L iteratur P erkantas J awa T imur
T h e G ood a nd Be a ut i f ul God (A llah yan g Bai k d an In d a h )
Jatuh Cinta dengan Allah yang Diwahyukan oleh Yesus oleh James Bryan Smith Originally published by InterVarsity Press as The Good and Beautiful God Copyright Š 2009 by James Bryan Smith Translated and printed by permission of InterVarsity Press P.O. Box 1400, Downers Grove, IL 60515-1426, USA Alih Bahasa: Kharis Adirahsetio Editor: Milhan K. Santoso, Melany Lassa Penata Letak: Milhan K. Santoso Desain Sampul:Vici Arif Wicaksono Hak cipta terjemahan Indonesia: Literatur Perkantas Jawa Timur Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan yang melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur. Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari perge-rakan International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui e-mail: pktas.jatim@gmail.com, atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasjatim.org
ISBN: 978-602-1302-08-8 Cetakan Pertama: Oktober 2014
Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa izin dari penerbit.
Untuk guru-guru saya Dallas Willard dan Richard J. Foster
Para ahli Taurat yang telah menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga, yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama MATIUS 13:52
The Good and Beautiful God (Allah yang Baik dan Indah) Jatuh Cinta Dengan Allah yang Diwahyukan oleh Yesus The Good and Beautiful Life (Kehidupan yang Baik dan Indah) Hidup dalam Karakter Kristus The Good and Beautiful Community (Komunitas yang Baik dan Indah) Mengikuti Roh Kudus, Menunjukkan Anugerah, Memperlihatkan Kasih Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org
DAFTAR ISI Pendahuluan.........................................................
6
Bagaimana Membaca Buku ini Secara Maksimal...............
13
1 Apakah yang Anda Cari?......................................
15
Latihan Jiwa:Tidur
2 Allah itu Baik...................................................
35
Latihan Jiwa: Berdiam dan Menikmati Alam Ciptaan
3 Allah itu Dapat Dipercaya....................................
55
Latihan Jiwa: Menghitung Berkat
4 Allah itu Murah Hati...........................................
77
Latihan Jiwa: Doa Mazmur 23
5 Allah itu Kasih..................................................
97
Latihan Jiwa: Lectio Divina
6 Allah itu Kudus.................................................
117
Latihan Jiwa: Margin
7 Allah itu Mengorbankan Diri-Nya Sendiri.................
137
Latihan Jiwa: Membaca Injil Yohanes
8 Allah itu Mengubahkan........................................
153
Latihan Jiwa: Solitude
9 Bagaimana Cara Membuat Acar.............................
177
Latihan Jiwa: Memperlambat Tempo
Lampiran: Panduan untuk Diskusi Kelompok Kecil..........
200
Catatan...............................................................
226
Ucapan Terima Kasih...............................................
238
PENDAHULUAN
K
etika Yesus ditanya, hukum manakah yang terutama dalam Kitab Taurat, Ia mengutip Kitab Ulangan: “‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.’ Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” (Mat. 22:37-38). Itu artinya, hal terpenting dalam hidup manusia adalah mengasihi Allah. Masih ingatkah Anda dengan cincin mood? Cincin ini populer beberapa waktu yang lalu. Cincin ini dapat berubah warna tergantung dengan suasana hati dari pemakainya. (Sebenarnya perubahan warna terjadi karena perubahan suhu tubuh, tetapi para penjual menjelaskan bahwa perubahan itu terjadi akibat dari perubahan suasana hati pemakai dan kemudian mereka menghasilkan banyak uang melalui produk ini.) Bagaimana jika ada seseorang yang menciptakan “cincin kasih kepada Allah” yang dapat menunjukkan kualitas kasih kita kepada-Nya? Bagaimana jika semua kita memakainya? Jika warna biru gelap mengindikasikan tidak adanya kasih kepada Allah, dan warna biru terang adalah sebaliknya, maka saya bayangkan ada begitu banyak orang yang akan memakai cincin berwarna biru gelap—dan orangorang tersebut justru adalah orang Kristen. Jujur saja, “cincin kasih kepada Allah” saya sendiri seharusnya berwarna biru kusam jikalau bukan karena suatu kejadian dalam hidup saya. Syukur kepada Allah, saya jadi semacam Forrest Gump versi Kristen.
PENDAHULUAN
PARA MENTOR YANG LUAR BIASA
| 7
Dalam film Forrest Gump, karakter utamanya yakni Forrest, adalah seorang pria biasa berhati lembut yang hidupnya biasa-biasa saja. Seiring berjalannya film ini, “pria biasa” ini bertemu dengan banyak “orang.” Forrest adalah seorang saksi mata beberapa peristiwa sejarah penting (seperti pidato “I Have a Dream” dari Dr. King) dan bertemu orang-orang penting (beberapa presiden Amerika, selebriti, dan penemu). Ketika saya melihat kehidupan saya, saya merasa sama seperti Forrest. Saya berasal dari keluarga Metodis yang aktif-saat-Natal-danPaskah saja, hingga akhirnya saya menjadi pengikut Kristus pada saat tahun terakhir saya di SMA. Secara berurutan, saya menyukai olahraga, gadis-gadis cantik, dan barulahYesus. Secara akademis saya biasabiasa saja. Ketika lulus saya berada pada peringkat tiga ratus sekian dari enam ratus orang. Bukan hal yang menakjubkan jika dituliskan dalam CV hidup saya. Pada tahun pertama saya di universitas di mana saya masih gemar bermain olahraga dan mengejar gadis cantik, Yesus mulai beranjak naik dalam daftar kegemaran saya. Pada semester kedua, Yesus telah sepenuhnya berada pada urutan teratas sehingga akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke sebuah perguruan tinggi Kristen. Saya memilih untuk berkuliah di Friends University (Saya asumsikan bahwa orangorangnya akan ramah) di Wichita, Kansas. Saya hanyalah seorang siswa biasa dari sekolah kecil di sebuah kota terpencil yang tidak tahu masa depannya akan menjadi seperti apa. Yang saya tahu adalah kerinduan saya untuk mengenal Allah semakin bertumbuh hari demi hari. Sebelumnya saya tidak mengenal siapa itu Richard J. Foster, atau tahu bahwa dia telah menulis salah satu buku Kristen berpengaruh dalam seratus tahun terakhir (Celebration of Discipline). Yang saya tahu pada saat itu adalah saya memiliki jadwal kuliah dengan beliau pada hari selasa dan kamis jam 10:30-12:00. Dia tidak seperti orang-orang yang selama ini saya kenal. Dia sangat pintar dan juga lucu. Dia suka tertawa dan dia mengenal Allah dengan cara unik yang tidak pernah saya lihat sebelumnya—seolah Allah adalah seorang sahabat. Dia mengajarkan saya cara untuk mengenal Allah yang dia kenal. Beberapa tahun kemudian seorang teman menceritakan bahwa se-
8 | The good and beautiful God
benarnya selama ini Richard berdoa agar ada seseorang yang muncul dalam kehidupannya di mana dia bisa mencurahkan seluruh hidup dan pengetahuannya kepada seseorang tersebut. Selang beberapa saat setelah bertemu dengan saya, Richard mengatakan kepada teman ini bahwa saya telah dikirim oleh Allah sama seperti Timotius kepada Paulus. Richard memberikan tugas baca tambahan, berdoa bersama-sama dengan saya, mengizinkan saya menemani dia dan istrinya serta mengajak saya ke acara di mana dia menjadi pembicara. Pada momen-momen pribadi seperti inilah saya paling banyak belajar dari beliau. Pada tahun-tahun terakhir saya berkuliah dan ketika saya sedang memilih-milih beberapa pilihan seminari yang akan saya masuki, Richard memperkenalkan saya kepada Henri Nouwen, seorang penulis rohani yang terkenal. Berdasarkan masukan dari Henri, saya mengajukan pilihan kepada Yale Divinity School, dan saya diterima. (Jelas sekali, saya telah berkembang secara akademis). Setelah lulus, saya melayani sebagai seorang pendeta di sebuah gereja lokal, lalu saya menikahi Meghan, seorang gadis tercantik dan paling bersahaja yang pernah saya lihat (terima kasih Yesus). Saya juga belajar bagaimana memimpin sebuah gereja dan saya menyadari bahwa menjadi seorang gembala adalah tugas yang sulit. Misi paling utama dari seorang gembala harusnya adalah memuridkan, namun ada begitu banyak kebutuhan, masalah, dan agenda lainnya yang dapat mengalihkan perhatian seorang gembala dari misi tersebut. Untungnya, hubungan saya dengan Richard yang berlangsung lama telah menolong saya untuk tetap fokus dalam kehidupan rohani pribadi saya. Beberapa tahun kemudian, saya mengajar bersama dengan Richard di departemen agama di Friends University. Sebagai seorang profesor, saya mengalami momen Forrest lagi: ada seorang pria bernama Rich Mullins yang adalah seorang artis Kristen terkenal (dia menulis lagu “Awesome God” dan “Step by Step”), mengikuti kelas yang saya ajar. Kehadiran Rich dalam kuliah saya mengenai Allah sama seperti halnya kedatangan Einstein dalam kuliah matematika yang Anda ajar—saya merasa terintimidasi. Kami akhirnya menjadi teman dekat, dan dia tinggal di lantai atas apartemen rumah saya selama kurang lebih dua tahun. Melalui Rich, saya mengenal Brennan Manning (penulis The Ragamuffin Gospel). Bren-
PENDAHULUAN
| 9
nan juga nantinya menjadi teman dan mentor saya, dan mungkin tidak ada orang lain yang dapat mengajarkan kasih Allah kepada saya seperti yang telah Brennan ajarkan. Pada tahun 1987, Richard Foster mengajak saya untuk mendirikan dan mempromosikan pelayanan rohani Kristen bernama RENOVARÉ. Dia menyebutkan nama pelayanan tersebut kepada saya ketika dia sedang makan sepiring spaghetti. Tidak ada satu pun yang dapat melafalkan nama tersebut atau mengerti apa artinya. Dua puluh tahun kemudian, bersama-sama dengan banyak pria dan wanita yang luar biasa, kami melakukan perjalanan keliling dunia memimpin konferensi, retret, dan seminar untuk menolong orang-orang belajar bagaimana menjalani hidup yang seimbang dan lebih dalam bersama dengan Allah. Beberapa orang mengira bahwa kami beraliran “New Age” karena nama pelayanan kami yang lucu dan juga karena Richard sering menggunakan istilah asing seperti kontemplasi dan keadilan sosial, dan bahkan terkadang kami sampai pernah didemo. Oh, inilah indahnya melayani Yesus! Melalui Richard dan RENOVARÉ, saya bertemu dengan Dr. Dallas Willard (penulis dari The Divine Conspiracy) yang mengajar filsafat di University of Southern California. Saya tidak pernah bertemu orang yang brilian seperti Dallas. Sama seperti Richard, Dallas adalah seorang murid Yesus yang sejati. Pada tahun 1994, Dallas mengajak saya untuk mengajar bersama untuk program doctor of ministry di Fuller Seminary. Saya menyanggupi dan telah mengajar kelas tersebut bersama dengan dia selama sepuluh tahun. Kelas diadakan selama delapan jam per hari selama dua pekan tiap musim panas. Saya seperti asisten pengajar yang menjadi pendengar karena Dallas mengajar 90 persen dari porsi kelas tersebut. Itu artinya saya bisa duduk dan mendengarkan dia mengajar tujuh jam perhari selama sepuluh hari—itu artinya total tujuh puluh jam. Selama sepuluh tahun ini, itu artinya saya telah mendengarkan Dallas mengajar tentang Allah, Kerajaan-Nya, Alkitab, disiplin rohani, dan kehidupan secara umum selama lebih dari tujuh ratus jam! Para guru terbaik ini telah mencurahkan kehidupan dan pengajaran mereka kepada saya, yang bukanlah siapa-siapa dan saya merasa san-
10 | The good and beautiful God
gat diberkati. Saya rasa seperti itulah bagaimana kekristenan berlangsung sejak awalnya. Yesus memilih dua belas orang tidak jelas untuk mengikuti kamp selama tiga tahun serta menginvestasikan hidup-Nya kepada mereka karena Dia percaya dengan mereka. Pengaruh dari mereka—Richard, Henri, Rich, Brennan, dan Dallas—kepada saya sangatlah kuat sehingga saya berpikir bahwa semua ide dalam kepala saya memang berasal dari mereka semua. Sidik jari mereka semua ada dalam buku yang sedang Anda pegang. Saya telah membaca semua buku mereka, mendengarkan khotbah, lagu, dan kuliah mereka dari kaset dan CD, dan secara jujur saya katakan bahwa waktu pribadi bersama merekalah yang telah memengaruhi saya begitu dalam. Pendakian panjang bersama Richard, tukar-menukar surat dengan Henri, diskusi sepanjang malam bersama dengan Rich Mullins, makan malam yang panjang dengan Brennan, dan makan es krim dengan Dallas. Semua ini sangat melekat dalam jiwa saya. BAGAIMANA BUKU INI AKHIRNYA DITULISKAN
Buku ini adalah pembelajaran saya selama dua puluh lima tahun bersama dengan orang-orang hebat ini. Secara khusus, ide untuk penulisan buku ini muncul ketika saya mulai bekerja dengan Dallas. Dia terus bicara soal pentingnya sebuah “kurikulum Menjadi Serupa Kristus” bagi diri sendiri dan gereja-gereja. Cetak biru untuk kurikulum tersebut dapat Anda temukan di bab sembilan dari bukunya yang luar biasa The Divine Conspiracy. Ketika dia sedang mengerjakan bab tersebut, saya terus bertanya kepadanya, “apakah hal seperti ini mungkin untuk dilakukan, Dallas?” Dia menjawab, “ya, tentu saja.” Lalu saya bertanya lagi, “lalu kenapa kurikulumnya tidak dikembangkan lagi?” dan dia akan selalu menjawab, “karena menurutku kamulah yang harus mengerjakannya, Jim.” Jangan tertekan. Pada tahun 1998, saya mulai mengerjakan kurikulum mengenai bagaimana cara hidup sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus berdasarkan konsep Dallas. Pada tahun 2003, saya bertanya kepada dewan pimpinan gereja tempat saya berjemaat (Chapel Hill United Methodist Church, Wichita, Kansas) dan bertanya apakah saya dapat mengajak
