306

Page 1

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

No .

3 -2 T 8 ah 06 Fe un br X ua III ri 20 1

5

HARGA ECERAN RP 3000

Tabloid Alternatif Dwimingguan

15


Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

2

Uggla Sakit bensin ka Mantaoibulat mabesik kenanen sai pamarentah pusat aragosot akek at sakinia Rp7.600 sanga liter tapo ka Mantaoisakinia iali Rp19 ngaribu sangaliter-3

Sara ama sipulalaggai ka Saibi arasusuk ia masilabok togania sabbat bensin teret matei, kineneiget amanenda arapenjara akek at ia sai polisi - 4 Ka laggo Februari ragalai akek pasipiliat kepala desa simakere’ ka Mantaoi, sangamberi calon buitak ragalai siripot sarat ka peraturan - 7 Kenanen nilai UN tak ibailiu sarat ratululus ka sikolah, tapoi satoga samba sai guru ka sikolah Mantaoi riu-riu lek ratarek akek tubudda bulek tak ipaingo sia kek iali ujian -18 Maigi berak simageba tak iali siripot ka sipasisilok kalulut datadda sigalai Balai Pusat Statistik tak makolou, ibailiu siapei simakaiyo isilok berak nenda - 21

COVER DEPAN: 1 FOTO: PATRISIUS/PUAILIGGOUBAT 1 DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sikabaluan) Rapot Pardomuan (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Leo Marsen (Sikakap) Supri Lindra (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Siprianus Sababalat (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 7877373 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

Surat Pembaca

Soal Huntap No : Istimewa Lampiran :1 lembar Perihal : Masalah Huntap Jandes/ Pjs Kepala Desa Bulasat Kepada Yth Bapak Bupati Mentawai di Tuapeijat Dengan hormat Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, semoga aktivitas kita keseharian di ridhoi Tuhan Amin Kami atas nama pengurus Pokmas Karonan Baga, Dusun Tapak Jaya, Desa Bulasat , Kecamatan Pagai Selatan memberitahukan kepada Bapak Bupati Mentawai mengenai Huntap saudara Jandes Pjs Kepala Desa Bulasat yang SKnya di dusun Tapak Jaya, saudara Jandes tetap tidak mau dan Jandes tetap mempertahankan di dusun Laggigi. Pada kunjugan Bupati 15 November 2014 ke dusun Kinumbuk yang juga dibicarakan agar Jandes membangun huntapnya sesuai dengan SK Bupati Mentawai yang sudah ditetapkan, begitu juga dengan kunjungan anggota DPRD Mentawai pada 5 Desember 2014 di dusun Laggigi desa Bulasat di mana pada saat itu sudah diperingatkan kembali kepada saudara Jandes namun tidak ada respon. Maka untuk itu kami atas nama pengurus Pokmas Karonan Baga, memohon kepada Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk memberikan solusi memberikan surat rekomendasi antara lain : 1. Mengalihkan huntapnya kepada orang yang belum mendapatkan huntap di dusun Tapak Jaya. 2. Membatalkan/ mencabut haknya sebagai penerima Bantuan

Dana Rumah (BDR) Besar harapan kami kepada Bapak Bupati mengambil keputusan, sebelum penerimaan dana tahap ke III Demikianlah surat ini , kami atas nama pengurus Pokmas mengucapkan terimakasih. Pengurus Pokmas Karonan Baga, Dusun Tapak Jaya, Desa Bulasat Krisman Sabelau Ketua Edison Marbun Sekretaris` Firman Samaloisa Bendahara

Tembusan 1. Ketua Sekber di Tuapeijat 2. Kabag BDR Kabupaten Kepulauan Mentawai 3. BPBD Provinsi 4. PPK Pagai Selatan 5. PJOK Pagai Selatan 6. KMP Pagai Selatan 7. Fasilitator Dusun Tapak Jaya 8. TPM Dusun Tapak

Redaksi menerima tulisan berupa artikel atau untuk dimuat di Podium. Kirimkan karya tulis ke redaksi Puailiggoubat Jalan Kampung Nias I No. 21 Padang atau melalui email rus.akbar08@gmail.com dan syafriladriansyah@gmail.com. Sertakan identitas lengkap beserta foto terbaru. Setiap karya yang dimuat akan diberikan royaliti


3

Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Penjual pengecer akan ditertibkan Tim Redaksi

arga jual BBM jenis premium di Mentawai masih mencekik kendati Pemerintah telah menurunkan harga dari kenaikan sebelumnya Rp8.500 per liter menjadi Rp 7.600 dan terakhir Rp6.600 per liter. Harga yang hampir sama dengan premium sebelum dinaikkan,November 2014 lalu. Di Desa Saibi, Kecamatan Siberut Tengah misalnya, harga hampir tiga kali lipat mahalnya, berkisar Rp17 ribu -19 ribu per liter. “Pada saat pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kalinya, harga di Saibi mencapai Rp17 ribu per liter, namun setelah diturunkan harga tersebut tak juga diturunkan oleh penjual,” kata Desli Alfiandi (37), salah seorang warga Saibi kepada Puailiggoubat, Kamis, 12 Februari. Menurut Desli, mereka tak bisa berbuat banyak, mau tak mau meski mahal mereka tetap beli karena sangat membutuhkan BBM terutama untuk kendaraan transportasi darat dan laut. “Kami sedikit terbantu jika bensin subsidi masuk di Saibi yang dijual sedikit murah yakni Rp12 ribu per liter, masing-masing keluarga dijatah 5 liter,” ujarnya. Jegus Sageilepak (27), warga Dusun Kaleak, Desa Saibi menyebutkan, harga Rp17 ribu itu merupakan harga terendah. Saat langka, premium bisa Rp19 ribu per liter. Sementara di Pagai Utara, B. Syam (52), warga Dusun Mabulau Buggei, Desa Saumanganyak menyebutkan, harga BBM tiap pangkalan pengecer lokal berbeda-beda. Harga premium berkisar Rp12 ribu hingga Rp14 ribu per liter, minyak tanah antara Rp9 ribu hingga Rp10 ribu dan solar Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per liter. Padahal Agen Pangkalan BBM Sikakap, Paul Hutagalung yang dikonfirmasi Puailiggoubat mengatakan, harga BBM sudah turun, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah yakni premium Rp7 ribu, minyak tanah Rp5.500. Di Muara Siberut, Siberut Selatan, harga BBM hanya turun di kisaran Rp1.000 per liter. Jika sebelumnya harga Rp10 ribu kini menjadi Rp9 ribu. Namun itu harga BBM subsidi, sementara BBM di pengecer dijual dengan harga variatif, sekitar Rp15 ribu per liter.

H

DPRD Turun ke Lapangan Untuk mencari solusi kelangkaan BBM di Mentawai, DPRD melakukan

SIDAK BBM - Anggota DPRD Mentawai dan Muspika Sikakap melakukan sidak BBM di Sikakap

HARGA BBM MASIH MENCEKIK DPRD TURUN KE LAPANGAN reses ke daerah pemilihan masingmasing, 10-13 Februari lalu. Hasil reses tersebut, menurut Wakil Ketua DPRD Mentawai Kortanius Sabeleake’ akan dibahas dalam pertemuan antara DPRD Mentawai, dengan sejumlah pihak akhir Februari mendatang. “Ketika dalam pembahasan nantinya DPRD punya dasar. Kita bisa memberikan masukan kepada Bupati dalam menentukan HET (Harga Eceran Tertinggi), karena sampai sekarang ini HET belum ditetapkan di Mentawai oleh Bupati,” ujar Korta, 13 Februari lalunya. Ia berharap anggota DPRD mendapat informasi cukup soal rentetan dan mata rantai distribusi BBM ini sehingga harganya menjadi sangat mahal. “Sebenarnya kita berharap pangkalan sendiri yang menjualnya tanpa harus melalui pengecer karena pangkalan tugasnya untuk menjual.

Kalau mereka tidak mau, cabut saja izinnya,” katanya menegaskan. Maralus Sagari, anggota DPRD Mentawai Dapil III kepada Puailiggoubat, Selasa, 10 Februari lalu, usai melakukan reses mengatakan, tidak selayaknya harga BBM tinggi di Tuapeijat. “Kalau di perkampungan yang jauh masih masuk akal bensinnya mahal, tapi ini ibu kota kabupaten harganya kok masih bisa mencapai Rp15 ribu per liter. Ini jelas menjadi pertanyaan,” katanya. Sementara, reses yang dilakukan dua anggota DPRD, Nelsen Sakerebau dan Alexander Zalukhu di Sikakap, 11 Februari lalu memantau langsung harga di tingkat agen dan pengecer. “Tujuan kunjungan kami ini adalah untuk memastikan langsung dari laporan masyarakat tentang pendistribusian BBM dan harga BBM sampai kepada konsumen, sebab sesuai laporan dari masyarakat bahwa harga BBM di PUS beragam, bahkan kemaren saya sempat

membeli premium di pedagang eceran pinggir jalan di Dusun Sikakap Barat Rp10 ribu per liter, sementara pemerintah telah menurunkan harga BBM baik itu jenis premium, maupun solar,” jelas Nelsen. Pengecer Mengaku Membeli Mahal Sementara, berdasar pengecekan dan razia Satuan Polisi Pamong Praja Mentawai, 12 Februari lalu di Tuapeijat, BBM yang didapat pengecer bersumber dari beberapa pihak. “Berdasarkan temuan di lapangan, pangkalan menjual BBM jenis premium Rp8.100 per liter. Untuk pengecer mereka mendapatkan BBM yang mereka jual dari berbagai pihak, termasuk aparat sehingga harganya menjadi tinggi,” kata Rikson, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Hal senada juga didapat dari pengakuan sejumlah pengecer di Sikakap. M. Manalu, pengecer BBM

di Dusun Sikakap Barat, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap mengaku tidak membeli BBM ke Agen Premium Minyak Solar (APMS) yang ada di Sikakap melainkan dari kapal tunda atau kapal dagang dengan harga Rp15 ribu per liter sehingga bias menjual Rp17 ribu per liter. “Kalau sekarang karena premium telah turun maka kapal tunda tersebut menjual premium Rp 13 ribu per liter dan dijual lagi Rp 15 ribu per liter,” katanya. Junaidi, agen penyalur BBM Dusun Sikakap Timur, mengatakan, sekarang harga premium diambil di APMS Rp 7.500 per liter dan dijual Rp 8.500 per liter, minyak tanah Rp 5.500 per liter dijual Rp 6.000 per liter, sementara solar Rp 7.000 per liter dijual Rp 8.000 per liter. Jatah BBM yang diberikan APMS ke agen penyalur ke halaman 10


4

Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

P2D Pagai Utara Fokus Buka Akses Antardusun dan Desa SAUMANGANYA – Program Pengembangan Prasana Desa (P2D) 2015 Kecamatan Pagai Utara mengutamakan membuka jalan tembus antar dusun dan desa. Plt. Camat Pagai Utara Jarlinus Ridwan mengatakan, P2D 2015 akan diperuntukkan untuk pembuatan jalan rabat beton antar dusun dan desa di kecamatan. Menurutnya dengan terbukanya jalan keseluruh dusun maka akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu, jalan ke kampung lama juga akan dibuka. “Warga korban gempa bumi dan tsunami Mentawai di kampung lama telah memiliki ladang dan perkebunan kelapa,” Kamis, 5 Februari lalu. Dengan dibukanya kembali jalan ke kampung lama, warga bisa kembali memetik hasil dari perkebunan yang sudah lama ditinggalkannya, kendati di pemukiman baru sudah memulai kembali berladang. “Sambil menunggu hasil, warga bisa hidup dari perkebunan lama,” katanya. Kata Jarlinus Ridwan, P2D langsung dikerjakan oleh masyarakat setempat lewat OMS dimana besar dananya Rp 50 juta perpaket. “Agar P2D berjalan dengan apa yang diharapkan, kita akan memberikan setiap paket P2D kepada orang yang benar -benar mau membangun kampungnya,” ujarnya. (spr/r)

DPRD Mentawai Akan Agendakan Pelantikan Unsur Pimpinan TUAPEIJAT--DPRD Mentawai melalui Badan Musyawarah akan kembali mengagendakan pelantikan salah satu unsur pimpinan DPRD Mentawai, agar unsur pimpinan di DPRD Mentawai periode 2014-2019 menjadi lengkap. “SK Gubernur untuk pelantikan wakil ketua DPRD Mentawai sudah keluar, dan tinggal melihat agenda pelantikannya lagi, tentunya Badan Musyawarah melihat agenda yang ada,” kata Yosep Sarogdok ketua DPRD Mentawai pada Puailiggoubat, Senin, 9 Februari lalu. Dikatakan Yosep, wakil ketua yang akan dilantik dari Partai Nasdem yaitu Nikanor Saguruk. “Kita juga melihat agenda kepala pengadilan Padang yang akan melantik wakil ketua DPRD Mentawai nantinya,” ujarnya. Dengan dilantiknya wakil ketua DPRD Mentawai, unsur pimpinan di DPRD Mentawai menjadi lengkap yaitu Ketua Yosep Sarogdok dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Wakil Ketua I Kortanius Sabeleake dari Partai Golongan Karya dan Wakil Ketua II Nikanor Saguruk dari Partai Nasional Demokrat. (bs/r)

Bakar Anak Sendiri Bapak Jadi Tersangka Akhirnya polisi berhasil mengungkap penyebab terbakarnya Rusianna Sabeilai hingga meninggal, polisi sudah mencurigai bahwa kematian bocah malang itu dibakar oleh bapak kandungnya sendiri Siprianus Sababalat

epolisian Sektor Muara Siberut menetapkan Bonar Sabeilai sebagai tersangka kasus kematian Rusianna (9), yang tewas terbakar di rumahnya Dusun Sirisurak, Desa Saibi Samukop, 22 Februari lalu. Bonar yang merupakan bapak kandung Rusianna diduga sengaja menyiramkan bensin ke tubuh anaknya. Kanit Reskrim Polsek Muara Siberut Iptu Suhardi mengatakan, pengakuan didapatkan polisi dari Bonar langsung. Pada Puailiggoubat edisi 305, Bonar mengaku kepada polisi putrinya terbakar saat menghidupkan lampu minyak. Namun setelah dilakukan penyelidikan dengan menanyai sejumlah saksi, polisi mendapat temuan lain. “Setelah dapat keterangandari istri tersangka dan beberapa saksi dari pihak keluarga tersangka yang kita kumpulkan.Sesuai dari pengakuan saksi, insiden pada hari Kamis, 22 Januari sekitar pukul 17.00 WIB

K

bahwa yang melakukan itu adalah suaminya sendiri. Atas perbuatannya ini pelaku dijerat Pasal 80 UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 10 tahun penjara, ditambah ayat 4, kalau itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri maka hukumannya ditambah sepertiganya. “Pelaku dijerat 2 pasal,” ujarnya. Kepolisian masih TERANCAM TENGGELAM - Pulau Bulau Buggei yang semakian lama semakin melakukan penahanan mengecil dan terancam tenggelam. Berita terkait: bawah selama 20 hari dan rencananya akan meminta bermotif faktor emosi yang tak terbakar,” katanya. perpanjangan masa tahanan dari terkendali,” jelas Suhardi, Rabu, 11 Tersangka terkejut dan mencoba Kejaksaan selama 20 hari untuk Februari lalu. menyelamatkan korban dengan me- mengumpulkan barang bukti dan Dari kronologi yang dikumpulkan nyeret kaki korban untuk memadam- keterangan saksi. pihak kepolisian, saat kejadian, kan api di sungai kecil yang takjauh Sementar Kapolsek Muara Sibetersangka sedang tidur. Lalu adik dari rumah. Korban diceburkan ke rut, Iptu Ikhlas Razuki mengatakan ini korban yang berusia 4 tahun membe- sungai namun usahaitu sia-sia karena menjadi pelajaran bagi masyarakat ritahu bahwa korban telah mencuri tubuh korban sudah terbakar. dimasa yang akan datang supaya lebih uang pamannya. Mendengar informasi Petugas medis di daerah itu hati-hati menasehati anak jangan itu tersangka bangun dan menanyai langsung memberikan pengobatan, sampai melakukan kekerasan, karena korban. tapi kondisi korban sudah parah dan akan dijerat hukum. “Tapi korban tidak mau mengaku, akhirnya korban dilarikan ke RSUD “Kita berterimakasih kepada tersangka lalu mengambil minyak Tuapeijat denganmenggunakan boat. pemerintah setempat beserta wargatanah di botol dan langsung disiram- “Namun di perjalanan si korban nya telah membantu pihak kepolisian kannya ke seluruh tubuh korban mulai menghembuskan nafasterakhirnya dalam penyidikan atau mengumpulkan dari kepala sampai kaki,” kata Suhardi. dan tak sempat di awat di RSUD informasi tersebut.Dan kedepannya Kemudian tersangka menanyai Mentawai,” ujar Suhardi. kita akan mengadakan penyuluhan lagi namun si korban tidak mengaku Pada saat menyelamatkan korban tentang Undang-undangPerlindungan dimana uang pamannya diletakkan, dengan menyeretnya ke air, ada dua Anak di tiap-tiap daerah,” katanya. karena emosi tersangka mengambil orang yang melihat kejadian tersebut, Ia berharap jangan terjadi lagi hal pemantik api untuk menakut-nakuti dari keterangan saksi itulah maka yang demikian, karena ini adalah korban dan menyalakannya. “Karena Bonar tidak bisa mengelak dan kejadian yang baru terjadi di Mentubuh korban sudah basah oleh mi- mengakui serta menyesali semua tawai. nyak tanah akhirnya si korban perbuatannya. Istrinya mengakui (r) FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

Penambang Pasir Marak, Pulau Bulau Buggei Terancam Tenggelam SALIGUMA-Pulau Bulau Buggei yang ada di depan Dusun Limu, Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah terancam tenggelam. Pulau tersebut merupakan salah satu perkebunan kelapa dan lokasi wisatawan lokal mengisi liburan. Pulau Bulau Buggei milik suku Siritoitet, dulunya adalah pulau yang indah dengan pasir putih, tapi akibat penambangan pasir untuk pembangunan membuat pulau ini makin lama makin mengecil. Hendrikus Saroro (36) warga Saliguma, penambang pasirdipulau itumengatakan mereka menambang

pasir di pulau ini karena memang tidak ada tempat pengambilan pasir dipulau lainnya. “Setiap ada pembangunan jalan atau proyek apa saja yang memerlukanpasir, kami yang adadi Desa Saliguma, dari Muara Siberut juga seringdi sini mengambil pasir, kemudian pemiliknya juga membolehkan pasiritu diambil, itu kami bayar Rp20 ribu rupiah per kubiknya sebagai pulajut tanah ke Sibakkkat Laggai (pemilik tanah),” katanya, Rabu, 4 Februari lalu. Hendrikus mengaku kondisi pulau itu semakin lama semakin

mengecilkarena pengambilan pasir yang terus menerus. “Tapi tidak adalagi tempat pengambilan pasir kami tetapambil disitu,” ucapnya. Sementara Gilbertus Saleuru (52) yang pernah tinggal dipulau itumengatakandulunya Pulau Bulau Buggei itu adalah satu-satunya pulauyang terindah di Kecamatan Siberut Tengah, tapi sekarang hanyating gal namanya saja yang Bulau Buggei tapi buggeinya (pasir) tidakada lagi yang tinggal hanya bakau. “Saya dulu pada 2002 tinggal di sana selama enam tahun, pekerjaan

saatitu memancing dan menjualnya ke barak tempat penampungan ikan. Pulau itu sangat ramai sekali orang yang datang untuk menikmati pantai, termasuk dariMuara Siberut datang dengan boat untuk mandimandi setiap hari Minggu,jadi di pulau itu dulunya sangat ramai sekali,” katanya. Namun sekarang pulau itu sangat sepi, bahkan di pulau itu tidak ada lagi yang tinggal atau berladang di sana, apalagi pulaunya semakin lama semakin mengecil. (ss/r)


MENTAWAINEWS Ruang Guru Disantroni Maling Galon Minuman Diisi Racun MATOBE– Ruang majelis guru SDN 35 Matobe, Kecamatan Sikakap dibongkar maling Selasa, 20 Januari lalu. Air minum para guru dalam kemasan galon diisi racun rumput, Menurut Kepala SDN 35 Matobe P. Sialagan kejadian tersebut merupakan yang kedua kalinya. “Saya terkejut ketika melihat isi air dalam galon itu sudah berubah warna, setelah dicium ternyata airnya diberi racun. Akhirnya dibuang,” katanya. Pencuri juga mengambil cat, semen dan paku. Buku-buku siswa juga dirobek si pencuri. Hingga kini belum diketahui motif maling tersebut. “Maling itu masuk lewat jendela sekolah, sekarang kondisi jendela dan pintu sudah rusak. Kejadian tersebut sudah dilaporkan kepada kepala dusun, tokoh agama, dan tokoh pemuda,” katanya. Ia meminta Kepala Dinas Pendidikan Mentawai mencarikan solusi sebelum ada korban nyawa baik dari kalangan siswa maupun guru-guru. “Paling tidak ada dana untuk membayar honor penjaga sekolah. Itu sangat dibutuhkan,” katanya, (spr/r)

Bangun Jalan dengan P2D Mandiri TUAPEIJAT - Wakil Ketua DPRD Mentawai, Kortanius Sabeleake menilai, percepatan pembangunan jalan di Mentawai dapat dilakukan melalui program P2D Mandiri dan Alokasi Dana Desa (ADD) mengingat beberapa lokasi pembangunan jalan berada dalam kawasan hutan produksi. “Jalan satu-satunya hanya dengan dikerjakan masyarakat, seperti OMS. Untuk itu kita mengharapkan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan bekerja dengan baik dan kualitasnya lebih baik dari PU,” ujar Korta , Rabu, 11 Februari. Korta mengatakan, bila medan yang dikerjakan masyarakat terlalu sulit, masyarakat dapat meminjam alat berat yang dimiliki oleh pemerintah Mentawai. Sementara, biaya operasionalnya dapat diambil dari dana OMS. Untuk melaksanakan pembangunan jalan melalui P2D Mandiri, DPRD Mentawai mengharapkan ketegasan dari pemerintah kecamatan menyeleksi OMS dan pengurus OMS. “Kalau OMS bermasalah tidak usah dipakai termasuk pengurus OMS karena ini akan memperlambat pembangunan yang akan dilaksanakan di masyarakat,” katanya. Dalam waktu dekat, pembangunan jalan yang akan dilaksanakan OMS di wilayah Sipora Utara yang perintisan jalan dari Betu Monga menuju Goisok Oinan, karena kawasan ini masuk dalam kawasan hutan produksi. “Kita nantinya akan mengajak masyarakat melalui kepala desa untuk melakukan perintisan jalan, sehingga nanti kalau rintisannya sudah dapat kita dapat menghitung berapa paket yang akan diperlukan dalam pelaksanaan pembangunannya,” kata Camat Sipora Utara, Ren Yani. BupatiMentawai, Yudas Sabaggalet mengatakan untuk mempercepat pembangunan jalan dari Betu Monga menuju pusat kabupaten. Karena itu ia meminta Camat cepat memberikan laporan berapa anggaran yang nantinya diperlukan dalam merampungkan pembangunanjalan. “Anggaran yang ada digunakan sekarang, nantinya berapa kekurangannya akan dimasukkan dalam APBD Perubahan dan ini sudah direspon oleh DPRD Mentawai. Tinggal menunggu laporannya saja,” katanya. (bs/r)

Puailiggoubat

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

5

Rawan Tsunami, Warga Pesisir Betu Monga Pindah ke Pemukiman Baru FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Pemukiman ini berjarak 3 sampai 5 kilometer dari bibir pantai guna mengantisipasi bencana tsunami Bambang Sagurung

ekira 130 kepala keluarga di Desa Betu Monga Kecamatan Sipora Utara pindah ke pemukiman baru yang berjarak sekira 3 km dari bibir pantai. Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet meresmikan pemukiman baru yang dinamakan Dusun Taret Limu, Rabu, 11 Februari lalu. Dusun baru ini bergabung dengan empat dusun lainnya diantaranya Dusun Taraet Mabukku, Taraet Porsa, Matubtuman Majawak dan Matubtuman Mabulak. “Kita berharap dengan adanya pemukiman baru ini masyarakat lebih bersatu dalam segala hal, termasuk dari segi pembangunan,” ujar Yudas. Pemukiman baru ini sudah berada di zona aman karena pemukiman masyarakat yang ada selama ini berada di pesisir pantai. Dari pantai menuju pemukiman baru sudah dibangun jalan P2D Mandiri dan nantinya akan dilanjutkan dengan pembangunan jalan hingga menuju Goisok Oinan yang dikerjakan dengan OMS.

