1 minute read
Normalisasi Sungai
Kurangi Banjir Lintasan
KLAPANUNGGAL–Sejumlah perumahan di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten
Bogor, langganan banjir lintasan. Setiap hujan turun dengan intensitas tinggi, ada ratusan rumah terendam banjir lintasan.
Data dari Kecamatan Megamendung, mencatat ada lima perumahan yang kerap terkena banjir lintasan. Yakni, perumahan Griya PMI Asri, Perumahan Pesona Prima Cikahuripan 5, Perumahan Pesona Prima, Perumahan Cileungsi Asri 2 dan Perumahan Kahuripan Mas.
Banjir diakibatkan karena luapan Sungai
Cibarengkok. Sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi, air meluap dan membanjiri perumahan yang berada di bawah sungai.
”Dari sungai meluap dan membanjiri perumahan yang ada di daerah lebih rendah dari sungai,” kata Camat
Klapanunggal, Ahmad Kosasih, kepada Radar Bogor, Rabu (25/1).
Kosasih memaparkan, penanganan banjir lintasan masih terus dilakukan. Yakni, dengan cara melakukan normalisasi Sungai Cibarengkok juga anak Sungai Cibarengkok tersebut.
”Dilakukan secara bersama-sama. Alhamdulilah sekarang saat hujan dengan intensitas tinggi sudah mulai berkurang perumahan yang terkena banjir lintasan,” paparnya.
Saat ini, kata dia, penanganan banjir dengan melakukan normalisasi sungai, terbilang efektif karena terbukti sudah jarang terjadi banjir lintasan.
”Dari lima perumahan tersebut, hanya dua yang masih terendam banjir lintasan. Itupun hanya di jalan, tidak sampai ke rumah,” tukas dia (all/c)
Program Ketahanan Pangan Desa Kalongliud Kecamatan Nanggung
Dua Hari, Poktan Bisa Panen Dua Ton Timun
Kelompok tani (poktan)
Desa Kalongliud, Kecamatan Nanggung, terus mendorong ketahanan pangan yang dilakukan di desanya. Terbukti, program itu bisa menghasilkan di Kalongliud.
SUDAH beberapa bulan ini, para petani di Desa Kalongliud menanam sayuran. Salah satunya, timun. Berkat ketelatenan, mereka sudah memanen buah timun sebanyak dua ton dalam sekali panen.
”Ini sudah tujuh kali panen, untuk jangka waktunya setiap dua hari sekali mampu menghasilkan hingga 2 ton,” kata Kepala Desa Kalongliud Jani Nurjaman, yang ikut serta dalam panen timun, kepada wartawan. Jani Nurjaman menjelaskan, program ketahanan pangan di desanya bukan hanya untuk nabati, tapi termasuk dengan kebutuhan protein hewani.
”Program ketahanan pangan 2022 mengalokasikan untuk pertanian sayur mayur (ketimun, kacang panjang, jeruk nipis, jagung) sedangkan untuk Peternakan domba, ayam telur, ikan nila dan gurame, serta Lele,” jelasnya.
Jani menyebut, hasil panen langsung dijual ke Pasar TU Kemang Bogor, tapi saat ini para petani mengeluhkan harga timun yang cukup murah. Kata dia, pemerintah untuk bisa menjaga inflasi agar tidak merugi di saat panen tiba. Karena harganya sempat anjlok berkisar Rp500 rupiah perkilogram.
”Kami sempat melaksanakan rapat evaluasi progres ketahanan pangan, membahas keuntungan memang belum maksimal. Tetapi kami, memberikan dorongan untuk dilanjutkan kembali pertanian dan peternakan,” kata Jani.
Jani berharap, ketahanan pangan ini bisa menjadi program yang berkelanjutan dan terus dikembangkan, menciptakan kemandirian serta membangkitkan potensi perekonomian masyarakat. ”Artinya program ini kita sampaikan kepada masyarakat dan bisa dimanfaatkan.
PANEN: Petani dari Poktan Desa Kalongliud merapikan timun-timun yang baru dipanen untuk dijual ke Pasar TU Bogor.
Mudah-mudahan tahun depan dapat dianggarkan kembali oleh pemerintahan pusat melalui dana desa,” katanya. (Abi/c)