PENDAHULUAN
| 11
beberapa orang dari gereja tersebut untuk ikut terlibat dalam kurikulum ini bersama dengan saya. Mereka antusias dan pada tahun pertama saya memimpin, ada dua puluh lima orang dalam kelas sepanjang tiga puluh minggu. Pada pertengahan tahun tersebut saya mulai menyadari bahwa Dallas memang benar. Transformasi sejati menuju karakter Kristus memang mungkin terjadi. Sejak saat itu saya memimpin tujuh puluh lima orang lainnya dalam kelas tersebut dan hasilnya selalu sama: perubahan hidup yang signifikan. Pada suatu hari di gereja, ada pasangan yang datang kepada saya dan berkata, “Apa yang Anda lakukan terhadap suami saya—dia jadi orang yang berbeda! Dia lebih sabar dan lebih perhatian kepada seluruh anggota keluarga dari sebelumnya. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saya dapat memastikanAnda bahwa saya akan mengikuti kelas Anda tahun depan.” Sebagai tambahan, kurikulum ini juga telah digunakan oleh para siswa dalam komisi remaja mereka dan oleh mahasiswa perguruan tinggi di kampus-kampus. Ketika orang-orang bertanya kepada saya siapakah target peserta dari kurikulum ini, saya selalu menjawab, “siapa pun yang ingin berubah—muda atau tua, petobat baru atau pun Kristen dewasa, pria atau wanita, siapa pun tidak masalah.” BAGIAN AWAL DARI SERI INI
Buku yang ada di tangan Anda adalah seri pertama dari The Apprentice Series (Seri Pemuridan), yang jika digabungkan dengan dua seri berikutnya akan membentuk “Kurikulum Menjadi Serupa Kristus.” Tujuan dari seri pertama ini adalah menolong orang untuk mengerti apa yang Tuhan Yesus wahyukan. Tiap bab akan membahas konsep yang salah dan benar dari apa yang diajarkan oleh Yesus. Setiap bab juga disertai latihan disiplin rohani agar konsep yang diajarkan oleh Yesus ini bisa merasuk ke dalam pikiran, tubuh, dan jiwa kita. Latihan-latihan ini tidak dimaksudkan agar Anda menjadi lebih saleh atau membuat Allah terkesan dengan Anda. Latihan tersebut dimaksudkan untuk menolong kita melihat dan mengerti dunia ini berdasarkan pikiran Yesus. Pada bagian akhir setiap bab akan ada bagian yang menekankan kembali ide utama dari bab tersebut. Dalam
tiap bab akan ada pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk refleksi pribadi atau interaksi kelompok dan diskusi. Buku ini diberi judul The Good and Beautiful God (Allah yang Baik dan Indah) karena fokus dari buku ini adalah pembahasan karakter Allah dan bagaimana kita bisa memiliki kehidupan yang intim dengan Allah. Buku kedua dari The Apprentice Series (Seri Pemuridan) berjudul The Good and Beautiful Life (Kehidupan yang Baik dan Indah), di mana pembaca akan belajar mengenai Kerajaan Allah dan pembahasan sifatsifat yang dapat menghancurkan: kemarahan, hawa nafsu, dusta, kekhawatiran, menghakimi orang lain, dan seterusnya. Dengan berdasarkan Khotbah di Bukit, buku kedua ini akan membahas perikop yang berkenaan dengan karakter-karakter di atas (sebagai contoh, perikop apakah yang membahas soal amarah?) dan mengaitkan perikop-perikop tersebut dengan pengajaran Yesus mengenai kehidupan dalam Kerajaan Allah. Sementara untuk buku kedua ini, latihan dari tiap bab akan ditujukan untuk membantu menanamkan narasi yang tepat ke dalam jiwa kita. Buku ketiga berjudul The Good and Beautiful Community (Komunitas yang Baik dan Indah). Fokus dari buku ketiga ini adalah menolong kita untuk belajar bagaimana hidup menjadi murid Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana saya menghidupi visi kerajaan Yesus dalam keluarga saya? Dampak apa yang akan saya berikan bersama dengan Allah di tempat kerja saya? Dengan cara apa saya, sebagai seorang pengikut Kristus, mengubah dunia tempat saya tinggal? Seperti apakah mengasihi musuh dan memberkati mereka yang mengutuk saya dalam kehidupan sehari-hari? Semuanya itu akan disimpulkan sebagai berikut: “hanya iman yang bekerja melalui kasih� (Gal. 5:6), di rumah, dalam pekerjaan, dalam komunitas, dan planet kita. Semua itu diawali dengan mengenali Allah sebagaimana yang diwahyukan oleh Yesus dan mengasihi-Nya lewat seluruh sel tubuh Anda. Inilah dasar dan fondasi dari dua buku lainnya, dan seluruh kehidupan Kristen. Mungkin saja buku ini adalah satu-satunya yang akan Anda baca dalam seri ini, dan jika memang iya, maka saya berdoa semoga cincin “kasih kepada Allah� Anda semakin bersinar.
BAGAIMANA MEMBACA BUKU INI SECARA MAKSIMAL
B
uku ini dimaksudkan untuk digunakan dalam konteks komunitas seperti misalnya kelompok kecil, kelas sekolah minggu, atau mungkin sekelompok teman yang berkumpul di rumah atau kedai kopi. Membaca buku ini bersama-sama dengan yang lain akan semakin memperbesar dampak yang dihasilkannya. Jika Anda membaca buku ini sendirian, maka bacalah hingga nomor empat saja. Bagaimana pun cara Anda membaca buku ini, saya yakin Allah dapat dan akan mengerjakan kebaikan dalam kehidupan Anda. 1. Persiapkan diri. Gunakanlah jurnal atau buku catatan. Anda dapat menggunakan jurnal itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam tiap bab serta mencatat refleksi dari latihan pengalaman rohani pada tiap bagian akhir. 2. Baca. Bacalah tiap bab secara saksama. Cobalah untuk tidak terburu-buru dan janganlah menunda pembacaan. Cobalah membaca di awal-awal minggu supaya Anda dapat mencerna setiap materi yang ada. 3. Lakukan. Kerjakanlah latihan-latihan mingguan yang ada. Dengan melakukan latihan yang tersedia pada tiap bab yang baru Anda baca maka ide yang Anda pelajari akan semakin melekat dan jiwa Anda akan semakin dibentuk dan dipulihkan. Beberapa latihan mungkin
14 | The good and beautiful God
akan memakan waktu lebih banyak daripada latihan yang lain. Sediakanlah waktu untuk mengerjakan latihan pribadi sebelum melakukan pertemuan kelompok. Anda tidak hanya membutuhkan waktu untuk mengerjakan latihan tetapi juga untuk menuliskan refleksi Anda pribadi. 4. Refleksikan. Ambil waktu untuk menuliskan refleksi Anda. Jawablah pertanyaan yang diajukan pada bagian akhir tiap bab ke dalam jurnal Anda. Refleksi ini akan menolong Anda untuk memperjelas pikiran Anda dan mengkristalisasi apa yang diajarkan Allah kepada Anda. Hal ini juga akan mempersiapkan Anda kepada bagian yang selanjutnya. 5. Berinteraksilah. Persiapkan diri Anda untuk mendengar dan berbagi dalam kelompok. Di sinilah Anda akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar dan belajar dari pengalaman dan pemahaman orang lain. Jika semua peserta telah menulis jurnal sebelum pertemuan, maka diskusi dalam kelompok akan jauh lebih efektif. Semua peserta akan membagikan pemikiran mereka yang telah terfokus sehingga waktu kelompok menjadi lebih efisien. Penting untuk diingat bahwa kita harus mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara! Persiapkan diri untuk berbagi supaya anggota kelompok yang lain dapat belajar dari ide dan pengalaman Anda. 6. Berikan semangat. Berinteraksilah dengan yang lain—di luar waktu pertemuan kelompok. Salah satu berkat yang diberikan oleh teknologi adalah kemudahan dalam melakukan interaksi. Suatu ide yang bagus untuk mengirimkan surat elektronik yang menguatkan kepada yang lainnya sebelum dan sesudah pertemuan. Biarkan mereka mengetahui bahwa Anda sedang memikirkan mereka, dan bertanyalah apa yang dapat Anda doakan bagi mereka. Hal ini akan memperkuat hubungan dan memperdalam pengalaman rohani Anda. Membangun relasi yang kuat adalah faktor kunci agar pengalaman rohani Anda menjadi sukses.
satu APAKAH YANG SEDANG ANDA CARI?
R
indukah Anda dengan kedamaian yang sejati? Apakah Anda rindu memiliki hati yang dipenuhi dengan kasih? Inginkah Anda memiliki iman yang melihat segala sesuatu—melampaui kegagalan dan kehilangan Anda—bahwa Allah selalu mengerjakan kebaikan bagi Anda? Maukah Anda memiliki harapan yang terus bertahan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun? Jika kehidupan seperti ini yang Anda rindukan, maka buku ini memang untuk Anda. Banyak orang menginginkan perubahan di dalam hidupnya dan menjawab ya untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, namun banyak dari mereka yang tidak percaya bahwa perubahan tersebut bisa terjadi. Setelah bertahun-tahun mencoba dan gagal, mereka menjalani kehidupan kristiani dengan putus asa, berharap akan terjadinya perubahan namun tidak pernah yakin saat itu akan datang. Akhirnya mereka duduk di bangku gereja setiap minggu, mengeluh sendirian, dan pasrah dengan keadaan mereka. Saya dulunya juga berpikir begitu. Saya mencoba dan mencoba dan mencoba untuk berubah. Saya berdoa dan berdoa, bertanya dan memohon kepada Allah untuk mengubah saya. Tidak ada yang terjadi. Saya ingin menjadi seorang pribadi yang digambarkan oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit, yakni pribadi yang mengasihi musuhnya
16 | The good and beautiful God
dan tidak pernah khawatir akan apa pun. Namun ketika saya melihat ke dalam hati saya, saya menyadari bahwa saya tidak hanya membenci musuh saya, bahkan saya sendiri juga tidak mengasihi teman saya dan saya selalu khawatir dengan segala sesuatu. Melalui dua mentor saya yang luar biasa, saya baru menyadari bahwa transformasi hidup hanya dapat terjadi melalui latihan kerohanian. Pemahaman Richard Foster mengenai disiplin rohani serta pemahaman Dallas Willard mengeGambarkanlah pengalaman (dan nai bagaimana cara kita menghadirkan kegagalan) Anda ketika berusaha Kerajaan Allah memang benar-benar untuk berubah. Mungkinkah tidak ada duanya. Gairah dalam hidup masalahnya adalah bukan kerasnya saya telah berubah untuk menemukan Anda berusaha, melainkan karena jawaban dari pertanyaan: Bagaimana kurangnya Anda berlatih. Jelaskan! cara kita menjadi serupa Kristus? Saya akhirnya menyadari bahwa persoalan sebenarnya bukanlah karena kita tidak mau berubah atau tidak mencoba untuk berubah. Permasalahan sebenarnya adalah karena kita tidak melatih diri kita sendiri. Kita tidak pernah belajar untuk mengikuti pola transformasi yang benar. KEDAMAIAN DAN SUKACITA DI SEBUAH BANDARA
Craig adalah salah satu dari peserta yang mengikuti eksperimen kurikulum Menjadi Serupa Kristus. Setelah mengikuti kelompok pemuridan, Craig mulai menyadari adanya perubahan dalam hidupnya, khususnya bagaimana cara dia memperlakukan keluarganya, teman, dan rekan kerjanya. Craig adalah seorang arsitek kebun binatang sehingga dia harus banyak bepergian. Suatu hari dia beserta dengan seorang rekannya baru saja pulang dari Jerman untuk kembali ke Amerika Serikat di mana mereka terjebak di bandara Atlanta dan penerbangan mereka selanjutnya harus ditunda selama beberapa jam. Setelah lewat beberapa jam, dan beberapa jam lainnya, akhirnya mereka diberitahu bahwa penerbangan tersebut dibatalkan. Itu artinya mereka tidak dapat pulang ke rumah malam itu juga dan mereka harus menginap di Atlanta. Kemarahan para penumpang lain telah mencapai puncaknya. Para penumpang tersebut membentuk antrian panjang untuk memesan ulang tiket pesawat mereka. Craig dan rekannya ikut dalam antrian
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
| 17
tersebut dan mereka melihat bagaimana para penumpang lain yang kesal memaki-maki seorang wanita muda yang bertugas melayani mereka. Ketika tiba giliran Craig, dia memandang wanita muda tersebut dan berkata, “saya berjanji saya tidak akan jahat kepadamu.” Wajah wanita itu terlihat lebih rileks dan dia menjawab dengan lembut, “terima kasih.” Craig dan temannya dilayani dengan baik lalu akhirnya mereka mendapatkan tiket pulang untuk keesokan harinya. Ketika mereka pergi meninggalkan antrian, Craig tersenyum biar pun dalam hatinya merasa kecewa. Rekannya yang melihat hal tersebut berkata, “Craig, saya kenal kamu sudah lama. Setahun yang lalu kamu akan sangat marah dengan apa yang terjadi hari ini, dan kamu mungkin sudah membakar wanita tadi.” Craig menjawab, “Iya kamu benar, tetapi saya sudah berubah. Sekarang saya tahu siapakah diri saya dan saya tahu di manakah saya. Saya adalah pribadi di mana Yesus tinggal, dan saya hidup dalam kerajaan dari Allah yang mengasihi dan peduli dengan saya. Saya memang frustrasi, tetapi saya tetap merasakan damai sejahtera. Kita juga tetap akan pulang besok hari. Tidak ada yang dapat kita lakukan. Marah-marah tidak akan menolong. Saya pikir lebih baik kita menikmati kejadian yang tidak terduga ini.” Rekannya menggelengkan kepala dengan takjub. “Saya tidak yakin apa yang telah kamu makan dan minum, tetapi kamu memang benarbenar berubah.” Apa yang Craig lakukan dan pikirkan telah membawa perubahan selama setahun terakhir. Craig telah mengikuti kerinduannya untuk menjadi seorang pribadi yang berbeda dengan mengikuti kelompok pemuridan dan latihan transformasi. Craig tidak sendirian. Semangatnya untuk berlatih serta perubahan yang dia alami sebagai hasilnya, hanya terjadi karena pekerjaan Roh Kudus. Bukan karena kekuatan tekadnya sendiri. KONSEP YANG SALAH: KITA BERUBAH KARENA TEKAD KITA
