Edisi 95 | September 2016
QURBAN Berbagi
Keberkahan
Gagasan Pemimpin Muda :
Riset Bangsa
di Ujung Tanduk Diah Retno Yuniarni
Kabar Alumni
Asst. Lecture
at Bogor Agricultural University
Dean Apriana
Kolom Redaksi
Pengorbanan Pemimpin P
emimpin adalah sosok yang siap berjuang dan berkorban, bukan menikmati fasilitas atau menunggu pelayanan dari orang di sekitarnya. Seorang pemimpin menyadari betul beban berat yang dihadapi masyarakat dan bangsanya. Karena itu, waktunya habis untuk memikirkan dan mencari jalan keluar dari persoalan masyarakat binaannya. Bahkan, sebagian waktu untuk diri dan keluarganya ikut tersita. Tentu saja hal itu disadari sebagai bentuk pengorbanan, bukan pengabaian terhadap hak pribadi dan keluarga. Tak pernah terlintas dalam benak seorang pemimpin untuk mendahulukan kepentingan pribadi dan keluarganya di atas kepentingan publik. Tidak pula terselip keinginan untuk meraih kebahagiaan atau keuntungan pribadi di tengah penderitaan rakyatnya. Kriteria seorang pemimpin yang baik adalah sudah selesai dengan urusan pribadinya, sehingga tenaga dan kompetensinya dicurahkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan secara optimal. Kita perlu berkaca pada keteladanan Nabi Ibrahim yang mengalami ujian dan fase pengorbanan sebelum tampil sebagai pemimpin yang membebaskan umat manusia dari kezaliman pada zamannya. Ujian pertama, ketika Ibrahim harus meninggalkan isterinya (Hajar) dan anaknya (Ismail) 2
| Edisi 95 Sep 2016
di suatu lembah yang gersang bernama Mekah. Saat itu, Mekah adalah suatu wilayah tak berpenghuni, bahkan tak ada tanaman untuk berteduh. Mengapa Ibrahim tega meninggalkan isteri dan anaknya yang masih bayi di suatu lokasi beresiko tinggi? Sebabnya, hanya karena tunduk kepada perintah Allah Azza wa Jalla. Yang sangat mengharukan adalah momen kepasrahan Hajar, tatkala mengetahui suaminya diperintahkan oleh Zat Yang Maha Melindungi. Karena itu, Hajar yakin dirinya dan bayinya akan terlindungi dari segala marabahaya. Ujian kedua, ketika Ibrahim sudah berjumpa kembali dengan isteri dan anaknya, beberapa tahun kemudian. Saat itu, Mekah telah berubah menjadi tempat bersinggahan para musafir, karena keajaiban yang terjadi dengan munculnya mata air Zam Zam. Sumber kehidupan yang dikonsumsi oleh miliaran manusia itu terus memancarkan berkah hingga hari ini. Tatkala Ismail telah memasuki usia akil-baligh, Ibrahim mendapatkan perintah baru dari Allah Ta’ala untuk mengorbankan puteranya. Ibrahim tak langsung menjalankan perintah itu, karena tak ingin berbuat zalim kepada puteranya sendiri, tapi sang putera diajaknya berdialog. Ternyata, kualitas pribadi sang putera sudah setara dengan ibu dan ayahnya, karena bersedia dikorbankan. Bahkan, Ismail meminta agar disembelih dengan pedang yang tajam, sehingga tidak memercikkan darah ke
Kolom Redaksi
pakaian yang akan menimbulkan kesedihan pada ibunda. Dua momentum penting itu menggambarkan betapa besar dan berat pengorbanan yang harus dijalani para calon pemimpin. Kisah pengorbanan nan agung dari keluarga Ibrahim, Hajar dan Ismail kemudian diabadikan oleh Allah Maha Pemberi Petunjuk sebagai ibadah haji dan qurban. Kaum Muslimin dari generasi ke generasi, dari seluruh pelosok dunia, mengikuti jejak Ibrahim. Sebuah napak tilas sejarah paling kolosal dibangun di atas spirit berkorban. Peserta dan keluarga besar Rumah Kepemimpinan menyadari pengorbanan harus dipraktekkan, bukan semata diajarkan. Pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan keahlian untuk menunjang sukses program pembinaan. Pengorbanan finansial dan material juga dibiasakan untuk mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana. Seorang pemimpin harus berjiwa mandiri, tercukupi kebutuhan diri sendiri dan tidak bergantung pada bantuan orang lain. Semangat kolaborasi akan meringankan beban institusi. Salam Redaksi
