daQu m
a
j
a
l
a
h
Edisi 03 September 2010 M Syawal 1431 H
Lebaran
On the Street Si Kembar Duta Qur’an Siaga Idul Adha majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
1
www.pppa.or.id
2
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
3
Sapa REDAKSI majalah DAQU
OnThe Street
Lebaran Tarmizi
Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an
Assalammu’alaikum Wr. Wb Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Takbir menggema di seluruh penjuru dunia, mengagungkan asmaNya di malam dan fajar Idul Fitri. Lebaran semarak di jalan, dan rumah Allah kembali sunyi. Alhamdulillah, alun-alun dan masjid luber oleh jamaah Lebaran. Shaf pun mengular hingga ke jalanan. Usai shalat Ied, jamaah kembali menyesaki jalanan. Berjalan kaki, bermotor, atau bermobil. Bersilaturahmi ke keluarga, tetangga, handai taulan, juga mengunjungi sesama makhluk di kebun binatang dan tempat-tempat wisata yang memeragakan kepintaran hewan. Sementara itu, masjid dan mushola kembali sepi. Tiada lagi anak-anak berlarian sambil berkalung kain sarung untuk shalat tarawih; Tiada lagi bapak, ibu, dan anak-anak ngeriung di meja makan berbuka puasa lalu shalat berjamaah. Jamaah sudah tumpah ruah ke jalanan antar desa, antar kota, antar propinsi. Banyak jamaah yang terpaksa menjalani Lebaran on The Street. Bagi mereka, budaya mudik never dies. Biarpun kesulitan ekonomi semakin menghimpit, harga sembako kian melonjak, dan berbagai penderitaan mengiringi ritual mudik sejak keluar rumah hingga tiba di tujuan, kaum perantau tetap saja antusias
4
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
untuk pulang kampung Idul Fitri. Mereka pulang kampung demi silaturrahim, saling memaafkan, atau mengingat kematian melalui ziarah kubur keluarga. Insya Allah, sisi mudik ini bernilai ibadah. Namun, Lebaran bukan berhenti beribadah. Semangat ibadah Ramadhan harus dipelihara pada 11 bulan lainnya, seperti bangun malam, tadarus dan bersedekah. Tidak mesti menunggu Ramadhan tahun depan untuk bersedekah. Akhirnya, kami Keluarga Besar PPPA Daarul Qur’an mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Semoga Allah memberikan umur untuk kita semua bertemu Ramadhan tahun depan. Insya Allah.
Penanggung Jawab: M.ANWAR SANI, AHMAD JAMEEL, HENDY IRAWAN SALEH, TARMIZI Redaksi: WENDI WIJARWADI, DARMAWAN EKO S., HELMI ARIWIBAWA, EFFENDI WAHYU PRIYANTORO, HENDRA IRAWAN Editor: NURBOWO Fotografer: RUSLI HB. Desain & Layout: WAHID WAHYUDIYONO Alamat Redaksi: GRAHA DAARUL QURAN, KAWASAN BISNIS CBD CILEDUG, BLOK A3 NO.21 JL. HOS COKROAMINOTO, KARANG TENGAH, KOTA TANGERANG 15157. TELP. 021-7345 3000 FAX. 021-7344 4858 E-mail redaksi: majalahdaqu@yahoo.co.id BADAN PENGURUS PPPA Daarul Qur’an Dewan Syariah: KH. AHMAD KOSASIH, MA Dewan Pendiri: KH. YUSUF MANSUR Ketua: M. ANWAR SANI Sekretaris: HENDY IRAWAN SALEH Bendahara: AHMAD JAMEEL PELAKSANA HARIAN PPPA Daarul Qur’an Direktur Eksekutif : TARMIZI General Manager Kampung Qur’an: DARMAWAN EKO SETIADI General Manager Pendidikan: ABDOEL ROCHIMI General Manager Keuangan & SDM: NUR DIANA DEWI Manager Marketing & Communication : DWI PURNOMO Manager Business & Development : H.A. MUHIBUDDIN Manager Donator Services : M. YUSUF ALAMAT KANTOR PPPA Daarul Qur’an Graha Daarul Qur’an Kawasan Bisnis CBD Ciledug, Blok A3 No.21 Jl. HOS Cokroaminoto, Karang Tengah, Kota Tangerang 15157 Telp. 021-7345 3000 (hunting), Fax. 021-7344 4858 Cabang Semarang Jl. Gajah Raya No. 111B, Semarang Telp. 024-33044345, 6703868 Manager Area: Effendy Wahyu P. Cabang Bogor Ruko Bangbarung Grande Blok K-6. Jl. Pandu Raya No.27 Bogor Telp. 0251-8322355 Fax. 0251-8354515 Manager Area: Helmi Ariwibawa Cabang Malang Jl. Bend. Sigura-gura Barat Raya 20E Sumbersari Kec. Lowokwaru. Kota Malang Telp. 0341-553644 Fax. 0341-553645 Supervisor : Hendra Irawan Perwakilan Yogyakarta Jl. Kasuari No.1, Demangan, Catur Tunggal Depok Sleman, Yogyakarta 55581 Telp. 0274-544 020 Website : www.pppa.or.id Foto Cover : Pemudik di Jalan (dok. PPPA)
DAFTAR KONTAK PENTING Ponpes Tahfidz Daarul Qur’an Sekolah Daarul Qur’an Internasional-Bandung Telp. (022) 7612 3430, Fax.(022) 200 2630 Daqu Kids / Daqu School - Tangerang Telp. (021) 554 2000, Fax (021) 5575 5808 Daqu Kids / Daqu School - Semarang Telp. (024) 8310 133 Ponpes Daarul Qur’an Nasional Plus - Bulak Santri Telp. (021) 3204 7896/7, Fax. (021) 7345 6409 Ponpes Daarul Qur’an Al-Jannah - Cariu Telp. (021) 8996 1107 / 0813 2466 1087 (Ust. Asep) Ponpes Daarul Qur’an Al-Khairaat - Ambon Telp. 0813 9852 4746 (Ust. Ikram) STMIK Antar Bangsa - Tangerang Telp. (021) 7344 4734, Fax.(021) 7344 4736
Dik Doank
P
Rejeki Tak Dinyana
erlu uzlah setahun bagi Dik Doank, untuk reborn. Mundur dan cuti dari profesi presenter olahraga yang melambungkan namanya, Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kusuma comeback dengan album nyanyi terbaru bertajuk ‘‘180 Derajat’’.
“Album ini bercerita tentang perubahan,” ungkapnya. Berubah, menurut alumnus Institut Kesenian Jakarta jurusan Desain Grafis, ini menandakan bahwa manusia hidup. “Berubah itu berat. Sebab berubah berarti kita bergerak dari sesuatu yang mapan kepada sesuatu yang belum pasti. Seperti Nabi, yang melakukan perubahan dengan hijrah dari Mekah ke Madinah, meski berat tapi tetap ia lakukan,” terangnya. Dik pun jadi berbeda dalam memaknai kebahagiaan. “Bahagia adalah bisa berbagi apa yang kita miliki dengan orang lain.” katanya. Dia sulap lahan seluas 2.000 m2 miliknya di Kampung Sawah, Ciputat,Tangerang, Banten, menjadi tempat yang tak hanya nyaman baginya beserta anak dan istrinya. Tapi juga, bagi orang-orang di sekitarnya, terutama yang dhuafa. Itulah Kandank Jurank Doank. Dik hanya menyisakan lahan untuk hunian pribadi tak lebih dari 120 meter persegi. Sebuah rumah sederhana berdiri di atasnya, tempat bernaung Dik bersama istri dan tiga anaknya. Nama anak-anaknya pun mencerminkan falsafah hidup Dik, yakni Ratta Billa Baggi, Geddi Jaddi Membummi, dan Putti Kayya Hatti. Kandank Jurank Doank menjadi tempat pembelajaran terbuka bagi siapa saja yang berminat belajar jadi presenter atau penyiar radio. Tersedia di sini ruang multimedia, perpustakaan, dan panggung terbuka. Juga arena bermain dan olahraga.
