Newsletter Edisi 107
1
2 - Donasi Rumah Kepemimpinan
3 - Salam Redaksi
Direktur Eksekutif: Bachtiar Firdaus ST., MPP
3
Direktur Pembinaan Peserta & Pemberdayaan Alumni: Adi Wahyu Adji, S.Si, MSM Direktur Sumber Daya Manusia & Administrasi Keuangan: Muhammad Ichsan SE., ME Direktur Kemitraan & Fundraising: Fachriadi Tanjung SE., M.Si Manajer Pembinaan Peserta & Pemberdayaan Alumni: Aqil Wilda Arief Manajer Sumber Daya Manusia & Administrasi Keuangan: Andi Junasa A. Imanuddin Manajer Kemitraan & Fundraising: Nur Ihsan Robbiyanto Asisten Manajer Marketing & Komunikasi: Ibrahim Irsyad
Kolaborasi Karya “untuk Indonesia” Rumah Kepemimpinan adalah Rumah dengan sekumpulan ‘pemuda potensial’ yang bertemu dan disatukan untuk saling menguatkan dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Menjadi yang terbaik dan terdepan dalam menggapai prestasi dan kontribusi. Rumah ini dihuni oleh sekumpulan orang hebat yang berasal dari berbagai latar belakang, kultur, ras dan kebudayaan di Indonesia. Selayaknya sekolah yang menjadi tempat belajar, maka Asrama RK adalah wadah mahasiswa strategis yang mau dibina dan mengikhtiarkan diri untuk terus berjuang dari menjadi ulat-ulat nakal, menjadi kupukupu peradaban yang menerbar manfaat. Rumah Kepemimpinan adalah tempat pulang dan tempat belajar, tempat dimana visi, misi serta idealisme tak hanya dibacakan tapi juga diamalkan. Perjalanan ini baru saja dimulai, saatnya untuk mengukir karya, memberikan kontribusi nyata, berkelana selama 22 bulan mencari asupan ilmu yang memperkaya wawasan dan cara pandang bersama pemimpin muda lainnya. “Kita tidak pernah membangun tembok, kita mendirikan jembatanjembatan yang menyatukan semua orang untuk kehidupan yang lebih damai, Indonesia yang lebih bermartabat. Itulah mengapa kita mesti senantiasa berkolaborasi dalam kebaikan.” Ungkap Bachtiar Firdaus selaku Direktur Eksekutif Rumah Kepemimpinan dalam pidato pembukaan National Leadership Camp 2018, beasiswa pemimpin Indonesia Rumah Kepemimpinan. Salam Redaksi
Staf Bidang Pembinaan Peserta & Pemberdayaan Alumni: Enung Azizah Muliawati Arya Adiansyah Huditami Ajeng Widanti Adlul Hamidi Zanur Rizky Yudo Atmaja Staf Bidang Sumber Daya Manusia & Administrasi Keuangan: Lusi Cahya Pertiwi Fithratun Nuha Tsabita Yogi Yanto Staf Bidang Kemitraan & Fundraising: Yessy Nur Handayani Diamy Arta Marhani Staf Bidang Marketing & Komunikasi: Maghfira Puteri Almira Muhammad Nabil Kerumahtanggaan : Suhendar Ariyati Nugie Regional 1 Jakarta Pembina Regional: Dr. Hamid Chalid SH. LLM Manajer Regional: M. Fathan Mubina Supervisor Pembinaan: Bob Aditya Hidayat, Eka P. Kusumawardhani Regional 2 Bandung Pembina Regional: Endra Susila, S.T., M.T., Ph.D Supervisor Pembinaan: Azzam M. Hafidz Regional 3 Yogyakarta Pembina Regional: Dr. M. Wazis Wildan M. Sc Supervisor Pembinaan: Mujahid Al Fadhlullah, Mughnifia P. Sabrina Regional 4 Surabaya Pembina Regional: Dr. Arief Basuki, Sp An Manajer Regional: Amron Basuki Supervisor Pembinaan: Alfian Nur Wahyudi Regional 5 Bogor Pembina Regional: Dr. Abdul Munif M. Sc, Agr Manajer Regional: Pauzi Supervisor Pembinaan: Ainuz Zaim Hamami Regional 6 Medan Pembina Regional: Dr. Rudi Hartono Manajer Regional: Andi Pranata Supervisor Pembinaan: Agus Susanto Regional 7 Makassar Pembina Regional: Dr. Yusran Manajer Regional: M. Mushaddiq Asri Supervisor Pembinaan: Andi Khalil Gibran Basir Regional 8 Samarinda Supervisor Pembinaan: Dwi Luthfi Regional 9 Solo Supervisor Pembinaan: Afif Muchlisin
4 - Mitra & Daftar Isi
Inspirasi Pemimpin
“Teach Like Finland”
Oleh Adi Wahyu Adji Direktur Bidang Pembinaan Peserta dan Pemberdayaan Alumni
Hal 5
5
RK Utama
Highlight NLC 9 2018 oleh Narasumber NLC 9 Hal 8
8
RK Award
Penghargaan untuk para Alumni di beberapa bidang oleh Rumah Kepemimpinan Hal 16
16
RK Program
“PDM Academy Batch 1” Keseruan kegiatan yang berlangsung di Indonesia bagian Timur Hal 18
18
12
RK Galeri - NLC 9 2018
14
RK Regional
20
RK Alumni
22
Kemitraan
24
Laporan Keuangan
26
Dibawah Langit Asrama
Inspirasi Pemimpin - 5
Judul : Teach Like Finland (Mengajar seperti Finlandia) Penulis: Timothy D. Walker Penerbit: Grasindo Edisi : Agustus 2017 Tebal: 197 halaman ISBN: 9786024520441
“Strategi paling penting dalam buku ini sebenarnya adalah sesuatu yang paling sederhana: Jangan lupa bahagia.� (Timothy D. Walker) Oleh : Adi Wahyu Adji Direktur Pembinaan Peserta dan Pemberdayaan Alumni Rumah Kepemimpinan Timothy D. Walker adalah profil guru yang sangat membantu menjelaskan bagaimana kualitas pendidikan di Findlandia. Seorang guru kelas di Arlington, Masachusetts, Amerika, yang awalnya sangat antusias mencintai pekerjaannya, lalu berubah justru menjadi benci karena ketidakseimbangannya antara kerja dan hidup. Hingga akhirnya dia mendapatkan kesempatan menjadi pengajar di Helsinki, Finlandia dan semuanya berubah menjadi kembali indah. Pengalaman itulah yang dituangkan dalam buku ini, Teach Like Findland. Ada 33 strategi sederhana yang terbagi dalam 5 bagian besar tentang pendidikan Findlandia dipaparkan dengan baik di buku ini. Namun, semua strategi itu boleh jadi tidak mudah untuk kita terapkan di Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Pasi Shalberg penulis buku Finnish Lesson:
“Sistem pendidikan seperti tanaman atau pepohonan yang tumbuh baik hanya di tanah dan iklimnya sendiri.� Namun, beruntung Timothy memberikan kunci utama dari kesemuanya, bagaimana proses belajar dan mengajar disertai dengan satu unsur, kebahagiaan. Kebahagiaan bukan lagi ditempatkan sebagai hasil tetapi elemen yang melekat bersamaan dengan proses pendidikan itu sendiri. Strategi yang dituliskan oleh Timothy, hampir semuanya menyiratkan hal ini, memasukkan unsur bahagia pada guru, sistem pendidikan dan otomatis pada siswa.