Ketika seseorang memutuskan sesuatu, mereka membulatkan “tekad” mereka dan berusaha untuk mengubah suatu sikap tertentu. Usaha ini biasanya selalu gagal. Hampir 95 persen dari resolusi tahun baru usai
18 | The good and beautiful God
pada akhir Januari. Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka gagal untuk menjalankan resolusi mereka, karena tekad mereka tidak cukup besar. Akhirnya mereka berpikir bahwa diri mereka lemah dan merasa kecewa dengan kegagalan mereka tersebut. Kesimpulan ini sangat disayangkan. Alasan utama dari kegagalan ini bukanlah karena mereka kekurangan tekad. Justru sebenarnya tekad itu sendiri tidak berkuasa untuk mengubah. Kemauan atau tekad adalah kapasitas manusia untuk memilih. Haruskah saya memakai baju yang merah atau yang biru?, tanya kita pada diri kita sendiri. Jika kita memilih baju biru, maka kemauan kitalah yang menyebabkan keputusan tersebut diambil. Kemauan itu sendiri tidak melakukan sesuatu apa pun. Jika Anda melihat ke dalam diri Anda sendiri dan mencari kemauan Anda, Anda tidak akan pernah menemukannya. Kemauan tidak ada dalam kantung empedu Anda! Kemauan bukanlah sebuah organ atau otot yang dapat mengembang dan mengempis. Kemauan itu lebih seperti seekor hewan transportasi yang merespons terhadap kehendak di luar dirinya. Seekor kuda tidak bisa memilih akan pergi ke mana, melainkan ia pergi ke arah yang sesuai dengan kehendak penunggangnya. Seperti itulah cara kerja kemauan. Penunggangnya tidak hanya ada satu, melainkan ada beberapa. Ada tiga hal utama yang memengaruhi kemauan yakni pikiran, tubuh, dan konteks sosial. Pertama, apa yang kita pikirkan akan memengaruhi emosi yang akan menciptakan keputusan atau aksi. Kedua, tubuh kita adalah sebuah sistem yang kompleks dengan impuls yang dapat memengaruhi kemauan kita. Kebanyakan sistem tubuh kita bekerja dengan sendirinya, namun ketika ada kebutuhan yang harus dipenuhi (makanan, air) maka kebutuhan tersebut akan terekspresikan melalui perasaan (lapar, haus) serta memperingatkan pikiran untuk mengirim impuls kepada kemauan kita: Cari makanan sekarang! Yang terakhir, kemauan kita juga dipengaruhi oleh konteks sosial. Kita sangatlah dipengaruhi oleh orang di sekitar kita. Kita menyebut hal ini sebagai “tekanan sosial.� Kemauan itu sendiri tidaklah kuat atau juga lemah. Sama seperti kuda, tugasnya hanya satu: melakukan apa yang penunggangnya (pikiran, yang dipengaruhi tubuh dan kondisi sosial) perintahkan. Maka dari itu baik ada atau tidaknya sebuah perubahan bukanlah disebabkan oleh
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
| 19
kemauan itu sendiri. Perubahan barulah terjadi ketika semua komponen ini dimodifikasi terlebih dahulu. Kabar baiknya adalah kita bisa melakukan modifikasi ini. Perubahan akan terjadi, ketika ada konsep baru, latihan kedisiplinan yang baru, dan kondisi sosial baru yang dijalankan. KONSEP YESUS: KITA BERUBAH MELALUI PENGONDISIAN
Yesus memahami bagaimana cara seseorang berubah. Itulah mengapa Dia mengajar melalui perumpamaan. Yesus menggunakan narasi untuk menjelaskan pemahaman-Nya mengenai Allah dan dunia ini: “hal kerajaan Allah ialah seumpama biji sesawi.” “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki…” Jika kita memahami perumpamaan Yesus mengenai Allah, maka kita akan memahami Allah secara tepat dan respons yang tepat akan mengikuti dengan sendirinya. Begitu juga sebaliknya. Kita berubah bukan dengan cara membulatkan tekad namun dengan mengubah cara kita berpikir, yang artinya kita juga mengubah sikap dan lingkungan sosial kita. Kita berubah melalui pengondisian. Kita melakukan apa yang dapat kita lakukan sekarang agar kelak kita dapat melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan secara langsung. Kita berubah melalui proses pengondisian. Peyton Manning adalah seseorang yang melakukan latihan pengondisian. Dia adalah quarterback dari tim pemenang Super Bowl XLI. Pada malam itu hujan turun dengan lebat dan bolanya menjadi sangat licin. Rex Grossman, quarterback tim lawan sudah tergelincir beberapa kali, sementara Peyton Manning sama sekali belum tergelincir. Beberapa minggu setelah Super Bowl usai, seorang wartawan menemukan bahwa setiap beberapa minggu selama tahun tersebut, Manning meminta center timnya (yang tugasnya memberikan bola kepada quarterback), yakni Jeff Saturday untuk melemparkan bola yang dibasahi air kepadanya. Dia berlatih untuk membawa bola yang basah agar dia lebih siap jika nantinya memang terjadi hujan—meskipun timnya memainkan setengah pertandingan dalam stadion yang tertutup. Manning melakukan apa yang dia bisa (berlatih membawa bola yang basah terus menerus) agar nantinya dia sanggup untuk melakukan apa yang mungkin tidak dapat dia lakukan (bermain dengan baik dalam kondisi hujan). Kita tidak otomatis berubah hanya dengan mengatakan, “saya mau
20 | The good and beautiful God
berubah.” Kita harus mengevaluasi cara berpikir kita (konsep kita), bagaimanakah sikap kita (disiplin rohani kita), dan bagaimanakah kita berinteraksi (lingkungan sosial kita). Jika kita mengubah salah satu— dan memang hal itu mungkin—maka perubahan tersebut akan datang dengan sendirinya. Inilah mengapa Yesus mengatakan bahwa “kuk”-Nya ringan. Jika kita memikirkan apa yang Yesus pikirkan, melakukan apa yang Yesus lakukan, dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang pikirannya sama dengan Yesus, maka kita akan menjadi sama seperti Yesus pula, dan hal tersebut ternyata tidaklah sulit. Jika ada seseorang bertanya kepada Peyton Manning setelah Super Bowl, “jadi, apakah sulit untuk membawa bola yang basah?” maka kemungkinan besar ia akan menjawab, “Tidak. Saya sudah berlatih melakukan hal itu ketika tidak ada yang melihat.” Inilah ilustrasi sempurna mengenai pengondisian. Saya percaya bahwa ada metode yang baik untuk mengubah hati kita. Metode tersebut tidaklah rumit ataupun sulit. Metode ini tidak berdasarkan kebulatan tekad. Kita akan memulai dengan segitiga transformasi. Ada empat elemen yang mendasar: (1) mengubah konsep pikiran kita, (2) melakukan latihan praktis yang baru, (3) melalui refleksi dan berdialog dengan orang lain yang menginginkan hal yang sama, (4) di bawah pimpinan Roh Kudus. Mengadopsi Konsep Yesus
Roh Kudus Terlibat dalam Latihan-Jiwa Gambar 1. Empat Komponen Transformasi
Berpartisipasi dalam Komunitas
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
LANGKAH PERTAMA: MENGUBAH KONSEP KITA
| 21
Kita adalah makhluk yang hidup berdasarkan kisah-kisah yang kita dengarkan. Sejak kecil kita telah mendengar beragam kisah dari orang tua kita agar kita dapat mengerti apa itu hidup dan bagaimana harusnya hidup itu dijalankan. Secara alami kita memang tertarik mendengarkan akhir sebuah kisah yang menarik. Yesus sering mengajar melalui kisah perumpamaan. Salah satu alasannya adalah kisah perumpamaan mudah diingat. Kita mungkin tidak begitu hafal (atau tidak hafal sama sekali) kalimat-kalimat Ucapan Bahagia, tetapi kita semua kebanyakan hafal kisah dari Anak yang Hilang. Ketika kita mengalami sebuah pengalaman penting yang berpengaruh bagi kita, maka kita akan mengingat pengalaman tersebut dalam bentuk sebuah narasi. Sebagai contoh, sebuah pengalaman berkesan dari masa kecil kita mungkin adalah ketika kita mendapatkan hadiah ulang tahun yang memang kita harapkan. Anda memang tidak mengingatnya secara detail. Anda lebih mengingatnya sebagai sebuah narasi—siapa saja yang ada di sana, kalimat apa yang terucap, bagaimana perasaan Anda, dan seperti apa kue ulang tahun tersebut. Kisah adalah sebuah fungsi utama dalam pikiran manusia. Kita melihat segala sesuatu dalam bentuk narasi agar hidup ini menjadi lebih masuk akal. Kita “bermimpi secara naratif, melamun secara naratif, mengingat, memperkirakan, berharap, putus asa, percaya, ragu, merencanakan, berpikir ulang, mengeritik, bergosip, belajar, membenci dan mencintai secara naratif.” Faktanya adalah, kita tidak dapat menghindar dari narasi. Kita adalah makhluk hidup yang memiliki kisah. Kisah hidup ini menolong kita untuk menjalani dunia, mengerti apa yang benar dan salah serta memberikan makna hidup bagi kita (“Jadi pelajaran moral dari kisah ini adalah …”). Ada banyak jenis kisah. Kisah Keluarga adalah kisah yang langsung kita dengarkan dari keluarga kita sendiri. Orang tua kita mewariskan wawasan dunia dan sistem etika mereka melalui kisah yang mereka ceritakan. Pertanyaan seperti Siapa Saya? Kenapa Saya di Sini? Apakah Saya Berharga? akan langsung terjawab melalui kisah yang mereka ceritakan. Ada juga Kisah Lokal yang akan kita dengarkan ketika kita bertumbuh dewasa dalam lingkungan sosial kita. Dari budaya lokal
22 | The good and beautiful God
ini kita belajar norma-norma budaya melalui kisah dan ilustrasi (apa yang penting, orang seperti apa yang sukses). Orang Amerika belajar mengenai nilai dari “IndividualApa yang muncul dalam pikiran Anda isme Keras� melalui pelajaran sejarah ketika Anda mengevaluasi konsep(Kisah Revolusi, Nenek Moyang). Ada konsep yang telah membentuk cara juga Kisah Religius, yakni kisah yang Anda melihat dunia ini? kita dengar dari mimbar gereja, sekolah, atau buku-buku rohani yang menolong kita mengerti tentang siapa itu Allah, apa yang Allah inginkan dan bagaimana kita seharusnya menjalani hidup ini. Terakhir, ada Kisah Yesus, yakni kisah dan ilustrasi yang diceritakan oleh Yesus untuk mewahyukan siapa itu Allah. Konsep pikiran kita dibentuk oleh kisah yang kita dengar dan jalani. Malah sebenarnya konsep-konsep tersebut akan menentukan bagaimana kita bersikap terlepas dari benar-tidaknya kisah-kisah yang kita dengar. Hingga kelak kita mati nanti, bisa jadi kita tidak akan pernah tahu apakah konsep dalam pikiran kita itu benar atau tidak. Inilah poin utama saya: konsep-konsep inilah yang menjalankan (dan terkadang menghancurkan) hidup kita. Inilah pentingnya memiliki konsep yang benar. Konsep yang ada dalam pikiran kita ini, akan kita bandingkan dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Karena Yesus adalah Anak Allah dan sudah ada sejak kekekalan, makaYesus adalah pribadi yang paling tahu mengenai identitas dan natur Allah. Yesus sendiri adalah kebenaran. Maka untuk memiliki konsep yang benar, kita akan mempelajari pengajaran Yesus. Yesus menyingkapkan Bapa-Nya kepada kita. Perjanjian Baru menggambarkan adanya Allah yang penuh dengan kebaikan, kuasa, kasih, dan keindahan. Memahami Allah yang dinyatakan oleh Yesus membawa kita mengerti kebenaran tentang siapa itu Allah sebenarnya. Agar kita bisa berubah, maka pertama-tama pola pikir kita harus berubah. Kalimat pertama dari khotbah pertama Yesus adalah: “Bertobatlah [metanoia], karena kerajaan Allah sudah dekat.� Metanoia berarti mengubah pola pikir seseorang.Yesus tahu bahwa transformasi diawali dari pikiran. Rasul Paulus mengatakan hal yang sama, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
| 23
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rm. 12:2, cetak miring ditambahkan). Kisah dari keluarga, budaya lokal, dan gereja bisa saja memiliki wawasan dunia yang serupa dengan dunia ini. Sebagai pengikut Kristus kita dipanggil untuk “memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol. 3:2). Kita dipanggil untuk memiliki pikiran seperti Yesus: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp. 2:5). Mengadopsi konsep pemikiran Yesus adalah suatu cara agar kita dapat memiliki pikiran Kristus. Setelah kita memiliki pemikiran yang benar, maka perubahan akan terjadi dengan sendirinya. Namun memiliki ide dan informasi yang benar ternyata hanyalah sebuah awal. LANGKAH KEDUA: MEMPRAKTIKAN LATIHAN-JIWA
Setelah kita memiliki konsep yang benar, kita harus menghidupi konsep itu dalam kehidupan kita. Kita akan menjalankan aktivitas yang ditujukan untuk mengondisikan konsep tersebut dalam pikiran, tubuh, dan jiwa kita. Anda bisa saja menyebut latihan ini sebagai “disiplin rohani,” tetapi saya lebih memilih untuk menyebutnya sebagai “latihan-jiwa.” Alasannya adalah karena “disiplin rohani” sebenarnya sama sekali tidak rohani. Label “rohani” bisa membuat seseorang menjalankan suatu aktivitas yang terisolasi secara asketis sebagai usahanya untuk menjadi lebih rohani apa pun artinya itu. Aktivitas itu dilakukan tanpa tujuan yang jelas, dan terkadang dilakukan secara kaku hanya agar orang lain dan Tuhan merasa senang. Disiplin rohani seharusnya ditujukan untuk mencari hikmat, bukan kebenaran. Disiplin rohani adalah praktik yang berhikmat dengan tujuan melatih dan mengubah hati kita. Para atlit sangat mengerti pentingnya berlatih. Mereka melakukan lari dan angkat beban serta berlatih terus menerus agar mereka dapat bertanding dengan baik dan bertenaga dalam tiap kompetisi. Paulus menyamakan kehidupan kristiani dengan latihan seorang atlit dalam beberapa pasal (1 Kor. 9:25; 1 Tim. 4:7-8; 2 Tim. 2:5). Demikianlah kita melakukan disiplin rohani melalui latihan-jiwa agar hidup kita mengalami perubahan.
