Surat Doa Perkantas Jawa Timur Maret - April 2014
Dimuridkan dan Memuridkan Sepanjang Hidup
/SALAM Alumni Perkantas dicari dan dibutuhkan. Ada banyak perusahaan maupun sekolah-sekolah Kristen maupun sekolah internasional mengirimkan lowongan pekerjaan ke Sekretariat Perkantas dengan harapan ada alumni yang tertarik untuk bergabung sebagai karyawan. Perkantas dianggap menghasilkan orang-orang yang professional dan berintegritas di bidangnya. Namun apakah hasil binaan Perkantas saat ini masih dirasakan kualitasnya? Ini menjadi tanggung jawab
besar bagi setiap pengurus, staf dan pemimpin KTB. Untuk itulah pemuridan siswa dan mahasiswa terus dihidupi dan dijalankan. Bahkan alumni pun masih tetap membutuhkan pembinaan rutin melalui Pemahaman Alkitab agar spiritualitas mereka terus disegarkan sehingga mereka dapat bermisi melalui profesi mereka. Gerakan PA alumni yang rutin dilakukan tiap bulan bukan hanya ada di Surabaya, bahkan sampai ke Kediri, Blora, Kudus, Jakarta, Palangkaraya bahkan sampai ke Batam. Semua upaya ini dilakukan
agar hasil binaan menunjukkan kualitas pengikut Kristus. Tidak ada kualitas tanpa totalitas. Tidak ada kualitas tanpa ketaatan pada Firman. Mari kita setia dalam mengerjakan pemuridan karena Kristus sendiri sudah totalitas dalam misi-Nya. Kiranya kematian dan kebangkitan Kristus makin menyemangati kita untuk totalitas menghasilkan alumni-alumni yang berkualitas. Selamat Paskah. Wahyu Dwijayanti, SKM., M.Div. Pemimpin Cabang Perkantas Jawa Timur
// POSKO BENCANA
Posko Tanggap Bencana Perkantas Jatim Gunung Kelud meletus pada 13 Februari 2014, material yang dikeluarkan selama 3 jam tersebut mencapai ketinggian 17 km. Di tengah kondisi tersebut sebuah nasihat pada saat Kelud meletus dari Kak Harry menginspirasi kami, Perkantas Kediri diminta untuk berespons dengan cepat dan tepat. Pada saat itu juga Perkantas Kediri mendirikan Posko Tanggap Bencana Perkantas Jatim yang bertempat di rumah persekutuan Perkantas Pare. Mulai tanggal 14 Februari, Posko tanggap bencana yang ada telah membuat dan menyalurkan bantuan baik berupa nasi bungkus, kebutuhan logistik, cek kesehatan, kebutuhan mandi dan cuci, susu ibu hamil, obat-obatan, dan air minum sampai kebutuhan sekolah yang mencapai ribuan bungkus dan paket. Kebutuhan tersebut disalurkan ke desa Segaran dan desa Gadungan, desa Petung Ombo, desa Puncu, desa Siman, dusun Laharpang, dusun Kebun Rejo, dusun Kebun Duren, dusun Sukomoro bahkan sampai ke
// RENUNGAN Ajaib. Mengagumkan. Luar biasa. Itulah yang terpikir ketika merenungkan tindakan dan perkataan Petrus dalam Kisah Para Rasul 4:5-12. Di hadapan Imam Besar Hanas, Kayafas, Yohanes, Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar, seorang yang sebelumnya penjala ikan menyaksikan sumber kuasa atas kebajikan yang dilakukannya dan Yohanes serta keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Yesus. Tentunya telah lebih dari 53 hari setelah Petrus tiga kali menyangkal Yesus sebelum ayam berkokok dua kali (Mark. 14:66-72). Bahkan diceritakan bahwa saat itu ia menyangkalNya di hadapan seorang hamba perempuan dan orang-orang lain yang ada di situ. Apa yang telah Petrus alami dalam rentang waktu dua peristiwa itu? Ia 2I3
SURAT REGIONAL JATIM I MURID
desa yang terisolir seperti dusun Damarwulan, Sumber dan juga Nobo yang harus menerobos jalur lahar dengan risiko tim yang berangkat tidak bisa kembali karena sewaktu-waktu bisa muncul banjir lahar. Selain itu Tim Relawan Perkantas juga membantu memperbaiki dan membersihkan rumah penduduk. Adapun relawan yang membantu adalah siswa dan mahasiswa binaan Perkantas Kediri, ibu-ibu yang berada di sekitar Rumah Persekutuan Pare, mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, persekutuan Smirna Surabaya, gabungan mahasiswa dari Perkantas Surabaya dan Perkantas Malang maupun dari tim K–9 Polresta Kediri. Selain membuat dan menyalurkan logistik yang ada, kami juga bekerjasama dengan Tim Pembimbing Siswa Perkantas Surabaya mengadakan pelayanan anak di Dusun Ngrakah Desa Sepawon pada tanggal 23 Februari. Doakan agar Kasih Allah semakin dinyatakan kepada sesama yang membutuhkan, terima kasih untuk dukungannya.
Menumbuhkan Kepemimpinan Yang Berintegritas mengalami realisasi pernyataan Yesus bahwa ia akan menyangkalNya tiga kali sebelum ayam berkokok dua kali, melihat Yesus mati, bertemu dengan Yesus yang bangkit, merasakan kasih dan penerimaan Yesus yang begitu besar ketika ia diminta menggembalakan domba-dombaNya, menyaksikan kenaikan Yesus, dikendalikan penuh oleh Roh Kudus dalam berkhotbah di hari Pentakosta dan melihat pertobatan tiga ribu orang. Semua itu tentunya mengokohkan pengalaman perjalanan bersama Yesus sejak baptisan Yohanes sampai penangkapan Yesus. Kebenaran hati, ketulusan hati, keikhlasan, dapat dipercaya, saleh jalannya, pasti benar, tidak bersalah, tulus ikhlas, bersih kelakuannya, jujur, merupakan gambaran kata yang dipergunakan kitab suci kita di dalam
memaknai integritas. Di hadapan semua keturunan Imam Besar dalam Mahkamah Agama di Yerusalem saat itu, Petrus, salah seorang pemimpin jemaat saat itu, sungguh dapat dipercaya sebagai saksi Kristus yang menyatakan kebenaran yang diyakininya. Ini sungguh berbeda dengan yang terjadi di hadapan seorang hamba perempuan dan orang-orang lain di halaman Imam Besar ketika ia dikenali sebagai orang yang selalu bersama-sama Yesus. Kepemimpinan yang berintegritas ditumbuhkan melalui pengalaman hidup bersama pribadi yang berintegritas dan sanggup melatih serta iman yang kokoh dalam-Nya. Sanggupkah pemuridan kita di sekolah, kampus dan gereja menumbuhkannya? Ivanna Asnur M, ST.
// SURAT SURABAYA P OKOK D OA
Pelayanan Mahasiswa Surabaya
- Doakan komitmen pengurus dan kesetiaan dalam melayani-NYA, terus melayani dengan rendah hati dan memiliki kesatuan hati satu dengan yang lain. - Doakan konsistensi dan kontinuitas mahasiswa dalam menjalani pemuridan dalam pelayanan kampus-kampus Kegiatan Kamp KTB
“Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” (2 Kor. 3:6). Ayat ini adalah salah satu ayat dari materi pembinaan pengurus yang terakhir, di mana Firman ini sungguh menguatkan dan membuat kami semakin kagum akan penyertaan Tuhan dalam ketidaksanggupan manusia kami dalam melakukan pelayanan ini. Bersyukur kami telah melaksanakan pembinaan pengurus pada bulan Januari-Maret 2014 dan terus fokus dalam pembekalan pengurus yang baru melalui pendampingan oleh kakak-kakak staf dan pengurus lama dalam menjalani pelayanan ke depan. Kegiatan rutin
Pelayanan Alumni Bersyukur untuk pelaksanaan Profession As Mission Training Course, pada 11 April (pkl. 18.00-22.00 wib) 12 April 2014 (pkl. 14.00-20.00 wib), bertempat di UK Petra Surabaya. Materi yang dibawakan oleh Dr. Bruce (New Zealand) kiranya dapat diterapkan dalam kehidupan profesi tiap peserta.
