PENDAHULUAN
PERTANYAAN Pertanyaan Utama:
HIPOTESIS
METODE
merespons pola hidup konsumtif dan diversifikasi segmen pasar?
Hipotesis Utama: Suasana shopping street sebagai tools dari segmentasi pasar yang ingin dituju dan atribut positioning dari pusat perbelanjaan itu sendiri
Anak Pertanyaan 1:
Segmen pasar yang ingin direspons oleh
Kenapa suasana shopping street di dalam koridor pusat perbelanjaan dapat
Segmen pasar seperti apa yang ingin direspons oleh pusat perbelanjaan yang menerapkan suasana shopping street ke dalam koridor pusat perbelanjaan?
Anak Pertanyaan 2: Bagaimana tipe koridor pusat perbelanjaan yang menerapkan suasana shopping street di dalamnya?
suasana shopping street di dalam koridor pusat perbelanjaan adalah kelas sosial
menengah atas dan atas
Tipe koridor pusat perbelanjaan yang menghadirkan suasana shopping street adalah gabungan dari konsep koridor tematik dan shopping street
Wawancara Pengunjung Usia Penghasilan Pengeluaran Motif Kebutuhan aktualisasi diri dan cuci mata
Observasi Promenade Dekorasi koridor Street furniture Gerai toko Gerai toko temporer Pencahayaan
Wawancara Pengunjung
ANAK PERTANYAAN 1
PERTANYAAN UTAMA
ANAK PERTANYAAN 2
Observasi
KAJIAN LITERATUR Pola Hidup Konsumtif
Pawitro (2011) – Pengertian Pola Hidup Konsumtif (hal. 10) Kebutuhan masyarakat berkembang menjadi pemenuhan tren untuk meningkatkan kualitas hidupnya, disebut pola hidup konsumtif Yasin (2012) – Motivisasi Seseorang Mengunjungi Pusat Perbelanjaan (hal. 12) Dua motivasi yang mendasari masyarakat saat akan mengunjungi pusat perbelanjaan, yaitu motivasi hedonik dan utilitarian
Segmentasi Pasar dan Kelas Sosial
Lim (1999); Pawitro (2011) – Keinginan dan Kebutuhan Mendapatkan Kepuasan Maksimal (hal. 14) Peningkatan keinginan dan kebutuhan berbanding lurus dengan membelanjakan penghasilannya untuk mendapatkan kepuasan maksimal Assauri (2012) – Teori Segmentasi Pasar (hal .14) Masyarakat yang dikelompokan tersebut disebut segmen pasar, sedangkan upaya pengelompokannya disebut segmentasi pasar Payne (1996); Horton (2007); Kemala (2013); dan Wijiyanto dan Ulfa (2016) – 13 Faktor Kelas Sosial (hal. 16) 1) pendidikan; 2) pekerjaan; 3) keuangan; 4) pengeluaran; 5) jumlah tanggungan orang tua; 6) kepemilikan; 7) jenis tempat tinggal; 8) makanan seharihari; 9) pakaian; 10) cara berbahasa; 11) tujuan hidup; 12) persepsi waktu; 13) pandangan dunia
Suasana Ruang Sebagai Atribut Positioning
Tjiptono (1999) – Teori Positioning (hal. 20) Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha untuk menciptakan keunikan yang ditujukan oleh target pasar sehingga terbentuk citra (image) produk yang lebih unggul dibandingkan produk lain Suharno (2010) – Pentingnya Atribut Suatu Produk (hal. 20) Atribut suatu produk menjadi penting untuk menjadikan produk tersebut mendapatkan tempat dibenak konsumen dibandingkan dengan produk lainnya
Suasana Ruang Shopping Street di Koridor Pusat Perbelanjaan
Alexander (1977) – Delapan Elemen Arsitektural di Shopping Street (hal. 24) 1) pertokoan; 2) jalan raya; 3) tempat parkir; 4) public transportation; 5) sirkulasi servis; 6) promenade; 7) street furniture; 8) fasade
Kebutuhan Aktualisasi Diri dan Cuci Mata
Lee (2013) – Keinginan Menunjukkan Identitas Sosial (hal. 28) Keinginan seseorang untuk menunjukkan identitas dan posisi sosial atau keinginan untuk melihat dan dilihat (memamerkan diri)
Kusumowidagdo dan Sachari (2015) – 13 Faktor Koridor Pusat Perbelanjaan Tematik (hal. 26) 1) dekorasi Koridor; 2) aksen; 3) furnitur; 4) elemen dinamis; 5) dekorasi gerai; 6) pencahayaan; 7) wall finishing; 8) floor finishing; 9) visitors’ environment; 10) crowd density; 11) gaya hidup; 12) directory; 13) tenant’s outlet
Maslow (1996) – Teori Aktualisasi Diri Berdasarkan Hierarki Kebutuhan Manusia (hal. 29) Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fullfilment)
PEMILIHAN LOKASI STUDI
(hal. 41)
Denah Gandaria City, G Floor, yang menghadirkan suasana shopping street di koridornya
Denah Grand Indonesia lantai 3A dan 5 yang menghadirkan suasana shopping street di dalam koridornya
METODE PENELITIAN
Alexander (1977); Kusumowidagdo dan Sachari (2015)
Payne (1996), Horton (2007), Kemala (2013), dan Wijiyanto dan Ulfa (2016)
METODE: WAWANCARA
METODE:WAWANCARA PENGUNJUNG
Penghasilan
(hal. 52)
Indikasi: 1) Menyasar kelompok penduduk muda (17-28 tahun) dan kelompok lanjut (>41 tahun) 2) Kelas sosial Grand Indonesia cenderung di atas Gandaria City
METODE:WAWANCARA PENGUNJUNG
Pengeluaran
(hal. 59)
Indikasi: 1) Gandaria City: Menyasar kelompok penduduk muda dan kelompok lanjut. Grand Indonesia: Menyasar seluruh kelompok 2) Kelas sosial Grand Indonesia cenderung di atas Gandaria City 3) Kelompok penduduk muda Grand Indonesia lebih konsumtif
METODE:WAWANCARA PENGUNJUNG
Motif
(hal. 65)
Indikasi: 1) 2) 3)
Motivasi hedonik menjadi motivasi yang dominan (terutama kelompok penduduk muda) Kelompok lanjut memiliki kecenderungan motivasi utilitarian tertinggi Suasana ruang shopping street menstimuli aktivitas: nongkrong
METODE:WAWANCARA PENGUNJUNG
Kebutuhan Aktualisasi Diri dan Cuci Mata
(hal. 71)
Indikasi: 1)
2)
Cuci mata menjadi salah satu alasan mengunjungi pusat perbelanjaan Kebutuhan aktualisasi diri dapat dipenuhi di dalam koridor shopping street (terutama kelompok penduduk muda)
METODE: OBSERVASI
Promenade
(hal. 74)
Potongan South Mainstreet Gandaria City yang menunjukan bagian promenade
Foto promenade yang berada di South Mainstreet Gandaria City
Foto promenade yang berada di East Mall Grand Indonesia
METODE: OBSERVASI
Gerai Toko Temporer
(hal. 76)
Potongan koridor Gandaria City North Mainstreet yang menunjukan toko gerai temporer
Foto gerai toko temporer yang berada di promenade Gandaria City North Mainstreet
Pandangan pengunjung terhalang oleh gerai toko temporer
METODE: OBSERVASI
Dekorasi Koridor
METODE: OBSERVASI
(hal. 78)
Street Furniture
(hal. 80)
Foto dekorasi koridor Gandaria City yang mengusung tema Batavia (representasi visual dari gedung Museum Fatahillah)
Foto street furniture berupa lampu dan jam yang dihadirkan di Gandaria City dan Grand Indonesia Foto dekorasi koridor Gandaria City yang mengusung tema Time Square New York di malam hari
Foto dekorasi koridor Grand Indonesia yang memiliki beberapa tema (tema besar: internasional)
Foto street furniture yang menghadirkan lampu gantung khas negara Jepang dan konsep zen dengan penataan bambu-bambu dan bebatuan dengan floor finishing menyerupai pasir di Grand Indonesia East Mall
METODE: OBSERVASI
Gerai Toko
(hal. 81)
Foto gerai toko di Gandaria City South Mainstreet
Foto gerai toko di Gandaria City North Mainstreet
Potongan gerai toko yang berada di koridor shopping street Gandaria City South Mainstreet
Foto gerai toko di Grand Indonesia West Mall
Foto gerai toko di Grand Indonesia West Mall
Foto gerai toko di Grand Indonesia East Mall
METODE: OBSERVASI
Pencahayaan
(hal. 82)
Foto intensitas pencahayaan di Gandaria South Mainstreet
Diagram sumber pencahayaan yang berada di Gandaria City South Mainstreet
Perbandingan siang dan malam hari di Gandaria City North Mainstreet
Perbandingan siang dan malam hari di Grand Indonesia West Mall
KESIMPULAN 1.
(hal. 88)
3.
2.
4. Gimmick pusat perbelanjaan/
Atribut Positioning
TABEL RINGKASAN PENELITIAN PERTANYAAN
HIPOTESIS
TEORI
Kenapa suasana shopping street dapat merespons pola hidup konsumtif dan diversifikasi segmen pasar di dalam koridor pusat perbelanjaan?
Suasana shopping street sebagai tools dari segmentasi pasar yang ingin dituju dan atribut positioning dari pusat perbelanjaan itu sendiri
Segmen pasar seperti apa yang ingin direspons oleh pusat perbelanjaan yang menerapkan suasana shopping street ke dalam koridor pusat perbelanjaan?
Segmen pasar yang • ingin direspons oleh suasana shopping street di koridor pusat • perbelanjaan adalah kelas sosial menengah atas dan atas •
Pola Hidup Konsumtif
Bagaimana tipe koridor yang menerapkan suasana shopping street di dalamnya?
Tipe koridor pusat • perbelanjaan yang menghadirkan suasana shopping street dadalah gabungan dari konsep koridor tematik dan • shopping street
Suasana Ruang Shopping Street di Koridor Pusat Perbelanjaan
METODE
TEMUAN
KESIMPULAN 1. Suasana shopping street sebagai tools dari segmentasi pasar
Segmentasi Pasar dan Kelas Sosial Kebutuhan Aktualisasi Diri dan Cuci Mata
Wawancara Pengunjung 1. Adanya pengaruh faktor usia • Usia terhadap kelas sosial dan motif • Penghasilan 2. Suasana ruang shopping street • Pengeluaran sebagai ruang untuk seseorang • Motif memenuhi kebutuhan aktualisasi • Kebutuhan diri aktualisasi diri dan 3. Suasana ruang shopping street cuci mata menstimuli aktivitas: nongkrong
Observasi • Promenade • Dekorasi koridor • Street furniture • Gerai toko Suasana Shopping • Gerai toko temporer Street Sebagai • Pencahayaan Atribut Positioning
1. Adanya tipe koridor pusat perbelanjaan yang baru dengan menghadirkan suasana shopping street di dalamnya 2. Terdapat pola pengunjung yang mempengaruhi preferensi pengunjung terhadap waktu konsumsi dan biaya konsumsi yang dibedakan berdasarkan faktor usia
2. Segmen pasar yang disasar oleh suasana shopping street di dalam koridor adalah kelompok penduduk muda dan lanjut 3. Tipe koridor shopping street di pusat perbelanjaan yang memiliki enam elemen: promenade, dekorasi koridor, street furniture, pencahayaan, gerai toko sewa, gerai toko temporer 4. Suasana shopping street sebagai atribut positioning