Tokyo threshold space

Page 1





Threshold space is NOT only a space Threshold space share the EXPERIENCE Threshold space share the EXPRESSION THRESHOLD SPACE IS THE SPACE OF SPACES - Nicotheus Giovanni


KATA

PE N GANTAR

Buku ini menceritakan perjalanan tim ketika berada di Tokyo, Jepang selama 7 hari. Dalam perjalanan ini, tim menjelajah sejumlah karya arsitektural terkenal sehubungan dengan tema ‘Threshold Space’. Selama berada di Tokyo, tim belajar menganalisa dan memahami ruang transisi dan parameter yang mempengaruhinya. Selain itu, tim juga mendapatkan pengetahuan baru yang mampu membantu dalam mengerti dan mendalami ‘Threshold Space’ antara lain Experience dan Expression yang berbeda.

Expression merupakan pengalaman ketika berada di dalam ruang transisi. Hal ini dipengaruhi oleh Basic Modifying Elements. Arsitektur Jepang yang heterogen memiliki ciri khas pengalaman ruang transisi yang menarik dan berbeda dengan ruang – ruang transisi pada umumnya yang kita sering jumpai dibangunan arsitektur Indonesia. Arsitektur Jepang memiliki sifat halus, ringan dan dengan kesederhanaanya mampu membuat suatu ruang seimbang dan memiliki satu kesatuan. Estetika arsitektur Jepang tidak terlepas dari kesederhaan yang membangun ketenangan, kepolosan serta kelurusan pikiran. Sedangkan, Experience merupakan perasaan yang dirasakan ketika berada di dalam ruang transisi. Hal ini dipengaruhi oleh Emotion dan Environment. Disusunnya buku ini merupakan sebuah hasil dari pengalaman pribadi tim yang menceritakan tentang indahnya unsur ruang transisi pada bangunan - bangunan terlampir.


TRIP TO

TOKYO

Jepang sangat terkenal dengan kemajuan teknologinya yang sangat cepat namun Jepang selalu kembali ke prinsip budayanya sendiri. Perkembangan di Jepang yang tidak meninggalkan budayanya ini banyak dilihat dari arsitekturnya. Banyak bangunan di Jepang ini dibangun dengan teknologi yang terdepan namun tidak lepas dari sentuhan orisinil budayanya. Pada semester genap ini kami mahasiswa arsitektur Universitas Pelita Harapan berkesempatan untuk mengunjungi negri sakura Jepang. Materi utama pada Studio Dasar Desain 2 (SDD 2) adalah Threshold Space, Threshold Space sendiri merupakan sebuah ruangan yang menghubungkan antara suatu ruang dan ruang lainnya. Untuk lebih menambah pemahaman kami dalam mengenai threshold space, kami menganalisa bangunan arsitektural yang ada dengan memikirkan elemen - elemen serta prinsip desain arsitektural.

Pada buku ini akan diberikan beberapa Threshold Space yang ada pada kelima bangunan yang sudah kami alami dan teliti. Hasil yang ada kami tunjukkan dengan melampirkan foto, gambar tangan serta detail-detail yang akan membantu pembaca untuk memahami lebih dalam tentang ruang transisi pada kelima bangunan terlampir. Foto sequence yang berisi sebelum, saat, dan setelah berada di ruang transisi akan menjelaskan elemen-elemen pembentuk dari ruang transisi dan 6 parameter Threshold Space dan untuk gambar tangan akan menjelaskan penelitian kita mengenai hubungan antara ruangan tersebut dan interaksinya dengan manusia. Threshold Space yang kami alami memiliki kesan dan pesan tersendiri yang kami harapkan dapat dengan ringkas disampaikan oleh diagram diagram serta foto yang kami miliki.



TAB LE O F

CONTENT Definisi

1

Parameter

2

Metode Observasi

3

Nezu Museum

4

St. Mary Cathedral

18

National Art Center

30

Gallery of Horyuji

42

Hokusai Museum

54

Foto Essai

66

Foto Galeri

72

Credits

74



THRESHOLD S PAC E

DEFINISI Ruang yang berfungsi sebagai TRANSISI / MEDIA.

