Newsletter Rumah Kepemimpinan Edisi 108

Page 1

Newsletter Edisi 108

1


2 - Donasi Rumah Kepemimpinan


3 - Salam Redaksi

Direktur Eksekutif: Bachtiar Firdaus ST., MPP

3

Direktur Pembinaan Peserta & Pemberdayaan Alumni: Adi Wahyu Adji, S.Si, MSM Direktur Sumber Daya Manusia & Administrasi Keuangan: Muhammad Ichsan SE., M.S.E Direktur Kemitraan & Fundraising: Fachriadi Tanjung SE., M.Si Manajer Pembinaan Peserta & Pemberdayaan Alumni: Aqil Wilda Arief Manajer Sumber Daya Manusia & Administrasi Keuangan: Andi Junasa A. Imanuddin Manajer Kemitraan & Fundraising: Nur Ihsan Robbiyanto Asisten Manajer Marketing & Komunikasi: Ibrahim Irsyad

Pengorbanan Untuk Indonesia Keimanan lahir dari sebuah keyakinan. Kisah Nabi Ibrahim dan Isma’il adalah suatu kisah yang pernah terjadi dan itulah yang mendasari terjadinya Ibadah Kurban. Meskipun kita tidak pernah menyaksikan secara langsung, namun sebagai hamba-Nya dan dengan keimanan yang dimiliki, kita harus yakin bahwa kisah itu betul-betul terjadi dan terkandung perintah dari Allah SWT kepada kita untuk melaksanakan ibadah Kurban. Keimanan yang didasarkan kepada keyakinan akan menimbulkan sikap kepatuhan seorang hamba, yang selanjutnya akan termanifestasi dalam bentuk ketaatan, keikhlasan dan ketulusan. Di saat kecintaan kita kepada Allah SWT jauh lebih besar daripada kecintaan terhadap anak, isteri, harta, bahkan dunia dan seisinya, itulah yang menjadikan perintah yang terasa berat akan menjadi terasa ringan. Hal inilah yang akan berdampak positif terhadap peningkatan keimanan kita kepada Sang Pencipta. Kisah Nabi Ibrahim tidak disangsikan lagi merupakan kisah pengorbanan yang sangat luar biasa dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang pilihan. Seharusnya tidak kita juga bisa ikut melatih rasa pengorbanan kita untuk Allah SWT dengan cara menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk membeli binatang ternak, dijadikan sebagai Kurban dan diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Rumah Kepemimpinan adalah wadah manusia strategis yang mau dibina dan mengikhtiarkan dirinya untuk terus berjuang dalam “Life Balance Ways� dengan hanya mengharap ridha-Nya tanpa mengharap imbalan atau hanya sekadar ucapan terima kasih. Dari pengorbanan-pengorbanan kecil namun konsisten inilah semoga mimpi Rumah Kepemimpinan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat bisa terwujud. Salam Redaksi

Staf Bidang Pembinaan Peserta & Pemberdayaan Alumni: Enung Azizah Muliawati Arya Adiansyah Huditami Ajeng Widanti Adlul Hamidi Zanur Rizky Yudo Atmaja Staf Bidang Sumber Daya Manusia & Administrasi Keuangan: Lusi Cahya Pertiwi Fithratun Nuha Tsabita Yogi Yanto Staf Bidang Kemitraan & Fundraising: Yessy Nur Handayani Diamy Arta Marhani Staf Bidang Marketing & Komunikasi: Maghfira Puteri Almira Muhammad Nabil Kerumahtanggaan : Suhendar Ariyati Nugie Regional 1 Jakarta Pembina Regional: Dr. Hamid Chalid SH. LLM Manajer Regional: M. Fathan Mubina Supervisor Pembinaan: Bob Aditya Hidayat, Eka P. Kusumawardhani Regional 2 Bandung Pembina Regional: Endra Susila, S.T., M.T., Ph.D Supervisor Pembinaan: Azzam M. Hafidz Regional 3 Yogyakarta Pembina Regional: Dr. M. Wazis Wildan M. Sc Supervisor Pembinaan: Mujahid Al Fadhlullah, Mughnifia P. Sabrina Regional 4 Surabaya Pembina Regional: Dr. Arief Basuki, Sp An Manajer Regional: Amron Basuki Supervisor Pembinaan: Alfian Nur Wahyudi Regional 5 Bogor Pembina Regional: Dr. Abdul Munif M. Sc, Agr Manajer Regional: Pauzi Supervisor Pembinaan: Ainuz Zaim Hamami Regional 6 Medan Pembina Regional: Dr. Rudi Hartono Manajer Regional: Andi Pranata Supervisor Pembinaan: Agus Susanto Regional 7 Makassar Pembina Regional: Dr. Yusran Manajer Regional: M. Mushaddiq Asri Supervisor Pembinaan: Andi Khalil Gibran Basir Regional 8 Samarinda Supervisor Pembinaan: Dwi Luthfi Regional 9 Solo Supervisor Pembinaan: Afif Muchlisin


4 - Mitra & Daftar Isi

Inspirasi Pemimpin

“Momentum Lahirnya Pahlawan Negeri”

Oleh Rizki Yudo Atamaja Putra Daerah Membangun Officer

Hal 5

5

Ishlah Fitriani Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia Angkatan 2017 | Rumah Kepemimpinan Angkatan 9

Inspirasi Pemimpin Muda

Kebijakan Kesejahteraan Sosial Dalam Mengatasi Terorisme Di Negara Berkembang Hal 8 Like

Comment

8

Share

RK Utama

“Mengajak Pemuda Bersatu Menjadi Pemimpin Bangsa” Launching Regional 9 Solo Hal 10

10

RK Regional

“Grand Opening Islamic Youth Community” Regional 1` Jakarta Hal 16

16

10

RK Utama

14

RK Achievement

18

RK Program

20

RK Alumni

24

Laporan Keuangan


Inspirasi Pemimpin - 5

“Momentum Lahirnya Pahlawan Negeri� Oleh Rizky Yudo Atmaja | Putra Daerah Membangun Officer