S

BUKA KAMPUNG - Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet ( dua dari kanan) menggunting pita saat membuka perkampungan baru Dusun Taraet Limu, Desa Betumonga Lokasi pemukiman masyarakat ini dihibahkan oleh suku Samangilailai seluas 20 hektar. “Kita berharap ke depan tidak ada masalah terkait dengan lahan yang diserahkan karena mulai dari Siberut hingga Sikakap persoalan lahan bermunculan,” kata Yudas. Untuk mempercepat proses pembangunan di lokasi baru diharapkan keseriusan masyarakat. “Kita berharap desakan pembangunan dari masyarakat kepada bupati, wakil bupati dan DPRD. Kalau masyarakat tidak mendesak dan tidak serius maka pembangunan tidak akan berjalan,” katanya. Kortanius Sabeleake, Wakil

Ketua DPRD Mentawai yang hadir dalam acara peresmian tersebut mengatakan untuk akses pembangunan jalan kawasan hutan produksi, maka akan dikerjakan oleh masyarakat melalui OMS. “PU tidak bisa melakukan pembangunan jalan karena berada di kawasan hutan, maka yang kita lakukan melalui P2D Mandiri. Kalau masyarakat tidak bisa menerobos, masyarakat bisa meminjam alat berat yang biaya minyaknya dari dana OMS,” ujarnya. Kepala Desa Betu Monga, Mu-liadi Sabaggalet mengatakan masyarakat yang akan pindah ke pemukiman baru merupakan warga dari empat dusun yang berdekatan

dan berada di pesisir pantai. “Kita berharap nantinya pembangunan pemukiman baru sarana dan prasarana yang diperlukan cepat dilaksanakan, termasuk pembangunan fasilitas umum,” ujarnya padaPuailiggoubat, Rabu, 11 Februari. Dalam acara peresmian perkampungan baru hadir Wakil Bupati Mentawai, Rijel Samaloisa beserta istri, sejumlah anggota DPRD Mentawai, Dandim 0319 Mentawai, Letkol Dedik, Danlanal Mentawai Mayor Elias Baratiku, Kepala Dinas Pendidikan, Sermon Sakerebau, Camat Sipora Utara, Ren Yani dan undangan lain-nya. (bs/r)

Pantai Maileppet yang Makin Lama Makin Terkikis MAILEPPET - Pantai Maileppet yang yang berada di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan adalah salah satu tempat satu-satunya tempat untuk berekreasi atau liburan bagi masyarakat Siberut Selatan. Pantai ini ramai pada Minggu atau hari libur terutama bagi kalangan pelajar, akan mengejar ke pantai Maileppet untuk mandi-mandi bersama dengan temanteman mereka, tak hanya di kalangan remaja yang menikmati pantai tersebut, beberapa keluarga juga ikut berliburan ke pantai membawa anak-anak mereka. Tak hanya digunakan untuk mandi-mandi, pantai juga menjadi tempat menjaring ikan dengan pukat. Namun pantai Maileppet tak seperti dulunya, dengan pasir

putih yang luas, sekarang sudah mulai terkikis karena

penambangan pasir yang terusmenerus oleh masyarakat FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

TARIK PUKAT - Nelayan dan warga menarik pukat di Pantai Maileppet

setempat, membuat pantai ini makin lama makin susut. Ditambah lagi talud penahan abrasi rusak akibat banjir 2014 lalu. Hendrikus (21) pengunjung pantai mengakui pantai Maileppet tidak bagus lagi dan hampir tidak kelihatan pasirnya kalau pasang naik, di tambah penahan abrasi pantai membuat pantainya mengecil. “Walaupun begitu saya tetap berkunjung kalau Minggu untuk mandi-mandi. Dulu ada air terjun di Kulukubuk Desa Madobag, Namun setelah jalan dari Puro menuju ke Kulukubuk sudah rusak parah akhirnya kami tidak pergi ke sana lagi untuk liburan,” ujarnya, Minggu, 8 Februari lalu. (ss/r)


6 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

Masyarakat Harus Buat Perjanjian Kerja dengan Kontraktor TUAPEIJAT-DPRD Mentawai meminta masyarakat membuat perjanjian kerja dengan pemegang proyek yang akan melaksanakan kegiatan pembangunan. Hal ini dilakukan sebagai pegangan masyarakat bila kontraktor bermasalah di tengah pembangunan dan kekuatan masyarakat dalam menuntut bila upah kerja atau hal lainnya belum diselesaikan oleh kontraktor. “Perlu ada perjanjian kerja tertulis dan bermaterai dalam melaksanakan sebuah pekerjaan pembangunan, karena banyak masalah yang terjadi kontraktor tidak menyelesaikan kewajibannya kepada masyarakat, seperti upah tukang, uang material dan lainnya,” kata Kortanius Sabeleake, Wakil Ketua DPRD Mentawai, Rabu, 11 Februari lalu. Hal ini dikatakan Kortanius ketika masyarakat mempertanyakan soal kejelasan upah tukang pembangunan Polindes Taraet Desa Betu Monga, kontraktor belum membayar upah masyarakat hingga Rp53 juta. “Kami bekerja karena butuh uang, tapi pekerjaan selesai upah kami belum juga dibayar hingga sekarang,” kata Abintas Samangilailai pada Puailiggoubat. Selain upah pembangunan polindes, juga upah pembangunan jalan rabat beton di Dusun Taraet sebanyak Rp20 jutaan dan pembangunan jembatan kayu dari dana ADD belum dibayar. “Masih banyak uang masyarakat yang belum dibayar dalam pembangunanpembangunan yang dilaksanakan di Desa Betu Monga ini. Kita berharap ke depan ini ada penyelesaian yang dilakukan sehingga masyarakat tidak berbuat anarkis,” ujarnya. (bs/r)

Warga Betu Monga Harapkan Pembangunan Tower Telkomsel TUAPEIJAT-Masyarakat Desa Betu Monga Kecamatan Sipora Utara mengharapkan adanya pembangunan tower Telkomsel di daerahnya untuk memudahkan komunikasi. Hal ini dikatakan Tarianus, Kepala Dusun Matubtuman, Desa Betu Monga saat dialog dengan Bupati dan DPRD Mentawai, Rabu, 11 Februari lalu di SDN 24 Betumonga, Sipora Utara. “Masyarakat sangat sulit berkomunikasi keluar dan mendapatkan informasi serta memberikan informasi. Kalau ada layanan komunikasi semua informasi dan berita yang disampaikan akan diperoleh dengan mudah,” ujarnya. Di Mentawai, hingga akhir tahun 2014, tower Telkomsel yang telah dibangun yakni di Sikakap, Kecamatan Sikakap, Saumanyak (Pagai Utara), Sioban (Sipora Selatan), Malakkopa (Pagai Selatan), Tuapeijat (Sipora Utara), Saibi (Siberut Tengah), Muarasiberut (Siberut Selatan), Muarasikabaluan (Siberut Utara) dan Simalegi (Siberut Barat). (bs/r)

Guru Bumen Minim di Saibi Penerapan pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai masih tersangkut ketersediaan guru yang minim pengetahuan budaya Mentawai.

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertus Sanene’

enerapan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai (mulok bumen) di sekolah Kecamatan Siberut Tengah implementasinya masih menemui berbagai kendala. Seperti di SDN 01 Saibi Samukop, Kepala Sekolah Sion Sakeru mengatakan kendala dan kesulitan menjalankan pelajaran mulok bumen ini karena tak ada gurb. “Tahun lalu kita punya guru Bumen, tapi dia telah lulus jadi guru kontrak dan sekarang sudah pindah,” katanya, Senin, 9 Januari lalu. Sion menyebutkan kendala itu sudah sampaikan Dinas Pendidi-kan Mentawai, namun solusinya sekolah yang mengusahakan untuk mencari gurunya. “Kita butuhkan guru bumen ini orang asli Mentawai tamatan SMA yang mengerti budaya, tapi sampai sekarang belum ada, kalau sudah ada kita sudah siapkan anggarannya dari dana BOS,” ujarnya. Menurut Sion, sekolahnya saat ini memiliki 18 guru namun tak seorangpun bisa dijadikan guru

P

SUSUN MODUL - Tim UPTD Pendidikan Siberut sedang menyusun modul Muatan Lokal Budaya Mentawai menjadi bahan ajar di seluruh SD Mentawai bumen karena tidak memiliki latar belakang budaya Mentawai. “Jadwal kita sudah padat, memasuki semester dua ini harus ada guru bumen orang Mentawai yang ahli di bidangnya,” katanya. Sementara di SDN 20 Saibi Samukop mulok bumen sudah diajarkan kembali tahun ini. Kepala sekolah Saltiman Salakkau mengatakan, bumen diajarkan di kelas 4 sampai 6, gurunya sudah ada dan bahan ajar juga sudah mencukupi. “Cuma kendala kita gurunya kesulitan karena tak ada gambar peraga seperti miniatur uma atau yang lain, kalau bukunya sudah cukup dari hasil workshop pelatihan di Sikakap,” katanya. Rencananya di sekolah tersebut

akan membeli alat-alat tradisional budaya untuk melengkapi itu. “Nanti kita akan beli alat-alatnya dari dana BOS tahun ini,” ujarnya. Belum adanya guru bumen sama dengan yang dialami di SDN 03 Saibi Samukop. Kepala sekolah, Bartholomeus, mengatakan guru yang ada saat ini 11 orang, namun tak satupun guru bumen. “Kami butuh satu guru bumen dan kalau bahan ajarnya sudah ada,” katanya pada saat pertemuan dengan Dinas Pendidikan saat monitoring di Siberut Tengah di Kantor UPTD, Sabtu 7 Februari lalu. Terkait kendala tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sermon Sakerebau mengakui masih banyaknya kesulitan menerapkan

bumen di sekolah seperti masih minimnya bahan ajar. “Bahan ajar memang sudah ada tercipta waktu workshop atau pelatihan kemarin, tapi itu belumlah mencukupi dan menjadi kesulitan kita, meski begitu di setiap sekolah sedang jalan bumen ini,” ujarnya usai pertemuan kepala sekolah, pengawas dan UPTD Pendidkan Siberut Tengah saat monitoring, Sabtu 7 Februari. Ia menambahkan, kepala sekolah bertugas mencari guru bumen di sekolahnya. “Belum adanya guru bumen, sekolahlah yang mencari dan mengadakan itu, tahun lalu kita sudah mengangkat guru kontrak namun tidak masuk guru bumen karena guru bumen ini bukan diangkat dari guru kontrak,” jelasnya. (rr/r)

Kodim Mentawai Buka Peluang bagi Putra Daerah Masuk Tentara TUAPEIJAT-Setelah Polres Mentawai memberikan peluang bagi putra-putri Mentawai masuk polisi, kini Kodim 0319 Mentawai kembali membuka peluang tersebut untuk masuk tentara. Hal ini dikatakan Komandan Kodim Mentawai Letkol Arh. Dedik saat berdialog dengan masyarakat di Desa Betu Monga, Rabu, 11 Februari lalu. “Peluang ini dibuka bagi putra Mentawai dalam mengabdikan dirinya untuk negara. Peluang ini karena Mentawai termasuk pulau terluar dan terdepan di Indonesia,” ujarnya. Untuk gelombang pertama, peluang yang diberikan sebanyak 20 orang yang akan diperebutkan wilayah Kodam I, meliputi Mentawai, Nias dan Natuna. “Gelombang pertama ini dibuka 23 Februari sampai 5 Maret. Karena ini

mendadak maka kita dari Kodim siap membantu putra kita yang mau masuk,” ujarnya. Persyaratan yang harus disiapkan diantaranya ijazah minimal SMP sederajat, tinggi badan 163 cm, KTP, KK, SKCK, surat pernyataan kesediaan orangtua. “Umur minimal 17 tahun hingga 22 tahun,” katanya. Hingga saat ini, putra Menta-

wai yang memasukkan berkas baru 15 orang, sementara peluang yang diperebutkan sebanyak 20. “Seleksinya dilakukan langsung di Mentawai. Jadi ada peluang bagi kita untuk ini. Hal-hal lainnya seperti tes jasmani, psikologi akan kita arahkan menjelang tes. Tidak dipungut biaya dalam pendaftaran,” ujarnya. Yosep Sarogdok, Ketua

DPRD Mentawai mengatakan peluang yang ada ini harus diambil oleh putra Mentawai karena hal-hal seperti ini sangat jarang ada. “Biasanya seleksi itu akan dilakukan di luar Mentawai, sementara untuk sekarang ini tesnya dilakukan di Mentawai. Artinya ada keistimewaan khusus yang diberikan,” ujarnya. (bs/r)

Dinas Pendidikan Siapkan OSN Kabupaten TUAPEIJAT - Dinas Pendidikan Mentawai dalam waktu dekat menyiapkan siswa yang akan mewakili Mentawai mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2015. “Dalam waktu dekat ini prioritas kita menghadapi OSN agar wakil kabupaten Mentawai

yang ikut serta pada OSN tingkat provinsi dapat maju ke tingkat berikutnya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Mentawai, Sermon Sakerebau, Rabu, 11 Februari. Sermon menyebutkan, selama ini wakil Mentawai hanya sampai pada batas tingkat Provinsi, belum ada yang mewakili

provinsi untuk OSN tingkat Nasional. “Namun setiap tahunnya perwakilan Mentawai memiliki peningkatan,” katanya. Saat ini sekolah sedang menyeleksi siswa yang akan diikutkan pada seleksi tingkat Mentawai yang nantinya berlomba di provinsi.(bs/g)


MENTAWAINEWS Persyaratan balon kades diperketat Bambang Sagurung Rinto Robertus Sanene’

K

Puailiggoubat

7

Mentawai Gelar Pilkades Serentak Akhir Februari

eluarnya surat edaran Bupati Mentawai terkait pemilihan kepala desa membuat sejum-

lah desa yang tengah bersiap menyelenggarakan pemilihan terpaksa merevisi kembali tahapan-tahapan yang sudah disusun. Di Desa Madobak Kecamatan Siberut Selatan, termasuk salah satu desa yang akan melakukan pemilihan menjelang berakhirnya masa jabatan kepala desa, 25 Maret mendatang. Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) harus melakukan revisi kembali tahap pemilihan. “Berdasarkan masa jabatan, kepala desa kita masa jabatannya akan berakhir 25 Maret. Berdasarkan aturan yang ada, enam bulan sebelum pemilihan kepala desa , P2KD sudah melakukan persiapan pemilihan. Namun karena adanya edaran Bupati kita harus koordinasi lagi ke Tuapeijat agar tahapan dan hasil pemilihan tidak bermasalah di kemudian hari,” ujar Selester Saguruwjuw , Ketua P2KD Madobak kepada Puailiggoubat, Senin, 9 Februari lalu. Dikatakan Selester, tahap yang sudah dilakukan diantaranya seleksi bakal calon kepala desa dari enam bakal calon, setelah dilakukan seleksi administrasi yang lolos empat bakal calon, diantaranya dua dari Dusun Madobak, Fransiskus Samapoupou dan Aila Manai Sabaggalet dan dari Dusun Rogdok yaitu

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

DESA MADOBAK - Kawasan Desa Madobak, Kecamatan Siberut Selatan Robertus Sakulok dan Rupinus Sakulok. “Sementara dua calon dari Ugai gagal karena kelengkapan adminstrasi,” ujarnya. Selain seleksi, juga telah dilakukan pemilihan nomor urut masing-masing bakal calon diantaranya untuk nomor urut I yaitu Robertus Sakulok, nomor urut II yaitu Rupinus Sakulok, nomor

Pelaksana Tugas P2TP2A Kecamatan Sikakap Pertanyakan SK SIKAKAP - Pelaksana Tugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Pokja P2TP2A) periode 2014-2016 Kecamatan Sikakap mempertanyakan Surat Keputusan (SK) Camat Sikakap yang belum diterima pengurus pokja P2TP2A, di pertemuan sosialisasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak di aula pastoran Sikakap. B. Samaloisa, Pengurus Pokja P2TP2A Kecamatan Sikakap, mengatakan, sejak terbentuk pengurus P2TP2A November tahun lalu sampai sekarang Camat Sikakap Happy Nurdiana belum mengeluarkan SK, sementara P2TP2A di bawah naungan Pemerintah Kecamatan Sikakap. Pokja ini mengaku sulit bekerja jika tidak dilengkapi SK. Tujuan terbentuknya Pokja P2TP2A untuk melayani dan mendampingi ibu dan anak bila mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga, kekeraan tersebut berupa kekerasan fisik, pelecehan seksual, termasuk didalamnya bila guru mengusir anak didalam jam belajar. “Harapan kita Camat Sikakap secepatnya mengeluarkan SK Pokja P2TP2A, supaya pengurus pokja P2TP2A dapat bekerja sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing pengurus,” katanya, Selasa, 3 Februari lalu. Sementara F. Ilau Saleleubaja, pengurus Pokja P2TP2A lainnya mengatakan, sesuai dengan hasil komunikasi dengan Camat Sikakap Happy Nurdiana lewat telepon, SK untuk pengurus Pokja P2TP2A Kecamatan Sikakap sudah ada, tinggal diserahkan. (spr/r)

urut III yaitu Fransiskus Samapoupou dan nomor urut IV yaitu Aila Manai Sabaggalet. “Nantinya akan ada penyampaian visi-misi masing-masing bakal calon terkait dengan pendidikan, pertanian dan pemerintahan. Hal ini dilakukan agar masyarakat tahu siapa bakal calon yang akan mereka pilih nantinya pada waktu pemilihan,” jelasnya. Untuk masa jabatan kepala desa berdasarkan Peraturan pemerintah No.43 Tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa yaitu 6 tahun sejak dilantik. Sementara di Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, sejak adanya surat edaran Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 140/26/SE/BUP-KM/2015 tentang Pemilihan Kepala Desa Serentak 2015, P2KD menambah persyaratan pemilihan kepala desa dan mengubah

jadwal yang sudah ditetapkan. Jolly Sanenek, Ketua P2KD mengatakan dengan Surat Edaran Bupati ini semua kembali ditambah dan diubah, kades dipilih serentak di Mentawai, kalau persyaratan tak banyak yang diubah hanya satu surat pengunduran diri. “Jika sedang menjabat di instansi terkait diganti dengan surat cuti baru. Selain itu jadwal kita ubah total sebelumya pemilihan 2 Maret yang sekarang jadi 31 Maret, kampanye awalnya 7 hari diganti satu atau dua hari, ” katanya pada Puailiggoubat di balai kantor desa, Jumat 6 Februari lalu. Sementara persyaratan yang diperbaharui adalah sesuai UU Nomor 6 Tahun 2014 dan PP Nomor 43 Tahun 2014 dan Perda Nomor 13 Tahun 2010 yakni, surat lamaran yang di ulis dengan tangan sendiri, surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian (SKCK),

fotokopi KTP, surat kesehatan dari RS/ puskesmas, daftar riwayat hidup, salinan ijazah SD, SMP dan SMA, visi, misi dan program, pas foto 4 x 6 enam lembar, surat pernyataan tidak terlibat kepengurusan parpol, surat pernyataan bersedia bekerja di pusat desa selama kerja, surat cuti, surat pernyataan WNI. Selanjutnya surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, surat pernyataan memegang teguh pancasila,UUD 45, NKRI, akta kenal lahir, surat pernyataan dari pengadilan tidak pernah dijatuhi hukuman, surat pernyataan tidak dicabut hak pilihnya, surat keterangan tidak menjabat sebagai kepala desa selama tiga kali, surat keterangan bebas asusila dan amoral dari Badan Permusyawaratan Desa, surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi kepala Desa dan uang pendaftaran Rp500 ribu disertai bukti pembayaran kwitansi. Sementara jadwal yang sudah diperbaharui dan diganti total yakni, penyampaian informasi tentang Surat Edaran Bupati 6 Februari, pengumuman persyaratan yang wajib 7 Februari, penerimaan dokumen bakal calon 8-16 Februari, verifikasi kelengkapan dokumen 17-18 Februari, perbaikan berkas 19 Februari, penetapan nama calon yang berhak di pillih 20 Februari, pengadaan logistik 21 Februari sampai 23 Maret. Kemudian kampanye sekaligus debat kandidat 24 Maret, kunjungan calon-calon kades 25-28 Maret, masa tenang 29 Maret, pendistribusian logistik ke TPS 30 Maret, pemilihan 31 Maret, rapat pleno dan rekapitulasi penghitungan hasil pemungutan suara 1-2 April, pengumuman nama kades terpilih 3 April, penyerahan dokumen nama kades terpilih oleh pemilihan kepada BPD 3 April dan penyerahan dokumen nama kades oleh BPD kepada Bupati 4-8 April. (r)

SMA dan SMPN 1 Siberut Tengah Ajarkan Bumen Lewat KKM dan Kesenian SAIBISAMUKOP - SMAN dan SMPN 1 Siberut Tengah mempelajari budaya Mentawai lewat keterampilan dan pelajaran kesenian. “Di sekolah kita sudah diajarkan bumen lewat keterampilan membuat uma Mentawai dan kesenian dengan turuk laggai,” ujar Ari Gustinaldi,Wakil Kepala SMAN 1 Siberut Tengah pada Puailiggoubat, 10 Februari lalu.

Menurut Ari, pelajaran bumen di sekolah hanya melalui itu saja dan belum diajarkan ke siswa yang benarbenar pelajaran mulok bumen. Sementara di SMPN 1 Siberut Tengah, Kepsek Syaiful Sagaragara mengatakan pelajaran bumen diajarkan melalui KKM dan kesenian. “Itupun sekedar disampaikan oleh gurunya saja, bukunya ini yang tidak ada,” katanya di temui di kantornya, Kamis,

12 Februari lalu. Menurut Syaiful, pelajaran mulok umen tersebut sangat penting di ajarkan di sekolah, melihat sekarang ini anak-anak sudah tidak mengerti lagi tentang budaya seperti soal sapaan dalam keluarga, “Jadi kalau harus di ajarkan bukunya harus ada dan harapan kita mulok bumen ini segera penerapannya,” ujarnya. (rr/r)


MENTAWAINEWS AMPS baru untuk menjawab kelangkaan BBM di daerah Siberut dan Sipora Patrisius Sanene

Puailiggoubat

ntuk pemerataan distribusi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Mentawai,

satu Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) akan beroperasi pada akhir Februari 2015 yang akan melayani tujuh kecamatan yang ada di wilayah Siberut dan Sipora. APMS CV. Saibi Jaya tersebut beroperasi di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, karena lokasi tersebut dinilai strategis dalam memudahkan pendistribusian dan juga adanya dermaga. Setelah terbit surat persetujuan pembangunan APMS dari Pertamina pada 12 Januari 2015, dengan nomor APMS 16.393.003, APMS tersebut dalam tahap pembersihan lokasi, pembuatan lubang tangki sudah mencapai 40 persen berjalan dan targetnya akhir Februari ini sudah selesai dan beroperasi. CV. Saibi Jaya akan melayani lima kecamatan yang ada di Siberut yakni, Kecamatan Siberut Barat, Siberut Utara, Siberut Tengah, Siberut Selatan, Siberut Barat Daya, Sipora Utara dan Sipora Selatan.

8

APMS di Siberut Selatan Segera Beroperasi “Untuk proses pendistribusian hingga sampai ke masyarakat dilakukan melalui agen binaan yang membantu mendistribusikan kepada masyarakat dan BBM nya juga sesuai dengan jumlah penduduk dan porsinya,” kata Kristinus Andre Satoko selaku pemilik APMS Saibi Jaya Pada Jumat, 13 Februari lalu di kantornya di Padang. Agar pendistribusian tersebut dapat direalisasikan hingga ke masyarakat, Andre memberi pembinaan kepada agen binaan serta membantu kontrol harga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan oleh pemerintah. “Untuk ketentuan harga penjualan sesuai perjanjian kita dengan pemerintah, kita melihat juga biaya FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

U

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

BBM - Warga Sikakap membeli BBM di APMS Sikakap APMS dengan CV. Saibi Jaya tersebut mendapat jatah dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Pertamina sebanyak 200 ton premium bersubsidi per bulannya, sedangkan solar dan pertamax didapat

non subsidi namun ketersediaannya tidak dibatasi tergantung kebutuhan yang akan didistribusikan kepada tujuh kecamatan, dan BBM tersebut tidak lagi didatangkan dari Sikakap namun langsung didatangkan dari Padang.

transportasi ke Mentawai, dan penetapan HET sesuai kerja sama kita dengan pemerintah, namun kita berupaya melakukan pengawasan pendistribusian kepada masyarakat terkait harga,” kata Andre. Dari 200 ton yang dipasok untuk tujuh kecamatan tersebut kata Andre, sekitar 28 ton per kecamatannya, dan sebenarnya masih kurang separuh kalau rata-rata kebutuhan 50 ton per kecamatannya. “Tapi setiap kecamatan akan berbeda porsi tapi dengan adanya APMS ini saya sebagai putra Mentawai berniat memudahkan masyarakat mendapat BBM,” kata Andre. Terkait kemudian adanya penjualan BBM yang tidak sesuai dengan harga dan kesepakatan di masyarakat, Andre tegas akan memutus kerja sama dengan pihak agen. “Kita akan beri sanksi kepada agen jika menjual BBM tidak sesuai HET atau harga lebih tinggi, sanksi berat itu kita putus kerja sama kita alihkan ke binaan lain,” kata Andre. Andre berharap sebagai orang Mentawai dengan adanya APMS yang melayani dan terbantu oleh ketersediaan BBM khusus di pulau Siberut dalam menjalankan roda perekonomiannya. (r)

Dana BOSDA dan BOMMDA Bantu Operasional Sekolah SAIBISAMUKOP - Dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) serta Bantuan Operasional Manajemen Mutu Daerah (BOMMDA) tahun ini di sekolah di Kecamatan Siberut Tengah masih didominasi unuk memenuhi kebutuhan segala kekurangan di sekolah. Kepala SDN 20 Saibi Samukop, Saltiman Salakkau mengatakan, dana BOS tahun ini baru masuk satu triwulan sebanyak Rp30 juta, dalam satu triwulan dihitung tiga bulan, dalam setahun tiga kali masuk dana BOS sebanyak Rp90 juta terhitung juga dari 205 siswa. “Tapi satu triwulan yang masuk itu belum kita cek dan dananya ini kita gunakan ke operasional sekolah yang rencananya untuk bayar guru honor, pembelian buku pelajaran, alatalat bumen dan untuk peningkatan kemampuan keprofesionalan guru serta pembiayaan ekstra kurikuler, semua ini masih belum kita buat Rencana Kerja Anggaran (RKA),” katanya pada Puailiggoubat Jumat, 6 Februari lalu. Selain itu, Saltiman menyebutkan dana BOSDA tahun ini juga belum

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

PERPUSTAKAAN - Seorang siswa SMPN 1 Pagai Utara Selatan memilih buku di perpustakaan sekolah keluar, biasanya diterima 2 kali setahun, sekali diterima per semester sebanyak Rp31 juta, dua kali per semester total sebanyak Rp62 juta. “Dana BOSDA ini untuk membantu dana BOS. Tapi BOSDA ini mengarah ke fisik, rencananya akan digunakan pembelian mebeler dan bayar gaji honor empat orang, sebenarnya dana BOS dan BOSDA ini

sangat tidak cukup bila ada kegiatan dinas di luar,” ujarnya. Perencanaan penggunaan dana BOS dan BOSDA tahun ini juga sama di SDN 01 Saibi Samukop, Kepsek Sion Sakeru mengatakan dana BOS tahun ini baru keluar 1 triwulan sebanyak Rp52 juta dengan jumlah siswa yang terdaftar 265 yang seharusnya ada 271 siswa, tapi saat ini sedang

dalam perbaikan data. “Kita tidak tahu berapa nanti di triwulan 2 dan 3, karena besar dananya yang berbeda-beda kadang ada tambahan dan pengurangan,” katanya pada Puailiggoubat di kantornya, Senin 9 Februari. Perencanaan penggunaan dana BOS ini untuk pembenahan pagar sekolah dari kekurangan tahun lalu, pembangunan gudang perkakas sekolah, mebeler terkait adanya penambahan murid, perbaikan sanitasi, pembelian alat-alat printer, mesin generator dan gaji guru honor dan Guru Tidak Tetap (GTT). “Semua ini kita lengkapi untuk perencanaan akreditasi, kemarin akreditasi sekolah kita C dan kita mau ajukan ke B,” ujarnya. Dana BOSDA tahun ini sekitar Rp60 jutaan, namun belum keluar, kita baru satu tahun jadi kepala sekolah jadi sangat banyak perjalanan dinas dan beli buku guru serta murid,” ujarnya. Sementara SMPN 1 Siberut Tengah, dana BOS tahun ini sudah keluar 1 triwulan, Kepsek Syaiful Sagaragara mengatakan jumlahnya Rp57 juta dengan jumlah siswa sebanyak 224 orang. Dana tersebut

diprioritaskan pembelian Alat Tulis Kantor (ATK), buku ujian UN untuk panitia, pengawas UN, kebutuhan siswa terkait pelaksanaan UN mendatang. “Kalau untuk dana BOS triwulan dua dan tiga belum tahu, karena memang beda-beda jumlahnya, termasuk dana BOSDA yang belum keluar dan tidak diketahui berapa jumlahnya. Tahun lalu yang keluar tidak sama nilainya dengan tahun ini. Rencana kalau BOSDA akan dipakai untuk membuat jalan ke sekolah,” katanya Kamis, 12 Februari lalu. Sementara di SMAN 1 Siberut Tengah, dana BOMMDA tahun ini belum keluar, hal itu disampaikan Wakil Kepala Sekolah, Ari Gustinaldi. Dana BOMMDA tahun ini dihitung untuk 129 siswa, dengan total Rp64,5 juta per semester. “RKA-nya sedang dibuat, rencananya akan dipakai untuk pembelian buku, komputer dan printer, serta pembayaran gaji guru honor bidang studi fisika, matematika dan sosiologi yang kita pinjam dari guru kontrak di SMP yang sudah disesuaikan jadwal mengajarnya,” katanya. (rr/r)


MENTAWAINEWS Dua mantan pejabat itu tidak puas dengan keputusan banding di MA Patrisius Sanene

antan Bupati Mentawai Edison Saleleubaja dan mantan Kepala Dinas Kehutanan Mentawai Samuel Panggabean mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan kasus korupsi yang menimpa keduanya. Memori PK tersebut diajukan penasehat hukum kedua terpidana yakni Riefia Nadra, Harlina dan Syofiarni ke Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri Padang atas putusan majelis hakim terhadap kedua terpidana dengan nomor putusan Nomor :18 K/ PID.SUS/2013 atas nama Edison Saleleubaja, dan Nomor : 20 K/PID. SUS/2013 atas nama Samuel Panggabean tertanggal pada 2 April 2013. Pokok materi atau bukti baru (novum) yang diajukan oleh kedua terpidana kepada termohon belum dapat dijelaskan oleh jaksa penuntut umum yang ditemui di kantornya pada

M

Puailiggoubat

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

9

Mantan Bupati dan Mantan Kadishut Mentawai Ajukan Peninjauan Kembali FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

pemohon pada 17 Februari nanti,” kata Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Tuapeijat, Atmariadi kepada Puailiggoubat, 13 Februari. Sidang pembacaan memori PK oleh pemohon tersebut telah digelar Jumat, 6 Februari lalu di Pengadilan Tipikor Padang menindaklanjuti putusan Mahkamah Agung. Pada pengadilan tingkat pertama di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi PeSIDANG TIPIKOR - Mantan Bupati Edison Saleleubaja saat sidang Pengadilan Tipikor Padang ngadilan Negeri Papada 2012 lalu dang, Edison dijatuhi hukuman 4 tahun Jumat, 13 Februari lalu. masih menunggu pembacaan tanggapan penjara sedang Sa-muel 4,5 tahun. Pu“Karena ini belum kami jawab, kami (termohon) atas memori PK tusan itu dibacakan 30 Desember 2012.

Tak terima putu-san itu, kedua terpidana ini mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Padang, Sumatera Barat. Berdasarkan putusan PT Padang, hukuman Edison ditambah menjadi 4,5 tahun sedang Samuel tetap. Lalu keduanya mengajukan kasasi di Mahkamah Agung (MA) namun sesuai putusan MA Nomor : 18 K/PID.SUS/ 2013 atas nama Edison Saleleubaja, dan Nomor : 20 K/PID.SUS/2013 atas nama Samuel Panggabean tertanggal 2 April 2013, tetap divonis 4,5 tahun penjara. Berdasar putusan, keduanya terbukti melakukan tindak pidana korupsi Dana Bagi Hasil (DBH) Provisi Sumber Daya Hutan yang merugikan negara sekitar Rp1,3 miliar di Dinas kehutanan Mentawai tahun 2005. Edison terbukti menyetujui dan mengeluarkan SK Bupati tentang pemberian dana insentif dan biaya operasional PSDH dari APBD Mentawai 2005, jaksa menganggap penganggaran dan realisasi dana PSDH tersebut tidak sesuai dengan aturan. (r)

HPH Ditengarai Penyebab Banjir, Warga Gorottai Minta Relokasi TUAPEIJAT - Masyarakat Dusun Gorottai Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara mengharapkan Pemerintah Kabupaten Mentawai merelokasi perkampungan mereka. Hal ini dilakukan karena perkampungan mereka kerap dilanda banjir, terakhir banjir yang melanda perkampungan yang tingginya hingga atap rumah pada Desember 2014 lalu. “Ada 17 unit rumah rusak karena

terlepas dari sandi. Banjir itu merupakan banjir yang terbesar setelah 1986,” kata Jermias Sirilogui pada Puailiggoubat, Jumat, 13 Februari lalu. Mudahnya ancaman banjir di Gorottai diduga Jermias, salah satunya disebabkan beroperasinya sebuah HPH di wilayah Malancan. “Sejak perusahaan mulai beroperasi di atas Terekan Hulu, asal hujan sedikit banjir langsung datang dan yang terparah

Azis Sagaragara Terpilih Jadi Ketua Karang Taruna SAIBISAMUKOP - Azis Sagaragara terpilih menjadi ketua karang Taruna Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai periode 2015-2019 pada pemilihan pengurus karang taruna yang diselenggarakan di balai kantor Desa, Rabu 11 Februari lalu. Azis Sagaragara mengatakan, langkah awal yang dilakukan akan berkoordinasi dengan semua ketua pemuda dusun masing-masing dan melakukan pertemuan membentuk seksi-seksi karang taruna. “Kita mengajak dan menjalin kerjasama dalam melakukan pembenahan sarana dan prasarana olahraga serta kekompakan yang perlu dibina, pendekatan kepada seluruh pemuda soal kreatif terkait pengembangan kepemudaan karena selama ini kepemudaan tidak berjalan,” katanya usai pemilihan. Azis berharap seluruh pemuda mendukung bila ada programprogram yang akan dimunculkan. Setiap pemuda itu punya kewajiban beriuran untuk kas dan kepentingan pemuda. Hadir di pemilihan tersebut Plt Kades Saibi Samukop Tastian Salabi, pengurus lembaga karang taruna lama, Faebua Dodo Telaumbanua, Lian Setiar Sagaragara dan Derwin Nofri Carles Siritoitet, LPM dan Ketua Pemuda ke-15 Dusun se-Saibi Samukop beserta pemuda dan masyarakat setempat. (rr/r)

Sosial dan DPRD Mentawai. “Ada 55 ngunan yang akan dilakukan. pada Desember kemaren,” katanya. kepala keluarga yang mau direlokasi “Dimulai dengan pembukaan Dikatakan Jermias, untuk lokasi ke lokasi baru dan kita mengharapkan lahan, perintisan jalan. Nantinya ada perkampungan masyarakat telah adanya bantuan perumahan sosial. tim terkait yang akan turun ketika diperoleh dari lahan yang dihibahkan Kalaupun tidak ada bantuan masyarakat sudah memulai,” katanya. empat suku dalam satu hamparan, perumahan, masyarakat tetap akan Dikatakan Korta, terkait dengan yaitu suku Sapongaroiroi, Siripeubu, mulai bekerja membuka perkamhibah lahan untuk pemukiman harus Sasapdap, Satokko. “Letaknya antara pungan baru,” ujar Jermias. diperjelas status dan konsep suratnya Dusun Sirilanggai dengan Dusun Wakil Ketua DPRD Mentawai, agar dikemudian hari tidak ada gugatan Malancan yang luasnya 2 kilometer atau masalah. “Ada konsep suratnya persegi, lokasinya tidak menyeberangi Kortanius Sabeleake yang menerima perwakilan Dusun Gorottai mengayang jelas untuk hibah lahan dan yang sungai lagi,” kata Jermias. takan, untuk menyakinkan pemerinmenandatangani harus orang yang Lahan yang dihibahkan tersebut tah dalam melakukan pembangunan bersangkutan atau yang berkopeten ditandatangi oleh perwakilan suku masyarakat harus memulai terlebih terhadap suku yang menyerahkan masing-masing, diantaranya suku dahulu pembukaan lahan dan pembalahan,” katanya. (bs/r) Sapongaroiroi diwakili Anton Laiban, Siripeibu diwakili SoleiFOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT man Poirauk, Sasapdap diwakili Usman Mokmok, Satokko diwakili Muliadi Malaklak. Batas-batas lahan yang diserahkan di antaranya, sebelah Selatan ber-batasan dengan tanah ulayat suku Saleleubaja, sebelah utara berbatasan denga tanah suku Siritoiten, sebelah timur berbatasan dengan tanah suku Sirisurak dan sebelah barat berbatasan dengan tanah suku Saririkkak. Surat permohonan relokasi perkampungan tersebut disampaikan DIALOG - Wakil ketua DPRD Mentawai, Kortanius menerima perwakilan warga Gorottai masyarakat kepada Bupati Mentawai, Dinas yang meminta relokasi


SAMBUNGAN

Puailiggoubat

Linda Manalu, pengecer binaan APMS Desa Sikakap, mengatakan, untuk dua trip kapal BBM yang masuk, dia mendapat jatah 1,6 ton premium, minyak tanah 1,6 ton, sebelumnya hanya mendapatkan premium 1,5 ton, dan minyak tanah 1,5 ton, sementara solar sesuai dengan permintaan. BBM tersebut dibagikan Linda untuk 250 kepala keluarga di Dusun Hvea, Dusun Sibaibai, nelayan diberikan jatah 10 liter premium dan minyak tanah, sementara penjual lontong diberi jatah minyak tanah 20 liter. Harga premium dijualnya Rp 8.500 per liter, minyak tanah Rp6.500 per liter. P. Simamora, pedagang BBM Desa Sikakap mengatakan mengangkut premium sesuai dengan ijin yang dikeluarkan CV Rehan Indo di Padang dengan harga Rp 12.500 per liter sampai di pelabuhan, pertamax Rp 11 ribu per liter. “Karena mahalnya BBM yang diletakkan kepada saya oleh CV Rehan Indo maka premium dan pertamax dijual di Desa Sikakap Rp15 ribu per liter, menurut CV Rehan Indo, minyak yang diberikan kepada saya minyak yang non subsidi, setiap trip kapal premium 3 ton,”katanya. Menanggapi banyaknya penyalur BBM di Mentawai, anggota DPRD Mentawai Alexander Zalukhu, mengatakan, sesuai dengan data dari Dinas Perindakop Kabupaten

Kepulauan Mentawai, hanya satu APMS yang mendapatkan izin di Kabupaten Kepulauan Mentawai yakni APMS milik Soritua Hutagalung. Saat ini ada dua izin baru yang telah dikeluarkan oleh Pertamina, pertama BBM untuk nelayan yang mengelolanya assosiasi nelayan, kedua CV Saibi Jaya. “Selain tiga nama itu belum ada yang mendapatkan izin di Dinas Perindakop Kabupaten Kepulauan Mentawai, termasuk CV Rehan Indo tidak terdaftar di Kabupaten Kepulauan Mentawai,” jelasnya. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Mentawai tahun lalu, tahun 2011 kuota bensin bersubsidi di Mentawai 2.400 kilo liter/tahun, dan pada 2012 terjadi penambahan sehingga menjadi 3.288 kilo liter/tahun. Ini berdasarkan surat BPH Migas, Nomor 471/KA/BPH Migas/08/2011. Untuk solar sebelumnya 1.344 kilo liter/ tahun menjadi 1.608 kilo liter/ tahun. Pada 2012 juga terjadi penambahan kuota untuk Mentawai dari 3.288 kilo liter/tahun menjadi 3.612 kilo liter/tahun berdasarkan Surt BPH Migas No.4421/ KA/BPH Migas 2012, termasuk perubahan kuota solar dari 1.608 kilo liter/tahun dan pengusulan tambahan kuota untuk menjadi 1.831 kilo liter/ tahun, namun terealisasi 1.612 kilo liter/ tahun. Hanya saja, penambahan kuota

bensin sebesar 324 kilo liter dan solar 219 kilo liter berdasarkan surat BPH Migas tidak terealisasi di lapangan. Sementara penanggung jawab APMS di Sikakap Edward Hutagalung mengatakan, jatah BBM yang diberikan Pertamina ke Mentawai sebanyak 274 ton premium dan 134 ton solar per bulan yang dikelola CV.Kasih Sejahtera. Ditambah 130 ton minyak tanah yang dikelola PT.Mentawai Sejahtera. BBM tersebut disalurkan untuk lima pulau yakni Pagai Utara Selatan, Sioban, Tuapejat, Sikabaluan dan Siberut. Penyaluran BBM di masingmasing pulau dilakukan sebanyak 3 trip per bulan. Ia menyebutkan, dulu pihaknya pernah mengusulkan penambahan kuota masing-masing jenis BBM menjadi 500 ton per bulan namun tak pernah ditanggapi. Sepengetahuan Edward, dari tiga jenis BBM yang disalurkan di Mentawai, hanya solar yang tidak mengalami masalah distribusi karena tak banyak yang membutuhkannya, berbeda dengan premium dan minyak tanah. “Saat ini harga jual premium per liter di Mentawai Rp7.500 dan minyak tanah Rp5.500 sesuai dengan peraturan Gubernur Sumatera Barat. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai belum menentukan Harga Eceran

Langkah Kelima Pasigeugeu sebagai pengantar menuju alup yang merupakan acara puncak yang dicapai.Setelah lia, pada malam hari sebelum turuk semua sikerei berkumpul di luar rumah sambil bernyanyi dengan tujuan sebagai minta izin kepada leluhur dalam rangka memasuki acara alup. Langkah Keenam Masa persiapan alup waktunya agak lama sebab banyak yang disiapkan dan banyak acara-acara yang dilakukan sikerei antara lain (putout-tou) sikerei sibau dengan sipaumat duduk berderet di pinggir sungai. Sambil bernyanyi sipaumat menghanyutkan sebuah bunga raya ketika bunga raya itu pas di depan mereka, pada deretan kedua atau sikerei sibau terlihat bayangan di dalam air, bayangan orangtua yang beruban. Kemudian bunga itu diambil dan dioleskan di matanya dan

langsung kesurupan.Kemudian bunga raya itu dihanyutkan kembali, begitu dilakukan secara bergilir sampai sikerei terakhir.Bila bayangan yang dilihatnya adalah bayangannya sendiri, itu menandakan sikerei bersangkutan kurang taat menjalankan aturan-aturan kerei sehingga umurnya kurang panjang.Maka secara khusus sipaumat menasehatinya kembali.Begitu pula sebaliknya, kalau yang dilihatnya bayangan orangtua berarti berhasil dan panjang umur atau mematuhi syarat yang dikehendaki sipaumat. Sebelum acara alup dimulai, sikerei dari suku lain menyampaikan pesan bahwa pada malam alup nanti dia akan datang menonton. Agar sikerei sibau menyiapkan diriterutama beberapa babi yang akan dibawa, berarti sikerei atau penonton sanggup menerima dalam acara penyambutan kerei sibau yang disebut silok. Lia alup dimulai kemudian pada acara malam sikerei bukan lagi turuk, melainkan lajo berputar-putar dengan membawa kailabbak berupa sampan kecil.

