4 minute read

Stunting Makin Genting

STUNTING adalah gangguan pertumbuhan pada anak akibat dari kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari standar tinggi badan anak seusianya.

Berdasarkan data Survey Status

Gizi Balita Indonesia (SSGBI)

2019 prevelensi stunting

Indonesia mencapai 27,7 persen.

Artinya sekitar satu dari empat balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting . Angka tersebut masih sangat tinggi dibandingkan ambang batas yang ditetapkan

WHO yaitu 20 persen.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir

Effendy mengungkapkan

“Penyebab stunting dilatarbelakangi oleh fenomena kemis kinan ekstrem seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lainnya. Stunting ini 60 persen beririsan dengan keluarga miskin ekstrem” Ujarnya. Pemerintah telah melakukan beberapa langkah diantaranya pemberian tablet tambah darah bagi remaja perempuan, asupan tambahan bagi ibu hamil kurang gizi kronik hingga tambahan dana bantuan operasional kesehatan untuk terapi gizi dan peningkatan imunisasi dasar di puskesmas dan posyandu. Meski sudah ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah baik melalui

Kementerian Kesehatan (KEMENKES) maupun Menko PMK nyatanya penurunan angka stunting dalam tiga tahun terakhir ini masih tergolong rendah yakni sekitar 3,4 persen di tahun 2022.

Butuh Solusi Paripurna Persoalan stunting yang makin genting haruslah mendapat

LAYANAN PENGADUAN PUNGLI perhatian serius dari pemerintah. Sebab, permasalahan stunting tidak hanya disebabkan oleh rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat namun juga berkaitan dengan masalah pendidikan dan ekonomi. Orangtua yang kurang taraf pendidikannya akan kesulitan untuk menyajikan makanan yang sehat dan bergizi untuk anaknya karena minimnya pengetahuan tentang kesehatan dan tumbuh kembang anak. Begitupula dengan aspek ekonomi yang menyangkut tentang kemampuan masyarakat untuk membeli bahan makanan yang sehat, memiliki tempat tinggal yang layak serta mengakses fasilitas kesehatan yang berkualitas. Tingginya angka kemiskinan serta mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan membuat permasalahan stunting sulit untuk diselesaikan. Masyarakat butuh solusi paripurna yang mampu memberikan jaminan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang adil dan merata. Sayangnya, hal tersebut sangat sulit didapatkan dalam sistem kapitalisme yang menjadikan kekayaan dikuasai oleh segelintir orang saja sehingga pemerataan ekonomi hanya menjadi mimpi yang tak kunjung nyata. Belum lagi fasilitas pendidikan dan kesehatan berbasis layanan bisnis sehingga hanya mampu diakses oleh mereka yang memiliki uang. Fakta di atas menyadarkan kita, bahwasanya kita tak dapat berharap banyak dalam sistem kapitalisme yang menjadikan materi sebagai kunci utama dalam setiap urusan masyarakat dan menjauhkan peran pemerintah sebagai pengayom rakyat yang harusnya mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya. Hal ini sangat berbeda dengan pandangan sistem islam yang menjadikan pemerintah sebagai junnah (pelindung) masyarakat, dimana negara wajib menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang gratis dan berkualitas sehingga mampu mencetak generasi yang cerdas dan sehat. Islam juga akan mengatur perekonomian secara adil dan merata dengan mengelola seluruh sumber daya alam secara mandiri untuk memenuhi kemas lahatan masyarakat, memastikan tercukupinya lapangan pekerjaan dan distribusi harta kekayaan secara adil dan merata melalui mekanisme zakat dan baitul mal. Semua ini hanya dapat terwujud jika islam diterapkan secara menyeluruh baik dalam kehidupan individu, masyarakat hingga negara yang menjadikan islam sebagai pedoman dan acuan dalam setiap aturan yang diterapkan negara.

