Inspirasi Generasi Muda
MAGAZINE
ISSUE: INFRASTRUCTURE MEMAKNAI FILOSOFI BANGUNAN DI UNPAD
#08 NOVEMBER‘16
PEMELIHARAAN DAN PERKEMBANGAN SARANA & PRASARANA UNPAD
FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR BARU DI UNPAD
KATA REDAKSI
PERS MAHASISWA GENERA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PIMPINAN UMUM GUGUN GUNAWAN PIMPINAN REDAKSI WIDYARINA RAMADHANI REDAKTUR PELAKSANA CETAK DESWITA UTAMI
Tim Editor
NIDA ALYALIVIANTI WAHYU RIANSYAH AWALDI RAHMAN MAYANG KIRANA FAHRI HASSI AURELIA FADHILAH NUR ALIAH NOVIANTI FUJI HARTATI MUHAMAD MAULANA
Tim Layout
YULIANA RESTU UTAMI GHERHANA NOVYANY RANI ISMAYANI DINDA HUMAIRA AMMAR MUHTADI MICHAEL KAREL FIRDARANI KIRANA AZIZAH R. RAHARJA CUT MUTHIA F. EIDELITA ARFIANI FANNI SILALAHI
Jika bukan warganya sendiri yang mengenal dengan baik lingkungannya, maka siapa lagi yang akan melakukannya? Sama seperti pertanyaan tersebut, jika bukan mahasiswanya sendiri yang mengenal dengan baik kampusnya, maka siapa lagi? Sebagai mahasiswa yang dikenal dengan sifat kritisnya tentunya menjadi hal yang sangat mudah untuk memerhatikan hal-hal baru di sekitarnya terutama lingkungan kampusnya sendiri. Banyaknya perubahan dan pembangunan fasilitas serta infrastruktur di Universitas Padjadjaran belakangan ini menjadi salah satu hal yang menyorot perhatian lebih. Bagaimanakah kondisi infrastruktur Unpad saat ini? Apa-apa sajakah infrastruktur baru di Unpad? Serta filosofi dari bangunan-bangunan yang ada di Universitas Padjadjaran akan kami rangkum dalam majalah Genera kali ini. Selamat membaca!
Widyarina Ramadhani
4 .ISSUE
Memaknai Filosofi Bangunan di Unpad Pemeliharaan dan Perkembangan Sarana & Prasarana Unpad Fasilitas dan Infrastruktur Baru di Unpad
18 .SUARA MEREKA
.PROFIL
13
.AGRINEWS
16
Menangkap Peluang di Dunia Pertanian
Kesiapan Indonesia Menjadi Negara Exportir
2013, Bagaimana dengan “UP Oktober”?
24 .ENTERTAINMENT Aku dan Ayah
28
.GSLS
Mahasiswa Pergi Nyubuh, Pulang Petang
29 .EXTRAS
.KABAR KAMPUS
Perwujudan Pembangunan Karakter Penerus Bangsa
20
Kiprah Faperta di Forsi
.SURVEY
Bandung atau Jatinangor, Dilema Venue Penghelatan Event Kampus
Habis El Nino, Terbilah La Nina Spot Infrastruktur Unpad
.DAFTAR ISI
26
.DUDU
Dari Untuk, Dengan Ucapan
35
ISSUE 1
MEMAKNAI FILOSOFI BANGUNAN KAMPUS UNPAD
D
alam mendirikan sebuah bangunan dibutuhkan tema dasar terlebih dahulu untuk mendapatkan konsep dasar dalam pembangunan. Dengan penentuan tema dasar dalam sebuah bangunan, tentunya telah disesuaikan dengan filosofi-filosofi yang sudah direncanakan. Filosofi-filosofi tersebut tentunya juga dapat mewakili nilai-nilai tiap sudut dari bangunan yang dibangun. Pemilihan tema dasar dalam merancang sebuah bangunan juga dilakukan dalam pembangunan gedunggedung maupun bangunan-bangunan yang terdapat dalam kompleks Universitas Padjadjaran. Sebelum kita melihat bangunan-bangunan kampus Unpad seperti sekarang ini, tentunya Universitas Padjadjaran memiliki sejarahnya tersendiri. Diawali dengan keluarnya otorisasi pendirian gedung-gedung universitas yang berada di Indonesia pada Februari 1958. Sejak dikeluarkannya otorisasi tersebut mendorong pembangunan kompleks Universitas Padjajaran yang terletak pada Jalan Dipatiukur, Bandung. Peletakkan batu pertama pembangunan tersebut langsung dilakukan oleh Presiden RI pada masa itu yakni Ir.Soekarno pada tanggal 4 Mei 1958. Pembangunan bangunan-bangunan dalam kompleks Unpad pada kala itu terpengaruh oleh adat istiadat masyarakat Sunda dimana memang dilakukan di atas tanah Sunda. Ciri khas yang dapat terlihat dari bangunan-bangunan dalam kompleks Unpad yang ada yaitu pada atap bangunannya yang mengadaptasi dari salah satu model rumah adat masyarakat Sunda yaitu Julang Ngapak. Ciri tersebut terlihat dari bentuk khas yang dimiliki pada bagian atap bangunan-bangunan Genera Magazine | 4
ISSUE 1 di Unpad yang memiliki bentuk seperti burung yang sedang merentangkan sayapnya. Sedangkan untuk bangunan rektorat yang pertama dimiliki kampus Unpad diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada kala itu yakni Sjarif Thayeb pada tahun1976. Pada awal pendiriannya, bangunan Gedung Rektorat Unpad didirikan masih dalam kompleks Unpad di Jalan Dipatiukur, Bandung. Kemudian seiring dengan pembangunan gedunggedung perkuliahan yang didirikan di Jatinangor, Sumedang, pada tahun 2010 Gedung Rektorat Unpad dipindahkan ke dalam kompleks Unpad Jatinangor. Uniknya dalam pembangunan gedung rektorat yang baru ini dilaksanakan merupakan hasil dari sayembara yang dilakukan oleh pihak Unpad untuk memilih desain bangunan dari gedung rektorat yang baru. Tujuan dari diadakannya sayembara tersebut juga sebagai bentuk untuk mendapatkan sebuah rancangan bangunan yang sesuai dengan filosofi maupun kebutuhan dari kampus Unpad serta memiliki prinsip good governance dalam penerapan pembangunannya. Proses sayembara ini dibuat sedemikan rupa oleh pihak Unpad khususnya bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang dibuka untuk umum. Sayembara yang dilakukan untuk mendapatkan desain Gedung Rektorat Unpad yang baru juga melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dalam mendukung diperolehnya desain gedung yang memiliki filosofi bangunan yang tinggi. Pemilihan pemenang sayembara desain ini juga melibatkan jajaran tinggi hingga Rektor dan Wakil Rektor pada saat itu untuk menentukan pemenangnya. Pada akhirnya, rancangan yang dipilih sebagai pemenang sayembara ini yaitu hasil karya tim yang diketuai oleh Yogi Yogama Suhamdan,ST.,IAI. Tema yang diusung oleh pemenang sayembara tersebut yaitu tema “Lembur Awi” atau yang memiliki arti tiap katanya “Lembur” yaitu desa/kampung dan “Awi” yaitu bambu. Konsep tersebut didasari dari kehidupan masyarakat Sunda yang identik dengan penggunaan bambu untuk berbagai macam aktivitas yang dilakukannya seharihari, seperti bahan bangunan, makanan, pakaian, bahkan alat musik. Identiknya pemanfaatan bambu 5 | Genera Magazine
ISSUE 1
oleh masyarakat Sunda dalam kehidupan sehari-hari menjadi dasar rancangan bangunan Gedung Rektorat Unpad di Jatinangor, Sumedang. Selain itu, tema “Lembur Awi� yang digunakan untuk desain bangunan Gedung Rektorat Unpad yang baru juga menyesuaikan dengan desain bangunan-bangunan yang telah ada di kompleks Unpad. Bangunan-bangunan di kompleks Unpad di Jalan Dipatiukur maupun di Jatinangor pada dasarnya juga memiliki konsep kesundaan yang kental. Namun, seiring peremajaan gedung yang kerap dilakukan sebagai salah satu bentuk pemeliharaan bangunan-bangunan yang telah ada, tidak jarang ciri khas Sunda yang digunakan sebagai dasar perancangan bangunan pada bangunan di Unpad yang telah hilang sedikit demi sedikit. Pemeliharaan bangunan-bangunan pada kampus Unpad kini lebih menonjolkan konsep green campus dengan tema green architecture. Konsep tersebut terlihat dari bangunan serta gedung di kampus Unpad yang dibangun dengan menerapkan gagasan natural cross ventilation yang berfungsi untuk memaksimalkan ventilasi silang sehingga dapat meminimalisir penggunaan Air Conditioner (AC). Penerapan konsep tersebut tentunya mendukung tema green campus yang kini digunakan oleh kampus Unpad. Perubahan-perubahan bangunan di Unpad semakin terlihat sejak awal tahun 2015 dengan gagasan pemindahan fakultas-fakultas yang masih berada di kompleks Dipatiukur ke Jatinangor yang berimbas pada pembangunan gedung fakultas baru di Kompleks Unpad Jatinangor. Bangunan-bangunan baru tersebut terlihat memiliki desain yang semakin futuristik dengan mengadaptasi bangunan-bangunan kampus yang berada di luar negeri. Tentunya desain yang semakin menonjolkan futuristik tersebut dapat menghilangkan desain awal bangunan-bangunan pada kampus Unpad yang kental akan unsur kesundaan. Dan untuk rencana kedepannya dari pihak rektorat khususnya bagian sarana prasarana juga menyatakan bahwa tidak memungkiri adanya peremajaan gedung-gedung maupun bangunan lama dari kampus Unpad mengikuti perkembangan/modernisasi yang ada. (LG/Rocki) Genera Magazine | 6