POKOK DOA 1. Kegiatan PA setiap minggunya. Doakan kesehatan Kak Harry memimpin PA Alumni yang ada. 2. Kesehatian dan kerjasama pengurus alumni, dan penataan manajerial PA oleh pengurus alumni. 3. Persiapan Paskah Perkantas, 26 April 2014. Tema: “Salibmu jadi Berita Hidupku”.
Kegiatan Kamp KTB
sudah mulai berjalan. Bersyukur juga untuk kamp KTB mahasiswa pada tanggal 29-31 Maret telah dilaksanakan dengan tema “TRANSFORMING DISCIPLESHIP.” Kamp ini mengajak teman-teman mahasiswa makin memahami dasar-dasar pemuridan yang kokoh dan alkitabiah, memiliki visi pemuridan yang utuh, dan makin di kuatkan menjalani pemuridan di kampus masing masing, serta mempersiapkan kemampuan yang harus dimiliki seorang CPKK dan PKK untuk menghasilkan KTB yang berkualitas. Total peserta yang mengikuti kamp ini adalah 46 orang beserta panitia, dengan pembicara kak Anthon, kak Ricky, kak Ivana, dan kak Iis.
Pelayanan Siswa Surabaya ”Sekolahku Rumahku” inilah tema yang diusung dalam acara temu pengurus pada 16 februari 2014. Melalui Firman Tuhan yang disampaikan oleh kak Koko, serta konsep acara berupa diskusi dan debat, pengurus yang hadir dari 4 perwakilan sekolah, tidak saja diajak untuk berpikir kritis dalam mengemukakan dan mempertahankan argumen terkait kondisi persekutuan di sekolah masing-masing, namun pengurus juga diajak untuk memilliki persekutuan seperti rumah mereka sendiri, serta memiliki kerinduan untuk berdoa bagi persekutuan di sekolahnya. Momen Valentine kali ini dipakai siswa dan TPS Surabaya untuk mengabarkan Injil di sekolah-sekolah binaan, namun hujan debu di Surabaya karena meletusnya gunung kelud mengakibatkan sebagian besar sekolah negeri diliburkan. Bersyukur
- Doakan penginjilan dan pemuridan yang dikerjakan ditiap kampus agar injil Tuhan yang semakin luas diberitakan.
Kegiatan Kamp KTB
P OKOK D OA 1. Berdoa untuk Ujian Nasional yang akan dilaksanakan pada April, bagi kelas 9 dan 12. Doakan agar siswasiswa takut akan Tuhan, tidak menyontek, tidak ikut terlibat dalam pembelian jawaban UNAS, juga doakan untuk persiapan belajar, kesehatan, dan persiapan mental. Doakan juga Dinas Pendidikan dan pihak sekolah yang akan menyelenggarakan UNAS supaya jujur dalam pelaksanaannya. 2. Bulan PI selama April, Pelayanan Paskah anak Perkantas (26 April), Hari Doa Siswa (23 Mei), dan Kamp KTB Siswa (4-6 Juli) kepada Tuhan karena hal ini tidak menyurutkan semangat kami untuk memberitakan Injil. Kami tetap berusaha melakukan kunjungan ke rumah target PI agar kabar keselamatan tersampaikan kepada adik-adik siswa. Bersyukur untuk Temu Pembimbing dan Temu PKK yang sudah dilakukan kiranya melalui acara ini, siswa dan TPS memiliki semangat baru untuk PI dan pemuridan serta semangat di dalam kepengurusan Persekutuan Sekolah.
// SURAT JEMBER Sebuah Momentum Regenerasi Kepimpinan: Pelantikan Pengurus TPS-PSKJ, Permaker, dan PMK Afiliasi masing-masing komponen tersebut. Pasca pelantikan, masing-masing komponen melakukan rapat kerja untutk membuat program pelayanan selama tahun 2014. Doakan kepengurusan baru dimasing-masing komponen ini supaya Tuhan tambahkan sukacita dan kesetiaan di dalam mengerjakan pelayanan sepanjang tahun 2014.
Mengawali pelayanan tahun 2014, Persekutuan Siswa Kristen Jember (PSKJ), Tim Pembimbing Siswa (TPS), Persekutuan Mahasiswa Kristen Jember (Permaker), dan PMK FKIPMIPA Univ. Jember (PMK Afiliasi) melaksanakan regenerasi pengurus. Pengurus baru ini diteguhkan dalam pelantikan yang dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2014 di lapangan Universitas Jember. Pelantikan yang dilaksanakan sore hari ini diawali dengan permainan dalam kelompok. Tujuan dari permainan yang dilakukan adalah untuk menjaga semangat pelayanan dalam tim, selain itu juga untuk menyegarkan pengetahuan mereka tentang tokoh-tokoh dalam Alkitab. Harapannya juga melalui permainan ini dapat membangun kebersamaan dan kerjasama tim dalam mengerjakan pelayanan kedepan di masing-masing komponen. Selanjutnya pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua BPR Perkantas Jember dengan membacakan SK untuk masing-masing komponen, kemudian didoakan oleh Yusuf Deswanto sebagai Pemimpin Ranting. Persekutuan Siswa Kristen Jember saat ini diketuai oleh Rey Aenztein Manuel Sihite, sedangkan Tim Pembimbing siswa sekarang dibawah koordinasi Martharia Anugrawati. Sementara itu tongkat estafet kepemimpinan Permaker dipegang oleh Rudi Setiawan, dan PMK FKIP MIPA diketuai oleh Tito Putra Mahendra Tama Sasongko. Bersyukur untuk pengurus baru yang bersedia mengemban tugas ke depan dari
4I5
SURAT REGIONAL JATIM I MURID
Pokok Doa BPR : 1. Bersyukur untuk kondisi keuangan yang Tuhan cukupkan, sekalipun di bulan Februari mengalami masa yang berat. 2. Doakan untuk kesetiaan dan koordinasi pengurus BPR. 3. Doakan untuk pendanaan BPR kedepan, juga para donatur yang memberikan dukungan. 4. Doakan untuk rencana Paskah tanggal 20 April ibadah bersama di GBT Immanuel. Alumni: 1. Bersyukur untuk 3 kelompok PA Alumni yang berjalan selama bulan Maret. 2. Bersyukur sudah dimulainya pelatihan menjahit sebagai bentuk misi lokal alumni yang dikerjakan bersama Prima Danarta CU. 3. Doakan pelaksanaan pelatihan menjahit ini yang dilaksanakan mulai dari bulan Mei hingga September. 4. Persiapan tes anak dan seminar Parenting yang bekerjasama dengan TK dan SD Aletheia di bulan Mei. 5. Doakan rencana Gathering alumni Banyuwangi, Jember dan Lumajang di bulan Juli. 6. Doakan kontribusi alumni untuk mendukung keuangan BPR. Mahasiswa: 1. Bersyukur untuk pimpinan Tuhan dalam mengerjakan setiap program hingga pertengahan Maret ini. 2. Bersyukur untuk 3 mahasiswa binaan yang sudah menyelesaikan studi di Jember. 3. Doakan untuk persiapan Bulan PI Mahasiswa dan serangkaian acara yang diadakan, pembukaan bulan PI
tanggal 11 April dan penutupan bulan PI tanggal 18 Mei. 4. Persiapan pelatihan PI lokal yang akan dilaksanakan tanggal 15-18 Mei. 5. Penggalian dana EARC serta persiapan peserta yaitu Edowin dan Indah. 6. Kesehatian dan semangat pengurus Permaker dalam mengerjakan pelayanan Siswa: 1. Bersyukur untuk program pelayanan siswa yang dilaksanakan selama bulan Maret. 2. Bersyukur untuk fellowship TPS dan PSKJ yang dilaksanakan tanggal 13 Maret 2014. 3. Persiapan Persekutuan Besar PSKJ yang akan dilaksanakan pada bulan April. 4. Doakan Persekutuan Doa Ujian Akhir Nasional untuk kelas 3 yang akan dilaksanakan tanggal 11 April 2014. 5. Doakan semangat dan kegerakan PI pribadi yang dilakukan siswa dan TPS, serta pertumbuhan rohani AKK siswa yang dibina dalam KTB. 6. Doakan rencana visitasi kepada siswa dan guru agama Kristen di Lumajang sehingga dapat membangun relasi dengan mereka.
