REVIVING KRIDOSONO CREATING A LIVELY NODE
ISU DAN PERMASALAHAN
PEMILIHAN SITE Jumlah Ruang Publik
Jumlah Penduduk
sqm
jiwa
Ruang Terbuka Hijau di Kota Jogja pada tahun 2015, jumlahnya telah mencukupi syarat minimal 30% jumlah RTH kota. Namun, kebanyakan RTH merupakan lahan hijau privat berupa sawah maupun perkebunan. Sangat sedikit RTH yang bersifat publik sehingga pengadaan taman kota di kota Jogja menjadi sangat terbatas. RTH publik yang telah ada pun belum dapat dinikmati secara optimal sebagai ruang publik yang berkualitas.
(Data BPS Yogyakarta 2015)
Aksesibel & Strategis
PROFIL SITE KAWASAN : Stadion Kridosono, Kotabaru | Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
RTH Minimal Kota publik privat
Sesuai Rencana Tata Ruang (Peraturan Walikota No. 99 Th. 2009)
Oleh karena itu, masyarakat pada tahun 2015 beralih menggunakan ruang publik komersial. Dibarengi peningkatan jumlah kendaraan bermotor secara drastis, tingkat polusi semakin tinggi, dan keadaan lingkungan kota kian memburuk, ruang-ruang publik terbuka mulai ditinggalkan. Saat jumlah penduduk terus naik dan kebutuhan ruang semakin tak terkendali, RTH tetap perlu dipertahankan, begitu pula dengan ruang publik.
2:1
publik 17,65%
privat 14,49%
(Survei 19 Februari 2016)
130
Arsitektur UGM 2013
96,7 % 3,31 %
24,56 %
12,28 %
63,16 %
(BLH Provinsi Yogyakarta)
Pada tahun 2050 nanti, masyarakat mulai beralih ke transportasi ramah lingkungan (transportasi massal & sepeda)
Pemanfaatan:
Tinggi Maksimal:
Inti Lindung
Olahraga & Rekreasi
15 meter
RTH Jogja 1028ha /3250ha
Penambahan layer baru berupa ruang publik secara vertikal dapat menjadi solusi untuk meningkatkan eďŹ siensi lahan di masa depan. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana menjadikan ruang publik tersebut suatu identitas baru yang kontekstual bagi kawasan dan menjadi wadah bagi komunitas setempat.
Opini Publik
RTH Luas KDB Rendah
Status Kawasan:
Ruang publik Kridosono banyak mengalami privatisasi menjadi area komersial dan semi komersial. Padahal, Kridosono merupakan salah satu ruang terbuka yang cukup besar di Yogyakarta, dengan akses yang sangat strategis. RTH dan ruang publik yang telah ada berpotensi untuk kembali dikembangkan kembali menjadi ruang publik yang lebih layak.
Opini Publik Yogyakarta perlu ruang publik berupa fasilitas bagi pesepeda (Survei 19 Februari 2016)
Arsitektur UGM 2013
131
KONSEP MAKRO
1917 (Perkembangan Kawasan Kotabaru sebagai Garden City)
25%
15%
Keaslian Bangunan 13% Kotabaru
22% 25%
Bangunan Asli Berubah Sebagian Kecil Berubah Sebagian Besar Berganti Selaras Berganti Kontras
2015
Bangunan-bangunan semakin padat. Perkembangan Kotabaru mengalami dikotomi setelah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya. Sebagian dipaksa mempertahankan keasliannya, sebagian bangunan baru mengikuti arsitektur ala kolonial, & sebagian lainnya menjadi fasilitas komersial modern yang tidak selaras
Respon Fungsi Letak Kridosono yang berada di tengah kota dan dekat dengan perpotongan jalur transportasi. memungkinkan akses yang mudah menuju public space. Public space dijadikan simpul dalam ruang mobilitas masyarakat. Fungsi eksisting Kridosono sebagai fasilitas olahraga tetap dipertahankan sesuai Rencana Tata Ruang Kawasan. Namun fungsi stadion sepakbola dipusatkan di Mandala Krida. Di masa depan, saat kerusakan lingkungan semakin terasa, public space seharusnya dapat berperan besar dalam memberikan inspirasi baru untuk membentuk energisaving habits menjadi norma kultural di masyarakat.
Jalan
n
irma
Soed
Menuju UGM
uroto
Kawasan Konsep kawasan Garden City, merupakan kawasan residential kolonial, lengkap dengan fasilitas publik yang bersifat radial mengelilingi sebuah public space. W ilayah barat yang berbatasan dengan Sungai Code berkembang menjadi kawasan pemukiman. Sisi timur menjadi fasilitas publik. Kridosono berkembang menjadi sarana olahraga komunal
Jalan S
Analisis Site
Menuju Mirota Bakery
Menuju Malioboro
Menuju UKDW
Flyover Stasiun Lempuyangan
Respon Konteks
Kridosono diolah sebagai taman kota
Kridosono adalah fasilitas olahraga yang lengkap
Kridosono adalah landmark kawasan
(Survei 19 Februari 2016) Survei dilakukan terhadap 50 orang pengguna Stadion Kridosono Keterangan: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Sangat Setuju 5 Setuju
Kridosono dijadikan area peresapan air
132
Arsitektur UGM 2013
Kridosono dipertahankan sebagai fasilitas OR
Area hunian kolonial berupa rumah indis di Kotabaru dikonservasi menjadi cagar budaya
Area lainnya berkembang menjadi fasilitas publik dan komersial
Kridosono menjembatani kedua penataan tersebut
GOR Indoor tetap diper tahankan
Arsitektur UGM 2013
133
Kridosono dapat digunakan sebagai ruang transit intermoda baik bagi masyarakat maupun wisatawan dengan peralihan menuju transportasi sepeda.
KONSEP MAKRO Respon Fungsi Masa Depan
2050
Integrasi dengan Transportasi Ramah Lingkungan
Arsitektur UGM 2013
Stasiun LRT
Halte Bus TransJogja
Halte Sepeda
Sekolah
Kantor
Wisata
Lain-lain
Respon Konteks Masa Depan
2050
Menjembatani Perbedaan Konteks
Memberikan Layer Baru yang Menghidupkan Kawasan Kotabaru
134
Stasiun Kereta
Di samping itu, Kridosono difungsikan sebagai taman serta fasilitas olahraga publik yang mudah diakses dari pusat kegiatan sehingga dapat dimanfaatkan dengan mudah sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
TRANSFORMASI DESAIN
EKSPLODAMETRI & ZONASI Walkable Greenroof
Jalur Sepeda Bangunan eksisting berupa stadion dan komersial dihilangkan
Lahan ditanami pepohonan dan direvitalisasi sebagai RTH kota
Akses dari jalan utama diteruskan sebagai sumbu yang membagi ruas
Jalur sepeda sebagai akses sekunder menuju ke greenroof sekaligus sebagai fasilitas re k re a t i f b a g i p e n g g u n a sepeda
S e b a g a i penjembatan area komersial dan taman kota, ditambahkan ekstensi lanskap berupa greenroof di atas bangunan
Lantai 2 Fasilitas kolam renang dan pusat kebugaran ditempatkan diangkat di lantai 2. Keduanya dihubungkan dengan lounge & mini cafe. Lantai 1 Penataan taman mengikuti ruas jalan & titik tengah dijadikan assembly point
Fungsi gedung olahraga indoor dipertahankan dengan massa bangunan underground
Penambahan massa bertingkat untuk area komersial dengan walkable greenroof agar taman tidak terpotong
Lantai 1 dipusatkan sebagai a re a f o o d c o u r t d e n g a n tatanan ruang semi terbuka sehingga tidak mengganggu pandangan melalui taman di lantai dasar
Lanskap Taman Penambahan jalur sepeda spiral sebagai area rekreatif sekaligus akses sekunder menuju greenroof
136
Arsitektur UGM 2013
(Penataan Landscape)
Landscape diipertahankan sebagai RTH namun juga menampung fasilitas keolahragaan non proďŹ t
Underground Sports Hall Fungsi fasilitas lahraga multifungsi di Kridosono dipindahkan ke dalam ruang bawah tanah
Lahan ditanami pepohonan dan direvitalisasi sebagai RTH kota. Lanskap dibagi sesuai sumbu sirkulasi dan ditata sesuai zona tertentu sebagai taman kota.
Arsitektur UGM 2013
137
DENAH
Ground Floor 1. Entrance 2. Foodcourt Area 3. Kitchen 4. Toilet
Penambahan bangunan dilakukan untuk menampung fungsi-fungsi yang ada di program ruang eksisting Kridosono yang meliputi area omersial berupa counter makanan, fasilitas olahraga berbayar berupa sports hall multifungsi serta kolam renang umum.
Lantai 2 1. Entrance 2.Restroom Area 3. Swimming Pool 4. Cafe 5. Mini Bar 6. Gym 7. Service
Program ruang rancangan baru mengakomodasi kebutuhan lama dengan penambahan kapasitas. Area komersial tetap dipertahankan untuk m e m u n g k i n k a n maintenance yang lebih baik atas ruang publik yang ada melalui subsidi silang antara tennant fasilitas komersial dan pengguna fasilitas publik.
2 8
4
9
2
3 2 3
3 2
1
3
7 7 3 1
5
7 2 1
1 3
3 1 2
2 5
7
4
6
4
1 5
2
5 6
8
1 6
5
1. Area Foodcourt 2. Open Kitchen 3.Toilet 4. Bridge 5. Amphiteater 6. Skating Area
7. Lapangan Outdoor 8.Taman Air 9. Smart Bike Parking 10. Jalur sepeda 11. Jogging Track
8
5
2
3 3 4
4
1
Lower Ground 1. Concourse 2. Ticketing 3. OfďŹ ce 4. Player’s Room 5. Entance 6. Court
3 3
Arsitektur UGM 2013
139
PENATAAN LANSKAP Taman bunga pada penataan lingkaran dalam dalam pola radial Fasilitas olahraga nonprofit yang dapat digunakan secara bebas dan area skateboard
Area ‘hutan’ dan kolam buatan sebagai ruang peresapan dan habitat bagi ekosistem yang ada
Lapangan basket outdoor non-profit dan area duduk komunal
A r e a p e r m a i n a n Lintasan jogging track Mesin otomatis Smart A r e a d u d u k y a n g interaktif bagi anak- membentuk pola radial Underground Bike Parking tersebar di banyak titik anak maupun dewasa utama di tengah taman disebar di tiap zona menjadi ruang komunal
140
Arsitektur UGM 2013
0
10
20
30
40
Sistem Smart Bike Parking Jika peralihan menuju transportasi umum dan kampanye zero-energy berhasil, maka jumlah pengguna sepeda akan sangat meningkat. Sepeda bisa menjadi moda transportasi utama untuk menuju tempat tujuan setelah turun dari transportasi massal. 11,650 m
Masyarakat dapat menitipkan sepedanya di Kridosono untuk menuju ke kantor, sekolah, dan tempat tujuan masing-masing setelah menempuh jarak jauh menggunakan LRT. Begitu juga dengan wisatawan yang dapat menyewa sepeda kota Jogja untuk menikmati wisata di sekitarnya. 8,150 m Sistem Smart-Parking Underground
Dengan begitu, taman akan lebih hidup karena menjadi bagian dari aktivitas masyarakat.
Sistem Kolam Resapan Peresapan dilakukan dengan menyimpan (untuk sementara) air hujan dalam lubang kolam retensi yang sengaja dibuat, selanjutnya air tampungan akan masuk ke dalam tanah sebagai air resapan (inďŹ ltrasi). Air resapan ini selanjutnya menjadi cadangan air tanah. Kolam retensi didesain menjadi sarana rekreatif di kawasan Kridosono.
Kolam Retensi Sumur Resapan
142
Arsitektur UGM 2013