ISSUE 2
PEMELIHARAAN DAN PERKEMBANGAN
P
SARANA & PRASARANA UNPAD
erkembangan fisik bangunan di lingkungan Unpad beberapa tahun ini mengalami cukup banyak perubahan, mulai dari adanya gedunggedung baru hingga perubahan gedung fakultas. Namun, beberapa gedung tua di lingkungan kampus Unpad tentunya membutuhkan perhatian yang lebih, baik dari segi pemeliharaan maupun perbaikan beberapa fasilitas gedung, agar gedung tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Beberapa gedung lama Universitas Padjadjaran baik di daerah Jatinangor dan Bandung, sudah mulai membutuhkan pemeliharaan. Hal tersebut ditandai dengan adanya ajuan pemeliharaan dari beberapa pihak fakultas. Salah satu permasalahan yang sering dialami yakni atap yang bocor, apalagi jika memasuki musim penghujan. Gedung-gedung tersebut sering kali mengalami kebocoran yang cukup tidak nyaman bagi para pengguna gedung.
Hampir semua fakultas mengajukan permintaan pemeliharaan gedung kepada Direktur Sarana Prasaran. Sejauh ini kegiatan pemeliharaan gedung-gedung kampus Universitas Padjadjaran sudah berjalan dan beberapa sedang dalam proses perbaikan. Adapun berikut beberapa gedung kampus di Jatinangor yang sudah dikerjakan yaitu Fakultas Mipa, Fisika, Gedung Biologi (adanya pengecetan perbaikan atap yang bocor), PPBS, Masjid, UKMFIB, Bale Santika (pemeliharaan berupa perbaikan keamanan dindingnya), Gor Jati, juga termasuk Masjid Raya Unpad yang kemarin mengalami kebocoran cukup parah, dan masih banyak lagi gedung-gedung yang sudah dilakukan pemeliharaan bahkan sampai sekarang masih dalam proses perbaikan. Bukan hanya gedung-gedung Unpad yang ada di Jatinangor saja yang mengalami pemeliharaan, namun gedung-gedung Unpad yang 7 | Genera Magazine
ISSUE 2
ada di Bandung pun tak luput dari pemeliharaan. Salah satu gedung yang sudah dilakukan pemeliharaan yakni Gedung Pasca Sarjana di Dipatiukur. Sejauh ini pemeliharaan yang dilakukan berupa pengecatan gedung, perbaikan atap yang bocor, perbaikan kamar mandi, penyekatan ruangan di dalam gedung, hingga jalan Paving Block di Gedung Fakultas Hukum yang baru. “Sejauh ini pemeliharaan gedung memang sedang dalam proses, bahkan sebagian permintaan pemeliharaan gedung dari fakultas-fakultas yang mengajukan sudah dikerjakan dan dijadwalkan pada bulan Desember 2016 ini semua gedung yang diajukan oleh para Fakultas harus selesai.� Pernyataan Pak Suswanto SPD selaku Kasubbag Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Universitas Padjadjaran saat diwawancarai pada tanggal 14 November 2016. Semoga untuk kedepannya fasilitas (sarana dan prasarana) di kampus Unpad kita jauh lebih baik lagi, Genera Magazine | 8
dalam menunjang segala kegiatan dan akitivitas para civitas akademika, serta memberikan rasa aman dan nyaman dilingkungan kampus Universitas Padjadjaran kita ini. Tidak salah lagi hampir setiap tahunnya jumlah mahasiswa Unpad kian bertambah. Penambahan transportasi pun menjadi salah satu penilaian bagi rektorat untuk terus membenahi pelayanannya. Berdasarkan data yang diperoleh kendaraan transportasi Unpad hingga saat ini berjumlah 16, namun hanya 15 kendaraan yang dioperasikan dikarenakan belum adanya supir. Belakangan ini tentunya kita sudah tidak asing dengan adanya odong-odong baru berwana merah. Odong-odong tersebut merupakan hasil kerjasama antara Telkomsel-Simpati dengan Unpad, dengan kata lain odongodong baru ini bukan transportasi sumbangan seperti halnya kendaraan lain. Odong-odong baru ini mulai beroperasi pada awal bulan September. Walaupun sebenarnya odong tersebut
ISSUE 2
sudah ada pada awal 2016 namun karena suatu hal, odong tersebut baru resmi beroperasi pada awal September 2016. Sejarah awal mulanya angkutan Unpad pertama kali ada pada tahun 2006 dimana, pada tahun 2006 hanya ada angkot karir dan tentunya berbayar, kemudian terdapat dua angkot yang berwarna telor asin merupakan milik POMA (Persatuan Orang Tua Mahasiswa). Tahun 2007 angkot tersebut di hibahkan kepada Unpad dan gratis tidak di pungut biaya untuk mahasiswa, sedangkan untuk mobil karir tetap berbayar. Selanjutnya tahun 2008 bertambah lagi 2 mobil angkot, lalu pada tahun 2009 bertambah lagi sehingga jumlah kendaraan angkutan Unpad menjadi 8 buah mobil angkot. Kemudian pada tahun 2010 Bank BNI menyumbangan odong-odong berjumlah 2 buah. Setelah itu tahun 2011 bertambah lagi mobil gandengan dari Bank Mandiri . Pada 2012 bertambah lagi dari Pupuk Kaltim,
towerindo pada tahun 2014, pada tahun 2015 Gametraho, dan pada tahun 2016 Simpati-Telkomsel. Untuk perawatannya sendiri hampir setiap waktu dilakukan perawatan khususnya untuk mobil baru dikarnakan masih adanya servis gratis dari Isuzu. Namun, untuk servis selanjutnya memakai biaya sendiri yang mana servis dilakukan oleh para teknisi. Uniknya adalah teknisi yang melakukan servis justru berasal dari sebagian supir angkot yang mengerti mengenai mesin. “Rencananya Pada tanggal 7 November nanti akan mulai dibagi dua jalur tempat naiknya kendaraan transportasi kampus. Dimana untuk jalur arah lingkungan sosial tempat naiknya odong-odong tepat di depan Gor Jati (Rengganis), sedangkan untuk jalur arah lingkungan IPA tempat menunggu odong-odong masih tetap di depan ATM Center seperti biasanya� ujar Pak Cahyana alias Pak Nana selaku Koordinator Transportasi kampus. Namun dalam pelaksanaannya ternyata masih banyak kendala yang harus dihadapi oleh mahasiswa, supir, maupun dari pihak rektorat sendiri. Sehingga harus terus dilakukan tinjauan lanjut bagi rektorat mengenai hal transportasi seperti penyetaraan status bagi pegawai angkot (BLU & Adidaya), maupun kebijakan lainnya yang mengatur mengenai tata tertib berangkutan yang lebih baik lagi, yang kedepannya nanti suasana dalam menunggu odong akan aman dan nyaman tidak lagi berebutan dan berdesak-desakan yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan bagi para penumpang. (LG/Ibnu &Nevi) 9 | Genera Magazine
ISSUE 3
&
FASILITAS INFRASTRUKTUR BARU DI UNPAD
A
da yang berbeda di Universitas Padjadjaran tahun ini. Tahukah kamu? Beberapa sarana dan prasarana baru kini hadir di Unpad. Mulai dari sepeda, odong-odong hingga gedung baru menghiasi Unpad di tahun ini. Tak tanggungtanggung, sebanyak 18 gedung baru, 25 unit sepeda baru dan beberapa unit odong-odong pun diluncurkan pada tahun 2016 ini.
Sebanyak 18 gedung baru ini didirikan di 6 fakultas, yakni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik Geologi (FTG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Teknologi Ilmu Pertanian (FTIP), Fakultas Keperawatan, serta lab bersama dan perpustakaan. Gedung baru tersebut terdiri dari 2 gedung untuk Fakultas Farmasi, 2 gedung FTIP, 3 gedung Fakultas Geologi, 4 gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 3 gedung Fakultas Keperawatan, 2 gedung Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan, sebuah lab sentral dan perpustakaan 4 lantai. Semua gedung baru ini dibangun di atas lahan seluas 40.000 m2 yang didanai oleh IDB (Islamic Development Bank). Prof. Benny Joy, Project Manager IDB, mengatakan bahwa proyek ini sudah dimulai dari tahun 2007 dimana pada tahun tersebut IDB mengajukan proposal yang bertajuk “Equality Invelopment of Padjadjaran University�, yaitu peningkatan Genera Magazine | 10
kualitas Universitas Padjadjaran dengan meningkatkan curriculum development serta skill development bagi para mahasiswa maupun civitas akademik, seperti dosen dan SBA. Proposal tersebut juga berisikan mengenai pembangunan beberapa gedung di Unpad. Ia juga mengatakan dana yang diberikan IDB adalah sebesar 35 juta US Dollar dimana 22 juta US Dollar digunakan untuk pembiayaan pembangunan gedung, sementara sisanya digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kurikulum di Unpad. Bantuan dana juga didapatkan dari pemerintah sebesar 15% dari dana yang diberikan IDB, yaitu sebesar 5,25 juta US Dollar. Pengajuan dana IDB bukanlah hal yang mudah, butuh beberapa tahun pengorbanan untuk bisa mendapatkan kesepakatan sehingga pembangunan gedung baru bisa dilaksanakan di tahun 2014. Dana pembangunan gedung sudah termasuk segala yang ada di dalam
EXTRAS ISSUE 3 gedung tersebut, kecuali taman. IDB tidak memberikan pinjaman berupa uang untuk pembangunan taman. Menurut Prof. Benny Joy, beberapa kendala pembangunan ada di pendanaan, yaitu rumitnya proses yang harus dilakukan untuk mendapatkan dana yang bisa memerlukan waktu bertahun-tahun. Tak hanya itu, lamanya waktu tersebut membuat dana berkurang dalam rupiah dikarenakan naiknya nilai dollar di Indonesia. “Awalnya akan dibangun auditorium, namun dananya kurang,
sehingga tidak jadi,� tutur beliau. Kini gedung-gedung baru sedang mengalami fase perawatan, yaitu dimana gedung-gedung ini masih diselidiki kekurangannya dan dilaksanakan perbaikan-perbaikan selama 6 bulan. Saat ini, IDB masih secara sah menjadi pemilik gedung, “Kontraknya habis di bulan November tahun ini, setelah habis masa perawatan, ada pemindah tanganan antara IDB dan Unpad, lalu baru sah gedung-gedung baru ini milik Unpad,� tutur Prof. Benny Joy.
11 | Genera Magazine
ISSUE 3 Beberapa orang bertanya-tanya mengapa Fakultas Teknologi Geologi dan Fakultas Keperawatan yang telah memiliki gedung lama di Jatinangor diberikan gedung baru. Ternyata, gedung yang mereka miliki sebelumnya bukanlah milik fakultas mereka dan gedung tersebut merupakan pinjaman dari fakultas lain. Menurut Bapak Ade dari Unit Layanan Terpadu Unpad, Fakultas Keperawatan
Walaupun begitu, ia senang memiliki gedung yang lebih luas dibandingkan gedung sebelumnya. Tak hanya gedung baru, di tahun ini Unpad memiliki prasarana baru, yaitu sepeda. Sepeda Unpad merupakan kerja sama antara Unpad dengan Bank Mandiri dimana pada tahun ini terdapat 25 unit sepeda yang mulai dioperasikan. Sepeda Unpad memiliki dua shelter, yaitu di area
“Soalnya, suasananya jadi lebih jauh ke orang-orang karena beda gedung terutama satu angkatan,� menggunakan gedung milik Fakultas Hukum. Dikarenakan Fakultas Hukum belum pindah ke Jatinangor, gedung tersebut untuk sementara waktu digunakan oleh Fakultas Keperawatan. Di sisi lain, gedung yang digunakan FTG adalah milik Fakultas MIPA. Jadi, setelah memiliki gedung baru, gedung yang lama harus dikembalikan ke Fakultas MIPA, maupun pemilik gedung sebelumnya. Gelar, salah seorang mahasiswa Geologi tahun 2014, mengatakan bahwa ia lebih menyukai suasana gedung lama. “Soalnya, suasananya jadi lebih jauh ke orang-orang karena beda gedung terutama satu angkatan,� ujarnya. Genera Magazine | 12
parkir MRU (Masjid Raya Unpad) dan area parkir rektorat. Hampir sama halnya dengan sepeda, odong-odong juga merupakan hasil dari kerja sama antara Unpad dengan beberapa instansi, salah satunya adalah Telkomsel. Itulah sarana dan prasarana terbaru Unpad yang sekarang dapat kita nikmati. Dengan berbagai usaha dan kerja keras, akhirnya Unpad dapat melengkapi gedung untuk perkuliahan di Jatinangor serta menambah prasarana seperti odong-odong dan sepeda untuk mempermudah mahasiswa Unpad dalam beraktivitas di lingkungan kampus. (LG/ Byelqist & Syifa)
MENANGKAP PELUANG DI DUNIA PERTANIAN
B
PROFIL
isnis bidang pertanian merupakan salah satu bisnis menjanjikan bagi yang mampu mengelolanya dengan baik. Bagaimana tidak, bidang yang mencangkup kebutuhan primer didalamnya tentu tidak akan menurun permintaannya, terlebih karena kebutuhan manusia semakin meningkat seiring dengan terus bertambahnya populasi. Berikut Laskar Genera telah merangkum cerita singkat para inspirator dari dunia pertanian yang usahanya kian berkembang. Ayi Rizmawan Bahtiar Lulusan Fakultas Pertanian yang akhirnya terjun ke dunia yang sama, jumlahnya dapat dihitung jari. Berbeda dengan Ayi Rizmawan Bahtiar, lulusan Agribisnis Universitas Padjadjaran tahun 2010. Setelah 6 bulan bekerja kepada orang lain, Ayi akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis sendiri. Keluarga yang memang ber-basic bisnis menjadi salah satu faktor pendorong, sehingga sudah menjadi passion tersendiri dalam memulai bisnisnya. Berbekal pengalaman yang didapat dari perusahaan kakeknya, akhirnya Ayi membentuk badan usaha sendiri bernama CV. Rikrik Gemi. Modal awal diperolehnya dari tabungan khusus yang memang disiapkan untuk berbisnis. Usaha yang telah berjalan selama 1,5 tahun tersebut bergerak pada main business kayu serta Papaya California yang terfokus pada budidaya.
