313 ok

Page 1

Puailiggoubat Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

N 31 o. 3

- 1 Tah 4 un Ju X ni III 20 1

5

HARGA ECERAN RP 3000

Tabloid Alternatif Dwimingguan

1


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

U

Uggla Lepak ra sah akek Perda Pariwisata sai DPRD Mentawai, anai pitu minca ranperda situguguruk sibau pasikeliedda. Tapoi ranperda pagalaijat Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat tak pei rapasikeli - 3 Sipasialak tender alat kesehatan Mentawai 2012 iate CV. Zamahra dan PT. Graha Syifaa Mandiri siripokatnia tak manang sia, tapoi kalulut aiteuakeat mantan kepala dinas kesehatan Mentawai bailiu manang sia, siate aipakatai bulagat - 4 Anai sara PNS iate si JA ketua pokja masitiddou tak siripokat nia bulagat Rp125 juta katubut ka kontraktor sipasigagalai enungan,lepak ikurang akek igit bulagat tiddoget na nenda bailiu Rp60 juta - 8

Suara Puailiggoubat Klarifikasi

Perda dan efektifitasnya

Pada Puailiggoubat edisi 15-31 Mei halaman 18 dibunyikana bahwa peserta SNPMPTN SMA 2 Sipora yang lolos adalah 8 orang, sedangkan kenyataannya yang lolos hanya 4 orang atas naman Ivan Salvador, Teguh Berlinof, Aprianto, Ariefson Purba Sura Sabeu +6285361633356

D FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Lima sirimanua sibara ka Pukarayat, Tuapeijat ailangok sia gerebat, tapo amulaggek at sia ka RSUD Tuapeijat - 9 Sipulalaggai ka Tumalei mangunguk sia kalulut tak ruruk ra aisilok bantuan bulagat Kartu Keluarga Sejahtera - 21 COVER DEPAN: N FOTO: BAMBANG/PUAILIGGOUBAT N DESAIN: SYAFRIL TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri PEMIMPIN UMUM: Roberta Sarogdok PEMIMPIN USAHA: PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Roberta Sarogdog Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Syafril Adriansyah Gerson Merari Saleleubaja WARTAWAN DAERAH: Bambang Sagurung (Sipora) Rinto Robertus (Saibi) Leo Marsen (Sikakap) Supri Lindra (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Padang) Legend Satoinong (Siberut Selatan) Siprianus Sababalat (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jl. Kampung Nias 1 No. 21, Padang. Telp (0751) 37121 - Fax. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan) Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.puailiggoubat.com

2

PENILAIAN DESA - Kepala Desa Sotboyak, Alpius (kanan) menyerahkan perangkap ikan kepada Tim Penilai dari Provinsi Sumbar pada acara penilaian kompetensi kepala desa tahap II tingkat provinsi di Desa Sotboyak

Redaksi menerima tulisan berupa artikel atau untuk dimuat di Podium. Kirimkan karya tulis ke redaksi Puailiggoubat Jalan Kampung Nias I No. 21 Padang atau melalui email rus.akbar08 @gmail.com dan syafriladriansyah @gmail.com. Sertakan identitas lengkap beserta foto terbaru. Setiap karya yang dimuat akan diberikan royaliti

PRD bersama Pemerintah Kabupaten Mentawai menggenjot kinerjanya untuk mengesahkan sejumlah peraturan daerah. DPRD periode 2014-2019 ini berusaha berlari kencang. Bulan lalu, DPRD telah mengesahkan empat peraturan daerah, tiga tentang kepariwisataan dan satu Perda Rencana Tata Ruang Wilayah. Pembahasan keempat ranperda ini sudah mangkrak lama, sejak DPRD periode sebelumnya. Padahal keempat perda ini sangat penting karena menyangkut pendapatan asli daerah serta perencanaan tata ruang untuk pembangunan. Kini, Pemda Mentawai telah mengajukan 9 rancangan perda lainnya yang akan dibahas. Tujuh sudah diajukan Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD Mentawai kepada pimpinan DPRD, sementara dua lainnya akan menyusul. Tujuh ranperda yang akan dibahas tersebut diantaranya Ranperda Tentang Pemberian Beasiswa, Ranperda Pendidikan, Ranperda Penggabungan Sat-Pol PP ke Linmas, Ranperda Penanaman Modal, Ranperda Pembentukan Badan Usaha Daerah, Ranperda Bangunan, Ranperda Bantuan Hukum. Sedang dua ranperda lainnya tentang Pemerintahan Terdepan dan Pengakuan Wilayah Hukum Adat. DPRD menargetkan bisa mengagendakan pembahasan rancangan perda tersebut Juni ini. Peraturan Daerah dibuat untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah yang otonom, yang materinya menyangkut penyelenggaraan pemerintah daerah dan tugas perbantuan serta menampung kondisi khusus daerah sesuai karakteristik daerah tersebut. Karena itu pembuatan peraturan daerah menjadi penting dilakukan untuk memenuhi kondisi-kondisi yang dibutuhkan suatu daerah sehingga memiliki payung hukum yang jelas. Namun, karena peraturan daerah menyangkut masyarakat yang ada di wilayah tersebut maka mestinya dilakukan sosialisasi ranperda sebelum disahkan untuk menerima masukan-masukan dari masyarakat. Sebab kebanyakan perda dibuat tanpa disosialisasikan sehingga saat diterapkan membuat masyarakat tidak siap, akibatnya banyak perda yang akhirnya tidak berjalan efektif dan hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.


3

Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

DPRD

AKAN BAHAS 9 RANPERDA Tujuh ranperda menjadi prioritas pembahasan

Bambang Sagurung

etelah mengesahkan empat ranperda tentang pariwisata dan Perda RTRW pada April lalu, DPRD Mentawai akan kembali membahas sembilan ranperda yang telah masuk ke bagian Badan Legislasi Daerah di DPRD Mentawai. Tujuh ranperda yang akan dibahas terlebih dahulu diantaranya Ranperda Tentang Pemberian Beasiswa, Ranperda Pendidikan, Ranperda Penggabungan Sat-Pol PP ke Linmas, Ranperda Penanaman Modal, Ranperda Pembentukan Badan Usaha Daerah, Ranperda Bangunan, Ranperda Bantuan Hukum. Hal ini dikatakan Juni Arman, Ketua Badan Legislasi Daerah di DPRD Mentawai. “Ada sembilan draf ranperda yang sudah masuk. Dan tujuh menjadi prioritas karena terkait dengan kebijakan publik,” katanya pada Puailiggoubat, Kamis, 28 Mei lalu. Lebih lanjut dikatakan politikus Partai Demokrat ini, DPRD akan menyusun agenda pembahasan Ranperda yang masuk dengan diawali nota penyampaian Bupati. “Akan disusun agenda kapan akan dibahas di tingkat DPRD, yang nantinya diawali dengan nota penyampaian Bupati setelah diagendakan DPRD,” katanya. Dijelaskan Juni Arman, ada beberapa ranperda yang harus dibahas dan diperjelas antara eksekutif dalam hal ini SKPD terkait dengan pihak legislatif. Misalnya ranperda tentang pemberian bantuan beasiswa. Oleh pihak eksekutif mengatakan pemberian bantuan beasiswa pada pelajar dalam bentuk bantuan sosial, sementara pihak DPRD pemberian beasiswa tersebut merupakan program wajib. “Terkait dengan beasiswa ini selalu menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setiap tahunnya di Mentawai. Hal ini harus kita perjelas

S

penggunaannya dan proses pemberian beasiswa tersebut. Pihak DPRD menginginkan itu bentuknya program wajib setiap tahun karena ini untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dan kita DPRD menginginkan ada bidang khusus yang menangani soal ini di SKPD terkait,” katanya. Sementara dua ranperda lainnya akan dibahas tersendiri, jelas Juni. Ranperda tersebut adalah Ranperda Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat dan Ranperda Pemerintahan Terdepan. “Kedua ranperda ini berkaitan keduanya, makanya kita membahasnya tersendiri. Dalam Ranperda Pemerintahan Terdepan dalamnya tidak lepas dengan pengakuan masyarakat hukum adat,” katanya. Ketua DPRD Mentawai Yosep Sarogdok mengatakan ranperda yang diusulkan eksekutif ke DPRD merupakan hal yang prioritas sehingga DPRD

BAHAS PERDA - Bupati Yudas Sabaggalet menyampaikan tanggapan terhadap pandangan Frakasi tentang Perda Pariwisata di DPRD Mentawai

harus melihat dari ranperda yang diusulkan itu apa yang menjadi kebutuhan mendesak. “Kita akan lihat dalam waktu dekat itu apa yang mendesak untuk publik, nantinya ini akan kita bawa dalam pembahasan agenda,” katanya. Terkait dengan adanya pemisahan pembahasan dari tujuh ranperda yang

masuk dengan Ranperda Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat dan Ranperda Pemerintahan Terdepan, dikatakan politikus PDIP ini pihak legislasi tidak dapat memisahkan dengan sendirinya. “Semua ranperda yang masuk itu dibawa dalam gabungan komisi, nantinya dilihat urgensinya, apakah mendesak untuk cepat diselesai-

Rifai: Perda Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Akomodir Masyarakat Adat

K

oordinator Divisi Hukum dan Kebijakan Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) Rifai Lubis mengatakan, Perda Pengakuan Wilayah Hukum Adat sangat penting di Mentawai karena dengan adanya perda tersebut maka akan mengakomodir masyarakat dan hutan masyarakat adat itu sendiri. Perda itu, menurut Rifai, akan menjadi peluang bagi masyarakat adat Mentawai dalam menjaga adat dan budayanya itu sendiri. “Ini menjadi produk hukum yang akan mengakui keberadaan hukum adat dan masyarakat Mentawai itu sendiri termasuk soal pengelolaan

Rifai Lubis hutan dan tanah adat,” katanya 29 Mei lalu. Lebihlanjut dikatakan Rifai, di dalam hukum ada itu sendiri akan dijelaskan kedudukan-kedudukan

masyarakat adat dalam mengambil suatu keputusan hukum adat. “Misalnya saja penyelesaian konflik tanah, ada yang akan mengambil peran di sana yang diatur dalam hukum adat,” katanya. Selain itu, masyarakat hukum adat memiliki kebebasan melalui kearifan lokal masyarakat adat itu sendiri terhadap pengolahan hutan dan tanah. “Masyarakat Mentawai dari dulu sudah memiliki kearifan lokal dalam melakukan pelestarian dan menjaga hutan karena hutan merupakan sumber hidup bagi mereka. Pihak pemerintah tinggal melakukan pengawasan saja,” katanya. (bs)

kan atau tidak,” katanya. Dari ranperda yang masuk ke DPRD, menurut Yosep yang sangat penting untuk cepat diselesaikan yaitu terkait dengan ranperda pemberian bantuan beasiswa. “Hal ini penting karena banyak mahasiswa yang terkatung-katung soal pemberian beasiswa mereka. Nantinya setelah ini selesai kita akan bahas soal Ranperda Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat karena ini berkaitan dengan masyarakat adat dan pemetaan wilayah adat. Ini juga berkaitan dengan keinginan Bupati terhadap pengakuan masyarakat adat,” katanya. Yosep berharap dalam pembahasan dan penyelesaian ranperda yang masuk di DPRD dapat diselesaikan dengan dukungan dari anggota DPRD itu sendiri. “Setelah kita agendakan kita minta DPRD aktif dalam setiap tahap yang akan dilakukan sehingga ranperda yang masuk ini dapat segera dijadikan perda,” katanya. DPRD Mentawai melalui Badan Musyawarah akan melakukan pertemuan untuk membahas agenda-agenda DPRD yang akan dilaksanakan pada Juni, termasuk pembahasan ranperda yang sudah diajukan Pemda. “Kita nantinya akan melakukan musyawarah penyusunan agenda DPRD termasuk soal pembahasan ranperda yang masuk di DPRD Mentawai,” katanya. (o)


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Dua perusahaan pemenang pengadaan alat kesehatan Mentawai 2012 tidak layak menang

Dua Perusahaan Pengadaan Alkes Tidak Layak Menang Tender FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

Patrisius Sanene

S

idang lanjutan korupsi pengadaan alat kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepu-

lauan Mentawai, Rabu 20 Mei lalu, di Pengadilan Negeri Padang, menghadirkan lima saksi yang sebelumnya sudah menjadi terpidana. Saksi tersebut hadir dalam persidangan terdakwa Andre Efrinaldo, Direktur CV. Zamahra dan Ikhwan Alham Diar dari PT. Graha Syifaa Mandiri. Lima saksi yang diajukan jaksa tersebut sudah divonis hakim beberapa waktu lalu yaitu mantan Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Warta Siritoitet selaku Pengguna Anggaran (PA), Gidion Sinambela selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Germinus selaku PPTK, Firdaus Ams selaku PPHP, dan Rizal Efendi yang mewakili dua rekanan pengadaan alat kesehatan kedokteran dan kegiatan pengadaan alat kesehatan puskesmas pembantu dan poskedes. Dari keterangan Gidion Sinambela, dua perusahaan pemenang pengadaan alat kesehatan Mentawai 2012, CV. Zamahra dan PT. Graha Syifaa Mandiri tidak layak menang. “Kedua perusahan tersebut tidak layak menang, harusnya dibatalkan waktu itu karena tidak memenuhi syarat saat evaluasi dan sebenarnya sudah saya tolak, tapi oleh atasan saya (Warta Siritoitet) dua rekanan ini dinyatakan sebagai pemenang,” kata Gidion Sinambela, saat persidangan. Namun Gidion tidak mengetahui

4

Efendi, sedangkan CV. Zamahra milik Andre Efrinaldo ditandatangani langsung oleh Andre. Dari keterangan Rizal, alat kesehatan yang dipesan dari Jakarta untuk kedua perusahaan tidak terlambat dan sudah lengkap 70 hari dan keseluruhan alat kesehatan tersebut sudah tiba di Padang namun Rizal Efendi tidak mengirim seluruh barang tersebut ke Mentawai, dan RiJALANI SIDANG - Terdakwa Andre Efrinaldo mengikuti persidangan di Pengadilan Tipikor Padang zal mengaku sudah terkait kasus Alkes Mentawai mengirim barang alasan pasti kenapa atasannya melo- dibuat dalam akta notaris Tricia Azwar sebanyak 60 persen ke Mentawai loskan dua kontraktor tersebut. nomor : Leg.3/TA/VIII/2012 tertanggal sementara sisanya berada di Padang, Sidang kedua terdakwa diketuai 16 Agustus 2012, menyepakati bahwa hingga masa berakhir kontrak 8 Dehakim Irwan Munir, beranggotakan kedua terdakwa menyerahkan seluruh sember 2012, sisa barang tersebut masih Emria Safitri dan Mahyudin, sementara tanggung jawab pekerjaan pengadaan berada di Padang baru dikirim lagi pada jaksa yang menangani perkara ini alkes kepada Rizal Efendi. Selain itu itu Juni 2013. Atmariadi dan Edmon Rizal. Dua perusahaan atau rekanan dalam isi surat notaris kedua terdakwa Rizal Efendi, rekanan pengadaan berhak memperoleh fee sebesar 2,5 tersebut memenangkan kegiatan pengaalkes tersebut menjelaskan, setelah persen dari masing-masing nominal daan alat kesehatan alat kedokteran dan kedua perusahaan lolos tender, namun anggaran kegiatan tersebut. kegiatan pengadaan alat kesehatan keduanya tidak sanggup melaksanakan Kemudian setelah keduanya dinya- puskesmas pembantu dan poskedes. kegiatan tersebut. Akhirnya Rizal takan sebagai pemenang untuk kegiatan PT.Graha Syifaa Mandiri memeEffendi yang melaksanakan pengadaan pengadaan Alkes tersebut, melalui Rizal nangkan pengadaan alat kedokteran dengan membuat akta kerjasama dengan Efendi terungkap penandatanganan umum senilai Rp789.348.000 sedangkedua terdakwa. kontrak untuk PT. Graha Syifaa Man- kan CV. Zamahra memenangkan pengaDalam perjanjian kerja sama antara diri milik Ikhwan Alham Diar dipal- daan alat kesehatan puskesmas Rizal Efendi dengan kedua terdakwa sukan atau ditandatangani oleh Rizal pembantu dan poskedes dengan nilai

anggaran Rp851.269.000,Akibat perbuatan kedua terdakwa, negara dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai mengalami kerugian dari CV. Zamahra senilai Rp184,3 juta dan PT. Graha Syifaa Mandiri senilai Rp355,6 juta sebagaimana laporan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumbat pada 29 Agustus 2013 lalu. Kasus tersebut merupakan lanjutan pengembangan kasus pengadaan alkes 2012, dalam kasus tersebut sudah banyak dijadikan terpidana salah satunya adalah mantan kepala Dinas Kesehatan Mentawai Warta Siritoitet selaku Pengguna Anggaran (PA), Gidion Sinambela selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Germinus selaku PPTK, Firdaus Ams PPHP, Rizal Efendi dan Reynold Oktavianto yang sudah menjadi terpidana dalam kasus yang sama. Anggaran yang diduga diselewengkan kedua terdakwa adalah anggaran pengadaan alat kesehatan, dimana pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Kesehatan Mentawai melakukan pengadaan alat kesehatan yang dananya bersumber dari APBD senilai Rp2.559.700.00. Anggaran tersebut dibagi dalam 3 kegiatan yakni pengadaan alat kedokteran umum senilai Rp789.348.000, alat kesehatan dasar puskesmas senilai Rp647.547.000 dan pengadaan alat kesehatan pustu dan poskedes senilai Rp851.269.000. (r)

Tersandung Kasus Narkoba, Oknum PNS Mentawai Divonis 4 Tahun Penjara PADANG-Oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Muhammad Iqbal (40) divonis hakim 4 tahun penjara, denda Rp800 juta atau subsidair 2 bulan kurungan penjara karena terdakwa terbukti melanggar pasal 112 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Rabu, 27 Mei lalu Vonis hakim tersebut lebih rendah dari tuntutan Jaksa Limra Mesdi yang menuntut 5 tahun penjara dan denda Rp800 juta subsidair 4 bulan penjara. Kasus terungkap saat polisi menggerebek penginapan KM 0 Tuapeijat Sipora Utara didalam sebuah

kamar Iqbal dan 3 orang rekannya diduga menyimpan dan memakai narkoba jenis sabu pada Sabtu, 22 November 2014 lalu sekitar pukul 21.40 WIB. Saat penggrebekan polisi melihat terdakwa mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya dan membuangnya ke lantai setelah diperiksa ternyata isinya uang senilai Rp233 ribu dan 9 bungkus plastik berisi sabu terdiri dari satu bungkus plastik klim ukuran besar berisi sabu dan enam paket sabu ukuran kecil serta dua bungkus plastic belum berisi. Dari penyelidikan polisi terungkap barang haram jenis sabu itu didapat terdakwa dari Rawono alias pak De dalam jumlah paket besar seberat

1,35 gram dengan nilai uang Rp6,5 juta. Untuk mengembalikan modal beli sabu tersebut Iqbal kembali menjualnya dalam ukuran kecil. Kepada Faisal, Maijun, King dan Erik Ombing (masuk DPO). Selain itu tiga orang teman Iqbal yang bersamanya saat digrebek, anggota Polres Mentawai berinisial AZ, dan dua orang wanita berinisial AT dan NV, tidak menjadi tersangka. Ketika dikonfirmasi kepada Kapolres Mentawai AKBP Reko Indro Sasongko pada Rabu, 20 Mei lalu, satu anggota polisi yang ditangkap dengan Iqbal dan 2 orang wanita tidak terbukti, setelah dilakukan tes

laboratorium. “Setelah kita proses mereka ternyata mereka bukan pengguna narkoba, namun mereka tetap dalam pantauan kita, jika kemudian mereka terlibat kita akan tangkap,” kata Reko. Sementara itu terdakwa Iqbal kepada Puailiggoubat usai putusan hukuman mengaku tidak menerima dihukum sendiri dan membantah keterangan Kapolres Mentawai.”Saya keberatan, sebab oknum polisi yang mengajak saya menyabu dan oknum tersebut yang menjemput saya ke rumah,” katanya. Pengakuan Iqbal, saat di penginapan satu orang cewek NV sudah ada di kamar. Kemudian datang lagi oknum anggota polisi berinisial AA

dan satu orang lagi anggota Polres, dua anggota polisi yang datang itu ikut memakai narkoba juga. “Kemudian ketika kami dibawa ke Padang dites di Bhayangkara saya dinyatakan negatif, sementara tiga oknum polisi itu dinyatakan positif, saya berharap mereka juga masuk, karena gara-gara mereka saya masuk, mereka itu pemakai saya melihat itu, kenapa sudah ditahan lepas pula. Sedangkan DPO saat ini masih berkeliaran di Tuapeijat,” jelas Iqbal. Dalam vonis tersebut majelis hakim dipimpin oleh Siswoatmono Radiantoro, beranggotakan Dinahayati Sofyan dan Sri Hartati. (trs/r)


MENTAWAINEWS Terdakwa Bonar membakar anak kandungnya di depan istrinya Patrisius Sanene

Puailiggoubat

5

Pembakar Anak Kandung Diancam 20 Tahun Penjara FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

erdakwa Bonar Ventura Sabeilai (34), warga Dusun Sirisurak, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Padang Senin, 18 Mei lalu. Ia didakwa karena membakar anak kandungnya Resianna (9), Januari lalu. Di kursi pesakitan, terdakwa Bonar yang mengenakan baju tahanan orange dengan celana katun coklat tua dikawal jaksa, saat menjalani siding terdakwa hanya menunduk. Pada sidang perdana digelar dengan agenda pembacaan dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Limra Mesdi, dengan ketua majelis hakim dipimpin Asmar yang beranggotakan Asriwati dan Yose Ana Roslinda. Dalam dakwaan jaksa, terdakwa Bonar dijerat pasal 80 ayat (3) dan ayat (4) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan hukuman maksimal 15 tahun dan atau denda Rp3 miliar, pada ayat (4) dijelaskan pasal 3 terdakwa bisa ditambah hukuman 5 tahun (menjadi 20 tahun) jika dilakukan oleh orang tua korban. Kemudian pasal pengganti yakni pasal 44 ayat (3) Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara atau denda senilai Rp30 juta. Usai mendengar dakwaan jaksa, pelaku menerima tanpa mengajukan eksepsi dan bersedia mengikuti proses sidang selanjutnya, pada sidang perdana kali ini terdakwa Bonar belum didampingi penasehat hukum namun Pengadilan Negeri Padang mempersiapkan pengacara untuknya bernama Nurhayati untuk mendampingi terdakwa pada agenda sidang selanjutnya. Pada sidang Senin, 25 Mei lalu, jaksa menghadirkan 6 saksi di persidangan, 6 saksi tersebut diantaranya orang yang mengetahui peristiwa pembakaran yakni Sartini, istri terdakwa, Reni Osmalia dan Ninang Sumitri, petugas medis setempat di Pustu Sirisurak yang pertama menangani korban, Saverius Sabeilai paman terdakwa, Herlimanto Sabeilai adik terdakwa yang kehilangan uang, dan Resmawanti Maita istri Herlimanto. Sartini menjadi saksi yang pertama kali dimintai keterangan, Sartini yang dibantu Benny menerjemahkan ke bahasa Indonesia, menjelaskan pada saat korban dimarahi oleh terdakwa tidak dapat berbuat apa-apa, namun ia tak

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

T

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

SIDANG - Bonar Ventura, pelaku pembakaran anak kandungnya Sirisurak, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah mendengarkan pembacaan dakwaan oleh jaksa di Pengadilan Negeri Padang menampik pembakaran tersebut dilakukan di depannya. Keterangan 6 saksi tersebut menceritakan kronologis kejadian pembakaran yang dilakukan terdakwa. Dari keterangan di persidangan misalnya dua petugas medis menjelaskan saat dibawa ke pustu tidak jauh dari rumah terdakwa, kondisi korban pada saat itu sudah terbakar 80 persen sekujur tubuhnya. “Kondisi ini sudah sangat kritis mesti ditangani secara cepat, kebetulan di pustu itu fasilitas tidak memadai sehingga kami rujuk ke Puskesmas Saibi,” kata Ninang Sumitri, perawat Pustu Sirisurak di persidangan.

Resmawanti, istri Herlimanto mengetahui suaminya kehilangan uang Rp100 ribu yang diletakkan dalam toples disimpan di sebuah rak kamar rumahnya, kemudian mengadu kepada terdakwa Bonar, dari situlah kemudian terdakwa memarahi anaknya hingga terjadi peristiwa pembakaran terhadap anaknya. Peristiwa pembakaran anak di Desa Saibi Samukop yang dilakukan Bonar Sabeilai tersebut berawal saat sedang tidur di rumahnya di Dusun Sirisurak, Desa Saibi Samukop diberitahu oleh anaknya bernama EM, korban telah mengambil uang Rp100 ribu milik

minyak tanah dari dalam kamarnya, kemudian menyiramkan minyak tersebut ke tubuh korban yang sedang duduk di lantai rumah hingga kepala dan baju-nya basah. Kemudian sambil menangis korban lari dalam rumah dan duduk kembali ke teras rumah dan terdakwa menghampiri korban sambil memegang mancis, lalu mengarahkannya ke tubuh korban. Sartini berusaha melarang terdakwa agar tidak membakar korban, terdakwa tidak

Herlimanto. Kemudian terdakwa keluar dari kamarnya dan pergi ke teras rumahnya, di teras tersebut Bonar bertemu Sartini sedang menggendong anaknya yang masih kecil, dan di teras rumah juga ada korban. Lalu terdakwa bertanya kepada korban, namun korban menjawab tidak tahu. Setelah itu terdakwa Bonar membawa korban ke dalam rumah dan kembali menanyakan tentang kehilangan uang tersebut, dengan suara keras dan marah-marah kepada korban, namun korban tetap menjawab tidak tahu. Selanjutnya terdakwa mengambil

menghiraukannya. Terdakwa kemudian menyalakan mancis yang ada di tangan dan membakar bagian bawah baju korban hingga tubuhnya terbakar, ketika tubuh korban terbakar sambil menangis korban langsung berdiri dan jatuh ke lantai. Kemudian terdakwa memegang kaki korban untuk menariknya ke selokan yang ada airnya di dekat rumah terdakwa, lalu setelah api di tubuh korban padam terdakwa mengangkat korban ke halaman rumahnya. Kemudian Herlimanto datang dan mengangkat korban untuk dibawa ke Puskesmas Pembantu Sirisurak yang tidak jauh dari rumah terdakwa untuk mendapatkan pertolongan. Karena fasilitas minim selanjutnya korban dibawah lagi ke Puskesmas Saibi Samukop naik pompong untuk mendapatkan perawatan, dari Puskesmas Saibi lalu korban akhirnya dirujuk lagi ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai di Tuapeijat yang jarak tempuh menghabiskan waktu sekitar 3 -4 jam menggunakan speedboat. Tiba pada Jumat, 23 Januari di RSUD di Tuapeijat korban dinyatakan telah meninggal setelah diperiksa oleh dokter. Hasil pemeriksaan dokter, korban mengalami luka bakar pada tubuhnya sesuai hasil visum dimana pada kepala, wajah, leher, badan, tangan, kaki, kulit terkelupas dan warna kulit putih (pucat) disebabkan oleh api. (r) FOTO:RINTO/PUAILIGGOUBAT

Buruknya Jalan dari Saibi ke Saliguma SAIBI SAMUKOP - Jalan yang menghubungkan Saibi Samukop ke Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah kondisinya sangat buruk dan membahayakan. Puailiggoubat melintasi jalan tersebut pada Kamis 22 Mei lalu Dari jembatan besar di Sirisurak, badan jalannya yang dibangun dari P2D Mandiri masih cukup baik, namun sempit akibat tak dibersihkan. Jalannya sudah seperti jalan setapak saja sebagian badan jalan tertutup rumput yang membuatnya licin dan bertonjolan dahan-dahan semak yang siap menggores seluruh tubuh, wajah serta mata. “Jalannya tak dibersihkan, kalau bersih masih ada jalan semen sampingnya yang mempermudah kita lalui, memang jalan di sini sangat berbahaya apalagi ketika hujan, kita harus berhati-hati karena licin akibat tak ada

perawatannya,” ujar Derikson Siribetuk, seorang warga Saibi. Selain jalan yang sudah menyempit bersemak, jalan tersebut juga licin bila hujan, pendakian dan penurunan yang begitu tajam ditambah lagi jembatan-jembatan yang sudah rusak parah siap menyambut para pengendara motor masuk kolong bila tidak berhati-hati. Tiba di jalan datar yang sudah memasuki areal Desa Saliguma, jalannya berlubang, licin dan berlumpur serta mengecil karena tertutup semak. “Di dataran sampai di Saliguma semua jalannya rusak, jalan dataran yang rusak ini kondisinya memperlambat jalan tidak bisa tergesa-gesa dan itulah kondisi jalannya,” kata Derikson. Kondisi jalan buruk ini bukan hanya jalan di Saliguma, di Desa Saibi Samukop sebagai Pusat Kecamatan Siberut Tengah, jalan rayakecamatan menuju sekolah,

RUSAK Jalan Raya Kecamatan Siberut Tengah rusak parah

puskesmas dan kantor kecamatan juga rusak. “Pemerintah jangan menutup mata, bayangkan saja kalau kita di puskesmas ada pasien yang mau dibawa maupun dirujuk, pasien malah bertambah sakit karena kondisi jalan ini yang rusak, kita berharap jalan kita yang rusak ini diperbaiki,” ujar Oktavianus Sanenek,operator Puskesmas Saibi Samukop yang sering merujuk dan

menjemput pasien untuk dibawa di puskesmas maupun ke Tuapeijat. Sementara itu jalan penghubung yang sudah rusak parah lainnya, jalan menuju SimoilalakSirisurak, Saibi-Subelen, dan untuk di pusat kecamatan jalan evakuasi dan perekonomian menuju bukit makin rusak, padahal usia jalannya belum bertahun-tahun dibangun. (rr/r)


6 Puailiggoubat

MENTAWAINEWS

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Kecamatan Sikakap Dapat 18 Paket P2D SIKAKAP - Kecamatan Sikakap mendapat 18 paket Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D) tahun ini, pekerjaan diutamakan untuk jalan penghubung antar dusun dan desa. Menurut Camat Sikakap Happy Nurdiana, untuk wilayahnya ada beberapa jalan yang menjadi prioritas pekerjaan P2D mandiri tahun ini seperti jalan lingkar yang menghubungkan Dusun Hvea dengan Dusun Sibaibai, jalan penghubung di Dusun Pinatetek, Desa Sikakap, dan jalan penghubung di Dusun Makukuet, Desa Matobe, serta jalan antar dusun di Desa Taikako. “Usulan disesuaikan dengan prioritas utama dan dikerjakan langsung oleh masyarakat, setiap satu paket P2D Mandiri mendapat Rp 50 juta,” ujarnya, Rabu 20 Mei. Pekerjaan diserahkan sepenuhnya pada masyarakat setempat, pencarian dana tiga tahap, tahap pertama 40 persen, tahap kedua 40 persen dan tahap ketiga 20 persen. ”Harapan kita bagi OMS yang mendapatkan pekerjaan hendaknya hasil pekerjaan sesuai dengan yang kita harapkan, hasil pekerjaan itu adalah kita bersama yang menikmatinya,” katanya. (spr/r)

Pustu Saliguma Butuh Kelengkapan Fasilitas SALIGUMA - Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan ke masyarakat, Pustu Desa Saliguma Kecamatan Siberut Tengah masih membutuhkan beberapa fasilitas berupa kasur pasien, listrik tenaga surya dan kendaraan dinas. Tenaga medis Pustu Saliguma Ari Saputra mengatakan fasilitas yang dibutuhkan di pustu berupa lampu tenaga surya dan kasur untukpasien dan kendaraan dinas. “Soal penerangan kita membutuhkan tenaga surya, memang ada genset tapi minyak di sini mahal, kasur untuk pasien serta kalau ada motor dinas untuk mempermudah melayani warga nantinya,” katanya Kamis 22 Mei lalu. Ari sudah bertugas di Pustu tersebut dua bulan selain dari fasilitas yang dibutuhkan selebihnya fasilitas Pustu sudah mencukupi dan obat-abatan untuk sementara cukup. “Biasanya warga di sini banyak terkena penyakit muntaber, namun obat masih sangat mencukupi dan pasiennya masih bisa kita tangani,” ujarnya. (rr/r)

Tiga Belas Dusun di Desa Saumanganya Belum Ada Listrik Kalau malam hari warga hanya menggunakan lampu sumbu sebagai penerangan

Supri Lindra

ebanyak tiga belas dusun di Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara belum mendapatkan penerangan listrik. Saat malam kondisi kampung gelap gulita. Menurut warga Dusun Manganjo, Kristian, kalau sudah malam di daerahnya tidak ada kegiatan sama sekali, sebab tidak ada listrik sebagai penerangan, kalaupun ada penerangan berasal dari genset pribadi yang hidup pukul 18.00 WIB sampai 22.00 WIB. “Kita berharap pemerintah dapat membangun pusat listrik secepatnya, supaya anak-anak belajar pada malam hari tidak lagi mengunakan lampu sumbu dari minyak tanah,” katanya, Senin 4 Mei lalu saat acara pengukuhan Camat Pagai Utara di Gereja Kristen Protestan Mentawai Desa Saumanganya. Sementara Kepala Dusun Pasapuat Alisman mengatakan, di Desa Saumanganya terdapat 13 yang dusun belum mendapatkan penerangan listrik mulai dari Dusun Manganjo sampai Dusun Mapinang Utara, padahal di Dusun Pasapuat ada

S

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

serius silahkan buat proposal permohonan, tentu harus ada surat hibah tanah atau lokasi tempat akan dibangun pembangkit listrik tersebut, tujuannya agar tidak ada masalah nanti,” ujarnya. Kata Korta, kalau ada proposal tersebut nanti di anggaran perubahan akan dianggarkan dana untuk melakukan survei lokasi pembangkit listrik tersebut. “Proposal permohonan SEGERA MILIKI LISTRIK - Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara yang bakal teraliri masyarakat untuk membangun pemlistrik bangkit listrik tersumber air terjun yang cocok untuk ditandatangani langsung oleh masya- sebut kami tunggu,” katanya. dijadikan pembangkit listrik tenaga air. rakat, surat hibah tanah, lokasi akan Berdasarkan data jumlah kepala “Kalau pemerintah susah mem- dibuat pembangkit listrik air, termasuk keluarga di 13 dusun tersebut yakni, buat pembangkit listrik tenaga die- jumlah kepala keluarga yang mem- Dusun Ma-nganjo 52 KK, Dusun sel, jadikanlah air terjun sebagai pem- butuhkan listrik tersebut, proposal Manganjo Utara 51 KK, Dusun bangkit listrik tenaga air,” katanya. harus diketahui kepala dusun, kepala Manganjo Selatan 53 KK, Dusun Gulu-Guluk Ruba 53 KK, Dusun Mendengar keluhan tersebut, desa, dan camat,” jawabnya. Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet Wakil Ketua DPRD Mentawai Gulu-Guluk 55 KK, Dusun Pututukat yang berkunjung ke daerah itu berjanji Kortanius Sabeleake yang juga hadir 26 KK, Dusun Pujaringan 66 KK, akan mencari solusi, dan Bupati mengatakan, Dusun Cimpungan, Dusun Pasapuat 60KK, Dusun meminta warga membuat propo- Desa Matobe, Kecamatan Sikakap, Tunang Tuggut 67 KK, Dusun sal permohonan pembangunan pem- sekarang sudah menikmati listrik 24 Mabulau Buggei 73 KK, Dusun jam, sumber pembangkit listriknya Bubukku 29 KK, Dusun Pinairuk bangkit listrik. 45KK, dan Dusun Mapinang Utara “Dalam proposal tersebut harus dari air terjun. “Kalau masyarakat betul-betul 69 KK. (spr/r) ada surat pernyataan masyarakat

Judi Togel Merambah Ibu-ibu dan Pelajar di Sikakap SAUMANGANYA-Maraknya judi di tengah masyarakat seperti togel singapura dan hongkong dan judi kartu remi di Sikakap membuat Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet geram dan meminta camat memberantasnya. “Camat merupakan pimpinan wilayah, setiap pimpinan itu berhak melakukan tindakan untuk memberantasnya seperti judi, judi merupakan penyakit masyarakat yang harus diberantas, kalau terus dibiarkan tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat,” katanya, Senin, 4 Mei lalu. Dampak dari judi itu bisa mengakibatkan kriminalitas seperti pencurian dan kasus lainnya. Kalau terjadi kriminal tentu si pelaku akan berurusan dengan pihak kepolisian, akibatnya yang rugi itu tentu

masyarakat dan keluarganya. Pemberantasan judi tidak bisa sendiri, perlu dukungan dari masyarakat, kalau masyarakat mendukung tindakan dari camatnya tentu semua berjalan dengan lancar. “Camat itu adalah milik seluruh masyarakat, sudah sewajarnya masyarakat mendukung kerja dari camatnya, jangan ada lagi kata dia itu bukan camat saya. Sekarang ini mulailah memberantas judi demi generasi penerus Mentawai,” ujarnya. Sementara Oreste Sakeru, tokoh masyarakat Desa Matobe, Kecamatan Sikakap mengatakan, judi merupakan penyakit masyarakat yang harus diberantas, sekarang ini judi bukan hanya main kartu remi saja, tapi sudah ada togel. Di Desa Sikakap yang ikut bermain judi sekarang bukan hanya bapak-bapak

saja lagi, bahkan kaum ibu-ibu tidak mau ketingalan, selain itu anak-anak sekolah juga ikut membeli togel. “Kalau hal ini dibiarkan bisa merusak generasi penerus

Mentawai, untuk itu jalan satusatunya judi kartu dan togel harus diberantas sampai ke akar-akarnya,” katanya. (spr/r)

PKK Siberut Tengah Buat Tong Sampah SAIBI SAMUKOP - Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Siberut Tengah bergotong royong bersama membuat tong sampah dari bambu, Selasa 26 Mei lalu. “Rencana kita mau pergi mengambil bambu untuk membuat tong sampah dan untuk sementara kita buat empat tong sampah di setiap dusun, satu tong sampah untuk satu dusun yang ada di kecamatan kita ini,” kata Roslina Sabattilat, Ketua Pokja 1 PKK Kecamatan Siberut Tengah. Roslina menyebutkan, gotong-royong ini merupakan program PKK Kecamatan tahun ini sebab di lingkungan banyak bertebaran sampah sembarang. “Kita melakukan ini untuk aksi bersih lingkungan agar terhindar dari penyakit, selain buat tong sampah juga sudah dilakukan sosialisasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” katanya. (rr/r)


MENTAWAINEWS Pelaku Pemerasan dan Perusakan Camp PT MPL Sikakap Disidangkan PADANG-Hasael Samangilalai (42), warga Dusun Taikako Hulu, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap yang diduga melakukan pemerasan dan perusakan terhadap Camp PT. Minas Pagai Lumber di Sikakap, menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Padang padaKamis, 28 Mei lalu. Pembacaan dakwaan oleh Jaksa Limra Mesdi menyatakan Hasael dijerat pasal 368 ayat(1) KUHP tentang Pemerasan dan Pengancaman, atau pasal 170 ayat (1) KUHP tentang Kejahatan dan Ketertiban Umum atau pasal 406 ayat (1) jo pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP tentang menghancurkan dan merusakkan barang. Menurut Limra, kasus ini bermula saat terdakwa meminta penambahan ganti rugi atas kerusakan goa sarang burung wallet milik terdakwa, padahal saat itu terdakwa telah menerima uang Rp31,2 juta dari PT. Minas Pagai Lumber (MPL) sesuai dengan kesepakatan pada 19 September 2014. Namun kenyataannya, terdakwa kembali meminta uang ke PT. MPL senilai Rp26 juta. Merasa tidak ada tanggapan dari PT. MPL, terdakwa mendatangi Camp PT. MPL untuk melakukan pembongkaran FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

pada Rabu, 25 Februari 2015 pukul 14.00 WIB di KM 18 yang berada di Desa Taikako. Terdakwa mengajak anaknya Harestia Rahmad dan Holmes Tiboi Kerei dengan membawa peralatan berupa satu buah palu, dua bilah parang, dan satu liter pertamax, kemudian menyuruh kedua anaknya untuk melakukan pembongkaran atap seng satu per satu di camp milik PT. MPL menggunakan palu, sementara terdakwa menunggu di bawah dengan memegang dua bilah parang agar tidak ada orang yang melarang saat anaknya melakukan pembongkaran. Ketika salah satu Karyawan PT.MPL bernama Sarge Sapalakkai dan Markus Samaloisa melarang, terdakwa mengancam agar jangan mengganggu tindakan pembongkaran seng yang dilakukan anaknya, namun terdakwa juga mengancam jika permasalahan itu tidak selesai juga terdakwa berencana akan membakar camp tersebut. Seng pun berhasil dibongkar sebanyak 74 lembar dan mereka pulang karena waktu sudah mulai gelap. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya terdakwa ditangkap polisi pada 26 Februari lalu. (trs/r)

Suwardi membantah dirinya ikut menikmati Dana Alokasi Khusus (DAK) pengadaan mebeler

Puailiggoubat

7

Kasus Korupsi DAK Pendidikan 2009

Suwardi Serahkan Bukti Baru FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Patrisius Sanene

S

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

uwardi, terpidana kasus korupsi Dana Alokasi Khusus Dinas Pendidikan

Mentawai tahun 2009 menyerahkan bukti baru (novum) ke Mahkamah Agung melalui majelis hakim Pengadilan Negeri Padang, 28 Mei lalu. Mantan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana TK/SD di Dinas Pendidikan Mentawai ini divonis 5,5 tahun oleh majelis hakim dalam persidangan 17 Juli 2012 lalu. Menurut Suwardi, bukti baru itu menepis dirinya ikut menikmati Dana Alokasi Khusus (DAK) pada kegiatan pengadaan mebeler 2009 di Dinas Pendidikan Mentawai. “Hasil audit Badan Pemeriksaan Keuangan Pembangunan (BPKP) pada 20 Desember 2012 seluruh kerugian negara senilai Rp567 juta yang didakwakan kepada saya telah melakukan tindak pidana korupsi ini tidak terbukti, yang menikmati dana ini adalah Tarminta Sakerebau dimana hasil audit ini juga ada dalam putusan Tarminta di Pengadilan Negeri (PN), Pengadilan Tinggi (PT), hingga kasasi Tarminta, inilah bukti baru sehingga saya mengajukan Peninjauan Kembali (PK),” kata Suwardi kepada Puailiggoubat usai menyerahkan bukti baru kepada