// SURAT BANYUWANGI Bersyukur 1. Pemeliharaan Tuhan selama 3 bulan pertama di tahun 2014 2. Kesetiaan alumni yang ada dalam mengikuti PA alumni 3. Kesetiaan Pengurus PSKB dalam mengejakan pelayanan siswa di Banyuwangi 4. Persekutuan Besar yang dilaksanakan pada 28 Pebruari di Gereja Kristus Ajaib , dihadiri kurang lebih 50 siswa 5. Persekutuan Besar yang akan dilaksanakan pada 28 Maret bertempat di GBI Efrata Banyuwangi 6.Beberapa adik siswa yang telah mengikuti Pemilu Doakan 1. Adik-adik kelas IX dan XII yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi UNAS 2014
// OPINI 1 Indonesia Mencari Pemimpin: Sebuah Kehausan akan Pemimpin Berintegritas dan Membumi Yusuf Deswanto,M.Div*) Apa yang membuat figur Joko Widodo (yang akrab dipanggil Jokowi) menjadi fenomena yang menarik? Harus diakui gaya kepemimpinan Jokowi yang identik dengan “blusukan,” tampil apa adanya, dan jauh dari kesan formal, memang cukup fenomenal. Fenomena gaya kepemimpinan sederhana dan bersahaja seperti itu seolah menjadi simbol “perlawanan wong cilik” terhadap kepemimpinan yang “jaga jarak” dan enggan “turba” (turun ke bawah). Hal ini semakin menguat, ketika gaya kepemimpinan yang senada juga ditunjukkan oleh seorang Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang banyak mendapatkan perhatian masyarakat beberapa waktu terakhir ini. Maka tidak berlebihan jika kita katakan, di tengah “gurun kering” keteladanan pemimpin di Indonesia, gaya kepemimpinan yang bersih, transparan, sekaligus dekat dengan rakyat seperti itulah yang seolah menjadi oase bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Singkatnya, menjawab pertanyaan tentang pemimpin yang bagaimana yang dicari Indonesia ke depan, maka paling tidak dua kriteria yang harus terpenuhi: pemimpin dengan integritas, dan pemimpin yang membumi. Integritas: Pemimpin Yang Transparan dan Bersih Terlalu lama rakyat Indonesia hidup di bawah kepemimpinan yang telah kehilangan kesatuan kata dan perbuatan. Setelah puluhan tahun hidup dalam kungkungan pemimpin yang tirani dan otoriter, ternyata perubahan sistem politik tak kunjung membawa kebaikan bagi seluruh anak negeri. Sendi-sendi kepemimpinan yang dihasilkan di era reformasi ternyata hanya melahirkan elit politik yang pandai bersilat kata; jauh kata dari perbuatan, jauh janji dari bukti, dan jauh mimpi daripada aksi. “Integritas” berasal dari Bahasa Inggris: integrity (dalam bahasa Latin: integritās). Oxford Dictionary mendefinisikan integrity sebagai: (1) The quality of being honest and having strong moral principles [=kualitas untuk jujur dan berprinsip moral yang kuat]; dan (2) The state of being whole and undivided [=suatu kondisi yang utuh dan tidak terbelah]. Secara sederhana, istilah integritas menyatakan kehidupan yang menyatu dengan baik; ada keterikatan antara bagian-bagian yang berbeda dari kehidupan seseorang. Jonathan Lamb mengaitkan kata “integritas” ini dengan kata shallom dalam Perjanjian Lama, yang ditandai dengan kehidupan yang utuh, konsisten, dan selaras. Pertanyaannya kemudian adalah, di dalam konteks pelayanan Perkantas, bagaimana
kita melahirkan pemimpin yang berintegritas? Lamb sekali lagi memberikan sebuah pemikiran dalam bukunya Integritas: Memimpin di Bawah Pengamatan Tuhan. Integritas bukan sebuah proses sekali jadi. Membentuk seseorang menjadi pemimpin yang berintegritas butuh proses yang panjang. Lamb kemudian menjelaskan bahwa untuk seorang Kristen menjadi pemimpin yang berintegritas, maka seseorang harus melalui proses pemuridan yang tidak bisa instant. Integritas harus “beralaskan pada Pribadi Kristus sebagai model, Injil Kristus sebagai dasarnya, dan Tubuh Kristus sebagai tujuan panggilan dan kehidupan yang terus-menerus menyerupai Kristus.” Karena itu, kita harus makin setia dalam mengerjakan pelayanan pemuridan agar kepemimpinan berintegritas dapat lahir dari pelayanan ini. Optimisme ini tidak berlebihan, karena pelayanan kita pada dasarnya sudah on the track. Blusukan: Sebuah Model Kepemimpinan yang Membumi Istilah blusukan yang dalam bahasa Jawa bisa berarti “masuk ke tempattempat yang sempit dan kumuh.” Gaya kepemimpinan Joko Widodo dan Tri Rismaharini di dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat di bawah secara langsung adalah sebuah sentuhan kepemimpinan yang anti status-quo pejabat pemerintahan di Indonesia yang identik dengan kemapanan dan kenyamanan. Alih-alih memerintah anak buahnya dari belakang meja kantornya, pemimpin seperti ini memilih untuk bersentuhan dengan masyarakat dari berbagai kalangan. Reza A. A. Wattimena, Dosen Filsafat Politik dan Filsafat Ilmu Pengetahuan di Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandala, Surabaya, mengatakan bahwa gaya “blusukan” ini dapat membangun kedekatan dan rasa percaya, yang amat penting sebagai pengikat masyarakat, supaya tak mudah pecah, dan bisa bekerja sama menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Tak berlebihan jika dikatakan, bahwa rasa percaya dan kedekatan ini adalah fondasi dari masyarakat demokratis. Dengan “blusukan”, para pemimpin politik bisa memeriksa langsung, apakah keputusan yang telah ia buat dijalankan dengan baik atau tidak. Dari sudut pandangan metode berpikir ilmiah, ini disebut juga verifikasi. Banyak pemimpin lupa memeriksa lagi, apakah kebijakan yang telah dibuat
sungguh membantu masyarakat atau tidak. Dengan “blusukan,” gaya lama semacam ini bisa dihindari. Memperhatikan gaya kepemimpinan “blusukan” ini, sebenarnya setiap insan Kristen memiliki teladan yang sempurna, yaitu Yesus Kristus. Tidak sekadar “blusukan,” sebagai Allah yang di dalam segala kepenuhan kuasa-kemuliaan-Nya, Kristus berinkarnasi menjadi daging dan mengambil rupa seorang hamba yang hina. Tujuan inkarnasi-Nya bukan sekadar mengawasi dan memastikan “program keselamatan Allah” dapat berjalan, tetapi bahkan Ia sendiri rela mengorbankan diri hingga mati di atas kayu salib untuk keselamatan manusia. Inilah teladan yang sempurna dari kepemimpinan yang membumi. Maka seharusnya, kaderkader Kristen yang sejati harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan kepemimpinan yang membumi. Bukankah hal itu sangat mungkin lahir dari pelayanan pemuridan yang kita kerjakan? (* Penulis adalah Staf Mahasiswa Perkantas Jember)
Integritas bukan sebuah proses sekali jadi. Membentuk seseorang menjadi pemimpin yang berintegritas butuh proses yang panjang. Lamb kemudian menjelaskan bahwa untuk seorang Kristen menjadi pemimpin yang berintegritas, maka seseorang harus melalui proses pemuridan yang tidak bisa instant. Integritas harus “beralaskan pada Pribadi Kristus sebagai model, Injil Kristus sebagai dasarnya, dan Tubuh Kristus sebagai tujuan panggilan dan kehidupan yang terus-menerus menyerupai Kristus.”
