KHANZA 1
Cerri Publishing Jl. Siaga I No. 1C Pejaten Barat Ps.Minggu Jakarta Selatan Phone: 021.79193380; 7976587 Email: cerri_pulishing@yahoo.com Cover Designer: Gastrol Advertising Illustrator: Meg Sutrisno Layout: Bahruddin Abdul Aziz Editor: Yuni Puspitasari Diterbitkan oleh: Cerri Publishing Cetakan I Jakarta, November 2005 Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT) Looser Be Lover; editor, Yuni Puspitasari, - Jakarta: Cerri Publishing, 2005 viii + 197 hlm.; 18 cm ISBN: 979-25-1880-0 1. Judul II. Puspitasari, Yuni
Didistribusikan oleh: Tama Distributor Jl. Siaga I No. IC Pejaten Barat Ps.Minggu Jakarta Selatan Phone: 021.79193380; 7976587
2
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, setelah melalui proses yang panjang dan perubahan di sana-sini, akhirnya novel perdana saya yang berjudul “Looser be Lover” rampung juga dikerjakan. Pertama, saya ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya untuk Allah swt yang telah memberikan talenta dan inspirasi yang tiba-tiba datang saat saya sedang menulis atau berkhayal. Lalu untuk my family – my best Daddy in the earth, Mr. Furqon Bunyamin Husein yang selalu memacu saya untuk terus menulis dan berkarya. My mom yang kadang suka marah-marah kalo saya berantem dengan kedua adik saya dan hanya menghabiskan waktu di depan komputer tanpa mau baca buku dan belajar (Heyy…mom, ini kan juga belajar!!! Hee..hee…hee ). Trus untuk keluarga besar Alm. Bunyamin Hussein dan Alm. Tamsir yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu but I love you so much. Buat sahabat-sahabat tercinta saya di dunia ini, gastrol – Delia, Apri, Triani, Nuraeni – yang selalu men-support saya dan tempat dimana saya menertawai hal-hal yang paling menggelikan di dunia ini serta mimpi– mimpi kami. Lalu buat kedua sohib saya yang selalu setia mendengarkan khayalan dan mimpi saya, Febi dan Wida. Untuk semua alumni Savatsa yang dihuni oleh makhluk yang konyol, gokil, jayus dan narsis – narsis. Tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih buat temen-temen di Prodjost alias SMK Negeri 6 khususnya buat anak–anak Che yang tiada hari tanpa tawa dan senyum. Makasih juga buat Devi yang selalu membuat saya senam pipi setiap hari. Eki yang selalu sabar menghadapi saya yang suka marah-marah kalo lagi pusing berat. Dan Rihla yang juga punya hobi sama dengan saya yaitu menulis + baca novel. Buat Eri, Ayau, Desi, Putri, Nur, Aida, Rani dan Septi serta anak-anak lainnya. Thank you bgt ya!! Terima kasih banyak buat smua guru-guru yang sudah sudi membimbing saya. My special thank’s for Ms. Iin Irawati, karena beliau saya jadi suka sama pelajaran Bahasa Indonesia. Juga buat smua tementemen di Friendster dan Yahoo messenger yang slalu menemani kesepian saya. Buat smua temen-temen di seluruh penjuru negri. Buat yang udah baca dan beli buku ini. Kalo ada kritik & saran kirim aja ke kanza_cute2000@yahoo.com Semoga novel perdana saya ini bisa diterima walaupun masih ada kekurangannya. Trim’s Kanza
3
ALUR CERITA ‌‌ Episode 1 Pindah ......pindah - 1 Episode 2 Skul baru - 15 Episode 3 Gue bakal benci lo always - 35 Episode 4 Pembalasan - 51 Episode 5 Konser - 75 Episode 6 Falling in love - 99 Episode 7 Bingung - 113 Episode 8 Jelas sudah - 133 Episode 9 Pertemuan - 149 Episode 10 Ultah Chita - 171 Episode 11 Kado istimewa - 189
4
SATU Duuuukk‌‌sebuah koper mendarat di lantai dengan mulus.
Chita
meregangkan
tubuhnya
yang
terasa
pegal karena duduk berjam-jam di pesawat. Kedua bola matanya yang hangat menyapu seluruh ruangan yang masih terasa asing baginya. Ia merebahkan dirinya di atas sofa yang di tutupi kain berwarna putih.
5
Chita terlonjak kaget ketika suara cempreng milik
kakaknya
memanggil-manggil
namanya
sejak
beberapa detik yang lalu. Chita kemudian berjalan terseok-seok menuju teras. “Ngapain
sih
teriak-teriak???”
tanya
Chita
sambil tolak pinggang. “Bantuin gue dong Chit. Lo nggak liat nih barang-barang sambil
masih
menunjuk
banyak
banget??”
barang-barang
yang
kata
Adam
baru
ia
turunkan dari mobil box. “Ogah Chita
ah!
asal
Gue
sambil
mau
tidur………ngantuk!”
berlalu,
tapi
Adam
ujar segera
mencegatnya. “Enak banget lo ngomong. Eh Chit, gue kasih tau ya sama lo, kata Mama, kita itu harus saling tolong menolong.” “Anak
kecil
juga
tau
kalo
kita
itu
harus
saling tolong menolong!!” “So………” “So, gue ngantuk, capek dan nggak mau bantuin lo!! Lagian elo sih pake acara setuju pindah ke Jakarta. Kalo lo itu sependapat sama gue, pasti sekarang lo nggak bakalan repot kaya gini.” “Jadi, lo nggak mau nolongin gue gara-gara kita beda paham???” “Salah satunya adalah itu. Udah ah gue mau tidur.”
Lalu
Chita
mengambil
tas
kopernya
dan
menjinjing nya menaiki anak tangga. “Chit, nanti malem lo ke biro pembantu ya!!”
6
“Sip, tapi kalo gue inget!!” sahut Chita asal sambil membanting pintu kamarnya. Adam yang mendengar jawaban dari adiknya itu, langsung mengeluarkan umpatan-umpatan nya. “Enak banget dia ngomong kaya begitu.” Omel Adam. ☼☼☼ Mobil BMW keluaran terbaru milik Mama Chita melesat
dengan
lincahnya
di
jalan.
Sambil
menyetir, ia melantunkan lagu Green Day, Wake me up when September End yang mengalun dari earphone yang menggantung di telinganya. Rem BMW itu berdecit ketika Chita tiba di tempat
parkir
Biro
Pembantu
yang
di
maksudkan
Mamanya. “Gila, parkirin
nggak
mobil
ada
gue!!”
tempat kata
yang Chika
kosong saat
buat
melihat
parkiran itu di penuhi sederetan mobil beraneka merk dan warna. Chita menggelengkan kepalanya, takjub dengan apa
yang
ia
lihat.
“Kayanya
di
samping
Opel
Blazer itu masih muat untuk satu mobil.” pikir Chita
sambil
menggas
mobilnya
kencang-kencang
daaaaaann………… Bruuuuukkkk………Chita menabrak bagian belakang mobil Opel Blazer tersebut. Chita segera keluar dan melihat kerusakan yang baru saja ia lakukan. “Kalo
orangnya
minta
ganti
gimana
ya????
Bisa-bisa uang jajan gue di potong terus sama
7
Mama.”
Kata
Chita
cemas
sambil
terus
memperhatikan bagian mobil yang agak gepeng itu. “Sial banget sih gue hari ini!!” tambah Chita sambil
menendangi
begini,
gue
pembantu.
mah
ban
mobil
nggak
Mendingan
itu.
bakalan
tadi
siang
“Kalo
mau gue
ke
tau biro
bantuin
si
Adam deh!! Mending sekarang gue pura-pura nggak tau aja deh.” Chita membalik badan dan………… Jreeeenggggg!!!!! Kedua orang
bola
cowok
mata
dan
Chita
seorang
menangkap perempuan
sosok
dua
muda
di
hadapannya. “Buuu………buuu………kan
sama
saya
Mas!!”
ujar
Chita ketakutan. Mata elang cowok itu memancarkan kemarahan yang sangat. Ia melipat kedua tangannya di dada dan memperhatikan Chita dari ujung kepala sampai ujung kaki. Chita yang diliatin kaya gitu tentu aja
langsung
bingung
plus
salting.
Cowok
itu
tersenyum mengejek dan mulai angkat suara. “Lo bisa gantiin mobil gue ini dalam waktu 24 jam??” tanya cowok itu. Chita berfikir sejenak seolah mengingat suara yang barusan ia dengar. Chita balik memperhatikan cowok di hadapannya dan rasanya saat itu juga ia ingin
muntah
di
hadapan
cowok
songong
di
depannya.
8
“Gue tahu lo itu artis, lo itu bintang. Lo itu personiel group band Growing Up yang namanya lagi tenar. Tapi, lo nggak bisa seenaknya aja dong sama gue. Gue juga tau kalo lo itu tajir, tapi emangnya nyokap gue bisa gantiin mobil lo ini dalam waktu 24 jam??? Lo kira nyokap gue itu orang paling kaya di Indonesia???? Lo kira nyokap gue itu kaya Reza Sanjaya yang tajir itu?? Mikir dong!!” omel Chita keki sambil berjalan memasuki lobby biro pembantu. “Maaf Mbak, saya Chita. Saya di suruh Mama saya
menjemput
receptionist
Mbak
yang
Inah.”
sedang
Kata
Chita
berkutat-kutit
pada dengan
komputer nya. “Maaf Inah.
Dek,
Kurang
namanya
disini
lebih
Sutinah,
ada
ada
Inah,
banyak
lima
yang
orang.
Martinah,
namanya
Ada
Suminah,
yang dan
Raginah.” Kepala
Chita
pusing
seketika
mendengar
sederetan nama yang akhiran nya sama semua yaitu “Inah”. Duh betapa sialnya gue hari ini. Kenapa sih
yang
nama
nya
Inah
harus
sebanyak
itu???
Emang nggak ada nama lain ya selain Inah??? “Pokoknya Mbak Inah yang udah di booking sama Mama saya deh Mbak!!” “Mamanya Ade namanya siapa??” “Ny. Sarrah.”
9
Sang
receptionis
segera
melacak
melalui
komputernya mencari nama “Inah” yang dicari oleh Chita. “Ibu
Sarrah
memang
sudah
memesan
pelayan
untuknya sejak satu bulan yang lalu. Dan “Inah” yang di pesan Ibu Sarrah itu adalah Martinah, tapi
sejak
beberapa
menit
yang
lalu
sudah
di
jemput oleh anak laki-laki.” “Apa???!!!” “Ya udah deh Mbak, makasih ya!!” Dengan
perasaan
bercampur
aduk,
Chita
berjalan keluar dan kembali lagi ke dalam karena hujan mengguyur lebat. “Mbak,
saya
pinjem
payung
dong!!
Di
luar
hujannya deres banget Mbak!!” pinta Chita “Sebentar ya saya ambilkan di belakang.” Kata Mbak
Receptionis
itu
sambil
berjalan
menuju
belakang gedung sederhana bertingkat itu. Kenapa ya gue sial banget hari ini??? Kenapa harus
gue
yang
kena
bukan
si
Adam
aja
sial yang
kaya
gini???
ngerasain
Kenapa
sial
kaya
gini??? Gerutu Chita dalam hati. ☼☼☼ “Gimana
nih
Bril
kalo
gue
di
tanyain
bokap???” tanya Abe risih. “Santai aja lagi Be. Pasti Papa lo nggak akan marah sama lo. Percaya deh sama gue.” Ujar Abril menenangkan pikiran Abe.
10
Abe
menarik
nafas
panjang
sambil
memijat
keningnya. Abril tersenyum kecil melihat tingkah Abe
yang
satu
ini.
Kalo
kaya
gini
Abe
mirip
banget sama Papanya. “Be, udah deh nggak usah di pikirin.” Tambah Abril sambil menepuk bahu Abe. “Iya Mas Abe, ndak usah di pikirin.” Sambar pembantu yang baru mereka jemput membuat Abe dan Abril menoleh dan tertawa kecil. “Be, tadi kok lo kejam banget sih sama cewek itu???” “Cewek yang mana??” tanya Abe balik. “Cewek yang nabrak mobil lo tadi.” “Ohh itu. Lo kan tau Bril kalo gue itu paling benci sama makhluk yang namanya wanita. Dimanapun mereka berada, apapun yang mereka lakukan selalu membuat gue enek.” “Enek
Be????”
tanya
Abril
sambil
memperhatikan wajah Abe - membuat Abe yang sedang menyetir terhalang oleh wajah Abril. “Awas dong Bril!!! Tar gue nabrak nih!!” Belum
sempat
Abe
mingkem
tiba-tiba
Bruuuukkkk…… Abe
menabrak
mobil
yang
berlawanan
arah
dengannya. “Elo sih Ril gangguin gue aja!!” omel Abe sambil menoyol kepala Abril. “Sorry deh Be, gue kan nggak sengaja!!”
11
Sang pemilik mobil yang tadi ia tabrak sudah berdiri di depan mobilnya dan melipat tangannya di dada serta masang tampang juteknya. “Be, itu kan cewek yang tadi ngerusakin mobil lo!!” ucap Abril sambil menunjuk cewek yang ia maksud. Abe masih cuek dan enggan untuk minta maaf. Ia menggas mobilnya dan membuka kaca mobil begitu melintasi mobil Chita. Daaan……genangan air hujan membasahi celana jeans Chita. “Satu
sama!!”
kata
Abe
sambil
tersenyum
mengejek. Chita gondok dan keki setengah mati melihat apa yang baru saja dilakukan Abe. Ia bersungutsungut dan mengucapkan sumpah serapah ke Abe. ☼☼☼ Chita
berjalan
gontai
begitu
memasuki
rumahnya. Ia sudah menyiapkan omelan untuk Adam karena telah mengerjainya. Chita melempar bantal sofa ke arah Adam yang lagi sibuk maen game boy. “Dam, kok lo nggak bilang sih sama gue kalo orang
yang
mama
pesen
itu
udah
lo
jemput??”
semprot Chita. “Lo
kenapa
sih
Chit???”
tanya
Adam
sambil
mengusap-usap kepalanya. “Mau pura-pura boongin gue ya??” “Boongin apaan sih Chit???” “Lo mau balas dendam ya ke gue gara-gara tadi siang gue nggak mau bantuin lo??”
12
Adam
menggeleng
bingung.
“Udah
deh
Chit,
mendingan lo mandi dulu sana. Mungkin aja garagara kena hujan otak lo jadi konslet.” “Apa
lo
bilang???”
tanya
Chita
sambil
mengepalkan tinjunya. “Gue bilang kalo lo harus mandi biar otak lo gak
konslet…………bukan
Chit……………maksud
gue
biar
fresh!!” “Gimana gue bisa fresh kalo seharian ini gue sial banget. Coba lo bayangin Dam, pertama mobil mama
rusak
gara-gara
ada
yang
nabrak
dan
nyipretin genangan air kotor ke gue sampe celana gue kotor. Trus yang kedua lo ikut-ikutan bikin gue semakin sial dengan jemput orang yang mama pesen tanpa bilang-bilang ke gue.” tutur Chita. “Tunggu
Chit,
tadi
lo
bilang
‘gue
udah
ngejemput orang yang mama pesen’???” Chita mengangguk pelan. “Gue nggak ngerasa ngejemput orang yang lo ceritain itu deh Chit.” “Maksud
lo???”
tanya
Chita
sambil
memutar
bola matanya. “Iya, gue nggak ngerasa ngejemput orang itu.” “Tapi, receptionist itu bilang kalo Mbak Inah itu udah di jemput sama cowok sejak setengah jam yang lalu.” “Suwer deh Chit gue nggak pernah ngejemmput Mbak Inah.” “Jadi, Mbak Inah itu kemana dong???”
13
“I don’t know. Makanya jangan ngebantah gue, akhirnya lo kualat kan???” Chita
mendengus
kesal
dan
berjalan
menuju
kamarnya agar tidak di ceramahi oleh Adam yang hobby
nya
nasehatin
orang
sampe
nggak
inget
waktu. Baru beberapa ia melangkah, ia teringat sesuatu dan berbalik arah menuruni anak tangga. “Dam, tar kalo ada Mama bilang aja kalo Mbak Inah yang Mama maksud itu lagi mudik. Ok!!” kata Chita sambil mengedipkan matanya. “Huuuu………uuuuu elo tuh bisanya cuma nyuruh doang!!” omel Adam sambil memanyunkan bibir nya. ☼☼☼ Chita melempar bantal ke arah poster group band
Growing
Up
yang
tertempel
di
dinding
kamarnya. Ia menyilang wajah Abe, sang vokalis yang hari ini teramat sangat di bencinya. “Mentang-mentang sombong
banget.
lo
Norak
udah banget
jadi sih
lo
artis
lo
Be.
Gue
nyesel tau jadi fans group band Growing Up. Lo tuh
nyebelin!!
Pokoknya
mulai
hari
ini
gue
bakalan ngebenci lo untuk selamanya. Gue bakalan buang semua barang-barang yang ada kaitannya sama Growing
Up.
Gue
benci
Growing
Up!!
Gue
benci
Abe!!” omel Chita seperti orang gila. ☼☼☼
14
Episode 2 “Ma,
jangan
hari
ini
deh!!”
rengek
Chita
sambil mengapit roti telur dadar di mulutnya. “Eh
Chit,
semakin
lama
lo
nggak
sekolah,
semakin bego tau!!” timpal Adam.
15
“Yeah,
belajar
itu
kan
nggak
harus
di
sekolah, di rumah juga bisa!!” balas Chita dengan mulut belepotan roti. “Lo itu kalo di rumah nggak bakalan belajar. Palingan juga main game." “Sok tau lo!! Kaya elo nggak males aja!!” “Udah dong masa pagi-pagi udah berantem sih!! Chit,
berhubung
Mama
udah
daftarin
kamu
di
sekolah itu, hari ini kamu sudah boleh sekolah sayang.” Kata Mama menengahi. “Tapi Ma………” “Syuuutt!!!
Nggak
ada
tapi-tapian.”
Mama
meletakkan jari telunjuknya yang lentik di bibir Chita.
“It’s
time
to
back
to
school.
Are
you
ready???” “I am not sure.” Sahut Chita malas. “No problem, but now you must go to school! Understand??” Mama
memberikan
tergantung
di
kursi
tas
ransel
tempat
Chita
Chita
yang
duduk,
lalu
melemparkan senyum paling manis dan mengedipkan matanya. Chita meraih tas ranselnya itu dan tersenyum kaku
lalu
tercintanya daripada
mencium itu.
hari
tangan
“Jadikan
kemarin.”
hari
Bisik
dan ini Mama
pipi
Mama
lebih
baik
di
telinga
Chita. “Semoga aja.” ☼☼☼
16
Sebuah gerbang siswi
sedan
SMU
SMU
metalik
Pelita.
berhenti
Dari
berrambut
dalam
panjang
di
depan
keluar
seorang
menjuntai
sebahu,
kulit berwarna kuning langsat, mata yang hangat dan tajam serta bibir yang terlukis begitu indah di wajahnya. Ditambah lagi dengan hidungnya yang mancung dan alisnya yang hitam seperti semut beriring. Tentu pemandangan ini nggak di sia-sia kan oleh siswa lain yang lagi asyik nongkrong di lapangan basket. Hampir semua mata tertuju padanya. Mereka benar-benar
terpana
dengan
apa
yang
baru
aja
mereka lihat. “Gila, Riza
makhluk
sambil
tak
darimana
berhenti
lagi
nih???”
mengikuti
kata
gerak-gerik
cewek tadi yang akhirnya menghilang. Chita melempar senyum kepada semua orang yang ada di sana walaupun ia tidak mengenal mereka. Ini adalah salah satu dari sekian banyak kiat yang
Mama
ajarkan
ke
Chita
gue
tanya
selama
dalam
ruang
Kepala
perjalanan. “Sorry,
mau
nih,
Sekolah dima ya??” tanya Chita pada seorang cewek yang lagi ngobrol sama temennya. “Lo anak baru ya???” tanya nya. “I…………iya!!” “Ohhhh. Lo lurus aja nanti kalo udah mentok, lo
belok
kiri
sedikit,
trus
abis
itu
naik
ke
lantai dua. Nah nanti lo cari aja ruangan”
17
Chita
memperhatikan
semua
perintah
yang
dikatakan cewek itu. Semuanya benar-benar membuat Chita bingung bahkan sampe bingung banget. “Jaraknya
jauh
nggak
dari
sini???”
tanya
Chita polos. “Lumayan sih. Tapi, lo kalo udah ada janji sama dia harus on time. Soalnya kalo lo nggak on time, lo bisa di caci maki sama dia.” “Yang bener lo???” “Bener!!!” “Walaupun gue anak baru??” “Iya!!! dia itu orangnya nggak peduli mau elo anak baru kek, udah lama kek, nggak naek kelas mulu kek, dia pasti bakalan memperlakukan lo sama kaya anak-anak yang laen.” Jelas cewek itu. “Ya udah thank’s ya!!” “Yoi. Hati-hati tar lo dimakan lagi sama si beruang kutub. Haaaaa……………haaaaaaaaa……” Chita
memicingkan
alisnya
tidak
mengerti
dengan apa yang barusan di bilang oleh cewek itu. Gue heran deh, maksudnya cewek tadi apa ya??? Kok
dia
bilang
kalo
gue
harus
hati-hati
sama
beruang kutub??? Emangnya Kepala Sekolah di sini mirip beruang kutub ya?? Apa jangan-jangan emang beruang kutub??? Ihhhh serem!!! Chita melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya dan kaget begitu melihat jarum jam tersebut.
18
“Ya ampun, sebentar lagi kan jam tujuh. Bisa kena siksa deh nih gue kalo gak on time.” Chita ruang
segera
Kepala
temukan
dan
mempercepat
Sekolah kurang
yang
langkahnya letaknya
strategis.
menuju
sulit
Fiuh,
di
sekolah
disini cuma bikin kepala gue pusing. ☼☼☼ Abe berjalan dengan membawa setumpuk kertas entah
apa
sekali
itu
sebab
isinya. Abe
sama
Sepertinya sekali
ini
tidak
penting melempar
senyum sedikit pun pada kumpulan cewek-cewek yang hampir setiap pagi nongkrong di pinggir lapangan cuma mau caper atau tebar pesona. Padahal menurut pengakuan cewek-cewek SMU Pelita, senyum nya Abe itu bisa bikin klepek-klepek dan susah bernafas. “Abe!!!” sapa Reina, cewek paling terkenal di sana karena kecentilan nya. Abe
tak
menggubris
sapaan
Reina.
Ia
terus
mempercepat langkahnya sambil sesekali menyeruput soft drink di tangan kanan nya. “Sombong banget sih lo Be!!” omel Reina nggak rela
di cuekin kaya gitu sama Abe. “Lo kira
cowok
yang
elo???
paling
Masih
kereen
banyak
yang
di
sini
lebih
itu
adalah
daripada
lo.”
Tambah Reina dengan suara lantang membuat semua yang ada di sekitar sana menoleh ke arah mereka. Abe menoleh sebentar lalu tersenyum misterius dan kembali pada posisi semula.
19
Tiba-tiba sebuah firasat mengatakan bahwa ia tengah di bohongi plus di peremainkan oleh cewek yang tadi. Chita segera berbalik arah karena lima menit lagi jam tujuh. Kepala sekolah yang katanya selalu
on
time
itu
pasti
akan
menghukumnya.
Akhirnya, Chita memutuskan untuk mencari sendiri ruang Kepala Sekolah agar tidak di bohongi untuk yang kedua kalinya. Ia menoleh ke sederet
ruangan yang ada di
sebelah kiri. “Ruang
tata
usaha,
ruang
komite
sekolah,
ruang UK……” Belum sempat Chita menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba
Brrrrruuuuukkkk………seseorang
tengah
menabraknya dan membuat baju seragam perdana nya kotor terkena tumpahan minuman yang di bawa orang tersebut. “Mas,
kalo
Chita sambil
jalan
liat-liat
dong!!!”
omel
membersihkan rok nya dengan tisuue
yang ada di saku nya. “Elo tuh yang jalan nya meleng. Makanya kalo jalan matanya ke depan jangan nengok sana nengok sini.” Chita membantu membereskan setumpukan kertas milik cowok itu yang juga basah akibat ulahnya sendiri. Dasar pagi-pagi
orang
nggak
begini
udah
ngerti minum
kesehatan, soft
drink
masa sih!!
Batin Chita.
20
“Nih
kertas
lo!!”
kata
Chita
sambil
menjulurkan kertas milik cowok itu. “Nggak usah sok baik deh.” “Apa lo bilang barusan???” tanya Chita sambil mendongakkan kepalanya. “Lo-NGGAK-USAH-SOK-BA-IK!”
ulang
orang
itu
yang tak lain adalah Abe. Chita langsung bangkit begitu mendengar kata-kata Abe barusan. “Heh, siapa yang sok baik sama lo??? Bukannya elo yang sok baik dan sok jaim di depan tementemen dan fans-fans lo???” “Maksud lo apa???” “Jadi, lo belom ngerti juga maksud gue??? gue tahu kalo lo itu personiel group band Growing Up. Gue juga tahu kalo lo punya begitu banyak fans di luar sana dan semua orang Indonesia juga tahu dan kenal sama lo dan band lo itu, tapi lo itu nggak pantes jadi vokalis Growing Up.” Chita menarik nafas panjang lalu melanjutkan kata-kata nya lagi. “Lo mau tau kenapa??” tanya Chita sambil tersenyum licik. Abe mengangguk pelan seperti orang yang baru saja terhipnotis. “Karena kelakuan lo itu minus dan banyak yang harus
lo
rubah
dalam
diri
lo.”