H

ari ini, hiruk-pikuk demokrasi mulai terdengar di segala sisi. Mendadak orang yang tidak pernah membicarakan politik menjadi pakar dan candu tersebut dengan mudah ditularkan ke orang lain. Mungkin karakter tersebut lahir atas dasar kebutuhan rakyat Indonesia saat ini, karena tidak sampai satu tahun lagi akan diadakan pemilu serentak, yaitu pemilihan presiden dan pemilihan legislatif. Dan masa kampanyenya sudah dimulai sejak bulan September 2018 [1]. Berdasarkan jadwal tersebut, sepertinya insting demokrasi di setiap warga negara secara perlahan akan melahirkan pola pikir yang solid untuk memilih calon pahlawan barunya untuk 5 tahun ke depan. Namun, hari ini saya tidak ingin membicarakan soal pemilu. Ada hal lain yang tidak kalah menarik perhatian saya saat ini, yaitu pemilihan raya untuk pergantian masa kepemimpinan organisasi mahasiswa di Indonesia. Hampir semua

kampus akan atau sedang menjalankan proses tersebut dan mencari siapa tokoh mahasiswa di kampusnya yang memiliki naluri kepahlawanan serta akan melanjutkan estafet perjuangan seniornya. Apakah kampus yang hanya terdapat calon tunggal itu berarti seluruh mahasiswa (di angkatannya) tidak memiliki naluri kepahlawanan? Ataukah para calon yang tidak lolos verifikasi tidak layak menjadi pahlawan?

Memupuk Pohon Pahlawan Bicara tentang naluri kepahlawanan, maka kita akan dipaksa untuk memperdalam insting kita sebagai manusia. Allah berfirman, tertulis pada Al Baqarah ayat 30, bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi. Khalifah dapat juga diartikan sebagai penerus perjuangan sebelumnya, yaitu penerus Rasulullah. Berdasarkan pemahaman tersebut, secara otomatis tanggung jawab dakwah Rasulullah juga akan sampai kepada


6 - Inspirasi Pemimpin

banyak pahlawan yang bisa melindungi rakyatnya. Setelah naluri kepahlawanan tertanam kokoh di dalam diri kita, tugas berikutnya adalah menumbuhkan batang kepahlawanan tersebut. Jika akar pohon adalah naluri, maka batang adalah keberanian.

kita. Minimal untuk bisa menumbuhkan naluri kepahlawanan dan bermanfaat untuk orang lain sebagaimana yang beliau miliki. Dalam hidup seorang pahlawan, tantangan adalah makanan yang sangat bergizi dan dikonsumsi setiap hari. Itu adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, hal tersebut merupakan sebuah inner power yang insyaAllah akan berguna dalam kehidupan kita.

Keberanian setidaknya dapat menjadi aspek ekspansif seorang pahlawan, sedangkan pada aspek defensifnya adalah kesabaran. Kedua hal inilah yang nantinya akan terus saling bersinggungan bersama elemen lain yang sering disebut risiko. Dalam beberapa kondisi, seorang pahlawan akan mendapatkan posisi dengan tekanan yang sangat perih. Itu adalah bukti dari pepatah kuno Belanda, Leiden is lijden, memimpin adalah menderita. Nabi Muhammad menjadikan bukti penderitaan tersebut sebagai motivasi sesuai dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, “Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama.�

Naluri kepahlawanan mungkin bisa diartikan dalam bentuk lain, seperti kepekaan sosial. Pada dasarnya naluri kepahlawanan berfungsi agar seorang manusia mampu bersikap sebagai pahlawan, yaitu menjadi manusia super yang bisa menyelesaikan masalah dan membantu orang banyak. Mari kaitkan sebentar dengan makna mahasiswa (yang katanya) sebagai Agent of Change.

Dari sana bisa ditarik kesimpulan, sejatinya penderitaan itu hanya muncul di awal. Setelahnya, kita akan menerima sebuah kepuasan yang tak tergantikan. Kepuasan yang muncul adalah bayaran yang sepadan dengan pengorbanan seorang pahlawan tersebut. Kepuasan saat melihat senyum dari masyarakat yang tertolong berkat kerja keras kita sebagai seorang pahlawan.

Sejak dibentuknya Boedi Oetomo, Sumpah Pemuda, peristiwa Rengasdengklok, bahkan sampai runtuhnya Orde Baru, mahasiswa punya peran yang signifikan dalam setiap periode perubahan yang hadir di Indonesia. Lantas, apa yang bisa dilakukan mahasiswa saat ini jika sepercik naluri kepahlawanan tidak hadir dalam hati mereka?

Memetik beberapa kalimat dari Syakib Arsalan, seorang penulis asal Suriah, beliau menyebutkan bahwa orang-orang barat lebih banyak berkorban daripada kaum muslimin karena mereka memberi lebih banyak demi agama mereka ketimbang apa yang diberikan kaum muslimin bagi agamanya. Saya rasa tidak perlu dipaparkan secara eksplisit bagaimana fakta di lapangan karena sudah menjadi rahasia umum. Inilah sebuah refleksi bagi kita, apakah kita sudah benar-benar menumbuhkan pohon kepahlawanan dalam hidup kita atau belum.

Melewatkan begitu saja proses pengawalan pilkada serentak hanya karena momentum regenerasi, sibuk membicarakan event internal kampus lalu lupa kontribusi ke masyarakat, atau bahkan asik nongkrong-nongkrong dan main game daripada menganalisa dan mendobrak perbaikan dari segala aspek yang merugikan masyarakat. Indonesia tidak sedang baik-baik saja, Bung! Indonesia butuh lebih

Kemanjaan Pahlawan Bukanlah Sebuah Kenistaan Sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu, paradigma yang dibangun sejak kecil tentang pahlawan adalah sesosok manusia yang pember-


Inspirasi Pemimpin - 7

ani dan selalu siap mengambil risiko. Memang tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Pada serial super hero fiksi yang diterbitkan oleh Marvel, digambarkan beberapa kali sosok Iron Man yang butuh hiburan atau memanjakan dirinya melalui kekayaan yang dia punya. Begitu pula Hawkeye saat selesai bertugas bersama The Avengers dan pulang ke rumah untuk bermanja bersama istri dan anaknya. Hal tersebut bukan berarti mereka adalah pahlawan yang lemah dan mudah ditaklukan, tapi terdapat ruang kosong di dalam hatinya yang harus diisi. Gambaran di sana mencitrakan bahwa pahlawan juga butuh waktu untuk bermanja dengan hal-hal yang dia sukai setelah mempertaruhkan jiwa raganya. Agar terlihat lebih nyata dan logis, kita berpindah ke sosok manusia yang nyata, Nabi Muhammad, pemuda yang menjadi panutan untuk seluruh umat Islam di dunia. Tampak jelas sisi kemanjaan beliau saat pertama kali mendapatkan wahyu yang secara tidak langsung meresmikan kerasulan beliau. Respon pertama yang didapatnya adalah gemetar, takut, dan berselimut dengan penuh kecemasan. Saat itulah Khadijah memanjakan dan kembali menguatkannya. Fakta lainnya, siapa yang akan menyangka sosok laki-laki spektakuler tersebut saat beristirahat di rumah selagi tidak ada panggilan jihad, ia berbaring di pangkuan Aisyah sembari disisiri rambutnya. Mesra dan sangat membuat iri. Tapi beliau pahlawan Islam, dan sah-sah saja. Bahkan sekelas Umar bin Khattab yang dikenal garang, keras, dan agresif juga sering bermanja dengan istrinya sesuai dengan kesaksiannya, “Jadilah engkau seperti bocah di depan istrimu.� Kesimpulannya, seorang pahlawan yang bermanja ria itu bukanlah sebuah hal yang tabu. Asalkan tidak terlena dan hanya sebagai peristirahatan sementara untuk kembali berjuang demi rakyatnya. Kemanjaan di sini berbeda dengan sikap melankolis yang berlebihan. Sikap di mana terlalu mengedepankan egoisme emosi pribadi tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi di muka publik. Meskipun atas nama cinta.

Akan Segera Lahir Mudah saja, pahlawan akan lahir jika Allah menghendakinya. Sebuah rezim yang buruk ada karena kuasa-Nya, begitu pula kehadiran orang yang akan membenahinya. Akan tetapi, jika hal itu menjadikan alasan kita berdiam diri, maka itu kesalahan yang fatal. Peristiwa penghancuran Uni Soviet (Peradaban Timur) oleh Amerika Serikat (Peradaban Barat) tidak serta-merta terjadi begitu saja, prosesnya sangat panjang. Bahkan setelah musuh abadinya hancur, kini Amerika (sepertinya) memupuk musuh baru dengan peradaban lain, yaitu Peradaban Islam [2]. Tampaknya pada tahun 2016 eskalasinya sudah hampir memuncak dan akan segera dikibarkan bendera deklarasi perang dengan Islam dalam beberapa tahun ke depan. Semoga tidak benar-benar terjadi. Begitu pula dengan peradaban pergerakan mahasiswa di Indonesia. Soekarno-Hatta memerdekakan Indonesia tidak dalam satu hari. Runtuhnya Orde Baru tidak sesimpel menduduki gedung DPR/MPR RI. Sebuah kesalahan besar jika kita lebih memilih diam dan menunggu ada orang lain yang lebih baik dari kita untuk ambil bagian dalam perjuangan ini. Justru seharusnya kitalah yang turun tangan dalam estafet perjuangan berikutnya. Kita tidak butuh menjadi ahli terlebih dahulu, hanya sedikit naluri kepahlawanan untuk mendobrak sebuah perubahan bagi masyarakat. Bersiaplah untuk terlahir kembali sebagai pahlawan negeri dan merawat Indonesia. Demi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. [1] M. Nadlir, “Ini Tahapan dan Jadwal Lengkap Pemilu 2019,� 28 02 2018. [Online]. Available: https:// nasional.kompas.com/read/2018/02/28/08350381/ ini-tahapan-dan-jadwal-lengkap-pemilu-2019. [2] F. A. Gerges, Amerika dan Politik Islam: Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan, Jakarta: AlvaBet, 2002.


8 - Inspirasi Pemimpin Muda

S

erangan teror yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia telah mengusik keamanan negara dan mengakibatkan hilangnya nyawa tanpa memandang korban, menimbulkan ketakutan masyarakat secara luas, dan kerugian harta benda, sehingga memiliki dampak yang luas terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan hubungan internasional. Mengungkap akar penyebab tindakan terorisme begitu penting karena terorisme sangat merugikan bagi negara. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya sesaat setelah tindakan teror berlangsung, namun juga berdampak secara tidak langsung terhadap keadaan politik dan ekonomi. Misalnya, terorisme dapat mengganggu kestabilan pemerintahan negara yang mengalaminya (Gassebner et al, 2008). Menimbang begitu besar dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh terorisme, analisis terhadap akar masalah yang menyebabkan tindakan teror perlu dilakukan untuk memprediksi serangan teror di masa yang akan datang. Peneliti dan akademisi berpendapat bahwa keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh besar terhadap terorisme. Lai (2007) mengungkapkan bahwa negara dengan ketimpangan ekonomi yang tinggi mengalami serangan terorisme yang lebih banyak dibandingkan dengan negara dengan masyarakat egaliter. Bloomberg dan Hess (2008) menemukan bahwa negara berkembang lebih banyak mengalami serangan teroris daripada negara maju. Hal yang menarik diungkapkan oleh Mousseau (2011) bahwa menurut hasil survey terhadap responden dari 14 negara yang mempresentasikan 62% populasi Muslim seluruh dunia, Islamist terror

tidak berkaitan dengan tingkat keimanan, kurangnya pendidikan, kemiskinan, ataupun ketidakpuasan terhadap pendapatan. Melainkan berkaitan dengan kemiskinan perkotaan (urban poverty). Peran urban poverty terhadap terorisme juga sejalan dengan tesis Mousseau (2002) yang mengungkapkan bahwa teror berakar dari kondisi perkotaan besar yang tidak aman di negara berkembang. Masyarakat desa menghindari rural poverty dengan berpindah ke kota besar, dengan harapan dapat memperbaiki keadaan ekonominya. Namun banyak di antara mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga terpaksa menggantungkan harapannya kepada pemimpin kelompok yang memperjuangkan keinginannya melalui jalur kekerasan. Hal ini tentu dapat dihindari jika suatu negara memiliki perhatian yang besar terhadap tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Burgoon (2006) mengungkapkan bahwa pengeluaran negara demi kesejahteraan sosial terbukti mengurangi serangan teroris di beberapa negara di dunia. Lebih lanjut, Krieger dan Meierrieks (2010) berpendapat bahwa kebijakan sosial tidak hanya