24 | The good and beautiful God
Latihan rohani dimaksudkan agar memiliki efek yang sama dengan terapi. Orang-orang yang menjalani terapi fisik melakukan latihan-latihSudahkah Anda melakukan latihan an seperti meregangkan dan mengrohani (seperti berdoa, membaca Alkitab, dan menyendiri untuk mencari angkat tubuh agar mereka menjadi Allah) dalam kehidupan Anda? Apa lebih kuat. Cara kita melakukan latihmotivasi Anda melakukannya dan an melatih-jiwa juga harus demikibagaimana hasilnya? an. Kita melakukan latihan (biarpun mungkin kita mengalami kesakitan) supaya kemampuan kita berkembang. Latihan ini adalah bagian yang penting dalam transformasi rohani. LANGKAH KETIGA: TERLIBAT DALAM KOMUNITAS
Manusia adalah makhluk yang berkomunitas. Sama seperti Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh) berada dalam satu komunitas, maka kita yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah juga hidup dan saling mengasihi dalam komunitas. Sayangnya, formasi spiritualitas sering dilakukan secara individualistik. Kita cenderung untuk berpikir bahwa pertumbuhan rohani merupakan sebuah pergumulan pribadi dan bukan sebuah bagian dari aktivitas kelompok. Formasi spiritual terjadi secara efektif justru melalui aktivitas kelompok. Berada dalam sebuah kelompok menolong kita untuk belajar dan dikuatkan oleh orang lain (Ibr. 10:24). Bagaimanakah pengalaman Cara terbaik agar terjadi perubahan yang toAnda ketika berada dalam tal dan bertahan lama adalah dengan mempersekutuan atau komunitas baca buku ini bersama yang lain. Tentu Anda Kristen? bisa membaca dan melakukan latihan secara sendirian, tetapi menurut pengalaman saya, dampak yang dihasilkan tidaklah terlalu besar. LANGKAH KEEMPAT: PEKERJAAN ROH KUDUS
Roh Kudus adalah salah satu anggota Tritunggal yang sosok-Nya sering terlupakan. Kita berdoa kepada Bapa, dan kita bisa membayangkan rupa Yesus sebagai manusia ketika kita membaca Injil. Namun terkadang Roh Kudus tidak mendapatkan porsi perhatian yang sama dalam hidup kita.
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
| 25
Saya juga meyakini bahwa Roh Kudus tidak tersinggung dengan perlakuan kita. Tujuan dari Roh Kudus adalah mengarahkan kita kepada Bapa dan Anak, bukan kepada diri-Nya sendiri. Biarpun begitu, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kristiani kita adalah buah dari pekerjaan Roh Kudus. Ketika kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita, Roh Kudus sedang bekerja mengusik kita agar kita mulai mencari Yesus. Roh Kudus meng-orkestrasi-kan berbagai peristiwa dalam kehidupan kita agar pada akhirnya kita menjadi murid Kristus. Roh Kudus bekerja secara diam-diam sehingga kita tidak menyadarinya. Roh Kudus terus bekerja tidak peduli apa pun yang terjadi. Perubahan terjadi ketika Roh Kudus bekerja. Roh Kudus dan konsep. Sebelum Dia terangkat ke surga, Yesus berkata kepada para murid-Nya bahwa Allah Bapa akan mengirimkan Roh untuk menjadi penolong mereka: “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh. 14:26). Roh Kudus adalah Guru tidak terlihat yang akan mengarahkan kita kepada Yesus dan mengingatkan kita akan pengajaran-Nya. Dalam hal ini, Roh Kudus adalah sosok yang akan mengubah pikiran kita menjadi sama dengan pikiran Yesus. Dia akan membimbing kita dari pikiran yang salah dan menggantikannya dengan pemahaman yang benar: “tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Pertobatan kita sendiri sangat bergantung kepada pekerjaan Roh Kudus: “tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku ‘Yesus adalah Tuhan,’ selain oleh Roh Kudus” (1 Kor. 12:3). Keputusan kita untuk mengikut Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat hanyalah mungkin terjadi karena Roh Kudus telah membimbing kita kepada kebenaran ini. Ketika kita sanggup mengganti konsep yang salah seperti, “Allah adalah seorang hakim yang murka dan ingin menghukum kita,” dengan konsep bahwa Allah itu adalah “Bapa” yang pengasih, maka itu semua adalah pekerjaan dari Roh Kudus. Paulus mengatakan, “Kamu telah menerima Roh yang menjadikan
26 | The good and beautiful God
kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Rm. 8:15-16). Saya suka dengan frasa “menerima Roh” ini. Roh Kudus mengubah konsep kita yang salah ketika kita menjadi anak Allah. Ada dua jenis relasi yang penting di sini, yakni relasi kita dengan Yesus sebagai Tuhan (Yunani kyrios) dan relasi kita dengan Allah sebagai Bapa (Abba dalam bahasa Aram, yakni bahasa asli pada zamanYesus). Melalui pekerjaan Roh Kudus yang membawa kita kepada kebenaran, akhirnya kita dapat mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Allah sebagai Bapa kita. Roh Kudus dan latihan jiwa. Roh Kudus bekerja bersama dengan kita, di dalam kita, dan di sekitar kita pada saat kita menjalankan latihan rohani. Tiap latihan yang kita lakukan tidak akan berguna jika bukan karena pekerjaan Roh Kudus. Ketika kita membuka Alkitab dan membaca secara perlahan serta mendengarkan Tuhan berbicara, Roh Kudus akan mengiluminasi pikiran kita dan menyampaikan firman dari Tuhan secara langsung. Bahkan doa yang terkadang kita pikir murni dari diri kita sendiri, ternyata sebenarnya juga adalah pekerjaan Roh Kudus: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Rm. 8:26). Ketika kita berdoa, kita tidak berdoa sendirian. Roh Kudus mendorong kita untuk mulai berdoa, mendahului kita dalam doa, dan berdoa dengan kita dan bagi kita. Baik ketika kita sedang mempraktikkan solitude dan berdiam diri, baik ketika kita sedang melayani atau berbagi pengalaman, semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus yang menolong dan menguatkan kita untuk bisa melakukannya. Ketika kita menemukan atau menyadari sesuatu hal yang baru dalam doa dan refleksi kita, sekali lagi itu adalah pekerjaan Roh Kudus yang membisikkan kebenaran, yang dapat mengubahkan kita.Tidak mudah memang untuk disadari dan terkadang kita hanya melihat secuil dari pekerjaan-Nya, namun seiring kita menyerahkan diri kepada Allah melalui latihan-jiwa, kepekaan kita akan terus bertambah. Semua latihan dan aktivitas ini akan menjadi tidak berguna jika bukan karena kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus dan komunitas. Roh Kudus bertindak seperti seorang konduktor orkestra. Dia memimpin orkestra kehidupan komunal
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
| 27
dari doa kita, penyembahan, dan pujian kita. Namun berbeda dengan seorang konduktor musik, Roh Kudus memberkati kita dengan talenta dan karunia yang harusnya dipakai untuk memberkati sesama (lihat 1 Kor. 12). Ketika kita mendengarkan khotbah yang menyentuh hati kita, Roh Kudus bekerja tidak hanya dalam menginspirasi sang pengkhotbah, tetapi juga melembutkan hati dan membuka telinga kita. Dalam Kisah Para Rasul kita melihat bagaimana Roh Kudus hadir pada setiap momen sebagaimana komunitas Kristen mula-mula belajar untuk hidup bersama dan terlibat dalam pelayanan seperti yang dilakukan Yesus. Salah satu kisah favorit saya adalah ketika Roh Kudus mendorong jemaat mula-mula untuk mengutus Barnabas dan Saulus (Paulus) pergi: “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’ Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi� (Kis. 13:2-3). Perhatikan konteksnya: Mereka sedang bersama-sama (komunitas) beribadah dan berpuasa (melakukan disiplin rohani) lalu Roh Kudus berbicara kepada mereka. Roh Kudus bisa saja berbicara secara langsung kepada salah satu dari mereka, namun Dia memilih untuk berbicara kepada semua orang. Lalu mereka meletakkan tangan di atas Barnabas dan Paulus serta mengutus mereka pergi. Ketika kita sedang berkumpul dalam persekutuan, tanpa kita sadari, Roh Kudus bekerja dengan satu tujuan untuk membawa kita mengasihi Yesus dan Bapa lebih dalam lagi. Ketika saya sedang memimpin sebuah kelompok menggunakan materi ini, saya merasa terdorong untuk berhenti dan menggunakan sisa waktu lima Menurut Anda bagaimana belas menit dari waktu pertemuan kami cara kerja Roh Kudus ketika untuk mendoakan satu sama lain dalam berinteraksi dengan tiga kelompok berisi tiga orang. Saya menkomponen transformasi lainnya? dorong mereka untuk saling membagikan pokok doa pribadi dan saling mendoakan. Dalam beberapa menit saja, saya melihat sekitar dan mendengar ada orang-orang yang menangis. Kami sudah bersama selama lima belas minggu, namun ketika kami baru mulai membuka diri kepada
28 | The good and beautiful God
satu sama lain dan membiarkan Roh Kudus memimpin kami, baru pada saat itulah komunitas yang sebenarnya telah terbentuk. TRANSFORMASI: BUAH DARI ROH KUDUS
Apa yang ditunjukkan oleh Craig di bandara Atlanta tidak lain dan tidak bukan adalah buah Roh. Paulus memberikan daftar kebajikan yang akan muncul dengan sendirinya dalam diri kita sebagai hasil dari pekerjaan Roh Kudus: “tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal. 5:22-23). Kita tidak bisa sekadar merapatkan mulut dan langsung secara otomatis menjadi sabar. Kita tidak bisa sekadar membulatkan tekad kita dan langsung menjadi baik hati secara otomatis. Kita tidak bisa menekan dan memeras diri kita untuk menjadi murah hati. “Buah” ini adalah pekerjaan Roh Kudus. Seperti buah di atas pohon, buah tersebut muncul secara alami dari dalam ke luar. Ketika Roh Kudus telah mengubah pola pikir kita, maka kita akan mulai berpikir secara berbeda. Kita akan mulai percaya dan berserah kepada Allah yang baik dan pengasih, kuat dan Mahakuasa. Kita mulai paham bagaimana Yesus menjalankan hidup-Nya sebagai manusia. Yesus telah mati bagi kita supaya kita tidak perlu berjuang untuk berbuat baik agar Allah mau mengasihi kita. Sebagaimana kita berlatih melatihjiwa—khususnya secara berkelompok—maka keyakinan kita bahwa Allah sedang bekerja akan semakin bertambah. Perilaku kita akan menunjukkan adanya perubahan yang telah terjadi dalam diri kita. Ketika kita diperhadapkan dengan penerbangan yang tertunda, maka kita bisa mengambil nafas dalam-dalam dan mengingat siapakah diri kita ini. Sama seperti Craig, kita dapat menghadapi ujian tersebut dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, dan kebaikan. MARI DAN LIHATLAH!
Saya sangat menyukai kisah ketikaYesus pertama kalinya bertemu dengan kedua murid pertama-Nya. Sebelumnya mereka adalah murid dariYohanes Pembaptis, namun Yohanes menyuruh mereka untuk mengikuti Yesus. Ketika Yesus menyadari bahwa mereka sedang mengikuti Dia, Yesus berkata kepada mereka, “apakah yang kamu cari?” kata mereka
Apakah yang SEDANG Anda Cari?
| 29
kepada-Nya: ‘Rabi’ (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?’ Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah dan kamu akan melihatnya.’ Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia.” (Yoh. 1:38-39). Yesus bertanya apakah yang mereka cari. Pertanyaan ini sangatlah penting dan harus kita tanyakan kepada diri kita terus-menerus. Apa yang sebenarnya Anda inginkan? Apa yang menjadi hasrat kita—hal yang membuat kita bergairah—itulah yang akan menentukan bagaimana kita menjalani hidup ini. Perhatikan jawaban murid Yohanes yang aneh dan tidak logis.Yesus bertanya, “Apakah yang kamu cari?” para murid ini menjawab, “Rabi, di manakah Engkau tinggal?”Yesus mengetahui isi hati mereka. Mereka mengikutiYesus karena mereka ingin memiliki kehidupan yang baik dan indah, dan mereka berharap akan mendapatkannya dengan cara mengikuti Yesus. Yesus menjawab mereka dengan jawaban sederhana namun mendalam: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Dia langsung menjawab dua pertanyaan sekaligus—yakni di manakah Ia tinggal dan apa yang sedang mereka cari. Yesus tahu bahwa jika mereka benarbenar mengikuti Dia, maka mereka akan menemukan apa yang paling mereka cari dalam hidup mereka. Yesus memanggil engkau untuk menjadi salah satu dari kedua belas muridNya. Saya mengetahui hal ini karena Anda sedang membaca buku ini. Roh Kudus telah membimbing Anda sejauh ini oleh karena kerinduan Anda akan kehidupan yang lebih dalam bersama Allah, dengan iman yang lebih tulus dan harapan yang lebih pasti. Bukan karena kekuatan atau kemampuan Anda, tetapi karena Dia tahu jika Anda belajar untuk memikirkan apa yang Dia pikirkan dan melakukan apa yang Dia lakukan, maka Anda akan menjalani kehidupan yang luar biasa. Mungkin Anda tidak bisa memindahkan gunung atau berjalan di atas air, tapi saya yakin Anda bisa mulai belajar bagaimana menjadi sabar dan lemah lembut, bagaimana caranya memaafkan mereka yang menyakiti Anda, dan bagaimana memberkati serta mendoakan musuh-musuh Anda. Kemampuan ini sama mencengangkannya dengan mukjizat berjalan di atas air. Semoga Anda jatuh cinta dengan Allah yang telah diwahyukan oleh Tuhan Yesus Kristus.
