4 minute read
SANG PENYISIR KOTA HUJAN
balik indah dan bersihnya wajah Bogor, terdapat peran pasukan yang senantiasa setia menyisir setiap sisi kota. Tugas itu diemban meski di bawah terik matahari,
MEREKA adalah Pasukan Kuning. Tim yang berada di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor ini, memegang peranan vital menjaga kota bebas dari sampah berserakan.
Tim yang selalu mengenakan rompi kuning saat bertugas ini memiliki kewajiban mulai dari penyapuan, pengangkutan sampah, hingga pengendalian kebersihan.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan
DLH Kota Bogor, Asep Faizal Rahman menjelaskan pasukan ini terdiri dari elemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dan tenaga kontrak. Jumlah anggotanya saat ini lebih dari 1300 orang.
Jadi Percontohan untuk Daerah Lain
WARGA Perumahan Mutiara Bogor Raya-Graha Pajajaran, Kelurahan Katulampa, punya andil dalam kesuksesan Kota Bogor meraih Adipura. Mereka sudah bisa mengolah sampah rumah tangga, menjadi berkah atau bernilai ekonomis.
Itu diwujudkan dengan terben tuknya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R (TPST 3R). Hebatnya, TPST 3R di sana selalu menjadi tempat studi banding, dari dalam hingga luar negeri. Ketua TPST-3R Perumahan
Mutiara Bogor Raya, Bandung Sahari mengatakan, TPST 3R Katulampa ini, menjadi salah satu yang terbaik di Kota Bogor. Mereka bekerja bukan saja membantu dalam pengelolaan sampah lebih dari 900 keluarga, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar sebagai petugas operator TPST. Menurut Bandung, butuh proses untuk membentuk sistem pengolahan sampah di perumahannya. Misalnya saja, dengan selalu memberikan penghargaan kepada operator terbaik, sebagai salah satu upaya untuk memberikan apresiasi ini kepada warganya.
“Apresiasi untuk petugas
IST anggota komunitas Bogor Clean Action saat mengajak pelajar Kota Bogor ikut mengkampanyekan gerakan kebersihan, beberapa waktu lalu.
Sembilan Tahun
Konsisten Pungut Sampah
RAIHAN Piala Adipura bagi Kota Bogor menjadi bukti kuatnya kolaborasi antar pihak. Tak terkecuali komunitaskomunitas yang peduli pada kebersihan lingkungan. Bogor Clean Action jadi salah satu di antaranya. Komunitas yang terdiri dari gabungan pelajar ini memulai pergerakannya sejak tahun 2014 lalu. Saat itu mereka mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di Taman Sempur.
Koordinator Bogor Clean Action, Agil Mulqi menjelaskan, aktivitas itu rutin dilakukan setiap pekan. Dalam sekali turun mereka dapat mengumpulkan 20-30 kantung sampah. “Memang saat itu kondisi Taman Sempur belum seperti sekarang. Kami memungut sampah sembari berolahragas,” tuturnya. Semakin berkembang, komunitas ini kian banyak diikuti oleh masyarakat.
Bogor Clean Action pun kerap membuka diri ketika turun menjalankan aksinya, sehingga masyarakat dapat turut berpartisipasi memungut sampah.
Hingga kini komunitas ini sudah merambah ke tempat-tempat umum lain seperti Taman Heulang, GOR Pajajaran, Katulampa, dan wilayah lainnya. Tak berhenti di situ Bogor Clean Action juga turut terlibat membantu
Dinas Lingkungan Hidup membersihkan sampah pada event tahun baru yang acap menimbulkan banyak sampah. “Jumlah anggota yang aktif sekira 10 orang saja, tetapi kami terbuka untuk umum saat turun beraksi. Informasi itu kami sampaikan melalui media sosial. Sekolah yang sedang intens terlibat di antaranya SMK Tri Dharma dan Sekolah Alam Bogor,” tutur Agil.(fat)
Pasukan kuning memiliki koordinator wilayah, pengendali, dan mandor yang tersebar di 6 kecamatan yang ada di wilayah Kota Bogor. Hal itu dilakukan untuk memastikan seluruh lingkungan bebas dari sampah.
“Mereka bertugas setiap hari dalam 2 shift. Mulai dari pukul 05.00-11.00 dan 11.00-16.00 WIB. Namun untuk di ring satu tim kuning bekerja 3 shift hingga pukul 23.00 WIB. Ini dilakukan untuk memastikan
Kota Bogor Bersih dan nyaman hingga warga istirahat kembali,” tuturnya.