Sosok
Tiap hari terutama Ahad, celoteh anak-anak menyemarakkan Kandank Dik. ‘’Saya senang bisa membuka rumah selebar-lebarnya untuk banyak orang dan memberi ruang pada mereka untuk berekspresi dan berkreasi,’’ ucap Dik. Tak Dinyana Sebelum ‘’jadi orang’’, kelahiran 21 September 1968 ini berkreasi di bidang desain grafis, juga fotografi. Ia menggarap cover album sejumlah selebritis, seperti Gigi, Atiek CB, Chrisye, Broery Pesulima, Nike Ardila, Ebiet G. Ade, dan AB Three. Namun, baru pada 1993 namanya melambung. Gara-gara, desain grafis pada sampul kaset Atiek CB garapannya, dinilai mempromosikan gambar palu arit yang merupakan lambang PKI. Soal ini jadi polemik, dan nama Dik mencuat. Syukur, ia selamat. Lain kali, Dik mendapat order memotret dari produser Nike Ardilla untuk membidik penyanyi yang saat itu tengah naik daun. Foto karya Dik rencananya dihargai Rp 500 ribu. Namun, secara sepihak si produser ingkar membayar Dik. Eh, selang beberapa waktu kemudian, Nike Ardilla tewas kecelakaan. Dan, foto Nike hasil jepretan Dik Doank ternyata menjadi foto terakhir almarhumah. Karena itu, foto tersebut diuber para penggemar Nike. Dik sebagai fotografer pun menuai panen tak terduga. “Bayangkan, foto yang tadinya cuma dihargai lima ratus ribu dan itu pun batal, tiba-tiba menghasilkan uang Rp 42 juta,” kenang Dik sambil tersenyum. Dia pun memaknainya sebagai rejeki dari arah yang tak terduga, seperti disebutkan dalam ayat Al Qur’an yang dikutip Ustadz Syaiful Bahri dari PPPA Daqu saat mereka tampil bareng di Plaza Bintaro Jaya 29 Agustus lalu. majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
5
Bahas
Sedekah
Bekal Mudik
Pulang ke kampung akhirat seharusnya lebih diperjuangkan ketimbang bersusah payah kembali ke kampung halaman.
6
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
S
engsara Membawa Nikmat. Judul sinetron itu, pas benar menggambarkan fenomena mudik lebaran. Bayangkan, di sekitar hari-hari Idul Fitri, jutaan manusia pada saat nyaris bersamaan tumplek blek memenuhi jalur mudik seperti Jalan Lintas Sumatera, Jalur Pantura Jawa, dan Jalur Selatan Jawa. Itu yang di darat. Belum lagi yang lewat laut dan udara, dengan segenap resiko kerawanannya.
Dalam catatan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), setidaknya ada delapan problem tetap yang mengancam pemudik lebaran setiap tahun. Meliputi keamanan dari gangguan kriminalitas, kemacetan, pelanggaran tarif, bencana alam, hilangnya fasilitas lalu lintas, penyalahgunaan narkoba, kondisi jalan dan jembatan, serta disiplin lalu lintas yang rendah. Menurut Kementerian Perhubungan, pemudik lebaran 2010 ditaksir bakal mencapai 15,52 juta orang atau meningkat 6,35% dibanding pemudik 2009. Pemudik bikers (bersepeda motor) diperkirakan naik sekitar 15% atau
Bahas mencapai 3,6 juta dibanding 2009. Sedang pemudik via angkutan laut bakal mencapai 3, 18 juta orang atau naik 1,62% dibanding 2009. Adapun pemudik yang menumpang kereta api, menurut perhitungan KAI (Kereta Api Indonesia), bakal melebihi 4 juta orang atau naik sekitar 4% dari tahun lalu. Perkiraan MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia), lebih tinggi lagi. Pemudik 2010 diperkirakan 17 juta orang, dan hampir separuhnya menggunakan sepeda motor. Padahal, menurut Kemenhub, motor adalah moda transportasi mudik yang paling berbahaya. Tahun lalu, 700 bikers pemudik tewas dalam kecelakaan lalulintas. Toh, semua itu tak mengurangi gairah mudik. Alasan terpaling mudik adalah silaturahim. Inilah ajang untuk menjernihkan dan menyambungkan (clearing) hubungan. Sebagaimana dikatakan Nabi SAW: “Bersilaturahim
adalah menyambung yang putus” (HR Bukhari). Selanjutnya, kesinambungan hubungan berdampak pada tersambungnya (bertambah) usia dan rejeki. Mudik juga obat mujarab untuk kelelahan jiwa yang diderita para insan di rantau, terutama kaum marginal. Clinard dalam bukunya Slums and Community Development mengatakan, kaum urban kelas bawah merupakan kelompok masyarakat yang secara sosial dicampakkan, secara budaya dihina, secara ekonomi diperas, secara politik dimanfaatkan, dan oleh masyarakat yang telah mapan mereka ditekan. Nah, dengan mudik, kaum urban jelata kembali ke habitat asli, yang langka mereka temukan di rantau. Yakni, hidup saling mengenal dan menumbuhkan semangat kebersamaan (in group feeling). Habitat yang menimbulkan perasaan aman, damai, dan tenteram. Di tengah kerabat dan
sahabat sekampung, mereka merasa di-wongke kembali. Bagi yang ”sukses” di rantau, mudik bisa menjadi semacam “pembuktian diri”. Menurut Prof. Quraish Shihab, tak ada salahnya pemudik menampakkan sukses yang diraihnya di rantau selama ini, asalkan tidak bermuatan riya’, ujub, tabdzir, yang berpotensi memicu social jealous. Sebab, menampakkan sukses dapat merupakan salah satu cara mensyukuri nikmat Allah. Sebagaimana firman-Nya: “Adapun nikmat Tuhanmu maka kabarkanlah“ (QS Ad-Dhuha : 11). Demikian juga wasiat Rasulullah SAW: “Allah senang melihat nikmat-Nya (ditampakkan) oleh hamba-Nya.“ Dengan segenap maknanya itu, tak heran bila mudik menjadi ritual massal tahunan. Meskipun perjalanan pulang kampung ini sangat berat secara fisik, kejiwaan, maupun finansial, ia tetap menjadi tradisi.
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
7
Bahas Sedekah merupakan ekspresi cinta kasih sayang kepada sesama ummat manusia.