// OPINI 2
KEPEMIMPINAN (SISWA): KINI DAN NANTI Sebuah jawaban atas pertanyaan:”Mampukah siswa menjadi seorang pemimpin”
Tommy Indarto*) Hiruk-pikuk Pemilu 2014 sangat menyita perhatian publik. Indonesia mencari pemimpin-pemimpin untuk menjalankan roda pemerintahan negeri ini. Nama-nama lawas masih mendominasi, namun banyak pula bermunculan calon-calon baru. Bagi kita para pemilih hal ini menuntut perhatian ekstra, kita perlu tahu rekam jejak para calon yang ada supaya kita tidak salah dalam menentukan pilihan. Tidak jauh berbeda dengan manajemen negara, ranah pelayanan pun senantiasa mengalami hal serupa – masalah kepemimpinan, dan pergantian kepemimpinan. Berangkat dari fakta bahwa semua pemimpin “ada masanya”, menjadi penting untuk mempersiapkan “pemimpin masa depan”. Perkantas mendeskripsikan dengan tepat hal ini dalam semboyan ” Student Today Leader Tomorrow”. Dengan semboyan ini Perkantas bukan saja percaya bahwa siswa/mahasiswa adalah pemimpin masa depan tapi Perkantas juga mengambil bagian dalam mempersiapkan siswa/mahasiswa mewujudkannya. Dalam kesempatan ini saya ingin memfokuskan pembahasan mengenai kepemimpinan di kalangan siswa. Sebelum lebih jauh berbicara mengenai kepemimpinan siswa, kita perlu memiliki pemahaman yang jelas mengenai kepemimpinan. Secara pribadi saya setuju dengan John C. Maxwell yang menyatakan: “Ukuran sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh – tidak lebih tidak kurang”. Dalam hemat saya kata pengaruh yang dimaksud Maxwell dapat diartikan sebagai teladan. Dengan kata lain, pemimpin – yang berpengaruh – adalah orang yang menjadi teladan bagi orang lain. Beberapa ayat Alkitab yang mengajarkan mengenai keteladanan: 1. Tuhan Yesus : Matius 5:13-16 tentang Garam Dunia dan Terang Dunia, di ayat 16 Tuhan Yesus menyatakan: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”. Jelas disini bahwa orang lain dapat ikut 6I7
SURAT REGIONAL JATIM I MURID
memuliakan Bapa karena mereka melihat – teladan – perbuatan kita yang baik; artinya teladan kita mempengaruhi mereka sehingga memuliakan Bapa di sorga. 2. Rasul Paulus: 1 Timotius 4:12 adalah nasehat Paulus yang ditujukan untuk Timotius - seorang pemimpin yang masih muda. “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesuciaanmu”. Bagi Rasul Paulus usia bukan ukuran utama bagi seorang pemimpin tapi keteladanan hidupnya yang akan menentukan apakah orang akan mengikuti atau merendahkan dia. Dari 2 contoh di atas, cukup jelas bahwa seorang siswa pun dapat menjadi pemimpin sekarang, tidak perlu menunggu nanti ketika dia dewasa/cukup umur. Teladan hidup adalah pen garuh yang cukup untuk membuat orang mengikuti kita (baca: mau dipimpin). Beberapa hal yang perlu diingat: 1. Bagi Pemimpin (Staf dan PKK) - Menghasilkan seorang pemimpin adalah sebuah proses, tidak ada jalan pintas karena itu percayalah, dan setialah. - Keteladanan harus dimulai dari kita. Dapatkah kita mengatakan seperti Rasul Paulus: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus” (1 Korintus 11:1). “ Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!” (1 Korintus 4:16) 2. Bagi Siswa - Usia bukan ukuran dalam hal memimpin/ mempengaruhi orang, tapi keteladanan. - Untuk jadi pemimpin kita harus mau dipimpin. “ Taatilah pemimpinpemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa
keuntungan bagimu”. (Ibrani 13:17). Seorang pemimpin bukanlah yang terhebat, terpandai, terbaik, tapi pemimpin adalah orang yang rela menjadi hamba bagi orang lain, melayani bukan dilayani (Matius 20:25-28). Hai siswa maukah engkau jadi pemimpin? Pada saatnya nanti kau akan menggantikan pemimpin-pemimpin yang ada sekarang, tapi itu nanti. Sekarang! Maukah engkau jadi pemimpin mulai dari sekarang! Jadi teladan di sekolahmu, teladan di rumahmu, teladan di gerejamu – bukan saja teladan bagi temanmu tapi juga teladan bagi guru, orang tua, bahkan pendetamu. Kalau kau mau,kalau kau mampu bukan karenamu, tapi karena Dia – Pemimpin dan Teladan Utamamu. Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita semua menjadi seorang pemimpin – teladan – membawa banyak orang memuliakan Bapa yang di sorga. (* Penulis adalah Staf Siswa Perkantas Banyuwangi)
Seorang pemimpin bukanlah yang terhebat, terpandai, terbaik, tapi pemimpin adalah orang yang rela menjadi hamba bagi orang lain, melayani bukan dilayani (Mat. 20:25-28). Hai siswa maukah engkau jadi pemimpin?
// OPINI 3 Mengembangkan Kepemimpinan yang Berintegritas Dicari Pemimpin Berintegritas!
Integritas menjadi hal yang langka di zaman ini. Kehadiran pemimpin yang berintegritas seperti Jokowi, Ahok, dan Bu Risma bagaikan sebuah oase yang menyejukkan di tengah padang gurun. Pemimpin yang berintegritas sungguhsungguh dicari. Hasil penelitian Brian Caroll dalam Kouznes and Posner, “Leadership Chalenge” tahun 1995 di Amerika, menunjukkan bahwa salah satu ciri khas pemimpin yang sangat dikagumi adalah pemimpin yang jujur (memiliki integritas) dan bahkan menempati urutan teratas dibandingkan dengan ciri-ciri lainnya seperti visi, memberikan inspirasi, cakap, berpikiran adil, mau memberi dukungan, cerdas dan sebagainya. Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan integritas? Integritas (integrity) berasal dari bahasa Latin "integrate" yang artinya komplit atau tanpa cacat, sempurna, menyeluruh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas diartikan sebagai keterpaduan, kebulatan, keutuhan, jujur dan dapat dipercaya. Ini berarti bahwa orang yang memiliki integritas adalah orang yang memiliki keutuhan yakni satunya kata dan tindakan, jujur dan dapat dipercaya. Salah satu tokoh di Alkitab yang dicatat memiliki integritas adalah Ayub , “…orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan” (Ay. 1:1). Dengan demikian pemimpin yang berintegritas berarti pemimpin yang perkataan dan tindakannya selaras, dan karakternya utuh sebagai wujud dari imannya. Seorang caleg dikatakan berintegritas bukan hanya ketika ia menepati apa yang dijanjikannya saat kampanye, tapi juga bagaimana dia menjaga integritas dalam rumah tangganya. Tentu kita sulit memberi label orang tersebut berintegritas jika orang tersebut jujur dan bertanggung jawab dalam pekerjaan tapi dia selingkuh dengan istri atau suami orang. Karena integritas mencakup keutuhan hidup yang lainnya. Seorang hamba Tuhan disebut berintegritas ketika hidupnya selaras dengan apa yang dikotbahkannya. Seorang mahasiswa dikatakan berintegritas ketika dia berusaha jujur dalam studinya, tidak titip absen, tidak menyontek, dan menjaga hidupnya kudus dalam pergaulan.
Dimanakah sikap integritas dikembangkan?
