Inilah bisnis dibalik kampanye anti rokok

Page 1

KRjogja.com - Dari Jogja Untuk Dunia

YogyakartaJawa TengahNasionalPemilukadaEkbisPendidikanSportLifestyleWisataLowonganBudayaMbah Kalam set homepage search

Cari

Inilah Bisnis Dibalik Kampanye Anti Rokok Sabtu, 12 Juni 2010 15:15:00

YOGYA (KRjogja.com) - Ketika para pegiat anti tembakau masih sibuk mengampanyekan bahaya tembakau dan menekan pemerintah untuk membuat regulasi pengontrolan yang ketat, korporasi internasional yang mendapat keuntungan bisnis dari agenda ini justru sibuk menghitung peluang keuntungan dari bisnis tersebut. Hal inilah yang coba dikritisi oleh Wanda Hamilton dalam bukunya yang berjudul 'Nicotine War, Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat'. Dalam bukunya tersebut, Wanda bercerita mengenai fakta-fakta di balik agenda global pengontrolan atas tembakau, terdapat kepentingan besar bisnis perdagangan obat-obatan yang dikenal dengan Nicotine Replacement Theraphy (NRT). Disana sangat kuat kesan dan ada indikasi bahwa kepentingan kesehatan publik melalui kampanye bahaya tembakau hanyalah bungkusan dari motif kepentingan bisnis perdagangan produk NRT.

Suasana bedah buku (Foto : Rani Dwi Lestari)

"Pada tahun 1980-an, badan-badan kesehatan masyarakat sudah bersiaga penuh untuk melancarkan serangan terhadap perilaku merokok sebagai isu kesehatan publik. Perusahaan farmasi justru melihat ini sebagai peluang emas untuk menawarkan produk-produk nikotin mereka sendiri sebagai alat bantu berhenti merokok. Dan jelas tak ada yang lebih menguntungkan dibandingkan kenyataan bahwa lembaga kesehatan dunia ikut membantu memasarkan obat-obatan berhenti merokok sebagai bagian dari program pemberantasan merokok," ujarnya dalam diskusi dan bedah

bukunya di Gedung FIB UGM, Sabtu (12/6). Sementara itu, dalam pandangan pakar ekonomi UGM, Revrisond Baswir, saat ini bangsa Indonesia sebenarnya tengah dijajah bukan pada sektor riil tetapi dari 'mindset' atau cara pandang seseorang dalam melihat persoalan. Dalam kaitannya dengan merokok dan kesehatan, kini riset mengenai kampanye anti merokok bukan lagi berdasarkan pikiran ilmiah tetapi untuk kepentingan kelompok korporasi yang ingin merebut emas. "Perebutan emas nikotin adalah mengenai bagaimana cara manusia mengkonsumsinya. Perusahaan farmasi mengamati bagaimana cara manusia menikmati rokok, kemudian mereka sembari mempersiapkan produk pengganti dan merebut pasar dari masyarakat yang mengkonsumsi rokok tersebut," katanya. Dalam pandangannya, masalah pro merokok atau tidak merokok kini menjadi tidak relevan lagi manakala terdapat korporasi kepentingan. "Mau merokok atau tidak sebenarnya sama-sama memiliki kepentingan korporasi. Tetapi yang harus menjadi perhatian kita adalah bagaimana kepentingan itu didasarkan untuk rakyat banyak dan menyangkut kebijakan secara nasional termasuk kebijakan ekonomi negara," imbuhnya. (Ran)

Berita terkait :

Guru TK Dan Pengawas SMA Asal Pati Juara Tingkat Jateng Presiden Tegur Jimly Muktamar Muhammadiyah, Tim Kesehatan Otorita UMY Sediakan 270 Tenaga Medis Podjok Tampilan Sepeda Tua Belanda Dalam Indische Fietsen Kebumen Kembali 'Digoyang' Demo

Bookmark this page :

Belum Ada komentar untuk artikel ini. Silakan tambah komentar. Komentar Nama E-mail Komentar

Kode Verifikasi


KRjogja.com - Dari Jogja Untuk Dunia

Kirim

Berita Populer Kemana Mata Pria saat Wanita Bugil Desahan Erotis Puaskan Pria Malioboro, Jalan Sejuta Kenangan Tips Sukses Berpacaran dengan Mantan Pacar Jamur Paduan Jawa-China Yang Memanjakan Lidah Depan Tentang krjogja Redaksi Surat Pembaca Iptek International Debat Piala Dunia Opini Divisi Utama Agenda


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.