UNSUR TH R E S H O LD S PAC E

LIGHT COLOR TEMPERATURE VENTILATION SOUND SMELL TEXTURE SCALE TIME

1


PARAMETER

GEOMETRY

TOPOGRAPHY

Geometry adalah bagian dari parameter. Wujud bentuknya. Bentuknya bisa saja teratur dan sebaliknya tidak. Dengan kata lain, bentukannya tersebut bisa saja symmetry atau asymmetry.

Topography menunjukan bukan hanya site, melainkan akses jalan masuk dan keluar. Pada independent typography, ruang transisi berdiri sendiri di dalam maupun di luar bangunan. Sedangkan embedded topography sebaliknya menunjukan ketergantungan.

ORDERED / FREE

MATERIALITY NEUTRAL / DISTINCTIVE

DELIMITATION OPEN / CLOSED

Materiality menunjukan struktur pada bangunan dan pengaruhnya pada fungsi ruang transisi. Pada umumnya, material yang bersifat netral cenderung lebih menyatu kepada sekeliliinganya. Material distinctive cenderung menunjukkan ambiguitas pada bangunan.

Delimitation menunjukan sifat threshold space dari komposisi solid dan void yang menentukan apakah ruang transisi bersifat terbuka atau tertutup. Hal ini berhubungan dengan fungsi pada ruang transisi sebagai public atau private space.

FURNISHING

SEQUENCE

UNOBSTRUSIVE / SELF CONTAINED

Furnishings adalah bagian yang membuat ruang transisi menjadi lebih informatif dalam hal fungsi. Secara unobstrusive, furnishings bersifat lebih terarah. Self - contained sebaliknya lebih fokus pada penataanya.

2

INDEPENDENT / EMBEDDED

GUIDED / FREE

Sequence merupakan catatan pergerakan manusia melakukan aktivitas di dalam threshold space tersebut. Pergerakan ini bisa dibagi dua yakni pergerakan yang bebas dan pergerakan yang diarahkan.


METODE OBSERVASI

Metode yang digunakan adalah kami mencari data dan menganalisa sebelum pergi ke Jepang melalui internet dan buku dari perpustakaan. Lalu mengobservasi langsung ke site di Jepang. Bangunan-bangunan yang akan kami analisa. Metode-metode ini menunjukan informasi dari segi perspektif yang berbeda dalam hal observasi dan analisa arsitektural. Setiap metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari perspektif yang berbeda antara lain secara visual, konten dan detail.

Diagram

Photo

Diagram merupakan salah satu metode yang akan digunakan untuk menjelaskan isi konten buku dan berfungsi sebagai penjelasan yang singkat dengan simbol untuk hasil observasi dan analisa threshold space.

Kamera apabila dilihat dari visual, konten dan detail cenderung tidak seinformatif video. Namun, foto bisa dikatakan cukup informatif apabila dilihat secara visual dan detail. Metode foto yang digunakan untuk merekam bentuk fisik dari threshold space.

Sketch

Video

Sketch merupakan salah satu metode efektif yang digunakan untuk menggambar bentuk ruang transisi dan mencatat parameter yang ada di dalam thresholdspace. Selain itu, sketch juga digunakan untuk visual notes pada waktu seminar.

Metode video digunakan untuk merekam sequence di dalam Threshold Space. Selain itu, video digunakan untuk merekam modifiying elements yang tidak bisa disentuh secara fisik. Video secara visual dan detail merupakan cara yang baik dibandingkan yang lain.