latihan - jiwa
TIDUR
Musuh utama dari formasi spiritualitas Kristen saat ini adalah keletihan. Kita menjalani hidup melebihi kapasitas kita baik secara finansial maupun fisik. Hasilnya adalah, salah satu aktivitas terpenting (atau mungkin nir aktivitas) dari kehidupan manusia menjadi terbengkalai: Tidur. Berdasarkan beberapa riset, manusia rata-rata memerlukan sekurangkurangnya delapan jam tidur untuk menjaga kesehatannya. Angka ini menunjukkan bahwa Allah mendesain manusia untuk menghabiskan sepertiga hidupnya dengan tidur. Porsi ini sangat menakjubkan. Kita diciptakan untuk sengaja menghabiskan sebagian besar dari porsi kehidupan kita dengan tidak melakukan apa-apa (nir aktivitas). Jika kita tidak melakukannya maka kesehatan fisik kita akan terganggu, energi kita habis dan kita menjadi tidak produktif. Kurang tidur juga dapat membuat kita merugikan orang lain. Tiap tahun, lebih banyak orang yang ditabrak oleh pengemudi yang sedang mengantuk daripada oleh pengemudi yang sedang mabuk. Dalam bukunya yang luar biasa berjudul Rest, Dr. Siang-Yang Tan mengutip Arch Hart yang mengatakan, “dalam sepanjang sejarah, kita membuthkan lebih banyak tidur saat ini daripada zaman dahulu.� Dr. Tan menjelaskan bahwa pada tahun 1850-an orang Amerika rata-rata tidur sebanyak 9,5 jam per hari. Saat ini orang Amerika rata-rata tidur di bawah tujuh jam per hari. Kita telah mengalami penurunan dalam memenuhi kebutuhan tidur dan kita menjadi menderita oleh karena hal itu dalam beberapa aspek. Sebuah survei yang dilakukan oleh National Sleep Foundation menemukan bahwa 49 persen dari orang de-
LATIHAN-JIWA
| 31
wasa Amerika memiliki masalah tidur, dan satu dari enam orang menderita insomnia kronis. Seorang teman saya yang berprofesi dokter mengatakan bahwa kebanyakan resep obat yang dia tulis untuk pasiennya adalah obat untuk masalah tidur. Secara kontras, riset yang dilakukan oleh National Institute of Mental Health mengharuskan para pesertanya untuk tidur “sebanyak yang mereka bisa� tiap malam. Rata-rata para peserta tidur 8,5 jam per hari. Para peserta mengklaim bahwa mereka merasa lebih bahagia, tidak letih, lebih kreatif , bertenaga dan produktif. Kita harus mulai peduli dengan tubuh kita yang membutuhkan istirahat tujuh hingga delapan jam per hari. Istirahat yang kurang membuat tubuh menjadi letih dan akhirnya kita mengalami kegagalan dalam beberapa aspek kehidupan kita. Apa hubungannya dengan formasi spiritualitas Kristen? Manusia bukanlah sekadar jiwa yang ditampung dalam tubuh. Tubuh dan jiwa kita adalah satu. Jika tubuh kita menderita, maka jiwa kita juga akan turut menderita. Kita tidak dapat mengalami pertumbuhan rohani jika kita tidak peduli dengan tubuh kita. Tidak memedulikan tubuh akan menghambat pertumbuhan rohani. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup kita—termasuk juga disiplin rohani—semua kita lakukan menggunakan tubuh ini. Jika tubuh kita tidak cukup beristirahat, maka energi kita akan terkuras dan kemampuan kita untuk berdoa, membaca Alkitab, saat teduh serta menghafalkan ayat Alkitab akan menjadi tidak maksimal. Fokus dari bab ini untuk menunjukkan bagaimana formasi spiritualitas adalah kombinasi dari apa yang kita lakukan dan apa yang Tuhan lakukan. Kita harus melakukan tanggung jawab kita, sekaligus kita juga bergantung kepada Allah untuk menyediakan apa yang kita perlukan untuk berubah. Tidur adalah contoh sempurna dari kombinasi disiplin dan anugerah. Tidur adalah penyerahan diri. Tidur adalah deklarasi iman. Tidur berarti mengakui bahwa kita bukan Allah (yang tidak pernah tidur) dan hal itu adalah hal yang baik. Kita tidak berkuasa membuat diri kita tidur, tetapi kita bisa menciptakan kondisi yang diperlukan agar kita bisa tidur. Saya telah menekankan bahwa disiplin rohani bukanlah sebuah cara
32 | The good and beautiful God
untuk mendapatkan sesuatu dari Allah, melainkan sebuah cara agar Allah dapat mengajar, melatih, dan memulihkan kita. Maka dari itu, tidur adalah semacam disiplin “anti-disiplin.� Mulailah dengan latihan ini dan teruslah berlatih sampai akhir buku ini (dan saya harap sepanjang hidup Anda). Anda akan sampai pada titik di mana Anda tidak akan pernah merasa keletihan. DISIPLIN UNTUK TIDUR
Setidaknya dalam satu hari pada minggu ini tidurlah hingga Anda tidak bisa tidur lagi. Jika perlu, tentukan hari untuk tidur seharian. Tujuan Anda adalah untuk tidur, atau setidaknya berbaring di tempat tidur hingga Anda benar-benar merasa segar. Istirahatlah hingga Anda tidak ingin berbaring atau tidur lagi. Jika Anda harus mengurus keperluan keluarga Anda, maka mungkin Anda perlu berdiskusi dengan mereka. Jika Anda tidak bisa melakukan latihan ini, cobalah metode yang lain. Usahakanlah untuk tidur setidaknya tujuh jam sebanyak tiga kali dalam seminggu. Mungkin Anda harus mulai berbaring di tempat tidur lebih awal dari biasanya. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menolong Anda tertidur: 1. Tidurlah pada jam yang sama tiap malam. 2. Hindarilah aktivitas yang bisa memicu stress (seperti misalnya, menonton TV atau duduk di depan komputer) sebelum waktu tidur. 3. Jika Anda mengonsumsi stimulan (kafein, makanan pedas), hindari konsumsi pada waktu malam hari. 4. Jangan memaksa diri untuk tidur. Jika Anda belum mengantuk, bacalah buku, renungkanlah mazmur, dengarkan musik yang lembut, atau duduklah dan merenunglah ke luar jendela hingga Anda merasa mengantuk, lalu berbaringlah di tempat tidur. Jika tubuh Anda belum siap tidur, maka membolak-balikkan badan tidak akan membuat Anda tertidur. 5. Jika Anda terbangun di malam hari, tetaplah di tempat tidur dan janganlah bangun. Berikan waktu untuk diri Anda kembali tertidur. Anda mungkin bisa tetap kekurangan tidur biarpun telah menjalan-
LATIHAN-JIWA
| 33
kan tips di atas. Jika iya, maka cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mencari penjelasan medis. Anda juga bisa mencari ahli yang mempelajari tentang tidur untuk bantuan, atau mencari konselor dan terapis untuk melihat kemungkinan adanya masalah psikis yang membuat Anda sulit tidur. BAHAN REFLEKSI
Entah Anda membaca bab ini sendirian atau bersama dengan yang lain, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ditujukan untuk menolong Anda dalam merenungkan pengalaman rohani Anda. Suatu ide yang bagus jika refleksi tersebut dicatat dalam jurnal Anda. Jika Anda melakukan pertemuan kelompok, maka bawalah jurnal tersebut untuk menolong Anda mengingat hal yang ingin Anda bagikan. 1. Apakah Anda dapat melakukan disiplin untuk tidur pada minggu ini? Jika iya, jelaskan apa saja yang Anda lakukan dan bagaimana perasaan Anda. 2. Apakah yang Anda pelajari mengenai Allah melalui latihan ini?
dua ALLAH ITU BAIK
S
aya teringat pertama kalinya diundang menjadi pembicara di sebuah gereja yang menggunakan gaya “panggilan dan respons” dalam ibadah mereka. Pemimpin pujian akan meneriakkan sebuah frasa, lalu para jemaat akan meneriakkan respons mereka. Pendeta gereja itu paham bahwa saya belum terbiasa dengan gaya tersebut sehingga dia memperkenalkan saya kepada jemaat dan berkata, “supaya tamu kita terbiasa dengan budaya di tempat ini, mari kita perlihatkan kebiasaan kita setiap minggunya, lalu kita akan meminta dia untuk turut mencoba supaya hatinya lebih siap untuk berkhotbah.” Pendeta itu berhenti sebentar, lalu berteriak, “Allah itu baik!” dan jemaatnya berteriak balik, “Untuk selama-lamanya!” dan pendeta itu berteriak lagi, “Dan untuk selama-lamanya…” jemaatnya menjawab, “Allah itu baik!” Lalu dia berkata, “Sekarang Jim akan mencoba.” Lalu dia menunjuk ke arah mikrofon di mimbar. Saya yang tidak terbiasa untuk berteriak atau diteriaki hanya bisa berkata dengan lembut “Allah itu baik.” Para jemaat berteriak dengan sangat kencang agar saya bersemangat “Untuk selama-lamanya!” Entah saya dipenuhi Roh Kudus atau karena adrenalin saya terpompa atau kedua-duanya, saya langsung berteriak dengan lantang, “dan untuk selama-lamanya!” lalu mereka berteriak balik, “Allah itu baik!”
36 | The good and beautiful God
Pada masa-masa bahagia seperti pada saat itu sangatlah mudah bagi saya untuk berteriak “Allah itu baik!” Pada saat itu kehidupan saya sedang diwarnai dengan kesuksesan dan berkat. Saya tidak mengalami kesulitan untuk mengatakan bahwa Allah itu memang baik, benarbenar baik, dan sangat-sangat baik. Saya memiliki banyak bukti kebaikan Allah: keluarga yang harmonis, kesehatan, seorang istri yang cantik dan luar biasa, seorang anak laki-laki yang sehat, dan karir yang cemerlang. Dua belas tahun sebelumnya saya telah menjadi Kristen, dan sejak saat itu Allah telah bekerja secara nyata dalam kehidupan saya. Pada hari minggu pagi itu, untuk mengatakan atau malah berteriak bahwa Allah itu baik sangatlah mudah dan mengalir begitu saja bagi saya. Namun semuanya akan berubah. “SIAPAKAH YANG BERDOSA?”
