SABTU, 24 DESEMBER
16 HALAMAN
TAHUN 2016
Rp 3.000
Empat Anggota TNI AL Hilang Hilang Saat Berada di Atas Kapal Ikan Filipina
KRI Layang-635
NETZ.ID
Empat Anggota TNI AL yang Dinyatakan Hilang
JAKARTA - TNI AL menyatakan bahwa empat anggotanya hilang kontak saat menjalankan tugas di Perairan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Mereka hilang saat mengawal Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Filipina bernama Nurhana
1.
Letda Laut (P) Faisal Dwi A.R. Asal: Jakarta (Kepala Tim Kawal)
2.
Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto. Asal: Surabaya
3.
Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra. Asal: Gresik
4.
Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Asal: Madura
yang diperintahkan untuk bersandar di Lanal Melonguane, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara. Peristiwa yang terjadi
pada 14 Desember 2016 lalu tersebut dibenarkan oleh Kadispen TNI AL Laksamana Pertama (Laksma) Gig Sipasulta kemarin (23/12)
di Jakarta. Gig mengatakan bahwa identitas keempat anggota AL tersebut adalah Letda Laut (P) Faisal Dwi ke hal 7 kol 1
PENYELUNDUP AN PENYELUNDUPAN Polisi Sita 1.106 Ponsel Rekondisi SEMARANG - Aparat Subdirektorat I/ Industri Perdagangan dan Investasi (Indagsi) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Jawa Tengah menyita seribuan telepon seluler (ponsel) rekondisi merek Nokia dan Samsung. Ponsel-ponsel bekas itu dikemas kembali lalu dipasang hologram seolah-olah baru, kemudian dijual di pasaran. Lokasinya di Toko HP di Kota Semarang, Toko DC di Kabupaten Grobogan, dan Toko AC di Kabupaten Kudus ke hal 7 kol 5
SINDONEWS
REKONDISI - Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Jateng AKBP Agung Aristyawan Adhi didampingi Kasubdit I Dit Reskrimsus Polda Jateng Kompol Ari Syafaat memperlihatkan barbuk ponsel rekondisi berikut komponennya.
NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR 13,502 ..............
.........
13,537
..............
13,540
21/12
22/12
23/12
ANTARA/METRO TV
Miras Hingga Rokok Bernilai Rp 12 M Dimusnahkan
JAKARTA - Pemerintah memusnahkan barang-barang hasil penindakan Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta yang terdiri dari 28.787 botol miras, 510 batang cerutu, dan 3,32 juta batang rokok ilegal dengan potensi kerugian negara men-
capai Rp 12,15 miliar. Ini merupakan pemusnahan yang kedua pada 2016, setelah sebelumnya Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta juga melakukan pemusnahan pada Juni 2016. Khusus untuk miras, pemerintah meke hal 7 kol 5
Pelanggar Lalu Lintas TakPerluDatangSidang
SUMBER : (KURS JUAL) BANK INDONESIA
JAKARTA — Mahkamah Agung (MA) menerbitkan tata cara baru tentang penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas. Salah satu perubahan vital pada Peraturan MA bernomor 12/ 2016 itu adalah pengha-
SELEBRITIS Berlibur ke Negara Romantis PENYANYI Cita Citata (22) akan menikmati liburan akhir tahun 2016 ini ke sebuah negara yang terkenal dengan keromantisannya. Namun, ia enggan menyebut negara mana yang akan dituju. “Sebenarnya semua orang memimpikan liburan itu sendiri. Cita akan ke satu negara yang didatangi, negara yang romantis. Mudah-mudahan bisa pergi ke s a n a ,” ujar Cita saat menghadiri peluncuran ke hal 7 kol 1
DIMUSNAHKAN - Menkeu Sri Mulyani bersama Kepala BNN Komjen Budi Waseso (kedua kanan), Dirjen Pajak Heru Pambudi (kiri), dan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan menaiki alat berat saat memulai pemusnahan.
ANTARA
TILANG - Polisi sedang menilang pengendara motor yang melanggar. Sesuai aturan baru MA, pelanggar kini tak perlu lagi sidang di pengadilan.
pusan kewajiban pelanggar lalu lintas untuk menghadiri sidang di pengadilan. Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat MA Ridwan Mansyur mengatakan, institusinya berupaya menyusun penyelesaian perkara lalu lintas yang efektif dan efisien. “Kami berharap sistem baru ini mampu meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan keperke hal 7 kol 5
Penilaian Kinerja Bawaslu di Bawah KPU JAKARTA - Kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapat penilaian yang kurang memuaskan. Meski angkanya masih di atas 50
persen, persentasenya jauh di bawah KPU yang mencapai 90 persen. Fakta tersebut setidaknya terlihat dalam dua kategori penilaian, yakni
aspek kemandirian dan profesionalitas. “Temuan kami, 44 persen responden menilai Bawaslu kurang mampu memprak-
tikkan sikap profesional,” kata peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Heroik Pratama di kantor Indonesian Corrup-
tion Watch (ICW), Jakarta, kemarin (23/12). Angka kemampuan 56 persen, lanjut dia, dinilai belum ke hal 7 kol 1
Wawancara khusus dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Nasionalime itu yang Paling Penting Keadilan
Cita Citata
AKHIR-AKHIR ini, isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) mudah menyebar di masyarakat. Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), ini bukan hanya karena situasi politik yang menghangat saat Pilkada saja. Tapi, pemantik utamanya adalah ketimpangan sosial. Rasio Gini yang menjadi ukuran ketimpangan pun sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Kepada tim Jawa Pos yang mewawancarainya Kamis (22/12) lalu, JK mengungkapkan agenda besar pemerintah untuk meredam ketimpangan yang kian menganga, terutama dalam bidang kepemilikan lahan. Berikut petikan wawancaranya. Saat ini, isu SARA mudah merebak di media sosial dan
Saat ini, kami sedang pikirkan berbagai macam cara untuk bikin suatu kebijakan ekonomi yang baru untuk memperbaiki keadilan itu. Karena pincang sekali. Ada yang bilang satu persen (penduduk) menguasai 50 persen aset nasional. Di situ akar masalahnya. Dan kebetulan, perbedaan itu beda pendapatan, beda suku, berbeda agama lagi. Itu yang akan memperparah.”
Pelanggar Lalu Lintas Tak Perlu Datang Sidang
Calo sidang banyak yang gigit jari... Penilaian Kinerja Bawaslu di Bawah KPU
Namanya juga “pelengkap” pemilihan umum yang sengaja dibuat mandul...
JUSUF KALLA, Wakil Presiden RI RAKA DENNY/JAWAPOS
kehidupan sehari-hari. Ada juga kecenderungan meningkatnya fundamentalisme dalam beragama. Mengapa hal ini bisa terjadi? Keadilan. (berhenti sejenak sambil menghela nafas). Saat ini, kami sedang pikirkan ber-
Alamat : Jl. Binagriya Raya B1 No. 9 Pekalongan Telp. (0285) 432.234, 790.6360 Fax. (0285) 441.0262
bagai macam cara untuk bikin suatu kebijakan ekonomi yang baru untuk memperbaiki keadilan itu. Karena pincang sekali. Ada yang bilang satu persen (penduduk) menguasai 50 persen aset nasional. Di situ akar masalahnya. Dan kebe-
tulan, perbedaan itu beda pendapatan, beda suku, berbeda agama lagi. Itu yang akan memperparah. Bapak termasuk yang paling kencang menyoroti tingginya ketimpangan. Saat ini, Rasio ke hal 7 kol 1 Website: www.radarpekalongan.com
CKMY