32 minute read

KK/37 jiwa

Next Article
KK/14 jiwa

KK/14 jiwa

Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Sambungan dari Hal 1

bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-84 pada 22 Agustus mendatang.

Hingga tadi malam ini, jenazah masih disemayamkan di rumah duka Sentosa di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Pelayat pun berdatangan silih berganti. Sayang, pihak keluarga berlum berkenan untuk melakukan wawancara. "Mohon diberikan pri vasi dulu untuk keluarga nanti akan diberikan kesem patan untuk memberi ketera ngan," ujar salah satu perwakilan dari pihak keluarga.

Belum diketahui pasti riwayat sakit yang diderita Rima. Sementara lewat Instagram pribadinya, Marisa Tumbuan meminta kepada khalayak melantunkan doa untuk ibu mertuanya. "Mohon doanya dan mohon dimaafkan semua kesalahankesalahan beliau," tulis istri Aditya Tumbuan itu.

Sebelum meninggal, Rima pernah berjuang melawan kanker payudara stadium 3 pada 1989 hingga dia dinyatakan sembuh. Setelah itu, Rima mulai mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat. Dia juga aktif memberikan penyuluhan sebagai survivor di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.

Kehidupan rumah tangganya bersama aktor Frans Tumbuah jauh dari isu tak sedap. Kedua nya hidup rukun bersama keempat anak mereka. Hingga akhir nya, Frans lebih dulu me ninggal dunia tujuh tahun lalu.

Rima memulai perjalanannya di industri hiburan tanah air sejak 1958. Kiprahnya selama 64 tahun berkarier mewarnai insan perfilman lokal tak perlu lagi diragukan. Lebih dari seratus film yang telah dia bintangi.

Rima memulai debut aktingnya lewat film Djuara Sepatu Roda (1958). Tiga tahun setelahnya, dia mendapatkan peran utama dalam film Kasih Tak Sampai (1961) bersama Upit Sarimanah dan Dicky Zulkarnaen. Senjakala di Manado (2016) menjadi karya terakhirnya sebelum Rima menghilang dari layar kaca.

Namanya beberapa kali masuk ke dalam nominasi Festival Film Indonesia (FFI). Satu di antaranya, berhasil membawa pulang penghargaan Piala Citra FFI 1973 kategori aktris terbaik dalam film Intan Berduri (1972).

Rima juga pernah menjadi juri FFI sebanyak dua kali pada 2006 dan 2010. Prestasi yang didapatnya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. Rima pernah meraih penghargaan sebagai Best Supporting Actress dalam film Ungu Violet di ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50.

Wajahnya juga kerap terlihat di sinetron. Selain aktif di depan kamera, Rima beberapa kali terlibat di belakang layar menyutradarai serial televisi Api Cinta Antonio Blanco (1997). Rima juga pernah menekuni dunia tarik suara di awal kariernya.

Yakni, menjadi salah satu personel grup penyanyi perem puan terkemuka era 1960-an bernama Baby Doll atau Boneka Dara. Berisikan 4 orang personel, yang terdiri dari Rima, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak. Dari sini lah nama Rima Melati sebagai nama pemberian dari Presiden Soekarno.

(shf/ayi)

Dorong Penerapan Teknologi Hadirkan Pendidikan Berkualitas

JAKARTAPemerintah Indonesia mendorong pembahasan 4 isu prioritas selama pertemuan Education Working Group G20. Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril mengatakan dalam pertemuan ketiga isu yang dibahas adalah Solidarity and Partnership dan the Future Work Post Covid-19. "Pertama itu tentang universal quality education atau pendidikan berkualitas untuk semua," kata Iwan dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertema “Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi” pada Kamis, (23/6/22).

Iwan menekankan pentingnya menguatkan komitmen untuk mencapai pendidikan berkualitas bagi semua dalam mencapai SDGs. juga tak kalah penting adalah menekankan komitmen melindungi kelompok-kelompok rentan terhadap learning loss.

Kelompok rentan yang dimaksud Iwan dapat didefinisikan sebagai kondisi sosial ekonomi, geografis, dan parameter lainnya seperti gender. Indonesia mendorong negara-negara anggota untuk memproteksi kelompok ini. "Di sini, Indonesia mengajak negaranegara G20 untuk menguatkan komitmen, bukan saja untuk mencapai SDGs tapi juga agar melindungi kelompok yang paling rentan secara global karena kelompok ini bisa secara domestik tapi juga secara global," paparnya.

Selanjutnya, Iwan mengatakan Indonesia juga mendorong pembahasan penerapan digital teknologi dan education. Tema ini dipilih melihat disrupsi akibat pandemi yang terjadi, di mana banyak pemangku kepentingan, utamanya bidang pendidikan mulai mengadopsi teknologi.

Iwan mengatakan Indonesia melihat pentingnya memanfaatkan teknologi. Hal ini sebagaimana arahan Presiden Jokowi yang menugaskan Kementerian Pendidikan Tinggi agar mendorong penggunaan teknologi untuk memecahkan masalah akses, masalah kualitas, dan masalah pemerataan pendidikan kita.

DISKUSI: Forum Merdeka Barat 9 menggelar diksusi daring bertema “Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi”, Kamis, (23/6).

”Sehingga kita terakselerasi memacu kualitas yang mungkin masih tertinggal, namun kita bisa melakukan lompatan. Pada saat yang sama, kita juga harus memperhatikan kelompok-kelompok yang rentan,” ujarnya.

Ketiga adalah solidarity dan partner ship. Menurutnya, tema ini men jadikan keunikan presidensi Indonesia, utamanya di Education Working Group. Sebab, Indonesia mengusung kearifan lokal Indonesia yakni ’gotong royong’ ke dunia internasional, secara khusus kepada negara-negara anggota dan undangan. ”Alhamdulillah, kita didukung dengan luar biasa. Bahkan pada saat ini, negara G20 di Education Working Group itu mengusulkan memasukan gotong royong sebagai bagian dari deklarasi. Bahkan, gotong royong itu menjadi salah satu frame work yang digunakan untuk pemu lihan pendidikan,” tukasnya.

Keempat, Iwan menyampaikan isu seputar masa depan dunia kerja pascapandemi atau The Future Work Post Covid-19. Tema ini diangkat, jelas Iwan, setelah melihat disrupsi yang terjadi semakin cepat dan masif selama pandemi covid-19. ”Masa pandemi itu lebih mendisrupsi. Jadi revolusi 4.0 itu semakin terdisrupsi sehingga kita perlu memikirkan ulang bersama-sama bagaimana tentunya relevansinya dunia pendidikan untuk mempersiapkan SDM-SDM kita di masa mendatang,” ungkapnya.