Berita itu sangatlah mengejutkan dan meluluhlantakkan hati. Dokter mengatakan kepada saya dan istri saya bahwa anak perempuan yang sedang dikandung istri saya selama delapan bulan ini mengidap penyakit kromosom langka yang dapat menyebabkan kematian saat kelahiran. Kami pulang ke rumah dengan hati yang hancur dan menangis. Dokter yang menyampaikan kabar tersebut terlalu berterus terang sehingga saya ingin mencekik dia dan berkata, “Anda sedang membicarakan putri kami, bukan sekadar sebuah prosedur medis!” Hingga titik tersebut, belum pernah ada kejadian buruk yang menimpa kehidupan saya. Sekarang saya diperhadapkan dengan salah satu momen terburuk dalam hidup saya—yakni menghadapi kematian anak saya sendiri. Bagaimana caranya seseorang bisa bertahan menghadapi berita seperti ini? Bagaimana mungkin Anda bisa mempersiapkan pemakamannya padahal sebelum ini Anda sedang mempersiapkan kamar tidurnya dengan bersukacita? Bagaimanakah seorang Kristen yang percaya pada kebaikan Allah merespons sesuatu yang tragis dan mengejutkan seperti ini? Pada akhirnya prediksi dokter terbukti salah. Putri kami memang mengidap masalah kromosom, namun tidak sampai berakibat kematian. Putri kami Madeline (ironinya, namanya berarti “menara kekuatan”) berhasil hidup saat lahir namun beratnya hanya beberapa pon. Dia lahir dengan kelainan jantung, tuli, dan tidak bisa menelan
Allah itu Baik
| 37
makanan melalui tenggorokannya. Pada masa-masa itu saya dan istri saya merasa seperti perut kami ditendang-tendang berulang kali. Tidak sampai di situ saja. Suatu hari seorang pendeta yang saya kenal selama bertahun-tahun mengajak saya makan siang untuk menghibur saya. Ketika saya sedang makan salad, dia bertanya, “Siapa di antara kalian yang telah melakukan dosa, Jim, kamu atau istri kamu?” Saya bertanya, “Maaf, apa maksud Anda?” Dia berkata, “Ya, setidaknya ada satu di antara kalian atau malah kalian berdua telah melakukan dosa sehingga semua ini terjadi.” Saya mulai mengingat-ingat semua dosa yang pernah saya lakukan dalam kehidupan saya. Saya merenung dosa manakah yang kirakira telah membuat Allah marah sehingga memberikan kepada kami seorang putri yang mengidap kelainan. Mungkinkah pendeta ini benar? Pikir saya. Saya teringat dengan dosa-dosa saya, namun sepertinya tidak ada dosa yang begitu berat hingga anak kami pantas untuk dihukum sedemikian rupa. Lalu saya berpikir, mungkin dosa itu dilakukan istriku! Pendeta ini kan berkata entah salah satu atau kami berdua! Mungkin dialah yang melakukan dosa yang berat—tetapi apa itu? Pikiran saya melayang sepanjang siang itu dan saya tenggelam dalam penyesalan serta kesedihan, kemarahan, dan kecurigaan terhadap istri saya. Sepertinya kelahiran Madeline adalah sebuah akumulasi dari sebab-akibat yang sederhana: Allah sedang membalas dosa kami dan Dia memiliki alasan dibalik perbuatan-Nya. Mempertanyakan atau menghakimi apa yang telah Allah lakukan hanya akan menambah keberdosaan saya. Madeline masih hidup hingga dua tahun kemudian sebelum tubuh mungilnya tidak kuat lagi bertahan. Selama dua tahun tersebut dan beberapa tahun sesudahnya, banyak orang mengatakan hal yang bodoh dan malah Pernahkan Anda berada dalam situasi di mana Anda mengusik kami. Pada suatu malam sebemeragukan kebaikan Allah? lum Madeline dikuburkan, seorang wanita Jika iya, jabarkan apa yang berkata kepada istri saya, “Tidak apa-apa telah terjadi dan apa yang sayang, kamu masih bisa punya anak lagi.” Anda rasakan. Komentar yang paling mengganggu saya adalah orang-orang yang berusaha berteologi di balik alasan Allah melakukan hal tersebut. “Yah, saya yakin Allah
38 | The good and beautiful God
punya alasan di balik ini semua.” “Saya rasa Allah lebih menginginkan Madeline berada di surga dari pada di dunia ini.” Allah yang mereka bicarakan itu terlalu jahat dan kerdil. Mereka membuat-buat seolah kejadian itu semua merupakan rencana ilahi, namun gambaran yang mereka berikan seakan Allah itu lebih peduli dengan diri-Nya sendiri ketimbang diri saya. Saya telah digiring oleh orang-orang Kristen ini untuk berpikir bahwa Allah itu jahat, labil, serta egois. Berdasarkan jurnal yang dia tulis, George Fox (1624-1691), pendiri dari gerakan Quaker, duduk di sebuah muara sungai lalu mendengar Roh Kudus berbisik demikian: “Yesus Kristus sanggup berbicara kepada engkau dalam kondisi apa pun.” Saya percaya bahwa Yesus memang berbicara melalui kondisi yang kita alami. “Kondisi” saya sendiri pada waktu itu jelas. Saya dan istri saya adalah pengikut Yesus yang setia (biarpun tidak sempurna) dan kami sedang diperhadapkan dengan salah satu pengalaman hidup yang paling pahit, yakni Mengapa penulis buku ini menguburkan anak kami sendiri. Saya belamerasa bahwa konsep kita jar untuk menanyakan pertanyaan ini ketika harus sejalan dengan konsep saya merenungkan siapa itu Allah: Apakah yang diajarkan Yesus? pemahaman saya mengenai Allah konsisten deApakah Anda setuju? ngan apa yangYesus wahyukan? Apa yang akan Yesus katakan kepada kami dalam situasi ini? ApakahYesus akan mengatakan hal yang sama dengan teman saya bahwa kematian putri kami adalah akibat dari dosa? SEBUAH KONSEP KISAH KUNO: ALLAH YANG MURKA
Pendeta yang bertanya, “Siapakah yang berdosa?” memiliki konsep seperti cerita kuno yang berasal dari beberapa milenium yang lalu. Hampir semua agama kuno mengisahkan bahwa kita harus melakukan hal yang baik agar diberkati oleh para dewa dan sebaliknya jika kita membuat para dewa marah maka hukuman akan turun. Sebagai kesimpulan, “Allah adalah seorang hakim yang murka. Jika Anda berbuat baik, maka Anda akan diberkati; jika Anda berdosa, Anda akan dihukum.” Kisah ini tidak hanya ditemukan dalam agama paling primitif, namun juga ada dalam kitab suci orang Yahudi. Dalam Keluaran 20:5 ada peringatan mengenai berhala: “Jangan sujud menyembah kepadanya
Allah itu Baik
| 39
atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahAllah adalah seorang hakim an bapa kepada anak-anaknya, kepada ketuyang sedang murka. Jika runan mereka yang ketiga dan keempat dari Anda baik, Anda akan orang-orang yang membenci Aku.” Para diberkati, jika tidak, Anda akan rabi pada zaman Yesus mengajarkan konsep dihukum. Setujukah Anda cerita ini. Konsep ini pun umum di kalangan dengan kalimat ini? Mengapa? orang-orang yang satu zaman dengan Yesus. Pakar Alkitab Raymond Brown berkata, “Para rabi mengajarkan bahwa Allah memberikan “ujian kasih” kepada manusia, yakni jika seseorang berhasil melewati ujian tersebut dengan baik, maka mereka akan mendapatkan imbalan dan usia yang panjang.” Biarpun konsep ini berasal dari zaman Yahudi kuno, ternyata konsep ini juga dimiliki oleh orang Kristen modern. Setelah tragedi 9/11, dua televangelis populer mengatakan bahwa Allah sedang menghukum keberdosaan Amerika Serikat, khususnya New York. Allah muak dengan kaum gay, lesbian, penari telanjang, penjudi, dan gembong narkoba sehingga Dia menyuruh sebuah kelompok non kristen untuk menabrakkan pesawat-pesawat ke beberapa gedung demi kemuliaan-Nya. Konsep ini dipercayai oleh banyak orang yang tidak terlalu mengerti iman Kristen yang sebenarnya. Konsep ini adalah konsep yang umum mengenai sifat Allah. Sebuah riset yang dilakukan oleh Universitas Baylor menunjukkan Pernahkah Anda bahwa konsep ini sendiri sangat umum di memperkirakan bagaimana dan kapankah Allah kalangan Kristen konservatif. Sekitar 37 menghukum Anda atas suatu persen orang Kristen percaya bahwa Allah perbuatan dosa tertentu? itu “menghakimi kesalahan dan terlibat akPernahkah Anda mengalami tif dalam penghukuman manusia.” Seperti sesuatu yang buruk dan seorang hakim yang ilahi, Allah itu mengabertanya-tanya apakah dosa wasi kita, dan sangat bersemangat untuk Anda sehingga hal tersebut menghakimi kita atas kesalahan yang kecil terjadi? Jelaskan. sekalipun. Jujur saja, konsep ini telah saya pegang selama bertahun-tahun. Jika saya melakukan suatu perbuatan baik, seperti berdoa lama-lama atau terlibat kerja bakti, saya akan bertanya-tanya,
40 | The good and beautiful God
Berkat apa yang akan Allah berikan atas perbuatan baik saya? Jika sebaliknya saya berbuat dosa, seperti misalnya berbohong atau tidak ke gereja agar bisa bermain golf, maka saya memperkirakan mengenai kapan dan di manakah Allah akan menghukum saya. Saat saya menghadapi situasi di mana putri saya sakit keras, saat itulah saya baru bergumul mengenai konsep ini.Tentunya bukankah Maddie kecil belum pernah berbuat dosa yang dapat mengakibatkan dia sakit? Dan dosa apakah yang mungkin diperbuat oleh saya atau istri saya yang membuat Allah menghukum seorang anak kecil karenanya? Situasi ini menggiring saya untuk berpikir ulang tentang Allah. Saya ingin belajar kembali mengenai Allah dari guru terbaik, yaitu Yesus. APA YANG DIAJARKAN OLEH YESUS
Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Allah surgawi itu baik. Tidak ada yang sebaik Bapa: “Hanya satu yang baik.” (Mat. 19:17). Dalam tiap kisah yang Dia ceritakan, Yesus menggambarkan Allah yang sangat baik dan selalu mengerjakan kebaikan bagi kita bahkan ketika kita tidak mengerti apa yang terjadi sekalipun. Namun bagaimana dengan kisah di mana Allah menghukum orang jahat? Yesus menjawab pertanyaan ini dalam dua kesempatan. Yang pertama adalah ketika terjadi kejadian yang mengerikan akibat kejahatan manusia dan yang kedua adalah tragedi yang terjadi pada seorang yang buta. Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar mengenai orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu.Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara yang demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang yang diam di Yerusalem? Tidak! KataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” (Luk. 13:1-5)
Di balik pertanyaan, “apakah mereka menderita oleh karena me-
Allah itu Baik
| 41
reka dosanya lebih banyak?” Anda bisa melihat adanya konsep “Allah yang menghukum dosa.”Yesus dengan jelas menjawab tidak. Dia menolak cara berpikir yang demikian. Jika memang ada hubungannya antara perbuatan dosa dengan hukuman, maka Yesus akan menjawab iya.Yesus menggunakan tragedi tersebut bukan untuk menjelaskan bagaimana Allah menghukum dosa namun sebaliknya Yesus mengingatkan kepada mereka bahwa ada akhir yang ternyata lebih buruk daripada kematian. “RABI, SIAPAKAH YANG BERBUAT DOSA?”
Kali kedua Yesus menjawab konsep “Allah yang menghukum para pendosa” sangatlah pas sekali dengan apa yang saya alami. Yesus bertemu dengan seseorang yang terlahir buta, dan para murid bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga dia dilahirkan buta?’ Yesus menjawab, ‘bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.’” (Yoh. 9:2-3). Para rabi di zaman Yesus mengajarkan bahwa sakit penyakit disebabkan oleh dosa dari orang tua atau orang Ketika Anda melihat yang sakit tersebut. Mereka berpendapat kesengsaraan orang lain, bahwa kebutaan tersebut disebabkan oleh pernahkah Anda bertanya, perbuatan dosa orang tuanya karena adanya apa yang telah mereka cacat bawaan. Ada juga rabi yang mengalakukan sehingga hal tersebut jarkan bahwa seorang bayi dapat berbuat terjadi kepada mereka? dosa ketika masih di dalam rahim, sehingga Mengapa pertanyaan ini orang buta tersebut bisa saja sudah berbuat muncul begitu saja? dosa sebelum lahir. Orang kuno lainnya percaya bahwa perbuatan dosa pada kehidupan sebelumnya akan menyebabkan cacat bawaan ketika orang tersebut berreinkarnasi. Dalam konsep ini, kebutaan disebabkan oleh karena orang tersebut telah membunuh ibunya sendiri dalam kehidupan sebelumnya. Bagaimanakah respons Yesus? Apakah Dia menggunakan Keluaran 20:5 untuk mengatakan bahwa kebutaan orang itu disebabkan oleh dosa orang tuanya? Apakah Yesus setuju dengan pendapat para rabi bahwa orang tersebut telah berbuat dosa ketika masih berada di dalam rahim? Ataukah Yesus setuju dengan konsep non-Yahudi bahwa orang
42 | The good and beautiful God
tersebut buta karena dosa yang telah dia perbuat dalam kehidupan yang sebelumnya? Yesus bisa saja setuju dengan konsep yang umum pada saat itu, namun ternyata tidak. Jawaban Yesus, “bukan dia dan bukan juga orang tuanya yang berbuat dosa” terdengar aneh karena setahu saya semua orang telah berbuat dosa. Namun bukan itu maksud Yesus dengan jawaban tersebut.Yesus memperjelas bahwa tidak ada kaitannya antara dosa seseorang dengan sakit penyakit yang dideritanya.Yesus bisa saja menjawab, “ya, itu memang kesalahan orang tuanya. Mereka telah mencari ilah lain, dan Bapa di surga menimpakan kesalahan tersebut kepada anak mereka.” Yesus bisa juga menjawab, “Itu salahnya sendiri. Ketika dia masih berada di dalam rahim ibunya, dia telah iri dengan orang lain sehingga Allah membutakan matanya.” Saya akan menekankan hal ini lagi: Yesus tidak pernah menyampaikan tuduhan-tuduhan di atas. Yesus menyembuhkan orang buta tersebut. Implikasi dari mukjizat ini sangatlah besar. Jika Yesus percaya bahwa kebutaan orang tersebut memang sudah sepantasnya dan hukuman tersebut sudah adil karena dosanya (atau dosa orang tuanya), makaYesus tidak perlu menyembuhkan orang itu. Orang itu tidak perlu disembuhkan karena keadaannya yang cacat, memang sudah sepantasnya. Sebaliknya,Yesus menyembuhkan orang buta tersebut, dan menyatakan kuasa Allah. Pakar Perjanjian Baru Merrill Tenney menyimpulkan: Yesus menolak konsep yang diajukan oleh para murid. Dia melihat penderitaan orang tersebut, bukan sebagai sebuah retribusi hukuman atas kesalahan yang telah dia atau orang tuanya perbuat, melainkan sebagai sebuah kesempatan untuk menyatakan kuasa Allah. Yesus tidak melihat kebutaan tersebut sebagai sebuah hukuman atau pula berspekulasi secara irasional; Yesus melihat kebutaan tersebut sebagai sebuah tantangan untuk menyatakan kuasa kesembuhan Allah dalam kehidupan orang buta tersebut. HUJAN JUGA TURUN BAGI ORANG BENAR
Yesus terang-terangan menolak konsep bahwa “kita mendapatkan apa yang menjadi hak kita.” Menurut Yesus, Allah tidak sedang mencari keseimbangan. Pada suatu kesempatan lain, Yesus menggunakan frasa populer untuk menunjukkan bahwa Allah memperlakukan semua
Allah itu Baik
| 43
orang secara adil: “Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar� (Mat. 5:45). Yesus sedang menyampaikan kebenaran yang umum: sebagaimana matahari dan hujan diberikan secara merata kepada orang-orang kudus dan pendosa tanpa pembedaan, begitu juga Allah memberikan berkat kepada semua orang tanpa melihat apa yang mereka perbuat. Banyak hal buruk terjadi kepada orang-orang yang baik. Banyak pula hal baik yang terjadi kepada orang-orang jahat. Kita tidak bisa merombak dunia tempat kita tinggal dan mengondisikan di mana pendosa dihukum dan orang benar diberkati. Realitas kehidupan ini ternyata tidak berjalan demikian. TIDAK ADA KEADILAN DALAM KEHIDUPAN INI
Saya paham mengapa konsep “Allah yang memberkati dan menghukum� sangatlah umum dan populer. Kita suka dengan kontrol. Konsep ini mengizinkan kita untuk hidup dalam ilusi di mana kita mengontrol dunia kita sendiri. Kontrol ini memberikan jaminan bagi keadaan kita yang tidak pasti. Konsep ini sama dengan takhayul seperti, jangan berjalan di bawah tangga, jangan memecahkan kaca atau menghindari kucing hitam di jalan. Kita tahu bahwa takhayul memang terdengar lucu, namun kelucuan itu tidak berarti bahwa kita bisa tidak percaya dengan takhayul tersebut. Konsep bahwa Allah menghukum dan memberkati kita berdasarkan apa yang kita perbuat adalah takhayul dan tidak benar. Agustinus dari Hippo yang hidup di abad keempat, memberikan sebuah gambaran. Dia menulis demikian: Kita tidak tahu mengapa hukuman Allah membuat seseorang yang baik menjadi miskin, dan seorang yang jahat menjadi kaya ... atau mengapa seseorang yang jahat memiliki kesehatan yang baik, sementara seseorang yang saleh dihabisi oleh sakit penyakit ... Dan begitu juga malah sebaliknya ... Orang-orang yang baik ada juga yang mendapatkan kebaikan dan orang-orang jahat ada juga yang ditimpa malapetaka ... Jadi kita tidak tahu berdasarkan apa keadaan tersebut dibuat atau diizinkan oleh Allah, yang adalah Maha-baik dan Maha-bijak dan Maha-adil, yang didalam-Nya
44 | The good and beautiful God
tidak ada kelemahan atau ketergesaan atau ketidakadilan. Adalah lebih menguntungkan bagi kita untuk belajar agar tidak membandingkan berkat dan malapetaka yang dialami oleh orang baik maupun orang jahat.
