29 minute read

FOOD INFO

Enzyme-Modified Cheese untuk Produk Pangan Siap Saji

Gaya hidup yang dinamis seperti saat ini membutuhkan kecepatan hampir di setiap bidang, terutama pada pemenuhan konsumsi masyarakat. Permintaan konsumen terhadap eksplorasi rasa juga semakin meningkat terutama karena paparan informasi yang begitu mudah. Keju menjadi salah satu cita rasa yang diinginkan konsumen hampir di segala jenis produk pangan terutama pangan siap saji. “Semua hidangan dipasangkan dengan keju untuk kesan mewah, mahal, dan lezat. Untuk memenuhi hal tersebut, sejak dua tahun lalu kami memproduksi enzyme-modified cheese (EMC) bernama Chezmo,” kata Indri Cantika W, Sales & Marketing PT Gala Natura Kreasi. Keju ini dapat digunakan untuk berbagai produk pangan, seperti untuk pembuatan saus keju, keju olahan, seasoning, dan lainnya. Aroma dan rasa keju dari EMC banyak digunakan sebagai ingridien untuk pangan olahan untuk menggantikan peran keju natural. Produksi EMC adalah metode konsisten untuk meningkatkan rasa keju dalam produk yang membutuhkan sumber keju seperti parmesan, cheddar, swiss dan lainnya. Penggunaan EMC pada produk dinilai lebih ekonomis. Hanya diperlukan 1%-5% EMC digunakan dari total adonan bahan pangan untuk bisa mendapatkan flavor keju yang kuat, karena aroma dan rasa EMC bisa sampai 30 kali keju alami. Fri-12

Advertisement

Indonesia Halal Industry Awards 2022 Dibuka Kembali

Salah satu bagian penting dari ekosistem ekonomi syariah adalah industri halal, dan hal inilah yang sedang diperkuat oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI). Salah satu bentuk kegiatan untuk menguatkan industri halal Indonesia adalah dengan memberikan apresiasi kepada individu maupun pelaku industri nasional yang berperan aktif terhadap pengembangan industri halal Indonesia. Apresiasi ini berupa penghargaan yakni Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) yang mulai diberikan sejak tahun lalu.

Pada tahun ini, Kemenperin kembali melaksanakan IHYA untuk mendukung kemajuan dan penguatan industri halal Indonesia, sekaligus dapat menjadi representasi visi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Pada IHYA ini (https://ihya.kemenperin. go.id/), terdapat 8 kategori awards yang akan diberikan, yakni (1)Inovasi Halal Terbaik, (2) Program Sosial Kemasyaratakan Terbaik, (3) Rantai Pasok Halal Terbaik, (4) Industri Kecil Terbaik, (5) Kawasan Industri Halal Terbaik, (6) Ekspansi Ekspor Terbaik, (7) Dukungan Program Halal Terbaik, (8) Dukungan Finansial Terbaik. Semua rangkaian kegiatan IHYA 2022 mulai dari pendaftaran hingga penialaian dilakukan secara daring melalui portal resmi IHYA. Penganugerahan IHYA akan dilaksanakan pada Desember 2022. Fri-12

Pangan Fungsional:

Tema Kolaborasi Tiga Universitas Memeringati Hari Pangan Sedunia

Memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day/ WFD, 16 Oktober), Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) berkolaborasi mengadakan kegiatan web-seminar pada 5 November 2022 lalu. Ketua Panitia Pelaksana, Lukman Azis, S.TP., M.Sc menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya melibatkan dosen, tetapi juga mahasiswa dari masing-masing program studi. Webseminar WFD 2022 ini mengusung tema “Functional Foods: Trends and Challenges”. Tema tersebut dilatarbelakangi dari kondisi dunia saat ini yang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, khususnya terkait dengan kondisi kesehatan global. Kondisi demikian mengakibatkan penggiat pangan fungsional perlu menjawab tantangan baik dalam proses pengembangan produk maupun pengenalannya di masyarakat yang perlu untuk diketahui lebih luas.

WFD kali ini juga dihadiri oleh pimpinan kampus yang terlibat yaitu UAD, UAI, dan UMB. Masingmasing memberikan sambutan yang menyoroti soal pangan fungsional. Rektor UAI, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc. menyampaikan bahwa pangan memang menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, pangan menjadi salah satu kebutuhan pokok umat manusia terlebih lagi jika dikaitkan dengan pangan yang menyehatkan, halal dan pangan dengan fungsi khusus. Kemudian Rektor UMB Prof. Dr. Ir. Herry

Suhardiyanto, M.Sc., IPU. menyampaikan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan jenis dan kuantitas yang dibutuhkan setiap individu. Oleh sebab itu, sangat penting menggali informasi yang cukup agar pemenuhan kebutuhan pangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Terakhir, dari UAD yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Rusydi Umar S.T., M.T., Ph.D, yang menyampaikan bahwa salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs)adalah Zero Hunger yakni pemenuhan pangan dapat sampai pada seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak ada lagi kasus kekurangan pangan.