Chita
segera
menerobos kerumunan orang yang menjadikan mereka tontonan gratis pagi-pagi begini. ☼☼☼
21
Chita mengetuk pintu bercat coklat pelan dan memastikan bahwa ia sudah siap mental untuk di omelin sama Kepala Sekolah barunya. Ia menarik nafas panjang dan memberanikan diri membuka pintu itu
karena
tak
kunjung
ada
jawaban.
Ia
melongokkan kepalanya dan tersenyum kepada sosok pria di hadapan nya. “Maaf
Pak,
apa
saya
mengganggu???”
tanya
Chita hati-hati takut apa yang di katakan nya itu salah. “Tidak.Silakan masuk!” Perlahan-perlahan Chita memasuki ruangan ber AC yang cukup luas untuk ukuran kantor Kepala Sekolah. “Silakan duduk!!” Chita mengangguk dan menuruti perintah Kepala Sekolah nya itu. “What’s your name??” tanya Pak Kepala Sekolah itu sambil memainkna pulpennya. “Sa…sa…saya Pak???” Tanya Chita bodoh. “Iya siapa lagi??” “Sa…sa…saya
Chita
Pak.
Saya
pindahan
dari
Padang.” “Oh
jadi
siswi
pindahan
dari
Padang
itu
kamu???” Chita mengangguk kaku. “I am Mr. Ronald. I am vice principle in here. Nice to meet you Chita!!!” sapa Pak Ronald sambil menjulurkan telapak tangan nya yang ukuran
22
nya jauh lebih besar di banding telapak tangan Chita. “Nice to meet you too.” sahut Chita sambil tersenyum renyah dan membalas uluran tangan Pak Ronald. “Ok sekarang kamu harus ke kelas karena jam pelajaran sudah di mulai.” Tiba-tiba pintu di ketuk hingga berkali-kali. Pak Ronald mempersilahkan orang itu untuk masuk. Dan betapa keki nya hati Chita beegitu melihat siapa yang datang. Ya
Allah
kenapa
kau
biarkan
hamba
Mu
ini
bertemu dengan makhluk yang paling nyebelin dari semua makhluk yang nyebelin di dunia ini??? Gumam Chita dalam hati. “Ada apa Abe??” tanya Pak Ronald. “Saya mau memberikan tugas yang Bapak suruh kemarin.” jawab Abe sambil memberikan setumpukan kertas yang masih agak basah terkena soft drink akibat bertabrakan dengan Chita tadi. “Tapi, maaf ya Pak kalo agak basah soalnya tadi saya nggak sengaja bertubrukan sama cewek. Trus minuman saya ikut tumpah deh ke kertas ini.” Pak Ronald tersenyum tak percaya dengan apa yang ia lihat. Abe benar-benar mengerjakan apa yang sudah di perintahkan nya. “Ini benar-benar tulisan kamu Abe??”
23
“Iya lah Pak! Saya nulis ini sampe begadang dan tangan saya sampe keriting.” Ujar Abe sambil menarik
kursi dan duduk di samping Chita.
Abe
menoleh
samping nya. cewek
yang
ke
arah
cewwek
yang
duduk
di
Ya ampun, kenapa gue ketemu sama selalu
bikin
gue
sial???
Aduhhh……
sebentar lagi gue pasti baklan ketiban sial. Oh God help me!! Batin Abe sambil menepuk dahi nya. “Pak, saya pamit ke kelas dulu ya!!” kata Abe sambil bangkit dari tempat duduk nya. “Ok, sekalian kamu antar Chita ke kelas mu ya!! Nanti Bapak menyusul.” “Yah Bapak jangan saya dong. Bapak aja deh.” “Ya udah dengan sangat terpaksa kamu Bapak suruh
menulis
tantang
Pak
seperti
Ronald
ini
sambil
empat
kali
mebanting
lipat!!”
setumpukan
kertas Abe. Abe
mendengus
kesal
sementara
Chita
cengengesan di bangku nya. “Cepet cewek pembawa sial!!” omel Abe sambil menarik tangan Chita. “Eh cowok sok
ganteng, nama gue itu CHI-TA,
bukan cewek pembawa sial!!” “Terserah apa kata lo deh. Mau nama lo Ratu Elizabeth
sekali
pun,
gue
nggak
bakal
peduli.
Pokoknya lo itu cewek pembawa sial!!” “Enak banget lo ngomong. Eh gue nggak pernah nyangka
deh
kalo
Abe-vokalis
Growing
Up-yang
24
selalu punya banyak fans itu kelakuan nya kaya gini.” “Bodo amat. Suka-suka gue dong!!” “Heh…………sudah
kalian
ini
kaya
anak
kecil
aja.” Lerai Pak Ronald sambil menahan tawa. “Abe, cepat antar Chita ke kelas!!” “Kelas yang mana??” tanya Abe. “Ya kelas kamu lah!!” “Yah Bapak, kalo saya sekelas sama dia, pasti bakalan banyak kesialan menimpa saya.” “Abe!!!” hardik Pak Ronald. “Iya……iya……saya ngerti.” Abe segera berjalan keluar ruangan dengan di ikuti Chita di belakang nya denagn mulut misuhmisuh. ☼☼☼ Abe
mengetuk
pintu
kelas
nya
pelan.
Dari
luar, ia dapat mendengar suara Bu Cherry yang sedang
bercas-cis-cus
dengan
pelajaran
Bahasa
Inggris. “Permisi Bu!!” kata Abe sambil melongokkan sebagian kepala nya. Bu
Cherry
menoleh
dan
memandangi
Abe
dari
ujung kepala sampai ujung kaki. “Why
do
you
come
late??”
tanya
Bu
Cherry
sambil berjalan menghampiri Abe. Abe
yang
nggak
ngerti
harus
menjawab
pertanyaan Bu Cherry itu cuma bisa garuk-garuk kepala doang.
25
“Answer my question Abe!!” Chita tertawa kecil melihat muka tolol nya Abe.
Abe
melirik
dan
masang
bibir
manyun
nya
membuat Chita nggak kuat untuk tertawa. “Haaa…………haaaaa………” Tawa
Chita
meledak
seketika
memecah
keheningan kelas itu. Ia segera mneuutup mulut nya
ketika
menyaddari
bahwa
semua
bola
mata
tertuju pada nya. Bu Cherry berjalan mendekati Chita
sambil
terus
memperhatikan
wajah
Chita.
Chita tentu saja langsnung ciut dan menundukkan kepala nya sampai dalam-dalam. “Who
are
you???”
tanya
Bu
Cherry
sambil
mengangkat wajah Chita. “I am new student in here.” Jawab Chita raguragu
sambil
tak
lepas
memperhatikan
Bu
Cherry
dengan tampang ketakutan. Bu Cherry melepaskan telapak tangan nya yang dari
tadi
nempel
di
pipi
Chita
dan
tersenyum
puas. Ia membenarkan letak kaca mata minus nya dan mengajak Chita berjalan menuju muka kelas. “Introduce
your
self
please!!”
kata
Bu
Cherry. “Na………na……na…ma…sa…………” “Speak
English
please!!”
teriak
Bu
Cherry
yang dalam sekejap sudah berdiri menyandar tembok belakang. Chita yang
ia
semakin katakan
nervous dengan
dan
bahasa
takut
kalau
Inggris
apa
salah.
26
Pasal
nya
SMU
Pelita
adalah
SMU
yang
paling
bonafide di Jakarta, so anak-anak nya tentu otak nya nggak cetek dong. Chita menggaruk-garuk kepala nya menandakan bahwa
saat
ini
ia
sedang
bingung
berat.
Ia
bersungut-sungut kesal ketika melihat Abe tengah menertawai nya di dekat pintu masuk. Chita menarik nafas panjang. “ I am Chita Nadhira Fahrezi. I came from Padang. Nice to meet you!!” “Nice
to
meet
you
too
Chita!!”
sahut
Abe
tiba-tiba sambil tersenyum dan melambaikan tangan nya
tanpa
kelas putih,
penuh
dosa.
Kontan
seluruh wajah
langsung
tertawa
membuat
merah
seperti
kepiting
pengisi Abe
rebus.
yang Chita
tersenyum penuh kemenangan. “If you want to ask about her self, I will give you five minutes to ask.” Kata Bu Cherry sambil berjalan menuju tempat duduk nya. Hampir semua cowok tunjuk tangan dan berebut untuk
bertanya
membuat
kelas
menjadi
gaduh
kembali. Bu Cherry memilih David sebagai calon penanya pertama. “Chit, malem minggu besok kita nonton konser nya Growing Up yuk!! Lo mau nggak???” ajak David membuat kelas kembali gempar dan
sebagian anak
cewek
pada
kalo
Chita
doang
geger yang
dan
nggak
di
ajak
rela
nonton
cuma
konser
si nya
Growing Up.
27
“Vid,
masa
yang
di
ajak
cuma
Chita
doang
sih!!” protes Ana. “Emang nya lo mau ikut juga???” tanya David. “Mau!!!” sahut Ana bersemangat. “Boleh
aja,
tapi
gue
nggak
naggung
biaya
tiket, transport sama makan ya!!” “Yeah, itu mah sama aja gue ngeluarin duit juga.” “Ya udah kalo nggak mau.” Ujar David sambil beralih
ke
Chita
lagi.
“Gimana
Chit,
lo
mau
nggak???” “Sorry deh, gue nggak terlalu suka sama group band Growing Up.” Kata Chita sambil mengerling ke arah
Abe.
Tentu
aja
jawaban
Chita
barusan
menyinggung Abe dan Abril banget yang kebetulan satu kelas dan satu sekolah. Abe keki berat sama Chita. Gigi nya bergemeletuk dan sorot mata nya menyirat kan kemarahan. David
menerima
jawaban
dari
Chita
dengan
lapang dada. Dan jawaban yang keluar dari bibir Chita barusan telah membuat para cowok di kelas itu
bersorak-sorai
menyebut-nyebut
nama
Chita.
Sementara kumpulan cewek-cewek pada sedang asyik menganalisis jawaban Chita lewat gosipan mereka. “Saya
sudah
boleh
duduk
Bu??”
tanya
Chita
pada Bu Cherry. “Yaa………ya……” kata Bu Cherry.
28
Chita menuju
menundukkan
bangku
kepala
kosong
nya
yang
dan
berada
berjalan di
ujung
ruangan. “Tunggu
dulu!!!”
tandas
Abe
membuat
Chita
berbalik badan. “Abe!!!” hardik Bu Cherry. “Bu, ada yang mau saya tanyakan ke dia. Boleh kan??” “Don’t over five minutes!!” Abe
berjalan
dengan
gaya
nya
yang
sok
bijaksana. Ia memasukkan kedua telapak tangan nya ke dalam saku celana abu-abu nya. “Gue mau nanya nih Chit, boleh nggak??” tanya Abe sambil mendekati Chita. “Lo mau tanya apa??” “Apa sih beda nya antara lo sama Cheeta yang ada
di
licik. menjadi
Afrika??” Dan
tanya
pertanyaan
sangat
Abe Abe
berisik
sambil ini
dan
tersenyum
membuat
riuh
kelas
menertawai
kekonyolan yang Abe buat. “Lo nggak bisa jawab ya??? Kasian……” olok Abe membuat wajah Chita merah menahan marah dan malu. “Maka nya jangan pernah menghina Growing Up di depan gue. Coba lo tanya Abril, gimana susah nya masuk dan bersaing di dunia musik padahal Growing Up
tuh
masih
masyarakat.
baru
Semua
nya
dan
belum
kerja
familiar
keras
Chit.
di Dan
sekarang elo dengan seenaknya aja bilang kalo lo nggak suka sama Growing Up.” Bentak Abe.
29
“Abe!!!”
hardik
Abril
dan
Bu
Cherry
bersamaan. “Biar aja Bu, Bril. Biar dia tahu gimana keki nya gue waktu dia ngomong kaya gitu. Eh Chit, lo tuh anak baru, sadar dong. Anak baru tuh jangan nyolot. Jangan songong. Gue ingetin sama lo kalo gue nggak mau denger lo ngomong kaya gitu tentang Growing Up!!” Setelah Abe menyelesaikan kalimatnya, sebuah tamparan mendarat di pipi Abe. “Dan nggak ada seorang
pun
yang
boleh
ngebentak-beentak
gue
seenteng udelnya seperti saat ini!!” kata Chita dengan suara bergetar. Chita segera berlari keluar kelas sekencangkencang
nya
walaupun
Bu
Cherry
berteriak
memanggil-manggil nama nya. Chita mencari toilet untuk menumpahkan semua air mata yang sudah tidak bisa ia bendung lagi. Dan,
ketika
ia
melintasi
ruang
guru,
ia
menabrak pria paruh baya bertubuh gemuk. “Maaf
Pak,
saya
nggak
sengaja.
Saya
buru-
buru.” Kata Chita sambil melanjutkan perjalanan nya. “Chita,
kamu
kenapa??”
tanya
Pak
Ronald
setelah mengingat nama Chita. “Sa……sa……sa…ya nggak kenapa-kenapa kok Pak!!” jawab Chita sambil berjalan setengah berlari. “Pasti ada masalah.” Terka Pak Ronald lalu berjalan mengontrol kelas.☼☼☼
30
Episode 3 Pak
Ronald
yang
setiap
pagi
kerja
nya
mengontrol kelas, masuk ke kelas 3 IPA 1 yang 31
kelihatan ribut sekali padahal saat ini sedang jam pelajaran Bu Cherry-guru Bahasa Inggris yang meerangkap jadi wali kelas. Pak Cherry
Ronald dari
A,
mulai B,
C
mendengarkan sampai
Z.
cerita
Dan
Bu
mengambil
kesimpulan bahwa ini semua adalah ulah nya si Abe.
Maka,
si
Abe
langsung
di
giring
menuju
lapangan dan di jemur sampai jam 12 siang. Dan Bu Cherry memilih untuk beristirahat dulu di ruang guru karena otot-otot nya terasa sakit kewalahan mengahadapi anak-anak 3 IPA 1. ☼☼☼ “Abe, gue benci banget sama lo!!!” omel Chita sambil
mengepalkan
bening
meluncur
terisak
begitu
telapak
di
pipi
mengingat
tangan Chita.
nya.
Butiran
Chita
semakin
kejadian
tadi.
Chita
segera mengusap wajahnya dengan air dari westafel begitu mendengar suara orang datang. Ia tak ingin seorang
pun
tahu
kalo
saat
ini
ia
tengah
menangis. Salah
satu
dari
cewek
itu
berdehem
sambil
menutup pintu. Dan yang satu nya lagi berjalan mendekati Chita. Ini kan cewek yang tadi boongin gue waktu gue nanya kantor kepala sekolah ada dimana. “Sorry ya Chit, bukannya gue mau nyampurin urusan lo, tapi kalo menurut gue kata-kata Abe barusan jangan lo masukin ke dalem hati. Abe itu
32
emang
kaya
gitu
kalo
sama
cewek.
Dia
agak
sensitif.” Ucap Cewek itu membuka pembicaraan. “Oh ya Chit, gue mewakili Abe untuk minta maaf
ke
elo.”
Kata
cewek
yang
satu
yang
juga
punya tampang mirip cewek yang ngeboongin Chita. “Gue juga mau minta maaf ke elo karena tadi pagi gue udah boongin plus ngerjain lo. Sorry ya Chit!!” “Nggak apa-apa.” “Oh ya kita kan belom kenalan. Gue Artha!!” “Dan gue Aretta!!” “Kalian kembar??” “Iya. Kita sepupu nya Abe.” “Jangan sedih lagi ya Chit!!” hibur Artha. “Kita ke kelas yuk!!” ajak Aretta. Chita menggeleng pelan. “Abe lagi di hukum di lapangan. meyakinkan
Jadi
lo
Chita
tenang
sekaligus
aja.”
Kata
menarik
Aretta
tangan
nya
agar menjauh dari toilet. ☼☼☼ Chita
bernyanyi
Sheila
on
7
yang
sambil
mengerjakan
ria
mengikuti
berjudul tugas
Hingga
Fisika
irama Ujung
nya
di
lagu Waktu ruang
tengah rumah Artha dan Aretta yang megah banget kaya istana. Chita
berlari
menuju
jendela
ruang
tamu
begitu mendengar ada suara mobil yang datang. Ia takut
kalau-kalau
bebuyutan
nya
yang
yaitu
si
datang Abe
adalah
yang
punya
musuh nama
33
lengkap Ananda Bintang, tapi kalo teman-teman nya biasa menyapa dengan Abe di ambil dari huruf awal nama nya yaitu A dan B. Ternyata yang keluar dari mobil
itu
bukan
lah
Abe,
melainkan
Abril
dan
Elga. Bel
pun
berbunyi.
Chita
ragu-ragu
apakah
harus membukakan pintu atau tidak. Perlahan-lahan Chita membuka pintu berwarna coklat yang saat ini berdiri kokoh di depan batang hidung Chita. “Sore Mbak!!” sapa Abril. “Sialan lo Bril. Lo kira gue ini Mbak-Mbak??” protes Chita. “Sorry deh Chit, gue kira Mbak Inah. Kok lo tumben ada disini Chit??” “Gue lagi ngerjain tugas fisika dari Bu dewi. Lo udah selesai Bril??” “Belom. Gue ngerjain nya nanti malem aja deh soalnya sekarang gue mau ngeband dulu.” “Tau deh yang anak band.” Ledek Chita sambil tertawa. “Apaan sih lo Chit??? Pantes aja Abe sewot banget
sama
lo
orang
lo
suka
banget
godain
orang.” “Jangan ngomongin Abe deh. Dia itu nyebelin banget.
Gue
males
kalo
ada
nama
dia
disebut-
sebut.” “Ada
tamu
ya???
Kok
nggak
di
ajak
masuk
Chit???” tanya Artha dari ruang tengah.
34
“Tau nih masa gue nggak di suruh masuk malah cuma
dengerin
si
Abril
ama
Chita
ngobrol!!
”
protes Elga. “Sorryyy………ya udah masuk yuk!!” ajak Chita. “Bye
the
kesini??”
way,
tanya
ada
Artha
apa
nih
sambil
Bril
dateng
meletakkan
jus
buatan Aretta di meja. “Gue
di
suruh
Abe
ngambil
pic
gitar
yang
ketinggalan di kamar lo Tha.” “Di kamar gue nggak ada pic gitar. Mungkin maksud nya Abe di kamar nya Aretta kali Bril???” “Maybe.” “Tha, celingukan
si
Aretta
mencari
mana??”
tampang
tanya
nya
si
Elga
sambil
Aretta
yang
dari tadi nggak kelihatan batang hidung nya. “Oh, si Aretta lagi bantuin Mbak Inah masak untuk nanti malem.” “Emangnya
nanti
malem
ada
acara
apa
sih
Tha??” tanya Elga lagi kaya wartawan yang nggak puas sama jawaban Artha. “Nanti
malem
ada
relasi
Papa
mau
dateng
katanya sih anak mereka mau di jodohin sama gue dan Aretta.” “Apaaaaaaa????” Mata Abril, Elga dan Chita melotot seketika. “Kok lo tenang-tenang aja sih mau di jodohin sama orang yang nggak lo cintai???” Artha hanya tersenyum samar mendengar
35
“Kok lo tenang-tenang aja sih mau di jodohin sama orang yang nggak lo cintai???” Artha
hanya
tersenyum
samar
mendengar
pertanyaan Chita barusan. “Abisnya mau gimana lagi???? Mau marah???mau nolak???? Semua bakalan sia-sia karena Ma dan Oom nggak mau apa yang mereka alami harus gue dan Artha alami juga di kemudian hari.” Sambar Aretta yang baru muncul dari dapur. Semua melihat
menoleh
ke
ketenangan
Aretta
dan
dan
mencari
Artha.
Mereka
kejujuran
serta
jawaban dari pancaran mata mereka. “Terus
nasib
gue
gimana
Ret??”
tanya
Elga
dengan wajah bingung. “Ya ampun Elga, gue itu kan cuma di jodohin doang dan paling gue nikah nya masih lama. Jadi, gue masih bisa jadi…………” “Pacar gue???” potong Elga cepat. “Ya ampun Ret,
kalo
tuh
gimana???
Lo
cowok kok
jemput
nggak
lo,
terus
mikirin
gue
ini
perasaan
gue
banget sih Ret??? Gue kecewa banget sama lo Ret. Mending kita udahan aja deh. Kita putus.” “Apaaaaa????”
tanya
Aretta
dengan
mata
terbelalak. “Ya, kita putus.” “Kita harus bicara Ga. Bicara empat mata!!” kata
Aretta
jari
nya
di
tegas depan
sambil kedua
mengacungkan bola
mata
keempat
Elga
yang
36
berwarna
coklat
dan
berjalan
menuju
taman
belakang. ☼☼☼ “Cowok itu kurang ajar ya Bril!!” kata Chita sambil memutar-mutar bolpoint nya. “Lo jangan gitu dong!! Gue kan cowok juga Chit.” “Emangnya lo itu cowok ya??? Gue kira banci. Haaa……haa……haa…” “Sorry nih, gue mau ke belakang dulu ya!! Sakit perut nih gue.” ujar Artha sambil memegangi perut nya. “Ya udah cepet sana nanti keburu kelepasan lho!!!” ejek Abril dan Chita. “Eh Bril, lo suka lagu nya Sheila On 7 nggak yang judul nya Hingga Ujung Waktu???” tanya Chita sesaat setelah Artha pergi sambil memutar lagu itu lagi. “Suka.
Emangnya
kenapa???
Lo
nggak
suka
ya???” “Wah, jangan salah. Itu mah lagu kesukaan gue sama nyokap gue soalnya kalo dengerin itu, gue inget sama Papa gue.” “Emangnya Papa lo kemana????” tanya Abril “Papa gue itu pilot jadi jarang pulang. Kalo Papa pulang bisa dihitung pake jari. Semoga aja di ulang tahun gue yang ke tujuh belas dua bulan lagi, Papa gue bisa pulang karena sia-sia ulang tahun gue tanpa Papa.”
37
“Kirain gue, lo anak broken home kaya Artha, Aretta
dan
A………maksud
gue
anak-anak
yang
lain
nya.” “Enak
banget
lo
di
sini
pada
asyik
ngobrol!!!” semprot Abe yang baru saja datang dan langsung mematikan lagu Hingga Ujung Waktu yang belum habis. Abril dan Chita kaget bukan main mendengar suara Abe yang megejutkan itu. “Be, kok lagu nya lo matiin sih??? Kan itu enak.” “Enak apanya???” Abe mengeluarkan kaset itu dari
tempatnya
dan
melemparkan
kaset
itu
ke
Chita. “Gue nggak suka lagu ini. Jadi, jangan setel lagu ini kalo ada gue. Ngerti???” “Kenapa
sih
Be,
kita
beda
paham
mulu????
Kenapa sih lo nggak bisa kaya Abril yang asyik kalo di ajak ngobrol. Kenoa gue sama lo bisa nya cuma berantem mulu?? Emangnya lo nggak capek???” “Heh, lo nggak usah deh banding-bandingin gue sama
Abril.
Gue
adalah
gue
dan
Abril
adalah
Abril. Jadi, jangan samain gue sama Abril. Ngerti nggak???” bentak Abe. “Nggak, gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo yang ruwet Be. Gue nggak ngerti apa sih yang sebenernya ada di dalam kepala lo???? Gue nggak ngerti apaan sih sebenernya mau lo???”
38
Aretta tengah
dan
karena
Elga
segera
mendengar
kembali
suara
ke
ruang
ribut-ribut
dari
ruang tengah. “Be, lo kapan dateng??” tanya Elga basa-basi. “Nggak suruh
nanya-nanya
kesini
buat
deh.
Lo
sama
ngapain???
Abril
Buat
gue
pacaran???
Iya???” “Enggak Be!!” “Gue nyuruh lo kesini buat ngapain Bril???” tanya Abe keras. “Buat ngambil pic gitar lo yang ketinggalan.” “Terus,
kenapa
ngaret
banget???
Kenapa
lo
malah pada asyik ngobrol???” “Sorry
Be!!!”
kata
Abril
dan
Elga
sambil
tertunduk. “Enak banget lo berdua bilang sorry sementara gue,
Ical
gue.”
dan
omel
Raka
Abe
pada
membuat
nungguin telinga
lo
di
rumah
siapapun
yang
mendengarnya panas. Abe
tuh
kalo
banget.
Dia
nggak
walaupun
mulut
udah
ngomel
bakalan
nya
udah
nggak
puas
tahu
ngomelin
berbusa.
Ya,
diri orang
ngomel-
ngomel emang udah jadi kebiasaannnya dari kecil. Setelah puas ngomel-ngomel, Abe segera keluar dan membanting Abril
pintu
mengikuti
dengan Abe
dari
kencangnya. belakang
Elga dan
dan
segera
meluncurkan mobil mereka di jalanan. ☼☼☼
39
“Abril, lo darimana aja sih???” tanya Raka sewot. “Tau
nih.
Lo
tau
nggak
sekarang
udah
jam
berapa?? Dan lo tau nggak udah berapa lama gue, Raka
dan Abe nungguin lo??” “Ok, gue tahu kalo gue sama Elga salah, tapi
tadi emang ada masalah yang harus di selesain di rumah Aretta.” “Masalah??? Masalah apaan lagi Bril???” “Tadi
gue
harus
ngomong
dulu
sama
Aretta
karena katanya si Artha, mereka mau di jodohin. Gue
nggak rela dong ngeliat Aretta di ambil sama
orang lain. Makanya tadi gue harus bicara dulu sama Aretta. Jadi, lo jangan nyalahin Abril terus soalnya Abril nggak tau apa-apa.” Elga berusaha menjelaskan
pada
teman-teman
Growing
Up
dengan
sejelas-jelas nya agar mereka tidak salah paaham. “Terus, tanya
Abe
lo sensi
ngapain
ngobrol
membuat
Ical,
sama Raka
Chita??” dan
Elga
berdehem meledek nya. “Oh itu. Tenang aja lagi Be, gue nggak akan ngambil Chita kok. Tadi, gue cuma ngobrol doang sama
dia
sambil
nungguin
si
Elga
yang
lagi
ngomong serius sama Aretta. Jadi, lo nggak usah jeallous ya Be!!” “Siapa yang jeallous??? Gue tuh nggak peduli sama
cewek
itu.
Gue
benci
banget
sama
dia.
Apalagi waktu dia nyetel lagu Hingga Ujung Waktu. Rasanya saat itu juga gue mau jambak rambutnya.”
40
“Emangnya kenapa Be???” tanya Raka polos. “Jika kau menjadi istri ku nanti. Pahami aku saat menangis. Saat kau menjadi istriku nanti. Jangan pernah berhenti memiliki ku hingga ujung waktu. Kaya gitu kan lagunya???” Ical, dengan
Abril,
anggukan.
Raka
dan
“Setiap
Elga
gue
hanya
denger
menjawab
lagu
itu,
yang ada di pikiran gue cuma ada Mama gue doang walaupun gue udah lupa gimana wajah nyokap gue. Rasanya gue mau marah. Mau nangis. Mau teriak kenapa
nyokap
gue
nggak
gue???
kenapa
nyokap
bisa
gue
ngertiin
nggak
bisa
bokap
memiliki
bokap gue sampe ujung waktu???? Kenapa nyokap gue ninggalin siapa???
gue????? sama
Tapi
Papa???
gue
Atau
mau
sama
marah
sama
cewek-cewek???
Atau sama Chita yang setiap hari kerjanya cuma berantem sama gue??? gue nggak tau………nggak tau……” Abe menyeka hidungnya. “Be,
kalo
pelampiasan
lo
jadiin
kekesalan
lo,
cewek lo
sebagai
salah
bahan
besar.
Dan
kalo lo selalu bersikap dingin sama semua cewek, lo juga salah besar.” Nasehat Ical. “Be, lo tau nggak kalo dari benci itu bisa jadi cinta. Nah, kalo lo benci sama Chita, lo bisa jatuh cinta sama Chita.” Kata Raka sok tau. “Iya Be……bener banget tuh!!” tambah Elga. “Masa sih????” “Iya………masa lo nggak percaya sih!!!”
41
Abe menggaruk-garuk rambut mouhak nya bingung harus gimana. Sementara temen-temen nya ketawaketawa puas banget ngeliat Abe kebingungan dengan tingkahnya saat ini. “Udahlah Be, santai aja nggak usah depresi gitu dong.” Ucap Abril sambil menepuk punggung Abe. “Gimana gue nggak bingung Bril……gue……bisa…… jatuh cinta sama cewek pembawa sial kalo benci sama dia.” “Nama nya Chita Be!!!” “Ya maksud gue Chita. Gue……” “Be, santai aja lagi. Kalo lo emang nggak mau hal itu terjadi, lo nggak usah jutek lagi sama Chita. Bisa kan???” “Nggak bisa. Itu semua butuh proses Bril.” “Tenang. Kita semua bakalan ngebantuin elo kok!!” “Janji???” tangan
tanya
Abe
sambil
menjulurkan
nya.
“Janji!!!” sahut Raka, Ical, Elga dan Abril sambil meletakkan tangan mereka di atas tangan Abe. ☼☼☼
42
Episode 4 Abe membanting tas ransel nya di atas tempat tidur Artha. Artha yang lagi bersantai-santai di atas ranjang tersebut langsung kaget bukan main begitu ada sebuah ransel yang tiba-tiba nangkring di sana. Ia memutar badan nya mencari siapa yang 43
baru saja melakukan nya. Bola mata nya berputarputar ketika si Abe dengan santai nya berdiri tanpa perasaan dosa sedikit pun di depan batang hidung Artha. “Ngapain lo ke sini??” semprot Artha. “Chita nggak ada di sini. Dia udah pulang.” “Siapa yang nyariin Chita??? Gue kan nyariin elo Tha.” Sahut Abe sambil tersenyum renyah. “Tumben banget Abe nyariin gue. Udah Be to the
point
aja
kalo
lo
mau
curhat.
Pasti
gue
dengerin.” Abe duduk di pinggir kasur. “Gue mau tanya sama lo Tha, tapi lo harus jawab dengan jujur ya!!” “Iya. Emang lo mau tanya apa sih??” “Emangnya lo sama Aretta mau di jodohin sama siapa sih???” Mata Artha yang warna nya hampir sama dengan Abe
membulat
seketika
lalu
“Haaa……haaa……haaa……ternyata
ia lo
tertawa kena
lepas.
juga
gue
boongin. Eh Be, gue sama Aretta tuh cuma boongin si Elga doang. Lagian Mami nggak mungkin tega menjodohkan gue sama orang lain yang nggak gue suka tapi kalo Papa lo sih bakalan jodohin lo sama orang lain Be.” Abe menoyol kepala Artha. “Sok tahu banget lo Tha.” “Yeah, elo tuh kalo di bilangin nggak percaya banget sih.”
44
“Papa gue nggak bakalan ngelakuin hal itu ke gue.” “Gue yakin banget Be 100% kalo lo bakalan di jodohin sama cewek lain abis elo dingin banget sih sikap nya sama cewek. Bisa aja Papa lo nyari inisiatif buat nyariin pacar sekaligus tunangan buat lo plus calon menantu buat Papa lo.” “Apa mungkin sampe segitunya??” “Mungkin aja. Segala sesuatu itu kan nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini Be.” “Gitu ya???” “Iya!!!” Abe
menarik
nafas
panjang
nya
terdengar
begitu berat. Artha menepuk pundak Abe sebagai tanda
turut
prihatin
dengan
keadaan
Abe
yang
nggak bisa bersikap wajar sama cewek. “Sabar aja lagi Be!! Lagian elo kata-kata gue nggak usah di dramatisir gitu.” Hibur Artha. Abe merebahkan dirinya di tempat tidur Artha. Ia
melipat
kedua
tangan
nya
dan
kemudian
ia
jadikan sebagai alas untuk kepala nya. “Be, sekarang gue boleh nanya sesuatu nggak ke elo???” tanya Artha dengan suara pelan. “Lo mau tanya apa sih???” Artha menarik nafas panjang. “Tapi, lo harus jujur ya!! Lo nggak boleh boongin gue. ok!!” kata Artha mengutip kata-kata Abe tadi. “Iya iya. Emang nya apaan sih???” tanya Abe nggak sabaran.
45
“Be………emmm……Be……emmmm………” “Lo sebenernya mau ngomong apa sih???” omel Abe gergetan. “Be……sebenernya perasaan lo sama Chita gimana sih???” Abe langsung bangkit dari tidur nya begitu mendengar pertanyaan Artha. “Lo ngapain sih nanya hal itu Tha??” “Lo nggak suka ya kalo gue nanya hal itu??? Sorry deh Be!!!” “Nggak apa-apa lagi Tha cuma lo bener mau tau yang
sebenernya???
Lo
mau
gue
jujur
atau
bohong???” “Ya jujur lah Be!!!” “Ok!!
Sebenernya
perasaan
gue
ke
Chita
bunyi.”
Potong
itu………” “Sorry
Be,
sebentar
hp
gue
Artha sambil mencari hp nya begitu mendengar hp nya berbunyi. “Ya
Chit,
ada
apa???
Oh
iya………he-eh…………ya
udah nanti gue bilangin ke Mbak Inah…………iya tiga puluh menit lagi gue sampe disana kok………lo tunggu gue ya!!!” “Be,
anterin
gue
yuk
ke
biro
pembantu!!!”
pinta Artha. “Mau
ngapain
lagi
sih
lo???
Emangnya
Mbak
Inah yang kemaren masih kurang????” “Bukannya gitu, tapi Mbak Inah yang lo jemput kemaren itu salah. Harusnya Mbak Inah yang lo
46
jemput itu yang bakalan jadi pembantu nya Chita, tapi lo salah ambil.” “Yaelah apa bedanya sih??? Semua pembantu kan sama aja!!” omel Abe. “Udah deh Be pokoknya anterin gue yuk!!!” “Enggak ah gue males. Setiap gue ketemu Chita gue bakalan dapet sial mulu.” “Be, lo kok gitu sih??? Masa lo tega sih sama gue??? hikss………hiks………hiks……” rengek Artha yang berpura-pura nangis. “Ya udah deh gue bakalan anterin lo. Manja banget sih lo jadi cewek.” “Makasih ya Abe ku sayang!!!” “Iya………iya……” kata Abe sambil berjalan keluar kamar. ☼☼☼ “Sorry
ya
Chit
agak
lama
soalnya
macet!!”
kata Artha sambil menutup pintu Opel Blazer milik Papa Abe. “Iya
nggak
apa-apa,
tapi
mana
Mbak
Inah
nya??” “Tuh
ada
di
dalem
mobil.
Sebentar
ya
gue
panggilin dulu.” “Iya, tapi cepetan ya kasian tuh nyokap gue udah nunggu lama.” “Iya………iya Non!!!” Artha kembali menuju mobil untuk memanggil Mbak Inah. “Mbak Inah buruan turun!! Be, lo mau
47
turun juga nggak??? Ada mertua lo tuh!!” ledek Artha. “Enggak deh makasih. Gue tunggu di sini aja. Lagian
siapa
mertua
gue???
Mama
nya
Chita???
turun???
Ikut
Enggak deh makasih.” “Mas
Abe
ndak
ikut
aja
yuk
mas!!” ajak Mbak Inah. “Enggak deh Mbak makasih.” “Ya sudah Mbak Inah pergi dulu ya!!! Good bye Mas
Abe.
Don’t
miss
me
ya!!”
kata
Mbak
Inah
centil membuat Abe geleng-geleng kepala. Abe terus memperhatikan jarum jam tangan nya yang bergerak semakin melambat. Ia sudah tidak tahan
duduk
berjam-jam
di
mobil
hanya
untuk
menunggu si Artha. “Ya ampun sebenernya mata gue yang nyureng apa emang nih jarum jam yang nggak muter-muter ya???
Lagian
dalem????
si
Emangnya
Artha dia
lama ngapain
banget
sih
sih????”
di
gerutu
Abe sambil tidak berhenti memainkan klakson mobil nya. “Mas, dong!!
kalo
Masa
baru
klakson
punya di
mobil
jangan
norak
bunyiin
terus
sih!!
Berisik tau!!!” omel ibu-ibu yang tampak nya juga lagi nyari pembantu. “Apa dia bilang????? Gue norak???? Sial!!!” Abe kembali membunyikan klakson nya. Kali ini lebih
panjang
dari
sebelumnya
membuat
si
Ibu
tambah gergetan sama Abe. Si Ibu itu menggedor-
48
gedor kaca mobil Abe. Abe dengan gayanya yang sok cool menurunkan kaca mobil nya itu perlahan. “Mas, banget
saya
tuh
dengerin
pusyyyyyyyyyiiiiinnnngggggg
bunyi
klakson
nya
Mas.
Jadi,
jangan seenak nya aja dong Mas!!!” omel Ibu itu. “Bu, saya juga pusyyyyyyyyyyiiiiiiinnnnggggg banget sama Ibu. Jadi, Ibu jangan ganggu-ganggu saya deh!!!” balas Abe sambil membuka pintu mobil nya lalu berjalan memasuki gedung biro pembantu. “Arthaaaaaaa……………aaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!” teriak Abe dari depan pintu masuk membuat semua orang yang ada di sana terlonjak mendengar suara cempreng Abe yang kaya kaleng rombeng. Abe celingukan begitu tidak mendapati Artha tidak
di
sana.
Abe
berjalan
menuju
meja
receptionis dan bertanya tentang Artha pada Mbak receptionist
itu.
Si
Mbak
receptionis
dengan
perasaan ketakutan memberi tahu kalo orang yang Abe maksud tadi berjalan menuju kantin yang ada di belakang gedung. Abe segera mencari Artha di kantin. “Heh Artha, lo disini ngapain sih??? Reuni ya???”
omel
Abe
sambil
menggebrak
meja
tempat
Artha, Chita, Mama Chita dan kedua orang yang bernama Inah. Kontan semua yang ada di sana kaget oleh
ulahnya
Abe.
Hampir
saja
gelas
berisi
cappucino milik Mama Chita tumpah karena Abe.
49
“Aduuhh
Be,
sorry
banget
ya!!!
Gue
nggak
sengaja ninggalin lo di mobil sendirian. Sorry ya Be gue lupa banget!!! Sekali lagi sorry ya!!!” “Sorryy………sorryyy. Lo tau nggak udah berapa lama gue nungguin lo di dalem mobil???? Udah satu jam tau!!” “Maaf deh Be!!! Maaf ya!!!” “Emangnya nggak ada kata lain selain lo minta maaf
ke
gue
yang
bisa
menghapus
kemarahan
gue???” “Udah
deh
soal
itu
nanti
aja
di
rumah.
Sekarang kita pulang aja yuk!! Tante, Artha pamit pulang dulu ya!! Makasih banyak ya Tante!! Chit, gue pulang dulu ya!! Sorry ya jadi berantakan gini semuanya. Tante maaf ya!!” “Iya………hati-hati ya Tha!!” sahut Mama Chita. “Tha……awas
ada
anjing
galak!!!
Haaaa………
haha……” ledek Chita sekaligus nyindir Abe. Abe langsung memutar badan nya dan kembali ke meja Chita. “Heh tadi lo ngomong apaan???” omel Abe. “Gue nggak ngomong apa-apa. Gue cuma ngomong awas ada anjing galak!!” “Lo kok gitu sih!! Gue kan bukan anjing!!!” “Gue
kan
nggak
bilang
kalo
lo
anjing
Be.
gitu
dong
Jadi, lo jangan marah dong!!!” “Itu
sih
sama
aja.
Lo
jangan
Chit!!”
50
“Aduuhhhh Abe, udah yuk kita pulang!!! Tante maaf ya!! Chita maaf ya!!” Artha kemudian menarik tangan Abe menjauh dari meja Chita. “Be, udah cukup untuk hari ini. Lo udah bikin gue malu. Udah sekarang kita pulang yuk!!” “Yang bikin malu elo kan diri lo sendiri. Kenapa
lo
malah
asyik
ngobrol
sedangkan
gue
nungguin lo di mobil??” “Ya
udah
sorry
deh.
Sekarang
kita
pulang
yuk!!” ☼☼☼ Duuuuukkkkkkk……………Opel
Blazer
Abe
menabrak
Mitsubishi Lancer GLXi 2000 milik Mama Chita. Abe tersenyum lebar dan puas setelah plat mobil itu copot dari tempat nya. “Abe, besar
lo
sama
gila
gue
ya????
Be!!!!
Lo
Chita
bakalan
seneng
ya
marah
kalo
gue
berantem sama dia???” “Iya!! cewek
soalnya
pembawa
lo
sial
nggak
kaya
dia
pantes nanti
main lo
sama
ikutan
ketiban sial mulu lagi.” “Be,
namanya
Chita
Nadhira
Fahrezi
bukan
cewek pembawa sial dan gue nggak mau denger lo manggil dia dengan sebutan kaya gitu ngerti??” “Ngerti!!!!!!!!!” sahut Abe malas. ☼☼☼ “Ya
ampun
Chita!!
Siapa
sih
yang
tega
ngelakuin ini ke mobil Mama???”
51
“Emangnya
ada
sambil
berjalan
ampun,
siapa
apa
ke
sih
sih
Ma???”
bagian yang
tanya
belakang
tega
Chita
mobil.
banget
“Ya
ngelakuin
ini????” Chita
teringat
sesuatu.
Ia
kemudian
memerintahkan Mama dan kedua orang yang namanya Mbak
Inah
untuk
lincahnya
segera
Mitsubishi
masuk
Lancer
mobil. GLXi
Dengan
2000
itu
meluncur di jalan. Chita tersenyum-senyum kecil saat
membayangkan
apa
yang
akan
ia
lakukan
setelah ini pasti akan membuat Abe keki setengah mati. “Chit,
kamu
kenapa???”
tanya
Mama
Chita
heran. “Enggak kok Ma, Chita nggak apa-apa.” “Chit,
itu
ya
yang
nama
nya
Abe???
Yang
sering kamu ceritain ke Mama???” “Yup
Mama
betul
banget.
Anak
nya
nyebelin
banget kan Ma!! Liat aja pembalasan Chita nggak kalah seru nya.” “Kamu mau ngapain lagi sih Chit????” tanya Mama cemas. “Mama
tenang
aja
deh.
Chita
nggak
bakalan
melakukan hal gila kok Ma!!” “Tapi Chit, Abe itu berbahaya. Aduuuuuhhhh Mama jadi takut Chit.” “Aduuhhh Mama kok jadi paranoid gini sih!!! Ma, udah deh jangan parno gitu.”
52
“Ok, but you must promise if you won’t do crazy thing.” “I’m promise Mom!!” Mama tersenyum mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut Chita. Abe, tunggu pembalasan gue. Kali ini lo nggak akan bisa ketawa lagi di depan gue. Nggak akan bisa Be!! ☼☼☼ “Aduuuhhhh capek banget deh gue hari ini!!!!” kata Artha sambil membanting tubuhnya di tempat tidur membuat kasur itu bergoyang-goyang. “Eh Nek dari mana aja lo???” suara Aretta mengagetkan Artha. “Eh
elo
Ret.
Gue
tadi
abis
dari
biro
pembantu. Gue abis tukeran Mbak Inah sama Chita.” “What do you mean??” “Gini lho Mbak Aretta, jadi Mbak Inah yang tempo hari di bawa sama Abe itu ketuker sama Mbak Inah yang punya Chita. Nah, tadi gue abis tukeran deh sama Chita.” “Trus
Mbak
Inah
nya
mana
sekarang???” Ups!!
Artha
menutup
mulut
nya
begitu
mengingat ada yang tertinggal. Ia menggigit-gigit bibir nya yang menunujukkan ekspresi bahwa saat ini
ia
sedang
bingung.
Artha
kemudian
berlari
menuruni anak tangga mencari dimna si Abe berada. “Abbbbbbeeeeeeeeeeee!!!!!!!!!!!!!!”
panggil
Artha dengan suara lantang. Abe yang lagi asyik menikmati
orange
juice
dari
kulkas
langsung
53
keselek
dan
batuk-batuk
begitu
mendengar
suara
Artha. “Uhuk………uhukk………uhuk……Eh
Artha
gue
nggak
budek jadi lo nggak usah teriak-teriak kaya di hutan dong!!” omel Abe. “Be gawat nih Be!!! Gawat Be!!!” “Gawat kenapa sih???? Kalo ngomong yang jelas dong!!
Jangan
plintat-plintut
kaya
gitu.
Lo
kenapa sih kok tiba-tiba aneh begini???” “Be,
mbak
Inah
yang
udah
di
tuker
tadi
ketinggalan di biro pembantu.” “Yassalam!!! Ya ampun Artha kenapa sih nggak lo cek dulu sebelum pulang????” omel Abe sambil memukul-mukul keningnya. “Gue
kan
tadi
buru-buru
Be
abis
nya
elo
kerjaan nya ngomel mulu di sana. Gue kan malu.” Artha mencoba membela diri. “Gue juga nggak bakalan ngomel kalo lo nggak lama banget. Lagian di sana reuni. Emangnya udah berapa lama sih lo sama Chita nggak ketemu??? Belom ada 24 jam kan?? Trus sekarang kita harus gimana???” “Aduuuhhhh………Be gue nggak tau harus gimana. Sebentar lagi Mami gue pulang lagi. Nanti kalo Mami
nyariin
Mbak
Inah
gimana???
Gue
bingung
harus jawab apa???” “Lo kasih alasan yang masuk akal kek kaya Mbak Inah lagi ke warung dulu sebentar. Beres kan masalah nya.”
54
“Ya ampun Abe, lo kaya baru kenal nyokap gue aja deh. Nyokap gue pasti bakalan introgasi gue panjang lebar.” “Sok tahu lo!! Elo kan belom nyoba. Gini aja mendingan lo suruh si Aretta jagain rumah trus elo pergi ke biro pembantu deh.” Saran Abe. “Trus lo ngapain???” “Gue
mau
ke
rumah
Ical.
Mau
ngeband
buat
persiapan manggung besok. OK!! Daaaaaaaa………Artha selamat berjuang dan semoga sukses!!!” Secepat kilat Abe menghilang dari penglihatan Artha yang lagi sibuk mikir plus bengong. Artha segera mengejar Abe begitu tahu ia sudah hilang. “Bee………Abe!!! Tunggu dulu dong!!” Abe menghentikan langkahnya sambil berdecak sebal. “ Apaan lagi sih???” “Be, lo anterin gue ya ke biro pembantu mau nggak????” “Sorry deh Tha, gue bener-bener nggak bisa. Gue udah janji sama anak-anak Growing Up. Sorry ya Tha!!!” “Ya
udah
deh
nggak
apa-apa.”
Kata
Artha
dengan nada kecewa. “Ya udah deh sekarang gue anterin lo ke biro pembantu, tapi nanti lo pulangnya naik taksi aja ya!!” usul Abe. Artha berfikir sebentar. Kedua bola mata nya bergoyang dan berputar ke kanan dan kiri. “Ok deh. Makasih ya Abe. Lo emang sepupu gue yang
55
paling baik sedunia.” Puji Artha sambil tersenyum dan mencubit pipi Abe. “Baik
nya
kalo
ada
mau
nya
doang
sih!!”
protes Abe. “Haaaaaaaaaa……………haaaaaaaa………itulah Artha Be. Kalo bukan kaya gitu bukan Artha dong namanya.” Kata Artha dengan tawa nya yang khas. “Ya udah yuk kita cabut kan sebentar lagi nyokap lo pulang.” Ting……tung……ting……tung………suara
bel
berbunyi
ketika Abe dan Artha tepat berada di depan pintu. “Be, kalo yang dateng ini nyokap lo gimana??? Bisik Artha di telinga Abe. “Udah pokoknya lo tenang aja deh. Pintu nya biar gue yang buka ya!!” Artha menjawab dengan anggukan. “Maaf Mas, saya Inah. Saya pembantu baru di rumah ini.” Ucap seorang wanita yang bernama Inah itu. “Ohhhh………Mbak Inah tohhhhh!!!!!” Abe sengaja mengencangkan suara nya agar Artha bisa mendengar nya dari dalam bahwa yang datang adalah Mbak Inah bukan Mami nya Artha. Artha
langsung
menyembulkan
kepala
nya
di
daun pintu dan melemparkan senyum nya untuk Mbak Inah. “Cepet
masuk
yuk
Mbak
Inah!!!”
ajak
Artha
sambil menarik tangan Mbak Inah.
56
“Tha,
gue
balik
dulu
ya!!
Tugas
gue
udah
selesai kan??” “Thanks banget ya Be!! Oh iya Be, lo jangan bilang ke siapa-siapa ya kalo gue sama Aretta cuma boongin si Elga kalo kita di jodohin!!” “Emmmmm……gimana ya????” “Ayo dong Be!!” Abe mengangguk pelan. “Tapi kalo gue nggak kelepasan ya!!” Artha langsung mengepalkan tinju nya di depan hidung Abe. “Iyaaa………iya gue nggak bakalan bilang ke
siapa
pun.
Lo
nggak
bakal
nyesel
deh
kalo
punya sepupu kaya gue.” Artha bibir
nya.
tersenyum “Uudah
lalu
sana
kemudian
lo
pergi.
memanyunkan Nanti
lo
di
omelin lagi sama temen-temen lo.” Usir Artha. “Yeah, udah gue tolongin malah ngusir.” Cibir Abe. “Abis kalo nggak di usir, lo nggak tau diri sih.” Gurau Artha. Kini giliran Abe yang memanyunkan bibir nya. “Daaaaaaaaa………Abe!!” melambaikan
tangan
kata
nya
lalu
Artha
sambil
membanting
pintu
bercat putih itu. ☼☼☼ “Arthaaaaaaaaa…………aaaa!!!!!!!!” sambil
menggedor-gedor
pintu
rumah
teriak
Abe
Artha
yang
beberapa detik lalu baru saja Artha tutup-lebih tepat nya lagi di banting.
57
Artha yang lagi sibuk mengintrogasi Mbak Inah di ruang tamu langsung terlonjak bahkan hingga terpelanting
ke
belakang
sofa.
Artha
mengusap-
usap dada nya yang kaget oleh ulah nya Abe. “Non, semua orang di sini hobby nya teriakteriak
ya??”
tanya
Mbak
Inah
membuat
Artha
tertawa cekikikan. “Mbak Inah nih bisa aja. Kalo aku sama Aretta nggak
suka
teriak-teriak
kecuali
kepepet.
Tapi
kalo si Abe mah jangan tanya deh Mbak, dia itu emang hobby nya ngomel sama teriak-teriak.” Mbak Inah manggut-manggut mendengar penuturan Artha. “Mbak, aku mau liat ke luar dulu ya!! Mau liatin si Abe.” “Oh iya……iya Non!!” “Lo
kenapa
sih
Be???”
tanya
Artha
begitu
meilhat tampang Abe yang kusut kaya pakaian yang belom di gosok. “Tha, lo harus liat!! Lo harus tau gimana kurang ajar nya temen lo itu Tha!! Lo juga harus tau
kalo
lo
nggak
pantes
berteman
sama
cewek
itu.” Ujar Abe sambil menarik tangan Artha dan mengajak nya ke tempat mobil Abe di parkir. “Lo
kenapa
sih
Be???”
tanya
Artha
heran
sambil melepaskan tangan Abe dari tangan nya. “Nih Tha, lo liat!!!” Artha menutup mulut nya rapat-rapat ketika melihat apa yang terjadi di hadapan nya. Opel Blazer milik Papa Abe yang merangkap jadi Oom nya
58
Artha
porak
poranda.
Kap
mobil
itu
di
penuhi
tulisan berwarna merah yang bertuliskan: Maaf ya Mas, mobil nya gue lukis tanpa bilang sama lo dulu. Tapi hasil nya ok kan??? “Liat Tha!! Siapa yang berani melakukan hal ini selain si cewek pembawa sial itu.” “Beeee!!!!!” “Ya……maksud gue Chita. Gue harus ngomong apa sama bookap gue Tha????” Abe duduk di tanah tepat di samping mobil nya itu sambil memukul-mukul jidat nya atau mengusapusap wajah nya yang putih berbentuk oval. Abe mewarisi
semua
kecantikan
yang
di
miliki
oleh
Mama nya cuma beda nya kalo Abe ganteng dan bukan cantik. Mama Abe adalah wanita keturunan Jerman yang menikah dengan Papa nya Abe dan satu tahun setelah
kelahiran
Abe,
Mama
nya
pergi
meninggalkan Papa dan juga Abe. Jadi, Papa Abe adalah
seorang
single
parent
yang
bertugas
menjadi ayah sekaligus ibu untuk Abe. Awal nya Abe
nggak
setelah
pernah
bertambah
perkembangan
tahu nya
pikiran
tentang usia Abe
hal
Abe serta
dan
ini, maju
desakan
tapi nya dan
pertanyaan yang selalu meluncur dari mulut Abe kecil membuat Papa nya angkat bicara tentang hal ini. Artha
Papa dan
dan
Tante
Sarah-Mami
Aretta-memberikan
nya
si
kembar
penjelasan
dan
pengertian tentang kepergian Mama nya dan bukan Abe nama nya kalo nggak keras kepala. Ia tetap
59
saja berpendapat kalau Mama nya pergi karena ada pria
lain
yang
memiliki
banyak
kelebihan
di
banding Papa nya. “Be, mobil lo di tinggal di sini aja. Nanti biar
gue
yang
bawa
ke
bengkel.”
Saran
Artha
sambil duduk di samping Abe. Abe menghembuskan nafas nya yang panjang dan menepuk pundak Artha. “Nggak usah repot-repot lagi Tha. Biar gue aja
yang
bawa
ke
bengkel.”
Kata
Abe
sambil
tersenyum kaku dan membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam Opel Blazer itu. Abe memundurkan mobil nya
sambil
menggas
mobil
itu
kuat-kuat
hingga
menabrak gerbang rumah Artha yang bercat kuning keemasan.
Artha
yang
daritadi
masih
duduk
di
tanah langsung berdiri dan menggedor-gedor kaca mobil Abe. “Be, keluar!!!!!!” perintah Artha. Abe mengepalkan tangan nya kuat-kuat benci dengan semua yang terjadi dengan mobil nya. “Be, keluar!!!!!” perintah Artha lagi. Abe
membuka
pintu
mobil
nya
dan
masang
tampang sewot, benci, kesel yang bercampur jadi satu. “Be, lo gila ya??? Lo udah nggak waras ya???” “Tha, gue tuh sebel dan kesel banget sama temen lo yang suka bawa sial itu. Sorry Tha, tapi kali ini gue bener-bener nggak bisa manggil dia dengan
nama
sebenarnya
yaitu
CHI-TA.
Dia
udah
keterlaluan banget Tha hari ini. Coba lo liat
60
gimana ancur nya mobil bokap gue sekarang ini Tha!!
Ban
mobil
nya
kempes,
kap
mobil
nya
di
soret-soret pake lipstik, plat mobil nya copot, kaca
nya
pada
baret-baret.
Kalo
di
bawa
ke
bengkel, apa dia mau gantiin semua nya Tha???” “Be, Chita nggak bakalan ngelakuin ini kalo lo
nggak
mancing-mancing
dia
duluan.
Lo
sadar
nggak sama apa yang udah lo lakuin ke mobil Mama nya Chita tadi siang??? Lagipula darimana lo tahu kalo yang ngerusakin mobil lo itu si Chita???” “Siapa lagi sih manusia yang paling ngebenci gue di dunia ini selain temen lo itu???” “Be,
lo
nggak
bisa
dong
seenak
nya
aja
menjudge bahwa Chita yang ngerusakin mobil lo.” “Tha,
lo
kok
gitu
sih???
Kenapa
lo
nggak
ngedukung gue padahal gue selalu ada setiap lo butuh??? Kenapa lo lebih milih si Chita daripada gue????” “Bukan gitu Be maksud gue.” “Alah,
elo
tuh
emang
nggak
tau
artinya
berterima kasih. Udah jauh-jauh deh dari gue. Gue benci banget sama lo!!” Abe
segera
menggas
mobil
nya
menuju
rumah
Ical dimana teman-teman Growing Up sudah menunggu nya. ☼☼☼
61
Episode 5 “Darimana
aja
kamu
Be,
jam
segini
baru
pulang??” tanya Papa Abe yang lagi duduk sambil baca koran di ruang tengah membuat Abe kaget. “Abe tadi abis dari rumah Tante Sarah dan setelah itu Abe ke rumah Ical latihan ngeband buat manggung besok pagi.” Jelas Abe. Papa membolak-balik halaman koran Kompas lalu meletakkan nya lagi di meja. Ia memperbaiki letak kacamata minus nya yang agak melorot. “Be, tolong kesini sebentar, Papa mau bicara sama kamu.” Abe menuruti perintah Papa nya untuk segera mendekat dan duduk di samping Papa nya. Dan Papa mulai
memberikan
setengah
wejangan
mendengarkan
dan
nya
untuk
setengah
Abe
yang
nya
lagi
ketiduran. “Be, kamu dengerin Papa nggak sih???” Abe terhenyak kaget. “Oh……iya……iya Pa. Abe dengerin Papa kok.” “Trus sekarang kunci mobil Papa mana??? Besok Papa mau pake soalnya mobil Papa yang Honda Jazz lagi di bengkel.” “Pa,
kalo
Abe
bilang
sesuatu,
Papa
marah
nggak sama Abe???” tanya Abe dengan nada manja seperti anak kecil. “Emang nya kamu mau bilang apa sih???”
62
“Tapi Papa janji ya kalo Papa nggak bakalan marah sama Abe!!” “I’m promise!!!” “Sebenernya………sebenernya………mobil
Papa
yang
Opel Blazer juga lagi ada di bengkel soalnya lagi rusak.” “Kenapa bisa begitu Be????” tanya Papa dengan wajah hampir tanpa ekspresi sedikit pun. Abe
pun
mulai
menceritakan
kejadian
sebenarnya dari awal sampai akhir-dari pertama ia bertemu Chita; dari semua kejadian yang terjadi setiap ia bertemu Chita sampai sekarang ini. Papa hanya tertawa mendengar cerita Abe. Hal ini tentu membuat Abe bingung sambil menggaruk-garuk rambut mouhak nya. “Papa
kok
ketawa
sih???
Emangnya
ada
yang
kalo
yang
lucu ya dari semua yang Abe ceritain???” “Gimana
Papa
nggak
mau
tertawa
membuat rusak mobil Papa itu bukan perempuan itu, tapi kamu sendiri.” “Lho kok Abe sih???” “Be, sekarang kamu pikir dong, perempuan itu tidak akan ngerusakin mobil Papa kalo kamu tidak mulai untuk merusak mobil Mama nya permpuan itu.” “Tapi Pa…………………” “Enggak ada tapi-tapi an. Pokoknya sekarang kamu harus tidur dan besok kamu harus berangkat pagi kan???” “Iya.”
63
“Ya udah tidur sana!!” Abe
melangkahkan
langkah
nya
yang
gontai
menaiki anak tangga satu persatu dan sesekali ia menoleh ke belakang. Memperhatikan Papa nya yang lagi menyeruput kopi dan memperhatikan punggung Papa yang masih begitu kokoh dan telah banyak begitu berjasa membesarkan Abe sampai sebesar ini tanpa bantuan seorang Mama. ☼☼☼ “Abril, kamu darimana aja sih kok baru pulang jam segini sih???” tanya Mama cemas. “Emangnya kenapa sih Ma??? Mama nggak usah sok baik deh sama Abril. Emangnya Mama siapa sih disini???? Mama kan bukan Mama nya Abril, jadi Mama nggak usah deh ngatur-ngatur hidup Abril.” “Astaghfirullah Abril!!” “Ma,
Abril
nggak
mau
kita
berantem
tengah
malem gini. Abril udah capek Ma. Kita lanjutin besok
aja
ya!!”
“Abril!!!” hardik Mama membuat langkah Abril terhenti. “Ma, udahlah Abril udah capek nih!!” “Abril, ok Mama tahu kalo Mama bukan Mama kandung kamu. Mama cuma mau ngingetin kamu Bril kalo ngeband kamu itu udah menyita banyak waktu belajar
kamu.
Kamu
sadar
nggak
sih
Bril
kalo
nilai-nilai kamu itu sudah mulai turun???? Mama cuma mau bilangin ke kamu, mendingan kamu keluar aja deh dari group band itu.”
64
“Apa
Maaaaaa?????
Abril
keluar
dari
group
band yang udah membesarkan nama Abril???? Ma, kok Mama jadi sensi gini sih sama Abril???? Ma, Abril nggak suka deh kalo Mama sampe nyuruh Abril buat keluar dari Growing Up. Apalagi kalo sampe minta bantuan ke Papa.” “Tapi Bril………” Abril
tak
memperdulikan
segera
mempercepat
sambil
berteriak
Mama
langkahnya “Abril
nya
menuju
benci
itu. kamar
Mama!!!!
Ia nya
Abril
benci Ibu tiri!!!” Mama yang mendengarkan ocehan Abril itu hanya bisa
mengusap-usap
dada
nya
dan
geleng-geleng
kepala lalu akhirnya menangis di kamarnya. “Kak Abril kenapa sih???” tanya Ananda pelan yang
daritadi
mendengarkan
pembicaraan
Abril
dengan Mama Tania. “Gue bete banget tuh sama nyokap lo. Tolong deh lo bilangin ke dia kalo gue nggak suka di ceramahin kaya gitu. Gue benci banget sama dia.” “Kak
Abril
kenapa
sih????
Kak
Abril
lagi
sakit ya??? Atau lagi depresi ya???” “Elo tuh yang depresi sama kaya nyokap lo.” “Kak Abril, aku tahu kalo aku sama kakak beda Ibu. Tapi seenggaknya kakak bisa kan menghargai Mama dan jangan selalu buat Mama nangis setiap malem cuma karena Kakak doang dong.” “Gue nggak pernah minta nyokap lo itu nangis kok. Gue juga nggak pernah minta supaya Papa gue
65
nikah lagi dan itu sama nyokap lo. Asal lo tau ya Nda, gue itu paling benci sama yang namanya Ibu tiri.” “Apa
aku
pernah
mau
untuk
jadi
adik
nya
kakak??? Apa kakak pikir aku bahagia karena jadi adik nya Abril-personil Growing Up yang namanya lagi tenar???? Aku sama sekali nggak bahagia kak karena Abril yang di rumah itu nggak kaya Abril yang di panggung atau yang di depan para fans nya. Dan kakak nggak pernah sadar bahwa banyak orang yang terluka karena kakak.” Ananda segera menghilang dari pandangan Abril yang
otaknya
memang
hampir
lagi
semrawut
setiap
nggak
malam
jelas.
adalah
waktu
Tapi, yang
selalu di habiskan Abril dengan bertengkar sama Mama tirinya yang menikah sudah hampir 6 tahun. Ananda itu emang bertolak belakang banget sama Abril. Ananda lebih suka menghabiskan waktu nya dengan
membaca
buku
atau
mengutak-atik
komputernya sedangkan Abril lebih senang dengan genjrang-genjreng nggak ada juntrungan nya sama anak-anak Growing Up. Abril
memukul-mukul
tembok
dengan
kepalan
jari-jari nya yang kekar. Abe nggak tahu harus gimana dan harus mengadu dengan siapa???? ☼☼☼ Mall Plaza sudah di penuhi oleh para fans Growing Up yang udah ngumpul sejak beberapa jam yang lalu. Mereka membawa poster-poster Growing
66
Up
atau
tulisan-tulisan
yang
bertuliskan
nama
mereka. Chita yang daritadi berdiri di depan Bubble Café celingukan mencari si Artha dan Aretta yang belom
juga
nongol
batang
hidungnya.
Chita
berjalan menjauh dari kegaduhan yang di timbulkan oleh para fans Growing Up dan menelpon Artha. “Heh Artha, elo dimana sih???? Lo tau nggak, gue udah di Mall Plaza nih. Lo kok lama banget sih????” “Sabar dong Nek gue lagi on the way nih. Daaaaaaaaa……” Dan pembicaraan pun terputus padahal Chita belum puas ngomelin Artha. Chita kaget begitu ada seseorang terkejut
yang nya
menepuk Chita
pundak
begitu
nya
dan
melihat
betapa
orang
di
hadapan nya itu. “Hai
Chit,
Abril
membuat
Pasal
nya
lagi Chita
waktu
ngapain bingung
Chita
di
disini???” harus
ajakin
tanya
jawab David
apa.
nonton
acara konser Growing Up, dia nolak dan bilang kalo dia nggak suka sama Growing Up. “Gue……gue…la……la…lagi belanja.”
Jawab
Chita
nganterin
membuat
nyokap
Raka
dan
gue Ical
cengengesan. “Lagi
nganterin
nyokap
lo
belanja
apa
mau
nonton konser nya kita???” ledek Raka dan Ical membuat Chita bingung dan wajah nya yang manis merah padam menahan malu.
67
“Bener……gue
lagi
nganterin
nyokap
gue
belanja.” “Trus nyokap lo mana???” tanya Abril sambil celingukan
mencari
Mama
Chita.
Chita
tambah
bingung lagi harus ngasih alasan apa yang tepat agar mereka percaya. “Eh Bril, ini siapa??? pacar lo ya???” Chita berusaha
mengalihkan
pembicaraan
dari
tema
sebelum nya. “Udah
deh
Chit
nggak
usah
mengalihkan
pembicaraan. Jujur aja kenapa sih kalo lo dateng kesini karena mau liat cowok-cowok ok ini beraksi di
panggung
Abril????”
kan??? timpal
Atau Elga
mau
melihat
membuat
Abe
Chita
dan
tambah
pusying di buatnya. “Ih pede amat lo!!!” “Oh iya Chit, kenalin dulu dong. Ini calon pacar gue nama nya Ananda.” Bisik Elga di telinga Chita. “Oh
jadi
ini
calon
pacar
nya
Elga
ya???”
tanya Chita pada personil Growing Up. “Huuuuu……ngaku-ngaku lo Ga!! Ini kan jatah nya gue ya nggak Bril??? Lo setuju kan kalo adek tercinta
lo
ini
jadi
pacar
gue???”
kata
Ical
narsis. “Nggak. Gue sama sekali nggak setuju.” “Udah deh ngapain sih kita disini??? Nggak penting banget tau. Mana pake acara ngerebutin cewek
lagi.
Nanda
adalah
calon
pacar
gue.
68
Ngerti???”
kata
Abe
seenteng
udel
nya
sambil
menarik tangan Nanda dan mengajak Nanda menuju backstage. What???? Jadi itu kecengan barunya si Abe???? Emang apa hebat nya si Nanda sih??? Emang apa bagusnya
si
Nanda
sih
sampe
Abe
lebih
milih
dia???? Ya ampun ada apa sih sama otak gue kok gue jadi kaya orang jeallous gini sih??? “Udahlah Chit, jangan jeallous gitu dong!! Kan masih ada Abril!!” hibur Raka. “Apaan sih lo Ka????” “Ya udah yuk kita ke backstage aja!!” ajak Abril. Raka, Ical dan Elga mengikuti Abril dan Chita yang berjalan beriringan sambil cekikikan sendiri mengingat-ingat tampang jeallous nya Chita. “Cepetan dong!!! Acara nya mau di mulai nih sepuluh menit lagi!!” omel Abe yang tiada hari tanpa mengomel dan membuat kuping Abril, Ical, Raka dan Elga udah kebal sama omelan nya. “Nggak bisa sabar sedikit ya Mas!!” protes Chita
membuat
Abe
tambah
naik
darah
mendengar
nya. “Nggak. Puas???!!” “Nggak!!!” “Mau lo apa sih Chit????” “Gue cuma mau lo jangan angkuh dan berhenti jadi orang yang suka ngomel dan songong.” “Suka-suka gue dong Chit!! Kok lo gitu sih??”
69
“Kenapa??? Lo nggak suka????” “Iya gue nggak suka.” “Eh udah dong!! Malu tau disini kan banyak orang.” Lerai Abril. “Dia duluan tuh Bril.” Kata Abe membela diri. “Elo tuh yang duluan,” Chita nggak mau kalah. “Diem!!!!!!!!!”
teriak
Abril
membuat
semua
Sebentar
lagi
yang ada di sana terdiam. “Kalian
udah
siap
belom???
acara mau dimulai nih.” Tanya Mas Robin yang tak lain adalah manager Growing Up. “Iya Mas sebentar lagi.” Sahut Elga seadanya karena hanya itu yang melintas di otak nya saat ini. “Ya udah yuk kita ke panggung!!” ajak Ical. Dan
para
fans
Growing
Up
pun
berteriak
histeris ketika personil Growing Up sudah berada di
panggung.
Dan
jepreeettt………jepreeeeeeeeett……
berbagai sinar yang datang dari kamera digital maupun kamera handpone ikut mewarnai kemeriahan konser Growing Up sore itu. ☼☼☼ Suasana di belakang panggung semakin dingin karena tak ada pembicaraan sediktpun antara Chita dan Ananda. Mereka masih bicara.
Chita
yang
sibuk
gengsi untuk angkat menggerutu
di
sudut
ruangan sambil mengoceh tentang Abe dan Growing Up. Dan Ananda yang sibuk memainkan kuku-kuku nya yang lentik sambil mengikuti lantunan lagu-lagu
70
Growing Up yang di lantunkan oleh Abe sebagai vokalis. Chita
menoleh
memperhatikan
ke
semua
arah
yang
Ananda
terukir
di
duduk
dan
wajah
nya
yang hampir Perfect karena nggak ada manusia yang sempurna di dunia ini selain pencipta jagad raya ini
yang
telah
mengatur
semua
jalan
hidup
manusia. Kok
wajahnya
Nanda
mirip
sama
orang
yang
pernah gue liat deh. Tapi siapa ya???? Gue lupa deh.
Aduuuhhhhhh
siapa
ya?????
Kok
gue
jadi
pikunan gini sih???? Ah udah ah nggak penting banget buat dipikirin. “Lo juga suka Growing Up???” tanya Chita yang akhirnya memutuskan untuk angkat suara lantaran nggak kuat diem-diem an gini. Nanda
kaget
mendengar
Chita
mengajak
nya
bicara. “Kakak ngomong sama saya ya???” Ya ampun nih anak ngeledek gue banget. Masih untung gue mau ngajak lo ngomong. “Ya
iyalah.
masa
gue
ngomong
sama
tembok.
Emangnya tembok bisa jawab pertanyaan gue??” Nanda tertawa kecil mendengarnya. “Sebenernya sih aku nggak terlalu suka sama Growing Up, tapi jadi hafal lagu-lagu nya karena Kak Abril suka nyetel di kamar nya yang sebelahan sama kamar aku.” Chita cuma bisa ber Oh panjang. “Jadi, elo adeknya si Abril ya???? Tapi kok muka lo nggak
71
mirip
sama
Abril
sih
malah
justru
mirip
sama
Abe.” Kata Chita yang baru inget kalo wajah nya si Nanda itu mirip sama tampang nya Abe. “Nggak tau deh Kak. Jodoh kali.” Sahut Nanda yang juga seneng bikin Chita panas. Apa???? Jodoh????? Gila betul si Nanda ini. Dengan
sangat
jodoh
sama
narsis
Abe.
nya
Sok
dia
tau
bilang
dasar!!
kalo Kaya
dia elo
paranormal aja sok tau tentang masa depan orang lain. Emangnya elo itu Tuhan??? Elo itu kan cuma manusia biasa kaya gue. Sadar dong Neng!! “Kak Chita kenapa kok diem??? Jeallous ya???” “Enggak……enggak……ngapain
gue
jeallous
sama
lo???? Emang gue siapa nya Abe????” Nanda tertawa lagi begitu melihat air muka Chita yang selalu memancarkan bahwa ia tengah di landa
kecemburuan.
“Kak
Chita
kenapa
sih
kok
berantem mulu sama Abe???” “Oh
itu………sebenernya
gue
juga
nggak
bakal
marah kalo dia nggak bikin gue kesel.” “Kata orang, kalo kita berantem ataupun benci sama orang lain, nanti kita bakalan suka sama orang itu.” Sok tahu!! Kalo gue benci nya sama elo, apa nanti gue bisa jatuh cinta sama lo???? Yeah, lo kira gue ini lesbi??? Sorry ya!! Gue itu masih normal walaupun gue nggak pernah jatuh cinta. Itu tuh cuma mitos. Lo kaya orang jadul aja deh hari gini masih percaya sama kaya gituan.
72
“Nanda……Nanda,
elo
tuh
masih
kecil
belom
pantes buat ngomongin soal pacaran. Mendingan lo belajar
dulu
deh
yang
bener
biar
jadi
orang
dulu.” “Emangnya
kalo
udah
seumuran
kakak,
udah
boleh pacaran ya???” tanya Nanda membuat Chita bingung harus jawab apa. “Ya……nggak juga.”
Sahut
juga Chita
sih. asal
Tergantung
sambil
orangnya
menggaruk-garuk
kepala nya yang tidak gatal. Itu semakin membuat kamu semakin keliahatan tolol
Chita.
Duhhh……si
Abril
kenapa
sih
harus
punya adek yang kritis kaya gini. Gue kan jadi bingung
harus
ngomong
apa.
Kira-kira
yang
gue
jawab tadi bener apa nggak ya??? Batinnya. “Kak Chita udah punya pacar ya???” “Belom. Gue belom punya pacar seorang pun. Gue
ini
masih
original
tau!!
Mama
gue
nggak
ngizinin gue buat pacaran.” “Ohhhh……backstreet aja!!” usul Nanda membuat Chita tercengang. Yang itu mah nggak usah lo ajarin. Itu udah ada di otak gue sejak lama, tapi emang dasar nya nggak ada yang suka sama gue mau di apain dong??? “Oh ya Kak, aku pamit dulu ya!!” “Lo mau kemana??? Nanti gue bingung kalo di tanyain sama Abril.” “Aku mau shalat ashar dulu ya!!”
73
Apa????
Gila
deh
nih
cewek.
Udah
rajin,
pinter, kritis, bertaqwa pula. Bener-bener beda 180 derajat deh sama Abril. “Shalat???” “Iya. Kakak mau ikut juga???” Apa????
Dia
ngajak
gue????
gue
aja
lupa
bacaan shalat nya apa. Lagipula gue juga lupa rakaat nya ada berapa???? Aduuuhhh……nih cewek mau mempermalukan
gue
ya???
