6 minute read
Tekan Stunting, Pemkot-Polisi Atur Strategi
Sambungan dari Hal 12
Secara umum, angka stunting atau tengkes nasional turun 3,8 persen pada 2022. Yakni dari 27,7 persen pada 2021, turun menjadi 21,6 persen pada 2022.
Data angka penurunan ini disampaikan Presiden Jokowi dari laporan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut Jokowi, penurunan ini hasil kerja keras semua pihak.
Rencananya, program tersebut akan dikemas dalam kegiatan Jumat Curhat, yang digagas
Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
“Hari ini kami menyiapkan perangkat untuk bisa sepakat data sebelum nanti Polresta Bogor Kota akan lokus, dan fokus kemana,” kata Kepala
Bidang Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor, Risna Widiastuti, kepada wartawan, Senin (30/1).
Menurut perempuan yang kerap disapa Risna itu, dalam hal ini, pemkot menyiapkan data semisal jumlah bayi absolut stunting di daerah
Cibadak Kecamatan Tanah
Sareal, atau Cikaret di Kecamatan Bogor Selatan.
“Jadi dipilihkan lokusnya hari ini, berdasarkan kebutuhannya (Polresta Bogor Kota, red), jadi mau yang tinggi atau yang sudah diatur, atau memang pendekatan dari sisi keluarganya,” papar Risna.
Penanganan kasus stunting di Kota Bogor, dijelaskan Risna, masih menjadi program prioritas pemkot, baik melalui treatmen kelurahan di luar lokus, termasuk sembilan dinas yang terlibat dengan indikator cakupan intervensi spesifik, dan sensitif.
Pertama, Dinas Kesehatan terkait penanganan ibu hamil, pelayanan kesehatan di puskesmas, dan pemberian makanan tambahan pendamping ASI.
Kedua, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) mengintervensi keluarga beresiko stunting, dan fokus dalam pencegahan.
“Misal ada calon pengantin yang hendak menikah dijadwalkan dibulan apa, sebelumnya mereka harus dibekali dengan edukasi,” ucap dia.
Kemudian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian konsen dalam penyediaan pangan yang baik, semisal beras organik. Kedepan polanya karena harganya yang mahal, mungkin akan dibeli oleh pegawai ASN.
“Hasil penjualan akan dialihkan kekegiatan pro duktif penanganan gizi,” imbuh Risna.
Dibeberapa dinas lainnya, juga melakukan intervensi sensitif atau melalui fisik, dalam penanganan kasus stunting di Kota Bogor.
Salah satunya dengan pembangunan septitenk komunal, untuk mengurangi buang air besar sembarangan (BABS).
“Sebanyak 70 persen faktor stunting dikarenakan masalah pembangunan fisik, seperti septitenk komunal untuk mengurangi BABS,” ucap dia.
Lalu, Bappeda melakukan manajerial untuk berkoordinasi dengan Pemerintah pusat, Provinsi Jawa Barat.
“Kira-kira ada pedoman apa, pengayaan apa, kita update dan disampaikan atau kami rapatkan,” ungkap Risna.
Disisi lain, pemkot berkolaborasi dengan Childfund Internasional dan WU atau Warga Upadaya, dalam hal penanganan kasus stunting selama dua tahun terakhir.
“Mereka menamkan Exit Strategi dan program ini masih berjalan. Kemarin saja baru audiensi dari Childfund Internasional, kelihatanya mau ada istilah spesifik Klinik Batagor 2023, atau Ibu Bapak Tangguh Kota Bogor,” ucap dia.
Pada tahun ini, Pemkot Bogor juga mendapatkan bantuan hibah kompetitif sebesar Rp2,1 miliar. Di mana, untuk mendapatkan hibah tersebut tidak mudah.
Disisi lain, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengajak semua pihak untuk menerapkan semangat dan strategi ‘total football’ di Kota Bogor. Itu dilakukan untuk mengamankan target-target yang sudah ditetapkan pemerintah pusat, salah satunya penanganan stunting.
Dengan strategi total football, kata Bima, semua elemen, mulai dari pimpinan tertinggi di pusat, daerah sampai camat, lurah bahkan RW dan RT bergerak. Sehingga Indonesia bisa menangani pandemi Covid-19.
Semangat dan strategi serupa diimbau presiden, untuk diterapkan juga dalam menangani stunting.
“Jika Covid-19 saja bisa menang, masa urusan stunting kita tidak bisa menang,” tegas Bima Arya.
Di Kecamatan Bogor Barat, khususnya dan Kota Bogor secara umum, angka dan data stunting sudah lebih baik.
Namun demikian, Kota Bogor kata Bima, akan menduplikasi total 100 persen langkah yang diambil Pemkab Sumedang dalam menangani stunting.
Yaitu dengan memanfaatk an IT dan aplikasi. Tidak hanya untuk masalah stunting, tetapi juga untuk yang lain nya. (ded/c)
Menggantungkan Asa pada Cap Go Meh
Sambungan dari Hal 12
SEMARAK event BSF CGM kian hari semakin terasa. Khususnya di kawasan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah.
Deretan lampion tampak menggantung di atas jalan, dan di depan pertokoan. Bazaar sembako di Vihara Dhanagun terus ramai dikunjungi.
Atmosfer ini bertambah semarak, kala mulai menjamurnya para pedagang aksesoris CGM, di sepanjang kawasan pecinan itu.
Sekiranya, ada 20 pedagang mulai menggelar lapaknya di depan toko-toko.
Mereka pamerkan produkproduk dagangan, di rangka etalase miliknya. Aksesorisnya beraneka ragam. Misalnya mainan barongsai mini, topi barongsai, dan aneka topeng warna-warni.
Junaedi jadi salah satu pelakunya. Pria kelahiran tahun 1963 ini, menggelar lapak aksesorisnya di depan toko benang Menara. Dia berdiri, menyandarkan punggung di tembok, sembari merayu pejalan kaki agar membeli dagangannya.
Dia sudah lama berjualan di sana. Sejak tahun 70-an.
Junaedi berbeda dengan pedagang aksesoris CGM lain, yang hanya musiman saja.
Dirinya mengaku, memang berjualan mainan barongsai mini, serta kapal otok-otok, bahkan saat di luar momen Imlek dan CGM.
“Barangnya saya datangkan dari tempat para pengrajin mainan barongsai di Cirebon. Di sana ada teman yang membuat. Saya tinggal jual saja di sini, kemudian setoran,” terangnya. Perayaan CGM memang jadi momen yang ditunggu olehnya. Karena pada saat itulah, barang dagangannya lebih laku terjual.
Di hari biasa, hanya sedikit orang yang melirik dagangannya. Namun di momen CGM, aksesorisnya bisa laku 5-6 buah.
“Bersyukur sekali ada ini (event BSF CGM) lagi. Tahun kemarin sepi sekali, mudah-mudahan tahun ini ramai,” harapnya. Pria yang mengontrak di wilayah Paledang ini, amat menggantungkan asanya pada helaran itu.
Junaedi ingin dagangannya laris manis, sehingga banyak meraup untung. Dia bercerita, ia jarang sekali pulang ke kampung halamannya di Cirebon. Alasannya, karena tidak punya ongkos.
Sudah 3 bulan ia tak pulang ke sana. Junaedi menyimpan rindu pada istri dan tiga anaknya.
Ia ingin hasil jualannya bisa jadi ongkos pulang kampung, dan bisa memberi nafkah yang cukup untuk keluarga di sana.
Namun, ia mesti bersaing dengan puluhan pedagang serupa lainnya. Karena ia menyebut setiap BSF CGM digelar, ada sekira 70-80 pedagang musiman Cirebon yang datang ke Kota Bogor.
“Biasanya mereka datang hari Jumat dan baru pulang di hari Senin atau Selasa. Setelah itu saya tinggal sendiri lagi yang jualan di sini,” ucapnya. (Fat/c) telah terjalin semakin berjalan baik. Selain itu juga diharapkan dapat melebarkan dan menambah relasi di bidang bisnis,” tuturnya. Firman mengatakan, dengan baiknya kerja sama tersebut, maka Zoom Group bisa terus berkembang, mengikuti tren, serta terus eksis menghadapi perubahan pasar global.
Direktur Utama Zoom Group, Musbakri menambahkan, turnamen futsal digelarnya dengan tujuan, agar perusahaannya bisa berpartisipasi dalam memajukan olahraga futsal di Kota Bogor.
Selain turnamen, Zoom Group juga bakal menggelar berbagai event lainnya. Salah satunya ialah road show ke SMA, SMK, serta Perguruan Tinggi di Kota Bogor untuk mensosialisasikan teknologi terbaru. “Harapan kami, Zoom bisa terus eksis sampai jangka waktu yang lama dan bisa berkontribusi maksimal dalam perkembangan IT di Bogor dan Indonesia,” harap Musbakri.
Tim yang berhasil keluar menjadi juara 1 diberikan hadiah sebesar Rp3,5 juta, juara 2 sebesar Rp2,5 juta, sementara juara 3 mendapat hadiah Rp1 juta. (cr1/c)
Jalan Rusak dan Berbahaya, Sabar Ya..!