6
- Inspirasi Pemimpin
Pada hari Jum’at pukul 4.30 sore, saya sedang bekerja di ruang istirahat guru yang sedang kosong, dan sang kepala sekolah berbisik di telinga saya, “Waktunya pulang.�
GURU DAN SISWA BAHAGIA Pada bagian awal buku ini yaitu tentang kesejahteraan, Timothy bercerita perihal keadaaan dirinya sebagai guru di Helsinki yang sangat dijaga untuk berada pada keadaan bahagia. Mulai dari tersedianya jam istirahat 15 menit setiap 45 menit pengajaran. Memang itu adalah jam istirahat siswa. Tetapi ternyata, rekanrekan guru Timothy menggunakan momen tersebut untuk bercengkerama, menikmati kopi, membaca surat kabar dan aktivitas ringan lainnya di lounge. Strategi lain yaitu recharge sepulang sekolah. Apa artinya? Alih-alih berpikir bahwa guru yang baik adalah guru yang bekerja keras hingga melebihi jam kerja bahkan membawa pekerjaannya ke rumah, justru di Helsinki Timothy dididik untuk menyelesaikan semua pekerjaannya di sekolah tanpa harus membawanya ke rumah.
Yang utama adalah adanya batasan jelas antara bekerja dan beristirahat. Namun, jangan salah persepsi bahwa para guru ini tidak bersungguh-sungguh dalam mengajar. Salah satu bentuk kesungguhannya adalah kesadaran mereka untuk berkolaborasi saling berbagi informasi dan trik pembelajaran. Jika diperlukan, sesama guru bisa saling berbagi dan saling bergantian secara sukarela mengajar di kelas rekan yang membutuhkannya. Di Finlandia siswa tidak dibebankan pekerjaan rumah yang memberatkan. Setiap 45 menit pembelajaran ada 15 menit istirahat. Dalam proses pembelajaran diupayakan pula proses pembelajaran yang aktif bergerak. Sesekali bahkan pembelajaran dilakukan di luar kelas bersentuhan langsung dengan alam. Pada bagianbagian tertentu, siswa bisa mengusulkan materi pelajaran yang akan diberikan. Guru dituntut untuk bisa mengenal siswa dengan baik, bermain dengan mereka, merayakan keberhasilan mereka, mengejar impian kelas dan berkawan. Masih banyak strategi lain yang diungkapkan oleh Timothy di buku ini. Tak lain tak bukan semuanya berorientasi pada kebahagiaan siswa. Kondisi inilah yang kemudian berkorelasi pada
kesiapan siswa menerima materi pelajaran yang diberikan. Mereka juga senang menerima dan membuat tantangan-tantangan baru yang memancing kreatifitas dan kesungguhan mereka mencari ilmu pengetahuan.
SISTEM PENDIDIKAN YANG MENDUKUNG Dalam perjalanannya, sistem pendidikan di Findlandia tidak sekaligus menjadi yang terbaik seperti sekarang ini. Sebagai contoh yaitu pada tahun 2014 ada Rapor Findlandia yang menunjukkan bahwa kegiatan fisik untuk anakanak dan kaum muda mendapat nilai D. Hal ini sama sebenarnya juga terjadi dengan Amerika. Namun bedanya, di Findlandia kemudian mengambil inisiatif baru yaitu sebuah program bernama : Finnish School on the Move. Program ini mendorong siswa mendalami hobi mereka yang identik dengan aktitiitas fisik di sekolah. Sekolah memberikan fasilitas dan
Inspirasi Pemimpin - 7 juga kebijakan mendukung seperti penyediaan fasilitator dari siswa, waktu istirahat yang ditambah, dan lain-lain. Dalam waktu singkat kegiatan fisik siswa di sekolah mengalami peningkatan. Kebijakan penting lainnya misalnya keberadaan student welfare team yang dibentuk setiap sekolah. Isinya adalah kepala sekolah, perawat, pekerja sosial, psikolog dan guru pendidikan khusus atau siapa saja yang dapat membantu kebutuhan individual di kelas. Tim ini menjadi partner bagi para guru untuk mereka mengkonsultasikan perkembangan kelasnya. Jadilah setiap guru memandang bahwa kelasnya bukan “kelas saya” tetapi “kelas kami”. Tidak adanya sekolah swasta yang mana dampaknya tidak munculnya persaingan antar sekolah di Findlandia membuat setiap sekolah diperlakukan sama baiknya tanpa menghiraukan kondisi siswa dengan berbagai macam kualitasnya. Kualifikasi seorang guru yang harus berpendidikan master di Finlandia juga membantu ketersediaan pendidikan yang berkualitas untuk siswa.
“Kebahagiaanlah yang membuat saya tetap mengajar, dan saya berkomitmen untuk mengingat dan memprioritaskannya di dalam kelas saya.”