Bekal Sedekah Mengingat beratnya perjalanan mudik, Konselor PPPA Daqu Ustadz Hendy Irawan memberikan jurus jitu mudik lancar yaitu sedekah. Pertama, sedekah untuk menjaga kebugaran sebelum, selama dan sesudah mudik. Hal ini merujuk pada wasiat Rasulullah SAW: “Obatilah sakit kalian dengan bersedekah” (HR Khatib dari Ibnu Mas’ud). Yang kedua, sedekah untuk menjaga hubungan dengan orang lain terutama yang masih asing. Pemudik sangat memerlukan simpati dan bantuan orang lain, baik sesama pemudik, warga sekitar jalur mudik, maupun aparat keamanan. “Dengan sedekah, insya Allah pemudik bakal mendapat kemudahan dari mereka,” kata Ustadz Hendy sambil mengutip titah Rasulullah SAW: “Pemurah hati dekat dengan Allah, dengan manusia, dengan surga, dan jauh dari neraka. Orang bakhil jauh dari Allah,
Ustadz Hendy Irawan
8
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
dari manusia, dari surga, dan dekat dengan neraka” (HR Turmudzi). Sedekah merupakan ekspresi cinta kasih sayang kepada sesama ummat manusia. Bahasa cinta ini akan mengikis dengki dan iri hati dari sesama. Rasulullah berwasiat, “Sedekah dapat menghapuskan kesalahan, sebagaimana air dapat memadamkan api; shalat itu adalah cahaya orang yang beriman, dan puasa adalah perisai dari siksa api neraka.” (HR. Ibnu Majah). “Perjalanan mudik diintai maut. Kita tidak tahu, apa yang akan terjadi atau menimpa kita. Karena itulah, sedekah penting dilakukan untuk menolak bala,” terang Ustadz Hendy. Ia mengutip sebuah hadits:
“Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.” (Imam Ja’far Ash-Shadiq, Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4). Jangan takut kehabisan bekal mudik lantaran bersedekah. Sebab, harta yang disedekahi justru akan berkembang dan memberikan keberkahan kepada pemiliknya. Pintu rizki akan selalu dibuka oleh Allah SWT (QS 2:261; 30:39; 35:2930). Rasulullah berkata, “Sedekah membuat seorang semakin banyak hartanya, maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah Swt akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian” (HR Ibnu Abu Dunya). (aya hasna)
Bahas
Mudik Permudah Keluarga Jamil
Sedekah
I
ni kisah pengalaman Jamil Azzaini, motivator sukses-mulia. Pada sebuah Lebaran Idul Fitri beberapa tahun lalu, ia bersama keluarga hendak mudik ke Desa Sukoharjo, Bandar Lampung. Mereka pulang kampung naik kendaraan umum. Setelah menyeberang dari Merak dengan kapal ferry, keluarga Jamil beserta ribuan penumpang lain tiba di daratan Sumatera. Begitu turun di Pelabuhan Bakauheuni, Lampung, Jamil ternganga. Saat itu, hari masih pagi, sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi, masya Allah, ratusan ribu manusia menumpuk di sana sementara tak satupun bus angkutan umum terlihat. Untuk mendapatkan tiket bus yang entah kapan datangnya, Jamil mesti antri. Ia kemudian bertanya pada seorang polisi, “Pak, kalau saya ikut antri, jam berapa dapat busnya?“ “Wah, kalau melihat orang segitu banyak, mungkin baru sekitar pukul 17.00 WIB baru bisa dapat kendaraan,“ jawab Pak Polisi.
K
Lemas Jamil mendengarnya. Apalagi ia membawa anak bayi yang digendong sang istri. Hanya keajaiban yang bisa mengubah situasi sulit ini. Jamil lalu menggunakan jurus sedekah. Dengan kemampuannya, dia layani orang-orang yang tampak kesusahan dalam penantian. Ada orang yang kelihatan mengantuk, dia belikan segelas kopi panas. Orang yang tampak lapar belum sarapan pagi, dia belikan teh hangat dan mi instan. Yang pegal-pegal dia pijiti kakinya. Semua itu Jamil lakukan sambil bertawashul pada amalnya. Seperempat jam kemudian, seorang polisi wanita tiba-tiba menghampiri keluarga Jamil. “Bapak yang istrinya membawa bayi ya? Mari ikut saya,“ katanya sambil mengajak Jamil sekeluarga menuju ke sebuah bus yang siap berangkat. Atas perintah polisi itu, keluarga Jamil mendapat dispensasi untuk naik ke bus tersebut sampai ke Bandar Lampung.
Bila Sedekah Tertangguhkan
etua Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi), Prof Ahmad Satori Ismail, mengatakan, ada sepuluh amalan Ramadhan yang jangan sampai terlewatkan kaum muslimin. Diantaranya adalah bersedekah, baik sedekah wajib (zakat fitrah dan mal) maupun sedekah sunat. Kyai Satori mengingatkan, sedekah yang diabaikan dapat mengundang bala. ‘’Tidaklah seseorang menahan sedekahnya,
melainkan Allah tangguhkan turunnya hujan,’’ demikian bunyi hadits yang dikutip Kyai Satori
dalam sebuah kultum siang di Masjid Plaza Mandiri yang bertajuk ‘‘Sedekah Membuka Pintu Rizki’’. Sesuai namanya, hari-hari Ramadhan (artinya: panas terik) biasanya berlangsung dalam panas matahari yang menyengat. Hal ini menjadi cobaan berat buat pekerja berat atau pemudik dalam menjalankan puasa. Mudah-mudahan dengan sedekah, panasnya Ramadhan dihiasi dengan hujan yang menyegarkan penduduk bumi. Paling tidak, panasnya hari-hari Ramadhan justru terasa sejuk bagi yang berpuasa.
Prof. Ahmad Satori Ismail majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
9
Bahas
Sedekah Penting Yudiawan Tansari , Presdir PT Metro Batavia
bagi Pribadi & Perusahaan
Bagaimana persiapan Batavia Air agar menjamin kelancaran dan kenyamanan penumpang pemudik? Seperti diketahui bersama bahwa Mudik lebaran adalah ritual tahunan masyarakat Indonesia, dimana arus penumpang khususnya dari Jakarta ke kota-kota lain di Indonesia meningkat tajam. Tidak hanya transportasi darat dan laut, transportasi udara juga mengalami peningkatan jumlah penumpangnya. Hal ini terjadi mulai dari H-7 dan H+7. Persiapan kami antara lain: Persiapan internal, yaitu seluruh karyawan operasional agar secara serius fokus pada waktu “peak season” antara lain dari Departemen Operasi, Departemen Tehnik dan Departemen Niaga. Hal ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi kendala dengan kekurangan SDM di lapangan pada saat puncak arus mudik. Armada pesawat disiapkan sebaik mungkin, agar tidak terjadi kendala didalam pengoperasiannya. Saat ini kami memiliki armada pesawat sebanyak 36 pesawat, yang terdiri dari pesawat Boeing 737, Airbus A 319, Airbus A 320 dan Airbus A 330. Batavia Air menerbangi 39 kota diseluruh Indonesia, dan melayani 180 penerbangan setiap harinya.
10 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Pada saat puncak mudik lebaran, kami mengoperasikan secara optimal jumlah armada pesawat menjadi 32 pesawat setiap harinya, menyiapkan kursi sebanyak 30.000 kursi. Kami juga menambah frekwensi rute penerbangan dari Jakarta ke kota-kota besar di luar Jawa. Seberapa penting persiapan spiritual untuk kelancaran dan kenyamanan mudik, seperti do’a? Bagaimana pengalaman crew Batavia Air dalam hal ini? Batavia Air mempunyai majalah In-flight, didalamnya kami sertakan 1 halaman berisi panduan Doa agar selamat dan lancar di perjalanan bagi seluruh agama di Indonesia. Sedangkan bagi crew pesawat, sebelum mulai penerbangan wajib melakukan briefing / pengarahan oleh pimpinan penerbangan, khususnya mengenai keselamatan serta pelayanan penerbangan, kemudian ditutup dengan Doa bersama, agar penerbangan lancar dan selamat sampai tujuan.
Mengingat sedekah berfungsi menolak bala bencana, apakah amalan ini juga memiliki arti penting sebagai bekal mudik? Barangkali Bapak atau crew Batavia Air punya pengalaman dalam hal ini? Sedekah atau membagi sebagian harta kita atau kebahagian kita adalah suatu amalan yang sangat penting dalam kehidupan kita dan juga Batavia Air sebagai perusahaan. Batavia Air melaksanakan program yang diberi nama Batavia Air peduli. Beberapa waktu yang lalu, setelah bencana gempa bumi di Padang, Batavia Air melakukan program Batavia Air peduli, dengan membangun Sekolah, Masjid / Musholla serta bangunan Puskesmas di Padang Pariaman. Ini adalah bentuk kepedulian sosial atau sedekah dari Batavia Air. Batavia Air juga melakukan kegiatan sosial antara lain, pengobatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu dan membantu anak yatim piatu serta kegiatan sosial lainnya. Mungkin kami tidak perlu merinci kegiatan sosial apa saja, agar tidak menjadikan kita sombong. Yang paling penting, Batavia Air sangat peduli terhadap lingkungan.
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
11
Kolom
Ustadz Yusuf Mansur
Pembina Yayasan Daarul Qur’an Nusantara
D
Lebaran Ya Berbagi...
Dan berhari raya bukanlah bagi orang yang berpakaian baru , tetapi berhari raya adalah bagi orang yang taatnya bertambah Dan bukan bagi yang memperbagus pakaian dan kendaraan, Akan tetapi bagi yang dosa-dosanya terampuni
emikian nasehat seorang alim yang bernama Syeikh Sulaiman Al-Bujairimiy kepada murid-muridnya agar tidak salah dalam memaknai hari raya Idul Fitri. Nasehat tersebut nampaknya belum seluruhnya dipahami oleh kita, ummat Islam di negeri ini, tradisi di tanah air kita sudah terlanjur membudaya bahwa lebaran harus dihiasi dengan keceriaan, dengan pakaian serba baru dari atas sampai ke bawah, dengan makanan serba enak dan unik, dengan suka cita dan yang menjadi ciri khas banget‌dengan hiruk-pikuknya suasana mudik. Hal tersebut begitu terasa sejak awal bulan ramadhan, toko-toko busana, Mall, Plaza, ‘pasar kaget’, dan tempat-tempat perbelanjaan dari yang kelas emperan sampai yang megah dan mewah terlihat penuh dan sesak oleh mereka yang belanja. Apalagi menjelang akhir ramadhan, tiket kereta, bis, kapal laut bahkan pesawat sudah banyak yang habis dibooking sejak jauh-jauh hari, sementara itu ada sekelompok masyarakat yang memilih mudik dengan berkendaraan motor, meskipun jauh, kepanasan dan
12 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
bahkan kehujanan mereka lakukan itu dengan penuh semangat kegembiraan menyambut hari lebaran. Tidak ada salahnya sih..., semangat menyambut hari kemenanganlah yang membuat kita begitu gembira menyongsong hari raya. Tidak salah juga bila kita menyenangkan hati anak-anak, tapi semangat itu kalau bisa harus diberangi juga dengan semangat berbagi. Bahwa kesukacitaan itu tidak boleh milik kita semata, bahwa kegembiraan itu tidak boleh hanya kita yang merasakan. Mari kita buka mata dan hati kita, ajaklah untuk melihat ke sekeliling kita ternyata tidak semua orang berlebaran, tidak semua orang bersuka cita, tidak semua anak kecil bergembira menyambut hari raya lantaran tidak ada yang bisa dimakan, tidak ada yang bisa dipakai, tidak ada yang bisa dibanggakan di hadapan teman sebaya, tidak ada ayah yang dibanggakan karena telah lama mendahului menghadap Ilahi, tidak ada THR karena hidup sebatang kara, semua hari terasa sama bagi mereka, tidak ada yang berbeda. Karena mereka yatim, karena
ayahnya sakit keras sementara ibunya hanya tukang kue keliling, karena penderitaan datang bertubitubi seakan tiada henti, karena alam tidak lagi bersahabat hingga menghancurkan harta benda mereka, melenyapkan senyum ceria mereka, menghapus harapan dan impian mereka. Saat inilah Allah minta kita sudi berbagi, sebelum kehidupan disapa kematian. Sangat baik bila kita meneladani Rasulullah SAW, kekasih Allah yang juga manusia biasa namun punya perasaan sangat halus dan lembut, punya tingkah laku penuh hikmah dan keteladanan. Cobalah kita lihat salah satu kisah beliau yaitu pada suatu hari raya Idul Fitri, disaat ummat Islam Madinah merayakan hari berbahagia tersebut dengan mengumandangkan takbir tahlil dan tahmid. Rasulullah SAW terlambat datang mempimpin shalat sunnah Idul Fitri. Para sahabat bertanya-tanya ada apa gerangan yang menunda kedatangan beliau. Rupanya diperjalanan menuju masjid, beliau melihat ada seorang anak kecil yang sedang menangis terisak-isak padahal teman-teman
Kolom sebayanya bersukaruia dengan berbusana serba baru dan bagusbagus. “ Kenapa kau menangis sendirian wahai anakku, padahal hari inikan hari bergembira,” tanya Nabi SAW pada bocah malang tersebut. “Bagaimana aku tidak menangis, mereka punya pakaian baru, punya uang jajan banyak, habis makan enak sedangkan aku..., aku engga punya apa-apa,” jawab bocah itu polos tanpa menoleh sedikitpun orang yang menyapanya. “Memangnya ayah ibu kamu kemana?” tanya Nabi ingin tahu penyebab kesedihannya. “Ayahku sudah meninggal, ibuku kawin lagi dan harta kekayaan peningalan almarhum ayahku sudah haci oleh ayah tiriku,” kata anak itu dengan isak tangisnya yang kian menjadi-jadi. Mendengar ucapan anak itu, Nabi membelai kepala anak yatim tersebut dengan kasih sayang, menyapanya dengan lembut dan berkata,” Bagaimana seandainya Fatimah Az-Zahra jadi kakakmu, Ali Bin Abi Thalib jadi abangmu dan Hasan Husein jadi saudaramu, sedangkan aku jadi ayahmu, apakau engkau mau?...” Ucapan Rasul tersebut membuat sang bocah yang sedang terisak itu berhenti dari tangisannya, ia kaget, jangan-jangan yang sednag mengajaknya berbicara adalah rasulullah. Ia baru sadar ketika ia menengok dan ternyata benar saja, manusia mulia yang sedang mengajaknya bicara adalah rasulullah Muhammad SAW. “Tentu saja saya mau banget dan senang sekali ya Rasulallah...” seru anak itu gembira dan seketika isak tangisnya berubah menajdi senyum dan tawa kebahagiaan. Rasulullah langsung membimbing anak tersebut ke rumah beliau, lantas
