L iteratur P erkantas J awa T imur
Th e G ood a nd Be a ut i f ul L if e
(Kehidu pan yan g Bai k d an I n da h ) Hidup dalam Karakter Kristus oleh James Bryan Smith Originally published by InterVarsity Press as The Good and Beautiful Life Copyright Š 2009 by James Bryan Smith Translated and printed by permission of InterVarsity Press P.O. Box 1400, Downers Grove, IL 60515-1426, USA Alih Bahasa: Kharis Adirahsetio Editor: Milhan K. Santoso Penata Letak: Milhan K. Santoso Desain Sampul:Vici Arif Wicaksono Hak cipta terjemahan Indonesia: Literatur Perkantas Jawa Timur Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan yang melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur. Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari perge-rakan International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui e-mail: pktas.jatim@gmail.com, atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasjatim.org
ISBN: 978-602-1302-09-5 Cetakan Pertama: Desember 2014
Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa izin dari penerbit.
Untuk guru-guru saya Dallas Willard dan Richard J. Foster
Para ahli Taurat yang telah menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga, yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama MATIUS 13:52
The Good and Beautiful God (Allah yang Baik dan Indah) Jatuh Cinta Dengan Allah yang Diwahyukan oleh Yesus The Good and Beautiful Life (Kehidupan yang Baik dan Indah) Hidup dalam Karakter Kristus The Good and Beautiful Community (Komunitas yang Baik dan Indah) Mengikuti Roh Kudus, Menunjukkan Anugerah, Memperlihatkan Kasih Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org
DAFTAR ISI
Pendahuluan......................................................... 7 Bagaimana Membaca Buku ini Secara Maksimal............... 13 1 Kehidupan yang Baik dan Indah............................. 15 Latihan Jiwa: Menulis Sebuah Surat kepada Allah
2 Injil yang Belum Didengar oleh Banyak Orang........... 35 Latihan Jiwa: Bermain
3 Undangan Agung............................................... 51 Latihan Jiwa: Keramahan
4 Belajar untuk Hidup Tanpa Amarahi........................ 71 Latihan Jiwa: Doa Merayakan Hari Sabat
5 Belajar untuk Hidup Tanpa Hawa Nafsu.................... 87 Latihan Jiwa: Puasa Media
6 Belajar untuk Hidup Tanpa Kebohongan................... 105 Latihan Jiwa: Berdiam
7 Belajar untuk Memberkati Mereka yang Mengutuk Kita... 123 Latihan Jiwa: Mendoakan Kesuksesan Pesaing Kita
8 Belajar untuk Hidup Tanpa Kesombongan................. 141 Latihan Jiwa: Pelayanan Rahasia
9 Belajar untuk Hidup Tanpa Ketamakan..................... 157 Latihan Jiwa: Deakumulasi
10 Belajar untuk Hidup Tanpa Kekhawatiran.................. 177 Latihan Jiwa: Berdoa
11 Belajar untuk Hidup Tanpa Menghakimi Orang Lain.... 191 Latihan Jiwa: Satu Hari Tanpa Gosip
12 Hidup dalam Kerajaan Allah Hari demi Hari.............. 211 Latihan Jiwa: Hidup Sehari dalam Devosi
Lampiran: Panduan untuk Diskusi Kelompok Kecil.......... 227 Catatan............................................................... 257 Ucapan Terima Kasih............................................... 267
PENDAHULUAN
P
engkhotbah besar dan pendiri dari gerakan Metodis, John Wesley (1703-1791), suatu ketika didatangi oleh seorang pria yang putus asa. “Segalanya gelap; saya merasa hilang,” kata pria tersebut kepada Wesley, “saya dengar katanya Anda berkhotbah kepada orang banyak tiap pagi dan malam. Maaf, apa yang akan Anda perbuat dengan mereka? Ke mana Anda akan membawa mereka? Agama apa yang Anda ajarkan? Apa gunanya semua itu?” Wesley memberikan jawaban di bawah ini: Anda bertanya, apa yang akan saya perbuat dengan mereka? Saya akan menjadikan mereka kudus dan bahagia, menerima diri mereka sendiri, dan menjadi berkat bagi sesama. Ke mana saya akan membawa mereka mereka? Menuju surga, kepada Allah Sang Hakim, yang mengasihi segala ciptaan, dan kepada Yesus perantara Perjanjian yang Baru. Agama apa yang saya ajarkan? Agama kasih. Hukum Kebaikan yang disampaikan oleh terang Injil. Apa guna semuanya ini? Agar mereka yang menerima semuanya itu dapat menikmati Allah dan diri mereka sendiri, untuk menjadikan mereka sama seperti Allah yang Maha Pengasih, memiliki kepuasan dengan hidup mereka, serta dapat berkata kepada maut tanpa ketakutan, “Oh Maut di manakah kejayaanmu! Syukur kepada Allah yang memberikanku kemenangan, melalui Tuhanku Yesus Kristus.”
Jawaban Wesley adalah penggambaran yang indah dan singkat tentang kehidupan yang baik dan indah.
8 | The good and beautiful LIFE
Namun jawaban yang indah dan singkat itu akan jarang Anda dengarkan lagi di zaman ini. Kita sudah jarang bicara soal kekudusan di zaman ini.Wesley tahu bahwa kekudusan itu penting untuk memiliki kehidupan dinamis yang penuh sukacita. Bagaimana seseorang menjadi kudus? Bagi Wesley, Injil merupakan dasar fondasi bangunan dari kehidupan yang kudus. Kita rindu untuk mengenal dan dikenal oleh Allah. Tetapi bukan pengenalan yang sembarangan. Wesley mengatakan bahwa Allah itu adalah Sang Hakim—Allah itu kudus—dan di sisi lain Wesley juga menyebut Allah sebagai “Maha Pengasih.� Kita diciptakan untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah yang pengasih dan kudus. Kita tidak masuk dalam persekutuan ini dengan usaha kita sendiri, sehingga Wesley mengatakan bahwa dirinya akan memimpin jemaat kepada Yesus, perantara Perjanjian yang Baru itu, yakni Perjanjian pengampunan dan pemulihan di mana kita menjadi ciptaan yang didiami oleh Yesus, dan Yesus bersukacita di dalam kita. Agama apa yang sedang dibicarakan oleh Wesley? Agama ini bukanlah agama penuh peraturan dan sakramen serta pengetahuan mistis, melainkan agama kasih dan kebaikan. Dunia ini memerlukan orang-orang yang mengasihi, dan dunia ini lapar akan mereka yang dapat menunjukkan kebaikan yang tulus. Kita tidak mengenal dunia sehingga kita terkejut ketika bertemu dengannya. Apa tujuan dari agama ini? Untuk membawa kita ke surga? Tidak, melainkan untuk membawa surga kepada kita. Untuk menolong kita menjalin hubungan dengan Allah di mana kita menikmati Allah dan menerima diri kita sendiri. Wesley percaya bahwa, jika kita dapat menjalin hubungan ini, maka kita dapat menghadapi kematian tanpa rasa takut serta memiliki kepastian akan sukacita yang kekal. Buku Seri Pemuridan memang didesain untuk mencapai apa yang digambarkan oleh Wesley. Baik seri kedua, seri pertama maupun ketiga memiliki tujuan yang sama: Membawa orang-orang ke dalam konspirasi kasih yang ilahi dan transformatif. Buku pertama, Allah yang Baik dan Indah, berfokus pada apa yang disampaikan oleh Wesley: kasih, kekudusan, pengampunan, dan sukacita. Buku kedua bergeser kepada kehidupan, hati, dan karakter kita. Buku ini menyampaikan proses pertumbuhan menuju kepada kekudusan hidup yang penuh sukacita dan kebaikan. Buku ketiga, Komunitas yang Baik dan Indah, ber-
PENDAHULUAN
| 9
tujuan untuk menolong para pembaca mengaplikasikan prinsip Kerajaan Allah ke dalam kehidupan mereka sehari-hari: di rumah mereka, pekerjaan, dalam komunitas mereka, dan dunia ini. BAGAIMANA CARA YESUS BERPIKIR?