Daftar Isi Kolom Redaksi 2 Berita Pusat 4 Gagasan Pemimpin Muda 6 Liputan Utama 8 Kabar Alumni 12 Kabar Mitra 14 Prestasi Pemimpin Muda 16 Laporan Keuangan 18 Leaders Of The Month 19
| Edisi 95 Sep 2016 3
Berita Pusat
Qurban Beken Berbagi Keberkahan Setiap memperingati hari Idul Adha, kita terkenang perjuangan Nabi Ibrahim alaihis salam. Bapak para Anbiya, yang memimpin agama-agama samawi di muka bumi. Ibrahim manusia biasa, tapi kualitas kemanusiaannya di atas ratarata, sehingga ditabalkan sebagai Kekasih Allah (Khalilullah). Perjalanan Ibrahim dapat dimaknai dalam beberapa fase perjuangan. Dimulai dengan pencarian iman kepada Tuhan Yang Maha kuasa, perlawanan terhadap tirani, pengorbanan diri, dan membangun rumah tauhid. Seluruh fase itu menunjukkan proses pembinaan diri bukan jalan mudah, apalagi bagi sosok pemimpin yang akan menjadi teladan bagi umat manusia. Ibrahim muda bukan tipe orang yang pasrah menerima tradisi masyarakat apa adanya, namun kritis mempertanyakan: apakah tradisi itu masuk akal sehat dan bermanfaat bagi pengembangan fitrah manusia? Masyarakat di zaman itu menyembah berhala. Ibrahim menolaknya karena berhala tidak bisa memberikan manfaat atau mudharat, bahkan melindungi dirinya sendiri juga tak mampu. | Edisi 95 Sep 2016 4
Ibrahim kemudian mencari Tuhan, dengan semangat ilmu pengetahuan. Bintang tenggelam, bulan menghilang, matahari pun terbenam: semua bukan Tuhan. Dia Yang Maha Kuasa menciptakan dan menggerakan benda-benda angkasa, itulah Tuhan yang sebenar - benarnya patut disembah. Penemuan iman tauhid itu selanjutnya menghadapkan Ibrahim dengan kepercayaan ayahnya (pembuat patung berhala) dan kekejaman Raja Namrudz. Sikap ayahnya dihadapi Ibrahim dengan lemah-lembut, dalam dialog yang mencerahkan pikiran. Sedang, kekejaman Namrudz disikapi Ibrahim dengan penuh ketegaran. Iman yang benar memang membuka peluang akan kebebasan di akhirat kelak, tetapi juga mengandung resiko akan permusuhan. Apalagi, Namrudz merasa dirinya setara Tuhan, yang bisa menghidupkan
Berita Pusat
dan mematikan (membunuh) rakyat sendiri. Ibrahim menantang logika sesat Namrudz, “Tuhanku menerbitkan matahari dari Timur dan menenggelamkannya di Barat. Coba, engkau terbitkan matahari dari Barat ke Timur?� Namrudz terdiam dan marah, lalu menjebloskan Ibrahim ke dalam api yang berkobar. Ibrahim tidak memaksakan kehendaknya, karena itu berdialog dengan putranya (Ismail): apakah siap menjalani perintah Allah yang diwahyukan lewat mimpi? Ismail yang dididik oleh seorang Ibu penuh kasih (Hajar) di padang gersang, ternyata bermental baja: siap menjalani prosesi qurban, hingga Allah menggantinya
dengan seekor qibas. Pengorbanan Ibrahim dan Ismail itu diabadikan umat manusia dalam ritual qurban. Keluarga besar Rumah Kepemimpinan melanjutkan tradisi (millah) Ibrahim dengan pemotongan hewan qurban di tiap Regional. Lebih jauh dari sekadar ritual, Peserta dan Alumni RK menghayati semangat berkorban dalam berbagai sektor pengabdian. Bekerja tanpa pamrih, tidak mengharapkan pujian atau ucapan terima kasih. Idealisme Kami (RK) mencerminkan seluruh fase perjuangan kepemimpinan Ibrahim, insya Allah. Salam Redaksi | Edisi 95 Sep 2016 5
Gagasan Pemimpin Muda
Riset Bangsa di Ujung Tanduk
- Mohammad Nasir/Menristek RI 2016
B
“
“
Riset merupakan tombak pembangunan nasional suatu bangsa
Penulis : Diah Retno Yuniarni