Saya sangat menyukai kejujuran Agustinus. Kita tidak tahu mengapa Allah mengizinkan hal tersebut terjadi. Agustinus juga menyinggung bahwa ada hal baik yang juga terjadi kepada orang baik, begitu pula ada hal buruk yang juga terjadi kepada mereka yang jahat. Mari kita membahas kemandulan sebagai contoh. Saya mengenal pasangan yang baik dan setia namun tidak memiliki anak sehingga hati mereka sedih dan mereka merasa malu. Pada hari ini saya membaca di sebuah koran lokal bahwa ada seorang ibu Sebutkan beberapa hal yang yang melacurkan anak perempuannya untuk “dikatakan baik” (karakter, membeli narkotika. Mengapa wanita tersesikap, reputasi) yang terjadi but dapat melahirkan sementara teman saya kepada atau diperoleh oleh tidak? Dapatkah kita mengambil kesimpulmereka yang berbuat baik. an bahwa orang baik selalu menderita dan sebaliknya orang jahat tidak? Tentu tidak. Orang jahat juga menderita, dan orang baik juga ada yang makmur. Jelas sekali tidak ada cara untuk menjelaskan hal ini. Tidak ada satu sistem pun yang dapat menjelaskan alasannya. KEBAIKAN YANG HANYA DIKETAHUI ORANG YANG BAIK
Biarpun begitu, Agustinus tetap percaya bahwa Allah itu “Maha-baik dan . . . bijak dan . . . adil,” dan Allah itu tidaklah lemah atau terburuburu atau tidak adil. Dia menyimpulkan bahwa tidak “menguntungkan” bagi kita untuk mencari alasan mengapa hal yang baik atau buruk terjadi. Pencarian tersebut tidak berguna karena kita tidak akan pernah tahu penyebabnya. Yang lebih penting lagi, pencarian tersebut akan membutakan kita dari hal yang jauh lebih penting. Agustinus menyimpulkan, “Kita harusnya melakukan kebaikan yang memang pantas dilakukan orang baik, dan memberikan bagian kejahatan kepada yang memang pantas melakukan kejahatan.” Kita harusnya fokus kepada “kebaikan yang pantas dilakukan orang baik.” Apa artinya? Ini mengacu kepada berkat yang diberikan kepada
Allah itu Baik
| 45
mereka yang berjuang untuk melakukan perbuatan yang baik. Pada titik tertentu, ini adalah satu-satunya jaminan yang pasti kita terima. Sebagai contoh, saya menulis bab ini ketika saya sedang berada di Brazil bersama dengan dua pendeta lainnya. Selama bertahun-tahun kedua pendeta ini telah melayani, berkhotbah dan menyampaikan cinta kasih kepada orang-orang di Rio de Janeiro dan Campinas. Biarpun saya tidak bisa bahasa Portugis dengan lancar dan mengerti apa yang orang-orang sampaikan kepada mereka, sepanjang hari saya melihat bagaimana belasan pria dan wanita yang telah diberkati oleh pelayanan mereka datang untuk memeluk dan berterima kasih kepada kedua pendeta ini. Wajah dari Pendeta Eduardo dan Pendeta Ricardo bersinar karena sukacita. Sukacita ini tidak akan pernah dirasakan oleh mereka yang berbuat jahat. Mereka yang egois, kasar dan suka menyakiti orang lain tidak akan pernah memahami sukacita yang dirasakan oleh kedua pendeta tersebut. Sukacita ini hanya akan dirasakan oleh mereka yang berbuat baik. Sebaliknya , Agustinus mengatakan bahwa kita harus “memberikan bagian kejahatan kepada yang memang pantas melakukan kejahatan.� Mereka yang egois, kasar dan suka menyakiti orang lain adalah orangorang yang hidup dalam rasa bersalah, kesepian, penyesalan, dan kebencian terhadap diri sendiri. Mereka tahu bagaimana rasanya dikelilingi dan dikuasai oleh kegelapan. Setidaknya hal ini membuat kita memahami sekelumit kebaikan Allah, biarpun kita mungkin tidak akan pernah mendapatkan jawabannya. Allah berjanji bahwa mereka yang mengasihi dan melayani, mereka yang jujur dan setia, merekalah yang akan merasakan sukacita dan damai sejahtera yang tidak akan pernah dirasakan oleh mereka yang berbuat jahat. BIARPUN BEGITU, ALLAH TETAPLAH ALLAH YANG ADIL
Kita tidak akan sepenuhnya memahami alasan mengapa sesuatu terjadi kepada kita. Jika kita mau jujur dan obyektif maka kita harus mengakui bahwa memang yang namanya keadilan itu jarang terjadi dalam kehidupan ini. Agustinus memberikan satu nasihat terakhir mengenai penderitaan. Dia berkata bahwa suatu saat nanti barulah kita akan mengerti semuanya ini:
46 | The good and beautiful God
Ketika kita sampai pada hari penghakiman barulah kita mengerti bahwa penghakiman yang diberikan Allah ternyata sangatlah adil, dan tidak hanya itu, penghakiman yang diberikan oleh Allah sejak mulanya akan sangat-sangat terlihat adil. Akan menjadi jelas juga bagi kita seberapa adilkah penghakiman Allah sehingga banyak—malah semua—dari penghakiman-Nya itu ternyata adil dari yang semula tidak dimengerti oleh pemahaman manusia. Mereka yang memiliki iman akan melihat bahwa semua yang dilakukan-Nya itu ternyata adil.
Jika Agustinus adalah pendeta saya, maka ia akan berkata, “Kita tidak dapat mengerti saat ini juga—semua itu diluar pengertian kita.Tapi saya percaya bahwa suatu hari nanti semuanya akan menjadi jelas. Suatu hari nanti engkau Apakah kendali Allah atas hidup Anda memberikan Anda akan sepenuhnya mengerti mengapa Allah penghiburan? Harapan? Atau mengizinkan putrimu lahir dengan kelainan kefrustrasian? Mengapa? dan mengapa ia harus pergi sejak kecil, dan saya percaya bahwa engkau akan mengerti alasannya, engkau akan melihat bahwa Allah itu tidak hanya adil, Allah itu baik.” YESUS TETAP PERCAYA DI SAAT SAYA TIDAK PERCAYA
Saya ingin menekankan dengan jelas bahwa bukan hanya apa yang diajarkan oleh Yesus sajalah yang telah menolong saya, melainkan pribadi Yesus sendirilah yang telah menolong saya melewati kesedihan dan keraguan saya. Yesus tidak hanya menjelaskan penderitaan, tetapi Dia sendiri telah mengalami penderitaan. Dia mengalami perasaan keterbuangan yang paling buruk dengan tergantung di atas kayu salib, di mana Bapa sendiri telah meninggalkan Dia. Ketika kami mendengarkan kabar mengenai kondisi putri kami Madeline, saya merasa telah ditinggalkan oleh Allah.Yesus mengerti apa yang saya alami. Dalam surat Galatia, Paulus menulis ayat yang menggetarkan ini: “aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Krisuts yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman kepada Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal. 2:19-20).
Allah itu Baik
| 47
Jika Anda memerhatikan Alkitab Anda baik-baik ketika membaca ayat ini, Anda akan melihat ada catatan kaki setelah frasa “iman kepada Anak Allah” (Teks Alkitab Inggris terjemahan modern [Tambahan penerjemah: LAI tidak menyertakan catatan kaki ini]). Catatan kaki yang ada pada beberapa terjemahan modern kebanyakan adalah, “atau bisa diterjemahkan juga ‘iman Anak Allah.’” Terjemahan ini sepertinya lebih akurat dan para penerjemah Alkitab ingin supaya Anda mengetahui informasi ini. Lalu mengapa terjemahan ini tidak dimasukkan saja? Saya pikir ini karena kita cenderung menekankan iman kita di dalam Yesus, dan kita tidak terbiasa untuk mendengar tentang iman Yesus kepada kita. Yesus mengatakan bahwa Allah Bapa itu baik. Yesus juga menolak konsep bahwa upah dan penghukuman diberikan oleh Allah berdasarkan perbuatan kita. Hujan turun bagi orang baik dan orang jahat. Terkadang kita berdoa agar hujan turun (untuk tanaman kita), dan terkadang kita berdoa agar hujan tidak turun (ketika ada acara di luar rumah). Apakah itu orang baik maupun orang jahat bisa saja kehujanan, tidak peduli mereka menginginkan hujan atau tidak.Yesus mengalami penderitaan, ditolak dan diasingkan. Orang-orang mengolok-olok Yesus ketika Dia digantung di atas kayu salib. Orang-orang bertanya apakah Allah berada di pihak-Nya. Yesus tetap berserah. Dan Yesus berserah bagi saya. Dia tetap percaya biarpun kita tidak percaya kepada-Nya. Dia tetap berdoa ketika kita tidak berdoa. Kita dilibatkan dalam iman yang dimiliki Yesus. Saya setuju dengan Paulus bahwa saya telah disalibkan bersama dengan Kristus. Saya tidak memahami misteri tersebut tetapi saya tahu bahwa Yesus lebih mengenal diri saya ketimbang pengenalan saya akan diri saya sendiri. Yesus hidup dalam diri saya, saya hidup dalam iman akan Yesus. Saya tidak sendiri. Iman ini lebih dari sekadar memperbaiki konsep pikiran saya. Iman ini adalah mengizinkan Yesus untuk hidup dalam saya, hidup melalui saya dan hidup bagi saya. Kasih Bapa, penebusan Yesus dan persekutuan dengan Roh Kudus tidak didasari oleh apa yang telah saya lakukan. Semua itu adalah anugerah dari Roh Kudus sehingga saya bisa percaya kepada Allah yang selalu baik dalam keadaan buruk sekalipun.
48 | The good and beautiful God
ALASAN UNTUK BERHARAP
Beberapa tahun setelah kepergian Madeline, suatu hari saya sedang menyendiri. Saya merenung mengenai beberapa tahun belakangan ini, mengenai penderitaan saya ketika mendengar kabar dari dokter, mengenai malam-malam di rumah sakit yang saya lalui tanpa tidur, dan mengenai hari yang gelap dan hujan ketika kami menguburkan Madeline. Saya menghadap Tuhan dan tanpa sadar saya berkata, “Mungkin segalanya akan lebih baik jika saja Madeline tidak pernah lahir.” Pada saat itulah saya mengalami jawaban Allah dalam sebuah pengalaman yang paling jelas dalam hidup saya. Pada hari itu, pada momen itu, ada suara gadis kecil yang berbisik dalam pikiran saya, suara Madeline berkata, “Ayah, tidak seharusnya ayah bilang begitu. Jika saya tidak pernah lahir, saya tidak akan pernah ada di sini. Aku sangat bahagia sekarang di surga, dan suatu saat nanti ayah dan ibu dan Jacob akan datang dan bertemu denganku, dan kita akan hidup bahagia selamanya. Ada kebaikan yang terjadi oleh karena kelahiranku yang mungkin pada saat ini tidak akan ayah mengerti namun suatu saat nanti ayah akan mengerti.” Pada saat itu juga saya menyesali apa yang telah saya katakan dan tersungkur menangis di tanah. Saya bersyukur bisa mendengar bisikan tadi. Saya telah mendapatkan pemahaman baru mengenai janji surgawi. Saya mulai mengerti bagaimana seseorang bisa mengalami tragedi namun masih bisa mengatakan “Allah itu baik bagi saya.” Saya mulai mengerti mengapa Ayub bisa berkata, “though he slay me, yet will I trust in him” (KJV) [biarpun Ia hendak membunuh aku, aku akan tetap percaya kepada-Nya] (Ayb. 13:15). Saya mulai mengerti mengapa Yesus yang akan menghadapi kematian masih bisa memanggil Allah sebagai “Abba.” Dua tahun setelah kepergian Madeline, istri saya, Meghan, kembali mengandung. Selama delapan bulan kami menanti dengan kecemasan yang bercampur baur dengan kecilnya harapan. Ketika kami menanti hasil sonogram terakhir, jantung kami rasanya sudah keluar di tenggorokan, dan kami bersiap-siap untuk mendengarkan kabar buruk. Teknisi sonogram yang tentunya tidak tahu kejadian yang kami alami, terusmenerus mengatakan hal-hal yang positif. “Tangan yang sempurna ... jantung sempurna ... bayi Anda terlihat sempurna. Apakah Anda mau mengetahui jenis kelaminnya?” Kami berkata iya. “Dia adalah seorang
Allah itu Baik
| 49
gadis kecil.” Kami berdua tersenyum. “Nama apa yang akan Anda berikan?” tanyanya. Pada saat yang bersamaan kami menjawab, “Hope.” DI DUNIA INI SELALU ADA MASALAH
Satu dekade telah lewat semenjak kematian Madeline. Saya menjadi semakin mengerti soal sifat Allah. Kebaikan Allah tidak ditentukan oleh saya. Saya hanyalah manusia dengan pengertian yang terbatas. Seiring dengan bertumbuhnya iman saya, semakin pula saya melihat betapa kecilnya yang saya mengerti. Kekecewaan saya kepada Allah lebih memperlihatkan siapa dan seperti apa harapan saya ketimbang siapa itu Allah. Sekarang saya melihat dengan jelas kebaikan Allah yang begitu besar dan melingkupi saya. Yesus tidak pernah berjanji bahwa hidup ini bebas dari pergumulan. Malah, Yesus mengatakan sebaliknya: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Kita harus siap untuk menghadapi kekecewaan dan kepahitan, penderitaan dan kehilangan. Semua itu adalah bagian dari menjadi manusia, dan semua itu berguna bagi pertumbuhan kita. Sebagaimana yang dikatakan Yakobus, “saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yak. 1:2-4). Saya telah bertumbuh dewasa melalui ujian yang saya hadapi daripada kesuksesan yang saya dapatkan. Saya tidak meminta untuk diberi ujian, dan saya tidak serohaniYakobus sehingga saya bisa berkata bahwa ujian yang saya hadapi adalah “kebahagiaan.” Namun saya mencoba untuk belajar memercayai Allah di tengah masalah yang saya hadapi. Saya sendiri telah menghadapi berbagai macam ujian selama beberapa tahun terakhir. Saya tidak lagi diundang untuk berkhotbah di gereja “teriak-teriak” tersebut, namun tanpa kehadiran mereka pun saya bisa menyatakan dengan lantang bahwa Allah itu baik. Saya tahu dengan pasti bahwa Allah tidak menghukum putri kecil saya dengan cacat
50 | The good and beautiful God
bawaan oleh karena dosa istri saya, dosa saya atau dosa putri saya sendiri. Saya tahu Allah itu adil. Saya juga berpegang kepada harapan akan adanya surga, tempat di mana orang berdosa dibenarkan dan tempat di mana saya akan sepenuhnya mengerti semuanya ini. Saya percaya dengan harapan ini oleh karena iman saya kepadaYesus yang mengasihi dan telah memberikan diri-Nya untuk saya. Di mana pun saya berada, saya bisa berkata dengan lantang, “Allah itu baik untuk selama-lamanya, dan untuk selama-lamanya Allah itu baik!�
latihan - jiwa
Berdiam dan Menikmati alam ciptaan
Apa yang dapat kita lakukan untuk memahami dan mengalami kebaikan Allah? Latihan macam apakah yang dapat kita lakukan untuk menolong kita merasakan Allah yang diwahyukan oleh Yesus? Ada dua macam latihan yang dapat menolong kita untuk mengalami kebaikan Allah. Yang pertama adalah mengambil waktu, berdiam diri dan menikmati keberadaan kita pada saat ini. Yang kedua adalah memerhatikan keindahan yang ada di sekitar kita. BERDIAM
Dunia yang kita tinggali ini sangatlah ribut dan penuh ketergesa-gesaan, dan hanya beberapa dari kita yang sanggup berdiam diri. Allah hanya dapat berbicara kepada kita ketika kita berdiam diri. Seperti kata penulis mazmur, kita harus “berdiam” untuk dapat mengetahui bahwa Allah itu “baik.” Pada minggu ini saya mendorong Anda untuk berdiam diri selama lima menit per hari. Buatlah secangkir minuman apapun yang hangat dan sedap, duduklah di kursi yang nyaman dan berdiam dirilah. Itu saja. Hal ini tidaklah terlalu sulit, namun hasilnya sangat positif. Berikut adalah beberapa tips: • Carilah waktu di tengah kesibukan Anda, seperti misalnya jam istirahat pada selang aktivitas Anda. • Bangunlah lebih pagi atau kerjakanlah jadwal Anda lebih awal sehingga Anda bisa memiliki waktu tambahan untuk mencari waktu berdiam diri.