Tertinggi (HET),” katanya kepada Puailiggoubat, 10 Februari. Agar semua warga mendapat premium dan minyak tanah, masingmasing kepala keluarga di jatah masingmasing 5 liter. Penyaluran diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah kecamatan setempat, pemerintah kecamatan bekerjasama dengan pemerintah desa menunjuk agen-agen di setiap dusun. Untuk mengatasi kelangkaan BBM dan memudahkan distribusi, Pemerintah Pertamina telah mengeluarkan izin APMS Saibi Jaya beroperasi di wilayah Siberut yang berpusat di Maileppet, Siberut Selatan, 12 Januari lalu. APMS ini dapat jatah 200 ton premium. APMS yang ditargetkan bisa beroperasi akhir Februari ini akan melayani tujuh kecamatan yakni, Kecamatan Siberut Barat, Siberut Utara, Siberut Tengah, Siberut Selatan, Siberut Barat Daya, Sipora Utara dan Sipora Selatan. "Awalnya kuota 274 itu jatah APMS di Sikakap dan jatah kita itu 200 ton, dan selama ini yang ada itu 274 ton melayani seluruh Mentawai, lalu dengan adanya APMS baru terlayanilah 474 ton untuk seluruh Mentawai per bulannya," kata pemilik APMS Saibi Jaya, Kristinus Andre Satoko kepada Puailiggoubat, 12 Februari lalu. (spr/bs/leo/rr/ss/trs/o)

SAMBUNGAN HAL. 23

Proses Menjadi... sebagai ramalan untuk mengetahui situasi yang akan terjadi.

10

SAMBUNGAN HAL. 3

Harga BBM... sesuai dengan jumlah kepala keluarga. “Saya tidak pernah menjual minyak kepada pengecer tepi jalan, minyak ini khusus diperuntukkan kepada masyarakat yang telah terdaftar, setiap kepala keluarga mendapatkan jatah minyak tanah 5 liter, pembagian premium diberikan ke masyarakat yang memiliki kendaraan baik sepeda motor, maupun mesin boat dan genset,” katanya. Sementara Zal, pengecer premium tepi jalan mengaku BBM yang dijualnya didapat dari agen di Desa Matobe, setiap kapal minyak masuk agen tersebut menjual premium sebanyak 200 liter, dengan harga Rp 12 ribu per liter, premium tersebut dijual kembali ke masyarakat dengan harga Rp 14 ribu per liter,” jelasnya. Azwar, pengencer BBM lainnya mengaku membeli BBM dari APMS dan dia menjual ke masyarakat Rp 14 ribu perliter,” katanya. Sapril, juga pedagang BBM menuturkan, BBM yang dijual ini didapatkan dari masyarakat dengan harga Rp12.500 per liter. BBM tersebut dijual kembali dengan harga Rp 15 ribu per liter. “Setiap kapal masuk dapat 1 drum premium, yang menjual premium kepada saya banyak orangnya, karena harga minyak mahal dibeli maka ke masyarakat terpaksa harus dijual mahal juga,”ungkapnya.

NO. 306, 16 - 28 Februari 2015

Acara alup tersebut menggambarkan perjalanan mereka menuju sipageta sabbau untuk mendapatkan ilmu kerei yang lebih dalam lagi karena sipageta sabbau dianggap orang yang sakti. Banyak mukjizat yang dilakukannya selama ia masih hidup seperti membangkitkan orang mati, memindahkan gunung atau pulau. Setiap putaran lajo diselingi nyanyian yang disebut dengan pariok.Mereka berdiri dan menyebutkan nama-nama sungai yang dilalui.Di tengah perjalanan sikerei menirukan mengambil madu lebah.Pada saat itulah sikerei boleh minum air atau makan tebu yang telah disiapkan.Sebelum dan sesudah itu sikerei tidak boleh minum maupun makan tebu yang telah disiapkan.Banyak lagi yang menirukan misalnya berburu rusa, monyet atau menangguk ikan. Akhirnya sampailah mereka di tempat pageta sabbau, di situ banyak dilakukan acara-acara seperti pangeilak sekaligus mendapat baja dari api. Perjalanan mereka ke tempat

pageta sabbau hanya simbol saja seolah-olah mereka bertemu dengan pageta sabbau.Saat itu penonton atau sipaibbuk diberi makan oleh yang mengadakan kerei.Kemudian melanjutkan lagi perjalanan pulang ke rumah masing-masing dan biasanya sudah menjelang pagi hari. Hal itu menjadi kebanggaan agar dilihat orang lain seberapa banyak atau besar babi yang disembelih. Selesai acara, babi yang digantung itu dibagi ke semua warga suku, sikerei, simatak dan sinuruk. Tukang gendang pun akan mendapat jatah karena mereka di luar warga suku dan bukan sinuruk. Kemudian disisihkan tiga atau empat tabung daging babi untuk diberikan atau ditawarkan kepada sikerei suku lain. Sebagai tanda izin bahwa sikerei sibau mau berkunjung ke tempat itu.Kegiatan itu disebut panegek dan tabung yang berisi daging babi itu disebut sileglek. Tujuan panegek adalah menimba pengalaman atau ilmu dari sikerei lain. Selesai acara alup selesailah acara pokok proses menjadi sikerei karena acara silok sebagai

penyambutan dan panegek tidak harus dilaksanakan. Menurut kemampuan biayanya, bila sikerei suku lain telah selesai menyiapkan semuanya untuk acara kunjungan sebagai penyambutan yang disebut silok, maka sikerei sibau, sipaumat dan seluruh sinuruk pergi berkunjung ke tempat sikerei lain dengan membawa beberapa babi untuk lia di tempat itu. Pulang dari sinuruk sudah boleh kembali ke rumah masingmasing. Kemudian hari berikutnya sipaumat menyusul, tapi sikerei sibau masih melanjutkan kunjungannya ke tempat lain dan acara berangsur-ansur selesai. Sikerei sibau mulai lagi memelihara babi untuk biaya tahap kedua seget tubu. Acara tahap kedua sama dengan acara atau langkahlangkah tahap pertama. Hanya saja perbedaan ada tiga yaitu; luat jadi dua dan dipakai pada waktu liakaddut alaket, begitu juga pakaian bisa dipadukan dengan warna lain, letcu kaki pertama dari bahan osap, pada tahap kedua diambil dari bahan rotan.


Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

11

Perbanyak Belajar Jelang UN M Yuuuuk!

Irwan Saogo, (Siswa Kelas IX SMPN I Pagai Utara Selatan)

Ingin Melanjutkan Studi ke SMAN I Pagai Utara Selatan

Ujian Nasional tingkat SMP/MTS Tahun ajaran 2014/ 2015 dijadwalkan akan berlangsung pada 4-7 Mei 2015. Meski Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan UN tidak lagi menjadi penentu dalam kelulusan siswa, namun sejumlah siswa mengaku telah mempersiapkan diri menjelang waktu pelaksanaannya. Rata-rata siswa mengaku masih belum mengetahui perubahan penentu kelulusan itu. Mereka umumnya fokus untuk belajar tambahan menjelang UN agar dapat lulus. Ada juga yang cemas tidak mampu lulus. Namun mereka tetap memiliki cita-cita untuk tetap melanjutkan studi ke jenjang yang leboh tinggi. (spr/p)

elanjutkan studi ke SMAN I Pagai Utara Selatan merupakan cita-cita Irwan Saogo jika lulus nanti. Untuk lulus ujian nasional, ia memiliki tips dengan cara mengulang mata pelajaran yang di-Ujian Nasionalkan sesering mungkin. “Saya juga selalu mengikuti pelajaran tambahan yang diberikan oleh pihak sekolah dua kali seminggu. Matematika merupakan pelajaran yang dirasa paling sulit,” katanya. Selain mengasah kemampuan kecerdasan, siswa ini juga mempersiapkan mental. Ia menilai mental menjadi salah satu penentu di dalam menghadapi ujian nasional. “Kalau mantal sudah siap, otak pasti cerah menghadapi ujian nasional,” katanya sumringah. Akan tetapi, siswa ini masih belum mengetahui ujian nasional tidak lagi menjadi penentu dalam kelulusan. Akan tetapi, pihak sekolah telah menyampaikan perihal waktu pelaksanaannya.

Rio Eka Putra (Siswa Kelas IX SMPN I Pagai Utara Selatan)

Maria Rista (Siswi kelas IX SMPN I Pagai Utara Selatan)

Iketania Pardede (Siswi Kelas IX SMPN I Pagai Utara Selatan)

Cemas dengan Matematika

Berusaha Enjoy Jelang UN

Perbanyak Jam Belajar di Rumah

M

atematika adalah mata pelajaran yang dicemaskan Rio Eka Putra waktu UN nanti. Sementara, ia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi mata pelajaran lainnya. Siswa ini mempunyai tips dengan cara memperbanyak latihan-latihan pelajaran di rumah dan mengikuti setiap mata pelajaran tambahan di sekolah. “Ada pelajaran tambahan dua kali seminggu dilaksanakan di sekolah pada sore hari. Biasanya, dalam jam pelajaran tambahan, guru-guru yang mengajar pasti membahas soalsoal ujian nasional tahun-tahun lalu,” katanya. Menurut Rio, mental juga harus disiapkan menjelang UN. “Semua usaha ini tentu harus diikuti dengan doa. Kalau tidak diikuti dengan doa, usaha saja akan siasia,” pungkasnya.

U

jian Nasional menjadi beban bagi Maria Rista, siswi kelas IX SMPN I Pagai Utara Selatan. Untuk mengatasi rasa ketakutan itu, ia tetap berusaha enjoy dan sering berdoa agar Tuhan memberikan kesehatan dalam mengikuti ujian nasional. Tak lupa ia mempersiapkan mental agar hasil UN pun maksimal. “Pihak sekolah juga memberikan jam tambahan bejajar sore hari, dua kali seminggu sebagai persiapan UN,” katanya. Sama dengan pelajar lain, siswa ini juga cemas d e n g a n pelajaran matematika. “Ini pelajaran yang saya rasa paling sulit,” katanya.

M

eski belum mengetahui Ujian Nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan, namun Iketania tetap mempersiap diri menjelang pelaksanaan ujian akhir. Cara yang dilakukan siswa ini dalam mempersipkan diri menjelang UN adalah dengan memperbanyak jam belajar di rumah. Ia juga aktif dalam mengikuti setiap mata pelajaran tambahan yang di berikan oleh pihak sekolah pada sore hari. Usaha tersebut juga diiringi dengan doa. “Kalau lulus nanti saya akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,” katanya.


Sosok

J

arlinus Ridwan merupakan putra asli Desa Saumangaya, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai.Jabatan camat merupakan pengalaman baru bagi Jarlinus sebab sebelumnya dia menjabat kepala Puskesmas Sipora Selatan. Agar Pagai Utara tidak tertinggal pembangunannya dengan kecamatan lain yang ada di Mentawai, Jarlinus melakukan koordinasi dengan camat-camat lain dan selalu mengikuti setiap pertemuanpertemuan yang dilakukan SKPDSKPD yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selain berkoordinasi dengan SKPD, Jarlinus juga menjalin komunikasi dengan kepala desa, kepala dusun dan masyarakat di wilayahnya. Tahun ini, ada tiga prioritas pembangunan yang akan dilakukan di daerahnya diantaranya sektor pertanian, sektor perikanan terutama nelayan, dan infrastruktur dengan membuka jalan penghubung antar dusun, jalan penghubung dusun ke desa, dan jalan penghubung desa ke ibu kecamatan. Berikut beberapa petikan wawancaranya dengan Supri Lindra dariPuailiggoubat. Sebelum diangkat menjadi Camat Kecamatan Pagai Utara, anda bertugas dimana ? Sebelum ditunjuk menjadi camat, saya bertugas di Puskesmas Sipora Selatan sebagai kepala, lalu pada Agustus 2014 diangkat menjadi sekretaris Kecamatan Pagai Utara sekaligus dipercaya menjadi pelaksana tugas camat Pagai Utara. Menjadi camat merupakan pengalaman pertama bagi anda, bagaimana cara anda menghadapi tantangan yang ada? Untuk menutupi kekurangankekurangan saya sering melakukan koordinasi dengan kawan-kawan camat lainnya yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, selalu berusaha hadir bila ada acara yang dilakukan oleh SKPD-SKPD

Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan seperti itu bisa menambah pengetahuan saya yang dulunya hanya bergerak dibidang kesehatan. Tentu tidak lepas berkoordinasi dengan kepala desa, kepala dusun, serta masyarakat yang menjadi peran utama disetiap pembangunan yang diadakan oleh pemerintah Kecamatan Pagai Utara, dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, tanpa dukungan mereka semua pembangunan pasti tidak selesai, walaupun selesai tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, setiap pembangunan penikmat hasil pembangunan tersebut adalah masyarakat. Program apa yang menjadi prioritas utama anda di tahun ini ? Program utama membuka jalan antar dusun, jalan dusun ke desa, jalan desa ke ibu kota kecamatan, dan jalan kecamatan Pagai Utara dengan Kecamatan Sikakap, kalau semua jalan sudah terbuka maka secara tidak langsung bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, dengan lancarnya jalan setiap hasil pertanian masyarakat bisa terjual, selama ini pisang misalnya karena lebih besar biaya transportasinya bila dijual ke Kecamatan Sikakap masyarakat lebih suka membiarkan buah pisangnya membusuk dibatang. Kedua bidang pertanian, sekarang kita telah menggalakkan pembukaan lahan pertanian sawah baru. Kecamatan Pagai Utara memiliki tiga desa yakni Desa Saumangaya, Desa Silabu, dan Desa Betu Monga, masyarakatnya telah membuka lahan persawahan baru, pembelian bibit padinya bisa diambil dari Alokasi Dana Desa (ADD), selain itu masyarakat kita anjurkan membuat kelompok-kelompok pertanian, dengan adanya kelompok pertanian masyarakat bisa membuat proposal bantuan yang ditujukan ke Dinas Pertanian yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dan ketiga kita melakukan pembinaan ke setiap nelayan yang ada di Kecamatan Pagai Utara, agar nelayan bersatu kita juga menganjurkan agar nelayan tersebut membuat kelompokkelompok nelayan, kendala sekarang adalah masalah pemasaran ikan yang belum ada di Pagai Utara, kalau hasil

12

tangkap banyak nelayan tersebut terpaksa harus menjual ke pedagang penampung ikan di Desa Sikakap, hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan secepatnya bagi kita bersama. Menurut anda potensi apa saja yang bisa dijadikan peningkatan ekonomi masyarakat Kecamatan Pagai Utara? Bicara masalah

potensi, Kecamatan Pagai Utara terdiri dari tiga desa yakni Desa Saumangaya, Desa Silabu dan Desa Betu Monga.setiap desa memiliki potensi tersendiri, misalnya Desa Silabu memiliki objek wisata pantai, ada macaroni resort yang selalu ramai dikunjungi wisatawan asing, kalau itu dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat bisa menjadi pendapatan, misalnya masyarakat membentuk kolompok pengrajin aksesoris khas Mentawai. Begitu juga dengan Betu Monga bisa dikatakan penghasil udang lobster di Pagai Utara Selatan, tapi semenjak terjadinya gempa dan tsunami 2010 lalu, sekarang masyarakat takut turun mencari udang lobster tersebut ditambah lagi sekarang masyarakat sedang sibuksibuknya mengerjakan rumah hunian tetap (huntap) dan Desa Saumangaya selain ibu kota kecamatan Pagai Utara banyak juga potensi yang dapat dikembangkan misalnya pertanian sawah, dan pelabuhan di Dusun Pasapuat yang sekarang masih dalam tarap pekerjaan. Apa kendala anda dalam menggali potensi yang ada tersebut, langkah apa yang anda lakukan

BIODATA Nama: Jarlinus Ridwan.SKM Kelahiran: 4 Maret 1971 Jabatan: Plt Camat Pagai Utara Pendidikan terakhir: S1 ( Serjana Kesehatan Masyarakat ) Alamat: Dusun Saumangaya tengah, Desa Saumangaya, Kecamatan Pagai Utara

untuk mengatasi kendala tersebut? Untuk menggali setiap potensi yang ada tersebut kita selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti kepala dusun, kepala desa, dan masyarakat yang ada disetiap dusun dan desa, masyarakat merupakan pelaku utama dalam melakukan kegiatan. Setiap pekerjaan tentu ada kendalanya, tapi bagaimana cara kita mengatasi setiap kendala yang ada, kendala utama masih ada masyarakat

yang tidak fokus dalam satu kegiatan pekerjaan atau ekonomi misalnya awalnya masyarakat di kebunnya bertanam coklat, sebelum coklat berbuah masyarakat tersebut sudah melakukan penanaman tanaman lain, akibatnya hasil yang diharapkan tidak maksimal. Supaya masyarakat fokus dalam melakukan satu kegiatan ekonomi setiap ada kesempatan misalnya waktu melakukan kunjungan ke desa-desa, dan kedusun-dusun selalu kita sampaikan supaya masyarakat fokus dalam satu kegiatan ekonomi saja, memang diakui mengubah kebiasaan yang sudah lama dilakukan masyarakat memang sulit tapi saya yakin dengan kebersamaan dan usaha pantang menyerah saya yakin masyarakat secara berangsurangsur bisa disadarkan. 2010 lalu Kecamatan Pagai Utara merupakan salah satu daerah yang terkena dampak tsunami, menurut pengamatan anda sejauh mana sekarang

ke halaman 13


Sisi Lain

K

ecintaannya pada dunia modeling membawa Dara Anggun Sasra Sugiri terpilih menjadi finalis Putri Indonesia 2015 mewakili Sumatera Barat. “Anggun tidak menyangka akan lolos mewakili Sumbar,” kata gadis bertinggi 178 cm ini kepada Puailiggoubat saat bertandang ke kantor redaksi di Padang, 5 Februari lalu. Anggun yang kelahiran Sioban, Kecamatan Sipora Selatan, Mentawai ini ikut seleksi yang diselenggarakan Yayasan Putri Indonesia, Januari lalu. “Awalnya karena sering ikut fashion show, lalu ditawarkan Koh Andri ikut seleksi Putri Indonesia. Saat itu ada tiga orang dari Sumbar mendaftar ke Yayasan Putri Indonesia, dari tiga orang itu, akhirnya terpilih Anggun,” katanya. Setelah dinyatakan terpilih, Anggun mengikuti persiapan karantina Putri Indonesia. Dara kelahiran 22 November 1992 akan bersaing dengan 37 finalis Putri Indonesia dari 33 provinsi lain. Ia masuk

Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

karantina di Jakarta pada 11-19 Februari dan selanjutnya menghadapi seleksi Grand Final pada 20 Februari. Menurut Anggun, proses seleksi yang digelar Yayasan Putri Indonesia tersebut tidak hanya menilai kecerdasan, penampilan menarik dan kepribadian

yang baik, tapi juga memiliki kualitas yang lebih unggul dan rasa nasionalisme. Mahasiswi semester 7 jurusan bahasa Inggris di Universitas Bung Hatta Padang ini mengaku mendapat kehormatan bisa memperkenalkan Sumatera Barat khususnya Kepulauan

Mentawai melalui ajang pemilihan Putri Indonesia. “Ini menjadi momen penting mempromosikan Sumatera Barat tidak terkecuali Mentawai yang memiliki kekayaan wisata dan budaya yang sangat indah, terutama ombaknya yang terkenal bagi wisatawan mancanegara” katanya. Selain itu Anggun juga akan mempromosikan tato Mentawai yang merupakan tato tertua di dunia. Dia juga akan menampilkan tarian khas Mentawai yang disebut turuk laggai termasuk pakaian adat. “Untuk turuk, Anggun belajar kepada Esmat Wandra, mahasiswa

Mentawai,” katanya. Ia merasa beruntung kegiatannya selama ini disokong kedua orangtuanya yakni Joko Sugiri dan Rosalia. “Orangtua sangat mendukung, mereka bangga Anggun bisa mewakili Sumbar khususnya Mentawai,” kata gadis berdarah Jawa Batak ini. Untuk menghadapi karantina yang ketat, Anggun mengaku telah mempersiapkan diri. Karena itu ia meminta dukungan masyarakat Sumbar khususnya Mentawai. “Anggun akan berusaha keras, minimal bisa menembus 15 besar,” katanya. Melalui Puailiggoubat, Anggun mendorong anak muda Mentawai untuk berprestasi. Ia menyampaikan pesan agar mahasiswa Mentawai dapat membuka diri dan mau mengubah pola pikir dan tidak minder dengan kondisi daerahnya. “Kita patut bangga dengan potensi Mentawai yang kita miliki, ini harus membuat kita lebih percaya diri, kalau bisa bergaul itu tidak hanya satu orang saja tetapi juga harus bergaul lebih banyak orang dalam artian kita bergaul yang positif,” katanya. (patris)

SAMBUNGAN HAL.12

Relokasi Pengaruhi... pekerjaan huntap yang dilakukan masyarakat? Dampak dari gempa bumi dan tsunami 2010, masyarakat yang tinggal di Kecamatan Pagai Utara terdiri dari tiga desa, umumnya terkena dampak dari gempa dan tsunami 2010 tersebut, akibatnya sekarang masyarakat Kecamatan Pagai Utara yang dulunya tinggal di tepi pantai sekarang terpaksa harus pindah ke tempat yang lebih tinggi dan jauh dari laut. Perpindahan tersebut berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat Pagai Utara, sebab dilokasi relokasi masyarakat terpaksa

13

harus memulai kembali kehidupan baru, karena keterlambatan bahan baik itu pabrikan maupun bahan lokal pekerjaan huntap sekarang bertingkat ada yang masih 30 persen seperti Desa Silabu, keterlambatan disebabkan masalah lahan. Ada juga pekerjaan rumah tinggal (hunian tetap/huntap) yang sudah siap 70 persen dan bahkan ada 100 persen, selain kendala lahan sekarang ini pada umumnya masyarakat yang mendapatkan bantuan rumah huntap mengerjakan huntapnya sendiri-sendiri tanpa ada bantuan dari pihak lain, hal ini juga menjadi kendala utama dalam penyelesaian pekerjaan rumah huntap.

