GLOBALVAPE
Koalisi Advokat Pengurangan Bahaya Tembakau Asia Pasifik (Coalition of Asia Pacific Tobacco Harm Reduction Advocates/CAPHRA) meminta Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk menghentikan penyebaran informasi yang tidak akurat mengenai risiko penularan COVID-19 melalui vaping oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk WHO sendiri. Hal ini dikarenakan tidak ditemukannya bukti ilmiah yang kuat untuk mendasari terjadinya penjangkitan COVID-19 melalui vaping. Teks Reiner Rachmat Ntoma Editor Reiner Rachmat Ntoma Sumber Vaping Post, Coalition of Asia Pacific Tobacco Harm Reduction Advocates/CAPHRA 44
MARET 2020
VAPEMAGZ
Control (WHO-FCTC), diantaranya Bloomberg Philanthropies dan Gates Foundation. Menurut Loucas, WHO sengaja menutupi fakta yang ada untuk melindungi kepentingan keuangan mereka dan membuat para donatur mereka senang. Hal ini menyebabkan WHO menjadi tidak objektif dan tidak fokus pada mandat mereka di bawah FCTC untuk mempromosikan kesehatan masyarakat dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Pendekatan Gegabah WHO Terhadap Vaping Menanggapi tuduhan baru-baru ini yang dibuat oleh WHO, bahwa vaping dapat meningkatkan peluang seseorang tertular COVID-19, CAPHRA telah menulis laporan sepanjang 103 halaman yang mengatakan bahwa “dalam upayanya untuk
FOTOGRAFI SHUTTERSTOCK_VAPINGPOST_JPHUB, IST
WHO Diminta Hentikan Penyebaran Misinformasi Penularan COVID-19 Melalui Vaping
Sayangnya, WHO terkenal sebagai pihak yang secara agresif tidak mendukung vaping, meskipun semua data ilmiah yang tersedia mendukung penggunaan rokok elektrik untuk pengurangan bahaya tembakau. Koordinator Eksekutif CAPHRA dan direktur AVCA (Aotearoa Vapers Community Advocacy) Nancy Loucas, sebelumnya telah menyoroti bahwa posisi WHO terhadap rokok elektrik telah dipengaruhi dan dikompromikan oleh kepentingan pribadi yang memberikan dana kepada organisasi, seperti dalam kasus ini. Loucas mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh WHO yang lebih mementingkan berbagai kepentingan politis untuk dapat mempertahankan para “donatur setia” program pengendalian produk tembakau organisasi tersebut, WHO Framework Convention on Tobacco