icara tentang riset Indonesia sekarang, kita memiliki potensi besar untuk menaikan kualitas ekonomi bangsa ini. Terjadinya pengaruh ekonomi dan riset yang searah menimbulkan paradigm berfikir Techno-Economy Paradigm yang digagas oleh Carlota Perez. Teknologi menjadi factor penting suatu bangsa dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat nya. Dalam era ini dibutuhkan Knowledge Based Economy dalam menunjang individu yang berwawasan ekonomi dan riset. Hal ini sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Menristek RI 2016, Mohammad Nasir. Menurut Carlota Perez, kekuatan bangsa dapat diukur dari kemampuannya mengembangkan iptek sebagai faktor primer ekonomi dalam hal menggantikan modal, lahan dan energi untuk peningkatan daya saing. Lalu bagaimana kah kondisi pengembangan riset dan teknologi yang ada di negeri ini ? Menurut sebuah portal yang menghitung data penelitian berdasaarkan publikasi ilmiah yang terekam di basis data Scopus yaitu Scimago, pada tahun 2014 Indonesia berada diposisi ke-57 jumlah publikasi nya di dunia. Jumlah yang masih cukup jauh disbanding negara-negara lain di dunia dalam kontribusi nya menyumbangkan ilmu pengetahuan. Selain minimnya kontribusi, Indonesia memiliki factor Internal seperti kurangnya anggaran riset yang diberikan pemerintah pusat. Jumlah anggaran riset yang dianggarkan APBN tahun ini sebanyak 0,08 %. Angka ini masih sangat jauh jika dibandingkan dengan negara sebelah, yaitu Singapore yang memiliki anggaran riset >1 %. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan riset dan teknologi masih belum jadi prioritas Indonesia. 6
| Edisi 95 Sep 2016
Gagasan Pemimpin Muda
Peneliti di Indonesia yang tersebar diberbagai daerah masih belum sesuai dengan yang ditargetkan pemerintah, yaitu sebesar 200 ribu peneliti tiap tahun nya. Faktanya, Indonesia hanya memiliki 3000 peneliti sekarang. Peneliti-peneliti masih belum tersebar di Universitas, pusat penelitian negeri, dan badan-badan pengkaji ilmu pengetahuan. Masih banyak fakta pendukung kondisi riset Indonesia yang cukup diujung tanduk. Seperti, kurangnya pengkaderisasian ilmuan dengan baik dan layak, tingkat apresiasi penelitian, tidak focus pada penelitian, masih terlalu mengembangkan yang aplikatif, kualitas penelitian yang dihasilkan masih jauh dengan peringkat ke-58 didunia, dan lain-lain Bagaimanakah kita sebagai mahasiswa atau pemuda menyikapinya ? 1. Pemuda Indonesia harus mempunyai mindset berifkir yang logis dan solutif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Misal muunculnya Isu anggaran riset yang minim di kampus, maka kita harus menganalisis dengan cermat jangan sampai membuat pihak-pihak lain dirugikan atas kabar burung yang beredar. 2. Memiliki semangat tinggi dalam mengajak pemuda lain mengembangkan penelitian di Indonesia. Penelitian yang dimaksud tersebar luas dalam segala aspek yaitu sains, kesehatan, teknologi, sosial humaniora, agama, budaya, dan lain-lain. Dengan begitu beraneka ragam nya riset akan semakin terwarnai. 3. Membantu stake holder mengembangkan sistem riset dan teknologi yang baik dan benar di Indonesia. Jangan sekedar mengkritik, namun memberikan solusi pengganti terhadap sistem yang besar. 4. Memiliki semangat dan mimpi besar mengembalikan peradaban yang kaya akan pengetahuan oleh para leluhur 5. Belajar dengan sungguh-sungguh Bagi saya, mengembangkan riset dan teknologi di Indonesia seharusnya menjadi mimpi besar orang-orang yang mau menerjunkan dirinya untuk pengabdian masyarakat. Seperti halnya saat itu peradaban Islam menjadi pusat peradaban di dunia, kini saatnya Indonesia menjadi pusat peradaban didunia pula. Dengan begitu, semakin besar kita menjadi orang-orang yang bermanfaat karena tersebarnya perkembangan riset bagi yang membutuhkan di Indonesia maupun dunia.