Sekarang ini masyarakat yang terkena dampak dari gempa bumi dan tsunami Mentawai 2010 perlu mendapatkan perhatian khusus terutama masalah ekonomi, apakah sudah ada langkah yang anda lakukan untuk memulihkan kembali masyarakat yang terkena dampak tsunami tersebut? Karena mata pencarian masyarakat korban gempa bumi dan tsunami Mentawai pada umumnya di perkampungan lama, langkah pertama yang kita lakukan sekarang adalah membuka akses jalan ke perkampungan lama, jalan

tersebut dikerjakan dengan menggunakan dana Program Pembangunan Desa (P2D) dan ADD, jalan tersebut langsung dirabat beton, rencananya pembuatan jalan dari kampung lama sampai ke lokasi tempat rumah huntap masyarakat korban gempa bumi dan tsunami Mentawai, Kita juga mendorong masyarakat korban gempa bumi dan tsunami Mentawai untuk membentuk kelompok pertanian, perkebunan dan nalayan, dengan adanya kelompok seperti pengadaan bibit padi atau bibit lain bisa nanti diambil dari ADD, sebab dalam dana ADD ada

dana untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini tentu harus berkoordinasi langsung dengan pemerintah desa setempat, selain diambil dari dana ADD kita juga menganjurkan kelompok untuk membuat proposal bantuan yang ditujukan ke dinas terkait, misalnya kalau bantuan yang bersifat bibit, proposal bisa ditujukan ke Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Mentawai, begitu juga dengan kelompok nelayan, proposal bisa ditujukan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Mentawai. (spr/o)


Puailiggoubat

14

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

Dua dari lima tersangka merupakan residivis

Rus Akbar

adan Narkotika Nasional (BNN) Sumatera Barat menangkap lima gembong pengedar narkoba di Komplek Perumahan Kuala Nyiur, Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat 5 Desember 2015. Aparat mengamankan barang bukti berupa enam paket sabu-sabu seberat 24.20 gram senilai Rp25 juta dan empat paket ganja seberat 11.89 gram senilai Rp 5 juta. Kepala Bidang Pemberantasan Narkoba, BNN Sumbar, AKBP Alidison mengatakan, pihaknya juga menyita uang senilai Rp4,9 juta yang diduga hasil penjualan narkoba. “Barang bukti lain yang disita puluhan pyrex dan satu bong bekas pakai, timbangan sabu, tiga unit kendaraan roda dua, dua unit kendaraan roda empat, serta enam HP yang diduga digunakan sebagai alat transaksi narkoba,” katanya. Kelima tersangka yang ditahan itu berinisial RB (32), AS (31), RP (21), RH (29) dan DD (40). Berdasarkan hasil pemeriksaan di RS Bayangkara, ke-

B

Lima Gembong Narkoba Jaringan Antarprovinsi Diciduk limanya positif terbukti memakai narkoba. “Dari keterangan kelima tersangka ini barang haram jenis sabu itu didapat dari provinsi tetangga, sementara ganja kering dari Bukittinggi, pengedarannya untuk di kawasan Kota Padang. Kita melihat kasus ini, mereka merupakan jaringan antar provinsi,” tutur Alidison. Sebelum penangkapan dilakukan, kelima tersangka ini sudah diintai sejak tiga hari sebelumnya, ketika mereka masuk ke dalam rumah langsung digrebek. “Hasil pemeriksaan dua tersangka itu merupakan residivis, yaitu RB saat ini masih pembebasan bersyarat, kemudian DD, keduanya kasus narkoba dan dihukum selama 4 tahun, tapi dengan adanya kasus ini mungkin akan ditambah,” ujar Ali. Akibat perbuatan kelima tersangka itu mereka dijerat UU No 35 Tahun 2009, Pasal 112 ayat 2 dan Pasal 114 ayat 2, kelimanya diancam hukuman paling minimal 5 tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara. (p)

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

GEMBONG NARKOBA - Pelaku pengedar narkoba dan barang bukti yang disita BNN Sumbar

Mayat Pria Ditemukan di Masjid Jihad

Kota Padang KLB Difteri

PADANG - Sesosok mayat laki-laki ditemukan tergeletak di tempat berwudhu perempuan Masjid Jihad, RT 01 RW 04, Kelurahan Kampung Olo, Kecamatan Nanggalo, Padang, Sumatera Barat Selasa (3/1/2015) lalu. Warga yang ingin berwudhu saat Shalat Magrib pun urung dilakukan. “Mayat ini ditemukan warga pada pukul 17.45 WIB, dalam kondisi tidak bernyawa, saat ini anggota kita masih melakukan identifikasi mayat tersebut,” kata Kapolsek Nanggalo, AKP Alwi Askhar, Selasa (3/1/2015) Dari data yang diperoleh dari petugas polisi yang mengidentifikasi, mayat itu bernama Ismail alias Maruli berusia 60 tahun, itulah yang tertera

PADANG - Lima warga Kota Padang, Sumatera Barat diduga mengidap penyakit difteri dan tengah menjalani perawatan di RSUP M.Djamil Padang. Seorang di antaranya dinyatakan positif dan membuat Pemerintah Kota Padang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). “Kita sudah menetapkan kasus ini KLB, begitu satu saja kena maka kita sudah menetapkan kategori luat biasa,” ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, Jumat (30/1/2015) Langkah cepat yang dilakukan saat ini menurut Mahyeldi, yakni melakukan vaksinasi anak usia 2 bulan sampai 15 tahun. “Ini dilakukan agar virus tersebut tidak menyebar kepada warga lain,” katanya. Kemudian Pemkot Padang juga sudah memberikan instruksi kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk mengambil langkah antisipasi dengan cara menvaksinasi siswa SD dan SMP sebanyak 250.000 orang. “Kita segera melakukan vaksinasi kepada anak usia dibawa 15 tahun dulu, dan kelanjutannya mungkin tingkat lurah dan RT,” katanya. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Padang Eka Lusti menyebutkan imunisasi massal akan dilakukan pada awal Februari. Sedangkan lima pasien yang diduga mengidap difteri telah dirawat di RSUP Dr M Djamil Padang. “Tahun lalu kita menemukan kasus serupa, di dua kecamatan yaitu Koto Tangah dan Kuranji, antisipasi yang dilakukan saat itu melakukan vaksinasi terhadap 26.000 anak-anak di daerah tersebut. Sekarang kita minta orang tua agar bekerjasama untuk memastikan anaknya sudah divaksinasi,” tuturnya. Menurut Eka, difteri adalah sejenis penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas, rata-rata yang diserang itu anakanak, cirri-ciri nya adalah ada pembetukan lapisan khas selaput lendir pada saluran nafas, serta adanya kerusakan otot jantung dan syaraf. “Penyakit itu disebabkan bakteri cornyebacterium diphteriae yang menular dengan cara kontak langsung, lewat batuk atau bersin,” ujarnya. (rus/p)

dalam sebuah surat tugasnya. “Kita tidak menemukan identitas lainnya seperti KTP, tetapi hanya surat tugas saja, itupun foto kopi,” kata seorang anggota polisi. Di lokasi kejadian warga menemukan mayat korban itu dalam kondisi terbujur, memakai baju muslim panjang lengan warna hitam, dan celana dasar warna hitam. Selain itu ada satu tas ransel yang sudah kusam berwarna hitam berpadu warna abuabu. Kemudian petugas juga menemukan kantoro kresek warna hitam dua unit, satu berisi pakaiannya, satu lagi berisi banyak uang pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000. Dalam tas korban ditemukan selembar surat yang berisi

soal identitas korban. Polisi yang melakukan penyelidikan, sementara baru mengetahui pekerjaan korban sebagai pengumpul kotak infak keliling untuk Masid Baitul Taqim Ulak Karang, Kecamatan Padang Barat. Korban juga berasal dari Kelurahan Banti Barat. Kecamatan Padang Barat. “Kita belum tahu penyebab kematiannya, tapi dugaan sementara dia sakit, tapi tentu kita periksa dulu di rumah sakit, untuk memastikan kematian korban,” ujar Kapolsek Nanggalo. Jenazah langsung bawa dengan mobil ambulans milik Masjid Jihad ke RS Bayangkara Padang untuk di otopsi (rus/p)

12 Petak Toko di Padang Terbakar PADANG - Sebanyak 12 petak toko di lantai II Pasar Raya Fase I, Padang terbakar Jumat 30 Januari 2015 sekitar pukul 21.30 WIB. Enam toko pakaian dan peralatan jahit habis dilalap si jago merah, sedangkan enam lainnya terkena imbasnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Padang Dedi Henidal menjelaskan api

diduga bersumber dari hubungan singkat arus listrik. Pasalnya, saat kebakaran terjadi, kondisi saat pemadam toko-toko tersebut tertutup dan tidak ada orang di sekitarnya. “Mungkin salah satu pemilik toko ini lupa mencabut listrik sehingga terjadi konselting,” ujarnya. Untuk memadamkan api, petugas mengerahkan sembilam armada

pemadam kebakaran. Api berhasil dipadamkan setengah jam kemudian. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun pemilik tokoh ini mengalami kerugian ratusa juta. “Kalau enam petak toko itu saja yang hangus, kita menaksir ada senilai Rp200 juta kerugiannya, tapi itu kalau enam lainnya belum bisa kita taksir,” ujar Dedi. (rus/p)


15

Puailiggoubat

Imigran ini akan menyeberang ke Australia Rus Akbar

P

SEPUTARSUMBAR

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

etugas imigrasi menangkap 24 warga negara asing tanpa dokumen resmi di Pantai

Selayang Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Kamis, 12 Februari 2015. Diduga, warga asing tersebut hendak berangkat menuju Australia. Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Kelas I Padang Isman Jayadi menjelaskan, sebanyak 16 orang di antaranya merupakan warga Myanmar dan 8 lainnya dari Bangladesh. Dua warga Indonesia yang diduga sebagai penunjuk jalan juga turut diamankan. Para imigran asing ini selanjutnya dibawa ke Padang dan diinapkan di Wisma AURI. Sementara, warga Indonesia masih diperiksa kepolisian. Menurut Isman, 24 WNA itu datang dari Malaysia dengan kapal dan berlabuh di Medan, Sumatera Utara. Dari Medan mereka berangkat ke daerah Pesisir Selatan. “Mereka itu sudah bekerja di Malaysia dan mereka tidak

24 Imigran Gelap Ditangkap di Pesisir Selatan pulang ke negaranya tapi mencari pekerjaan ke Australia, menurut mereka gajinya lebih besar di dana,” tutur Isman. Sambung Isman, kapal yang mereka tumpangi untuk berangkat ke Australia itu, saat ini sudah diamankan polisi. Kapal itu sedang lego jangkar di daerah Carocok, Tarusan, Pesisir Selatan. Kapal tersebut sudah siap dengan bahan bakar yang lengkap, kemudian logistik dan pelampung yang sudah di siapkan. “Tapi karena keburu ketahuan sekarang sudah ditahan di Carocok. Dari hasil pemeriksaan polisi yang dilakukan di atas kapal tersebut, GPS kapal itu mengarah ke Australia,” ujarnya. Untuk saat ini pihak Kantor Imigrasi masih melakukan pendataan, setelah itu baru memberikan laporan ke Pusat, di mana detensi nanti mereka inapkan. “Nanti dari Pusat akan koordinasi juga dengan International Organization for Migration (IOM) untuk mendeportasi ke negaranya, tapi kita masih terus melakukan pemeriksaan,” tutupnya. (p)

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

PENEMUAN MAYAT Petugas kepolisian dibantu warga mengangkat mayat yang ditemukan di tempat berwudhu masjid Jihad Kota Padang.

Walau Ada Larangan Impor, Bisnis Baju Bekas Tetap Marak di Padang PADANG - Bisnis baju bekas di kota Padang tetap marak meski Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan larangan impor dan meminta konsumen tidak membeli pakaian impor bekas lantaran mengandung bakteri. Di samping Balai Kota, Pasar Raya Padang, masih banyak pedagang yang menjajakan pakaian-pakaian bekas tersebut. “Saya sudah 20 tahun menjual pakaian bekas disini tapi tidak ada terjadi sesuatu pada kulit saya, bahkan pakaian saya juga dari pakaian bekas,” kata Marni (44), pedagang pakaian bekas di samping Balai Kota Padang, Sabtu (7/2/2015). Marni membela diri. Menurutnya ini hanya intrik saja agar tidak ada lagi yang jualan pakaian bekas, padahal ini cukup membantu warga, apalagi kondisi saat ini ekonomi warga susah. “Banyak bapak-bapak yang menganggur, dengan adanya pakaian bekas ini ibu-ibu membeli pakaian bekas kemudian dia jual ditempat lain, itu kan membantu ekonomi mereka,” ujarnya. Ia meminta pemerintah untuk tidak memberhentikan impor pakaian bekas ini. Kalau pemerintah stop impor ini tentu masyarakat sendiri yang susah. “Biasanya saya drop barang ini dari Dumai, Riau dan Tanjung Balai. Barang ini bervariasi asalnya, ada dari Singapura ada pula

dari Malaysia,” tuturnya. Biasanya Marni membeli 10 bal (satu karung besar) untuk dijual ke warga. “Kalau buka karung, harganya Rp30 ribu, itu seluruhnya, tapi bisa mencapai Rp1.000. Dengan adanya informasi ini tidak berdampak pada penjualan,” katanya. Arni (47) seorang pembeli yang berasal dari Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang mengaminkan pernyataan Marni. Ia sudah lama membeli pakaian bekas ini tapi tidak terjadi sesuatu pada dirinya. “Tidak ada apa-apanya yang terjadi pada kulit saya. Saya tetap akan berhenti membelinya, setiap buka karung saya terus membelinya,” ujarnya.

Untuk di kawasan Pasar Raya Padang ada sepuluh tempat yang membuka lapak, selain itu beberapa tempat lainnya yang menjual pakaian bekas di daerah sepanjang jalan By Pass Padang. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumatera Barat, Rahmat Syahni mengaku, akan melakukan sidak terhadap toko-toko yang menjual pakaian bekas impor. Akan tetapi, sampai saat ini Disperindag masih menunggu surat resmi dari Kementerian Perdagangan. “Kita belum mendapat surat dari Kementrian Perdagangan, jadi belum bisa kita melakukan pemeriksaan,” ujarnya. (rus/p) FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Mahasiswa Sastra Jepang UBH Juara Lomba Pidato Bahasa Jepang Internasional PADANG - Fitri Ramadhani mahasiswa angkatan 2010 jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta menorehkan prestasi di kancah internasional yang berhasil memperoleh Juara II Lomba Pidato Berbahasa Jepang Internasional Untuk Pelajar Asing ke-8 yang dilaksanakan pada 06 Februari 2014 lalu di Kota Amagasaki Hyogo Jepang. Fitri berhasil mengalahkan peserta pesaingnya yang berasal dari Jepang, Indonesia, Tiongkok, Taiwan, Korea, Polandia, Ukraina, Jerman, dan Australia. Sedangkan untuk juara pertama dari Tiongkok dan diposisi ketiga Taiwan dengan dewan juri dari Amagasaki International Association, Sonoda Women’s University (SWU), Kansai Kokusai Daigaku, dan Sangyou Gijutsu Tanki Daigaku. Oslan Amril, Sekretaris Jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta menyampaikan Fitri Ramadhani ini merupakan mahasiswa jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta yang tengah menjadi peserta beasiswa pertukaran mahsiswa tahun 2014 untuk belajar di Sonoda Women’s University. “Fitri membawakan pidato yang berjudul sensei to ittara nani wo omoi ukabemasuka. Sebagai gambaran dalam pidatonya sensei (guru/dosen) itu bukan cuma yang mengajar di sekolah saja tetapi dari pengelaman yang kita rasakan juga merupakan guru yang baik. Belajar bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga berusaha mengenal lingkungan sekitar dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita merupakan pelajaran yang baik selama kita tinggal di luar negeri,” jelasnya. Dikatakannya, hampir tiap tahunnya mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bung Hatta meraih juara dalam lomba pidato tersebut. Selama mengikuti program ini mereka akan mempelajari budaya dan bahasa Jepang dengan program-program yang sudah disusun sedemikian rupa. “Selain mendapatkan pengetahuan tentang bahasa dan budaya Jepang, Anita juga akan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia sesuai dengan tujuan program ini yaitu pertukaran budaya antar dua negara,” ujarnya.(rus/p)


16

Puailiggoubat

SEPUTARSUMBAR

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

Dana penanganan bencana masih minim

Menyusun Langkah Mengurangi Risiko Bencana

Forum Pengurangan Risiko Bencana

Gerson Merari Saleleubaja

encana gempa bumi di Kabupaten Padangpariaman yang mengakibatkan ratusan korban jiwa ditambah harta benda pada 2009 mengingatkan semua pihak betapa pentingnya menyusun langkah-langkah untuk mengurangi risiko bencana. Melalui inisiatif Lembaga Swadaya Masyarakat Field Bumi Ceria yang beraktifitas di daerah itu untuk pemulihan dan penguatan korban pascagempa, terbentuklah sebuah wadah diskusi yang dikenal dengan nama Forum Pengurangan Risiko Bencana(PRB) yang dibentuk pada 16 Mei 2012. “Banyak hal yang dibahas dan banyak pihak yang memberi masukan untuk dijadikan pedoman bertujuan mengurangi resiko bencana,” kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Padang Pariaman, Bachtiar Sultan kepada Puailiggoubat, Rabu, 4 Februari. Bactiar yang lebih akrab dipanggil Aciak mengatakan, forum ini melibatkan banyak pihak, mulai dari LSM, akademisi dan satuan perangkat kerja dinas di Kabupaten Padang Pariaman. Forum ini, lanjut Aciak, merupakan

B

DISKUSI - Diskusi Forum PRB di Aula Kantor Bupati Padangpariaman wadah yang menyatukan berbagai elemen pemangku kepentingan di Padang Pariaman yang berfungsi meningkatkan kolaborasi, koordinasi dan kontribusi dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana melalui proses konsultatif dan partisipatif berdasarkan pelaksanaan kerangka kerja. “Tujuannya menciptakan masyarakat tangguh bencana,” ujarnya.

KPK Harus Diselamatkan PADANG - Mantan pimpinan Independent Commissions Againt Corruption (ICAC), semacam Komisi Pemberantasan Korupsi Hong Kong, Tony Kwok Man Wai, ikut serta dalam aksi solidaritas penyelamatan KPK di Universitas Andalas Padang, Kamis, 12 Februari 2015. Aksi yang digelar Pusat Studi Konstitusi Unand itu juga diikuti oleh mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana dan sejumlah guru besar, dosen, serta mahasiswa UNAND. Aksi diawali dengan seminar selamatkan KPK dan mendengarkan pemaparan Tony Kwok tentang keberhasilan ICAC dalam memberantas korupsi di Hong Kong, bahkan seluruh daratan Cina. Dalam pemaparannya, Tony Kwok mengatakan ada dua alasan penting dalam menyelamatkan KPK. Pertama, karena ingin melanjutkan usaha memerangi korupsi di Indonesia. Kedua, untuk menjaga kesan dunia internasional terhadap Indonesia. Menurut Tony Kwok, jika KPK dihentikan perannya dalam memberantas korupsi, maka Indonesia menjadi sasaran cemoohan negara lain. “Situasi seperti in akan mempengaruhi

kesibukan beberapa pihak yang terlibat sehingga beberapa diskusi yang dirancang tidak ber-jalan. Meski begitu, kegiatan ini tetap berjalan, saat ini tim kecil telah dibentuk untuk memperbaiki semua dokumen yang dibuat sebelumnya. Perbaikan meliputi dasar hukum dokumen, prosedur tetap dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan kondisi aktual. Batas waktu revisi hingga 4 Maret tahun ini. “Setelah dokumen tersebut diperbaiki akan diserahkan kepada pemerintah untuk dijadikan pedoman menyusun satuan perangkat kerja dinas oleh bupati, kita berharap semua berjalan lancar,” ucapnya. Terkait penanganan kesiapsiagaan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Padangpariaman daerah itu, Amiruddin mengklaim warga 100 persen siap. Mereka, kata Amiruddin telah didampingi dan dilatih oleh beberapa LSM pasca gempa 2009.

FOTO:GERSON/PUAILIGGOUBAT

kepercayaan negara lain terhadap Indonesia,” ujarnya. Tony Kwok menegaskan, apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini tidak saja berdampak terhadap KPK. Tapi juga mempengaruhi perekonomian Indonesia. Itu sebabnya dia meminta masyarakat Indonesia menyadari pentingnya menyelamatkan KPK. “Apabila investor luar negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia merasa tak dilindungi oleh sistem antikorupsi yang baik, mereka tidak bisa mengadukan masalah yang dihadapinya,” katanya. Menurut Tony Kwok, harus ada dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk menyelamatkan KPK. Dia pun menyarakan agar KPK terus jaga solidaritas dan terus menjalankan tugasnya. “Jangan terpengaruh oleh adanya krisis saat ini,” ucapnya. Krisis akibat perseteruan antara kepolisian dan KPK, kata Tony Kwok, juga pernah terjadi di Hong Kong pada 1977. Apa yang terjadi Hong Kong mengantarkan kepolisian Hong Kong menjadi salah satu yang terbersih di dunia. “Reformasi kepolisian agar tercipta integritas yang lebih baik,” tuturnya, sembari menambahkan pengalaman Hong Kong bisa memberikan

Dari diskusi dan kajian anggota forum melahirkan empat dokumen penting yakni kegiatan pengurangan risiko bencana, rencana penanggulangan bencana, prosedur tetap serta rencana kontijensi penanggulangan bencana. Ia tak menampik meski telah berjalan sekitar tiga tahun, kegiatan forum ini banyak menemui kendala karena beberapa faktor diantaranya

Menurut Amiruddin, dokumen yang dihasilkan Forum PRB telah menjadi panduan kerja SKPD seperti contoh saat menghadapi perubahan iklim seperti kemarau dan hujan, dinas terkait sudah tahu apa yang dilakukan. Dokumen yang telah ada berupa peta, informasi bencana dan prosedur penanganan tetap, melalui radio komunikasi yang dibagikan kepada kelompok siaga bencana (SKB) tiap nagari, ia mengatakan koordinasi lebih mudah dilakukan. “Melalui forum ini semua SKPD terkoordinasi dalam beraktifitas dalam pengurangan risiko bencana, kami sangat terbantu mendapat informasi,” ujarnya. Terkait penanganan bencana, Amiruddin menyebutkan kendala yang sering mereka hadapi berupa dana. Minimnya dana membuat aktivitas macet karena sarana yang dibutuhkan tak cepat didapat. Ridwan, anggota KSB dari Korong Binuang Kecamatan Ulakan Tapakis berharap, masukan yang dihasilkan dari Forum PRB memacu pemerintah menyiap-kan warga menghadapi bencana. “Pemerintah harus memperhatikan KSB yang ada dengan memberi beberapa program yang mampu membuat aktifitas dalam kelompok tetap berjalan,” ujarnya. (gsn/p)

UN di Sumbar Digelar Online Mulai Tahun Depan PADANG - Ujian Nasional di Sumatera Barat akan digelar secara online mulai tahun ajaran 2015/ 2016. Pemprov akan mendorong kabupaten/kota untuk menyiapkan perangkatnya. “Anak-anak juga akan dilatih, agar mereka tidak gaptek (gagap teknologi) dalam melaksanakan UN online tahun depan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat Syamsurizal, Selasa, 10 Februari 2015. Menurutnya, pada tahun ini sejumlah sekolah menengah tingkat atas di Provinsi Sumatera Barat belum siap melaksanakan ujian nasional secara online sebab belum semua sekolah memiliki peralatan yang memadai. Sementara syarat UN online cukup berat, yakni satu komputer untuk tiga siswa. Dengan kom-

kesempatan kepada Indonesia untuk membenahi lembaga antikorupsi. Tony Kwok mengakui, meski KPK di Indonesia belum lama berdiri, tapi negara-negara di dunia sudah sangat menghargai KPK. “Dalam menjalankan tugasnya, KPK sudah memperlihatkan sikap yang profesional. Keberaniannya menangkap pelaku korupsi kelas kakap jarang, bahkan belum dilakukan oleh

puter itu, siswa mengunduh soal, menjawabnya, dan nilai langsung keluar. “Dari 10 SMA RSBI, tak satu pun sekolah yang memiliki komputer sesuai dengan kebutuhan. Ada satu sekolah yang hanya memiliki 30 unit komputer, padahal kebutuhannya 90 unit,” ujarnya. Menurut dia, ada beberapa sekolah yang jumlah komputernya cukup. Namun spesifikasinya tidak memadai untuk melaksanakan UN online. Makanya, pada tahun ini, siswa-siswa di Sumatera Barat masih melaksanakan UN secara manual. Syamsurizal mengatakan, di Sumatera Barat, hanya ada satu sekolah yang bisa melaksanakan UN online, yaitu SMP 2 Padang Panjang. Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuad menjelaskan,

tahun ini, sekolah di Kota Padang belum menggunakan sistem online untuk ujian nasional. “Infrastruk-tur belum lengkap. Ini juga be-lum disosialisasikan. Makanya, tahun ini, kita putuskan belum (online),” tuturnya. Sebab, kata Habibul, tawaran melaksanakan UN online dari pemerintah pusat terkesan mendadak. Jadi, daerah belum siap melaksanakannya. Menurut dia, perangkat jaringannya belum ada. Saat ini jaringan online hanya untuk kebutuhan belajar. “Ada spek khusus harus yang diadakan sekolah. Takut nanti malah merugikan siswa,” ujarnya. Habibul menuturkan, tahun ini, semuanya akan disiapkan, agar tahun depan bisa melaksanakan UN online secara maksimal. (aef/p)

lembaga antikorupsi di negara lain,” ujarnya. Juru bicara Koalisi Masyarakat Sumatera Barat, Miko Kamal, mengatakan Presiden Joko Widodo harus menghentikan upaya penghancuran KPK. Presiden harus berdiri pada mandat konstitusionalnya dalam menyelesaikan polemik ini. Bukan pada kehendak partai.

