M
F I A L Y EDISI XII/OKTOBER 2018
EDISI X/OKTOBER 2016
KATA REDAKSI PERS MAHASISWA GENERA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PIMPINAN UMUM Azizah R. Raharja
PEMIMPIN REDAKSI Reyza Meilani REDAKTUR PELAKSANA CETAK Indra Octavianus L. Tim Editor Annissa Meilani Tifana Putri Ayuning Tiara Cut Shabila Irvay Rahadian Awaldi Rahman Sarah Jasmine Latief Putri Ghita Nadhira Mujahid Tim Layout Eidelita Arfiani Azizah R. Raharja Firdarani K. Rivanisa Masning Maunah Syachnurul Avelia Hanna Muthie Syifani Fitris Nita Nur Rezkia
Hari Keluarga Nasional di Indonesia diperingati setiap tanggal 29 Juni dan sudah berlangsung sejak 1993. Tidak hanya di Indonesia, negara lain pun mempunyai hari keluarga-nya tersendiri. Menurut UU No. 52 Tahun 2009 Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Namun, menurut saya keluarga tidak hanya sebatas hubungan darah, keluarga dapat tercipta ketika kita nyaman dengan suatu lingkungan, orang-orang dan kita selalu menjadikannya tujuan untuk kembali. Keluarga merupakan sebuah pondasi awal terbentuknya manusia-manusia unggul, oleh sebab itu keberadaan keluarga dalam kehidupan akan sangat mempengaruhi setiap perilaku kita. Dalam dunia perkuliahan, tak jarang banyak sekali cerita-cerita mahasiswa yang rindu pulang bertemu keluarga. Di tengah kesibukan akademik dan organisasi terkadang menjadi sulit untuk bertemu dengan keluarga. Pada akhirnya mereka membuat ‘keluarga baru’ berisi temanteman sepenanggungan, satu organisasi bahkan kelompok belajar yang bisa menjadi keluarga pengganti mereka disini. Hal tersebutlah yang membuat mereka kuat dan bertahan di dunia perkuliahan selama ini. Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional juga sebagai bacaan untuk menemani liburan bersama keluarga, Persma Genera kembali mengeluarkan Buletin yang bertema Keluarga. Semoga dapat menghibur dan menambah rasa cinta pada keluarga dengan suguhan cerita manis di dalamnya. The love of a family is life’s greatest
family [family] noun
blessing. Selamat Membaca!
Reyza Meilani
Elfira Mujahid
2
life’s greatest blessing. a group that dreams, laughs, plays and loves together. those whom you can always count on. always present not only in the good times. the most precious gift 3
ISSUE 1
ISSUE 1
Keluarga di Perantauan
Hal-hal tersebutlah yang membuat Ayuning merasa nyaman berada di tanah rantau. Baginya, KORAN sudah dianggap sebagai keluarga kedua.
Lain hal dengan Elisa, mahasiswi Fakulltas Pertanian angkatan 2016 yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Baginya, manfaat mengikuti paguyuban daerah selain mempunyai keluarga di daerah rantau, juga untuk menjaga silaturahmi dengan sesama anggota ketika sedang tidak berada di kampung halaman meskipun memiliki kesibukan masing-masing. Elisa yang tergabung dalam Gamaku Unpad (Gabungan Mahasiswa Kuningan) menuturkan bahwa kebanyakan anggota Gamaku berasal dari satu sekolah yang sama dengannya sehingga selain mengurangi rasa rindu pada Kuningan, ia juga dapat mengurangi rasa rindu akan masa-masa di SMA. Meskipun tidak ada yang bisa menggantikan keluarga sesungguhnya, setidaknya dengan adanya paguyuban daerah bisa membuat kita merasakan punya keluarga di tanah rantau. (LG/Azre) Foto bersama anggota KORAN dalam suatu kegiatan (Sumber: Dok. pribadi Ayuning Tiara)
S
eperti kata pepatah yang sering kita dengar “Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina�, yang artinya menuntut ilmu sangatlah penting walaupun jarak yang ditempuh untuk mendapatkan ilmu tersebut jauh. Pepatah itu mungkin yang diamalkan oleh para perantau yang menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran ini. Bagi para perantau, tentu sangat sulit untuk meninggalkan keluarga di kampung halaman walaupun tujuannya untuk menuntut ilmu. Bisa dibayangkan kita yang baru beranjak remaja sudah meninggalkan kampung dan isinya: orang tua, teman, dan segala kenangan. Oleh karenanya, penting bagi para perantau untuk mencari “rumah� baru di tanah orang sebagai tempat melepas rindu akan rumah dan berkumpul bersama saudara yang berasal dari daerah
4
Gamaku Unpad dalam suatu kegiatan (Sumber: dok. pribadi Elisa Riyanca)
yang sama. Bersyukurlah di kampus kita ini, terdapat paguyuban dari berbagai daerah di Indonesia yang mewadahi para perantau untuk bersua. Menurut Ayuning Tiara, seorang mahasiswi asal Riau yang bergabung dengan KORAN (Komunitas Riau Unpad), banyak manfaat yang bisa diperoleh dari keberadaan paguyuban. Ia beranggapan bahwa dengan mengikuti paguyuban daerah, dapat mengurangi rasa rindu terhadap kampung halaman karena banyak kegiatan yang dilakukan dalam paguyuban daerah yang membuat Ayuning melupakan rasa rindunya terhadap rumah, seperti makan bareng jika ada anggota yang dikirim makanan oleh orang tuanya, berkumpul sembari bercerita tentang Pekanbaru, dan jalanjalan bersama di Bandung.
5
REVIEW
KELUARGA DAN PERANTAUAN
ISSUE 2
ENTERTAINMENT
KULINER DAERAH PERBEDAAN RASA DAN PENYAJIAN
K
uliner daerah merupakan kebanggan masyarakat Indonesia. Indonesia dikenal dengan berbagai suku dan budaya sehingga tak heran jika Indonesia memiliki banyak jenis kuliner. Kini kuliner daerah telah menyebar di berbagai wilayah, salah satunya Jatinangor yang telah dipenuhi dengan berbagai kuliner daerah seperti mie Aceh, sate Padang, ketoprak, dan masih banyak lagi. Mahasiswa yang sedang merantau tentunya merasa rindu dengan makanan khas daerahnya. Dimulai dari makanan khas Betawi, yaitu ketoprak yang berbahan dasar ketupat, tahu, bihun, mentimun, taoge, dilengkapi dengan telur rebus, sambal kacang, kecap manisseta ditaburi bawang goreng. Menurut Sarah, mahasiswa Unpad asal Jakarta, banyak perbedaan antara ketoprak di Jatinangor dengan di Jakarta. “Menurut gue beda, di Jatinangor bumbunya lebih manis, kalau di Jakarta tuh gurih-gurih nagih� ujar Sarah.
M
erantau, mungkin kata itu terdengar asing bagi teman-teman yang sedari lahir hingga SMA tinggal di satu tempat tertentu dan tidak jauh dari keluarga. Namun, tiba waktunya untuk menentukan pilihan dan tinggal di tempat yang asing demi menuntut ilmu. Banyak hal-hal baru yang diperoleh dari pengalama merantau ini, teman-teman baru, dan juga keluarga baru. Tapi terkadang, saat merasa jenuh dengan segala rutinitas perkuliahan, rasa rindu terhadap keluarga pun melanda. Bagi kami para mahasiswa rantau, rasa rindu yang kami rasakan mungkin tidak dapat dibandingkan dengan rasa rindu orang tua kami terhadap anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu di tempat yang jauh dari rumah. Sekedar mengetahui kabar dan mengobrol melalui chat atau telepon teras berarti untuk mereka. Bahkan dengan video call, rasa rindu pun dapat tersalurkan. Meskipun tida bertatap muka secara langsung, hal-hal yang tela dilakukan tersebut cukup mengurangi rasa rindu terhadap keluarga. Menghabiskan akhir pekan akan menjadi berbeda, misalnya bagi seorang ibu, berbelanja ke pasar, mungkin tidak bisa dilakukan bersama anaknya yang tengah berada di perantauan. Selain itu, rasa kekhawatiran juga dihadapi oleh keluarga, khawatir akan kesehatan anak, khawatir akan pergaulan dan kegiatan anak, serta khawatir akan kondisi akademis anak. Namun, dibalik itu semua, doa dan harapan orang tua akan selalu mengiringi perjalanan kami di tanah perantauan. Doa dan harapan mereka yang akan menjadi motivasi kami untuk menjadi seorang yang sukses dan berhasil. (LG/Kamila)