Gue
bener-bener
ketinggalan jauh banget di banding anak kelas 3 SMP kaya dia ini. “Lho
kok
malah
bengong???
Kakak
mau
ikut
nggak???” “Gu……gue……gue……” “Udah
ikut
aja
yuk!!!”
ajak
Nanda
sambil
Gue
nggak
ngerti
menarik lengan Chita. “Gue
nggak
bisa
shalat!!
bacaan shalat nya.” bisik Chita malu. “Nanti aku ajarin deh.” Gilaaaaaaaaa!!!!!!!!! Sebego itukah gue soal agama???? Bayangin aja masa gue di ajarin sama anak kelas 3 SMP sih???? ☼☼☼ “Lo
abis
darimana
aja
sih????”
omel
Abril
ashar
tau.
begitu Chita dan Nanda datang. “Gue
abis
taubat.
Abis
shalat
Emang kaya elo semua yang pada kafir.” “Haaaaaaa???? Elo shalat Chit???? Emangnya lo bisa shalat??” ejek Raka.
74
“Iya dong. Chita gitu lho!!” “Baru sekali shalat aja udah sombong banget lo!! Gimana kalo lo kaya si
Nanda??? Udah tinggi
hati kali lo!!” semprot Abe. “Ya
gitu
deh
kalo
Nda???”
kata
Chita
orang
sambil
sirik.
Ya
mengerling
nggak
ke
arah
Nanda dan menyikut lengan Nanda. “Cuihhh……gue sirik sama lo. Sorry aja ya!!” Mulai lagi deh acara debat nya. “Eh udah deh mendingan kita ke Bubble Café aja yuk!! Gue udah laper nih.” Ajak Elga sambil memegangi perut nya. Dan
begitu
mereka
keluar
dari
backstage
ratusan bahkan ribuan fans yang bercampur dengan wartawan
langsung
menyerbu
mereka
sulit
berjalan.
sibuk
meminggirkan
Growing
Mas
Robin
orang-orang
Up
membuat
sang
manager
yang
sibuk
mengambil gambar Growing Up itu agar Growing Up bisa berjalan. “Gila, tangan gue pada lecet nih kena cakaran kuku-kuku
cewek-cewek!!”
kata
Elga
yang
selera
makan nya langsung hilang seketika itu juga. “Emangnya lo doang Ga. Gue aja yang bukan personil sini.”
Growing
Kata
Chita
Up
juga
sambil
kena
cakaran
memperlihatkan
disanalengan
nya yang pada besut-besut. “Rasaka kau!!!” gumam Abe sambil tersenyum licik.
75
“Ngomong apaan lo tadi???” tanya Chita yang mendengar gumaman Abe. “Enggak……enggak kok Chit!!” ☼☼☼ “Chita, lo dimana sih??? Gue udah daritadi nih nungguin lo di deket Lolizza Café sampe kaki gue
capek.
Jangan-jangan
lo
ada
di
antaran
kerumunan fans Growing Up lagi. Chit, buruan dong kesini.
Gue
udah
capek
nih!!!”
protes
Artha
begitu handpone Chita di angkat. “Eh Tha, gue lagi ada di Bubble café nih. Mendingan
lo
aja
deh
yang
kesini
soalnya
gue
males ke atas nya. Ok!!” “Ya udah deh. Lo jangan pulang dulu ya!! Lo harus nungguin gue sama Aretta di sana.” “Iya……iya cerewat amat sih lo!!” “Itu Artha ya???” tanya Ical setelah Chita selesai berbicara dengan Artha. “Iya. Emang kenapa???” “Enggak……enggak apa-apa kok.” Dan detik kemudian si Artha dan Aretta sudah nongol
di
depan
wajah
Chita
dengan
tampang
berseri-seri. “Chit, gue punya kabar bagus nih!!” ucap nya dengan senyum yang terus menghias wajah nya. “Pantes aja lo gembira banget. Kabar bagus apaan sih???” “Ayo, lo ikut gue!!” ajak Artha.
76
“Ikut lo??? Ogah ah. Lo nggak liat ya kalo gue lagi makan????” “Udah deh Chit, makan nya bersambung aja!!” Aduuuuhhhhhh Arthaaaa!! Lo itu mau nya apa sih???
Gangguin
gue
mulu
daritadi.
Eemangnya
berita gembiranya itu apaan sih, sampe gue harus ninggalin acara makan gue. “Udah Chit, jangan kebanyakan bengong!! Lo mau nggak sih???” “Ya udah deh, tapi sebentar aja ya!!” “Iya.
Kawan-kawan
gue
pinjem
Chita
nya
sebentar ya!!” “Iyaaa……iya……pergi
sana
lo
jauh-jauh!!
Husss……husss…” usir Elga. “Yeah,
lo
kira
gue
ayam????”
cibir
Artha
sambil memanyunkan bibir nya. “Pacar lo kok nggak pernah berubah ya Cal??? Dari dulu tetep aja begitu. Heran gue.” komentar Elga. “Siapa pacar gue??? Artha??? Itu mah cerita lama.”
Sahut
memikirkan
Ical
perasaan
dengan be
yang
santai jadi
nya
tanpa
sepupu
nya
Artha. Abe diam-diam memperhatikan Chita yang lagi ngobrol di luar café dari kaca Bubble Café. Chita tampak tertawa-tawa kecil saat berbicara dengan cowok yang baru di kenalin sama si Artha itu.
77
Aduuuuhhhh si Artha ngapain sih pake acara ngenalin cowok itu ke Chita???? Tuh anak mau nya apa sih??? Beberapa menit kemudian Chita kembali bersama Artha, dan cowok itu. “Sorry ya agak lama. Tapi, Chita udah gue balikin sambil
dalam
keadaan
sedikit
utuh
menahan
lho!!!”
tawa
kata
melihat
Artha
tampangnya
Abe yang keliahatn sewot banget. “Ya udah deh, gue
balik
dulu
ya!!!”
pamit
Artha
sambil
Elga
setelah
melambaikan tangan nya. “Tha,
adek
lo
mana???”
tanya
Artha berjalan beberapa langkah. “Dia nunggu di luar. Katanya jeallous ngeliat lo sama cewek itu.” Kata Artha sambil menunjuk Nanda. “Yassalam. Aretta pasti marah deh nih sama gue.” kata
Elga cemas sekali begitu mendengar kataArtha
barusan.
Ia
jadi
sangat
tidak
berselera makan padahal menu yang ia pesan adalah makanan kesukaaan nya. “Eh Chit, cowok tadi siapa sih??” tanya Ical. “Oh yang tadi itu namanya Are. Katanya Artha sih temen SMP nya yang tadi di kenalin ke gue. Emangnya kenapa???” “Enggak……gue kira……” “Gue
kira
pacarnya
si
Artha.”
Potong
Raka
membuat semuanya tertawa. ☼☼☼
78
Episode 6 Chita dan si kembar berjalan menuju kantin dengan langkah mereka yang ayu dan tawa mereka yang
renyah
seolah
tak
membuat mau
semua
berhenti
mata
terpukau
melepaskan
dan
pandangan
mereka. Chita terheran-heran begitu mereka melintasi Abe dkk yang lagi duduk di tangga tapi si Abe
79
sama sekali tidak mengajak nya untuk ribut hari ini ataupun membahas soal mobil nya yang di lukis dan di modifikasi oleh Chita tanpa sepengetahuan Abe. Abe justru bertingkah seolah ia tidak melihat dan
tidak
kenal
dengan
Chita.
Chita
segera
menarik si kembar untuk mendekat setelah mereka berada di dekat toilet. “Gue mau tanya sama elo nih. Menurut lo ada yang
salah
nggak
sama
penampilan
gue
hari
ini????” Si kembar menggeleng bersamaan. “Kalo sama rambut gue???” Si kembar menggeleng lagi. “Sama sepatu gue???” Lagi-lagi si kembar hanya menggeleng. “Aduuuhhhh……”
Chita
menggaruk-garuk
kepala
nya bingung. “Aha!! Mungkin ada yang salah di wajah gue. Wajah gue terlalu berminyak ya???” Hanya gelengan kepala yang Chita dapat dari si kembar itu membuat Chita semakin gergetan aja. “Ya udah deh kita ke kantin aja yuk!!” ajak Chita buru-buru. Si kembar mah cuma ngikut aja deh kemanapun Chita pergi. Pokoknya mereka easy going aja deh. “Gue heran deh kok semua orang pada berubah ya!!!” kata Chita setelah memesan bakso Mas Tarno yang rasanya wuiiiiihhhhhhh gilaaaaa……enak banget deh. Udah murah meriah pula.
80
“Berubah gimana Chit???” tanya Aretta heran. “Ya berubah. Kaya elo berdua yang gue tanyain malah cuma jawab pake gelengan doang. Trus si Abe brukuk
itu
yang
tiba-tiba
berubah
jadi
aneh
gitu.” “Bukannya
elo
yang
berubah
Chit???”
tanya
Artha membuat mata Chita terbelalak. “What do you mean guys????” tanya Chita heran sambil menyondongkan tubuhnya mendekat ke Artha. “Ya maksud gue, elo itu berubah. Masa tibatiba elo nanyain ada yang berubah nggak sama diri lo??? Itukan namanya aneh Chit.” “Are you sure with your statement???” “Yes. I’m sure!!” sahut Artha mantap dengan seyakin-yakin nya. Chita
menghela
nafas
panjang.
Ia
terlihat
tampak gelisah dengan semuanya hari ini. Oh Chita, what’s wrong with you???? Kenapa lo jadi
gelisah
bersalah
kaya
dengan
apa
gini???? yang
Apakah
udah
lo
lo
merasa
lakuin
sama
Abe??? Kata Chita dalam hati. “Gue nggak ngerti sama semua ini deh. Gue rasa otak gue lagi konslet deh hari ini. Atau gue salah
minum
obat
ya????”
ujar
Chita
ngawur
membuat Artha dan Aretta saling bertukar pandang dan kemudian tertawa lepas. “Chit, bukan otak lo yang lagi konslet. Bukan juga lo yang salah minum obat hari ini, tapi lo lagi jatuh cinta.” Kata Aretta sok tahu.
81
“What??? I’m in love???? Gue jatuh cinta sama siapa????” “Lo jatuh cinta sama Abe. Perasaan benci lo udah berubah Chit. Lo merindukan perdebatan lo berdua kan yang selalu terjadi setiap hari????” Chita memang nggak bisa mengelak dengan semua itu. Ia memang merindukan perdebatan itu, tapi ia mengelak kalau ia tengah “Gue
semakin
jatuh cinta dengan Abe.
nggak
ngerti
aja
dengan
semuanya. Gue nggak mungkin jatuh cinta sama Abe. Impossible.” “Ya, mungkin saat ini lo masih bisa mungkir dari semua itu, tapi sampe berapa lama lo bisa bertahan???? No body know it. Sekarang gue mau ke perpustakaan dulu ya Chit!!” “Gue juga mau ngomong dulu sama Elga. Lo baebae ya disini!!” Chita
mengangguk
lemas.
Gila
kalian.
Mana
mungkin seorang Chita bisa jatuh cinta sama orang macam Abe??? ☼☼☼ “Ret……Aretta!! Aretta!!” panggil Elga sambil mengejar Aretta. “Aduuuuuhhhh udah deh Ga, gue tuh udah capek kalo kaya gini terus sama lo.” “Ret, dengerin penjelasan gue dulu dong!!!” “Penjelasan???? Penjelasan mulu yang lo kasih ke gue. Eh Ga, gue bilangin ya sama lo, mendingan
82
lo pergi jauh-jauh deh dari gue. Gue udah enek ngeliat muka lo!!” “Kok lo gitu sih Ret???” “Elo juga kenapa gitu sama gue??? Kenapa lo asyik ngobrol sama cewek itu sedangkan gue malah lo
kacangin.” “Ya ampun Ret, jadi lo cemburu ngeliat gue
sama Nanda??” “Oh, jadi nama cewek itu Nanda???” “Ret, Nanda itu adeknya si Abril. Dan gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Jadi, lo nggak perlu jeallous.” “Terserah deh. Mau lo ada hubungan sama dia kek atau nggak ada hubungan sama dia kek, gue udah nggak peduli lagi. Ngerti???” “Ok!! Gue ngerti!!” Elga segera berlalu dari pandangan Aretta dengan perasaan pasrah. ☼☼☼ Hp
Chita
bergetar
menandakan
ada
sms
yang
datang. Ia segera membuka pesan singkat itu. Chit, tar abis plg skul, gue mau ngmg sm lo. Gue tgg lo di hlmn blkg skul ya!! Abe. Sejak kapan Abe tau nomor hp gue???? lagian ngapain
pake
sms
segala
padahal
kan
tinggal
ngomong bisa orang gue sekelas sama dia. Lagipula bangku tempat dia duduk ada di samping bangku gue. Chita
semakin
heran
dengan
semua
ini.
Apa
yang terjadi sama Abe sebenarnya???? Chita terus
83
memperhatikan bangku Abe yang masih kosong karena pemiliknya belum datang dari kongkow-kongkow nya bersama teman-teman nya. Abe, kenapa sih lo bikin gue jadi bingung begini??? Lo sakit ya??? Aduuuhhh Abe, lo kok bikin gue jadi nervous gini sih??? Aduuuhhhh gue kok
jadi
deg-deg
tenggorokan
gue
an
sih???
tercekat
mana
nih.
Gue
sekarang
nggak
bisa
napes nih. Help me please!!! No body wants to help me??? Oh God help me please!!! Jantung Chita semakin berdegup kencang begitu Abe melintas dan duduk di bangku seberang. Bau parfum
Abe
semakin
membuat
Chita
sulit
untuk
bernafas. Ya Allah!! Astaghfirullahal’adzim!!! Jantung gue
serasa
sepertinya psikolog
pengen abis
gue
copot.
pulang
deh
si
Addddduuuuuuuhhhh
sekolah
Nanda.
gue
Biarpun
harus dia
ke
masih
kecil, tapi otaknya selangit. Dia selalu bisa gue andalkan di saat-saat seperti ini. “Gue pinjem buku Fisika lo dong Chit!!” Abril membuyarkan lamunan Chita. “Ohhh……ya……ya……ya…lo
pinjem
apa???”
tanya
Chita gugup sambil mengerling ke meja Abe yang juga tengah memperhatikan kebersamaan Abril dan Chita. “Woyyyy!! ngeliatnya
ke
Yang Abe
minjem sih!!”
buku kata
kan
gue,
Abril
masa
sambil
mengibaskan tangannya di depan wajah Chita. Chita
84
yang baru sadar langsung kembali ke posisi semula dan
Abe
langsung
menenggelamkan
wajahnya
pada
buku Fisika yang penuh dnegan rumus-rumusan. “Oh iya. Lo mau pinjem buku apa sih???” “Gue
mau
pinjem
buku
Fisika
lo.
Lo
udah
ngerjain peer halaman 130 belom???” “Udah sih, tapi masih ada yang kosong.” “Kalo gitu, gue pinjem ya!!” “Tapi, jangan lama-lama soalnya gue juga mau belajar, nantikan ulangan!!" “Sip!!!” “Bril,
nanti
pulang
sekolah
gue
bareng
lo
ya!!” pinta Chita. Abril menoleh ke Abe yang langsung mengangkat wajahnya hanya
begitu
diam
lalu
mendengar
perkataan
Chita.
kembali
tenggelam
dalam
Abe buku
Fisika nya. “Boleh nggak Bril???” “Boleh aja sih. Emangnya lo mau kemana???” “Gue mau ke rumah lo. Mau ketemu Nanda. Nanti lo tunggu di parkiran aja soalnya gue masih ada urusan dulu sebelum pulang.” Abril mengangguk ragu. “Iya deh.” ☼☼☼ “Lo mau ngomong apa sih Be, kok pake sms segala???” tanya Chita begitu mereka sudah berada di taman belakang sekolah. Abe yang duduk di samping Chita masih juga tidak bergeming sedikitpun.
85
Ya ampun ini cowok bener-bener deh. Gue heran banget sama jalan pikiran si Abe ini. “Be, lo mau ngomong apaan sih???” tanya Chita gergetan. “Chit……Chit……” “Emmmm……” “Chit……” “Emmmmm” “Chit………” “LO mau ngomong apa sih Be??? Kok daritadi cuma Chit……Chit……doang.” “Gue nggak mau berantem lagi sama lo Chit. Gue mau kita berteman. Gue nggak mau kita terusterusan
kaya
gini.
Setiap
hari
kerjanya
cuma
berantem doang. Gue mau kita bertemen Chit. Lo setuju????”
Abe
kemudian
mengacungkan
jari
kelingkingnya. Chita hampir tidak percaya dengan kata-kata yang dengan mulus meluncur dari mulut Abe itu. Chita bingung apa yang sbenernya terjadi kok Abe jadi memutuskan untuk berteman aja. “Lo nggak mau jadi temen gue Chit???” tanya Abe sambil menurunkan jari kelingkingnya. “Bukannya gue nggak mau jadi temen lo, tapi kenapa lo tiba-tiba jadi kaya gini??? Kenapa lo tiba-tiba memutuskan untuk jadi temen gue??” “Karena………karena………karena……” “Karena
apa????
Kalo
ngomong
yang
jelas
dong!! Jangan setengah-setengah gitu!!”
86
“KARENA GUE NGGAK MAU JATUH CINTA SAMA LO CHIT!!” jawab Abe dengan lantangnya. Deghhhh!!! Inikah yang mau lo bilang Be???? Kenapa lo harus ngomong itu ke gue???? “Jangan GR dulu dong Mas!! Lo kira gue mau apa jadi pacar lo??? Narsis.” “Jadi intinya, lo mau kita temenan nggak???” tanya Abe. “Ok. Kita temenan!! Puas???!!” Chita
segera
langkahnya
walau
berlalu Abe
dan
tengah
mempercepat
memanggil-manggil
namanya dari kejauhan sana. “Udah selesai urusannya Chit???” tanya Abril yang daritadi berdiri di depan mobilnya. “Udah.” Sahut Chita sambil tersenyum kaku. “Ya udah yuk!!” Tapi,
ketika
Chita
hendak
masuk
mobil
BMW
milik Abril, Abe sudah menghadang nya lebih dulu. “Pulang sama gue aja Chit.” “Gue
nggak
mau
pulang.
Gue
mau
ke
rumah
Abril.” “Ya udah kalo gitu gue anterin.” “Nggak perlu. Gue udah janji sama Abril.” “Lo mau ikut pulang bareng juga???” “Nggak makasih!!” sahut Abe sengit. “Gue cuma amu Chita!!” “Nggak bisa Be, Chita nggak mau pulang bareng lo. Jadi, lo harus mengahargai keputusannya Chita dong!!”
87
“Tapi gue mau Chita!!” “Nggak bisa Be!!” “Ah udah……udah!! Gue nggak pulang bareng lo berdua. Biar gue pulang sendiri naik bus. Dan elo Be,
belom
ada
24
jam
kita
bertemen,
elo
udah
bikin gue kesel.” Abe menendang-nendang ban mobil Abril ketika Chita seudah pergi. “Elo emang paling nggak bisa ngeliat temen lo bahagia Be.” “Dan elo dengan seenaknya aja bahagia di atas penderitaan gue.” ☼☼☼ “Hallo Chita yang cantik dan manis!!” sapa Adam yang lagi asyik nonton tv. “Lo nggak kuliah Dam???” “Haaaa…………haaa………haaaa
lo
lagi
mabok
ya
Chit??? Lo tau nggak sekarang udah jam berapa??? Sekarang itu udah jam empat sore. Kuliah gue mah udah rapih daritadi siang.” “Oooooohhhh……” “Lo
kenapa
sih
Chit????”
tanya
Adam
yang
begitu menyadari ada sesuatu yang janggal dalam diri adek semata wayang nya itu. “Enggak. Gue nggak apa-apa kok. Gue ke atas dulu
ya
Dam!!!!”
“Iya!!”
88
Episode 7 Chita tempat
langsung
tidurnya.
melempar
Begitu
tubuhnya
banyak
di
atas
kejadian
yang
membuat nya bingung hari ini. Ya banyak sekali. Telililit……telilitlilitttt……
89
“Ya orang
Hallo
di
siapa
sebrang
nih???”
sana
tanay
karena
Chita
nomornya
pada tidak
terdaftar di hp Chita. “Ini
Nanda
Kak.
Tadi
kata
Kak
Abril,
Kak
Chita mau kesini ya??? Tapi gara-gara Abe jadi nggak jadi kesini deh. Emangnya ada apa Kak????” “Enggak. Gue cuma mau main aja. Emang nggak boleh ya????” “Boleh kok, tapi pasti ada sesuatu yang nggak beres. Ya kan??? Ngaku deh!!” “Sok
tahu
lo!!”
kata
Chita
denga
suara
bergetar. “Udah deh Kak, jujur aja!!” Akhirnya
Chita
buka
mulut
juga
setelah
di
desak oleh Nanda. Dan dia mulai menceritakan dari pertama sampai terakhir. “Ok,
saya
akan
memberikan
resep
untuk
penyakit anda. Tolong di catat ya!!” kata Nanda mengikuti
gaya
para
dokter
membuat
Chita
dapatsedikit tertawa. “Apa aja Bu Dokter??” “Anda butuh sedikit penyegaran rohani. Saya sarankan anda untuk shalat istikharah malam ini dan minta petunjuk sama yang Maha Kuasa.” “Masa
harus
shalat
sih,
masalah
kaya
gini
doang. Lagipula gue nggak ngerti tentang shalat yang lo bilang itu. Jangankan yang lo saranin, yang lima aja gue masih bolong-bolong.”
90
“Tenang……No
problem.
Saya
akan
mengajarkan
anda tentang shalat. Bagaimana??? Setuju????” “Ya gue sih setuju aja deh.” “Bagus!!” “Oh iya gue boleh nanya nggak??” “Mau tanya apa sih???” “Gini,
lo
belajar
kaya
ginian
dari
siapa
sih???” “Dari guru agama, guru ngaji sama dari Mama.” “Oh……jadi Mama lo turut andil juga???” “Iya dong. Cuma kalo Kak Abril emang rada susah d bilanginnya. Maklum beda produk.” “Beda produk gimana???” “Ups!! Maksud aku………” “Kayaknya
sekarang
gantian
gue
yang
jadi
psikolog lo deh Nda!!” “Ah Kak Chita bisa aja.” Gurau Nanda. “Udah deh, nggak usah mungkir lagi. Buruan ceritain semuanya.” Nanda keluarga
mulai nya
menceritakan
saat
ini.
tentang
Hingga
ia
kehidupan tak
sadar
butiran bening sudah membanjiri pipi nya. “Sabar ya Nda!!” “Iya Kak!! Makanya sekarang aku mau cari Papa aku sebenernya. Kakak mau bantuin aku kan??” “Pasti sayang!! Kakak pasti bantuin kamu.” “Makasih ya Kak!! Oh ya nanti malem aku ke rumah kakak ya!!” “ok deh Daaaaaaa…………”
91
“Daaaaaaa…………” ☼☼☼ “Aduuuhhh Nda, gue nggak yakin kalo gue bisa deh.” Nanda tersenyum simpul. “Kak, kita itu harus percaya diri. Kakak itu harus yakin kalo Kakak itu bisa.” “Dari dulu, gue emang nggak terlalu berminat sama
yang
namanya
pelajaran
agama.
Abisnya
menurut gue itu terlalu kolot sih. Bayangin aja masa kita nggak boleh pacaran sih!!” “Pacaran itu kan bisa menimbulkan zinah kak!! Dan zinah itu nggak bakalan di ampunin deh sama Allah.” “Iya sih, tapi kayaknya nggak adil banget kan kalo orang tua kita sampe ikutan ngelarang buat pacaran sementara dulu tuh mereka aja pacaran.” “Orang tua itu kan memberikan yang terbaik untuk kita Kak walaupun semua keputusan akhirnya kita juga yang memutuskan.” “Jadi,
kalo
orang
tua
kita
ngelarang
kita
buat pacaran, tapi kita bisa memilih antara iya atau memilih backstreet gitu???” “Ya kurang lebih kaya gitu.” “Kalo kaya gitu, mendingan sekarang gue nggak usah pacaran, tapi nanti suatu hari ada pangeran yang manis
datang gue.
lalu Trus
melingkarkan selanjutnya
cincin
gue
boleh
di
jari
pacaran
nggak???”
92
“Itu terserah anda!!” “Ah elo gimana sih???” “Saran
aku,
mendingan
Kakak
nggak
apa-apa
menerima pangeran itu dengan syarat kakak nggak akan pacaran sama dia sebelum menikah.” “Yeah, kalo kaya gitu mah nggak bakalan ada pangeran
yang
mau
sama
gue.