Sementara itu, Tim Juru Bicara (Jubir) G20, Maudy Ayunda mengatakan masalah pendidikan merupakan isu yang sangat kompleks. Hal ini dikatakan Maudy ketika ditanya penyebab adanya kesenjangan dan rendahnya tingkat pendidikan di beberapa wilayah di Indonesia.

Menurutnya, performa seorang anak dalam pendidikan tergantung pada banyak hal seperti para orang tua, guru, dan motivasi diri. Selain itu, juga tergantung pada sumber daya penunjang lainnya seperti sekolah, akses terhadap teknologi, informasi, dan lain sebagainya. ”Saya rasa kalau kita berbicara tentang pendidikan, itu adalah isu yang sangat kompleks. Wheather or not seorang anak itu perform, itu dependent on tadi stakeholder guru, orang tua, motivasi diri sendiri, tapi juga resources, sekolah, teknologi, akses terhadap informasi, dan sebagainya,” ungkap Maudy.

Maka dari itu, Maudy menegaskan rendahnya mutu pendidikan seseorang tidak bisa dilihat dari satu faktor saja. Namun, belajar dari kondisi selama pandemi covid-19, Maudy menjelaskan, hal yang diperlukan adalah komitmen. ”Saya rasa di manapun kita berada, kalau ada motiviasi intrinsik yang sangat besar dari anak tersebut untuk belajar, ada caranya gitu dengan self learning, mencari sendiri, lewat internet, berbicara dengan orang lain,” terangnya.

Menurut Maudy, saat ini menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana membangun budaya mau belajar. Ia menambahkan kemauan bukan hanya pada anaknya saja, namun juga pada stakeholder di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut. ”Mungkin sekarang yang harus dibangun adalah budaya kemauan itu tadi dan kemauan itu bukan hanya di anaknya, tapi juga di stakeholder di sekitarnya yang ingin melayani anak tersebut. Gimana caranya memberi support terhadap anak tersebut dan customize juga karena setiap anak itu tidak ada yang sama,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Maudy juga mengajak anak-anak muda Indonesia untuk update mengikuti pembahasan G20, utamanya di sesi Education Working Group. Sebab pada sesi ini, katanya, banyak isu-isu penting yang dibahas. ”Saya ingin mengingatkan lagi temanteman di sana dan juga anak-anak muda dengan Presidensi G20 karena banyak sekali isu-isu penting ke depannya yang dibahas dan sudah dibahas. Jadi, ikutin terus activitiesnya ke depan,” ajak Maudy. ”Presidensi G20 itu mengangkat topik-topik yang sangat relevan. Walaupun areas of expertise-nya itu seperti education dan lain-lain kadangkadang terkesan sangat macro,” tutupnya.(*).

Gandeng RSAU Hassan Toto Lanud ATS, Tekan Laju Pertumbuhan Penduduk

20.596 Bangku Kosong SBMPTN, Dipastikan tak Diperjualbelikan

JAKARTA–Hasil ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021 diumumkan, kemarin (23/6). Sebanyak 192.810 orang dinyatakan lolos.

Jumlah tersebut ternyata tidak memakan seluruh jumlah kursi yang tersedia dalam UTBKSBMPTN 2022. Tahun ini, daya tampung diketahui sebanyak 213.406 kursi dari 800.852 peserta UTBK-SBMPTN 2022. Artinya, masih ada 20.596 bangku SBMPTN masih kosong.

Ketua Lembaga Tes Masuk Pergu ruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari menjelaskan munculnya bangku kosong ini disebabkan oleh adanya program studi (prodi) yang tidak terpenuhi kuotanya. Bisa dibilang, prodi tersebut kurang peminat. ”Jadi, bukan disimpan untuk diperjualbelikan,” tegasnya dalam konferensi pers Pengu muman Hasil UTBK-SBMPTN di Jakarta, kemarin (23/6).

Dia menegaskan bahwa ada sistem yang bekerja sehingga, tak mungkin dilakukan hal-hal di luar itu. Termasuk, soal dugaan anak pejabat yang bisa disisipkan melalui “jalur” bangku kosong tersebut. ”Ada banyak contoh. Anaknya pejabat LTMPT tidak lolos, anaknya wakil rektor besar tidak lolos juga. Itu membuktikan tidak ada jual beli,” ungkapnya.

Anak pejabat LTMPT yang dimaksud merupakan anak dari Direktur Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo. Sang anak ternyata tidak lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang kemudian mengikuti UTBKSBMPTN. Sayangnya, hasilnya masih belum sesuai dengan harapan. Hingga akhirnya, ia pun mengikuti seleksi mandiri dan diterima melalui jalur tersebut.

Di tengah sulitnya upaya masuk PTN, kekosongan bangku ini tentu cukup disayangkan. Karenanya, Ashari mereko mendasikan, agar nantinya pemerintah bisa membuat sebuah program untuk meng-encourage masyarakat ke prodi tersebut. Kemudian, pihak perguruan tinggi juga harus adaptif sehingga prodinya diminati. ”Masyarakat juga harus ada edukasi, kalo anak-anak harus jadi PNS ya akan sepi perta nian ini,” paparnya. (mia)

Kalau Kentut Tinggal Wudu, tapi Memang Halamannya Jauh Banget...

Sambungan dari Hal 1

PANDANGAN yang sedikit terhalang pilar ruangan memaksa Nasir Ali setengah berdiri. Duduk di tengahtengah jemaah, dia mengangkat tangan sembari mencon dongkan badan agar terlihat mereka yang duduk di barisan depan.

Setelah mikrofon berada di genggaman, Nasir mulai berbicara. Tidak ada rasa canggung. Suaranya lantang. ”Bus selawat itu membantu kami ke Masjidilharam, tapi parkirnya jauh,” kata calon jemaah haji (CJH) asal Metro, Lampung, tersebut.

Seandainya bisa, dia minta dicarikan lokasi pemberhentian bus yang lebih dekat dengan Masjidil Haram. ”Kalau dihitung-hitung, langkahnya banyak juga,” ujarnya, lantas tertawa kecil.

Yang diungkapkan Nasir dalam program bimbingan ibadah para CJH itu bukan hanya soal operasional bus yang memfasilitasi jemaah dari pemondokan ke Masjidil Haram selama 24 jam tersebut, tetapi juga soal makanan. Makanan yang disediakan, kata dia, enak. Menunya sesuai dengan lidah orang Indonesia. Cita rasa Nusantara. Namun, menurut jemaah asal Jakarta Pondok Gede itu, ada sebagian jemaah yang tidak bisa mengonsumsinya karena kondisi tertentu. Nasir meminta hal semacam itu turut diperhatikan.