BAGAIMANA KITA MENGAMBIL PELAJARAN? Buku ini sudah cukup lengkap untuk dijadikan inspirasi perbaikan proses pengajaran di negeri kita. Tetapi tentu tidak ada jaminan bahwa jika sistem yang sama ini diterapkan akan menghasilkan keberhasilan yang sama baiknya. Banyak faktor lain seperti kondisi geografis, budaya, sosial, ekonomi dan politik yang tidak sama antara Indonesia dengan Findlandia.
Tapi itu pun juga jangan sampai menjadikan kita tidak beranjak jadi lebih baik. Setidaknya, kita bisa sama-sama berpikir, strategi apa yang tepat untuk menghasilkan pendidikan yang membahagiakan. Entah itu datang dari guru, sekolah, orang tua atau pemerintah. Seperti Timothy sampaikan di kalimat penutup buku ini, “kebahagiaanlah yang membuat saya tetap mengajar, dan saya berkomitmen untuk mengingat dan memprioritaskannya di dalam kelas saya.”
8 - RK Utama
Public Sector Talks
“Pemuda Pelukis Masa Depan Bangsa” National Leadership Camp 2018 Jakarta (26/07), Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta berkesempatan menjadi pembicara dan berbagi inspirasi kepada para peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 9 pada sesi Public Sector Talks dalam rangkaian acara National Leadership Camp 2018 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta. Public Sector Talks kali ini diawali dengan rangkaian ceremony yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Rumah Kepemimpinan, tilawah, pembacaan Idealisme Kami, serta pemutaran video profil Rumah Kepemimpinan. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Direktur Rumah Kepemimpinan, Bachtiar Firdaus. Pada sesi materi yang disampaikan Pak Anies, beliau memberikan pesan serta inspirasi seputar pemimpin masa depan. “What makes you a leader is follower”. Seseorang dapat dikatakan pemimpin ketika memiliki pengikut yang sukarela. Maka seorang pemimpin yang hebat harus memikirkan kepentingan pengikutnya, ummat, dan bangsa seperti pemimpin-pemimpin terdahulu yang mencintai bangsanya melebihi mencintai dirinya sendiri. Tiga level yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut beliau yaitu gagasan, kata-kata, dan kerja. Namun akhir-akhir ini kata-kata sering tidak dihargai dan dianggap tidak penting. Maka kita harus menjadi pemimpin-pemimpin yang menghargai kata-kata dan memiliki ketiga level tersebut. Pak Anies juga berpesan agar kita semua menjadi orang-orang yang selalu menjaga persatuan, karena yang membuat Indonesia itu hebat bukanlah keberagamannya, melainkan persatuan dalam keberagaman tersebut. “Berbeda pikiran bukan berarti bermusuhan. Tunjukkan kepada sejarah bahwa anda bisa bersatu walaupun pikiran anda semua berbeda. Karena pikiran itu tidak bisa diatur, namun yang bisa diatur ialah
bagaimana cara mengekspresikan pikiran.” Tutur pak Anies. Dalam pidatonya kali ini, beliau juga memaparkan hal-hal yang harus dimiliki dan dipersiapkan oleh seorang pemimpin masa depan. Menurut beliau, seorang pemimpin harus memiliki kompetisi yang berdasarkan state of the art, jaringan nasional maupun global, menguasai bahasa internasional, dan menguasai literasi dasar. Seorang pemimpin juga harus mempersiapkan dan mengasah 4 kemampuan berikut, yaitu menumbuhkan critical thinking, creative thinking, komunikasi baik lisan maupun tulisan, serta kemampuan kolaborasi dan kerjasama. “Saya titip masa depan Indonesia kepada kalian. Tugas kalian adalah memahami sejarah dan membuat sejarah-sejarah baru Indonesia di masa depan.” Itulah pesan terakhir yang beliau sampaikan kepada seluruh peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 9.
RK utama - 9
Keynote Speech:
Membangun Kolaborasi dan Kontribusi Pemuda Indonesia di Era Global National Leadership Camp 2018 Jakarta (28/07), Pada acara National Leadership Camp 2018, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga S. Uno menyampaikan keynote speech yang bertema “Membangun Kolaborasi dan Kontribusi Pemuda Indonesia di Era Global.” Acara ini juga turut dihadiri oleh Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali, Camat Jagakarsa Fidiyah Rokhim, Lurah Srengseng Sawah Tubagus Masruri MZ, Ketua Dewan Pembina Yayasan Nurul Fikri Drs. H. Musholli, dan Direktur Eksekutif Bachtiar Firdaus, ST. MPP.
Kakak-beradik si Upin Ipin Atok Dalang nama kakeknya Kalau hendak jadi pemimpin Beri contoh yang baik pada rakyatnya
Begitulah Pak Sandi mengawali speech-nya, dengan menghadiahkan pantun kepada peserta pembinaan Rumah Kepemimpinan angkatan 9 yang berasal dari sembilan provinsi di Indonesia. Dalam kesempatan ini, Pak Sandi merasa terhormat untuk bertemu dengan para pemimpin muda yang terdiri atas 300 mahasiswa dan menyebut Rumah Kepemimpinan sebagai kawah candradimuka, yakni tempatnya lahir para pemimpin yang sejatinya selalu berkelompok dan membentuk pemimpin lainnya. Pak Sandi menyampaikan bahwa berbagai permasalahan bangsa saat ini seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan tingginya biaya hidup dapat diselesaikan melalui jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan. Melalui praktik kewirausahaan, pemimpin yang berpikir outside the box, mampu berinovasi dan melihat peluang, serta menginspirasi banyak orang akan lahir. Ia menyingkatnya dengan istilah pemimpin KEGERUS (keroyok, gerilya, dan urai satu per satu) di mana pemimpin harus bekerja secara berkelompok dan lintas sektor, turun ke lapangan, dan mengurus berbagai faktor yang meliputi masalah. Selain itu, terdapat 4 prinsip yang harus dipegang pemimpin, yakni kerja keras, cerdas, tuntas, dan ikhlas. “I’ll see you in ten years!” begitu seruan Pak Sandi untuk mengakhiri speech-nya yang disambut seruan semangat seluruh peserta.