SIDANG PK -Suwardi mengikuti sidang peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Padang ketua majelis hakim Jamaluddin serta hakim anggota Sapta Djaharja dan Muhammad Takdir. Pada sidang penyerahan bukti baru, Suwardi datang ke Pengadilan Negeri Padang dikawal dua petugas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Muaro Padang, namun saat penyerahan novum kepada jaksa dan hakim di persidangan, Suwardi datang tanpa didampingi kuasa hukum. Usai penyerahan novum, sidang ditunda majelis hakim untuk menunggu tanggapan jaksa terhadap novum

Suwardi, yang dijadwalkan 4 Juni mendatang. Suwardi divonis atas kasus korupsi pengadaan mebeler yang seharusnya dilakukan secara swakelola 41 sekolah di Mentawai, namun kegiatan ini diambil alih oleh Dinas Pendidikan. DAK dana pendamping dicairkan kepada 41 SD yang ada di daerah Sikakap sekitar Rp3,2 miliar untuk pembangunan, renovasi sekolah dan pengadaan mebeler sekolah, kemudian dengan alasan waktu pengerjaannya yang sudah mepet Suwardi diperintahkan

Tarminta, mantan Kepala Dinas Pendidikan mengambil alih pekerjaan tersebut. Tindakan Suwardi yang menjabat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada kegiatan pengadaan mebeler pada waktu itu telah melanggar Peraturan Menteri Pedidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 3 tahun 2009 dan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dimana dalam aturan tersebut berbunyi bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah yang mendapat DAK. (r)

BKD Minta Warga Awasi PNS Bolos SAUMANGANYA- Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Oreste Sakeru meminta masyarakat mengawasi kinerja PNS karena PNS sudah banyak difasilitasi negara. Hal itu dikatakan Oreste saat melakukan kunjungan ke Desa Saumanganya, Pagai Utara, 4 Mei lalu. Pegawai tidak masuk selama lima hari, kata Oreste, harus ditegur sebab sudah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil. PNS tidak hanya menerima gaji, tapi diberikan juga tunjangan daerah (tunda) yang besarnya disesuaikan dengan lokasi dimana PNS tersebut bertugas. “Tidak ikut apel satu kali saja tundanya dipotong sekitar 0,3 persen dari besar tunda diterimanya, apa lagi tidak masuk tanpa keterangan,” jelasnya. Oreste menegaskan, menjadi

PNS tidak ada paksaan, kalau ada PNS tidak sanggup dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah silakan mengundurkan diri. PNS merupakan pelayan masyarakat, untuk itu berikanlah pelayanan yang maksimal sehingga masyarakat betah dan tidak merasa takut bila bertemu langsung dengan pegawai. “PNS berkerjalah dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, ke depan dalam anggaran perubahan nanti akan diusulkan dana untuk tim pemantau dan pengawasan PNS,” ujarnya. Selain kerjanya memantau dan mengawasi, tim ini juga bertugas menilai PNS yang rajin, disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. “Bagi PNS yang mendapatkan nilai terbaik akan diusulkan mendapatkan penghargaan ke Bupati,” ucapnya. Sementara Wakil Ketua DPRD Mentawai, Kortanius Sabeleake

dalam kunjungan yang sama mengatakan, kalau tidak masuk sementara gaji terus dibayarkan, berarti gaji yang diterima tersebut sudah termasuk korupsi. “Uangnya haram diberikan kepada keluarga,

untuk itu masyarakat wajib untuk melakukan pengawasan dan tolong laporkan siapa pegawai negeri sipil tidak masuk kerja tersebut,” tegasnya. (spr) FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

LAYANI WARGA - Seorang petugas Dukcapil di Kecamatan Siberut Utara melayani warga yang mengurus akta kelahiran


MENTAWAINEWS Oknum berinisi JA sebagai ketua pokjanya meminta uang senilai Rp125 juta, kemudian ditawar turun menjadi Rp75 juta dan kembali turun menjadi Rp60 juta.

Puailiggoubat

8

Oknum PNS Diduga Palak Kontraktor Rp125 Juta FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Rus Akbar Bambang Sagurung

eorang oknum PNS yang bertugas sebagai Kelompok Kerja (pokja) untuk pembangunan jalan trans Mentawai diduga memalak seorang kontraktor agar lolos tender. Percakapan permintaan uang itu sempat direkam Bangun Hermanto, kontraktor dari CV. Surya Rafli Mandiri menggunakan telepon genggam. Bangun yang baru pertama kali ikut tender proyek jalan di Mentawai mengaku dipalak LA, Ketua Pokja tender untuk proyek jalan SikakapTaikako, Kecamatan Sikakap. Bangun mengaku diminta uang sebesar Rp125 juta, namun setelah ditawar turun menjadi Rp75 juta, karena Bangun tidak sanggup maka harga turun lagi Rp60 juta. Namun Bangun Hermanto tak mau membayar akhirnya pelelangan jalan Sikakap senilai Rp4,65 miliar digagalkan dengan alasan dukungan peralatan (ponton dan crane on track) tidak sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen seperti yang tertera dalam situshttp://lpse.mentawaikab.go.id/ eproc/publicberitadetail/658489, surat itu diunggah pada 27 Mei 2015 pukul 15.49 WIB. Bangun Hermanto kepada Puailiggoubat, Kamis 28 Mei 2015 menjelaskan, tender tersebut baru pertama dia ikuti dengan PT. Surya Rafli Mandiri untuk membangun jalan 1,8 kilometer. Saat pelelangan pada Mei lalu, ada 15 perusahaan yang ikut namun hanya dua yang lolos dalam seleksi tersebut. “Pertama PT. Lubuk Minturun Konstuksi Persada (LMKP) dan kedua PT. Surya Rafli Mandiri. saat itu kita menawar Rp4,4 miliar,” ujarnya. Namun karena PT. LMKP sudah melewati limit jumlah nominal proyek yang dikerjakan dimana saat itu dia mendapat proyek di Sikakap senilai Rp32 miliar dan proyek Siberut Rp15 miliar. “Pada saat itu kita dapat informasi orang Dinas Pekerjaan Umum, katanya kita menang bay,” ucapnya. Karena informasi tersebut selama pengumuman, empat kali tim Kelompok Kerja (Pokja) datang ke kantor PT. Surya Rafli Mandiri, timnya ada tiga orang dengan ketua LA, anggotanya J dan T. “Saat klarifikasi itulah muncul permainan-permainan mereka, mereka

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

S

TRANS MENTAWAI - Lokasi dibangun jalan trans Mentawai Desa Taikako, Kecamatan Sikakap datang tidak pernah minta tanda tangan cuma nanya deal-deal bagaimana supaya berjalan dengan lancar,” ujarnya. Namun persis diingat Bangun Hermanto pada 13 Mei lalu, saat itu ketiga orang tim Pokja itu datang ke Padang untuk mengklarifikasi lagi. Cara mereka mengklarifikasi pemenangan tender ini dari awal sudah tidak enak. “LA ini minta uang pada kita, katanya mau ulang tahun, rencana akan dirayakan di sebuah kafe dengan temantemannya, namun itu tidak kita kasih,” ujarnya. Kemudian keesokan hari, mereka datang lagi ke kantor PT. Surya Rafli Mandiri untuk memeriksa bahan-bahan dokumen yang kurang lengkap, mereka juga menyuruh pihak kontraktor

menyuruh melengkapinya. Setelah itu Bangun Hermanto pulang dan makan. “Setelah itu, tim menghubungi saya untuk datang ke pelabuhan, di sana ada anggotanya bernama J mau ke Jakarta. Sebelum ke bandara diatas mobil JA minta uang Rp125 juta, katanya supaya ini diumumkan sebagai pemenang secepat, mendengar angka-angka seperti itu kita terkejut. Kita murni baru perdana ingin belajar kalau langsung diajarkan yang kurang ajar tentu kita tidak mau, kita tolak,” katanya. Tak menerima permintaan itu akhirnya dia melapor ke Inspektorat, kata pihak Inspektorat tolong rekam kalau dia minta uang sebagai bukti nantinya. Pada Selasa 26 Mei 2015 pukul

20.00 WIB, Bangun Hermanto menghubungi LA, saat itulah Bangun merekam pembicaraannya lewat telepon dengan durasi 4 menit 10 detik. Dalam pembicaraan tersebut LA mengurangi tawarannya dari Rp125 juta turun menjadi Rp75 juta dengan syarat, Bangun nanti memberitahukan anggotanya LA, dia hanya membayar Rp60 juta, sementara Rp15 juta jatah LA di luar Rp60 juta. Untuk pembayaran dibagi dalam dua tahap, tahap pertama dibayar Rp50 juta dan selebihnya setelah pengumuman. Setelah lobi-lobi dilakukan Bangun Hermanto kepada LA akhirnya turun menjadi Rp60 juta dengan catatan 1 persen jatah murni LA, meski seperti itu Bangun tak mau membayarnya.

Rekaman Percakapan Antara Bangun Hermanto (BH) dan LA, 26 Mei 2015 Pukul 20.00 WIB LA: Hallo lae BH: Ia Lae, ini A (disamarkan) baru nelpon saya lae LA: Iya BH: Dia nanya yang apanya, apa namanya cerita pemenangannya ini, gimana ceritanya ini, gimana ceritanya ini lae? LA: Tapi mau lae…..(tidak jelas) BH: Maksud saya supaya saya bilang juga sama dia kan gimana kira-kira berapa yang kita minta lae LA: Apanya? BH: Ya, supaya ini

dimenangkan ini supaya kasih tahu sama dia kan LA: Ya gimana mau kubilang lae, kan sudah apa…. BH: Karena saya kan banyak kerja itu saya lae, jadi tidak bisa saya lae, jadi saya arahkan sama dia saja aja LA: ooo…gitu BH: Hmm… LA: iya..iya..itulah tapi kalau memang nggak berminat lagi orang lae BH: Nggak kan maksud saya supaya saya teruskan sama dia, itu maksud saya LA: Ooo…gitu, ya bisa, udah dilengkapi, udah selesai dilengkapi

abang itu kan? BH: Kayaknya sudah, tadi saya telepon dari Tuapeijat sudah lengkap semua katanya LA: Ooo…ya udah gitulah lae kalau memang apakan.. BH: Kan bagus maksud saya bagus tahu, pasti-pastikan supaya saya sampaikan supaya tidak ngeper-ngeper lagi maksud saya. ke halaman 11

Maka pada tanggal 27 Mei 2015 PT. Surya Rafli Mandiri dinyatakan gagal dengan Nomor : 05/ PokjaJKPJSIKAKAPTAIKAKO/ULPKKM/V-2015. “Saya bukan mencari sensasi soal ini, saya ingin Mentawai betul-betul dibangun secara baik tanpa ada minta-minta uang seperti oknum tersebut, saya juga tidak berharap untuk menang, ya kalau kalah ya kalah saja tapi ini secara baik,” tuturnya. Bangun berharap Inspektorat dan Bupati mau mengoreksi bawahannya, staf-stafnya tidak benar melakukan pekerjaannya. “Kita tidak berharap dapat proyek itu, ini supaya tidak terulang lagi sama kontraktor lain, hancurnya kontraktor di Mentawai mungkin karena ada kutipan-kutipan seperti ini,” katanya. Bangun mengaku, sudah melaporkan kejadian itu kepada Bupati melalui telepon, termasuk Inspektorat. Saat itu menurut Bangun, Bupati berpesan agar dia tidak melayani hal-hal seperti itu. “Dia juga meminta kepada saya untuk menyampaikan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum, sementara pihak Inspektorat meminta rekaman tersebut,” katanya. Selain karena digugurkan, rencananya Bangun Hermanto akan memberikan sanggahan kepada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Mentawai. Terkait adanya oknum PNS Mentawai yang melakukan pemerasan terhadap kontraktor yang mengikuti proses penawaran, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Mentawai Asmen Simanjorang mengatakan tak mendapat informasi terkait hal tersebut. “Kita baru dapat informasinya dan ini akan kita tindaklanjuti kebenarannya,” katanya pada Puailiggoubat, Jumat, 29 Mei lalu. Dikatakan Asmen, oknum PNS yang berinisial LA tersebut bukan staf di Dinas Pekerjaan Umum Mentawai. “Oknum PNS tersebut bukan staf di Dinas PU, namun mereka dari SKPD lain yang merupakan unit bagian pelelangan,” katanya. Wakil Bupati Mentawai, Rijel Samaloisa yang diminta tanggapannya terkait hal ini mengatakan pemerasan terhadap kontraktor yang mengikuti proses lelang merupakan sebuah pelanggaran . “Pihak kontraktor yang diperas untuk menyampaikan hal ini secara tertulis kepada Bupati, Inspektorat untuk dapat diproses,” katanya. Sementara LA yang sudah dicoba dihubungi beberapa kali telepon tidak ada respon, dikirim pesan singkat tidak dibalas, bahkan dicari di dinas terkait di Tuapeijat namun tidak ditemukan. (r/bs)


MENTAWAINEWS Dinsosnakertrans Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan SIKAKAP-Dinas Sosial Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kepulauan Mentawai memberikan sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, Selasa, 5 Mei lalu, di kantor Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap. Menurut Sekretaris Dinsosnakertrans Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jarson, tujuan dari sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan adalah agar masyarakat pelaku kerja mengetahui betapa pentingnya BPJS ketenagakerjaan ini. Sosialisasi dilaksanakan langsung di kecamatan yang tujuannya agar masyarakat dapat mengetahui dan mendengar langsung serta dapat menyentuh ke masyarakat bawah. “Harapan kita kepada pelaku pekerjaan, pemberi pekerjaan, dan pegawai negeri sipil, polisi dan TNI sudah ada BPJS ketenagakerjaannya, bila ada kecelakaan baik yang bersifat permanen atau tidak, peserta BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan santunan langsung, kalau yang belum bergabung ke BPJS ketenagakerjaan silahkan secepatnya bergabung,” jelasnya. Sementara staff BPJS Ketenagakerjaan Sumatera Barat Mujahidah mengatakan, setiap perusahan wajib memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada karyawannya, sebagai jaminan keselamatan dan asuransi di hari tua. BPJS Ketenagakerjaan ada dua macam, yakni BPJS Ketenagakerjaan dibuat langsung oleh pelaku usaha untuk karyawannya, dan BPJS Ketenagakerjaan Mandiri atau sistem bayar sendiri. “Kalau kita sudah masuk BPJS Ketenagakerjaan ada beberapa keuntungan yang diperoleh diantaranya jaminan kematian, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan kecelakaan kerja,” jelasnya. Syafruddin, narasumber dari Disnakertrans Provinsi Sumatera Barat menuturkan, sesuai dengan Upah Minimal Propinsi (UMP) Sumatera Barat sebesar Rp 1.615.000. “Kalau pengusaha memberikan upah di bawah itu berarti pengusaha sudah menyalahi aturan yang telah disepakati pekerja dengan Gubernur Sumatera Barat,” ujarnya. (spr/r)

Puailiggoubat

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

9

Lima Warga Pukarayat Keracunan FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Tim kesehatan masih melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian dan melakukan uji laboratorium penyebab lima warga keracunan

airnya saja tapi makan subbet malah keracunan,” katanya. Kepala Puskemas Mapaddegat, Marinus Bakat Kunen, membenarkan kejadian sebelum dilarikan ke RSUD, para korban sempat dibawa ke Puskemas itu karena kondisi kritis dan peralatan medis kurang mereka dirujuk di rumah sakit.

Bambang Sagurung Rus Akbar

L

ima warga Dusun Pukarayat Desa Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara ter-

paksa dilarikan ke RSUD Mentawai setelah kera-cunan memakan hewan yang tinggal di karang atau dikenal dalam bahasa Mentawai gerebat pada Rabu, 27 Mei lalu. Lima warga tersebut diantaranya Intan (47), Janas (47), Perawati (45), Jumelsen (15) dan Nikendini (10). “Kita tidak tahu apa sebenarnya yang menyebabkan mereka keracunan karena ada yang makan ikan gerebat jadi keracunan dan ada juga yang makan tapi tidak keracunan,” kata Elipas salah seorang pihak keluarga korban pada Puailiggoubat, Jumat, 29 Mei lalu. Menurut Elipas, yang makan ikan gerebat 18 orang, namun keracunan hanya lima orang. “Dan dari lima orang ini tidak juga makan ikan gerebat, ada juga yang tidak makan.

DIRAWAT - Korban keracunan sedang dirawat di RSUD Mentawai Makanya kita masih bingung sebenarnya apa yang menyebabkan mereka keracunan,” katanya. Dikatakan Janas, salah seorang korban keracunan, pada Selasa, 26 Mei mereka makan ikan gerebat hasil tangkapan keluarga dan ikan itu juga dibagi-bagikan pada tetangga. Pada malam harinya sudah terasa pusing dan mual, namun belum dihiraukan. Keesokan harinya sisa ikan gerebat itu kembali dimakan yang menyebabkan Intan, Janas dan Perawati pusing dan mual. “Jumelsen dan Niken mereka tidak makan ikannya, tapi kena juga. Saya hanya makan sedikit tapi kena,”

katanya. Sementara Oparti (12) yang makan ikan gerebat tidak kena karena waktu makan ikan dia tidak makan campur dengan subbet (keladi). “Saya hanya campur ikannya dengan nasi. Kalau yang lain makan dengan subbet,” katanya. Dikatakan Elipas, kebiasaan masyarakat Pukarayat bila makan ikan gerebat selalu dibarengi dengan subbet karena cocok sambil kuah ikannya. “Mungkin juga keluarga kita ini keracunan dari keladi yang diolah menjadi subbet, karena kalau kita lihat ada yang makan ikan tapi tidak keracunan, ada yang hanya minum

“Memang ada lima orang datang ke tempat kita, mereka mengalami keracunan, tapi sudah dirujuk ke RSUD Mentawai. Keracunan itu disebabkan makan kerang, mereka muntah-muntah dan kepala pusing,” ujarnya. Tim kesehatan sudah turun sehari setelah kejadian itu di Pukarayat untuk melakukan investigasi penyebab keracunan lima warga setempat. “Kita belum tahu penyebab keracunan tapi kita melakukan penyelidikan dan sampel makanan untuk mengetahui penyebab keracunan warga tersebut,” katanya. (r)

Tiga Ratus Guru TK dan PAUD Terima Insentif SIKAKAP-Sebanyak 300 orang guru Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (TK dan PAUD) Mentawai akan menerima insentif pada Juni 2015. Guru yang menerima gaji insentif itu berasal 148 sekolah TK dan PAUD dari 175 TK dan PAUD yang resmi terdaftar di DinasPendidikan. Jumlah sekolah penerima itu lebih banyak dibanding tahun 2014 hanya 130 sekolah. Kepala Bidang TK /PAUD Dinas Pendidikan Mentawai Mateus Lajo mengatakan insentif akan diterima guru TK/PAUD per bulan Rp 500 ribu, dan akan dibayarkan per semester atau sekali enam bulan. Sistem pembayarannya melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan masingmasing kecamatan. “Ada petugas dari Dinas Pendi-dikan untuk pembagian dana insentif dan sekaligus membuat ampranya sehingga guru-guru tidak

penting lagi ke Tuapeijat. Anggaran untuk tahun ini jumlah 300 orang guru sudah tersedia untuk pencairan berikutnya Desember tahun ini, tahun lalu penerima insentif hanya 250 orang dan per bulannya Rp 300 ribu,” katanya kepada Puailiggoubat Sabtu, 30 Mei lalu saat kunjungan

acara wisuda gabungan Tk/ Paud seKecamatan Sikakap. Meski 148 TK/PAUD menerima insentif, ada juga guru di sekolah tersebut tidak menerima dana insentif karena persyaratan tidak lengkap sesuai Peraturan Bupati seperti baru satu tahun mengajar dan guru FOTO:LEO/PUAILIGGOUBAT

DIALOG - Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet berdialog dengan guru di Sikakap

tersebut pendidikannya tidak tamat SMP. “Kalau tamatan SMP minimal pengabdian mengajar selama tiga tahun itu adalah syaratnya,” katanya. Satu sekolah itu ada satu atau dua orang yang tidak menerima insentif, Mateus Lajo mengusulkan bagi guru yang tidak tamat SMP dan SMA untuk mengikuti paket B dan paket C agar bisa diupayakan ke depan mendapat insentif. “Bagi yang belum mendapat diusahakan tahun depan mendapatkannya,” ujarnya. Sementara Linda, guru Paud Ogok Raflesia, Dusun Sarere, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap mengatakan sudah empat tahun menjadi guru pendidik guru di PAUD Raflesia hanya dua orang yang dapat. “Satu orang belum mendapat insentif tahun lalu, belum tahu tahun ini ada atau tidak ada tapi dia tetap menjadi guru aktif,” katanya. (leo/r)


MENTAWAINEWS Tak ada lagi alasan putus sekolah karena jauh dari jangkauan

Leo Marsen

ahun ini akan dibangun delapan SMA dan SMP di daerah Mentawai, hal itu dikatakan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dalam dialog dengan guru pada Sabtu 30 Mei lalu. Menurut Yudas untuk mengejar ketertinggalan Mentawai di bidang pendidikan akan dibangun tiga SMA dan lima SMP. “Itu merupakan komitmen saya membangun sumber daya manusia dengan pendidikan, majunya suatu daerah karena pendidikan,” katanya. Lanjut Yudas, sudah 70 tahun Indonesia merdeka belum ada putraputri Mentawai memiliki pangkat perwira di kepolisian, TNI, pejabat di kantor Gubernur, di perusahaan besar sebagai pejabat di daerah lain. “Ini karena sumber daya manusia kita masih kurang, baik kesehatan maupun pendidikan,” katanya. Sampai saat ini untuk usia SD 6-12 tahun, dari data 2013, usia tersebut 93 persen tidak mengecap pendidikan. Sedangkan untuk usia 12-15 (tingkat

T

Puailiggoubat

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

10

Tahun Ini Delapan SMA dan SMP Dibangun di Mentawai kecamatan, SMA ada tiga yaitu di Pagai Selatan, Pagai Utara dan Siberut Barat di Betaet,” katanya. Sementara untuk SMP ada lima sekolah yang akan dibangun tahun ini, Makalo Kecamatan Pagai Selatan, di Taraet Sipora Selatan, Saliguma Siberut Tengah, Sotboyak Siberut Utara, Simalikbeg Siberut Barat. “Suka tidak suka yang penting sekolah kita bangun dan menjadi program percepatan mutu pendidikan, kita lihat masa depan jangan DIALOG - Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet melakukan dialog terkait pembukaan sekolah pesimis tapi optimis untuk membangun sumber daya di aula pastoran Sikakap manusia, mari kita bersamaSMP) sekitar 46 persen yang tidak sekolah karena kurang pengawasan, sama memajukan pendidikan,” katanya sekolah, sementara untuk usia 15-18 akibat jauh dari orang tua. Sementara Kepala Dinas Pendi“Untuk mengatasi putus sekolah dikan Mentawai Sermon Sakerebau (tingkat SMA) masih ada 54 persen tidak sekolah. Semuanya dengan alasan dan tidak ada alasan lagi anak sekolah menyampaikan nilai UN paling rendah sekolah jauh dari jangkauan daerahnya, melanggar norma yang tidak baik, untuk di Sumatera Barat dari 19kabupaten/ sehingga anak- anak banyak putus itu kita akan bangun sekolah di setiap kota adalah Mentawai, untuk itu Pemda

membangun sekolah unggul. Di SMA 2 Sipora yang siswa-siswanya yang akan masuk dengan seleksi nilai unggul, sehingga Mentawai menciptakan putra -putri mampu bersaing dengan sekolah -sekolah di daerah lain. “Jangan nomor urut terakhir terus kita,” katanya. Lanjut Sermon saat ini sedang menyeleksi SMP unggul, bukan saja siswa yang akan diseleksi kemampuannya tapi juga guru pendidik yang akan tereliminasi jika kemampuan mengajar kurang. “Ini program percepatan mutu pendidikan,” katanya. Dialog Bupati Mentawai tersebut diikuti Kepala Dinas Pendidikan Sermon Sakerebau, Kepala Bidang SMP/SMA Qaimasir dan KepalaBidang TK/PAUD Mateus Lajo beserta Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap Salvator Sakoikoi beserta kepala sekolah dan majelis guru SMPN 1 Pagai Utara Selatan, guru SD, guru TK/PAUD dan NGO di ruang majelis guru di SMPN 1 PUS. (r) ADVERTORIAL

HUT PKDP Kecamatan Sikakap ke- 6 Dihadiri Bupati Mentawai SIKAKAP - Peringatan Hari Ulang Tahun keenam Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Propinsi Sumatera Barat pada Sabtu, 30 Mei lalu dihadiri rombongan Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai Sarmon Sakerebau, Kabag Humas Joni Anwar, Sekretaris Persa-tuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Provinsi Sumatera Barat, Guspen Khairul, Ketua PKDP Kabupaten Kepulauan Mentawai Muhammad Irsal. Acara tersebut juga dihadiri Camat Sikakap Happy Nurdiana, Kanit Reserse Polsek Sikakap Ipda Rosa Harisman, Kepala Puskesmas Sikakap Oroana dan Jan Winnen Sipayung, Ketua DPC

PDIP Kabupaten. Menurut Ketua Pelaksana HUT PKDP ke-6, Kecamatan Sikakap Hardimansyah, acara ini diisi bazar pada malam hari, pertandingan pop solo daerah, lomba tari-tarian dan aca-ra puncak dalam hal ini dimeriahkan dengan orgen tunggal, selain itu diada-kan juga pengukuhan pengurus PKDP Kecamatan Sikakap periode 2015-2020. Pengurus baru terpilih yaitu Joni Faldi sebagai ketua, Ilham sebagai sekretaris, dan Amriarti sebagai bendahara. PKDP merupakan organisasi yang bergerak di bidang kemasyarakatan. “Tujuan berdirinya adalah untuk membantu anggota PKDP didalam mencarikan dana baik alek seperti pesta pernikahan, maupun alek buruk se-

Suasana HUT PDKP Mentawai yang dihadiri Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet

perti kematian,” jelas Hardimansyah. Pelantikan pengurus PKDP Kecamatan Sikakap langsung dilakukan Ketua PKDP Kabupaten Kepulauan Mentawai Muhammad Irsal dengan symbol memberikan bendera kebesa-ran PKDP yang berwarna hitam de-ngan lambang rumah adat Minangka-bau dan diatasnya ada gambar tabuik khas Pariaman. Ketua PKDP Kabupaten Kepulauan Mentawai Muhammad Irsal berpesan kepada pengurus PKDP Kecamatan Sikakap agar menjadi panutan bagi anggota dan masyarakat, seperti ninik mamak yang bisa menyelesaikan setiap persoalan yang muncul di tengahtengah anggota. “Organisasi PKDP merupakan suatu wadah untuk memperjuangkan anggotanya, fungsi dari pengurus adalah untuk mengayomi seluruh anggota, oraganisasi PKDP untuk meningkatkan ekonomi anggota dengan kebersamaan semuanya bisa terwujud,” katanya. Joni Faldi, Ketua PKDP Kecamatan Sikakap periode 2015-2020, mengatakan organisasi merupakan lembaga sosial dimana anggota tidak hanya dari Pariaman saja, tapi juga ada dari Bukittinggi, Payakumbuh, Nias, Batak, bahkan ada dari Kabupaten Kepulauan Mentawai, ”Ini bentuk kepedulian masyarakat dalam mendukung setiap pembangunan yang diadakan oleh

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai,” tuturnya. Sekretaris PKDP Propinsi Sumatera Barat, Guspen Khairul, berharap organisasi ini dapat menjadi organisasi yang mampu menciptakan rasa aman di Kabupaten Kepulauan Mentawai, “PKDP hendaknya ikut serta mendukung setiap pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selain itu untuk menjadi ajang sirahturahmi antar pengurus dan anggota dan sekaligus menjadi penyelesai setiap masalah yang terjadi antara anggota PKDP,” jelasnya. Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dalam sambutannya mengatakan PKDP hendaknya dapat membawa perubahan di Kabupaten Kepulauan Mentawai

khusus di Kecamatan Sikakap, dan menjadi contoh bagi organisasi lain yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Saya berharap kepada pengurus PKDP Kecamatan Sikakap yang baru hendaknya dapat menarik masyarakat lain yang belum bergabung. Kebersamaan semua bisa terwujud, sebab modal utama pembangunan adalah persatuan dan kesatuan. Organisasi PKDP hendaknya mendukung dan mendorong pembangunan yang dilakukan pemerintah,” katanya. Di malam puncak hiburan, pengurus PKDP Kecamatan Sikakap berhasil mengumpulkan dana Rp14 juta dengan cara badoncek, cara badoncek ini selalu diadakan masyarakat Pariaman di mana pun berada bila pesta perkawinan. (*)

HUT PDKP Dihadiri Bupati Mentawai dan pejabat di Mentawai serta pengurus PDKP Sumbar, Mentawai dan Sikakap


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2014 5

B

eberapa anak sulit berkonsentrasi saat sedang belajar di kelas. Alih-alih memperhatikan gurunya, beberapa anak malah sibuk bermain sehingga terkesan tidak bisa diam. Apa yang terjadi pada anak ini dan bagaimana mengatasinya? Persoalan anak yang sulit berkonsentrasi di sekolah menjadi salah satu pertanyaan terpopuler di Konsultasi Psikologi Anak dan Remaja belum lama ini seperti dilansir detik.com. Salah satunya disampaikan oleh Ratna, perempuan menikah berusia 29 tahun. “Saya punya anak umur 4 tahun, dia itu anaknya aktif sekali tapi kalau nonton TV anteng duduk

manis, main lego atau mainan yang dia suka bisa anteng (diam). Akan tetapi baru 1 minggu sekolah TK, dia saya lihat kurang minat terhadap pelajaran dan tampak kadang memperhatikan guru, kadang tidak. Kalau ada mainan di kelas yang menarik untuk dia, malah jadi dia mainan terus. Dalam sehari-hari anaknya sifatnya agak keras dan kalau ada kemauan harus dituruti.” Ratih Zulhaqqi, pengasuh konsultasi Psikologi Anak dan Remaja detikHealth memberikan saran kepada orang tua yang anaknya sulit duduk tenang saat belajar adalah dengan melakukan

pembiasaan kepada anak untuk melakukan kegiatan terstruktur seperti start - do - finish (mulai - lakukan - akhiri) Selain itu pembiasaan melakukan kegiatan secara satu per satu (single activity) seperti tidak makan sambil nonton TV, atau belajar sembari makan dll. Hal terakhir adalah dengan membuat aturan yang jelas terkait kegiatan sehari-hari serta dilakukan secara konsisten, agar terbentuk kemampuan meregulasi diri pada anak. Terkadang orang tua khawatir apakah anaknya

yang sulit duduk tenang di kelas mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Salah satu ciri ADHD, kata Ratih, adalah energi besar yang dimiliki anak sehingga dia cenderung hiperaktif. Namun perlu digarisbawahi, tidak semua anak yang berenergi besar termasuk anak dengan ADHD. Untuk mendiagnosa apakah seorang anak mengalami ADHD atau tidak harus melalui serangkaian pemeriksaan psikologi secara lengkap sehingga dapat dipastikan

11

apa yang menyebakan anak memunculkan perilaku tersebut “Jika perilaku aktifnya mengganggu, coba diberikan aktivitas fisik yang menarik dan bervariasi sehingga ia dapat melepaskan energi besar yang dimiliki secara positif. Ketika keinginan bermainnya masih tinggi di usianya yang baru 4 tahun tentu saja hal ini termasuk wajar karena memang sesuai dengan perkembangannya,” papar Ratih. Sementara itu untuk sifat keras pada anak yang mana setiap keinginannya harus dituruti, Ratih menyarankan adanya pembiasaan. “Sehingga perlu diperhatikan juga bagaimana pemberian/ penerapan aturan sudah berjalan dengan benar dan konsisten atau belum,” ucapnya.

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

SAMBUNGAN HAL. 8

Rekaman Percakapan.... LA: Ooo…gimana lagi bilang lagi lae kata abang itu segitu, halo lae BH: Ya ya ya lae supaya saya sampaikan aja maksud saya supaya pasti dia, supaya ndak, apa namanya, supaya ada bahan saya nyampaikan pada dia kan LA: Ooo..iya..iya lae (sambil tertawa kecil) BH: Berapa saya sediakan nanti lae? LA: Kalau aku sih, karena teman-teman ini aku terangkan, ya segitu, kalau bisa dilebihkan

samaku cuma diserahkan sesuai dengan kesepakatan itulah BH: Supaya ndak rancu nantinya lae, bagus aja dibilang lae berapa supaya saya bilang sama dia karena supaya ada bahan ngomong sama dia LA: Kalau aku sih kalau memang nggak apa ya 75 BH: Rp75 juta ya lae? LA: Ya, cuma nanti dibilang sama anggota diusahakan 60 BH: Jadi kalau tanya anggota nanti dikasih tahu 60 LA: Ya gitu

Sumber: Bangun Hermanto (Kamis 28 Mei 2015)

BH: Cara pembayarannya gimana nanti lae, kasih tahu LA: Kalau sebelum diumumkan 50, setelah kami umumkan disitu apanya BH: Jadi kalau seandainya tidak sanggup dia? LA: Itu dia agak bingung juga BH: Itu dia kan, karena kita kita dapat bocoran LMKP, kalaupun tidak kena blacklist dia, jatahnya atau kuotanya untuk mengambil proyek sudah melebihi tidak bisa dia mengambil katanya. LA: Ia itukan belum kita hitung

lae, itu kan belum kita diklarifikasi ke situ BH: Indak ini saya ngomong orang LMKP tadi, orang itu minta pesanan ke saya mereka katanya tidak minat lagi, sudah habis limit untuk ambil itu. LA: Memang kalau kuhitung dari peralatan itu kukalahkan dianya itu, pasti nggak tembus dia peralatan BH: Itu ya lae LA: Aa.. BH: Kalau seandainya seminimminimnya berapa saya bilang sama

A, saya kalau segitu tidak sanggup dia lae LA: Seminim-minimnya ginilah lae 60 juta BH: 60 paling minim ya lae, kalau ditanya anggota lae LA: Kalau ditanya tetap satu persen kesepakatan semua BH: Satu persen kalau ditanya anggota ya, saya menyampaikan aja ini lae, saya coba dulu ya lae LA: Ya lae BH: Nanti saya kabari lagi ya lae


Sosok

Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

S

alvator Sakoikoi berasal dari Dusun Polaga, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap. Ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 2001, setelah 7 tahun menjadi guru honorer di SMA Saverius Padang, Yayasan Prayoga. Pertama kali menjadi PNS, Salvator Sakoikoi ditugaskan di SMP Negeri I Sioban selama 7 tahun sebagai guru seni budaya. Kemudian pada 2008, Salvator dipindahkan ke SMA Negeri I Pagai Utara Selatan. Berkat prestasi selama bertugas, Salvator kemudian diangkat menjadi Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Sikakap pada 4 Mei 2015. Menjadi kepala UPTD pendidikan menurut Salvator merupakan pengalaman baru, meski demikian ia telah mercancang tiga prioritas program kerja diantaranya menata kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap agar lebih asri sehingga tamu akan nyaman berkunjung, kedua memperbaiki kinerja guru dan kepala sekolah. Ketiga meningkatkan disiplin guru dan kepala sekolah. Kepada wartawan Puailiggoubat Supri Lindra, ia menyampaikan strategi yang akan dilakukannya selama menjadi kepala UPTD Pendidikan Sikakap. Berikut petikan wawancaranya. Sebelum menjadi kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap Anda bertugas di mana? Saya bertugas di SMA Negeri I Pagai Utara Selatan, sebagai guru seni budaya dan sekaligus merangkap menjadi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Sejak kapan Anda dilantik menjadi kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap? Dilantik menjadi kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap sejak Senin 4 Mei oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet, di Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) Desa Saumanganyak, Kecamatan Pagai Utara. Apa program prioritas yang akan Anda lakukan sebagai Kepala UPTD Pendidikan Sikakap? Menjadi kepala UPTD Pendidikan merupakan pengalaman perdana saya, ada tiga program prioritas yang akan saya upayakan yakni, pertama menata kembali kantor UPTD Pendidikan sekarang supaya lebih asri sehingga tamu-tamu yang datang ke kantor menjadi nyaman. Kedua memperbaiki kinerja guru dan kepala sekolah, agar guru-guru tahu dengan tugas dan tanggung jawabnya, begitu juga dengan kepala sekolah harus tahu dengan tugas dan bagaimana menjadi pimpinan yang baik dan disegani oleh semua guru dan anak didik. Ketiga akan meningkatkan

12

BIODATA : Salvator Sakoikoi, A.Md Nama Kelahiran : Polaga, Desa Matobe, : Kecamatan Sikakap, Pendidikan : 23 Desember 1964. Terakhir DIII -Sendratasik Universitas Negeri Padang ) : Kepala UPTD Pendidikan Jabatan Kecamatan Sikakap. : Fatimah Zalukhu. Istri : 6 orang Anak : Kompleks SMA Negeri I Alamat PUS, Dusun Berkat Baru, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap

banyak generasi penerus Mentawai khususnya di Pagai Utara Selatan ini tidak tahu dengan budaya Mentawai salah satu faktor penyebabnya karena pengaruh budaya luar. Dengan adanya pelajaran ini siswa dapat mengetahui asal usul nenek moyang mereka, sehingga budaya yang mulai hilang tersebut bisa hidup kembali.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Sikakap, Salvator Sakoikoi:

Disiplin Guru Harus Ditingkatkan disiplin guru-guru dan kepala sekolah, hal ini tentu tidak lepas dari kerja sama semua pihak. Bentuknya nanti berupa pemanggilan, di sana nanti ditanyakan apa masalahnya kemudian diberikan masukan kepada guru-guru dan kepala sekolah yang mangkir agar menjalankan tugas lebih bertanggung jawab. Kalau tidak juga berubah, saya akan berkoordinasi dengan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk memastikan sanksi apa yang tepat diberikan. Bagaimana caranya Anda meningkatkan disiplin guru-guru? Agar disiplin guru-guru meningkat UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap akan bekerja sama dengan kepala sekolah untuk bersama-sama membuat aturan dan sanksi bagi guruguru yang tidak bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ilmu itu menentukan maju mundurnya suatu daerah, kalau gurunya tidak disiplin mengajar sudah bisa dipastikan pendidikan tidak berjalan

sesuai dengan apa yang direncanakan Jika ada guru atau kepala sekolah tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, apa yang akan Anda lakukan? Guru itu tugasnya untuk menciptakan generasi muda yang berpendidikan dan siap bersaing, kalau masih ada guru-guru atau kepala sekolah yang tidak bekerja sesuai tugas pokoknya maka kita akan panggil kepala sekolahnya untuk diberikan arahan supaya bisa mengambil tindakan terhadap guru yang bersangkutan. Jika tidak dipatuhi, kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap akan memanggil guru atau kepala sekolah yang bersangkutan. Tujuan pemanggilan menanyakan langsung mengapa guru atau kepala sekolah yang bersangkutan tidak mau melaksanakan tugas. Mungkin ada masalah yang menjadi penyebab guru atau kepala sekolah tidak mau bekerja maksimal. Setelah diketahui masalahnya maka kita akan berusaha mencarikan jalan keluar

dari persoalan tersebut. Pemberian sanksi akan tetap berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sanksi pertama pasti tidak akan dibayar tunjungan daerahnya (tunda). Berapa jumlah sekolah mulai dari SD sampai SMA di wilayah kerja UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap? Di wilayah kerja terdapat 13 SD, 4 SMP yakni 2 SMP negeri dan 2 SMP swasta kemudian ditambah 2 SMA negeri. Sekolah tersebut tersebar pada tiga desa yakni Desa Sikakap, Taikako dan Matobe. Muatan lokal budaya Mentawai telah diajarkan di setiap sekolah dasar di Pagai Utara Selatan, menurut Anda seberapa penting pelajaran itu? Dengan diajarkan muatan lokal budaya Mentawai (Bumen) di sekolah dasar berarti kita telah menghidupkan kembali jati diri kita sebagai orang Mentawai. Saat ini sudah

Bahan ajar muatan lokal bumen untuk SD disusun langsung guru-guru, modul itu menjadi bahan ajar di sekolah-sekolah di PUS, menurut Anda apakah bahan ajar tersebut sudah sempurna? Salut buat tim dan guru-guru yang telah berusaha membuat bahan ajar muatan lokal budaya Mentawai, ini merupakan langkah awal yang telah diperjuangkan oleh para pengajar di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ini bisa dikatakan bentuk perjuangan guru-guru menjaga dan melestarikan budaya Mentawai yang bisa dikatakan hampir terlupakan. Menurut saya bahan ajar sekarang itu sudah bagus, tapi perlu disempurnakan, sebab satu wilayah dengan wilayah lain di Mentawai itu memiliki budaya sendiri-sendiri misalnya di bidang bahasa saja, bahasa Mentawai di Sikakap berbeda dengan bahasa Mentawai di pulau Siberut. Agar lebih lengkap perlu duduk bersama kembali para ahli budaya Mentawai seperti orang-orang tua di setiap wilayah yangpaham dengan budaya Mentawai di daerahnya. Dari hasil pertemuan tersebut maka dijadikanlah sebuah buku yang nanti menjadi bahan ajar bagi guruguru muatan lokal budayaMentawai. Satu lagi yang perlu dibenahi itu perihal sekolah betul-betul menyiapkan satu orang guru yang tahu dengan budaya Mentawai agar pengajaran pelajaran tersebut maksimal. Dibutuhkan sekali dukungan dari semua pihak, seperti guru-guru,

ke halaman 13


Sisi Lain

Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

M

enjadi salah satu wakil Kabupaten Kepulauan Mentawai pada kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Provinsi Sumatera Barat bidang studi matematika bagi Imanuel Bulele merupakan kebanggaan tersendiri. Tak mudah bagi siswa SDN 08 Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara mengikuti kompetisi bergengsi tingkat pelajar ini. Ia harus mempersiapkan mental hingga pengetahuan karena yang akan dihadapi adalah orang-orang hebat perwakilan kabupaten lain. “Ini pengalaman baru bagi saya, apalagi saat tinggal di hotel semuanya serba canggih,” kata Nuel panggilan akrab Immanuel Bulele kepada Puailiggoubat Hotel Rocky Padang, April lalu. Nuel mengatakan, banyak pengalaman yang

13

mulai saat mengikuti seleksi tingkat sekolah maupun kabupaten. “Hanya menjelang pelaksanaan OSN tingkat provinsi kita cari soal-soal OSN tahun-tahun sebelumnya untuk dia pelajari, selebihnya tidak ada,” katanya.

didapatnya saat mengikuti OSN termasuk teman baru dari kabupaten lain termasuk dari Mentawai. “Kita juga akhirnya dapat teman dari sekolah dan kecamatan lain yang samasama ikut lomba. pulangnya satu kapal,” kata anak ketiga dari tiga bersaudara ini. Di sekolah, menurut Kepala SDN 08 Sikabaluan, Nuel termasuk siswa yang cerdas sehingga tidak ada persiapan khusus dari sekolah

Selama di Padang, pihak sekolah meminta panitia mendampingi Immanuel agar tidak merasa minder selama berada di hotel dan mengikuti lomba. “Syukur, Immanuel tidak malu bertanya dan tidak merasa minder,” ucapnya. Krisman, orang tua Nuel mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya karena dapat mewakili Mentawai di tingkat Provinsi. ”Kita berharap dengan mengikuti lomba tingkat provinsi dia lebih giat lagi dan maju. Memang di rumah pelajaran matematika SMA kadang dia coba kerjakan,” katanya. (bs/g)

sambungan hal. 12

Disiplin Guru.... kepala sekolah, kepala UPTD Pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, tentu tidak lepas dari dukungan masyarakat. Jika ini berjalan maka muatan lokal budaya Mentawai berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Apakah jumlah staf di kantor Anda telah mencukupi? Di kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap saya dibantu dua orang pengawas sekolah, dua tenaga kontrak bidang pendidikan luar sekolah, dua tenaga honor untuk membantu tata usaha dan 1 orang petugas kebersihan. Jumlah semuanya termasuk saya ada delapan orang. Jumlah tersebut sebenarnya tidak

cukup, sebab dari 8 orang tenaga tersebut ada satu orang yang tidak bisa bekerja maksimal disebabkan karena sakit, dengan keterbatasan sekarang, UPTD Pendidikan akan tetap bekerja semaksimal mungkin, walaupun PNS hanya 3 orang, tidak membuat kita bermalas-malasan di dalam bekerja, supaya apa yang diharapkan dan program yang telah direncanakan dapat berjalan maksimal demi meningkatnya pendidikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Wilayah kerja UPTD Pendidikan Kecamatan Sikakap cukup luas, apakah Anda mengalami kendala saat melakukan pengawasan langsung pada setiap sekolah? Wilayah kerja meliputi Desa

Sikakap, Desa Taikako dan Desa Matobe, semua desa sudah dapat ditempuh dengan jalur darat. Secara umum kunjungan ke setiap sekolah tak ada masalah karena semuanya sudah bisa diakses dengan jalur darat, kapan saja kita mau, kita lakukan. Kendala teknis yang kita hadapi adalah keterlambatan pencairan dana operasional, jika ada kebutuhan yang mendadak ketika dana belum cair terpaksa harus mengeluarkan dana sendiri. Dana yang dibutuhkan sesuai dengan jarak, kalau jaraknya jauh dibutuhkan dana sekitar Rp250 ribuRp500 ribu. Berapa kali dalam sebulan Anda melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah? Dalam satu bulan target kita akan

melakukan kunjungan rutin dua kali, di mana setiap bulan tersebut berbeda-beda sekolahnya. Tujuan kunjungan tersebut melihat langsung proses belajar mengajar di sekolah, bangunan sekolah, fasilitas sekolah dan kondisi guru-guru. Termasuk ketersediaan buku-buku, mebeler dan lainnya, keasrian sekolah hjuga menjadi perhatian. Kita berharap sekolah harus memilikitaman sekolah, sehingga siswa dan guru betah berada di lingkungan sekolah. Apa harapan Anda terhadap pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, khususnya Dinas Pendidikan? Harapan kita supaya pendidikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki karakter dan kualitas, se-

hingga bisa bersaing dengan sekolah lain. Agar ini bisa terwujud dibutuhkan msekali dukungan dari masyarakat. Lingkungan sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru-guru, kepala dinas pendidikan dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai agar turun ke sekolahsekolah untuk melihat dan mendengar langsung keluhan para guru-guru. Dari informasi lapangan tersebut dapat disusun solusi yang tepat, seperti dapat melengkapi sarana dan prasarana sekolah. Jika semua ini diwujudkan maka mutu pendidikan di Mentawai pasti meningkat sehingga kita dapat bersaing dengan sekolah lain yang ada di luar Mentawai. (spr/g)


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

14

FOTO:ANDIKA/PUAILIGGOUBAT

Polisi Tangkap Mantan Wakil Wali Kota Padang Diduga Berjudi

DIBAKAR Pondok-pondok di Kawasan objek wisata Pantai Pasia Jambak, Kelurahan Pasie nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah dibakar Polisi Pamong Praja Kota Padang karena disinyalir digunakan sebagai tempat berbuat asusila

Dari tangan pelaku polisi menyita batu domino, buku tulis, dan uang senilai Rp 1 juta Andika Adi Saputra

ajaran kepolisian Resor Kota Padang mengamankan empat orang yang diduga bermain judi jenis domino Selasa, 19 Mei 2015. Keempat pelaku adalah YK yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Padang sedangkan tiga lainnya berinisial

J

KC, BS , GL merupakan pengusaha dan politisi. Kapolresta Padang, Kombes Pol Wisnu Andaya menyatakan, keempatnya langsung dibawa ke Mapolresta Padang untuk dimintai keterangan. Akan tetapi, keempatnya dilepaskan pada Kamis, 21 Mei 2015 karena pihaknya tidak memiliki bukti yang kuat yang menyatakan, mereka tengah berjudi.

Dari hasil penangkapan, polisi menyita barang bukti berupa batu domino, kartas tempat menulis, dan uang senilai Rp 1 juta. “Uang tersebut tidak bisa dijadikan bukti sebagai taruhan judi, sebab posisinya berada di saku. Kemudian, dilihat dari latarbelakang keempatnya, uang sebesar itu bukanlah standar judi,” sebutnya. Wisnu menambahkan, keempat

lansia tersebut kembali dilepaskan pada Kamis pagi setelah dimintai keterangan. Mereka dilepaskan karena ada jaminan dan atas permintaan istri masing-masing apalagi salah satu di antara pelaku baru selesai operasi. “Kami melepaskan mereka karena tiga hal, pertama tidak akan melarikan diri, tidak akan menghilangkan alat bukti, dan tidak akan mengulangi

perbuatannya,” ujarnya. Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut. Penangkapan itu dilakukan polisi sebagai bentuk respon polisi atas laporan masyarakat. “Namun kita harus tetap menjunjung tinggi azas praduga tidak bersalah,” kata Wisnu. (p)

Dewan Pers: Banyak Pemberitaan Media Abaikan Perlindungan Anak PADANG - Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Stanley Adi Prasetyo menilai, banyak media massa yang masih mengabaikan perspekstif perlindungan anak dalam tugas jusnalistik. Salah satu contohnya adalah dengan memperlihatkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan maupun korban tindakan asusila yang bisa menimbulkan dampak negatif bagi anak. “Jurnalis harus sensitif dan melindungi indentitas anak sebagai korban atau pelaku dalam tindak kejahatan dalam pemberitaan,” kata Stanley

dalam acara pelatihan Jurnalistik Peliputan Tentang Anak di Padang Selasa, 12 Mei 2015. Stanley mencontohkan kasus yang terjadi di beberapa daerah misalnya kasus Siami dan putranya, Alif yang terusir dari kampungnya gara-gara membongkar kasus mencontek massal di Surabaya. Siami dan keluarganya harus meninggalkan rumahnya untuk mengungsi demi menghindari kemarahan warga. Warga menuding, Siami tidak punya hati karena akibat kejujurannya meng-

Polres Pariaman Amankan 991 Botol Miras Ilegal PARIAMAN - Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Pariaman mengamankan 991 botol minuman keras dari sebuah warung dan rumah di Kelurahan Karang Aur, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Rabu 20 Mei 2015. Saat diamankan, pemilik toko dan rumah tidak bisa menunjukan dokumen resmi penjualan minuman berahkohol tersebut. Kabag Ops Polres Kota Pariaman Kompol Syafril mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui minuman senilai puluhan juta tersebut milik Zainal Arifin (40). Pemilik mengaku membeli minuman keras di wilayah Kota Padang untuk dijual kembali di Kota Pariaman. “Pelaku akan diberikan sanksi dalam bentuk Tindak Pidana Ringan, saat ini pelaku sedang dimintai keterangan,” ujarnya. Syafril menambahkan, polisi akan terus melakukan razia rutin kedepan menjelang ramadhan. Razia dilakukan demi menciptakan kondisi aman jelang ramadhan. “Razia ini merupakan salah satu langkah menegakan perda tentang Miras. Karena ini akan meresahkan masyarakat,” ujarnya. (dika/p)

ungkap mencontek massal, Dalam pengakuannya, Alif dipaksa memberikan contekan oleh pihak sekolah agar seluruh siswa lulus 100 persen. Menurutnya, dalam kasus tersebut, ada media yang melakukan pemberitaan tanpa melakukan penyebutan inisial, atau yang berspektif melindungi anak sehingga berakibat tersudutnya Siami dan Alif dari kampungnya. Pemberitaan tersebut dinilai Stanley melanggar Kode Etik Jurnalistik yang tertuang pada butir 5 yang berbunyi “Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan asusila dan tidak menyebutkan indentita anak yang menjadi pelaku kejahatan.” “Jurnalis harus melindungi identitas anak, baik, rumahnya, sekolahnya, karena akan berakibat traumatik terhadap anak, dan keluarga anak. Jurnalis harus berhati-hati dan mempertimbangkan terhadap dampak yang diberitakan,” paparnya. Contoh kasus lainnya adalah masih banyaknya media secara terang-terangan menyebutkan nama, tempat tinggal korban pada kasus tindakan asusila yang melibatkan anak. apalagi media yang fokus pada gambar tidak adanya sensor pada wajah, dan diberitakan secara gamblang oleh media. “Anak harus dilindungi, dan diposisikan sebagai korban,” kata Adi. Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

Erlinda menyebutkan banyaknya kasus yang terjadi dengan melibatkan anak akibat implementasi undangundang tentang perlindungan anak belum masksimal “Perlindungan anak juga tanggung jawab negara, pemerintah, pemerintah daerah,” katanya. Erlinda menjelaskan, ada prinsip pemberitaan perlindungan anak yakni tidak ada kejahatan anak Pelaku kejahatan anak pada dasarnya adalah juga seorang korban. “Anak memiliki hak bukan kewajiban, setiap penegakan hukum berorientasi pada apa yang terbaik untuk anak,” ujarnya. Ia menambahkan, dalam UndangUndan Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak disebutkan bahwa anak mendapatkan hak rehabitasi baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga. Anak juga mendapatkan perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi, hak mendapatkan jaminan keselamatan bagi saksi atau korban. Catatan KPAI dari pengaduan yang diterima pada tahun 2014 ada sekitar 1.408 pengaduan diantaranya adalah kekerasan terhadap anak, eksploitasi anak, perdagangan anak dan jumlah tersebut dikatakan Erlinda 3 kali lipat dari data yang dimilik oleh Kementrian Sosial. (trs/p) FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

PELATIHAN JURNALISTIK - Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Stanley Ade Prasetyo memberikan pelatihan jurnalistik kepada wartawan tentang cara peliputan berspektif perlindungan anak


SEPUTARSUMBAR Tiga Pemakai Narkoba dan 12 Warga Tanpa Identitas Terjaring Razia PADANG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Barat dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang menggelar razia narkotika dan obat-obat terlarang di sejumlah kos-kosan di Kota Padang Senin 18 Mei 2015. Petugas mengamankan tiga orang penghuni kos yang terindikasi pemakai narkoba dan 12 orang warga tanpa identitas Razia dilakukan di kos-kosan di kawasan Kompleks Gor H Agus Salim dan Jalan Kampung Nias yang dicurigai dijadikan tempat pemakai narkoba dan hubungan seks bebas. Kepala Bagian Pemberantasan BNN Sumbar Aldison mengatakan, tiga penghuni kos yang terindikasi pemakai Narkoba adalah H (19) yang dimankan di kawasan Gor H Gus Salim, serta L (16) wanita, dan seorang laki-laki di Jalan Kampung Nias Ketiganya, direncanakan akan masuk ke program rehabilitasi dan dibawa berobat di Puskemas Andalas dan Seberang Padang. “Kalau RSUD Rasidin Kota Padang sudah siap mungkin kita bawa ke rumah sakit tersebut. Masalah sekarang yang dihadapi banyak pemakai yang tidak mau melapor padahal kita ingin membebaskan mereka dari ketergantungan narkoba,” ujar Aldison. Sementara, 12 orang lainnya yang terdiri atas 3 laki-laki dan 9 perempuan yang ditangkap di Jalan Kampun Nias diserahkan ke Sat Pol PP Padang untuk dimintai keterangan sebab mereka tidak bisa memperlihatkan KTP. Dua pasang di antaranya berada di dalam satu kamar tanpa dilengkapi surat nikah. “Mereka saat ditangkap di dalam kamar kost dan tidak memiliki KTP kita serahkan sepenuhnya di Sat Pol PP,” katanya. Menurut Aldison, kos-kosan “Bunga” di Jalan Kampung Nias, Padang ditempati oleh wanita malam. Saat dirazia, sejumlah ibu-ibu memberikan perlawana kepada Sat Pol PP karena tidak menerima razia yang dilakukan petugas. Pantauan Puailiggoubat, sejumlah remaja menangis dan menutup wajah mereka di kantor Satpol PP Padang. Pemeriksaan berlangsung hingga malam. Menurut petugas, belum ada penjamin menjadi salah satu kendala terlambatnya mereka dibebaskan. (dika/p)

Puailiggoubat

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

15

Orang Utan Betina di Kebun Binatang Sawahlunto Mati Sari mati setelah setelah diperbutkan dua pejantan pada musim kawin Andika Adi Saputra

B

angkai Sari, seekor orang utan asal Kebun Binantang Kandi, Kota Sawahlunto

harus berakhir di tempat pengawetan di Padangpanjang. Hewan mamalia tersebut mati pada Sabtu, 15 Mei 2015 setelah diperkosa dua pejantan. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Margo Utomo menyebutkan, Sari mengalami patah tulang di bagian bahu dan tulang selangkangan. Penyebabnya, dua ekor pejantan yang tengah memasuki masa kawin dan nafsunya tengah memuncak. Sebelumnya, Sari sempat dibawa ke klinik di Padang dengan alasan peralatan yang lebih lengkap. “Sari diperkirakan berumur 15 tahun dan tengah hamil anak kedua selama tiga bulan,” ujarnya. Menurut Margo, terdapat tida ekor orang utan di kandang yang sama. Salah satunya adalah Sari. Dua pejantan lainnya diperkirakan memperebutkan betina pada masa kawin sehingga Sari pun menjadi korban. Sempat akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan anak yang dikandung Sari, tetapi Sari terlanjur mati. “Sudah dilakukan outopsi dan

FOTO:BKSDA SUMBAR

Di antaranya laporan bulanan, triwulan, pengawasan. “Kami akan membuat laporan tertulis, setalah memanggil pihak pengelola Kebun Binatang Kandi,” tuturnya. Selanjutnya, bangkai Sari akan diawetkan oleh Widagdo yang merupakan seorang kolektor serangga dan memiliki kemampuan dalam mengawetkan binatang. Menurut Widagdo, sampai saat DIRAWAT - Sari sempat mendapatkan perawatan di Poliklinik hewan Dinas Peternakan Kota ini Sari masih beraPadang da di rumahnya. Dalam peruses pengawetan langkah hasilnya kita masih menunggu. Sari iziny untuk dicabut,” ujarnya. meninggal saat hamil anak keduanya,” Sementara itu, lanjut Margo. yang dilakukan adalah merendam Sari sebut Margo. kedua orang utan jantan masih berada denga alkohol selama dua bulan, Margo menambahkan, pihaknya di kebun binatang Kandi, Sawahlunto. kemudian diberi cairan kimia yang akan melakukan evaluasi menyeluruh Ke depan harus dilakukan pertukaran disebutnya samad bulu. Setelah bulunya awet, badan dan seluruh kondisi kebun binatang, mulai kondisi agar ada betina. “Sampai saat ini Kandi masih bagian tubuh Sari yang dibuang akan kandang, pakan, termasuk tenaga medis. Berdasarkan informasi di lapangan, beroperasi. Jika seandainya izinya diisi dengan kapas dan dijahit tenaga pengelola di kebun binatang dicabut, langkah berikutnya adalah kembali. “Setelah diisi dengan kapas lalu Kandi masih kurang. Pada bulan ini, memikirkan tempat baru satwa dari dikeringkan dan akan dikembalikan tenaga medis kebun binatang tersebut Kandi,” katanya. Diakuinya, penyebab kematian kepada pihak Kebun Binatang Kandi. juga mengajukan pindah. “Kita harap hasil evaluasi sudah ada satwa di kebun binatang ada sacara Sebab tugas saya hanya mengaminggu depan. Hasilnya akan disam- alami dan pengelolaan belum optimal. wetkan,” ujarnya. paikan ke Jakarta dan Pemda. Kalau Sementara instrumen pengawasan (p) sarana tidak terpenuhi, bisa kita ajukan kebun binatang ada berbagai macam.

Polres Pariaman Gagalkan Penyeludupan Pupuk Bersubsidi PADANG - Jajaran Reskrim Polres Pariaman menangkap 30 karung pupuk subsidi beserta satu mobil pick-up dengan nomor polisi Mobil BA 8654 RG, Selasa 19 Mei 2015. Diduga, pupuk tersebut akan diseludupkan oleh seorang pedagang dari Kabupaten Padang Pariaman ke Kabupaten Agam. Kabag Ops Polres Kota Pariaman Kompol Syafril mengatakan penangkapan pupuk bersubsidi tersebut dilakukan setelah polisi menerima laporan adanya peredaran pupuk bersubsidi di wilayah Aua Melintang, Kabupaten Padang Pariaman. Petugas juga mengamankan Ruti Jafari selaku pemilik pupuk dan dibawa ke Mapolres Pariaman guna penyelidikan labih

lanjut. “Saat ini polisi mengaman 30 karung pupuk dengan rincian 20 karung bermerek SP 36 dan 10 karung bermerek Za, dan satu unit mobil pickup,” ujarnya. Syafril menambahkan, modus yang digunakan pelaku adalah dengan cara mengambil pupuk bersubsidi kelompok tani, dan menjualnya dengan harga nonsubsidi. “Pupuk seharusnya dijual untuk petani dan berkelompok resmi. Tetapi disalahgunakan oleh pelaku,” ujarnya. Sampai saat ini, polisi masih memeriksa pelaku dan menelusuri kemungkinan pelaku dan jaringan lainnya. (dika/p)

FOTO:ANDIKA/PUAILIGGOUBAT

PENYELUDUPAN PUPUK - Mobil pick-up muatan pupuk bersubsidi diamankan Polres Pariaman


16

Puailiggoubat

SEPUTARSUMBAR

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Hiu Membusuk di Pantai Padangpariaman PADANG - Seekor ikan hiu ditemukan membusuk di tepi Pantai Air Manis, Sungai Limau, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padangpariaman, Selasa 19 Mei 2015. Diperkirakan hiu tersebut mati beberapa hari sebelumnya dan terdampar di pinggir pantai. Muhammada Nur salah seorang warga sekitar mengatakan beberapa bagian tubuh ikan tersebut diambil oleh masyarakat sekitar. “Ada beberapa bagian tubuh hiu yang diambil oleh warga, karena menurut kepercayaan bagian tubuh hiu tersebut memiliki khasiat tersendiri,” katanya. Bangkai tersebut juga dikeluhkan warga karena mengeluarkan bau tak sedap. Untuk mengurangi bau tersebut, masyarakat menutupi bagian tubuh ikan dengan pasir dan meletakkannya di muara, dengan harapan bangkai tersebut tertutup pasir atau dibawa ke laut.“Semoga bangkainya hanyut ke ke laut,” ujarnya,” tuturnya. Salah seorang masyarakat sekitar Oyon mengatakan, keberadaan ikan tersebut membuat warga sekitar terkejut. Kami ramairamai ke pantai melihat ikan mati, beberapa masyarakat mengambil bagian tubuh ikan,” ujarnya. (dika)

Isu Beras Plastik Tak Pengaruhi Penjualan Beras di Sumbar PADANG - Isu beras sintetis (beras plastik) yang beredar di Indonesia tidak berpengaruh tehadap penjualan beras di Sumatera Barat. Masyarakat Sumbar lebih cenderung mengonsumsi beras lokal seperti beras Solok, Pesisir Selatan, Padang, Pariaman dan beras dari sejumlah daerah lainnya. Pedangan beras di Padang Surneti menga-ku hanya menjual beras lokal di gudang dan tokonya . Dirinya membeli dalam bentuk gabah dan digiling sendiri, lalu di jual di pasaran. “Saat belanja konsumen sering mencoba dan memakan beras. Memang ada beberapa pembeli yang bertanya, beda antara beras palsu dengan yang asli, saya dan pegawai berupaya menjelaskannya,” tuturnya ketika ditemui di kiosnya, Sabtu (23/5/2015). Menurut Surneti, konsumen beras di Sumbar cenderung mengkonsumsi beras lokal. Bahkan mereka mengaku isu tersebut tidak berpengaruh terhadap penjualan. Saat ini, beras di kiosnya dari kualitas tinggi hingga rendah dijual berkisar Rp 17 ribu hingga Rp 24 ribu per gantang. Diperkirakan harga akan berubah jelang Ramadhan. “Stok beras sampai akhir lebaran masih aman, sebab panen di Sumbar normal dan tidak ada daerah yang mengalami gagal panen. Sampai sekarang petani masih dalam musim panen,” ujarnya. Sorang konsumen Ratna Mayesi sama merasa was-was terhadap isu beredarnya beras plastik. Dirinya selalu waspada dan memperhatikan saat akan belanja. Ia selalu mencicipi beras yang dibeli seperti mengigit atau mera. Dia berharap ada pengawasan dari pemerintah terkait kasus beras plastik tersebut. “Harus ada pengawasan khusus dari pemerintah seperti melakukan sidak terhadap beras di pasaran, terutama beras impor,” sebutnya. (dika)

Bawa Sabu, Warga Jepang Divonis Seumur Hidup FOTO:ANDIKA/PUAILIGGOUBAT

Mark menyatakan akan mendonorkan semua organ tubuhnya jika vonis atas dirinya di atas lima tahun

Andika Adi Saputra

M

ajelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas 1 B Pariaman menjatuhkan huku-

man seumur hidup terhadap Masaru Kadawa (Mark) warga negara Jepang yang tertangkap membawa sabu-sabu. Mark didakwa melanggar Pasal 113 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Terdakwa dinyatakan terbukti membawa sabu seberat 2,5 kilogram ke Sumatera Barat melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau pada 22 November 2014. Hal lain memberatkan terdakwa adalah, perbuatannya membahayakan masyarakat dan mengancaman keamanan dan kestabilan Negara. “Hal yang meringankan terdakwa adalah mengingat usianya sudah tua, dan dia kooferatif dalam persidangan,” ujar hakim Ketua Jon Efereddi dalam sidang di Pengadilan negeri Pariaman Rabu, (20/5). Vonis tersebut lebih tinggi dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum Amrizal danBudi Prihalda

SIDANG PUTUSAN - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pariaman membaca putusan atas Mark, warna negara Jepang yang menyelundupkan sabu-sabu melalui Bandara Internasional Minangkabau yang menuntut terdakwa dengan hukuman 16 tahun penjara. Menjelang pembacaan vonis, Mark sempat memperlihatkan surat pernyataan dirinya akan melakukan donor semua organ tubuhnnya jika vonis atas dirinya di atas lima tahun. Dalam pernyataan tersebut, Mark menyatakan bahwa dirinya bersih dan tidak mengkonsumsi narkoba, serta organ tubuhnya masih bisa dimanfaatkan. Dalam sidang tersebut, Mark duduk di depan hakim mengenakan baju kaos biru dan didampingi

seorang penerjemah. Samun setelah vonis, Mark dan pengacaranya sepakat melakukan banding atas putusan hakim. Sementara JPU menyatakn pikir-pikir atas vonis tersebut. “Kita akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Klien saya tidak terima dan akan segera banding,” ungkap Kuasa Hukum Mark, Syusvida Lastri. Ia menambahkan, jika hasil banding hakim tetap menyatakan hukuman di atas lima tahun, maka pihaknya akan merealisasikan pernyataan Mark untuk

mendonorkan orga tubuhnya. Sidang vonis tersebut tidak dihadiri oleh keluarga terdakwa termasuk dua orang anaknya. “Yang datang hanya konsulat dari Jepang. Kami sudah berupaya menghubungi keluarga melalui e-mail,” ujarnya. Sebelumnnya, Mark ditangkap di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada 22 November 2014. Dalam persidangan, terungkap bahwa Mark terbukti membawa narkoba jenis sabu ke Indonesia. Hakim menyebut perbuatan Mark melanggar hukum dan mengancam keselamatan generasi bangsa Indonesia. (p)

bantuan air bersih atau mempercepat pengerjaan proyek tersebut,” ujarnya. Menurut Nur, kekeringan dan kesulitan air bersih di daerahnya terjadi setiap tahun. Hal ini terjadi karena Aliran Sungai Batang Kuranji rusak dan berdampak kepada keringnya sumur masyarakat. Selain itu, banyaknya jumlah penduduk tidak sebanding dengan air yang tersedia. “Kami masyarakat satu kampung bergantung pada air sumur. Jika terjadi kekeringan atau kemarau, kami kesulitan mencari air,” ujarnya. Warga lainnya, Titi Nurbaiti mengambil hikmah dari kondisi

ini. Menurutnya, saat mengambil air di sumur secara bersama, bisa mempererat silaturahmi. Pagi dan sore hari secara otomatis dirinya akan beretemu dengan masyarakat lain. Sisi dukanya, mereka harus lelah dan bekerja keras mendaki dan melewati jalan terjal dari sumur sampai ke rumah mereka. Bahkan dalam sehari mereka harus turun naik beberapa kali. “Kami harus bekerja keras untuk mendapat air. Pekerjaan menjadi bertambah dan menyulitkan anak sekolah,” ujarnya. Hingga kini, masyarakat mengaku belum ada bantuan dari pemerintah untuk air bersih. Sementara, pengerjaan irigasi masih berlangsung. (dika/p)

Warga Kuranji Krisis Air Bersih PADANG - Ratusan masyarakat di Kampuang Tampat Kamuniang RT 01 RW 03 , Kelurahan Belimbimg, Kecamatan Kuranji, Kota Padang Sumbar mengalami krisis air bersih. Mereka harus berjalan ratusan meter untuk mencari air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nur Cahaya, salah warga sekitar mengatakan, kondisi tersbut ini sudah terjadi sejak satu bulan terakhir pasca perbaikan irigasi dan tidak adanya hujan. Ratusan masyarakat kampung tersebut terpaksa mengambil air secara bergantian di sumur di lembah kampung. Jarak dari sumur ke rumah

masyarakat sekitar 300 meter bahkan lebih. Kondisi tersebut dipersulit dengan terjanlnya jalan menuju lokasi. “Kami sudah satu bulan mengambil air disini. Meski sumur masyarakat kering, sumur tua ini tetap memiliki air dan bisa diambil masyarakat,” ujarnya, Minggu, 24 Mei 2015. Ia merasa khawatir jika kondisi ini berlangsung sampai bulan Ramadhan, Sebab, pada bulan tersebut kebutuhan air masyarakat meningkat. Terlebih informasi yang beredar pengerjaan irigasi akan berlangsung selama enam bulan ke depan. “Kami meminta ada kebijakan pemerintah seperti memberikan


SEPUTARSUMBAR Pembacaan putusan terhadap Marlon Martua dijadwalkan 9 Juni 2015

Andika Adi Saputra

Puailiggoubat

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

17

Vonis Dugaan Korupsi Mantan Bupati Dharmasraya Ditunda FOTO:ANDIKA/PUAILIGGOUBAT

S

idang vonis terhadap Mantan Bupati Dharmasraya Marlon Martua yang dijadwalkan

pada Selasa, 25 Mei 2015 ditunda karena tim penasehat hukum terdakwa berangkat umroh. Marlon sebelumnya didakwa melakukan penggelembungan harga tanah untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh pada 2009. Hakim Ketua Reno Listowo yang memimpin sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Padang menyatakan, pembacaan vonis akan dilakukan pada 9 Juni. Sebelum menunda persidangan, Reno sempat mempertanyakan alasan penasehat hukum Marlon tidak hadir. Kemudian setelah berdiskusi dengan hakim anggota, akhirnya diputuskan sidang ditunda dengan alasan mempertimbangkan hak-hak terdakwa dalam menghadirkan penasehat hukumnya. “Ini kesempatan terakhir saudara, datang atau tidak penesehat hukum saudara 9 Juni mendatang putusan akan kami bacakan, sebab putusan sudah ada,” ujarnya.

penesahat hukum apakah diterima atau banding. “Ada perwakilan tim penasehat hukum yang akan datang, tetapi dia berada di Palu dan itu terlalu jauh,” ujarnya. Berdasarkan dakwaan jaksa disebutkan, Marlon Martua diduga telah melakukan penggelembungan harga tanah untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh pada 2009. Keterlibatan terSIDANG - Mantan Bupati Dharmasraya menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Kota Padang dakwa dalam kasus itu adalah sebagai orang yang melakukan, menyuruh Menanggapi keputusan hakim, katanya. Kepada wartawan, Marlon me- melakukan, atau turut melakukan secara Marlon memohon agar pembacaan vonis diundur sampai penasehat hukum- ngaku membutuhkan penasehat hukum melawan hukum memperkaya diri nya bisa hadir. “Ini pertama dalam dalam sidang pembacaan vonis untuk sendiri atau orang lain atau suatu hidup saya dan butuh pendampingan,” mendiskusikan hasil putusan dengan koorporasi yang dapat merugikan

Wagub Sumbar Pastikan Stok Sembako Aman Hingga Lebaran PADANG - Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim memastikan stok bahan pokok di wilayah tersebut aman hingga lebaran. Diperkirakan, tidak akan ada peningkatan harga yang siginfikan menjelang perayaan hari raya umat muslim tersebut. Hal itu disampaikan Wagub setelah melakukan peninjauan di Pasar Raya Padang, Jum’at (29/5/2015). Beberapa jenis sembako yang dipantau antara lain cabai merah, beras, bawang, gula dan telur. Saat ini harga sembako masih stabil. “Kestabilan pasokan tersebut karena beberapa petani cenderung menanam dan memprediksi panen saat ramadhan atau lebaran,” ujarnya. Dia menambahkan, pola bercocok tanam tersebut membuat stok sembako akan terus stabil, meski terjadi peninkatan permintaan. Saat ini, harga bawang merah di pasar berkisar Rp 24 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram. Wagub juga memastikan tidak ada beras sintesis atau beras plastik di Sumbar, sebab, pedagang di pasar memiliki kecendrungan membeli stok dari heler atau tempat penggilingan padi. sehingga, keaslian beras menjadi terjaga. Muslim menambahkan, dirinya juga berencana tidak akan memberikan keleluasaan pembangunan pusat perbelanjaan (mall). Bahkan dirinya berencana akan memperbaiki pasar tradisional, bukan izin pembangunan mall. “Kita perlu memperbaiki pasar tradisional, karena masyarakat cenderung belanja ke pasar tradisional yang aman dan nyaman,” katanya.(dika)

keuangan negara atau perekonomian negara. Sekretariat Daerah Kabupaten Dharmasraya menganggarkan dalam APBD, dana untuk ganti rugi tanah sebesar Rp8,5 miliar untuk membangun rumah sakit. Marlon pada saat itu, menetapkan harga pengganti tanah sebesar Rp160.000/Meter. Hanya saja perbuatan terdakwa ternyata bertentangan dengan PK BPN nomor 3 tahun 2007 pasal 40 ayat (1). Karena tanah tersebut mempunyai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) hanya sebesar Rp36.000/meter. Total selisih harga yang ditetapkan oleh mantan Bupati Dharmasraya, dengan harga NJOP mencapai Rp 4.289.207.250, yang langsung dihitung sebagai kerugaian keuangan negara. Perbuatan didakwa jaksa dengan pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 ayat (1) huruf a dan b ayat (2) dan ayat (3) UU RI nomor 31 tahun 1999 tentang Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo psal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (dika/p)

Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di Padang PADANG - Angin puting beliung menerpa kawasan Kelurahan Parupuak Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Senin, 25 Mei 2015 sekitar pukul 16.00 WIB. Meski tidak ada korban jiwa, namun puluhan rumah dilaporkan rusak pada bagian atap. Pantauan Puailiggoubat, kejadian itu juga mematahkan satu unit baliho besar yang terpasang di depan PT Asia Biskut, kawasan Air Tawar sehingga mengancam pengendara yang melewati jalan. Sejumlah warga berupaya memperbaiki dan mengikat bagian baliho agar tidak memakan korban. Selain itu, sejumlah kabel listrik juga tampak rusak karena terlepas dari tiangnya. Salah seorang pegawai PT Asia Biskuit, Adianto mengatakan, kejadian tersebut berlangsung singkat. Angin disertai hujan menerbangkan beberapa atap bangunan Asia Bisukuit. Akibatnya, atap berterbangan bahkan sampai ke seberang jalan. “Anginnya kencang dan cepat. Kejadian hanya sekitar sepuluh menit,” ujarnya. Warga lain Siswandra yang turut menjadi korban mengatakan, dirinya mengalami kerugian jutaan rupiah.

Sebab kerangka baja dan atap rumahnya rusak parah. Rata-rata kerusakan rumah terjadi pada bagian atap yang terbuat dari seng. Menurutnya, angin tersebut datang dari arah laut berbentuk bulatan dan hanya melalui satu garis. Jarak antara perumahan warga dengan tepi pantai sekitar 200 meter.. Angin menerbangkan material yang berada di sekitarnya. “Anginnya berputar dan merusak

rumah yang dilewati, tetapi rumah di sebelahnya tidak rusak,” jelasnya, Menurutnya, peristiwa angin kencang pernah di dearah tersebut pernah terjadi sebelumnya. Namun tidak berdampak signifikan atau sampai merusak rumah. “Kami tinggal dipinggir laut. Kalau ada angin kencang itu hal biasa. Kalau angin yang terjadi sekarang sampai merusak kampung,” ujarnya. (dika/p) FOTO:ANDIKA/PUAILIGGOUBAT

BONGKAR LAPAK - Satuan Polisi Pamong Praja membongar lapak pedagang yang berdiri di atas di kawasan Jalan Andalas Padang, 25 Mei 2015. Pembongkaran dilakukan karena melanggar Perda Nomor 11 Tentang pembangunan di atas riol dan mengganggu jalan umum


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Pemda Mentawai Kuliahkan 400 Mahasiswa SAUMANGANYAK - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menguliahkan sebanyak 400 mahasiswa Mentawai di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Program beasiswa ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut. “Mahasiswa sebanyak 400 orang tersebut dikuliahkan pemerintah melalui beasiswa, mereka kuliah di berbagai pergurun tinggi ternama seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Jogja (UNJ) dan universitas lainnya,” kata Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet awal Mei lalu. Yudas menyebutkan, beasiswa ini diberikan kepada generasi penerus yang berprestasi agar sumber daya manusia meningkat. “Pendidikan penentu maju mundurnya sebuah bangsa, dengan pendidikan akan meningkatkan status sosial masyarakat, harapan kita setelah mahasiswa tersebut tamat, mereka bisa mengisi peluang-peluang pekerjaan yang kosong di Pemerinyahan Kabupaten Kepulauan Mentawai," ujarnya. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sermon Sakerebau meminta, mahasiswa yang telah diberikan kesempatan kuliah menggunakan kesempatan ini dengan baik untuk kemajuan daerah. (spr/g)

Pembangunan SMA Pagai Utara Tunggu Hibah Tanah SAUMANGANYAK - Rencana pembangunan SMA di Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 2016 menanti hibah lahan dari masyarakat setempat. Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet mengatakan, sebelum pembangunan dimulai warga harus membuat surat hibah tanah agar status lahan yang dijadikan lokasi pembangunan jelas. “Setiap pembangunan perlu pengorbanan sebab dana perlu dicari dan dianggarkan untuk membangun SMA, dibutuhkan tanah paling sedikit 4 hektar, di tanah tersebut akan dibangun gedung sekolah, perpustakaan, ruang laboratorium dan fasilitas lain,” katanya, Senin 4 Mei. Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake menyebutkan, jika surat hibah tanah tidak ada pembangunan tidak mungkin dilakukan begitu juga penganggarannya. “Sesuai dengan pengalaman setelah terjadi pembangunan timbul masalah di kemudian hari, ada saja tuntutan dari si pemilik tanah, akibatnya pembangunan tidak bisa ditempati,” ujarnya. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sermon Sakerebau memastikan proses pembangunan SMA dijalankan paling lambat 2016 jika tanah sudah ada. Sebab, lanjut Sermon, pada 2017 seluruh SMA akan dikelola Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. “Sebelum itu terjadi harapan kita setiap kecamatan di Mentawai telah memiliki SMA,” ucapnya. Kristian, salah satu warga Dusun Manganjo, Desa Saumanganyak mendukung rencana pembangunan SMA di daerahnya karena mempermudah akses pendidikan bagi anak-anak di daerah tersebut. (spr/g)

18

Persentase Kelulusan UN Sejumlah SMA Mentawai Meningkat Jumlah siswa yang tidak lulus berkurang

FOTO:LEO/PUAILIGGOUBAT

Supri Lindra Rinto Robertus Sanene

LULUS SELURUHNYA eringkat kelulusan siswa sejumlah SMAN di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Ujian Nasional tahun ini mengalami kenaikan. Di SMAN 1 Pagai Utara Selatan, Kecamatan Sikakap, seluruh peserta UN yang berjumlah 221 orang lulus 100 persen. Persentase kelulusan ini meningkat dibanding UN tahun lalu karena siswa yang tidak lulus saat itu sebanyak 21 orang. Kepala SMAN I PUS, Rita Warti mengatakan, keberhasilan ini tak lepas dari dukungan orang tua dan guru yang telah memberikan perhatian untuk anak-anak. Awalnya, kata Rita, sekolah hanya menargetkan kelulusan 90 persen namun berkat kerja keras semua pihak, siswa berhasil lulus semua. Ke 221 siswa tersebut terdiri dari 2 jurusan, IPA sebanyak 125 siswa dan IPS 96 orang. “Kelulusan

P

Siswa SMA 1 PUS berbaris sebelum memulai ujian nasional. Seluruh siswa di sekolah ini lulus UN

siswa tersebut tidak hanya ditentukan dari nilai UN namun sesuai dengan keputusan rapat majelis guru,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 15 Mei. Sementara di SMAN 1 Siberut Tengah, Kecamatan Siberut Tengah, menurut kepala sekolahnya Rafael Nyo Satoko, kelulusan siswa tahun ini mencapai 95,34 persen. Dari 45 peserta yang terdaftar hanya dua siswa yang tidak lulus ujian. “Satu tidak lulus karena tidak

menyelesaikan program pembelajaran, padahal kita sudah sering mengingatkannya dan yang seorang lagi tidak mengikuti UN,” katanya, Sabtu, 16 Mei. Rafael menyebutkan, jumlah ketidaklulusan tahun ini berkurang, jika tahun lalu yang tidak lulus sebanyak tiga siswa namun tahun ini hanya dua orang. Rafael mengapresiasi semangat salah seorang siswanya yang bernama Stevanus Sageileppak yang

meninggal di Puskesmas Saibi Samukop pada 4 Mei akibat penyakit penggumpalan darah yang sebelumnya dirawat di RS. M. Jamil, Padang pada 21 April. “Meski mengikuti ujian dalam keadaan sakit di rumah sakit, almarhum bisa menyelesaikan ujian dengan nilai yang bagus dan lulus. Dia siswa yang tenang, baik dan punya kemauan tinggi dalam belajar namun Tuhan berkehendak lain,” ujarnya. (g)

Tujuh Siswa SMAN 1 PUS Direkomendasikan Terima Beasiswa Bidik Misi SIKAKAP - Kepala SMAN 1 Pagai Utara Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rita Warti merekomendasikan tujuh siswanya mendapatkan beasiswa Bidik Misi 2015 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ke tujuh siswa sebelumnya telah lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ketujuh siswa tersebut yakni Aderius jurusan matematika Universitas Papua, Bernadeta Salamanang, jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Riau (UNRI), Mardalena Fitriani Daeri, jurusan Manajemen Budidaya Perairan Universitas Riau (UNRI), Somerina, jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan ( Unimed), Mila

Nera Marie, jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Sanity Maduma Rumahorbo jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Andalas (Unand) dan Ernita jurusan PPKN Unimed Kepala SMAN 1 PUS, Rita Warti mengatakan, ketujuh siswa tersebut berhasil masuk perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN yang pengumumannya telah diterima 15 April lalu dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Untuk lulus seleksi SNMPTN, kata Rita, siswa harus mengikuti ujian tertulis dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah dilaksanakan pada November tahun lalu. Selain itu nilai rapor semester 3, 4 dan 5 menunjukkan grafik nilai tetap atau naik, tidak

bisa turun. “Ketujuh siswa yang lulus ini direkomendasikan sekolah untuk menerima beasiswa Bidik Misi

Kementerian Pendidikan Republik Indonesia,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 20 Mei. (spr/g) FOTO:LEO/PUAILIGGOUBAT

TUNGGU INFORMASI UN - Murid SMA N 1 PUS berkumpul di halaman sekolah menunggu informasi kelulusan UN. Tujuh siswa dari sekolah ini direkomendasikan mendapat beasiswa Bidik Misi


PENDIDIKAN

Puailiggoubat

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

19

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

Lokal SDN 15 Sikakap Terancam Ambruk Sekolah dibangun sejak tahun 1979 Leo Marsen

ima lokal SDN 15 Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupa-ten Kepulauan Mentawai yang berbentuk semi permanen teran-cam ambruk karena struktur bangunan yang sudah lapuk. Kepala SDN 15 Sikakap, Atoni Zalukhu mengatakan, kerangka ba-ngunan yang terbuat dari kayu, atap dan loteng sudah lapuk dimakan usia. Atap bangunan juga sudah banyak yang bocor. Atoni menyebutkan, meski sekolah yang bercat putih pada dinding bagian dalam dan hijau di

L

dinding luar kelihatan indah namun kondisinya sudah parah. “Karena dibalut cat saja sehingga sekolah kelihatan bagus namun dalamnya sudah lapuk,” katanya kepada Puailiggoubat, Selasa, 19 Mei. Sekolah ini, kata Atoni, didirikan pada 1979 yang saat itu berstatus Inpres kemudian berubah menjadi SD negeri pada 1990. Menurutnya atap bangunan yang bocor tak bisa ditambal karena untuk memanjat sangat berisiko karena penopang bangunan tak kuat. Atoni mengaku khawatir bangunan tersebut ambruk saat siswa sedang belajar, pihak sekolah sudah mengajukan permohonan

Pemerintah Kecamatan Sikakap Tarik Becak Motor Bantuan Siswa SIKAKAP-Pemerintah Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai menarik tiga unik becak motor bantuan transportasi siswa dari masyarakat karena penggunaannya disalahgunakan pada April lalu. Camat Sikakap, Happy Nurdiana mengatakan, penarikan tersebut disebabkan pengelola melanggar perjanjian saat becak motor itu diberikan. Ketiga unit becak motor merk viar tersebut diberikan Pemerintah Kecamatan Sikakap pada tahun lalu dengan tujuan memudahkan sarana transportasi siswa ke sekolah dan warga yang ingin berobat ke puskesmas yang berasal dari Dusun Rarak Joja, Bukkuk Monga dan Bosua Girau. “Waktu kita melakukan kunjungan kerja ke dusun tersebut, banyak kita lihat siswa SD yang berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah yang berjarak sekitar 2 Kilometer bahkan lebih, mereka tidak diangkut dengan becak yang kita berikan,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 20 Mei. Menurut data yang didapat pihaknya, kata Happy, banyak siswa yang putus sekolah, dari 15 siswa yang ada yang tersisa tinggal 5 orang selebihnya berhenti. Selain itu, warga yang sakit dan butuh alat transportasi juga terlayani dengan keberadaan becak itu. “Pengelola di dusun menggunakan becak tersebut untuk mengangkut pasir dan material lainnya, sehingga fungsi awal tujuan becak motor ini tidak berjalan, dari pada sia-sia bantuan yang kita berikan lebih baik ditarik dan digunakan sebagai kendaraan angkut sampah nanti di Desa Sikakap,” ujarnya. Hingga berita ini diturunkan Puailiggoubat belum bisa konfirmasi dengan pihak pengelola becak yang tersebar di tiga dusun karena akses transportasi yang jauh ditambah sarana komunikasi di daerah tersebut belum ada.(spr/g)

TERANCAM AMBRUK - Gedung SDN 15 Sikakap terlihat bagus karena bagian yang terancam ambruk dicat perehaban bangunan pada 2014 dan menyusul Februari tahun ini termasuk perumahan guru yang

terbakar. “Belum ada kepastian dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Kepulauan Mentawai, soal lokasi pembangunan tidak ada masalah jika dibangun baru,” ucapnya. (g)

US SD Mentawai Diikuti 1.906 Siswa FOTO:LEO/PUAILIGGOUBAT

SIKAKAP - Pelaksanaan Ujian Sekolah (US) tingkat SD yang digelar pada 18-20 Mei di Kabupaten Kepulauan Mentawai berjalan lancar. Tempat pelaksanaan ujian terkonsentrasi di 24 titik di 10 kecamatan. “Peserta ujian tingkat SD/MI pada tahun ajaran 2014/2015 di Kabupaten Kepulauan Mentawai berjumlah 1.906 tersebar pada 24 titik,” kata Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sutopo kepada Puailiggoubat di Sikakap, Rabu 20 Mei. Sutopo menyebutkan, setiap titik pelaksanaan ujian telah ditempatkan pengawas dari Dinas Pendidikan Mentawai dan Provinsi Sumatera Barat Pengawas US di SDN 15 Sikakap, Atoni Zalukhu mengatakan, pelaksanaan ujian di Kecamatan Sikakap dikonsentrasikan pada dua titik yakni di SDN 15 Sikakap dan SDN 01 Sikakap. SD yang ujiannya digabung dengan SDN 15 Sikakap terdiri dari 5 SD dengan peserta 100 siswa, yakni SDN 15 Sikakap sendiri dengan peserta 27 siswa, 14 siswa dari SDN 17 Taikako, 8 siswa SDN 03 Taikako, 6 siswa dari SDN 36 Taikako, SDN 38 Sikakap yang terdiri 15 peserta dan 28 siswa dari SDN 26 Taikako. “Peserta yang terdaftar sebanyak 100 orang namun dua siswa tidak ikut ujian karena mereka telah mengundurkan, jumlahnya menjadi 98 siswa,” katanya kepada Puailiggoubat, Selasa, 19 Mei. Logistik ujian seperti soal dan lembar pengisian jawaban, kata

UJIAN SEKOLAH - Sejumlah siswa SD di Sikakap mengikuti Ujian Sekolah yang dilangsungkan di SDN 01 Sikakap pada 18-20 Mei Atoni, tidak ada masalah, pelaksanaan ujian dimulai tepat waktu yakni pukul 08.00 -10.00 WIB. Sementara di SDN 01 Sikakap, menurut Edita Simamora, pengawas ujian di sekolah itu, peserta terdiri SDN 01 Sikakap peserta 28 orang, SDN 21 Makalo 27 siswa, SDN 02 Taikako 9 peserta, SDN 26 Taikako 28 siswa, SDN 32 Matobe 7 orang, SDN 07 Matobe 10 orang dan SD Swasta Vincentius 27 orang. “Jumlah peserta sebanyak 119 siswa,ada dua orang mengundurkan diri sebelum pelaksanaan ujian ,yang ikut ujian berjumlah 117 orang,” ujarnya. Sementara sekolah Madrasyah Istidayah (MI) Sikakap dengan jumlah peserta 33 siswa mengadakan ujian di gedung sendiri. Di Kecamatan Pagai Utara, pelaksanaan ujian dipusatkan pada dua SD yakni SDN 05 Silabu dan SDN 18 Saumanganyak dengan peserta sebanyak peserta

154 orang. Di Kecamatan Pagai Selatan ujian digelar di SDN 16 Makalo dan SDN 12 Malakopa. Peserta SD yang ujian di SDN 16 Makalo berjumlah 111 orang, yakni SDN 06 Sinaka, SDN 34 Sinaka, SDN 30 Sinaka, SDN 08 Makalo , SDN 09 Makalo , SDN 28 Makalo dan SDN 25 Malakopa di KM 37 Pagai Selatan termasuk SDN 16 Makalok. Jumlah peserta keseluruhan sebanyak 111 siswa. Sedangkan SD yang ujian di SDN 12 Malakopa berjumlah 179 yang berasal dari SDN 24 Malakopa, SDN 12 Malakopa, SDN 13 Bulasat, SDN 31 Bulasat, SDN 23 Sinaka dan SDN 29 Sinaka. ”Peserta ujian yang terdaftar semua mengikuti ujian,” kata Pengawas TK/SD Kecamatan Pagai Selatan, Victor Purba Di Kecamatan Siberut Tengah, pelaksanaan US dipusatkan di SDN 01 Saibi Samukop. Untuk menjaga ketenangan pelaksanaan ujian, di ujung jalan sepanjang

sekolah diberi plang peringatan bertuliskan “Harap Tenang, Ada Ujian” agar warga yang lewat tidak berisik dan kendaraan tidak melewati lokasi pelaksanaan ujian. Hansip desa juga disiagakan menjaga ketertiban ujian. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Siberut Tengah, Jendam Purba mengatakan, pelaksanaan ujian selama tiga hari berjalan lancar. “Ujian diikuti tujuh SD di wilayah kerja kita dengan peserta 145 murid namun yang hadir hanya 143 siswa, satu siswa dari SDN 10 Cimpungan telah keluar dan seorang siswa dari SDN 01 Saibi Samukop telah meninggal sebelum ujian dilaksanakan,” katanya. Purba berharap jumlah kelulusan mengulang sukses pada tahun lalu yakni 100 persen. Menurut Purba harapan itu sangat besar karena pada tahun ini akan dibuka SMPN 2 Siberut Tengah yang berada di Desa Saliguma. (leo/spr/rr/g)


20

Puailiggoubat

Penerimaan siswa dimulai pada tahun ajaran baru

Rinto Robertus Sanene’

P

PENDIDIKAN

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

SMPN 2 Siberut Tengah Dibuka di Desa Saliguma

emerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai membuka satu SMP di Desa Saliguma,

Kecamatan Siberut Tengah yang dinamakan SMPN 2 Siberut Tengah pada ajaran baru tahun ini. Untuk memastikan rencana tersebut, tujuh anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai yang terdiri Wakil Ketua I DPRD Mentawai Kortanius Sabeleake’, Wakil Ketua II DPRD Mentawai Nikanor Saguruk serta lima anggota lain yakni Nelsen Sakerebau, Kristinus Basir , Rasyidin Syaiful, Binsar Parlindungan Sababalat dan Parulian Samalinggai mengunjungi Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah, Kamis, 22 Mei. Anggota DPRD yang didampingi Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Siberut Tengah, Jendam Purba dan pemerintah setempat juga melihat lahan yang digunakan untuk pembangunan yang dihibahkan masyarakat setempat seluas 2 hektar serta fasilitas lain yang ada di desa tersebut. Pada dialog di gedung GKPM Saliguma, warga menyampaikan harapannya agar sekolah tersebut segera dibangun. “Kamiberharap sekolah ini berdiri tahun ini, berdasarkan pengalaman tahun lalu sudah terdengar akan dibuka dan dibangun sekolah tapi

FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

Peserta lokakarya berdiskusi dalam rangka sosialisasi analisis konteks Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional (PTEBT) diadakan Kemendikbud di salah satu wisma di Tuapeijat, Sipora Utara, 2829 Mei 2009

ternyata tidak, ada adik-adik kita di sini yang menunggu sekolah tersebut yang membuat mereka terlambat mendaftar ke SMP Siberut Selatan karena ada kabar akan dibangun sekolah di Saliguma tahun lalu,” kata Sepriadi, salahseorang warga. Sementara Sakubou, warga lain mempertanyakan soal kelengkapan mebeler apabila sekolah telah dibangun. “Berdasarkan pengalaman tentang pembangunan sekolah ini di Saliguma,

SMA di Siberut Barat Dibuka pada Tahun Ajaran 2015/2016 TUAPEIJAT - Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai akan memiliki SMA pertama tahun ini. Penerimaan siswa barunya pada tahun ajaran baru 2015/2016, demikian kata Kepala Dinas Pendidikan Mentawai, Sermon Sakerebau pada Puailiggoubat, Rabu, 27 Mei. “Kita akan membuka SMA di Betaet Kecamatan Siberut Barat, sehingga pelajar yang tamat SMP di Betaet tidak perlu ke Sikabaluan,” katanya. Sermon menyebutkan, pembukaan SMA di Kecamatan Siberut Barat mempertimbangkan banyaknya pelajar tamat SMP yang putus sekolah karena tidak mampu melanjutkan sekolah dengan biaya yang tinggi di Sikabaluan. “Jadi tidak ada lagi generasi Mentawai ke depan yang tidak mengecap pendidikan, hal ini menjadi prioritas Bupati Mentawai di bidang pendidikan,” ujarnya. Limin, panitia penerimaan siswa baru SMA Siberut Barat mengatakan, pihaknya dan guru SMPN 1 Siberut Barat telah melakukan rapat panitia persiapan penerimaan. Untuk sementara, kegiatan belajar akan dilakukan di SMPN 1 Siberut Barat menunggu gedung sendiri dibangun. “Nanti kita lihat jadwalnya, pakah masuk pagi atau siang setealh siswa SMP pulang sekolah,” ujarnya. Selain pembukaan SMA Kecamatan Siberut Barat, Dinas Pendidikan Mentawai berencana membuka sebuah SMP di daerahSimalibbeg. Diharapkan keberadaan SMP ini, siswa SD di sepanjang sungai Simatalu dan sekitar Simalibbeg melanjutkan ke SMP di Simalibbeg. (bs/g)

setelah gedung selesai dibangun tidak dilengkapi dengan mebeler, kami ingin jika gedung ini dibangun harus lengkap,” ujarnya. Menanggapi pertanyaan warga tersebut, Kortanius mengatakan, pembangunan gedung sekolah tersebut akan segera terealisasi tahun ini. “Setiap

pembangunan yang akan terealisasi memperjuangkannya adalah masyarakat di sini, jadi jika sudah dibangun, sekolahnya harus dijaga dan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi fasilitas sekolahnya,serta ke depan bila ada pembangunan kapan akan dibangun tanyalah ke pemerintah

dan bila perlu di DPRD,” ucapnya. Menyambung kata Korta, Nikanor Saguruk memastikan tahun ajaran baru sekitar Juli nanti, sekolah sudah bisa menerima murid baru yang mengisi SMPN 2 Siberut Tengah. “Soal tempat untuk sementara di gedung SDN 16 Saliguma, Dinas Pendidikan juga sudah menyampaikan itu,” katanya. Rencana lokasi pembangunan SMP tersebut telah dibersihkan warga, tinggal menunggu pembangunan dimulai. Sementara Kepala UPTD Pendidikan Siberut Tengah, Jendam Purba mengatakan, pada tahap awal pembukaan SMPN 2 Siberut Tengah akan menggunakan gedung SDN 16 Saliguma. Sementara pembangunan gedung SMP itu sendiri akan dibangun pada Desember. Menurut Purba, Dinas Pendidikan Mentawai telah menandatangani kontrak keberadaan SMP tersebut di Kemendikbud. Siswa perdana SMP ini diperkirakan berjumlah 55 orang yang berasal dari 45 siswa SDN 16 Saliguma digabung dengan 10 siswa SDN 10 Saliguma yang berada di Totoet, ditambah dengan siswa yang lulus tahun lalu yang tak bisa melanjutkan sekolah. ( g)

SMP Satu Atap Sotboyak Buka Penerimaan Murid Baru SOTBOYAK - SMP Satu Atap Desa Sotboyak, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai resmi dibuka pada tahun ajaran baru 2015/2016. Siswa perdana akan diterima saat ajaran baru dibuka. “Untuk proses belajar mengajar tahap pertama ini akan dilakukan di SDN 03 Sotboyak. Untuk pembangunan sekolahnya kita sudah usulkan pada Musrenbang tingkat kecamatan

dan lahan sudah tersedia,” kata Kepala Desa Sotboyak, Alpius Kepala Desa Sotboyak. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Siberut Utara, Jop Sirirui mengatakan, keberadaan SMP diSotboyak membantu meringankan beban biaya yang dikeluarkan orangtua di sekitar daerah itu. ”Tamatan SD yang ada di sekitar FOTO:BAMBANG/PUAILIGGOUBAT

PENGUMUMAN - Spanduk penerimaan siswa SMP Satu Atap Sotboyak yang dipasang di Desa Sotboyak, Siberut Utara

Sotboyak tidak mesti melanjutkan di SMP Sikabaluan karena sudah ada di daerah tersebut,” katanya kepada Puailiggoubat, Kamis, 21 Mei. SD yang ada di sekitar Sotboyak di antaranya SDN 03 Sotboyak, SDN 15 Bojakan, SDN 23 Bojakan dan Lubaga. “Aksesnya lebih dekat, ini kita lihat dari pengalaman ujian akhir sekolah tingkat SD kemarin di mana SD yang ada di sekitar Sotboyak digabung di sini,”ujarnya. Terkait dengan tenaga pengajar, kata Jop, Dinas Pendidikan Mentawai akan merekrut tenaga guru kontrak. “Akan ada penerimaan guru kontrak lagi dan beberapa mahasiswa yang sudah selesai kuliah ada yang sudah memasukkan lamarannya,” ucapnya. Jika proses tersebut berjalan lancar, UPTD Siberut Selatan, menargetkan tahun 2016 akan membuka SMP di Sirilanggai karena daerah itu memiliki beberapa SD, yakni SDN 01 Malancan, SDN 06 Malancan, SD Terekanhulu dan Gorotai. “Dengan bertambahnya SMP nanti akan meningkatkan persaingan antar sekolah dalam memajukan pendidikan,” katanya. (bs/g)


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Mensos: Pastikan Stok Raskin Aman Hingga September JAKARTA - Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa memastikan stok beras miskin (raskin) aman saat memasuki ramadhan, idul fitri hingga September. Agar pendistribusian tepat waktu, ia meminta kepala daerah segera mengirim Surat Perintah Alokasi (SPA) kepada divre dan subdivre ke Perum Bulog. “Raskin dijamin aman saat memasuki ramadhan, idul fitri, hingga

21

Warga Tumalei Sesalkan Pembagian Dana KKS Tidak Merata FOTO:LEO/PUAILIGGOUBAT

Belum semua warga dapat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

Leo Marsen

FOTO:KEMENSOS.GO.ID

P

September, “ katanya usai meninjau Gudang Bulog di kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 22 Mei yang dilansir di laman kementrian ini. Khofifah meminta, setiapraskin yang diterima agar dipastikan kualitas, satu keluarga miskin dapat 15 Kilogram per bulan, beras tidak berwarna kuning, tidak ada batu dan jamur, serta tidak ada kandungan sintetis, plastik serta zat berbahaya. Jika raskin yang diterima tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, harus dikembalikan kepada divre dan subdivre bulog tempat beras dikeluarkan untuk segera diganti dengan beras yang layak dikonsumsi. “Sudah ada kesepakan antara Kemensos dengan Dirut Perum Bulog, jika ditemukan beras di bawah standar harus segera dikembalikan ke gudang Bulog karena akan dilakukan pemusnahan,” ujarnya. Pengecekan raskin di gudang Bulog dilakukan oleh Tim Koordinasi (Tikor) Raskin di daerah masingmasing. Sekalian mengirimkan SPA juga bisa dilakukan pengecekan kualitas raskin yang akan didistribusikan ke daerahnya. “Kepala daerah dan Tikor Raskin bisa melakukan pengecekan di gudang Bulog terkait kelayakan dan kualitas raskin sebelum dikirim ke daerahnya. Sebab, kalau dicek di titik bagi membutuhkan waktu dan biaya yang tidak murah,” ucapnya. Penerima raskin merupakan pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang berjumlah 15,5 juta, dan pada tahun ini ditambah 840 ribu. KKS ini multifungsi seperti membeli solar, pupuk, gas elpji 3 Kilogram semuanya bersubsid serta gratis sertifikat tanahBadan Pertanahan Nasional (BPN). (g)

embagian dana bantuan untuk keluarga kurang mampu melalui Kartu

Keluarga Sejahtera (KKS) dari pemerintah pusat di Dusun Tumalei, Desa Silabu, Kecamatan Pagai Utara, Kebupaten Kepulauan Mentawai belum merata. Dari 56 kepala keluarga di dusun tersebut, hanya 12 kepala keluarga yang mendapat dana yang pencairannya dilakukan di kantor Pos Sikakap. Hermanus dan Joni Sirisurak, warga Tumalei menyebutkan, akibat pembagian KKS yang tidak merata, selain bantuan uang tunai kebutuhan keluarga, anak mereka yang sekolah di SMP juga tidak mendapat beasiswa. “Menurut sekolahnya syarat mendapat beasiswa, orang tua harus memiliki KKS karena tidak memiliki kartu itu anak kami tidak mendapat beasiswa sebanyak Rp700 ribu tersebut,” kata Hermanus. Hermanus dan Joni mengaku pasrah kapan akan diberikan KKS oleh pemerintah, “kami hany abisa

TERIMA KKS - Warga Desa Saumanganya menerima bantuan dana Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di kantor Camat Pagai Utara berharap kartu tersebut diberikan,” ujar Joni. Terkait hal itu, Kepala Dusun Tumalei, Samuel Siritoitet mengatakan, data jumlah penduduk yang berhak mendapat bantuan telah disampaikan secara tertulis kepada pemerintah, namun tak semua yang diajukan mendapat dana. “Kejadian itu hampir sama dengan tahun lalu pada saat program BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat), banyak warga yang ditolak

karena tidak memiliki kartu,” katanya kepada Puailiggoubat, Kamis, 28 Mei. Timpangnya jumlah penerima di Tumalei juga disampaikan mantan Kepala Dusun Tumalei yang menjabat pada periode 2000-2008,L.Tamba. Menurut Tamba, jumlah penerima yang diajukan sebagai penerima bantuan yang ketika itu bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebanyak 42 KK namun yang mendapat hanya 14 KK. “Padahal saat itu telah diajukan

daftar lengkap jumlah masyarakat yang layak menerima bantuan ke desa Silabu namun tidak ada perubahan,” ujarnya. Selain di Tumalei, Warga Dusun Silabu yang menjadi penerima KKS juga sangat sedikit, dari 65 KK yang diajukan, hanya 9 KK yang diberi kartu. “Data usulan baru telah kami ajukan kembali kepada pemerintah agar pada pembagian dana berikutnya semua warga mendapat,” kata Kepada Dusun Silabu, Jon Priduan.( g)

Pendapatan Nelayan Sikakap Berkurang Akibat Kapal Pukat ‘Pendatang’ SIKAKAP-Pendapatan nelayan tradisional Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai berkurang hingga 50 persen akibat masuknya kapal pukat cincin dan bagan dari luar Mentawai yang menangkap ikan di wilayah perairan nelayan tradisional. Afdal, salah seorang nelayan tradisional Desa Sikakap mengatakan, kapan pukat tersebut berasal dari Padang, Pesisir Selatan, Bengkulu, Sibolga dan Jakarta. Kapal-kapal itu, kata Afdal, sudah memasuki daerah pemancingan nelayan yang mengakibatkan hasil tangkapan mereka berkurang. “Ini disebabkan peralatan tangkap ikan yang dimiliki kapal pukat jauh lebih canggih dari yang dimiliki nelayan lokal, dari segi lampu saja misalnya, nelayan

tradisional di Pagai Utara Selatan hanya memiliki lampu 2 unit, sementara kapal pukat cincin dan bagan memiliki lampu puluhan buah, begitu juga dengan alat

tangkapnya, nelayan tradisional hanya mengunakan mata pancing dan jaring yang berskala kecil sementara kapal pukat cincin mengunakan peralatan yang sudah canggih, sekali FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

PENDAPATAN BERKURANG - Nelayan menyandarkan perahu di Masabuk, Sikakap. Pendapatan nelayan berkurang akibat masuknya kapal pukat dari daerah luar

turun jaringnya bisa menangkap ikan berton-ton, sementara hasil tangkap ikan berkilo-kilo saja,” katanya kepada Puailiggoubat, Jumat, 22 Mei. Awaluddin, nelayan lain menyebutkan, mereka tak mampu bersaing dengan kapal-kapal besar tersebut karena kalah modal untuk membeli peralatan tangkap ikan. Biasanya sekali turun nelayan tradisional hanya memiliki modal Rp50-100 ribu. Dengan mesin berkekuratan 6 PK, kata Awaluddin, wilayah penangkapan mereka sangat terbatas yang ditempuh sekitar setengah jam perjalan. “Hasilnya sangat sedikit, jika ingin hasil banyak butuh waktu 3-5 hari namun bagi kami sangat sulit karena modal terbatas, minimal untuk modal sampai 5 hari itu Rp1 juta,” ujarnya. (g)


22

Puailiggoubat

EKOKER

NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Pemda Mentawai Siap Tampung Beras Warga SAUMANGANYA - Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet menyatakan, pemerintah siap menampung seluruh hasil panen beras masyarakat jika panen telah melimpah dan ingin menjual. Masyarakat, kata Yudas, tidak perlu cemas kalau hasil panennya banyak karena pihaknya siap membeli berapa pun beras yang dihasilkan warga. “Silahkan bawa ke Tuapeijat, kita pasti beli,” katanya saat pelantikan Camat Pagai Utara, Jarlinus Ridwan awal Mei lalu. Yudas mengatakan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM telah diinstruksikan untuk menampung beras warga tersebut. Menurutnya program cetak sawah tiap kecamatan merupakan kegiatan prioritas pemerintahannya agar warga tidak tergantung dengan beras miskin (raskin). Yudas menyebutkan, pendistribusian raskin tiap tahun menyedot anggaran sekitar Rp2,5 miliar, agar lebih efektif, dana tersebut dialihkan mencetak sawah baru. “Sekarang dana itu telah dialihkan membuka sawah, beli bibit, pupuk dan saran pendukung lainnya,” ujarnya. Ia berharap warga membuka sawah karena lahan kosong di Mentawai sangat luas yang belum terkelola dengan baik. (spr/g)

Pasar Kecamatan Pagai Utara Dibangun SAUMANGANYAK-Pasar Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berlokasi di Desa Saumanganyak mulai dibangun pada Mei ini. Pasar dikerjakan kontraktor dari CV. Rapa Karya beranggaran Rp900 juta dengan ukuran panjang 22,50 meter dan lebar 8 meter. Kepala Logistik CV Rapa Karya, Meldi mengatakan, semua material yang digunakan untuk pembangunan pasar KecamatanPagai Utara menggunakan material lokal seperti pasir dan kerikil. Bangunan tersebut menggunakan kuda-kuda baja ringan berbahan aluminium sementara tiangnya dari bersi berukuran 10X12 Inchi. “Karena lokasi tempat pembuatan pasar dari tanah liat terpaksa kita memakai tiang bakau sebanyak 70 batang, dengan panjang 1 tiang 3 meter, tiang bakau tersebut langsung dipesan ke masyarakat dengan harga Rp3 ribu per batang,” katanya kepada Puailiggoubat, Kamis, 21 Mei. Pada APBD Mentawai 2015, dana pembangunan pasar tersebut dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan nilai Rp1.087.355.000. (spr/g)

Nelayan Sikakap Minta DKP Datangkan Pembeli Ikan Kerapu FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

Nelayan rugi karena banyak ikan mati

Supri Lindra

N

elayan keramba apung Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap meminta Dinas

Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Mentawai mendatangkan pembeli ikan kerapu hidup karena telah dua tahun penampung yang biasanya membeli ikan di daerah tidak datang. Keterlambatan pembelian mengakibatkan beberapa ekor ikan yang dipelihara nelayan dalam keramba mati, nelayan rugi puluhan juta. Sekretaris Kelompok Nelayan Karya Bersama, Afdal mengatakan, jenis kerapu yang mereka pelihara merupakan kerapu cantik yang bibitnya berasal dari bantuan DKP Sumatera Barat sebanyak 2.500 ekor pada 2013. ”Karena keterlambatan penjualan sebagian ikan mati dan yang tersisa saat ini 1.300 ekor. Ikan ada yang mati, beberapa ekor lepas, berat kerapu peliharaan kami antara 1-3 kilogram,” katanya kepada Puailiggoubat, Rabu, 20 Mei.

KERAMBA - Salah satu keramba jaring apung di selat Sikakap. Nelayan keramba mengharapkan DKP untuk mendatangkan pembeli ikan kerapu guna menekan kerugian akibat banyaknya ikan yang mati Afdal menyebutkan, ikan tersebut telah dipelihara selama 2 tahun, seharusnya tahun ini dipanen namun karena belum ada pembeli mereka harus melanjutkan memelihara ikan tersebut. Dengan penambahan waktu pemeliharaan, kata Afdal, mereka mesti menambah pakan yang membutuhkan modal yang cukup besar.

Menurut Afdal, dalam sehari mereka harus menyediakan 10 kilogram pakan untuk ikan 1.300 ekor. “Kami berharap pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai membantu mencarikan solusi agar ikan kerapu ini dapat terjual secepatnya,” ujarnya. Selain Afdal, kelompok milik

Afrizal juga mengalami kerugian karena dari 100 ekor ikan yang mereka pelihara yang tersisa hanya 30 ekor. Berkurangnya ikan disebab-kan kematian karena penyakit. “Jika ikan belum dibeli tahun ini kemungkinan akan mati semua atau akan lepas karena jaringnya sudah mulai lapuk,” ucapnya. (g)

Warga Saumanganya Tunggu Bibit Karet Bantuan Dinas Perkebunan Sumbar SAUMANGANYAK-Warga Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara menunggu kedatangan 10 ribu bibit karet yang pernah dijanjikan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat yang rencananya diberikan Mei ini. Ketua Kelompok Tani Saladdu, Desa Saumnanganya, Herry Goenamaltha mengatakan, kelompoknya saat ini menunggu bibit karet bantuan dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat. Bibit itu, kata Herry, bertujuan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi warga yang terkena bencana tsunami pada 2010. Namun hingga saat ini, bibit yang dijanjikan tersebut belum datang, “Kita hanya menunggu saja,” katanya kepada Puailiggoubat, 21 Mei. Sebelumnya saat berdialog dengan warga Saumangaya pada April lalu, Kepala Bidang Penge-

lolaan Lahan dan Air Dinas Provinsi Sumbar, Akhiruddin mengatakan, 10 ribu bibit karet tersebut untuk warga Desa Saumanganya. Ia

menyebutkan, bantuan itu direncanakan didistribusikan pada Mei untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi warga yang terkena benFOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

BANGUN PASAR - Pekerja mulai membuat pondasi untuk pembangunan pasar Kecamatan Pagai Utara

cana tsunami pada 2010. “Harapan kita kepada masyarakat yang mendapatkan bantuan bibit karet agar dapat mengelola dengan baik, dan betul-betul serius didalam pengarapan agar menghasilkan, jika hasil yang baik maka ekonomi masyarakat akan menjadi baik pula, sehinga kita dapat menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi,” ujarnya kala itu. Kepada warga, Akhiruddin menyebutkan, pada 2013 pihaknya pernah memberikan bantuan sebanyak 7 ribu bibit karet kemudian dilanjutkan 10 ribu karet pada 2014 di Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap. Sementara Camat Pagai Utara, Jarlinus Ridwan, berharap, jika bantuan tersebut telah diterima, ia berharap kepada warga untuk menanam memanfaatkannya sebaik mungkin.(spr/g)


23

Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015 FOTO:SYAFRIL/PUAILIGGOUBAT

Suara Daun

D

alam Arat Sabulungan, nenek moyang orang Mentawai (para leluhur) percaya bahwa segala sesuatu di dalam jagad raya memiliki roh. Bulan, bintang, matahari, awan, dan hujan dipercaya berasal dari roh penguasa langit disebut ulaumanua/ taikamanua. Hutan belantara dan embun di dalamnya semata-mata kreasi dan anugrah taikeleleu. Roh yang bersemanyam di dalam tanah berperan menumbuhkembangkan tanaman dan tumbuh-tumbuhan disebut taikabaga. Roh yang ada pada air sungai dijuluki taikaoinan dan taikabagatkoat merupakan roh yang mendiami air laut. Eksistensi roh dan jiwa ketcat/ simagre tidak saja terdapat pada makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan, tetapi juga terdapat pada benda mati dan fenomena alam. Fenomena alam yang rumit seperti pelangi (linu), angin (rusa), halilintar (leleggu), gempa bumi (teteu) diyakini kreasi roh yang memiliki makna dan pengaruh dalam kehidupan manusia. Gempa bumi misalnya dimaknai sebagai tanda bahwa tanamantanaman akan memasuki musim berbuah lebat. Semua roh dalam jagad raya yang dipercaya bersifat kausal dan ambigu. Jika itikad baik manusia baik (masuru’ ka arat) maka roh akan selalu memberkati. Jika tabiat manusia buruk (melakukan kei-kei) maka roh menjadi jahat. Arat sabulungan adalah falsafah hidup, norma dan tata perilaku nenek moyang orang Mentawai. Migrasi dan Kepemilikan Tanah Dalam folklore lisan “pumumuan” dinyatakan bahwa para leluhur berasal dari lembah Simatalu – Pulau Siberut dan hidup menyatu selaras dengan alam. Aktivitas utama para leluhur adalah berladang “mumone” sambil memelihara ternak “tarimeu” dan berburu. Akan tetapi, tragedy keesrakahan salah satunya pada “buah pohon sipeu”, mendorong warga Uma melakoni migrasi (perpindahan tempat). Migrasi ke daerah hulu sungai mendorong para migrant (orang yang melakukan migrasi) menggunakan sarana transportasi sungai yang disebut Abak (sampan). Mengemudikan sampan ke hulu sungai yang dangkal dan deras “manaksa” butuh kemampuan menjaga keseimbangan dan keterampilan menggunakan tongkat/ galah, sedangkan menuju hilir “muraggai” umumnya hanya menggunakan pendayung (luga). Konon, ide merancang abak bermula dari pengalaman

Roberta Sarogdok

Menunggu Budaya Mentawai Diterapkan di Sekolah

D

Tradisi Mumone dalam Energi Arat Sabulungan (1) Oleh: Jeppy Geal Saogo menyaksikan dedaunan kering yang terapung di permukaan air sungai. Daun-daun yang terapung diamati bentuknya kemudian ditiru. Daya kreasi menghasilkan abak dan meniniaturnya berupa laijoa. Migrasi ke pulau lain bermula dari aksi sensasional dan eksentrik Pagetasabbau. Ia menagndalkan jejeneng (lonceng berukuran kecil) dalam ritual magisnya “masing nang tuning”. Pola eksentrik Pagetasabbau membuahkan konsekuensi. Pulau bergerak jauh di luar kendali. Entah apa sebabnya, dinamika “pulau beriloga” sontak berhenti dengan bahasa satire (sindiran) “nganga pasailukat”. Esensinya, obsesi tinggi dengan mengabaikan kerja keras akan meracuni akal sehat dan mengandalkan kekuatan magis semata akan berbuah malapetaka. Dua orang kakak beradik yakni Patangat Laggai dan Roroi Bulak, keluarga erat Pagetasabbau mendesain sarana transportasi laut yaitu kalbba untuk menjemput saudari “maniu” dan nenek mereka si “ Ti’ti Rere” yang terjebak di Pulau Beriloga. Bahan utama kalabba adalah kayu yang berukuran besar. Kalabba memiliki satu tiang penopang, satu layar, dan dan dua batang lokkot dan dua cadik “serepak” sebagai penyangga

keseimbangan. Kalabba dilengkapi dalat kemudi “pumuriat” dan tenda penaung yang disebut lujo di mana proses bongkar pasangnya praktis dan temporal untuk menghindari panas dan hujan. Kalabba digerakkan dengan layar yang disebur ngare berupa tirai bamboo yang dijalin dengan hasil tenun serat daun nenas atau melinjo “bake”. Laju kalabba dibantu oleh tenaga manusia dengan cara masibutta ngunguirut (menggerakkan dayung dengan cara menghadap buritan). Kalabba menjadi inspirasi dan sarana andalan para leluhur untuk mengadakan penelusuran ke pulaupulau yang dikenal dengan sebutan nusa. Secara implisit, migrasi adalah tindakan adiluhung, ekspresi sikap cinta damai. Lebih baik menghindari perselisihan, pertumpahan darah atau perang saudara. Migrasi merupakan cara pandang baru, keberanian menghadapi risiko hidup sebagai si toi (papa; pendatang; tidak memiliki rumah dan tanah). Jati diri sebagai toi memacu para migrant untuk aktif melakukan penjelajahan, penyelidikan, peninjauan, serta pengamatan pada pulau-pulau yang memenuhi criteria perladangan maupun tempat tinggal. Bilamana pulau yang ditemukan belum ada penghuni dan pemiliknya

maka pulau itu diberi status Polak Sinese. Sebagai contoh pulau Pagai Utara Selatan adalah Polak Sinese, ditemukan oleh para leluhur yang bermukim di Taikako, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap. Penemu pertama menjadi pemilik tanah (Sibakkat Polak). Ada penjelajah lain yang ingin memiliki dan menguasai Polak Sinese. Tanah yang diperoleh dengan cara membeli umumnya dikenal dengan istilah Polak Sinaki. Transaksi tidak menggunakan uang, melainkan menggunakan barang atau perkakas antic dan masih langka pada masa itu. Pemilik tanah “Sibakkat Polak”zaman dahulu memiliki belas kasih dan suka berbagi, rela menghibahkan sebagian tanahnya kepada si toi untuk dikelola. Tanah yang dihibahkan pada si toi dinamakan polak Sikau. Kini, polak sinese, polak sinaki, dan polak sikau terangkum dalam entitas “polak muntogaf” yaitu tanah yang dikelola oleh banyak orang dari berbagai suku namun, masih memiliki hubungan kekerabatan. Pada hakikatnya, status kepemilikan tanah tidak tertulis dalam naskah namun dapat ditelusuri dalam cerita-cerita lisan. (bersambung edisi depan)

aerah Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan wilayah yang memiliki kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman adat dan budaya yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Mentawai. Kekayaan sumber daya Mentawai sangat erat hubungannya dengan keanekaragaman adat dan budaya masyarakat Mentawai, karena semuanya merupakan sumber inspirasi dalam kebudayaan Mentawai. Hingga perkembangan zaman dan era globalisasi saat ini, mengakibatkan perubahan simbol dan nilai-nilai luhur budaya Mentawai, semakin berkurangnya transformasi dan informasi budaya Mentawai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang semakin menambah kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai dan makna-makna luhur dari budaya di situasi saat ini. Sehingga rasa memiliki dan kecintaan masyarakat Mentawai terhadap budayanya sendiri semakin mengikis dan hampir redup, sebab budaya Mentawai cenderung hanya dikenal sebagai budaya yang eksotik. Hingga saat ini Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai kecuali Sipora telah berinisiatif dan berkomitmen untuk mengapresiasi dan terus mengembangkan upaya-upaya pelestarian nilai-nilai luhur budaya Mentawai melalui sistem pendidikan formal di Mentawai. Kurikulum Muatan Lokal Budaya Mentawai dianggap sebagai wadah transformasi dan media pewarisan nilainilai luhur budaya yang paling tepat dan strategis bagi generasi muda Mentawai di zaman sekarang. Keterlibatan dan berbagai usaha para guru dan UPTD Pendidikan di Siberut sampai terakhir Workshop Penerapan Kurikulum Muatan Lokal Budaya Mentawai di Kecamatan Pagai Utara, Sikakap dan Pagai Selatan pada tanggal 21 s/d 23 Januari 2015, sudah menghasilkan kesepakatan untuk penerapan mata pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai di ketiga kecamatan tersebut. Nah artinya dari 10 kecamatan yang ada di seluruh Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah 8 kecamatan yang telah menghasilkan kesepakatan untuk menerapkan mata pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai di sekolah-sekolah dasar (SD), hanya tinggal Kecamatan Sipora Utara dan Sipora Selatan yang belum memulai penerapan mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolahnya. Bahan ajarpun yang disusun oleh tim penyusun bahan ajar Muatan Lokal Budaya Mentawai telah siap direvisi ulang, revisi yang dihasilkan berdasarkan pada kondisi lokal daerah terutama dalam hal penggunaan istilah-istilah dalam bahasa lokal di Pagai Utara, Sikakap dan Pagai Selatan. Namun demikian bahan ajar mata pelajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai ini disadari masih harus dikembangkan agar dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan penerapannya di sekolah yang ada Kabupaten Kepulauan Mentawai. l


Puailiggoubat NO. 313, 1 - 14 Juni 2015

Bupati dan rombongan disambut anak TK di Aula Pastoran Sikakap

B

upati Mentawai Yudas Sabaggalet meminta guru pendidik Taman Kanak-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini (TK/ Paud) dan orang tua murid untuk mendidik anak pada usia dini dengan baik, hal itu disampaikan dalam acara wisuda gabungan TK/Paud seKecamatan Sikakap di Aula Pastoran, Sabtu (30/5/2015) “Anak usia dini ibarat kertas putih jangan salah menulis. Untuk membangun bangsa ini dengan karakter Indonesia artinya kita menanamkan jiwa se-bangsa dan setanah air sejak dini kita ajarkan,” ujarnya. Menurut Bupati, anak-anak adalah generasi Mentawai dan generasi Indonesia ke depan, merekalah yang akan meneruskan perjuangan generasi saat ini. “Mentawai merupakan bagian

Bupati: Pendidikan Karakter Harus Diajarkan Sejak Dini dari Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, etnis, dan agama. Agar tidak terjadi konflik ke depannya sejak dini anak- anak mari kita ajarkan saling menghargai, menghormati dan bersahabat walau kita berbeda tapi tanamkan rasa mencintai Indonesia,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sermon Sakerebau yang juga hadir menyampaikan, wisuda pada usia dini adalah wisuda masih semu. Mereka baru akan diwisuda setelah mengikuti

Bupati Mentawai Menerima bingkai foto sebagai cendera mata2

kuliah untuk menyandang gelar sarjana. “Untuk melangkah kepada wisuda yang sebenarnya mari kita sekolahkan anak-anak kita, sambil mendampingi mereka dan mendidik untuk generasi Mentawai ke depan,” ujarnya. Sementara Kepala Bidang TK/ PAUD Mateus Lajo mengatakan, TK/ PAUD masih tempat bermain dan belajar dan diwisuda pada usia dini agar dibangun karakter, mentalnya untuk masuk ke jenjang masuk sekolah dasar. “Mereka butuh

pendampingan untuk mengarahkan kepada hal yang berguna,” katanya. Rombongan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet tiba di Sikakap pukul 10.00 WIB didampingi Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sarmon Sakerebau, Kabag Humas Joni Anwar serta para pejabat lainnya. Kehadiran rombongan itu untuk mewisuda murid-murid 14 sekolah TK/PAUD se-Kecamatan Sikakap yang dihadiri oleh Camat Sikakap, Happy Nurdiana, Kepala UPTD Pendidikan Sikakap Salvator Sakoikoi

Bupati Mentawai menerima salam dari anak TK dan PAUD2

dan para guru serta orang tua murid dari tiga desa Sikakap,Taikako dan Matobe. Kedatangan rombongan Bupati disambut dengan turuk laggai. Murid TK/PAUD tersebut diwisuda sebanyak 121 orang dari 14 TK/ PAUD dan guru 43 guru pendidik seKecamatan Sikakap. TK/PAUD tersebut, TK/PAUD St.vincentius, Tunas Harapan, Ogok Raflesia, Bintang Mulia 3, Bintang Mulia 2, Bukit Moria, Kristen Aleita, Pemulihan Trans, Paidia GKPM, Katet Baga Rebana, Nuntut Baga Ina, Sasaraina, Kristen Pemulihan, Teratai 1 DWP Sikakap. Usai makan siang pukul 12.00 WIB, sebelum penutupan, guru-guru pendidik memberikan cendera mata kepada Bupati sebingkai foto dan lelang spontan kerajinan tangan guruguru TK/PAUD. (*)

Bupati Mentawai Yuda Sabaggalet menyampaikan kata sambutan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.