Minat saya berasal dari usaha kayu yang dijalankan pula oleh kakek. Karena prinsipnya kebutuhan primer manusia tidak akan mati dan saya melihat peluang itu. - Ayi Rizmawan Bahtiar 13 | Genera Magazine
PROFIL Usaha yang dijalankan semakin berkembang, ditambah dengan perolehan omzet setiap bulannya mencapai angka yang tinggi. Sampai saat ini, promosi masih melalui mulut ke mulut. Ayi juga mengungkapkan, “Selain memasang harga yang sesuai, mempertahankan kualitas dan service yang cepat menjadi kunci utama bagi usaha yang saya jalankan,” Ayi pun menambahkan bahwa belum ada kendala yang berarti, ketika kita menjalankan suatu usaha dengan managerial yang baik. Dalam pengembangan usahanya, Ayi sedang menyiapkan website khusus sebagai media promosi dan penjualan yang akan dirilis tahun depan. Kiwari Farmers
dok. Google+ Warung Kopi Kiwari
Kiwari Farmers menawarkan tiga konsep utama yang sedang dikembangkan. Diantaranya Fair Trade yang diwujudkan melalui pemotongan rantai distribusi yang ada, sehingga diharapkan dapat tercipta kesejahteraan petani. Kedua, yaitu menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di daerah sekitar Gunung Manglayang dengan penanaman kopi sejak tahun 2010. Kopi memiliki manfaat yang sangat baik untuk menangkap cadangan air dalam tanah, sehingga dengan mempertahankan setiap komponen yang ada, manfaatnya tidak hanya dapat dirasakan sekarang namun untuk keberlangsungan bagi masa depan. Dan yang terakhir, yaitu Animal Welfare Standard, dimana menerapkan kaidah animal welfare untuk proses pemeliharaan luwak sehingga menghasilkan kopi luwak terbaik. Berangkat dari 3 konsep utama tersebut sejak bulan Maret 2016 lahirlah Kiwari Farmers, yang sebelumnya diberi nama Kopi Luwak Manglayang. Dalam mengembangkan sayap usaha, Irfan beserta kedua sahabatnya, Andri dan Fajrur membuka Warung Kopi Kiwari yang berlokasi di Padasuka dengan view pegunungan. Konsep menarik lainnya yang ditawarkan yaitu bayar seikhlasnya di hari Senin – Kamis, hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah edukasi dalam mengapresiasi petani kopi. Dengan mengedepankan diferensiasi yang dimiliki, membuat keberadaan Warung Kopi Kiwari tidak kalah dengan warung kopi lainnya.
“Kiwari tidak menjadikan warung kopi lain sebagai kompetitor, namun menjadikannya mitra dalam membangun atmosfer ngopi di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung,“ - Kiwari Farmers
Genera GeneraMagazine Magazine | | 8 14
PROFIL Achmad Rivani Achmad Rivani atau yang sering disapa Kang Pepen adalah salah satu actor bisnis yang bergerak sebagai supplier. Usahanya semula bergabung dengan perusahaan lain, namun sejak tahun 2015 Ia membentuk PT. Dimandiri Agro Sadaya. Perusahaan yang bergerak sebagai pemasok penyedia sayur mayur untuk kebutuhan pasar modern seperti supermarket, hotel, restoran, sampai catering dan kini sedang dalam proses untuk ekspor. Perusahaan tersebut menghimpun sayur dari kelompok tani di Jawa Barat hingga Jawa Tengah yang kemudian disortasi, packing, kemudian didistribusikan ke gerai yang dituju. Menurut Kang Pepen, hal yang paling menantang dalam bisnis ini adalah rata-rata kepemilikan lahan hortikultura di Indonesia hanya 0,2 hektar per petani, sehingga sebaran lahan sangat banyak dan harus dipikirkan bagaimana cara menghimpun kekuatan supaya suplai tetap stabil, kualitas tetap baik, dan kuantitas sesuai keinginan pasar. Untuk mengatasinya, PT. Dimandiri Agro Sadaya melakukan semacam program kemitraan di mana Dimandiri berfungsi sebagai jembatan dengan petani atau bandar sebagai produsen. “Untuk mahasiswa, mulailah sejak dini melakukan kegiatan positif seperti memulai usaha kecil-kecilan dengan jangkauan sesuai kapasitas. Tidak lupa untuk terus membaca dan observasi lapangan agar mengetahui peluang bisnis, sehingga setelah lulus memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat, “ jelas Kang Pepen. (LG/Astri NS&Diana R)
“
Untuk mahasiswa, mulailah sejak dini melakukan kegiatan positif seperti memulai usaha kecil-kecilan dengan jangkauan sesuai kapasitas. Tidak lupa untuk terus membaca dan observasi lapangan agar mengetahui peluang bisnis, sehingga setelah lulus memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. - Kang Pepen
15 | Genera Magazine
AGRINEWS
Ke si ap an Indone sia M enja di Neg ara Ek spor t ir
M
Dok : http://bisnis.liputan6.com
enteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah 2 tahun menjabat dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019 dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo. Amran memiliki tekad yang kuat dan percaya bahwa Indonesia akan menjadi negara eksportir. Namun bagaimana cara menciptakan Indonesia menjadi negara eksportir?
Genera Magazine | 16
Indonesia akan menjadi negara eksportir jika banyaknya dorongan dalam menciptakan pola fikir bangsa yang lebih inovatif, kreatif, dan konektivitas dalam meningkatkan jiwa bersaing dalam kancah internasional. Amran saat menghadiri pertemuan internasional mengaku sangat tertarik pada perbincangan forum internasional. “Menteri di Asia, Asia Tenggara, ada yang membanggakan. Tahun lalu, pertemuan di Manila, Filipina, kemudian di Jerman, mereka sepertinya memandang enteng Indonesia, karena (status) kita adalah pengimpor beras terbesar. Impor beras, jagung, bawang dan segalanya,� jelas Arman pada peresmian Jembatan Gantung Minrajeng, Bone, Sulawesi Selatan. (Dikutip dalam berita metrotvnews. com) Mentan Indonesia saat ini sedang berupaya memfokuskan Indonesia pada tahap mengurangi impor hasil pertanian. Sudah 2 tahun pemerintahan Jokowi–Jk merasakan bahwa Indonesia dapat menghemat devisa pertanian hingga 52 Triliun. Hal ini ditunjukan adanya lonjakan kenaikan tingkat ketahanan pangan di Indonesia paling signifikan dibanding 118 negara di dunia, sebesar 2,7 poin berdasarkan survey oleh The Economist Intelligence Unit yang berpusat di London, Inggris. (Dikutip dalam berita merdeka.com) Kini Indonesia dalam ketersediaan pangan menduduki peringkat ke–66, jauh lebih unggul dibanding dahulu pada peringkat 71 dari 74 pada tahun 2015.
AGRINEWS Produk pangan di Indonesia dapat mencapai target menjadi negara eksportir. Amran mengungkapkan beras organik Indonesia mampu laris di pasar luar negeri seharga 66 Euro atau setara Rp939.016,00 (1 Euro = Rp14.227,00) per kilogram. Pemerintah tengah melakukan program lumbung pangan di semua wilayah perbatasan dimasing-masing 44 kecamatan seperti Kepulauan Riau, Entikong, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Merauke. Menteri Pertanian Republik Indonesia ke-26 ini mengaku program lumbung pangan digunakan untuk memberantas penyelundupan komoditas pangan yang kerap dilakukan negara-negara tetangga di wilayah perbatasan Singapura dan Malaysia. Dalam kutipan, Amran mengungkapkan Indonesia sudah ekspor bawang dan impor jagung turun sebanyak 60 persen, biasanya impor jagung dapat mencapai 3,6 juta ton. Begitupun impor hasil komoditas pertanian lainnya seperti kedelai dan cabai. Guna membangun program negeri ini menjadi negara eksportir, pemerintah perlu merealisasikan anggaran yang diperlukan sekitar 20 – 30 Miliyar. Dana pemerintah ini dapat mewujudkan setiap desa menjadi lebih variatif dalam menghasilkan komoditas pertanian yang cocok dengan letak geografisnya. Selain itu pemerintah berjanji akan melakukan sinergi dengan masyarakat dan pihak swasta untuk memajukan Indonesia yang berkedaulatan pangan dengan petaninya yang berdaya saing tinggi. Seiring berjalannya waktu, pertanian di Indonesia masih banyak memiliki problematika, perlu adanya perhatian pemerintah karena banyaknya alih fungsi
lahan dari sektor pertanian menjadi kawasan industri, kehausan petani akan bantuan pemerintah, maupun pengetahuan yang terbatas akan budidaya komoditas bagi petani. Melihatnya mayoritas petani di pedesaan mengadu nasib dengan modal jenjang pendidikan yang rendah dan rentan usia tua. Peran pemerintah tak hanya mengatur jalannya anggaran, yang dibutuhkan petani saat ini adalah infomasi penting menangani problematika pertanian. Penyuluh menjadi harapan besar bagi para petani yang notabene yang masih menggunakan konsep tradisi budidaya nenek moyang. Pentingnya bantuan penyuluh pertanian, lembaga pertanian, dosen, bahkan mahasiswa sangatlah dibutuhkan karena jiwa-jiwa merekalah sebagai penggerak dan pembentuk inovasi-inovasi cerdas dari kaula akademisi. Lalu bagaimanakah nasib pertanian di Indonesia dimasa mendatang? Sejauh mana kesiapan negeri kita dalam membangun pertanian yang mandiri? Siapkah negara Indonesia dihadapkan menjadi negara eksportir? (LG/Yunita Saridewi) 17 | Genera Magazine
Dok. : www.google.com
SUARA MEREKA
2013, Bagaimana dengan “UP Oktober”?
U
sulan Penelitian atau sering kita sebut UP merupakan salah satu rangkaian atau tahapan awal seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelarnya. Demi mencapai target lulus dan mendapatkan gelar “tepat waktu”, Usulan Penelitian Mahasiswa tersebut sebaiknya dilaksanakan secepat mungkin, tentunya dengan beberapa syarat yang sudah terpenuhi. Beberapa waktu ini tersiar kabar mengenai kebijakan yang mengharuskan seluruh mahasiswa Agroteknologi Unpad angkatan 2013 melaksanakan UP maksimal bulan Oktober tahun ini. Kebijakan yang dibuat oleh Kepala Prodi Agroteknologi, Nono Carsono, SP., M. Sc., Ph. D., merupakan salah satu cara agar banyak mahasiswa yang lulus tepat waktu. “Kebijakan tersebut dikeluarkan agar banyak mahasiswa yang lulus tepat waktu. Karena pada tahun-tahun sebelumnya persentase mahasiswa yang lulus di Faperta ini hanya sedikit. Setidaknya untuk tahun depan 50% mahasiswa angkatan 2013 sudah harus wisuda, dan sudah UP dari sekarang,” jelas Pak Nono saat dijumpai di ruangannya.
Genera Magazine | 18
Lalu, bagaimana pendapat mahasiswa terhadap kebijakan ini? Beberapa mahasiswa Agroteknologi 2013 juga memeberikan pendapatnya, sebagian dari mereka menilai bahwa kebijakan ini dapat dikatakan baik. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena setiap kebijakan memiliki nilai positif dan negatifnya. Seperti yang diutarakan oleh Rangga Putra P, salah satu mahasiswa dari peminatan Ilmu Tanah angkatan 2013.
SUARA MEREKA “Sebenarnya kebijakan tersebut memang baik untuk kedepannya sehingga para mahasiswa dapat lulus dengan tepat waktu. Namun, tidak baik juga sih. Karena terkesan memaksakan. Sesuatu yang dipaksakan itu tidak akan baik kan. Begitupun dengan skripsi, hal yang ditakutkan apabila mahasiswa banyak yang melaksanakan UP karena keterpaksaan, hasil lulusannya pun tidak akan memadai,” tuturnya. Hampir sejalan dengan pendapat Rangga, Gustian Aditia Wirawan yang sekarang menjadi mahasiswa di peminatan Ilmu Tanah angkatan 2013 turut berpendapat terhadap munculnya kebijakan UP ini. “Positifnya, dengan adanya kebijakan tersebut, mahasiswa angkatan 2013 banyak yang bisa lulus tepat waktu. Negatifnya, masih banyak mahasiswa yang belum mendapatkan proyek untuk skripsi dan masih banyak yang masih harus revisi kebijakan ini bisa menjadi beban pikiran bagi mahasiswa yang memang ingin mengejar target namun masih terhalang jalannya.” tutur Gustian. Tidak hanya Rangga dan Gustian saja, Yudha dan Gita sebagai salah satu mahasiswa perkebunan angkatan 2013, memiliki pendapat serupa dengan yang lainya yang menyambut baik kebijakan pelaksanaan UP ini. “Sebenarnya setuju sih, tujuannya sendiri untuk mempertahankan akreditasi jurusan. Namun kebijakan tersebut cenderung memaksakan kehendak. Seharusnya pihak yang mengeluarkan kebijakan ini lebih melihat ke sisi mahasiswa. Bagaimana situasi dan kondisi dari mahasiswa itu, karena ada beberapa mahasiswa yang berorganisasi dan kurang berprestasi.”
Selaku mahasiswa, mereka berharap agar kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang positif, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Pak Nono selaku Kepala Prodi Agroteknologi sendiri mengharapkan agar mahasiswa dapat berprestasi dan lulus tepat pada waktunya. Diharapakan kebijakan ini merupakan kebijakan yang tepat, sehingga target yang diinginkan dapat terpenuhi dan semua mahasiswa Fakultas Pertanian dapat mencapai harapannya untuk lulus tepat waktu dengan prestasi yang tak kalah membanggakan. (LG/Yuni)
19 | Genera Magazine
KABAR KAMPUS
PERWUJUDAN PEMBANGUNAN KARAKTER PENERUS BANGSA
T
Prof. Dr. Ir. Tualar Simarmata, MS.
ri Dharma Perguruan Tinggi merupakan wujud dari keseriusan perguruan tinggi untuk menyajikan pendidikan yang berkualitas. Tujuan tersebut tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal tersebut mengharuskan seluruh universitas di Indonesia untuk bisa membentuk karakter penerus bangsa yang memiliki jiwa pejuang serta dibungkus dengan pemikiran-pemikiran yang tajam, inovatif, kreatif, dan mandiri. Universitas Padjadjaran merupakan salah satu dari sekian banyak perguruan tinggi di Indonesia yang terus mengupayakan terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Universitas yang pusat kegiatannya berada di Jatinangor ini, kini sudah berumur 59 tahun. Pada umurnya saat ini Universitas Padjadjaran sudah menghasilkan 57 inovasi yang terangkum dalam ”Katalog Produk Unggulan Karya Inovasi Universitas Padjadjaran” yang disusun oleh Direktur Inovasi, Korporasi Akademik, dan Usaha. Fakultas Pertanian pun turut mengisi dalam buku tersebut yang mana akhir-akhir ini sang inovator menjadi viral di media, yaitu Prof. Dr. Ir. Tualar Simarmata, MS. Prof. Dr. Tualar Simarmata, Ir., M.S.terpilih menjadi salah satu dari 10 inovator terbaik di Indonesia pada tahun 2016. Acara tersebut diselenggarakan di Tangerang Selatan dalam kegiatan National Innovation Competition Tanggerang Selatan Global Innovation Forum (NIC-TGIF) 2016, September lalu.