10 -10RK Utama
Private Sector Talks
National Leadership Camp 2018
Jakarta (26/07), Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia berkesempatan menjadi pembicara dan berbagi inspirasi kepada para pemimpin muda angkatan 9 Rumah Kepemimpinan dalam sesi Private Sector Talks. Beliau memulai dengan menceritakan kisahnya ketika menjadi mahasiswa dulu di Institut Pertanian Bogor, menjadi sosok yang berusaha berbeda dengan teman-temannya dan akhirnya berhasil mencapai predikat mahasiswa Teladan tingkat nasional pada tahun 1993. Beliau menyampaikan beberapa hal kepada para pemimpin muda. Pertama adalah sebuah pesan untuk memiliki teman yang baik, yang nantinya akan saling mempengaruhi ke hal positif. CEO General Electric Indonesia ini menuturkan, “Big expectation from one people to other people will make pygmalion effect. Sebuah keadaan dimana atasan atau bawahan memberikan ekspektasi yang lebih pada bawahan/ atasannya sehingga mereka bisa memiliki prestasi yang jauh lebih baik.”.
Tentang leadership, beliau berpesan untuk memiliki followers yang baik pula. Pemimpin yang baik tanpa pengikut yang baik tidak akan menciptakan hal yang baik, pun dengan pemimpin yang buruk juga tidak akan melakukan hal buruk ketika memiliki pengikut yang baik. Tugas pokok seorang pemimpin adalah untuk menciptakan pemimpin yang lain. Seringkali kita secara tidak sadar membangun pagar dengan sekitar dan di belakang pagar itu kita merasa nyaman. “Great leaders will run extra miles.”, ujar beliau. Kedua, kita terkadang merupakan “bad followers”, menerima segalanya mentah-mentah dan tanpa menanyakan suatu pertanyaan. Padahal pertanyaan “why not” selalu bisa memunculkan ide gagasan dan inovasi. Kita harus memiliki kepercayaan diri sendiri dan memunculkan inovasi melalui gagasan kita untuk menyelesaikan masalah sekitar. Terakhir, beliau mengatakan bahwa terkadang kita tidak memiliki kepercayaan diri karena kita membatasi definisi kepercayaan diri itu sendiri. Menurut kita,kepercayaan diri adalah tentang penampilan. Namun jika mindset kita adalah tentang belajar, learn from a process, kita akan memiliki kepercayaan diri itu.
RK utama 11- 11
Third Sector Talk
National Leadership Camp 2018 Jumat (27/07) siang dalam sesi Third Sector Talk, Satria Ugahari (Indonesia Mengajar) dan Adnan Mubarak (UNICEF) hadir dan berbagi inspirasi kepada para pemimpin muda. Sesi ini diawali dengan Satria Ugahari yang merupakan Direktur Indonesia Mengajar. Beliau menceritakan perjalanannya yang berawal dari private sector yang merasa bahwa pekerjannya membuat beliau kurang bisa berkomunikasi dengan baik di lingkungan sosial. Sehingga beliau membutuhkan pengalaman lain untuk melatih hal tersebut dengan bergabung di sebuah yayasan bernama Indonesia Mengajar.
melakukannya sedini mungkin.
Dengan terjun di sektor ini, Satria Ugahari merasa tidak hanya dilatih untuk memikirkan diri sendiri, namun kita harus berpikir besar untuk orang-orang di sekitar kita. Dengan berpikir besar, kita akan terbiasa untuk melakukan hal-hal besar. Namun hal besar tidak akan terjadi jika kita sendiri tidak memulai langkah pertama. Langkah pertama itulah yang seringkali menjadi masalah dalam sektor ini. Maka sebisa mungkin, ketika kita sudah tau halhal apa yang harus kita lakukan, kita harus segera
Terakhir, Bang Adnan memberikan pesan kepada para peserta bahwa nama instansi ini boleh berganti RK, namun esensinya tetap PPSDMS. Pertama program pembinaan, dan kedua kalian merupakan SDM strategis. Oleh karena itu, pastikan kita memiliki kontribusi dan tidak mati sebelum berakhir. Satria Ugahari pun menyampaikan closing statement-nya, jika kita benar-benar mau berkontribusi pada negeri ini, maka yang harus kita lakukan adalah dengan kita ikut bekerja, dan itu dimulai dari diri sendiri.
Sama halnya dengan Bang Adnan, beliau merupakan salah satu penggerak dalam UNICEF Indonesia. Beliau menyampaikan keterkaitan UNICEF dalam perumusan SDGs (Sustainable Development Goals) dan implementasi dalam programnya. Beliau pun berharap kita kita dapat ikut serta dalam perwujudan SDGs dengan mulai belajar dan memahami hal-hal yang menjadi tujuan dalam SDGs serta mengimplementasikannya dengan penuh pemikiran dan pertimbangan.
12 - Galeri Aktifitas
Galeri Aktifitas - 13
14 - RK Regional
Membangun Diri Menjadi Pemimpin yang Berintegritas, Berkarakter dan Berprestasi Dialog Tokoh Regional 1 Jakarta Bersama Gubernur Jawa Barat periode 2008 – 2018, Ahmad Heryawan “Agama kita mengajarkan bahwa setiap kita adalah pemimpin paling tidak diri sendiri. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya. Maka kita harus menyiapkan kelayakan.” –Kang Aher. Pada hari Selasa, 7 Agustus 2018 telah dilaksanakan Dialog Tokoh bersama Gubernur Jawa Barat periode 2008 – 2018, Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si. Dialog Tokoh adalah salah satu program dari rangkaian pembinaan kepemimpinan selama 22 bulan untuk penerima beasiswa pemimpin Indonesia, Rumah Kepemimpinan. Tema yang diangkat pada DT bersama Pa Gub adalah “Membangun Diri Menjadi Pemimpin yang Berintegritas, Berkarakter, dan Berprestasi.” Dialog Tokoh dilaksanakan di Auditorium Rumah Kepemimpinan Jakarta pada pukul 20.00-22.00 WIB. Dialog Tokoh juga dihadiri oleh asrama-asrama pem-
binaan lainnya yang ada di Jakarta, yaitu STT Nurul Fikri, Indonesia Quranic Foundation, Kader Surau YBM BRI, Rumah Peradaban, Yayasan Keluarga Muslim FEB UI,, Beastudi Etos, Walisongo, dan Asrama UI. Kang Aher menyebutkan bahwa menjadi pemimpin itu harus memiliki integritas. Integritas pada diri, Tuhan, rakyat, dan alam semesta. Pemimpin adalah orang yang mampu bertahan dalam menikmati ketegangan yang berkepanjangan. Ada banyak hal yang diatur selama memimpin dan melihat apapun yang dihadapi dengan senyuman. Integritas, anggaran efektif dan memikirkan indonesia. Memimpin itu Indah dan bisa menghasilkan kebaikan. Satu jargon yang akhir dari dialog tokoh kali ini adalah seharusnya pemimpin mampu “massifkan kebaikan!”