3


4


NEZU

MUSEUM

5


6


7


Threshold 1 merupakan lorong bambu di sisi kiri gedung. Awal sebelum masuk ke transisi pertama, kami akan disuguhkan dengan papan nama kaca betuliskan nama gedung Nezu Museum. Ketika masuk melalui pintu samping, baru selangkah saja kami akan disambut dengan perahu dari batu di sisi kiri. Ketika mulai menyusuri ruang transisi itu, dapat dirasakan perpaduan elemen-elemennya sangatlah harmonis. Ruang transisi ini seolah menggiring dan mengundang kita untuk memasuki bangunan tersebut. Pohon bambu, dan bebatuan seketika memberikan rasa tenang jauh dari kesibukan perkotaan. Baik perahu batu ataupun pohon bambu tidak akan menghalangi kita melakukan aktivitas karena mereka berada di sisi dinding bangunan. Namun penempatan batu kali sebagai furniture lantai di sepanjang lorong akan sedikit banyak mempengaruhi arah perjalanan kami karena secara otomatis kami tidak akan menginjak batu kali tersebut tapi melewati keramik yang berada di tengah jalur.

8


Diagram by Joshua Felix & Muhamad Nyompa

9


10

Diagram by Dharmawan


Ruang transisi yang berbentuk persegi panjang ini bersifat terbuka namun ditutup dengan ceiling berbahan beton sehinggga cahaya alami dari matahari hanya dapat mengintip masuk ke dalam ruang transisi melalui celah-celah vertikal pohon bambu dan ceiling beton yang tidak tertutup sempurna. Hal ini juga menambah kesan visual tersendiri bagi ruang transisi ini.

Kuma juga tidak pernah lupa memperhatikan skala bangunan terhadap manusia. Perbandingan bangunan dengan manusia pada ruang transisinya ini adalah 1 : 1,5. Dengan adanya space antara manusia dengan ceiling bangunan membuat pergerakan angin bebas bergerak dari arah manapun sehingga ruang transisi ini mendapatkan udara yang cukup banyak.

11


Threshold 2 (Pintu Masuk Museum) Berbeda dari ruang transisi sebelumnya, pada ruang transisi kedua ini tidak menggunakan material alam melainkan menggunakan material industri yaitu kaca. Penggunaan elemen yang dominan ini memberikan kesan yang lebih formal, sehingga kami sebagai pengunjung segera menyadari perbedaan yang kontras antara eksterior dan interiornya. Namun karena penggunaan material ini

12

bukan berarti kami terkekang untuk melihat ke luar karena kaca mempunyai sifat yang transparan. Dan karena sifat itu pula cahaya matahari akan dengan mudah dibiaskan olehnya. Kami akan merasakan seluruh ruangan yang diselimuti oleh hangatnya cahaya matahari. Ruang transisi yang berbentuk segi empat ini juga bersifat tertutup sehingga angin luar akan sulit masuk ke dalam.


Ketika masuk ke ruang transisi ini kami sebagai pengunjung akan dituntun untuk masuk ke dalam dengan jalur yang telah disediakan. Meskipun tidak mempengaruhi aktivitas kami namun sedikit banyak tidak memberikan kebebasan untuk melalui jalur sendiri. Jalur ruang transisi ini termasuk jalur yang terarah.

13


14

Diagram by Fania


Nezu Museum adalah museum yang pernah hancur saat perang dunia kedua yang akhirnya dibangun kembali tahun 1946. Kemudian oleh Kuma direnovasi besar-besaran dari tahun 2006 hingga 2009. Ruang transisi pertama pada gedung ini dengan materialnya yang berasal dari alam memberikan kesan yang sangat berbeda dengan kondisi sekitarnya. Ruangannya ini terasa sangat natural sehingga kita seketika merasa tenang dan relaks. Ruang transisi kedua yaitu pintu

masuk gedung Nezu Museum sangat berbeda dengan ruang transisi yang pertama. Dengan materialnya yaitu kaca mengingatkan kami pada bangunan-bangunan tinggi di kota-kota besar. Ruang transisi ini meskipun tertutup rapat oleh dinding kaca akan tetapi tetap memberikan kesan terbuka karena sifatnya yang transparan. Kuma mendesain Nezu Museum dengan menitikberatkan 2 keadaan yang ada di dunia ini yaitu natural and modern.

15


16


ST MARY

CATHEDRAL

17


18


19


Bangunan arsitektur karya Kenzo Tange ini memiliki persamaan dan perbedaan bunyi antara luar dan dalam bangunan. Luar bangunan adalah daerah yang tenang, sama halnya dengan dalam bangunan kami dapat rasakan suasana tenangnya namun dikarenakan material beton yang digunakan membentuk sudut hingga segala bunyi akan menimbulkan gema.

20


Material pada bangunan ini cukup mudah yaitu eksterior bangunan menggunakan stainless steel sedangkan interior bangunan terutama dindingnya terbuat dari beton. Threshold Space pertama dimulai dari pintu masuk utama hingga depan altar. ruang transisi ini memiliki elemen bunyi yang bergema dapat kami dengar dikarenakan material beton dan sudut sudut ruang yang memantulkan suara.

Kesatuan tone warna yang ada di dalam bangunan memberikan kami suasana tenang dan kenyamanan pada ruang transisi tersebut. Ruang transisi berupa ruang yang terarah dengan kursi di samping kanan dan kirinya yang memberi panduan bagi pengunjung. Pada bagian eksterior bangunan, cahaya yang dipantulkan akan menyilaukan mata dikarenakan material stainless yang digunakan.

21


Cahaya yang masuk hanya berasal dari belahan gedung dan jendera di sisi kanan dan kiri gedung tidak memerlukan banyak bantuan cahaya lampu. Ini mengakibatkan bagian dalam gedung cenderung lebih gelap. Pada Threshold Space ini entrance masuk terlihat sangat megah karena terdapat tengah-tengah bangunan yang tinggi tegak berbeda dengan bagian facade lainnya yang berbentuk abstrak.

22

Pintu masuk pada bagian ini menggunakan material kayu yang menunjukan kesan kuno dibandingkan material lainnya jika dilihat dari luar yang menggunakan material stainless steel. Pintu kayu ini juga berguna sebagai pengantar dari bagian luar dengan suasana yang modern dan mewah ke bagian dalam yang lebih sakral dan tenang dengan menggunakan material beton dan furnishng kayu-kayunya.


Diagram by Fania

23


Threshold Space kedua dimulai dari luar bangunan hingga pintu masuk dari sisi samping yang melewati ramp. Dengan alur melewati ramp dan tangga ini, kami dapat merasakan dengan jelas transisi dari ruang luar ke ruang dalam.

24

Suasana sakral yang terdapat pada bagian dalam ruangan bisa dirasakan mulai dari pertama kali kami memasuki ruang transisi tersebut oleh karena bunyi gema langkah kaki dan pergerakan yang mulai terdengar.


25


26

Diagram by Fania


Bangunan ini terlihat sangat megah dari segala sisinya, hal ini didukung oleh bangunan-bangunan sekitarnya yang terbilang lebih rendah dari gereja ini. Faktor tersebut membuat bangunan ini dapat terlihat secara keseluruhan dengan jelas hampir dari segala sisinya.pada bagian luar bangunan ini menggunakan material yang bersifat reflektif yang juga merupakan faktor yang membuat bangunan ini menarik karena berbeda dengan sekitarnya.

Material ini juga bersifat memantulkan cahaya sehingga cahaya tidak diserap kedalam bangunan ini membuat orang yang sedang sembahyang bisa merasa khusyuk dan nyaman. Saat masuk kami langsung bisa melihat bagian dalam interior bangunan ini yang begitu megahnyaa. Menggunakan beton-beton yang dibuat mengikuti facade luarnya dengan bentuk yang tidak geometris.

27


28


NATI O NAL ART

CENTER

29


30


31


Ruang transisi ini akan menyuguhkan kami perbedaan antara ruang luar dan dalam bangunan. Ini dimulai dari bagian luar yang hanya tertutupi atap beton namun tidak berdinding sehingga kita masih bisa menikmati dinginnya angin luar hingga ruangan berbentuk cone terbalik yang berada di dalam bangunan yang terbuat dari kaca transparan. Ketika berada di ruang transisi bagian dalam ini, kita memang tidak lagi merasakan dinginnya angin luar tapi dengan ceilingnya yang sangat tinggi dan lancip membuat kita terpesona dengan keindahannya.

32


Terbuatnya ruang ini dari kaca transparan, membuat cahaya matahari dengan mudahnya masuk ke dalam. Hal ini berbeda dengan ruang transisi di luar yang dengan sengaja memberikan banyangan dibawahnya. Material lantai ruang transisi tidak berbeda jauh yaitu pada bagian luar terbuat dari keramik bertekstur batu halus yang berwarna abu-abu sedangkan pada bagian ruang transisi dalam terbuat dari keramik bertekstur batu besar berwarna merah bata. Yang paling menunjukkan kekontrasan

pada material lantainya adalah bagian dalam bangunan yaitu terbuat dari kayu. Suara tapak kaki akan sangat terasa berbeda ketika kami melawati tempat ini. Pada dasarnya ruang transisi yang berada di 2 dimensi yang berbeda ini memang memiliki perbedaan yang cukup banyak namun ruang ini tetap pada satu tujuannya yaitu untuk memberikan pengalaman bagi kami untuk merasakan perbedaan antara luar dan dalam bangunan.

33


34

Diagram by Michael Immanuel


National Art Center karya Kisho Kurokawa ini dibangun di depan gedung lama militer. Pada mulanya, National Art Center hanya berbentuk segiempat, namun karena pemerintah menuntut agar bangunan tersebut terkesan tidak kaku dan memiliki hubungan dengan lingkungan sekitarnya, maka dibangun lagi facade kedua yang lebih ekspresif, dengan dinding-dinding kaca bergelombang yang tersusun secara horizontal dan vertikal. Material dominannya

yang berupa kaca ini tidak membuatnya berbahaya bagi lingkungan sekitar. Kurokawa dengan sengaja membangun National Art Center dengan material kaca yang ramah lingkungan. Kehebatan kaca ini adalah dapat menyerap sinar matahari sebelum masuk ke dalam gedung. Sehingga kami tidak merasakan panasnya matahari dari dalam gedung. Pada ruang transisi pertama kami dapat merasakan kesan yang menarik seperti diantar dari luar ke dalam bangunan.

35


Material bangunan yang secara keseluruhan terbuat dari kaca ramah lingkungan membuat ruang transisi ini tidak memerlukan banyak lampu karena hampir 90% cahaya yang berada di dalam bangunan menggunakan cahaya matahari yang telah disaring terlebih dahulu oleh kaca khusus yaitu sekitar 50% dari cahaya aslinya agar tidak terlalu menyilaukan mata kami ketika berada di dalam bangunan. Ruang transisi yang berbentuk persegi panjang ini bersifat terbuka dengan lantai terbuat dari beton yang dilapisi keramik berwarna merah pudar. Di sisi kiri dan kanan terdapat pembatas ruang transisi.

36


Ruang transisi kedua ini berada di dalam bangunan yaitu jembatan yang menghubungkan lantai 3 dengan restoran di atas beton yang berbentuk cone. Menariknya, ruang transisi ini terkesan melayang seperti digantung oleh cone beton dan lantai 3 gedung itu sendiri.

37


38

Diagram by Anggreny Ratnasari


Ruang transisi kedua pada bangunan ini memiliki kaitan dengan ikon paling terkenal dari National Art Center yaitu bentuk cone yang tinggi menjulang berbahankan beton. Ruang transisi ini menghubungkan antara lantai 3 dan restoran yang berdiri di atas cone beton tersebut. Hanya ada 1 jalur masuk ke restoran ini yaitu melalui

ruang transisi kedua sehingga membuat rute perjalanan kami tidak bebas. Meskipun begitu dengan melihat keseluruhan bangunan, kami dapat menyimpulkan bahwa bangunan karya Kisho Kurokawa ini adalah museum terbesar di Tokyo yang paling unik dengan fasadnya yang bergelombang tersebut.

39


40


GALLERY OF

HORYUJI

41


42


43


Threshold space pertama pada

Gallery of Horyuji ini adalah bagian entrancenya. Jembatan kecil yang diapit oleh kolam air mengarahkan kami langsung kepintu masuk gedung. Jembatan yang tidak terlalu besar ini memiliki panjang sekitar 20 meter yang cukup bagi kami untuk melihat keindahan Gallery of Horyuji secara keseluruhan.

44

Transisi yang panjang ini bersifat terbuka membuatnya menyatu dengan konteks sekitarnya dan membuat kami dapat menganalisa lebih baik. Kesatuan material yang terlihat jelas dari pemilihan dan penempatan material baja, beton lalu di iluminasi dengan kehadiran kaca membuat ruang transisi ini memiliki satu kesatuan yang memberikan rasa segar dan nyaman.


Kami dapat melihat jelas hubungan antar satu material dengan yang lainnya saling memberikan dukungan untuk menciptakan keindahan serta fungsi pada ruang transisi tersebut. Kesatuan yang diciptakan oleh keserasian warna dan tekstur memberi nilai tambah bagi transisi pertama ini.

45


Pencahayaan alami terjadi pada ruang lobby gallery yang dikarenakan oleh facade kaca dan ceiling yang memberi ruang untuk masuknya cahaya. Pencahayaan ini memberi kesan menarik pada material yang digunakan dengan menghadirkan bayan gan dari repetisi elemen yang ada. Beton dan baja yang ditampilkan sangatlah halus dan memberi kesan kesatuan oleh karena tekstur yang sama. Kolam air sebagai elemen yang membangun suasana ketika kami berjalan dijembatan tersebut.

46


Diagram by Christal Yohanes

47


Threshold Space kedua merupakan

transisi dari ruang yang terang karena adanya bukaan bukaan di dinding dan atap dengan menggunakan material kaca ke ruang tempat memamerkan pameran tetapnya yang berisikan peninggalan dari kebudayaan Jepang kuno dimana ruangan tersebut didesain cukup gelap dan

48

memiliki suasana yang eksklusif. Berjalan menuju ruang pameran tersebut dapat dirasakan perbedaan suasana dan dengan langsung kami dapat mengetahui bahwa kami sedang berjalan menuju bagian lain dari ruang lobby Gallery Of Horyuji. Ruang transisi ini sederhana namun memiliki nilai tambahnya sendiri.


Transisi dari terang ke gelap yang terjadi pada ruang pengantar ini merupakan suatu hal yang menarik perhatian pengunjung oleh karena bayangan cahaya yang terlihat jelas dan mengundang orang untuk masuk kedalam.

49


50

Diagram by Dharmawan


Konteks sekitar bangunan ini merupakan taman-taman kecil sehingga sequence entrance untuk masuk ke bangunan ini dibuat sedikit jauh agar dapat melihat keseluruhan bangunannya. Sembari berjalan menyusuri jembatan kecil kami dapat merasakan suasana tenang yang diberikan dari suara ranting-ranting pohon yang saling bersentuhan karena tertiup angin lalu bunyi kolam air yang mengalir membuat suasana yang kami rasakan lebih tenang seperti di alam bebas mengantarkan kami ke Gallery of Horyuji.

Mengikuti suasana diluar pada threshold kedua suasana yang terasa juga sama. Cahaya-cahaya alami yang masuk pada bagian ini mengalami pola repetisi yang memberikan kesan menarik dan tenang. Dinding yang digunakan pada bagian ini menggunakan material alami untuk membuat suasana yang sama dengan konteks diluar bangunannya. Gallery Of Horyuji ini memberi kesatuan yang sangat indah melalui material dan teksturnya lalu memberi kontras yang juga nyata pada ruang transisi keduanya.

51


52


SUMIDA

HOKUSAI

53


54


55


Threshold space pertama pada Sumida Hokusai Museum ini kita mengambil pada bagian

entrance-nya. Bangunan ini memiliki konsep dimana para pengunjung dapat di approach

dari berbagai sisi, maka dari itu denah lantai satunya bisa dibilang unik dengan membagi gedung ini menjadi 4 ruang dengan bentuk plus ditengah-tengahnya sebagai jalan agar sequence orang untuk masuk terarahkan langsung ke pintu masuknya .

56


Kami memilih sequence masuk dari pintu utamanya dari bagian depan. Dari bagian luar bangunan ini terlihat tertutup tidak terlihat bagian interiornya karena menggunakan façade yang menutupi bagian dalamnya membuat tidak seluruh cahaya matahari yang masuk ke bagian lorong tidak terlalu banyak berbeda dengan bagian luar yang sangat terbuka. Tetapi untuk dinding entrance Sejima Kazuya menggunakan material yang sangat kontras dengan façade bagian luarnya yaitu menggunakan kaca.

Yang terlihat indah dalam ruang berbentuk lorong panjang membuat pantulan-pantulan orangorang yang melewatinya seolah menemani kami dalam perjalanan ke entrance masuknya. Perbedaan material yang sangat kontras ini membuat perasaan orang menjadi penasaran akan bagaimana bagian dalam dari bangunan ini. Bentuk entrance masuknya segitiga dengan scale yang masif seolah mengundang orang untuk masuk.

57


58

Diagram by Nyompa


Jadi pada bangunan ini mengambil konsep bahwa bangunan ini bisa di masuki dari berbagai sisi maka dari itu bangunan ini memiliki 4 lorong pintu masuk yang menuju ke satu pintu utama material yang digunakan pada bangunan ini menimbulkan berbagai macam kontras yang dapat menjadi elemen-elemen pembentuk ruang seperti suasana gaduh di bagian luar pintu utama yang merupakan sebuah taman bermain berbanding terbalik dengan keadaan didalam.

Kontras cahaya yang masuk pada gedung ini juga berbeda jauh dengan bagian luar. Keadaan ini sudah bisa dirasakan di lorong entrancenya. Pada bagian entrance utamanya dindingnya menggunakan kaca transparan untuk memperlihatkan dimana tempat masuk ke bangunan ini. Tetapi pada bagian yang lainnya ruangannya ditutup menggunakan facade yang tidak transparan.

59


Pada bagian faรงade yang kaca karena fungsinya sebagai tempat cahaya masuk terlihat di ruangan tersebut sangat terang, berbeda dengan sisi sebaliknya yang tertutup cahaya tidak bisa masuk sehingga kontras antara gelap dan terang terlihat. Hal ini membuat suasana yang berbeda dari satu ruang ke ruang yang lain karena mendapatkan cahaya matahari pada ruangan ini terasa lebih seperti di luar berbeda dengan ruang sebaliknya yang

60

terkesan lebih tertutup dan dingin. membuat orang sadar bahwa telah masuk ke ruang berbeda tanpa batas yang bentuknya ambigu tersebut. material yang dipakai pada interiornya membuat intensitas cahaya yang masuk sangat terasa pada kedua ruangan tersbut terlebih lagi penggunaan warna monokrom putih pada dindingnya yang membuat suasana tenan sebagaimana suasana pada museum.


Threshold Space yang kedua diambil pada lantai atas setelah keluar dari elevator terdapat transisi sebelum masuk ke galerinya. Terdapat perbedaan level ceiling yang membuat orang sadar telah berada di ruang yang berbeda karena perasaan lebih luas yang diberikan level ceiling yVang lebih tinggi. Karena bagian yang ditekuk ke dalam kedua sisinya menggunakan bahan yang sangat berbeda membuat kontras gelap terang sangat terlihat antara satu ruangan dengan ruangan lain.

61


62

Diagram by Nyompa


Banyaknya kontras yang kami rasakan sama seperti di threshold yang kedua kontras antara ruang satu dengan ruang yang lainnya sangat terasa mulai dari perbedaan level ceilingnya setelah keluar dari elevator masuk ke ruangan yang terasa luas dan terang karena ceiling dan dindingnya lalu jika ingin masuk ke galerinya kita harus melewati bagian bangunan yang di pinch ke dalam sehigga terjadi perbedaan level ceiling.

Hal ini membuat kami merasa tertekan karena merasa di tekan kebawah oleh ceiling yang lebih rendah. Lalu karen pada bagian dindingnya tidak menggunakan kaca menjadikan ruangan ini lebih gelap dari ruangan sebelumnya. Perbedaan antara gelap dan terangnya mengarahkan kita ke suasana yang baru sebelum masuk ke galerinya.

63


64


ESSAI

FOTO

65


66


67


68


Foto Esai pada halaman ke-54 menceritakan tentang sebuah pertemuan. Pertemuan yang tertutupi maksud licik hanya untuk menuntaskan sebuah pertemanan. Dikisahkan 2 orang yang berteman baik, yang 1 merupakan seorang lelaki yang tak pernah bisa diprediksi, yang 1 lagi merupakan seorang wanita yang terlalu percaya kepada temannya. Suatu hari di tempat yang tidak asing mereka bertemu. Sang lelaki dengan senyuman maut berkeinginan membunuh temannya sendiri. Datanglah wanita tersebut kemudian menyapa temannya tanpa curiga. Lelaki itu memberikan sesuatu untuk membunuhnya dan wanita itu menerimanya dengan senang hati lalu dengan seketika tewaslah perempuan itu. Wanita itu menerimanya dengan senang hati dan berpisahlah mereka berdua. Lelaki itu melihatnya dengan senang dari kejauhan, lalu pergi meninggalkan temannya tergeletak di atas tanah. Foto Esai pada halaman ke-55 menceritakan pada suatu hari, seorang gadis bernama Anggre memutuskan untuk membeli sebuah sepatu karya desainer yang dijual di sebuah tempat pameran seni bernama La Kagu. Setelah sempat memilih beberapa model, akhirnya pilihan jatuh kepada sepatu berwarna putih. Tanpa pikir panjang, akhirnya Anggre membeli sepatu itu, lalu memakainya. Foto Esai pada halaman ke-56 menvceritakan tentang pertemuan antara seorang wanita dan pria yang sudah lama tidak pernah bertemu. Mereka pertama kali bertemu setelah sekian lama di Futake Hall. Dari celah panjang lubang di dinding tersebut mata mereka bertemu. Mereka memang mengenal dengan baik satu sama lain, akan tetapi memiliki perasaan yang berbeda. Pikiran wanita tersebut seolah melayang membayangi masa-masa lalu ketika ia dan pria tersebut terus bersama. Namun berbeda dengan pria itu yang memberikan tatapan acuh tak acuh seolah telah melupakan kisah-kisah mereka terdahulu.

69


70


GALLERY

FOTO

71


Kaca memberi kesan ringan pada bangunan, fasat yang terbuat dari kaca seakan terlihat tipis.

Di suatu tempat di kota Tokyo, warna pink yang identik dengan sakura menambah kelembutan sudut ruangan ini Repetisi suatu objek yang sama di salah satu sisi kota tokyo.

Repetisi suatu objek yang sama di sisi kota Tokyo.

72


A shadows is a dark area where light from a light source is blocked by an opaque object. 21_21 Design Sight, 2018

Potret hiruk pikuk kota Tokyo di sore hari dari ketinggian. Sensoji Temple Asakusa Kannon-Do, 2018

Wood, glass, metal, a perfect combination. Tokyo International Forum, 2018

73


Advisor

Fiorent Fernisia

Coordinator Raihan Ramadhan

Layout

Joshua Felix Theo

Text

Carla Aurelia Christal Yohanes Edy Widjaja Muhamad Yusuf Nyompa Thessalonicca Venesya Anggreny Ratnasari

Diagram

Barry Joel Franca Kartasasmita Michael Imanuel Susilo Michael Antonio Halim

Storyboard Dharmawan Fania

Photographer Nicotheus Giovanni Fikra Abhinaya Djuhara

74


PRESENTED by

75





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.