Rizki Rahmayani, S.E

Dunia Sudah Terbalik

DUNIA sudah terbalik. Gempar 7 kasus perkosaan wanita terhadap laki-laki. Biduan dangdut perkosa anak laki-laki di bawah umur, ditinggal suami seorang ibu rumah tangga perkosa anak laki-laki di bawah umur, seorang ibu-ibu pemilik rental PS lecehkan anak lakilaki di bawah umur. Sungguh mengerikan. Kasus ini benar-benar membuktikan betapa rusaknya sistem kehidupan yang memisahkan agama dari kehidupan. Fitrah keibuan pun menjadi rusak. Perempuan yang selama ini dianggap sebagai korban, ternyata bisa menjadi pelaku, bahkan dalam perbuatan yang sangat keji. Sejak jaman Adam jika iblis ingin merusak sebuah peradaban maka ia akan menggerakkan wanita-wanita yang ia kuasai untuk merusak para laki-laki. Sehingga tulang punggung peradaban pastilah akan rusak, sebagaimana rusaknya ayah sebagai tulang punggung keluarga akan meniscayakan kehancuran bagi satu keluarga tersebut. Kehidupan serba bebas membuat wanita menanggalkan rasa malunya. Malu ini adalah

Perempuan dalam

Jeratan Pinjol

MENCENGANGKAN, mayoritas korban pinjaman online(pinjol)adalah perempuan. Data kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (kemen pppa) menunjukan bahwa dari total

2.522 kasus pinjol pada 2021, sebagian besar korbannya adalah kaum hawa.

Pinjol memang banyak di minati masyarakat karena prosesnya mudah, cukup dengan menggerakan jari di aplikasi, pinjaman cair secara cepat tanpa banyak syarat. Selain itu, pinjol memang sengaja menargetkan para perempuan sebagai peminjam.

Data otoritas jasa keuangan (ojk) menunjukan bahwa pada 2021, jumlah perempuan yang terjebak pinjol lebih banyak dari laki-laki. Perempuan yang terjerat pinjol berjumlah

9.498.405 (54,95%), sedangkan laki-laki berjumlah

7.785.569 (45,05%).

Bina Husada Cibinong (021) 875-8440

Rumah Sakit Bersalin Assalam Cibinong (021) 875-3724

Rumah Sakit Bersalin Tunas Jaya Cibinong (021) 875-2396

Rumah sakit Bina Husada Cibinong (021) 8790-3000

Rumah sakit Ibu dan Anak Trimitra Cibinong (021) 8756-3055

Rumah Bersalin & Klinik Insani Cibinong (021) 875-7567

RS Sentosa Bogor, Kemang (0251)-7541900

RS Ibu dan Anak Juliana, Bogor (0251) 8339593, Fax. (0251)-8339591

RSIA Bunda Suryatni (0251) 7543891,(0251) 754-3892

Klinik Insani Citeureup (021) 879-42723

RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi (021) 8230426

Rs Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo

Cisarua-Bogor (0251) 8253630, 8257663

RS Asysyifaa Leuwiliang (0251) 8641142

RS Vania IGD (0251) 8380613, (0251) 8380601/8380605

RSKIA Sawojajar (0251) 8324371 sebagian daripada iman, yang Allah sematkan pada setiap insan dengan kadar porsi yang lebih pekat kepada wanita. Namun jika setan berhasil menisbikan rasa malu, wanita menjadi enggan memiliki mahkotanya yang berupa rasa malu ini. Maka bencana terdahsyat pun tak terhindarkan lagi, manusia akan hidup seperti binatang, bahkan lebih rendah lagi. Maka generasi terburuk pun akan terbentuk dari rahimrahim wanita seperti ini, wanita yang tidak mengenal malu. kaysanajwa66@gmail.com

Banyaknya perempuan terjerat pinjol bukan sekedar karena minim literasi keuangan. Mereka bisa jadi sudah tahu konsekuensi melakukan pinjaman secara online, apalagi yang ilegal. Beritaberita di media masa sudah banyak yang memberitakan tentang nasib orang-orang yang menjadi korban pinjol. Mulai dari bunga yang sangat tinggi, penyebaran data pribadi. Sehingga teror oleh penagih utang dan berujung bunuh diri. Bahaya pinjol bisa berakibat fatal dari mulai bunga yang mengandung riba, sampai terkadang isi rumah di jual untuk membayar pinjaman dari yang pokoknya sampai bunganya. Tidak sampai disitu saja, kadang orang-orang terdekat bisa menjadi jaminan sampai kalau telat membayar cicilan, orang terdekat juga ikut ditagihnya.

Jamilah Umi Muthia Gunung Putri

This article is from: