4 minute read

Angkot ”Dirampingkan”

Pemandangan itu diperparah dengan angkot-angkot yang membandel, parkir dan mengetem di bahu jalan, mengakibatkan Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Dewi Sartika jadi langganan macet. Kemacetan bahkan mengular hingga jalurjalur tikus, yang berada di sekitar kawasan ini.

Sejumlah penertiban sudah berulang kali dilakukan personel Dinas Perhubungan (Dishub), dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor. Namun kondisi yang sama juga berulang kali terjadi. Melihat kondisi itu, Wali Kota Bogor Bima Arya tak menampik, jika angkot jadi biang kemacetan di sekitar Alun-Alun Kota Bogor, juga beberapa titik lainnya. Oleh karena itu, dirinya akan menggeber rencana pengurangan angkot secara bertahap. “Secara bertahap angkot akan kami kurangi. Target kami angkot di pusat kota sudah sangat berkurang, ketika Jembatan Otista selesai,” ucap Bima saat ditemui Radar Bogor di Bogor Creative Center, Sabtu (10/6).

Puskeswan Hingga

Dirinya berjanji, penertiban angkot, terutama yang sudah berusia di atas 20 tahun, bisa terealisasi. Dengan begitu, angkot yang berhenti sembarangan akan berkurang. Selain angkot, Bima juga akan membereskan proyek jalur pedestrian lanjutan, di sekitar Alun-Alun Kota Bogor. Yakni di Jalan Nyi Raja Permas dan Jalan Dewi Sartika.

Klinik Mobile Gratis Jadi Primadona

Kemirisan ini coba disasar drh Anizar, kala ditunjuk jadi

Kepala Bidang Peternakan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor, tahun 2021 lalu. Perbaikan pun digencarkannya. Baik dari dari sisi fisik bangunan, hingga promosi layanan via media sosial.

Perubahan itu pun kini begitu terasa. Puskeswan yang berlokasi di Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan kini jauh lebih melesat. Tidak kurang dari tiga pasien selalu datang setiap harinya, untuk mendapat perawatan di sana.

”Setelah kami renovasi dan gencar promosi, masyarakat sekarang sudah banyak yang datang. Pelayanan gratis ini rutin dibuka pada hari SeninJumat pukul 08.00-14.00 WIB,” tutur Ani.

Pembatasan dilakukan, karena Ani harus membagi waktu dengan pelayanan rutin Klinik Mobile, yang juga dicetuskannya. Lewat program ini, ia mencoba jemput bola, memberikan pelayanan pada hewan-hewan yang tidak bisa dibawa ke Pukeswan. Setiap hari, mobil klinik itu menyambangi peternakan warga di wilayah-wilayah, untuk mengobati hewan ternak mereka, dan memeriksa pasien yang masuk radar monitoringnya. Bukan hanya pengobatan, mobil klinik itu juga rutin menggelar vaksinasi rabies di pemukiman warga. Perempuan jebolan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syah Kuala, Banda Aceh itu, memang berkomitmen menjaga zero casenya rabies di Kota Bogor. Di tahun 2021 lalu, Bidang Peternakan sempat mendapat ujian wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang merebak dan merundung wilayah Indonesia. Berbagai upaya pencegahan dan penanganan, keras dilakukan Ani dan kawan-kawan. ”Karena saat itu belum ada vaksin, akhirnya kami berupaya menangani dengan obat tradisional dan ekoenzim ke lapak-lapak warga,

Bima Minta Ruang Inovasi Pelajar

Di ajang ini, para pelajar yang masih berusia belasan tahun itu, memperkenalkan hasil karya dan penelitian mereka pada public, di Gedung Bogor Creative Center pada Sabtu (10/6).

Beberapa inovasi mereka, di antaranya lilin aroma anti stress, pakan hewan kucing, kesenian kujang, sayur kering, dan sejumlah inovasi lainnya.

Kepala SMX Bogor, Agus Gusnul Yakin mengatakan, Bogor Makers Fair menjadi wadah bagi anak-anak muda, untuk menampilkan karyanya yang berasal dari projek di sekolah.

Karya itu disebutnya merupakan peleburan antara hal yang disenangi pelajar (passion), dan masalah yang ada di masyarakat (concern).

Cara itu disebutnya berhasil membuat para pelajar sukses meniti karir bisnis, ketika lulus dari sekolah. ”Sebanyak 40 persen alumni kami berhasil melanjutkan projeknya menjadi bisnis. Ada yang sambil kuliah, tapi ada juga yang langsung,” ucapnya.

Melalui ajang ini pula, pelajar yang awalnya dianggap lemah secara akademik, justru menemukan potensinya. Ia mengungkapkan, sejumlah karya yang ditampilkan pernah mendapat posisi wahid, di ajang Bogor Innovation Award beberapa waktu lalu.