Seminar ini dimoderatori oleh Fahmi Ilman Fahrudi, S.TP., MOFT. yang menyampaikan bahwa perayaan WFD merupakan peringatan bagi seluruh lapisan masyarakat agar terus berkontribusi dalam memberikan ide dan gagasan untuk memecahkan masalah pangan baik di sekitar kita maupun di dunia. Pada kesempatan kali ini, Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI), Prof. Dr. C. Hanny Wijaya menjadi keynote speaker sekaligus menyampaikan materi dengan judul ‘Potensi dan Peran Pangan Fungsional Menghadapi Krisis Pangan’. “Memberikan alternatif guna menghadapi era krisis pascapandemi, dengan menciptakan inovasi pangan yang bersifat berkelanjutan dan memiliki manfaat fungsional. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan pangan berbasis tumbuhan, penggunaan pangan secara efisien, no waste policy dan pangan yang ramah lingkungan,” ujar Hanny.

Tantangan industri pangan

Perubahan gaya hidup, perkembangan IPTEK, kesadaran tentang hubungan antara pangan dan kemungkinan timbulnya penyakit, serta peningkatan kesejahteraan, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih produk pangan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi industri pangan untuk terus melakukan inovasi. Dalam proses penyediaan pangan, terdapat dua peran pemerintah yaitu melindungi konsumen dari pangan tidak aman serta mewujudkan perdagangan yang adil dan bertanggung jawab. Koordinator Kelompok Substansi Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Klaim, dan Informasi Nilai Gizi, serta Pangan dengan Proses Tertentu dan Cara Produksi Pangan Tertentu, Direktorat Standarisasi Pangan Olahan BPOM RI, Sofhiana Dewi, S.TP., .M.Si, menyampaikan bahwa secara regulasi, tidak ada regulasi yang

mengatur peredaran produk-produk pangan fungsional. Namun, BPOM mengatur regulasi pangan dengan fungsi khusus sebagai pangan berklaim.

Dalam kesempatan yang sama, Product Development and Packaging Manager of RnD, PT Lautan Natural Krimerindo, Alvin Yonathan Budiman, S.TP., menyampaikan bahwa pangan fungsional adalah pangan olahan maupun segar yang mengandung komponen bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah harus menunjukkan manfaat dengan jumlah yang bisa dikonsumsi dengan jumlah yang biasa sebagai bagian dari pola makan sehari-hari. “Pertumbuhan functional food semakin lama semakin meningkat disebabkan oleh populasi yang meningkat. Tantangan bagi industri pangan dalam memproduksi pangan fungsional yaitu menyediakan pangan sehat yang juga enak,” kata Alvin.

Pembicara terakhir yaitu Assoc. Prof. Yaya Rukayadi menyampaikan bahwa pada tahun 2050 mendatang, dunia akan menghadapi berbagai macam tantangan, seperti perubahan iklim dan pertambahan penduduk. Oleh sebab itu, inovasi akan pangan baru yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat harus selalu ditingkatkan. Pangan yang berfungsi khusus tidak serta merta merupakan pangan yang merupakan tradisi daerah lain. “Indonesia dengan jenis bahan pangan dan pangan olahan yang sangat melimpah justru menyediakan banyak macam pilihan. Keberadaan pangan olahan tersebut perlu ditingkatkan lagi eksistensinya agar pemenuhan pangan fungsional dari pangan lokal dapat terpenuhi,” tuturnya. Pangan fungsional sendiri memiliki banyak fungsi melalui kandungan senyawa bioaktif dalam bahan pangan. Fungsi tersebut seperti antimikrobial, antioksidan, antidiabetic, antikanker, dan antiinflamasi. Beberapa senyawa yang dikategorikan sebagai senyawa fungsional seperti lycopene, inulin, flavanol, sulforaphane, dan lainnya. “Beberapa contoh pangan di sekitar kita yang terlupakan padahal memiliki banyak manfaat seperti kinoa, buni, kenikir dan lain-lain,” pungkasnya.

Peran UMKM dalam Peningkatan Ekonomi Indonesia

Semenjak pandemi COVID-19 hingga saat ini, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus bertahan dan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi Indonesia. Data dari Kementerian Perindustrian per 2021 menunjukkan bahwa sebesar 61,07% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari sektor UMKM. Data lain menampilkan bahwa sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari total tenaga kerja yang ada. Dengan rincian, usaha mikro sebanyak 107,4 juta, usaha kecil, 5,8 juta, dan usaha menengah 3,7 juta. Hal ini berarti mendukung usaha UMKM berarti memiliki banyak makna seperti menyelamatkan pendapatan, tingkat daya beli, dan konsumsi mesyarakat yang sangat memengaruhi ketahanan ekonomi Indonesia.

“Indikator perdagangan kita saat ini menunjukkan angkat catatan yang baik. Ekonomi Indonesia juga diproyeksikan masih tumbuh 5-5,1% pada tahun 2023. Namun demikian, kita tetap harus mewaspadai kondisi global saat ini,” kata Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga dalam Siaran Pers Kementerian Perdagangan pada perayaan ulang tahun ke-65 Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong (Kosgoro) 1957 di Bandung 26 November 2022 lalu. Selain peran UMKM, budaya digital juga berkontribusi dalam peningkatan ekonomi Indonesia. Saat ini, niagael merupakan penyumbang terbesar dalam ekonomi digital Indonesia. Hal ini didukung dengan potensi pengguna digital di Indonesia sebesar 212,35 juta pengguna internet dan 170 juta merupakan penggunaan media sosial dan pengguna layanan niagael yang sudah mencapai 88,1% dari total pengguna internet di Indonesia. Kementerian Perdagangan juga mencatat 54% dari total kunjungan niaga-el berasal dari platform milik Indonesia. Bahkan nilai transaksi e-commerce pada 2021 lalu mencapai Rp401 triliun.