Salah satu ide utama dari Seri Pemuridan adalah menunjukkan bagaimana kita dipengaruhi oleh konsep dan latar belakang kita. Apa yang kita pikirkan akan menentukan sikap kita. Jika kita mengira Allah adalah seorang akuntan emosional yang menyeringai kepada kita dan hanya akan mengasihi kita jika kita berbuat baik, maka konsep tersebut akan terlihat dari bagaimana cara kita hidup. Begitu juga apabila kita berpikir bahwa marah dan membenci musuh kita adalah sikap yang baik, maka kita akan selalu marah dan membenci. Ada begitu banyak konsep yang salah mengenai Allah serta kehidupan manusia di dunia ini, termasuk juga di dalam gereja. Jalan keluar dari permasalahan ini adalah dengan mempelajari apa yang dipikirkan dan dilakukan Yesus. Yesus, pribadi kedua dari Tritunggal, terhubung secara intim dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Yesus mewahyukan kepada kita diri dan sifat Allah, dan apa yang diwahyukan-Nya merupakan informasi terbaik dan paling terpercaya yang pernah ada di dunia ini. Saya percaya bahwa kunci dari memiliki kehidupan yang baik dan indah adalah dengan melakukan apa yang diajarkan oleh Yesus. Saya menemukan bahwa sebagaimana saya mulai mengganti konsep-konsep saya yang salah, hidup saya mengalami banyak perubahan. Saya mulai melihat diri saya sebagai seorang pribadi yang didiami olehYesus, yakni pribadi yang kudus dan berharga. Sebagaimana saya mulai memasuki Kerajaan Allah, saya mulai memperlakukan orang lain secara berbeda, mendoakan musuh-musuh saya dan memberkati mereka yang mengutuki saya. Beberapa orang bahkan berhenti mengutuki saya! EMPAT KOMPONEN PERUBAHAN
Kita harus terlebih dahulu mengubah pikiran, ide, dan kisah-kisah yang ada dalam konsep pikiran kita. Namun transformasi itu sendiri juga melibatkan tiga komponen yang lain. Kita harus menjalankan disiplin rohani, yang didesain untuk menyembuhkan jiwa kita, bukan untuk mendapat-
10 | The good and beautiful LIFE
kan tempat di surga. Setiap bab dalam buku ini akan ditutup dengan Latihan Jiwa yang didesain untuk menolong kita menghidupi pengajaran Yesus. Saya yakin kita dapat berubah dengan hanya memperbarui pikiran dan melakukan disiplin rohani saja, tetapi kita akan mengalami perubahan yang jauh lebih dalam dan bertahan lama jika kita terlibat dalam sebuah komunitas. Kita memerlukan orang lain untuk menolong kita melihat siapa dan milik siapa diri kita ini sebenarnya. Pikiran, disiplin rohani serta komunitas merupakan aspek fondasi untuk berubah, namun sosok sebenarnya yang mengubahkan adalah Roh Kudus. Roh Kudus memimpin kita kepadaYesus, mewahyukan Allah Bapa, menyatakan kesalahan, memberikan kebenaran, serta menguatkan kita sehingga pertumbuhan dan perubahan bisa terjadi. Roh Kudus menolong kita dengan konsep kebenaran, mencerahkan kita dalam latihan rohani, dan mempersatukan kita semua di dalam komunitas. Jika bukan karena pekerjaan Roh Kudus, maka perubahan tidak akan pernah terjadi. Kita sendiri memiliki tanggung jawab dalam proses ini. Dengan cara membaca dan berefleksi, melakukan latihan, dan terlibat di dalam komunitas, maka kita menciptakan sebuah kondisi di mana Roh Kudus dapat mentransformasikan karakter kita. Gambar 1 menyajikan sebuah
Mengadopsi Konsep Yesus
Roh Kudus Terlibat dalam Latihan-Jiwa Gambar 1. Empat Komponen Transformasi
Berpartisipasi dalam Komunitas
PENDAHULUAN
| 11
pemahaman visual mengenai hubungan antar tiap komponen. Seri Pemuridan didesain dengan menggunakan model ini. BAGAIMANA BUKU INI AKHIRNYA DITULISKAN
Buku ini merupakan kristalisasi dua puluh lima tahun dari apa yang saya pelajari dari dua sosok hebat, Richard Foster dan Dallas Willard. Richard telah menjadi pembimbing saya sejak saya menjadi mahasiswanya ketika masih di perguruan tinggi. Saya bertemu dengan Dallas dan akhirnya menjadi asisten beliau selama kurang lebih sepuluh tahun. Ide penulisan buku ini muncul setelah saya bekerja sama dengan Dallas. Dia terus-menerus bicara soal pentingnya sebuah “Kurikulum Menjadi Serupa Kristus” untuk tiap pribadi dan gereja. Cetak biru kurikulum tersebut dapat Anda temukan pada bab kesembilan dari bukunya The Divine Conspiracy. Ketika dia menuliskan bab tersebut, saya selalu bertanya, “mungkinkah kurikulum ini dapat dibuat, Dallas?” Dia menjawab, “Ya, tentu saja.” Lalu saya bertanya, “Kenapa kamu tidak membuatnya?” dan dia menjawab, “Karena saya rasa kamulah yang seharusnya membuatnya, Jim.” Jangan tertekan. Pada tahun 1998 saya mulai mengerjakan kurikulum mengenai bagaimana cara hidup sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus berdasarkan konsep Dallas. Pada tahun 2003 saya bertanya kepada dewan pimpinan gereja tempat saya berjemaat (Chapel Hill United Methodist Church, Wichita, Kansas) dan bertanya apakah saya dapat mengajak beberapa orang dari gereja tersebut untuk ikut terlibat dalam kurikulum ini bersama dengan saya. Mereka antusias dan pada tahun pertama ada dua puluh lima orang yang terlibat selama tiga puluh minggu. Pada pertengahan tahun tersebut saya mulai menyadari bahwa Dallas memang benar. Transformasi sejati menuju karakter Kristus memang mungkin terjadi. Sejak saat itu saya memimpin tujuh puluh lima orang lainnya dalam kelas tersebut dan hasilnya selalu sama: perubahan hidup yang signifikan. Pada suatu hari di gereja, ada pasangan yang datang kepada saya dan berkata, “Apa yang Anda lakukan terhadap suami saya—dia jadi orang yang berbeda! Dia lebih sabar dan lebih perhatian kepada seluruh anggota keluarga dari sebelumnya. Saya tidak tahu apa yang
12 | The good and beautiful LIFE
terjadi dan saya bersedia mengikuti kelas Anda tahun depan.” Sebagai tambahan, kurikulum ini juga telah digunakan oleh siswa sekolah untuk kelompok pemuda mereka dan oleh mahasiswa perguruan tinggi di kampus. Ketika orang-orang bertanya kepada saya siapakah target pendengar dari kurikulum ini, saya selalu menjawab, “siapa pun yang ingin berubah—muda atau tua, yang baru lahir baru ataupun Kristen dewasa, pria atau wanita, siapa pun tidak masalah.” ISU-ISU YANG DIBAHAS DALAM BUKU INI
Buku ini ditujukan untuk hati Anda. Hati merupakan pusat dari kehidupan dan terlihat dalam tindakan serta dipoles melalui karakter. Formasi spiritualitas pada dasarnya adalah formasi karakter. Buku ini dimulai dengan membahas kehidupan manusia secara umum dan bertanya, “Orang seperti apakah yang menjalani kehidupan yang baik?” Bab kedua dan ketiga menelusuri pengajaran Yesus dan para pendengar-Nya. Kedua bab ini menjelaskan keberadaan Kerajaan Allah yang dapat dijangkau dan tak tergoyahkan serta menjelaskan signifikansinya dalam kehidupan kita. Selebihnya dari buku ini adalah eksposisi mengenai Khotbah di Bukit dan kerangka pengajaran Yesus mengenai kehidupan yang benar-benar baik. Bab keempat membahas mengenai kemarahan, diikuti oleh bab mengenai hawa nafsu, dusta, memberkati mereka yang mengutuk kita, kesia-siaan, ketamakan, kekhawatiran, dan menghakimi orang lain. Bab kedua belas memberikan arahan dan nasihat mengenai bagaimana cara hidup dalam Kerajaan Allah hari demi hari, dengan fokus mengenai cara hidup dekat dengan Allah selama satu hari penuh. Saya mendorong Anda untuk meneruskan buku ini dengan harapan dan kepastian bahwa Anda akan terlibat dalam sebuah perubahan positif dalam kehidupan Anda. Saya percaya bahwa Allah, yang telah memulai pekerjaan baik dalam diri Anda, akan menyelesaikan pekerjaan baik tersebut. Maka dari itu majulah dengan jaminan bahwa Anda dapat berubah dan akan berubah, dan sebagaimana Anda berubah, mereka yang ada di sekitar Anda juga akan melihat perubahan tersebut dan menjadi terinspirasi. Biarlah Allah mengubah pikiran, hati, dan kehidupan Anda, serta menggunakan Anda untuk mengubah dunia ini.