Inspirasi Pemimpin Muda - 9 memperbaiki keadaan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang (seperti pengangguran, kemiskinan, ketimpangan, dan ketidakpuasan), tetapi secara tidak langsung juga mengurangi aktivitas terorisme. Pengeluaran yang besar dalam beberapa bidang tertentu (meliputi kesehatan, penaggulangan pengangguran, program pasar tenaga kerja) terbukti memiliki korelasi terhadap penurunan angka tindak terorisme lokal. Lantas, bagaimana hubungan kebijakan sosial terhadap terorisme? Artikel ini dikembangkan berdasarkan analisis Burgoon (2006) mengenai kebijakan sosial sebagai solusi atas terorisme yang terjadi di berbagai wilayah di dunia. Burgoon berpendapat bahwa kebijakan kesejahteraan sosial di suatu negara mempengaruhi pilihan dan kapasitas aktor sosial, dimana melalui pertimbangan yang menyeluruh, dapat menghalangi niat untuk melakukan tindakan terorisme. Studi Burgoon dikritik oleh Crenshaw, Robison, dan Jenkins (2007) yang menemukan kesalahan potensial dalam argumentasi Burgoon dan prosedur ekonominya. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa dengan sejahteranya masyarakat, rasa tidak puas terhadap pemerintah dan sistem di negara tersebut dapat diminimalisir, sehingga keinginan untuk bertindak ekstrem—entah itu berlatarkan politik maupun agama—dapat dicegah. Negara yang mengusahakan kesejahteraan bagi rakyatnya (welfare state) memiliki kesempatan lebih besar dalam mencegah akar permasalahan yang dapat memicu terjadinya terorisme.

Oleh karenanya, dibutuhkan keseimbangan yang tepat agar serangan dan teror di suatu negara dapat dicegah. Terkait adanya kemungkinan kesalahan prosedur dalam analisis Burgoon yang diungkapkan oleh Crenshaw dkk., penulis berpendapat bahwa kompleksitas faktor sosioekonomi dalam masyarakat yang dinamis memungkinkan terjadinya kesalahan selama pengambilan dan pengumpulan data. Terlepas dari prosedur ekonomi tersebut, pandangan Burgoon yang menyatakan bahwa kebijakan kesejahteraan sosial dapat menjadi solusi bagi pencegahan tindakan terorisme merupakan buah pikiran yang patut diberi perhatian lebih, karena tidak semata-mata mencegah terorisme, tetapi juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Mencegah terorisme melalui kebijakan sosial merupakan solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan dari akarnya, serta memiliki dampak laten bagi suatu negara. Referensi : Burgoon, Brian. 2006. On welfare and terror: Social welfare policies and political-economic roots of terrorism. Journal of Conflict Resolution. Crenshaw, Edward M., Kristopher K. Robinson, and J. Craig Jenkins. 2007. The ‘roots’ of terrorism: A replication and extension of Burgoon. Krieger, Tim., Meierrieks, Daniel. 2010. Terrorism in the world of welfare capitalism. Journal of Conflict Resolution. Ishlah Fitriani

Berbagai kebijakan sosial diharapkan mampu mengurangi kemiskinan, ketimpangan, ketidakamanan ekonomi, dan pelaku ekstremis berbasis politik-agama, namun di sisi lain juga dapat meningkatkan kapasitas untuk mengorganisir terorisme karena tersedianya sumber daya yang memadai untuk melancarkan serangan.

Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia Angkatan 2017 | Rumah Kepemimpinan Angkatan 9

Like

Comment

Share


10 - RK Utama: Launching Regional 9 Solo

Launching Rumah Kepemimpinan Solo Masih dalam suasana peringatan kemerdekaan, Beasiswa Rumah Kepemimpinan (RK) “melebarkan sayapnya” dengan melakukan Launching RK Regional 9 Solo yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Agustus 2018 di Ruang Aula Indraprastha UNS Inn. Acara ini dihadiri oleh para Petinggi RK Pusat, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik, Dr. Eko Pujiayanto, S.Si, M.T, peserta penerima Beasiswa RK, tamu undangan, Komunitas Mata Kita dan peserta umum. Selain itu Launching RK Regional 9 Solo juga menghadirkan beberapa tokoh yang sudah dikenal oleh masyarakat, seperti Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A., Najwa Shihab, Nur Agis Aulia, Purba Purnama, Refi Kunaefi, dan Alief Aulia Rezza. Sebagai salah satu beasiswa yang mengupayakan pembinaan mahasiswa dalam bidang kepemimpinan berbasis asrama, RK terus berupaya menebar kebermanfaatan agar bisa dirasakan oleh banyak mahasiswa di berbagai wilayah. RK menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan yang membawa perbaikan

bagi bangsa. Saat ini RK sudah memasuki angkatan 9 dan mempunyai 9 Regional di 11 PTN di Indonesia, salah satunya Regional 9 Solo sebagai regional yang baru dibentuk bersama dengan Regional 8 Samarinda. Launching RK Regional 9 Solo menjadi tanda resminya pembukaan Beasiswa RK di Kota Surakarta. Selain itu, launching juga menjadi sarana pengenalan bagi mahasiswa maupun masyarakat umum terkait adanya Beasiswa RK yang sudah bekerjasama secara resmi dengan UNS. Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars RK. Setelah itu pembacaan Idealisme Kami yang menjadi gambaran cita-cita RK dalam menyiapkan para pesertanya sebagai pemimpin yang rela berkorban bagi masyatakat dan negara. Acara dilanjut dengan penyampaian Keynote Speech yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A. yang mengambil tema “Islam, Pemuda dan Persatuan Bangsa”. Penyampaian tersebut memiliki tiga poin utama sebagai isinya, yaitu pandangan Islam terhadap persatuan bangsa, Islam dan persatuan, serta pemuda dalam kepemimpinan.

Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A. sebagai Keynote Speaker dalam Launching RK Regional 9 Solo Setelah penyampaian keynote speech dilanjutkan dengan acara inti yaitu Launching RK Regional 9 Solo. Acara ini dilakukan dengan penyerahan Pataka Regional 9 Solo oleh Bachtiar Firdaus selaku Direktur RK kepada pihak UNS yang diwakili oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik, Dr. Eko Pujiayanto, S.Si, M.T. Lalu dilanjutkan dengan penyerahan Pataka Regional 9 Solo dari pihak UNS kepada Nur Hijrah Assalam, mewakili dua puluh lima mahasiswa UNS penerima Beasiswa RK. Penyerahan Pataka Regional 9 Solo menjadi simbol diresmikannya RK Regional 9 Solo dengan dua puluh lima mahasiswa UNS sebagai penerimanya. Selain speakers yang kece, pemandu acara kondang turut ikut serta Najwa Shihab memandu Leadership Talks dengan gayanya yang khas, masing-masing pembicara diberikan kesempatan untuk berbagi ilmu tentang kepemimpinan sesuai bidangnya. Purba Purnama dan Refi Kunaefi yang merupakan alumni RK angakat 1 diberikan


Launching Regional 9 Solo - 11

kesempatan untuk bercerita terlebih dahulu. Purba menjelaskan mengenai dirinya yang berasal dari kampung namun berhasil menempuh pendidikan magister dan doktoral sekaligus di Korea Selatan hanya dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cumlaude. Purba memilih untuk mengabdi kepada bangsa melalui kiprahnya dibidang penelitian terutama mengenai plastik biodegradable. Peran sebagai peneliti tersebut telah menghasilkan beberapa hak paten yang telah diakui dunia.

memilih untuk mengabdikan dirinya menjadi petani muda. Agis bercerita bahwa melalui pertanian maka bisa menjadi penghasilan dunia dan akhirat, ia menyadari bahwa selama ini para petani dalam keterpurukan karena belum adanya pengelolaan dengan baik. Kesadaran tersebut membuatnya mencari cara untuk bisa memajukan para petani di Indonesia, akhirnya dengan berbagai percobaan ditemukan teknik terbaik yang bisa menjadikan petani lebih maju dan berkembang.

Refi Kunaefi mengabdikan dirinya untuk membangun daerah tertinggal di Indonesia dengan energi terbarukan. Melalui program perusahaan tempatnya bekerja, Refi mempunyai program semua desa dialiri listrik. Dilanjutkan dengan Alief Aulia yang menceritakan potensi ekonomi Indonesia di dunia internasional. Lalu penyampaian oleh Nur Agis, sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM alumni RK regional 3 Yogyakarta, yang lebih

Dari semua pembicara menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan kesungguhan para pemuda yang akan membawa nasib bangsa ke depannya. Semua sepakat pemuda sebagai pemimpin masa depan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri dengan mengunggulkan rasa egoisnya, akan tetapi semua diperlukan persatuan dan kerjasama. Hal itu dikarenakan pembangunan Indonesia tidak hanya berasal dari satu bidang, melainkan berbagai bidang yang

harus maju. Di akhir Leadership Talks Najwa Shihab membacakan narasi yang selama ini menjadi ciri khasnya sebagai host talk show. Narasi yang dibacakan seputar kepemiminan pemuda dan masih dalam semangat peringatan kemerdekaan, berikut ini merupakan penggalan dari narasi yang dibacakan Najwa Shihab “....... Indonesia adalah kata kerja, mimpi-mimpi yang harus digubah menjadi nyata. Tugas demi tugas sudah menunggu di depan mata, kita semua yang harus menuntaskannya. Tak ada tempat untuk pesimisme, masa depan harus dibentuk dengan optimisme. .........�


12 - RK Utama: Qurban Rumah Kepemimpinan

Berbagi Keberkahan disetiap asrama Melalui Qurban di Rumah Kepemimpinan Jika esensi dari berqurban terletak pada menghadapi “rasa takut�, maka dalam konteks ini pun bisa dilihat sebenarnya Allah ingin mengetes setiap muslim apakah mereka bersedia melepaskan hartanya untuk mendekat kepada Allah. Jika nabi SAW Ibrahim diuji dengan melepas anak yang sudah lama didambakan dan disayanginya, kitapun diuji dengan melepas harta yang kita cintai. Melepas harta ini tidaklah mudah, bahkan untuk orang mampu sekalipun. Selalu muncul rasa takut untuk melepas harta agar bisa berqurban. Mulai dari mengurangi tabungan, takut nanti terkena musibah dan tidak punya dana cadangan, hingga berbagai macam alasan logis lainnya. Yes, di situlah esensi qurbannya. Seperti Nabi Ibrahim, apakah kita mampu menghadapi rasa takut untuk melepas apa yang kita cintai? “Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).� Alhamdulillah, Asrama Rumah kepemimpinan yang tersebar di 9 kota besar di Indonesia telah berhasil melaksanakan pemotongan hewan Qurban sekaligus pembagian daging qurban untuk masyarakat dan desa-desa yang membutuhkan di dekat asrama. Para peserta angkatan 9 yang baru berasrama di awal bulan agustus ini menghayati semangat berkorban dalam berbagai sektor pengabdian. InsyaAllah berbagi keberkahan tanpa pamrih, tidak mengharapkan pujian atau ucapan terima kasih, sesuai dengan cerminan Idealisme Rumah Kepemimpinan.


RK utama - 13

KEMITRAAN K u n j un g a n K e mi traa n || Sponsor ship Event || Business Plan

Kunjungan Local Partner Indonesia NAMA Foundation bersama Rumah Kepemimpinan Jakarta, 20 September 2018, telah dilaksanakan NAMA Visit ke Rumah Kepemimpinan dengan agenda laporan Project RK untuk NAMA Foundation, FollowUp Perkembangan Peserta Program Capacity Building NAMA Foundation, dan potensi kolaborasi NAMA Foundationd dan Rumah Kepemimpinan kedepannya. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Dr. Saleh Bazead (CEO NAMA Foundation), Ms. Nurul Atiqah Anuar (HPDS NAMA Foundation) dan Rantala Sikayo (WAFAA Indonesia). Dalam kesempatan ini, Eksekutif Rumah Kepemimpinan yang diwakili oleh Adi Wahyu Adji (Direktur Pembinaan Peserta dan Pemberdayaan Alumni Rumah Kepemimpinan) menyampaikan terkait Project yang telah disepakati RK dan NAMA Foundation antara lain BRIGTH Program, PDM Academy, NAMA Fund dan Star 4 Change. Hingga saat ini, Project PDM Academy angkatan 1 yang telah terlaksana pada tanggal 6-8 Juli 2018 di Makassar. Selain itu, beberapa project yang telah disebutukan sebelumnya akan dibahas lebih lanjut antara NAMA Foundation dan Rumah Kepemimpinan. Diskusi dilanjutkan dengan laporan singkat terkait testimoni dan followup dari perwakilan Peserta Program Capacity Building yang telah dijalankan oleh NAMA Foundation, antara lain : Aqil Wilda Arief (PMD Program), Enung Azizah Mulyawati (CMI Program), Nur Ihsan Robbiyanto (Peserta

ROOTS Program), dan Muhammad Fathan Mubina (MANAGE Program). “Kita harus mengukur impact dan menetapkan output yang akan dicapai setelah pelaksanaan Pro-Bono kita lakukan” pesan dari Ms. Nurul saat sesi diskusi ini. Pembahasan selanjutnya, Adji menyampaikan bahwa RK telah menyubmit 12 Proposal Project untuk NAMA Grant 2019. Hal ini disambut baik oleh Dr Saleh dan beliau menegaskan bahwa Project yang akan dibiayai NAMA adalah Project yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan atas permasalahan yang ada. Sebelum diskusi berakhir, Dr Saleh mendukung Rumah Kepemimpinan untuk segera mendapatkan PQASSO dan menguatkan sektor Social Enterprise, “Saya yakin RK sudah pantas mendapatkan sertifikasi PQASSO, karena saya melihat organisasinya sudah baik. Terlebih lagi RK seharusnya mampu menjalankan Social Enterprise agar menjadi NGO yang terus berkembang, mandiri dan sustain.” ungkap Dr Saleh sebelum menutup pertemuan tersebut. Semoga dengan pertemuan ini makin mengeratkan hubungan Rumah Kepemimpinan dan NAMA Foundation dalam berkolaborasi dalam membangun sumber daya strategis dan unggul sehingga mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabar. (AHZ)


14


15


16 - RK Regional

Grand Opening Islamic Youth Community

Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta bersama SALAM UI “Jadilah akademisi, jadilah ilmuwan sejati dan bersyukur akan segala hal yang dimiliki.” - Prof. KH. Din Syamsuddin Grand Opening Islamic Youth Community (IYC) kolaborasi antara Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta bersama SALAM Universitas Indonesia. IYC merupakan program yang bertujuan untuk mempertemukan dan mengupgrade mahasiswa baru muslim Universitas Indonesia. Acara dilaksanakan di Auditorium FIA UI dari pukul 09.00 WIB. Grand Opening IYC dibuka dengan keynote speech dari Prof. KH. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah 2018). Prof. Din memberikan bekal mendasar untuk mahasiswa baru UI 2018. Selain mengenai agama, identitas kita sebagai seorang muslim juga tak kalah penting. Kita harus bangga dengan identitas tersebut. Cara agar kita bangga menjadi seorang muslim yaitu dengan mengerti tentang Islam (kebesaran Allah), mencintai dan mempelajari Islam lebih dalam. Kemudian menunjukan kebanggaan akan identitas muslim bisa dilakukan dengan menjadi muslim yang berprestasi (bukan hanya dalam hal akademik) serta menjadi pengingat kebaikan untuk orang lain. Talkshow dilanjutkan oleh beberapa orang pembicara, yaitu Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D (Dosen FEB UI), Mohamad Sani (CEO Learn Quran), dan Abidah Syauqina (CEO Teman Bisnis). Ketiga pembicara ini menyampaikan materi mengenai kebanggan sebagai muslim dan kontribusi apa saja yang bisa dilakukan sebagai seorang muslim.

Apa Kabar Rupiah Kita? Dialog Tokoh Visual Regional 1 Jakarta Beberapa hari terakhir ini, Indonesia dihebohkan dengan melemahnya rupiah. Banyak orang melakukan analisis dan menyampaikan opininya terkait melemahnya rupiah ini. Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta Angkatan 9 mengadakan Dialog Tokoh Virtual (DTV) pada pukul 20.00 WIB di Auditorium Rumah Kepemimpinan Pusat dengan tema “Apa Kabar Rupiah Kita?”. Konsep DTV sendiri adalah salah satu program bulanan peserta Rumah Kepemimpinan dalam rangka membuka wawasan dan persepsi baru bagi pemimpin muda, dalam menganalisa suatu kasus yang ada di Indonesia. Perspektif kepemimpinan juga diuji disini ketika mengutarakan pendapat dan berdebat didalam forum ini. DTV kali ini dimulai dengan pemutaran video berdurasi sekitar 10 menit yang menampilkan opini dari Ibu Sri Mulyani terkait melemahnya rupiah. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk mengambil kesimpulan akan masalah melemahnya rupiah ini.


RK Regional - 17

Dinamika Asrama dan Kepedulian Sesama Sharing Alumni Regional 9 Surakarta

“Karakter itu bukan hanya soal kebaikan yang kita miliki dalam diri. Kamu bisa berprestasi, keluar negeri berkali-kali, tapi kamu selfish, tidak peduli sama lingkungan, kelar hidup kita, tidak ada yg nemenin”. Ucap bang Yanis Audi, salah satu alumni yang diundang dari R1 angkatan 7 Percuma ketika kita berprestasi, banyak juara, tapi tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan kita, maka dihadapan mereka kita ga berarti apa-apa. Setiap apa yg ada di RK memiliki banyak makna yang mengajarkan kita. “Jadi ketika ada yang membuat kita marah, kesel atau bahkan darah tinggi mendengarnya. Kita harus ambil pelajaran di dalamnya. Jangan ambil kulitnya tapi nikmati isinya, layaknya duren, jangan makan kulitnya, tapi ambil dalamnya” Pada kesempatan malam itu, kami mengundang pula alumni R3 angkatan 6, Mas Abrory Pramana. Beliau menyampaikan tentang kesolidan bersama di asrama, mengaplikasikan 3R betapa sangat pentingnya. “Respect to System, Respect to People and Respect to time. Kita manusia yang ditakdirkan untuk mengingatkan satu dengan yang lainnya. Bersama melakukan kebaikan akan menjadi prestasi hebat. Karena berjamaah lebih utama dibanding sendiri melakukannya” imbuh Mas Abrory

Sore Bersama Eyang Dialog tokoh Regional 3 Yogyakarta bersama Dewan Penyantun Rumah Kepemimpinan Sore hari dibulan agustus berlangsung agenda Silaturahim Warga bertajuk “Sore Bersama Eyang” yang merupakan kunjungan Nakula Srikandi 9 kepada Eyang Albari, salah satu Dewan Penyantun Rumah Kepemimpinan Regional 3 Yogyakarta. Bersyukur menjadi nasehat utama yang Eyang pesankan kepada anak-anak. Bersyukur telah menjadi bagian dari Rumah Kepemimpinan yang mana tempat bagi orang yang terpilih untuk dibina. Tidak melihat seberapa banyak manfaat materiil yang di dapat melainkan ilmu dan pengalaman jauh lebih banyak didapatkan selama masa pembinaan. Bersyukur tanda kita banyak mengingat Allah pula, dalam setiap usaha kita meyakini bahwa hanya Allah yang menjadi penolong kita. Kepada Nakula-Srikandi 9 Eyang juga berpesan untuk tidak pernah berhenti belajar. Belajar sepanjang hidup dan harus dilakukan di manapun dan kapanpun. Begitupula dengan menjadi pemimpin, di sanalah kesempatan belajar dimulai dari memimpin diri sendiri. “Menjadi pemimpin adalah menjadi orang yang memberikan kebermanfaatan untuk orang lain.”


18 - Kemitraan

Motivation Training Kelas 9 SMPIT Nurul Fikri Menyambut UN bersama Rumah Kepemimpinan

Jakarta (10/10), Lentera Leadership Center (LLC) bekerjasama dengan SMPIT Nurul Fikri, mengadakan rangkaian acara Motivation Training untuk pelajar kelas 9 siswa SMAIT Nurul Fikri. Sesi pertama MT ini dilaksanakan di Auditorium Rumah Kepemimpinan di Jl. Lenteng Agung Raya No. 20 Jakarta Selatan. Agenda yang berlangsung dari pukul 08.00 - 15.00 WIB diawali permulaan dengan mengenal gambaran UN itu seperti apa dan diterapkan dalam sebuah game “perkenalan”, yaitu masing-masing siswa diharuskan mencari name tag yang diberikan secara random kepada siswa lain dalam kurun waktu 10 menit saja. Melihat jumlah peserta yang cukup banyak menjadikan game pertama ini cukup ricuh sekaligus ramai karena partisipasi para siswa. Trainer LLC dari Rumah Kepemimpinan yang lain juga turut memberikan inside kepada siswa kelas 9 dalam mengenal diri dan kepribadian mereka lewat identifikasi minat dan bakat. Bang Fachri mengundang para siswa-siswa kelas 9 untuk memetakan minat-bakat mereka lewat board game yang dibuat menarik perhatian. Peserta dibuat untuk mencoba lebih mengenal diri mereka dan mencocokan dalam sebuah board yang diberikan. Beberapa indikator seperti Interpreter, Marketer, Creator, Leadership, Analyst dan masih banyak

lagi. Diharapkan dengan mengetahui kekuatan-kekuatan yg ada dalam dirinya, para siswa menjadi semangat dan menemukan metode pembelajaran yang efektif untuk menyambut Ujian Nasional. Setelah mengenal pribadi dan diri masing-masing, mereka disatukan dalam berapa kelompok untuk sharing dan presentasi. Para peserta dimoderatori oleh para trainer LLC yang lain untuk bisa memberikan “suggest” kepada teman-temannya yang lain untuk terus semangat pantang kendur dalam bulan-bulan kedepan. Output yang dihasilkan dalam akhir acara motivation training ini adalah “Rumus Sukses” yang diramu oleh setiap kelompok yang ada. Kreatif dan banyak sekali rumus sukses yang diciptakan oleh para siswa SMPIT NF dan menjadi modal dasar untuk melangkah dengan kesiapan yang lebih matang. Beberapa siswa mengaku banyak mendapatkan halhal positif dalam rangkaian acara pertama Motivation Training ini, semangat dari diri sendiri, lingkungan belajar yang kondusif, sampai kekuatan doa kepada Allah SWT untuk kelulusan mereka nantinya.


Kemitraan - 19

Melatih kesiapan Menyambut UN Lewat Amazing Race Kelas XII SMAIT Nurul Fikri bersama Rumah Kepemimpinan

Pada Senin (10 September 2018), Lentera Leadership Center yang merupakan sister organization dari Rumah Kepemimpinan bekerja sama dengan SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) untuk mengadakan kegiatan Achievement Motivation Training (AMT). AMT merupakan kegiatan tahunan SMAIT NF untuk melatih para siswa-siswi kelas 12 menjadi pribadi yang lebih baik menjelang Ujian Nasional (UN) dan ujian masuk perguruan tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, AMT SMAIT NF dilaksanakan dengan konsep bootcamp atau menginap selama 2 hari 1 malam. Namun, pada tahun ini tidak diadakan seperti biasanya. Melainkan dengan konsep Amazing Race agar para siswa mampu bertahan dalam tekanan yang ada di lapangan. Kegiatan Amazing Race yang dilakukan berisikan beragam tantangan bagi para siswa yang tersebar di beberapa pos. Petualangan dimulai dari Lapangan SMAIT NF di Depok, lalu berakhir di Kebun Raya Bogor, tepatnya di Taman Astrid. Para siswa dibagi menjadi 13 kelompok yang berisikan siswa IPA dan IPS. Selama perlombaan berlangsung, para siswa dilarang membawa persediaan apapun kecuali snack, kartu identitas, serta alat tulis. HP, kartu ATM, uang, dan segala hal yang berpotensi membuat kompetisinya menjadi tidak adil dikumpul ke guru dan disimpan di sekolah. Pada pos pertama, setelah mereka selesai apel

pembukaan, tantangan pertama di mulai. Peserta diminta untuk mencari 2 piring kue yang tertempel logo SMAIT NF di belakangnya. Ada 13 piring yang tertempel stiker di antara total 100 piring. Kelompok pertama yang menemukannya dapat melanjutkan ke pos berikutnya. Pada pos kedua, peserta diminta untuk mengasah kepercayaan dirinya dengan mengungkapkan impian beserta yel-yel kelompoknya ke masyarakat umum. Pos ketiga, peserta ditantang dalam simulasi pertahanan diri dengan menyebrangi sungai buatan bersama-sama. Sedangkan pada pos terakhir, peserta ditantang untuk wawancara dan berdiskusi dengan para pengunjung di Kebun Raya Bogor. Setelah melalui semua pos, peserta merasakan ada sebuah proses peningkatan kapasitas sehingga mampu menghargai sumber daya yang terbatas untuk menggapai tujuan yang nyaris mustahil. “Saya pribadi berharap setelah agenda AMT selesai, siswa-siswa SMAIT NF mampu membuktikan bahwa mereka tidak lagi bergantung dengan budaya full service yang diterima di sekolah dan rumahnya selama ini. Bukan main, hanya bermodal Rp 50.000 dari Cimanggis, Depok ke Kebun Raya Bogor. Ternyata mereka semua bisa sampai tepat waktu, bahkan memiliki jumlah uang yang berlipat setelah berjualan sepanjang perjalanan. Mereka sudah membuktikan bahwa mental mereka sangat kuat menuju UN & ujian masuk perguruan tinggi�, ujar Rizky Yudo, Project Manager AMT dari Rumah Kepemimpinan.