Yang
ada
mereka
langsung pada pergi sebelum gue nikah.” “Nggak juga. Kalo dia bener-bener ngertiin kakak, Insya Allah dia akan siap menunggu Kakak berapapun lama nya dan itu pun kalo Kakak sama dia jodoh.” “Ya………ya……boleh juga lah, tapi kok kita jadi ngawur ke pernikahan gini sih??? Umur gue aja belom ada 17 tahun kok mau ngomongin nikah sih!!” “Nah, apalagi kalo umur Kakak masih seiprit gitu. Emangnya pantes buat ngomongin tentang hal kaya gitu???” “Iya juga ya!!” “Ya udah yuk, kita lanjutin aja belajarnya!!” “Sip!!” ☼☼☼ “Chit, ada telfon nih dari Artha!!” teriak Adam dari tangga. Chita memicingkan alisnya. Kok tumben sih si Artha nelfon jam segini??? Emangnya ada apa ya?? Chita segera membukakan pintu untuk Adam yang udah nggak berhenti berceloteh kaya burung beo. “Lo lagi ngapain sih Chit???” tanya Adam.
93
“Gue lagi belajar shalat. Emang kenapa??” Adam terbelalak mendengar jawaban dari Chita barusan. “Elo belajar shalat Chit??? Ya Ampun gue rasa bakalan ada perang dunia ketiga nih!! Pantes aja tingkah lo aneh dari tadi sore.” “Sok tahu lo!! Udah deh sana!!” “Yeah, udah gue anterin wireless juga malah ngusir.” “Sorry
deh,
tapi
lo
udah
terlalu
banyak
ngomong tau hari ini. Kata Nabi, lebih baik diam daripada banyak bicara.” “Mulai deh ceramah nya. Ya udah deh mendingan lo lanjutin tuh acara belajarnya.” Chita
menutup
pintu
lalu
segera
lagi
ngapain
berbicara
dengan Artha. “Wooyyy banget????? matiin
Chit, Aman
lagi.
Lo
ahandpone lagi
lo
sih
kok
pake
bertapa
lama
acara
ya???”
di
Artha
langsung membrondong begitu banyak pertanyaan. “Cerewet
amat
sih!!
Gue
bukannya
lagi
bertapa, tapi lagi belajar shalat. Ngerti nggak lo??” “Haaaaaa??? Coba ulangin Chit!!!” “Gue lagi belajar shalat. Kenapa??” “Ck………ck……hebat deh Chita. Lo insyaf Nek??? Heee………heee
tumben
banget
lo.
Lagi
inget
mati
ya???” ledek Artha.
94
“Tha, gue nggak bercanda. Udah deh to the point aja. Lo mo ngomong apa sih??” “Gue mau nanya, lo tadi siang ngomong apaan sih sama Abe di taman belakang sekolah???” “Jadi, lo nguping ya???” “Dibilang nggak
sengaja
nguping
sih
bukan,
doang
ngeliat
lo
soalnya ama
Abe
gue yang
tumben lagi adem ayem. Eh gue keterusan deh.” Aku Artha tanpa perasaan dosa sedikitpun. “Mendingan lo tanya deh sama dia.” “Gue kan lagi slek sama dia Chit gara-gara tragedi mobil Abe yang di lukis sama orang jahil. Bbayangin aja Chit, masa orangnya nulis gini di kap mobil Abe ‘ Maaf ya Mas, mobil nya gue lukis tanpa bilang sama lo.’ Kurang ajar banget kan tuh orang.” Adddddddduuuuuuuuhhhhh
si
Artha
sebenernya
mau nyindir gue ya??? “Trus gimana sekarang mobilnya Abe???” “Ya rusak lah lagi di bengkel.” “Oooohhh………” “Eh
Chit,
udah
dulu
ya
soalnya
Abe
udah
dateng nih. Gue mau introgasi dia dulu. Ok!!!” “Ya udah deh Daaaaaaaaa………” Dasar
orang
kok
aneh
begitu
sih???
Masa
nelfon tapi nggak jelas mau ngomong apa. ☼☼☼
95
“Chit……Chit………lo serius nggak sih mau jadi temen
gue???”
tanya
Abe
sambil
terus
berjalan
mengejar Chita yang lagi sibuk baca buku. “Iya……iya cerewet banget sih!!” “Abisnya, lo kelihatan nggak serius banget sih sama pertemanan kita.” “Aduuuhhhh
Abe
udah
deh
mending
lo
pergi
jauh-jauh aja deh dari gue. Saat ini gue lagi nggak mau bahas topik itu. Gue lagi baca buku dan gue nggak mau lo ganggu. Ok!!!” “Ya udah deh gue nggak bakal ganggu lo lagi asalkan lo mau gue traktir makan di kantin ya!! please!!!” Aduuuuhhhh Abe, lo itu kenapa sih??? Kok lo selalu aja bisa bikin hati gue berbunga-bunga. “Gimana ya???” “Ayo dong Chit!! Sekali ini aja kok!!” “Kaya lagunya Glenn Fredly dong Sekali Ini Saja. Haa……ha……haaaa……” canda Chita membuat Abe dapat tersenyum bahkan sederetan gigi putih nya pun terlihat. “Mau nggak Chit???” “Gimana ya????” “Ayo dong!!!” “Ok
deh,
tapi
gue
boleh
makan
sepuasnya
kan???” Abe
mengangguk
mantap.
Ternyata
lo
hobby
makan juga ya Chit. Bagusnya lo nggak jadi pacar
96
gue. Coba kalo lo jadi pacar gue, bisa-bisa duit gue nyekak terus deh. ☼☼☼ “Woooyyy
bengong!!!”
kejut
Chita
sambil
mengibaskan tangan nya di depan muka Abe. “Lo kenapa sih Be??? Lo bingung ya gimana cara bayarnya soalnya gue mesennya terlalu banyak sedangkan tanya
duit
Chita
lo
nggak
sambil
ada
sejumlah
menyodorkan
bon
ini???”
pembayaran
yang berisi semua pesanan Chita di kedai Bu Siti. “Ah enggak kok Chit!! Sebentar ya gue itung duitnya dulu.” Abe kemudian mengeluarkan dompet kulit berwarna hitam. Chita berusaha melirik isi dompet Abe itu apa aja sih???? “Lo melihat
mau
liat
Chita
melirik-lirik
ya
Chit??”
ketangkep isi
tanya
basah
dompetnya.
Abe
lagi “Nih
begitu
berusaha gue
kasih
liat!!” “Ah
enggak……siapa
yang
mau
liat
lagi???”
Chita berpura-pura sok nggak mau padahal mah dia kepingin banget ngeliat foto yang terpajang di dompetnya
Abe.
sederetan
bangku
Chita kantin
melempar yang
pandang
renggang
ke
karena
siswa-siswi SMU Pelita sudah pada pulang. Paling hanya tinggal sebagian yang masih di sana. Itu pun karena ada kegiatan ekskul atau pendalaman materi.
97
Abe
melemparkan
dompetnya
di
atas
meja
membuat mata Chita langsung tertuju pada dompet hitam itu. Liat nggak ya???? Kalo gue liat gengsi, kan tadi
gue
udah
bilang
kalo
gue
nggak
mau
liat
dompet nya Abe. Tapi kalo gue nggak liat, pasti gue baklan nyesel deh. Liat nggak ya??? “Gue cuma cerita sama lo doang ya Chit!! Ini juga gue kasih special buat lo karena lo adalah teman
gue
yang
baik
nan
setia.
Perempuan
ini
adalah nyokap gue. Cantik kan???” Chita memperhatikan foto pernikahan orang tua Abe yang tampaknya sudah lama dan usang, tapi tetap Abe simpan dengan rapi. “Cantik nggak Chit???” tanya Abe. “Oh……cantik……cantik……trus yang ini bokap lo ya???” “Iya.” “Face nya nyokap lo kok kaya orang luar gitu ya Be???” “Kakek gue emang orang Jerman, tapi gue nggak pernah kenal dan tahu gimana wujudnya kakek gue itu.” “Emangnya kenapa???” “Karena gue nggak pernah ke Jerman.” “Gue tahu kenapa lo nggak pernah ke Jerman.” “Kenapa???”
98
“Karena lo nggak bisa bahasa Inggris, jadinya lo malu kalo ke Jerman, tapi bahasa Inggris lo masih belepotan kan???” “Ya itu salah satunya, tapi bokap gue emang nggak pernah ngizinin gue buat kesana. Gue nggak ngerti deh Chit kenapa bokap gue bersikap kaya gitu?????” “Kalo gue mah minta tolong sama nyokap gue deh Be supaaya gue bisa kenal sama keluarga gue yang
di “Nyokap
gue???
Jerman.”
Nyokap
gue
itu
udah
pergi
ninggalin gue sama bokap gue sejak umur gue satu tahun. Nyokap gue itu emang nggak punya perasaan. Padahal dia itu kan tahu kalo umur segitu tuh gue bener-bener butuh kasih sayang seorang ibu, tapi dia malah pergi. Nyokap gue emang kejam!!” “Elo jangan gitu Be!! Pasti Nyokap lo punya alasan kenapa dia ninggalin lo sama bokap lo.” “Tapi gue nggak yakin Chit!!” “Lo
harus
yakin
dong
Be.
Gue
pasti
akan
bantuin lo mencari Mama lo itu. Setuju???” “Setuju
sih,
tapi
itu
kan
bukan
hal
yang
gampang Chit.” “Tenang
aja
lagi
Be.
Semua
itu
udah
ada
jalannya.” “Iya……iya……ngerti!! Chit, kok lo jadi suka ceramah gini sih??”
99
“Itu cuma perasaan lo doang kali, tapi gue emang
lagi
mendekatkan
diri
nih
dengan
Sang
Pencipta.” Dahi Abe berkerut-kerut mendengar kata-kata Chita. “Jadi ceritanya mau tobat nih!!!” “Ya gitu deh.” “Bagus deh Chit kalo gitu. Doain aja supaya gue juga bisa ikutan tobat.” “Tenang aja Be sama gue. Udah yuk pulang!! Gue udah ngantuk nih kekenyangan makan. Jangan lupa bayar Be!! Jangan ngutang ya!! Malu tau!!” “Iya rewel banget sih!!!” ☼☼☼ “Iya Nda………gue jadi bingung deh sama Abe……… iya……iya sebentar lagi gue nyampe di rumah lo……… iya gue lagi on the way nih makanya lo jangan cerewet dong…………ya udah deh Daaaaa……” Rem mobil Chita berdecit ketika tiba di depan rumah
mewah
milik
Keluarga
Reza
Sanjaya,
pengusaha paling maju di Indonesia. Di halaman rumah Nanda, berjejer mobil mewah beraneka warna dan merk membuat Chita takjub banget dengan semua nya. “Woooowwwww mobilnya banyak banget!!!” Chita
berjalan
sambil
terus
memperhatikan
sederetan mobil mewah itu. Dan terkadang Chita membuat
keonaran
dengan
menyentuh
mobil
BMW
keluaran terbaru berwarna hitam metalik sehingga mengeluarkan bunyi alarm hingga berkali-kali. Dan
100
ia pun akan teratwa kecil ketika mendengar suara alarm mobil itu yang terdengar aneh. Sang pemilik pun keluar dari rumahnya yang tidak lain adalah Reza Sanjaya. “So……sorryy……maaf Oom!! Saya nggak sengaja. Maaf ya Oom ya!!!” “Nggak apa-apa kok!! Maaf kamu siapa ya???” “Saya Chita Oom. Saya temen nya Abril sama Nanda Oom. Nanda nya ada nggak Oom???” “Oh ada. Ayo masuk!! Masuk!!!” Chita mengikuti Reza Sanjaya dari belakang dan segera duduk di ruang tamu yang megah dan full
AC.
Reza
Sanjaya
sibuk
mengajak
Chita
mengobrol sampai mulut Chita capek menyahutinya. Nggak sia-sia juga gue tadi baca koran punya Mama. Si Reza Sumantri gaji nya berapa ya, sampe bisa beli rumah yang megah kaya gini???? “Hai Kak Chita!!! Maaf ya nunggu nya agak lama.” “Iya…nggak apa-apa kok!!!” “Ya udah yuk kita ke kamar aku aja!!” ajak Nanda. “Permis ya Oom!!” kata Chita sambil berjalan memasuki istana itu. ☼☼☼ Saat
mereka
sedang
asyik
ngobrol
di
kamar
Nanda, tiba-tiba pintu di ketuk hingga berkalikali.
101
“Nda, itu bukan Abril kan??? Gue lagi nggak mau ketemu sama dia nih hari ini.” “Santai!! Aku buka pintu dulu ya!!!” “Aduuuhhhh Nanda, kamu lagi ngapain aja sih kok
lama
banget
bukain
pintu
nya???”
tanya
seorang wanita anggun yang membawa nampan berisi dua jus strawberry dan makanan kecil saat pintu kamar Nanda terbuka lebar. “Nanda tadi lagi ngobrol Ma!!” “Ngobrol kok lama banget sih!!” “Maaf deh Ma!! Ya udah sini biar Nanda bawa masuk. Makasih ya Ma!!” Nanda
menutup
pintu
kamar
dengan
kaki
nya
karena tangannya sudah kerepotan membawa nampan yang cukup berat tersebut. “Itu Mama lo ya Nda???” “Iya!! cantik nggak???” “Nggak
tau.
Gue
tadi
nggak
begitu
jelas
ngeliat nya.” “Ya udah sekarang kita kembali ke penelitian kita.” “Udah berapa lama nyokap lo menikah dengan Papa lo yang sekarang ini???” “Kurang lebih udah enam tahun.” Chita mencatat semua informasi yang ia dapat dari Nanda di buku notes nya yang tadinya kosong melompong
jadi
di
penuhi
tulisan
keriting-
keriting. ☼☼☼
102
Episode 8 “Be……gawat nih!!!” kata Chita dengan tampang cemasnya. “Gawat kenapa???” tanya Abe yang juga ikutan jadi khawatir. “Be, si Abril Be!! Si Abril Be!!” “Iya Abril kenapa???” “Dia
bilang
kalo
dia
suka
sama
gue
Be!!
Aduuuuhhhh gue bingung banget nih Be harus jawab apa ???” Wajah Abe berubah seketika. Gila bener deh tuh si Abril!! Gue nggak nyangka kalo Abril sampe berani ngelakuin hal gila kaya gitu. “Be, gue harus gimana??” tanya Chita dengan tampang melas sampe semelas-melas nya. “Ya terserah lo aja lah Chit. Semua keputusan kan ada di tangan elo.” “Kalo gue boleh jujur, gue itu nggak pernah suka sama Abril. Gue suka sama…………” “Sama siapa Chit????” “Ahhhh……nggak penting. Udah deh lupain aja. Oh iya gue pergi dulu ya!! Gue mau ngomong dulu sama Abril. OK!!” Abril cuma geleng-geleng kepala doang ngeliat tingkah
nya
Chita.
Addduuuuuhhhhh
si
Chita
ngomong apa ya???? Jangan-jangan dia nerima si Abril lagi??? Aduuuhhh nyesel deh kenapa tadi gue nggak saranin Chita supaya nolak
Abril ya??? 103
Aduuuhhh gue kok jadi gini sih!! Jangan-jangan gue bener-bener jatuh cinta lagi sama Chita. Ya ampun nggak mungkin banget deh!! ☼☼☼ Handpone
Chita
berbunyi
ketika
dia
sedang
asyik menemani Abril ngeband di rumah Ical. “Ya
ada
apa
Ma???”
tanya
Chita
sambil
berjalan menjauh dari studio itu. “Chit, kamu lagi dimana sih?? Kamu lagi di diskotik ya???” “Yeah si Mama deh, mana ada sih diskotik yang buka sore-sore gini???” “Oh iya Mama lupa!! Chit, katanya kamu mau anterin Mama ke mall, tapi kok sampe sekarang belom pulang sih??” “Oh iya Ma, Chita lupa!!” kata Chita sambil menepuk jidatnya. “Ya
udah
sekarang
cepat
pulang
ya!!
Mama
tunggu lho Chit!!” “Iya!!!” Chita berjalan mendekati Abril yang sedang menikmati memetik gitarnya dan membisikkan Abril bahwa
ia
harus
tentu
saja
pulang
membuat
saat
Abe
ini
jadi
juga.
panas
Hal
dan
ini
peace
control nya langsung goyang. Chita
melambaikan
tangan
nya
pada
seluruh
personil Growing Up. Dan hanya Abe yang tidak tersenyum sedikitpun membuat hati Chita semakin bertanya-tanya.
104
Abe, lo kenapa sih???? Lo kok kaya bunglon sih yang selalu berubah-ubah. Gue bingung Be!! Bingung banget sama lo. Abe kenapa lo nggak mau jujur kalo lo itu jealous kalo ngeliat gue jadian sama Abril??? Kenapa sih lo nggak mau ngaku???? Dari air wajah lo aja udah ketahuan kalo lo itu jeallous Be. ☼☼☼ Abe meremas-remas botol soft drink nya yang sudah habis ia minum. Raka yang lagi asyik nonton bola
merasa
timbulkan. duduk.
Ia
Abe
beberapa
terusik
dengan
menoleh
sedikit
menghentikan
detik
suara
kemudian
ke
kegiatannya ia
sudah
yang
Abe
tempat
Abe
itu.
Dan
melakukan
kegiatannya lagi yaitu meremas-remas botol soft drink. “Argggggghhhhhh……Abe!!! Lo tau nggak kalo lo itu udah gangguin acara nonton bola gue??? lo itu kenapa
sih
Be???”
omel
Raka
dengan
gigi
gemeletuk. “Gue pusing Ka!!” “Emangnya lo doang yang pusing??? Gue, Ical, Elga sama Abril tuh juga pusing ngeliat tingkah lo kaya gini. Ya nggak brur???” “Iya Be. Lo tuh ngebetein banget sih malem ini.” Tambah Ical. “Patah hati sih!!” ledek Elga yang kemudian diiringi tawa kecilnya.
105
Abe
nggak
sedikitpun.
Ia
memperdulikan memang
sadar
celotehan kalo
saat
Elga
ini
ia
tengah patah hati ngeliat si Chita jadian sama si Abril. Abe, lo kenapa sih malam ini???? Lo itukan bukan siapa-siapanya Chita??? Lo itu nggak berhak buat marah Be. Ada apa sih dengan otak lo Be??? Apakah
ini
pertanda
kalo
lo
jatuh
cinta
sama
Chita??? Bisik Abe dalam hati kecilnya. Abe meremas botol soft drink itu semakin kuat dan ia lemparkan tepat mnegenai dahi Abril. Elga, Ical
dan
Raka
langsung
mengerubungi
Abril
dan
memberikan pertolongan secepatnya. Hanya Abe saja yang
tidak
bergeming.
Ia
hanya
duduk
santai
sambil terus menonton bola padahal Abril terus saja
mengerang-erang
kesakitan
saat
Ical
memberikan alkohol di lukanya. “Be, lo kenapa sih??? Lo kesurupan ya???? Be otak lo dimana sih???? Lo tau nggak kalo apa yang lo
lakuin
itu
berbahaya???
Tau
nggak
Be???�
bentak Elga yang udah kelewatan sewot ngadepin Abe. Abe masih bersikap tak acuh. Ia sama sekali tidak
peduli
dengan
apa
yang
di
katakan
oleh
Elga. “Be, lo masih waras nggak sih??? Lo masih punya otak nggak sih????� timpal Raka yang hampir saja
melemparkan
botol
alkohol
ke
kepala
Abe,
tapi sudah lebih dulu di cegat oleh Elga.
106
“Eh udah dong. Lo semua kenapa sih??? Abe itu nggak salah. Gue yang emang salah sampe buat Abe segusar ini. Be sorry!!” lerai Abril. “Apa lo bilang Bril??? Dia nimpuk lo pake botol soft drink itu nggak keterlaluan??? Lo itu sama gila nya kali ya kaya dia.” Kali ini Ical yang angkat bicara sambil menunjuk-nunjuk Abe. Abe yang udah nggak tahan dengan semua ini akhirnya
mulai
buka
mulut.
Ia
berdiri
sambil
terus mengepalkan tangannya. “Ok gue akuin kalo gue ini salah. Gue khilaf. Gue ceroboh, tapi gue ngelakuin ini karena ada sebabnya. Gue………” “Gue
jeallous
ngeliat
Abril
jadian
sama
Chita.” Potong Raka dengan ketusnya membuat Abe hilang
kontrol
dan
hampir
saja
satu
tonjokkan
mendarat di wajah Raka, tapi Abe tidak berhasil karena Abril sudah menangkisnya terlebih dulu. “Be,
lo
itu
udah
bener-bener
nggak
waras.
Cuma karena Chita aja lo hampir ngelukain banyak orang. Ok kalo emang lo nggak suka gue jadian sama Chita, gue bisa kok nyerahin Chita buat lo. Be, tolong pake dong akal lo!! Jangan pake emosi doang!!” “Lo nggak usah sok baik sama gue karena gue nggak
akan
ngelukain
banyak
orang
mulai
hari
ini,
KELUAR
DARI
GUE
lagi
karena
GROWING
UP.
Puas???!!” Abe berlalu dari pandangan Abril, Raka, Elga dan Ical. Ia memecahkan salah satu vas bunga yang
107
bertengger
di
meja
dekat
tangga.
Padahal
vas
bunga itu milik Mama Raka yang teramat sangat ia cintai. Abe membalikkan badan nya lalu berkata: “Sorry
vas
bunga
nyokap
lo
gue
senggol.
Kalo
nyokap lo minta ganti, masukin aja ke tagihan rekening gue.” kemudian Abe lenyap seketika di telan gelapnya malam. ☼☼☼ “Sorry nih guys, gue mau nanya. Lo liat Abril nggak???” tanya Chita dengan nafas terengah-engah lantaran
mencari
Abril
sampai
ke
penjuru
SMU
Pelita. “Cieee……cieee……kangen ya Chit???” ledek Elga yang emang hobbynya ngeledekin orang mulu. Chita hanya menjawab dengan senyumannya yang manis yang selalu terkembang di wajah manisnya. “Abril nggak masuk Chit. Dia lagi sakit. Hari ini
dia
mau
ke
dokter.
Emangnya
lo
baru
tahu
ya???? Kasian deh lo!!” ujar si Ical. “Abril sakit???” tanya Chita heran. “Iya. Dia sakit gara-gara berantem sama si Abe waktu ngerebutin piala berjalan yaitu Chita Nadhira Fahrezi.” “Itu kan nama gue Cal.” “Ya emang.” “Sekarang Abe nya ada dimana???” tanya Chita dengan muka panik. “Nggak
tahu
deh
Chit.
Sekarang,
Abe
udah
bukan hak milik Growing Up lagi. Dia udah dead.”
108
“Lo semua ngeluarin dia???” “Aduuuhhh Chita, pake dong pikiran lo. Nggak mungkin
lah
anak-anak
Growing
Up
ngeluarin
vokalis yang suaranya kaya emas gitu. Kita nggak ngeluarin dia, tapi dia yang mau keluar sendiri.” Jelas Raka. “Ya udah deh thanks ya buat informasinya.” “Eh Chit, lo mau kemana???” tanya Ical. “Ada deh.” “Chit, nanti kita mau ke rumah Abril. Lo mau ikut nggak??” “Sip. Lo atur aja deh.” Abe yang lagi duduk sendirian di meja kantin, kaget
begitu
berambut
mejanya
panjang
di
menjuntai
gebrak
oleh
sampai
sebahu
cewek yang
tidak lain adalah Chita. Abe
sama
sediktpun.
Ia
sekali
tidak
malaah
asyik
menghiraukan meyeruput
Chita
cappucino
nya. “Abe!!” hardik Chita. Abe mangangkat wajahnya dengan malas. “Be,
kali
ini
lo
udah
bener-bener
keterlaluan. Kenapa sih Be lo harus berantem sama Abril sampe dia nggak masuk hari ini???” “Siapa yang berantem sama Abril??? Lo salah informasi kali atau salah denger.” Ejek Abe. “Apaaaa????”
109
“Iya Chit, gue itu nggak berantem sama Abril, tapi lebih tepatnya lagi kalo dibilang tragedi botol soft drink.” “Mmmm……maksud lo???” tanYA Chita ragu-ragu. “Jadi gini lo Chit ceritanya. Gue ngelempar botol soft drink ke jidatnya Abril. Nah abis itu anak-anak
pada
marah
sama
gue.
Ya
udah
gue
putusin aja untuk keluar dari Growing Up. Ngerti nggak Non???” Ya ampun Abe!!! Dengan sangat tenangnya lo bisa
ceritain
cerita
yang
sebenernya
ke
gue.
Aduuuhhh Abe, lo bener-bener gila deh. Otak lo dimana sih??? “Atas
dasar
apa
lo
ngelemparin
Abril
pake
botol soft drink???” Abe
enggan
menjawab
pertanyaan
Chita.
Wajahnya merah menahan malu. Aduuuhh Chita, lo itu kan udah tau jawabannya!! Kenapa harus nanya lagi??? Gue kan jadi malu Chit. Ayo Be, bilang kalo lo itu cemburu sama gue. Ayo bilang!! “Kenapa diem aja Be???” “Gue
cuma
iseng
aja.
Abisnya
nggak
ada
kerjaan sih!! Apaaaa???? Kaya gituelo bilang iseng??? Itu sih namanya bukan iseng, tapi nyusahin orang. Kenapa sih lo harus boongin diri lo sendiri Be??? Lo itu bener-bener munafik Be.
110
“Gue
nanti
pulang
sekolah
mau
ke
rumahnya
Abril. Lo mau ikut nggak???” “Ngapain gue ke rumah musuh gue???” “Musuh???” Ups!!!
Abe
rapat-rapat. sama
juga
kelepasan.
“Maksud maling.”
Ia
gue,
menutup
musuh
Kata
Abe
mulutnya
dalam
selimut
sambil
berjalan
meninggalkan Chita dengan santainya. “Apa coba maksudnya??? Dasar orang aneh!!” ☼☼☼ “Selamat
siang
anak-anak!!”
sapa
Bu
Rini,
guru Fisika yang super duper kiler. “Siang Bu!!!” sahut penghuni kelas 3 IPA 1. “Kalian sudah siap untuk ulangan???” “Belum Bu!!” “Pokoknya Ibu nggak mau tau. Hari ini kita ulangan
Fisika!!
Kumpulkan
tugas
kalian
yang
minggu lalu Ibu suruh dan janagna pernah berusaha untuk menyontek karena Ibu tidak akan segan-segan untuk merobek kertas ulangan kalian. Mengerti???” Aden yang sudah menyiapakan contekan langsung membuang
contekan
itu
lantaran
takut
dengan
ancaman Bu Rini. “Be,
nanti
kalo
gue
nggak
bisa
jawab,
lo
kasih tau gue ya!!” Ia
hanya
menjawab
dengan
senyumannya
dan
kembali memandangi bangku Abril yang berada di depannya yang masih kosong. Ia merasa bersalah dengan
apa
yang
ia
lakukan
semalam.
Tapi
Abe
111
tidak bisa mungkir kalau ia melakukan itu karena ia cemburu melihat kedekatan Abril dengan Chita. Chita sama sekali tidak bisa mengerjakan soal ulangan
di
hadapannya.
Abe
menoleh
ke
kertas
ulangan Chita yang masih kosong melompong. Chita menggaruk-garuk rambutnya dengan gelisah. Semua hafalan rumus di otaknya buyar seketika. Chit, maafin gue karena udah membuat lo jadi kaya gini. Sekarang gue ngerti kalo Abril itu penting buat lo. Sekali lagi maafin gue ya Chit!! ☼☼☼ Tokkk……toookk………toookkk………pintu di
ketuk.
“Siapa???”
tanya
Abril
kamar
Abril
dengan
suara
parau. “Abril, ini ada temen-temen kamu. Boleh masuk nggak???” tanya Mama dari luar kamar. “Masuk aja. Nggak Abril kunci kok!!” Kata Nanda, Abril itu sangat tidak bersahabat sama Mama nya. Tapi kayaknya dia biasa aja kok. Teman-teman anak-anak
band
Abril
yang
Growing
Up
tidak
lain
langsung
adalah
menyerbu
Abril. “Bril, gimana kabar lo???” tanya Raka. “Gue baik-baik aja kok.” “Lo udah ke dokter belom??” tanya Elga sok perhatian, tapi emang bener perhatian sih. “Nggak usah lah. Cuma sakit kaya gini doang kok.”
112
“Bril, kita punya kejutan nih buat lo. Tapi, mata lo harus di tutup ya!!” “Emangnya kejutannya apaan sih???” “Ada deh. Pokoknya lo harus tutup mata.” “Ya udah gue tutup mata nih. Tapi cepetan ya!!” Ical memberi aba-aba pada Chita untuk segera masuk
ke
dalam.
Chita
melangkahkan
kaki
nya
dengan gayanya yang anggun. Dan kemudian duduk di samping
tempat
tidur
Abril
seperti
anak-anak
lainnya. “Sekarang lo udah boleh buka mata lo Bril!!” Abril begitu kaget dengan kedatangan Chita di depan
matanya.
beberapa
menit
Mulut
Abe
yang
lalu
yang
menganga
menggoda
sejak
Elga
untuk
melakukan ide gilanya yaitu membekam mulut Abril membuat
cowok
yang
lagi
terbaring
lemah
itu
mengerang-erang. “Gimana kabar lo Bril???” “Gue
baik-baik
aja
kok
Chit.
Pasti
mereka
ngasih tau lo yang hiper ya Chit??” “Enggak juga kok.” Tidit……tidit……tidit handpone Chita berbunyi. Ia melihat nama di layar yaitu Abe. Chita menolak panggilan obrolan
itu.
dengan
Ia
kembali
Growing
Up.
tenggelam Dan
bersama
beberapa
detik
kemudian handponenya kembali berbunyi. Kali ini Chita tampak ragu-ragu untuk menjawab panggilan orang di sebrang sana.
113
“Coba
lo
angkat
dulu.
Siapa
tau
penting.”
Kata Abril. “Enggak kok Bril. Nggak penting.” Dan lagi-lagi handpone Chita berbunyi. Chita hanya
mendegus
memanggil
itu
kesal sama
ketika
seperti
tau
orang
sebelumnya.
yang Dengan
tangkas Abril merebut hp itu dari tangan Chita. “Ja……ja……ngan Bril!!” Abril
tidak
memperdulikan
larangan
Chita
aplagi setelah ia tahu bahwa yang menelpon adalah Abe. Ia semakin nekat untuk menjawab telpon itu. “Kenapa???” tanya Abril dingin. “Gue mau bicara sama Cchita dan bukan sama lo!!” bentak Abe. “Sayangnya, Chita nggak mau ngomong sama lo. Dia
udah
terlalu
muak
sama
lo.
Jadi,
jangan
ganggu-ganggu Chita lagi!!” “Chita
muak
sama
gue???
bukannya
dia
muak
sama lo??? Coba dong lo pake akal lo. Lo pikir, apa Chita bener-bener enjoy dengan keadaan kaya gini???
Enggak
tau!!
Apa
dia
bener-bener
suka
sama lo??? Jadi sekarang dia itu muak sama gue atau lo???” Abril
yang
kehilangan
kata-kata
langsung
mematikan hubungan telfon antara mereka. ☼☼☼
114
Episode 9 “Bril, jangan marah dong!!!” “Gue
nggak
marah
kok
Chit
sama
lo.
Gue
percaya kalo apa yang Abe bilang itu nggak bener ya kan???” Chita mengangguk mantap walaupun kata hatinya tak berseru seperti itu. Sampai kapan lo mau bohongin diri lo sendiri Chit??? Kenapa sih lo nggak mau ngaku aja kalo lo itu sebenernya nggak sepenuhnya mencintai Abril. Aduuuhhh Chita, kok lo jadi dramatisir gini sih!! “Ya udah kalo Abe ngomong apapun ke elo, lo jangan dengerin ya Bril!!” “Emangnya kenapa???” “Gue cuma takut itu mempengaruhi kesehatan lo aja.” “Emangnya lo cemas ya sama kesehatan gue???” pancing Abril. Ya ampun, nih cowok maunya apa sih??? Apa sih maksudnya ngomong kaya gitu???? Gue harus jawab apa ya???? “Kok bengong Chit??? Lo denger nggak sih apa yang gue tanyain tadi???” “Hah??? Apa Bril???? Lo ngomong apa tadi???” “Udahlah Chit nggak perlu di bahas. Walaupun lo itu ada di depan gue, tapi nyawa lo tuh lagi berkeliaran dimana-mana.” “Maksud lo???”
115
“Udah deh lupain aja. Anggap aja gue tadi nggak pernah ngomong apa-apa sama lo.” Yah si Abril marah deh. Sorry ya Bril kalo kesannya
gue
jahat
banget
sama
lo,
tapi
gue
bener-bener nggak bisa Bril. “Aduuuhhh kok suasana nya jadi mencekam gini sih!!!” kata Elga yang udah nggak tahan ngeliat keadaan kaya gini yang garing banget. Tiba-tiba pintu di ketuk. Mama Abril langsung masuk
kamar
Wanita
tanpa
cantik
menunggu
yang
izin
langsing
dari
dan
Abril.
anggun
ini
kasih
izin
berjalan menuju tempat tidur Abril. “Mama
nggak
bisa
nunggu
Abril
dulu???” “Maaf ya Bril kalo Mama lancang, tapi Mama benar-benar harus pergi saat ini. Makanya Mama langsung masuk soalnya Papa kamu udah nungguin Mama di luar.” “Emangnya Mama mau kemana???” “Mama mau pergi ke acara makan malam relasi Papa mu. Tolong jaga rumah baik-baik ya Bril. Makasih ya sebelumnya.” “Emmmm………mmmm” Chita tidak berhenti memperhatikan Mama Abril sampai
wanita
bayangannya.
Ia
itu
benar-benar
merasa
kalau
ia
hilang pernah
bersama bahkan
seperti mengenal wanita itu. Tapi Chita bukanlah Albert Einstein yang punya otak canggih sehingga
116
bisa berfikir cepat. Ia sama sekali tidak bisa mengingat sedikitpun tentang wanita itu. “Chit, lo kenapa sih, kok ngeliatin Mamanya Abe kaya ngeliat hantu aja sampe segitu nya??” tanya Elga yang selain jaahil tapi memang selalu ingin tahu urusan orang. “Gue ngerasa kaya pernah ngeliat wanita itu. Suwerrr
deh.
Gue
yakin
banget.
Kayaknya
wajah
nyokap nya Abril itu udah familiar banget di mata gue.” “Mungkin lo ketemunya di mall kali???” “Mungkin, tapi udah lah nggak penting banget kan kita ngomongin kaya gituan. Oh iya gue pamit duluan ya!! Soalnya udah sore banget nih. Gue masih harus jemput nyokap gue di butik. Salam ya Bril buat Nanda!!” “Iya!! hati-hati ya Chit!!” “Ya udah deh Bril, kita juga ikutan pulang. Kasian
kan
kalo
Chita
pulang
sendiri.”
Pamit
Ical. “Ya udah sana.” “Cepet sembuh ya Bril.” “Iya!! makasih ya!!” ☼☼☼ Chita
melongok
ke
handpone
nya
saat
ia
selesai mandi. Sambil mengeringkan rambut dengan handuk, ia mulai membaca sederetan sms baru.
117
Chit, td gue ktm sm wnta yg mrp bgt sm nykp gue di rmh Abril. Trs wnta itu msk k dlm mblnya si Reza Sanjaya. Apa iya dy nykp gue??? Abe. Chita sekarang ingat bahwa wajah Mama Abril memang
mirip
dengan
wajah
Mama
Abe
yang
Abe
simpan di dompetnya. “Oh iya, wajah nya Mama Abril emang mirip sama Mama nya Abe, tapi nggak mungkin kan Mama nya Abe itu sama kaya Mama nya Abril. Tapi kalo emang
bener,
berarti
Nanda
itu
adalah
adeknya
Abe.” Chita sibuk memutar-mutar otaknya dan tidak ketinggalan kupingnya juga sudah teramat sangat panas karena sejak tadi tidak berhenti menelpon atau menerima telpon dari narasumber yang bisa memberikan
banyak
informasi
yaitu
Abe,
Nanda,
Abril dan tidak ketinggalan Papa Abe serta Mama Abril. Detektif Chita akan segera beraksi. “Ohhh………jadi ceritanya gitu ya Tante. Jadi dulu itu Tante punya anak yang namanya Nanda. Chita juga punya temen juga kehilangan Mama sejak satu
tahun
kelahirannya.
Namanya
Abe.
Tapi,
kenapa Tante ninggalin anak Tante??” Tante
Charin
yang
merangkap
jadi
Mamanya
Abril dan Nanda langsung terisak begitu mendengar pertanyaan Chita. “Tante juga nggak mau ninggalin suami dan anak Tante Chit, tapi………hiks………hiks…… Papa nya Tante sejak pertama emang nggak pernah menyetujui
pernikahan
kami.
Sebelum
Papa
Tante
118
meninggal, dia pesan kalo Tante harus ninggalin anak dan suami Tante itu. Ya udah akhirnya Tante setuju Chit walaupun banyak orang yang terluka dengan tindakan Tante. Hiks……hiks……hiks……” “Suami Tante tau tentang hal ini???” “Dia tau, tapi dia nggak tau kalo beberapa tahun setelah perpisahan kami, Tante hamil dan Mama
Tante
menikahkan
Tante
dengan
Papa
nya
Abril.” Tante Charin menyeka hidung dan air matanya. “Jadi sebenernya Tante itu udah resmi bercerai belum sama suami Tante yang pertama??” “Belum.
Kami hanya berpisah saja, tapi belum
resmi bercerai.” “Jadi, kemungkinan untuk bersatu lagi masih ada dong Tante??” “Andai aja Tante bisa Chit, Tante pasti mau.” “Chita pasti akan bantuin Tante. Terima kasih ya buat semua informasi yang udah Tnate berikan. Detektif Chita mau beraksi dulu ya!!” “Terima kasih juga ya Chit karena udah mau dengerin curahan hati Tante dan membantu Tante mencari anak dan suami Tante.” “Sama-sama ya Tante. Daa………aaaa……Tante.” “Daaaa…………” Chita mencoret-coret buku notesnya. “Menurut informasi si Nanda yang juga dapet informasi dari Mamanya
kalo
ia
punya
seorang
kakak
laki-laki
yang namanya juga sama dengannya yaitu Ananda.
119
Itulah alasan mengapa Mamanya menamainya Ananda supaya Mamanya akan selalu ingat dengan nama anak laki-lakinya yang terdahulu. Abe itu nama aslinya siapa
ya???
Apa
mungkin
Abe
juga???
Aduuhhhh
kayaknya penelitian untuk hari ini udah dulu deh soalnya
kepala
gue
udah
pusying
banget
dengan
semua ini.” Chita lalu menutup buku notesnya dan segera mengistirahatkan tubuhnya. ☼☼☼ “Sorry deh Chit, tapi gue emang udah nggak terlalu berminat sama pencarian nyokap gue itu. Mungkin salah
apa
yang
kali
gue
ya!!”
liat kata
di
rumah
Abe
Abril
setelah
itu
Chita
memberitahunya soal Tante Charin. “Iiiihhh………Abe
kalo
kaya
gitu
berarti
lo
nggak menghargai usaha gue dong!!” “Bukannya
gitu
Chit,
tapi
semakin
gue
bersikeras untuk mencari nyokap gue maka semakin sakit juga hati gue.” “Gitu ya???” “Iya. Lo nggak marah kan???” “Gue nggak akan marah asalkan lo mau jawab pertanyaan gue.” “Ya udah lo mau nanya apa??” “Selama ini kan, elo main sama Abril bahkan bisa di bilang kalo lo itu bersahabat lah sama dia.
Tapi,
apa
iya
lo
nggak
pernah
ngeliat
120
tampang nyokapnya dia kalo lo lagi ke rumah dia gitu??” “Selama gue bertemen sama dia, gue itu benerbener nggak pernah main ke rumah dia. Gue itu nggak pernah menginjakkan kaki gue di sana. Kalo lo nggak percaya lo boleh tanya sama anak-anak Growing Up.” “Sure???” “Iya. Masa lo nggak percaya sih sama gue.” “Bukannya
gue
nggak
percaya,
tapi
sekedar
memastikan aja. Oh iya Be, gue boleh nggak pinjem foto nyokap lo dan foto kecil lo??? Kalo perlu malah
yang
masih
bayi.”
“Jangan bercanda deh Chit!!” “Yeah,
gue
nggak
bercanda
Mas.
Emangnya
tampang gue kaya orang lagi bercanda??” “Ya udah besok deh gue kasih ke elo.” “Oh iya Be, gue masih ada satu pertanyaan lagi nih. Nama lengkap lo itu siapa sih Be???” Abe diam untuk beberapa detik. “Kalo gue nggak boleh tau nggak apa-apa kok Be!!” Abe tertawa kecil. “Boleh kok Chit, tapi lo jangan ketawa ya kalo gue kasih tau!!” “Iya.” “Nama
lengkap
gue
Ananda
Bintang,
tapi
berhubung nama gue itu terlalu ke cewek-cewek an, bokap gue manggil gue dengan sebutan A-BE yang di ambil dari huruf depan nama gue yaitu A dan B.”
121
“Jadii…………nama lo itu Ananda???” tanya Chita kaget plus terheran-heran. “Iya. Emangnya kenapa sih??? Lo mau ngetawain gue ya???” “Enggak kok, tapi lo harus secepatnya ngasih foto lo ya Be, Kalo perlu lo kirim aja lewat email gue. Please banget ya
Be!!”
“Emangnya kenapa sih?? Lo mau bandingin ya cakepan gue kecil atau gede. Ya kan??” “Udah deh Be, jangan narsis dulu. Pokoknya lo harus kirimin foto lo ya!!” “Iya………iya!!” “Ya
udah
deh
Be,
makasih
ya
buat
informasinya.” Chita kenapa ya??? Kok dia aneh begitu sih tingkahnya???? ☼☼☼ “Kira-kira Chita sama Abe lagi ngomongin apa ya??” tanya Artha pada Aretta yang lagi sibuk baca buku Sejarah. “Nggak tau deh Tha, tapi menurut lo kita ini kejam
nggak sih?? Kalo nanti Abril bener-bener
suka sama Chita gimana??” “Biar
Chita
aja
yang
milih
yang
penting
sekarang kita tetep aja kaya gini, OK!!” “Tapi Tha………” “Nggak ada tapi-tapi an.” “Iya……iya ngerti!!”
122
“Eh kasian
Rret,
coba
banget
deh
lo
liat
tampangnya.
tuh
si
Abril
Jangan-jangan
jeallous lagi ngeliat si Abe lagi ngobrol
dia sama
si Chita.” “Tuh kan Tha, gue bilang jug apa?? Udah deh Tha
kasian
tuh
si
Abril.
Gue
rasa
dia
emang
bener-bener suka sama Chita deh. “Aduuuhhh
lo
jangan
bikin
gue
jadi
pusing
dong!!” “Gue nggak bikin lo pusying tapi, elo sendiri yang bikin diri lo pusying.” “Sok tau lo!!” “Gue nggak sok tau, tapi elo tuh yang sok tau!!” “Aarrrrgggghhh………udah deh lo sana mendingan pergi!!” “Tanpa lo usir pun, gue bakalan pergi!!” ☼☼☼ “Haa………ha………lo Tante Charin ya???” “Iya Chit. Ada apa??” “Tan………Aduhhhh Tan………temen Chita yang Chita ceritain itu namanya Ananda.” “Yang bener kamu Chit???” Tante Charin begitu kaget mendengar kata-kata Chita. “Iya Tante………Chita nggak boong. Chita udah minta foto masa kecil dan foto ibunya. Mungkin nanti
sore
udah
bisa
Chita
kirim
ke
emailnya
Nanda. Nanti kalo foto itu emang persis seperti
123
foto
masa
kecilnya
anak
Tante,
Tante
langsung
telfon Chita ya!!” “Iya………iyaa……pasti Chit!!” “Udah dulu ya Tante, Chita mau masuk kelas dulu soalnya udah bel nih.” “Iya.
makasih
banyak
ya
Chit
buat
informasinya.” “Iyaaaaaa……daaa……tante………” Tuuuuttt………tuuuuttt………tuuuuttt………pembicaraan pun
terputus.
Chita
berlari
kencang
menuju
kelasnya dengan segera. ☼☼☼ Chit, gue nggak bs ngrm ft yg lo mnta. Sorry bgt ya!! Soalnya gue hrs prg k kntr bkp gw lgpl gw gak ngrt cranya gmn. Ya udh deh tar gw antrn k rmh lo aja ya!! Chita tertawa lepas begitu membaca sms dari Abe. Ternyata lo bukan cuma bodoh soal pelajaran Bahasa Inggris ya Be, tapi lo itu juga gaptek alias gagap teknologi. Pintu kamar Chita di gedor-gedor oleh Adam. “Chit………Chit……Chit!! Lo lagi ngapain sih???” Ceklek………pintu kamar Chita pun terbuka. “Lo lagi ngapain sih Chit??? Lagi bersemedi ya???” gurau Adam sambil celingukan mencari sesuatu yang mungkin kelihatan janggal di kamar Chita. “Lo nyari apaan sih Dam???” “Gue lagi nayri alat persemedian lo!!!”
124
“Lo kira gue ini Empu Gandring pake acara bersemedi gitu???” “Heee………heee……heeee
gue
cuma
bercanda
kok
Chit. Nih gue kesini cuma mau ngasihin titipan dari temen lo doang.” Kata Adam sambil memberikan Chita sebuah amplop coklat. “Dari siapa nih Dam????” “Dari Abe.” “Trus sekarang Abe nya kemana???” “Udah selain
pulang.
ngurusin
Katanya
urusan
masih
lo
banyak
doang.
Eh
urusan
ngomong-
ngomong sejak kapan lo jadi akur adem ayem gitu sama si Abe??” “Ah itu bukan urusan lo!” “Dasar pelit. Sama gue aja nggak mau cerita.” “Masalahnya kalo gue ceritain nggak bakaln selesai sampe tujuh hari tujuh malem.” “Masa sih???” “Iya.
Udah
deh
sana
gue
masih
ada
urusan
nih!!” “Yaelah Chit, lo udah kaya orang bener aja banyak urusan.” “Emangnya gue ini nggak bener apa??? Lo kira gue ini gila???” “Bukan gila, tapi crazy……Chita is crazy……” “Bodo amat. Pokoknya malam ini jangan gangguganggu
gue
lagi.
Ok!!”
kata-kata
itu
menutup
pembicaraan kakak beradik itu karena Chita sudah
125
membanting pintu kamarnya dan tenggelam bersama foto-foto dan komputernya. ☼☼☼ “Be, nanti pulang sekolah, lo harus ikut gue Be!!
Harus!!”
kata
Chita
dengan
tampang
muka
seriusnya. “Emmangnya lo mau kemana sih??” “Gue mau ngajak lo ke Bubble café soalnya ada yang mau ketemu sama lo. LO mau kan???” “Siapa yang mau ketemu sama gue??” “Ny. Charin. Lo kenal dengan nama itu??” Abe terhenyak dengan nama itu. Itu kan nama Mama gue yang sekarang nggak jelas dimana dan gimana
kehidupannya.
Darimana
Chita
kenal
sama
nyokap gue??? “Be, jangan bengong aja dong!! Lo kenal nggak sama nama itu.” “Lo kenal darimana Chit???” “Yeah, gue nanya malah balik nanya. Gue kan udah
bilang
sama
lo
kalo
gue
akan
bantuin
lo
mencari Ibu lo.” “Ok deh Chit, gue bakalan ikut lo, tapi………” “Tapi apa Be???” “Nggak………nggak……nggak apa-apa kok Cchit!!” ☼☼☼ “Chit, lo mau kemana sama Abe???” tanya Abril saat mereka bertemu di parkiran.
126
“Gue………gue……gue lagi ada urusan sebentar sama dia.
Nggak
apa-apa
kan
kalo
gue
pergi
sama
dia???” “Gue boelh ikut nggak??” “Bukannya gue nggak mau ngajak lo, tapi ini urusannya Abe. Jadi, kalo lo mau ikut, lo minta izin aja sama Abe.” “Nggak usah deh Chit. Hati-hati aja ya!!” “Iya!!” Dengan perasaan perih, Abril membiarkan Chita pergi
dengan
Abe
entah
kemana
dan
apa
yang
sebenernya sedang terjadi antara mereka. ☼☼☼ Jantung Abe berdebar kencang saat sonic nya tiba di Mall Plaza. Chita yang sejak daritadi menggerutu karena Abe yang mengendarai motornya ngebut
membuat
rambut
Chita
jadi
acak-acakan
menambah kesemrawutan otaknya. Abe tidak pernah merasa segugup ini bahkan sebelum
ia
manggung
sekalipun.
Perasaan
di
dadanya kini bercampur aduk antara senang, sedih dan kecewa. Abe langsung di serbu oleh para fansnya yang ribut minta foto dan tanda tangannya. Chita jadi merasa canggung sendiri karena jadi ngerasa risih waktu ada fansnya Abe yang menyangka kalau mereka adalah pacaran. Walaupun menandatangani
capek, dan
akhirnya berfoto
ia
selesai
juga
ria
dengan
para
127
fansnya. Abe dengan segera memasuki lantai lima dimana Bubble café terletak. Chita dan Abe segera menghampiri wanita yang menggunakan blazer berwarna krem yang duduk di sudut ruangan. “Maaf ya Tante kalo agak lama soalnya tadi Abe udah keburu di kerubungin fansnya.” “Iya
nggak
apa-apa
kok
Chit.
temen
Chita
Ayo
silakan
duduk!!” “Tante,
ini
dia
yang
Chita
ceritain itu. Namanya Abe Tante. Lengkapnya lagi Ananda Bintang.” “Ananda Bintang???” Tante Charin begitu kaget padahal Chita sudah menceritakan hal ini hingga berkali-kali, tapi tetap saja Tante Charin akan tercenngang
setiap
mendengar
nama
“Ananda
Abe
menjadi
Bintang”. Pembicaraan
pun
di
mulai.
pendengar yang baik saat Tante Charin bercerita tentang
kehidupannya
walaupun
sesungguhnya
ia
sangat ingin marah. “Kenapa
anda
meninggalkan
saya
dan
Papa
saya??” tanYA Abe setelah Tante Charin selesai menceritakan semuanya. “Saya meninggalkan kamu dan Papa mu karena saya harus menuruti permintaan Kakek kamu sebelum beliau suara
meninggal.” bergetar
Jelas
menahan
air
Tante mata
Charin yang
dengan sebentar
lagi akan meluncur di pipinya.