RK Regional - 15
Pemimpin yang Berkontribusi untuk Negeri Dialog Tokoh Regional 6 Medan Medan (7/8), berlangsung Dialog Tokoh bersama Ummi Leni Nurlaeni Indonesia Costum and Excise Ministry of Finance di Aula Asrama Rumah Kepemimpinan Medan. Ummi panggilan akrab yang disematkan kepada beliau, menyampaikan bahwa pentingnya berkontribusi untuk negeri, bahkan sejengkal pun keluar rumah maka haruslah jadi wadah kita berkontribusi. Salah satunya dengan mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan menjadikannya sebagai modal untuk terus berkontribusi. Program Dialog Tokoh adalah program rutin bulanan untuk seluruh peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 9 yang bertujuan untuk memberikan knowledge dan perspektif kepemimpinan langsung dari para tokoh-tokoh yang ada. Selain Dialog Tokoh, masih banyak rangkaian pembinaan kepemimpinan yang diberikan untuk para peserta seperti sharing Alumni, Leadership Project dan Leadership Talks yang mengundang tokoh-tokoh nasional di Indonesia.
Kepedulian Untuk Korban Gempa Lombok Aksi sosial Rumah Kepemimpinan Regional 7 Makassar
Makassar (8/8) Aksi Sosial Peduli Gempa Lombok Rumah Kepemimpinan Regional 7. Makassar Seperti yang kita ketahui gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Lombok dan sekitarnya, Minggu malam, 5 Agustus 2018, kini menyisakan trauma mendalam bagi warga setempat. Bagaimana tidak, guncangan gempa dahsyat hingga berpotensi tsunami membuat panik ribuan warga yang berada di Bumi Seribu Masjid itu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mencatat telah terjadi sebanyak 344 kali gempa di Lombok sampai Kamis (9/8/2018) pagi. Aksi sosial ini bekerjasama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap) melakukan penggalangan dana serta penyaluran donasi. Aksi yang dilakukan peserta Rumah Kepemimpinan Regional 7 Makassar ini diharapkan menjadi sedikit langkah kecil untuk meringankan bebanbeban saudara kita di Lombok sana.
untuk
16 16 - RK Awards
RK Awards - 17 17
18 18 - RK Program
RK Program - 19 19
“Para peserta memiliki kualifikasi yang sangat baik karena mereka menunjukan kemampuan dalam mengekspresikan pengalaman mengelola komunitas secara sistematis dan empiris, sehingga 20 orang ini benar-benar merupakan putra daerah yang menjadi representasi dari organisasi-organisasi daerah di Indonesia Timur tahun ini”, ujar Rizky Yudo, Ketua Panitia PDM Academy. Sementara itu, Muh. Mushaddiq Asri, Asisten Manager Rumah Kepemimpinan Regional 7 Makassar mengatakan bahwa “Antusiasme PDM Academy di Indonesia Timur ini tinggi sekali. Terbukti jumlah pendaftar yang membludak.
Bahkan di hari H masih ada orang-orang yang ingin mendaftar ke PDM Academy.” “Para peserta PDM Academy di Indonesia Timur ini akan bergabung dengan Forum Putra Daerah Membangun dimana selama empat bulan ke depan para peserta akan mendapatkan sesi mentoring untuk pengembangan komunitas. Disamping itu, Putra Daerah Membangun juga akan memberikan Match Funding kepada 3 komunitas Terbaik di masing-masing wilayah yakni Indonesia Timur dan Indonesia Barat”, pungkas Reza Zaki, Ketua Putra Daerah Membangun.
20 - RK Alumni
Refi Kunaefi Regional 1 Jakarta Angkatan 3
Memberi Energi UNTUK NEGERI Menekuni bidang energi terbarukan, menjadikan kiprah salah satu alumni Rumah Kepemimpinan ini semakin tak terbendung. Sosok yang dimaksud kali ini adalah Refi Kunaefi. Refi Kunaefi adalah alumni Rumah Kepemimpinan angkatan III regional Jakarta. Refi merupakan sosok yang cemerlang. Hal ini ditunjukkan semasa beliau kuliah di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 2004 hingga 2008. Menyandang gelar cumlaude, menjadi ketua Ikatan Mahasiswa Mesin, lulusan terbaik Teknik Mesin UI dan langsung berkiprah di Schlumberger – Salah satu perusahaan di bidang penyediaan jasa untuk industri minyak dan gas terbesar di dunia – sudahlah cukup menandakan Refi adalah sosok yang cemerlang. Perjalanan karirnya di bidang energi, tak berhenti begitu saja di Schlumberger. Refi memutuskan untuk melanjutkan studi master di Ecole des Mines de Nantes, Prancis dengan mengambil program Engineering and Environment Management (2011-2013). Studi master yang dijalaninya benar-benar bebas biaya. Hal ini dikarenakan, Refi mendapat beasiswa dari Total EP Indonesie untuk menyelesaikan
studinya. Masa studi masternya tidak dibiarkan oleh Refi tanpa kegiatan. Saat menjalani studi masternya, Refi juga didaulat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di Prancis untuk periode tahun 2011 hingga 2012. Hal ini menandakan Refi adalah sosok yang tidak hanya cemerlang di dunia akademis tapi juga di dunia organisasi.
Selesai program master di Prancis, Refi kembali ke tanah air dan langsung bergabung dengan salah satu perusahaan asal Prancis di Indonesia bernama Akuo Energy pada tahun 2013. Refi mengawali karirnya di Akuo Energy menjadi Junior Project Manager. Prestasi dan semangatnya untuk selalu memberikan yang terbaik menjadikan karirnya di Akuo Energy mulus. Kini Refi telah dipercaya sebagai Project & Business Development Director sejak tahun 2016. Sosok kelahiran kecamatan Kemiling, Bandar Lampung tiga puluh dua tahun yang lalu ini, benar-benar memegang apa yang pernah didapatkannya saat di asrama Rumah Kepemimpinan. Menjadi sosok yang penuh dengan idealisme, berintegritas dan berusaha membangun titik temu.
Refi telah mencontohkan kepada kita semua. Dia berharap dengan seperti itu, Refi dapat setidaknya menunjukkan bahwa sesungguhnya nilai-nilai Islam tidak akan bertentangann dengan profesionalisme. Begitu pungkasnya. Dengan segala kiprah dan prestasinya yang ditorehkannya sejak kuliah dan berkarir di sektor Energi ini menjadikan Refi adalah salah seorang alumni Rumah Kepemimpinan yang dipercaya akan dapat menjadi penentu kebijakan terkait Energi Terbarukan di Indonesia. Untuk mengapresias kiprah dan kontribusinya selama ini, Rumah Kepemimpinan memberikan Refi penghargaan pada ajang pemberian penghargaan Rumah Kepemimpinan Awards 2018. Refi mendapatkan penghargaan pada kategori Pemimpin Muda Riset dan Pembaharu Teknologi. Demikianlah cerita seorang sosok pembaharu Energi bernama Refi Kunaefi. Refi telah mendapatkan ikigai-nya di bidang Energi ini. Menjadi seseorang yang memiliki kesuksesan tidaklah harus melepaskan Idealisme-nya. Mereka sesungguhnya dapat berjalan beriringan. Refi-lah salah satu contoh nyatanya.
RK Alumni - 21
Kabar Alumni Lembar khusus untuk kisah & kabar Alumni RK
Alfian Rahman, Alumni Muda Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung angkatan 8 mendapatkan pengakuan prestisius dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Ganesha Karsa. Ganesha Karsa adalah penghargaan yang diberikan oleh ITB untuk mahasiswa yang berprestasi di bidang ilmiah dan sosial kemasyarakatan. Penghargaan ini diberikan saat Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Tahun 2018 di Sasana Budaya Ganesa. Adapun yang menerima program ini umumnya adalah mahasiswa yang pernah menjuarai kompetisi tingkat internasional maupun nasional. Alfian Rahman yang merupakan Mahasiswa Teknik Geofisika ini pernah mendapatkan Travel Grant pada acara
EAGE (European Association of Geoscientists and Engineers) Annual Meeting yang ke-80 di Copenhagen, Denmark 11-14 Juni 2018. Alfian bisa terbang ke salah satu negeri Skandinavia ini dikarenakan sebelumnya berhasil menjuari perhelatan EAGE Asia-Pacific Geo-quiz Regional yang kebetulan tahun ini diadakan di Indonesia, tepatnya di kampus UGM Yogyakarta, pada Bulan April 2018 lalu. Alfian mendapatkan Frist Prize dan berhak atas Travel Grant ke Denmark bersama Timnya.
Selamat mengangkasa Kupu-kupu muda Peradaban !
Mengucapkan selamat atas capaian yang membanggakan dari salah seorang alumni Rumah Kepemimpinan Jakarta angkatan 4... Bang Andreas Senjaya... Tanggal 10 Agustus 2018 lalu, bang Jay terpilih menjadi satu dari 50 anak muda dibawah 40 tahun yang menjadi Game Changer di ranahnya masing-masing... Regrann from @andreassenjaya Alhamdulillah dipilih Indonesia Tatler sebagai salah satu dari 50 anak muda di bawah 40 tahun yang menjadi game changers, Gen T 2018 ceunah. Katanya ada 190 nominasi dipilih oleh 22 orang leader dalam industri yang berbeda-beda.
Alhamdulillah bersyukur karena Allah kembali bermurah hati menutupi aib diri ini dengan label yang saya sendiri merasa jauh dari pantas mendapatnya. Plus memohon ampun banyak2 pada-Nya, jangan sampai label dunia didapat, sementara label akhirat yang masih belum jelas dan masih menegangkan terlepas. ps: ini list lengkap peraihnya https://www.indonesiatatler.com/generation-t/50list
Selamat atas terpilihnya abang @mujabms (akun Instagram | alumni RKJakarta angkatan 7) Sebagai Abang Jakarta terpilih tahun ini. Regrann from @mujabms - 27 Juli 2018
melakukan yang terbaik, tak peduli apapun hambatannya. Mastatho’tum, kita berusaha atau beriktihar semaksimal mungkin sampai Allah Ta’ala yang mengakhiri usaha kita. Alhamdulillah.
Foto ini bercerita tentang usaha keras dibalut dengan doa yang kuat. Cerita tentang seseorang yang sebenarnya punya banyak keterbatasan, banyak kekhawatiran terhadap dirinya sendiri, dan ketidakpercayaan diri.
Semoga senantiasa terus menginspirasi pemuda Jakarta dan Indonesia ya Bang :D
Terima kasih semuanya atas dukungan dan doa dari semuanya. I’m nothing without you, guys.
