KATA REDAKSI
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya, kekayaan alam yang berlimpah di turunkan di tanah air ini, bersama dengan itu alam pun mengimbanginya dengan berbagai bencana yang diberikan kepada bangsa ini. Bencana sangat subur di negeri ini, baik yang alam berikan sebagai bonus, ataupun sebagai peringatan karena keserakahan manusia.
Banjir di berbagai daerah yang tiap tahunnya selalu datang, mulai dari yang ganas merenggut banyak korban hingga banjir yang menggenangi pemukimanpemukiman orang seperti sahabat yang biasa datang. Gunung api yang indah menjulang tinggi dan menarik untuk dikunjungi bisa saja seketika berubah menjadi sosok yang menyeramkan, pemberitaan media akhir-akhir ini yang banyak mengangkat sisi gelap dari bencana mulai dari ber-bagai macam kerugian yang di dapat, hingga seolah-olah bencana merupakan sesuatu yang merugikan,namun di buletin Genera kali ini kami berupaya mengangkat dari sisi terangnya suatu musibah, dimana banyak keuntungan yang telah diberikan Tuhan kepada kita dari rasa pahit yang dirasakan dari bencana, simak saja di dalam buletin ini sampai akhir, dan apa saja yang bisa kita dapat.
Bencana Demi Bencana Melanda Indonesia, Apa Saja Yang Terjadi?
Tujuh belas korban jiwa tewas akibat erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Sembilan belas korban akibat longsor dan banjir bandang di Sulawesi Utara, serta tujuh korban jiwa tewas akibat tertimpa bangunan dan penyakit pernapasan akibat meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur. Dibalik berbagai bencana tersebut, terdapat beberapa informasi yang menarik untuk diketahui. Seperti, Gunung Sinabung yang telah erupsi selama 6 bulan dan tercatat sebagai erupsi ke-empat terlama dalam sejarah letusan gunung di Indonesia. Sejarah letusan berikut adalah Gunung Agung di Bali (1963), Gunung Galunggung (1982) di Jawa Timur, Gunung Bromo di Jawa Timur (2010). Namun, letusan Gunung Sinabung tercatat sebagai letusan dengan dampak terburuk ketiga yang pernah terjadi di Indonesia.
Berbeda dengan bencana Sinabung, Gunung Kelud yang berada di Kediri, Jawa Timur, memuntahkan abu vulkanik yang sangat tebal di atas kota Yogyakarta yang berada 200 kilometer jauhnya dari pusat materi. Salah satu dampak dari erupsi Gunung Kelud adalah terbentuknya kubah lava atau “anak” gunung yang berada di danau kawah Gunung Kelud. Sebuah legenda tersimpan di balik gunung ini, yaitu pengkhianatan cinta Dewi Kilisuci terhadap Raja Sakti Mahesa Suro dan Lembu Suro.
Legenda mengatakan bahwa saat tahu jika kedua raja berkepala kerbau dan lembu ini dikhianati oleh sang dewi, maka salah satu raja tersebut yaitu Lembu Suro berkata dalam bahasanya, “Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau.” Untuk menangkal kutukan itu, masyarakat di sekitar lereng gunung melakukan sesaji yang disebut Larung Sesaji.
Lain cerita dengan banjir bandang dan longsor yang melanda Manado, Sulawesi Utara. Banjir air bah serta lumpur menghabisi apapun yang dilaluinya. Banjir ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, 14-15 jam dalam sehari dan menggenangi tanah Manado yang berbukit-bukit. Alih fungsi lahan menjadi pemukiman membuat longsor tak terhindarkan. Bencana di tanah air ini meminta kita membuka mata bahwa masih banyak yang lebih membutuhkan daripada kita. (LG/Karina)
DAMPAK BENCANA DI INDONESIA
Bencana yang melanda di Indonesia sekarang ini seperti meletusnya Gunung Sinabung dan Gunung Kelud serta banjir bandang yang menimpa Manado dan Jakarta meninggalkan banyak duka.
Gunung Sinabung dan Gunung Kelud merupakan gunung berapi yang berada di Indonesia. Letusan gunung berapi harus diakui membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk disekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi seperti tempat wisata yang ada disekitar wilayah mengalami kemandekan dan dalam sektor pertanian pun terganggu akibat bencana ini yang menyebabkan pendapatan bisnis para petani dan tempat wisata menurun. Tercemarnya udara yang mengandung bermacam-macam gas yang berpotensial meracuni makhluk hidup disekitarnya, wilayah yang dilalui oleh material berbahaya akan merusak pemukiman warga bahkan lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan ekositem hutan terancam.
Hujan debu bahkan bisa meluas dan membatasi jarak pandang sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas akibat jalan yang licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi. Bahkan hujan abu tersebut membuat aktivitas di tempat penerba-ngan terganggu yang mengakibatkan ditutup untuk sementara waktu, tak hanya tempat penerbangan, beberapa alat transportasi yang lain pun terhenti, sekolah diliburkan, terganggunya hubungan komunikasi akibat jaringan listrik terputus pun dirasakan
Dampak lainnya yang dirasakan bencana banjir bandang yaitu menyebabkan beberapa orang tewas dan menimbulkan kesedihan yang mendalam untuk masyarakat yang kehilangan sanak saudaranya dan kesedihan serta kerugian karena kehilangan segala harta benda, kekurangan bahan sandang dan pangan bagi masyarakat yang terkena bencana alam tersebut. Hal itu diperparah dengan kondisi tempat penampungan yang tidak memadai karena kurangnya fasilitas yang ada ditempat pengungsian tersebut. Kesehatan juga mengancam masyarakat yang berada di pengungsian karena lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. (LG/Ghina Davita)
APA KATA MEREKA TENTANG
BENCANA DI INDONESIA??
Beberapa waktu yang lalu kita cukup dikejutkan dengan meletusnya Gunung Sinabung dan Gunung Kelud serta banjir bandang yang terjadi di Manado. Bencana yang terjadi me-nimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar dan keprihatinan dari yang melihat bencana tersebut.
Satria Antariksa (Mahasiswa Universitas Gajah Mada)
“Pertama mengetahui Gunung Kelud meletus cukup mengejutkan karena hanya berselang satu jam setelah peningkatan status. Jogja juga turut terkena dampak abu vulkanis, sehingga sulit untuk bepergian ke luar rumah. Karena debu yang sangat tebal, jalanan juga menjadi sangat licin. Selain itu banyak tempat makan yang tutup, sehingga cukup merepotkan mahasiswa yang kost.”
Salma Dahlania (Agroteknologi 2013)
“Saya merasa prihatin dengan bencana alam yang terjadi belakangan ini karena terjadi secara berturut turut dalam skala yang cukup besar. Saya juga prihatin dengan nasib para pengungsi yang aktifitas kesehariannya terganggu.”
BENCANA DATANG KAMI PUN
SENANG
Bencana yang menimpa bumi pertiwi, tidak hanya meninggalkan duka, namun terdapat pula mereka yang berbahagia mendulang berkah. Siapa saja mereka?
1. Pemulung/Pengemis
Penghasilannya dapat mencapai tiga kali lipat saat banjir tiba, yakni Rp300.000 sehari (sumber www.tempo.co).
3. Ojek Gerobak
Hanya ada pada saat banjir melanda, dengan tarif Rp50.000 sekali angkut, ojek ini mampu mengangkut manusia bahkan motor. Keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp600.000 sehari.
2. Citizen Journalist
Rekam kejadian saat bencana terjadi dan dampak yang dirasakan, dikirim ke stasiun TV. Jika terpilih, honor yang didapat bisa mencapai Rp500.000.
4. Perusahaan Barang & Jasa
Banyak strategi yang dilakukan perusahaan untuk menarik simpati dan awareness konsumen, antara lain dengan memberikan layanan telepon dan charging handphone gratis, hingga barang keperluan lain dan posko kesehatan. (LG/Rifa)
“Singing Toilet”
Bernyanyi & Mendengar
Untuk
Kemanusiaan
“Bagaimana kita bisa bernyanyi di dalam toilet sedangkan toilet itu tidak ada?”. Mungkin itu satu dari sekian banyak pesan yang tersirat dari sebuah acara amal yang diberi nama “Singing Toilet”. Acara yang diadakan pada tanggal 2 Februari di Taman Ismail Marzuki ini terselenggara atas inisiatif dari beberapa public figure, salah satunya, Naya Anindita, dan pelaku seni yang tergabung dalam Dewan Kesenian Jakarta.
Acara ini bertujuan menggalang dana untuk korban bencana letusan Gunung Sinabung. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu sistem sanitasi pengungsian, sehingga akan terwujud toilet yang “layak” untuk para korban.
Pengisi acara seperti Glenn Fredly, WSATCC, Payung Teduh dan artis lainnya menyanyikan lagu dengan suka cita tanpa dibayar, hanya atas nama kepedulian dan rasa kemanusiaan. Mereka yang mendengar dan menikmati alunan nada-nada indah tidak kalah menunjukkan kepeduliannya dengan turut memberikan sumbangan. Alhasil, dana ratusan juta rupiah terkumpul dan siap disalurkan untuk para korban bencana letusan Gunung Sinabung. Acara “Singing Toilet” ini mungkin hanya salah satu contoh kecil dari banyak kepedulian para public figure terhadap kondisi negeri ini yang sedang mengalami banyak bencana alam. Selain acara “Singing Toilet”, para artis dari Musica Studio juga mengadakan konser amal pada tanggal 10 Februari lalu. Masih banyak lagi bentuk penggalangan dana yang diadakan oleh para public figure, baik secara pribadi maupun kelompok. Selama kita masih menghirup udara, ya, udara di negeri Indonesia ini, sudah sepantasnyalah hati kita tergerak untuk membantu mereka, saudara kita, yang tertimpa bencana. Siapapun kita, kesampingkan keangkuhan, popularitas, dan kebanggaan karena bukan itu yang mereka butuhkan. Singsingkan lengan baju kita, “raih” tangan mereka karena “uluran tangan” kita lah yang mereka butuhkan. (LG/Lutfi Dinendra)
PIMPINAN
FAKULTAS
PERTANIAN
2014 - 2017
WAKIL DEKAN
BIDANG AKADEMIK
DAN KEMAHASISWAAN
Anas, Ir.,M.Sc.,Ph.D
SELAMAT ATAS TERPILIHNYA PIMPINAN FAKULTAS PERTANIAN PERIODE 2014 -2017
DEKAN
Dr. Ir. H. Sudarjat, M.S
WAKIL DEKAN BIDANG UMUM
DAN KEUANGAN
Ir. Daud Siliwangi Saribun, M.S
SELAMAT MENJALANKAN TUGAS DENGAN BAIK
Selamat kepada editor Persma Genera Faperta Unpad periode 2012-2013,
Talitha Rizky Pratiwi Wibisono, SP.
Departemen Budidaya Pertanian, Minat Studi Pemuliaan dan Bioteknologi yang telah menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun. LG proud of you! (LG/Hafshah)
MAHASISWA LULUS TERCEPAT ANGKATAN 2010
Andrea Hirata
“Jika kita berupaya
SEKUAT
tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih NIHIL, maka sebenarnya kita telah me-nemukan yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni
KENYATAAN, kenyataan yang harus dihadapi
SEPAHIT apapun
keadaannya.”
Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Bandung Sumedang Km. 21
Jatinangor, Sumedang
Jawa Barat 45363
www.persmagenera.com
www.generapersma.com persmagenera @PersmaGenera