52 | The good and beautiful God
• Banyak orang yang pikirannya melayang ketika mengerjakan latihan ini. Hal ini wajar. Pikiran Anda didesain untuk berpikir dan bukan untuk menjadi kosong. Berikut ini adalah dua tips untuk menolong Anda menjinakkan pikiran Anda: 1. Taruhlah sebuah catatan untuk mencatat hal apapun yang muncul dalam pikiran Anda, seperti misalnya panggilan telepon yang harus Anda buat atau cucian yang harus dikerjakan. Hal ini akan menolong untuk menenangkan pikiran Anda. 2. Anda bisa menenangkan diri selama lima menit dengan membaca Alkitab satu atau dua menit sebelum melakukan latihan ini. Pada awalnya mungkin akan agak sulit, namun dengan sedikit berusaha Anda bisa melakukan latihan ini dengan mudah setiap hari. Saya memprediksi bahwa Anda akan mendapati latihan ini menjadi penting dalam rutinitas Anda setiap hari. Latihan ini akan menolong Anda untuk memperlambat tempo dan menikmati momen agar Anda bisa berfokus kepada Allah di tengah kesibukan Anda. Latihan ini bisa menjadi sebuah kebiasaan yang menjadi “tanda istirahat” yang membuat “not” (jadwaljadwal Anda) dalam kehidupan Anda menjadi musik yang indah. MENIKMATI ALAM CIPTAAN
Sepanjang sejarah, para teolog besar telah menggambarkan dunia ciptaan dan keindahannya sebagai bukti utama dari kebaikan Allah. Paulus mengatakan hal yang sama melalui pasal pembuka surat Roma. Alam ciptaan mengomunikasikan kebaikan dan kemuliaan Allah melalui kilauan warna dan aroma yang membius.Tenggelam dan terbitnya matahari yang terjadi dua kali dalam sehari adalah pemandangan agung yang jarang dihargai oleh mereka yang terlalu sibuk untuk melihat. Allah bisa saja menciptakan dunia yang buruk rupa. Allah tidak wajib untuk menciptakan sebuah dunia yang memanjakan mata kita. Keindahan berkaitan dengan keteraturan. Hanya dengan melihat sebuah bunga saja kita sudah melihat wahyu Allah. Dalam bukunya Experiencing God’s Tremendous Love, Maureen Conroy menasihati kita untuk, “takjub dengan indahnya alam ciptaan” se-
LATIHAN-JIWA
| 53
bagai sebuah cara untuk menikmati kebaikan dan kasih Allah. Maureen mengusulkan latihan sebagai berikut: berjalan-jalanlah ke luar rumah dan perhatikanlah pemandangan, suara dan warna dari apa saja yang ada di sekitar Anda. Kalau bisa, pergilah ke taman atau tempat-tempat yang jarang disentuh oleh manusia. Bawalah catatan dan lakukan seolah Anda sedang dalam sebuah tugas untuk menggambarkan sebuah tempat dengan cara mencatat segala sesuatu yang Anda lihat. Lakukan seolah Anda sedang berusaha untuk mengomunikasikan apa yang Anda lihat kepada seseorang yang tidak pernah keluar dari rumah dan melihat keindahan dunia ini. Catatlah warna dari burung-burung, bentuk simetri dedaunan dan suara angin. Bayangkanlah bahwa Allah adalah seorang seniman agung dan Anda adalah seorang mahasiswa seni yang sedang mempelajari detail dari sebuah karya seni-Nya. BAHAN REFLEKSI Entah Anda membaca bab ini sendirian atau bersama dengan yang lain, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ditujukan untuk menolong Anda dalam merenungkan pengalaman rohani Anda. Adalah ide yang bagus jika refleksi tersebut dicatat dalam jurnal Anda. Jika Anda melakukan pertemuan kelompok, maka bawalah jurnal tersebut untuk menolong Anda mengingat hal yang ingin Anda bagikan. 1. Apakah Anda dapat melakukan latihan untuk berdiam diri pada minggu ini? Jika iya, jabarkan apa saja yang Anda lakukan dan bagaimana perasaan Anda. 2. Apakah yang Anda pelajari mengenai Allah atau diri Anda sendiri melalui latihan ini? 3. Sulitkah untuk mencari waktu selama lima menit untuk bisa berdiam diri setiap hari? 4. Apa yang Anda pelajari ketika Anda memerhatikan alam ciptaan di sekitar Anda?
www.renovare.org
Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Richard J. Foster, teman dan mentor saya, berkata, “Jim, saya akan memulai sebuah pelayanan. Sudah waktunya tembok pemisah antar denominasi dirobohkan. Gereja harus melakukan tugas utamanya dengan lebih baik—pemuridan. Orang-orang harus dapat mempraktikkan disiplin rohani tidak hanya seorang diri, namun secara berkelompok. Kita harus menolong gereja modern pada saat ini untuk dapat belajar dari gereja mulamula. Saya ingin kamu menolong saya mendesain dan memimpin pelayanan ini.” Saya menjawab iya. Satu bulan kemudian kami bertemu kembali untuk makan siang dan Richard berkata bahwa dia sudah menemukan sebuah nama untuk pelayanan ini: RENOVARÉ (ren-o-var-ay), sebuah kata Latin yang berarti “memperbarui.” Saya tahu kami akan mengalami kesulitan: tidak ada satu pun yang dapat melafalkannya, dan tidak ada satu pun yang tahu artinya. Namun kata ini terdengar keren, karena menggambarkan suatu usaha perubahan yang tidak berani dilakukan oleh banyak orang. Yang saya sukai dari RENOVARÉ adalah pelayanan ini merupakan pendamping gereja, memberikan pengajaran tanpa seolah telah melakukan tugas utama gereja: yakni pemuridan. Sayangnya banyak orang memisahkan kata murid (disciple) dengan disiplin. Banyak orang yang lupa bahwa pengikut Kristus adalah murid karena mereka melakukan disiplin-disiplin rohani yang diajarkan oleh Yesus. Praktik doa, kebaikan, mengabarkan Injil, pelayanan, persekutuan, dan berbagi karunia itulah yang membuat kehidupan seorang murid menjadi dinamis serta memperkaya pengalaman rohani mereka. RENOVARÉ bertujuan untuk menolong orang-orang serta gereja agar menemukan kembali hal-hal ini supaya kita dapat menjadi semakin serupa dengan Yesus. Saya telah melayani bersama dengan RENOVARÉ selama beberapa tahun ini (beberapa menjadi partner saya dalam menulis seri buku ini) karena mereka menyadari bahwa menjadi pengikut Kristus tidak dibatasi oleh denominasi dan program gereja. Mengikuti Yesus memberikan kita kemampuan untuk menemukan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Anda mungkin tidak langsung menyadarinya, namun buku yang Anda baca menggambarkan sebagian besar dari apa yang dikerjakan oleh RENOVARÉ— buku ini memiliki DNA yang sama dengan RENOVARÉ. Jadi saya harap Anda tidak berhenti sampai pada buku ini saja.
Emotionally Healthy Sepirituality (Spiritualitas yang Sehat secara Emosi) Meluncurkan Sebuah Revolusi di Hidup Anda dalam Kristus Peter Scazzero APA YANG HILANG DARI HIDUP ANDA?
Peter Scazzero diajar dengan cara yang keras: Anda tidak mungkin dewasa rohani sementara masih tidak dewasa emosi. Meskipun Pete adalah pendeta dari sebuah gereja yang berkembang pesat, dia melakukan apa yang kebanyakan orang perbuat: • menghindari konflik atas nama hukum kasih agama Kristen • mengabaikan kemarahannya, kesedihan, dan ketakutan • hidup tanpa batas-batas Akhirnya Tuhan membangunkannya untuk melakukan integrasi yang alkitabiah antara kesehatan emosi, relasi yang mendalam dengan Yesus, dan praktik-praktik spiritualitas yang kontemplatif. Ternyata hal ini bukan hanya menciptakan revolusi rohani yang sementara, tetapi benar-benar mengubah dia dan gerejanya. Dalam buku bestseller ini, Pete menguraikan perjalanannya dan tanda-tanda spiritualitas yang tidak sehat secara emosi. Kemudian ia memberikan tujuh cara yang alkitabiah untuk menerobos dan menghasilkan revolusi kehidupan Kristen sejati dalam diri Anda. Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org
Movements That Change The World (Gerakan-Gerakan yang Mengubah Dunia) Lima Kunci Untuk Menyebarkan Injil hingga Ujung Bumi Steve Addison APAKAH KEKRISTENAN ITU?
Pada inti utamanya, kekristenan adalah sebuah gerakan misi yang didirikan oleh Yesus dan dikuatkan oleh Roh Kudus. Seperti gerakan mana pun lainnya, kekristenan mengubah dunia. Tetapi, tidak seperti kebanyakan gerakan, yang memiliki masa historisnya dan kemudian lenyap menghilang, kekristenan terus aktif dan mengubah dunia menjadi lebih baik. Dari berbagai studi kasus alkitabiah, historis, dan kontemporer, Steve Addison, seorang ahli penanaman jemaat dan pembelajar seumur hidup tentang gerakan yang memperbarui serta memperluas iman Kristen, memberikan landasan karakteristik dari gerakan misi yang dinamis. Ketika semua faktor ini ada, maka kekristenan berekspansi. Dan di mana ada Roh Kudus, maka semua faktor ini dapat ditemukan serta membuat berkembang. “Saya akan merekomendasikan buku ini kepada semua orang yang saya kenal.� —David Garrison, International Mission Board, Southern Baptist Convention
Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org
Apakah Pekerjaan Anda Bagian Dari Pekerjaan Allah? (Every Good Endeavor) Menghubungkan Pekerjaan Anda Dengan Rencana Allah Bagi Dunia Timothy Keller Penulis bestseller Timothy Keller menunjukkan bagaimana Allah memanggil kita masing-masing untuk mengekspresikan makna dan tujuan kita melalui pekerjaan dan karir kita. Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan tidak aman, banyak orang memiliki pertanyaan yang mengganggu: Mengapa saya melakukan pekerjaan ini? Mengapa begitu sulit? Dan apakah yang saya lakukan ini bermakna kekal? Dengan wawasan yang mendalam dan saran yang mengejutkan, ia menunjukkan pada pembaca bahwa hikmat Alkitab adalah sangat relevan bagi pertanyaan kita tentang pekerjaan. Bahkan, pandangan kekristenan tentang pekerjaan—bahwa kita bekerja untuk melayani orang lain, bukan diri kita sendiri—dapat memberikan dasar bagi kehidupan pribadi yang berkembang secara profesional dan seimbang. Ia juga menunjukkan bagaimana keunggulan, integritas, disiplin, kreativitas, dan semangat di tempat kerja dapat menolong orang lain dan bahkan merupakan suatu ibadah. Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org