Epaper Edisi 24 Juni 2022 | RADAR BOGOR DIGITAL

Page 9

TERUSAN

RADAR BOGOR I JUMAT, 24 JUNI I TAHUN 2022 I 24 DZULQAIDAH 1443 H I HALAMAN 9

Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun Sambungan dari Hal 1 bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-84 pada 22 Agustus mendatang. Hingga tadi malam ini, jenazah masih disemayamkan di rumah duka Sentosa di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Pelayat pun berdatangan silih berganti. Sayang, pihak keluarga berlum berkenan untuk melakukan wawancara. "Mohon diberikan privasi dulu untuk keluarga nanti akan diberikan kesempatan untuk memberi keterangan," ujar salah satu perwakilan dari pihak keluarga. Belum diketahui pasti riwayat sakit yang diderita Rima. Sementara lewat Instagram pribadinya, Marisa Tumbuan meminta kepada khalayak melantunkan doa untuk ibu mertuanya. "Mohon doanya dan mohon dimaafkan semua kesalahankesalahan beliau," tulis istri Aditya Tumbuan itu. Sebelum meninggal, Rima pernah berjuang melawan kanker payudara stadium 3 pada 1989 hingga dia dinyatakan sembuh. Setelah itu, Rima mulai mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat. Dia juga aktif memberikan penyuluhan sebagai survivor di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Kehidupan rumah tangganya bersama aktor Frans Tumbuah jauh dari isu tak sedap. Keduanya hidup rukun bersama keempat anak mereka. Hingga akhirnya, Frans lebih dulu meninggal dunia tujuh tahun lalu. Rima memulai perjalanannya di industri hiburan tanah air sejak 1958. Kiprahnya selama 64 tahun berkarier mewarnai insan perfilman lokal tak perlu lagi diragukan. Lebih dari seratus film yang telah dia bintangi. Rima memulai debut aktingnya lewat film Djuara Sepatu Roda (1958). Tiga tahun setelahnya, dia mendapatkan peran utama dalam film Kasih Tak Sampai (1961) bersama Upit Sarimanah dan Dicky Zulkarnaen. Senjakala di Manado (2016) menjadi karya terakhirnya sebelum Rima menghilang dari layar kaca. Namanya beberapa kali masuk ke dalam nominasi Festival Film Indonesia (FFI). Satu di antaranya, berhasil membawa pulang penghargaan Piala Citra FFI 1973 kategori aktris terbaik dalam film Intan Berduri (1972). Rima juga pernah menjadi juri FFI sebanyak dua kali pada 2006 dan 2010. Prestasi yang didapatnya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. Rima pernah meraih penghargaan sebagai Best Supporting Actress dalam film Ungu Violet di ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50. Wajahnya juga kerap terlihat di sinetron. Selain aktif di depan kamera, Rima beberapa kali terlibat di belakang layar menyutradarai serial televisi Api Cinta Antonio Blanco (1997). Rima juga pernah menekuni dunia tarik suara di awal kariernya. Yakni, menjadi salah satu personel grup penyanyi perempuan terkemuka era 1960-an bernama Baby Doll atau Boneka Dara. Berisikan 4 orang personel, yang terdiri dari Rima, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak. Dari sini lah nama Rima Melati sebagai nama pemberian dari Presiden Soekarno. (shf/ayi)

Dorong Penerapan Teknologi Hadirkan Pendidikan Berkualitas JAKARTAPemerintah Indonesia mendorong pembahasan 4 isu prioritas selama pertemuan Education Working Group G20. Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril mengatakan dalam pertemuan ketiga isu yang dibahas adalah Solidarity and Partnership dan the Future Work Post Covid-19. "Pertama itu tentang universal quality education atau pendidikan berkualitas untuk semua," kata Iwan dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertema “Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi” pada Kamis, (23/6/22). Iwan menekankan pentingnya menguatkan komitmen untuk mencapai pendidikan berkualitas bagi semua dalam mencapai SDGs. juga tak kalah penting adalah menekankan komitmen melindungi kelompok-kelompok rentan terhadap learning loss. Kelompok rentan yang dimaksud Iwan dapat didefinisikan sebagai kondisi sosial ekonomi, geografis, dan parameter lainnya seperti gender. Indonesia mendorong negara-negara anggota untuk memproteksi kelompok ini. "Di sini, Indonesia mengajak negaranegara G20 untuk menguatkan komitmen, bukan saja untuk mencapai SDGs tapi juga agar melindungi kelompok yang paling rentan secara global karena kelompok ini bisa secara domestik tapi juga secara global," paparnya. Selanjutnya, Iwan mengatakan Indonesia juga mendorong pembahasan penerapan digital teknologi dan education. Tema ini dipilih melihat disrupsi akibat pandemi yang terjadi, di mana banyak pemangku kepentingan, utamanya bidang pendidikan mulai mengadopsi teknologi. Iwan mengatakan Indonesia melihat pentingnya memanfaatkan teknologi. Hal ini sebagaimana arahan Presiden Jokowi yang menugaskan Kementerian Pendidikan Tinggi agar mendorong penggunaan teknologi untuk memecahkan masalah akses, masalah kualitas, dan masalah pemerataan pendidikan kita.

DISKUSI: Forum Merdeka Barat 9 menggelar diksusi daring bertema “Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi”, Kamis, (23/6).

”Sehingga kita terakselerasi memacu kualitas yang mungkin masih tertinggal, namun kita bisa melakukan lompatan. Pada saat yang sama, kita juga harus memperhatikan kelompok-kelompok yang rentan,” ujarnya. Ketiga adalah solidarity dan partnership. Menurutnya, tema ini menjadikan keunikan presidensi Indonesia, utamanya di Education Working Group. Sebab, Indonesia mengusung kearifan lokal Indonesia yakni ’gotong royong’ ke dunia internasional, secara khusus kepada negara-negara anggota dan undangan. ”Alhamdulillah, kita didukung dengan luar biasa. Bahkan pada saat ini, negara G20 di Education Working Group itu mengusulkan memasukan gotong royong sebagai bagian dari deklarasi. Bahkan, gotong royong itu menjadi salah satu frame work yang digunakan untuk pemu lihan pendidikan,” tukasnya. Keempat, Iwan menyampaikan isu seputar masa depan dunia kerja pascapandemi atau The Future Work Post Covid-19. Tema ini diangkat, jelas Iwan, setelah melihat disrupsi yang terjadi semakin cepat dan masif selama pandemi covid-19. ”Masa pandemi itu lebih mendisrupsi. Jadi revolusi 4.0 itu semakin terdisrupsi sehingga kita perlu memikirkan ulang bersama-sama bagaimana tentunya relevansinya dunia pendidikan untuk mempersiapkan SDM-SDM kita di masa mendatang,” ungkapnya.

Sementara itu, Tim Juru Bicara (Jubir) G20, Maudy Ayunda mengatakan masalah pendidikan merupakan isu yang sangat kompleks. Hal ini dikatakan Maudy ketika ditanya penyebab adanya kesenjangan dan rendahnya tingkat pendidikan di beberapa wilayah di Indonesia. Menurutnya, performa seorang anak dalam pendidikan tergantung pada banyak hal seperti para orang tua, guru, dan motivasi diri. Selain itu, juga tergantung pada sumber daya penunjang lainnya seperti sekolah, akses terhadap teknologi, informasi, dan lain sebagainya. ”Saya rasa kalau kita berbicara tentang pendidikan, itu adalah isu yang sangat kompleks. Wheather or not seorang anak itu perform, itu dependent on tadi stakeholder guru, orang tua, motivasi diri sendiri, tapi juga resources, sekolah, teknologi, akses terhadap informasi, dan sebagainya,” ungkap Maudy. Maka dari itu, Maudy menegaskan rendahnya mutu pendidikan seseorang tidak bisa dilihat dari satu faktor saja. Namun, belajar dari kondisi selama pandemi covid-19, Maudy menjelaskan, hal yang diperlukan adalah komitmen. ”Saya rasa di manapun kita berada, kalau ada motiviasi intrinsik yang sangat besar dari anak tersebut untuk belajar, ada caranya gitu dengan self learning, mencari sendiri, lewat internet, berbicara dengan orang lain,”