Oralit dan buah juga disinggungnya di program yang diadakan sembari menunggu wukuf di Arafah tersebut. Jemaah diimbau tidak lupa menjaga asupannya. Karena itu, Nasir berharap suplai oralit dan buah selalu ada agar jemaah tidak keku rangan. ”Tolong diperbanyak. Buahbuahannya juga yang bersahabat,” tuturnya.

Ada ratusan CJH Indonesia yang mengikuti bimbingan di musala Hotel Retaj Al Rayyan, Makkah, pada Senin (20/6) siang itu. Mereka berkesempatan menyimak panduan dalam berhaji serta bertanya jawab dengan pembimbing dan konsultan ibadah yang ditunjuk panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH). Selain dari pimpinan pondok pesantren, dihadirkan pemateri dari Kementerian Kesehatan untuk mengedukasi seputar hidup sehat.

Bimbingan ibadah itu dihelat PPIH secara bergiliran. Dari hotel ke hotel tempat jemaah haji Indonesia menginap. Akibat keterbatasan ruang, biasanya satu kali bimbingan diikuti jemaah dari dua kloter atau sekitar 500 orang.

Meski kegiatan itu bertajuk bimbingan ibadah, pertanyaan dari jemaah beragam. Tidak melulu membahas fikih ibadah meski tidak melenceng dari aktivitas keseharian jemaah selama berada di Tanah Suci sembari menunggu masa puncak ibadah haji.

Ada pertanyaan soal layanan transportasi dan makanan seperti yang diajukan Nasir. Ada juga jemaah yang bertanya tips-tips khusyuk beribadah serta keragu-raguan terhadap sah tidaknya ibadah karena najis.

Dua jam waktu bimbingan ibadah jadi tidak terasa lama. Sebab, kegiatan yang dikemas dalam bentuk dialog itu banyak gegerannya. Sebab, tidak semua calon jemaah haji memiliki latar belakang pendidikan yang sama. Jadi, tidak jarang ada pertanyaan spontan yang memicu gelak tawa. Misalnya, saat seorang jemaah nyeletuk bagaimana caranya menahan kentut karena ingin berlama-lama di Masjidil Haram.

Ditambah, KH Aris Ni’matullah dari Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, yang memandu bimbingan ibadah itu bisa menjaga suasana tetap cair. ”Jadi, dokter nyuruh banyak makan, banyak minum karena suasana di sini memang harus begitu. Kalau kemudian ada efeknya kentut, ya gimana ya. Saya nggak ngerti,” ujar dia, lantas tertawa.

Aris menjelaskan ketentuan dalam beribadah. ”Kalau kentut, tinggal wudu saja,” tuturnya. Di halaman luar Masjidil Haram, kata dia, tersedia tempat wudu dan toilet. ”Cuman, halamannya jauh banget. Ini juga problem saya, Pak,” ungkap Aris yang disambut tawa para jemaah.

Namun, kata Aris, kentut itu hal yang alami. ”Asal jangan makan pedas saja, bahaya itu. Saya nggak jawab kalau itu,” katanya. Seisi ruangan pun kembali tergelak.

Aris juga merespons dengan penjelasan yang ringan dan mudah dicerna soal pakaian yang dikenakan dalam menjalankan salat. Jangan sampai pakaian yang dikenakan mengganggu kekhusyukan jemaah lain. ”Jangan sampai orang (jemaah) yang di bela kang tidak khusyuk karena membaca tulisan partai politik ini. Atau, di kausnya ada tulisan Semen Cibinong,” katanya. Lagi-lagi jemaah gerrr… ”Tapi, kalau niatnya seragam, boleh-boleh saja. Diatur saja,” lanjut Aris.

Hadi Musa Said, petugas haji bimbingan ibadah sektor 3 Daerah Kerja (Daker) Makkah, yang salah satunya menuntun jemaah di Hotel Retaj Al Rayyan menyampaikan bahwa setiap hari konsultan ibadah berkeliling ke hotel-hotel untuk menyapa jemaah. Terutama dalam mempersiapkan jemaah menjalankan serangkaian ibadah di Tanah Suci. ”Kami datangkan konsultan ibadah dan kami diskusi bareng,” terang dia.

Sebisa mungkin konsultan dan pembimbing ibadah yang didatangkan memahami karakter para jemaah yang didatangi. Biasanya yang berasal dari daerah yang sama dengan jemaah. Misalnya, KH Aris Ni’matullah dihadirkan karena di pondok pesantrennya banyak santri yang berasal dari Lampung. ”Jadi, dalam memberikan bimbingan ini, kami juga harus menyesuaikan dengan jemaah. Karakternya bagaimana. Setiap daerah karakternya berbeda,” papar Hadi.

Hadi yang bertugas memandu acara pun harus menyesuaikan. Sesekali, dia melontarkan candaan untuk menyegarkan suasana. Menghindarkan kesan serius dan bikin ngantuk. Misalnya, pantun yang spontan dia buat sebelum menutup acara. Sayur asam pasti berkuah Semur jengkol bikin makannya nambah Memang seru ngaji sama jemaah Biarpun ngantuk, tetap semringah

Jemaah pun tidak mau keting galan. Mereka merespons setiap penggalan pantun dengan sahutan ”cakep”. Tawa dan tepuk tangan lantas menggema setelahnya.

Profesor Akhyak, pembimbing dan konsultan ibadah PPIH Daker Makkah, berharap para jemaah tidak ragu berkonsultasi. Demi kesempurnaan ibadah yang dijalankan di Tanah Suci.

Syahrim, jemaah asal Lampung Utara merasa sangat terbantu dengan kegiatan bimbingan ibadah tersebut. Dia bahkan dua hari berturutturut mengikutinya. ”Kemarin ada bimbingan meski kloter lain. Tapi, saya ikut. Sekarang saya ikut lagi,” katanya.

Dari kegiatan itu, Syahrim mendapat banyak tambahan pengetahuan. Tentang hal yang wajib atau tidak wajib selama menjalankan ibadah haji. ”Mudah-mudahan haji kami bisa tertib dan sesuai dengan yang disampaikan bapak-bapak tadi,” tuturnya. (*/c14/ttg)

Kemenkes Temukan 250-an Sekuens BA.4 dan BA.5

JAKARTA–Kementerian Kesehatan melaporkan telah menemukan lebih dari 250 sekuens subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kemen terian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril kemarin (23/6).

Syahril menjelaskan memang dalam satu minggu terakhir kasus naik terus hingga mendekati angka 2000an kasus setiap harinya. Meskipun ia menyebut masih naik turun dan rata-rata berada pada angka 1.900 an.