128
“Tapi saya
dan
anda
dengan
sekarang
seenaknya
mengaku
aja
sebagai
ninggalin
Mama
saya.
Kenapa baru sekarang??? Kenapa setelah nama saya melejit di dunia musik??” “Saya baru tau setelah Chita yang membantu saya mencari kamu Ananda.” “Nama saya Abe bukan Ananda.” Kata Abe ketus. “Ya……maksud saya Abe.” “Heh Abe, dia ini kan ibu lo. Jadi, lo jangan kasar
gitu
dong
sama
nyokap
lo.”
Bisik
Chita
sambil menginjak kaki Abe. “Lo kok yakin banget sih kalo dia ini Mama gue??” “Be, Tante Charin ini mirip sama nyokap lo. Trus cerita nya juga sama kaya cerita lo. Jadi apa lagi yang kurang???” Abe tidak bisa menjawab pertanyaan Chita yang satu ini. Ia memang menyadari kalo Tante Charin itu face nya emang kaya Mamanya dan juga samasama punya latar belakang yang sama. “Abe, percayalah kalau saya ini adalah Mama kamu. Saya selalu menangis dalam setiap malammalam saya karena saya sangat merindukan kamu. Percayalah
Abe!!
Saya
mohon!!”
kata-kata
Tante
Charin itu membuat tenggorokan Chita tercekat dan susah bernafas. Rasanya saat itu juga ia ingin memeluk Tante Charin dan memukul kepala Abe agar ia benar-benar yakin kalau wanita di hadapannya adalah Mamanya sendiri.
129
Abe
bingung
harus
sanggup
melihat
berbuat
Tante
Charin
apa.
Dia
menagis
tidak hingga
terisak di hadapannya. “Adduuuhhh gimana nih Chit???” “Elo sih Be. Makanya kalo gue kasih tau tuh ajnagan tengil kenapa sih!!” “Tapi Chit, guue nggak bisa langsung percaya aja kan kalo dia itu nyokap gue apalagi setelah apa yang ia lakukan terhadap gue dan bokap gue.” “Seenggaknya, lo jangan bersikap angkuh gitu kek. Sekarang mendingan lo minta maaf deh!!!” “Tapi kan gue nggak salah Chit!!” “Abe!!!!!” “Iyaa………iya!!” Abe menarik nafas panjang, tapi kata-kata itu enggan niatnya
keluar sampai
dari
mulutnya.
akhirnya
Chita
Ia
mengurungkan
membulatkan
bola
matanya membuat Abe langsung takut dan ciut. “Tante, saya minta maaf. Bukannya saya tidak percaya dengan apa yang anda sampaikan, tapi saya butuh waktu untuk menyesuaikan itu semua.” “Iya Abe, saya ngerti!! Mmaafkan saya juga karena
telah
begitu
jahat
meninggalkan
kamu.
Maafkan saya ya Be!!” “Iya Tante!!” ☼☼☼ Abe
menghempaskan
tubuhnya
di
atas
tempat
tidur yang ditutupi seprai berwarna putih bersih. Apa
iya
itu
nyokap
gue
yang
selama
ini
gue
130
cari???? Gue nggak tau deh harus gimana??? Oh iya gue harus berterima kasih banget ya sama Chita karena dia telah begitu banyak berjasa dalam hal ini.
Oh
iya
besok
kan
Chita
ulang
tahun.
Gue
harus kasih apa ya yang special dan nggak akan dia lupain??? Gue tahu apa yang harus gue lakuin, tapi gue butuh bantuan si Artha dan Aretta nih. Ah gue mau ke rumah mereka ah!! â˜źâ˜źâ˜ź
131
Episode 10 Abe bersiul-siul gembira saat menuruni anak tangga membuat Papa nya yang lagi asik nonoton siaran berita bingung di buatnya. “Kamu mau kemana Be???” tanya Papa Abe heran melihat
Abe
yang
tadi
baru
pulang
langsung
berubah dengan pakaian nya yang match gitu. “Abe mau ke rumah Tante Sarah.” “Mau ngapain??” “Ada yang harus Abe lakukan bersama Artha dan Aretta jadi Abe kayaknya harus menginap.” “Boleh aja sih, tapi malam hari kamu udah harus tiba di sini karena Papa mau ngajak kamu ke rumah relasi Papa.” “Mau ngapain sih Pa??? Abe kan masih kecil. Masih belom bisa belajar bisnis.” “Ini
bukan
soal
bisnis,
tapi
Papa
mau
mengenalkan kamu ke anaknya relasi Papa itu.” “Yaelah
Papa
deh
pake
acara
kenal-kenalan
segala.” “Ini bukan sekedar perkenalan, tapi sekalian tunangan.” “Apaaaa???? Jadi Abe mau di tunangin??” “Aduuuhhh……Papa, ini kan bukan zamannya Siti Nurbaya peke acara di jodohin segala.” “Abe!!
Papa
nggak
mau
denger
alasan
kamu.
Pokoknya besok malam kamu harus ikut Papa. Kalau
132
kamu tidak mau, Papa tidak akan mengizinkan kamu untuk pergi ke rumah Tante Sarah. Mengerti??” “Ngerti Pa!!” Abe
langsung
menggas
sonic
nya
kuat-kuat
agar Papa nya tahu bahwa ia saat ini sedang marah besar. ☼☼☼ Di
rumah
Tante
Sarah,
Abe
tidak
berhenti
memikirkan acara pertunangan itu yang sama sekali tanpa persetujuan dari Abe dulu. “Udahlah Be, jangan tegang gitu dong!!” hibur Aretta
yang
kasian
ngeliat
tampang
Abe
yang
tegang banget. “Gimana gue nggak tegang Ret kalo gue tau akhirnya bakalan kaya gini.” “Be, elo kan baru di tunangin doang belom di kawinin. Lagipula menurut gue mendingan elo relax aja deh sebab lo itu kan nggak harus pacaran sama dia.” Kata Artha dengan gayanya yang sok bijak. “Kalo kaya gini kan sama aja artinya dengan memberikan peluang bagi Abril buat………ngedeketin Chita!!” Abe mengecilkan volume suaranya saat ia mengatakan ‘ngedeketin Chita!!’. Aretta dan Artha saling bertujar pandang lalu tersenyum puas mendengar pernyataan itu meluncur dari mulut si congak Abe. “Makanya Be, jadi orang tuh jangan munafik kenapa sih!! Kalo emang lo suka sama Chita bilang aja, nggak usah sok muna’ gitu!!”
133
“Eh Tha, siapa yang suka sama Chita??? Orang gue nggak suka kok sama dia.” “Yang
bener???
Abe……Abe
kapan
sih
lo
mau
berubah??? Heran deh gue jadinya!!” “Ah tau ah. Gue mau tidur!! Ngantuk!!” “Be, jangan lupa ya misi kita nanti jam 12 malem!!” Aretta mengingatkan Abe agar ia tidak lupa dengan janjinya. “Sip!!” ☼☼☼ Handpone Chita berdering hingga berkali-kali. Chita yang lagi asyik ngimpi langsung mengerjapngerjapkan matanya dan melihat nama di layar. “Ada apa sih Tha, nelpon malem-malem gini??” tanya Chita masih dengan suara serak. “Chit, sekarang gue udah ada di depan rumah lo nih!! Lo cepetan keluar ya!!” “Lo ngapa………” Tuuut………ttuuuu……ttuuuuttt……pembicaraan terputus. Alhasil Chita berjalan menuju beranda atas rumahnya dan melongok ke bawah untuk melihat apakah benar si Artha datang kesini tengah malem begini?? Dannnn………… “Happy
birthday
Chita!!
Happy
birthday………
happy birthday…………happy birthday………happy birthday Chita!!”
dengan
kompaknya
ketiga
saudara
itu
menyanyikan lagu ulang tahun untuk Chita yang di
134
bantu oleh suara gedombrang panci yang bakalan di cariin Mbak Inah besok pagi. Chita tidak Aretta
sangat
pernah akan
terharu
menyangka menjadi
dengan kalau
orang
semua
Abe,
yang
itu.
Artha
paling
Ia dan
pertama
mengucapkan selamat pada Chita. Chita segera turun dan membukakan pintu untuk mereka. “Masuk yuk guys!!” ajak Chita. Artha,
Aretta
dan
Abe
mengikuti
perintah
Chita. “Oh ya Chit, ini kue blackforest nya!!” kata Abe sambil malu-malu. “Kejutan apa lagi nih???” “Sebelum lo potong kue nya mendingan lo tiup angka 17 ini dulu deh!!” usul Aretta. “Thanks banget ya!! Dan potongan pertama ini untuk
Artha
dan
Aretta.”
Kata
Chita
setelah
memotong kue itu. “Buat gue apa buat Abe??” ledek Artha sambil mengerling ke arah Abe duduk. “Buat lo berdua. Gue serius!!” “Ok kalo gitu, kue ini kita terima dengan catatan, kita oper lagi ke Abe. Setuju nggak??” usul Aretta. “Ya up to you lah, yang penting kan udah gue kasih ke elo berdua.” “Haaaaaaaaaa………haaaaa…………” menggema
seluruh
ruangan.
tawa Menembus
Artha dinding-
dinding yang terasa begitu dingin.
135
“Eh boleh tau nggak, siapa sih yang ngusulin ngadain kejutan kaya gini??” tanya Chita di selasela makannya. “Abe!!” dengan kompak si kembar menunjuk Abe. “Ih kok gue sih??” “Abe Chit yang ngusulin. Suweerrr!! Tuh lo liat aja, gue sama Aretta aja msih pake piama sedangkan
dia
udah
pake
baju
yang
matching
begini.” “Gue kan tadi lupa ganti baju waktu tidur.” “Ahhh………udah
Be
ngaku
aja.
Pake
malu-malu
segala sih sama Chita aja!!” “Aaaaahhh terserah lo pada deh!!” “Chit, gue udah ngantuk nih!! Tidur yuk!!” “Ayo. Lo mau tidur dimana Be???” tanya Chita hati-hati membuat si kembar berdehem-dehem. “Gue tidur di sofa aja deh Chit.” “Oh ya udah gue ke atas duluan ya!!” “Iya!!” “Daaaaaa………Abe!!!
Selamat
bermalam
dengan
kerumunan nyamuk ya!!!” ledek Artha. “Ihhhh………kalo
bukan
orang
udah
gue
apain
lo!!” “Bodo’ daaaaaaa………Abe!!!!!” ☼☼☼
136
EPISODE 11 Chita
sama
sekali
tidak
bisa
memejamkan
matanya sedikitpun padahal ia benar-benar lelah hari
ini.
diaman
Chita
si
kembar
melongok
ke
samping
sudah
pulas
kirinya
dengan
sangat
nyenyaknya. Chita bangkit dan mencari selimut di lemarinya.
Ia
kemudian
membuka
dan
menutup
pintunya pelan-pelan agar si kembar tidak melihat atau mengetahui apa yang akan di lakukannya. Chita
menuruni
anak
tangga
dan
kedua
bola
matanya menangkap sosok Abe yang sedang meringkuk kedinginan di sofa. Ia memakaikan selimut itu di tubuh Abe dan duduk di lantai yang dingin. “Be, makasih banget ya lo udah ngelakuin ini buat gue, tapi kenapa lo ngelakuin ini??? Kenapa sih Be lo selalu bisa membuat gue ini terbang tinggi di awan lalu kemudian terjatuh lagi bahkan sampe gue nggak yakin bisa bangun lagi?? Be, lo tau
nggak
gimana
sakit
hatinya
gue
waktu
lo
bilang kalo lo nggak mau jatuh cinta sama gue. Gue sakit hati banget Be!! Awalnya, gue nggak setuju dengan ajakan lo untuk berteman karena gue pasti bakalan ngerinduin saat-saat kita berantem. Tapi, ternyata setelah gue kenal elo lebih jauh. Ternyata kehidupan lo itu kosong. Lo kesepian Be makanya
gue
bersikeras
mau
bantuin
lo
nyari
nyokap lo itu. Be, mungkin gue salah karena gue terlalu berharap banyak sama lo. Tapi, kadang gue sendiri nggak ngerti sama diri gue sendiri. Apa 137
gue ini lagi jatuh cinta??? Dan yang lebih nggak mungkinnya lagi adalah gue jatuh cinta sama musuh gue sendiri. Sekali lagi makasih banyak ya Be!!” Chita mengusap air matanya dan kembali menuju kamarnya. Chita, maafin gue!!! gumam Abe pelan dalam ringkukannya. ☼☼☼ “Wooooooyyyy
bangun!!!”
teriak
Chita
di
telinga Abe. Abe yang lagi mimpi melanglang buana terkejut begitu
ia
mengerjap-ngerjapkan
matanya
dan
mendapati wajah Chita yang sedang asyik tersenyum di depan wajahnya. Abe langsung bangun walaupun kepalanya terasa berat. “Chit, lain kali kalo bangunin gue tuh jangan ngagetin gini dong!!!” omel Abe. “Abisnya elo tidurnya kaya kebo sih!!!” “Addduuuuhhh
anak
Mama
udah
bangun
ya!!!”
kata Mama yang baru muncul dari dalam kamarnya. Mama
memeluk
Chita
dan
menciumi
kening
anak
perempuan kesayangannya itu. “Happy birthday ya Chit!!” “Makasih ya Ma!!!” “Mama
orang
ke
berapa
nih
yang
ngucapin
selamat buat kamu Chit???” “Mama
orang
kedua
yang
ngucapin
Chita
selamat.” “Emangnya orang pertamanya siapa sih??”
138
“Orang pertamanya si Abe, Artha sama Aretta. Mereka
dateng
kesini
tepat
jam
12
malem
dan
ngasih Chita selamat. Pasti Mama nggak percaya kan???” “Percaya kok. Oh ya Chit, ini Abe yang waktu itu
teriak-teriak
di
kantin
biro
jodoh
ya???”
tanya Mama Chita sambil melemparkan senyum untuk Abe. “Iya Tante. Maaf ya kalo waktu itu Abe sangar banget abisnya Abe sebel sih sama si Artha!!” “Nggak apa-apa kok Be. Oh ya Chit, kalo nanti sore ada orang dari salon, kamu langsung make over aja ya soalnya Mama nya Abe nanti malam mau datang. Jadi, kmau dandan yang cantik ya!!” Abe dan Chita saling bertukar pandang. Chita semakin
tidak
hubungan dengan
apa
mengerti
dengan
sebenernya
Mamanya.
Abe
semua
antara
langsung
ini.
Tante
tertunduk
Ada
Charin lemas
mendengar perkataan Mama Chita barusan. “Ya udah deh Chit, kamu mendingan sekarang bantuin Adam sama yang lainnya mendekorasi taman. Mama pergi dulu ya ke butik!!” Chita cekatan.
menangkap “Ada
apa
lengan
sih
Mama
sebenernya
nya
dengan
Ma???”
tanya
Chita heran. “Nanti malem ada pesta ulang tahun kamu dan Mama mau buat sesuatu yang spesial buat kamu.” “Iya,
tapi
kenapa
harus
ada
Tante
Charin
sih???”
139
“Karena
ini
adalah
moment
yang
nggak
akan
bisa kamu lupain antara kamu, Abe dan Abril.” Chita dengan lemas melepaskan tangannya dari lengan
Mamanya
yang
kemudian
setengah
berlari
menuju pintu. “Chit, gue juga harus cepet balik. Gue minta maaf ya karena nanti malem gue nggak bisa dateng ke acara ulang tahun lo soalnya Papa gue berniat untuk menjodohkan gue sama anaknya relasi Papa. Salam ya buat Artha, Aretta dan anak-anak Growing Up!!” “Iya!!”
sahut
Chita
pelan
sambil
menunduk
dalam-dalam. Abe
dengan
berat
hati
pergi
meninggalkan
Chita yang dengan susah payahnya menahan airmata yang akan segera turun dengan derasnya. “Be, terus gue gimana???” tanya Chita tanpa sadar setelah Abe menjauh. Abe
membalik
badannya.
Ia
berjalan
lagi
menuju tempat Chita berpijak dan dengan lembut ia menempelkan
kedua
telapak
tangannya
di
pipi
Chita. Abe tersenyum kecil melihat Chita dengan susah payahnya menahan air mata. “Chit, lo bakalan di jodohin sama Abril dan gue bakalan di jodohin sama orang lain. Meskipun sulit,
tapi
lo
dan
gue
harus
bisa
nerima
semuanya.” “Tapi gue nggak………”
140
“Syyyuuuttt!!!” telunjuknya
di
Abe
bibir
meletakkan
Chita.
“Biar
jari
itu
jadi
rahasia kita aja. Lo nggak mau ada seorang pun yang terluka karena kita kan???” Chita
mengangguk
pelan.
“Sekarang
jangan
sedih lagi ya!! Gue pergi dulu ya Chit. Jangan pernah membiarkan airmata itu mengalir di pipi lo karena itu sama aja dengan membiarkan orang itu tertawa di atas penderitaan lo.” Abe melepaskan telapak tangannya dari pipi Chita dan kemudian pergi. Andai aja gue bisa kaya gitu Be. Sayangnya gue nggak bisa. ☼☼☼ Abe tidak berhenti membenarkan letak duduknya sejak
beberapa
menit
yang
lalu.
Abe
terlihat
sangat gelisah hingga tidak pernah connect dengan apa yang Papa dan Om Bromo Sumantri-calon mertua Abe-bicarakan.
Abe
hanya
menjawab
pertanyaan
mereka dengan kata-kata iya……iya……dan iya. Selain Abe
tidak
mengerti
dengan
apa
yang
mereka
bicarakan, Abe juga sedang memikirkan Chita. Abe menimang-nimang tempat cincin yang sebentar lagi akan ia lingkarkan di jari manis Kania-perempuan yang akan di jodohkan dengan Abe. Mungkin Kania lebih cantik daripada Chita. Ia memiliki langsing Tapi,
Abe
tinggi dan
yang
kulit
tidak
semampai,
yang
bisa
putih
menjadikan
tubuh
yang
seperti
kapas.
Kania
seperti
141
Chita
yang
selalu
bisa
membuat
Abe
tenang
di
sisinya. Yang selalu bisa meredam semua amarah Abe. “Abe,
kamu
kenapa
sih??”
tanya
Papa
Abe
pelan. “Abe nggak bisa Pa!!” “Abe, kamu nggak mau mengecewakan Papa kan??” “Iya, tapi caranya nggak kaya gini caranya Pa!!” Papa Abe tidak memperdulikan Abe sama sekali. Ia kembali mengobrol dengan Bromo Sumantri. Abe sudah tidak tahan dengan semua ini. Ia berlari meninggalkan
rumah
Bromo
Sumantri
dan
dengan
segera menggas mobilnya. Papa Abe segera mengejar Abe dengan mobil milik Bromo Ssumantri. ☼☼☼ Abe langsung naik ke panggung saat Artha dan Aretta sibuk berceloteh di mikrofon karena mereka kebetulan yang jadi mc pada malam ulang tahun Chita yang ke 17 itu. “Abe,
lo
mau
ngapain
sih???”
tanya
Artha
gergetan sama si Abe yang seenake dewek langsung naik ke panggung padahal acara belum di mulai. “Gue
mau
ngomong
hal
penting!!
Jadi,
lo
jangan menghalang-halangi gue!!” “Adduuuhhhh Abe, acaranya kan belum di mulai, masa li udah mau bikin pesta ini ancur sih!!!” timpal Aretta sambil menarik jas hitam Abe.
142
“Aduuhhh………ini apaan sih??? Lepasin dong!!” omel Abe sambil mendorong Aretta untuk menjauh darinya. Abe mengecek
segera sound
mengambil system.
gitar
Setelah
dan
siap,
segera ia
lalu
mengecek mikrofon. “Tess………tesss……tesss. Ok, sebelumnya saya mau minta maaf karena telah merusak acara pesta ulang tahun Chita, tapi saya ingin mempersembahkan satu buah lagu dari Ungu yang berjudul Laguku.” Mungkin hanya lewat lagu ini Akan ku nyatakan rasa Cintaku padamu……rinduku padamu Ttak bertepi Mungkin hanya sebuah lagu ini Yang slalu akan ku nyanyikan Sebagai tanda……betapa aku Inginkan kamu……… Abe menyelesaikan lagu itu dengan baik dan sempurna
walaupun
hanya
di
iringi
oleh
gitar
saja. “Abe!!!” hardik Papa yang daritadi berdiri di antara para undangan. “Papa,
maafin
Abe
karena
Abe
nggak
bisa
memenuhi permintaan Papa itu. Untuk Tante Sarra, Abe bener-bener minta maaf. Abe nggak bermaksud untuk membuat keonaran, tapi cuma ini yang bisa Abe sampaikan ke Chita. Untuk Abril. Bril, sorry banget ya kalo gue melukai perasaan lo, tapi gue
143
bener-bener sendiri
nggak
Bril.
terganggu
bisa
membohongi
semua
undangan
Buat
dengan
kedatangan
saya,
diri
gue
yang
merasa
saya
benar-
benar minta maaf yang sebesar-besarnya. Dan buat Chita………gue
minta
lo
untuk
naik
ke
atas
panggung.” Chita yang awalnya malu dan enggan untuk naik ke
panggung,
akhirnya
memberanikan
diri
untuk
naik ke panggung karena Artha dan Aretta sudah mendorong-dorongnya. Chita tampak begitu anggun dengan satin dress selutut dan perona wajah yang memberikan kesan casual di wajah Chita. Abe menegeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Sebuah benda berbentuk hati berwarna krem. Abe meraih tangan kiri Chita dan memasukkan cincin permata di jari manis Chita. “Chit,
mulai
hari
ini
kita
resmi
bertunangan.” “Tapi
Be………”
kata
Chita
ragu-ragu
sambil
menoleh ke arah Abril dan Nanda. Abril dan Nanda mengangguk bersamaan sambil tersenyum. “Chit, Abril udah nyerahin elo ke gue.” Chita walaupun
mengangguk air
mata
sambil
tersenyum
bercucuran
di
bahagia
wajahnya.
Dan
membisikkan Abe sesuatu. Abe mengangguk setuju. “Ok,
mulai
bertunangan
hari
walaupun
ini
gue
Chita
dan
nggak
Chita mau
resmi
pacaran
sebelum kita menikah. Haaa……haaaa……haaaa……”
144
Abe mengajak Chita turun dari panggung dan mengambil mikrofon dari tempatnya. “Pa, ada yang mau Abe sampaikan ke Papa. Pa, Tante Charin ini adalah Mama Abe yang pergi 17 tahun
yang
lalu.”
Kata
Abe
sambil
menggandeng
tangan Tante Charin dan mendekatkan Tante Charin ke Papanya. Papa Abe tampak kaget dengan apa yang Abe sampaikan. Beliau langsung meneliti semuanya. Ya, Tante Charin memang istrinya yang 17 tahun lalu pergi. Abe berjalan menuju Oom Reza
Sanjaya yang
berdiri di dekat Abril dan Nanda. “Oom, gini.
Maaf
Tapi,
ya
Abe
kalo boleh
Abe
udah
minta
ngomong
Mama
Abe
kaya lagi
nggak???” Oom Reza Sanjaya dengan bijaksananya langsung mengangguk dan memeluk Abe erat-erat. Abe beralih ke Nanda dan Abril. “Bril, gue minta maaf ya atas semua kelakuan yang
udah
gue
perbuat.
Bril,
Nda,
kita
ini
bersaudara. Jadi, jangan ada perpecahan lagi ya di antara kita.” Abril mengangguk sambil memeluk Abe. Dan Abe kemudian gantian memeluk Ananda, adik kecil yang amat sangat ia rindukan. Abe,
makasih
banget
buat
kado
yang
paling
indah yang lo kasih di hari ulang tahun gue yang ke 17. Abe makasih.☼☼☼
145
Benci jadi Cinta!!! Ga mungkin lah yao??? Tapi apa yang terjadi sama Chita, cewek cantik murid baru pindahan dari Padang ini harus rela bin ikhlas ketemu sama cowok angkuh plus sombong n plus‌ plus lainnya.
Nasib sial menimpa mereka berdua sampe-sampe rasa benci udah ga kebendung lagi. But, what’s wrong with u Chita??? ‘R u in love??? Chita berusaha keras menapik perasaannya en Ada apa dengan Abe?? Cowok angkuh ini juga sedang jatuh cinta but how can it be???
146
About me I wrote this when I was senior hig school I
like
writing
and
reading novel. Now, I have been merried and will have a son soon. I am very happy‌ My father is also a writer. He wrote many books and compose a novel too. My younger sister is also a writer She wites a novel and is being written to finish it. We are family writers and we like wiring.. I wish thanks to read my first novel And hope you enjoy it‌ khanza
147