6
sumber: id.tastemade.com
Selain dari betawi, ada juga makanan yang tak kalah banyak peminatnya yaitu mie Aceh. Kuliner khas Aceh ini terkenal dengan mie-nya yang tebal, pipih dan berwarna kuning ditambah dengan irisan daging yang menggugah. Tidak hanya ketoprak yang rasanya berbeda dengan aslinya ternyata mie aceh juga tidak sama dengan yang berada di Aceh . “Mie Aceh yang di Aceh itu harganya lebih murah, rasanya lebih enak, bumbunya khas dan variasinya banyak ada mie aceh kepiting, mie aceh lobster sedangkan di nangor harganya mahal rasanya pun beda�, ujar Imlan mahasiswa Unpad asal Aceh. Kuliner daerah yang tersebar di berbagai wilayah ternyata berbeda dengan aslinya, mulai dari cita rasa, penyajian dan juga harganya. Tetapi kuliner daerah tetap menjadi kunjungan mahasiswa rantau yang rindu dengan daerahnya. Biarpun tak pulang ke daerah rindunya sedikit terobati. (LG/Suci)
7
PROFIL
PROFIL
RAHASIA LIBURAN ASYIK BERSAMA KELUARGA
L
iburan belakangan ini sudah bukan lagi menjadi sebuah kebutuhan melainkan menjadi salah satu gaya hidup yang sedang trend saat ini. Di social media seperti Instagram banyak konten travelling yang mudah kita temukan. Hal ini sejalan dengan tumbuhnya berbagai travel agent yang dapat membantu kita untuk pergi ke destinasi idaman. Liburan yang biasanya dilakukan bersama keluarga kini mulai dianggap membosankan karena adanya peraturan-peraturan yang harus kita patuhi seperti jam malam yang mengikat, jika dibandingkan dengan liburan sendiri atau dengan sahabat tentu kita dapat lebih bebas. Namun sebelum berpikiran negatif, ketahuilah beberapa alasan serunya liburan bersama keluarga !
Source: Pinterest
Quality Time Sehari-seharinya kita sering disibukkan dengan berbagai aktivitas, hal ini menjadikan kita memiliki sedikit waktu untuk ngobrol santai dengan keluarga. Jarak sekolah, kampus, atau tempat kerja yang jauh dari rumah dan waktu sering kali menjadi penghalang untuk berbincang bersama keluarga. Dengan berlibur bersama keluarga, komunikasi bersama orang tua dan saudara dapat dilakukan dengan lebih intens. Selain itu, kita dapat menjadi diri kita sendiri dihadapan keluarga tanpa perlu merasa jaim.
Biaya Ditanggung Orang Tua Salah satu kelebihan liburan bersama keluarga adalah sebagian besar biaya yang dibutuhkan akan di ditanggung oleh orang tua. Apabila biaya seperti penginapan dan transportasi sudah ditanggung oleh orang tua, mungkin kita dapat mem-back up biaya konsumsi dan oleh-oleh. Sehingga liburan tetap menyenangkan tanpa perlu membuat kantong jebol. (LG/Ririn)
Tentukan Destinasi Bersama Siapa bilang liburan keluarga berarti hanya orang tua yang berperan ? Kita juga dapat ikut terlibat dalam merencanakan destinasi liburan. Mulailah mempelajari tempat yang akan di kunjungi dan tentukan detail kegiatan yang akan di lakukan bersama keluarga. Dengan ini, kita dan keluarga dapat menyatukan suara dalam menentukan destinasi liburan.