Sambungan dari Hal 12
“Kami upayakan secepatnya, karena saat ini beberapa pekerjaan masih dalam proses pengadaan,” kata Marketing Communication Department Head JMT, Irra Susiyanti. Menurut Irra, kewenangan pemeliharaan u-turn tersebut memang di tangan Jasa Marga. Namun, karena adanya pencampuran lalu lintas, maka ada rencana alih kewenangan pengelolaan ke Pemerintah Kota Bogor.
“Pada awalnya, full accses control di Jasa Marga. Namun sekarang terjadi pencampuran lalu lintas, ada lalu lintas arteri, termasuk kendaraan roda dua. Kami sedang berkoordinasi dengan Pemkot Bogor untuk serah terima pengelolaan akses itu,” terang Irra. Mengingat belum adanya perbaikan, pengguna jalan diimbau berhati-hati saat melintasi jalur tersebut. Terutama ketika hujan. Pantauan Radar Bogor pada Senin (30/1), sejumlah lubang besar mengaga di bagian kanan jalan. Genangan air juga tampak menutupi lubanglubang tersebut. Kerusakan ini hampir memakan separuh badan jalan. Sementara sebagian lagi, kondisi nya bergelombang. Situasi ini membuat para pengendara mesti ekstra berhati-hati jika melalui jalur tersebut. Kecepatan kendaraan yang berkurang, kerap menimbulkan antrean kendaraan di jam-jam sibuk. (fat/c)
Taman Heulang Dijaga Ketat!
Sambungan dari Hal 12
Kepala Satpol PP Kota Bogor, Agustian Syach, menjelaskan tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah adanya pasar kaget para Pedagang Kaki Lima (PKL). Menurut Agus, kepadatan PKL mengurangi kenyamanan warga di sekitaran Taman Heulang. “Kami menerima laporan warga yang mengeluh, kami sudah memeriksa lokasi dan memetakan masalah ini bersama kecamatan,” ujar Agus. Diakui Agus, para pedagang tidak hanya berjualan pada hari Minggu saja. Ada beberapa yang memang berjualan hampir setiap hari. Namun, penyekatan yang ditekanakan saat ini lebih kepada para pedagang yang berjualan di akhir pekan. Karena jumlah PKL yang menggelar lapaknya di Minggu, jauh lebih banyak dibanding hari biasa. “Atensi kita hanya yang di hari Minggu. Walaupun di aturan tidak boleh semua (berdagang di taman, red).
Tapi kalo hari-hari biasa, kami lihat tidak terlalu mengganggu aktifitas warga. Hanya ada beberapa saja. Makanya kami tidak pukul rata,” jelas Agus. Upaya penanganan pun sudah dilakukan sejak Minggu (29/1).
Personel Satpol PP dan aparatur Kecamatan Tanah Sareal, telah turun ke lapangan melakukan penertiban. Meski ada penolakan, Agus mengaku telah mencoba berkomunikasi dan berjanji, melaporkan kondisi para pedagang ke Wali Kota Bogor. Laporan itu, tentu untuk mencarikan solusi relokasi untuk para pedagang. Namun, lanjut dia, kalau pun tidak ada solusi relokasi, Satpol PP tetap akan terus berjaga, dan mengosongkan taman, khususnya Taman Heulang, dari banyaknya lapak PKL. “Kalau masih ada yang nekat dan bandel, kami akan lakukan tindakan tegas,” tekan Agus. Pasalnya, dari data yang dimiliki Satpol PP, para pedagang itu juga bukan berasal dari Kota Bogor.(fat/c)
Mesin ATM Dibobol Maling
Sambungan dari Hal 12
Kanit Reskrim Polsek Bogor Barat, Ipda Imam Bakhtiar menjelaskan, pembobolan baru diketahui, saat pegawai Indomaret membuka gerai di pukul 07.30 WIB.
Menurut dia, ada dua pelaku yang terekam CCTV. Mereka masuk ke dalam gerai, dengan membobol atap.
“Bukan lewat pintu, mereka masuk naik dari pinggir gerai menggunakan tangga, lalu membobol atap dan plafon,” ujar Imam.
Setelah berhasil masuk, keduanya mulai membobol ATM, dengan cara mengelas mesin. Mereka membawa tabung gas 3 kilogram, tabung oksigen dan alat las. Alat-alat itu yang digunakan untuk membobol mesin ATM. Lalu, kata dia, keduanya kabur setelah menggondol uang di dalam ATM. Imam belum dapat menyebutkan secara pasti, besaran uang yang diambil. “Masih dihitung berapa besarannya oleh pihak bank,” tambah Imam. Kini, polisi tengah melakukan pengejaran para pelaku, setelah melakukan oleh TKP. (Fat/c)