| Edisi 95 Sep 2016 7
Liputan Utama
Berbagi Keberkahan dari Barat Indonesia
Alhamdulillah, serangkaian acara Qurban Beken yang dilakukan oleh para Sultan USU Rumah Kepemimpinan Regional 6 Medan dengan lokasi penyembelihan di Peternakan Sakinah Aqiqah Jalan Pasar 1 Ringroad Medan berjalan dengan lancar. Semangat para Sultan terlihat sejak pagi buta hingga waktu terik. Walaupun terik panas matahari turut menghujani hari ini tetapi, semangat para Sultan tak pernah surut terkikis tajamnya sengat mentari. “Apresiasi untuk para Sultan USU yang sangat bersemangat menuntaskan Qurban Beken disamping kesibukan kuliah yang dimiliki oleh para Sultan tetapi, kesadaran akan kewajiban Illahiya terus berkobar dihati setiap Sultan�, (Presiden Rumah Kepemimpinan Regional 6 Medan: Muhammad Iqbal Harefa, 9/13) Mulai dari mengumpulkan dan mencari para Sohibul qurban, memastikan hewan qurban, pendataan penerima qurban, penyembelihan, pengulitan, pemotongan, dan pembungkusan, hingga tahap pendistribusian dilakukan para Sultan USU Regional 6 Medan dengan hikmat dan penuh semangat. Rasa puas ketika terdata 13 ekor kambing yang akan diqurbankan jumlah 121 paket bungkusan daging qurban yang diserahkan kepada yang berhak dengan total penerima manfaat 436 orang. “Terimakasih beasiswa Rumah Kepemimpinan yang mau mengayomi anak-anak kost yang tidak pulang kampung di hari Raya Idul Adha ini seperti kami. Semoga semakin berkah dan harapannya saya dapat berqurban juga tahun depan serta bisa bekerja sama dengan Rumah Kepemimpinan�, tutur Ari Amindana ketika mendapatkan daging qurban dari salah satu Sultan. Daging qurban didistribusi dengan benar dan evaluasi ternilai baik, tapi semangat Sultan masih mencuap ketika briefing untuk agenda besok hari agar lebih baik dari hari ini. Kadang peluh keringat membanjiri semangat ini, tapi tak apa, sebab pintalan ukhuwah dan silaturahmi tertenun rapat nan indah, yang terukir mesra dalam senyuman Sultan USU. Dia Patimpus muda, mudanya mendunia.
8
| Edisi 95 Sep 2016
Liputan Utama
GALERI
QURBAN
| Edisi 95 Sep 2016 9
Liputan Utama
Belajar Pemberdayaan Masyarakat dari Pahlawan Pemberdayaan
R
umah Kepemimpinan (beasiswa pemimpin Indonesia) Regional Makassar menyelenggarakan dialog pasca kampus dengan menghadirkan Ziaul Haq Nawawi. Cawi, panggilan akrabnya, merupakan founder sekaligus ketua yayasan Econatural yang bergelut dengan pemberdayaan masyarakat. Peraih penghargaan MNCTV awards dalam kategori pemberdayaan masyarakat ini selalu menekankan pembelajaran ada di masyarakat, karena setiap permasalahan di masyarakat tidak bisa di ungkapkan secara teori melainkan terjun langsung ke lapangan Menurut Cawi, menjadi seorang pemberdaya yang berkaitan dengan kepemimpinan, ada 3 hal yang harus dimiliki: Punya kegelisahan; Mampu membangun dan memelihara Trust (kepercayaan); dan Punya daya Inovasi yang tinggi. Tanpa adanya kegelisahan, tidak akan ada gerak untuk merubah kondisi masyarakat. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat, maka mereka akan rela menjadi orang yang dipimpin. Punya ide kreatif dan tidak monoton adalah syarat terakhir dari leader,
10
| Edisi 95 Sep 2016
tidak melulu tentang itu tapi, tentang suatu gebrakan yang baru. Bagi Cawi, bakti sosial yang biasa dilakukan misalnya pengobatan gratis, penyuluhan dan sebagainya tidak akan bisa mengubah kondisi masyarakat secara utuh. Justru yang seharusnya kita lakukan adalah meneliti akar masalah yang menyebabkan masyarakat terinfeksi penyakit. Entah itu airnya yang kotor, makanan yang tidak sehat dan kemudian permasalahan tersebut dicarikan solusi untuk jangka panjang “Ini adalah momentum yang baik, sharing yang sangat bermanfaat dari Bang Cawi kepada peserta Rumah Kepemimpinan. Alhamdulillah Bang Cawi siap mendampingi secara langsung adik-adik di Rumah Kepemimpinan, bahkan insha Allah saat ini kita akan merealisasikan beberapa program real yang sudah kami sepakati, bahkan dalam waktu dekat kami akan langsung turun ke masyarakat untuk belajar langsung di sana�. Ujar Arif Atul Mahmudah, Manajer Rumah Kepemimpinan Makasssar.