8
9
PROFIL
PROFIL
K
SI SULUNG, TENGAH & BUNGSU
alian yang memiliki saudara pasti sering berandai-andai, “enak enggak sih jadi seorang kakak?” atau “gimana ya rasanya jadi adik yang selalu dimanja?” Padahal tidak selamanya anak sulung, tengah dan bungsu itu selalu sesuai dengan stereotype yang ada, loh. Untuk itu, simak yuk berbagai perspektif Sobat Genera dari setiap urutan kelahiran! (LG/Azizah) “Jadi anak pertama dengan adik yang banyak itu seru. Seiring bertambahnya usia, gue merasa semakin sayang sama adik-adik gue. Apalagi gue udah kerja, jadi bisa bantu orang tua gue ngasih jajan kecil-kecilan ke mereka. Dukanya… Mungkin pas gajian gue enggak bisa egois mikirin kesenangan sendiri dan harus lebih mikirin biaya pendidikan adik-adik gue. Duka lainnya, gue harus menyelesaikan masalah gue sendiri. Karena kalo adik kan biasanya selalu bisa minta bantuan ke kakak, tapi hal itu menurut gue ngga berlaku sebaliknya.” – Agung, 21, sulung dari lima bersaudara. “Gue sadar kalo gue bukan sosok kakak yang baik. Gue deket sama mereka, tapi kita juga jauh, paham ngga? Jadi, sukanya adalah ketika gue sebagai kakak bisa ada di saat adik-adik butuh gue, yang mana itu jarang kejadian. Klise, sih. Tapi, itu jadi momen yang bener-bener gue tunggu. Duka terbesar gue adalah pas liat adek gue beranjak dewasa tapi gue enggak bisa ngawasin dia. Ketika adik gue nakal, gue sebagai kakak enggak bisa ada di samping dia, ngasih tau yang benar, sampe akhirnya omongan gue enggak didenger sama sekali. Jujur gue sedih banget. Gue seharusnya bisa berperan lebih.” – Gita, 21, sulung dari tiga bersaudara
10
“Menurut gue malah lebih banyak sukanya. Karena, anak tengah itu berarti lo dilindungi dan lo juga melindungi. Kalo misalnya mereka berantem, nanti pasti ada salah satu yang bareng gue. Dengan gue berperan sebagai penengah, gue merasa lebih dewasa karena gue bisa memberikan nasihat baik ke kakak ataupun adik tanpa memandang umur. Mereka juga mau mendengarkan nasihat gue. Dukanya paling ketika gue lagi ada masalah juga dan mereka lagi pengen didenger. Akhirnya mereka males dengerin curhat gue dan malah jadi lebih suka mendem sendiri.” – Ririn, 20, tengah dari tiga bersaudara. ` “Untuk sukanya, jarak usia antara gue ke abang dan adik gue deket, jadi bisa akrab sama dua-duanya. Menurut gue, salah satu kelebihan anak kedua adalah biasanya cenderung lebih beda dan mandiri. Soalnya kalo gue pribadi emang enggak terlalu suka dimanjain, hehehe. Dukanya gue sebagai anak tengah malah jadi merasa kurang diperhatiin. Anak pertama pasti lebih dipikirin masa depan dan hal lainnya karena sebagai tumpuan dan contoh buat adiknya. Sedangkan anak terakhir biasanya lebih diawasin supaya enggak kalah sama kakak-nya.” – Rinaldo, 20, tengah dari tiga bersaudara. “Sukanya ya orang tua lebih fokus sama anak terakhir, karena emang tinggal aku yang masih sekolah sedangkan kakak-kakak ku sudah menikah semua. Kadang kakak-kakak suka ngasih jajan juga. Kalau dukanya, suka banget diisengin kakak. Kakak-kakak juga suka iri karena aku lebih diperhatiin atau dimanja dibanding mereka. Tapi aku iri juga karena mereka udah punya penghasilan dan bisa beli apapun sendiri.” – Della, 20, bungsu dari empat bersaudara. “Kenikmatan menjadi anak terakhir yang jarak umurnya sepuluh tahun dari kakak gue yang kedua adalah gue bisa menjadikan langkah kakak gue sebagai pelajaran hidup, bisa ngambil barang bekas kakak gue. Tapi enggak enaknya adalah karena jarak umur yang jauh, gue enggak terlalu akrab sama kakak gue. Bahasannya selalu beda jaman. – Sakti, 22, bungsu dari tiga bersaudara.
11
FAPERTA NEWS
FAPERTA NEWS
A
pa yang terlintas dipikiran kalian saat mengucap atau mendengar kata keluarga? Sudah pasti bahwa keluarga adalah orang-orang yang pertama dekat dengan kalian. Keluarga merupakan ‘kelompok’ pertama kita, di mana kita belajar mengekspresikan perasaan, bercerita, mendengarkan perkataan orang lain, saling menghormati, berbagi, dan menyayangi.
(Dok: Bayu Prawiro/LG08)
Keluarga bukan hanya tentang ikatan darah, perlahan dalam kehidupan, kalian akan menemui orang-orang untuk berbagi banyak hal, tanpa kalian sadari, ikatan tersebut akan terasa seperti layaknya keluarga. Banyak nilai-nilai kekeluargaan yang dapat diambil dan diterapkan untuk bersosialisasi dan berorganisasi. Nilai-nilai tersebutlah yang diterapkan pada KMFP (Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian).
“KMFP merupakan satu-satunya organisasi di Fakultas Pertanian yang secara non struktural menaungi segala aktivitas kemahasiswaan” ujar Oman, Ketua BEM Faperta Unpad. Oman menjelaskan bahwa untuk menjadi bagian dari KMFP, mahasiswa Fakultas Pertanian Unpad harus lulus kaderisasi PAB (Penerimaan Anggota Baru). Menurut Oman, kekeluargaan ialah hal pertama yang ditanamkan ketika masuk menjadi mahasiswa di Faperta. Nilai-nilai kekeluargaan juga tercermin pada norma-norma KMFP.
(Dok: Bayu Prawiro/LG08)
“Keluarga dalam KMFP itu, kita yang terdiri dari berbagai macam suku, daerah, agama dan budaya, terhimpun dalam satu keluarga yang kita tinggali saat ini, pertanian” kata-kata yang sangat berwibawa dari Samuel, Ketua Himpro Agri Unpad. “Semoga nanti kayak di Forsi, KMFP kompak” ucap Gessan, mahasiswa Agribisnis 2016 mengenai pesan untuk KMFP.
(Dok: Bayu Prawiro/LG08)
Oman dan Samuel berpendapat bahwa persaudaraan antar Agroteknologi dan Agribisnis masih terjalin dengan baik setelah berakhirnya PAB, walaupun seiring berjalannya waktu, akan sedikit berkurang karena adanya kesibukan di jurusan masing-masing.
“Pendapat orang-orang Agri tuh sering libur, lebih santai, sedangkan Agro tuh lebih ke praktikum, banyak ngerjain tugas” tutur Samuel. “Kalau keluarga, seberapa jauh lo pergi, lo tau tempat kembali” ucap Angga Rizki, mahasiswa Agroteknologi 2015. (LG/Bayu Prawiro)
12
13
H
ENTERTAINMENT alo, sobat Genera! Dalam rangka memperingati Hari Keluarga, Genera hadir dengan berita-berita seru tentang keluarga nih. Keluarga sangat identik dengan ayah, ibu, kakak dan adik. Nah, kalau udah ngomongin kakak-adik, tentunya terdapat beberapa hal yang menjadi keistimewaan setiap hubungan kakak beradik nih sobat genera, salah satunya adalah memiliki saudara kembar. Kira-kira ada gak ya yang kembar tapi beda? Bagian 1. Sedarah tapi Tak Separas
sumber: dokumentasi pribadi narasumber
Reza (kiri) dan Riva (kanan)
Memiliki saudara kembar tentunya memberikan kesan unik bagi mereka yang mengalaminya. Menurut Riva (20 tahun), keuntungan memiliki saudara kembar adalah kembaran yang saling melengkapi dengan kita. Namun yang terjadi pada Riva dan Reza sebenarnya adalah kembar non identik yang mana mereka lahir bersamaan tetapi wajah mereka tidak bisa dibilang mirip. Ketika berjalan bersama atau terlibat dalam suatu kegiatan yang sama, banyak yang tidak mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar. Perbedaan ini membuat keduanya suka dibanding-bandingin nih, contohnya dari postur tubuh dimana Riva ternyata lebih besar dari Reza yang mengakibatkan mereka nggak bisa tukar-menukar baju. Pengalaman yang mereka ingat sampai
14
fenomena anemonef kembar rabmek disekitar ratikesid kita atik sekarang adalah saat mereka mendaftar perguruan tinggi. Keduanya sama-sama melanglang buana mengikuti seleksi perguruan tinggi lewat jalur mandiri karena gagal pada seleksi SNMPTN dan SBMPTN. Uniknya, mereka justru banyak diterima pada jalur mandiri. Untuk Riva diterima di Undip, UNS, Polban dan UB sedangkan Reza diterima di ITS, Undip, Polban dan UB. Setelah beberapa pertimbangan, mereka memutuskan untuk memilih Universitas Brawijaya sebagai tempat mereka malanjutkan studi. Hal ini membuat mereka selalu berada di instansi pendidikan yang sama sejak mereka duduk di bangku TK. Bagian 2. Seunpad tapi Tak Sefakultas Menjadi saudara kembar tidak selalu membuat hal apapun yang kita jalani harus sama dengan kembaran kita. Salah satunya yang dialami oleh Faris dan Fahmi yang keduanya merupakan mahasiswa Unpad angakatan 2016. Kendati demikian, keduanya mengambil program studi yang berbeda. Kalau Faris lebih suka dengan dunia pertanian sehingga mengambil jurusan Agribisnis, lain halnya dengan Fahmi yang lebih memiliki ketertarikan dengan Ilmu Geologi.
ENTERTAINMENT
Momen tak terlupakan yang pernah mereka alami adalah ketika ibu mereka salah memberikan obat sewaktu mereka masih kecil karena wajahnya sulit dibedakan. Wah, ibunya aja susah untuk membedakan nih guys, jadi untuk kalian jangan kaget ya kalau suatu saat kalian ketemu sosok Faris atau Fahmi di Faperta maupun FTG dalam waktu yang bersamaan!
sama alias mirip. Menurut Nindya, awal pertama tahu kalau Nathan mirip dengannya gara-gara ada salah satu teman yang ngeshare melalui media sosial. “Kaget banget sih, soalnya nggak pernah kejadian sebelumnya, udah gitu taunya dari sosmed kan, jadinya lebih kaget lagi pas tau pertama kali karena ada yang share”, ujar Nindya. Begitupun dengan apa yang dirasakan Nathan yang digadang-gadang mirip dengan Nindya, “kaget banget lah, awalnya nggak bisa bayangin gue versi cewe itu bakal kayak gimana”. Namun, ketika ditanya apakah keduanya pernah merasa risih, jawabannya adalah tidak, “hmm nggak risih sih, tapi gatau kalau Nindya-nya”, ujar Nathan. Kalau dari Nindya sendiri, pada awalnya ia merasa awkward mengingat ia masih mahasiswa baru kala itu, namun seiring berjalannya waktu, keduanya bersikap santai dengan hal tersebut. Mereka juga kerap saling menyapa jika bertemu. Memiliki seseorang yang berparas hampir sama dengan kita memang menghadirkan berbagai macam peristiwa unik masing-masing yang sulit dilupakan.
sumber: dokumentasi pribadi narasumber
Faris (kiri) dan Fahmi (kanan) Bagian 3. Serupa tapi Tak Kembar
sumber: dokumentasi pribadi narasumber
Kalau yang sebelumnya membahas saudara kembar asli, kali ini ada kasus kembar tapi palsu nih teman-teman. Mereka adalah Nathan dan Nindya yang sama-sama berkuliah di Faperta Unpad. Keduanya tidak memiliki ikatan darah apapun namun secara penampilan, mereka memiliki paras yang hampir
15
Nindya (kiri) dan Nathan (kanan) Hal tersebut adalah mahakarya Tuhan yang sangat jarang terjadi dan terkadang harus disyukuri teman-teman. Sesuai dengan salah satu kutipan; sometimes, miracles come in pairs. (LG Ummi/Talitha)
HISTORY
HISTORY
Sekilas tentang
Hari Keluarga Internasional H
ari Keluarga Internasional atau International Day of Families, diperingati pada tanggal 15 Mei setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, Hari Keluarga Nasional diperingati setiap tanggal 29 Juni. Tapi, tahukah kamu apa yang melatarbelakangi adanya peringatan ini? Yuk, kita simak sejarahnya! Pada tahun 1980-an, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) banyak menyoroti permasalahan yang berkaitan dengan keluarga di seluruh dunia. Pada tahun 1983, didukung rekomendasi dari Dewan Ekonomi dan Sosial, Komisi Pengembangan Sosial dalam resolusinya meminta Sekretaris Jendral PBB untuk meningkatkan kesadaran di antara pengambil keputusan dan juga publik mengenai permasalahan dan kebutuhan tiap keluarga. Dalam resolusi 1985/29 tanggal 29 Mei 1985, Dewan PBB mengundang Majelis Umum untuk
16
“You don’t choose your family. They are God’s gift to you, as you are to them.” - Desmond Tutu
mengangkat isu “Keluarga dalam Proses Pembangunan” dalam sesi ke-40, serta membawa permintaan pada Sekjen untuk menginisiasi kesadaran global tentang isu yang terkait, melalui pemerintahan, antar-pemerintahan, serta lembaga non-pemerintah. Pihak Dewan meminta Sekjen untuk menyerahkan sebuah laporan komprehensif mengenai hal tersebut untuk Majelis Umum pada sesi ke-43, dengan isi berupa ide dan proposal dari negara-negara anggota mengenai waktu proklamasi yang tepat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama global dalam meningkatkan pengembangan sosial. Pada tahun 1993, Majelis Umum menetapkan dalam resolusi A/RES/47/237, bahwa 15 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Keluarga Internasional. Peringatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu yang terkait dengan keluarga dan meningkatkan pengetahuan sosial, ekonomi, dan demografis. Hari Keluarga Internasional 2018 sendiri mengangkat tema “Keluarga dan Masyarakat Inklusif”, mengikuti 16 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, salah satunya adalah meningkatkan kedamaian dan masyarakat yang inklusif untuk pembangunan yang berkelanjutan. Selamat Hari Keluarga Internasional! (LG/Indra Lubis)
17
DUDU
DUDU
: untuk ckeluarga
d : Manusia penikmat kasur u : keluarga rumah ip : ku ingin merebahkan badan ditemanin teh panas buatan ibu~
DUDU DUDU DUDU DUDU DUDU DUDU
d : i/o u : orang tua ip : tunggu aku menjadi yang bisa kalian banggakan d : sepupu tercinta u : Hadi syahir, sepupuku ip : makasih telah membanggakan saudaraku, tuntulah ilmu setinggi2nya, jauh bagai burung perkutut yang terbaaang ke angkasa, pahami ilmu sedalaam ikan sapu2 menyelam, tetap tenang bagai cucunguk di jamban, jangan lupa ini semua demi lucinta luna!!!, wakanda forever!!
untuk
untuk
dar
i
i
d : gadis manjamu u : bidadari tanpa sayap ip : terimakasih untuk kasih sayang yang berlimpah ruah darimu, mungkin sekarang gadismu ini hanya mampu berkata terima kasih, tapi in sya allah beberapa tahun setelah ini, kita berkeliling ke baitullah ya:)
d : MHS Ilmu tanah 2015 u : temen2 pertanian 2015 ip : selamat menempuh tingkat akhir teman2, semangat mendalami kedewasaan dan menjadi teladan di pertanian. Semoga esensi mencari ilmu di kampus bisa mengantarkan pada mimpi dan tujuan teman2. Keep going and reach your dream!
d : Ameldu u : Mang Apun ip : Kangen emang :( d : u : orang yang biasa ku sebut rumah ip : Sejak kapan “rumah” begitu memusuhiku? Sampai tak menerima keberadaanku dan sebegitu ingin melenyapkan mimpiku? Aku begitu rindu, suasana hangat dengan segelas susu terlebih ditaburi haru biru saling menutupi pilu.
dar
d : Tempe u : Ibu ip : Aku rindu ibu, terlebih lagi cinta yang ada disetiap masakan ibu hehe
18
d : putramu yg rindu u : ayah ibu di sana ip : Ayah, Ibu putramu sudah mulai tumbuh dewasa, sudah belajar sebisa mungkin untuk mandiri, bahkan slalu berusaha kuat walau dipecundangi dunia. Tapi putramu ini tak kuat merindu, kali ini sudah tahun ke 19. Doaku semoga kalian selalu bahagia di mana pun berada dan Tuhan segera memberi kesempatan untuk kita bertemu❤️
d : kakak u : mama papa dan si drama queen #yangtautauaja ip : ternyata pikiran “gapapalah ga pulang lebaran ini” berat ya, apalagi akhir2 ini papa sering ngirimin foto di grup wa keluarga. maaf ya ma baru mnta mau pulangnya disaat tiket pesawat udah naik hehehe
19
Official LINE Account : PERSMA GENERA @persmagenera Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran persmagenera Jln. Raya Bandung Sumedang Km. 21 persmagenera Jatinangor, Sumedang Genera Persma Jawa Barat 45363 generapersma.com