Asep mengatakan tempat-tempat yang menjadi sasaran Pasukan Kuning antara lain tempat umum yang banyak dikunjungi masyarakat seperti sekitaran Kebun Raya Bogor, mall, pasar, jalur pedestrian dan sekolah. Sebab tempat tersebut memiliki aktivitas tinggi sehingga biasa menimbulkan banyak sampah.(Fat)
Mereka bertugas setiap hari dalam 2 shift. Mulai dari pukul 05.00-11.00 dan 11.00-16.00 WIB. Namun untuk di ring satu tim kuning bekerja 3 shift hingga pukul 23.00 WIB. Ini dilakukan untuk memastikan Kota Bogor Bersih dan nyaman hingga warga istirahat kembali,”
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Bogor Asep Faizal Rahman
Satgas Naturalisasi Ciliwung
Gencar Edukasi, Setop Kotori Sungai
SEJAK dibentuk Bima Arya pada Oktober 2018, para personel Satgas Naturalisasi Ciliwung terus bergerak mengabdikan diri mengawal kebersihan sungai. Tim Satgas, Suparno Jumar, memastikan seluruh personel turun ke sungai, setiap Senin sampai Jumat, pagi hingga petang. “Personel Satgas sekarang ada 42 orang. Anggota dari tim komunitas dan tim lokal,” tutur pria yang akrab disapa Pakde Jumar.Membersihkan Ciliwung tak cukup hanya memungut sampah dari sungai saja. Sebab, sampah akan terus datang terbawa aliran air. Oleh karena itu, mereka juga bergerak mengedukasi masyarakat, untuk berhenti membuang sampah ke sungai. “Masyarakat mulai dikenalkan soal pemilahan sampah, dan pengelolaannya sesuai dengan jenis sampah,” ucap dia. Pakde Jumar menilai torehan Adipura harus menjadi tonggak awal masyarakat Kota Bogor, untuk lebih semangat mengelola sampah. Dia pun menekankan kepada masyarakat, agar tidak terlena dengan prestasi yang sudah dicapai saat ini.(fat/c) operator TPST-3R MBR-GR dilakukan setiap bulan (operator of the month, red), dan grand prize untuk Operator terbaik dalam satu tahun (Operator of the Year, red),” kata Bandung Sahari.
Mereka dianggap telah berjasa dalam membantu proses pengelolaan sampah, agar lingkungan perumahan menjadi bersih, dan sampah rumah tangga juga dapat teratasi.
“Kriteria utama dari apresiasi ini adalah kedisiplinan, ketekunan, dan keseriusan bekerja. Agar sampah rumah tangga dapat dikelola dan diproses lebih lanjut untuk dimanfaatkan Kembali,” katanya. Tahun kemarin, pemuda berusia 27 tahun dari Kampung Katulampa Segok, bernama Syaeful, operator sampah TPST, yang menjadi pemenang sebagai Operator of the year. (*/fat)
Sampah Tereduksi, Warga Dapat Rezeki
UPAYA Pemkot Bogor mengatasi persoalan sampah ditempuh dengan berbagai strategi. Salah satunya melalui pengelolaan bank sampah.
Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Hadi Suryana, mengatakan bank sampah memiliki peran signifikan dalam pengelolaan sampah anorganik di Kota Bogor.
Sejak 2015, mereka sudah berhasil mereduksi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, sebesar 20 persen.
Karena setiap harinya, bank sampah dapat mengolah hingga 7 ton sampah. Selain pengelolaan secara langsung, bank sampah juga ternyata berdampak pada perubahan perilaku masyarakat. Kehadiran bank sampah, memicu meningkatnya kepedulian masyarakat pada sampah dan lingkungan. ”Itu membuat mereka lebih terpacu dan semangat mengumpulkan sampah. Sampah yang awalnya takndipansang kini justru menjadi pundi-pundi rupiah tambahan,” terang Hadi.
Kota Bogor memiliki 127 bank sampah. Jumlah itu terdiri dari Bank Sampah Induk Berbasis Aparatur (BASIBA), dan bank sampah unit yang tersebar di seluruh kecamatan. DLH juga masih sangat terbuka pada warga, yang ingin membuka bank sampah. Pemkot justru akan memfasilitasinya dengan memberikan sosialisasi, pendampingan, dan fasilitas berupa kantong pemilah, buku tabungan, dan timbangan digital. ”Terpenting sudah terbentuk kepengurusan nanti akan diperkuat legalitas dari surat keputudan dari kelurahan,” imbuh dia. (fat/c)
POLRES BOGOR
1. PLN Bogor (0251) 8345400
2. Bendungan Katulampa (0251) 8334344
3. RS Hermina Bogor (0251) 8382525, 08129270609
4. RS Melania Bogor (0251) 8321196
5. Rs Pmi Bogor (0251) 8324080
6. RS EMC Sentul (021) 29672977, (021) 29673000
7. RS Mulia Pajajaran (0251) 8379898
8. Damkar Kabupaten Bogor (021) 8753547