Wahyu Dwijayanti,M.Div*) Adakah tempat-tempat khusus di mana kepemimpinan yang berintegritas bisa dihasilkan? Apakah integritas bisa dihasilkan dari pendidikan formal di sekolah atau kampus? Seharusnya pendidikan formal menjadi tempat mendidik seseorang memiliki ilmu dan perilaku yang baik. Namun, baru-baru ini saya sedih sekali saat mendengar dari adik KTB bahwa waktu Ujian Akhir Semester (UAS), siswa-siswa kelas 12 di sekolahnya secara kolektif patungan membeli kunci jawaban hingga jutaan rupiah. Padahal sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah unggulan atau favorit. Tidak ada jaminan sekolah atau kampus favorit akan menghasilkan orang-orang yang berintegritas. Membekali ilmu saja tanpa melatih hidup berintegritas akan menghasilkan calon-calon koruptor baru. Mungkin kita berpikir seharusnya gereja menjadi tempat menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berintegritas. Ini tidak salah, karena gereja berperan dalam pengajaran Firman agar kebenaran dapat diimplementasikan jemaatnya. Tapi menurut saya, unit masyarakat terkecil yaitu keluarga menjadi tempat pendidikan informal yang paling penting untuk mengembangkan integritas sejak dini. Pengajaran dan didikan disertai dengan contoh nyata dari orang tua akan mempengaruhi sang anak untuk menerapkan hidup yang berintegritas. Bagaimana tokoh-tokoh seperti Jokowi dan Abraham Samad bisa memiliki sikap hidup jujur dan bertanggung jawab? Karena ajaran dan contoh hidup orang tua mereka yang begitu membekas dalam ingatan mereka. “Lebih baik hidup sederhana daripada hidup mewah tapi mengambil uang rakyat. Lebih baik makan kacang godog dan ketela pohon daripada makan enak tapi makan uang rakyat.” Bukankah orang yang ada dalam Kristus wajib hidup sama seperti Kristus hidup? Seharusnya banyak keluarga alumni bisa menanamkan pondasi integritas kepada anak-anak jauh lebih baik karena menghidupi teladan Kristus. Jadi betapa strategisnya para keluarga alumni yang sudah mengalami penebusan Kristus mengembangkan kehidupan yang berintegritas bagi anak-anak mereka. Karena itulah pembinaan alumni baik melalui PA
(Pemahaman Alkitab), training maupun retret keluarga masih tetap dibutuhkan untuk mencapai upaya tersebut di atas.
Peran Perkantas
Perkantas adalah lembaga kader yang mempersiapkan calon-calon pemimpin yang berintegritas di berbagai bidang. Perkantas melalui pemuridannya menjadi salah satu wadah selain keluarga untuk mengembangkan kepemimpinan berintegritas. Pembentukan karakter tidak muncul dalam satu hari. Begitu juga dengan hidup berintegritas yang diawali melalui sebuah proses pembaharuan pikiran (entah karena pengalaman hidup atau melalui transformasi kebenaran Fiman Tuhan) dan diwujudkan dalam tindakan-tindakan sehari-hari yang konsisten. Dalam kurikulum pemuridan Perkantas profil hidup seorang yang berintegritas sudah ditekankan bahkan sejak di tahapan petobat baru, misalnya: setelah menerima Kristus, ada kemauan untuk meninggalkan dosa (menyontek, berbohong, dan sebagainya). Karena itu pemimpin KTB akan mendorong anggota-anggota KTB-nya untuk mencapai profil tersebut lewat proyek-proyek ketaatan. Semakin lama, latihannya makin berkembang sesuai dengan tahapan dalam pemuridan. Diharapkan ketika para anggota KTB menjadi alumni, mereka siap terjun ke masyarakat menjadi pemimpin-pemimpin yang menerapkan nilai-nilai kekristenan dalam profesinya. Tentu saja tantangan dan godaan di dunia alumni jauh lebih berat daripada saat di mahasiswa. Karena itu alumni juga masih membutuhkan komunitas yang terus disegarkan oleh Firman Tuhan (di kelompok PA wilayah atau KTB alumni) supaya tetap bertahan hidup berintegritas di tengah tantangan dunia kerja. Jadi mengembangkan hidup berintegritas perlu latihan-latihan sejak dini yang dilakukan dalam komunitas yang sehat dan terus dijaga konsistensinya. Di sinilah Perkantas turut berperan penting bagi bangsa ini dengan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berintegritas.
(*Penulis adalah pemimpin cabang Perkantas Jatim dan melayani di pelayanan siswa)
// OPINI 4
Menggembalakan Kampus Dengan“Kerohanian EPIC”
LITERATUR PERKANTAS JATIM NEW RELEASE FEBRUARI 2014
“.....mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Mat. 9:36) Anthon Katobba Mapandin*) Apa yang dilihat Yesus terhadap kondisi orang-orang saat itu, mungkin juga tepat untuk melihat kondisi kampus dan gereja Tuhan saat ini. Ditengah-tengah aktivitas kerohanian kampus yang wah, kegiatan retret dan kamp yang padat, namun “mahasiswa lelah dan terlantar”. Sangat ironi memang ditengah konteks pemimpin yang mengklaim diri rohani dengan praktek doa dan puasa yang wah, tetapi tidak menyentuh umat. Jauh dari umat. Apa yang salah kalau begitu? yang rohani malah yang tampak jauh, yang rohani malah yang tak berdampak. Apa yang salah jika demikian? Kerohanian seperti apa yang dibutuhkan untuk menjangkau kampus bagi Kristus? Kerohanian yang otentik, kerohanian yang didalam dan diluar itu sama. Tidak mendua dan tidak bercabang. Kerohanian kental dengan pengenalan akan Yesus yang solid dan terdemonstrasi secara utuh dalam ranah praktis. Itulah yang penulis sebut “Kerohanian EPIC” (Engaging, Passionate, Incarnate, ChristLike) Engaging : Melibatkan diri secara terus menerus dalam kehidupan Mahasiswa. Dengan cara demikian para penatalayan kampus, akan tahu apa yang menjadi kebutuhan mahasiswa. Pergumulanpergumulan mereka dan ketakutanketakutan mereka yang paling dalam akan terbaca keluar. Dalam Lukas 24, dalam sebuah kisah perjalanan ke Emaus. Dua murid yang sangat kebingungan, akhirnya berjumpa dengan Yesus. Dalam perjalanan itu Yesus secara terus menerus melibatkan diri dalam percakapan mereka. Awalnya mereka tidak tahu siapa Yesus yang sedang menemani mereka bercakap-cakap. Keterlibatan, perhatian dan keramah tamahan yang didemonstrasikan Yesus, akhirnya mencelikkan mereka. Siapa yang menemani mereka sekarang ini nyata dan merubah suasana hati mereka. Dari takut dan kebingungan, diganti keberanian dan penuh sukacita. Kehidupan mahasiswa dipenuhi dengan ketakutan-ketakutan yang mungkin tak terkatakan dan tak disadari. Semua ketakutan itu akhirnya membutakan mereka tentang Yesus. Apa yang perlu dilakukan untuk menjangkau mereka?. Hadir dalam percakapan-percakapan mereka untuk mengenali bacaan yang mereka senangi, film yang mereka sedang tonton, filososfi-filosofi yang mereka yakini. Kemudian kita mengkoneksikan dengan kebenaran Firman Tuhan dan menantang mereka untuk melihat Yesus dalam semua ini. Artinya, membayar kebenaran kedalam konteks pergumulan mereka, sehingga kebenaran itu mencelikkan mata mereka tentang Yesus yang berdaulat atas hidup dan semesta. Semua itu hanya mungkin jika 8I9
SURAT REGIONAL JATIM I MURID
pengurus PMK dan pemimpin KTB terus menerus terhubung dengan hidup mahasiswa. Dan inilah realita yang ada, sehingga kebutuhan akan pemuridan dalam kelompok-kelompok kecil menjadi sebuah keharusan. Passionate. Dengan semangat dan antusias yang sangat tinggi. Itulah sikap yang paling pantas untuk didedikasikan kepada Tuhan. Kenapa? Pelayanan kepada mahasiswa adalah bentuk kasih kepada Allah. Dan kasih kepada Allah adalah sebagai respon terhadap kasih yang sudah menjangkau kita terlebih dahulu. Sebagai orang yang sudah mengalami apa artinya dikasihi, maka sekarang semua bentuk penjangkauan mahasiswa di kampus harus dilakukan dengan gairah yang besar. Mengapa? Pelayanan ini membawa mahasiswa berjumpa dengan sesuatu yang tak ternilai yaitu kekekalan di dalam Kristus. Tidak ada hal yang terlampau besar dan mahal untuk didedikasikan bagi Kristus. Passion disini tidak saja tentang semangat atau gairah. Tetapi juga didalamnya sebuah totalitas, ide dan kemampuan. Karena toh semua itu asalnya dari Tuhan dan pantasnya dikembalikan Dia. Melayani mahasiswa yang penuh dinamika, membutuhkan kreativitas dan kemauan untuk terus memikirkan bagaimana kebenaran bisa tersampaikan secara efektif. Incarnate. Penyangkalan diri adalah bagian yang esensial dan sekaligus menjadi sulit dalam pelayanan. Namun jika kiita ingin melayani maka bagian ini tak terhindarkan. Jika dihindari maka bukan lagi pelayanan tetapi kenyamanan. Melayani pasti tidak nyaman, karena melayani “kebutuhan-kebutuhan” orang, “pergumulan-pergumulan” orang. Bukan “ku” tetapi “dia”. Sehingga yang mau dan rela melayani siap-siaplah untuk tidak nyaman. Relalah untuk kehilangan rasa nyaman Anda. Itulah inkarnasi. Maka Paulus pernah menulis “...bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup dibawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat” (1 Kor. 9:20). Tujuannya kata Paulus, supaya kita bisa memenangkan mereka bagi Kristus. Dalam menggembalakan mahasiswa kita sedang ada dalam peperangan rohani yang luar biasa. Kampus menjadi tempat dimana ideologi dan semua filososfi sedang diajarkan dan di tawarkan. Bukan saja didalam ruang kelas, namun dalam keseharian mereka, mereka berjumpa dan bersentuhan dengan dengan berbagai filosofi, yang terjelma dalam berbagai bentuk gaya hidup. Semua itu ada dihadapan siapapun yang menyebut diri sebagai mahasiswa. Jadi dalam hal
apa kita sebagai pelayanan kampus berinkarnasi melayani rekan-rekan mahasiswa? Dalam hal penyangkalan diri kita. Kita memiliki waktu yang sama, kebutuhan yang sama, tanggung jawab yang sama. Jika harus memenangkan mereka maka bukan saja mengorbankan waktu untuk menyelesaikan tanggung jawab studi, kebutuhan untuk bersama keluarga, kebutuhan untuk rekreasi dan juga menyalurkan hobi. Supaya penggembalaan kita menyentuh kebutuhan mereka, dibutuhkan waktu lebih banyak untuk “menjadikan pelayanan kita sesuai dengan yang dia butuhkan”. Dan itu berarti perlu waktu lebih banyak mendengar dan bersama dengan dia. Wouw tetapi saya bukan staf, bukan pekerja penuh waktu, saya adalah mahasiswa yang butuh waktu untuk kebutuhan-kebutuhan saya. Itu benar. Tetapi ada kebenaran-kebenaran lain yang jauh lebih ultima, yaitu bahwa inkarnasi itu berani melepaskan hak-hak kita, penyangkalan diri. Penyangkalan diri yang bukan saja meliputi waktu tetapi kadang-kadang uang dan materi kita, karena penggembalan itu bersifat utuh. Christ-Like. Paulus pernah menulis, “....mereka yang ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya...” (Rm. 9:38). Untuk itulah kita diselamatkan untuk mejadi serupa dengan Kristus. Dan itu berarti dalam semua hal. Tidak ada ruang, tidak ada tempat untuk “diri kita”. Karena menjadi serupa dengan Kristus cakupannya sangat luas maka dalam hal ini poin ini saya sempitkan untuk berbicara satu point, yang menurut saya menjadi sentral kedatangan Kristus yaitu mati. Kristus datang untuk mati. Bukan untuk cari popularitas dan kesuksesan. Dalam hal inilah penatalayan kampus dipanggil untuk merupa itu. Bukan yang lain dan tidak untuk yang lain. John Stott menulis dalam buku Murid yang Radikal, “... jika kita mengikut Yesus, hanya ada satu tempat yang kita akan tuju yaitu tempat kematian”. Hal yang sama juga ditulis Dietrich Bonhoeffer dalam buku The Cost of Discipleship, “Ketika Kristus memanggil seseorang, Ia memintanya untuk datang dan mati”. Jikalau kita ingin melahirkan orang-orang yang mau mati bagi Kristus untuk bangsa ini, inilah satu-satunya jalan bagi para pelayan kampus. Jika kita masih berpikir untuk mencari dan memikirkan cara lain, jangan pernah bermimpi akan lahir mahasiswa-mahasiswa yang yang radikal. Apa artinya merupa Yesus dalam kematian? Mati terhadap diri, artinya tidak lagi mengakui dan melayani keinginan dosa yang ada didalam diri kita dengan berbagai keinginannya. Tetapi melayani dan hidup untuk Kristus. Hal inilah yang dimaksudkan Paulus ketika dia menulis Galatia 2: 20, “aku telah disalibkan bersama Kristus”. Diri dan berbagai keinginan untuk diaktulisasikan telah dimatikan. (*Penulis adalah Staf Mahasiswa Surabaya)
// KEDIRI
ngunan rumah persekutuan dan pembu-atan proposal.
Siswa Pare Rumah Persekutuan Pare pada tanggal 15 Maret berpindah dari alamat semula di Jalan Lawu gang II/ 2 Pare ke Jalan Lawu gang II/7 Pare. Tempat yang baru ini lebih strategis dan lebih berpotensi menjangkau dan melayani jiwa-jiwa yang ada. Adik-adik binaan lebih senang karena akses jalan lebih mudah. Bersyukur juga karena ruper yang baru ini mudah di akses juga berdampak bagi pelayanan “les gratis” jyang menunjukkan peningkatan jumlah kehadiran dari anak-anak sekitar. Doakan agar Rumah Persekutuan ini Tuhan pakai untuk menjadi tempat berteduh bagi jiwa-jiwa sebanyak mungkin. Doakan kesetiaan para TPS dalam mengerjakan pelayanan di Pare POKOK DOA BPR 1. Berdoa untuk kerjasama Perkantas Kediri dengan Lembaga lain, seperti Paguyuban Samaria dan yayasan Gelora Hati kasih 2. Berdoa untuk rencana pemba-
Alumni 1. Berdoa untuk kak Harry Limanto sebagai gembala agar selalu diberi kesehatan dan hikmat dalam menggembalakan alumni yang dilayani 2. Berdoa untuk komitmen dan kesetiaan alumni dalam mengikuti PA Alumni maupun dalam mendukung pelayanan Perkantas Kediri Siswa Kediri 1. Bersyukur untuk KTB yang baru terbentuk di SMA Petra 2. Berdoa untuk visitasi ke guru – guru agama dari sekolah yang didampingi, agar melalui program guru agama dan TPS yang mendampingi makin memiliki kesehatian 3. Berdoa untuk Hari doa siswa tanggal 1 Mei 2014 dan Fellowship TPS 27 Mei 2014.
Siswa Tulungagung 1. Berdoa untuk komitmen PKK dan AKK siswa dalam KTB maupun dalam pemberitaan Injil. 2. Berdoa untuk relasi Perkantas dengan MGMP, Gereja dan sekolah di Tulungagung.
Regenerasi Pengurus PMK Kota Regenerasi pengurus PMK Kota tahun 2014 / 2015 dilaksanakan pada tanggal 15 – 16 Maret 2014 yang bertempat di rumah salah satu Alumni di daerah Wates. Bersyukur untuk teman – teman yang sudah mengakhiri komitmennya dan bersyukur untuk teman – teman yang berkomitmen menjadi pengurus yang baru. Pengurus PMK Kota yang ada adalah wakil dari pengurus kampus yang dilayani dan di dampingi. Pokok Doa 1. Berdoa untuk Temu KTB dan Pembinaan PKK CPKK, agar setiap mahasiswa yang dibina memiliki kesatuan hati dan terus disemangati mengerjakan pemuridan yang dipercayakan. 2. Doakan untuk persiapan dan penggalian dana peserta Kediri baik KMDN maupun EARC. 3. Fellowship KTB tanggal 15 Mei 2014 dengan konsep acara camping.
