Mading Edisi 7, 02 Mei 2011
GAZEBO
Gazebo News: Geliat Group Musik | Artikel: Hari Kartini | Fokus: Strategi Menanamkan Motif
MUSIK, KI AGENG TUNGGANG
PARANGAN BELAJAR PADA WALI SONGO Gazebo News-Menindak lanjuti terbentuknya unit kegiatan mahasiswa group shalawat kontemporer Ki ageng tunggang parangan beberapa waktu sebelumnya di kampus STAIS KUTIM, 6 dari belasan personil group tersebut berangkat ke desa lempake - samarinda, di lokasi latihan group shalawat kanjeng sunan wali songo guna silaturahim serta melihat langsung latihan senior mereka tersebut. begitu tiba, Rombongan yang Di pimpin langsung bpk mustajib daroini M.M.Pd sebagai Pembina group yang akan segera tampil LIVE di TV KUTIM beberapa bulan kedepan tersebut langsung di sambut hangat oleh personil kanjeng sunan walisongo.“silaturahim dan study banding ini di gelar guna mempercepat penyerapan ilmu serta menjalin kekeluargaan yang lebih erat” ungkap ali basuki sebagai coordinator ki ageng tunggang parangan yang juga turut dalam kegiatan tersebut. Ki ageng tunggang parangan akan menjadi group pertama di kutai timur yang akan membawakan shalawat dengan iringan music modern di kolaborasi music tradisional. Hal yang sama telah dilakukan group music kanjeng sunan walisongo belasan tahun yang lalu di samarinda Dan kini telah sukses eksis. Hal itu yang akan coba di ulang ki ageng tunggang parangan
di sengata guna terus melestarikan tradisi bershalawat. “motivasi utama pembentukan group music ini adalah untuk syiar islam” kata bpk mustajib daroini M.M.Pd menjelaskan. Acara yang di laksanakan dua hari sejak jum’at (29/04) hingga sabtu (30/04) tersebut juga menyepakati beberapa hal. Di antara kesepakatan tersebut adalah pengiriman pelatih dari kanjeng sunan wali songo ke sengata tiap 2 minggu sekali dan anggota ki ageng tunggang parangan akan ke samarinda 2 minggu berikutnya. Anggota yang berangkat mengungkapkan kegembiraan atas kesepakatan tersebut. Mereka senang karena dengan begitu akan lebih cepat menguasai aliran music yang terbilang unik tersebut. Guna mengawali kerjasama tersebut empat orang dari group shalawat kanjeng sunan wali songo ikut pulang ke sengata guna langsung melatih selama dua hari. “kami sangat bersyukur dengan ini semua, karena sangat membantu dalam mewujudkan obsesi kami. Apalagi para personil wali songo sangat mahir dalam bidangnya. Kami menyaksikan sendiri di sana.” Tutup awang faisal salah satu personil yang ikut dalam rombongan dengan tersenyum gembira ketika di mintai keterangan. **al-bas
Memaknai Hari Kartini Seutuhnya Oleh: Wiwi Widyana Ketertindasan dan diskriminasi kaum wanita yang pernah terjadi beberapa periode lalu menjadi latar belakang timbulnya gerakan-gerakan emansipasi dari berbagai kalangan kaum wanita. Tak sedikit sejarah mengabadikan beberapa tokoh emansipasi wanita. Salah satu diantara mereka yakni Benazir Butto, sang pahlawan wanita yang berani tampil ditengah publik untuk mengatakan kepada dunia bahwa “perjuangan menegakkan nilai-nilai universal merupakan perjuangan suci dan sekaligus sebagai jalan krusial menuju keselamatan dunia. Ia juga selalu mengajarkan bahwa perempuan Islam pun mampu berjuang untuk menegakkan perdamaian.” Tak hanya Benazir Butto di Pakistan. Di Indonesia sendiri ada R.A Kartini, seorang tokoh wanita yang begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia karena jasanya dalam mengangkat derajat kaum wanita dalam bidang pendidikan. “Sunggguh besar cita-citanya bagi Indonesia” Begitu sebaris lirik yang diciptakan untuk mengenang pahlawan wanita Indonesia, R.A Kartini yang berkelahiran pada 21 April 1879 di Jepara ini. Melihat pengorbanan dan perjuangan R.A Kartini sebagai motivator emansipasi wanita, apakah cukup hanya dengan mengenangnya lewat selirik lagu atau sebatas dengan memperingati Hari Kartini saja? Tentu tidak, Memperingati Hari Kartini tidak hanya sebatas mengadakan pawai pakaian adat sambil menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini atau dengan mengadakan berbagai perlombaan-perlombaan saja. Akan tetapi yang lebih ditekankan adalah bagaimana kita bisa melanjutkan semangat juang Ibu Kartini, yang da-
lam keterbatasan dan kekangan sang Romo, ia selalu menympatkan waktu untuk mengajarkan huruf demi huruf kepada wanita lain, untuk apa? Ya tentu untuk mencerdaskan kaum wanita. Hak-hak perempuan sudah diakui oleh berbagai instrument, baik Internasional maupun Nasional. Jika kita melihat UUD Negara kita, maka disana hampir tidak ada rumusan pasal atau pembahasan yang mendiskriminasi laki-laki dan perempuan. UUD kita memberikan hak dasar berupa kesetaraan kepada seluruh warga Negara tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama dan latar belakang lainnya. Dengan demikian, perempuanperempuan sekarang termasuk saya dan anda, mempunyai peluang besar untuk meneruskan perjuangan R.A Kartini. Banyak yang dapat kita lakukan. Bermula menjadi emansipasi diri sendiri, kita bebaskan diri kita dari kebodohan dan perkara pengetahuan kita. Dobrak semangat dalam diri untuk terus maju. Kita gunakan hak-hak kita namun jangan pula melupakan kewajiban-kewajiban kita. Apabila perempuan mengerti akan kewajibannya, menggunakan haknya dengan sebaik mungkin, dan menjadi emansipasi untuk diri sendiri. Emansipasi wanita bukanlah koar-koar mulut belaka tanpa hasil. Pelabelan dan stigma masyarakat yang negative akan terbantahkan. Perjuangan para emansipasi wanita seperti Benazir Butto dan R.A Kartini tak sia-sia dan eksistensi seorang wanita pasti tidak akan terabaikan lagi. Buktikanlah bahwa wanita mampu menjawab tantangan dari gemelut emansipasi!!!
Foto-foto: Ali Basuki
FOKUS Motif dalam KBM
STRATEGI MENANAMKAN MOTIF
Oleh : Moch Khoirul Faizin
Ketika siswa mandiri dalam belajar, ketika siswa terobsesi pada pelajaran, ketika siswa menyukai semua hal terkait dengan pelajaran ini mengindiasikan bahwa pada diri siswa telah tertanam motif. Untuk bisa membuat siswa seperti itu maka kita harus mampu menanamkan motif yang tepat, berdasarkan motif dasar manusia. Karena pola pikir manusia memiliki tingkatan yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa maka pemilihan motif disesuaikan dengan tingkatan pola pikir itu, tidaklah mungkin mengajar Sekolah Dasar (SD) dengan menggunakan motif sexsualitas. Menurut Mansur dalam bukunya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, mengatakan bahwa mendidik anak itu merupakan seni, beberapa hal cocok untuk orang tertentu tetapi ketika diterapkan pada orang lain menjadi tidak cocok. Oleh sebab itu lebih dekat dan banyak mengetahui kon-
disi siswa merupakan faktor yang paling penting dalam mencapai kesuksesan menanamkan motif. Kedekatan dan keakraban dengan mereka akan berdampak pada, semakin banyaknya informasi yang diperoleh tentang peribadi mereka, dengan demikian bisa dirumuskan secara tepat cara-cara bagaimana menanamkan motif pada mereka. Penanaman motif harus dilakukan dengan sangat berhati-hati, ketidak tepatan dalam melakukannya akan membawa dampak yang sangat buruk pada kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Kesuksesan dalam kegiatan belajar mengajar akan sulit tercapai bahkan tidak mungkin tercapai, jika siswa memiliki mosi tidak suka pada pengajarnya. Redaksi Gazebo mnerima tulisan dalam bentuk artikel, opini, cerpen atau cerita bersambung. Tulisan max 1250 karakter, kirim ke email: faizinempok32@ yahoo.com atau langsung diserahkan ke Mohtar 085250295089