Laporan Hasil Survei Brand Awareness +Jakarta sebagai City Branding Kota Jakarta Juni 2022
Abstrak Plus Jakarta baru memulai upaya penjenamaan kota sejak di tahun 2020. Ragam usaha ini dilakukan melalui pelbagai hal: secara langsung maupun daring lewat pemanfaatan sosial media hingga pemasangan instalasi di sudut-sudut kota. Oleh karena itu, Plus Jakarta mengharapkan adanya kesadaran masyarakat akan kehadiran identitasnya sebagai city branding Kota Jakarta. Untuk mengukur hal tersebut, maka dilakukan survei dengan menyebarkan angket dan didapatkan 2.832 responden. Kemudian, data diolah secara kuantitatif. Ditemukan bahwa 70,7% responden tersebut sudah mengetahui Plus Jakarta sebagai kegiatan penjenamaan kota, tetapi 42,2% responden masih tidak tahu cara penyebutan “Plus Jakarta” Selain itu, konten bertemakan “Kolaborasi Warga” paling banyak diterima oleh responden tentang kegiatan Plus Jakarta. Plus Jakarta juga sudah dirasakan sebagai representasi kota beragam, sumber ide dan gagasan, sarana pengenalan komunitas, dan akomodir aspirasi. Namun, masih ada kekurangan kesadaran masyarakat pada upaya-upaya Plus Jakarta seperti pengadaan mural dan instalasi di kota Jakarta. Dari masalah-masalah yang terlihat dalam penelitian ini, muncul beberapa kesimpulan yang dapat diaplikasikan untuk menguatkan kesadaran masyarakat tentang Plus Jakarta sebagai kegiatan penjenamaan kota.
Daftar Isi
1 2 3
Abstrak Daftar Isi Pengenalan +Jakarta
Pendahuluan Latar Belakang Tujuan, target responden Metode, bentuk, dan lama survei Validitas
Hasil Survei Responden Hasil Survei; Bagian Satu: Pengenalan akan +Jakarta Bagian Dua: +Jakarta sebagai City Branding Bagian Tiga: Keberhasilan +Jakarta sebagai City Branding Bagian Empat: Evaluasi dan Saran untuk +Jakarta
Penutup Kesimpulan dan Saran Referensi Penutup dan Kontak +Jakarta
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
+Jakarta (baca: Plus Jakarta) merupakan sebuah wadah penggerak sekaligus penjenamaan kota hasil inisiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kami hadir, untuk mewujudkan kolaborasi antarelemen; baik warga maupun kota, yang dipercaya mampu menciptakan dampak positif bagi semua. Bermula dengan visi kolaborasi dan memantik kultur berbagi gagasan, Plus Jakarta sudah-sedang-dan terus berupaya menjadi “titik temu” guna membentuk ekosistem pendukung dalam mewujudkan ambisi dan mimpi bersama. Siapapun, kami yakini, bisa terlibat. Mulai dari komunitas, lembaga kemanusiaan, akademisi, UMKM, seniman, hingga ibu-ibu arisan. Sebab, Kota ini ingin menumbuhkan semangat persatuan melalui kolaborasi agar mampu menciptakan kemajuan yang membahagiakan warganya.
Mari, Kenali Identitas Kotamu
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Sudah
melangkah
kami?
siap
bersama
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
1
Latar Belakang Tujuan, target responden Metode, bentuk, dan lama survei Validitas
Latar Belakang
1. Jakarta terus berinovasi dalam memajukan kotanya dalam segala aspek dengan cara menggandeng seluruh elemen yang ada. 2. Kehadiran City Branding dinilai memiliki peranan strategis dalam mengkomunikasikan strategi promosi terhadap setiap aspek kota, berkaca pada berbagai kota besar di luar negeri yang telah memiliki branding tersendiri, seperti New York dengan “I <3 NY”, Amsterdam dengan “I amsterdam”, dan sebagainya. 3. Hadirnya Peraturan Gubernur No. 58 Tahun 2020 tentang Penjenamaan Kota Jakarta yang menjadikan “+Jakarta” sebagai city branding bagi Kota Jakarta untuk mengakomodasi segala kepentingan sebagaimana dimaksud pada poin 2. 4. Dalam rangka melihat dampak dan daya dari +Jakarta, diperlukan data yang dapat menggambarkan pandangan warga terhadap +Jakarta saat ini untuk peningkatan kinerja bagi +Jakarta ke depannya.