Kenaikan kasus ini kata Syahril harus menjadi kewaspadaan bersama. “Sebagaimana pengalaman yang lalu, biasanya kenaikan kasus diikuti oleh munculnya sub-sub varian baru,” jelas Syahril.

Ia menyebut bahwa proses Whole Genome Sequencing (WGS) terus dilakukan oleh Kemenkes di provinsi-provinsi yang mengalami kenaikan kasus cukup signifikan. Seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, maupun Banten. Termasuk Provinsi Bali. Sejauh ini sudah ditemukan 143 sekuens B.4 dan 120 sekuens BA.5.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa dalam 1 bulan kasus Covid-19 sudah naik sekitar 10 kali lipat. Padahal, pada bulan Mei kasus harian baru 200-an per hari.

Ia mengatakan sejauh ini perilaku sebaran Covid-19 di Indonesia masih belum bisa diprediksi. Ditambah dengan rendahnya jumlah tes dan pemeriksaan WGS, maka akan semakin sulit untuk menilai perkem bangan perangai virus. “Ini juga sebabnya WHO menyebut ada 3 skenario virus di 2022 yakni base, best, worse, dan kita belum tahu mana yang akan terjadi,” jelasnya.

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi ini mengatakan sejauh ini ada dua jenis skenario penularan. Yang pertama penularannya pada mereka yang lansia, komorbid, serta gangguan imun. Sementara yang kedua adalah penularan lebih besar yang dipicu kerumunan banyak orang dan kontak dengan mereka yang bergejala.

Yoga mengatakan upaya surveilan ketat dan penyelidikan epidemiologi (PE) di lapangan jelas harus ditingkatkan. Dua hal diatas adalah unsur dasar utama pengendalian penularan. “Kalau bisa semua atau hampir semua kasus baru tersedia data dari mana dan bagaimana sehingga sampai tertular,” katanya.

Kemudian cakupan vaksinasi harus diting katkan. Saat ini vaksinasi dosis 2 Indonesia masih di angka 60 an persen. “Ini adalah peringkat nomor dua terendah di ASEAN hanya di atas Myanmar. Booster bahkan masih 23an persen. Jelas harus ada upaya khusus untuk ditingkatkan,” pungkas Yoga.(tau)

Porak–Poranda

Sambungan dari Hal 1

Angga Bayu (28) kaget bukan kepalang oleh teriakan yang bersahutan dengan gemuruh air dari luar rumah. Angga bergegas keluar, sesaat sebelum air bah menggenangi rumahnya. Sambil berpegangan tangan dengan ibu dan adiknya, dia hanya bisa mengucap istigfar dalam hati. Dalam hitungan menit banjir bandang menggenangi bangunan rumahnya. “Alhamdulillah bisa selamat. Hanya rumah yang terendam,” ujarnya. Angga merupakan satu dari ribuan warga Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang yang rumahnya terdampak luapan sungai Cisarua, pada Rabu (22/6) malam.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, ada 2.407 warga Desa Purasari terdampak bencana itu. Tiga orang mengalami luka ringan dan lima kepala keluarga (KK) dari 20 jiwa terpaksa mengungsi.

BPBD juga mencatat 600 unit rumah terdampak, satu unit rumah rusak sedang, dan lima unit rumah rusak berat. “Akses jalan desa penghubung antara RT 01, 02, 03, 04, dan 06 terputus dan satu gedung pesantren Al-Insyiro juga terdampak,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, kemarin.

Sementara untuk di wilayah Pamijahan, satu warga meninggal dunia, satu hilang, dan dua orang luka-luka. 20 KK juga terdampak dan 52 KK/172 jiwa terpaksa harus mengungsi. Bencana banjir bandang dan tanah longsor itu juga menyebabkan 18 unit rumah rusak berat, 2 unit rumah rusak ringan, dan 4 jembatan putus.

Abdul menjelaskan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang, tim gabungan segera mengambil tindakan cepat di lapangan dan berkoordinasi dengan lintas instansi terkait.

“Upaya pendataan saat ini terkendala dengan akses jalan yang terputus. Hingga hari ini banjir sudah surut dan masyarakat mulai membersihkan material banjir dari rumah masing-masing,” kata Abdul.

Dia menjelaskan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor hingga hari ini (24/6), sesuai prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Karena itu, dia meminta masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan bantaran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaan. “Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, maka diimbau agar evakuasi sementara secara mandiri ke lokasi yang lebih aman,” katanya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko menjelaskan untuk wilayah Desa Cibunian, Pamijahan, ada tujuh kampung yang terdampak. Sementara untuk Kecamatan Leuwiliang ada dua kampung yang terdampak bencana banjir dan longsor.

“Sejauh ini, korban meninggal berjumlah satu orang atas nama Aam (40) dan yang belum ditemukan atau hilang atas nama Umar (42),” tegasnya.

Banjir bandang yang menerjang dua wilayah tersebut kata dia disebabkan karena tingginya intensitas hujan yang mengakibatkan meluapnya aliran sungai Cisarua. Saat ini, pihaknya pun masih melakukan pendataan dampak kerusakan banjir bandang tersebut.

Sementara, Camat Leuwiliang Daswara Sulanjana mengatakan sudah meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabu paten Bogor untuk melakukan kajian agar banjir bandang tidak terulang. Pasalnya, banjir di wilayah tersebut bukan yang pertama. “Kami secara umum merekomendasikan agar ada kebijakan larangan eksploitasi sungai diluar fungsi,” imbuhnya.

Terpisah, Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan menuturkan bantuan akan mulai disalurkan kepada warga yang terdampak. Dia mengaku sudah meminta BPBD untuk melakukan evakuasi bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana. (abi/cok/c)

Ketua Umum

Sambungan dari Hal 1

PKB bertemu PKS itu langka. Apalagi kalau sampai bikin ’koa lisi semut merah’ seperti yang mereka wacanakan.

Jokowi ke ruang kerja Mega wati itu mencairkan gonjangganjing isu banteng celeng. SBY Demokrat bertemu Surya Paloh Nasdem itu aneh tapi nyata.

Manuver-manuver itu adalah seperti sebuah reaksi. Terutama reaksi terhadap aksi tiga partai. Golkar, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Lima partai anggota koalisi pemerintah tidak diajak, Anda sudah tahu siapa yang lima itu.

Masih ada satu aksi besar lagi yang terjadi hari-hari itu, yakni penampilan Presiden Jokowi di depan Rakernas Relawan Projo.

Dari berbagai aksi dan reaksi itu, terlihatlah bahwa semuanya masih serba abu-abu dan itu membuat perbincangan di medsos, pengganti obrolan di warung kopi menjadi kian asyik.

Semua manuver itu hebat. Tapi tidak ada yang hebatnya mengalahkan tiga video yang viral tiga hari terakhir.

Pertama, video Puan yang lagi memvideo Megawati dan Jokowi di meja kerja ketua umum PDI Perjuangan itu.

Kedua, video selfi yang dibuat Puan Maharani dan ketiga, yang paling seru video pidato Megawati di depan Raker.

Luar biasa serunya.

Yang merancang agar video itu beredar luas benar-benar hebat. Itu sudah satu manuver tersendiri, yakni bagaimana dari video itu bisa dimunculkan kesan bahwa Megawati itu power full pun sampai seorang Presiden Republik Indonesia harus tampil seperti itu di depan Megawati.

Kalau memang ada tujuannya begitu maka video ini berhasil sekali. Pembuatnya layak dapat bintang. Demikian juga yang memilih video itulah yang harus beredar pun yang mengeditnya.

Apakah Presiden Jokowi dirugikan?

Sama sekali tidak. Justru Pre siden Jokowi mendapat keun tungan yang tidak kalah besar. Melihat adegan itu Pak Jokowi mendapat simpati yang luar biasa. Termasuk dari saya.

Begitu banyak yang memuji Presiden Jokowi: sabar, tabah, tanpa emosi, rendah hati, menga lah, dan sikap segala simbol kemengalahan. Memang ada falsafah Jawa ini: mengalah untuk menang. Itu lebih baik daripada berebut menang tapi kalah.

Rasanya semua orang kini harus belajar menahan ego seperti Presiden Jokowi mampu melakukannya di depan Megawati.

Kesimpulan saya: hari itu Megawati menang. Hari itu Jokowi menang.

Banyak yang bertanya: siapa yang membuat video di ruang kerja Megawati itu. Ada yang menebak: Pramono Anung. Ia adalah Menseskab yang juga mantan sekjen PDI Perjuangan.

Yang pasti: bukan Puan.

Justru Puan terlihat lagi mem buat video. Di situ, Puan me nyebutkan siapa saja yang ada di ruangan itu. Ada nama Pramono, tapi tidak terlihat di video. Berarti Pramono yang memegang HP untuk memvideo itu.

Melihat video-video itu bisa saja setiap orang berbeda penilaian. Berbeda kesan.

Suasana kebatinan Anda pasti berbeda dengan Anda yang lain dan itu akan memengaruhi suasana kebatinan berikutnya setelah Anda dan Anda melihat video yang viral kemarin itu.

Adegannya: Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati duduk di kursi empuk bersandaran tinggi di belakang meja kerjanya. Presiden Jokowi menghadap meja itu, duduk di kursi yang sangat biasa yang umum dipakai di meja makan rumah orang biasa.

Kesan umum yang muncul: Jokowi lagi menghadap Megawati, yakni Jokowi yang bukan presiden Republik Indonesia, tetapi Jokowi yang kader partai. Yang harus tunduk pada ketua umumnya.

Di video lainnya terlihat Puan Maharani lagi membuat video adegan itu. Puan meng ucapkan narasi siapa saja yang ada di ruang itu. Ketika gambar sampai pada Jokowi, Puan menyebutnya sebagai presiden.

Bagaimana perasaan Anda sendiri ketika melihat video itu?

Saya mencoba tes perasaan beberapa teman dari aliran yang berbeda. Umumnya mereka mengatakan kasihan Pak Jokowi. Apalagi melihat body language Pak Jokowi yang terlihat sangat nerima.

Tapi perasaan bukanlah cermin kebenaran. Perasaan lebih mencerminkan emosi.

Padahal, apa yang sebenarnya terjadi mungkin biasa saja. Hari itu akan ada acara pembukaan Rakernas PDI Perjuangan, yakni di markas pusat partai itu di Jakarta Selatan. Tentu kaderkader terbaik partai diundang, termasuk Jokowi yang menjabat Presiden Indonesia.

Sambil menunggu acara dimulai, tokoh-tokoh tertentu singgah dulu di ruang transit. Kebetulan ruang singgah itu adalah ruang kerja ketua umum maka Pak Jokowi singgah di situ. Ia duduk di kursi paling dekat dengan ketua umum. Kebetulan kursi terdekat adalah yang di depan meja kerja ketua umum.

Adakah kejadiannya serba kebetulan seperti itu? Atau sudah didesain? Kita tidak tahu apakah ketua umum tiba lebih dulu atau Pak Jokowi. Apakah Pak Jokowi sendiri yang begitu tiba memilih kursi itu atau diarahkan untuk duduk di situ.

Mengapa tidak didesain dengan bentuk lain? Misalnya ada beberapa kursi di depan meja ketua umum? Tidak hanya satu kursi seperti itu?

Namanya saja politik. Ketua umum partai adalah pemilik kuasa yang sebenarnya. Dulu ada yang mengira DPR-lah yang paling berkuasa. Ternyata semua anggota DPR takut pada ketua umum masingmasing.

Apalagi kalau ketua umum itu cantik dan karismatik, seperti pujian Presiden Jokowi ke Megawati di depan pembukaan Rakernas.

Hidup Ketua Umum!

(Dahlan Iskan)

BOGOR–Mantan Kapolresta Bogor Kota yang kini menjabat Direktur Reskrimsus Polda Bali, Kombes Pol Hendri Fiuser tutup usia, Kamis (23/6). Ia dikabarkan meninggal karena serangan jantung.

Kabsubsie Penmas Polresta Bogor, Iptu Racmat Gumilar mengatakan mantan Kapolresta Bogor Kota periode 20182020 itu meninggal di rumah sakit dalam perawatan medis. Hendri mulai masuk ke rumah

Mantan Kapolresta Tutup Usia

sakit pada 23 Juni lalu. Sebelumnya diketahui almarhum dirawat di Poli Jantung Terpadu (PJT) dan baru saja dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. “Beliau meninggalkan istri dan tiga anaknya,” kata Rachmat, Kamis (23/6) siang.

Jenazahnya dibawa pulang ke Kota Bogor dan disemayamkan di rumah duka di Cipete, Jakarta. Jenazahnya akan dikebumikan di makam keluarga TPU Kayumanis, Tanah Sareal, Kota Bogor. Kapol resta Bogor, Kombes Pol Susatyo Condro Purnomo turut berduka cita dalam keterangannya.

“Kapolresta Bogor Kota beserta staf dan Bhayangkari mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya Kombes Pol Hendri Fiuser (Dirreskrimsus Polda Bali). Semoga almarhum husnul khatimah, diampuni kekhilafannya, diterima amal kebaikannya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ungkapnya secara resmi.

Hendri Fiuser yang lahir 27 Juni 1974 silam adalah seorang perwira menengah Polri. Sejak 17 Desember 2021 mengemban amanat sebagai Dirreskrimsus Polda Bali. Ia meninggal dunia, tepat empat hari sebelum berulang tahun yang ke-46.

Ia pernah menjabat Kapolresta Bogor Kota selama dua tahun pada periode 2018-2020 lalu, sebelum digantikan Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro. Hendri juga tercatat sebagai lulusan terbaik Akpol 1997 dan Sesko TNI Angkatan XLVIII tahun 2021. Ia berpengalaman dalam bidang reserse.

Saat di Kota Bogor, Hendri juga ikut terlibat dalam penyidikan kasus pembunuhan SMK, Adrina Yubelia Noven Cahaya alias Nopen (18) yang saat ini belum terungkap siapa pelakunya. Tak hanya itu, ia juga ikut dalam penyelidikan saat Rizieq Shihab dirawat di RS Ummi yang berpolemik soal prokes masa pandemi Covid-19. (ded/c)

Kombes Pol Hendri Fiuser

Orang Tua Ketar-ketir

Sambungan dari Hal 12 Meski pendaf ta ran PPDB dapat dilaku kan secara on line, beberapa SMA dan SMK di Kota Bogor terlihat masih terus didatangi orang tua calon peserta didik. Bahkan, mereka sudah menunggu di depan halaman sekolah sebelum portal pendaftaran dibuka. Salah satunya SMKN 1 Kota Bogor yang sudah ramai. Bebera pa orang tua terlihat kebi ngu ngan setelah mendapatkan instruksi dari pihak sekolah untuk mendaftar secara online terlebih dahulu.

Salah satu orang tua, Arina Ismawati mengaku tidak mengerti tata cara mengakses portal PPDB. Ia mengatakan selama ini hanya mendapat informasi PPDB melalui saudaranya. “Saya orang awam, tidak mengerti melakukan pendaftaran secara online. Kurang dapat informasi juga,” imbuhnya.

Minimnya informasi itu memaksa Arina harus bolakbalik ke rumahnya di kawasan

Ekoenzim Bantu Sembuhkan Ternak

Sambungan dari Hal 12

Tim kesehatan dari DKPP Kota Bogor melakukan pemerik saan rutin ke sejumlah peternak di Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kamis (23/6). Mereka sekaligus membagikan puluhan botol Ekoenzim kepada peternak sembari menyosia lisasikan dan memberikan edukasi terkait pemanfaatan Ekoenzim itu. Apalagi, penggunaan Ekoenzim itu masih cukup asing bagi para peternak.

“Kita ingin mengedukasi dan menunjukkan ke peternak secara langsung. Termasuk, bagaimana respons peternak dalam menangani sapi-sapinya yang sedang sakit,” tandas Kepa la Bidang Peternakan DKPP Kota Bogor, drh. Anizar kepada Radar Bogor, Kamis (23/6).

Ia mengungkapkan Ekoenzim menjadi salah satu upaya untuk menyembuhkan luka pada hewan terdampak PMK. Beberapa daerah telah menggunakan ramuan itu dan terbukti bisa membantu proses pemulihan. Bahkan, ada yang bisa pulih dalam waktu tiga hari.

“Kebetulan kita dapat bantuan Ekoenzim dari teman-teman Upakara Bhuvana Nusantara. Kita sudah ambil 100 liter untuk dibagi-bagikan ke para peternak. Stoknya masih banyak kalau kita butuh lagi Ekoenzim itu,” papar Anizar.

Ia menerangkan Ekoenzim meru pakan hasil olahan limbah kulit buah dan sayuran yang difermentasi dengan menggunakan gula atau molase selama tiga bulan. Prinsipnya, Ekoenzim mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan kulit buah dan sayuran itu.

Tujuan awal Ekoenzim untuk mengembalikan kesuburan tanah. Meski begitu, fungsinya juga berperan sebagai disinfektan alami melawan virus karena mengandung Asam Sitrat dan Asam Asetat.

“Prinsipnya kan Ekoenzim ini bersifat asam. Virus PMK ini salah satunya mati dengan zat-zat asam. Kalau untuk luka baru pada hewan ternak bisa dipakai dengan perbandingan 1:400 dengan air. Kalau untuk luka yang sudah lama dan parah pakai Ekoenzim yang murni (tanpa dicampur air),” terangnya.

Ekoenzim itu juga bisa dijadikan disinfektan untuk kan dang hewan ternak. Perbandingannya sekitar 1:1000, bisa dipakai untuk mandi dan membersihkan kandang.

Diakui Ani, sapaannya, cairan Ekoenzim sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran wabah PMK. Meski belum terbukti sebagai obat me nyembuhkan PMK setidaknya menjadi alternatif untuk mengembalikan keseha tan hewan yang sakit. Demi meminimalisir sapi-sapi yang tak kunjung terselamatkan.

Pihaknya juga menunggu gelontoran dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk bantuan obat-obatan dan suplemen. Selain itu, vaksinasi dari Pemerintah Pusat juga telah dimulai. Kota Bogor menunggu giliran bantuan vaksinasi dari provinsi Jawa Barat. Rencananya, vaksinasi perdana dimulai, pekan depan.(mam)

Sulap Lahan Sempit, Bernilai Lingkungan dan Ekonomis

Sambungan dari Hal 12 yang bersumber dari gelas kemasan air. Ember semacam itu biasanya disebut dengan budidamber atau budi daya dari ember.

“Jadi, kami sebenarnya sudah punya Program Ngebon di Kota. Program itu sudah lama. Sebenarnya, ini berkaitan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Project best learning,” ungkap Kepala Seko lah SMP IT BBS Syabar Suwar diman saat ditemui di seko lahnya, Kamis (23/6).

Ia menyambut Radar Bogor dalam acara soft launching Pos Pandai Pendidikan dan Pro gram Urban Farming bertajuk Ngebon di Kota. Syabar mengakui best learning tersebut disiapkan agar anak-anak didiknya siap menerapkan kurikulum Merdeka Belajar.

Urban farming sendiri merupakan pemanfaatan ruang terbuka menjadi lahan hijau, yang tujuannya untuk membantu siswa belajar, berwira usaha, sekaligus memperkuat ketahanan pangan. Apalagi urban farming sudah menjadi tren dan kegiatan baru yang digemari banyak orang sejak dimasa pandemi Covid-19.

Saat ini, ada beberapa pengem bangan yang sudah berjalan. Di antaranya budi daya maggot dan juga beberapa pohon yang sudah berbuah. Pihaknya juga tengah mengembangkan tanaman jambu air, jambu kristal merah, dan alpukat. Tak heran, salah satu komunitas tertarik dalam konsep yang sudah dibuat SMP IT BBS itu.

Budidaya maggot juga dinilainya sangat menjanjikan secara ekonomi. Sebab, kebutuhannya saja bisa mencapai 200 kilogram per hari. “Dari telurnya saja Rp5 ribu per gram, ada pene tasan, maggot, dan mengha silkan pupuk, maggot kering bisa dimanfaatkan untuk pakan ayam. Jadi, tak ada yang terbu ang bisa dimanfaatkan,” ucapnya.

Untuk pengelolaannya, semua siswa dilibatkan. Misal, kelas 7 berproduksi mengumpulkan sampah rumah tangga, kelas 8 pemasarannya, dan kelas 9 konsentrasi ujian.

Sementara itu, pihaknya juga melibatkan siswa untuk mengumpulkan sampah plastik melalui kegiatan Pusat Olah

Sampah (Pos Pandai) dan menempatkan koordinator di masing-masing kelas. Bahkan, Pos Pandai itu telah menghasilkan tabungan di salah satu rekening. Kegiatan itu juga sekaligus merangsang pihak yayasan agar menambah lahan urban farming ke depannya. Sejalan dengan program tersebut, SMP IT BBS juga sedang mengejar status Adiwiyata Sekolah yang mengusung wawasan lingkungan. “Karena nyambung dua program bisa disatukan, yaitu Pos Pandai dan Urban Farming. Karena ada pengolahan sampah rumah tangga, sekaligus memilah sampah nonorganik yang bisa dijual karena memiliki nilai eko nomis,” ucap Syabar.

(ded/c) Cerdik Cegah Hipertensi

Sambungan dari Hal 12

Hipertensi berbahaya jika tidak terkontrol karena dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, strok, penyakit ginjal, retinopati (kerusakan retina), penyakit pembuluh darah tepi, gangguan saraf, dan gangguan serebral (otak).

“Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah pada organ besar seperti otak dan ginjal,” tandasnya, dalam webinar Bahaya Tekanan Darah Tinggi dan Serangan Jantung yang digelar RS Azra via zoom, barubaru ini.

Webinar kesehatan itu dilaksanakan dalam rangka gerakan bulan deteksi dini PTM. Hal itu merupakan salah satu program reguler RS Azra yang bertujuan untuk meng kam panyekan pentingnya budaya hidup sehat di media sosial. Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat peduli dan sadar pentingnya menjaga kesehatan pada tubuh.

Kandita melanjutkan diagnosis Hipertensi ditegakkan bila Tekanan Darah Sistole (TDS) di atas 140 mmhg atau Teka nan Darah Diastole TDD di atas 90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas kesehatan. Kendati demikian, beberapa langkah pencegahan hipertensi yaitu dengan pola hidup sehat CERDIK.

“Berasal dari akronim langkah-langkah yakni, Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres,” sebutnya.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk mengurangi asupan garam, mengurangi konsumsi kopi, setop merokok, dan hindari minuman beralkohol. Sebisa mungkin ukur tekanan darah secara berkala, olahraga teratur, dan jaga berat badan ideal.

Selain itu, Kandita juga menjelaskan beberapa poin tentang serangan jantung dalam webinar. Mulai dari gejala hingga penanganannya. Menurutnya, gejala serangan jantung beragam. Bisa saja begejala dan tidak bergejala, nyeri dada kiri yang menjalar, sesak nafas, mati mendadak, denyut jantung tidak teratur, pingsan, dan kejang-kejang.

Bagi yang mengalami gangguan irama jantung dapat dilaku kan pemeriksaan dengan me ngg unakan alat holter. Holter monitor biasanya dipasang pada pasien dengan keluhan sering berdebar, pingsan, dan mudah pusing. (*/pem) Tajur dikarenakan dokumen yang dibawa ternyata kurang lengkap.

Hal serupa dirasakan orang tua calon peserta didik yang mendaftar di SMAN 10 Kota Bogor, Indyanti. Ia menilai sistem online membuatnya merasa ragu dan khawatir untuk menginput. Untuk itu, ia memu tuskan langsung ke sekolah agar bisa dibantu sekaligus bertanya lebih banyak. “Orang tua harus aktif bertanya ke sekolah dan mencari informasi lewat internet. Memang akan sangat sulit kalau tidak tahu teknologi,” ungkapnya.

Ketua Pelaksana PPDB SMKN 1 Kota Bogor, Dede Suryana menjelaskan orang tua sebenarnya bisa lebih mudah mendaftarkan anak-anaknya secara online. Hanya saja perlu berhati-hati dan lebih teliti dalam menginput nilai anaknya. Pihak sekolah juga berusaha membantu orang tua siswa yang ingin mendaftarkan anaknya.

“Kita akan bantu bagi orang tua yang terkendala, mulai dari mengakses portal PPDB, proses pengunggahan dokumen, hingga mendapatkan nomor pendaftaran,” garansinya.

Ia menambahkan pada tahap kedua ini para orang tua juga tidak perlu risau dengan jarak rumah ke sekolah karena jalur yang dibuka untuk SMK kali ini ialah jalur prestasi rapor umum. Orang tua bebas memilih SMK mana yang akan menjadi tempat bersekolah bagi anaknya. Kendati demikian, terdapat poin penting yang harus diperhatikan para orang tua ketika mendaftarkan anaknya. Misalnya, harus mengetahui skor nilai yang dimiliki oleh anaknya sehingga dapat memperhitungkan peluang yang dimiliki. Kuota pada jalur rapor umum sebesar 25 persen dari total keseluruhan 468 kursi. Sebanyak 117 kursi disediakan pihaknya pada PPDB tahap kedua ini. Pendaftaran itu akan dibuka SMKN 1 Kota Bogor hingga 30 Juni mendatang. Ditambah lagi, antusiasme orang tua tergolong sangat tinggi. Di SMKN 1 Kota Bogor jurusan dengan peminat terbanyak yakni jurusan desain komunikasi visual dan akuntansi.(cr1/d)

Wajib Jogging Sebelum Bekerja

Sambungan dari Hal 12 Demak mengakui, hobi lari digelutinya sejak tahun 2016 lalu. Satu tahun kemudian, ia pun mulai menjajal lari ultra maraton. Usahanya itu langsung mem buahkan hasil. Ia pernah membawa pulang gelar juara 3 ITB Ultra Maraton 2017 jarak 170 kilometer. “Awalnya pengen ngurusin badan. Tapi ya, alhamdulillah, bisa juara 3 ITB Ulta Maraton, ucapnya.

Selain urusan hobi, Agustiansyach menganggap dengan berolahraga, badan lebih fit. “Karena ngurusin badan itu

bukan cuma lari, tapi yang utama ngatur pola makan. Tapi udah dapet feel-nya di olahraga lari,” tandas mantan Camat Tengah itu. Bahkan, ia selalu menyempatkan waktu untuk berolahraga lari atau bersepeda sebelum bekerja.(ded/c)

Geger Buaya Cipaku

Sambungan dari Hal 12 di bawah Jembatan Cipaku yang berlokasi di Jalan RE Soemantadiredja, Rabu (22/6) lalu. Video tersebut sempat diunggah ke media sosial. Bahkan, warga yang penasaran juga mulai meramaikan sekitar lokasi jembatan tersebut. “Penasaran. Informasinya ada buaya di Sungai Cisadane,” kata Yudi, pengendara motor yang memarkirkan kendaraanya di tepi jalan, Kamis (23/6).

Ia sekaligus menyaksikan proses pencarian buaya oleh petugas BPBD dan Damkar Kota Bogor. Menurutnya, keberadaan buaya baru pertama kali terjadi di Sungai Cisadane. Oleh karena itu, warga yang mengetahui kemunculan buaya langsung menuju lokasi. “Sengaja datang, mau videoin buaya yang ada di sungai tersebut,” sambungnya.

Petugas gabungan sengaja memancing buaya dengan dua ekor ayam yang diikat pada tali tambang. Hal itu dimaksudkan agar buaya dapat mendekati ayam sebagai pemancing untuk buaya tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Theo Patrocinio khawatir dengan kemunculan buaya itu. Pasalnya, lokasi tersebut menjadi tempat banyak warga memancing dan mencari ikan hingga anak-anak kecil yang sering berenang.

Warga sekitar sudah diimbau agar menghentikan terlebih dahulu segala aktivitas di lokasi tersebut. “Sudah kita imbau agar tidak ada yang memancing dan berenang terlebih dahulu,” tandas Theo.

Buaya yang disebut-sebut jenis muara itu diketahui dalam kondisi terikat lakban dan keadaan lemas. Kabid Pemadam dan Penyelamatan Dinas Damkar Kota Bogor, M. Ade Nugraha menyebutkan hal itu berdasarkan keterangan saksi mata yang sedang memancing ikan. Pihaknya juga masih melakukan penyisiran di sekitar Sungai Cisadane.

“Pencarian kita lakukan dari jam 8 pagi. Kita sisir di sepanjang Sungai Cisadane dari titik lokasi awal ditemukan, tapi belum kelihatan. Kita juga sudah pancing pakai umpan ayam, namun belum keluar atau nampak juga,” bebernya.(ded/c)

SOFYANSYAH/ RADAR BOGOR

Pos Pandai dan Ngebon di Kota ala SMP IT BBS Sulap Lahan Sempit, Bernilai Lingkungan dan Ekonomis

Lahan sempit bukan menjadi kendala untuk mengembangkan pertanian di wilayah perkotaan (urban farming). Buktinya, SMP IT Bina Bangsa Sejahtera (BBS) mampu menyulap lahan seluas 400 meter dengan hasil berbagai komoditas peternakan dan pertanian.

TANAMAN hijau berjejer di atas rak kayu sederhana. Beberapa di antaranya tumbuh dari dalam pot bekas potongan galon. Permukaan tanah dilapisi sabut kelapa.

Di sebelahnya, ada pula ember besar yang dilubangi tutupnya. Dari sana mencuat beberapa daun tanaman

DISULAP...Baca Hal 11

TANAM: Beberapa siswa mengecek dan merawat tanaman yang dibudidayakan melalui program Ngebon di Kota oleh SMP IT BBS, Margajaya, Bogor Barat, Kamis (23/6).

Orang Tua Ketar-ketir

Wajib Jogging Sebelum Bekerja

BOGOR–Kasatpol PP Kota Bogor, Agustiansyach memiliki kesibukan rutin selain memastikan Kota Bogor tetap aman dan nyaman. Pria yang kerap disapa Demak itu bahkan memiliki tiga hobi olahraga sekaligus, yakni lari, sepeda, dan diving.

WAJIB... Baca Hal 11

Agustiansyach

Cerdik Cegah Hipertensi

BOGOR–Penyakit hipertensi mesti diwaspadai masyarakat Kota Bogor. RS Azra membagikan cara cerdik untuk mencegah kematian dari jenis Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Azra, dr. Kandita Arjani, Sp.JP menjelaskan penyakit kardiovaskular memegang sepertiga dari jumlah kematian dr. Kandita Arjani, Sp.JP nasional. Dari survei terhadap 22 ribu orang, 29,2 persen memiliki faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

CERDIK...Baca Hal 11

BINGUNG DAFTAR ONLINE

BOGOR–Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahap II untuk SMA/ SMK telah dibuka, Kamis (23/6). Sebagian besar ora ng tua kelimpungan karena tak tahu cara mendaftarkan anaknya secara online.

ORANG TUA...Baca Hal 11

Kita akan bantu bagi orang tua yang terkendala mulai dari mengakses portal PPDB, proses pengunggahan dokumen hingga mendapatkan nomor pendaftaran,

Dede Suryana Ketua Pelaksana PPDB SMKN 1 Kota Bogor

SISIR: Warga menonton petugas gabungan BPBD dan Damkar Kota Bogor yang melakukan pencarian buaya di Kelurahan Cipaku, Kamis (23/6).

DEDE SUPRIADI/ RADAR BOGOR IMAM RAHMANTO/ RADAR BOGOR OBAT: Tim kesehatan dari DKPP Kota Bogor memeriksa rutin hewan ternak yang sakit di kawasan Kebon Pedes, Tanah sareal, Kamis (23/6).

Ekoenzim Bantu Sembuhkan Ternak

BOGOR–Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Bogor terus ditekan agar tidak menyebar luas. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor mulai membagikan bantuan Ekoenzim untuk para peternak.

EKOENZIM...Baca Hal 11

Geger Buaya Cipaku

BOGOR–Warga di Kelura han Cipaku, Bogor Se latan digegerkan dengan kemunculan seekor buaya di Sungai Cisadane, Kamis (23/6). Imbasnya, aktivitas di sekitar Sungai Cisadane dihentikan

untuk sementara.

Kemunculan buaya di aliran Sungai Cisadane pertama kali dilihat oleh warga berada tepat

GEGER...Baca Hal 11

This article is from: