E-Magazine Caninus

Page 1


Sabtu, 13 Oktober 2012 06.30 – 08.30

Registrasi

08.30 – 09.00

Pembukaan

09.00 – 10.00

Seminar Sesi 1 drg. Dewa Made Wedagama, Sp.KG

10.30 – 11.00

Coffee Break

11.00 – 12.00

Seminar Sesi II, Prof. DR. drg. Regina Titi Christinawati, M.Sc (Immunologi Pembentukan Karies Gigi)

12.00 – 13.00

Sesi IV, Novartis

13.00 – 14.00

Ishom

14.00 – 15.00

Seminar Sesi V, Prof. DR. dr. Alex J. Pangkahila, M.Sc, Sp.And (Talk Show, Pendidikan Perilaku Seksual Pada Usia Remaja)

15.00 – 16.00

Seminar Sesi VI, drg. Rina Permatasari, Sp.KG (New Trends in Conservation Dentistry)

16.00 – 17.00

Seminar Sesi VII, DR. drg. Henri Setyawan, MS (Pengaplikasian Teknologi dan Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Terkini)



Biro Ekonomi dan Investasi (Ekuin)



Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kepengurusan PSMKGI berlangsung selama 2 tahun/periode dan terpusat di tempat Sekretaris Jendral menuntut ilmu. Sedangkan koordinasi ke seluruh institusi anggota adalah melalui koordinator institusi yang diwakili dari setiap institusi anggota. PSMKGI periode 2010-2012 memiliki 6 agenda nasional yang telah dan akan dilaksanakan, yaitu: 1. Rapat Kerja Nasional pada Februari 2011, institusi penyelenggara Universitas Gadjah Mada

(Suasana Saat Rakernas Berlangsung)







Berkala Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Gigi (BIMKGI)



Your mouth represent your personality ! Ungkapan singkat penuh makna yang seharusnya menjadi perhatian kita semua. Mulut adalah pintu dan peringatan luar biasa yang diberikan Tuhan pada kita umat manusia. Bagaimana tidak, saat kita mengonsumsi makanan yang tidak baik dan dapat merusak tubuh kita, maka mulut akan menampilkannya dalam bentuk yang tentunya tidak kita suka, seperti: sariawan, bibir pecah-pecah, amandel, bau mulut (halitosis), sakit tenggorokan, dan bahkan karies yang masih menduduki 10 besar penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat I n d o n e s i a .

Karies masih menjadi sesuatu yang mencuri perhatian dan keprihatinan para dokter gigi di Indonesia. Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) menunjukan bahwa dari 91,1% penduduk di Indonesia yang berumur diatas 10 tahun yang menggosok gigi setiap hari hanya 7,3% diantaranya yang menyikat gigi dengan cara yang benar. Hal ini tentunya menjadi salah satu faktor penyebab angka karies yang masih tinggi di Indonesia.

Disaat negara maju, menggalakkan upaya preventif (pencegahan) dalam menangani masalah kesehatan gigi, kita masih bergelut dengan usaha kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dengan angka karies yang tinggi. Penyebaran dokter gigi yang masih belum merata menjadi salah satu faktor yang berkontibusi. Terdapat sebuah cerita dari suatu daerah terpencil di salah satu Provinsi di daerah Sumatera, dimana masyarakat harus menempuh waktu 5 jam untuk dapat mencapai tempat pelayanan kesehatan gigi, itupun hanya bisa ditempuh pada akhir minggu karena hanya pada hari itu transportasi dari dan ke desa tersebut ada. Miris memang, kalau mendengar negara yang mengklaim kaya akan sumber daya alam yang seharusnya memakmurkan dan mensejahterahkan rakyatnya malah justru tidak dapat memfasilitasi dan turut berperan menjaga kelangsungan hidup rakyatnya. Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional, setiap usia anak bertambah 2 tahun maka ada satu gigi berlubang pada anak Indonesia. Maksudnya adalah anak Indonesia masih berada dalam bayang-bayang terkena karies. Hal ini tentunya harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, karena meraka adalah calon penerus tongkat estafet pembangun bangsa ini. Tidak hanya pemerintah, tapi masyarakat juga memiliki peranan penting membangun m a s y a r a k a t s e h a t . Mari bersama kita wujudkan Senyum Sehat, Senyum I n d o n e s i a . (by : Anggi Arlan-FKG UGM)


profil alumni Ihsan Amaludin Bandung, 11 maret 1978 Pendidikan : > SD BPI Bandung > SMPN 20 Bandung > SMAN 8 Bandung > FKG UNPAD Pengalaman Organisasi : > Pengurus PSMKGI 1997 - 1999 > Sekjen PSMKGI 1999 - 2001 > Dewan Pengawas PSMKGI 2001 - 2003 Kegiatan : > Bekreja di klinik pribadi di Bandung > Konsultan keuangan swasta > Main sama anak - anak



PERAN KOLABORASI AFDOKGI (Asosiasi Fakultas Dokter Gigi Indonesia) – PSMKGI (Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia) DALAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya u n t u k m e m i l i k i ke k u a t a n s p i r i t u a l keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran berlaku di berbagai tempat dan pada sembarang waktu (Wikipedia) . Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif ), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. Dari penjelasan diatas, maka ada dua pihak yang terlibat secara langsung dalam pendidikan dan pengajaran yaitu pengajar dan peserta didik, yang kita anggap sebagai stakeholder yang terlibat secara langsung. Selain yang terlibat secara langsung, ada juga stakeholder yang tidak terlibat secara langsung dengan pendidikan dan pengajaran, yaitu orangtua yang sudah

mempercayakan anaknya untuk mendapat pendidikan di institusi tersebut, staf non kependidikan, alumni dan lain2nya. Seorang organisatoris, dalam hal ini dekan harus merangkul semua stakeholder baik yang secara langsung maupun tidak secara langsung dalam mengelola fakultasnya. Mengapa demikian, karena feed back atau umpan balik sangat diperlukan dalam mengelola institusi pendidikan terutama dalam hal pendidikan dan pengajaran supaya kualitasnya terjamin. Seorang organisatoris harus menciptakan trust dan confidence dikalangan berbagai kelompok stakeholders yang amat luas dan kompleks itu. Luasnya stakeholders ini karena pendidikan termasuk pendidikan tinggi merupakan hak setiap orang sesuai dengan deklarasi dunia bahwa pendidikan itu hak setiap orang. Trust dan confidence ini penting sebagai salah satu bentuk social and public accountability perguruan tinggi. Mengembangkan hubungan baik dengan pelanggan dalam hal ini orangtua dan masyarakat. Untuk perguruan tinggi yang menjadi pelanggan itu amat kompleks dari mahasiswa, orang tua, bisnis dan industri lembaga pendidikan, sehingga mereka merasa terikat secara emosional. Customers satisfaction menjadi tujuan utama, sebab bila kepuasan tercipta, keterikatan emosional dalam hal ini loyalitas, secara bertahap dapat berkembang.


Dalam konteks ini, maka pengajar dan anak didiknya mempunyai hubungan yang lebih erat. Mereka lebih sering bertemu, berdiskusi, bersama-sama memecahkan persoalan yang ada. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Tentu selalu ada hal-hal yang kurang berkenan, baik dari sisi kurikulum, fasilitas, pendidik dan lain2nya. Maka PSMKGI dalam hal ini institusi yang mewakili peserta didik harus berperan dalam menyampaikan hal-hal ini, dengan kata lain diperlukan kolaborasi antara PSMKGI yang mewakili mahasiswa dengan AFDOKGI yang mewakili institusi pendidikan. Sehingga diharapkan hasil kolaborasi ini akan meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. RUJUKAN Ausubel, D.P. 1968. Educational Psychology: A Cognitive View.New York: Hoet, Rinehart & Winston. Wikipedia

Penulis : Ketua AFDOKGI Prof. Dr. H. Eky S.Soeria Soemantri, drg. SP. Ort(K)








Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.