Tujuan
1. Memahami tingkat awareness masyarakat mengenai +Jakarta sebagai jenama dari Kota Jakarta., 2. Mengetahui tingkat kontribusi +Jakarta dalam upaya memperkenalkan jenama “Plus Jakarta.”
Metode Bentuk
Lama Survei
Populasi dan Sampel
Kuantitatif
Lewat basis survei, kuisioner ini disebarkan melalui seluruh kanal media +Jakarta serta kanal informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sekaligus segala kanal media lainnya yang dapat menunjang diseminasi survei.
26 Januari-15 Februari 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 10.562.088 juta jiwa. Survei ini menggunakan rumus slovin dalam menentukan populasi dan sampel karena dianggap mampu memberikan gambaran tentang seberapa besar ukuran sampel yang dibutuhkan untuk memastikan keakuratan hasil yang masuk akal. Dengan mengacu kepada rumus slovin, maka survei dapat dianggap sah apabila jumlah responden yang mengisi survei sekurangkurangnya adalah 400 orang. Laporan Hasil Survei Brand Awareness
2
Responden Hasil Survei; Bagian Satu: Pengenalan akan +Jakarta Bagian Dua: +Jakarta sebagai City Branding Bagian Tiga: Keberhasilan +Jakarta sebagai City Branding Bagian Empat: Evaluasi dan Saran untuk +Jakarta
2832
Responden Survei
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Bagian Satu:
Hasil Survei
Sudah kenalkah kamu dengan +Jakarta?
Hasil Survei
+Jakarta telah dikenalkan kepada warga Jakarta sejak tahun 2020 sebagai city branding sekaligus wadah penggerak dalam mewujudkan kolaborasi antarelemen. Berbagai publikasi telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyebarluaskan informasi mengenai +Jakarta.
Namun, apakah warga Jakarta telah mengetahui tentang +Jakarta? Berdasarkan hasil survei, 70.7% responden mengatakan bahwa mereka telah mengetahui tentang +Jakarta. Namun, terdapat pula yang hanya pernah mendengar bahkan tidak tahu sama sekali. Adapun faktor yang dapat memengaruhi pernyataan tersebut diantaranya:
Telah Mengetahui
Hanya Pernah Dengar
Tidak Tahu Sama Sekali
• Mengikuti media sosial milik +Jakarta
• Melihat media sosial/logo/instalasi
• Tidak pernah melihat/mendengar
• Sering melihat logo/instalasi +Jakarta dan berupaya menelusuri lebih lanjut • Bekerja secara langsung kepada +Jakarta atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
+Jakarta secara sekilas tanpa menelusuri lebih lanjut • Kerabat merupakan bagian dari +Jakarta atau Pemerintah DKI Jakarta
apapun mengenai +Jakarta
Meskipun 70.7% responden telah mengetahui tentang +Jakarta, tetapi data menunjukkan bahwa hanya 57.8% responden yang tahu mengenai bagaimana cara pengucapan +Jakarta yang benar, yaitu “Plus Jakarta”.
Mengapa hal ini bisa terjadi? 1. Kurangnya publikasi mengenai pengucapan +Jakarta yang benar 2. Responden hanya sering melihat logo/instalasi +Jakarta, tetapi jarang mendengar mengenai bagaimana cara pengucapannya yang benar
Namun, pada faktanya, +Jakarta telah memperkenalkan bagaimana cara pengucapan +Jakarta yang benar secara berkala melalui media sosialnya, terutama Youtube dan Spotify. Dalam menghadapi hal ini, maka diperlukan adanya peningkatan kemasifan publikasi dan performa dari akun Youtube dan Spotify +Jakarta dalam menyebarkan cara pengucapan +Jakarta yang benar. Lebih lanjut mengenai perolehan data yang ada, Instagram +Jakarta merupakan media sosial yang paling sering dikunjungi dan banyak diikuti oleh lebih dari 70% responden, yang kemudian diikuti oleh Tiktok +Jakarta yang saat ini sedang berkembang cukup pesat. Pembelajaran mengenai algoritma dan teknik konten yang baik pada masing-masing platform merupakan kunci bagi media sosial +Jakarta dapat terus menunjukkan eksistensinya hingga saat ini.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Bagian Dua:
Hasil Survei
+Jakarta Sebagai Bentuk City Branding
Hasil Survei
Sebanyak 93,6% responden merespon bahwa mereka tahu +Jakarta adalah bentuk penjenamaan kota atau city branding. Faktor yang memungkinkan tingginya respon ini adalah sebagian besar dari mereka sadar, mengikuti, atau berpartisipasi baik dari media sosial atau aktivasi +Jakarta dalam mempromosikan kota Jakarta. Namun, di saat yang bersamaan, masih ada sebanyak 20.1% dari keseluruhan responden tidak sadar bahwa “Kota Kolaborasi” adalah tagline dari +Jakarta. Mayoritas dari kelompok yang tidak tahu ini adalah responden berdomisili di wilayah administrasi Jakarta Selatan dan berusia 35 tahun keatas. Faktor yang memungkinkan adalah aspek visual dari logo maupun kata “kota kolaborasi” dalam konten audio atau masyarakat umur 35 tahun keatas yang tidak secara produktif menggunakan media sosial.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Hasil Survei
Dari beberapa jenis klasifikasi konten +Jakarta … Mayoritas dari responden tahu bahwa aspek/arah/sudut pandang dari kegiatan +Jakarta sebagai bentuk city branding adalah “Kolaborasi Warga”. Sedangkan hukum dan investasi menjadi klasifikasi konten paling sedikit disadari oleh responden. Melihat banyak responden yang menyadari bahwa +Jakarta mengemas beberapa jenis topik dalam setiap kontennya, maka konten-konten yang dibuat selanjutnya dapat menggabungkan topik hukum (undangundang, peraturan pemerintah, dll) serta ekonomi (investasi, keuangan, dll) dalam konten-kontennya.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Hasil Survei
Masyarakat Tahu (dan Tidak Tahu) tentang +Jakarta Bila berfokus kepada pengetahuan masyarakat, 95,6% dari total responden mengetahui bahwa +Jakarta merupakan bentuk program dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Beberapa alasan yang memungkinkan: • +Jakarta ada di beberapa kegiatan pemerintahan dan acara-acara penting. • Berbagai aktivitias atau program rutin yang sering diselenggarakan oleh +Jakarta.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Hasil Survei
Hanya 67,4% yang mengetahui Plus Jakarta berbeda dengan Enjoy Jakarta. Faktanya, Enjoy Jakarta berfokus pada pariwisata di lingkungan kota, sedangkan Plus Jakarta berfokus pada semangat kolaborasi warga. Maka, +Jakarta harus bisa lebih memposisikan branding dan programnya lebih kuat lagi pada beberapa aspek yang berbeda dengan Enjoy Jakarta seperti komunikasi konkret di berbagai isu masyarakat, serta pembuatan legal standing tentang +Jakarta untuk penjenamaan kota.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Hasil Survei
Hasil Survei
Hasil Survei
Hasil Survei
Hasil Survei
Hasil Survei
Bagian Tiga:
Keberhasilan +Jakarta Sebagai City Branding
Setujukah Warga, Bahwa +Jakarta Dapat Dirasakan Kehadirannya di Kota?
Bagian Keempat:
Evaluasi dan Saran untuk +Jakarta
Evaluasi yang paling banyak disebutkan oleh responden:
No
Evaluasi
1
+Jakarta dirasa masih hanya sekadar branding di media sosial saja, tetapi kurang begitu terasa aksi nyatanya dan sosialisasinya kepada warga.
2
Cerita yang dibawakan sudah cukup bagus, namun hanya fokus ke anak muda saja, serta kurang mengangkat dan menjangkau seluruh bagian/wilayah di Jakarta.
3
Seharusnya city branding itu mencakup segala aspek kota, bukan hanya cerita mengenai aktivitas warga, dan itu masih belum tergambarkan dengan jelas dari media sosial yang dimiliki oleh +Jakarta.
4
Harapan kami terhadap platform ini sangat besar, tetapi realitanya berbanding terbalik. Kami ingin +Jakarta bisa menjadi layanan advokasi kolaborasi program antara komunitas/ warga sipil dengan OPD di Pemprov DKI Jakarta. Itu belum terasa, platform kami menjadi salah satu yang sempat berkolaborasi dengan +Jakarta pada awal peluncuran +Jakarta. Seharusnya, ada kolaborasi Program yang bersifat berkepanjangan agar program yang diangkat makin dikenal masyarakat DKI pada umumnya. Beberapa kali, kami mencoba menjalin komunikasi dengan +Jakarta namun komunikasinya sulit sekali. Sehingga kami menyimpulkan, platform ini masih kurang sesuai dengan cerminan sifat kolaboratifnya. Kami juga berharap, +Jakarta dapat menjelaskan alur pengajuan kolaborasi yang jelas. Walaupun kami tahu, sudah terpampanh di website. Banyak juga masyarakat yang belum aware dengan ranah / alur birokrasi jika ingin melakukan kerjasama. Kalaupun tidak bisa melakukan kolaborasi dengan + Jakarta, bisa diedukasi birokrasi untuk menyampaikan ide ke pemerintah. Apakah lewat audiensi dengan OPD Pemprov DKI, caranya bagaimana.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
3
Kesimpulan dan Saran Referensi Penutup dan Kontak +Jakarta
Penutup
p
Kesimpulan 1. Sebagian besar responden telah mengetahui tentang jenama “+Jakarta”, yang merupakan City Branding dari Kota Jakarta, namun terdapat hal-hal yang masih belum atau kurang diketahui oleh publik (seperti visi dan misi, cara pengucapan, dsb.) terkait +Jakarta;
2. Sebagian besar responden menyambut positif pernyataan bahwa +Jakarta telah berhasil menjadi City Branding Kota Jakarta sekaligus memberikan dampak positif bagi warga, pertumbuhan, dan pembangunan Kota Jakarta, dengan menampilkan karakteristik yang unik dan menarik sehingga mampu memrepresentasikan Kota Jakarta dengan baik;
3. Sebagian besar responden telah memahami bahwa +Jakarta merupakan wadah untuk memantik semangat kolaborasi warga dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kolaboratif; dan
4. +Jakarta telah mendapatkan awareness yang baik dari para responden, terbukti dengan lebih dari 60% responden menjawab bahwa mereka sangat setuju dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Saran 1. Memperkenalkan kembali +Jakarta kepada warga Jakarta melalui berbagai wadah yang ada agar informasi mengenai +Jakarta dapat tersebarkan secara luas; 2. Melakukan penyesuaian terhadap strategi komunikasi yang digunakan terkait dengan ragam latar belakang masyarakat di DKI Jakarta; 3. Memperkuat media sosial yang ada dengan mempelajari algoritma, data, dan informasi yang tersedia; 4. Memperbanyak aktivasi luring maupun daring dengan menggandeng berbagai elemen di Kota Jakarta sebagai wujud nyata atas semangat kolaborasi yang digaungkan oleh +Jakarta; dan 5. Meningkatkan peran +Jakarta dalam hal pertumbuhan dan pembangunan Kota Jakarta dalam berbagai aspek.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Referensi [1] Kasapi, Iris & Cela, Ariana. (2017). Destination Branding: A Review of the City Branding Literature. Mediterranean Journal of Social Sciences. 8 (4). 129-142. 10.1515/mjss-20170012.
[2] Ellen, S. (2020). Slovin's formula sampling techniques. Sciencing. Retrieved March 24, 2022, from https://sciencing.com/slovinsformula-sampling-techniques-5475547.html.
[3] Chan, Arianis & Suryadipura, Dadan & Kostini, Nenden. (2021). City Image: City Branding and City Identity Strategies. 10.
[4] Daszkiewicz, Magdalena & Pukas, Anetta. (2016). City Marketing Communication - Challenges and Inspirations. Jagiellonian Journal of Management. 2 (2). 85-100. 10.4467/2450114XJJM.16.007.5557 .
[5] Kavaratzis, Mihalis & Ashworth, G.J.. (2006). Changing the Tide: the Campaign to Re-Brand Amsterdam. European Regional Science Association, ERSA conference papers.
[6] Lucarelli, Andrea & Berg, Per. (2011). City Branding: A State-of-the-art Review of the Research Domain. Journal of Place Management and Development. 4 (1). 9-27. 10.1108/17538331111117133.
[7] Putra, Endhar Widjaya; Yulianto, Edy & Kusumawati, Andriani. (2019). The Influence of City Branding Towards City Image: The Case Study of Tourism Destinations in Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta, Indonesia. Wacana Journal of Social and Humanity Studies. 22 (1). 2332.
[8] Caldwell, Niall & Freire, Joao. (2004). The Differences between Branding a Country, a Region and a City: Applying the Brand Box Model. The Journal of Brand Management. 12 (1). 50-61. 10.1057/palgrave.bm.2540201.
Laporan Hasil Survei Brand Awareness
Terima Kasih Jika terdapat masukan atau saran di luar yang sudah dituliskan dalam laporan ini, dapat disampaikan melalui: Instagram Website E-mail
@plusjakarta plusjakarta.com kolaborasikota.jakarta@gmail.com
Gedung Balaikota DKI Jakarta Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10110