BAGAIMANA MEMBACA BUKU INI SECARA MAKSIMAL
B
uku ini dimaksudkan untuk digunakan dalam konteks komunitas seperti misalnya kelompok kecil, kelas sekolah minggu, atau mungkin sekelompok teman yang berkumpul di rumah atau kedai kopi. Membaca buku ini bersama-sama dengan yang lain akan semakin memperbesar dampak yang dihasilkannya. Jika Anda membaca buku ini sendirian, maka bacalah hingga nomor empat saja. Bagaimana pun cara Anda membaca buku ini, saya yakin Allah dapat dan akan mengerjakan kebaikan dalam kehidupan Anda. 1. Persiapkan diri. Gunakanlah jurnal atau buku catatan. Anda dapat menggunakan jurnal itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam tiap bab serta mencatat refleksi dari latihan pengalaman rohani pada tiap bagian akhir. 2. Baca. Bacalah tiap bab secara saksama. Cobalah untuk tidak terburu-buru dan janganlah menunda pembacaan. Cobalah membaca di awal-awal minggu supaya Anda dapat mencerna setiap materi yang ada. 3. Lakukan. Kerjakanlah latihan-latihan mingguan yang ada. Dengan melakukan latihan yang tersedia pada tiap bab yang baru Anda baca maka ide yang Anda pelajari akan semakin melekat dan jiwa Anda akan semakin dibentuk dan dipulihkan. Beberapa latihan mungkin
14 | The good and beautiful LIFE
akan memakan waktu lebih banyak daripada latihan yang lain. Sediakanlah waktu untuk mengerjakan latihan pribadi sebelum melakukan pertemuan kelompok. Anda tidak hanya membutuhkan waktu untuk mengerjakan latihan tetapi juga untuk menuliskan refleksi Anda pribadi. 4. Refleksikan. Ambil waktu untuk menuliskan refleksi Anda. Jawablah pertanyaan yang diajukan pada bagian akhir tiap bab ke dalam jurnal Anda. Refleksi ini akan menolong Anda untuk memperjelas pikiran Anda dan mengkristalisasi apa yang diajarkan Allah kepada Anda. Hal ini juga akan mempersiapkan Anda kepada bagian yang selanjutnya. 5. Berinteraksilah. Persiapkan diri Anda untuk mendengar dan berbagi dalam kelompok. Di sinilah Anda akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar dan belajar dari pengalaman dan pemahaman orang lain. Jika semua peserta telah menulis jurnal sebelum pertemuan, maka diskusi dalam kelompok akan jauh lebih efektif. Semua peserta akan membagikan pemikiran mereka yang telah terfokus sehingga waktu kelompok menjadi lebih efisien. Penting untuk diingat bahwa kita harus mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara! Persiapkan diri untuk berbagi supaya anggota kelompok yang lain dapat belajar dari ide dan pengalaman Anda. 6. Berikan semangat. Berinteraksilah dengan yang lain—di luar waktu pertemuan kelompok. Salah satu berkat yang diberikan oleh teknologi adalah kemudahan dalam melakukan interaksi. Suatu ide yang bagus untuk mengirimkan surat elektronik yang menguatkan kepada yang lainnya sebelum dan sesudah pertemuan. Biarkan mereka mengetahui bahwa Anda sedang memikirkan mereka, dan bertanyalah apa yang dapat Anda doakan bagi mereka. Hal ini akan memperkuat hubungan dan memperdalam pengalaman rohani Anda. Membangun relasi yang kuat adalah faktor kunci agar pengalaman rohani Anda menjadi sukses.
satu Kehidupan yang Baik dan Indah “Makna dari keberadaan manusia tidaklah terletak pada, sebagaimana yang selama ini kita kira, pada kemakmuran‌ melainkan pada pertumbuhan jiwa.â€? Alexander Solzhenitsyn
P
ada suatu musim panas saya melayani sebagai pembimbing rohani di sebuah rumah pensiunan. Pekerjaan saya sangatlah mudah. Para pensiunan tersebut berada dalam kondisi yang sehat-sehat saja sehingga tidak terlalu memerlukan perhatian lebih. Mereka menikmati kehidupan mereka yang seperti berada dalam sebuah asrama kampus dengan orang-orang beruban, keriput, dan sarat pengalaman. Saya melihat wajah-wajah yang tersenyum ke manapun saya pergi. Setiap pagi di kapel, seorang wanita bernama Gladys akan memainkan sebuah lagu himne, lalu saya menyampaikan renungan singkat, kemudian kami akan menyanyikan sebuah himne lainnya yang kemudian diakhiri dengan doa. Sepanjang hari kemudian, para penghuni rumah pensiunan akan menghabiskan waktu dengan mengenang anak dan cucu mereka, minum teh bersama atau bermain bilyar. Menyeruput teh bersama nenek-nenek dan bermain bilyar bersama kakek-kakek adalah cara yang menyenangkan untuk menghabiskan musim panas. Saya mencoba bergaul dengan mereka di waktu kosong, namun
16 | The good and beautiful LIFE
terkadang saya harus menemui orang-orang yang minta dikunjungi secara khusus. Suatu hari pembimbing saya memberikan secarik kertas bertuliskan, “Ben Jacobs, kamar 116, meminta untuk dikunjungi.” Dia melihat saya dan berkata, “Semoga beruntung dengan yang satu ini, Jim.” Nada kalimatnya menyiratkan bahwa saya akan mengalami masalah. Apa yang sulit dengan orang ini? Saya bertanya-tanya sembari saya berjalan ke arah kamar Ben. Saya mengetuk pintu dan suara yang berat berkata, “masuklah, anak muda.” Ben duduk di kursi goyang, dengan syal di kakinya, dia mengenakan kardigan biru dan kemeja berkancing. Rambutnya abu-abu, janggutnya rapi dan perawakannya bengis: Sepasang mata yang dalam dan besar, serta hidung yang panjang dan pipih. Dia terlihat serius dan berwibawa, seperti seseorang yang tidak bisa dipermainkan. “Selamat siang, Ben,” Saya berkata sambil memberikan tangan untuk bersalaman. “Duduklah, nak,” kata dia dengan tegas tanpa menyambut tangan saya. Setengah jam berikutnya kami habiskan dengan membahas filsafat dan agama-agama dunia. Saya tidak yakin apakah dia sedang menguji untuk melihat apakah saya pandai dan berwawasan atau dia hanya sedang ingin membuat saya terkesan. Dia memang benar-benar mengesankan. Dia mengetahui banyak hal yang rumit mengenai agama dan filsafat. Kami terlibat dalam sebuah debat mengenai siapakah filsuf terbaik. Sebenarnya saya curiga bahwa dia tidak ingin benar-benar berdebat soal filsafat, namun saya juga tidak begitu yakin dengan apa yang diinginkannya. Setelah beberapa saat dia berkata, “Yah, kamu pasti sibuk. Kamu boleh pergi sekarang. Semoga harimu baik.” Kali ini dia menyalami saya, dan ketika saya hendak meninggalkan ruangannya, dia berkata, “Maukah kamu kembali lagi besok?” Enam hari berturut-turut saya mengunjungi kamar 116 dan berbicara dengan Ben, hari demi hari dia menjadi semakin terbuka, berbagi mengenai kehidupannya sedikit demi sedikit. Pada hari ketujuh akhirnya saya menemukan motivasi Ben yang sesungguhnya. Dia membutuhkan seseorang untuk mendengarkan pengakuan dosanya. Bukan dosa sembarangan; Ben ingin bercerita bahwa dia telah menjalani kehidupan yang gagal. Padahal kehidupan Ben tidaklah buruk. Banyak yang akan me-
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 17
ngatakan bahwa dia telah menjalani kehidupan yang sukses. “Saya lahir pada tahun 1910. Saya sudah berpenghasilan satu juta dolar sejak tahun 1935. Pada waktu itu saya baru dua puluh lima tahun. Ketika berumur empat puluh tahun saya adalah orang terkaya di negara bagian saya. Para politikus ingin berteman dengan saya. Saya berbohong, mencurangi dan mencuri dari siapa pun yang saya bisa. Moto hidup saya sederhana: ambillah semua yang kamu bisa dari siapa pun yang kamu bisa. Saya mengumpulkan kekayaan, dan semua orang kagum dengan saya. Saya punya kekuasaan pada waktu itu. Saya memiliki dua ribu pekerja, dan mereka semua menghormati atau takut dengan saya. Semua yang saya pedulikan adalah uang. Saya memiliki tiga istri, mereka semua meninggalkan saya karena merasa tidak diperhatikan atau karena mereka menangkap basah saya sedang berselingkuh. Saya memiliki seorang putri yang kini berumur empat puluhan, namun dia tidak ingin menemui saya.� Ben berhenti lalu menatap saya untuk melihat apakah saya sedang menghakiminya. Saya tidak menghakiminya. Saya sedang terkesima. Dia terlihat seperti kakek penuh kasih yang mengenakan sweater kardigan; dia tidak terlihat seperti seorang yang hidup dalam ambisi, keegoisan, bahkan keberdosaan. Dia melanjutkan, “Saya rasa dapat dikatakan bahwa saya menghancurkan hidup saya sendiri, karena pada hari ini, saya sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Oh, saya masih memiliki banyak uang. Saya masih memiliki banyak uang lebih dari yang sanggup saya habiskan. Namun uang tersebut tidak memberikan kebahagiaan. Saya duduk di sini setiap hari, menunggu kematian. Saya tidak memiliki apa pun selain kenangan yang buruk. Saya tidak mempedulikan siapa pun dalam hidup saya, dan tidak ada satu orang pun yang peduli dengan saya. Kamulah, anak muda, satu-satunya yang kumiliki sekarang.� SEMUA ORANG INGIN BAHAGIA
Beberapa dari kita adalah introvert, dan beberapa lainnya adalah ekstrovert. Beberapa dari kita seperti kucing, dan beberapa lainnya seperti seekor anjing. Beberapa dari kita suka mengambil risiko, beberapa lainnya suka bermain aman. Masing-masing kita unik, namun ada satu keinginan dalam diri tiap kita yang sama: Semua orang ingin
18 | The good and beautiful LIFE
bahagia. Tidak ada seorang pun yang mencari kehidupan yang garing, tidak bergairah, membosankan, dan tidak bermakna. Kita semua ingin bahagia, dan kita semua ingin selalu bahagia. Kita ingin agar orang yang kita kasihi merasa bahagia. Akhir-akhir ini ada sebuah survei: “Apa yang paling diinginkan orang tua Anda dari Anda—kesuksesan, kekayaan, menjadi orang yang baik, atau kebahagiaan?” Delapan puluh lima persen menginginkan kebahagiaan. Ben ingin menjadi bahagia. Dia tidak pernah menginginkan kehidupan yang menyedihkan dan tidak berbahagia. Ben tidak dengan sadar memutuskan bahwa, “Saya rasa saya akan membuat rentetan keputusan egois yang akan menghancurkan hidup saya.” Ben mengira bahwa dia sedang mengejar kebahagiaan. Ben memang mengejar kebahagiaan, sukacita, kedamaian dan kemakmuran, sama seperti yang dilakukan oleh tiap kita tiap waktu. Ben memiliki pemahamannya sendiri mengenai apa itu kesuksesan dan kebahagiaan, sayangnya semua itu salah. Dia menganut konsep yang salah tentang kehidupan yang baik dan berbahagia. Konsep itu membuat dia bersikap seperti itu dan dia membenarkan siApakah Anda setuju bahwa kapnya. Memang tidak semua orang akan bersemua orang ingin bahagia? akhir seperti Ben, tetapi butuh waktu yang lama untuk menghancurkan sebuah hidup. Semuanya dimulai dari konsep yang melatar-belakangi kehidupan kita. Ada perbedaan antara kebahagiaan dan sukacita. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi yang ditentukan oleh keadaan kita. Sukacita adalah kondisi dari dalam diri yang tidak ditentukan oleh kondisi eksternal sehingga kondisi ini tidak berubah-ubah. Penulis rohani zaman dulu, seperti misalnya John Wesley, menggunakan kata kebahagiaan untuk menggambarkan kehidupan yang baik dan bajik. Kebahagiaan sejati berarti bahwa orang itu berada dalam kondisi yang baik. Kalimat Wesley yang terkenal, “Anda tidak dapat bahagia tanpa kekudusan.” Pada definisi inilah saya menggunakan kata bahagia untuk menggambarkan kehidupan yang baik. KONSEP YANG SALAH: KEBAHAGIAAN DATANG DARI PRINSIP-PRINSIP DUNIAWI
Jika Anda menyaksikan televisi pada jam-jam utama, maka Anda akan
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 19
banyak melihat nilai-nilai dunia ini. Dua puluh menit penuh dengan iklan berbagai produk, mulai dari perawatan rambut hingga layanan hotel dan ban kendaraan. Secara tidak langsung, iklan-iklan itu berkata: Kebahagiaan datang dari seks, uang dan kuasa. Seorang wanita berbikini di sebelah tumpukan ban mobil mengimplikasikan bahwa para wanita hanya akan tertarik dengan pria-pria yang menggunakan ban mobil tersebut. Seorang pria tampan terlihat penuh kedamaian ketika dia sedang menikmati layanan hotel bintang lima. Semuanya jelas: kemewahan yang mahal akan membuat Anda bahagia. Semua konsep ini salah, artinya konsep-konsep ini dibangun di atas kebenaran yang tidak utuh atau penuh kebohongan. Ketika kita menganut konsep-konsep ini, maka perlahan jiwa kita akan dihancurkan. Ben hidup dengan konsep-konsep yang demikian. Dia mengumpulkan kekayaan, memiliki kuasa yang besar dan menjalani seks yang tidak bermakna. Semua sikapnya berasal dari konsepnya. Konsep ini dapat dibahasakan dalam beberapa cara: “Jadilah nomor satu.” “Kamu hanya dapat melakukannya sekali, jadi ambillah semua yang kamu bisa.” “Semuanya adil dalam cinta dan perang.” Semua kalimat ini digunakan untuk membenarkan kejahatan atau sikap yang tidak etis. Secara negatif, konsep budaya ini berkata, “Jangan menekan hawa nafsu; semua nafsu adalah baik.” “Peraturan dibuat untuk dilanggar.” “Jangan terbelenggu oleh komitmenmu.” “Orang baik selesai terakhir.” Konsep-konsep inilah yang dihidupi oleh Ben, yang akhirnya membuatnya sedih dan kesepian, terjebak kenangannya ketika menyakiti orang lain dalam perburuannya akan “kebahagiaan.” Ben mengatakan kepada saya bahwa dirinya tertarik dengan Yesus, namun pengajaranNya tidak mungkin untuk dia lakukan. Dia mengatakan bahwa jika dirinya menaati perintah Yesus, maka hidupnya menjadi membosankan, kaku dan tidak bahagia. Dia berasumsi bahwa Yesus akan membuatnya menjadi orang gagal yang lemah. BAGAIMANA CARA MENGHANCURKAN HIDUPMU (TANPA BERUSAHA)
Dalam Roma 1:18-32, Paulus menjabarkan bagaimana kehidupan manusia terseret menuju kebinasaan. Ditulis sembilan belas abad sebelum
20 | The good and beautiful LIFE
kemunculan psikologi modern, evaluasi Paulus mengenai diri manusia telah menjadi sebuah penggambaran yang brilian mengenai penghancuran jiwa yang pernah saya baca. Mungkin Anda ingin membaca Roma 1:18-32 secara keseluruhan, namun pada saat ini saya ingin terlebih dahulu menyimpulkan pemikiran Paulus dengan apa yang saya sebut “Enam Langkah Menuju Kehancuran: Proses Menuju Kebinasaan.” 1. Penolakan: Saya ingin menjadi Allah. Langkah pertama menuju kehancuran adalah menolak menjadikan Allah sebagai Allah. Artinya kita menolak untuk menghormati dan mengagungkan Allah. Paulus menuliskan, “Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya” (Rm. 1:21). 2. Menggelapnya pikiran (kontra realitas). Jika Allah ada, sebagaimana yang dipercayai orang Kristen, maka Allah adalah pencipta segala sesuatu, satu-satunya pribadi yang dapat ada tanpa penyebab, pribadi yang sempurna dan berkuasa. Singkatnya, jika Allah ada, maka kita harus memuliakan dan mengucap syukur kepada-Nya. Menolak dua sikap ini (langkah 1) berarti melarikan diri dari realitas. Pelarian ini bertolak belakang dengan kebenaran alam semesta. Maka dari itu, pikiran kita, yang mana lapar akan kebenaran dan fakta, menjadi redup. Paulus mengatakan: “Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh” (Rm. 1:21-22). 3. Memberhalakan: Kita harus memiliki ilah. Jika kita menolak Allah, maka harus ada sosok yang menggantikan Allah: “Natur menolak kekosongan.” Seseorang atau sesuatu harus mengambil alih tempat Allah. Kita bisa saja menyukai sosok ilah yang memberikan banyak kebaikan kepada kita dengan imbalan yang minimal. Solusi: menciptakan sebuah ilah. Paulus menggambarkan kerusakan ini: mereka “menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar” (Rm. 1:23). Ilah tidaklah harus memiliki rupa; ilah bisa merupakan apa pun yang menjadi investasi hidup kita demi menggapai kesenangan, kebahagiaan dan makna tujuan yang salah. Kuncinya: ilah melayani kita dengan memberikan pemenuhan hawa nafsu, dan kita melayani ilah dengan me-
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 21
ngorbankan hidup kita kepadanya. 4. Allah meninggalkan kita: Kemurkaan. Tanpa kita menyadari kesiasiaan hidup ini dan berbalik kepada Allah, maka kita akan terus-menerus menyembah ilah yang lain. Dalam penolakan, Allah tidak memiliki pilihan lain. Paulus menuliskan bagian yang saya rasa merupakan salah satu ayat paling mengerikan dalam Alkitab: “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka” (Rm. 1:24). Allah membiarkan kita apa adanya. Kemurkaan Allah merupakan hak-Nya untuk memperlakukan dosa yang tidak mungkin akan dibiarkan-Nya. 5. Kebahagiaan harus dikejar dengan cara apa pun. Dengan adanya keterpisahan dari realitas dan diri kita sendiri, maka kita harus mencari cara untuk mengisi kekosongan. Biarpun sementara, tetapi cara terbaik mengisi kekosongan itu adalah melalui pemuasan kebutuhan tubuh kita. Hawa nafsu dan kerakusan adalah jalan pintas menuju kebahagiaan. Namun “kebahagiaan” yang kita dapat melalui tubuh kita (melalui obat, alkohol, makanan, seks, pornografi) memiliki efek destruktif yang konstan. Tiap kali kita mengisi kekosongan tersebut, tingkat kenikmatan yang kita dapatkan menjadi semakin berkurang sehingga penurunan itu harus ditingkatkan dengan cara memperbanyak konsumsi “hawa nafsu.” Paulus mengatakan: “Karena itulah Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan” (Rm. 1:26). “Keinginan hati” berubah menjadi “hawa nafsu yang memalukan.” 6. Dosa berkuasa. Langkah terakhir adalah kesimpulan logis dan terburuk dari lima langkah sebelumnya. Dosa dan kejahatan telah menjadi sikap yang alamiah dan normatif. Ketika kita menolak dan terusmenerus berusaha menggantikan Allah dengan ilah yang tidak dapat memuaskan kita, maka kita secara alami mulai menjadi sosok yang berlawanan dengan Allah. Paulus memberikan sebuah daftar yang biarpun sudah kuno namun tetap relevan dengan zaman ini: Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan, dan kebusukan, penuh dengan dengki,
22 | The good and beautiful LIFE
pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. (Rm. 1:28-31)
Setiap hari ketika membaca koran, saya melihat gambaran Paulus mengenai penurunan moral yang terjadi dalam dunia modern: Politisi menggunakan kuasa mereka secara tidak pantas, pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran, penjebolan penjara, geng, bandar narkoba, prostitusi dan lain sebagainya. Semua itu dimulai dengan langkah pertama yang fatal, yakni langkah yang juga diambil oleh Adam dan Hawa yang menyebabkan keterpisahan mereka dari Allah di taman “Seperti apakah penurunan moral Eden: menolak untuk memuliakan ini dalam diri sesama Anda atau diri dan mengucap syukur kepada Allah. Anda sendiri?� Langkah tersebut menjadi permulaan dari kehidupan yang tidak baik dan tidak indah, serta berujung kepada kehidupan yang penuh dosa dan keburukan. DOSA ITU BURUK, KEBAJIKAN ITU INDAH
Dosa banyak dilakukan namun tidak dapat dibenarkan. Dosa itu buruk. Dosa adalah kebalikan dari keindahan. Ketika saya melihat seorang pria menggoda seorang wanita, saya merasa jijik. Kemarahan itu bisa jadi buruk. Ketika saya melihat seseorang sedang marah, maka kemarahan itu tidak enak dilihat. Kekhawatiran itu tidak pantas, dan menghakimi orang lain itu menjijikkan. Ketika saya mendengar seseorang menjelekkan orang lain, maka saya merasa muak. Kebanggaan dan prasangka, dusta dan kekerasan—semuanya itu buruk. Ketika saya melihat sifatsifat ini dalam diri orang lain, maka semuanya itu menjadi tidak menarik. Namun ketika saya melihat sifat-sifat ini dalam diri saya, maka dengan cepat saya akan membenarkan dan berusaha menguranginya. Terlepas dari keburukan dan kerusakan yang ditimbulkan, dosa masih tetap memancing kita ke dalam ilusi kebahagiaan. Secara kontras, kebajikan—bukan sikap di luar diri namun ke-
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 23
adaan di dalam hati yang mencintai kebaikan—adalah indah. Ketika saya melihat seseorang mengatakan kebenaran biarpun diri mereka tersakiti, maka itu indah. Ketika seorang pria melihat seorang wanita sebagai seorang manusia dan bukan objek, maka itu indah. Dalam The Seven Storey Mountain, Thomas Merton menggambarkan kehidupannya yang penuh dosa dan pertobatannya kepada Allah di masa mudanya. Dia menolak dan menertawakan kebajikan yang dia maknai sebagai “tingkah laku yang dibuat-buat yang dilakukan oleh orang-orang munafik.” Namun Merton akhirnya menemukan bahwa kebajikan, yakni kuasa yang muncul dari kesempurnaan moral, adalah satu-satunya jalan menuju kehidupan yang baik. Tanpa [kebajikan] maka tidak akan ada kebahagiaan, karena kebajikan merupakan satu-satunya kuasa yang membuat kita mendapatkan kebahagiaan: tanpanya, tidak ada sukacita. Kebajikan adalah energi diri kita dan kemampuan untuk mengarahkan energi ini kepada harmoni dan kesempurnaan serta keseimbangan, kesatuan natur kita dengan dirinya sendiri dan dengan Allah, yang pada akhirnya akan menentukan kedamaian kekal.
Dosa itu selalu buruk, dan kebajikan sejati itu selalu indah. Dosa membimbing kepada kehancuran, tetapi kebajikan kepada kekuatan. Inilah mengapa semua orang, bahkan ateis sekalipun, menyukai Yesus. Yesus adalah kebajikan yang sejati. Dia telah hidup dalam kebaikan yang baik dan indah, di mana Dia ingin murid-murid-Nya mengalami kehidupan “Dosa selalu buruk; kebajikan selalu indah.” Berikan contoh untuk yang sama. Seorang yang bajik merumendukung kalimat ini. pakan terang bagi semua orang di sekitar mereka. Saya bertemu dengan seseorang yang bajik beberapa tahun yang lalu, dan hingga saat ini dia masih memengaruhi saya. HIDUP YANG MAKSIMAL
Pada musim panas tahun 2006 saya mendapatkan hak istimewa untuk bertemu salah satu pahlawan saya: pelatih basket UCLA yang legen-
24 | The good and beautiful LIFE
daris, John Wooden. Wooden memiliki banyak rekor yang sulit untuk dipecahkan lagi oleh orang lain. Dia memenangi sepuluh kejuaraan basket NCAA, di mana yang terakhir adalah pada tahun 1975. Tidak ada pelatih lain yang memiliki gelar ini lebih dari empat. Ada satu musim di mana timnya memenangi delapan puluh delapan pertandingan berturut-turut. Tidak ada tim lain yang menang lebih dari empat puluh dua kali berturut-turut. Dia telah melatih beberapa pemain terbaik yang pernah ada (Bill Walton, Kareem Abdul-Jabbar). Dia dianggap tidak hanya sebagai pelatih basket terbaik sepanjang masa tetapi juga pelatih olahraga terbaik di era kapanpun. Hingga hari ini para mantan pemainnya masih meneleponnya, terkadang seminggu sekali, untuk mengatakan betapa mereka mengasihi dirinya, berterima kasih kepadanya karena dampak yang telah dia berikan dan menanyakan nasihatnya dalam setiap aspek kehidupan. Biarpun dia dilihat sebagi seorang pelatih yang sukses, rekor kemenangannya tidak menjadikan Wooden sebagaimana dirinya sekarang. Pada suatu siang ketika saya bersama dengannya, saya bertanya apa rahasia dari kehidupannya. Dia berkata, “Jim, pada tahun 1935 saya berkomitmen untuk menghidupi beberapa prinsip, dan hingga kini saya tidak pernah lepas dari prinsip-prinsip tersebut. Prinsip-prinsip ini berdasarkan Alkitab dan pengajaran Yesus. Prinsip-prinsip seperti keberanian dan kejujuran serta kerja keras, karakter dan kesetiaan, serta kebajikan dan kehormatan—inilah yang mendasari kehidupan yang baik.” Selama tiga jam saya mencatat hampir semua yang dia katakan. Saya memerhatikannya berbincang dengan anak saya yang berumur empat belas tahun, Jacob, seolah Jacob adalah satu-satunya orang di ruangan tersebut. Mata Jacob berbinar ketika dia melihatlihat memorabilia John: bola kasti yang ditanda tangan oleh legenda seperti Mickey Mantle, Derrick Jeter dan Joe Torre, semua mereka berkata, “Untuk pelatih Wooden: Engkau adalah inspirasiku.” John Wooden telah menemukan cara terbaik untuk hidup, dan dia menghidupi itu setiap hari. Dia jatuh cinta dan tetap setia kepada Nellie, istrinya selama lima puluh tiga tahun ini, sejak mereka masih muda. Pada hari pertama latihan basket, dia akan mengajarkan para pemainnya selama satu jam bagaimana cara memakai kaus kaki de-
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 25
ngan benar. Jika dipakai dengan tidak benar, maka kaki akan melepuh. Dia mengajarkan para pemainnya prinsip yang penting mengenai kehidupan: Lakukanlah hal kecil dengan baik. Dia meminta para pemainnya untuk menghargai para pemain yang mengumpan kepada mereka ketika mereka mencetak angka. Kebiasaan menunjuk kepada pemain yang mengumpan setelah mencetak angka dimulai dari UCLA. Wooden mengatakan kepada para pemain, “Disiplinkan dirimu agar yang lain tidak perlu mendisiplinkanmu.” “Jangan pernah berbohong, jangan pernah curang, jangan pernah mencuri.” “Nikmati upayamu dan percaya dirilah.” John memiliki kehidupan yang luar biasa. Cintanya kepada istrinya dan kepada Yesus seakan memenuhi ruangan. Senyumnya menular, dia mudah tertawa dan benar-benar rendah hati. Dia bahagia karena bisa hidup dan dapat melihat anak serta cucunya, tetapi dia juga memberi tahu saya bahwa dia sudah siap untuk pergi dari dunia agar dapat bersama denganYesus serta istrinya yang dia kasihi. John telah menghidupi kehidupan yang luar biasa, “lebih baik dari yang berhak saya dapatkan,” kata dia kepada saya. Sesungguhnya dia telah menghidupi kehidupan yang memang diperuntukkan bagi kita semua, dengan didasari kepada kebenaran, kebajikan dan integritas, sebuah kehidupan yang menuju kepada kebahagiaan sejati. John Wooden telah menghidupi kehidupan yang baik dan indah. Anda mungkin sudah tahu bahwa John lahir pada tahun 1910. Tahun kelahirannya sama dengan Ben. Mereka berdua hidup melalui abad yang sama, menyaksikan masa depresi, dua perang dunia, kejatuhan ekonomi dan kemakmuran, serta lusinan pergantian presiden. Mereka hidup di negara bagian yang sama, biarpun di pantai yang berbeda. Masing-masing tidak lebih kurang atau lebih dari satu sama lain, namun perbedaan keduanya begitu tajam. Apa perbedaannya? Ben hidup dalam ilusi, dalam konsep yang salah mengenai makna hidup dan kebahagiaan yang akhirnya berujung pada kehancuran. Sisa akhir hidupnya dipenuhi dengan ketakutan akan kematian. John membangun kehidupannya dengan dasar kebenaran pengajaran Yesus, dalam konsep yang akurat mengenai apa itu kehidupan yang baik. Melalui konsep inilah dia hidup dalam kehidupan yang penuh kemuliaan, da-
26 | The good and beautiful LIFE
mai dan menatap masa depan yang cerah bersama dengan Kristus. Ben membangun hidup di atas pasir; John membangun hidup di atas Yesus batu karang yang teguh. Saya ingin memperjelas bahwa Allah tidak memberkati John karena John telah berbuat baik. Perbuatan baik John menuntun kepada kehidupan yang bajik yang merupakan upah perbuatannya. Allah tidak memberikan berkat dan kutuk berdasarkan tingkah laku saja—jika iya, semua orang “jahat” akan menderita dan orang “baik” akan diberkati. Ada kehidupan penuh sukacita dan kedamaian yang hanya dialami oleh mereka yang mengikuti Allah. Baik John maupun Ben mendapatkan kesuksesan luar biasa dalam kehidupan mereka. Masing-masing keduanya menakjubkan dalam cara mereka sendiri. Namun Anda dan saya tidak lebih kurang dari mereka. Tiap hari kita mengambil keputusan yang akan membawa kita semakin dekat dengan kehidupan yang bajik atau berdosa. Kita diperhadapkan dengan keputusan untuk menjadi taPernahkah Anda bertemu mak atau murah hati, egois atau meseseorang seperti John ngorbankan diri, menyalahkan atau meWooden? Jika iya, bagaimanakah maafkan, mengutuk atau memberkati. kehidupannya memengaruhi Anda? Biarpun Ben dan John bukanlah orang biasa pada umumnya, namun jiwa mereka tidak berbeda dengan kita. Siapa pun kita, kita harus memilih sikap apa yang akan kita terapkan tiap harinya. PENGAJARAN YESUS
John Wooden menjadi orang Kristen sejak muda dan telah membangun hidupnya berdasarkan pengajaran Yesus. Pengajaran Yesus adalah: “Kehidupan yang baik dan indah dinyatakan melalui ketaatan melakukan perintah-Ku, bukan sebagai hukum atau peraturan, melainkan sebagai gaya hidup yang baru.” Yesus mengajarkan ini pada akhir bagian Khotbah di Bukit. Nantinya kita akan mempelajari Khotbah ini lebih mendetail, namun saya ingin terlebih dulu melihat bagaimana Yesus mengakhiri pengajaran-Nya. Setelah memberikan Khotbah paling dalam yang pernah ada di dunia ini,Yesus berkata:
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 27
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya� (Mat. 7:24-27).
Siapa pun yang menorehkan perkataanYesus di dalam hati dan menghidupi perkataan-Nya adalah seperti mereka yang membangun rumah di atas batu, sehingga tidak akan pernah terguncang, bahkan di tengah badai dan banjir sekalipun. Sebaliknya, mereka yang tidak mendengar dan taat adalah mereka yang membangun rumah di atas pasir. Ketika badai kehidupan datang, maka rumah mereka pun roboh.Apa yang dimaksudYesus dengan, “mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya�? Khotbah di Bukit.Yesus sedang berbicara soal perintah agar para pendengar tidak dikuasai oleh kemarahan atau hawa nafsu atau dusta, balas dendam atau kekhawatiran, dan tidak menghakimi orang lain. Anehnya, banyak orang Kristen yang mengabaikan pengajaran ini. Mereka merasa pengajaran ini terlalu sulit atau mungkin tidak penting bagi orang-orang pada umumnya. Buku ini ditulis berdasarkan Khotbah di Bukit. Tujuan buku ini adalah menolong orang Kristen untuk mengerti dan melakukan pengajaran Yesus mengenai topik kemarahan, hawa nafsu, dusta, kekhawatiran, kesombongan dan menghakimi orang lain. Apa yang diajarkan oleh Yesus merupakan kebenaran. Menghidupi pengajaran-Nya akan memberikan kehidupan yang baik, yakni kehidupan yang dapat bertahan dari badai dan cobaan. Tidak menaati pengajaran-Nya akan berujung pada hidup yang hancur. Yesus tidak sedang ingin membuat kehidupan ini menjadi lebih sulit, melainkan Dia sedang mewahyukan jalan menuju kehidupan yang baik dan indah dengan cara menjalankan pengajaran-Nya. Tidak ada cara lain. Hanya ada satu, entah hidup kita menaati pengajaran-Nya, atau kita gagal untuk memiliki kehidupan
28 | The good and beautiful LIFE
yang baik dan indah. PETA DAN MERCUSUAR
Bertahun-tahun yang lalu, Gordon Livingston adalah seorang letnan muda di Angkatan Udara divisi 82. Dia sedang berlatih uji lapangan di Fort Bragg, North Carolina. Dia menulis, “Ketika saya berdiri membaca peta, sersan saya, seorang veteran, datang. ‘Kamu sudah tahu kita ada di mana, letnan?’ dia bertanya. ‘Yah, menurut peta seharusnya ada sebuah bukit di sebelah sana, tetapi tidak ada,’ jawab saya. ‘Pak,’ katanya, ‘jika peta tidak cocok dengan apa yang ada di lapangan, maka peta itu salah.’ Pada saat itu, saya mendengarkan sebuah kebenaran yang dalam.” Peta berusaha untuk memberitahu kita fakta yang ada. Semakin akurat sebuah peta, maka semakin baik pula peta itu. Prinsip yang sama juga dikenakan kepada konsep kita. Ada konsep yang benarbenar salah, tetapi konsep pengajaran Yesus sendiri benar-benar akurat—bahkan sempurna. Kita dapat melihat keakuratan sebuah peta jika membandingkannya dengan kondisi lapangan. Letnan Gordon telah mempelajari sebuah kebenaran yang luar biasa: jika sebuah peta tidak cocok dengan kondisi lapangan, maka peta itu salah. Kondisi lapangan tidak akan pernah salah. Begitu juga dengan konsep yang membimbing kita, mengarahkan kita, memberitahukan kepada kita jalan mana yang harus diambil. Jika sebuah konsep tidak cocok dengan kehidupan nyata, maka konsep itu salah. Konsep yang dihidupi oleh Ben terbukti salah. Konsep Ben mengatakan, “Inilah jalan menuju kehidupan yang baik,” namun dia berujung pada kehancuran. Masalahnya tidak terletak pada hidup ini melainkan pada konsep yang dijalankan. Di sisi lain, pengajaran Yesus cocok dengan fakta. Tidak ada satu orang pun yang mengikuti Yesus dan mengalami kekecewaan. Tidak ada satu orang pun yang melakukan pengajaran-Nya lalu bisa membuktikan bahwa pengajaran-Nya salah. Perintah-Nya benar-benar selaras dengan kenyataan. Kita tidak akan menemukan kehidupan yang baik di luar daripada pengajaran Yesus. Kita harus menyesuaikan diri dengan pengajaran-Nya. Pada suatu malam yang gelap disertai badai sebuah kapal yang di-
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 29
nakhodai seorang kapten yang arogan berlayar mengarah ke sebuah kapal. Kapal yang lain memberi sinyal, “berbaliklah,” namun kapten yang arogan ini menolak. Dia memberi sinyal ke kapal tersebut untuk menyingkir dari jalannya; bukankah dia adalah seorang kapten terkenal yang menakhodai kapal yang penting. Kapal yang lain itu kembali memberi sinyal, “berbaliklah—sekarang!” Sekali lagi, kapten ini menolak lalu memberi sinyal, “Tidak, kamulah yang harus berbalik. Ini kapal SS Poseidon, saya adalah kapten Franklin Moran!” Akhirnya “kapal” yang lain ini memberi sinyal: “Berbaliklah sekarang—ini adalah mercusuar, atau kamu akan menghantam karang.” Tentunya kita bebas untuk hidup sesuai dengan apa yang kita mau. Begitu juga dengan sang kapten yang bebas untuk mengabaikan sinyal dari mercusuar dan melakukan apa yang dia mau. Sayangnya, dia tidak kebal dari batu karang. Realitas adalah tembok yang kita hantam ketika konsep kita terbukti salah. Kita harus membaca Khotbah di Bukit dengan cara berikut: Yesus tidak sedang mendorong kita untuk hidup menurut cara-Nya agar kita mendapatkan berkat atau masuk surga jika kita mati;Yesus sedang menyampaikan kebenaran mengenai realitas. Dia memperingatkan tentang hawa nafsu, bukan karena Dia munafik melainkan karena Dia tahu bahwa hawa nafsu dapat menghancurkan kita jika dibiarkan.Yesus mengatakan agar kita tidak khawatir, bukan karena kekhawatiran akan menimbulkan sakit lambung, melainkan karena mereka yang sudah bersama-Nya dalam Kerajaan Allah tidak perlu lagi khawatir; kekhawatiran hanya akan membuang waktu. Hawa nafsu dan kekhawatiran, menghakimi dan kemarahan, balas dendam dan kesombongan tidaklah baik dan indah, semua itu tidak memberikan pembebasan. Sebenarnya, semua itu justru adalah bentuk pelarian dari pembebasan. Kita tidak dapat menemukan kebahagiaan atau sukacita yang terpisah dari kehidupan yang taat kepada pengajaran Yesus. C. S. Lewis menulis, “Allah tidak dapat memberikan kita kebahagiaan dan kedamaian jika kita terpisah dari-Nya, karena di luar Dia tidak ada kebahagiaan dan kedamaian. Semua itu tidak ada.” Allah tidak sedang pelit dan menahan sukacita jika kita terpisah dari-Nya; sesungguhnya tidak ada kebahagiaan di luar Allah. Kita memohon, “Ya Allah, berikanlah aku kebahagiaan dan
30 | The good and beautiful LIFE
kedamaian, tetapi izinkanlah juga aku hidup sesuai dengan yang aku inginkan.� Lalu Allah menjawab, “Aku tidak dapat memberikan dua hal itu. Kamu sedang meminta sesuatu yang tidak ada.� HARGA DARI TIDAK ADANYA PEMURIDAN
Formasi spiritualitas dan pemuridan membuat banyak orang memikirkan harga mahal yang harus dibayar untuk mendapatkan kehidupan yang intim dengan Allah. Hilang sudah kenikmatan, tidak ada lagi tawa dan sukacita. Hiburan, menonton film, makan enak, menelusuri internet dan bermain games bersama teman akan seluruhnya diambil dari kehidupan kita. Ini tidak benar. Mereka yang mengikuti Yesus tidaklah harus hidup dalam ketegangan, kesedihan dan kemuraman. Justru sebaliknya. Pengikut Kristus akan mengalami tingkat tertinggi dari kenikmatan, tawa yang lepas dan menikmati segala kebaikan yang ada dalam hidup. Penghuni Kerajaan Surga justru akan lebih pilih-pilih dalam cara mereka mencari hiburan dan kenikmatan. Mereka percaya dengan Allah yang baik dan indah yang datang bukan untuk merampok sukacita mereka, melainkan untuk memberikan sukacita nyata yang kekal, yakni sukacita yang ditemukan dalam kepantasan dan batasan yang diberikan. Informasi bahwa pengikut Yesus akan mengalami kehidupan yang membosankan adalah informasi yang dengan sukses telah disebarkan oleh musuh kita. Setan dan pengikutnya tahu bahwa sukacita sejati ditemukan hanya ketika pengajaran Yesus dilakukan. Dengan sedikit pembengkokan serta contoh dari orang-orang baik dengan konsep yang salah, kehidupan kristiani akhirnya digambarkan secara menyedihkan. Iblis ingin agar orang-orang takut dengan harga mahal dari pemuridan. Sesungguhnya, harga dari tidak adanya pemuridan justru jauh lebih mahal. Dallas Willard mengatakan: Tidak adanya pemuridan harus dibayar dengan damai sejahtera, hidup yang disentuh oleh kasih, iman yang melampaui segala sesuatu bahwa Allah selalu bekerja demi kebaikan, harapan yang kukuh di tengah situasi yang sulit, kekuatan untuk melakukan apa yang benar dan kesanggupan untuk berdiri melawan kejahatan. Artinya, tidak adanya pemuridan harus dibayar dengan
Kehidupan yang Baik dan Indah
| 31
kekayaan hidup yang telah dijanjikan oleh Yesus (Yoh. 10:10).
Pertanyaannya bukanlah apa yang harus aku korbankan untuk mengikuti Yesus?, melainkan, pengalaman apa yang aku lewatkan jika aku memilih untuk tidak mengikuti Yesus? Jawabannya jelas: kita akan kehilangan kesempatan untuk memiliki hidup yang baik dan indah. SELALU MEMULAI KEMBALI: BEN MENGULANG DARI AWAL
Sebelum akhir musim panas, dalam salah satu perbincangan kami, saya mengatakan kepada Ben bahwa satu-satunya cara untuk menjalani hidup adalah dengan mengikutiYesus. Ben tidak menentang kalimat saya. Dia berkata bahwa Yesus adalah sosok yang brilian. Namun segalanya sudah terlambat bagi dia; dia sudah menghancurkan hidupnya sendiri dan dalam usia tujuh puluh lima ini dia sudah tidak mungkin lagi bisa diampuni. Saya mengatakan bahwa justru pengampunan adalah tindakan yang paling disukai oleh Allah, tidak peduli berapapun usianya. Tiap hari sebelum akhir musim panas kami selalu bertemu, dan tiap pertemuan selalu terjadi sukacita. Kami membaca Injil bersama-sama dan membahas mengenai belas kasihan serta pengampunan dan kesempatan untuk berubah. Pada akhir musim panas, ketika tiba saatnya bagi saya untuk pulang, Ben menawarkan sebuah hadiah istimewa, yakni sebuah salinan buku tua yang dia tahu akan saya sukai. Kemudian dia mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk mengikuti Yesus, lalu telah meminta pengampunan dan entah bagaimana anehnya dia merasa bahwa Allah sudah mengampuni dirinya. Buku ini adalah sebuah hadiah yang luar biasa, namun perubahan yang saya saksikan dalam kehidupannya merupakan hadiah yang terbaik. Terakhir kali saya mendengar kabar Ben adalah ketika putrinya menulis surat kepada saya, mengatakan bahwa Ben telah meninggal di usia delapan puluh delapan. Putrinya berkata bahwa mereka telah berdamai, dan Ben telah memiliki iman keselamatan. Dia berkata bahwa pada tahun-tahun terakhirnya, Ben telah menjadi pribadi yang berbeda. Ternyata Ben menceritakan perbincangan kami di musim panas tersebut dan meminta putrinya menyampaikan salam kepada saya. Selama tujuh puluh lima tahun, Ben tidak memiliki kehidupan yang baik. Namun dia
32 | The good and beautiful LIFE
telah berubah dan menghabiskan satu dekade terakhirnya dalam ketaatan kepada Allah. Menurut putrinya, Ben meninggal dalam damai. Ketika saya mengenang mengenai Ben, saya melihat bagaimana sebuah perubahan itu bukan hanya mungkin untuk terjadi tetapi juga memang seharusnya bisa terjadi. Setiap hari kita harus berubah. Biarpun masa lalu sudah terjadi dan tidak bisa diubah lagi, masa depan itu seperti semen yang basah, masih lunak, lembut dan masih bisa dipengaruhi dengan apa yang kita lakukan. Tidak ada satu orangpun yang tidak dapat diampuni. Setiap kita memiliki kesempatan—tidak peduli apa pun yang telah kita lakukan, di manapun kita dulunya—untuk mengubah pikiran, hati dan sikap, serta mengikuti Sang Pengajar terbijak dan paling penuh kasih yang pernah ada. Tiap hari,Yesus berkata kepada tiap kita, “Datanglah, ikutilah Aku.� Jika kita berkata iya, maka kita Di masa lalu, kapankah Anda bisa yakin bahwa ada kehidupan yang merasa bahwa Anda dapat berubah? Kebenaran apakah baik dan indah yang menanti kita. Jika dalam bab ini yang menginspirasi kita merajut hari-hari tersebut menjadi Anda bahwa perubahan itu bulan demi bulan, tahun demi tahun memang mungkin untuk terjadi? dan dekade demi dekade, maka kita telah memiliki sebuah kehidupan yang baik dan indah. Kehidupan inilah yang bergaung menjadi berkat kasih untuk didengar tiap orang sepanjang masa.
latihan - jiwa
Menulis sebuah surat kepada Allah
Saya ingin agar Anda menulis sebuah surat kepada Allah yang dimulai dengan kalimat “Allah yang terkasih, saya ingin agar hidup saya. . .” Sisa dari surat Anda adalah melengkapi kalimat pembuka tersebut (atau doa tersebut). Anda dapat mengakui kesalahan yang pernah Anda buat, tetapi cobalah untuk lebih mendeskripsikan seperti apakah “kehidupan yang baik dan indah” menurut Anda. Apakah kehidupan tersebut melibatkan sebuah perubahan yang besar? Apakah kehidupan tersebut menuntut teman-teman yang baru? Apakah kehidupan tersebut melibatkan perubahan konsep dan kebiasaan? Terserah Anda. Tempatkanlah Allah sebagai harapan Anda yang paling tinggi. Simpanlah surat ini di tempat yang aman. Anda dapat membaca surat ini sekali setahun untuk mengingatkan Anda akan visi Anda dan Allah dalam hidup Anda. Jadikanlah visi ini sebagai penuntun dan inspirasi Anda. Jika Anda merasa nyaman, maka Anda dapat membagikan isinya dengan seseorang yang Anda percaya. Jika Anda membaca buku ini bersama dengan orang lain, maka Anda dapat berbagi isi surat Anda dengan teman Anda, namun hal ini tidak wajib. Menurut pengalaman saya, saling berbagi dapat menjadi dorongan semangat yang luar biasa bagi tiap anggota kelompok. MEREFLEKSIKAN LATIHAN-JIWA ANDA
Entah Anda membaca bab ini sendirian atau bersama dengan yang lain, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ditujukan untuk menolong Anda dalam merenungkan pengalaman rohani Anda. Catatlah jawaban Anda
34 | The good and beautiful LIFE
di dalam jurnal. Jika Anda melakukan pertemuan kelompok, maka bawalah jurnal tersebut untuk menolong Anda mengingat hal yang ingin Anda bagikan. 1. Gambarkan surat yang Anda tulis minggu ini dan apa yang Anda rasakan mengenai surat tersebut. 2. Apa yang Anda pelajari mengenai Allah dan diri Anda sendiri melalui latihan ini? 3. Jika Anda merasa nyaman, maka bagikanlah surat Anda tersebut dengan yang lain.
www.renovare.org
Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Richard J. Foster, teman dan mentor saya, berkata, “Jim, saya akan memulai sebuah pelayanan. Sudah waktunya tembok pemisah antar denominasi dirobohkan. Gereja harus melakukan tugas utamanya dengan lebih baik—pemuridan. Orang-orang harus dapat mempraktikkan disiplin rohani tidak hanya seorang diri, namun secara berkelompok. Kita harus menolong gereja modern pada saat ini untuk dapat belajar dari gereja mulamula. Saya ingin kamu menolong saya mendesain dan memimpin pelayanan ini.” Saya menjawab iya. Satu bulan kemudian kami bertemu kembali untuk makan siang dan Richard berkata bahwa dia sudah menemukan sebuah nama untuk pelayanan ini: RENOVARÉ (ren-o-var-ay), sebuah kata Latin yang berarti “memperbarui.” Saya tahu kami akan mengalami kesulitan: tidak ada satu pun yang dapat melafalkannya, dan tidak ada satu pun yang tahu artinya. Namun kata ini terdengar keren, karena menggambarkan suatu usaha perubahan yang tidak berani dilakukan oleh banyak orang. Yang saya sukai dari RENOVARÉ adalah pelayanan ini merupakan pendamping gereja, memberikan pengajaran tanpa seolah telah melakukan tugas utama gereja: yakni pemuridan. Sayangnya banyak orang memisahkan kata murid (disciple) dengan disiplin. Banyak orang yang lupa bahwa pengikut Kristus adalah murid karena mereka melakukan disiplin-disiplin rohani yang diajarkan oleh Yesus. Praktik doa, kebaikan, mengabarkan Injil, pelayanan, persekutuan, dan berbagi karunia itulah yang membuat kehidupan seorang murid menjadi dinamis serta memperkaya pengalaman rohani mereka. RENOVARÉ bertujuan untuk menolong orang-orang serta gereja agar menemukan kembali hal-hal ini supaya kita dapat menjadi semakin serupa dengan Yesus. Saya telah melayani bersama dengan RENOVARÉ selama beberapa tahun ini (beberapa menjadi partner saya dalam menulis seri buku ini) karena mereka menyadari bahwa menjadi pengikut Kristus tidak dibatasi oleh denominasi dan program gereja. Mengikuti Yesus memberikan kita kemampuan untuk menemukan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Anda mungkin tidak langsung menyadarinya, namun buku yang Anda baca menggambarkan sebagian besar dari apa yang dikerjakan oleh RENOVARÉ— buku ini memiliki DNA yang sama dengan RENOVARÉ. Jadi saya harap Anda tidak berhenti sampai pada buku ini saja.
Gods at War (Ilah-Ilah Dalam Peperangan) Mengalahkan Berhala-Berhala Yang Ingin Merebut Hati Anda Kyle Idleman HATI ANDA ADALAH MEDAN PERANG.
Dalam Gods at War, Kyle Idleman menolong setiap orang percaya mengenali adanya ilah-ilah palsu yang sedang berperang dalam diri kita. Mereka berperang demi memperoleh kemuliaan dan kendali hidup kita. Banyak dari kita tidak dapat mengikuti Yesus sepenuhnya karena hati kita sebenarnya mengejar sesuatu atau seseorang, selain Tuhan. Di balik setiap dosa yang sedang Anda gumuli dan keputusasaan yang sedang Anda hadapi, sebenarnya ada sesosok allah palsu yang memenangkan peperangan dalam hati Anda. Dengan mengajukan pertanyaan penuh wawasan, Idleman mengungkapkan ilah palsu mana saja yang kita izinkan bertakhta di hati kita. Apa yang membuat Anda tergila-gila? Apa yang Anda khawatirkan? Pujian dari siapa yang Anda dambakan? Kita diciptakan untuk menjadi penyembah, tetapi seringkali kita lebih menjadi pemuja ilah uang, seks, cinta romantis, kesuksesan, dll. Semuanya itu menghalangi kita memiliki hubungan intim dengan Allah sebagaimana yang kita rindukan. Gods at War menunjukkan jalur yang jelas untuk menjauhkan kita dari kepedihan hati akibat penyembahan berhala abad ke-21 dan kembali kepada hati Allah—yang memampukan kita untuk menjadi pengikut Yesus yang berkomitmen dengan sepenuhnya. Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org
Unfinished (Belum Selesai) Mengisi Lubang di Dalam Injil Kita & Memenuhi Panggilan Kita di Dunia Richard Stearns PERCAYA KRISTUS HANYALAH SEBUAH AWAL
Apakah Anda merindukan sesuatu yang lebih mendalam akan makna dan tujuan hidup Anda? Apakah Anda sudah lama menjadi orang Kristen dan rajin ke gereja tetapi Anda masih merasa ada sesuatu yang terhilang? Anda mungkin benar. Dua ribu tahun yang lalu Yesus memberikan tugas mendesak bagi para pengikutnya sebelum ia naik ke sorga, tetapi tugas itu hingga kini belum selesai. Pada intinya, itu bukan hanya undangan untuk percaya Dia; Itu adalah sebuah panggilan yang tegas untuk bertindak. Sebuah tantangan untuk pergi ke ujung bumi, untuk merebut kembali dan memulihkannya kembali bagi Kristus. Sederhananya, pesan dari buku ini adalah Allah telah mengundang Anda bergabung dengannya dalam misi-Nya untuk mengubah dunia dan menyelesaikan amanat-Nya. Dan jika Anda secara pribadi tidak berpartisipasi dalam usaha Allah yang besar ini, tentulah Anda akan kehilangan tujuan utama mengapa Anda diciptakan oleh Allah. Penulis buku laris Richard Stearns mengundang Anda bukan hanya berdiri di kursi penonton, tetapi ikut bermain di lapangan. Saat Anda merespons, petualangan Anda dimulai. Info lengkapnya kunjungi: www.perkantasjatim.org Literatur Perkantas Jawa Timur Jl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639 E-mail: literatur.jatim@gmail.com, www.perkantasjatim.org