Dialog Tokoh
Liputan Utama
Kepemimpinan Mengelola Perbedaan
(14/9) Dialog Tokoh dihadiri 34 peserta Rumah Kepemimpinan (RK) regional Surabaya angkatan 8, 2 eksekutif regional, serta Prof. Joni sebagai tuan rumah sekaligus pembicara. Mengusung tema “Kepemimpinan : Mengelola Perbedaan”, yang dipimpin oleh Berryl, peserta Rumah Kemepimpinan yang juga merupakan mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi ITS 2015. “Setiap orang pasti menjadi pemimpin, minimal pemimpin rumah tangga”. Pemimpin rumah tangga disebut juga seorang pemimpin karena menurut beliau banyak diluar sana seorang pemimpin rumah tangga yang masih belum bisa menjadi pimpinan, contohnya masih belum bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Bahwa pemimpin itu tidak memandang skala. Beliau sangat yakin bahwa peserta Rumah Kepemimpinan ini pasti akan menjadi pemimpin, dengan melihat bahwa para peserta adalah orang-orang pilihan dari kampus ternama dan seleksi yang ketat. Tentang bagaimana cara mengelola perbedaan, beliau memberikan contoh dengan sebuah cerita tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang menuntun seekor keledai. Dari kasus itu terlihat bahwa dua orang tersebut belum punya prinsip mereka masih terombang ambing ketika mendapat saran atau masukan dari orang yang memgomentari mereka. Dari cerita tersebut, nilai yang diharapkan ada pada setiap calon pemimpin adalah bahwa kita harus berprinsip dan berpegang teguh pada prinsip itu. Dalam kesempatan itu, beliau juga mengungkapkan bahwa kita sebagai serorang manusia hendaknya tidak mudah kagum, terutama jika yang kita kangumi masih hidup. “Jika masih hidup maka dia belum finish atau selesai, bisa jadi sekarang dia mendapat jabatan yang hebat kemana-mana dikawal tapi itu hanya sementara dan Allah masih menutup aibnya yang lain, jadi jangan mudah kagum”, tegas beliau. Beliau berpesan, “Kangumlah kepada orang yang baik serta berhasil atas capainnya dan beliau sudah meninggal karena beliau sudah finish, tidak ada lagi kemungkinan yang akan terjadi”. Mengingat juga pesan Prof. Joni, bahwa prinsip yang diajarkan Islam dalam kehidupan bermasyarakat adalah GIVE and GIVE, memberi dan terus memberi. Sedangkan kita mendapatkan segalanya (take) bukanlah dari manusia, melainkan dari Allah Subhanahu Wata’ala.