Wamendag Jerry mengutarakan, penerapan niaga-el membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk memfasilitasi pelaku UMKM untuk dapat bersaing dalam niaga-el. Fri-35

Kembangkan Kapasitas Melalui Startup Festival Collaboration LKST IPB

Bisnis rintisan (startup) diketahui semakin berkembang di Indonesia. Data yang dirilis oleh startupranking.com pada awal November tahun ini, Indonesia menduduki posisi ke-6 sebagai negara dengan jumlah startup paling banyak di dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ir. Siti Azizah, MBA.

Dalam sambutan dan pembukaan secara daring pada Demo Day/Business Matching & Expo Startup Festival Collaboration yang disenggarakan luringpada Selasa, 22 November 2022 di Bogor, Siti Azizah menyampaikan bahwa tak mudah membangun startup berkualitas. “Ada banyak masalah yang kerap dialami para startup, yakni permodalan yang merupakan masalah utama selain regulasi dan pasar, strategi, SDM serta fasilitas juga menjadi kendala yang dihadapi oleh startup,” tuturnya.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi meluncurkan program peningkatkan kapasitas startup untuk membantu pembinaan dan pengembangan startup di Indonesia. Salah satu mitra lembaga inkubator adalah Science Techno Park/STP Institut Pertanian Bogor (IPB) atau Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB. Ada berbagai kategori bidang usaha startup yang ikut serta dalam business matching kali ini di antaranya yakni bidang usaha pangan, industri kreatif, teknologi informasi dan komunikasi, serta bidang usaha kesehatan dan obat.

Dalam acara yang sama, Wakil Kepala LKST IPB bidang Inkubator Bisnis dan Kemitraan Industri, Dr. Rokhani Hasbullah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa telah diselenggarakan program penguatan kapasitas startup anggaran tahun 2022 dengan berbagai kegiatan. “Demo day

atau business matching ini merupakan proses peminangan antara 2 pihak yang saling membutuhkan untuk menjadi mitra bisnis dalam rangka untuk memperlancar pemasaran dan permodalan,” ungkap Rokhani.

Business matching yang diselenggarakan LKST IPB bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM ini menghasikan lebih dari 20 pernyataan minat untuk melakukan pertemuan lanjutan antara mitra dan startup dan penerbitan 2 surat pernyataan minat kerjasama. Selain itu pada acara ini juga dilakukan penandatanganan MoU Kerjasama antara startup/tenant dengan mitra. MoU tersebut terjalin antara (1) Nectars dengan PT Surveyor Indonesia terkait pendanaan, pendampingan dan pemasaran produk; (2) Si Cemplon dengan Dit. Bisnis IPB terkait pemasaran produk; (3) Springfood dengan Serambi Botani terkait pemasaran produk; (4) Rumah Pangan Nusantara dengan Serambi Botani terkait pemasaran produk; (5) Infiniti dengan PT Media Pangan Indonesia terkait promosi dan pemasaran produk.

Fb.yunita

Kinerja Industri Pangan dalam Indeks Kepercayaan Industri (IKI)

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) merupakan indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri manufaktur terhadap kondisi perekonomian dan juga merupakan gambaran kondisi industri pengolahan serta prospek kondisi bisnis di Indonesia.IKI diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian dengan tujuan untuk diagnosa permasalahan sektor industri serta penyelesaiannya secara cepat dan tepat. “IKI bisa menjadi instrumen kami untuk merumuskan kebijakan yang tepat karena sangat penting, kami memohon kerja sama dari para pelaku industri untuk mengisi kuisioner IKI secara jujur dan faktual yang pengisiannya dilakukan melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). IKI merupakan suara industri, jadi harus dilihat sebagai instrumen untuk menyuarakan keinginan dari para pelaku industri,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers Kementerian Perindustrian 5 Desember 2022 lalu.

Dalam upaya untuk terus mendorong daya saing industri pangan, Kemenperin juga terus memastikan ketersediaan bahan baku industri untuk mendukung roda produksi. Terkait dengan jaminan ketersediaan bahan baku ini, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian yang memastikan industri bisa memperoleh bahan baku melalui neraca komoditas. “Tentu kami di Kemenperin akan terus berusaha menjamin bahwa rekan-rekan industri memiliki kecukupan bahan baku, dan komitmen dari Kemenperin, kami ingin terus memfasilitasi sehingga tidak ada subsektor manufaktur yang left behind,” tegas Menperin. Lebih lanjut, Menperin juga memberikan apresiasi pada GAPMMI karena pencapaian dan usaha yang dilakukan oleh pelaku industri pangan. Disebutkan

bahwa GAPMMI merupakan wadah pengusaha di bidang industri pangan mempunyai peran yang sangat strategis sebagai mitra pemerintah untuk menumbuhkembangkan industri pangan di tanah air.