Menurut Miko, Presiden juga harus segera membatalkan penunjukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri dan mengajukan calon Kapolri baru yang bebas dari masalah hukum dan kasus korupsi. “Presiden juga harus copot jabatan Budi Waseso sebagai Kepala Bareskrim Mabes Polri,” ujarnya saat menyampaikan pernyataan sikap. (aef/p)


Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

8

Suara Puailiggoubat Bancakan Korupsi Dana Bansos

A

lokasi dana hibah dan bantuan sosial (bansos) menjadi polemik di hampir semua daerah di Indonesia termasuk Sumatera Barat. Pemerintah Provinsi Sumbar melarang kabupaten dan kota mencairkan dana hibah dan bansos yang dialokasikan melalui Surat Edaran Gubernur Sumbar Irwan Prayitno No. 903/ 2200/DPKD/2014. Hal tersebut mengacu kepada SK Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo No. 903-42-2014 tentang anggaran yang tidak diperkenankan dalam APBD 2015, pada 30 Desember 2014. Dalam aturan Kemendagri tersebut, daerah baru bisa mengalokasikan dana hibah dan bansos jika sudah mengalokasikan dana untuk fungsi pendidikan 20 persen, kesehatan 10 persen dan belanja modal (infrastruktur) 30 persen. Termasuk juga mengalokasikan 10 persen DAK untuk desa atau nagari. Menurut Kemendagri, keputusan itu didasarkan karena banyak daerah yang anggaran pendidikannya masih rendah atau pembangunan infrastrukturnya minim namun dana bansos dan hibahnya besar. Padahal idealnya, pajak yang sudah ditarik dari rakyat dikembalikan lagi kepada rakyat untuk pembangunan. Dana hibah itu ditengarai rawan diselewengkan dan seringkali menjadi bancakan korupsi. Kerawanan dana hibah dan bansos disalahgunakan terutama di tahun penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Calon petahana (incumbent) berpotensi memanfaatkan dana-dana tersebut untuk kepentingan politik memenangkan pemilihan. Dana hibah dan bansos juga seringkali disalurkan ke lembaga-lembaga fiktif atau pun kelompok yang memiliki afiliasi kepada partai politik. Tidak heran sejumlah pejabat daerah pernah tersandung kasus penyimpangan dana hibah dan bansos ini untuk bermacam motif. Misalnya di Lampung, Cirebon, Bengkulu, Pontianak dan banyak daerah lainnya. Mentawai sendiri sebagai daerah kepulauan yang relatif masih tertinggal dari segi infrastruktur dan ekonominya dibanding kabupaten dan kota lainnya di Sumbar tetap mengalokasikan dana ini. Dana ini menurut Ketua DPRD Mentawai dalam wawancaranya dengan Puailiggoubat akan disalurkan untuk membiayai pembangunan rumah ibadah, pesantren, bencana alam seperti longsor, orang sakit dan kebakaran. Dana tersebut, selain ada yang diberikan langsung juga disalurkan melalui SKPD untuk bantuan dalam bentuk teknis misal bibit tanaman, peralatan pertanian, pupuk dan sebagainya. Kita tentu berharap Pemda Mentawai benar-benar menyalurkan dana ini tetap sasaran sehingga betul-betul bermanfaat memperkecil risiko sosial yang muncul dalam masyarakat. Terlebih lagi, jangan sampai ada pejabat Mentawai yang tersandung kasus korupsi gara-gara penyaluran dana hibah dan bansos yang tidak sesuai aturan.

17

Potret Kawasan Hutan Mentawai

S

ejak 1970-an, sebelum Kabupaten Kepulauan Mentawai defenitif (masih wilayah administrasi Kabupaten Padang Pariaman), regulasi dari Kementerian Kehutanan tentang penunjukan kawasan hutan sudah berlangsung sejak 1972. Regulasi tersebut berdampak pada struktur dan pola ruang Kepulauan Mentawai saat ini. Melihat kawasan hutan yang ada di wilayah Mentawai seluas ± 491.935,29 Ha atau sekitar 82 persen dari luas wilayah, sedangkan 109, 199, 71 Ha (18 persen) adalah kawasan Area Penggunaan Lain (APL) dimana sebagian besar pemukiman penduduk berada di sekitar dan di dalam kawasan hutan dengan lokasi yang terpencarpencar pada 4 (empat) pulau utama. Hal ini sangatlah mempengaruhi kelestarian hutan itu sendiri karena tingginya ketergantungan mata pencarian dan kehidupan masyarakat terhadap keberadaan hutan, disisi lain Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas belum mampu melakukan pemberdayaan masyarakat secara langsung. Keberadaan fungsi kawasan hutan lebih banyak hanya diakui dan dipahami oleh aparatur pemerintahan, sementara di tengah-tengah masyarakat kurang begitu dipahami dan diakui adanya penunjukan kawasan hutan karena kuatnya klaim pengakuan kepemilikan lahan ulayat yang dikuasai masyarakat secara turuntemurun dalam bentuk tanah ulayat suku. Hal ini wajar saja terjadi karena dilihat dari sejarahnya sejak zaman belanda memang tidak pernah masyarakat mentawai menyerahkan tanahnya sebagai kawasan hutan sebagaimana yang terjadi di daratan Pulau Sumatera (khususnya Sumatera Barat) yang dikenal dengan adanya Solok Regheling, peta register dan adanya bukti bukti penyerahan lahan/ tanah dari ninik mamak kepada Pemerintahan Hindia Belanda sebagai hutan larangan dan hutan simpanan. Meski demikian, masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai selama ini mungkin banyak yang tidak paham dan mengerti dengan adanya Hutan Suaka Alam, Hutan Lindung dan Hutan Produksi yang ditetapkan pemerintah. Mereka hanya paham bahwa mereka tinggal dan berladang atau bercocok tanam di tanah ulayat yang mereka peroleh dan kuasai secara turun temurun dari nenek moyangnya dan kepemilikan tanah-tanah ulayat suku tersebut diakui oleh masingmasing suku yang ada. Inilah yang

Oleh: Pinda Simanjntak Staf Yayasan Citra Mandiri Mentawai

menjadi tantangan bagaimana kita bersama pemerintah dapat mensinergikan antara pengakuan kepemilikan ulayat masyarakat di tengah-tengah masyarakat dengan kebijakan penunjukan fungsi kawasan hutan. Meskipun penunjukan kawasan hutan disusun berdasarkan hasil penelitian tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)

mengabaikan eksistensi manusia beserta realita sosial yang ada. Realita masyarakat Mentawai yang tinggal di kawasan hutan adalah salah satu kelompok marginal dari suku bangsa dimana masyarakat Mentawai telah merasakan dampak dari marginalisasi negara terhadap sendi perekonomian maupun sosial. Sebelum desentralisasi 1969-1992, kawasan hutan Siberut sudah dieksploitasi oleh 5 perusahaan besar dengan total luas a r e a

konsesi ± 285.000 Ha. Setelah presiden R.I Soeharto (Orde Baru) menandatangani kesepakatan Siberut menjadi sebagai cagar alam melalui penetapan kawasan Taman Nasional Siberut (1992) seluruh aktivitas perusahaan yang beroperasi ditutup oleh presiden Soeharto. Setelah hampir 10 tahun (1992)

kepulauan Mentawai, hal ini diyakini belum ada batasbatas garis yang jelas, sehingga telah mempersempit ruang kelola APL (Area Penggunaan Lain) untuk pemukiman, perladangan, ternak dan lain sebagainya demi keberlanjutan ekenomi penduduk setempat Politik dan kebijakan kehutanan di Indonesia bahkan di Mentawai sangat

Konsesi Hutan di Siberut Sebelum dan Setelah Disentralisasi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

NAMA PERUSAHAAN PT. CahayaPharminSiberut PT. Cirebon Agung PT. KayuSiberutInkappa PT. Sumber Jaya Indah PT. Sumber Surya Semesta KoperasiAndalasMadani KUD Sikabaluan KUD Sikabaluan (IPK Jalan) KSU TaileleuMandiri KSU Purimanuaijat PT. Alam Indah Lestari KSU MitraSakato PT. Suma Salaki Sejahtera

LUAS (HA) 35 70 110 70 Tidak Diketahui 45.65 1 1.664 1 700 1 1.8 48.44

Sumber: Tesis Frans Siahaan 2012

JENIS KONSESI HPH HPH HPH HPH HPH HPH IPK IPK IPK IPK IPK IPK HPH

MULAI 1969 1970 1973 1977 1987 2001 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2008

BERAKHIR TidakDiketahui 1992 1992 1992 1992 2046 2006 2007 2006 2005 2007 2007 2052

bebas dari ekploitasi dan pembalakan hutan besar-besaran oleh perusahaan, tahun 2001 (pascaotoda) sebanyak 7 (tujuh) izin konsesi HPH dan IPK diterbitkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Mentawai, seperti Koperasi Andalas Madani (KAM) mendapat konsesi HPH di wilayah Siberut. Kemudian izin konsesi HPH PT. Summa Salaki Sejahtera (PT. SSS). Selanjutnya di Tiniti, Koperasi Purimanuaijat yang mendapat IPK, Di Gurukna, KUD Muara Sikabaluan mendapat Izin IPK, Di Sirilogui PT. Alam Indah Lestari Konsesi , di ujung selatan Pulau Siberut terdapat koperasi KOSUM (Koperasi Serba Usaha Murimaua) beroperasi di Katurei, Koperasi KOSTAM yang mengajukan perkebunan kelapa di Taileleu untuk mendapatkan izin IPK (Dokumen YCMM). Sementara di wilayah Pagai Utara dan Pagai Selatan terdapat 1 (satu) perusahaan HPH yang masih beroperasi saat ini, yakni PT Minas Pagai Lumber dengan areal konsesi sejak 1972 yang diperpanjang pada 1995 seluas 83.330 hektar atau lebih dari setengah luasan Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang hanya mencapai 121.171, 32 hektar. Kemudian di wilayah Sipora HPH Bahara Union seluas 35.000 hektar. Perpanjangan Izin perusahan Bhara Union belum diberikan oleh Kementerian Kehutanan hingga saat ini. Dapat disimpulkan, melalu kebijakan masa lalu yang memberikan hak pengusahaaan hutan (HPH/IPK) pada perusahaan-perusahaan kayu di Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan serta Pulau Sipora telah menimbulkan perubahan tutupan lahan yang signifikan, selain itu kebijakan kehutanan di Mentawai menjadi sebuah proses “pemiskinan sistematis” Berdasarkan paparan di atas, Mentawai butuh ruang kelola untuk program-program pembangunan khususnya Trans Mentawai. Selain itu model-model pengelolaan kawasan hutan adat berdasarkan Putusan MK. 35/PUU-X/2012 dimana Hutan Adat bukan hutan negara perlu disosialisaikan segera kepada masyarakat Mentawai, kemudian DPRD Mentawai segeralah membahas draf Perda Pengakuan Masyarakat Hukum Adat yang sudah susun oleh Pemerintah melalai Bappeda Mentawai, dengan demikian proses penurunan status fungsi kawasan hutan di Mentawai akan berlangsung melalui sebuah kemauan politik semua pemangku kepentingan Mentawai.


Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

Nilai UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan

Siswa Mentawai Bersiap Hadapi UN FOTO:SIPRIANUS/PUAILIGGOUBAT

Tim Redaksi

P

erubahan kebijakan yang memutuskan Ujian Nasional (UN) tidak menentukan kelu-

lusan siswa tahun ini tidak mengurangi persiapan sekolah dan siswa di Mentawai menghadapi ujian akhir itu. Mulai Februari, siswa SD hingga SMA mulai diberi pelajaran tambahan agar tidak kesulitan menjawab pertanyaan saat ujian. Kepala SDN 12 Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Netty Anwar mengatakan, saat ini mereka disibukkan mempersiapkan siswa kelas VI yang sebentar lagi mengikuti ujian sekolah (US) kelulusan. “Sekarang kami sudah melaksankan les sore, kami mengadakannya tiga kali seminggu, ada 3 pelajaran yang nantinya di uji, yakni matematika, bahasa indonesia dan ilmu pengetahuan alam (IPA),” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 9 Februari. Netty menyebutkan, kelulusan siswa saat ini diserahkan kepada masingmasing sekolah. Di sekolahnya sendiri standar kelulusan siswa yang dipatok minimal 4,5 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan nanti, jika itu tidak tercapai siswa dinyatakan tidak lulus. Selain menambah jadwal, lanjut Netty, sekolah juga membeli beberapa alat peraga belajar agar siswa lebih memahami pelajaran yang diberikan. Peralatan tersebut dibeli dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kepala SDN 20 Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Saltiman Salakkau mengatakan, selain memberi

18

JELANG UN - Siswa SD 12 Muntei belajar untuk persiapan menghadapi ujian sekolah pelajaran tambahan pada sore hari, mereka juga melatih 17 peserta ujian mengerjakan soal-soal yang nanti diujikan. “Belajar sore ini kita jalankan sejak tanggal 9 Januari dan sekarang sudah memasuki minggu ke empat,dalam seminggu tiga kali belajar dengan sekali belajar sore selama dua jam, agar guru yang mengajar sore semangatmereka diberi honor tambahan,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 6 Februari. Untuk syarat kelulusan,lanjut

SDN 35 Matobe Siap Hibahkan Tanah MATOBE – SDN 35 Matobe Kecamatan Sikakap siap menghibahkan tanah milik sekolah untuk dijadikan lapangan sepakbolakarena selama ini pertandingan olahraga meminjam lapangan milik SMAN 1 Pagai Utara Selatan. Kepala SDN 35 Matobe, P.Sialagan mengatakan, Sikakap merupakan kecamatan induk di Pagai Utara Selatan, sewajarnya daerah ini memiliki lapangan sendiri. “Sebagai bentuk perhatian kami, sebidang tanah sekolah siap kami hibahkan, hal ini telah disampaikan kepada Camat, sekarang tinggal menunggu jawaban dari pemerintah lagi,” katanya, Selasa, 20 Januari. Setiap perayaan HUT RI yang diisi pertandingan sepak bola, kata Sialagan, kecamatan meminjam lapangan milik SMA yang berada di Pagai Selatan sehingga para pemain dan penonton yang ikut dalam perayaan tersebut harus menyeberang selat menaiki speed boat yang sangat rawan karena penumpangnya mencapai 20 orang. “Jika lapangan bola kaki dibuat di Dusun Makukuet, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap masyarakat dan pemain yang terlibat dapat menuju ke sana melalui jalur darat, apalagi tanah yang akan kami hibahkan terletak di tengah-tengah Desa Matobe-Sikakap,” ujarnya.(spr/g)

Saltiman,siswa harus bisa menyesuaikan pembelajaran sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM). “Harus bisa memenuhi standar semua mata pelajaran,” katanya. Tak beda dengan SD lain, Kepala SDN 01 Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Sion Sakeru menyebutkan, saat ini mereka mengebut pelajaran terutama kelas VI berjumlah 25 orang yang akan mengikuti ujian. “Kita sudah mulai sejak Januari,” ucapnya. Menurut Sion, kelulusan siswa di sekolahnya harus memenuhi beberapa syarat, yakni kehadiran siswa di sekolah harus mencapai 75 persen, nilai siswa dari kelas IV sampai VI sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM untuk pelajaran matematika minimal 6,5, bahasa Indonesia dan IPA minimal 7. SMP dan SMA di Kecamatan Siberut Tengah juga dalam tahap persiapan. Kepala SMPN 1 Siberut Tengah, Syaiful Sagaragara mengatakan, siswa yang ikut UN sebanyak 49 orang. “Rencananya bulan ini juga persiapan program sekolah sore dalam satu minggu empat kali pertemuan dan waktunya tergantung bidang studinya,” ujarnya. Sementara di SMAN 1 Siberut Tengah jumlah peserta ujian sebanyak 43 orang, IPA berjumlah 20 siswa dan 23 peserta ujian IPS.Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Siberut Tengah, Ari Gustinaldi menyebutkan, untuk menyiapkan UN mendatang hasilnya

pada tanggal 23 Februari hingga 1 minggu ke depan diadakan praktek dan disusul ujian akhir sekolah. Iketania Pardede, salah satu siswa kelas IX SMPN I Pagai Utara Selatan, Kecamatan Sikakap mengatakan, nilai UN tidak menjadi penentu kelulusan belum diberitahukan sekolah, namun terkait pelaksanaan ujian telah disampaikan. Saat ini sekolah telah memberi pelajaran tambahan melalui sekolah sore.

“Pelajaran yang paling saya takuti adalah matematika, agar lulus saya menyiapkan diri lebih awal seperti banyak belajar dirumah, mengikuti setiap mata pelajaran tambahan yang di berikan oleh pihak sekolah, tentu tak lupa berdoa,” ujarnya. Maria Rista, siswa lain menyebutkan, UN menjadi beban bagi dirinya, untuk mengatasi hal itu ia berusaha santai dan berdoa. Menurutnya persiapan mental sangat penting dalam ujian agar mampu menjawab soal dengan baik. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Mentawai, Sermon Sakerebau mengatakan, penentuan kelulusan siswa menurut sekolah masing-masing baru sebatas wacana. “Hal itu belum final, kita berharap ini tidak mempengaruhi siswa dan sekolah nantinya dalam menghadapi ujian,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 11 Februari. Sermon sendiri lebih setuju kelulusan ditentukan oleh sekolah karena yang lebih mengetahui layak tidaknya siswa lulus adalah sekolah tempat siswa tersebut belajar. Pihaknya, lanjut dia, akanmengikuti intruksi dari kementrian pendidikan dan kebudayaan. “Untuk saat ini SMA sederajat sedang mengikuti try out,” katanya. Sesuai yang dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan jadwal pelaksanaan ujian SD diserahkan kepada provinsi masing-masing. Sementara UN SMA dan sederajat dimulai pada 13-15 April kemudian dilanjutkan SMP pada 4-7 Mei. (ss/spr/bs/rr/g)

Bangunan SDN 15 Sikakap Rusak SIKAKAP - Gedung SDN 15 Sikakap Kecamatan Sikakap yang dibangun pada 1970 kondisinya mulai rusak. Sejumlah tiang penyangga dan kuda-kuda bangunan lapuk dimakan rayap sehingga berpotensi ambruk. belum mendapat dana bantuan perbaikan hingga 2015. Saat ini kondisi Kepala Sekolah SDN 15 Sikakap, Atoni Zalukhu mengatakan, sekolah tersebut memiliki delapan ruangan, jika dilihat dari luar bangunan terlihat bagus karena dicat. “Tapi jika diperhatikan, gedung tersebut sudah tak layak lagi dipakai dan perlu perbaikan total sesegera mungkin, sudah banyak penyangga bangunan yang keropos,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 4 Februari. Atoni menyebutkan, pihaknya pernah melakukan rehab kecilkecilan seperti mengganti seng bocor dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun tak menyeluruh. Pernah juga dicoba menyewa tukang dengan tujuan mengganti kuda-kuda yang telah rusak namun mereka tidak berani karena khawatir bangunan ambruk. “Saya menjadi Kepala SDN 15 Sikakap pada 2013, sejak itu Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan belum memberikan bantuan perbaikan bangunan sekolah yang menurut saya sangat perlu sekali mendapatkan perbaikan total, kalau tidak secepatnya diperbaiki takutnya nanti terjadi kembali gempa bumi, kayu yang sudah dimakan rayap patah dan menimpa siswa yang sedang belajar,” ujarnya.(spr/g)


PENDIDIKAN Bahan ajar masih kurang

Supri Lindra Siprianus Sababalat

D di daerah Pagai Utara Selatan mulai mengajarkan pelajaran muatan lokal budaya Mentawai (mulok bumen) usai melakukan penyusunan bahan ajar pada worskhop bulan lalu. Penerapan pelajaran tersebut telah dimulai pada Senin, 26 Januari. Kepala Sekolah SDN 35 Mato-be, P.Sialagan mengatakan, pelajaran mulok bumen sangat penting diajarkan disekolah mulai dari SD hingga SMA karena menjadi ciri khas yang perlu dilestarikan dan dijaga. Sebagai bentuk keseriusan, kata Sialagan, mereka telah menunjuk seorang guru yang khusus mengajarkan pelajaran tersebut. “Jika ada kendala penerapan karena bahan kurang nanti bisa dibantu warga yang masih memahami budaya Mentawai,” katanya. Menurut P. Sialagan, budaya Menta-wai di Kecamatan Sikakap nyaris hilang terbukti saat ini tidak ada lagi uma (rumah tradisional Mentawai), salah satu faktor penyebabnya karena ba-nyaknya budaya luar masuk di daerah ini tapi tidak disertai penguatan budaya lokal. “Sekarang generasi muda lebih bangga dengan budaya luar dibandingkan mempelajari budaya Mentawai, kalau

S

Puailiggoubat

19

SD PUS Mulai Ajarkan Pelajaran Budaya Mentawai FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

PERPUSTAKAAN KELILING - Murid SD ST. Petrus Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara membaca buku dari mobil pustaka keliling tidak cepat diatasi maka lambat laun budaya Mentawai akan hilang dari permukaan bumi sikerei yang sangat dicintai ini,” ucapnya.

Kepala SDN 15 Sikakap,Atoni Zalukhu menyebutkan, selama ini kendala penerapan pelajaran itu disebabkan bahan yang terbatas dan

Sosialisasi UU Perlindungan Anak dari CFK

Anak Harus Dihindarkan dari Tindak Kekerasan SIKAKAP - Orang tua harus mampu memenuhi kebutuhan dan melindungi anak dari segala tindakan kekerasan karena hal itu menjadi tanggung jawab yang paling utama. Selama ini tindakan kekerasan terhadap anak paling banyak berasal dari keluarga dekat si anak, hal ini menjadi topik sosialisasi Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 yang dilaksanakan Yayasan Cipta Fondasi Komunitas (CFK) di aula Pastoran Sikakap, Selasa, 3 Februari. “Ada empat dasar yang harus dipenuhi orang tua terhadap anak diantaranya hak kelangsungan hidup, meliputi hak untuk mencapai standar hidup layakberupa sandang, pangandan papan termasuk mendapatkan kesehatan dan perawatan yang sebaik-baiknya,” kata CDO Pengembangan Anak Program Sektor Perlindungan Anak Yayasan CFK, Lastiur Bajar Nahor dihadapan pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kecamatan Sikakap.

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

Lastiur menyebutkan, ada beberapa hak anak yang perlu dipenuhi orang tua yakni mendapatkan perlindungan dari tindakan diskriminasi, kekerasandan penelantaran. Hak perkembangan, yakni mendapatkan pendidikan formal maupun nonformal, serta hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, moral dan sosialdan hak partisipasi. Menurut Lastius, bentuk kekerasan yang sering terjadi kepada anak berupa kekerasan fisik, seksual, eksploitasi anak, perdagangan anakdan penelantaran sianak. “Sianak berhak mendapatkan identitas diri, berpikir dan mengekspresikan diri sendiri, setiap anak dibawah umur 18 tahun baik yang normal fisik maupun yang tidak berhak mendapatkan perlakuan yang sama baik dari orang tua, sekolah maupun pemerintah,” ujarnya. Pastor Paroki Sikakap, Mateus mengatakan, pemukulan dan pelecahan seksual terhadap anak

merupakan kejahatan besar sehingga pelakunya harus ditindak sesuai dengan UU Perlindungan Anak. “Untuk itu kita sebagai orang tua sudah sewajarnya memberikan perlindungan terhadap anak-anak kita baik yang datang dari orang lain maupun dari keluarga sendiri,” ujarnya. Ahmad Yani, salah seorang guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sikakap menyebutkan, sosialisasi perlindungan anak sangat bagus dan perlu diteruskan ke sekolah-sekolah lain supaya setiap guru mengerti tentang apa saja yang diatakan tentang pelanggaran terhadap anak. “Kita sebagai orang tua dan seorang pengajar sangat rentan sekali terhadap perlakuan kekerasan terhadap anak, sebeb setiap waktu bertemu langsung dengan anak-anak disekolah dan dirumah, kalau tidak diberitahukan tentang undang-undang perlindungan anak ini bisa-bisa kita orang tua akan bertindak diluar batas kewajaran didalam mendidik sang anak,” ucapnya. (spr/g)

belum adanya pelatihan yang diberikan Dinas Pendidikan Mentawai. “Meski begitu sesuai dengan komitmen bersama kepala sekolah dan kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Sikakap, Pagai Utara, dan Pagai Selatan, bahwa setelah workshop selesai maka Seninnya pihak sekolah telah harus

melaksanakan mata pelajaran mulok bumen khusus untuk kelas IV,V, dan VI,” ujarnya. Atoni menyebutkan, bahan ajar yang diberikan kepada siswa diambil dari silabus dan buku yang disusun bersama ketika workshop. Menurutnya tidak ada alasan menunda penerapan pelajaran karena beberapa bahan ajar telah tersedia. Sementara Sahinir Tj, seorang guru mulok bumen SDN 21 Makalo menyebutkan, penyampaian pelajaran tidak sulit karena telah didukung bahan. “Sebelum pelajaran disampaikan kepada siswa kita guru harus terlebih dahulu belajar dirumah untuk menguasai materi yang diajarkan besoknya,” katanya. Meski bahan ajar yang dimiliki masih minim, Kepala SDN 12 Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Netty Anwar mengatakan, pengajaran bumen tetap berlanjut dan anak-anak sangat antusias mengikuti pelajaran. “Apalagi pada saat akan praktek, mereka (siswa) sangat semangat, di Muntei ini masih kuat tradisi Mentawainya sehingga anak-anak tidak kesulitan mengikutinya,” katanya, Senin, 9 Februari. Untuk mendukung pelaksanaan mata pelajaran tersebut, kata Netty, beberapa alat peraga yang berkaitan dengan kebudayaan Mentawai telah dibeli dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (g)

SDN 15 Sikakap Kekurangan Buku Ajar SIKAKAP - Perubahan sistem pendidikan dari Kurikulum 2013 (K13) kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menyebabkan SDN 15 Sikakap kekurangan buku ajar. Selama ini SD tersebut fokus membeli buku K13 yang menyebabkan stok buku pelajaran kurikulum 2006 di perpustakaan sekolah terabaikan. Kepala SDN 15 Sikakap, Atoni Zalukhu mengatakan, tiap pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) baik pusat maupun dari daerah, sekolah menganggarkan pembelian buku pelajaran tapi karena perubahan kurikulum, buku-buku itu tak terpakai. Akibatnya, buku pegangan siswa kelas III dan IV untuk mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam belum mencukupi dipakai semua murid. “Sekarang itu 1 buku diperuntukkan dua orang siswa, hal ini belum ideal untuk belajar siswa, bagusnya itu satu buku untuk satu orang siswa, kalau siswa sedang di sekolah bisalah tetapi ketika mereka mengerjakan PR di rumah masing-masing akan sulit karena tidak punya buku paket,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 4 Februari. Atoni menyebutkan, seandainya tidak ada perubahan kurikulum semua buku paket siswa sudah terpenuhi dari dana BOS.Karena kembali ke KTSP sekolah memulai pembelian baru yang disesuaiakn dengan sistem pendidikan yang diterapkan saat ini.(spr/g)


20

Puailiggoubat

PENDIDIKAN

NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

SDN 01 Saibi Samukop Relokasi ke Bukit SAIBI SAMUKOP - Lokasi SDN 01 Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah akan dipindahkan tahun ini ke perbukitan untuk menghindari bencana tsunami. Kepala SDN 01 Saibi Samukop, Sion Sakeru mengatakan, pemindahan sekolah telah diusulkan kepada Dinas Pendidikan Mentawai. “Sudah kita sampaikan kepada kepala dinas saat meninjau sekolah di Siberut Tengahpada 7 Februari, dan telah disetujui secara lisan,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 9 Februari. Dasar pemindahan, kata Sion, lokasi sekolah di dataran rendah yang masuk zona merah yang rawan diterjang tsunami. Selain itu lokasi sekolah sudah sempit sehingga susah melakukan pengembangan fasilitas. “Tahun lalu kita tidak dapat membangun karena areal sekolah sudah penuh,direncanakan tahun ini pembangunan pertama di lokasi baru sebanyak 4 lokal,” ujarnya.(rr/g)

Ruang Baru SDN 35 Matobe Belum Bisa Dipakai MATOBE-Dua ruangan belajar baru SDN 35 Matobe yang dibangun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pada 2014 tak bisa digunakan karena belum diresmikan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, akibatnya sekolah tersebut kekurangan lokal belajar. Kepala SDN 35 Matobe, P. Sialagan mengatakan, dana pembangunan dua ruangan lengkap mebelernya senilai Rp250 juta. Selain ruangan, dana itu juga digunakan membeli beberapa alat peraga. “Sejak Desember lalu, pembangunan dua kelas baru rampung kini tinggal peresmian dan serah terima dari dinas,” katanya, Selasa, 20 Januari . Total ruangan yang dimiliki SD tersebut menjadi enam karena sebelumnya sudah ada empat lokal yang digunakan untuk ruangan belajar sebanyak tiga lokal dan satu lokal dijadikan kantor sekaligus perpustakaan. Namun karena dua lokal belum bisa dipakai, sekolah tersebut terpaksa membagi dua dari tiga lokal yang ada agar semua siswa kebagian ruang belajar. Sekat yang digunakan diambil dari papan bekas papan tulis yang telah rusak. P.Sialagan menyebutkan, cara seperti itu kurang efektif karena suasana belajar tidak kondusif. Menurut standar, kata dia, satu ruangan mestinya diisi 32 siswa. Saat ini jumlah siswa dari kelas 1-VI sebanyak 88 orang.(spr/g)

Dinas Pendidikan Prioritaskan Relokasi Sekolah Rawan Bencana Relokasi akan cepat terwujud jika lahan pembangunan sekolah tersedia

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Bambang Sagurung Siprianus Sababalat

inas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai memprioritaskan program relokasi sekolah yang berada di pesisir pantai pada tahun ini. Pembangunan gedung sekolah baru diarahkan ke daerah yang aman dari tsunami. “Ini dalam rangka menjawab soal relokasi masyarakat dan saranaprasarana umum didaerah pesisir kedaerah yang aman dari ancaman tsunami,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sermon Sakerebau kepada Puailiggoubat, Rabu, 11 Februari. Selain relokasi sekolah didaerah pesisir, relokasi juga akan menyasar sekolah yang rawan bencana banjir. “Yang penting ketersediaan lahan dari masyarakat untuk pembangunan, karena yang menjadi kendala selama ini soal ketersediaan lahan,” ujarnya. Sermon menyebutkan, salah satu sekolah yang akan direlokasi tahun

D

KETERAMPILAN - Siswa SMPN 1 Pagai Utara Selatan belajar keterampilan dari sabun ini karena dekat dengan pantai yakni SDN 07 Nem-nem Leleu, Siporaserta beberapa sekolah lainnya. Sementara sekolah yang direlokasi karena rawan banjir adalah SDN 12 Monganpoula, namun masih terkendala soal ketersediaan lahan. “Relokasi sekolah akan dilakukan secara pertahap, karena masih banyak yang harus kita benahi disejumlah sekolah kita yang ada di Mentawai, baik bangunan, bangku

sekolah, perpustakaan hingga sarana dan prasarana lainnya,” ucapnya. Sementara Kepala SDN 12 Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Netty Anwar berharap, pemerintah segera membangun gedung sekolah yang baru atau direlokasi karena areal sekolah rawan terkena banjir. Netty mengatakan, tiap banjir melanda Sibe-rut Selatan, SDN 12 Muntei tidak luput te-rendam hingga ketinggian 1 meter seperti yang terjadi

pada Desember tahun lalu. Netty sendiri punya rencana meninggikan pondasi sekolah agar air tidak merendam dan merusak fasilitas yang ada. Namun untuk mewujudkan hal itu, ia menyebutkan butuh biaya besar karena sama dengan membongkar bangunan yang ada. “Ini mungkin tidak mudah karena dana yang dibutuhkan cukup besar, kita berharap pemerintah mempertimbangkan hal ini,” katanya, (g)

Kortanius : PNS Jangan Perbudak Guru Kontrak TUAPEIJAT - Laporan tak sedap tiba di kantor DPRD Mentawai yang menyebutkan beberapa oknum guru PNS diindikasikan menyerahkan tugas dan bermalas-malasan sejak adanya guru kontrak di Mentawai. Membaca laporan tersebut, Wakil Ketua DPRD Mentawai, Kortanius Sabeleake mengatakan, guru PNS yang ada di Mentawai tidak memperbudak tenaga guru kontrak.”Kalau seandainya sudah tidak mau melaksanakan tugas lebih baik berhenti jadi PNS, karena masih banyak putra-putri Mentawai lainnya yang mau bekerja untuk Mentawai,” ujarnya dihadapan guru kontrak dan PNS saat melakukan kunjungan kerja di Desa Betu Monga, Kecamatan Sipora Utara , Rabu, 11 Februari. Kortanius menyebutkan, PNS yang baik hendaknya melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab masing-masing yang diberikan oleh negara. Perekrutan guru kontrak,

katanya, karena kebutuhan bukan karena kelebihan anggaran di kabupaten. Namun Korta tidak menyebutkan siapa yang mengirimkan laporan itu ke lembaganya. Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Sermon Sakerebau yang dikonfirmasi di hari yang sama terkait hal itu hanya menjelaskan bentuk kontrak kerja atara pihaknya dengan guru kontrak. Berdasarkan kontrak yang kerja disepakati, bagi guru

kontrak yang bolos kerja satu hari honornya dipotong Rp50 ribu, sementara bagi yang tidak mampu melaksanakan tugas akan diberhentikan atau diminta mengundurkan diri. “Sebelum melanjutkan kontrak kerja, kita melakukan evaluasi kinerja guru kontrak disetiap sekolah yang ada. Jika kedapatan ada guru kontrak yang tidak berada ditempat tugas atau bolos berdasarkan

laporan resmi yang kita terima dari kepala sekolah, maka guru tersebut kita berhentikan,” ujarnya. Tahun ini Dinas Pendidikan Mentawai tidak melakukan perekrutan tenaga guru kontrak yang baru, tapi jika ada guru yang diberhentikan karena bolos maka akan dicari gantinya. “Yang jelas kita akan evaluasi dulu kinerja mereka sebelum kita perpanjang kontraknya,”

Kadis Pendidikan: Guru di Mentawai Sudah Cukup SAIBISAMUKOP - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sermon Sakerebau menyatakan tenaga guru di seluruh sekolah di daerah tersebut sudah lengkap. Pernyataan tersebut disampaikannya saat meninjau sekolah di Kecamatan Siberut Tengah pada Sabtu, 7 Februari. “Pengangkatan guru kontrak tahun lalu di setiap sekolah mulai SD,SMP dan SMA masing-masing

kita beri 5 guru kontrak dan kebutuhan ini sudah sangat mencukupi,” ujarnya. Sermon menyebutkan, pengangkatan itu bertujuan mengisi kekurangan guru di Mentawai pada tahun sebelumnya. “Kalau guru muatan lokal budaya Mentawai tidak kita angkat dari guru kontrak,tapi bagaimana agar gurunya ada,itu tugas sekolah masing-masing untuk mencari dan dijadikan guru bumen,”

katanya. Meski Dinas Pendidikan mengklaim guru-guru sekolah sudah sangat mencukupi, tapi kenyataannya sejumlah guru mata pelajaran di SMAN I Siberut Tengah belum ada. Puailiggoubat edisi 305 memuat pernyataan Kepala SMAN I Siberut Tengah Rafael Nyo Satoko yang menyatakan sekolahnya masih belum memiliki guru pelajaran kimia, fisika dan matematika. (rr/g)


Puailiggoubat

Penerima raskin banyak tidak tepat sasaran Rus Akbar

istribusi raskin kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Sumatera Barat belum tepat sasaran karena data penerima bantuan tersebut tidak akurat. Bantuan yang mestinya diterima keluarga miskin justru diberikan kepada keluarga yang ekonominya kaya. “Petugas BPS harus mendata di lapangan, jangan hanya tanya kepala desa, wali nagari, sebab itu bisa saja menerka-nerka.Kalau petugas BPS tidak turun ke lapangan atau hanya di kantor pemerintah setempat mencari data atau hanya menanyakan kepada seseorang saja, lebih baik dipecat saja,” ujar Irwan Prayitno ketika melepas truk pengantar raskin, di Gubernuran Sumatera Barat, jalan Jenderal Sudirman Padang, Rabu, 11 Februari. Irwan mengatakan, pendistribusian raskin yang tidak tepat sasaran akibat data tidak akurat sudah sering terjadi. “Bahkan ada satu kabupaten menolak raskin akibat data tidak akurat ini, untuk itu petugas BPS harus turun di lapangan menanyakan itu pada keluarga-keluarga dengan pasti,” ujarnya. Gubernur menyebutkan, tujuan pemberian raskin membantu masyarakat miskin sehingga harga beras yang diberikan hanya Rp1.600 per kilogram masing-masing keluarga mendapat 15 kilogram, tiap kilonya pemerintah mensubsidi Rp6 ribu. Selain itu, penyaluran raskin untuk mengendalikan

21

Data Penerima Raskin Sumbar Tidak Akurat

D

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

RASKIN - Warga Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara mengambil raskin di gudang kecamatan harga besar di pasaran agar tidak terjadi lonjakan yang dapat menimbulkan inflasi. “Ini bentuk tanggung jawab pemerintah menjaga ketahanan pangan dan ketersediaan beras untuk makanan,” ucapnya. Sementara Kepala Divisi Regional Bulog Sumatera Barat Arjun Ansor Siregar mengatakan, tahun ini raskin

Kelompok Usaha Bersama Sikakap Budidaya 2.000 Mutiara SIKAKAP - Kelompok Usaha Bersama, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap membudidayakan 2 ribu mutiara dari berbagi bentuk dan corak di sekitar perairan Balai Benih Ikan Pantai (BPIP) Desa Sikakap, Senin, 2 Februari. Koordinator Kelompok Usaha Bersama Budidaya Mutiara, Hardimasyah mengatakan, mutiara-mutiara tersebut akan dimasukkan ke dalam dua jenis karang penghasil mutiara, yaknipteria pinguin, dan pinctade margaritifera yang banyak tersebar sepanjang perairan Pagai Utara Selatan. Menurut Hardimansayah, 2 ribu inti mutiara yang sudah disuntikkan tersebut sekarang telah berumur 15 hari, panen mutiara membutuhkan waktu sekitar 6 bulan. Berat mutiara yang dihasilkan nantinya sesuai dengan berat inti mutiara yang disuntikkan, makin lama panen kualitas mutiara yang dihasilkan semakin bagus. “Mutiara seberat 1,12 miligram mampu menahan pukulan benda seberat 50 kilogram,” katanya. Hardimansyah menyebutkan, budidaya sebelumnya menghasilkan mutiara berbentuk setengah lingkaran untuk mata cincin, lambang salib, lambang hati dan inisial nama mulai dari huruf A sampai Z. Mereka berencana, pada panen nanti akan bekerjasama dengan pengrajin lain seperti pembuat gagang batu cincin agar mereka kebagian pekerjaan. Hardimasyah memprediksi keberhasilan panen dari penyuntikan 2 ribu inti mutiara sebesar 60 persen. “Kita berharap mutiara ini bisa menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan internasional,” ujarnya.(spr/g)

akan disalurkan kepada 275.431 RTS berdasarkan data penerima tahun 2014. “Jumlah raskin yang akan disalur-

kan untuk keluarga miskin ini sebanyak 49.577 ton untuk 19 kabupaten dan kota yang ada di Sumbar,” ujarnya.

Menurut Arjun, untuk Mentawai, data masih sama dengan tahun sebelumnya yakni RTS 10.303 dengan penyaluran sekira 155 ton per bulan atau sekira 1.860 ton untuk tahun ini. Menurutnya, baru Kota Padang yang mengusulkan penyaluran raskin sementara kabupaten lain belum. Distribusi raskin di daerah daratan akan memakai truk ke kecamatan hingga desa. “Di Kabupaten Kepulauan Mentawai, sistem penyaluran sudah dikembangkan, tidak hanya bertumpu pada satu titik pada masing-masing pulau, distribusi kali ini sudah mencapai 10 titik atau ke kecamatan masing-masing,” katanya. Arjun menyebutkan, sampai tahun ini ada tiga daerah yang belum membayar raskin ke Bulog, namun jumlahnya tidak signifikan, yakni dalam satu kabupaten yang tidak membayar hanya tingkat lurah atau nagari. “Bukan sekabupatennya, persentasenya sangat kecil hanya 0,05 persen saja. Jadi bagi yang belum membayar mungkin pembagian raskin akan ditunda dan di dahulukan yang tidak berutang pada tahun lalu,” katanya.(g)

Musim Cengkeh, Warga Saliguma Borong Pompong SALIGUMA-Hasil panen cengkeh yang banyak mendorong warga Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah ramai-ramai membeli mesin pompong. Pompong ini dijadikan alat transportasi yang selain irit bahan bakar minyak, harganya juga jauh lebih murah dibanding mesin speed boat. Fidelius Saibuma (34),salah seorang warga Desa Saliguma mengatakan, harga jual cengkeh cukup bagus yakni berkisar Rp115-130 ribu. Dari hasil panen, ia mendapat uang sekira Rp15 juta. Uang itu, kata Fidelius, sebagian digunakan membeli pompong seharga Rp2,5 juta per unit di Muara Siberut, selebihnya untuk kebutuhan seharihari. “Sengaja saya membeli pompong meski telah memiliki mesin speed boat 15 PK karena bahan bakarnya lebih irit,” katanya, Selasa, 3 Oktober. Menurut perkiraan Fidelius, jika memakai pompong, BBM yang dihabiskan dari Saliguma ke Muara Siberut hanya 6 liter, sementara speed boat mencapai 15 liter pulang balik yang harga per liternya berkisar Rp19 ribu hingga Rp22 ribu. “Jadi mumpung ada rezeki kami

sedikit dimanfaatkan untuk beli mesinpompong, karenaitulah transportasi kami kalau ke Muara bagi orangSaliguma,” ujarnya. Bonifasius Saibuma (37), warga lain menyebutkan, puluhan pompong telah dibeli warga dari Saliguma dari hasil penjualan cengkeh. Ia mengakui meski rata-rata tiap suku mereka memiliki mesin speed boat antara 5-10 unit, namun pompong lebih irit BBM. “Sejak BBM langka dan mahal, mesin speed boat menjadi pajangan di

rumah, jarang kami pakai karena biaya operasionalnya cukup mahal,” ujarnya. Setelah membeli pompong, lanjut Bonifasius, ia berencana menjual mesin speed boat miliknya namun tak ada yang mau beli. Dari hasil panen cengkeh, warga malah berlomba membeli pompong karena dinilai lebih praktis. “Jumlahnya (pompong) tak terhitung lagi, mayoritas warga yang memanen cengkeh membeli mesin itu,” ucapnya. (ss/g) FOTO:SIPRI/PUAILIGGOUBAT

POMPONG - Warga Siberut Selatan memanfaatkan perahu pompong sebagai sarana transporasi laut dan sungai yang irit Bahan Bakar Minyak


Puailiggoubat NO. 305, 1 - 14 Februari 2015

Cengkeh menjadi salah satu tanaman andalan warga Saibi Rinto Robertus Sanene’

B

usim panen raya cengkeh yang dinikmati warga Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut

Tengah sejak Desember 2014 hingga awal Februari 2015 berakhir, sebagian warga menabung hasil penjualan untuk kelanjutan biaya sekolah anak ke jenjang berikutnya. Faebua Dodo Telaumbanua (41), salah seorang warga Saibi mengatakan, hasil panen yang didapatnya sebanyak 60 kilogram, setelah dijual ia mendapat uang Rp7 juta dengan harga pasar Rp128 ribu per kilogram. “Sebanyak Rp2,8 juta hasil panen kita simpan untuk sekolah anak sebanyak 5 orang yang sekarang duduk di bangku SD dan SMP , sisanya untuk kebutuhan keluarga,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 2 Februari. Faebua menyebutkan, cengkeh yang dimiliki sebanyak 81 batang yang

22

Hasil Panen Cengkeh Warga Saibi Jadi Tabungan Sekolah Anak dibelinya dari warga lokal yang ketika itu membutuhkan uang untuk sekolah anaknya. “Cengkeh tersebut baru kita panen sebanyak tiga kali, panen sebelumnya tidak terlalu banyak,” ujarnya. Selain Faebua, Marlison Sagaragara(42), warga lain mengatakan, hasil panennya sekitar 35 kilogram. “Saya mendapat uang Rp5 juta, tak banyak yang berbuah pada panen kali ini jika dibanding warga lain,” katanya. Marlison menyebutkan, Rp3 juta hasil panen disisihkannya untuk sekolah empat anaknya yang saat ini belajar di TK, SD, SMP dan SMA. “Biaya sekolah anak sangat perlu dicadangkan, karena ketika dibutuhkan kami tidak kesusahan,” katanya. Setelah disisihkan untuk biaya sekolah, kata Marlison, sisanya ia belikan untuk bahan pembangunan

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

CENGKEH - Warga sedang menjemur hasil panen cengkeh di dusun Sibudda Oinan, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah

rumah. Ia berharap panen yang akan datang hasilnya lebih banyak sehingga tidak m e n g a l a m i pembiayaan ekonomi. “Cengkeh ini sudah ikonnya di Saibi dan tak akan pernah kita tinggalkan,menanam membersihkan dan penyemaian bibit baru dan ini perlu turun tangan pemerintah untuk menyediakan bibit unggul atau peremajaan, kalau lahan masih sangat luas di sini,” kata pemilik cengkeh di dua tempat ini. (rr/g)

Mentawai Tetap Anggarkan Bansos TUAPEIJAT - Kabupaten Kepulauan Mentawai tetap menganggarkan dana Bantuan Sosial (Bansos) pada APBD 2015. Dana tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang disalurkan melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ketua DPRD Mentawai, Yosep Sarogdok mengatakan, dana bansos tersebut membiayai pembangunan rumah ibadah, pesantren, bencana alam seperti longsor, orang sakit dan

kebakaran. “Pokoknya bersifat sosial yang disalurkan langsung kepada masyarakat,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 13 Februari. Senada dengan Yosep, Wakil Ketua DPRD Mentawai, Kortanius menyebutkan, penganggaran dana bansos mengikuti petunjuk dari Kementrian Dalam Negeri melalui surat edaran. “Jadi tidak masalah kalau kita anggarkan karena menjadi kebutuhan kita di Mentawai,” ujarnya.

Permendagri yang dimaksud Korta yakni Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari APBD, serta UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, UU Nomor 36 Tahun 2006 tentang Kesehatan dan Permendagri No 37 Tahun 2014 tentang Penyusunan APBD 2015. Mengacu dari peraturan tersebut, kota dan kabupaten harus memenuhi alokasi anggaran wajib, seperti pen-

Fajar Harapan Berikan 35 Ribu Bibit Karet MUNTEI - Lembaga Fajar Harapan (FH)memberikan bantuan 35 ribu bibit karet siap tanam kepada warga Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Rabu, 4 Maret. Koordinator FH, Rikson Simanjuntak mengatakan, pemberian bantuan berdasarkan proposal yang diajukan masyarakat melalui kepala desa Muntei pada 2012. Bantuan tersebut rencananya akan dibagikan kepada 10 kelompok tani yang tersebar di delapan dusun di desa itu. “Diperkirakan satu anggota kelompok mendapat bibit sekitar 50200 batang, perkiraan kami dalam 1 hektar tanah, karet yang bisa ditanam sebanyak 200 batang,” katanya. Sebelum memberikan bantuan,

kata Rikson, lembaganya telah meninjau beberapa lokasi penanaman yang dibersihkan warga bersama kepada desa dan dusun. Namun belum semua yang bisa dilihat karena ada lokasi yang letaknya jauh dari kampung yakni di pulau-pulau kecil. “Nanti jika penanaman sudah dimulai baru kita tinjau lagi sekaligus mendampingi mereka bersama dengan Dinas Pertanian Mentawai” ujarnya. Jika ada anggota kelompok yang kedapatan tidak menanam bibit dan justru menjual kepada warga lain, mereka akan diberikan sanksi sesuai dengan yang disepakati sebelumnya. Hal ini dilakukan, lanjut Rikson, karena pengalaman sebelumnya beberapa warga hanya menumpuk

bibit di samping rumah dan beberapa yang lain menjual kepada orang lain. Kepala Urusan Pembangunan Desa Muntei, Teondorus Tatebburuk menyebutkan, sesuai permintaan warga penerima, selain memberi bibit, lembaga yang menyalurkan bantuan tersebut juga mesti memberikan pelatihan teknik penanaman dan pengolahan hasil karet. “Kita berharap mereka didampingi karena masyarakat belum tahun cara budidaya tanaman ini seperti jarak tanam dan jenis tanah yang cocok tempat tumbuhnya karet karena tanpa pendampingan hasil yang diharapkan tidak maksimal bahkan tidak ada hasilnya,” ucapnya, Senin, 9 Februari.(ss/g)

didikan 20 persen, kesehatan 10 persen dan belanja modal 30 persen baru dapat mengajukan dana bansos. Peringatan Mendagri tersebut muncul, kata Korta, munculkarena banyaknya penyelewengan terkait dengan dana bansos menjelang pemilihan kepala daerah. “Ada pejabat atau kepala daerah yang menggunakan bansos dalam kampanyenya di pilkada. Kalau kita untuk tahun 2015 ini tidak ada pemilihan kepala daerah, jadi tidak ada masalah,” katanya.

Iamenyebutkan, selain berbentuk sosial, dana bantuan tersebut juga berbentuk teknis di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), misalnya pada dinas pertanian dalam bentuk bantuan bibit padi, coklat dan lainnya. “Kalau bansos di Dinas Sosial itu lebih bersifat pada sosial, seperti bantuan untuk orang cacat, orang sakit, musibah. Namun kalau untuk bantuan teknis itu ada di SKPD masing-masing, ini dalam rangka mening-katkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.(bs/g)

Betu Monga, Desa Penghasil Kopra Terbesar di Sipora Utara TUAPEIJAT - Desa Betu Monga merupakan daerah penghasil kopra terbanyak di Kecamatan Sipora Utara. Dari tujuh dusun yang ada di desa tersebut, produksi kopra rata-rata tiap bulan 40-45 ton. Kepala Desa Betu Monga, Muliadi Sabaggalet mengatakan, mayoritas mata pencarian warganya mengelola kopra, selain nelayan dan bertanam tanaman lain. Kopra yang dijual kepada penampung lokal dalam dua bentuk, yakni yang sudah disalai (diasap) dan masih mentah. “Harga kopra mentah Rp2 ribu per kilogram sementara kopra kering Rp5 ribu per kilogram,” katanya Rabu (11/2). Bisanya, lanjut Muliadi, kopra akan banyak dikeluarkan di daerah tersebut menjelang hari raya dan tahun ajaran baru karena saat itu warga membutuhkan uang banyak. Dusun penghasil kopra di Betu Monga, yakni Dusun Taraet Mabukku, Taraet Porsa, Matubtuman Majawak, Matubtuman Mabulak, Moriak, Sibojai dan Simaarau. “Ada musim-musim, karena pada saat itu masyarakat membutuhkan uang yang lebih banyak untuk kebutuhan pendidikan dan hari raya,” ujarnya. (bs/g)


23

Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

Sikerei dan peranannya Sebutan sikerei dapat diartikan sebagai orang yang matang di segala aspek kehidupan masyarakat adat orang Mentawai.Maka posisi sikerei dihormati dan dihargai karena sikerei merupakan prosesi terpuncak di dalam kehidupan adat dan budaya sehingga tertanam dalam diri mereka, kedewasaan berpikir, kearifan dalam tradisi dan adat serta pelayanan mereka.Karena itu orang yang bukan sikerei disebut simatakyang berarti mentah. Peranan sikerei sangat penting keberadaannya terutama dengan mengobati orang sakit, memimpin ritual seperti rumah baru, sampan baru, ladang, kelahiran, kematian dan lainnya. Syarat menjadi sikerei Pada umumnya orang yang menjadi sikerei disebabkan karena sakit atau dorongan orang lain ataupun keinginan diri sendiri. Tapi yang paling penting adalah kemampuan dalam hal biaya dan kesanggupan dalam menjalankan larangan-larangan serta kuat mental menghadapi tantangan.Menjadi sikerei tidak gampang. Asal-usul sikerei dan perbedaannya Kerei diciptakan oleh seorang anak yatim piatu yang bernama Si Malinggai yang dikubur hiduphidup oleh pengasuhnya.Si Malinggai menangis dan terus menangis di dalam kubur siang dan malam.Di dalam kubur Si Malinggai dibimbing dan dilindungi oleh roh kerei sipageta sabbau.Oleh sebab itu Si Maliggai dapat bertahan hidup di dalam kubur.Kuburan dulu diletakkan di atas, tidak dalam tanah.Kemudian beberapa hari lamanya, salah seorang diantara mereka yang tergerak hatinya untuk menyelamatkannya.Dikeluarkannya anak itu dan dibawanya pulang.Sampai di rumah Si Maliggai di magri artinya mengusir roh-roh atau hantu-hantu yang mungkin telah masuk dalam dirinya. Setelah dewasa Si Maliggai mulai menunjukkan keanehan dalam dirinya yaitu bernyanyi nyanyian sikerei seperti: suppa, bulungan. Kemudian Si Maliggai mulai menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam proses terjadinya kerei. Mulailah ia melaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan sampai selesai. Jadilah iasikerei yang disebut sikerei karai. Dasar kerei satu-satunya yang diciptakan Si Maliggaiakan diturunkan kepada orang lain, terus berkembang sampai sekarang dengan istilah kerei adalah tandan. Dengan istilah ini muncul pertanyaan, mengapa terjadi

Suara Daun Gerson Merari Saleleubaja

Perkuat Pangan Lokal

T

Proses Menjadi Sikerei oleh: Filemon Sabailatti

Pemenang III Kategori Umum Lomba Penulisan Budaya Mentawai yang diselenggarakan Yayasan Citra Mandiri Mentawai perbedaan?Baik pakaian sikerei seperti laut (kalana kedala), ada yang ganda ada yang satu saja.Tata cara ritualnya, khususnya sikerei silak oinan mengaku perbedaan dari dasar kerei adalah suat kiniu atau pangeilak yang dipakai sikerei semacam minyak kelapa yang dimasak dengan ramuan tertentu sebagai pelindung mereka dari gangguan hantu-hantu. Dapat juga digunakan sebagai obat suatu penyakit kesurupan dan anti api. Ramuan ini adalah temuan seorang pakar kerei yang bernama si golokgolok asli orang Salappa dan telah menurunkannya ke beberapa daerah terutama di daerah Saibi, pada ratusan tahun silam. Langkah-langkah Menjadi Sikerei Ada dua tahap yang akan ditempuh saat seseorang menjadi sikerei. Tahap pertama disebut panandat tubu sementara tahap kedua disebut seget tubu.Pada masing-masing tahap terdapat enam kali pesta atau liayaitu taddek, uddut alaket, kaddut alaket, letcu, pasigeu-geu, dan alup.Inilah yang harus ditempuh oleh sikerei.Lia dapat diartikan sebagai penyegaran diri dan jiwa dalam suatu kelompok masyarakat adat, berkumpul dan bersatu.Kemudian sebagai peresmian suatu kegiatan yang telah dilakukan agar berguna dan

tahan lama.Lia tak hanya dilakukan pada acara sikerei saja, tapi dapat dilakukan oleh simatak atau sikebbukat uma (orang yang dituakan dalam suku).Lia sebagai ritual adat hamper tiap tahun diadakan sesuai dengan situasi yang ada. Langkah Pertama Pada awal memulai kegiatan, calon sikerei yang disebut sipuisi mencari guru yang disebut sipaumat, orang yang mampu dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan ritual kerei (pakar kerei).Kemudian mengundang beberapa orang sebagai pekerja yang disebut sinuruk untuk membantu segala persiapan atau keperluan selama kegiatan itu berlangsung.Ketika itu pula sipuisi mulai berpantang dan sinuruk mulai bekerja menyiapkan toggro, lailai dan menyagu.Setelah siap semuanya, sipaumat datang dan mengadakan lia taddek.Lia pertama sebagai pembukaan, pantangannya sipuisi belum boleh makan bersama dengan sipaumat.Setiap lia harus potong babi atau ayam, lalu malamnya diadakan turuk (tarian) sampai pagi. Langkah Kedua Sikerei mengeluarkan semua bahan-bahan yang akan dikerjakan sinuruk seperti bahan baklu, sabok, sineibak, lailai, abak ngalou, laigak. Kemudian diadakan liauddut

alaket, kali ini tidak potong babi tapi hanya ayam saja. Langkah Ketiga Setelah perlengkapan kerei siap dikerjakan baru diadakan lia ketiga yaitu kaddut alaket.Calon sikerei baru dapat memakai pakaian sikerei walaupun masih belum lengkap. Seperti luat masih satu dan toggro belum bisa dipadukan dengan warna lain, hanya berwarna polos saja. Pada saat itu pula sudah bisa makan bersama sipaumat dengan calon sikerei atau sikerei sibau, sipaumat memberikan kuasa penuh kepada sikerei sibau untuk mengobati orang sakit, bila ada yang memerlukan mereka karena sikerei sibau resmi menjadi sikerei. Langkah Keempat Kegiatan sinuruk tidak begitu banyak dan begitu juga dengan sikerei. Sinuruk hanya menyiapkan babi yang akan disembelih pada acara liat nanti, sekaligus membuat letcu (gelang kaki kiri dan kaki kanan) untuk sikerei baru. Bahan letcu dari osap, setelah itu akan diadakan lia letcu seperti biasa dilakukan yaitu katsaila, irig. Lia ayam atau babi, terus melihat garis-garis pada usus ayam atau pada jantung babi ke halaman 10

anam padi, babat sagu akhirnya banjir seperti di Siberut, saat kapal dari Padang macet pasokan makanan di Mentawai langsung kritis karena warga sudah tergantung dari beras. Sebagian kebutuhan dapur seperti cabai, telur, ayam, jahe dan kunyit yang pasokantergantung Padang harganya langsung melambung. Hal ini menjadi sebuah ironi, Mentawai yang memiliki tanah luas dan subur harus ‘mengimpor’ jahe dan kunyit yang mestinya bisa di budidayakan secara massal di daerah ini buat konsumsi sendiri atau dijual di luar Mentawai tak bisa dilakukan. Belum lagi kekayaan ikan yang dimiliki Mentawai namun harus memasok ikan asin dan teri dari Padang, aneh. Mentawai sebagai daerah kepulauan sudah saatnya memikirkan cara memperkuat pangan lokal yang dijadikan bahan konsumsi sekaligus sumber pendapatan warga yang ada di daerah tersebut. Penguatan pangan lokal mesti diarahkan pada percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis ketahanan lokal dan pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal nonberas seperti sagu, keladi dan lain sebagainya guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial. Pernah terbersit harapan pada salah satu program di Dinas Pertanian memproduksi beras analog yang diproduksi dari sagu dan ubi dengan tujuan memperkuat pangan lokal namun kelanjutan program tersebut hingga kini belum kelihatan prospeknya. Begitu juga dengan cetak sawah, hasilnya belum mampu memenuhi pangan lokal. Ujung-ujungnya tetap tergantung pada beras yang didatangkan dari Padang. Kendala semua ini balik lagi pada persoalan klasik yakni program yang disusun antara satu instansi dengan yang lainnya tidak bersinergi sehingga tidak berdampak apapun terhadap kemakmuran masyarakat. Contoh kecil saja, ketika sawah dibuka melalui program dinas pertanian mestinya dinas pekerjaan umum membangun fasilitas pendukung seperti sarana irigasi. Namun hal sangat sulit terwujud di Mentawai yang membuat nyaris semua program pembangunan yang disusun kebanyakan jalan di tempat atau malah tidak jadi sehingga dana anggaran pembangunan kembali ke kas negara.*


Lingkungan

S

usi Anggraini, warga Nagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago sudah lama menggunakan minyak kelapa untuk masakannya. Menurut Susi, menggunakan minyak kelapa lebih murah karena mereka bisa membuat sendiri. “Daerah ini penghasil kelapa, kami memilih menggunakan minyak kelapa karena mau memanfaatkan potensi yang ada di daerah kami,” kata Susi yang merupakan Manager Balai Belajar Masyarakat (BBM) Nagari Koto Baru. BBM itu menjadi sarana bagi warga nagari itu yang sebagian besar petani untuk berkumpul, berdiskusi dan saling berbagi ilmu. Muchtar, Ketua Kelompok Tani Sepakat Maju Koto Baru, mengatakan daerahnya penghasil kelapa di Kecamatan Padangpariaman. Hampir di setiap perladangan warga di daerah itu ditanami kelapa. Di sela-selanya baru ditanami coklat atau tanaman muda. Meski demikian, pendapatan petani kelapa di daerah itu masih minim karena mereka menjual kelapa butiran. Saat ini, harga jual satu butir kelapa kepada pengepul hanya Rp1.000. “Minimnya pendapatan dari menjual kelapa itu membuat kami

para petani mulai mengolah kelapa ini,” kata Muchtar. Ia dengan semangat mengaku telah mulai memproduksi minyak goreng dari kelapa sejak 2005. Di BBM yang dikunjungi Puailiggoubat, 4 Februari lalu, terpajang sejumlah produk olahan warga dari kelapa. Ada minyak goreng, VCO (minyak kelapa murni), sabun, dan obat oles. Ia berdiri, lalu bergegas masuk ke dalam ruangan berukuran 4x4 meter. Ia membawa sebuah botol berisi cairan berwarna kuning. Pria 72 tahun itu menunjukkan hasil olahannya yang siap dijual. “Ini minyak goreng yang kami buat dari buah kelapa,” katanya kepada Puailiggoubat yang berkunjung ke Balai Belajar Mandiri (BBM)— tempat ia dan petani di daerah itu beraktifitas keseharian. Menurut Muchtar, penduduk Koto Baru sekitar 2 ribu jiwa. Mayoritas bekerja sebagai petani kelapa. Luas lahan yang dimanfaatkan untuk bertanam kelapa itu sekitar 450 hektar. Data Badan Pusat Statistik (BPS), daerah ini memiliki luas paling kecil, yakni hanya 8,41 km2 atau sekitar 26,23 persen dari luas Kecamatan Padang Sago. Daerah tetangganya, Koto Dalam, memiliki luas 14,00 km2 atau 43,67 persen dari luas Kecamatan Padang Sago. Mantan Wali Nagari Koto Baru, Agus Salim, mengatakan, di masa pemerintahannya yang berakhir Oktober 2014, belum banyak masyarakat yang mengolah kelapa menjadi minyak goreng. “Hanya 25 orang yang melakukannya (mengolah kelapa jadi minyak

Puailiggoubat NO. 306, 15 - 28 Februari 2015

goreng—red),” ujarnya, Kamis, 12 Februari 2015. Dari 25 orang itu, Agus Salim termasuk salah satunya. Agus Salim, yang mengaku memiliki 800 batang kelapa ini mengatakan, mulai melakukannya setelah berhenti menjadi pejabat publik. Minyak Goreng Kelapa Koto Baru adalah daerah yang menghasilkan banyak kelapa. Agus Salim mengatakan, selain dijual, masyarakat pada umumnya membuat minyak kelapa untuk pelbagai keperluan. “Tapi tidak tahan lama. Maksimal 15 hari, lalu membusuk,” ujarnya. Usai gempa 2009, banyak donator yang masuk ke Pariaman. Salah satunya Bank Dunia. Bank Dunia melakukan pelatihan di daerah Koto Baru. Salah satu pelatihannya adalah mengolah kelapa menjadi minyak goreng agar tahan lama. Menurut Agus Salim, agar tahan lama, minyak kelapa dicampur dengan nenas. Nenas mampu membuat minyak olahan kelapa tahan sampai satu tahun! Muchtar merinci, agar menjadi minyak goreng, dimulai dari memeras air kelapa. Air hasil perasan ini lalu dipisah dan disedot menggunakan slang. Nenas dimasukkan ke air hasil perasan tersebut.

Air perasan ini kemudian dimasukkan ke kuali untuk dimasak. “Lalu dikemas ke dalam botol,” ujar Muchtar. Muchtar menyebutkan, proses ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk 50 butir kelapa. Mochtar memasukkan minyak goreng yang telah jadi ke dalam botol berukuran 50 ml. Untuk menghasilkan 50 ml itu butuh enam butir kelapa. “Harga satu botol itu dijual Rp25 ribu,” ujar Mochtar. Mochtar mengaku minyak goreng hasil perasannya telah didistribusikan ke swalayan yang ada di Padang dan Bandung. Di Bandung, pelanggannya adalah pengelola rumah makan Padang. Muchtar juga mengaku telah menjual minyak goreng kelapanya ke Swalayan Adinegoro, Christine Hakim, dan Mitra Swalayan. Tiga swalayan ini terletak di Kota Padang, sekitar 30 kilo dari Kabupaten Padang Pariaman. Ditambahkan Muchtar, minyak goreng kelapa sudah diuji di laboratarium Dinas Kesehatan. “Hasilnya terbalik dari persepsi yang berkembang di masyarakat. Ternyata minyak kelapa non kolesterol, sementara minyak sawit memiliki kolesterol yang tinggi,” ujarnya. Oleh sebab itu, sebut Muchtar, botol minyak goreng hasil perasan kelapa ini telah dilabeli SNI. “Kita sedang melakukan uji laboratarium di BPOM. Hasilnya belum keluar,” ujarnya.

24

Susi yang rutin menggunakan minyak goreng hasil perasan kelapa ini mengaku minyak goreng ini membuat masakan wangi. Agus Salim tak membantah ini. Tapi ia menyebutkan, harga jualnya masih tinggi dibanding minyak sawit. “Jadi, belum cocok untuk memasak makanan. Saya sering mempergunakannya untuk sambalado,” katanya. Sulit Pemasaran Agus Salim dan Muchtar sepakat kesulitan terbesar adalah memasarkan minyak goreng hasil perasan kelapa ini. “Penyebarannya sangat terbatas,” ujarnya. Muchtar menyebutkan, penyebaran minyak goreng hasil perasan kelapa ini hanya dilakukan dalam jumlah yang sangat kecil. Di Koto Baru, ia mengakui hanya disebarkan di Gapoktan atau Gabungan Kelompok Tani. Di Koto Baru, ada 11 Gapoktan yang anggotanya sekitar 50 petani. Penyebaran ke Bandung, Surabaya, dan swalayan di Padang pun lebih karena hubungan baik. “Minyak goreng ini baru sebatas usaha rumah tangga. Belum masuk kategori industri,” ujarnya. (and/o)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.