Namun ada satu hal yang sangat ia hargai, yaitu waktu. Waktu tidak dapat diputar kembali, kesempatan tak hadir dua kali. Sehingga jika kita diberikan waktu dan kesempatan, kita harus
This is for you guys. Abang Jakarta 2018. Photo by @nurunissa
Temukan cerita seru lainnya di instagram @alumni.rk
22 - Kemitraan
Kemitraan BAZNAS oleh Ketua Baznas Prof. Bambang Sudibyo (Menuju Bonus Demografi 2030 : Potensi Besar Zakat dari Generasi Milenial untuk Pembangunan Indonesia) Jakarta (27/07). Acara National Leadership Camp masih berlanjut hingga sore hari di Aula H.B. Yassin, P4TK Bahasa Jakarta. Mata acara yang dihelat pada sore hari ini adalah pengenalan peserta dengan kemitraan Badan Amil Zakat Nasional. Pemateri yang berkesempatan hadir pada acara ini adalah Prof. Bambang Soedibyo selaku Ketua dari Badan Amil Zakat Nasional. Amron Basuki S.T, Asisten Manajer Regional 4 Surabaya, bertugas mendampingi beliau sebagai moderator. Sepanjang acara, suasana tampak tenang. Ini dikarenakan, banyak tumbuhnya optimisme yang dimunculkan dari presentasinya. Pembahasannya kali ini berfokus pada bonus demografi dan potensinya untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Bonus Demografi lazim dialami oleh semua bangsa, termasuk Indonesia. Bonus Demografi ini terjadi saat jumlah dependen pada suatu negara berkurang dan dapat ditanggung oleh kelompok produktif. Diprediksi, pada tahun 2015 hingga 2035 nanti,jumlah usia produktif kerja dapat mencapai 180 juta jiwa. pasalnya, berdasarkan perolehan GDPnya, kelak Indonesia akan menempati urutan Ke-7 pada 2030, dan 2040 ke-4 terbesar setelah china, india dan amerika serikat, berdasarkan prediksi dari citibank (2010). Hal yang serupa juga diung-
kapkan dalam penelitian dari PWC yang akan mencapai urutan ke-6 pada tahun 2050 ini. Kesempatan ini adalah peluang penguatan ekonomi negeri indonesia, termasuk kekuatan filantropi islam yang termasuk zakat didalamnya. Walaupun bukan negara yang menggunakan islam sebagai dasarnya, namun indonesia merupakan negara dengan jumlah ummat musim terbanyak di Dunia, dimana sekitar 87% dari penduduknya adalah muslim (260juta). Filantropi merupakan sebuah kepercayaan yang telah melekat dalam masyarakat. Kedepan, impiannya sistem zakat ini dapat diimplementasikan dalam beragam sektor. Bukan hanya dalam sektor pelayanan perbankan seperti yang ada selama ini. Zakat adalah urusan agama sekaligus keuangan. sehingga, pengaturan dan regulasinya diatur oleh pemerintah pusat yang menjadi penanggungjawabnya. Selain itu, perannya di era millenial ini adalah guna memajukan beragam sektor yang ada di Indonesia. Mulai dari pendidikan, perekonomian, hingga aspek sosial. Oleh karena itu, di akhir materinya, Prof. Bambang Sudibyo menekankan akan pentingnya menuanikan zakatpadalembaga yang resmi dari pemerintah.
Kemitraan - 23
Melanjutkan Kolaborasi Mitra di National Leadership Camp 2018 Jakarta (28/07) Pada acara National Leadership Camp 2018, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga S. Uno menyampaikan keynote speech yang bertema “Membangun Kolaborasi dan Kontribusi Pemuda Indonesia di Era Global.” Acara ini juga turut dihadiri oleh Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali, Camat Jagakarsa Fidiyah Rokhim, Lurah Srengseng Sawah Tubagus Masruri MZ, Ketua Dewan Pembina Yayasan Nurul Fikri Drs. H. Musholli, dan Direktur Eksekutif Bachtiar Firdaus, ST. MPP. Wakil Gubernur Jakarta bapak Sandiaga S. Uno mengawali speech-nya, dengan menghadiahkan pantun kepada peserta pembinaan Rumah Kepemimpinan angkatan 9 yang berasal dari sembilan provinsi di Indonesia. Dalam kesempatan ini, Pak Sandi merasa terhormat untuk bertemu dengan para pemimpin muda yang terdiri atas 300 mahasiswa dan menyebut Rumah Kepemimpinan sebagai kawah candradimuka, yakni tempatnya lahir para pemimpin yang sejatinya selalu berkelompok dan membentuk pemimpin lainnya. Turut hadir pula perwakilan mitra-mitra strategis Rumah Kepemimpinan yang telah berjasa mendukung berjalannya program pembinaan Rumah Kepemimpinan
angkatan 8 selama kurang lebih 2 tahun lamanya, hadir diantaranya - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) - Medco Foundation - Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) - ZIS Indosat - Majelis Taklim Telkomsel (MTT) - Lentera Mitra Strategis (LMS) - Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), dan - NICE Indonesia Rangkaian acara National Leadership Camp 2018 yang bertema #KOLABORASIKARYA ini diharapkan para peserta angkatan 9 yang baru mampu menjadi pionir kolaborasi dalam menyelesaikan ragam masalah bangsa yang ada. Diantara tokoh pembicara nasional yang turut mengisi acara NLC 2018 sejak hari rabu kemarin adalah Gubernur Jakarta Bapak Anies Baswedan, Agus Rahardjo (Ketua Umum KPK), Hendry Santriago (CEO General Electric), Prof. Bambang Sudibyo (Direktur BAZNAS), Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah), Santria Ugahari (Direktur Indonesia Mengajar) dan Irfan ‘Fanbul’ Prabowo (Campaign Team of Asian Games 2018).
24 - Laporan Keuangan
Laporan Keuangan - 25
26 - Dibawah Langit Asrama
Di atas Samudera cita, di bawah langit asrama :
Berat namun baik oleh : Qudsyi Ainul Fawaid “Saya harus masuk RK”, kata yang saya ucapkan ketika saya melihat beberapa orang yang mendapatkan beasiswa Rumah Kepemimpinan (RK) menjadi orang-orang hebat di kampus saya, baik itu di bidang organisasi, prestasi, keagamaan. Hal ini yang benar-benar membuat saya tertarik masuk RK, disisi lain semua abang tingkat yang dekat sama saya untuk masuk RK, padahal jujur saja saya tidak tahu apa itu Rumah Kepemimpinan, apa kegiatannya, bentuk beasiswanya seperti apa, and i never know about that. Seiring berjalannya waktu, saya pun mencari tahu mengenai beasiswa Rumah Kepemimpinan ini. Ternyata beasiswa ini menyediakan fasilitas asrama atau tempat tinggal secara gratis selama 2 tahun. Selain itu asrama ini memiliki daya tarik yang hebat di program pembinaannya, dengar-dengar dari abang tingkat, pembinaan asrama RK itu yg membuat beasiswa ini sangat berbeda dari beasiswa lainnya. Pada saat itu saya udah menginjak semester 4, cukup hectic juga saat itu karena saya harus menjabat sebagai ketua angkatan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, ditambah menjadi ketua Departemen Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Fateta. Saya mencuri-curi waktu untuk melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan. Kalau boleh jujur sebenernya saya dari keluarga yang berkecukupan, dan saya sudah beberapa kali daftar beasiswa tapi di tolak terus, sakit hati banget ga sih? hahaha. Tapi tidak mengapa, mungkin dengan background organisasi yang kuat saya bisa diterima di beasiswa RK ini. Saya pun sesegera mungkin merapikan berkas-berkas pendaftaran dan tidak lupa meminta surat rekomendasi terhadap diri saya. Disini saya meminta rekomendasi ke 2 orang, satu seorang ketua BEM Fakultas dan ketua OSPEK IPB tahun 2015. Dia orang yang sangat mengenal saya di organisasi.
Tidak lama setelah mendaftarkan secara administrasi diri saya di asrama Rumah Kepemimpinan, saya mendaftarkan diri menjadi ketua ospek IPB tahun 2016, singkat cerita saya terpilih dan mendapatkan amanah baru menjadi ketua ospek IPB atau disebut MPKMB. Beberapa hari kemudian ada pengumuman lolos seleksi Tes Tahap 1 Beasiswa RK, alhamdulillah saya lolos! Saya pun bertanya ke sana-kesini mengenai Tes Tahap 2 dan berjanji secara totalitas untuk mempersiapkannya dengan baik. Selang 1 bulan datanglah waktu seleksi tahap 2 yang berlokasi di bawah Auditorium Toyyib. Saat proses registrasi saya melihat banyak orang yang saya kenal dan mereka semua orang-orang hebat di IPB. Di situ saya cuma bisa berdecak kagum dan berharap bisa menjadi salah satu peserta di beasiswa ini. Saya pun menjalankan Tes Tahap 2 dengan optimis dan jujur sejujur-jujurnya. Setelah tes saya cuma bisa berharap kepada Allah atas segala yang akan diberikan kedepannya. Karena saya yakin saya cuma bisa berharap setelah saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Beberapa waktu kemudian saya sangat bersyukur mendengar pengumuman bahwa saya lolos seleksi tahap 2 dan berkesempatan melanjutkan ke tahap 3. Pada fase ini saya sedang sangat disibukkan dengan banyak aktivitas. Kepanitiaan MPKMB sedang kritis dan tidak bisa ditinggal begitu aja. Beruntungnya beberapa SC MPKMB ini juga anak RK, di situlah saya mencuri waktu buat diskusi dan mencari tips and trik mengenai Tes Tahap 3 ini, setelah siap saya pun menjalankan test tahap 3 dengan optimis. Sore hari pada saat bulan Ramadhan, saya lupa tepatnya tanggal berapa, saya sedang memimpin rapat pimpinan MPKMB, dan di sanaada beberapa anak-anak menyela “RK udah pengumuman woi…”, dan seketika rapat menjadi kurang kondusif. Saya sebagai pemi-
RK Regional - 27
mpin rapat berlaku professional untuk tidak mengizinkan orang-orang membuka HP hingga adzan maghrib berkumandang. Setelah adzan berkumandang alangkah bahagianya saya ketika mengetahui bahwa saya resmi menjadi salah satu peserta Beasiswa Rumah Kepemimpinan angkatan 8. Alhamdulillah! Setelah itu saya langsung mempersiapkan diri pindah kontrakkan dan pindah ke asrama RK. Tepatnya setelah lebaran saya pindah kontrakan dan tinggal disana. Pertama kali penyambutan ternyata RK Regional V Bogor memiliki suatu budaya tersendiri. Asrama baru bisa dimasuki pada pukul 0.00 dan saya fikir ini unik banget, oleh karena itu kami pun disuruh berkumpul di satu tempat dan saya jalan bersama ke asrama dengan 29 peserta lainnya. Saat itu kami diberi tahu kondisi dan realita RK. Harapannya agar kami bisa kuat kedepannya. Waktu pun berlalu. Dan akhirnya saya merasakan kehidupan RK yang “keras�, ternyata RK itu sadis, dan benar desas-desus yang beredar bahwasanya pembinaan di RK bukan Cuma terbilang keren tapi gila. Bayangkan, kami dipaksa untuk tidur sehari cuma 4 jam. Dipaksa aktif organisasi sehingga pulang larut malam, tapi bangun harus jam setengah 4 karena harus sholat tahajjud. Adaptasi ini yang membuat saya sangat berat di RK, bahkan hingga detik ini adaptasi ini belum berjalan dengan efektif. Selain itu kita juga harus memprioritaskan RK dibandingkan acara lain, RK ga pernah mau di duain, kita dituntut bisa melakukan manajemen
waktu dan managemen organisasi dengan baik. Ini sangat berat, jujur. Kita juga wajib menanamkan nilai ROOM-PK, rendah hati, objektif, open mind, moderat, prestatif, kontributif. Mungkin seakan-akan terlihat mudah, namun aplikasinya di dunia nyata sangat sulit. Sulit Brooo. Namun ditengah tekanan pembinaan RK, saya selalu mencoba untuk bertahan dan beradaptasi. Ada beberapa hasil yang saya dapatkan. Alhamdulillah semenjak masuk RK saya bisa menjadi juara lomba LKTI tingkat nasional, saya bisa menjadi Ketua BEM Fakultas, saya bisa mendapatkan ilmu yang keren banget, dan juga dapet relasi orang-orang hebat termasuk sahabat pemimpin saya. Saya benar-benar bersyukur. Pada hari ini jangan pernah kalian pikir kalau saya semakin terbiasa dengan tekanan pembinaan RK. Jawabannya adalah tidak! Tekanan pembinaan semakin hari semakin berat, pembinaan dan level kepemimpinan semakin tinggi, saya semakin merasa tekanan ini terlalu berat. Tapi disaat saya merenung, pada akhirnya saya cuma bisa berfikir, orang hebat adalah orang yang kuat menghadapi segala tekanan, dan tekanan pembinaan ini adalah tekanan yang baik, dan saya tahu itu. Setelah merenung saya cuma bisa mengambil kesimpulan, bahwasanya bagaimana caranya saya harus tetap bertahan di Rumah Kepemimpinan ini!
28