20


21


22 - RK Alumni

Hamzah M. Hafiq Regional 3 Yogyakarta Angkatan 3

Mengubah Lifeplan

Demi Kontribusi untuk Umat Selepas sumpah dokter yang dilaksanakan Juli 2018 lalu. Alumni Pendidikan Dokter UGM asal Payakumbuh, Sumatera Barat ini mengambil prinsip untuk terus menyibukkan diri dengan kegiatan bermanfaat. Selain menjadi asisten Wakil Dekan bidang Alumni di FKKMK UGM, asisten penelitian dosen di bagian Bedah Digesti dan bagian Bedah Anak, Hafiq juga mengemban amanah sebagai ketua harian di MER-C Jogja. Aktif di MER-C menambah pengalaman Hafiq menjadi relawan di Lombok. Setelah keinginan menjadi relawan yang belum kunjung terwujud lantaran aktivitas koas, akhirnya pengalaman relawan fase tanggap bencana ia ikuti pasca gempa 7 SR di Lombok Utara. Tidak sekadar menjadi relawan, Hafiq pun juga mengamati fakta yang terjadi di lapangan seperti respon pemerintah dan kondisi masyarakat. Menurut Hafiq, tidak hanya bencana alam yang terjadi di Lombok, namun juga bencana birokrasi. Hal ini dikarenakan pada awalnya pengelolaan tanggap bencana amburadul dan tidak terkoordinir. Oknum pemerintah provinsi tidak dapat mengambil alih komando

dalam fase tanggap bencana karena pemerintah kabupaten sudah kolaps. Sehingga yang terjadi adalah kerja sendiri-sendiri. Militer dari komando panglima di pusat, RSUD dari pemerintah, dan relawan sendiri-sendiri.

kelahirannya, Payakumbuh, Sumatera Barat, dan sekitarnya. Selain memutuskan untuk mengambil jalur dokter spesialis bedah, ia juga bertekad untuk bisa mewakafkan minimal 50% dari pendapatannya untuk kesejahteraan umat.

Pengalaman berharga saat menjadi relawan di Lombok cukup memberi banyak pengaruh bagi Hafiq sampai-sampai rencananya untuk menjadi dokter spesialis bedah digesti ia ubah menjadi dokter spesialis bedah tulang yang rupanya sangat dibutuhkan dalam fase tanggap bencana. Gempa Padang yang pernah terjadi membuatnya ingin jaga kandang saatsaat ranah minang membutuhkan bantuan. Melihat penanganan gempa di lombok, Hafiq pun ingin mempelajari manajemen bencana dan mengambil pendidikan lanjut tentang hal ini, namun pendidikan spesialis tetap lebih utama baginya. Melalui pengalaman menjadi relawan, Hafiq menyadari bahwa jalan hidup yang sesungguhnya baginya adalah membantu sesama.

Energi semangat berjuang demi umat ini selain Hafiq dapatkan sejak masuk kuliah di Pendidikan Dokter UGM dan asrama Rumah Kepemimpinan Yogyakarta, ada kata-kata dosennya, dr. Gandhes Retno Rahayu, yang sangat ia ingat, “Sejak kalian masuk menjadi mahasiswa kedokteran, hidup kalian sudah bukan milik kalian lagi. Hidup kalian adalah milik masyarakat Indonesia yang membutuhkan bantuan kalian.� Dan yang tak kalah penting yang juga selalu diingat adalah pesan dari ibunda di hari pertama Hafiq meninggalkan rumah untuk merantau ke jogja, “Berjuanglah demi agama, bangsa dan negara.� Pesan-pesan kontribusi pada umat yang diperoleh selama berasrama juga turut menguatkan Hafiq untuk terus berjuang mewujudkan mimpinya.

Meskipun mengenyam pendidikan dokter di tanah Jawa, dokter asal Payakumbuh ini memiliki semangat yang kuat untuk membangun daerah, terutama di tanah


RK Alumni - 23

Kabar Alumni Lembar khusus untuk kisah & kabar Alumni RK

Alumni Rumah Kepemimpinan Regional Bandung angkatan 6, kang Yahya Imanuddin melaksanakan pernikahan yang diselenggarakan pada tanggal 16 September 2018.

Mengucapkan Barakallaah atas berlangsungnya pernikahan alumni Rumah Kepemimpinan Regional Bandung angkatan 6, kang Yahya Imanuddin. Pernikahan dilangsungkan pada tanggal 16 September 2018. Semoga menjadi keluarga Samara dan dirindu Surga...

Pernikahan alumni Rumah Kepemimpinan Regional Jakarta angkatan 5, Bang Alfan Prasekal melaksanakan pernikahan yang diselenggarakan pada tanggal 9 September 2018.

Mengucapkan Barakallaah atas berlangsungnya pernikahan alumni Rumah Kepemimpinan Regional Jakarta angkatan 5, Bang Alfan Prasekal. Pernikahan dilangsungkan pada tanggal 9 September 2018. Semoga menjadi keluarga Samara dan dirindu Surga

Dua alumni Rumah Kepemimpinan berkesempatan untuk tampil dalam ASEAN - Korea Startup Week

Dua alumni Rumah Kepemimpinan berkesempatan untuk tampil dalam ASEAN - Korea Startup Week, yakni bang Andreas Senjaya (alumni RK Jakarta angkatan 4) yang mewakili iGrow dan bang Lingga Nashiruddin (alumni RK Jakarta angkatan 4) yang mewakili propertree.id. Acara dilangsungkan pada tanggal 18 September 2018 di Korea Selatan. Temukan cerita seru lainnya di instagram @alumni.rk


24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.