| Edisi 95 Sep 2016 11
Kabar Alumni
Dean Apriana Ramadhan Alumni Angkatan IV
Regional 5 (Bogor)
Lahir : Depok, 14 April 1989 SD : Depok Baru VII SMP : SMPN 2 Depok SMA : SMAN 1 Depok Perguruan Tinggi : IPB (S1/Ilmu Komputer) IPB (S2/Ilmu Komputer)
Asst. Lecture at
Bogor Agricultural University Penulis : Pauzi
“Buat ane mah, jadi orang baik nggak perlu mikir, SIKAT AJA!!� Lepas, konkret, dan tidak banyak embelembel, itulah sosok pribadi seorang Dean Apriana Ramadhan, alumni Rumah Kepemimpinan Regional V Bogor Angkatan 4. Pria kelahiran Depok, 14 April 1989 menghabiskan seluruh masa kecilnya serta mengenyam pendidikan dasar di kota kelahirannya. Pada saat studi selain sebagai seorang mahasiswa, Dean sangat aktif memanfaatkan waktunya untuk berorganisasi, baik organisasi intra kampus maupun
12
| Edisi 95 Sep 2016
organisasi ekstra kampus. Organisasi yang pernah ia ikuti antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB, BEM Fakultas MIPA, serta sebagai kepala asrama putra Tingkat Persiapan Bersama IPB. Tidak jarang sosok Dean ini menjadi pimpinan dari kepanitiaan-kepanitiaan dan ikut aktif dalam berbagai pelatihan, seperti Forum Indonesia Muda, BISMA Leadership Camp, MHMMD, ESQ, serta PPSDMS Nurul Fikri. Saat ini Dean berprofesi sebagai dosen non PNS di Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB.
Kabar Alumni
Dosen muda dengan topic interest: egovernment, information system, bussiness process analysis, human computer interaction ini menyampaikan bahwa semua pencapaiannnya hari ini tak luput dari pembinaan yang dilalui selama 2 tahun di PPSDMS yang sekarang lebih dikenal dengan Rumah Kepemimpinan. Dean merasa beruntung sekali bisa bergabung bersama Keluarga Besar Rumah Kepemimpinan. Dean ingat sekali kisah di angkatannya, 30 orang dengan potensi nyeleneh, unik, beda tapi punya mimpi yang sama. Berkumpul di satu asrama yang kira-kira hanya pas malam hari ramenya. Siang hari nyaris tidak ada orangnya karena para pesertanya mengabdi di amanahnya masing-masing. Asrama bisa dipastikan ada penghuninya bila bang Arif Munandar mampir ke asrama dengan program fenomenalnya (TPD dengan durasi 6 jam) atau yang lebih ideologis, KIK dengan pembicara utama Ustadz Musholli dengan celoteh-celoteh betawi khas UM. Bagi seorang Dean Rumah Kepemimpinan adalah tempat kembali, sejak 31 Januari 2016, Dean juga aktif berpartisipasi di Regional V Bogor sebagai ketua distrik alumni Bogor dan saat ini sedang menginisiasi program bangun asrama Bogor. “RK adalah inkubator, di dalamnya berkumpul energi-energi positif dalam sebuah semangat membangun Indonesia. Sebuah langkah nyata dalam mempersiapkan pemimpin masa depan Indonesia yg moderat, membangun titik temu dan open mind. Saya bangga terlibat di dalamnya. Terus maju dengan langkah nyata untuk RK !!�- Dean Apriana.Bravo bro Dean!
| Edisi 95 Sep 2016 13
Artikel
Belajar Mengimplementasikan Jiwa Kepemimpinan Melalui Shalat Berjama’ah Belajar mengimplmentasikan Islam memberikan dasar-dasar filosofis tentang kepemimpinan yang bersifat komprehensip dan universal. Tidak hanya untuk umat Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia. Dan contoh sederhana yang telah diajarkan islam dalam kepemimpinan adalah disyariatkannya shalat berjamaah.
S
halat menjadi hal yang sangat mendasar dalam hal kehidupan manusia yang telah memilih jalan hidupnya dengan Islam. Dalam shalat berjamaah terdapat konsep-konsep kepemimpinan yang sangat baik. Kaidah-kaidah inilah yang akan kita coba perhatikan dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi pemimpin ataupun rakyat yang baik. Dalam shalat berjamaah, orang yang ditunjuk sebagai imam hanya satu, meskipun makmumnya berjumlah banyak. Dan orang yang menjadi imam adalah orang memiliki hafalan dan bacaan Al-quran yang bagus, yang benar dan tartil serta mengetahui syarat dan rukun, Analogi dengan pemerintahan,
14
| Edisi 95 Sep 2016
pemilihan seorang Pemimpin harus memiliki kemampuan dan kompetensi standar yang betulbetul cakap, mampu, dan amanah untuk mengemban amanat dari rakyat, dan tentu cukup satu pemimpin dalam pemerintahan tersebut. Seorang imam dalam shalat berjamaah adalah juga seorang pemimpin yang harus ditaati oleh para makmumnya. Setiap perintah dan aba-aba sang imam harus diikuti oleh para makmum. Tidak boleh para makmum mendahului atau tidak segera mengikuti perintah yang diber ikan sang imam. Hal ini menunjukkan betapa Islam mengajarkan kepada kita
Artikel
untuk menaati pemimpin, menaati hukum yang telah ditetapkan oleh sang pemimpin dan larangan untuk memberontak terhadap pemimpin. Akan tetapi, meskipun kita diajarkan untuk menaati sang pemimpin, shalat berjamaah juga mengajarkan bagaimana rakyat boleh bahkan harus mengoreksi sang pemimpin jika melakukan kesalahan. Dan cara atau etika menasehati pemimpin juga diatur dalam shalat. Ketika imam salah dalam gerakan, yang harus makmum lakukan adalah mengingatkan imam dengan membaca subhanallah untuk laki-laki dan tepuk tangan untuk perempuan. Ketika imam salah membaca surah, yang harus dilakukan adalah membenarkan bacaannya. Kemudian kalau imam tidak mengindahkan semua yang telah makmum ingatkan, maka makmum wajib tetap mengikuti gerakan dan bacaan imam selama tidak melanggar rukun shalat. Begitulah etika mengingatkan seorang pemimpin. Mengingatkan pemimpin hanya dalam kadar mengingatkan dan wajib tetap mengikutinya selama dia tidak jelas-jelas melakukan kemusyrikan. Maka haram bagi kita memberontak dengan melakukan makar kepada pemimpin. Ada satu hal lagi yang membuat ajaran shalat berjamaah menjadi begitu indah dan
penuh hikmah. Shalat berjamaah merupakan ajang latihan bagi kita untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Kita dilatih untuk mengasah jiwa kepemimpinan. Seorang imam dituntut mampu untuk memobilisasi orang-orang agar mau shalat berjamaah. Tentu tidak mudah untuk mengajak agar orangorang rela melakukan shalat berjamaah. Betapapun orang perorang masing-masing memiliki ego dan kepentingan bermacam-macam. Mengajak melakukan shalat berjamaah berarti mengajak orang lain untuk melepaskan ego dan kepentingannya agar sudi menjadi makmum (pengikut) di bawah komando seorang imam (pemimpin). Jika kita berhasil mengajak orang lain untuk shalat berjamaah, maka kita sudah berhasil setapak untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Sebagai latihan awal, kita bisa membiasakan shalat berjamaah di lingkungan keluarga kita sendiri, istri dan anak sebagai para pengikut (makmum). Jika kita sudah terbiasa menjadi pemimpin (imam) di lingkungan yang kecil, maka kita memiliki pengalaman untuk menjadi pemimpin di skala yang lebih besar. Begitulah. Betapa indah ajaran Islam. Sayang sekali, orang-orang Islam sendiri banyak yang tidak menyadarinya. Wallahu a’lam. (AS)
| Edisi 95 Sep 2016 15
Prestasi Pemimpin Muda
Prestasi Pemimpin Muda Ahmad Fauzan Kamiluddin Kimia, FMIPA, UI 2015, PO Chemistry Fair 2016
Ainna Fisabila
Penggagas Social Project Pandeglang
Muhammad Ega S
Ketua BE HMTE FMIPA UNPAD (Mei 2016 - sekarang)
Muhammad Iqbal Habibi K
Menteri Humas BEM KMFT UGM - Tahun 2016
Yauma Ayu Arista
Antropologi FIB UGM 2014. Delegasi Culture Camp di Siam
16
| Edisi 95 Sep 2016
Prestasi Pemimpin Muda
Prestasi Pemimpin Muda Habibie Satrio Nugroho
Ilmu Komputer, Fasilkom-Ti , USU 2015 : Maneger Of Digital Publik Rektion AIESFC USU 2016
Muh. Auzan Haq
Ilmu Hukum, FH, Unhas 2015. Fasilitator PATBM Prov. SulSel di Jogjakarta Juara 1 Lomba Pidato Bkkbn Se-Sulsel dan dilanjutkan ke tingkat Nasional di Jakarta
Bagus Rahmansyah Priyoadi
TSIL,Fateta, IPB, 2015, Terpilih menjadi ketua angkatan departemen TSIL 2016
Hafiz Rizaldi
Teknik Geofisika FTSP ITS 2015. Delegasi SEG ITS SC dan 8th Place Best Paper Poster Presentation dalam South Asian Geoscience Student Conference
| Edisi 95 Sep 2016 17
LAPORAN KEUANGAN RUMAH KEPEMIMPINAN BULAN AGUSTUS 2016
Laporan Keuangan NO
URAIAN
A
SALDO AWAL BULAN
B
PENERIMAAN
AGUSTUS 187.800.772
ZISWAF INSTITUSI
60.000.000
ZISWAF INDIVIDU
213.509.306
DANA KEGIATAN PPSDMS LAINNYA
-
PENDAPATAN JASA
-
PENDAPATAN LAINNYA
4.302.916
JUMLAH PENERIMAAN
277.812.222
JUMLAH SUMBER DANA ( A + B ) C PENDAYAGUNAAN C1. BIAYA PUSAT BIAYA PERSONALIA BIAYA OPERASIONAL BIAYA KEMITRAAN BIAYA SDM BIAYA PROGRAM BIAYA KEGIATAN ALUMNI C2. BIAYA REGIONAL BIAYA UANG SAKU BIAYA PROGRAM PEMBINAAN & NLC BIAYA REKRUTMEN BIAYA OPERASIONAL REGIONAL BIAYA INSENTIF PENGURUS REGIONAL & PELATIHAN SDM BIAYA PERSIAPAN ASRAMA REGIONAL BIAYA SEWA ASRAMA REGIONAL JUMLAH PENDAYAGUNAAN D PENAMBAHAN HUTANG E PEMBAYARAN HUTANG CATATAN SALDO HUTANG AGUSTUS 2016 F SALDO AKHIR (A+B-C+D-E)
PERUNTUKAN Pembelian Asrama Regional 4 Surabaya (depan) Pembelian Asrama Regional 4 Surabaya (belakang) Operasional PPSDMS TOTAL
18
| Edisi 95 Sep 2016
LAPORAN KEUANGAN RUMAH KEPEMIMPINAN Agustus 2016
465.612.994 217.659.449 6.714.205 12.836.000 30.672.500 98.991.621 45.980.123 22.465.000 219.369.698 132.544.266 42.295.132 41.540.000 2.990.300 437.029.147 22.827.977 5.755.870
Rp Rp Rp Rp
SISA HUTANG 1.321.219.520 523.955.487 25.000.000 1.870.175.007
CATATAN SALDO HUTANG Agustus 2016
*untuk laporan keuangan lengkap hubungi rumahkepemimpinan .org atau hubungi kami di 021 7888 3828 / 0816 141 3000
Leaders Of The Month
LEADERS OF THE MONTH Rumah Kepemimpinan Angkatan VIII Periode Agustus 2016
National Young Leader of The Month Urwah Abdurrahman, Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Angkatan 2014. Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 3 Yogyakarta.
Regional Young Leader of The Month
Muammarrafi Thufail Ilmu Politik, FISIP, UI, 2014 Regional 1 Jakarta (Putra)
Parlaungan Iffah N FISIP, Unair, 2014 Regional 4 Surabaya
Sucia Ramadhani
Studi Indonesia, FIB, UI, 2014 Regional 1 Jakarta (Putri)
Adi Syah Putra
Agribisnis, IPB, 2014 Regional 5 Bogor
Chairul Rajib K
Teknik Geofisika, FTTM, ITB, 2014 Regional 2 Bandung
M. Rinal Fahlevi
Ilmu dan Teknologi Pangan, USU, 2015 Regional 6 Medan
Yauma Ayu Arista
Antropologi, UGM, 2014 Regional 3 Yogyakarta (Putri)
Muh. Rizky Eka Arlin
Teknik Elektro, UNHAS, 2014 Regional 7 Makassar
| Edisi 95 Sep 2016 19
PROMO BUKU Buku Prophetic Leadership ini dapat
menjadi acuan bagi para pemimpin muda yang tengah mencari jati diri kepemimpinannya agar bisa melanjutkan perjuangan yang telah dirintis para nabi dan mengembalikan peradaban Islam kepuncak kejayaannya.
Info Pemesanan :
085717186212 (Irsyad)
Rekening Donasi
Rumah Kepemimpinan Call Center : 021 7888 3828 | 0816 141 3000 rumahkepemimpinan.org
Rumah Kepemimpinan
@ppsdms
Rumah_Kepemimpinan
Rumah Kepemiminan