Profil Perusahaan LEMBAR FAKTA LATAR BELAKANG Pada tanggal 2 Desember 1986, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) menandatangani Kontrak Karya (KK) dengan Pemerintah Indonesia untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan di dalam wilayah yang telah ditentukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada 1990, PTNNT menemukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau yang didasarkan atas warna batuan yang ditemukan di lokasi tersebut. Batu Hijau terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia, sekitar 500 meter dpl. Lokasi Batu Hijau yang berjarak 81 km dari Mataram dapat dicapai dengan menggunakan pesawat seaplane dan feri umum dari pulau Lombok. Setelah penemuan cebakan tembaga porfiri tersebut, PTNNT melaksanakan kajian teknis dan analisis mengenai dampak lingkungan dan sosial selama enam tahun. Analisis mengenai dampak lingkungan dan sosial tersebut disetujui oleh Pemerintah Indonesia pada 1996, yang dilanjutkan pembangunan Proyek Batu Hijau pada 1997, dengan total biaya sebesar US$2 miliar. PTNNT mulai beroperasi penuh pada bulan Maret 2000 dan tambang diperkirakan terus berproduksi hingga lebih dari 20 tahun. TAHAP-TAHAP PENTING PROYEK BATU HIJAU 1986 Penandatanganan Kontrak Karya (Des 1986) 1990 Penemuan cebakan Batu Hijau 1997 Pembangunan tambang Batu Hijau 2000 Permulaan produksi
Company Profile - FACT SHEET
KEPEMILIKAN SAHAM Status kepemilikan saham PTNNT saat ini: 1.
Nusa Tenggara Partnership B.V.
: 56%
2.
PT Multi Daerah Bersaing
: 24%
3.
PT Pukuafu Indah
: 17.8%
4.
PT Indonesia Masbaga Investama : 2.2%
Kontribusi Ekonomi PTNNT PTNNT telah memberikan kontribusi sebanyak lebih dari $8,4 miliar bagi perekonomian lokal dan nasional sejak tahun 2000, yang mencakup pembayaran pajak, non-pajak, gaji karyawan, pembelian dalam negeri dan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham Indonesia. Lapangan kerja
4311 karyawan (66,8% lokal NTB, 33,2% dari daerah lain di Indonesia) dan 13.614 tanggungan. 5071 kontraktor (65% lokal NTB, 35% dari daerah lain di Indonesia). Kontrak dengan 367 pemasok lokal. Sebanyak US$3,8 miliar dibelanjakan untuk pembelian barang dan jasa dalam negeri sejak tahun 2000. 2147 orang telah mengikuti program pelatihan kerja/keterampilan yang diselenggarakan oleh PTNNT.
Pajak, Non-Pajak dan Royalti
US$161,4 juta untuk pajak & non-pajak dibayar ke pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, termasuk royalti tahun 2012. US$3,1 miliar untuk pajak & non-pajak dibayar ke pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, termasuk royalti sejak tahun 2000 hingga triwulan ke-2 2013. US$908,5 juta (bersih) gaji karyawan karywan dibayar sejak tahun 2000 hingga triwulan ke-2 2013.
*) seluruh data per Desember 2013, kecuali dinyatakan lain
Company Profile - FACT SHEET
Investasi Sosial
Rata-rata US$5 juta per tahun dikeluarkan untuk proyek dan program investasi masyarakat. US$47 juta dihibahkan kepada pemerintah daerah untuk membantu percepatan pembangunan infrastruktur pada 2010. 249 proyek infrastruktur diselesaikan di tiga kecamatan lingkar tambang di bidang kesehatan umum, sarana pendidikan dan pengembangan ekonomi. Angka kasus malaria turun dari 26,04% pada 1999 menjadi 1,47% pada 2012. 9,654 beasiswa diberikan kepada pelajar dan mahasiswa dari seluruh daerah di NTB.
KEGIATAN OPERASI Penambangan
Cebakan tembaga porfiri Batu Hijau memiliki kandungan logam yang rendah dan mengharuskan penggilingan dan pengolahan yang berarti untuk menghasilkan konsentrat tembaga, material berupa pasir yang harus dimurnikan lagi guna memperoleh tembaga, emas, dan logam lainnya. Penambangan diawali dengan kegiatan pengeboran dan peledakan. Selanjutnya beberapa shovel berukuran besar memuat batuan ke dalam truk berkapasitas 240 ton yang mengangkutnya ke mesin peremuk (crusher), di mana ukuran bijih batuan diperkecil hingga berdiameter rata-rata kurang dari 15 cm. Bijih kemudian diangkut ke pabrik pengolahan mineral, sedangkan batuan berkadar lebih rendah diangkut ke tempat penampungan, untuk menunggu giliran pengolahan pada waktu mendatang.
*) seluruh data per Desember 2013, kecuali dinyatakan lain
Company Profile - FACT SHEET
Pengolahan
Dari crusher, bijih batuan diangkut dengan ban berjalan sepanjang 6 kilometer ke pabrik pengolahan yang disebut konsentrator. Di konsentrator, mineral berharga dipisahkan dari batuan tak bernilai melalui proses penggerusan dan flotasi. Bijih batuan, setelah dicampur dengan air laut, kemudian digerus dengan menggunakan 2 penggerus yang disebut Semi Autogenous (SAG) mill dan 4 ball mill. Setelah keluar dari ball mill partikel halus yang terkandung dalam bubur bijih kemudian dipompa ke serangkaian tangki siklon untuk pemisahan akhir partikel bijih. Bubur bijih halus dari tangki siklon dialirkan ke sejumlah tangki untuk diambil kandungan mineral berharganya. Proses flotasi ini secara fisika memisahkan mineral berharga melalui proses pengadukan cairan yang mengandung mineral dan mengangkat mineral ke permukaan. Terdapat dua jenis reagen yang ditambahkan dalam proses flotasi di tangki. Jenis pertama akan mengikat mineral berharga, sedangkan jenis kedua berfungsi untuk menstabilkan gelembung yang terbentuk oleh proses pengadukan. Ketika gelembung udara naik, maka mineral berharga atau konsentrat akan terangkat ke permukaan. Lapisan gelembung ini diselimuti oleh mineral berharga yang berbentuk seperti pasir. Lapisan yang terapung di permukaan sel flotasi inilah yang disebut konsentrat. Dari sel flotasi, konsentrat dikirim ke tangki penghilangan kadar garam yang disebut tangki CCD (counter-current decantation - dekantasi berlawanan arah).
*) seluruh data per Desember 2013, kecuali dinyatakan lain
Company Profile - FACT SHEET
Di dalam tangki ini air laut dibuang dan konsentrat dikentalkan dengan cara mengalirkan air tawar secara berlawanan arah. Air tawar menggantikan air laut dan konsentrat mengendap di dasar tangki. Selanjutnya konsentrat mengalir melalui pipa sepanjang 17,6 km menuju fasilitas filtrasi atau penyaringan di Benete. Konsentrat cair ini ditampung dalam tangki besar dan diaduk terus menerus guna menghindari terjadinya pengendapan. Konsentrat kemudian disaring guna membuang kandungan air dalam konsentrat sampai dengan 91%, dengan menggunakan udara bertekanan. Setelah proses penyaringan, konsentrat akan berupa bubuk atau pasir dan disimpan dalam gudang untuk menunggu pengapalan. Pemuatan konsentrat yang telah diolah ke kapal menggunakan ban berjalan yang disaksikan oleh pejabat pemerintah.
Pemurnian
Konsentrat PTNNT memiliki tingkat kemurnian tembaga rata-rata 22% yang tidak bertentangan dengan ketentuan UU Minerba No. 4/2009 mengenai pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Dengan tingkat kemurnian 22%, PTNNT telah menerima 90-95% dari nilai logam sesuai harga pasar internasional. Konsentrat PTNNT dikirim ke sejumlah pabrik peleburan (smelter), termasuk PT Smelting di Gresik, Jawa Timur – satu-satunya pabrik peleburan di Indonesia. Setiap tahun, PTNNT mengirim sekitar 20-23% dari produksi konsentratnya ke smelter Gresik, sebanyak yang dapat diolah oleh pabrik tersebut, dan sisanya ke smelter di luar negeri.
*) seluruh data per Desember 2013, kecuali dinyatakan lain
Company Profile - FACT SHEET
PENGHARGAAN LINGKUNGAN Kementerian ESDM ADITAMA
: „Pengelolaan Batuan Penutup - 2004‟
UTAMA
: „Kegiatan Reklamasi - 2004-2006‟
ADITAMA
: „Pengendalian Erosi dan Sedimentasi - 2005-2006‟
ADITAMA
: “Pengelolaan Lingkungan Tambang” 2009
ADITAMA
: “Pengelolaan Lingkungan Tambang” 2012- 2013
Tropi ADITAMA: “Pengelolaan Lingkungan Tambang” 2006-2008, dan 2010~2012. Tropi ADITAMA: “Pengelolaan Lingkungan Tambang” 2013
PROPER– Kementerian Lingkungan Hidup 2002/2003
Peringkat Hijau
2003/2004
Peringkat Biru
2004/2005
Peringkat Hijau
2006/2007
Peringkat Hijau
2008/2009
Peringkat Hijau
2009/2010
Peringkat Hijau
2010/2011
Peringkat Hijau
2011/2012
Peringkat Biru
2012/2013
Peringkat Biru
Tambang Award – Majalah Tambang 2010 Perusahaan Tambang Terbaik untuk Kepatuhan Lingkungan 2012 Perusahaan Tambang Terbaik untuk Kepatuhan Lingkungan
*) seluruh data per Desember 2013, kecuali dinyatakan lain