// SURAT MALANG
Dapur Umum di Pandansari
Dengan segenap hati kami memuji Tuhan untuk segala berkat yang Ia berikan untuk pelayanan di Perkantas Malang. Beberapa bulan ini kami sungguh belajar banyak tentang pertolongan Tuhan, tentang kemurahanNya dan kebaikanNya. Bukan hanya dari firman tetapi juga dari pengalaman bersama dengan Tuhan, melalui beberapa kegiatan yang kami jalani beberapa bulan ini. Bersyukur Tuhan memberikan kesempatan kepada kami untuk turut ambil bagian membantu korban bencana Kelud. Mulai dari hari Jumat, 14 Februari kami mulai terlibat denga mengirimkan bantuan ke GKJW Sindurejo, Kecamatan Wates. Kemudian hari Minggu, 16 Februari bisa mengirimkan sekitar 21 mahasiswa dan juga bantuan ke posko pengungsi di Kasembon. Pada saat yang sama lima orang teman berangkat ke Sugihwaras untuk membantu distribusi makanan dan membersihkan gereja di sana. Selanjutnya di hari Sabtu, 22 Februari dilakukan pengiriman bantuan berupa bahan bangunan ke desa Sugihwaras untuk membantu perbaikan rumah warga gereja yang rusak. Sore harinya ada 21 siswa-mahasiswa yang berangkat ke desa Pandansari untuk membantu membersihkan desa dari material vulkanik dan juga mengantarkan bantuan sebanyak 1 truk. Di hari yang sama lima orang teman berangkat ke Pare untuk membantu Perkantas Pare yang kekurangan tenaga relawan dan juga mengantarkan bantuan logistik ke sana. Terakhir pada hari Sabtu, 1 Maret lalu bantuan berupa kasur dan bantal dikirimkan untuk desa Pandansari, Ngantang. Sungguh semua hal itu bisa dilakukan hanya oleh pertolongan dan kemurahan Allah yang menggerakkan pribadi-pribadi maupun lembagalembaga untuk mempercayai Perkantas Malang dalam menyalurkan bantuan baik berupa barang maupun dana. Beryukur melalui misi ini bisa memberikan pembelajaran kepada siswa-mahasiswa binaan untuk memiliki hati misi dan kepeduliaan sosial.
10 I 11
SURAT REGIONAL JATIM I MURID
Seminar Politik
Doakan, untuk follow up lanjutan dari misi ini. teman-teman mahasiswa bekerja sama dengan Yayasan Charis dan Malang Youth Center akan kembali terjun ke desa Pandansari untuk membantu pembersihan rumah warga dan mengadakan kegiatan bagi anak-anak guna menaikkan moral dan semangat mereka pasca bencana. Kami juga bersyukur untuk keterlibatan dalam menjaga lingkungan terutama di daerah hulu sungai Brantas. Pada 2 Maret, Komunitas Advokasi Lingkungan Hidup (KALI), komunitas lingkungan binaan Perkantas Malang, kembali menggerakkan mahasiswa untuk menghijaukan hulu sungai Brantas, tepatnya di desa Sumber Brantas, Dusun Lemah Putih, Junrejo Batu. Sekitar 70 mahasiswa dari berbagai kampus, dengan didukung oleh LSM Pusaka, menanam 300 jambu merah, di desa ini. Harapan kami, melalui penanaman ini kami bisa mencapai dua hal, pertama pelestarian hulu sungai brantas, dan memberikan solusi ekonomi di masa depan bagi masyarakat disekitar hulu brantas. Kami bersyukur untuk keterlibatan mahasiswa dalam gerakan ini baik dalam doa, daya dan dana. Tak hanya itu kami bersyukur untuk kecukupan dana sehingga misi ini dapat berjalan dengan baik. Doakan tindak lanjut dari misi lingkungan ini, untuk perawatan tanaman yang ditanam, dan juga supaya tahun ini ada mahasiswa-mahasiswa yang bisa menjadi pengurus KALI, sehingga gerakan komunitas ini menjadi lebih efektif. Bersyukur pada, 9 Maret 2014, Persekutuan Kristen Alumni Malang, mengadakan seminar politik “Siapakah yang Aku Pilih?� dengan pembicara Dr. Victor Silaen. Seminar ini diadakan untuk memberikan edukasi politik sebelum pemilu berlangsung, dan juga menyemangati peserta untuk menggunakan hak pilihnya dengan baik. Bersyukur untuk 120 peserta yang hadir dan antusias mengikuti kegiatan ini. Hal tersebut tampak dari semangat para peserta untuk bertanya dan juga keinginan mereka untuk memperpan-
Penghijauan di Hulu sungai Brantas
Pelayanan Anak di SDN Banturejo, Ngantang
jang sesi tanya jawab. Persekutuan Mahasiswa Kota Malang mengadakan Malam Doa Penginjilan dan Misi dengan tema “Mahasiswa yang Berdoa dan bergerak�, dengan pembicara Dr. Veronika Elbers, pada 14 Maret yang dihadiri oleh 65 mahasiswa. Juga bersyukur Puntuk Weekend KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) yang diadakan PMKM, pada 12-13 April 2014. Doakan follow up dari kegiatan ini agar penginjilan, pemuridan, dan misi bisa digerakkan lebih efektif lagi. Doakan Persekutuan Siswa Kota Malang yang sedang mempersiapkan Konser Doa Siswa pada 1 Mei yang akan datang. Agenda ini bertujuan agar terjadi kegerakan doa yang luas di antara siswa. Kami sungguh menyadari bahwa tanpa kegerakan doa yang kuat maka tidak akan ada kegerakan penginjilan dan pemuridan yang kuat. Demikian juga doakan persiapan weekend alumni yang akan diadakan pada bulan mei mendatang.
// SURAT MATARAM
LET’S GROW, LET’S MAKE IMPACT Kalimat provokatif diatas adalah tema temu KTB Mahasiswa Mataram yang dilaksanakan tanggal 15-16 Maret 2014 di Hotel Tri Guna, Ampenan. Tahun ini secara khusus Perkantas Indonesia sedang menggumulkan dan mensosialisasikan skema pemuridan berbasis profil. Karena itulah temu KTB Mahasiswa Mataram ini dilaksanakan. Selain itu juga untuk menjalin kebersamaan diantara KTB-KTB yang ada. Pemuridan menjadi pelayanan yang pantas untuk terus diperjuangkan. Karena itu hari pertama dibukakan dengan visi dan filosofi pemuridan dimana yang menjadi penekanannya adalah Amanat Agung Sang Pelayan Agung. Didalam temu KTB tersebut, yang paling penting dibahaslah mengenai Skema pemuridan bahwa proses pelayanan pemuridan adalah pelayanan yang membangun manusia, membangun karakter sehingga bertumbuh selaras dengan Kristus. Bentuk apresiasi kami terhadap pelayanan dan teladan alumni, maka kami meminta kak Retno Dwi dan Kak Lusi Yanti Girsang untuk menjadi nara sumber kami dalam acara talk show bertema: How To Start A Discipleship. Tujuannya agar kakak-kakak alumni mensharingkan pengalaman mereka selama bertahun-tahun melayani siswa maupun mahasiswa. Bersyukur selama 2 tahun terakhir pelayanan mahasiswa memiliki 59 AKK dan 15 PKK. Dalam talk show pertama kali ini, melalui tanya jawab mahasiswa dengan Kak Dwi dan Kak Lusi, mahasiswa diberikan pencerahan bahwa pemuridan itu dilakukan dimulai dari hati yang rindu agar mahasiswa lain mengenal siapa yang kita kenal, tetapi yang utama adalah bahwa mahasiswa sudah dibarui dalam Kristus. Dilaksanakannya temu KTB kali, tidak
hanya memberikan semangat baru kepada AKK dan PKK tapi juga memberikan tantangan baru untuk mereka menjadi pelopor pemuridan. Maka penting sekali, kehadiran kelompok kecil itu guna membentuk karakter mereka, supaya mereka siap memuridkan mahasiswa lainnya. Sebagai bentuk kebersamaan mahasiswa, panitia mengadakan talent show KTB yang menampilkan hampir semua KTB yang hadir. Ada yang membawakan lawak, stand up comedy, drama, puisi, ilustrasi maupun balada dan menyanyi. Selamat ya buat pemenangnya: KTB ‘Grace’, KTB ‘Victory’, dan KTB ‘Sharon LWJC’. Antusias 34 mahasiswa yang hadir terlihat sampai hari kedua yang dibuka dengan tema “Let’s Grow, Let’s Make Impact” menekankan Kolose 2:6-7 pentingnya bertumbuh secara pribadi, berakar dan berbuah banyak dimulai dari diri sendiri. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
A LU M NI 1.Pemulihan kondisi kesehatan Pak Denny M. Putra pasca kecelakaan motor 16 Maret. 2. PA tiap hari Jumat (2x1 bulan) agar alumni tetap terlibat 3. Perekrutan pengurus. Target Mas Aryo, Mb. Dwi, Ferdy Umbu, kak Ika. Dan Bulan Mei akan ada gathering alumni untuk pelantikan pengurus.
POKOK DOA BPR 1. Bersyukur untuk donatur dan alumni yang mendukung pelayanan di Perkantas Mataram 2. Laporan pelayanan 2013 dalam proses pengerjaannya. 3. Persiapan Paskah 26 April 2014. Tema : “Di Bawah Kasih Karunia” (Rm 6:1-12). 4. Ekklesia Newsletter sebagai wadah komunikasi dengan alumni dan donatur. 5. Penggarapan rencana untuk mengadakan ‘Hari membaca’ 23 April 2014. 6. Promosi Penjualan buku-buku dan Alkitab buku di Facebook ‘Perkantas Mataram’ MAHASISWA 1. Bersyukur Temu KTB 15-16 Maret 2014. Akan evaluasi hari Minggu, 23 Maret jam 4 sore. 2. KTB-KTB (26 kelompok) yang ada biar betumbuh. 3. Pembinaan PKK (bahas kreatifitas KTB) awal April. 4. Doakan perintisan ke Saraswati. 5. Regenerasi PMK Kota bulan Oktober. Doakan untuk 10 calon pengurus 6. Persiapan Kamp MABA bulan Oktober dan akan membentuk panitia 23 Maret. 7. Persekutuan IKIP akan dimulai 28 Maret. Doakan juga untuk ijin resmi persekutuan IKIP SISWA 1. KTB-KTB yang ada agar terjaga konsistensinya 2. Pembinaan pengurus sekolah 3. Pembinaan TPS ‘Bibliology’ oleh Lz. Novia dan April ‘Doktrin Roh Kudus’ (Pneumatology) oleh Kak Robert
// SURAT PAPUA & LITERATUR
Pelayanan Traveling Papua Februari-Maret 2014 Bersyukur untuk perhatian yang begitu besar yang terus diberikan dan firman Tuhan yang dibukakan kepada kami baik komponen siswa, mahasiswa juga alumni. Bersyukur untuk traveling staf yaitu Kak Harry Limanto, Kak Anthon Katobba dan Kak Candra Putra, yang terus memperbaharui komitmen dan membangkitkan semangat setiap komponen disetiap sesi (siswa, mahasiswa, juga alumni). TPS “Ayo KTB”, menjadi tema dalam weekend KTB. Para siswa diingatkan kembali tentang bagaimana pengorbanan Kristus bagi manusia, untuk itu para siswa diingatkan kembali untk mensyukuri akan pengorbanan Kristus dengan cara untuk tetap setia dalam KTB. Para siswa diingatkan juga untuk bersyukur adik-adik siswa dapat memiliki kakakkakak yang setia membina dalam KTB. Kami bersyukur untuk respon adik-adik kami yang dibina dan melihat dampaknya, bagaimana AKTB mengaplikasikannya dengan saling memperhatikan
saudara KTB. Bersyukur juga Tuhan menempatkan beberapa AKTB dalam masing-masing KTB yang setia mengingatkan AKTB yang lain pentingnya KTB sehingga merekapun setia dalam KTB. PMK Sungguh besar anugerah dan kasih setia Tuhan bagi pelayanan yang dikerjakan di ladang Mahasiswa. Dalam Traveling Staf ini juga, khusus untuk sesi mahasiswa di adakan KKR di Gereja Kalam Kudus Kotaraja. Sasarannya adalah mahasiswa baru yang belum menerima Tuhan dan juga untuk setiap AKTB agar kembali diingatkan tentang tujuan hidup sebagai orang Kristen yang sudah diselamatkan oleh darah Yesus Kristus. Bersyukur melalui KKR ini 25 orang mahasiswa baru boleh menerima Tuhan secara pribadi dalam hidup mereka sebagai Tuhan dan Juruslamat dan bersedia untuk dibina lebih lanjut dalam kelompok kecil. Pelayanan Alumni Bersyukur untuk materi pembinaan yang disampaikan melalui PA-PA wilayah yang
dibagi menjadi beberapa kelompok tentang ‘Pekerjaan’ dengan tema: “Tantangan atau peluang untuk Pelayanan”, yang disampaikan oleh Kak Harry Limanto. Para alumni dibukakan dan disegarkan kembali tentang hakekat manusia dalam bekerja. Kerja manusia harus dilihat dalam relasinya dengan Allah. Oleh karena itu dapat dipahami, bahwa manusia yang diciptakan oleh Allah diciptakan untuk bekerja!. Artinya bekerja itu sudah termasuk pada “order of creation (“tata penciptaan). Manusia hendaknya memahami tujuan kerja dalam maksud Sang Pencipta. Banyak alumni yang mengira bahwa bekerja (dalam konteks pekerjaan kantor) juga adalah melayani Tuhan. Ini merupakan pemikiran yang salah kaprah. Sehingga mungkin banyak menjadi alasan untuk tidak memberi waktu khusus untuk melakukan pelayanan (Tuhan). Fokus hidup yang bergeser oleh karena pekerjaan akan menyulitkan/hilangnya seluruh ritme hidup. Dan dua hal yang sering alumni buang dalam hidup adalah meninggalkan pelayanan dan HPDT.
POKOK DOA: Bersyukur 1. Bersyukur untuk kesehatian semua komponen. Doakan: 1. Semangat para pengurus (siswa, mahasiswa juga alumni serta BPP) dalam melayani agar terus dan mampu membagi waktu dalam tugas perkuliahan dan pekerjaan serta keluarga. 2. Jiwa-jiwa yang menerima Kristus secara pribadi dari hasil KKR mahasiswa juga KKR di gereja. Agar mereka terus dipimpin oleh Tuhan dan terus diberi kerinduan akan pengenalan Kristus. 3. Persiapan Traveling Staf (Kak Iis, Kak Yanti, Kak Agung) di Jayapura dan Wamena pada bulan Mei. 4. Rencana mission trip para Staf dan TPS ke Wamena.
T R A N S F O R M I N G D I S C I P L E S H I P (PEMURIDAN YANG MENGUBAHKAN) Membuat Beberapa Murid yang Serupa Kristus Dalam Waktu Bersamaan GREG OGDEN Banyak jemaat gereja mengeluhkan bahwa gereja mereka tidak memiliki rancangan jangka panjang untuk pemuridan dan pertumbuhan rohani mereka. Di sisi lain, banyak pemimpin gereja meratapi kurangnya sumber daya untuk mempercepat pertumbuh gereja dan sedikit pelayan yang mau melayani dalam program-program gereja. Akar masalah dari kurangnya pertumbuhan gereja sangat mungkin tidak disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap jemaat tetapi mungkin lebih disebabkan karena tidak efektif memuridkan jemaat yang sudah dimiliki dan membentuk mereka menjadi pengikut Kristus yang berkomitmen. Dalam Transforming Discipleship, Greg Ogden memperkenalkan visinya tentang pemuridan, ia menekankan bahwa solusi tidak akan didapat melalui program yang berskala besar dan menguras banyak sumber daya. Sebaliknya, ia menunjukkan kebutuhan gereja akan pemuridan dan menghidupkan kembali metode Yesus dalam membawa perubahan hidup, dengan berinvestasi hanya pada beberapa orang pada waktu bersamaan. Dan menunjukkan bagaimana pemuridan dapat mereplikasi dirinya sendiri dengan dampak yang berkelanjut- dari generasi ke generasi. an Jumlah halaman : 240 halaman Harga : Rp. 50.000 Penanggung jawab: Wahyu Dwijayanti, SKM., M.Div. Redaksi: Milhan Kahandik Santoso, S.Psi., Ria Agustine S.Kom. Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10 Surabaya Telp: 031 843 5582, 841 3047 Fax: 031 841 8639 Website: www.perkantasjatim.org Email: pktas.jatim@gmail.com No. rekening: 8220176445 BCA Cabang Rungkut a/n Yayasan Perkantas