Salut! 5th Edition

Page 1

EDISI 5 • 2014

Tentang PPI Prancis

On est une famille, ensemble on bouge

Nanosains dan nano teknologi

Energy economics

Pentas Seni DAN Budaya INDONESIA Eurolympique

Pemilu di Prancis


2

EDITO

Salut ! Salju sudah mencair, bunga-bunga mulai bermekaran. Itu berarti musim semi telah tiba dan aroma libur panjang musim panas pun sudah terasa. Orang bilang kalau musim ini adalah musimnya festival. Banyak sekali acara seru seperti festival musik, film, maupun acara yg diselenggarakan oleh PPI tentunya.

Because spring means a return to outdoor activities! Selain itu, mungkin banyak dari kita yang sedang sibuk ujian, magang, atau sedang mempersiapkan tugas akhir. Apapun itu, Salut! vous souhaite un bon printemps et bon courage! Edisi Salut! kali ini akan membahas banyak hal yang sedikit berbeda dari edisi sebelumnya. Dari bahasan tentang acara-acara PPI dengan konsep baru, artikel menarik tentang pengalaman baru dari teman-teman, dan juga kita akan berbincang tentang teknologi sampai fashion. Berkat kerja keras dari tim Salut! dan dukungan oleh teman-teman semua, kita bisa menyuguhkan bacaan fresh and new yang pastinya menarik. Akhir kata, semoga Salut! dapat menjadi sumber informasi bagi para pembaca. Dan jangan lupa, saran dan masukkan dari teman-teman untuk Salut! yang lebih baik kedepannya. À la prochaine ! Tya


3

SOMMAIRE 2 Edito 3 Sommaire 4 Ours

5

14 Kegiatan PPI Wilayah 14 Belajar Mencintai Indonesia 16 Faire du Ski 2014 PPI Prancis 18 Bhinneka Tunggal Ika - SoirĂŠe Culturelle IndonĂŠsienne 20 Eurolympique 2014 PPI Prancis

5 Ulasan Cover Salut!

Sains dan Teknologi

Tentang PPI Prancis

24 Nanosains dan Aplikasi Nanoteknologi

6 Bincang Bersama Ketua PPI Prancis 2013/2014

26 Ekonomi Energi dan Perubahan Indonesia

8 On est une Famille, ensemble on bouge 10 Imlek bersama Asosiasi Pelajar Malaysia di Prancis

Fait Divers 28 Belajar di Prancis 30 Tips for adults learning French

Pemilihan Umum 2014 12 Hajatan Demokrasi Bangsa Indonesia 2014 di Paris

12

31 31 Fashion Schools in France


4

OURS Pelindung: Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc. Penanggung Jawab: Dhiara Fasya

Didukung oleh:

Penanggung Jawab Divisi: Khakim Habibi Tim Redaksi: Okta Pramitya Pasaribu Artistik: Hanggi Merwanto Fotografer: Raphael Reyner Iyan Xavier PPI Nantes PPI Lyon PPI Toulouse Malaysian Student Association in France Kontributor: Hari Solagratia Sinuhaji Sylvia Ayu Bethari Puti Priyanka Andiyani Annisa S. Azzahra Anindya Widianto Tiara Kurniasari Dewi Email Redaksi: media-center@ppifrance.fr

KBRI Paris

KJRI Marseille


5 cis tuh kalau nulis essai panjang banget. Anindya : Di perancis pastinya aku jauh lebih mandiri, mau apa mau kemana mau gimana gabisa tergantung orang lain.. harus memutuskan sendiri, ga perlu tanya orang tua lagi, karena udah dikasih kepercayaan. Dan gabisa minta tolong orang rumah.. dari yang gabisa jadi harus bisa. Nadya : Kalau di Indonesia itu meskipun suku dan rasnya banyak, pemikiran orang-orangnya relatif homogen. Sebaliknya di prancis perbedaan orang terlihat lebih jelas, pendapat heterogen dan mereka berani untuk stand out dengan pemikiran mreka. Oh iya satu lagi, orang prancis itu lebih tertutup. Mereka lebih memilih untuk berteman sedikit tapi dekat daripada punya teman banyak tapi tidak dekat.

BEHIND THE COVER

photo RAPHAEL REYNEY

Cover salut! edisi kali ini menampilkan empat sekawan yang baru saja melewati satu tahun melanjutkan studi di Prancis dan aktif dalam kegiatan PPI. Nadya Azalia (19), Diani Maharani (20), Anindya Widianto (20), dan Annisa S. Azzahra atau Asa (19) adalah siswi indonesia yang tinggal di Toulouse dan Lyon. Nadya Azalia sedang studi di Esmod, Lyon. Di kota yang sama, Dyani studi tentang fashion marketing di Supdemod. Di École Studio M Lyon, Anindya mengambil jurusan monteur truquiste. Sedangkan Nadya mengambil jurusan administration économique et sociale di Université Toulouse 1. Selanjutnya, Yuk kita mengenal lebih lanjut kuartet ini ! Kalian baru aja melewati kira-kira 1 tahun di prancis, pandangan apa yang kalian dapat dibandingkan waktu kalian tinggal di indonesia ?

RAPHAEL REYNER

Asa : Jawabannya agak klise sih. Contohnya, buang ingus. Orang-orang disini all out banget. Terus mereka juga kritis, analitis, dan menghargai perbedaan selama kita saling menunjukkan respect apapun latar belakang, Asal atau kepercayaan kita. Dan kalau disini jangan berenti bicara, soalnya mreka raja/ratu ngobrol. Diani : hmmm ada sih positif dan negatif. Misalnya yang paling kelihatan adalah budaya. Dalam hal kemandirian juga, kita harus ngurus dokumen pribadi sendiri. Tapi gw seneng sama orang-orang sini yang agak cuek sama apa yang lu lakukan dan karena itu kita bisa menjadi diri kita sendiri. Oh iya, orang pran-

Pengalaman pertama ya jadi covergirl ? gimana rasanya ? Asa : iya nih kak ihihihihi. Euhh. * menutup muka * Ya ini kehormatan. Diani : Ah engga, aku gadsam * tersipu * Bercanda kok, tapi sejujurnya rasanya agak malu. Anindya : Engga, kebetulan aku pernah muncul di majalah buat sekolahan DKI dan sama muncul sedikit di Foto kecil di Gadis dan Provoke bareng cheers :3 Rasanya ? hmm..gimana ya? Orang tiba-tiba diajak foto ya mau aja. Eh ternyata ini ada bonus jadi cover salut ! edisi kali ini Nadya : Ya pernah sih tapi buku sekolahan, termasuk ga ya ? hahahah. Bangga dan seru pastinya apalagi bareng temen2 aku yang seru <3 Karena tema yang diangkat dalam buletin kali ini adalah “Baru”, Coba definisikan dengan 1 kata. Asa : Baru itu menyenangkan Diani : Perubahan Anindya : Baru itu bangkit, karena setiap kita bangun dari tidur pasti kita memulai hal baru, hari baru dan yang baru baru lainnya. Kalau kita lagi patah semangat terus kita jatuh pasti kita bangun dengan semangat baru. Nadya : Baru itu inovasi Ketika kalian dihadapkan dengan sesuatu yang baru, Bagaimana perasaan kalian, apa kalian takut ? Asa : Enggak kok, karena sesuatu yang baru itu challenging dan dari hal yang baru kita bisa discover halhal yang menarik. Sesuatu yang baru bisa menunjukan point of view yang lain. Diani : Hal-hal yang baru itu exciting, biarpun sesuatu yang baru itu ga gampang buat di terima tapi itu membuka pikiran kita. Anindya : Kenapa mesti takut? kan aku takutnya sama Allah.. ya hadepin aja.. kalo takut nanti kita gatau akhirnya gimana kan? Nadya : takut sih. Tapi aku percaya selalu ada yang pertama kali untuk segalanya.


Tentang PPI Prancis

Bincang Bersama Ketua PPI Prancis 2013/2014 Dalam kesempatan kali ini, buletin Salut! berkesempatan untuk mewawancarai Dhiara Fasya, ketua PPI Prancis untuk periode 2013 dan 2014. Di tengah kesibukan beliau, tim redaksi memanfaatkan kesempatan kali ini untuk mengenal lebih dekat mengenai studi, sematngat dalam berorganisasi serta harapanharapan yang ingin diwujudkan melalui PPI Prancis. Mari kita simak tanggapan dari Mbak Dhiara berikut Halo, mbak Dhiara, boleh cerita sedikit mengenai mbak ? Cerita apa yaa‌ Mungkin saya mulai dari keluarga kali ya. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini, saya tengah menjalankan studi master double dÊgrÊe di Ecole des Hautes de la DÊcision (EHED) Paris dan di Science-Po Aix en Provence.

Mengapa memilih negara Prancis sebagai tujuan studi ? Sebetulnya tidak ada alasan khusus kenapa saya ingin sekolah di Prancis. Tapi yang jelas, dulu sehabis lulus SMA, semangat untuk melanjutkan studi di luar negeri itu cukup besar. Saya merasa lebih tertantang saja kalau bisa lanjut di luar negeri. Selain itu bisa jadi semua itu didorong oleh semangat bertualang saya juga cukup tinggi. Nah, kebetulan waktu itu ada jalan untuk melanjutkan sekolah di Prancis cukup terbuka. Jadi saja saya memilih studi ke Prancis. Ketika memutuskan untuk melanjutkan studi di Prancis, bahasa memang kendala yang cukup besar, karena saya sama sekali tidak pernah belajar bahasa ini. Tapi dengan kursus yang super intensif, ditambah dengan kerja keras dan

grace oktaviani foto iyan xavier

6


7 sedikit kesabaran, alhamdulillah persyaratan bahasa bisa teratasi. Pada akhirnya, sesulit apa pun bahasa Prancis, selama kita bersungguh-sungguh mempelajarinya, pasti kita akan bisa menguasainya. Bagaimana Prancis menurut mbak Dhiara, tidak menyesalkan, memilih belajar di sini ? Sama sekali tidak. Justru saya cukup beruntung mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah di sini. Sebab saya menemukan banyak hal yang sama sekali tidak terbayang sebelumnya, seperti menghadiri rapat-rapat internasional di UNESCO ketika saya sedang magang di sana misalnya. Cerita sedikit dong mbak, pengalaman sewaktu pertama kali tiba di sini ! Pengalaman saya waktu pertama kali sampai di Prancis mungkin seperti sebagian besar teman-teman ya. Mulai dari rasa takjub, kaget, bingung sampai rasa takut semuanya bercampur. Takjub, karena antara percaya dan tidak bahwa ketika kaki mulai menginjak tanah perancis saat itu kita sudah di sampai berada di sebuah tempat yang menjadi impian banyak orang. Namun, saat itu juga saya pun tersadar bahwa ini adalah sebuah awal baru. Dan seperti yang juga dialami oleh teman-teman yang lain, bahasa merupakan persoalan utama. Kemampuan bahasa yang sudah kita pelajari belum bisa membuat lingkungan baru kita menjadi akrab. Dan itulah yang membuat rasa bingung dan takut muncul. Kalau boleh tahu, apa saja kesibukan/ kegiatan mbak Dhiara saat ini ? Kesibukan utama saya sekarang adalah kuliah. Karena memang itu kan tujuan utama datang ke sini. Selain itu, ya menjadi ketua PPI Perancis. Dan menjadi ketua PPI Perancis itu, seperti yang juga sering dikatakan oleh para mantan ketua PPI terdahulu, adalah pekerjaan 24 jam. Tidak ada ada batasan antara jam kerja dan jam istirahat. Mulai menjawab pertanyaan yang sangat sederhana yang sangat praktis yang disampaikan melalui facebook sampai pertanyaan pertanyaan yang lebih kompleks yang biasanya disampaikan melalui e-mail semua harus bisa dijawab kapan pun ada waktu kosong. Apa alasan mbak Dhiara bersedia menjadi ketua PPI Perancis ? Apakah tidak sulit membagi waktu dengan aktivitas mbak Dhiara yang cukup padat ? Saya ingin belajar. Itu merupakan alasan utama saya bersedia menjadi ketua PPI Perancis. Sebab kalau dilihat dari pengalaman, bisa dikatakan pengalaman berorganisasi saya masih sangat sedikit. Tapi ya itu, karena semangat ingin belajar, dan teman-teman di sekeliling juga sangat mendukung, maka niat pun menjadi bulat.

Membagi waktu sangat sulit. Tidak jarang, saya juga sering merasa keteteran dalam membagi waktu. Tapi dari situ saya juga belajar banyak. Saya berusaha memanfaatkan setiap detik supaya tidak terbuang sia-sia. Niatnya seperti itu. Tapi dalam praktek seringkali tidak terlaksana semua. Mungkin saya memang masih harus belajar membagi waktu. Kalau sejauh ini, apa hal favorit/ hal terberat bagi mbak dhiara selama menjabat sebagai ketua PPI Prancis ? Yang paling menyenangkan adalah bisa bertemu banyak orang, berkesempatan mengunjungi kotakota lain di Perancis. Hal yang paling berat adalah ketika harus mengurus kegiatan tapi disaat yang bersamaan tugas kuliah sedang menumpuk. Apa ada hal-hal yang mbak ingin ubah dari PPI Perancis ini sendiri ? Dari segi organisasi, saya tidak ingin melakukan perubahan. Konsep organisasi sebagai perhimpunan seperti sekarang ini cukup efektif sehingga organisasi ini benar-benar bisa menjadi rumah tempat berkumpulnya teman-teman Indonesia yang sedang berada di Prancis. Hanya saja perubahan yang saya inginkan terutama adalah peningkatan partisipasi teman-teman yang sedang kuliah licence di sini. Saya hanya ingin bilang bahwa jumlah teman-teman licence cukup besar saat ini, dan PPI merupakan sarana yang baik buat belajar berorganisasi. Makanan/buku/film yang paling disukai ? Saya sangat suka makan udang. Tapi saya alergi jadi aja gak bisa makannya. Sate padang juga makanan favorit. Saya suka buat film pendek dan nonton film juga. Film favorit biasanya film eropa, diantaranya, Cinema Paradiso (Italia), Ida (Polandia), This is England (UK) Tea or coffee ? Saya suka dua-duanya. Ada saat di mana saya ingin minum kopi dan minum teh. Tapi sebetulnya saya lebih suka teh tarik. Pesan bagi para pelajar yang berniat ke Perancis ? Kalau anda sudah punya niat, maka bulatkan tekad, dan siapkan langkah-langkahnya. Jalan yang ditempuh memang tidak selalu mudah, tapi bukan berarti tidak bisa diraih. Harapan mbak untuk PPI ke depannya ? Semoga partisipasi teman-teman mahasiswa di prancis semakin besar dalam berkegiatan di PPI. On est une famille, ensemble on bouge !


8

Berkesempatan untuk belajar di Eropa adalah salah satu hal yang diinginkan oleh banyak orang. Prancis juga tidak luput dari serbuan pelajar dan mahasiwa dari seluruh dunia, tak terkecuali dari Indonesia, untuk melanjutkan studinya. Menara Eiffel, mode dan parfum adalah beberapa daya tarik Prancis untuk dijadikan sebagai negara studi. Tentu saja, Prancis tidak hanya berkaitan dengan studi tentang mode dan parfum saja. Menara Eiffel adalah bukti konkrit dari keilmuan teknik sipil dan arsitektur. Pusat perakitan pesawat terbang dari salah satu raksasa dunia di dunia aviasi, Airbus, berlokasi di kota Toulouse. Kota Grenoble yang terletak di tenggara Prancis merupakan pusat pengembangan sinar X yang disebut dengan European Synchotron Facility Radiation (ESRF). Montesquieu (bidang politik), Lavoisier (bidang kimia modern), Pierre dan Marie Curie (bidang fisika), Henri Fayol (bidang manajemen modern) dan para ahli yang lain adalah bukti

keberagaman dari keunggulan studi yang ditawarkan oleh Prancis. Sorbonne merupakan perguruan tinggi yang sangat masyhur di telinga pelajar Indonesia. Terutama ketika diceritakan oleh Andrea Hirata di dalam salah satu novel yang ia tulis. Namun, banyak perguruan tinggi yang tidak kalah menarik dan unggul di samping Sorbonne. Sebut saja École Polytechnique (bidang teknik), École des Mines (bidang pertambangan) dan sebagainya. Di samping itu, kehidupan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Prancis tidak hanya berkaitan dengan studi di kelas saja, tetapi juga bersentuhan dan berinteraksi dengan berbagai hal yang ada di masyarakat Prancis. Sebut saja berkumpul dan berolahraga dengan teman dari negara lain merupakan bentuk interaksi yang dilakukan. Pengurusan administrasi seperti dokumen imigrasi, akun bank, pengurusan tempat tinggal dan sebagainya juga harus dilakukan. Tidak

kHAKIM HABIBI Foto Garin Nurachman

ON EST UNE FAMILLE, ENSEMBLE ON BOUGE


9 jarang, beberapa hal tersebut menimbulkan masalah karena sistem administrasi Prancis yang sangat kaku dan ruwet. Juga tidak dipungkiri bahwa pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ada di Prancis memiliki potensi besar yang sesuai dengan bidang masing – masing sehingga diperlukan suatu wadah untuk dapat saling berinteraksi serta mengembangkan diri. Dari berbagai masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki para pelajar, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Prancis (PPI Prancis) hadir sebagai wadah untuk mempersatukan seluruh mahasiswa Indonesia yang berada di Prancis. Dibentuk pada tahun 1958, PPI Prancis merupakan induk dari seluruh perhimpunan pelajar Indonesia yang ada di seluruh Prancis. Anggota PPI Prancis adalah mereka yang terdaftar pada salah satu lembaga pendidikan maupun pengajaran formal di dalam tahun ajaran yang sedang berjalan di Prancis, baik sebagai pelajar penuh ataupun sebagai karya siswa. Untuk periode kepengurusan 2013 – 2014, PPI Prancis dipimpin oleh Dhiara Fasya yang sedang menjalankan studinya di Paris. Dhiara terpilih se-telah melalui proses pemilu online yang diselingi dengan diskusi online antar kandidat ketua PPI Prancis. Karena bersifat online, seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia di Prancis dapat berpartisipasi secara langsung dalam proses demokrasi ini meskipun secara geografis tidak memungkinkan. Semboyan yang diusung dari kepengurusan periode yang baru ini adalah “On est une famille, ensemble on bouge” yang berarti “kita adalah satu keluarga, bersama kita bergerak ”. wDalam kepengurusan ini, beberapa program kerja telah diusulkan baik program kerja – program kerja yang dilakukan pada kepengurusan sebelumnya maupun program kerja yang baru. Beberapa program kerja yang melanjutkan program kerja dari kepengurusan sebelumnya yaitu penggalangan dana (Gerakan Satu Euro), pembaharuan buku panduan studi di Prancis, sharing pengetahuan dan kebudayaan (Selasar Kebudayaan), pembuatan buletin PPI Prancis (Buletin Salut!), rekreasi bersama (faire du ski di kota Toulouse), dan peningkatan je-

jaring PPI Prancis ke pelajar di Indonesia maupun di seluruh dunia (melalui PPI Dunia). Disamping itu, beberapa program kerja hasil pengembangan program kerja kepengurusan sebelumnya yaitu pembuatan video yang bermanfaat bagi pelajar Indonesia di Prancis, pusat pengembangan karir (Career center) serta temu Eropa yang bertujuan untuk mepersatukan seluruh pelajar Indonesia di Eropa (Eurolympique). PPI Prancis 2013 – 2014 juga mengusulkan dua program kerja baru yaitu le prix de jeunes Garuda (Kejuaran Garuda Muda) dan Soirée des Étudiants Asie du sud-est (Pesta Pelajar Asia Tenggara). Program kerja le prix jeunes Garuda merupakan program kerja yang ditujukan kepada para mahasiswa tingkat sarjana agar dapat mengekspresikan karyanya dalam bentuk esai dan foto amatir. Bagi kandidat yang lolos seleksi akan berkesempatan untuk mengikuti camp di salah satu lokasi di Prancis dan mendapat pelatihan kepemimpinan dan berorganisasi serta hadiah menarik. Pengemasan program kerja dalam bentuk camp diharapkan dapat menambah rasa kekeluargaan dan saling mengenal antar peserta. Sedangkan program kerja Soirée des Étudiants Asie du Sud-Est dimaksudkan untuk menjaring kerjasama dengan perhimpunan mahasiswa dari negara – negara Asia Tenggara. Wujud dari program kerja ini adalah pertukaran budaya serta makanan khas dari beragai negara Asia Tenggara. PPI Prancis juga telah lama membangun hubungan yang baik dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris. KBRI sebagai lembaga pemerintahan Indonesia utama di Prancis telah mendukung penuh dan memberikan banyak masukan serta saran ke berbagai Program Kerja PPI Prancis. Pertemuan seluruh anggota pengurus PPI Prancis dengan Bapak Rezlan Ishar Jenie selaku Duta Besar Indonesia untuk Prancis merangkap Kepangeranan Monako dan Kepangeranan Andorra beserta semua atase KBRI Paris adalah langkah awal untuk kerjasama antara PPI Prancis dengan KBRI Paris sekaligus Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille.


Selamat Tahun Baru Imlek 2014! Gong Xi Fa Cai! Semoga di tahun baru kuda ini menjadi peruntungan untuk melesat seperti kuda! Imlek kali ini, PPI Prancis (diwakili oleh PPI Toulouse) mendapat undangan dari pelajar negara tetangga, Asosiasi Pelajar Malaysia di Prancis atau biasa disebut Malaysian Student Association in France (Masaf), untuk merayakan Imlek 2014 bersama sebuah restorant asia bernama Royal Buffet di kota Toulouse. Kami, sebagai perwakilan dari PPI Prancis, dijamu dengan berbagai makanan dari Asia serta berkesempatan untuk berkomunikasi dengan pelajar Malaysia di Prancis. Sangat menyenangkan karena dapat berkenalan dengan pelajar dari negara lain yg berbahasa hampir mirip dengan Bahasa Indonesia. Seperti serupa tapi tak sama... Perayaan ini dimulai dengan pembagian sebuah jeruk mandarin untuk setiap tamu. Setiap jeruk memiliki nomor yg akan digunakan untuk undian berhadiah. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama serta diselingi dengan berbagai permainan dan sambutan. Kemudian, acara selanjutnya adalah menyanyikan lagu kebangsaan “Malaysia Negaraku” dan diakhiri dengan foto bersama. Selain dari Malaysia dan Indonesia, pelajar dari Brunei Darussalam juga hadir. Selain itu, kami berkesempatan bertemu langsung dengan Shahreza, perwakilan Masaf Paris yg cukup fasih berbahasa Indonesia dan juga Cyril, ketua Masaf yg berdomisili di Toulouse. Kalau kata pepatah tak kenal maka tak sayang, jadi yuk berkenalan langsung dengan Cyril dan mengenal lebih jauh tentang Masaf! Hey Cyril, boleh diceritakan sedikit tentang siapa sih Cyril? Halo, nama saya Cyril Janting, saya dari Kuching di Pulau Borneo, Malaysia. Saya tiba di Prancis bulan

April 2011 dan sekarang belajar di Institut National des Sciences Appliquées (INSA) Toulouse di bidang Réseaux et Telecommunication. Jadi, apa alasan Cyril memilih Prancis dan bidang tersebut? Sekitar 5 tahun lalu saya datang ke Prancis bersama keluarga dan pada saat itu saya tidak tahu apa-apa tentang Prancis, tapi hanya dengan mendengar orang-orang berbicara dengan bahasa Prancis saya langsung jatuh cinta. Ketika itu saya tahu kalau saya ingin belajar bahasa Prancis. Lalu, ide itu muncul, kenapa tidak belajar bahasa Prancis dan belajar di Prancis. Jadi, saya mengambil kesempatan emas tersebut untuk study disini. Alasan memilih bidang engineering karena saya datang dari keluarga insinyur. Ayah dan kakak saya juga bekerja di bidang yg sama dan saya ingin mengikuti jejak mereka. Menurut Cyril, bagaimana kehidupan di Prancis, khususnya di Toulouse? Yah, saya di Toulouse baru 5 bulan dan sebelumnya saya tinggal di Nice. Menurut saya Nice adalah kota yg sangat relaks tapi cukup mahal. Kemudian, saya magang di Paris, kota yg sangat hectic tapi menyenangkan. Lalu, saya pindah ke Toulouse, kota ini sangat tenang dan biaya hidupnya pun murah. Jadi, saya merasa senang disini. Apa kegiatan Cyril selain menjadi pelajar? Saya adalah bagian dari Masaf, sekarang menjabat sebagai ketua Masaf periode 2013-2014. Saya mencalonkan diri untuk menjadi salah satu kandidat, tepatnya bulan Juni tahun lalu. Saya berinisiatif untuk memberikan perubahan nyata pada Masaf. Sebelumnya, asosiasi ini hanya tentang acara-acara biasa, seperti Chinese New Year ini. Orang-orang hanya datang, berbincang, makan, nothing more. Saya ingin mengubah itu dan membuat Masaf lebih berkembang, kemudian membangun relasi antara pelajar

Okta Pramitya Pasaribu photo Malaysian Students Association

Imlek bersama Asosiasi Pelajar Malaysia di Prancis


11 dari negara lain seperti PPI contohnya. Kami ingin membina hubungan dengan perusahaan-perusahaan Malaysia maupun internasional untuk menunjukkan kemampuan para pelajar Malaysia. Itu adalah tujuan jangka panjang dan setidaknya itu yg ingin diwujudkan. Bisa diceritakan lebih dalam tentang asosiasi ini? Meskipun kami memiliki nama yg sama di negara lain, yaitu Malaysian Student Association, seperti di Jepang contohnya namun kami tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan mereka. Pada dasarnya, kami independen dan didukung langsung oleh kedutaan Malaysia di Prancis. Masad Berdiri sejak tahun 2007 karena banyak orang Malaysia disini namun tidak ada asosiasi apapun disini. Jadi, kami ingin berkumpul dengan pelajar Malaysia lainnya kemudian bertukar pikiran dan terus menjalin hubungan dengan kedutaan untuk berbincang langsung dengan kami. Begitu pula, kami tidak ingin hanya belajar kemudian pulang dengan tangan kosong, kami ingin melakukan sesuatu untuk komunitas kami. Apakah Masaf mempunyai acara tahunan? Kita mempunyai cukup banyak acara tahunan. Pertama adalah Edutalk. Ini adalah wadah untuk para pelajar yg ingin belajar disini. Jadi kami akan menginformasikan tentang sistem edukasi di Prancis. Acara ini diadakan sekitar bulan Juni, sebelum keberangkatan dan setelah tiba di Prancis. Pertengahan September, kita akan mengadakan pertemuan dengan asosiasi Malaysia lainnya, Arif, dan juga dengan duta-duta Malaysia. Kami akan membicarakan tentang rangkuman pekerjaan kami, apa yg sedang terjadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya dan mempererat hubungan antara kedua asosiasi. Selanjutnya, Acara Deepavali yang ditujukan untuk umat Hindu-Malaysia yg biasa diselenggarakan bulan November. Saat ini, kami sedang merencanakan sebuah acara liburan ski bersama. Kemudian, Chinesse New Year hari ini. Ada juga “CV Workshop and Mock Interview” dan dilanjutkan dengan “TEDx session” pada bulan Maret. Acara terbesar kami adalah MASAF Games, yg akan berlangsung di Lyon 26-27 April dengan kurang lebih 400 partisipan. Sebelumnya, acara ini hanya diikuti oleh pelajar Malaysia. Tahun ini, saya ingin mengundang semua pelajar dan menjadikannya acara untuk pelajar Asia. Dan yg terakhir adalah Graduation Day karena di Prancis tidak ada wisuda. Kita hanya dapat diplôme dan kemudian pulang. Jadi kami ingin melakukan sesuatu bersama duta besar Malaysia seperti penyerahan gelar langsung kepada mereka yg berhasil lulus. Apakah motivasi Cyril untuk menjadi ketua Masaf? Saya hanya merasa bahwa tidak cukup bagi hanya datang kesini kemudian belajar lalu lulus dan pulang. Saya menginginkan sebuah perubahan di komuni-

tas saya. Ketika masa pemilu, tidak ada orang yang benar-benar mengenal saya. Mereka pun tidak yakin dengan kemampuan saya. Tapi, saya punya prinsip, saya bukan populist. Saya akan lakukan apa yg saya inginkan, jika anda suka then vote for me, tapi kalau tidak, it’s alright. Ketika saya terpilih, ada kesenangan tersendiri bagi saya. Dengan ini, saya dapat memotivasi orang lain dan melibatkan mereka dengan program kerja MASAF. Hal ini karena sebelumnya hanya pejabat MASAF lah yg mengorganisasi semuanya. Namun kali ini, saya melihat sebuah perubahaan besar. Bukan saya yg membujuk mereka, tapi ini adalah spirit yang saya bawa sehingga mereka berubah dan lebih mempunyai keinginan menjadi bagian dari MASAF. Bagaimana sih prosedur pemilu ketua Masaf ini? Apakah kalian melakukan pemungutan suara? Jadi, seleksi di adakan pada bulan Mei. Kemudian kami memiliki waktu seminggu, semua orang boleh memilih diri mereka sendiri atau orang lain. Syarat untuk menjadi ketua adalah dia harus sudah tinggal di Prancis selama 3 tahun atau lebih, karena normalnya kami pelajar Malaysia memilikki waktu minimal 5 tahun disini. Sebelumnya tidak ada kriteria, tapi untuk tahun ini saya telah menambahkan di legislative council bahwa para kandidat harus diseleksi terlebih dahulu, karena kami mempunyai masalah di masa lalu yaitu banyak yang ingin masuk tapi tidak paham dengan yang akan dilakukan. Legislative council akan menyeleksi dan mewawancarai para kandidat terlebih dahulu. Jika mereka memenuhi kriteria, kami akan memilihnya. Setelah itu, proses pemilu berlangsung secara online. Untuk dapat memilih, yang perlu dilakukan adalah meregistrasikan nomor identitas kami saja. Penghitungan suara dan penyerahan jabatan kepada ketua baru dilakukan di acara “Graduation Day”. Jadi, acara tersebut merupakan acara terakhir sekaligus hari pertama kami. Bagaimana perasaan Cyril tentang hubungan antara mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Malaysia di Perancis? Saya merasa hubungan antara mahasiswa Indonesia dan Malaysia sudah terjalindengan cukup baik. Tapi untuk tingkat organisasi, kita belum mempunyai hubungan yg kuat. Jadi, sudah seharusnya kita membangun hubungan tersebut dari sekarang karena pada akhirnya entah 20 atau 30 tahun kedepan mungkin kitalah yg akan bekerja di parlemen, we never know. Kesempatan itu adalah sekarang. Karena kita-lah yang akan merubah dunia menjadi lebih baik. Walaupun kita menyebut diri kita orang Malaysia maupun orang Indonesia, pada dasarnya kita berbicara dengan bahasa yg serupa. Jadi, yg terpenting adalah kita harus tahu bahwa the world is so big and we have to protect each other and we have to cherish that bone between us.


Pemilihan Umum 2014

lakukan bersamaan dengan hari pencoblosan dan penghitungan di dalam negeri, yaitu pada Rabu, 9 April 2014. Sedangkan proses pencoblosan dilakukan dengan cara mendatangi langsung TPSLN (Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri) di KBRI paris, maupun dengan cara mengirimkan surat suara yang telah dicoblos melalui pos. Pencoblosan langsung di TPSLN KBRI Paris diperuntukan bagi WNI yang tinggal di kota Paris maupun petite courante (banlieu). Untuk menarik masyarakat agar mau berpartisipasi dalam pemilu kali ini, selain menginformasikan melalui website PPLN maupun KBRI, PPLN KBRI Paris juga telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada para pemilih melalui pos terkait dengan tempat, tanggal dan waktu pencoblosan. Di samping itu, KBRI Paris yang dikoordinir oleh Pensosbud juga mengadakan bazar makanan yang ternyata mendapatkan antusiasme dari para pemilih yang telah menentukan pilihan wakil rakyatnya.

Pemilu (Pemilihan Umum) atau Pemilihan Legislatif adalah hajatan demokrasi terbesar yang diselenggarakan lima tahunan sekali oleh bangsa Indonesia. Tujuan dari Pemilu adalah untuk memilih wakil-wakil rakyat atau anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Untuk kesuksesan hajatan besar bangsa tersebut, sejatinya partisipasi dari seluruh komponen masyarakat sangat diharapkan. Mengingat, memilih atau mencoblos dalam Pemilu adalah hak semua warga negara Indonesia yang memiliki hak suara, baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, kesuksesan suatu Pemilu, salah satunya ditentukan oleh tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam memilih wakil-wakilnya. Penyelenggaraan Pemilu di luar negeri yang diselenggarakan oleh PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) diberi keleluasaan baik waktu maupun cara pencoblosan. Di Paris misalnya, pemilu dilaksanakan pada hari libur yaitu Minggu, 6 April 2014, beberapa hari sebelum pencoblosan di dalam negeri. Meskipun demikian, penghitungan suara tetap di-

Berdasarkan data yang diperoleh dari PPLN KBRI Paris, jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 2571 pemilih, DPK (Daftar Pemilih Khusus) sebanyak 71 pemilih, total 2642 pemilih. Namun, dari jumlah itu, pemilih yang hadir ke TPSLN KBRI Paris pada 6 April 2014 sebanyak 575 orang sedangkan yang memilih melalui pos sebanyak 373 orang. Dengan demikian jumlah keseluruhan pemilih yang menyalurkan hak suaranya di TPSLN KBRI Paris adalah 948 orang.

Ayub Mursalin - http://clue-9.blogspot.fr - http://medan.tribunnews.com

Hajatan Demokrasi Bangsa Indonesia 2014 di Paris

Sedangkan pencoblosan melalui pos, demikian sering disebut, adalah salah satu cara untuk memfasilitasi penyaluran hak suara masyarakat Indonesia di luar negeri yang kecil kemungkinannya untuk mendatangi TPSLN setempat. Cara ini diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di grande courante maupun di daerah-daerah yang berada di Utara Prancis. Meskipun ditengarai banyak kelemahannya, diantaranya biaya tinggi, ketidakakuratan alamat pemilih yang sering berubah, ketidaktahuan siapa yang melakukan pencoblosan karena jauh dari pengawasan langsung oleh petugas, dan keterlambatan pengiriman dari pihak pos, proses pencoblosan melalui pos tetap menjadi pilihan utama demi terpenuhinya hak untuk memilih. Hal ini menunjukkan bahwa negara sangat peduli dengan hak suara warganya untuk menentukan calon-calon wakilnya yang akan duduk di DPR dan menyuarakan kepentingan-kepentingan rakyat banyak.

Ada beberapa hal kemungkinan yang menyebabkan jumlah pemilih tidak bisa melebihi angka 50%, hal ini dialami oleh hampir seluruh PPLN di luar negeri, di antaranya : pertama, mobilitas perpindahan tempat yang begitu cepat dari sebagian besar pemilih yang tercatat dalam DPT, baik yang pindah negara, pindah alamat dalam satu negara, maupun pulang ke Indonesia. Ada dua kemungkinan, perpindahan tersebut tidak diinformasikan oleh pemilih ke pihak

Ayub Mursalin

12


13 konsuler di KBRI sehingga masih tercatat sebagai WNI yang tinggal di alamat pertama pada saat lapor diri, atau sudah lapor diri menyatakan pindah alamat atau pulang ke Indonesia, namun pihak Konsuler belum melakukan perubahan data. Kemungkinankemungkinan itu bisa terjadi berdasarkan laporanlaporan yang PPLN terima dari berbagai sumber, terutama pihak KBRI dan masyarakat pada umumnya. Kedua, rendahnya animo masyarakat untuk memilih dipengaruhi juga oleh Dapil LN (Daerah Pemilihan Luar Negeri) yang telah ditentukan, yaitu untuk Dapil II DKI Jakarta (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan). Masyarakat menganggap bahwa pilihan untuk para calon wakil rakyat yang ada bukanlah representasi dari daerah di mana mereka berasal, sehingga tidak cukup penting untuk memilihnya. Ketiga, keterbatasan media informasi yang dimiliki oleh PPLN untuk menyebarkan berbagai pengumuman maupun kurangnya kepedulian sebagian pemilih untuk mencari informasi terkait dengan pemilu yang diselenggarakan oleh PPLN setempat. Setelah proses pencoblosan selesai, pihak KPPSLN dan PPLN KBRI Paris juga telah merilis hasil penghitungan suara pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan. Dilihat dari angka perolehan suara masing-masing partai, penggabungan antara perolehan suara di tingkat TPSLN yang dihitung pada 9 April 2014 dan perolehan suara melalui pos yang dihitung pada 15 April 2014 adalah sebagai berikut : 1). Nasdem 20 suara, 2). PKB 11 suara, 3). PKS 92 suara, 4). PDIP 487 suara, 5). Golkar 38 suara, 6). Gerindra 102 suara, 7). Demokrat 35 suara, 8). PAN 43, 9). PPP 18 suara, 10). Hanura 8 suara, 14). PBB 5 suara, 15). PKPI 8. Dengan demikian, jumlah suara sah untuk seluruh partai politik di tingkat TPSLN sebanyak 547 suara dan yang melalui pos sebanyak 330 suara, jumlah keseluruhan suara sah 877 suara. Sedangkan jumlah suara yang tidak sah di tingkat TPSLN sebanyak 28 suara dan yang melalui pos sebanyak 43 suara, jumlah keseluruhan suara tidak sah 71 suara. Ucapan selamat tentunya diberikan kepada seluruh partai politik peserta pemilu yang telah mendapatkan suara dari masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, walaupun sedikit tapi itulah suara atau amanah rakyat yang diberikan dengan tulus ikhlas tanpa adanya rekayasa. Suatu amanah yang diberikan tanpa adanya politik uang dan tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun. Meskipun jumlah partisipasi masyarakat di luar negeri tidak begitu besar, semua pihak tetap mengapresiasinya dengan harapan ada perbaikan-perbaikan sistem pada masa berikutnya. Hajatan demokrasi bangsa Indonesia di tahun 2014 ini tidak hanya untuk memilih wakil-wakil rakyat, tetapi juga memilih calon presiden dan wakil presiden RI yang akan diselenggarakan pada 6 Juli 2014 untuk wilayah kerja PPLN KBRI Paris dan 9 Juli 2014 untuk di dalam negeri. Pasangan capres dan

cawapres sudah dipastikan hanya dua pasang ; (1) Prabowo-Hatta dan (2) Jokowi-JK. Silahkan tentukan pilihan masing-masing berdasarkan hati nurani, hindari black campaign (kampanye hitam) secara langsung maupun melalui media apa pun yang bisa merusak citra demokrasi Indonesia. Salurkan hak pilih kita demi kemajuan bangsa Indonesia, golput alias golongan putih bukanlah solusi. Dengan memilih, kita memiliki hak untuk menuntut apa yang telah dijanjikan oleh pemimpin terpilih. Sedangkan dengan golput, kita termasuk orang yang tidak peduli dengan nasib masa depan bangsa. Salam Pemilu.

Suasana perhitungan surat suara untuk pemilihan umum legislatif 2014 di KBRI Paris.

VS


enantian panjang berminggu-minggu latihan berakhir sudah. Perhelatan Soiree Indonesienne yang pertama kali digelar PPI Nantes mampu menghipnotis ratusan pengunjung yang memadati gedung Cosmopolis malam minggu pertama di bulan Februari itu. Rakyat Nantes disuguhi pertunjukan dan pameran yang berbeda dari biasanya. Pergelaran kultur sebuah negara di asia tenggara yang unik & kaya. Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan bagi kami, mahasiswa-mahasiswa indonesia di Nantes. Tapi kawan, daripada kugambarkan betapa penuhnya ruangan Cosmopolis saking padatnya manusia malam itu, mari kuceritakan dulu padamu bagaimana aku bisa menjadi salah satu penari didalamnya. Tak pernah terpikir dalam benakku, di tanah perantauan yang jaraknya ribuan kilometer jauhnya dari tanah kelahiran, aku harus belajar menari, ya menari tarian silek gelombang pasembahan. Harus kuakui, tak pernah ada riwayat menari dalam sejarah perjalanan hidupku. Kalaupun ada, ah dulu hanya menari untuk acara tujuhbelas agustusan di komplekan rumah dengan gerakan-gerakan sederhana saja. Jangan harapkan ada piala yang menghiasi furnitur reyot di rumah tua kami. Sekarang aku harus menari dihadapan ratusan pasang mata orang Prancis dan juga Bapak duta besar Indonesia untuk Prancis. Alamakjang ! Tarian minang itu memang unik. Gerakan gerakan maskulinitas yang mewarnai tarian gelombang pasembahan kurang lebih banyak mengadopsi gerakan-gerakan pencak silat, begitu kata pelatih kami. Tapi kawan, jangan dikira gerakan tarian pasembahan ini mudah, posisi setengah berdiri dengan satu kaki, sinkronisasi kepala dan kaki dengan musik, dan yang paling sulit menyeimbangkan badan agar tidak jatuh rasanya cukup membuat otot otot bagian paha terlatih sempurna. Minggu pertama latihan, bukan hanya badan kami yang sakit dan pegal-pegal, tapi hati kami pun tersayat demi mendengar musik melayu yang mendayu-dayu. Kisah pelajar mengenalkan budaya di tanah rantau memang selalu tragis. Beberapa hari sebelum hari-H, teman kelasku dari

Brazil sempat berceletuk, “Menarik, kalian latihan tarian ini setelah merantau begitu jauhnya di tanah Prancis”. Malu aku dibuatnya, kawan. Dulu aku memang tak pernah terpikir untuk ikut kursus tambahan tarian daerah. Kesibukan dan prioritas selalu menjadi alasan andalan. Tapi, setelah terasing dari orangorang kebanyakan, rasa bangga dan cinta bangsa dan tanah air itu tumbuh. Cuplikan video yang menggambarkan kekayaan budaya dan sumber daya alam menggetarkan hatiku. Sontak pujian berdatangan malam minggu itu, baik dari penduduk asli Nantes dan juga para tamu kehormatan yang membuatku menyeka mata berkali-kali. Betapa aku ingin belajar lagi mencintai tanah airku ini. Kawan, perhelatan besar Soiree Indonesienne di Nantes ini memberiku banyak pelajaran. Salah satunya adalah belajar mencintai harus dimulai dengan belajar untuk peduli. Peduli dengan permasalahan yang ada di sekitar kita. Bukan acuh tak acuh saja. Belajar peduli juga berarti belajar untuk mendengarkan dan menghargai orang lain. Sadar diri tanpa kemauan orang lain untuk mau bekerja sama dan berkolaborasi, tak akan mampu diri kita untuk memajukan negeri yang kita cintai ini. Seperti layaknya harmoni dalam suatu orkestra, semua mengisi dengan keahlian masing masing. Tak lupa menghargai juga berarti mengerti kelebihan dan kekurangan rekan seperjuangan dan mendukung untuk kemajuan dan kebaikan bersama. Belajar mencintai tanah air juga berarti belajar sadar diri untuk tidak menjadi bagian dari masalah.Sering kali kita mendengar orang banyak komentar tentang permasalahan negeri, tanpa sadar mereka menjadi salah satu dari permasalahan itu sendiri. Hal ini lucu karena tanpa sadar perilaku kita belum sejalan dengan apa yang sering kita keluhkan, seperti keluhan pengendara kendaraan pribadi di tengah-tengah kemacetan, tanpa sadar bahwa dia adalah bagian dari kemacetan itu sendiri. Terakhir kawan, “la creme de la creme” dari rasa cinta untuk Indonesia adalah belajar untuk jadi bagian solusi dari semua permasalahan yang ada. Diawali dengan peduli dan memecahkan kepingan-kepingan masalah yang terserak semua terangkai menjadi satu, menjadi solusi besar memajukan tanah air yang kita cintai. Akhirnya, biarlah tulisan ini menjadi awal baru sudah sejauh mana pembuktian rasa cinta kita pada tanah air. Sudah menjadi solusi atau masih menjadi bagian dari masalah bangsa yang kian bertumpuk-tumpuk ? Maka, bersegeralah untuk berbenah diri kawan, karena mengutip kata Anies Baswedan, “Ada kereta mimpi yang harus kita kejar”

Belajar Mencintai Indonesia

FOTO ario panggi & reddy aldino

Kegiatan PPI Wilayah

HARI SOLAGRATIA

14



16

FAIRE DU SKI 2014 PPI PRANCIS

Dalam kesempatan kali ini, tim media center PPI Prancis berkesempatan untuk mewawancarai Fito Beng Rahdianto selaku ketua panitia Faire du Ski 2014 dari PPI Tolouse. Berikut ini merupakan pertanyaan - pertanyaan yang diajukan oleh tim media center beserta tanggapan dari Saudara Fito: Bagaimana teman – teman panitia melihat peluang diadakannya Faire du Ski 2014? Peluang untuk diadakan kegiatan ini dilihat dari antusiasme kawan-kawan yang menanyakan kapan Faire du Ski akan diadakan lagi. Melihat hal ini, akhirnya kita dengan semangat mengadakan Faire du Ski lagi untuk tahun ini. Kegiatan Faire du Ski ini juga ditujukan untuk merekatkan silaturahmi antar anggota PPI Prancis sembari mencoba hal baru yang tidak bisa kita temukan di Indonesia yaitu bermain ski. Bagaimana persiapan dan siapa saja yang terlibat dalam Faire du Ski 2014? Pemilihan ketua panitia Faire du Ski sudah dimulai sekitar bulan November 2013. Sedangkan, susunan panitia yang dibentuk adalah :

Jika anda mendengar tentang olahraga “Ski”, apa yang ada dalam pikiran anda. Pegungunan dengan penuh salju? Dua papan luncur yang berada digunakan layaknya sepatu? Snowboarding? Seperti pada tahun - tahun sebelumnya, PPI Toulouse sebagai mengadakan acara untuk mengenalkan olahraga ski ini.

Meskipun demikian, hampir semua warga PPI Toulouse berpartisipasi membantu kelancaran acara ini. Rapat dan persiapan mengenai Faire du Ski pun kita lakukan bersama-sama. Bagaimana bentuk kerjasama PPI Prancis dan Panitia Faire du Ski mengingat ini berkaitan erat dengan eksistensi kedua organisasi? Saya rasa bentuknya seperti hubungan tim lapangan dan tim penanggung jawab, mengingat PPI Toulouse berada di bawah payung PPI Prancis. Saya pun merangkap menjadi Ketua pelaksana Faire du Ski sekaligus anggota pengurus PPI Prancis. Semua yang kita lakukan juga selalu kita koordinasikan dengan Abram Mahon Mahalai sebagai Kepala divisi Sosial, Budaya dan Olahraga PPI Prancis serta Dhiara Fasya selaku Ketua PPI Prancis. Selain itu di tengah kesibukannya pun, Dhiara masih menyempatkan diri untuk datang ke acara ini.

HAKIM HABIBI photo PPI TOULOUSE

Pemandangan ini merupakan salah satu resort ski yang berada di kota Toulouse, Prancis selatan. Kota ini berada dekat dengan pegunungan Midi-Pyrenees. Ketika musim dingin, pegunungan ini memungkinkan kita untuk berolahraga di atas salju. Ski salah satunya.

•Bendahara: Nadya Noor Azalia •Transportasi & Penjemputan: Agung Kurniawan •Publikasi & Dokumentasi: Ruby Lu cyana Wihardi dan Rara Raniaputri •Housing, Hospitality & Konsumsi: Bulan Mendota dan Okta Pramitya Pasaribu


17 Apa kendala-krndala yang dihadapi dalam persiapan Faire du Ski? Secara umum tidak ada kendala yang berarti, hanya saja beberapa peserta yang mengundurkan diri di hari hari terakhir menjelang Faire du Ski sedikit menyulitkan kita, tapi itu semua dapat kita atasi. Siapa saja yg dapat berpartisipasi dalam Faire du Ski? apa ada yg dari non-Indonesia? Dari 45 peserta, hanya satu yang bukan dari golongan pelajar. Anggota PPI dari Brest hingga Marseille juga ikut dalam kegiatan ini. Selain itu, kita juga mengundang kawan kawan dari Malaysian Students’ Association in France (MASAF). Total ada 6 orang anggota MASAF yang ikut dalam kegiatan Faire du Ski. Beberapa orang yang merupakan warga Negara Thailand dan Vietnam juga ikut dalam kegiatan ini. Karena tidak semua teman2 bisa bermain ski, apa ada semacam pelatihan untuk teman2? bentuknya bagaimana?

Tampak peserta sedang bermain ski

Salah satu pemandangan di resort ski. Tempat yang cocok bagi para pemula maupun yang mahir dalam bermain ski.

Beberapa video tutorial terkait pelatihan ski telah disebarluaskan untuk dijadikan rujukan dalam persiapan bermain ski. Pada hari H, kita juga mengadakan semacam pelatihan singkat untuk para pemula. Pelatihan singkat ini untuk menunjukkan dasar- dasar bermain ski, hal-hal apa perlu diperhatikan selama bermain ski, dan sebagainya. Selain itu beberapa panitia juga mendampingi serta mengawasi para peserta karena keselamatan peserta merupakan hal yang utama. Untuk tahun berikutnya, apakah Faire du Ski akan diadakan kembali? Belum ada keputusan apakah Faire du Ski akan diadakan kembali atau tidak tahun depan, tapi saya merasa tidak ada alasan untuk tidak menyelenggarakannya lagi tahun depan. Demikian beberapa ulasan dan tanggapan dari Saudara Fito Beng Rahdianto. Harapannya, kegiatan Faire du Ski ini terus dilaksanakan. Selain untuk memperkenalkan olahraga yang tidak ditemui di Indonesia, kegiatan ini juga bermanfaat untuk menjaga silaturahmi antar pelajar baik dari Indonesia maupun dari negara lain yang sedang berada di Prancis.


18

Soirée Culturelle Indonésienne 2014 Soirée Culturelle Indonésienne (SCI) 2014, bukan hanya memperkenalkan kebudayaan Indonesia, melainkan juga untuk menjelaskan negara Indonesia di masa kini kepada masyarakat Prancis.

Anindya Widianto, Tiara Kurniasari Dewi photo Raphael Reyner

Bhineka Tunggal Ika


19

Sabtu, 19 April 2014, PPI Lyon berkesempatan menggelar Soirée Culturelle Indonésienne (SCI) untuk yang ke empat kalinya. Pementasan yang berlangsung di CCO Villeurbane ini memiliki tujuan bukan hanya semata-mata untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, melainkan juga untuk menjelaskan negara Indonesia di masa kini kepada masyarakat Prancis. Teater dengan tema Bhinneka Tunggal Ika menjadi pilihan PPI Lyon dalam menggelar SCI 2014 kali ini. Tidak hanya itu, pagelaran ini juga dilengkapi oleh pameran hasil karya PPI Lyon. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Asosiasi Anak Tanah dan Lilot Plaisir yang menjual hasil kerajinan dari Indonesia. Tentunya, SCI 2014 juga mendapat dukungan dari beberapa pihak yang turut mensukseskan acara ini, seperti KBRI Paris, ITPC Lyon, UNESCO, Anim’Entracte, Région Rhône-Alpes dan PPI Perancis. Tepat pukul 17.30 pagar ayu dan pagar bagus siap menyambut para tamu dengan balutan kostum tradisional Indonesia. Para tamu pun dipersilahkan untuk mencicipi jajan khas Indonesia berupa Lumpia dan Pastel. Hadir diantara para tamu, Duta besar Indonesia di Prancis, Bapak Rezlan Jenie dan istri, beserta Atase pendidikan Bapak Akhlus dan keluarga. SCI 2014 dibuka dengan Tari Saman, dan kata sambutan dari Ketua PPI Lyon 2013, Ikhsan Sigma Putra beserta Ketua SCI 2014, Lygia. Selanjutnya sampailah pada inti acara yaitu teater. Pementasan ini menceritakan tiga pelajar Indonesia yang datang dari latar belakang keluarga berbeda dan tinggal dibawah satu atap. Mereka adalah Jessica (Blesta Harsanto), Dimas (Ikhsan Sigma Putra) dan Rusidi (Fathin Dwi Wicaksono). Hari-hari mereka sering dilewati dengan berdiskusi mengenai mimpi, masa lalu dan perasaan mereka mengenai Indonesia. Teater yang dimainkan dalam 3 bagian diperankan seluruhnya oleh anggota PPI Lyon dan dipandu oleh Nurul Avianty selaku narator dan MC SCI 2014. Teater ini didukung oleh beberapa simulasi seputar kejadian penting di Indonesia seperti kerusuhan 1998, insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya dan sistem belajar mengajar di wilayah pedesaan masa kini. Hadir pula seorang figuran prancis yang menggambarkan stereotip mengenai Indonesia dari kacamata warga asing di bagian kedua dari teater ini. Tidak berbeda dari tahun sebelumnya, pertunjukan ini juga diselingi oleh beberapa tarian tradisional Indonesia seperti Leng-

gang Nyai (Jakarta), Belibis dan Manuk Rawa yang berasal dari Bali. Selanjutnya, di akhir bagian kedua teater, salah satu anggota PPI Lyon membacakan puisi yang berkaitan dengan adegan di bagian berikutnya yaitu ‘Youth’ dari Samuel Ullman. Pada bagian terakhir pementasan ini, diceritakanlah kehadiran 3 tokoh utama di KBRI Paris dalam rangka memperingati Upacara Hari Kemerdekaan. Suasana nostalgia terhadap masa lalu dan pandangan mereka terhadap masa depan bangsa Indonesia sangat tergambar jelas pada bagian ini. Selanjutnya, suasana berubah menjadi syahdu dengan dinyanyikannya hymne Mengheningkan Cipta. Sebagai pelengkap, di akhir cerita Rusidi membacakan naskah teks Proklamasi yang ditutup dengan pengibaran bendera merah putih oleh tim paskibra dan diiringi oleh lagu kebangsaan Indonesia Raya dari paduan suara PPI Lyon. Acara ini ditutup dengan ditampilkannya kembali seluruh pendukung SCI 2014 di atas panggung dan disajikannya makanan khas Indonesia seperti udang balacan, cap cay dan klepon. Pertunjukan yang telah dipersiapkan selama kurang lebih 3 bulan ini mendapatkan apresiasi yang sangat baik berdatangan dari para penonton. “Moi.. J’aime bien l’Indonésie.” Ujar salah satu dari masyarakat Lyonnais yang hadir pada malam itu. SCI 2014 dimata mereka..……. •Ikhsan Sigma Putra ( Ketua PPI Lyon 2013-1014) “Jessica, Rusidi dan Dimas merupakan kumulasi karakter manusia ketika berhadapan dengan realitas bangsanya. Pesimisme, optimisme, putus asa, dan semangat perubahan merupakan sifat-sifat yg senantiasa muncul dalam kehidupan di tengah-tengah kita. Namun, kita memiliki teman dan lawan untuk berbagi, beradu pendapat dan mencari solusi. Indonesia membutuhkan putra-putrinya untuk menghadapi tantangan masa depan dan sudah selayaknya kita mengambil peran…” •Lygia ( Ketua SCI 2014 ) “SCI 2014 punya cerita yang sangat menarik karena ini bukan saja mengenai kebudayaan indonesia, tapi juga mengenai identitas kita sebagai pelajar indonesia. Konflik yang dialami oleh 3 pelajar sebagai pemeran utama dikemas dalam sebuah teater yang komunikatif dan menghibur, juga diselingi dengan tarian - tarian daerah dan lagu nasional. SCI 2014 ini mengajarkan saya untuk lebih mencintai Indonesia dengan segala kebaikan dan keburukannya….” •Sediqa Hassani ( Penonton ) “Félicitation! la soirée était super! Je vous remercie toutes les organisatrices et organisateurs de créer cet évènement…”


Eurolympique 2014 PPI Prancis

Panitia Eurolympique 2014 PPI Prancis photo iyan xavier

20


21 Sukses dengan kegiatan Olympiade PPI Prancis di tahun-tahun sebelumnya, di periode 2014 ini Olympiade PPI Prancis hadir dengan suasana baru dan format baru, yang diberi nama Eurolympique ! Kegiatan ini berlangsung pada 26-27 April 2014 di Paris. Acara ini sukses menyedot animo mahasiswa se-Eropa berkat kerjasama yang solid antara pengurus PPI Prancis, panitia Eurolympique, jajaran KBRI Paris, UNESCO, Radio PPI Dunia, Université Paris Sud dan pihak sponsor dari Indomie. Simak liputan lengkapnya berikut ini. Apa itu Eurolympique ? Eurolympique adalah pengembangan dari acara tahunan PPI Prancis, sebelumnya, Eurolympique bersanama « Olimpiade PPI Prancis ». Awalnya acara ini dikhususkan untuk para mahasiswa Indonesia di Prancis dengan sistem pertandingan antar PPI wilayah, namun kali ini Olympiade PPI Prancis hadir dengan cakupan yang lebih luas, yaitu peserta boleh berasal dari negara-negara seputaran Eropa. Oleh sebab itu namanya berganti menjadi « Eurolympique ». Di Eurolympique ini, dibuka 3 cabang olahraga, Futsal, Basket dan Badminton. Futsal sendiri terdiri atas futsal putra dan putri, basket 3on3 putraputri, badminton tunggal putra-putri dan badminton ganda putra-putri. Yang istimewa dari Eurolympique dibanding acara serupa di negara tetangga ? Nah, yang spesial di Eurolympique ini, kita tidak hanya mengusung semangat berolahraga saja, demi merangkul seluruh lapisan anggota PPI Prancis dan PPI Eropa, acara ini juga menonjolkan sisi budaya Indonesia di mata Eropa, khususnya di Paris. Di akhir acara, seluruh peserta Eurolympique baik sang pemain ataupun penonton bersama-sama memainkan alat musik angklung di seputaran Champs de mars, atau tepat di depan menara Eiffel yang tersohor diseluruh penjuru dunia. Tidak hanya itu, pertunjukan musik angklung yang dipimpin oleh Gabriela Elodia ini sukses membuat takjub para wisatawan yang memadati Eiffel Tower. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang langsung mencoba memainkannya. Sekitar lebih dari 7 lagu dimainkan, pertunjukan di tutup dengan lagu Tanah Airku yang diiringi suara merdu dari tiap peserta. Acara ini sukses « mengindonesiakan Paris » dalam kurun waktu 1 jam. Bukan hanya dari segi format kegiatannya saja yang menarik, tapi dari segi service, fasilitas dan hadiah yang didapat juga bisa dibilang Eurolympique memberikan angin segar untuk para pecinta olahraga. Bagaimana tidak, hanya dengan membayar uang sebesar 50€, para peserta paket « winner » bisa menikmati hotel sekelas bintang tiga selama 2 malam, fasilitas penjemputan dari meeting point hingga ke hotel (pulang-pergi) menggunakan shuttle bus yang khusus dipesan untuk kegiatan ini. Terlebih, hidangan makan siang dan makan malam yang sarat akan cita rasa Indonesia membuat acara

ini semakin special. Tak lupa, fasilitas lapangan yang baik, breakfast dan air mineral yang dibagikan secara cuma-cuma turut memberi poin lebih bagi Eurolympique. Hal yang paling ditunggu-tunggu diakhir pertandingan ialah hadiah yang menarik. Selain menyiapkan trophy dan medali bagi para pemenang, Eurolympique juga membagikan uang tunai dengan total lebih dari 1400€ bagi tiap pemenang yang berada di peringkat 1, 2 dan 3. Harga terjangkau, service memuaskan, fasilitas lengkap dan hadiah yang oke, itulah yang membuat Eurolympique lain dari pada yang lain. Acara puncak Eurolympique ? Acara puncak Eurolympique yang di buka oleh bapak Duta Besar Indonesia untuk Prancis, bapak Rezlan Ishar Jenie dan di hadiri oleh Wakil Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Bapak Ashariyadi, serta Atase pendidikan, Bapak Syafsir Akhlus serta atase militer, Bapak Jaka Tandang dan juga dihadiri sukses menarik perhatian mahasiswa diseputaran Eropa. Para pemain datang dari berbagai wilayah, PPI Prancis sebagai tuan rumah, ada juga wilayah Belanda yang diwakilkan oleh PPI Eindhoven, PPI Jerman, PPI United-Kingdom dan wilayah spanyol yang diwakilkan oleh PPI Portugal. Lebih dari 140 pemain yang bertanding di Eurolympique dan tak lupa puluhan para penonton yang ikut meramaikan acara ini, alhasil sekitar 200 mahasiswa Indonesia yang datang dari berbagai wilayah memadati salle gymnastique Université Paris Sud. Inilah Sang Jawaranya ! Juara umum, pastinya diraih oleh PPI Prancis dengan jumlah peserta dan jumlah pemenang yang paling banyak di antara PPI Eropa lainnya. Namun juara pertama badminton tunggal putra dan ganda putra justru diraih oleh teman kita dari PPI Jerman. Kompaknya tim futsal PPI Eindhoven-Tillburg juga sempat membuat kualahan tim Les Bleus dari PPI Prancis yang dikapteni oleh Reza Adhie di babak final. Skor tipis antara kedua tim, permainan yang


Basket 3on3 Putri Juara 1 : PPI Prancis 1 (Alviga, Talitha, Alviandra) Juara 2 : PPI Prancis 2 (Imania, Jesy Ayu, Nadia Ratna) Badminton tunggal putra rapih dan penuh semangat juara yang muncul dari kedua tim membuat pertandingan final futsal putra semakin ketat. 2 gol dari Reza Adhie yang menutup kemenangan PPI Prancis dengan score 2 – 1 disambut oleh sorak-sorai dari para penonton yang hadir di salle gymnastique UniversitÊ Paris Sud siang itu. Yang tak kalah riuhnya, pertandingan final futsal putri yang membuat Minggu siang itu menjadi tampak berbeda. Tim futsal putri PPI Prancis (les filles dan les femmes) harus saling beradu kekuatan untuk memperebutkan gelar juara. 14 menit yang menegangkan sekaligus tontonan yang sangat menghibur bagi seluruh peserta Eurolympique. Didetik-detik terakhir pertandingan, tendangan penalti oleh Muthia dati tim les filles membulatkan kemenangan les filles atas les femmes dengan score 3-2. Dan berikut daftar lengkap para pemenang Eurolympique : Futsal Putra Juara 1 : PPI Prancis tim Les Bleus (*Reza Adhie, Zulkifli, Anton, Frans, Richard, Zaki, Gani, Faddy) Juara 2 : PPI Belanda tim Eindhoven-Tillburg (*Hagai, Satria, Al kautsar, Johan, Edgar, Faaris, Audric, Alfonso, Danu) Juara 3 : PPI Prancis tim Les Mecs (*Halil, Delvin, Alterga, Deny, Budi, Oki, Nouval, Jauhari) Futsal Putri Juara 1 : PPI Prancis tim les filles (*Talitha, Tamara, Vanessa, Muthia, Maureen, Nadya, Dhiara) Juara 2 : PPI Prancis tim les femmes (*Alviga, Indah, Jessy, Debby, Andyta, Imania) Basket 3on3 Putra Juara 1 : PPI Prancis 1 (Ridoy, Rolando, Halil, Rio) Juara 2 : PPI Prancis 2 (Bima Fitriandana, Syah Iman Jenie, Putra) Juara 3 : PPI Prancis 4 (Iyan Xavier, Delvin, Audy, Adam)

Juara 1 : Reza Pahlevi (PPI Jerman) Juara 2 : Stanley Ong (PPI UK) Juara 3 : Audi Sugianto (PPI UK) Badminton tunggal putri Juara 1 : Rosy (PPI Prancis) Juara 2 : Mutia (PPI Prancis) Juara 3 : Alviandra (PPI Prancis) Badminton ganda putra Juara 1 : Reza Pahlevi dan Agung Restu (PPI Jerman) Juara 2 : Audi Sugianto dan Stanley Ong (PPI UK) Juara 3 : M. Zulkifli dan Genix Herdhiana (PPI Prancis) *para captain Selamat bagi para pemenang Eurolympique 2014, jangan berkecil hati bagi para teman-teman yang belum berkesempatan membawa pulang uang tunai dan trophy dan medali kemenangan. Percayalah, kekalahan adalah kemenangan yang tertunda, maka coba lagi dikesempatan lainnya. Sampai jumpa di Eurolympique selanjutnya !


22


Sains dan Teknologi

24

MENGENAL NANOSAINS DAN APLIKASI NANOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN SEHARIHARI

Dalam bahasa Yunani “nanos� memiliki arti kurcaci, disebut demikian dikarenakan ukurannya yang sangat kecil hingga dibutuhkan bantuan miskroskop untuk melihat objeknya. Satu nanometer (nm) dalam Satuan Internasional (SI) bernilai 10-9 meter (m). Sebagai bayangan, jika satu kelereng dianggap satu nm, maka satu meter akan berukuran bumi secara keseluruhan. Para ahli berpendapat objek penelitian berukuran nano akan berdimensi lebih kecil dari 100 nm, misalnya DNA yang berukuran sekitar 2,5 nm. Contoh lain adalah pertumbuhan kuku jari, setiap detiknya mengalami pertumbuhan sebanyak 1 nm. Tentu saja dengan perjanjian tersebut, kita tidak mungkin melihat benda-benda yang berukuran nano. Pengembangan teknologi nano menghasilkan objek nano berbagai bentuk seperti nanotube, nanoshpere, nanorod, nanoflower, dan core-shell yang bergantung pada teknik sintesis yang dilakukan (Gambar 1). Keunggulan dari objek berukuran nano adalah luas permukaan aktif yang tinggi, hal ini memberikan peluang lebih besar untuk terjadinya tumbukan antar partikel sehingga menjadi lebih reaktif.

Â

tidak dimiliki oleh partikel yang sama dengan ukuran yang lebih besar, menjadikan objek nano memiliki karakteristik yang unik. Sebagai contoh partikel emas pada ukuran berlimpah (bulk) akan berwarna kuning keemasan dan memiliki sifat konduktor, namun koloid emas yang memiliki diameter 30-500 nm akan berwarna biru keunguan, serta partikel emas dalam ukuran yang lebih kecil sekitar 3-30 nm akan memiliki warna merah pekat walaupun sifat logamnya masih tetap ada, sedangkan pada partikel emas yang berukuran 0,1-1 nm sifat logamnya akan hilang. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat energi, sehingga mempengaruhi morfologi seperti ukuran, bentuk, kecacatan/defek pada objek. Ilustrasi perbedaan warna dari koloid emas yang berukuran nanometer terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2 Partikel koloid emas dalam berbagai ukuran (sumber : http://www.ansci.wisc.edu/facstaff/faculty/pages/albrecht/albrecht_web/programs/microscopy/images/cAu%20different%20sizes%20small.jpg)

Jauh di masa lampau, pada abad ke-4 di Roma, pengaplikasian nanoteknologi sudah dilakukan. Di sana terdapat piala Lycurgus yang memiliki dua warna yang berbeda bergantung pada arah cahaya yang dilewatkan. Piala ini akan berwarna merah ketika disorot dari belakang namun akan berwarna hijau ketika sumber cahaya berasal dari depan seperti terlihat pada Gambar 3. Perbedaan warna ini terjadi dikarenakan susunan material pembentuknya terdiri dari koloid emas dan perak berukuran nano, penemuan ini baru dipahami setelah 16 abad berselang.

Studi yang mempelajari benda amat sangat kecil pada ukuran nano disebut nanosains dan pengaplikasiannya disebut nanoteknologi. Jumlah penelitian yang difokuskan pada material berskala nano terus meningkat pesat karena aplikasinya yang sangat luas, seperti dalam bidang kesehatan, teknik, material, biologi, fisika maupun kimia. Ketertarikan peneliti pada objek berukuran nano dikarenakan karakteristiknya yang sangat unik. Efek kuantum pada perilaku partikel dan sifat partikel berukuran nano,

Gambar 3 Piala Lycurgus dengan 2 warna yang berbeda (sumber : http://cryogenic.physics.by/images/photo/lycurgus_cup. jpg)

Sylvia Ayu Bethari

Gambar 1 Berbagai bentuk objek berukuran nano


25 Sedangkan aplikasi objek berukuran nano lainnya ditemukan pada abad ke 9 hingga abad ke 17 di kawasan Saudi Arabia. Para Muslim di sana memanfaatkan nano-partikel perak atau tembaga untuk menghasilkan kilauan pada keramik sehingga terlihat indah berpijar. Terlihat pada Gambar 4, di saat bersamaan emas klorida dan oksida logam lainnya yang berukuran nano digunakan untuk menyusun jendala kaca patri untuk menghias Katedral di Eropa.

Gambar 4 Jendela kaca patri di Notre Dame Paris, Perancis (sumber : http://4.bp.blogspot.com/-H4bKuFc2Zf4/T25wWgpOVZI/ AAAAAAAABO0/2rKqn_9M1Cw/s1600/Europe+2008+085.jpg)

Aplikasi objek berukuran nano sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Hal ini dikarenakan proses biologis terjadi pada partikel berskala nano. Sebagai contoh adalah hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh memiliki diameter 5,5 nm. Selain itu untaian DNA sebagai penyusun gen makhluk hidup hanya berukuran 2 nm, namun dapat membawa banyak informasi penting pada manusia. Para ahli yang terinspirasi dari nanoteknologi pada piala di Roma, telah mengembangkan berbagai alat uji kesehatan di bidang kedokteran sebagai salah satu bentuk pemanfaatan nanoteknologi. Adanya perbedaan pada struktur elektronik suatu logam berukuran nano dapat dilihat dari panjang gelombang yang dihasilkan. Panjang gelombang ini dapat dimanfaatkan sebagai penanda berluminasi (biomarker) untuk diagnosa medis. Sejumlah tim ahli telah membuat sensor yang tersusun dari partikel emas berukuran nano. Sensor ini mampu mendiagnosa penyakit secara cepat berdasarkan pada fungsi biomarker. Selain itu, aplikasi yang saat ini berkembang pesat adalah sensor berbahan material ukuran nano sebagai alat uji kehamilan. Tanpa disadari nanoteknologi ada di sekitar kita seperti halnya aplikasi pada bidang kosmetik. Salah satu perusahan raksasa terkenal dunia yaitu L’oreal memperkenalkan penggunaan nanopartikel pada tahun 1998 dan menghabiskan 600 juta dollar US setiap tahunnya untuk riset serta mematenkan berbagai penemuan nanoteknologi pada produknya. Produk unggulan seperti Revitalift, rangkaian produk

perawatan kulit untuk wanita berumur 35-45 tahun seperti pelembap, serum dan krim anti keriput memiliki partikel yang sangat kecil ini, diklaim mampu mempermudah penyerapan oleh kulit sehingga pendistribusiannya akan semakin merata, serta kinerjanya akan semakin maksimal dirasakan. Selain itu, produk yang mengandung nano-partikel perak serta dihydrogen citrate pada deodoran keluaran Nivea di tahun 2008, diklaim dapat membunuh secara efektif bakteri penyebab bau badan. Aplikasi lainnya diperuntukkan bagi masyarakat yang senang berpetualang, yaitu sunscreens yang mengandung titanium dioksida (TiO2) dan seng oksida (ZnO2) pada ukuran nano akan terlihat transparan, campuran senyawa ini dapat menyerap sinar ultraviolet dan memantulkan sinar matahari sehingga kulit akan terlindungi. Bukti konkrit pengaplikasian nanoteknologi sudah cukup banyak dirasakan. Para pengguna gadget adalah salah satu konsumen yang merasakan manfaat konkrit dari nanoteknologi. Ukuran gadget yang kecil namun mampu memiliki fitur yang banyak, dan kecepatan akses yang tinggi adalah manfaat nyata aplikasi nanoteknologi. Perbedaan ukuran telepon genggam yang semakin kecil sejak di awal kemunculan hingga saat ini, membuktikan material berukuran nano mampu mempermudah kehidupan manusia, Gambar 5.

Gambar 0 Telepon Genggam berbeda masa

Gambar 5 telepon genggam berbeda masa

Di dalam gadget, terdapat chip yang disusun oleh transistor. Kemampuan menciptakan transistor berukuran kecil namun berkemampuan lebih besar menjadikan gadget semakin berkembang dalam ukuran yang semakin kecil. Seperti pada tahun 2005, adanya Random Access Memory (RAM) yang berukuran 65 nm namun berisi lebih dari 500 juta buah transistor menggantikan tipe sebelumnya yang berukuran 90 nm namun hanya berisi 200 juta buah transistor saja. Nanoteknologi sudah ada dari zaman dahulu dan akan terus berkembang hingga masa depan. Semakin tingginya antusias penelitian objek berukuran nano dan perkembangan nanoteknologi, akan sangat dirasakan manfaatnya di berbagai bidang kehidupan. Sumber utama: Feldmann, C., Goesmann, H., (2010), Nanoparticulate Functional Materials, Angew. Chem. Int. , 49, 1362 – 1395.


26

25

Tahun 2014 menjadi tahun politik untuk Indonesia. Setidaknya, ada dua perhelatan besar yang menjadikan tahun 2014 menjadi tahun bersejarah layaknya dimana tahun-tahun pemilu digelar. Ya tahun ini dua pemilu akan digelar serentak di seluruh pelosok daerah di Indonesia, satu pemilu untuk pemilihan anggota legislatif, baik pusat maupun daerah, pemilu lain untuk memilih presiden dan wakil presiden masa bakti 2014-2019. Lazimnya dalam setiap tahun pemilu, berbagai harapan akan pengelolaan Indonesia yang lebih baik mengemuka seiring bergantinya pemimpin dan wakil rakyat di parlemen. Bak gayung bersambut, janji-janji kampanye yang dilontarkan oleh para caleg dan capres di masa kampanye seperti menjawab keinginan konstituen. Tak ketinggalan media pun menyanyikan lagu yang sama : perubahan untuk 5 tahun ke depan. Namun demikian, diantara janji janji itu, berapa persen komitmen calon pemimpin yang menghiasi baligo ini akan menyiapkan ketahanan energi Indonesia ke depan ? Awal tahun ini di World Economic Forum, Global Energy Architecture Performance mengeluarkan rilis 10 negara terbaik di dunia dalam hal ketersiapan meng-

hadapi kebutuhan energi masa depan yang ditinjau dari tiga perspektif: pertumbuhan ekonomi suatu negara, ketersediaan energi ramah lingkungan dan ketahanan serta akses energi yang mudah. Di urutan pertama, Norwegia dengan skor 0.75 dari skor maksimal 1.00 mengungguli 123 negara-negara lainnya. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh ketersediaan sumberdaya energi konvensionalnya saja, tapi political will pemerintah Norwegia dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga air dan gelombangnya terbukti mampu memberikan kontribusi terhadap kebutuhan domestik energinya. Indonesia sebagai negara tropis dan kepulauan sendiri hanya memperoleh skor 0.52 poin, menempati posisi ke 63 bersama sama dengan Singapura, tertinggal di bawah Thailand dan sedikit di atas Filipina. Sudah menjadi konsekuensi logis, peningkatan ekonomi dengan tren positif memerlukan pertumbuhan energi yang pesat pula. Setidaknya ketersediaan energi akan mengikuti faktor dua kali lipat lebih tinggi seiring pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, khususnya di sektor industri yang mensyaratkan energi intensif. Menurut data BPS per Februari

Hari Solagratia photo hanggi merwanto

Ekonomi Energi & Perubahan Indonesia


27 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,78%. Pertumbuhan yang cukup tinggi di tengah krisis ekonomi yang menghantam sejumlah negara-negara di Eropa. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang bertambah dari tahun ke tahun serta peningkatan di sektor transportasi tak pelak mengakibatkan konsumsi energi final yang signifikan mencapai 1.044 juta setara barel minyak di tahun 2011 dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.87% per tahun. Komponen konsumsi energi final yang tertinggi disumbang oleh sektor industri sebesar 37,2% dan kemudian disusul di sektor rumah tangga sebesar 30,7% (data BPPT 2013). Sayangnya dari sisi supply, data Wood Mackenzie memperlihatkan dengan iklim investasi dan regulasi sekarang, produksi migas diproyeksikan akan mengalami penurunan yang signifikan sebesar 4 kali lipat di tahun 2020 mendatang setelah lifting minyak Indonesia hanya mencapai 826 ribu barel per hari di tahun 2013. Quo Vadis Kebijakan Energi Nasional ? Baru-baru ini pemerintah Indonesia mengesahkan peraturan presiden (perpres) nomor 1 tahun 2014 tentang rencana umum energi nasional. Peraturan ini menguatkan Undang-undang nomor 30 tahun 2007 sebelumnya tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang memproyeksikan Bauran Energi Nasional di tahun 2025, dimana porsi energi baru dan terbarukan diharapkan dapat berkontribusi sebesar 17% dari total konsumsi energi. Pengesahan perpres ini diharapkan bisa menjadi instrumen legal pengejawantahan rencana energi nasional yang sebelumnya telah dirumuskan dalam Kebijakan Energi Nasional 2025. Tidak hanya itu saja, disahkannya perpres ini disambut positif oleh profesional yang bergerak dalam energi, khususnya penggiat energi terbarukan. Meskipun pandangan miring akan keseriusan pemerintah tetap ada karena penerbitan perpres ini tidak diiringi dengan alokasi anggaran khusus dalam APBN, penulis berpendapat langkah pemerintah ini perlu mendapat apresiasi sebagai bentuk konsistensi pemerintah menaikkan porsi energi terbarukan di bauran energi nasional. Mengapa Energy Mix ? Amory Lovins dalam bukunya, “Soft Energy Path: Towards a durable peace” mengemukakan “Soft Energy” yang meliputi tenaga surya, angin, biofuel, panas bumi, dan sumber energi terbarukan lainnya menekankan efisiensi energi sebagai kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sedangkan “Hard Energy“ yaitu energi konvensional, membutuhkan teknologi yang padat modal dan tidak ramah lingkungan. Lovins menjelaskan bahwa perbedaan paling mendalam antara soft path dan hard path adalah dampak sosial-politik yang berbeda sebagai akibat dari masing masing pilihan. Lovins mengatakan, kedua path ini akan diikuti oleh dampak sosial masing-masing, namun demikian perubahan sosial yang

diakibatkan oleh hard path cenderung kurang menyenangkan, kurang kompatibel dengan asas keragaman sosial dan prinsip kebebasan memilih dan juga konsistensi dengan nilai-nilai tradisional dibandingkan dengan soft path. Akses terdekat ke energi final dengan penggunanya (end user) pun akan memicu rasa kepemilikan sehingga dengan begitu efisiensi energi lebih mudah untuk dilakukan. Contoh sederhana, tentunya kita lebih menghargai nilai sebuah energi bila pemandangan pembangkit energi menjadi pemandangan yang biasa dilihat. Pada akhirnya, ketahanan energi dicapai dengan tidak hanya bergantung pada salah satu sumber energi saja. Negara maju seperti norwegia memiliki energy mix yang seimbang satu dan lainnya. Keterhandalan, kesediaan dan kemudahan akses energi menjadi faktor penting ketahanan energi untuk memasok pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh, apalagi untuk kasus negara berkembang seperti Indonesia. Lebih jauh lagi, ketahanan energi juga perlu memperhatikan kondisi luar biasa seperti kondisi darurat perang sehingga perlunya pertimbangan penggunaan energi sesuai dengan sifat dari energi itu sendiri, seperti fasilitas penyimpanan minyak yang mampu memasok 90 hari dan lain-lain. Wakil Presiden Boediono dalam kuliahnya di Univerisitas Leiden baru-baru ini menyebutkan setidaknya ada 3 komponen utama yang perlu menjadi perhatian untuk kemajuan Indonesia, khususnya ketahanan energi Indonesia. Tiga hal itu adalah infrastruktur, human capital dan institusi. Lalu selagi masa kampanye di tahun perpolitikan Indonesia ini, dari sekian banyak spanduk caleg dan capres, pertanyaannya siapa saja yang masih menyanyikan lagu lama ?


Fait Divers

28

Belajar di

Prancis

Saya yang kini, mahasiswi tahun pertama jurusan Sejarah di UniversitĂŠ Grenoble II. Meleset jauh dari impian saya di tahun 2010 untuk menuntut ilmu di salah satu universitas negeri ternama di Indonesia. Mendapat kesempatan untuk belajar di Prancis bukanlah akhir dari sebuah perjuangan, sedari dulu saya tahu itu. Pengalaman baru ini bukan lain ialah pintu menuju petualangan lain, perjuangan lain. Akhir dari perjuangan jungkir balik untuk menguasai bahasa Prancis (yang tadinya benar-benar asing bagi telinga saya) seraya menaklukkan hiruk-pikuk Jakarta setelah tiga tahun bermukim di Pandeglang yang hening dan lengang, namun permulaan untuk beradaptasi dengan budaya baru, cara pembelajaran yang baru, dan hal-hal baru lain yang saya temui di negeri yang pernah menjadi salah satu pusat pemerintahan di Eropa Barat ini. Pembelajaran Sejarah di Prancis berbeda dengan apa yang kita biasa terapkan di Indonesia. Di jenjang SD, SMP, dan SMA, kita mengenal mata pelajaran Sejarah sebagai mata pelajaran yang hanya membutuhkan modal hafalan kuat untuk bisa menguasai dan mempelajarinya. Di sini, bukan itu. Sejarah bukan hanya masalah hafal deretan nama raja yang menduduki tahta Royaume de France. Sejarah bukan hanya masalah kronologi penyatuan Italia. Sejarah juga mengenai kemampuan analisis dan kritisasi. Metodologi yang membutuhkan kedua kemampuan inilah yang membuat saya kelabakan di awal permulaan kuliah. Sementara teman-teman yang lain

sudah biasa membuat tugas analisis cuplikan dokumen bersejarah, saya hanya bisa termangu. Awalnya saya dibuat panik oleh dokumen-dokumen yang menggunakan bahasa Prancis dari abad ke-16, yang bentuk kata-katanya masih belum seperti yang kita kenal hari ini. Keluar dari kepanikan tersebut, saya paham isi dokumen tersebut, namun satu masalah lain menghantam: bagaimana caranya membahas isi dokumen ini dengan benar? Bagaimana caranya membuat problÊmatique dan plan berdasarkan teks ini, membahasnya dalam karangan baru? Lama-kelamaan akhirnya saya paham dan berusaha mengejar ketertinggalan saya – meski dengan langkah yang tertatih-tatih hingga hari ini. Belum lagi kekagetan saya dengan metodologi selesai, muncul lagi kekagetan baru: nada bicara dosen yang benar-benar cepat dengan ucapan-ucapan yang penuh dengan informasi berharga. Minggu pertama perkuliahan saya hampir menangis sekali di kelas karena tidak mampu menangkap apa yang dibicarakan dosen pada cours magistral Sejarah Kontemporer saking cepatnya Beliau bicara – bahkan teman-teman yang asli Prancis pun banyak yang kesal dan menggerutu. Setelah banyak mahasiswa yang protes, Beliau akhirnya memelankan kecepatan bicaranya. Namun tetap saja, kami sering tertinggal mencatat. Saya akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mencatat dengan pulpen dan kertas dan beralih pada komputer tablet dan keyboard nirkabel (komputer jinjing saya tidak memadai untuk dibawa ke mana-mana). Teman-teman pun beralih pula untuk

Puti Priyanka Andiyani photo paris-sorbonne.fr - unef.fr

Hidup di Prancis. Tiga kata yang tadinya asing dari kehidupan saya di tahun 2010, bahkan tak masuk dalam deretan impian yang saya tempel di depan lemari saya di asrama. Namun siapa sangka bahwa tiga tahun kemudian saya menjejakkan kaki di negara ini, bukan hanya sekedar untuk plesir – tetapi untuk menuntut ilmu?


29

ici, c’est le lieu de la bataille. di sini adalah tempat pertempuran.

mencatat pada komputer jinjing mereka. Peralihan alat ini cukup membantu untuk mengejar kecepatan bicara dosen dengan hasil catatan yang bisa dirapikan dengan mudah. Masalah eksternal mengenai pembelajaran sudah mulai bisa diatasi, kini masalah internal harus dihadapi. Semenjak e-mail yang berisikan surat penerimaan saya di sini, saya mengambil sumpah untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang saya pelihara selama enam tahun terakhir: terlelap di dalam kelas. Saya sadar bahwa medan perang yang saya hadapi bukanlah yang saya biasa taklukkan sebelumnya, maka taktik pertempuran pun diubah. Tidak ada lagi tidur di kelas, saya harus banyak mencatat. Dan ternyata sumpah ini efektif – boro-boro mau tidur di kelas, ketinggalan sedetik saja titah dosen di Cours Magistral, hilang sudah satu informasi berharga. Meski di kelas travaux dirigés saya pernah sekali dua kali kecolongan terkantuk-kantuk semester lalu (saat teman sedang presentasi, pula. Memalukan), saya memberikan usaha terbaik saya untuk menjaga mata agar tetap terbuka lebar selama pembelajaran berlangsung. Walhasil kafein dan permen pedas menjadi dua sahabat saya demi terbukanya kedua mata ini selama pelajaran. Sistem belajar ala Indonesia, SKS alias Sistem Kebut Semalam pun saya coba tinggalkan sedikit demi sedikit. Sistem belajar sedikit demi sedikit sukses saya terapkan selama ujian akhir semester satu kemarin dengan cara mencicil belajar selama liburan Natal (partiel jatuh setelah liburan berakhir), meski untuk kuis maupun pengejaran tenggat waktu tugas masih sulit sekali saya terapkan. Entah kapan saya bisa bertaubat dari kebiasaan buruk deadliner ini.

Sudah perjuangan saya lakukan mati-matian, datang lagi sebuah fakta baru: dosen-dosen di Prancis bukanlah dosen yang murah hati dalam member nilai. Presentasi maupun hasil ujian yang bagus bisa saja diberi nilai tak lebih dari batas kelulusan. Hal ini membuat saya lagi-lagi uring-uringan dan mengucap doa yang sama dengan teman-teman saya: au moins je passe. Setidaknya saya lulus. Namun ibunda saya, selayaknya stereotip orang tua Asia, tetap saja meminta nilai spektakuler meski saya sudah menjelaskan hingga putus asa tentang seberapa pelitnya dosen di sini dalam masalah penilaian. Saya akhirnya hanya mengiyakan dan terus berjuang untuk mendapatkan nilai yang memuaskan seraya berdoa agar ibu saya mengerti tingkat kepasrahan dalam kalimat au moins je passe jika nilai saya kurang membahagiakan Beliau. Sejauh ini, pengalaman belajar di Prancis adalah pengalaman yang menyenangkan sekaligus membuat saya stres berat. Seperti kata saya pada seorang kawan, “Ici, c’est le lieu de la bataille.” Di sini adalah tempat pertempuran. Akhir pertempuran ini adalah pintu untuk pertempuran lain, dan begitu seterusnya. Saya percaya, segala kesulitan yang saya hadapi di sini akan membantu saya untuk bertahan di tahapan pertempuran lain di masa depan. Hal-hal baru yang saya temukan di sini akan menjadi bumbu-bumbu yang dapat saya ceritakan pada orang-orang, yang mungkin bisa saya bawa pulang nanti dan menciptakan pembaruan lainnya di Indonesia tercinta; tempat di mana suatu ketika nanti, ketika pertempuran di ranah Eropa telah berakhir, akan menjadi ladang pertempuran baru untuk saya. Begitupun untukmu, untuk kalian, untuk kita, PPI Prancis.


30

Learn French

Learning French as an adult is not the same thing as learning it as a child. Children pick up language intuitively, without having to be taught grammar, pronunciation, and vocabulary. When learning their first language, they have nothing to compare it to, and they can often learn a second language the same way. Adults, on the other hand, tend to learn a language by comparing it to their native language - learning about similarities and differences. Adults often want to know why something is said a certain way in the new language, and tend to be frustrated by the usual response “that’s just the way it is.” On the other hand, adults have an important advantage in that they choose to learn a language for some reason (travel, work, family) and being interested in learning something is very helpful in one’s ability to actually learn it. The bottom line is that it is not impossible for anyone to learn French, no matter what their age. I’ve received emails from adults of all ages who are learning French - including a woman of 85. It’s never too late! Here are some guidelines that can help you learn French as an adult. What and How to Learn

Repetition is key Unless you have a photographic memory, you’re going to need to learn and practice things a few or even many times before you know them. You can repeat exercises, answer the same questions, listen to the same sound files until you feel comfortable with them. In particular, listening and repeating many times is very good - this will help you improve your listening comprehension, speaking skills, and accent all at once. Learn together Many people find that learning with others helps keep them on track. Consider taking a class; hiring a private tutor; or learning along with your child, spouse, or friend. Daily learning How much can you really learn in an hour a week? Make a habit of spending at least 15-30 minutes a day learning and/or practicing. Above and beyond Remember that language and culture go hand in hand. Learning French is more than just verbs and vocabulary; it’s also about the French people and their art, music... - not to mention the cultures of other francophone countries around the world.

LAURA K. LAWLESS

Tips for Adults Learning French

Learn the way that works best for you If you find that learning grammar is useful, learn that way. If grammar just frustrates you, try a more conversational approach. If you find textbooks daunting, try a book for kids. Try making lists of vocabulary - if that helps you, great; if not, try another approach, like labeling everything in your house or making flash cards. Don’t let anyone tell you that there is only one right way to learn.

http://french.about.com/od/lessons/a/learn_adults.htm

Start learning what you actually want and need to know If you’re planning a trip to France, learn travel French (airport vocabulary, asking for help). On the other hand, if you’re learning French because you want to be able to chat with the French woman who lives down the street, learn basic vocabulary (greetings, numbers) and how to talk about yourself and others - likes and dislikes, family, etc. Once you’ve learned the basics for your purpose, you can start learning French related to your knowledge and experiences - your job, your interests, and from there onto other aspects of French.


FASHION SCHOOLS IN FRANCE

photo journaldesfemmes.com

Prancis sebagai salah satu negara yang terkenal dalam bidang fashion-nya, tentu saja mempunyai akar-akar pendidikan yang berkualitas dan potensial. Banyak sekolah-sekolah atau universitas yang menyediakan fashion sebagai salah satu jurusannya, tentu saja dengan kualitas, hasil, cara masuk, proses belajar dan range harga yang berbeda-beda. Tersebar di berbagai kota yang ada di Prancis, sebagai salah satu kiblat fashion dunia, Paris adalah kota yang paling banyak menyediakan fashion major. Namun tidak hanya disana, di kota-kota besarlain, seperti Lyon, Toulouse, Marseille, Bordeaux, Lille, Rennes dan Amiens juga menyediakan fashion sebagai jurusannya. Berikut ini adalah beberapa fashion school ternama di Prancis. 1.Ecole de la Chambre Syndicale de la Couture Parisienne Dengan tuition fee sebesar €10,450 pertahunnya, sekolah ini menawarkan major undergraduate dalam program Fashion Design and Technique, Nouvelle Couture, dan Baccalaureat Progams.

Annisa S. Azzahra

2.Ecole Supérieure des Arts et techniques de la Mode (ESMOD) Mempunyai cabang di 5 kota besar Prancis yaitu Lyon, Bordeaux, Rennes, dan Roubaix. ESMOD menyediakan2 program, Fashion Design dan Fashion Business dengan banyak opsi gelar kelulusan. Ada yang hanya memerlukan waktu 1 tahun untuk mendapatkan sertifikat, ada yang 3 tahun untuk mendapatkan gelar bachelor. Tuition fee berkisar €9,900 untuk kedua major per tahun. 3.International Fashion Academy (IFA) IFA menawarkan program yang lebih banyak dengan

31 spesifikasi yang lebih terperinci. Ada 3 jurusan untuk undergraduate yaitu Fashion Marketing, Fashion Retail dan Fashion Design and Technology. Tuition fee untuk sekolah ini sekitar €7,900 per tahun. 4.Studio Bercot Sekolah ini berada di Paris. Disana kreatifitas para peserta pendidikan akan digali dan diasah untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam dunia fashion. Setelah menyelesaikan formation selama 3 tahun (1 tahun untuk magang), para peserta didik akan memperoleh gelar bac +3. Biaya per tahunnya untuk studi disini sekitar €11,000. 5.Ecole Duperre Duperre School yang juga berada di Paris. Tidak hanya melatih kreatifitas murid-muridnya dalam bidang fashion dan tekstil, tetapi juga dalam hal lingkungan dan desain grafis. Disana terdapat program pelatihan untuk designer-makers in Textile (embroidery, weaving and tapestry) dan keramik. Terdapat 4 gelar kelulusan dalam beragam jurusan yang ditawarkan yaitu bachelor, BTS, licence professional dan DMA (kursus selama dua tahun). Untuk mendaftar ke sekolah ini, kalian dapat mengunjungi website admission post-bac dan mengisi data lengkap secara online. Ecoles di atas adalah sekolah / universitas swasta yang memang harganya tidak bisa dibilang murah. Namun, masih banyak opsi-opsi sekolah lainnya yang terletak di kota lain dengan biaya pendidikan yang terjangkau dan kualitas yang tak kalah bagusnya. Seperti: •Ecole des Ateliers de Mode (ECAMOD) di Paris •Mod’Art di Paris •Ecole Nationale Supérieure des Arts Dé coratifs (ENSAD) di Paris •Institute Francais de la Mode (IFM) di Paris •Ecole en stylisme et modélisme de mode et en marketing de la mode (SupDeMod) di Lyon •Université Lumière Lyon / Universite de la Mode di Lyon •Ecole superieure de la mode (ESIMODE) di Toulouse •Ecole de Stylism (MJM) di Rennes •L’Institute Supérieur des Arts Appliquée (LISAA) di Paris, Rennes, Nantes dan Strasbourg. •Institute International de Creation et de Coupe (IICC MODE) di Marseille •Moda Domani Institute di Paris •LIMART di Paris, Bordeaux, Toulouse, Aix- en-Provence dan Lyon. Tidak ada rangking dari semua ecoles yang disebutkan karena masing-masing universitas / ecole memiliki tujuan, spesialisasi dan cara pengajaran yang berbeda meskipun berada dalam satu lingkup dunia yang sama yaitu Fashion.



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.