“Partisipasi aktif dari asosiasi dan para pelaku industri dalam memberikan masukan kepada pemerintah sangat diperlukan agar kebijakan pengembangan industri tepat sasaran. Tidak hanya pada industri pangan saja, tetapi pada industri secara keseluruhan,” tuturnya. Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Kemenperin untuk terus mendorong industri nasional agar terus tumbuh di tengah ketidakpastian global, mulai dari dukungan implementasi industri 4.0, membuat instrumen untuk mengetahui kondisi riil industri dalam negeri, hingga dukungan ketersediaan bahan baku. “Kami sangat berharap dukungan pemerintah untuk bisa mendorong industri makanan terus tumbuh, kami perlu dukungan ketersediaan bahan baku sehingga bisa menjadi pendorong kepastian berusaha di Indonesia, kami yakin Kemenperin adalah stakeholder kami yang selalu mendukung industri makanan dan minuman untuk terus tumbuh dan berkembang,” tuturnya. Fri-35

INFO GAPMMI

Adhi S. Lukman dalam acara Innovation Summit Schneider 2022

Member Gathering GAPMMI dalam Pameran SIAL InterFOOD 2022

• PT Schneider Electric Indonesia menggandeng GAPMMI sebagai salah satu rekanan dalam mengadakan acara Innovation Summit Schneider 2022 di Jakarta pada 2-3 November 2022. Pada acara ini, terdapat beberapa talkshow serta expo produk kelistrikan dan IoT. Ketua

Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman, menjadi salah satu panelis dalam talkshow sesi panel: Industries of the

Future “Make it for Life”. Di akhir sesi diadakan Sustainability Award

Schneider-GAPMMI yang merupakan bentuk apresiasi bagi perusahaan anggota GAPMMI yang telah melaksanakan program keberlanjutan di perusahaannya. Adapun fokus kriterianya diambil dari empat poin

Sustainable Development Goals (SDGs), sebagai berikut: 7-Energi Bersih dan

Terbarukan; 9-Infrastruktur, Industri dan Inovasi; 12-Konsumsi dan

Produksi yang Bertanggung Jawab; dan 13-Penanganan Perubahan

Iklim. Dari beberapa perusahaan anggota GAPMMI yang telah mendaftar dipilih tiga pemenang, yaitu: PT Kalbe Morinaga, PT

Indofood Sukses Makmur, Tbk., dan

PT Tirta Investama (Danone Aqua).

GAPMMI juga melakukan seremonial penandatangan nota kesepahaman dengan PT Schneider Indonesia di bidang akselerasi industri 4.0 yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia industri pangan dalam rangka mewujudkan inisiatif pemerintah terkait Making

Indonesia 4.0 dengan didasari atas prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan bagi para pihak. • SIAL InterFOOD 2022 kembali diselenggarakan secara luring di

JIExpo Kemayoran oleh Kristamedia pada 9-12 November 2022. Dirjen

Industri Agro, Putu Juli Ardika, diundang untuk melakukan peresmian bersama dengan beberapa asosiasi terkait (GAPMMI, AP5I,

ASENSI, APRINDO, ACP, ICA, PPJI,

ATI, Dekaindo, SCAI, AEKI, ASKI,

Asperapi, IPF, dan lain-lain). Pameran

Acara penganugerahan TOP HALAL AWARD 2022

makanan dan minuman internasional ini dilaksanakan bersamaan dengan pameran F&B License Franchise,

SeaFood Show of Asia, INAShop.

Dalam kesempatan tersebut, GAPMMI mengadakan acara Member Gathering secara luring pada 9 November 2022, dengan tema “Diseminasi

Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan

Senyawa EtO, 2,6-DIPN, dan 9,10-

AQ dan Peraturan dan Kebijakan

BPJPH terbaru”, dengan mengundang narasumber dari Direktur Badan POM serta Kepala BPJPH, • Betsy Monoarfa, Ketua GAPMMI

Bidang Pembinaan dan

Pengembangan UMKM, didampingi oleh Andrew F. Saputro, Ketua

GAPMMI Bidang Kerja Sama dan

Promosi, menerima kunjungan kerja dari Komisi II Bidang Perekonomian

DPRD Prov. Banten di kantor GAPMMI,

Jakarta, pada 9 November 2022, kunker dilaksanakan dalam rangka koordinasi mengenai penyediaan produk pangan yang sehat sebagai program dari industri mamin. • Indonesia Halal Training & Education

Center (IHATEC) menggelar acara penganugerahan yang bernama TOP HALAL AWARD 2022 di Jakarta pada 9 November 2022. Penghargaan ini diberikan kepada merek-merek yang berhasil meraih posisi teratas sebagai merek halal yang top menurut milenial. Merekmerek yang dipersepsi oleh milenial Indonesia sebagai merek yang paling diyakini kehalalannya dan didasarkan hasil survei Top Halal Index yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research di lima kota besar, yaitu Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Beberapa merek mamin anggota GAPMMI meraih penghargaan ini (Kacang Garuda, Cookies Gery, Inaco Jelly, Kecap ABC, Bumbu Masako, Es Krim Wall’s, McD) • Irwan S. Widjaja, Komite Pembinaan dan Pengembangan UMKM GAPMMI hadir memberikan sambutan dalam acara Aktivasi Indonesia Spice Up The World (ISUTW) di Festival Kuliner Serpong (FKS) pada 20 November 2022. Acara ini merupakan bentuk peringatan 1 (satu) tahun sejak dicanangkan program ISUTW oleh Presiden RI Joko Widodo. Fri-27

Inspiring Food, Nourishing Life with Kerry’s ProActive Health Solutions

Consumers today are more proactive about their wellbeing, and the desire for better health and wellness influences their buying decisions. Value-conscious, consumers want food and beverages that not only fit their busy lifestyles but also provide the nutrition they need to stay in good health.

