FOLD issue#1

Page 1

ISSUE #1

Vol. 1.1 2010


FLD vol1.1 2010

1


FLD vol1.1 2010

HA-HA-HALLLO! 6 bulan, angka ini mungkin masih dianggap terlalu muda untuk berbicara banyak. Tapi bukankah lebih baik bergerak sekarang ketimbang hanya menjadi wacana? Ya, di Issue pertama ini kami mencoba menceritakan sedikit apa yang kami dapat selama ini. Experiment, jalan-jalan, ngobrol sana sini dan lain sebagainya. Sedikitnya ada ilmu yang kami dapat dan ingin dibagikan bersama. Tanpa disadari, kita setiap hari beinteraksi dengan produk. Bangun tidur, makan pagi, berangkat bekerja, hingga tidur lagi. Kita terus menerus menggunakan produk apapun itu fungsinya. Tanpa kita sadari juga, produk merupakan buah pemikiran yang briliant dari si pembuat, yang membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang untuk menelurkan karyanya. Indonesia memiliki potensi craft yang sangat tinggi. Bila berangkat ke Plered, kita bisa melihat para pengrajin sedang mengolah keramik, ke Tasikmalaya, kita dapat melihat pengrajin mendong,tidak kalah bersaing Cirebon pun pun memiliki pengrajin rotan dan ber-

Editor in chief bagai tempat lainnya yang memiliki kerajinan yang unik. Hal ini didukung oleh sumber daya alam yang tak terhitung jumlahnya, seperti kayu, bambu, rotan, dan sebagainya. Ketika saat ini hampir semua orang berbicara tentang pengembalian diri ke alam,bambu menjadi salah satu alternatif material yang paling mudah didapat di sekitar kita. Kali ini,kami mencoba menceritakan bagaimana bambu tersebut diolah menggunakan teknologi sedimikian rupa hingga menjadi serat kain di negeri Sakura. Komunitas Hong dari Bandung yang mengolah bambu menjadi suatu pengalaman yang unik bagi anak-anak. Dari sisi lain, Kang Parmin dari desa Rancakalong,Sumedang yang selalu setia mengantarkan bambu ke Bandung dengan menggunakan gerobak. Hal ini sebaiknya kita sikapi,entah bagaimana caranya sehingga dapat membantu dan terangkat satu sama lain,tidak ada yang dirugikan maupun terlalu diuntungkan. Semuanya ibarat keluarga yang selalu saling membantu satu sama lain.

Selamat membaca,selamat menikmati dan selamat semuanya. Fold

Cover Issue #1

Prananda L. Malasan Editor

Sakti Nuzan Diandra C. Himawan Creative Director

Meizan D. Nataadiningrat Graphic director

Iqra Tanzil Photographer

Kafin A. Noe’man Major Contributor

Rininta Isdyani Gemala Juwita Raditya A. Taepur Promo & Relation Gamia Dewanggamanik Web Master

Findhika P. Fold Magazine www.foldmagazine.com info@foldmagazine.com Jl. Surya Sumantri Komp. Setrasari Mall blok C1 no. 69 Bandung 401163 West Java,Indonesia

Photograph by Kafin A. Noe’man Product by Dwinita Larasati

3


FLD vol1.1 2010

CONTRIBUTORS

INGREDIENT

Citra Kemala

Raditya A. Taepur

Mahasiswa Seni Grafis ITB

Ketua INDDES-ITB (Industrial Design Student Society ITB) 2009-2010

Irvan Wiradinata

Joshua Simanjuntak

Mahasiswa/volunteer

Praktisi Desainer Mebel. Alumnus Master of Arts Royal College of Art, London.

Kuro Abe

Irvan A. Noe’man

Mahasiswa Musashino Art University,Japan

Founder of BD+A Design and Indonesia Creative Centre

02-03

Editorial Note

04-05

Contributor and Ingredient

06-07

Komunitas Hong

14-19

Tradisi Jepang dan bambu

20-25

Teknologi Bambu

26-33

Torch and Wagoon

34-41

Profile: Dr. Dwinita Larasati

44-51

Produk Sebagai Duta Bangsa

52-59

Inspirasi inovasi Kreasi dan Desain

61-63

Red Dot Museum Singapore

Amanda Amelia

Syafril Zulmy

23 thn,mahasiswa Desain Produk ITB

22 thn, mahasiswa Psikologi Maranatha.

64-69

Best 10 Favourite Product

“if your photograph not good enough, you aren’t close enough”

70-71

Blocky

72-75

How You Dare To Fold This?

72-75

Desain;produk, Desain-Produk

76-77

What we fold today?

7 5


Komunitas Hong

mengenal alam dengan

Bermain

by raditya ardianto taepur photograph by zaini alif Founder Komunitas Hong

“

“Proses bermain dimulai pada saat anak-anak berjalan ke hutan, memilih daun yang cocok, mengambil bijibiji yang terjatuh. Sehingga anak tidak mudah bosan dan terdorong untuk berkreasi, sehingga membuat mereka lebih mandiri ketika dewasa.�

“

Begitulah ujar Zaini Alif, seorang penggiat Komunitas Hong, sebuah komunitas yang menggali kembali potensi mainan rakyat yang dimainkan oleh berbagai usia di Indonesia, khususnya dalam tatar wilayah Sunda. Fokus dalam mainan rakyat tradisional adalah peranannya sebagai media untuk memahami alam, lingkungan, budaya, dan dirinya.


FLD vol1.1 2010

“ ...nilai-nilai kejujuran yang ditanam sejak permainan dimulai dan banyak hal lain yang merupakan fondasi yang kuat menuju proses pendewasaan .

“

Lewat bermain, anak-anak belajar mengenal alamnya. Tujuan yang serius dilaksanakan lewat caracara yang menyenangkan. Misalnya pada congklak, terdapat tujuh lubang yang diumpamakan sebagai kegiatan menabung setiap harinya, sisanya disimpan di lumbung, apabila berlebih baru kemudian dibagikan ke orang lain. Metode ini lebih mengena karena kita merasakannya secara langsung, bukan dengan menghafalkannya.

Mainan rakyat tradisional biasanya bersifat temporer dan dibuat dahulu secara mandiri. Hal ini melatih kepekaan anak dalam membuat mainan dengan material tersedia cukup banyak di alam sekitar. Seperti diawal bahasan,kemungkinan mainan tersebut hanya berlangsung sebentar saja, tetapi lebih dari itu melatih kerjasama, menunggu giliran, pengambilan keputusan dalam kelompok, membuat peraturan yang disetujui oleh para pemain, nilai-nilai kejujuran yang ditanam sejak permainan dimulai dan banyak hal lain yang merupakan fondasi yang kuat menuju proses pendewasaan.

9


FLD vol1.1 2010 Zaini Alif sendiri menggagas Komunitas Hong di Bandung karena terinspirasi oleh Kampung Bolang yang terletak di Kabupaten Subang, dimana rumah-rumah memiliki halaman depan sebagai tempat bermain anak. Komunitas Hong sendiri saat ini sedang mengembangkan sebuah kampung adat permainan rakyat di daerah Taman Hutan Raya Djuanda, dimana secara rutin anak-anak dapat bermain disana. Di rumahnya, Zaini Alif juga bercita-cita untuk merekam memori tentang mainan rakyat tradisional ke dalam sebuah museum. Meski enggan cerita lebih mendalam, tetapi proyek ini tak akan pernah habis menurutnya.

80% mainan rakyat tradisional terbuat dari bambu. Kita memiliki kedekatan yang sangat erat dengan bambu, mulai diolah sebagai makanan hingga penanda kuburan. Bambu bukanlah sebuah material alternatif, tetapi bambu merupakan material utama.

Dalam masyarakat tradisional Sunda mengenal apa yang dinamakan Hujan Silantang, yang terjadi 5 tahun sekali di penghujung musim kemarau. Pada masa itulah pohon bambu siap ditebang dengan usia dan mencapai kualitas terbaiknya.

hong.

Pengelolaan bambu juga melalui proses pengawetan tradisional dengan merendam bambu di aliran sungai untuk menghilangkan zat gula pada bambu sehingga terhindar dari kumbang bubuk

11


FLD vol1.1 2010

13

Melalui pemahaman yang mendalam namun lewat caracara yang menyenangkan, Komunitas Hong menginspirasi untuk kembali pada nilai-nilai proses, yang hadir dalam proses pembuatan mainan dan pengetahuan bahwa alam yang selalu menyediakan material yang dibutuhkan untuk membuat mainan rakyat tradisional.

N a r a s u m b e r Zaini Alif Penggiat Komunitas Hong Pusat Kajian Mainan Rakyat Jl. Bukit Pakar Utara 35,Dago Bandung 022-25155775

:


FLD vol1.1 2010

15

Sangat menarik bagi saya untuk menilik kultur Asia melalui produk-produk bambu, yang memang tidak pernah terpikirkan sampai saya datang ke Indonesia. Di sana, saya sadar nilainilai rasa dari bambu,karena penggunaan bambu di sana yang sangat miri p dengan penggunaan di Jepang. Ketika nilai-nilai rasa bambu tadi saya temukan,saya sadar kemudian betapa dekatnya hubungan bambu dengan budaya Asia; yang walaupun memiliki kemiri pan dalam tiap negaranya, produk-produk bambu menci ptakan gayanya di balik kultur kebudayaannya masing-masing. Dalam tulisan ini pula saya akan tunjukkan produk-produk bambu Jepang yang berhubungan langsung dengan kultur kami, dou, sebagai salah satu penggunaannya.

By Kuro Abe

Tradisi Jepang dan

獚

Bambu

Bambu; yang bisa jadi mencerminkan sebuah kultur di negara tertentu, telah mengakar di kehidupan Asia kebanyakan dan penggunaannya pun mirip di tiap-tiap negaranya.


FLD vol1.1 2010

17

Dou, atau jalan dalam bahasa kita, adalah di mana kita dapat

melihat keintiman bambu dengan budaya Jepang. Misalnya saja dilihat dari kultur tradisional kami dengan nama-nama berakhiran dou, misalnya sadou,upacara minum teh Jepang, kendou untuk olahraga pedang, kyudou yang berarti panahan, shodou yaitu kaligrafi,dan lainnya. Dou sebagai kultur tradisional Jepang ini tidak hanya terbatas pada olahraga atau aktivitas,melainkan sebagai pentunjuk hidup manusia.

Yang menarik, banyak kemudian benda terpenting dalam pelaksanaan dou ini yang terbuat dari bambu: sebut saja, pedang bambu untuk kendou, panah dan busur bambu milik kyudou, atau bahan kuas dalam shodou. Melihat sadou dalam contoh dekat, yang biasa disebut chadougu, peralatan upacara minum teh, hampir seluruhnya dibuat dari bambu; termasuk hishaku untuk memindahkan teh ke gelas, chashaku dengan tugasnya mengambil serbuk teh hijau,dan lainnya.

Shodou Japanese calligraphy.

Chadougu_Chasyaku, Chasen. Chashitsu, yang juga digunakan pada saat up-

acara minum teh, adalah tempat di mana tuan rumah menyiapkan tamu dan menghibur tamunya. Dan pada chashitsu inilah, menariknya, hampir semua bagian ruangannya terbuat dari bambu.


FLD vol1.1 2010

19

Hal ini menceritakan beragamnya produk bambu aplikatif pada sadou. Walau tidak semuanya dibuat khusus untuk upacara ini, tetapi hanya penggunaan karakteristik alamiah bambu. Material bambunya pun tidak digantikan dengan tujuan menurunkan semangat kultur tradisional Jepang ke tiap generasi.

Sadou/Chadou Japanese tea ceremony.

“Saya percaya bahwa hanya bambu yang bisa mengajarkan manusia melalui kultur tradisional, yang masih memegang peranan sangat penting dalam menjaga kelestarian kultur tradisional yang memberitahukan bagaimana hidup manusia sesungguhnya�. Karena itulah menurut saya banyak manusia masih menggunakan bambu -- yang masih menjadi material favorit untuk membuat produk dan peralatan tradisional hingga sekarang. Dan saya juga percaya bahwa keharmonisan manusia dengan produk kulturnya hanya bisa terjadi melalui material tertentu yang khusus, yang salah satunya bambu.

獚


FLD vol1.1 2010

TEKNOLOGI BAMBU Akankah anda merasa aneh melihat kaus kaki terbuat dari bambu? Selama ini, benda-benda yang terdiri dari bambu umum dianggap sebagai kerajinan tradisional, misalnya keranjang anyam atau alatalat musik. Pertama secara umum, bambu; tanaman yang terhitung cepat tumbuh dengan rata-rata tumbuh 1 meter per hari. Hutan bambu menjadi masalah di pedesaan Jepang saat pertumbuhannya tidak terkendali. Ketika hal itu terbengkalai, lapisan tanah hutan dan pegunungan seringkali terganggu dan membuat longsor Penggunaan bambu sendiri masih sangat kurang mengingat gampangnya ia membusuk, juga kandungan glukosa dan karbohidrat di dalamnya yang membuat bambu rentan terhadap hama.

獚

Walaupun begitu, tidak ada material alami lain yang sebanding dengan bambu dalam hal murah, mudah di panen, dan mudah di proses. Tahun-tahun belakangan ini, potensi bambu telah mendapat perhatian khusus di Jepang dan telah membawa kepada pengembangan dan manufaktur dari beragam produk bambu. Kaus kaki yang terbuat dari fiber bambu,salah satunya,yang merupakan kreasi tahap awal.

21


FLD vol1.1 2010

Esens bambu yang telah diambil dinamakan chikusakueki di Jepang. Asap yang dilepas pada pembakaran bambu di tempat pembakaran dengan arang di padatkan untuk memproduksi esens penghilang bau. Esens ini juga terkenal berguna untuk bau hewan peliharaan dan Arang bambu menghasilkan juga kandungan infra red yang banyak digunakan untuk menjernihkan air; bahkan saya dan keluarga saya menggunakannya.

Bamboo Fiber

Hingga sekarang, masih dikembangkan banyak metode untuk dapat menggunakan semua jenis bambu secara penuh. Adalah fiber atau seratnya yang bisa digunakan untuk memproduksi kertas, atau bahkan pakaian. Juga, esensi bambu yang bisa menghilangkan bau-bau tertentu. Dengan proses khusus, jarak penggunaan bambu menjadi semakin luas. Diverse technology jugalah yang

kemudian bisa membawa bambu menuju material masa depan.

Fiber bambu, yang kemudian di-

gunakan untuk membuat kaus kaki, handuk, hingga pakaian, secara menarik tidak bersifat kaku seperti yang kita bayangkan; bahkan cenderung lembut dan nyaman untuk produk tekstil. Bahkan yang baru-baru ini terkenal, yaitu kemampuan esens bambu untuk mencegah bau dan mensterilkan. Semuanya terbungkus dalam material yang eco-friendly dan bebas alergi. Panen bambu pun bisa terjadi tanpa melalui bantuan bahan kimia yang meninggalkan residu berbahaya seperti pada kapas.

Kami juga menggunakan sistem EDS, Ecology Diversity Synergy ketika bekerja dengan bambu. Sistem ini menguatkan material melalui panas sehingga jauh lebih mudah di proses. Bambu hasil EDS berkemungkinan lebih kecil untuk melengkung dan bengkok, serta tahan jauh lebih baik terhadap hama dan kebusukan. Material ini juga jauh lebih tahan lama dan mudah dalam prosesnya. Bahkan paku dapat di pasang pada ujung-ujung bambu dan ruas-ruas sambungan buku bambu. Thus, the bamboo's increased durability makes it a lot more potential than before.

23

Dengan inovasi ini pula Professor Bando dari Musashino Art University menci ptakan dome house; yang hanya membutuhkan beberapa orang dewasa untuk menyusunnya. Saya baru melihat versi aluminiumnya, namun envision rumah bambu masa depan ini telah siap.

Adalah salah jika kita kemudian menyia-nyiakan tanaman yang sangat sustainable ini nanti ketika sumber alam semakin habis.


FLD vol1.1 2010

So, now, when warnings of natural destruction shouted, doesn’t bamboo seemed to be straight light of hope from the future than being only stand still abandoned and all?

Bamboo Dome

25


FLD vol1.1 2010

TORCH and WAGGON By Prananda L. Malasan Photograph by Irvan Wiradinata, Syafril Zulmy

“

1 gerobak dan 1 obor merupakan senjata bagi 2 lelaki asal Rancakalong berjuang menembus malam hari, mengantar 20 batang bambu menuju Bandung

27

“


FLD vol1.1 2010

ancakalong

“

“R

Ketika pertama kali saya mendengar nama Rancakalong, langsung saya teringat ketika duduk di bangku SMP, diajarkan oleh guru tentang pencak silat. Mungkin anda mengenal Rancakalong dengan hutan bambunya, karuhun Sunda, tahu Sumedang dan sebagainya.

Bila kita menuju Sumedang dan didaerah Tanjungsari anda melihat gerobak dengan batang bambu, itu berarti salah satu gerobak milik Kang Parmin. Beliau adalah salah seorang kurir bambu dari beberapa puluh orang yang mengantarkan bambu dari desa Rancakalong,Sumedang menuju Rancaekek, Bandung. Kami mencoba mengikuti jejak perjuangannya bekerja mengantar bambu, demi mencari sesuap nasi untuk menghidupi istri dan anak yang menjadi beban tanggung jawabnya.

Sekitar pukul 21.00 hujan lebat dan diujung jalan yang terjal akhirnya kami menemukan rumah milik Kang Parmin dan keluarga, sebelumnya sulit sekali mendapatkan informasi letak rumahnya. Setibanya disana kami segera disambut oleh sang istri dengan membawakan beberapa cangkir teh tawar dan gurilem. Walaupun ala kadarnya, sambutan ini sangat berarti, hangat dan menyentuh. Betapa jarang sekali saya mendapatkan pengalaman ini di kota.

29

Berbincang lama dan berbagi pengalaman tak terasa hampir pukul 23.00, waktunya Kang Parmin dan adiknya, Doni untuk mulai bekerja. Menuju Rancakalong - Rancaekek sekitar 15 km. Bukanlah jarak yang pendek, apalagi dengan berjalan kaki mendorong gerobak pada malam hari. Membutuhkan sekitar 8 jam hingga tujuan. Dimalam ini mungkin beberapa orang sedang tidur, makan tengah malam, bermain ditempat hiburan dan lain sebagainya.


FLD vol1.1 2010

Sebetulnya kakak beradik ini meneruskan mata pencaharian ayahnya yang bekerja sebagai kurir bambu. Sebelumnya ayah dari kedua lelaki ini memulai usaha kurir bambu sejak usia 17 hingga akhirnya pensiun pada usia 60an. Pengiriman bambu ini dilakukan 2 hari sekali, sehari lagi mereka mencari atau menebang bambu di sekitar desanya. Menurut Parmin, dulu para kurir ini bisa mengantarkan bambunya hingga daerah Jl.Soekarno-Hatta, Cicaheum, Caringin, dll. Namun saat ini beberapa sudah beralih menggunakan truk.

Dengan pendapatan antara Rp. 150.000,00 hingga Rp. 200.000,00 Parmin mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli gerobak seharga Rp.700.000,00. Dapat membeli gerobak bagi dia tergolong mujur, karena pada umumnya kurir-kurir yang lain hanya dapat menyewanya.

Tujuan pertama menuju alun-alun Tanjungsari. Tempat ini merupakan pitstop pertama dimana para kurirkurir bambu biasanya berkumpul, janjian, untuk berangkat bersama menuju Bandung. Ternyata hingga disana kami merupakan rombongan pertama. Lama menunggu, sekitar satu jam akhirnya datang 5 gerobak lagi. Senang rasanya ketika melihat mereka mereka berkumpul, bercengkrama menentukan strategi bagaimana melawan gelapnya malam.

35 31

Pukul 02.45, akhirnya rombongan bambu ini berangkat menuju bandung. Seiring dengan langkah mereka mengais rejeki, kami pun pamit pulang, meminta maaf tak bisa ikut sampai tujuan karena lelah. Hatur nuhun kang Parmin!


FLD vol1.1 2010

“Dimalam ini mungkin beberapa orang sedang tidur, makan tengah malam, bermain ditempat hiburan dan lain sebagainya�.

33


FLD vol1.1 2010

39 35

Dr. Dwinita Larasati By Amanda Amelia

Mia : “Produk ibu banyak kan yang bambu?“ Bu Tita : “Produkku? Produk S1 ku bambu, S2 bambu, S3 bambu”. Mia : “…….”

Pernah baca Curhat Tita? Graphic Diary tentang keseharian seorang yang suka travelling dan makan? Ya,graphic diary itu adalah tentang Tita Larasati, komikus sekaligus dosen Sustainable Design di Program Studi Desain Produk ITB. Nah, apa jadinya gabungan antara Tita dan bambu? Simak hasil perbincangan hangat berikut ini.Nah, sesuai dengan tema ekologi dan bambu di issue pertama ini, apa jadinya gabungan antara Tita dan bambu? Simak artikel berikut ini.

Mengenyam pendidikan S1 di Desain Produk ITB, perempuan kelahiran 1972 ini memilih material bambu sebagai studi tugas akhirnya, meski pun sebelumnya belum pernah megang bambu. Beliau memilih mengolah bambu sebagai material struktural. Saat itu bambu sebagai material struktural masih sangat baru, ujarnya.

Berlandaskan bekal data yang masih fresh dari International Bamboo Congres di Bali tahun 1995, bekerja sama dengan P3FT (Lab. Fisika Terapan) LIPI di Serpong, beliau mengeksplorasi bambu. Dibantu oleh Pak Bambang Subiyanto, penci pta komposit bambu di Indonesia, yang akhirnya menjadi konsultan Tugas Akhir-nya.


FLD vol1.1 2010

Produk akhirnya berupa gazebo, tempat berteduh di taman. Anyaman bambu dicoba di-press menjadi papan untuk dijadikan kisi-kisi gazebo. Tujuan akhirnya adalah membuktikan bahwa bambu, dengan kekuatan material dan treatment seperti itu,juga dapat berfungsi sebagai material struktural yang kokoh. Dulu karena LIPI Serpong hanya punya lab dan materialnya harus saya cari sendiri, sepanjang perjalanan ke Serpong nyari tukang bambu. Kalau ketemu langsung pesan, ketemu yang lain lagi, pe

san lagi, ujarnya. Bambu yang digunakan akhirnya berbeda-beda, namun tetap berasal dari berbagai tempat di Jawa Barat. Melanjutkan studinya, ibu dari Dhanu dan Lindri ini memilih S2 di Design Academy, Eindhoven, Belanda. Lagi-lagi mengolah bambu, kali ini beliau bertujuan merubah persepsi bambu yang selama ini dianggap sebagai material murah. Beliau memilih membuat produk alat makan untuk pesawat terbang, dengan harapan, orang-orang

yang naik pesawat terbang yang biasanya adalah orang-orang kalangan kelas atas dan terdidik,dapat melirik bambu sebagai material yang memiliki kualitas modern dan memiliki nilai estetis yang tinggi.

Berbeda dengan produk S1nya yang mengeksplorasi material bambu dengan alat-alat besar, kali ini ia mencoba memberikan treatment bambu dengan pengolahan tradisional. Bagaimana jika rakyat yang memproses bambu?

37

Dengan judul tesis berjudul Uncovering the Green Gold of Indonesia, beliau mencoba mengolah bambu dengan hybrid technology, cara memproses bambu diantara proses tradisional dan proses advance. Hybrid technology memadukan cara tradisional men-treatment bambu dengan kemampuan yang baik dari si pekerja pembuat bambu. Hasilnya? Ternyata dengan treatment semi traditional, bambu dijadikan produk dengan kualitas tingkat tinggi!


FLD vol1.1 2010

39

“... menjadi tugas besar untuk desainer Indonesia untuk mengangkat aspek kekayaan sosial dan budaya dalam setiap karyanya...�

Mengeksplorasi bambu saat S1 dan S2 ternyata belum cukup. Bahkan sebelum lulus S2, beliau sudah mendapat panggilan untuk melanjutkan studi S3 nya di TU Delft, Belanda. Masih berkutat di sekitar bambu, kali ini beliau memilih tema Sustainable Housing untuk disertasinya. Dengan sebuah metoda yang disebut DCBA-Method yang menilai ambisi dan sustainability sebuah produk kemudian Tita menganalisis rumah-rumah bambu di Indonesia.

Sustainable Housing yang berfokus pada rumah bambu, khususnya di pulau Jawa, dan sebuah buku lain sebagai petunjuknya. Yang menarik, bahkan dalam buku petunjuk yang diterbitkan terbatas ini diseli pkan gambar-gambar khas Tita yang membuatnya menarik dan terlihat segar. sustainable di Fakultas Arsitektur

Ternyata, menuju disertasi S3-nya ini jalannya tidak mudah. Tahun 2000 Tita mulai di Faculty of Industrial Engineering Delft University, yang kemudian sehubungan dengan promotor pendamping bagian Research Group Sustainable Material & Construction di tahun 2001, dan diajukan lagi kemudian ke bagian urbanisme

empat tahun setelahnya, masih di Delft. Tita menyelesaikan prosesnya mengumpulkan bahan disertasinya di Belanda. Dengan konsultan J. J. A. Jansen sebagai promotor disertasinya, Tita menyelesaikan disertasinya tahun 2007 dalam sebuah buku mengenai analisis

Melihat penggunaan dan pengolahan bambu yang semakin eksploratif sekarang ini,Tita menganggapnya sebagai sebuah tantangan untuk desainer dan pengrajin, khususnya di Indonesia. Dengan ragam bambu yang kaya di Indonesia, yang berbeda secara fisik dan taksonomi dengan ragam di barat, desainer dan pengrajin Indonesia harus lebih cerdik menghadapi


FLD vol1.1 2010

41

“...potensi pengrajin kita cukup tinggi dan skillful dengan banyak pengalaman dan aplikasi bambu ...� hal ini, menurut Tita. Padahal potensi pengrajin kita cukup tinggi dan skillful dengan banyak pengalaman dan aplikasi bambu, kata Tita, tapi profesionalitas yang jadi masalahnya. Banyak yang dalam menghadapi pesanan, misalnya, kurang baik dalam menjaga kualitas atau memenuhi deadline.

Produksi massal oleh pengrajin pun biasanya tidak bisa menjaga requirements yang dibutuhkan, apalagi dalam teknis lapangan. Berangkat dari itu,Tita mengingatkan kembali untuk setiap desainer dan pengrajin, khususnya generasi muda, untuk menyikapi setiap material tidak dengan sebelah mata dan untuk selalu mencari potensipotensi yang bisa diolah darinya, dan juga menjaga etos dan profesionalisme kerja. Juga, masih

menjadi tugas besar untuk desainer Indonesia untuk mengangkat aspek kekayaan sosial dan budaya dalam setiap karyanya; aspek-aspek yang menurut Tita masih mengakar sebagai ciri khas Indonesia. Sekarang ini, Tita yang masih aktif di Kelompok Keahlian Desain Industri ITB sekaligus mengajar di program studi yang bersangkutan ini pun mengatakan masih sangat tertarik untuk main bambu lagi ketika ditanya untuk minatnya ke depan nanti.

Hobi menggambarnya yang khas pun masih sering beliau tuangkan ke dalam lembaran-lembaran graphic diary-nya yang menarik, yang bisa dilihat langsung di http://titalarasati.multi ply.com/ yang menjadi blog pribadinya. So,

mau mengikuti jejaknya?


FLD vol1.1 2010

43


FLD vol1.1 2010

45

Design untuk Industri

Produk sebagai Duta Bangsa By Joshua Simanjuntak

Mungkin banyak dari masyarakat tidak mengingat nama duta besar negara Jerman apalagi mengenal secara dekat,tetapi jika ditanya pendapat mengenai negara tersebut banyak yang komentar yang didapat seperti: negara yang memiliki produk berkualitas tinggi, negara yang diasosiakan dengan produk dengan harga premium, negara dengan teknologi canggih, negara maju, dan lain sebagainya. Kebanyakan berbagai komentar tersebut terpicu dari melihat, mengenal bahkan pengalaman memakai produk Jerman yang dikenal dengan luas oleh masyarakat Indonesia seperti produk kendaraan bermotor seperti Mercedes,BMW,Volkswagen yang mewakili image negara Jerman.

Karimata 3 by Joshua Simanjuntak


FLD vol1.1 2010

Sama halnya dengan negara-negara lain, tidak terkecuali Indonesia image sebuah negara seringkali terwakili oleh berbagai produk yang di produksi oleh negara tersebut. Setiap tahunnya negara Indonesia secara aktif melakukan ekspor produk kerajinan tangan dan mebel. Tahun 2007 tercatat volume ekspor produk mebel Indonesia sebesar 898 juta kg dengan nilai US$ 1,96 miliar . Ini mengartikan ratusan ribu produk Indonesia yang menjadi duta-duta kecil yang mewakili image Indonesia. Bangsa Jepang pernah menjadi bulan-bulanan karena produk-produk mereka, yang pada masa setelah perang dunia II, dianggap kurang berselera dan seringkali mencontoh produk-produk Amerika. Hal ini memberikan image negatif kepada bangsa dan negara Jepang.

“.....pusat desain dapat berfungsi sebagai perpanjangan tangan berbagai lembaga, baik swasta maupun pemerintah yang berkepentingan untuk mengakses kebutuhan akan desain�.

Lapis Long by Joshua Simanjuntak

47

Namun demikian, secara perlahan negara Jepang melalui investasi selama tahunan berusaha bangkit dengan menci ptakan berbagai produk dengan desain desain yang inovatif. Sehingga saat ini Jepang justru menjadi market leader di berbagai sektor industri seperti pasar elektronik dan otomotif. Duta-duta kecil Jepang yang bernama Sony, Honda, Lexus dan berbagai merek lain telah mengubah image negara matahari terbit secara global.

Kemudian bagaimana dengan produk Indonesia di pasar luar negeri? Bagaimana dengan puluhan ribu produk mebel dan kerajinan yang diekspor ke seluruh pelosok dunia setiap tahunnya? Apakah produk-produk tersebut siap menjadi duta-duta kecil yang mewakili bangsa Indonesia?


FLD vol1.1 2010

Salah satu jawaban yang bisa diberikan adalah dengan implementasi desain. Didalam situasi ideal, aplikasi desain terhadap industri akan memberikan dampak positif bagi image sebuah negara. Jika demikian, langkah-langkah apa yang dapat diambil demi terci ptanya iklim industri berbasis desain yang sehat dan produktif? Penci ptaan sebuah jejaring yang dapat mempertemukan antara para pelaku industri dengan para desainer atau pekerja kreatif merupakan sebuah langkah awal yang penting. Dunia industri manufaktur dengan dunia industri desain kreatif adalah dua dunia yang berbeda tetapi saling komplemen dan melalui sinergi yang baik antara keduanya, hampir di pastikan akan menelurkan produkproduk unggulan. Melalui jejaring tersebut akan terci pta sebuah bank desain yang dapat memberikan dukungan industri. Jejaring ini harus diikuti oleh jejaring media yang dapat menci ptakan serta meningkatkan komunikasi antara kedua industri tersebut.

49

Langkah berikut adalah menci ptakan sebuah pemetaan untuk mempersiapkan berbagai fasilitas yang mendukung implementasi desain di dalam industri. Fasilitas-fasilitas tersebut dapat berupa fasilitas pelatihan, fasilitas pameran serta fasilitas seperti pusat desain yang menjadi fasilitas permanen yang berfungsi sebagai hub pertemuan semua industri dengan industri desain. Sebagai sebuah hub - pusat desain dapat berfungsi sebagai perpanjangan tangan berbagai lembaga, baik swasta maupun pemerintah yang berkepentingan untuk mengakses kebutuhan akan desain.

Chair by Joshua Simanjuntak

“... aspek yang sangat penting untuk dibina adalah menciptakan sebuah kesadaran akan Hak kekayaan Intelektual atau HKI�.

Salah satu aspek yang sangat penting untuk dibina adalah menci ptakan sebuah kesadaran akan Hak kekayaan Intelektual atau HKI. Desain dapat menjadi bumerang jika tidak dilengkapi dengan kesadaran atas hak kekayaan intelektual. Pelanggaran HKI bisa bermuara kepada perseteruan yang dapat berakhir di meja hijau. Selain itu, kesadaran HKI akan memicu inovasi kreatif karena tidak ada kemungkinan serta kehendak untuk melakukan penji plakan produk.


FLD vol1.1 2010

Ketiga hal diatas merupakan sekilas pandangan tentang langkah yang dapat diambil demi membantu tercapainya implementasi desain di industri serta menci ptakan sebuah persaingan usaha yang sehat di tingkat nasional maupun internasional.

Kelompok desainer yang menamakan dirinya Desainer Network Indonesia atau Denin, melihat bahwa implementasi desain merupakan salah satu kunci utama untuk dapat memajukan produk buatan Indonesia. Tujuan dari program kampanye ini adalah untuk mencapai implementasi desain secara holistik di berbagai industri yang berbasis manufaktur,

51

dimana desain merupakan bagian dari proses bisnis. Para desainer ini sadar bahwa proses implementasi ini merupakan sebuah proses evolusi yang panjang dan mempengaruhi budaya bekerja. Langkah ini harus dimulai dari sekarang, walau banyak pihak yang melihat negara Indonesia sudah tetinggal sangat jauh tetapi tetap lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Harapan dari kampanye ini adalah menjadikan produk Indonesia menjadi produk berbasis desain yang unggul di pasar dunia dan yang paling penting adalah produk Indonesia menjadi tuan rumah di dalam negeri. Nusa by Joshua Simanjuntak


FLD vol1.1 2010

53

Inspirasi Inovasi Kreatif dan Desain Oleh Irvan A. Noe’man, M.ID

“

Memahami tren bukan berarti mengikuti bentuk dan warna yang disampaikan oleh para trend agency atau trend consultant, tetapi Anda sebagai desainer harus berupaya untuk memahami perubahan pola-pikir masyarakat yang di pengaruhi oleh berbagai peristiwa penting dan fenomena yang sedang terjadi juga pada tahun-tahun sebelumnya

“

Perkembangan industri kreatif Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Ditandai dengan tumbuhnya berbagai macam industri kecil menengah yang memiliki peran yang tidak kecil dalam perekonomian negara. Hal ini menandakan bahwa industri kreatif mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi pendorong utama perekonomian nasional. Mengembangkan industri kreatif menjadi sebuah perekonomian

yang berbasis kreatifitas membutuhkan pasar yang besar. Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia sebenarnya merupakan sebuah pasar yang sangat potensial. Namun kesempatan ini lebih sering dimanfaatkan oleh para pengusaha asing. Banyak dari merk asing dan pengusaha asing yang memproduksi produk dan desain di Indonesia, jadi seharusnya secara kualitas kita tidak kalah bersaing.

Lebih lanjut kita cermati, kita akan menemui kenyataan bahwa industri kreatif ternyata sangat di pengaruhi oleh selera dan pola pikir konsumen yang sedang berkembang. Tendensi atau kencenderungan secara kolektif dari selera konsumen inilah yang dapat kita sebut sebagai tren. Industri luar telah memahami betul mengenai pengaruh tren dan dapat memanfaatkannya sebagai sebuah nilai tambah bagi produk mereka.


FLD vol1.1 2010

Inti dari trend forecasting bertujuan untuk memberikan inspirasi. Jadi memahami tren bukanlah sekadar mengikuti bentuk dan warna yang ditawarkan oleh para tren konsultan tersebut, melainkan memahami elemen-elemen yang mendorong atau menyebabkan terjadinya tren tersebut. Sehingga kita dapat memadukannya dengan kreatifitas kita. Trend bukanlah suatu hal yang pasti,namun dapat di prediksi. Oleh karena itulah banyak agensi atau konsultan tren yang menawarkan jasa trend forecasting atau meramalkan tren, sehingga memudahkan kita untuk memantau arah perkembangan tren. Mereka pada umumnya memberikan masukan yang mendalam dan cukup luas tentang apa saja yang dapat menjadi inspirasi dan mempengaruhi selera konsumen. Ironisnya kadang ditemui elemen-elemen dari Indonesia yang turut meramaikan sumber inspirasi dari trend forecast ini.

55

Kenyataan bahwa Indonesia adalah yang negeri penuh dengan ragam kekayaan budaya,yang terdiri dari 600 ragam etnik dengan ciri khas dan karakternya masing-masing, sudah sepantasnya menjadi modal yang sangat baik sebagai sumber inspirasi yang potensial. Faktor yang kekayaan alam yang menjadi keunggulan dari pelaku industri kreatif di Indonesia ini dipadukan dengan sensibilitas terhadap perkembangan tren global, diharapkan dapat menjadi acuan yang baik bagi pengembangan produk-produk global dengan cita rasa lokal.


FLD vol1.1 2010

Untuk itu diharapkan juga dengan adanya kesadaran ini para pelaku industri kreatif Indonesia, terutama para desainer dapat lebih giat untuk melatih kepekaannya dalam mengamati situasi dan perkembangan yang sekiranya turut mempengaruhi tren. Dalam era teknologi kini,mendapatkan informasi bukanlah suatu hal yang sulit. Jika sudah terbiasa mengolah situasi kita akan dapat memilah mana saja informasi yang relevan dan kuat pengaruhnya. Karena tren tidak sekadar turun dari langit, melainkan sangat di pengaruhi oleh kehidupan.

Sebagai contoh kecil dalam prediksi tren 2010, banyak yang membahas soal bahan-bahan yang dikenal sebagai material nonmewah seperti gabus, kayu bekas, kertas dan lain-lain menjadi bahan pembentuk barang mewah. Hal pendorongnya antara lain merupakan keadaan dunia yang mengalami resesi dan juga pengaruh kenyataan bahwa sumber daya alam kita semakin meni pis. Selain itu contoh lain misal, perkembangan arsitektur dunia yang semakin fenomenal memunculkan gedunggedung yang tidak ortodoks, juga mempengaruhi beberapa desain furnitur untuk menampilkan bentuk yang tidak biasa pula.

57

Perubahan pola pikir masyarakat tersebut, akan mempengaruhi gaya hidup secara langsung, termasuk perubahan cita rasa dan selera.


FLD vol1.1 2010

“Trend bukanlah suatu hal yang pasti, namun dapat diprediksi�

Perubahan pola pikir masyarakat tahun depan 2011, masyarakat akan mempunyai kecenderungan terhadap EcoTech peka akan gabungan dari ekologi dan teknologi tinggi, Profundi memahami hal yang suram penuh misteri , Cheerful suatu yang menyenangkan, RawNature mengikuti keaslian alam.

4 Kata kuci merupakan contoh prakiraan kecenderungan masyarakat pada tahun 2011 yang harus di pahami oleh desainar, sebuah

59

situasi dan kondisi lingkungan dapat saling mempengaruhi proses kreatif dan inovasi. Kaitannya dengan industri kreatif Indonesia, sejauh manakah kemampuan kita dalam memprediksi trend dan terlebih lagi melakukan proses decoding atau mengolah prediksi tersebut menjadi sebuah bentuk olahan yang menarik bagi pasar, perpaduan dari unsur lokal dan global, sehingga dapat menci ptakan tren kita tersendiri untuk diikuti oleh dunia, tidak sekadar mengikuti.


FLD vol1.1 2010

QUESTION 1. desain; produk. desain-produk. yang pertama terpikirkan oleh anda? 2. pentingnya desain produk dalam kehidupan anda saat ini; ibarat pentingnya... 3. Indonesia dengan dan tanpa desainer produk. bedanya? Puti; Radio Announcer 1. tempat tidur 2. ...pentingnya pakai baju kalau keluar rumah 3. jelas bedanya,bahwa masyarakat Indonesia akan pindah mengkonsumsi produk luar dan kreativitas masyarakat Indonesia akan menurun Magi; Air Talent Ardan FM 1. sofa! 2. ...ibarat pentingnya hidup 3. nggak produktif, nggak original, nggak bangga Risa Saraswati; Musician 1. barang yang dirancang... lebih ke fisik, bukan fungsi 2. penting untuk kenyamanan, juga style. bisa jadi identitas zaman 3. nggak inovatif mungkin. ngandelin produk luar terus Avianti Armand; Architect, Writer 1. desain - produk 2. fashion! 3. dengan: belum terasa.. tanpa: bukannya sekarang memang 'tanpa'?

Ozom; Drummer of Rocket Rockers 1. bikin custom drum merek OZOM. hahaha... 2. penting banget,estetis lah 3. tanpa desainer indonesia ga berkembang! Reza Dwiputranto; Guitar & Vocal of SORE 1. estetis, harus fungsional-bermanfaat untuk orang banyak-efisien dari berbagai aspek lingkungan. semua karya yang terci pta harus balancing. 2. penting! ibaratnya dari semenjak lahir kita sudah diletakkan di atas baby bed dirumah sakit; dan baby bed itu pasti merupakan hasil karya dari designer product... jadi sangat terasa sekali pentingnya. apalagi saat ini setiap aspek menuntut sesuatu yang praktis, kenyataan yang harus disambut dengan semangat oleh praktisi desain utk membuat desain yang benar-benar bermanfaat, sehingga tidak mubazir 3. Indonesia tanpa desainer produk bagaikan hidup tanpa rencana; dengan adanya desainer produk semuanya bisa lebih sistematis,teratur dan akurat

61

Nabila Saskya; College Student, Model

Tiarma Sirait; Artist, Owner of Poleng Studio

1. packaging barang supaya eye catching 2. ibarat pentingnya baju keren. kalau baju keren kan lebih cool,tapi kalau memang udah cool sih,ya sudah,tetep cool 3. lebih bagus dan beragam,lebih menjual tanpa desainer jadi lebih hambar,nggak membuat orang luar tertarik

1. mobil 2. penting terutama transportasi,karena kebutuhan alam Indonesia yang belakangan ini menjadi sangat keras: banjir, pohon tumbang,longsor,dll 3. sepanjang desainnya lebih mengutamakan kepentingan kebutuhan kita saat ini dan bukan hanya secara estetikanya saja,so pasti desainer produk sangat dibutuhkan

desain-produk. desain; produk. by Sakti Nuzan

Harapan terhadap desain produk dan keseluruhan aspek yang tersentuh olehnya masih sangat besar. Dalam perjalanannya di Indonesia sendiri desain produk telah merangkak jauh menuju banyak peluang dan kesempatan,pula arus masyarakat menuju kesadaran penuh akan desain. Pandangan beragam dari lintasan keprofesian kuesioner ini menarik kesimpulan sederhana yang melegakan: keberagaman membuktikan harapan, ketertarikan, kesadaran.Desain-produk, desain;produk, telah ditunggu keberadaannya.

ibarat pentingnya...

Sebuah penghargaan besar keluar pula dalam pengandai-andaian ini,yang menyandingkan kepentingan desain produk dalam keseharian masyarakat dengan hal yang vital bagi mereka masing-masing pula. ...pentingnya fashion; hidup; style. Menilik lagi cita-cita utopia masyarakat sadar desain, bagi Indonesia dan masyarakatnya garis akhir harapan ini bukan sebuah titik kabur.

...dengan dan tanpa Membayangkan bersama sebuah Indonesia dengan segala kemungkinan akan keberadaan desain. Sebuah bukti akan keterpacuan semangat dalam melirik dunia barat yang telah lebih dulu termanjakan desain; kesadaran mengenai kehadiran estetika dalam kehidupan sehari-hari. Jangkauannya masih sangat luas,masih butuh diasah dengan teguran, seperti diteriakkan di salah satu jawaban, belum terasa. Desain, desain produk, Indonesia, masyarakatnya, kita terasah bersama.


FLD vol1.1 2010 Red Dot Museum, Singapore by Amanda Amelia

“... take your time at Red Dot “ See a red building in Maxwell Road, Singapore? Yeah, that is the Red Dot Traffic! Home for hundreds Red Dot Design Award winner from around the world. kontributor kami mencoba bercerita tentang penjelajahannya ketika mengunjungi Red Dot Museum,Singapura.

Museum di Singapura ini adalah rumah kedua bagi Red Dot Museum, setelah Jerman. Terletak di bangunan Red Dot Traffic, saya menemukan gedung ini adalah satu-satunya gedung merah yang berdiri di sana, yang membuatnya sangat remarkable. Gedung yang berisikan kantor-kantor agensi, sekolah, dan studio desain kreatif di Singapura ini didirikan pada November 2005 lalu, dan kini telah menjadi rumah hangat bagi ratusan produk pemenang Red Dot Design Award.

Begitu masuk ke dalam museum ini, saya langsung disuguhi oleh Red Dot Yearbook dari tahun ke tahun, sebuah buku tahunan Red Dot mengenai Red Dot Award yang juga dibuat secara tahunan; dan produk-produk unggulan serta pemenangnya. Selain bisa dibaca di tempat, ternyata buku ini bisa juga dibeli dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan tempat lain tentunya. Produk-produk menarik dengan asal-usul ide dan prosesnya yang untuk saya, sebagai mahasiswa desain produk, sangat inspiratif; ditambah dengan penjaga museum keturunan India yang saya temui sangat ramah... take your time at Red Dot!

63


FLD vol1.1 2010

Dot Award dari tahun ke tahun di ruangan kedua,yang juga merupakan ruangan yang paling besar. Saya mempelajari banyak trivia menarik Tupperware di sini; mulai dari sejarah perusahaan sampai ke proses manufakturnya, yang bisa dibaca pengunjung di sini. Tupperware bahkan menampilkan bibit-bibit plastik produknya sehingga bisa saya sentuh. Di atas display produk-produk Tupperware di meja,digantung pula puluhan produknya yang menghiasi langit-langit museum.

Di ruangan pertama, saya langsung disergap oleh berbagai desain instalasi dan video yang menarik. Yang juga saya perhatikan adalah kondisi ruangan dengan pengaturan cahaya yang dibiarkan remang-remang, yang membuat produk-produk dengan permainan cahaya menjadi terpajang dengan baik.

Pengunjung kemudian akan disambut oleh Tupperware, sebagai salah satu brand yang produknya telah banyak memenangkan Red

Selain dua ruangan besar pertama tadi, museum ini terdiri dari berbagai ruangan kecil yang berisikan berbagai ti pe produk. Ada ruangan khusus berisikan produk kamar mandi, perlengkapan kerja, produk anak, dan banyak lagi ti pe produk, dengan kualitas yang tidak bisa di pandang sebelah mata sebagai desain-desain pemenang Red Dot Award.

65

Saya pikir museum ini secara keseluruhan bukanlah sebuah museum yang besar. Namun dengan keajaiban isinya,di mana segala ide kreatif dan realisasinya terjadi, dan tempat untuk desain-desain monumental yang telah dihargai banyak orang, saya pikir desainer produk manapun tidak mau kelawatan mengunjunginya dan mungkin mencici p kesegaran ide-ide yang terpajang di setiap sudut ruangannya.


FLD vol1.1 2010

BEST 10 FAVOURITE PRODUCT

1.

CenikRenik CenikRenik Travel Travel Bag Bag desainnya yang unik,dengan motif bunga yang menggugah selera untuk dilihat,travel bag ini berhasil mencuri hati para pembaca.

Peacock Clutch Bag karya sederhana namun tetap berkelas tinggi, karya Ayang Cempaka ini sangat inovatif,disamping bentuknya yang sangat wanita. Namun kami yakin para pria pun banyak yang menyukainya. 6 bulan berjalan, senang rasanya ketika para pengunjung foldmagazine. com memberi respon terhadap produk-produk yang kami review. Interaksi terjalin melalui komentar-komentar disetiap artikelnya. 10 produk ini yang dirasa banyak sekali interaksi antara kami,pembaca dan desainer.

2

67


FLD vol1.1 2010

3.

Ink Calendar Kalender inovatif yang sangat menyegarkan. Eksperimen menarik dengan tinta dan kertas; biar aliran tinta yang mengganti hari.

4.

5.

Denim Moccasin Tergelitik dengan tumpukan jeans bekas di salah satu loak kota Bandung, Aldi Valchon melihat peluangnya,dan voila,moccasin unik dari potongan denim bekas.

SLURRP Shoes

Bila kita berbicara tentang sepatu,banyak sekali jenis dan saat ini mungkin setiap orang memiliki sepatu sesuai dengan seleranya. Bila melihat jenis sepatu ini mungkin bisa dibilang sudah lumayan banyak yang memproduksi,tetapi Slurpp yang menurut kami memiliki ciri khas entah itu di inovasinya,atau apapun,sehingga para pembaca ingin sekali membeli, memiliki, bahkan rela menjual asetnya untuk sepatu ini.

6.

69

24-7 Reusable Shopping Bag


FLD vol1.1 2010

7.

Mejalaptopingpong Meja yang nakal ini bisa menggoda pekerjaan anda. Ketika net terpasang,hasilnya meja pingpong yang akan membuat lupa waktu.

8.

Canstool Tumpukan kaleng bekas tidak lagi terbuang percuma; Canstool juga sangat nyaman diduduki.

9.

9.

71

CMX IV

CMX IV Duduk, berbaring, dan membaca, Prananda Luffiansyah memenuhi semuanya dengan CMX IV. Bahkan jika anda ingin berganti-ganti buku dan majalah bacaan.

10.

Bone Head Yoga Swara bereksperimen dengan bentuk menarik sebuah helm yang detailnya, secara mengagumkan, sangat rapi dan rumit.


FLD vol1.1 2010

“Blocky� by Citra Kemala

73

Karakter Blocky ini berupa figur berpostur tubuh gempal tak berwajah dengan memakai hoodie sweater.

Kemunculan karakter ini berawal dari ide sederhana tentang pandangan umum terhadap seorang pemalas. Ya! Sifat malas yang pada dasarnya dimiliki semua orang diwujudkan dalam sosok karakter gempal ini. Namun, pembawaan sifat malas dari Blocky ini bisa dianggap layaknya dua sisi koin; sebuah nature dari kemalasan yang mengesankan hal negatif, yang turut membawa sisi positif di baliknya. Seperti diucapkan perupanya kemudian, bahwa tak selamanya mendung itu kelabu, sifat malas dalam karakter ini membawa sifat menyenangkan -- santai dan optimis.

Nama Blocky ini juga menjadi curahan identitas kedua perupanya: Agung dan Cicid yang saling memanggil satu sama lain dengan panggilan serupa Blocky. Kemudian perupa berusaha mewakilkan dirinya dan berbicara dalam sosok Blocky; yang bukan berarti Blocky selalu menjadi karya personal yang berujung pada ajang curhat, justru dengan ini perupa berusaha membuat apresiator dan karya menjadi tak berjarak. Blocky menjadi media bagi perupa untuk menyampaikan pesan melalui gestur yang terlihat pada sosok tiga dimensionalnya. Terakhir, karakter yang dinamis yang juga ingin ditampilkan perupa: terlihat pada tampilannya yang kadang polos atau tampil berwarna.

Sebelum dituangkan ke dalam sebuah figur tiga dimensi,kemunculan karakter ini biasa dibuat Agung sebagai karya drawing di atas kertas, mixed media atau karya stencil di dinding. Karya kali ini menjadi projek kedua perupa dalam mewujudkan Blocky menjadi figur tiga dimensi. Walaupun telah banyak eksplorasi dalam media yang berbeda, baik dalam bentuk dua maupun tiga dimensi,konsep yang dibawa oleh Blocky tetap sama; yaitu bercerita melalui gestur. Cerita tersebut merupakan pengalaman yang kita alami sehari-hari, tentang hal-hal kecil hingga ke masalah rumit. Namun dengan kemalasannya yang khas,karakter ini mencoba bercerita dengan santai tanpa tekanan apapun.


FLD vol1.1 2010

Did you dare to fold this??! 1. Print pola kertas di halaman sebelah (lebih baik di kertas yang agak tebal). 2. Gunting kotak terluar. 3. Gunting garis hijau,untuk mempermudah li pat dulu kertas menjadi dua bagian. 4. Setelah semua garis hijau digunting,li pat semua garis biru dan garis putus-putus (agar garis-garis ini lebih mudah dibentuk) 5. Buka lagi semua li patan. 6. Lalu li pat lagi kertas menjadi dua bagian,ke arah yang berlawanan dari yang pertama. 7. Siap? Bagian ini yang membutuhkan kesabaran... Mulai dari tengah,perlahan-lahan,li pat semua garis biru ke luar,dan semua garis putus-putus ke dalam. Ingat,semua garis biru adalah li patan ke luar, sementara garis putusputus ke dalam. 8. Jika anda berhasil, maka ketika kertas sudah terli pat dua, akan membentuk seperti ini......... (foto) Dan akan ada kotak-kotak kecil berdempetan dalam satu garis lurus di tengah kertas. 9. Berhasil? Jika li patan anda buka,maka kertas di dalam akan berputar! dan.... ketika anda tutup lagi,kertas pun kembali berputar! 10.Gagal? Try Harderrrr!!!

75


FLD vol1.1 2010

77


what we fold today?


www.foldmagazine.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.