Inovasi mereka itu pun mendapat apresiasi Wali Kota Bogor Bima Arya. Menurut Bima, sebuah kota akan berkembang apabila ekosistem inovasinya berjalan. Namun hal itu diakuinya juga masih menjadi pekerjaan rumah, bagi Pemkot Bogor yang belum mampu membangun ekosistem inovasi secara keseluruhan. Bima berpendapat, harus ada kelanjutan yang diterima para siswa, setelah berhasil menciptakan inovasi.

”Buat dinas bukan hanya kasih panggung, melainkan juga buka ruang selanjutnya untuk riset, pengembangan, dan kiprah selanjutnya,” pesan Bima. (fat/c) supaya mereka terhindar dari kerugian. Perjuangan luar biasa sejak akhir Mei, kami gencarkan hingga akhirnya berhasil zero case di akhir Agustus 2023,” tutur dia.

Dirinya bahkan berupaya mengusahakan bantuan dari

Kementerian Pertanian, pascawabah tersebut. Agar, kata dia, para petani mendapat ganti rugi sebesar Rp10 juta untuk setiap satu sapi milik peternak yang mati, karena potong paksa.

Ke depan, Ani bakal kembali mengusahakan bantuan keuangan kompetitif dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk membuat edu agro wisata sebagai wahana edukasi masyarakat, soal bidang peternakan di Kantor DKPP.

”Kami akan membangun kandang sapi, domba, serta memindahkan Puskeswan ke lokasi tersebut sehingga memiliki fasilitas yang lebih lengkap seperti pemeriksaan darah, USG, rawat inap, dengan peratan yang lebih canggih,” ungkapnya.

Ani berharap, upayanya tersebut bisa semakin memberikan manfaat bagi masyara kat Kota Bogor terutama peternak dan pemilik hewan peliharaan. (fat/c)

“Akan kami mulai lanjutan jalur pedestrian dan penataan kawasan di sana. Pemenang baru saja selesai yang Nyi Raja Permas. Sementara lainnya masih berproses,” , ucap Bima. Dirinya menargetkan kawasan tersebut lebih rapi, dan tertata di akhir tahun. Bahkan untuk memaksimalkan rencana itu, Bima menyebut dirinya akan berkantor di Alun-Alun

Kota Bogor. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina menambahkan, pengumuman pemenang lelang proyek jalur pedestrian, atau trotoar Dewi Sartika sudah disampaikan pada 9 Juni kemarin. Sementara tanda tangan kontrak akan berlangsung pada 16 Juni mendatang.

“Ini kelanjutan yang sebelumnya. Akan dibangun di sisi kiri dan kanan, sampai ke pasar. Panjangnya masing-masing 400meter, jadi total 800meter. Pembangunan akan dimulai bulan ini, karena sudah mepet,” tutur Rena. Nilai pagu yang digelontorkan untuk membangun proyek tersebut, lanjut Rena, adalah berjumlah Rp10 miliar. (fat/c)

Nasib Pengusaha Masih Terkatung-Katung

Adapun permintaan tersebut, yakni keringanan pembaya ran pajak yang dibebankan kepada para pelaku usaha, yang berjualan di sekitar Jembatan Otista. “Secara regulasi sedang dikaji ya, dengan dinas-dinas lain yang terkait sesuai arahan pak wali,” kata Kepala Badan Pendapat Daerah (Bapenda) Kota Bogor,” kata Deni. Namun begitu, dijelaskan Deni, ada formula yang dimungkinkan dapat diberikan kepada para pengusaha, sesuai dengan per- mintaan mereka, yakni dengan memberikan insentif. Di mana, insentif ini merupakan turunan dari Perda RTRW, yang leadernya berada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor. “Makanya lagi dikaji dari regulasi yang ada, mana yang paling bisa digunakan sesuai arahan pak wali,” ungkap Deni. Disisi lainnya, Pemilik Restoran Bebeke Om Aris Cabang Bogor M Iqbal berharap, ada hasil baik yang diberikan kepada para pengusaha, yang terdampak pembangunan Jembatan Otista. Sebab pihak- nya pun siap membuka semua data penjualan, dan pengeluaran operasional usahanya, selama Jembatan Otista dilakukan pembangunan. “Semoga ada kabar baik. Kita siap buka semua data supaya bisa jadi bahan pertimbangan, kenapa kita meminta keringanan pajak,” pungkas dia. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina tidak ingin merespon mengenai insentif untuk pengusaha terdampak Otista. “Tanyanya soal itu ke Kadis UMKM yaaa,” singkatnya. (ded/c)

Rapat pembahasan kegiatan Juli mendatang, sembari makan bersama di Hafa Resto.

APSAI Kota Bogor

This article is from: