasi tersebut bisa dicapai. Buku Membentuk Kerohanian Anak Muda menjawab semua kebutuhan tersebut! Selama dua puluh tahun melayani dalam pelayanan anak muda, saya menyadari bahwa setiap program pelayanan bisa dinegosiasikan. Saya percaya pelayanan anak muda umumnya bisa mengurangi setengah dari apa yang sedang mereka kerjakan dan menjadi dua kali lebih efektif. Kita tidak bisa membawa anak-anak muda kepada Kristus hanya melalui program pelayanan atau hanya menghibur mereka dan kemudian menghasilkan kematangan rohani. Anakanak muda perlu orang-orang dewasa yang pada saat itu memang sedang berjalan bersama dengan Tuhan (melangkah bersama) untuk berada di sisi mereka dan dengan kasih mengarahkan mereka (membimbing) kepada sang Juruselamat. Para pelayan anak muda


Kata Pengantar

11

paham bahwa perubahan rohani sifatnya misterius dan tidak bisa dihitung hanya dengan empat langkah mudah. Namun salah satu prinsip yang bisa digunakan di mana pun dalam ‘strategi’ pemuridan yang efektif adalah pemuridan yang melibatkan pertemuan tatap muka langsung setidaknya antara dua pribadi. Orang dewasa dengan remaja. Pembimbing dengan anak muda. Pemimpin dengan pelajar. Fondasi yang harus ada di dalam sebuah pelayanan anak muda yang sehat dan efektif adalah kualitas dari relasi yang ada di dalamnya. Membentuk Kerohanian Anak Muda berfokus pada kebenaran Alkitab ini dan menantang semua pelayan anak muda seperti saya untuk memikirkan kembali pentingnya suatu relasi yang kuat. Saya menjadi seorang pelayan anak muda yang berbeda karena buku ini!

Seorang teman dan rekan pelayanan anak muda, Doug Fields Pendeta Anak Muda, Saddleback Church Penulis, Purpose Driven Youth Ministry


Bagian satu

Visi Bagi Pelayanan aBad ke-21

MeMPersiaPkan Perjalanan anda Saat anda mempersiapkan diri membaca bab satu sampai tiga, ambillah waktu untuk meminta tuhan mengarahkan apa yang anda pelajari melalui pikiran dan hati menuju kedalaman jiwa anda. Berdoa agar tuhan menyatakan kebenaran dan anugerah ke dalam hidup anda terkait dengan pertanyaan-pertanyaan ini:

• Hal-hal apa yang paling dibutuhkan anak-anak muda yang ada di sekitar kehidupan saya dari diri saya sebagai pelayan rohani? • Seperti apa rasanya menjadi seorang anak muda yang sedang berada dalam sebuah perjalanan rohani pada abad ke-21 ini? Bagaimana anak-anak muda ini merasakan dunia mereka? Bagaimana mereka memproses semua pengalaman itu? • Bagaimana peran saya dapat beririsan dengan peran allah dalam memupuk kerohanian anak-anak muda? • apa artinya menjadi seorang pribadi yang utuh secara rohani? • Bagaimana allah dapat menggunakan saya sebagai pribadi yang


unik untuk membuat sebuah perbedaan yang menyelamatkan dalam kehidupan anak-anak muda yang saya kasihi? • Bagaimana kehidupan rohani saya dengan Allah yang semakin dewasa ini memampukan saya menjadi pelayan rohani yang lebih efektif bagi anak-anak muda postmodern? • Seperti apa bentuk relasi yang sehat dalam pelayanan rohani? Bagaimana caranya agar saya bisa bertumbuh di dalamnya?


Menjadi anak muda, seperti yang pernah dikatakan salah satu anak muda kepada saya, seperti sedang “menjalani sebuah mata pelajaran panjang yang sulit.” Anak muda ini sedang mengambil mata pelajaran pendidikan seks dan obat bius di sekolahnya. Dia sudah tahu mengenai metodemetode pencegahan kehamilan, dan dia memberitahu hal ini kepada saya, bahwa dia sudah tahu semua yang perlu diketahui tentang penggunaan kondom dari pacar-pacarnya. Dia dan beberapa pacarnya baru-baru ini mendengar banyak hal tentang AIDS – cara penularan dan pencegahan yang harus dilakukan. Dia jelas sedang berada dalam bahaya jika mendengar apa yang dikatakannya, dan dia butuh lebih dari sekadar informasi, nasihat, alat kontrasepsi, dan peringatan mengerikan dari TV mengenai seks dan obat bius. Dia perlu dukungan moral dan emosi. Dia perlu perhatian orang lain secara penuh dan berkala – suatu komunitas yang terdiri dari individu-individu yang peduli dan bisa memenuhi apa yang menjadi kekurangannya sambil dia bertumbuh menjadi orang dewasa.... Dia sendiri secara terang-terangan mengatakan bahwa dia berharap bisa “menemukan satu pribadi yang kuat dan baik untuk bisa dia percaya – pribadi yang tidak akan lari dari dia.” Robert Coles, The Long Obstacle Course Called Adolescence Pelayanan anak muda seperti sebuah rahim, tempat inkubasi bagi para wakil Allah saat mereka merenungkan dan menggumuli kabar bahwa Allah sangat mengasihi mereka, mau mati bagi mereka, dan bahkan sudah mati bagi mereka. Anak-Anak muda butuh lebih dari sekadar orang dewasa yang bersemangat tetapi orang dewasa yang mencerminkan Tuhan, orang-orang yang ketaatannya kepada Allah telah mengubah mereka menjadi pembawa berita Injil. Kenda Creasy Dean & Ron Foster, The Godbearing Life Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawat anaknya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. 1 Tesalonika 2:7, 11-12


BaB satu

Perjalanan hiduP

P

a, jangan terlalu cepat... Zachary dan saya sedang berjalan menyusuri jalur kereta yang sudah tidak dipakai dan sudah rusak, yang dibentuk di dinding sungai yang curam. itu merupakan latar yang cocok untuk berbicara dari hati ke hati dengan anak saya, berumur empat tahun, yang suka sekali berpetualang dan memiliki hati yang hangat ini. Berjalan bergandengan tangan, kami bertukar pikiran mengenai bebatuan, serangga, kereta api, dan diri kami masing-masing. namun saat itu saya sedang memikirkan hal yang lain dalam hati saya. Meskipun tubuh saya dekat tetapi pikiran saya jauh dari anak lakilaki saya. Kata-kata Zachary di atas mengejutkan saya. “Maaf Zachary. apa tadi yang kamu bilang?� “Papa jangan terlalu cepat jalannya.� Meskipun tidak keras namun kata-kata Zachary menyadarkan saya. Saya rupanya sudah tidak memperhatikan kecepatan langkah saya sehingga rekan seperjalanan saya yang tinggi badannya tidak lebih dari satu meter itu tidak lagi bisa mengikuti saya. Perjalanan yang semestinya dilakukan secara berdampingan ini bagi anak saya


16

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

telah berubah menjadi usaha kejar-kejaran agar dia tidak ketinggalan. Saya ternyata sudah tidak memegang tangannya, saya sudah kehilangan hubungan dengan anak saya secara fisik, mental, dan emosional. Saya kemudian memegang tangan Zachary dengan erat, berlutut agar bisa menatap sederajat dengan matanya dan berkata, “Papa minta maaf Zachary. Papa tidak bermaksud mengabaikan perjalanan bersamamu ini.� Sambil memegang tangan anak laki-laki saya, memperhatikan dengan saksama kecepatan langkahnya, saya memasuki kembali dunianya. Di dalam dunianya, saya menemukan tongkat, serangga dan rasa kagum yang pasti tidak akan saya alami jika saya terus melanjutkan kecepatan langkah saya dalam perjalanan itu. Yang lebih penting, saya menemukan sukacita berada bersama seorang anak laki-laki kecil yang kesenangan utamanya hanyalah kehadiran saya disampingnya untuk berbagi momen perjalanan itu bersamanya. Melangkah bersama seorang anak kecil yang langkahnya tidak bisa mengikuti kecepatan langkah saya bukan sesuatu yang mudah. Meskipun saya memiliki maksud yang baik, saya tetap kesulitan menjaga kepekaan dan berespons secara cepat terhadap langkah anak saya yang berumur empat tahun itu. Namun di dalam melangkah bersama anak laki-laki saya, saya bisa berbagi dan menginvestasikan hidup saya. Dengan mengikuti kecepatan langkahnya untuk melangkah bersama dalam perjalanan itu sambil berpegangan tangan, kami bisa menyatukan hati. Pada perjalanan musim gugur di pegunungan itu, Zachary mengajarkan banyak hal kepada saya. Allah menggunakan waktu itu untuk menyadarkan saya akan kecenderungan saya untuk hadir secara fisik tetapi jauh secara emosi. Sekarang ketika saya sedang menghabiskan waktu dengan anak-anak saya, perkataan Zachary “Pa, jangan terlalu cepat� terus menggema di dalam hati saya. Cara untuk dapat mengasihi mereka dengan baik sebagai seorang ayah adalah dengan belajar melangkah bersama dalam kehidupan mereka, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara intelektual, emosional, sosial, dan rohani.


PERJALANAN HIDUP

17

Melangkah Bersama: Memasuki Perjalanan Hidup Melangkah bersama adalah bahasa kasih yang tidak hanya dipakai untuk merujuk pada bagaimana menjadi orang tua yang efektif tetapi juga bagi pelayanan anak muda yang efektif.1 Melangkah bersama mengharuskan saya untuk mendengar hati anak muda, tidak hanya sekadar mendengar kata-kata dan perilaku mereka saja. Oleh karena itu melangkah bersama membutuhkan waktu, perlu waktu agar bisa memahami makna batin dari suatu percakapan atau bisa masuk ke wilayah sosial anak muda – konser band, pergaulan. Melangkah bersama mahal harganya. Namun apa yang diperoleh jauh melampaui harga yang harus dibayar. Memilih untuk mendengarkan atau terlibat secara pribadi dalam dunia anak muda sama seperti memberitahu mereka, “Siapa pun kamu, kamu berarti bagi saya. Saya peduli terhadap apa yang kamu pikir, apa perasaan kamu dan mengapa kamu membuat keputusan itu.� Melangkah bersama menghasilkan rasa percaya. Rasa percaya menghasilkan relasi. Suatu relasi menghasilkan hubungan timbal balik dalam kehidupan rohani. Hubungan timbal balik seperti itu merupakan wilayah kudus tempat Roh Kudus berkarya melalui hidup seorang pembimbing rohani Kristen untuk mengubah hidup anak muda dalam kekekalan. Pengalaman melangkah bersama adalah pengalaman yang paling ingin dirasakan Dana seorang mahasiswi tingkat pertama dan Melissa seorang siswi SMA kelas 1. Melangkah bersama adalah pengalaman yang sangat jarang mereka rasakan dalam pengalaman mereka yang saling bertolak belakang terhadap kekristenan. Orang tua Dana adalah misionaris. Dia bertumbuh dalam sekolah asrama Kristen, masuk ke universitas Kristen dan suatu hari nanti berharap bisa bertunangan dengan pacar Kristennya yang sekarang. Dana berharap bisa melayani Kristus sebagai pelayan penuh waktu. Melissa sangat berbeda pengalamannya. Penampilan sekilas menunjukkan dia tidak lebih dari seorang anak berumur dua belas tahun. Namun matanya menunjukkan pengalaman seumur hidup yang telah merampok kepolosan dan keceriaan masa mudanya. Melissa berasal dari keluarga bermasalah, sudah melakukan hubungan seks dengan pacarnya, dan sama sekali tidak menge-


18

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

nal Tuhan, lagipula bagaimana kehadiran Tuhan bisa dirasa masuk akal dalam hidupnya yang hancur seperti ini. Apa yang dibutuhkan oleh Dana dan Melissa adalah memiliki seseorang yang mau melangkah bersama dalam dunia mereka. Bagi Dana, orang tua yang sering tidak hadir dalam hidupnya menimbulkan perasaan terasing, jauh, dan marah kepada Tuhan yang dilayani orang tuanya. Meskipun berusaha keras, dia tidak bisa menemukan kedekatan relasi yang cukup dengan bapanya yang di dunia atau pun Bapanya yang di sorga. Rumitnya penderitaan Dana terlihat dalam kesulitan yang dihadapinya dengan pria muda yang dikasihinya, rasa bersalah karena kurangnya hasrat untuk mengenal Allah dalam dirinya, dan rasa takut bahwa dia tidak akan bebas dari rasa diasingkan. Bagi Melissa, kata-kata yang saya ucapkan seperti bahasa asing. Penderitaannya justru semakin dipertajam bukannya diringankan oleh perkataan saya tentang artinya memiliki Allah seperti seorang Bapa yang memulihkan luka hati kita, termasuk luka akibat perilaku seksual yang dialami. Namun Melissa khawatir dengan gambaran seorang Bapa yang memberikan perhatian dan kehadiran-Nya. Dunianya telah mengajar dia bahwa hidup yang dimilikinya sekarang inilah yang akan terus dia miliki. Berharap memiliki hidup yang lebih dari itu hanyalah mendatangkan kekecewaan. Sudah sewajarnya dia lebih memilih penyangkalan dan menutup diri dari pilihan lain yang lebih menyakitkan dalam menghadapi realitas. Anak-anak muda seperti Dana dan Melissa di lingkungan kita sudah terbiasa dengan pengajaran tentang apa yang harus atau tidak boleh mereka lakukan. Pengetahuan yang luas tentang “apa yang harus saya lakukan� membawa Dana untuk terus berusaha sampai dia lelah dengan kegagalan dan perasaan bersalah karena merasa seperti orang Kristen yang buruk. Melissa lebih dari itu. Apa gunanya? Hidupnya sudah kacau dan tidak ada siapa pun, bahkan Tuhan, yang bisa mengubahnya. Namun dalam kedua kasus itu, melangkah bersama bisa menghasilkan perbedaan. Melangkah bersama Dana dan Melissa berarti mendengar dengan tujuan memahami: “Apa yang sedang kamu rasakan? Pengalaman-pengalaman apa yang menghasilkan perasaan-


PERJALANAN HIDUP

19

perasaan seperti itu? Pilihan-pilihan apa yang sedang kamu buat? Komitmen dalam relasi seperti apa, keyakinan pribadi apa atau proses berpikir seperti apa yang ada di balik pilihan-pilihan itu?� Melangkah bersama dalam perjalanan rohani mereka yang bermasalah membuat saya bisa menyatakan anugerah dan kebenaran ke dalam tempat-tempat gelap di hati mereka. Melangkah bersama menciptakan lingkungan yang ramah bagi Dana dan Melissa untuk dapat mengalami kasih Yesus. Namun yang paling dibutuhkan oleh kedua wanita muda ini bukanlah pembicara retreat yang hanya bisa memberi waktu singkat berbicara dengan mereka sebelum kembali ke rumah. Hal yang paling mereka butuhkan dan yang paling kurang dialami oleh mereka adalah seseorang yang mau melangkah bersama mereka ketika mereka kembali ke rumah. Tanpa melangkah bersama, Dana akan terus mengalami kebuntuan rohani dan Melissa tetap tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus. Mengatasi Dorongan untuk Menggurui Melangkah bersama anak muda mengharuskan adanya komitmen yang disadari untuk mengasihi. Memberi perhatian aktif dan sungguh kepada pengalaman batin seorang anak muda bisa sangat melelahkan, membuat frustrasi, dan memakan waktu yang sangat besar. Anak-anak muda sering menunjukkan sikap ingin dibiarkan melakukan segala sesuatunya sendiri, bersikap bebas dan independen, menyimpan pikiran dan perasaan mereka. Sayangnya, orangorang dewasa salah mengartikan sikap menjauh ini sebagai sikap yang tidak menginginkan adanya relasi. Ini sangat salah. Di dalam hati seorang anak muda ada kerinduan yang sudah Allah tanamkan untuk mendapat pengertian, penguatan, dan bimbingan dari orang dewasa. Terlihat “biasa� saja atau terlihat “kuat� adalah topeng semata, sebenarnya semakin biasa atau semakin kuat kelihatannya seorang anak muda, semakin dia membutuhkan orang dewasa yang mengasihinya untuk melangkah bersamanya. Namun sangat jarang orang dewasa bisa menemukan jalan pintas tanpa halangan ke tempat-tempat yang butuh perhatian dalam hati seorang anak muda. Dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbang-


20

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

kan seperti rasa takut ditolak, gaya relasi yang cenderung menutup diri, jadwal yang sibuk, tuntutan antar pribadi, dan semua hambatan yang biasanya dialami dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa dan anak muda, maka tidak heran pembimbing rohani yang paling baik sekalipun umumnya cenderung bersikap memberitahu bukannya melangkah bersama mereka. Bersikap memberitahu bisa dibedakan dengan tindakan melangkah bersama dalam beberapa hal ini: 1. Bersikap memberitahu mengawali hubungan dengan sebuah agenda: mengomunikasikan apa yang harus dialami, dipikirkan, dan dilakukan oleh seorang anak muda. Agenda dari melangkah bersama adalah bisa memahami apa yang sedang dialami, dipikirkan, dan dilakukan oleh anak muda tersebut. 2. Bersikap memberitahu menekankan pada pengajaran dan kemampuan memberi nasihat dari orang dewasa. Melangkah bersama menekankan pada kemampuan mendengar dan membimbing dari orang dewasa. 3. Bersikap memberitahu menekankan pengalaman dan pengetahuan orang dewasa tentang kehendak Tuhan bagi hidup anak muda. Melangkah bersama menekankan kerinduan orang dewasa untuk melihat Allah berkarya dalam hidup anak muda. 4. Bersikap memberitahu memiliki tujuan agar anak muda menyetujui dan menerapkan nasihat baik yang telah diberikan. Melangkah bersama memiliki tujuan agar anak muda memiliki hubungan yang otentik dengan Tuhan dan orang dewasa. 5. Sistem penyampaian utama dari sikap memberitahu adalah waktu-waktu pengajaran, pengalaman pelayanan, dan diskusi yang dikontrol. Sedangkan melangkah bersama memiliki sistem penyampaian yang dinamis dan bertujuan namun dalam hubungan yang informal antar pribadi. 6. Bersikap memberitahu menggunakan kelompok kecil untuk membantu proses aplikasi dan pertanggungjawaban. Tindakan melangkah bersama menggunakan kelompok kecil untuk membangun relasi yang mendorong terjadinya keterbukaan, penegasan, penguatan, dan tantangan.


PERJALANAN HIDUP

21

Bersikap memberitahu sepertinya tidak terlalu berisiko, mudah diatur, lebih nyaman, dan juga lebih efisien dibandingkan dengan melangkah bersama. Tetapi setelah dua puluh tahun hidup di antara anak-anak muda dan orang-orang dewasa yang mengasihi mereka, saya sepenuhnya yakin akan hal ini: Agar anak-anak muda bisa bertumbuh dengan kehidupan rohani yang utuh seperti yang Allah kehendaki bagi mereka, seorang pembimbing rohani dalam kehidupan sehari-hari, harus rela untuk melangkah bersama mereka. Tidak ada jalan pintas, tidak ada alternatif memutar, dan tidak ada cara mutakhir yang bisa memuaskan kebutuhan yang memang Allah tempatkan dalam diri anak-anak muda ini. Tidak seorang pun bisa hanya memberitahu seseorang dan kemudian orang itu menjadi dewasa. Membimbing Mundur dan tidak lagi menyatakan kebenaran tentu saja merupakan pelanggaran terhadap Kitab Suci. Nasihat Paulus kepada Timotius yang waktu itu masih merupakan anak muda berbunyi seperti ini: Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orangorang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (1 Tim. 4:11-13)

Selain itu, Amanat Agung yang Yesus berikan meninggalkan tanggung jawab kepada semua murid-Nya untuk menaati apa yang Yesus perintahkan. Maka bagaimana kita bisa menyesuaikan kebutuhan untuk melangkah bersama dengan panggilan untuk mengajar? Bukankah keterbatasan dari pendekatan melangkah bersama adalah mampu mengetahui keadaan saat itu dari anak-anak muda tetapi gagal menunjukkan kepada mereka ke mana tujuan mereka seharusnya? Jika orang-orang dewasa Kristen yang memiliki perhatian terhadap anak muda tidak memberitahu mereka apa yang harus mereka ke-


22

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

tahui dan lakukan, siapa lagi yang akan melakukannya? Yesus adalah seseorang yang mau melangkah bersama. Baik kepada seorang anak muda kaya yang hatinya tertambat pada hartanya atau pada wanita di dekat sumur yang lelah hatinya karena kehilangan orang-orang yang dia kasihi, Yesus terhubung tepat dengan hati mereka. Tetapi keterhubungan Yesus dengan hati mereka bukan menjadi tujuan akhir. Kasih Yesus, sama seperti semua kasih yang sejati, tidak hanya sekadar memberi perhatian dengan mendengar tetapi juga membimbing. Membimbing mengharuskan kita berbicara kebenaran dalam kasih kepada hidup orang lain. Bagi anak muda kaya, kebenaran yang Yesus katakan menentang ilah palsu dari ketamakan dan kesombongan. Bagi wanita Samaria, kebenaran yang Yesus katakan menantangnya beranjak dari kegagalan untuk beribadah kepada Allah “dalam roh dan kebenaran,� suatu kegagalan yang membuat wanita itu mati secara rohani. Di dalam kedua peristiwa itu, Yesus tidak sedang menggunakan model sikap memberitahu. Dia melangkah bersama dengan kedua orang tersebut agar Dia bisa menawarkan kepada mereka masing-masing sebuah perjumpaan pribadi dengan kebenaran.2 Kepada anak muda itu Yesus berbicara dalam kerangka perintah dan tindakan–penegasan bahwa hati dari orang-orang yang kaya dan sibuk harus tunduk pada Dia sebagai raja. Kepada wanita Samaria, Yesus berbicara dalam kerangka relasi–penegasan bahwa orang-orang yang terbuang secara sosial tidak harus menjadi orang-orang yang terbuang secara rohani dalam kerajaan-Nya. Yesus tidak hanya memikirkan apa yang perlu dikatakan tetapi juga apa yang perlu dilakukan untuk bisa didengar. Model pemuridan Yesus sederhana: mendengar dan mencari tahu (melangkah bersama), kemudian membimbing. Menyatakan Kebenaran Secara Bermakna Apa implikasi dari membimbing dengan kebenaran dalam kehidupan anak-anak muda? Pertama, anak-anak muda perlu mendengar kebenaran. Budaya kita dipenuhi dengan pesan-pesan yang menyesatkan tentang Allah, tentang siapa kita dan tentang apa yang patut


PERJALANAN HIDUP

23

dihargai sebagai sesuatu yang bermakna. Seorang anak muda yang menonton drama di TV, menyewa film yang sedang populer atau mendengar lagu-lagu yang sedang hits saat itu pasti akan dipengaruhi oleh kebohongan-kebohongan tentang hidup. Kegagalan untuk menyatakan kebenaran ke dalam realitas kehidupan anak muda bukan merupakan tindakan kasih, tidak bisa diterima, dan tidak bertanggung jawab. Kedua, anak-anak muda perlu mendengar kebenaran yang dikomunikasikan secara bermakna. Kepada anak muda yang kaya dan wanita Samaria yang secara budaya dikucilkan, Yesus mengomunikasikan kebenaran yang secara pribadi bermakna bagi mereka. Dia menyatakan kebenaran melalui hal-hal yang mereka pahami. Di sinilah membimbing lebih bernilai daripada memberitahu. Memberitahu berfokus pada pertanyaan, “Apakah saya sudah mengomunikasikan kebenaran?” Membimbing menambah dimensi lain dengan pertanyaan, “Apakah saya sudah mengomunikasikan kebenaran secara bermakna?”3 Setelah melangkah bersama anak-anak muda, orang yang sedang berkomunikasi tidak hanya bertanya, “Apakah yang sedang saya katakan benar?” tetapi juga “Apakah saya mengatakan halhal yang benar, yang memang menjadi pergumulan orang ini?” dan “Apakah yang sedang saya katakan bisa dipahami secara akurat dan bermakna?” Hanya melalui tindakan melangkah bersama (mendengar dan mencari tahu) seorang pembimbing rohani bisa menemukan jawaban bagi kedua pertanyaan terakhir. Para pembimbing rohani yang mau melangkah bersama anak muda pasti sadar bahwa apa yang menurut mereka merupakan “pemahaman yang bermakna” bisa saja merupakan hal yang asing bagi anak-anak muda. Orang-orang dewasa yang memberi perhatian aktif dengan melangkah bersama kemudian membimbing harus bisa menerjemahkan kebenaran ke dalam pengalaman yang biasa dialami anak-anak muda sehari-hari.4 Pembimbingan tidak berusaha memberitahu apa yang harus mereka pikirkan, rasakan, atau lakukan. Pembimbingan menerjemahkan dan mengomunikasikan kebenaran dalam cara yang bermakna di tengah pikiran, perasaan, dan pilihan-pilihan anak-anak muda.


24

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

Ketiga, semua anak muda perlu orang dewasa yang bisa terus menerus melangkah bersama mereka kemudian membimbing mereka. Stephen Covey pernah mengamati, “Ketika Anda betulbetul memahami seseorang, maka Anda akan lebih mudah untuk berbagi, mengajar, dan menasihati dengan kasih. Anda tahu harus bicara seperti apa dengan bahasa yang mereka pahami.�5 Tindakan melangkah bersama adalah sebuah pintu masuk ke dalam suatu hubungan bagi orang-orang dewasa yang peduli terhadap anakanak muda. Pembimbingan adalah hubungan yang di dalamnya orang dewasa memberi tantangan untuk mengarahkan anak muda kepada hubungan yang lebih dalam dengan Yesus Kristus. Sebagian anak muda akan mengikuti jalan yang diambil oleh anak muda kaya yang disebutkan di atas. Hidup mereka akan dipenuhi dengan kesedihan mendalam dan mereka berusaha mengobatinya sendiri melalui benda-benda, relasi, dan pengalaman. Sebagian anak muda lainnya akan mencontoh respons yang ditunjukkan oleh wanita Samaria di atas. Hidup mereka akan dipenuhi oleh kasih yang mendalam bagi Yesus, berusaha memaknai hidup mereka di dalam hubungan dengan Yesus bukannya dengan lingkungan budaya yang bermusuhan dengan Yesus. Respons anak muda bukanlah tanggung jawab dari orang dewasa dalam dunianya. Melangkah bersama kemudian membimbing adalah tanggung jawab para orang dewasa yang melayani sebagai pembimbing rohani setiap anak muda. Berpikir Kreatif John pernah bercerita tentang keikutsertaannya dalam sebuah program penjangkauan beragam komunitas yang disponsori bersama oleh gerejanya. Setelah ibadah yang dipimpin oleh sebuah band, seorang pendeta melancarkan suatu pemberitaan yang sangat konfrontasional untuk mengikut Yesus. Pendeta ini sangat keras suaranya dan bersemangat, dan kata-katanya menyengat, menyatakan bahwa generasi yang sekarang sudah berada jauh dari kebenaran. Beberapa siswa di kumpulan belakang mulai berjalan keluar dari tempat itu. John mengikuti mereka, dia ingin meminta mereka seti-


PERJALANAN HIDUP

25

daknya bisa tetap berada di sana untuk menghormati acara itu. Akhirnya ketika dia berhasil menghentikan mereka, ternyata dia memutuskan untuk bertanya mengapa mereka meninggalkan acara itu daripada memberitahu mereka mengapa mereka harus tetap tinggal di dalam. Salah satu siswa itu berbicara: “Itu bukan tentang saya. Saya tidak nyambung dengan apa yang sedang dia bicarakan.� John kemudian terlibat dalam dialog dengan mereka dan dia berusaha memahami apa yang mereka pikirkan tentang kekristenan dan perasaan mereka tentang gereja mereka. Percakapan itu menjadi begitu seru sehingga dia mengundang mereka untuk bisa bertemu di lain waktu. Para siswa itu terkejut atas perhatian yang dia tunjukkan. Tidak ada satu orang pun di gereja pernah menanyakan semua pertanyaan dalam percakapan mereka sebelumnya. Di akhir minggu itu, dalam sebuah meja makan di restoran 24 jam, John melangkah bersama para kenalan barunya yang masih muda itu. Dia menemukan bahwa pikiran, perasaan, dan gaya hidup mereka tidak cocok dengan pelayanan yang sedang ditawarkan oleh gereja-gereja di komunitas itu. Dia terkejut karena para siswa itu ternyata tidak hanya tertarik dengan masalah-masalah rohani tetapi juga sangat tergerak untuk memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Satu per satu dari masing-masing siswa itu menceritakan tentang bagaimana mereka telah menjauh dari gereja. Saat itulah, John berhadapan dengan sebuah dunia pencarian rohani yang selama ini tertutup dan frustrasi rohani yang tidak pernah dinyatakan sebelumnya dalam konteks gereja mereka yang cenderung memiliki sikap memberitahu. Dari hubungan yang dimulai dengan minum kopi dan makanan ringan di meja makan ini, John mulai mengarahkan investasi hubungannya ini secara kreatif dengan tidak mengikuti program gereja yang biasanya. Pelayanan anak muda sepenuhnya memiliki definisi baru bagi John karena dia mau memulai untuk melangkah bersama dan memberi perhatian secara aktif. Steven dan Carol juga adalah orang-orang yang mau melangkah bersama anak muda. Sebagai orang tua dari anak-anak muda dan


26

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

pemimpin pelayanan awam anak muda, mereka memiliki keprihatinan yang serius tentang bagaimana para anak muda bisa mengalami Allah dalam kehidupan nyata. Carol dan Steven memulai kelompok kecil mingguan mereka dengan waktu ‘absen’. Setiap pelajar diminta untuk menggambarkan perasaan mereka saat itu dengan memilih salah satu emosi berikut: senang, sedih, marah, takut, bersemangat, biasa saja. Para pelajar membagikan ke kelompok kecil itu satu perasaan yang paling bisa menggambarkan pengalaman mereka saat itu dan menjelaskan apa yang menyebabkan perasaan-perasaan tersebut. Saat masing-masing anggota mengambil gilirannya, yang lain mendengar secara aktif, memberi perhatian, dan memberi penguatan. Awalnya para pelajar ini ragu dan tidak yakin mau membahas tentang apa yang mereka rasakan. Namun dengan berjalannya waktu mereka mulai menghargai waktu ‘absen’ sebagai bagian penting dari hidup mereka. Sekarang mereka tidak berani berkumpul bersama tanpa sebelumnya melakukan ‘absen.’ Melangkah bersama menciptakan lingkungan yang aman bagi para anak muda untuk menjadi diri mereka sendiri dan tahu sejauh mana perkembangan mereka secara rohani. Steven dan Carol tidak perlu bersaing untuk mendapatkan perhatian dari para anggota kelompok kecil mereka. Anak-anak muda pasti ingin mendengar dan mau dibimbing oleh para pembimbing rohani mereka karena mereka tahu pasti bahwa mereka akan didengar. Melangkah bersama adalah sikap yang mau secara tulus memahami apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan dialami oleh anak-anak muda. Membimbing adalah tindakan menyatakan kebenaran secara bermakna ke dalam konteks kehidupan nyata. Melangkah bersama kemudian membimbing adalah memberi kasih dengan benar kepada anak-anak muda yang kita layani secara rohani. Tanyakan saja kepada kelompok kecil yang dipimpin oleh Carol dan Steven dan para anak muda yang tinggal dalam rumah mereka. Dicari: Para Pembimbing Rohani yang Berpikiran Kreatif “Tidak ada jalan masuk. Kita sudah mencoba semuanya. Tempat ini sudah penuh.�


PERJALANAN HIDUP

27

Empat orang ini adalah teman baik. Mereka telah berbagi hidup, kesusahan, dan hari ini mereka berbagi harapan dengan satu orang teman mereka ini. Sekarang, sepertinya mereka akan terbebani oleh keputusasaannya. “Kita belum mencoba semuanya. Kita belum mencoba atapnya,” kata salah satu dari mereka. Tidak lama kemudian, meskipun usulan salah satu teman mereka tidak biasa, mereka mendapati diri mereka sudah berada di atap sebuah rumah. Keempat orang ini kemudian berusaha membuka lapisan lumpur yang sudah kering yang dipakai sebagai atap di zaman itu. Menggali dan menarik, berkeringat dan berusaha keras membuat sebuah celah yang cukup besar untuk dimasuki. Teman mereka, orang kelima dari mereka, tidak bisa bergerak, hanya menunggu dan berharap. Keempat teman itu akhirnya bisa membuat celah yang cukup dan menurunkan teman mereka ke kumpulan orang di bawah yang terkejut dan sebagian besar merasa terganggu. Dengan debu yang berterbangan ke wajah orang-orang yang menatap ke atas, keempat teman ini secara hati-hati mengarahkan teman mereka ke bawah. Jika teman mereka ingin kembali berjalan – merasakan kehangatan pasir di kakinya atau sukacita harapan di hatinya – mereka tahu bahwa dia harus dibawa ke hadapan Yesus yang mampu menyembuhkan. Yesus dan hanya Yesuslah yang bisa melakukan hal ini, menggunakan peristiwa itu bukan hanya untuk menghidupkan bagian tubuh yang sudah mati tetapi juga menghidupkan jiwa-jiwa yang sudah mati. Perkataan-Nya menimbulkan perpecahan di antara orang-orang dengan iman yang benar dan mereka yang terikat dengan agama yang palsu. Ketika semuanya sudah selesai, kelima orang itu keluar dari rumah Petrus. Orang-orang Farisi marah terhadap apa yang Yesus katakan, karena pemikiran mereka tidak sejalan dengan Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Orang banyak memuliakan Allah dengan berkata, “Yang begini belum pernah kita lihat” (Mrk. 2:12). Terikat di tempat tidurnya, orang lumpuh itu dibawa ke hadapan Yesus oleh teman-temannya. Betapa iman, kasih, ketabahan, kreativitas, dan keberanian bisa menghasilkan perubahan dalam hidup seseorang yang sudah putus asa. Oleh teman-temannya yang berkomit-


28

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

men, dia dibawa ke satu tempat yang harus ditujunya, sebuah tempat yang tidak mungkin dicapainya sendirian. Alberto memang tidak lumpuh, tetapi dia memiliki kebutuhan yang sama seperti manusia lainnya untuk bisa menemukan jalan ke hadapan Yesus. Secara lahiriah semuanya terlihatbaik-baik saja layaknya anak laki-laki kelas delapan yang bersemangat dan mudah bergaul. Dia akhirnya bisa terpilih untuk masuk ke dalam tim basket tingkat SMP. Bulan lalu keluarganya pindah ke sebuah rumah baru yang indah yang didanai oleh ayahnya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan. Pemimpin remaja di gerejanya pernah meminta dia untuk melayani sebagai pemimpin tim. Namun di balik penampakan lahiriah yang cerah ini, ternyata terdapat banyak emosi yang tidak diharapkan muncul akibat semua perubahan ini. Sesama anggota tim basketnya suka mengejek orang Kristen dan Kristus. Kenaikan jabatan ayahnya mengharuskan dia melakukan lebih banyak perjalanan dan semakin sedikit waktu untuk anak laki-lakinya. Menjadi seorang pemimpin kelompok anak muda hanya semakin memperberat rasa gagal yang dirasakan Alberto dalam peperangannya melawan pikiran-pikiran kotor. Alberto tertekan oleh rasa takut, kesepian, dan rasa bersalah. Kehidupan rohani masa mudanya sedang berada di tempat yang sulit, sebuah momen dalam perjalanan hidup yang tidak aman bagi seorang anak muda apabila dibiarkan sendiri untuk mempertahankan dirinya. Jonathan juga memerlukan pertolongan melalui hubungan persahabatan rohani. Tahun lalu, sebagai siswa kelas 1 di SMA, dia meninggalkan kepolosannya dan itu secara dramatis mengubah arah hidupnya. Dia tidak menyangka itu akan terjadi. Dia yakin akan kemampuan dirinya untuk berteman dengan rekan satu sekolahnya, pergi jalan-jalan bersama dengan mereka tanpa ikut-ikutan memakai obat bius. Sekarang dia sudah terperangkap dan mengalami ketergantungan pada obat bius yang membuat dia secara psikologis tidak stabil. Dan secara sosial dia mengalami ketergantungan pada teman-temannya yang sepertinya memahami dan menerima dia. Jonathan sudah rusak dan tidak bisa menemukan jalan kembali kepada kepercayaannya yang sebelumnya dalam Yesus. Dia membu-


PERJALANAN HIDUP

29

tuhkan bantuan. Dia butuh orang tua, orang dewasa lain, dan teman sebaya yang bisa membantu dia mengambil langkah-langkah yang lebih menakutkan dari yang bisa dia bayangkan. Dia akan merasa seperti orang yang akan mati jika dia mengubah teman-teman dan kebiasaannya yang sekarang. Sebenarnya dia pasti akan mati jika dia tidak mengubah teman-teman dan kebiasaannya yang sekarang. Rachel sudah tersesat, betul-betul tersesat. Dia terasing dari orang tuanya, dia hanya tinggal di rumah jika dia tidak sedang tinggal bersama pacarnya. Dia tercabik antara ketergantungan emosionalnya atas perhatian pacarnya dan ketakutan pacarnya akan menyakiti dia lagi saat marah dalam kemabukannya. Dia berusaha mencari bantuan gereja tetapi dia merasa gereja tidak aman bagi orang seperti dia. Satu-satunya orang Kristen yang dia kenal adalah orang yang sama pemabuknya seperti pacarnya. Rachel berumur lima belas tahun. Dia sudah tidak percaya lagi dan putus asa dengan konsep kasih sejati. Dia sinis dengan pemikiran bahwa dia bisa dan seharusnya dapat melakukan yang lebih baik bagi dirinya dalam suatu hubungan. Rachel ingin mengenal Yesus tetapi dia tidak melihat adanya tempat bagi dirinya dalam apa yang dia tahu tentang kekristenan. Orang tuanya tidak berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk menawarkan bantuan. Dia membutuhkan orang dewasa dan teman sebaya yang bisa dengan sabar merangkul dia dengan anugerah yang tersedia dalam Yesus. Dia membutuhkan Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Dan dia membutuhkan Yesus secepat mungkin karena dia telah mengarahkan dirinya pada jalur penipuan diri yang semakin mempercepat dirinya kepada kehancuran internal dan kekal. Talitha sudah percaya pada Yesus. Namun dia kurang mendapat bimbingan rohani, yang bisa mengarahkan dia ke hadapan Yesus, sebagai satu-satunya Pribadi yang bisa memulihkan dan memberi pengharapan. Talitha berumur sembilan belas tahun, dia sudah Kristen dan ingin memberi hidupnya menjadi pelayan penuh waktu bagi Tuhannya. Tetapi dia sekarang tersesat. Di sepanjang jalan menuju akhir dari masa mudanya dia mengalami kelumpuhan jiwa secara bertahap. Terjebak oleh kesedihan, kemarahan yang tidak


30

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

terselesaikan, dan kebingungan rohani, dia sudah mengusahakan segala cara untuk membebaskan diri. Dia berdoa, bersaat teduh, mengakui semua dosanya, dan melayani dalam pelayanan anak muda. Namun dia tetap merasa sendiri. Satu-satunya orang yang memberi perhatian kepada dia adalah pacarnya, yang sangat disayanginya. Tetapi percintaan itu pun terasa menyakitkan karena mereka sering lari pada keintiman fisik untuk menggantikan ketidakmampuan mereka berbagi emosi secara mendalam. Talitha membutuhkan pertolongan. Dia membutuhkan para pembimbing rohani untuk membantunya melampaui dinding perlindungan diri yang sepertinya tidak mungkin dilewati. Para Pengusung Tilam Siapa yang akan menjadi pembawa tilam bagi orang lumpuh di atas dalam generasi milenial ini? Di tengah pergeseran pasca-kekristenan dan postmodernitas ini, siapa yang mau membuat celah di atap yang menghalangi Yesus dari anak-anak muda di zaman ini? Siapa yang akan menyediakan keamanan relasi yang cukup bagi pribadipribadi dan berbagai hubungan yang rusak dan terpecah ini? Siapa yang akan melibatkan diri dalam perjalanan rohani mereka untuk mengarahkan mereka ke hadapan Yesus yang bisa memulihkan? Jawabannya adalah, para pembimbing rohani yang telah belajar untuk melangkah bersama dan kemudian membimbing. Seperti para pembawa tilam abad pertama, hubungan yang diberikan oleh para pembimbing ini adalah hubungan belas kasih dan kesetiaan. Seperti sahabat-sahabat orang lumpuh di atas, para pembawa tilam abad pertama akan dicirikan oleh iman, kasih, kegigihan, kreativitas, dan keberanian. Hubungan mereka yang kreatif akan menghubungkan hati anak-anak muda dengan hati Allah. Di dalam hubungan seperti itu terdapat harapan bagi pemulihan suatu generasi – sejenis pemulihan yang bisa membuat dunia yang tanpa harapan berseru dengan kagum, “Yang begini belum pernah kita lihat.â€? Merenungkan Perjalanan Hidup Anda • Apa yang Anda rasakan ketika Anda membaca kisah tentang Dana


PERJALANAN HIDUP

31

dan Melissa? Apakah Anda pernah merasa sendiri ketika masih muda dulu? Gambarkan pikiran dan perasaan yang Anda alami saat Anda merasa sepertinya tidak ada seorang pun yang memahami Anda. Gambarkan sifat-sifat yang memampukan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin yang bisa melangkah bersama anak muda. Bagaimana Anda menjelaskan efektivitas orang tua Anda dalam melangkah bersama dan membimbing Anda dalam perjalanan hidup Anda semasa muda? Sangat efektif, lumayan efektif, kurang efektif, atau sangat tidak efektif? Jika Anda memiliki seorang pembimbing rohani dalam perjalanan rohani Anda semasa muda, bagaimana gambaran Anda terhadap efektivitasnya sebagai seseorang yang mau melangkah bersama Anda dan sebagai pemimpin Anda? Sangat efektif, lumayan efektif, kurang efektif, atau sangat tidak efektif? Dalam hal melangkah bersama dan kemudian membimbing, di mana Anda melihat diri Anda dalam meniru kekuatan orang tua Anda dan para pembimbing rohani lainnya? Kelemahan yang ada? Temukan waktu di mana Anda biasanya menanggapi seorang anak muda dengan sikap memberitahu. Mengapa Anda melihat diri Anda menjalankan model sikap memberitahu? Bagaimana metode melangkah bersama kemudian membimbing bisa meningkatkan relasi Anda? Apa halangan internal utama yang Anda hadapi ketika Anda berusaha melakukan pendekatan melangkah bersama dan kemudian membimbing ini? Seperti apa semua halangan itu terkait dengan pengalaman Anda semasa muda di keluarga Anda atau dalam hubungan dengan orang-orang dewasa dan teman sebaya yang penting bagi Anda saat itu? Bagaimana dengan Allah yang melangkah bersama Anda dalam perjalanan rohani Anda sendiri? Apa yang diajarkan oleh Allah yang mau melangkah bersama Anda kemudian membimbing kepada Anda dalam hal kasih? Apa yang Allah lakukan dalam melangkah bersama Anda dan ke-