dimandikan, dipakaikan pakaian yang bagus sebagaimana pakaian yang digunakan oleh cucunya Hasan dan Husein serta diberikan uang jajan secukupnya. Setelah itu, anak tersebut bergabung dengan temanteman sebayanya dengan wajah ceria dan senyuman kebahagiaan, sementara rasulullah meneruskan perjalanan menuju masjid untuk mengimami shalat Idul Fitri. Kisah Rasulullah SAW memang penuh dengan kisah-kisah keteladanan dan kepedulian serta kasih sayang terhadap sesama, begitu juga dengan para sahabat beliau, lantas bagaimana dengan kita? Akankah kita membiarkan saudara kita kelaparan pada saat perut kita kenyang dengan makanan serba enak dan minuman beraneka warna, akankah kita membiarkan saudara kita telanjang sementara kita berbangga dengan baju buatan butik dan produk impor, akankah kita biarkan mereka menangis di saat kita tertawa bahagia? Lalu kemudian, bertanyalah kepada diri kita; • Sudah berapa lamakah kita tidak membelai kepala anak-anak yatim dan kita gembirakan hatinya? Atau jangan-jangan tidak pernah. • Sudah berapa lamakah kita tidak mengetuk pintu tetangga yang kita tahu ia sedang kesusahan? Atau jangan-jangan malah tidak pernah kita bukakan pintu ketika ia mengetuknya. • Sudah berapa lamakah kita tidak tengok saudara kita yang kondisi sosial ekonominya membutuhkan uluran tangan kita? • Adakah kita menikmati duren sendirian, dan menyisakan hanya wanginya saja untuk tetangga? • Adakah kita berpesta sementara tetangga yang miskin kita lewatkan tak kita undang? • Adakah rumah kita menantang
langit, sementara rumah orang tua dari dulu sejak kita kecil hingga kita kaya, begitu-begitu saja? • Ketika kita gajian, atau hasil usahanya, pernahkah berpikir, siapa yang bakal kita santuni? Atau jangan-jangan lebih banyak berpikir, bersenang-senang kemana nih? • Ketika makan dengan enaknya, pernah ga sedikit berpikir, hmmm… pasti ada yang tidak bisa enak makan; baik karena tidak ada makanannya atau kondisinya sedang sakit. Lalu setelah kita dapati satu dua nama yang sedang kesusahan tersebut, kita tengok ia dan kita santuni… • Ketika kaki ini begitu bebas diayunkan kemana langkah akan dijejakkan, pernah ga berpikir bahwa ada saudara-saudara kita yang sedang ditahan yang juga butuh uluran semangat dan bantuan dari kita… • dan seterusnya, dan seterusnya. Tanyakan, tanyakan kepada diri kita, apa yang sudah kita lakukan ketika Allah memberikan kepada kita kenikmatan, yang dengannya kita diminta untuk berbagi? Kalau pertanyaan ini kita jawab dengan jawaban bahwa kita tidak pernah menunjukkan kepedulian, perhatian dan kasih sayang kepada sesama, maka saatnyalah kita peduli, saatnyalah kita untuk berbagi. Sebelum semua yang di genggaman kita diambil Allah kembali…
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H Maafkan segala khilaf dan kesalahan saya dan semua Keluarga Besar Daarul Qur’an. Semoga lebaran kali ini merupakan saat-saat terindah dimana kita mampu berbagi dan peduli terhadap sesama, dimana kasih sayang tersebar keseluruh pelosok negeri.
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
13
Konsultasi Sedekah
Ustadz Ahmad Irfan Konselor PPPA Darul Quran
Haramkah
Bersedekah Pada Pengemis?
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ustadz, Pemprov DKI sejak 2007 sudah melarang kita memberi sedekah kepada pengemis jalanan Ibukota. Demikian juga MUI Sumenep, Madura, mengeluarkan fatwa haram mengemis pada 12 Agustus 2009. Jadi bagaimana, bolehkah kita bersedekah kepada pengemis, bukankah amalan ini sangat dianjurkan terutama dalam Ramadhan? Mrs X, Tangerang
M
emang benar, memberi uang kepada pengemis termasuk amalan sedekah sunnah. Menurut Wahbah az-Zuhaili, sedekah tathawwu’ (sunnah) dianjurkan (mustahab) dalam segala waktu, dan hukumnya sunnah berdasarkan AlQur`an dan As-Sunnah (lihat Wahbah Zuhaili: Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, 3/389). Dalil Al Qur`an antara lain: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (QS AlBaqarah [2] : 245). Sedang dalil As Sunnah banyak sekali, misalnya pesan Nabi Muhammad SAW: ‘’Siapa memberi makan orang lapar, Allah akan memberinya makanan dari buahbuahan surga. Siapa memberi minuman kepada orang haus, Allah pada Hari Kiamat nanti akan memberinya minuman surga yang amat lezat (ar-rahiq al-makhtum), dan siapa memberi pakaian orang yang telanjang, Allah akan memberinya pakaian surga yang berwarna hijau (khudhr aljannah)” (HR Abu Dawud no 1432; Tirmidzi no 2373).
14 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Namun, hukum asal sunnah ini bisa berubah bergantung pada kondisinya. Sedekah dapat menjadi wajib bagi pengemis dalam kondisi darurat (mudhthar), yakni sudah kelaparan dan tak punya makanan sedikit pun, sedang pemberi sedekah mempunyai kelebihan makanan setelah tercukupi kebutuhannya (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, 3/390). Sebaliknya, sedekah menjadi haram hukumnya, jika diketahui pasti pengemis itu akan menggunakan uang sedekah yang didapatnya untuk kemaksiatan, misalnya berzina atau membeli minuman keras (Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, 3/390). Sedekah kepada pengemis juga menjadi haram, jika diketahui si pengemis itu sebenarnya tidak termasuk kategori orang yang boleh mengemis (meminta-minta). Kelompok yang halal mengemis menurut wasiat Rasulullah SAW adalah: “Meminta-minta tidaklah
halal kecuali untuk tiga golongan: orang fakir yang sangat sengsara (dzi faqr mudqi’), orang yang terlilit utang (dzi ghurm mufzhi’), dan orang yang berkewajiban membayar diyat (dzi damm muuji’)” (HR Abu Dawud no 1398; Tirmidzi no 590; Ibnu Majah no 2198). (Abdul Qadim Zallum, Al-Amwal fi Daulah al-Khilafah, hal. 194).
Konsultasi Keluarga
BacaanQur`an
Sedekah
KH. Ahmad Kosasih, MA Dewan Syariah PPPA Darul Quran
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ustadz, di pengajian dan masjid, kita sering diajak untuk membacakan Al Fatihah untuk saudarasaudara kita, keluarga kita, dan para ulama yang sudah wafat meninggalkan kita. Apakah memang sampai sedekah kita dalam bentuk bacaan dari Al Qur’an seperti Surah Al Fatihah dan Yasiin?
M
enurut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad, pahala bacaan Al Qur`an akan sampai kepada orang yang sudah meninggal (Imam ad-Dimasyqi, Rahmatul Ummah, hal. 53; Imam Mubarakfuri, Tuhfat al-Ahwadzi, hadits no. 605; Imam Syamsul Haq-Abadi, ‘Aun al-Ma’bud, hadits. no. 2494). Hal itu, menurut Imam Syaukani, merujuk pada wasiat Nabi Muhammad SAW:
Nirboyo, Yogyakarta.
“Bacakanlah kepada orang-orang yang sudah meninggal di antara kamu, Surah Yasin” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim; hadits hasan, Imam As-Suyuthi, al-Jami’ alShaghir, I/52). Imam Syaukani menegaskan, maksud mautaakum dalam hadits itu ialah “orang-orang yang sudah meninggal di antara kamu” dan bukan “orang-orang yang hendak meninggal di antara kamu.” (Nailul Authar, hal. 776778; Subulus Salam, II/91).
Jadi, menyedekahkan pahala bacaan Al Qur`an kepada Rasulullah SAW, para imam dan ulama, atau saudara-saudara kita yang sudah meninggal, insya Allah pahalanya akan sampai kepada mereka. Jadi kalau kita berziarah kubur, panjatkanlah do’a bagi ahli kubur dan bacakan Al Qur’an agar pahalanya buat mereka. Jangan sebaliknya, peziarah yang minta keberkahan kepada kuburan dan isinya.
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
15
Ajib
Sedekah
Mengantarkan
R
uri Syafriharti (22) kelimpungan. Mahasisiwi semester 7 Universitas Padang ini ingin pulang kampung ke Pasaman, tapi tak punya cukup ongkos. Mau minta kerabat yang ada di Padang, nggak tega. “Aduh, bagaimana ini?” jerit batin Ruri. Untunglah, ia teringat pesan para Ustadz dari Daarul Qur’an ketika ia menghadiri acara Majelis Dhuha Nasional. “Sedekah dapat menjadi solusi berbagai permasalahan yang kita hadapi,” tegas Sang Ustadz menggugah hatinya. “Kalu kita ingin mendapatkan balasan yang bagus, maka jangan bersedekah dengan sesuatu yang jelek, bersedekahlah dengan harta terbaik yang kita miliki, apalagi kalau kita sedang kepepet, niscaya Allah SWT akan segera memberi jalan keluarnya.” Demikian pesan Ustadz yang benarbenar melekat di hatinya. Maka, dengan mengucap basmalah, dara yang aktif di pengajian kampusnya ini menyedekahkan sebagian uang terakhirnya tersebut. Tak lupa serangkaian riyadhoh dan doa ia panjatkan agar Allah SWT segera memenuhi hajatnya. Subhanallah, beberapa hari kemudian, ketika ia sedang benahbenah kamar kost, menemukan uang di bawah kasurnya. Ternyata selama ini ia lupa telah menyimpan uang di sana. Setelah dihitung, alhamdulillah, ternyata sangat cukup untuk ongkos pulang. Bahkan untuk sedikit oleh-oleh buat keluarganya.
Mudik
Bukan main takjub dan gembiranya Ruri. Allah benar-benar telah mengabulkan hajatnya melalui riyadhoh dan sedekah. Iapun dapat mengisi liburan kuliahnya bersama ayah bunda di kampung halaman. Pupus sudah bayangan menyedihkan bahwa dirinya akan melalui liburan semester di perantauan. Sejak saat itu, sulung dari enam bersaudara ini benar-benar sangat menyukai bersedekah. Walaupun tidak rutin, tapi Ruri selalu memaksakan diri untuk bersedekah, minimal sebulan sekali. “Saya coba laksanakan pesan para ustadz Daarul Qur’an di acara Majelis Dhuha Nasional bahwa bersedekah yang terbaik adalah kepada para yatim dan dhuafa yang terdekat dengan kita, atau yang kita kenal,” tuturnya.
Maka bersama teman pengajian di Masjid Kampus, Ruri aktif menggalang dana untuk menyantuni para yatim dan dhuafa di sekitar kampusnya. Walaupun tidak rutin, ia pun turut menjadi salah seorang donatur PPPA Daarul Qur’an, Tangerang. Selain itu, Ruri makin rajin mendawamkan riyadhoh, terutama shalat Dhuha sebagai pembuka pintu kemudahan rezeki. Alhamdulillah kegemaran barunya benar-benar memberikan berbagai keberkahan. Segala permasalahan terasa dimudahkan oleh Allah SWT. Kini, walaupun belum lulus kuliah, dirinya diterima bekerja sebagai salah seorang tenaga Marketing di PT. Unicore, Padang. “Alhamdulillah, walaupun gajinya belum besar, tapi paling tidak, saya sudah dapat menghidupi diri sendiri,” ungkapnya penuh syukur. Ya, semenjak bekerja, konsekuensinya kiriman dari orangtua untuk biaya hidup dan kuliah sering macet. Tapi, ia tidak pernah merasa khawatir kekurangan, sebab sekarang ia telah punya “senjata” baru bagi segala permasalahan, yaitu riyadhoh dan sedekah. “Sesuai pesan para ustadz dari Daarul Qur’an, gaji kita bukan pemberian perusahaan, tapi pemberian Allah SWT, jika kurang, ya minta lagi sama Allah, dengan sedekah,” kata Ruri mantap. (nurbaiti rohmah)
ilustrasi
16 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Ajib
Ela , Ustadzah Mushola Singapura
K
ota Padang, paruh pertama Ramadhan 1431 H. Di ruang berukuran 8 x 9 meter persegi itu, sejumlah guru wanita tampak asyik berkerajinan tangan. Ada yang menata sembako dalam keranjang, ada yang mengemas keranjang dengan plastik transparan. Sebagian lainnya mematutmatut penampilan keranjang agar lebih cantik. Mereka tidak sedang bersaing dengan para santrinya dalam seni kriya. Tapi sedang mempersiapkan parcel Program Berbagi Parcel Nusantara (BPN) PPPA Daqu bersama relawan MDN Padang.
Menyiapkan 100 buah parcel seberat sepuluhan kilogram per unit, membuat para guru dan relawan lembur tiga hari. Namun semua tampak menikmati pekerjaan itu. Dalam kebersamaan, mereka bekerja untuk membahagiakan sesamanya. Didukung suasana akrab, tak terasa bedug maghrib tiba untuk berbuka puasa. Aduh senangnya, menikmati takjil bersama. Dan kegembiraan kian bertambah, karena mereka pun mendapat sekadar ongkos produksi serta kebagian parcel buatan mereka sendiri. Salah satu yang merasakan kebahagiaan berkah BPN itu adalah
Elza Hadi Rahayu. Ela, begitu dia disapa, guru TPA/TPSA di Mushola Singapura yang terletak di Kampung Ketaping, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Putri seorang pedagang kecil ini, tak menyerah pada nasib. Meski honornya Rp 50 ribu – Rp 60 ribu perbulan, mengajar ngaji di Mushola Singapura ikhlas dijalaninya. Sebagian honor, dia sisihkan untuk mencicil bayaran kuliah di sebuah akademi komputer. ‘’Alhamdulillah, Program BPN ini sangat berarti buat saya. Semoga Allah memberi balasan terbaik buat para donatur BPN,’’ kata Ela sambil membopong parcel jatahnya. majalah daQu
(rs)
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
17
Jenguk
S
Idul Adha
“Santri, santri, hayo kumpul sini,“seru Adi. Dia hela “santri“ yang paling macho, hingga santri lain mengikuti langkahnya. Embee, embee…. Mereka lalu bergedebug menuju kebon rumput untuk berpesta. Ya, yang disebut “santri“ oleh Adi, memang domba. Bukan sembarang piaraan, tapi ternak yang akan dikurbankan pada Idul Adha 1431 H nanti. “Ini bukan qurban biasa, tapi qurban istimewa, karena dipersembahkan dalam rangka pemuliaan Al Qur’an di wilayah Bogor,“tutur Adi, sambil mengusap si macho. Hewan Qurban Program QUIS (Qurban Istimewa) itu, diintegrasikan dengan program EKSPORT (Ekonomi
18 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Pesantren Produktif ). “Kurban akan didistribusikan untuk pesantren tahfidz di Indonesia, sehingga manfaatnya lebih dirasakan oleh santri, guru tahfidz, dan lingkungan pesantren. Semoga keberkahannya berlipat ganda lantaran kurban dinikmati jejaring penghafal Qur’an,“ tutur Darmawan Setiadi, General Manager Kampung Qur’an PPPA Daqu. Selain di Bogor, PPPA Daqu juga menyiagakan ternak qurban di sentra-sentra Salatiga (Jawa Tengah), Brebes, Cirebon, dan Indramayu. Sapi, kambing, domba, itu juga diperlakukan istimewa. Mereka dipelihara oleh pengasuh pesantren dan para santrinya, yang tetap menjaga kedekatan dengan Allah meskipun tengah menggembala ternak.
Bukankah demikian tujuan diciptakan ternak, sebagaimana firman Allah SWT: “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada di dalam perutnya, dan (juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya kamu makan.“(QS Al Mukminun:21). Rasulullah SAW pun akrab dengan peternakan. “Semua Nabi pemah menggembala kambing,“ kata Rasulullah SAW dalam suatu perbincangan dengan para sahabat. Seorang sahabat bertanya, “Engkau sendiri bagaimana, ya Rasul?“ “Aku juga pernah menggembala kambing,“ jawab Nabi.