Genera Magazine | 20
KABAR KAMPUS Beliau mendapat penghargaan terkait teknologi yang telah ia kembangkan sejak 2006 yaitu, “Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT-BO). IPAT-BO merupakan inovasi teknologi produksi padi terpadu melalui restorasi lahan sawah dengan menggunakan teknik twin seedling yang hemat bibit, dengan pemanfaatan pupuk berbasis organik dan hayati, serta penghematan air sehingga teknologi ini dapat membantu ketahanan pangan Indonesia dengan sistem low input-high output. “IPAT-BO dikembangkan karena sebagian besar lahan sawah kita sudah capek dan miskin hara sehingga diperlukan teknologi untuk mengembalikan kesehatannya, yang mana diperlukan bahan organik untuk mengembalikan kesehatan tanah, air yang semakin susah didapat sehingga kita menggunakan teknologi hemat air, selain itu pupuk anorganik juga semakin mahal oleh karena itu kami menggunakan pupuk hayati,” papar Pak Tualar saat ditemui di ruangannya. Kelebihan dari Teknologi IPAT-BO adalah low input-high output sehingga dapat menyejahterakan para petani. Teknologi ini memanfaatkan kandungan mikroorganisme yang terkandung di dalam tanah, mengatur pola tanam, serta pemberian pupuk dan air secara tepat sehingga dapat merangsang pertumbuhan organisme tanah dan sistem perkembangan akar dan anakan padi secara produktif, “Petani nantinya hanya perlu membangkitkan power-nya saja,” tuturnya. Selain itu, Kaprodi Agroteknologi Unpad juga sedang hangat diperbincangkan. Ini dikarenakan dengan terpilihnya Nono Carsono, SP.,M.Sc.,Ph.D. sebagai salah satu nominator Kaprodi berprestasi 2016. Kaprodi yang sudah menjabat sejak tahun 2014 ini menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Negeri Sakura yang menurut beliau memiliki layanan pendidikan yang baik dari segi fasilitas lab dan riset. “Denyut riset di perguruan tinggi Jepang sangat terlihat, selain dana dari pemerintah, dana dari pihak industri (swasta) juga ada. Hal tersebut menjadikan inovasi-inovasi riset di perguruan tinggi terus selalu ada. Mudahmudahan ke depan kita bisa mengejarnya,” tuturnya. Hingga saat ini Kaprodi Agroteknologi tersebut telah berupaya untuk memfasilitasi mahasiswa agar dapat mencapai learning outcome, memfasilitasi peningkatan softskills mahasiswa, dan selalu berupaya meningkatkan kapasitas dosen dalam pembelajaran aktif melalui assessment pembelajaran yang komprehensif, terintegrasi dan akuntable. Sehingga sedikit demi sedikit dapat mengejar ketertinggalan kami dalam sistem pembelajaran. (LG/Hadi Syahir, Elissa Helena) 21 | Genera Magazine
KABAR KAMPUS
KIPRAH FAPERTA DI FORSI
K
ini Forsi (Festival Olahraga dan Seni) tidak lagi hanya sebatas festival olahraga dan seni saja tetapi semakin berkembang dengan adanya festival edukasi. Forsi sendiri merupakan program kerja dari Departemen Minat Bakat (MIBA) yang bekerja sama dengan Departemen Penalaran dan Keprofesian BEM Kema Unpad. MEGA FORSI 2016, bertema The Way Oldies dengan tagline “Learn From The Past Get Ready For The Future�. Diharapkan melalui Mega Forsi tahun ini kita dapat belajar dari masa lalu dan menjadikannya bekal untuk menjadi lebih baik di masa depan. Ajang bergensi ini merupakan hajat tahunan terbesar bagi seluruh mahasiswa Unpad untuk berkumpul, berkompetisi, dan bersilahturahmi. Antusiasme mahasiswa dalam Mega Forsi sangat besar, dimana semua fakultas berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, begitu pula dengan Fakultas Pertanian (Faperta) yang turut serta menurunkan atlet-atlet terbaiknya agar dapat meningkatkan eksistensinya. Dalam persiapan mengarungi Forsi, Kementerian Minat dan Bakat Faperta membuat program unggulan, yaitu Forsi 4G yang bertujuan mempersiapkan atletatlet pilihan, meningkatkan eksistensi Faperta di Unpad, serta meningkatkan peluang untuk menjadi juara umum di Mega Forsi. Program Forsi 4G ini terdiri Genera Magazine | 22
dari scouting, monitoring, dan apresiasi. Faperta sendiri mengirimkan perwakilan di 22 cabang perlombaan di Forsi. Menilik perolehan medali di klasemen akhir, menteri MIBA Faperta, Recky Rusmawijaya, mengatakan bahwa program Forsi 4G telah berjalan cukup maksimal. Walaupun Faperta tidak masuk dalam posisi 10 besar, Faperta dapat
KABAR KAMPUS
meningkatkan prestasinya dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini, Faperta berhasil meraih 1 emas dari cabang olahraga catur. Perolehan 6 medali perunggu didapat dari cabang olahraga tenis meja dan basket, serta dari cabang seni, seperti band, jingle, dan perkusi. Dalam cabang keilmuan Faperta juga berhasil memperoleh gelar juara dalam lomba PKM KC dan PKMP, serta juara 2 dalam lomba pidato. Sayangnya, di cabang keilmuan ini hanya perolehan dari cabang debat saja yang dimasukkan di perolehan medali klasemen umum. “Hal ini dikarenakan semua fakultas memiliki proporsi yang sama dan memiliki chance kemenangan yang sama, dari segi PKM dan pidato kondisi Soshum dan Saintek tidak bisa disamakan,” tutur Andrian selaku Project Officer Mega Forsi 2016 Perbedaan lainnya di Forsi tahun ini, yaitu adanya perubahan sistem
klasemen poin menjadi sistem emas. Ini berarti untuk mendapatkan juara umum, semua fakultas harus berusaha lebih untuk menjadi juara pertama di setiap cabang. Hal ini sempat mengakibatkan adanya pro dan kontra, tetapi alasan berbeda dikemukakan oleh PO Mega Forsi mengenai perubahan sistem ini. Perubahan sistem poin menjadi sistem emas diadaptasi dari berbagai kejuaraan internasional, seperti Olimpiade Rio, PON, dan berbagai kejuaraan internasional lainnya. Namun dengan sistem emas ini bukan berarti perak dan perunggu tidak dihargai. Sistem emas adalah sistem yang paling adil dalam perolehan juara umum, karena peserta akan mengeluarkan effort yang besar dalam pertandingan. “Juara umum adalah juara yang mewakili seluruh juara perlombaan,” jelas Andrian Rizky. Dengan berakhirnya forsi, Kementerian MIBA Faperta menjalankan tahap ke 3 dari program Forsi 4G-nya, yaitu pemberian apresiasi kepada para pemenang. Pemberian apresiasi dilaksanakan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2016. Apresiasi juga diberikan kepada kelompok suporter Faperta yang baru terbentuk di Forsi tahun ini. Dari hasil yang diperoleh Faperta di tahun ini, keberhasilan program 4G dianggap telah mencapai 65%. Program ini sedikit tekendala karena tidak maksimalnya monitoring atlet, dari pendampingan yang kurang hingga latihan atlet yang kurang maksimal. “Saya berharap BEM selanjutnya menemukan metode yang baru untuk mewujudkan atlet yang kompetitif dan meningkatkan potensi atlet diluar perhimpunan,” ucap Recky. (LG/Rizka A) 23 | Genera Magazine
ENTERTAINMENT
Aku dan Ayah
K
arya adalah sebuah bentuk apresiasi yang tidak terbatas. Melalui sebuah karya, kita dapat mengekspresikan segala sesuatu tanpa dasar paksaan dari orang lain. Begitupun yang dirasakan oleh penulis sekaligus Imam Besar The Panas Dalam, Pidi Baiq. Tim liputan Genera mecoba menyambangi The Panas Dalam CafĂŠ pada Selasa (1/11) untuk sekadar bercerita mengenai kehidupan dan karyanya. P: Ayah, mengapa sih terpikir untuk membuat novel Milea lanjutan serial Dilan sebelumnya? N: Karena mau. Karena ingin. Kalo nggak ingin, nggak mungkin terbit. P: Lalu, apa pesan yang Ayah coba sampaikan lewat novel Milea? N: Agar semua pesan tersampaikan dan nantinya pembaca dapat menyimpulkan apa yang Milea rasakan ke Dilan. P: Apakah ada rencana untuk mengeluarkan serial lanjutan dari Dilan setelah Milea lagi, Yah? N: Nggak tau. Milea aja nggak terpikir bakal terbit, tapi ternyata terbit. Milea terbit kan karena Cika pengen cerita. Kalau Cika nggak mau cerita lagi, ya nggak akan terbit. P: Kalau boleh tahu, kesibukan Ayah sekarang apa aja? N: Liatin youtube, siap-siap pulang, siap-siap pergi. P: Bagaimana dengan progres pembuatan film Dilan, Yah? N: Lagi tahap casting. Film Dilan bekerja sama dengan Maxima, dihargai 100 juta dan saya boleh ikut ambil andil di situ. Naskahnya juga saya yang buat. Sutradaranya Maxima yang cari, nanti saya yang akan seleksi lagi sutradara yang saya mau. Sebelumnya ada yang menawar dengan harga 3 milyar, tapi saya nggak boleh ikut campur, makanya saya tolak. Soalnya, kalo uang pasti bisa habis tapi kalo karya rusak kan bahaya.
Genera Magazine | 24
ENTERTAINMENT P: Sejak kapan Ayah mulai menulis? N: Dari tahun 2006. P: Apa yang menginspirasi Ayah dalam menulis? N: Semuanya bisa menjadi inspirasi. P: Apa yang memotivasi Ayah untuk terus menulis? N: Karena ada PLN, listrik nyala. Ada laptop dan nggak ada kerjaan. Semua itu pilihan. Ada orang yang saat nggak ada kerjaan, dia nongkrong. Tapi aku nggak suka nongkrong, ke pub, aku pilih untuk nulis saat nggak ada kerjaan. P: Bagaimana cara menjaga motivasi Ayah dalam menulis? N: Selama gabut, aku nulis. Kalo lagi males, ya nggak usah. Misalnya, ada futsal, ya sudah aku futsal dulu, nulisnya nanti saja. P: Sejauh ini, karya manakah yang paling berkesan buat Ayah? N: Semuanya berkesan. Karena berkesan makanya dijadikan novel. P: Siapa sih, tokoh yang menjadi panutan buat Ayah? N: Semuanya bisa jadi panutan, nggak harus ke satu orang. Kita bisa belajar dari semua yang ada. Contohnya, pemabuk. Kita bisa mengambil panutan untuk tidak jadi pemabuk. Iya, bukan? P: Dalam rangka sumpah pemuda, adakah yang ingin Ayah sampaikan kepada para pemuda?
N: Berkarya jangan karena embel-embel untuk Indonesia. Jangan hanya karena sumpah pemuda, jadi bergelora seketika. Berkaryalah terus dan memberi manfaat untuk khalayak ramai.
P: Ayah kan menulis novel nih, tapi punya band The Panas Dalam juga, apa nggak bingung? N: Sebenarnya, berkarya itu sama, medianya saja yang beda. Cara menyampaikannya yang beda. Kayak kita kalo mau ke Jakarta, mau pake mobil, motor, pesawat, atau apa, sama saja kayak berkarya.
“Hiduplah seperti pohon yang tidak tumbuh tergesa-gesa.� -Pidi baiq
Itulah sesosok unik Pidi Baiq, atau yang biasa dipanggil Ayah, saat diwawancara oleh Tim Genera. Malam pun semakin larut, tidak terasa saat wawancara ini telah berakhir. Singkat, penuh makna, filosofi kehidupan yang santai, dan memberikan impact bagi kalangan generasi muda seperti kita tentunya. Terakhir, ada sebuah pernyataan menginpirasi dari Ayah Pidi Baiq. (LG/Fitria dan Deswita) 25 | Genera Magazine
SURVEY
Jatinangor atau Bandung Dilema Venue Penghelatan Event Kampus Coba hitung berapa acara besar yang pernah kalian datangi selama berkuliah di Universitas Padjadjaran (Unpad) ? Sebut saja acara besar yang diselenggarakan fakultas maupun pesta penutupan event olahraga dan seni tingkat universitas. Kampus kita ini memang punya segudang acara besar sepanjang tahun. Tetapi, pernahkah kalian sadar bahwa tidak semua acara besar tersebut dihelat di kampus utama Unpad Jatinangor?
S
ebuah survey dengan sasaran mahasiswa Unpad Jatinangor dilakukan untuk mengetahui dimana sebaiknya event-event besar Unpad diselenggarakan. Ada 2 pilihan yang disajikan dalam survey, yaitu penyelenggaraan event di Jatinangor atau di Bandung. Hasilnya, dari 90 koresponden, 76,7% atau 69 orang memilih kampus Unpad Jatinangor sebagai tempat penyelenggaraan event-event tersebut. Sisanya yaitu sebanyak 17,8% atau 17 orang berpendapat agar event-event besar Unpad diselenggarakan di Bandung, sementara 5,6% atau hanya 5 orang saja yang memilih pilihan lain. Magazine | 26 Genera
Berbagai macam alasan mendasari perbedaan persentase pemilihan tempat tersebut, diantaranya:
Jatinangor
Sebagian besar kegiatan kampus berjalan di Unpad Jatinangor. Fasilitas kampus sudah tersedia, tidak perlu repot menyewa tempat lain di Bandung yang berbayar. Event di kampus Unpad Jatinangor dapat memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Akan sangat aneh kalau acara yang dimiliki Unpad berjalan di tempat lain yang bukan milik Unpad.
Bandung Banyak tempat-tempat di Bandung yang memadai dari segi sarana dan prasarana.
Lokasi Jatinangor yang tidak berada di pusat kota menyebabkan kurangnya penyebaran informasi mengenai kegiatan kampus, sehingga dibutuhkan perluasan publikasi event Unpad agar target sasaran tercapai. Penarikan massa akan lebih efektif apabila suatu acara diadakan di Bandung karena akses yang mudah.
SURVEY
Brandon Clementius, ketua pelaksana FK Unpad Fair 2016 berpendapat sebaiknya acara besar fakultas berlangsung berkaitan dengan venue yang sesuai dengan tema acara. Dalam rangkaian FK Unpad Fair seperti kompetisi ilmiah dan simposium venue yang dipilih berada di Bandung, yaitu di Gedung Eijkman dan Graha Pos Indonesia. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan kemudahan tempat untuk dijangkau oleh peserta acara sekaligus memperkenalkan Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat. Tetapi untuk rangkaian acara seperti Megabaksos, Brandon menyatakan bahwa beberapa Sekolah Dasar (SD) di Jatinangor yang menjadi sasarannya. Ery Kharisma, ketua pelaksana Blazture 2016 pun memiliki opini serupa.
Menurutnya, pemilihan venue acara besar dikembalikan pada target apa yang ingin dicapai oleh acara tersebut. Jika target yang diinginkan sesuai dengan budget yang disiapkan, maka diselenggarakan di Bandung pun tidak menjadi masalah. Toh dimanapun tempatnya, hal yang diharapkan tentu saja jumlah massa yang datang. Meskipun berdasarkan survey sebagian besar mahasiswa berpendapat agar event-event besar dihelat di kampus Unpad Jatinangor, tetapi yang perlu diingat adalah alangkah baiknya masingmasing kampus Unpad memiliki sarana khusus yang dapat dipergunakan untuk event-event besar. Sebut saja dari segi fasilitas, kemudahan akses, dan sebagainya. Masa acara kampus sendiri diadakan di fasilitas kampus lain? (LG/Andi Hana)
27 | Genera Magazine
GSLS
MAHASISWA
PERGI NYUBUH, PULANG PETANG Memanfaatkan waktu luang
M
enjadi seorang mahasiswa tidaklah mudah, berbagai kegiatan dan tugas yang harus diselesaikan seperti laporan hasil praktikum serta tugas lainnya. Belum lagi padatnya kegiatan di kampus baik organisasi maupun kepanitiaan membuat lebih banyak energi dan waktu yang tersita. Mahasiswa dituntut mampu me-manage waktu agar semua pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Pergi – pulang dengan jarak kampus yang terbilang jauh dari rumah menjadi pilihan bagi sebagian mahasiswa. Namun hal ini bukan alasan untuk kemudian sesukanya mengabaikan kewajiban utama mereka. Pilihan para mahasiswa untuk pergi pagi buta, pulang larut malam tentunya memiliki beberapa keuntungan juga kekurangan, diantaranya :
Kebersamaan keluarga Mahasiswa memiliki rasa nyaman karena dapat bertemu dengan keluarga setiap hari, mereka dapat mencurahkan segala keluh kesah serta berbagi kebahagiaan bersama. Secara tidak langsung hal ini membuat orang tua dapat mengawasi anak mereka dengan lebih mudah. Genera Magazine | 28
Sesingkat apapun waktu luang yang dimiliki harus dapat dimanfaatkan untuk hal–hal yang berguna. Seperti ketika sedang dalam perjalanan, gunakanlah untuk membaca kembali pelajaran atau beristirahat. Sehingga, waktu untuk kegiatan di kampus dapat dimaksimalkan.
Resiko Tiba di rumah hingga larut malam, sedangkan tugas kuliah menumpuk sehingga akhirnya terpaksa begadang. Kemudian bangun kesiangan hingga ketinggalan angkutan umum. Selain itu, macet kerap menghambat perjalanan panjang menuju kampus. Segala resiko tersebut yang akhirnya menyebabkan terlambat masuk kelas.
Sudah menjadi pilihan Pilihan untuk menjadi mahasiswa pergi - pulang sebaiknya tidak dijadikan beban, sehingga setiap kegiatan dapat dilakukan dengan ikhlas. Misalnya saja mencicil tugas dari jauh – jauh hari agar tidak terpaksa begadang untuk menghindari kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. (LG/Sarah)
EXTRAS
LASKAR GENERA 5 & 6 PERIODE 2015 - 2016
TEAMWORK makes the
DREAM WORKS 29 | Genera Magazine
Dok. : antaranews.com
EXTRAS
HABIS EL NINO, TERBITLAH LA NINA
P
etani-ku apa kabar? Apakah makanan kita pagi hari ini masih dari hasil peperangan melawan fenomena? Ingatkah kita peristiwa El Nino kemarin yang membuat 25% tanaman padi nasional tidak ditanam sampai akhir desember 2015? Atau bagaimana dengan kebakaran hutan di pulau-pulau besar Indonesia yang sulit dipadamkan hingga banyak korban berjatuhan? Pasca masa sulit El Nino, La Nina dikabarkan akan segera datang menyusul. Apakah kabar ini dapat menjadi pelepas dahaga bagi petani kita? Atau hanya sekedar penghantar menuju kesulitan yang lain? El Nino yang adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar equator, khususnya di bagian tengah dan timur
Genera Magazine | 30
(sekitar Pantai Peru). Lain halnya dengan La Nina yang merupakan fenomena yang biasa terjadi pasca El Nino. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, mengatakan bahwa sekitar 75% El Nino akan diikuti oleh hadirnya La Nina. Saat ini, indeks La Nina -0,5 yang artinya memasuki skala La Nina lemah. La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik area khatulistiwa, yang mendorong bertambahnya suplai uap air bagi Indonesia. Curah hujan pun akan cenderung meningkat. BMKG telah mendeteksi munculnya fenomena La Nina pada akhir Agustus 2016 dan diprediksi akan bertahan hingga awal 2017. Datangnya La Nina memang seakan menjadi pelepas dahaga, karena dengan begitu pasokan air untuk bercocok tanam bertambah, jumlah
EXTRAS kebakaran hutan dan lahan pertanian menurun dan tidak banyak lahan pertanian yang puso. Namun, La Nina bukanlah kabar baik bagi sebagian masyarakat. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan La Nina menyebabkan hujan lebat yang lebih tinggi daripada curah hujan normal, sehingga meningkatkan risiko bencana banjir dan longsor. Bahkan telah terdapat 323 kejadian longsor yang menyebabkan 126 orang meninggal, dan 18.655 jiwa menderita dan mengungsi. Hal ini menjadikan longsor sebagai peristiwa paling mematikan saat ini. Sedangkan terdapat 535 kejadian banjir dengan dampak 70 orang meninggal serta 1,94 juta jiwa menderita dan mengungsi. Usai El Nino, La Nina kembali menyelimuti negara kepulauan ini dengan kabar duka cita. Meskipun disebutkan bahwa La Nina masih berintensitas lemah, namun tetap meningkatkan curah hujan sehingga menimbulkan banjir dan tanah longsor di sebagian wilayah di Jawa. Berdasarkan data BNPB, 12 wilayah di Pulau Jawa dilanda banjir dan tanah longsor. Tentu tak dapat dilupakan bagaimana banjir bandang di Garut dan longsor di Sumedang, Jawa Barat kemarin mengakibatkan banyak korban lukaluka, hilang, bahkan meninggal dunia. Meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai
Cikamuri ini secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5 - 2 meter. Tidak hanya di pulau Jawa, fenomena La Nina juga menimbulkan beberapa dampak signifikan, khususnya bagi petani di Nusa Tenggara Timur. Meskipun dampak La Nina cukup kondusif untuk komoditas padi dan jagung tetapi tidak cukup baik bagi petani garam, bawang, cabai, dan tembakau. Bahkan komoditas tembakau virginia asal Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat kualitasnya menurun hingga 50%, yaitu daun yang ukurannya tidak merata dan tidak selebar biasanya. Hal ini dapat berdampak pada perusahaan yang tidak lagi mau membeli tembakau dari petani. El Nino dan La Nina secara serempak seakan memporak-porandakan negeri kita tercinta ini, meskipun sebagian menganggap peristiwa La Nina yang datang adalah keberuntungan, namun sebagian lagi justru malah harus merasakan dampak buruknya. (LG/ Dewikhsani)
31 | Genera Magazine Dok. : sumutmantap.com
EXTRAS
S P O T INFRASTRUKTUR
UNPAD
Genera Magazine | 32
EXTRAS
33 | Genera Magazine
ADVERT
What are you waiting for? Genera Magazine | 34
DARI, UNTUK DENGAN UCAPAN D : Akang lucu U : Eceu agri yang dagunya belah CEU CANTIK BGT SIH!!! AKU JADI SEMANGAT TERUS KALO UDAH LIAT ECEU.... JANGAN BURU2 LULUS Y CEU
D : 0610 U : 2101
D : Putri U : Yang istimewa di hati
Di dalam diamku, ada rindu yang tak terungkap
D : Pecinta es buah U : Kalian Es buah itu dimakan atau diminum sih?
Jangan nakal ya!
D : Aku anggota yg kontribusinya kecil U : GENERA
Semoga selalu ‘kece’! Dan dikenal oleh orang2 dengan tulisannya yang berkualitas. Semoga selalu menjadi yang ter-informatif :) D : Mahasiswa tanah U : Himatan Solid yah, selalu kompak sama jaga terus nama baik Himatan, yang bahagia jalanin organisasinya. Solid!!! D : KAFP (Alumni tanah) U : Himatan & KMFP & Mang Apun KANGEN PISAN EUY! Adain acara alumni dong :)
D : Mahasiswa agribisnis 13 U : Seluruh mahasiswa agribisnis 2013 Semangat magang dan pameran produknya, semoga kita dilancarin terus urusannya. Amin. Yuk semangat kumpul bareng di GRANUS 2017! :)
D : Caca U : Fika, Mae, Maya, Uwi, Dwinita, Sisil Jangan takut mewujudkan impian dan jangan pelit untu bermimpi. Tetap aktif dan semangat, Guys!! D : Aku U : 150610140014 Gendutmu seksi! Kumismu menawan!
35 | Genera Magazine
PERSMA GENERA Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jln. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang Jawa Barat 45363
Official LINE Account : @persmagenera persmagenera persmagenera Genera Persma generapersma.com