32

M e m b e n t u k K e r o h a n i a n A n a k M u d a DI Z a m a n P o s t m o d e r n

mudian membimbing kepada Anda sehingga Anda bisa bertumbuh sebagai seorang pembimbing rohani yang mau melangkah bersama dan kemudian membimbing? Cari semua karunia itu dari Bapa yang mengasihi Anda. Tugas • Buat jurnal tentang percakapan Anda dengan para anak muda dalam rangka membangun hubungan di minggu yang akan datang. Catat semua perasaan dan pikiran yang ada dibalik perkataan dan tindakan Anda. Apa yang terjadi di dalam diri Anda ketika Anda memperhatikan hubungan yang dibangun dari tindakan melangkah bersama dan kemudian membimbing ini? • Jadwalkan waktu nongkrong bersama untuk mendengar dengan penuh perhatian kepada pikiran, perasaan, dan pengalaman anakanak muda di lingkungan Anda. Bawa mereka ke suatu tempat yang mereka anggap wilayah mereka. Di situ Anda hanya mendengar, mencari tahu, dan menunjukkan kasih. • Baca Injil Markus dan Yohanes dalam kerangka melihat Yesus sebagai seorang yang mau melangkah bersama dan kemudian membimbing. • Tulis sebuah surat yang menyatakan syukur Anda kepada orang tua atau pembimbing Anda yang telah melangkah bersama Anda melalui periode sulit dalam hidup Anda. • Lakukan waktu ‘absen’ dalam pelayanan tim atau kelompok kecil Anda. Izinkan setiap orang menunjuk satu emosi (dari hlm. 22) yang paling menggambarkan apa yang sedang mereka rasakan. Mendengarkan untuk memahami emosi yang dirasakan setiap orang dan sumber-sumbernya. Waktu ‘absen’ Anda awalnya mungkin kelihatan dibuat-buat. Namun dengan penguatan dan lingkungan yang aman, kegiatan ‘absen’ seperti ini bisa menjadi disiplin yang berguna bagi masing-masing anggota untuk melangkah bersama.


Becoming A Contagious Christian (Menjadi Orang Kristen yang Menular) Bill Hybels & Mark Mittelberg Penginjilan tidak harus menjadi suatu kegiatan yang membuat Anda merasa frustrasi atau takut. Bill Hybels dan Mark Mittelberg percaya bahwa mengomunikasikan iman kita dalam Kristus secara efektif seharusnya merupakan hal yang paling alamiah dalam dunia ini. Kita hanya perlu dorongan dan pengarahan. Dalam buku Becoming a Contagious Christian ini, dijelaskan semua prinsip utama yang dapat membuat gereja dan komunitas Anda menjangkau orang-orang percaya secara efektif. Berdasarkan perkataan Yesus dan pengalaman langsung dari para penulis, Becoming a Contagious Christian adalah pendekatan yang revolusioner dan personal bagi penginjilan berbasis relasi. • • • • •

Temukan gaya penginjilan alami Anda Kembangkan karakter Kristen yang menular Bangun relasi rohani yang strategis Belajar mengarahkan percakapan kepada hal-hal rohani Membagikan kebenaran Alkitab dalam bahasa sehari-hari

Buku penting ini menyajikan panduan dasar untuk memulai suatu penyebaran harapan dan antusiasme rohani secara massal dalam memberitakan Injil. Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org


Choose The Life

(Memilih Hidup Serupa Yesus) Mengalami Transformasi Iman Melalui Pemuridan Bill Hull “Kekristenan tanpa pemuridan adalah Kekristenan tanpa Kristus.� - Dietrich Bonhoeffer Bersiaplah untuk mengalami perjalanan transformasi iman yang dimulai dari pertobatan menuju kedewasaan rohani yang hanya bisa direngkuh dalam pemuridan. Dalam Choose The Life, Bill Hull sebagai seorang pakar pemuridan menghadirkan paradigam baru, untuk menantang pemahaman kita yang kurang utuh akan Injil sebenarnya. Ia menyakini bahwa Amanat Agung lebih berkaitan dengan kedalaman spiritual daripada strategi dan program. Karena Yesus memanggil kita untuk memilih hidup serupa dengan-Nya dalam pemuridan yang berarti dengan cara: percaya apa yang Yesus percayai, hidup seperti Yesus hidup, mengasihi seperti Yesus me-ngasihi, melayani seperti Yesus melayani, dan memimpin seperti Yesus memimpin. Kurang dari itu adalah Kekristenan minus Kristus. Choose The Life adalah sebuah inspirasi praktis dan dapat diterapkan oleh orangorang awam yang melayani di gereja. Setiap gereja dan komunitas orang percaya yang merindukan perubahan hidup akan ditantang oleh sumber daya yang mutakhir ini. Choose The Life akan menunjukkan bagaimana setiap orang Kristen mengambil tanggung jawab pribadi untuk dimuridkan dan memuridkan orang lain. Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org


DAPATKAN BUKU-BUKU TERBAIK LITERATUR PERKANTAS JAWA TIMUR

Sacred Companions (Sahabat Kudus) David G. Benner

Wired for Intimacy (Dirancang untuk Keintiman) William M. Struthers

Sanctuary of The Soul (Tempat Perlindungan Bagi Jiwa) Richard J. Foster

Keselamatan Milik Allah Kami Christopher J.H. Wright

Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Untuk pemesanan hubungi: literatur.jatim@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.