Whether it’s tea with immune benefits, a breakfast bar with probiotics or milk with Omega-3, we help solve our customers’ innovation challenges with differentiated taste and nutrition solutions to create healthier, more nutritious and sustainably produced food and beverage products that their consumers want. At Kerry, our vision is to be our customers’ most valued partner, creating a world of sustainable nutrition – which is the ability to provide positive and balanced nutrition solutions to help maintain good health while protecting people and the planet.

Kerry’s ProActive Health portfolio is an extensive range of ingredient brands that can help manufacturers meet the needs of consumers. It is the result of our belief in formulation and nourishment through wellness, and a commitment to credible science and strong clinical data. This is essential in today’s wellness market, where transparency is vital.

Building brand trust through credible science

Through Kerry’s ProActive Health portfolio, we’re helping create a world of sustainable nutrition, working with our customers to improve the quality of life for people everywhere through our clinically-validated, branded ingredients.

Since 2017, we have grown from only two ingredients – Wellmune & BC30 – to a wide collection of ingredients to cater to the consumer’s core need states: immunity, digestive, cognitive,

heart, joint, women’s & infant health. Our recently acquired brands from Biosearch Life and Natreon offer science-backed ingredients that can be formulated in food, beverages and supplements.

Kerry’sProActive Health portfolio delivers clinically-supported benefits, inspiring lasting health to make a

lasting difference.

“When our customers choose a Kerry ProActive Health brand, they choose going to market with conviction in the product’s success.We can collaborate with our customers and provide them with tools they can replicate to create winning products for their market,” says Jackie Ng, Strategic Marketing Director, Kerry Applied Health & Nutrition in Asia Pacific, Middle East & Africa.

Case Studies: Product innovations that demonstrate trust in our clinically-proven brands

• An Australia-based pharmaceutical company was looking to incorporate a branded, science-backed immune ingredient in its popular range of lozenges.

Wellmune was the right fit to introduce innovation in the category, complementing other ingredients used for sore throat and URTI, and backed by studies for immune benefits. • A healthcare company based in

Israel sought to improve its range of gummies with trusted ingredients that support sleep quality.

Sensoril® ashwagandha was the first choice due to ease of application and being a Kerry branded ingredient with clinically-proven benefits for cognition and stress management. • A leading dairy producer in Vietnam wanted to reformulate its infant formula to align closely with the World Health Organisation’s recommendation that breastmilk is the ideal food for infants.

Following reformulation, the new infant formula now carries the statement “Contains Prebiotics (HMO) and Probiotics from Human milk which is Hereditum LC40®”, building trust among Vietnamese parents seeking to strengthen their children’s immunity.

To learn how Kerry’s ProActive Health ingredients can help in your next innovation, go to https://www.kerry.com

Menjelajahi Megatren ‘Clean Label’

pada Produk Pangan

Clean label adalah konsep yang mempersyaratkan suatu produk untuk terbuat dari bahan-bahan tanpa ingridien artifisial, minim proses, serta proses pengolahannya diinformasikan secara transparan atau dapat diakses dengan mudah oleh konsumen. Sederhananya, ingridien atau bahan dalam produk tersebut alami, aman, serta harus dapat dikenali dan diterima (paling penting) oleh konsumen. Tren ini dimulai sebagai respon industri terhadap kekhawatiran konsumen tentang bahan-bahan yang tidak otentik, hasil rekayasa genetika, maupun penggunaan ingridien buatan. Tren ini semakin berkembang karena maraknya pemalsuan pangan atau food fraud.

Konsep clean label tidak hanya terbatas pada label tapi juga berlaku untuk pengemasan secara keseluruhan. Kemasan untuk clean label adalah kemasan yang tidak terlihat boros atau

merusak lingkungan. Pengemasan diharapkan tidak hanya melakukan fungsinya dalam melindungi suatu produk dan memasarkan apa yang ada di dalamnya, tetapi juga harus mudah didaur ulang. Hal ini tentu saja berdampak besar pada pengembangan produk baru dan periset pasar memperkirakan nilai clean label global akan mencapai angka 43-547 miliar dolar pada tahun 2030 (Market Research Future/MRFR, 2021).

Berbagai merek mulai menanggapi keinginan konsumen akan produk clean label dengan meluncurkan produk pangan yang memiliki klaim ‘bebasdari, ramah lingkungan, serta alami’. Yakni dengan menerapkan langkahlangkah seperti pengujian bahan, sistem pengelolaan keamanan pangan yang lebih ketat, hingga rantai pasokan pangan yang dapat dilacak untuk lebih meyakinkan konsumen.

“Peluncuran produk pangan clean label relatif stabil selama tiga tahun terakhir. Menurut Basis Data Produk Terbaru Mintel Global (Mintel GNPD), peluncuran produk pangan dengan klaim ‘alami atau natural’ menyumbang sekitar 30% dari total produk baru yang diluncurkan secara global pada periode September 2019 hingga Agustus 2022,” tutur Director of Insight Mintel Food & Drink, Marcia Mogelonsky, Ph.D. dalam The Clean Label Webinar yang diselenggarakan oleh BeverageDaily pada September 2022 lalu.