Jenguk
Foto-foto : Rusli HB.
majalah | edisi 03, September M / Syawal 1431HH majalah daQu, edisidaQu 02, September 2010 M,2010 Syawal 1431
19 19
Jenguk
20 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Jenguk
Karena itu, Prof Afzalur Rahman menyarankan agar umat Islam meneruskan warisan pertanian termasuk peternakan dengan serius mengkaji semua bidang, termasuk pertanian, pengairan dan perkebunan untuk memartabatkan ekonomi umat (Ensiklopedia Sirah, Jilid I, 1981). Ternak Qurban Eksport itu disiagakan khusus untuk Anda, agar keberkahannya segera dapat Anda
petik. Aisyah ra menyampaikan pesan Rasulullah SAW berwasiat: “Sungguh, pahala sedekah telah sampai kepada Allah sebelum ia sampai ke tangan orang yang menerima, dan darah hewan kurban telah berada di sisi Allah sebelum ia mengalir di tanah.“ (HR. Ibnu Majah). Di hadits lain, juga dari Aisyah, Nabi SAW berwasiat : “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani
Adam ketika Hari Raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.� (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
21
Santri
Si Kembar
Duta Qur’an M
emenuhi harapan komunitas muslim di sejumlah negara, PPPA Daqu mengemas Program Duta Qur’an Internasional. Direktur Eksekutif PPPA Daqu, Tarmizi, menjelaskan, program ini merupakan aplikasi Program One Day One Ayat bagi masyarakat Indonesia di luar negeri. ‘’Melalui Duta Qur’an, kita ajak saudarasaudara kita di luar negeri untuk semakin akrab dengan Qur’an. Bahkan menghafal Qur’an itu bukan sesuatu yang mustahil buat mereka,’’ katanya. Program Duta Qur’an diperkuat 11 santri terbaik Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. Selain memiliki hafalan Qur’an, mereka mempunyai wawasan dan pengetahuan yang memadai untuk menjadi ujung tombak syiar Qur’an. ‘’Dalam tahap pertama ini, Program Duta Quran akan dilaksanakan di 9 negara yaitu Singapura, Taiwan, Malaysia, Jepang, Australia, Selandia Baru, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Hongkong,’’ papar Tarmizi. Dua diantara Duta Qur’an itu adalah Si Kembar Muhammad Ishaq dan Muhammad Ismail.
22 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Santri Cita-cita Banyak ‘’Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.’’ Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhori ini, menjadi pegangan Muhammad Ishaq (13). Tak heran, bila citacitanya banyak. Ya pingin jadi pengusaha sukses, ingin jadi dokter, menjadi guru atau pemain bola profesional pun iya. ‘’Pokoknya bermanfaat bagi sesama manusia (insan nafi’an),’’ tandas kelahiran Jakarta, 16 September 1996 ini. Untuk menjadi guru atau ustadz, Ishaq sudah punya modal awal yang sangat luar biasa. Tak tanggung-tanggung, putra seorang guru dan ustadzah ini sudah hafal 30 juz Al Qur’an. ‘’Bukankah manusia yang paling baik adalah yang memahami dan mengajarkan Qur’an,’’ katanya mengutip hadits Nabi SAW. Bisa dimaklumi kalau ABG ini cepat hafal Qur’an. Soalnya, membaca Kitab Suci Kalamullah memang jadi hobby anak ketujuh dari delapan bersaudara putra pasangan Agus Sujatmiko-Ika Abriastuti. Kesukaan lainnya adalah membaca dan main bola. Santri Sekolah Daarul Qur’an Internasional Angkatan I yang mondok di SDQI Bandung sejak 2008 ini juga kepincut ingin jadi pengusaha sukses seperti para donatur PPPA Daqu yang kerap mengunjungi kampusnya. Dalam pandangan Ishaq, mereka itu orang sukses dunia dan tidak lupa pada akhiratnya. Untuk mewujudkan citanya, Ishaq senantiasa berdo’a agar diberi jalan kemudahan dan kebaikan
sebagaimana para pengusaha sukses donatur PPPA Daqu.
Punya Modal ‘’Struggle for better life’’. Berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Demikian Muhammad Ismail (13) memaknai hidup. Dia tak sekadar berceloteh seperti cuap-cuap anak ABG (anak baru gede). M Ismail sudah menempuh perjuangan keras yang membuatnya kini sudah hafal Al Qur’an 30 juz. Remaja kelahiran Jakarta, 17 September 1996, ini punya motivasi kuat untuk mengkhatamkan hafalan Kalamullah. ‘’Saya ingin jadi ulama,’’ kata anak kembaran M Ishaq ini. Cita lainnya adalah menjadi pengusaha sukses, yang bukan tidak mungkin berjalinberkelindan dengan cita-cita pertamanya. Bukankah Imam Ibnu Hambal adalah seorang ulama sekaligus saudagar yang sukses, sebagaimana Abdurrahman bin Auf.
Seperti kembarannya, santri Sekolah Daarul Qur’an Internasional Angkatan I yang mondok di SDQI Bandung sejak 2008 ini juga penggemar berat olahraga sepakbola. Bahkan, terlintas dalam asanya untuk jadi pebola profesional yang alim macam Robin van Persie (Arsenal) atau Nicholas Anelka (Chelsea). Dengan hafalan dan wawasan pengetahuannya tentang Qur’an, sepantasnya jika M Ishaq dan M Ismail mendapat amanah sebagai salah satu Duta Qur’an yang siap ditugaskan PPPA Daqu untuk mensosialisasikan program One Day One Ayat. (ah)
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
23
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
25
Kilas
SEMARAK RAMADHAN DI KAMPUNG QUR’AN ”Kalau kita punya masalah atau keinginan, maka kuncinya adalah Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus. Maksudnya, saat ada masalah maka nyarinya Allah dulu, jangan yang lain. Setelah dapat, maka cari Allah lagi, dan terakhir Allah terus. Dapat tidak dapat, atau selesai belum selesai, cari Allah terus, jangan yang lain.” Demikian tutur Ustadz Yusuf Mansur dalam kultum tarawih dalam rangka Circuit Ramadhan Honda di Kampung Qur’an, Ketapang, Cipondoh Tangerang, Sabtu (28/08). Hadir dalam hajatan tersebut, ratusan orang dari elemen santri, donatur, mustahik, maupun masyarakat sekitar Pondok Pesantren Daarul Qur’an. Sirkuit Ramadhan yang dipandu Raka Hafiz dimulai ba’da dhuhur, diawali dengan pentas seni dari para santri dan siswa Daqu Kidz & Daqu School. Dilanjutkan dengan launching album nasyid Ustadz Ade Kurniawan.
Pada kesempatan tersebut, PPPA Daqu memberikan bantuan 60 parcel kepada mustahik disekitar Kampung Qur’an dan melelang barang-barang sedekah jamaah dan sebagian properti Ustadz Yusuf seperti baju koko, kain sarung, sorban, dan sebagainya. Hasilnya digunakan untuk mendukung program PPPA Daqu. Jelang Magrib, jama’ah berkumpul untuk mengikuti buka puasa bersama Ustadz Yusuf Mansur, dilanjutkan hingga sholat tarawih bersama. Direktur Eksekutif PPPA Daqu, Tarmizi SE, menyatakan, acara ini dimaksudkan untuk mempertemukan dan memadukan unsur donatur, mustahik, dan masyarakat. “Ini merupakan forum bahagia bersama. Donatur merasa bahagia karena dengan sedekah permasalahannya dapat terselesaikan dan keinginannya terkabul. Mustahik pun senang memetik manfaat sedekah. Dan kami sebagai jembatan penghubungnya juga turut berbahagia,” tutur Tarmizi, sambil menambahkan bahwa tema Ramadhan PPPA Daqu kali ini adalah: Sedekah Bahagiakan Semua. (Fian)
JEMPUT BERKAH PAGI BERSAMA MOBILE QUR’AN
“Yo seneng banget iso tuku sembako murah. Pancen bener ojo turu bar subuh mundak rejekine dithothol itik (Ya senang sekali saya dapat membeli sembako murah. Memang benar, jangan tidur habis subuh biar rejeki tidak dipatok ayam),” ucap Ny Tasniem sambil membopong paket sembako murah. Warga Kampung Banjar Dowo, Banget Ayu, Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah, ini baru saja mengikuti aksi Mobile Qur’an (MQ), Jumat (20/8). Acara yang digelar PPPA Daarul Qur’an Cabang Semarang dengan dukungan donatur setempat ini, mengajak masyarakat untuk menjemput keberkahan pagi hari. “Kami mengajak warga untuk membiasakan diri tidak tidur lagi setelah sahur dan subuh,” ujar Syaiful dari MQ Daqu Semarang. Tentu saja, kegiatan ini juga warga untuk rajin baca dan menghafal Al-Qur’an Jelang dhuha, warga membentuk barisan antrian yang cukup panjang untuk mendapatkan sembako murah. Setelah semua kebagian, acara diakhiri dengan sholat dhuha. (Amir) 26 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
Kilas
Talkshow ‘Spirit of Ramadhan’ di Pejaten Village dan di berbagai Mall
SEMARAK RAMADHAN BERSAMA PPPA DAQU Sungguh, sangat jarang seorang pekerja kebersihan melesat kariernya menjadi sekretaris direktur. Salah satunya adalah Warlim. Dari seorang cleaning servicer di sebuah rumah sakit, ia kini sekretaris direktur di sana. “Ini tak lain berkah sedekah,” ungkap Warlim, sambil menuturkan pengalamannya kepada pengunjung Mal Pejaten Village, Sabtu (14/8) dalam acara SOR (Spirit of Ramadhan) in Mall. Acara serupa juga diseleggarakan di Depok Town Square, Ekalokasari Plaza, Plaza Bintaro Jaya, Bellanova Country Mall, Blok M Plaza, ITC Cempaka Mas, Cibubur Junction, Paragon Mall, DP Mall Semarang, Mall Olimpic Garden/MOG, Sarinah Mall, Malang Town Square & Plaza Araya di Malang. Acara ini dipandu oleh penyiar Radio Daqu FM dan diramaikan artis seperti HafidSalim/si Entong, IIs Dahlia, Raka, Ita Purnamasari, Nia Paramitha, Edies Adelia, Agus Idwar, Dik Doank. Sementara itu, pemirsa TV mendapat sajian Program Indahnya Sedekah di TPI bersama Ustadz Yusuf Mansur, serta Khasanah Sedekah & Kultum bersama Asaatidz Daarul Qur’an yang ditayangkan sejumlah televisi lokal seperti: C-TV (Banten), TV-EM (Papua), MQ-TV (Bandung), TV-KU (Semarang), Jember-TV, TV Badar (Cikarang), BatuTV, CR-TV (malang), BMC-TV (Bali), Tegar-TV (Lampung), Megaswara-TV (Bogor), Madura Channel, Kediri-TV dan Sky-TV (Palembang). Pendengar radio pun dimanjakan dengan program kultum dan Cahaya Hati dan Cahaya Hati berbentuk mini drama yang diambil dari cerita testimoni donatur PPPA yang dibukukan dalam Dahsyatnya Sedekah Jilid 1 dan 2 terbitan PPPA Daqu. Ramadhan tahun ini PPPA Daqu telah bekerjasama dengan 48 radio meliputi Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Medan (Sumut), Padang (Sumbar), Pontianak (Kalbar), Pulau Pisau (Kalteng). Makasar dan Palu (Sulsel). PPPA Daqu juga menyemarakkan Ramadhan dengan pesta ibadah di Kampung Qur’an Ketapang Tangerang seperti: Kunjungan Ponpes, Majelis Konseling, Jambore KACA (Klub Anak Cinta Al Qur’an), Pesantren Kilat Ramadhan, Training In Movie, Nikmatnya Satu Juz Satu Hari, I’tikaf Menggapai Malam 1000 Bulan, Majelis Dhuha, Dzikir Munajat, Buka Puber (Puasa Bersama) dan seminar program Soul of Ramadhan. Tarmizi, Direktur Eksekutif PPPA Daqu, menyatakan bahwa tema Ramadhan PPPA Daqu kali ini adalah: Sedekah Bahagiakan Semua. “Kita berharap kebahagiaan jama’ah beriring dengan kebahagiaan penerima dana sedekah, karenanya itu juga merupakan kebahagiaan kita juga. Ramadhan menjadi bulan bahagia bagi semua,” tuturnya. (Fian)
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
27
Kilas PPPA DAQU MALANG SEMARAKKAN PANTI YATIM “Ayo, siapa yang puasanya belum batal sampai hari ini?“ seru Hendra Irawan, Koordinator PPPA Daqu Malang. “Sayaaa…,” jawab serempak anak-anak panti asuhan yatim piatu Siti Hajar Malang sambil mengacungkan tangannya tinggi-tinggi. Bersama harian Radar Malang, kunjungan ke panti tersebut merupakan bagian dari rangkaian roadshow Spirit Of Ramadhan.
Menurut Hendra, Ramadhan ini PPPA Daqu Malang menggelar berbagai kegiatan untuk mengajak masyarakat Malang berpesta ibadah di bulan Ramadhan. Selain Siti Hajar, PPPA Daqu dan Radar Malang juga menyambangi Panti Asuhan Nurul Jadid di Jl. Parang Argo no. 36, Wagir. “Dalam setiap kesempatan itu PPPA Daarul Qur’an dan Radar Malang Peduli berbagi bingkisan untuk anak yatim,” ungkap Hendra. (Abi)
BINGKISAN PELIPUR LARA KORBAN GEMPA Selasa (24/8) Tim PPPA Daqu mendatangi Dusun Damar Banca, Desa Malalak Selatan, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, berada sekitar 90 kilometer arah barat Kota Padang. Akibat gempa, dusun yang dikenal sebagai penghasil kayu manis dan sawah benteng ini, rata dengan tanah. Sebanyak delapan rumah dan satu masjid rata hancur akibat gempa. Kedatangan tim PPPA Daqu memberikan 100 parcel bantuan dari donatur. “Alhamdulillah, masih ada yang perhatian sama kami. Sampaikan terima kasih buat donatur yang sudah jauh-jauh dari Jakarta mengirim parcel untuk bulan puasa dan Lebaran,” kata Herliana Ruseli riang gembira, saat menerima parcel berisi sembako dari Tim PPPA Daqu. Bingkisan serupa juga disampaikan kepada seratusan guru ngaji di Lubuk Alung, Toboh Gadang Pariaman, Sepuluh Koto Nagari Paninjauan, serta Lurah Panampuang Bukit Tinggi, dan sekitar Padang. (Alfian)
28 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
29
30 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
31
32 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
33
*) Harus terdaftar sebagai Nasabah Mandiri SMS Banking
34 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
majalah daQu
| edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H
35
36 majalah daQu | edisi 03, September 2010 M / Syawal 1431 H