Gandeng RSAU Hassan Toto Lanud ATS, Tekan Laju Pertumbuhan Penduduk & *"', ! -) , ' &$ ( (* & % %-" "' + & * . ' * &)- ' *%"' -' ' ' $ ' ' %" ' ' - -$ ' %- * * ' ' -) , ' ( (* & & *"$ ' ) % . ' ' $ ) #-, $+ ),(* " , ' "'" $ *# + & ' ' -& ! $", ' $ , ' * * ++ ' (,( '- , ' ' # # -',-$ & ' $ ' % #- ) *,-& -! ' ) ' - -$ & % %-" % . ' ' %- * * ' ' * ,"+ -',-$ + ,- #-, $+ ),(* &"+ '"(0 -# "-"* * !"*# * )"/+!" +,"- .% 2 *%/ / 0 /0 "'/+)% ."! *#' * , ! ,-% )"/+!" +,"- .% ,-% / 0 1 ."'/+)% "-( *#.0*# ."-"*/ ' !% 2%( 3 $ 0, /"* +#+- "#% / * %*% )"-0, ' * 0, 3 ! ( ) )"*"' * ( &0 ,"-/0) 0$ * ,"*!0!0' 3 *# . / %*% .0! $ )0( % "#% / * %*% &0# ! ( ) - *#' )"),"-%*# /% -% '/% 3 *# '" ! * -% "(0 -# .%+* ( '" / $0* 4 ")' +#+- "-'+( +- .% !"*# * !- .. * +/+ )"( (0% ,"( 3 * * ! * 0*/0' )") "-%' * ,"-(%*!0*# * '", ! , . *# * 0.% .0 0- '$0.0.*3 '", ! 2 *%/ /"*/ *# '"."$ / * -",-+!0'.%*3 )"*& # '"."$ / * !%-% ! * * '*3 5 ' / "'-"/ .% "- $ "'! 0, /"* +#+- 0-$ *0!%* . /

)"*#$ !%-% '"#% / * ( 3 * * ."-"*/ ' "*0-0/ !% ,-+#- ) %*% ) .%$ $ -0. /"-0. !%( '0' * !% 0, /"* +#+- !"*# * / -#"/ . /0 &0/ '.",/+- , ! / $0* %*% 4 "( (0% ! * %*% ' )% %*#%* )"*# /0- '"( $%- * .0, 3 * '*3 ."$ / % 0*3 &0# ."$ / ($ )!0(%( $ $ -% %*% ." *3 ' ,"."-/ 3 *# )"*#%'0/% ( 3 * * ! * 5 /"- *# 0-$ *0!%* ")"*/ - %/0 +) *! * *#' ( * "*!& & -.) 0(%+*+

)"*#0*#' ,' * '"#% / * ( 3 * * ."-"*/ ' ."&0/ '.",/+- )"( (0% ! * %*% )"-0, ' * - *#' % * '"#% / * )"),"-%*# /% -% '/% 3 *# '" ! * -% "(0 -# .%+* ( '" $0* 0*/0' . /0 &0/ '.",/+- 4 )% "-$ - , ,-+#- ) %*% ! , / )"*%*#' /' * '"."& /"- * '"(0 -# 3 "-.30'0- ! * */0.% . ) .3 - ' / &0# 0'0, /%*##% /"-$ ! , ( 3 * * ! * %*% 5 &"( .*3 ")"*/ - "."-/ "*% !-% *% )"*# '0 ."* *# !"*# * ! *3 ( 3 * * ."-"*/ ' 3 *# !% ! ' * ")' +#+- ! * !- .. * +/+ *0! / *# "*!& & 4 ($ )!0(%( $ ' )% . *# / /"- */0 ' -"* #- /%. & !% %. ."' (%#0. )") */0 )"*30'.".' * ,-+#- ) ,")"-%*/ $ 5 ' / *3 " $ -) , ' ( (* -*! '- "' & '. &) "$ ' * ! ''. + , & ' ! "*" $ " , ' % . ' ' * ,"+ * ', $ " , ' "'" ! +"% $ *# + & ', * -) , ' ( (* ' ' * ++ ' (,( '- ) &"+

terangnya. Menurut Maudy, saat ini menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana membangun budaya mau belajar. Ia menambahkan kemauan bukan hanya pada anaknya saja, namun juga pada stakeholder di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut. ”Mungkin sekarang yang harus dibangun adalah budaya kemauan itu tadi dan kemauan itu bukan hanya di anaknya, tapi juga di stakeholder di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut. Gimana caranya memberi support terhadap anak tersebut dan customize juga karena setiap anak itu tidak ada yang sama,” ungkapnya. Pada kesempatan itu, Maudy juga mengajak anak-anak muda Indonesia untuk update mengikuti pembahasan G20, utamanya di sesi Education Working Group. Sebab pada sesi ini, katanya, banyak isu-isu penting yang dibahas. ”Saya ingin mengingatkan lagi temanteman di sana dan juga anak-anak muda dengan Presidensi G20 karena banyak sekali isu-isu penting ke depannya yang dibahas dan sudah dibahas. Jadi, ikutin terus activitiesnya ke depan,” ajak Maudy. ”Presidensi G20 itu mengangkat topik-topik yang sangat relevan. Walaupun areas of expertise-nya itu seperti education dan lain-lain kadangkadang terkesan sangat macro,” tutupnya.(*).


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.