Dalam upaya mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup yang lebih sehat, lanjut Marcia, pada akhirnya konsumen menginginkan lebih banyak produk pangan yang dapat menunjang kesehatan mereka, salah satunya adalah produk clean label. Produsen harus menaklukkan tantangan ini agar mampu berkembang menuju skema dan

Marcia Mogelonsky, Ph.D. Director of Insight Mintel Food & Drink

peraturan pelabelan baru, yang akan memberikan keseluruhan kualitas dan kredibilitas pada produknya sekaligus membangun kepercayaan konsumen.

Marcia menuturkan, produk clean label harus memiliki rasa yang enak dan harga yang terjangkau. Produk clean label memang memberikan panduan bagi konsumen yang mencari produk pangan dengan nilai lebih baik. Akan tetapi, rasa tetap menjadi prioritas bagi mereka. Selain enak, produk ini juga harus mudah dijangkau oleh semua kalangan. “Produsen harus mampu mendesain produk yang menyehatkan namun tetap enak dan harganya murah,” kata Marcia.

Reformulasi dalam produk clean label

Bicara tentang reformulasi, tidak akan jauh-jauh dari ingridien. Saat produsen ingin beralih ke bahan yang lebih ramah label, tentu akan memengaruhi umur simpan, biaya, maupun atribut sensori produk. Atributatribut ini nantinya akan berpengaruh pada keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Misalnya, konsumen menemukan produk clean label dengan harga yang memenuhi harapan, namun mereka mungkin harus bersedia menyimpan produk di lemari es atau freezer karena umur simpannya yang terbatas.

Menurut Reformulation for Health

Peluncuran produk alami (dalam %) dari total peluncuran produk pangan, berdasarkan wilayah

Sumber: Mintel GNPD (2022) *Alami/Natural: termasuk organik, non-GMO, bebas pewarna artifisial, bebas flavor artifisial, tanpa bahan tambahan dan pengawet

Executive Food and Drink Federation Scotland, Harriet Heath, MSc., setidaknya terdapat delapan lanskap yang diperhatikan dalam mereformulasi produk clean label, yakni mengurangi lemak, mengurangi kalori atau porsi, mengurangi garam, mengurangi gula, menambahkan serat, menambahkan sayur dan buah, mengganti bahanbahan dengan alternatif yang lebih menyehatkan, serta meningkatkan informasi untuk konsumen.

Dalam perjalanannya, lanjut Harriet, reformulasi umumnya akan menemui beberapa tantangan seperti akses ke bahan-bahan inovatif, waktu dan sumber daya, pengetahuan dan keterampilan, pemahaman terhadap target yang relevan, biaya, serta analisis sensori. “Aspek-aspek inilah yang harus diperhatikan formulator, yakni produsen, agar produk dengan nilai yang diinginkan dapat tercapai,” ungkapnya.

Flavor alami adalah segmen pasar bahan clean label yang tumbuh paling cepat, serta menurut Innova Flavour Survey 2021 dari Innova Market Insights, 39% konsumen AS mengatakan keberlanjutan bahan flavor sangat penting. Meskipun begitu, kata Harriet,

prioritas utama bagi konsumen tetaplah kesegaran atau freshness. Ketergantungan yang berkelanjutan pada pangan olahan semakin mendorong permintaan akan pilihan better-for-you dengan clean label.

Berdasarkan laporan Firma Strategi Global L.E.K. Consulting tahun 2019 dengan tajuk How the Clean-Label MegaTrend Is Changing the Food Ingredients Landscape, ingridien utama yang mendominasi pasar produk clean label diantaranya hidrokoloid seperti gellan, akasia, dan guar gums; penghambat jamur alami seperti asam sorbat; stevia;

Harriet Heath, MSc. Reformulation for Health Executive Food and Drink Federation Scotland

enzim makanan; serta potongan maupun bubuk buah dan sayuran. Konsep bahan nabati adalah tren lain yang berkembang untuk produk clean label, dengan segala sesuatu yang berbahan dasar tumbuhan turut serta mengalami peningkatan momentum di kalangan konsumen.

Pada akhirnya, konsumen menginginkan ‘all-in-package’ pada produk pangan yang mereka beli – mulai dari bahan yang menyehatkan dan mudah dikenali, rasa yang enak, aman, hingga produksi yang berkelanjutan dan transparan. Diversifikasi bahan dalam rangka inovasi untuk produk clean label ke depan perlu banyak dilakukan. Tentunya, penting bagi produsen untuk bersikap transparan tentang informasi bahan-bahan yang kurang dikenal, misalnya, mengapa dianggap alami, bagaimana sumbernya, apa saja keunggulannya, dan alasan penggunaannya. Fri-37

How can you achieve recyclable packaging and long food shelf life?

Ultra high barrier packaging with EVALTM EVOH can do the job!

Sustainability dan circularity adalah masalah global yang mendesak dan harus dikelola bersama baik pemerintah, konsumen dan juga produsen, sehingga kita mampu menemukan solusi kemasan sirkular. Saat ini, penggunaan aluminium foil dan metalized PET banyak digunakan sebagai material yang berfungsi sebagai penghalang terhadap gas, uap air, dan cahaya. Namun, merespon mengenai isu kemampuan daur-ulang, kemudian berbagai materi alternatif dipelajari dengan tujuan untuk menemukan komposisi monomaterial yang dapat didaur-ulang. EVOH adalah kopolimer ethylene dan vinyl alcohol yang sudah dikenal sebagai material dengan kemampuan penghalang yang sangat baik dan dapat didaur-ulang dalam siklus daur-ulang polyolefin, yang sesuai dengan beberapa pedoman seperti CEFLEX dan RecyClass. Informasi mengenai "Recyclable Barrier Packaging" dapat pula dibaca pada link berikut. Sebuah film laminasi yang tersusun dari EVAL™ EVOH serta polypropylene dan kemudian dimetalized di bawah kondisi vakum dengan lapisan tipis aluminium, akan sanggup menciptakan kemampuan penghalang yang tinggi terhadap oksigen, cahaya dan kelembapan. Struktur tersebut dapat dianggap sebagai mono-PP yang dapat didaur-ulang. Kemasan dibuktikan memiliki tingkat kemampuan penyimpanan bahan pangan yang menyerupai aluminium foil melalui uji penyimpanan bahan pangan untuk beberapa produk seperti susu bubuk, kopi bubuk, snack dan confectionery. Struktur ini mampu berkontribusi pada ekonomi sirkular. Kami Kuraray, sebagai pemimpin pasar dalam industri EVOH, akan mendukung kebutuhan dan komitmen seluruh rantai nilai dan pemangku kepentingan.

Non-recyclable Recyclable

PET

Aluminum foil PP

Metallization PET

PE (Polyethylene) sealant

Aluminum based Metallized-PET based

Met-EVOH Aluminum

Original (Sebelum pengujian)

PP

Metallization EVOH-PP multilayer

PP sealant

Metallized-EVOH based

Non-barrier Met-PET

Met-PET Non barrier

Met-EVOH Aluminum

Penampakan susu bubuk setelah 150 hari uji penyimpanan Aw (Water Activity) dalam susu bubuk setelah 150 hari uji penyimpanan

Ketahui bagaimana EVAL™ EVOH dapat berkontribusi dalam sustainability di https://eval.kuraray.com atau hubungi eval.jp@kuraray.com

Sustainable innovation

Kuraray has a clear mission when it comes to sustainability: we are committed to developing new fields of business, using pioneering technology to contribute to an improved natural environment and enhanced quality of life. This mission is embraced by all companies in the Kuraray Group worldwide. Sustainability has become an important factor in decision making processes. By choosing a sustainable solution, you will not only make a positive impact on the environment, but it also helps you, our customers and business partners, to stay ahead of your competitors. What sets us apart is our focus on pioneering and often unique technologies, resulting in innovations that are both highly functional and sustainable. EVAL™ EVOH copolymers are not just superior highbarrier copolymer resins, as a product it also helps to reduce impact on the environment in several ways. Find out more about sustainability innovation from Kuraray at this video below.

Migrasi komponen kemasan ke bahan pangan

Kemasan pangan memainkan peran penting dalam suatu produk olahan pangan. Tidak hanya melindungi dari potensi kontaminan, kemasan juga memiliki fungsi strategis lain yang tidak kalah krusialnya seperti sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen.

Kendati demikian, dalam pemilihan kemasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti bahan yang digunakan, desain yang dipilih, hingga potensi migrasi senyawa berbahaya yang mungkin terjadi. Migrasi adalah proses terjadinya perpindahan suatu zat dari kemasan pangan ke dalam pangan. Beberapa cemaran dapat berakibat buruk bagi kesehatan.

Dalam praktiknya, ada beberapa pengujian yang dilakukan seperti

migrasi total dan migrasi spesifik. Migrasi total adalah suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui adanya perpindahan zat dari suatu kemasan ke dalam bahan pangan. Pada tahap ini, belum diketahui dengan pasti jenis zat yang berpindah. Sedangkan pengujian migrasi spesifik adalah suatu parameter uji yang digunakan untuk melihat jenis zat berbahaya yang berpotensi berpindah dari kemasan ke dalam pangan.

“Persyaratan umum proses pengujian migrasi total menggunakan prinsip simulasi pengujian dengan menggunakan pangan pengganti ‘stimulan pangan’ pada kondisi waktu dan suhu yang disesuaikan dengan ketentuan pengujian,” ujar Laboratory Operations Manager, Intertek Indonesia, Ajeng Indriani dalam Food & Packaging Safety Webinar yang diselenggarakan dalam rangkaian pameran AllPacK beberapa waktu lalu. Beberapa jenis

stimulan pangan terbagi menjadi beberapa jenis yakni: stimulan A – etanol 10%, stimulan B – asetat 3%, stimulan C – etanol 20%, stimulan D1 – etanol 50%, stimulan D2 – minyak nabati, dan stimulan E – Tenax film.

“Pemilihan stimulan pangan tentu akan disesuaikan dengan bahan yang paling mendekati produk yang akan diujikan, sebagai contoh, bahan pangan dan pangan olahan mengandung garam, termasuk emulsi air dalam minyak dengan kandungan lemak rendah atau tinggi seperti jenis kacang-kacangan maka dapat digunakan stimulan pangan jenis A dan D2,” imbuh Ajeng. Ada beberapa faktor yang memengaruhi hasil pengujian seperti kondisi sample, waktu penggunaan, suhu penggunaan, dan pemilihan regulasi yang tepat. Ajeng melanjutkan bahwa regulasi juga menjadi fokus yang penting. “Regulasi yang tepat ini menjadi penting karena keseluruhan proses pengujian akan disesuaikan pula dengan ke mana produk tersebut akan disinkronkan,” ungkapnya.

Terakhir, Ajeng juga memberikan saran mengenai kunci keamanan kemasan pangan di antaranya seperti (1) pilih material yang aman dengan mengacu pada annex I EU 20/2011 atau BPOM, (2) gunakan teknologi terbaik, dan (3) gunakan sesuai peruntukannya.

Regulasi cemaran pangan dan BTP

Regulasi mengenai keamanan pangan telah diatur di dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Dalam UU tersebut, disebutkan bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran bilogis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Terkait dengan ketentuan penyelenggaraan keamanan pangan, ada

beberapa poin yang diperhatikan seperti sanitasi pangan, termasuk cemaran, bahan tambahan pangan, produk pangan rekayasa genetik, iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan keamanan dan mutu pangan, serta jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.

“Hal-hal tersebut diatur lebih lanjut pada Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan,” ujar Koordinator Kelompok Substansi Standardisasi Bahan Tambahan Pangan, Bahan Penolong, Kemasan, Cemaran, dan Cara Ritel Pangan yang Baik, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Dra. Deksa Presiana, Apt., M.Kes. Terkait dengan cemaran pangan, ada beberapa regulasi yang mengatur seperti Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2012 tentang Batas Maksimum Melamin dalam Pangan, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1031 Tahun 2011 tentang Batas Maksimum Cemaran Radioaktif dalam Pangan, Peraturan Badan POM No. 8 Tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Kimia dalam Pangan Olahan. Beberapa cemaran yang diatur antara lain: cemaran mikotoksin, cemaran dioksin, cemaran 3-monokloropropan1,2-diol (3-MCPD), dan cemaran polisiklik aromatik hidrokarbon (polycycliaromatic hydrocarbon/PAH).

Selanjutnya, terdapat Peraturan Badan POM No. 13 Tahun 2019 tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan Mengatur Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan yang meliputi jenis pangan olahan, jenis mikroba/parameter uji mikroba, batas mikroba, rencana sampling, dan metode analisis. Terakhir, ada pula Peraturan Badan POM No. 9 Tahun 2022 tentang Persyaratan Cemaran Logam Berat dalam Pangan Olahan yang di dalamnya mengatur jenis cemaran logam berat seperti Arsen (As), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg), dan Timah (Sn). Mengenai Bahan Tambahan Pangan

(BTP) disebutkan bahwa BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan. Ada beberapa tujuan penggunaan BTP diantaranya adalah untuk membentuk pangan, memberikan warna, meningkatkan kualitas pangan, memperbaiki tekstur, meningkatkan cita rasa, meningkatkan stabilitas, serta mengawetkan pangan. “Pada prinsipnya, BTP hanya digunakan pada produk pangan jika benar-benar diperlukan secara teknologi,” imbuh Deksa.

Penggunaan BTP juga harus yang memiliki izin edar (MD/ML) dan tidak melebihi batas maksimal. Selanjutnya, BTP juga tidak digunakan untuk menyembunyikan: penggunaan bahan yang tidak memenuhi syarat, cara kerja yang bertentangan dengan CPPB dan kerusakan pangan serta selalu baca takaran penggunaan dan gunakan sesuai petunjuk label sediaan BTP. Beberapa regulasi yang mengatur BTP seperti UU

No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, PP No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan, PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label & Iklan Pangan, kemudian yang diturunkan menjadi PerBPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan, PerBPOM No. 13 Tahun 2020 tentang Bahan Tambahan Pangan Perisa, PerBPOM No. 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PerBPOM No. 13 Tahun 2020 tentang Bahan Tambahan Pangan Perisa. “Kesemua peraturan tersebut dapat diakses dan diunduh melalui http://jdih.pom.go.id,” ujar Deksa.

Ketentuan pengaturan kemasan pangan

Kemasan pangan berfungsi untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan, melindungi produk dari kotoran, dan membebaskan pangan dari jasad renik patogen. Setiap orang yang melakukan pengemasan produk pangan dalam kemasan perlu memerhatikan

beberapa hal berikut seperti: wajib menggunakan bahan kemasan yang tidak membahayakan kesehatan manusia seperti amanat dalam UU Pangan Pasal 82 ayat 2. Disebutkan pula dalam PP No. 86 Tahun 2019 Pasal 24 yakni bahan kemasan pangan bersentuhan langsung dengan pangan wajib mengggunakan zat kontak pangan yang aman dan memenuhi persyaratan batas migrasi. Selanjutnya, dalam UU Pangan, Pasal 83 juga melarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan manusia.

“Persyaratan kemasan ditetapkan oleh Kepada Badan POM yaitu zat kontak pangan dan jenis zat kontak pangan yang dilarang,” tambah Deksa. Merujuk pada UU Pangan Pasal 84, setiap orang dilarang membuka kemasan akhir pangan untuk dikemas kembali dan diperdagangkan, ketentuan larangan ini tidak berlaku terhadap pangan yang pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlah kecil untuk diperdagangkan lebih lanjut. Ada beberapa bahan kontak pangan seperti plastik lapis tunggal dan multilapis, karet/elastomer, kertas & karton, penutup/gasket/segel, pelapis dari resin atau polimer, keramik, gelas, dan logam. Fri-35

This article is from: