mudik. jakarta – yogyakarta 26.09.08 – 07.10.08 Sensasi mudik. Begitu saya katakan setiap kali akan pulang menjelang idul fitri. Berkumpul bersama keluarga, saling memaafkan, dan menghabiskan waktu bersama adalah hal yang sudah sangat dinanti-nanti. Dari rumah orangtua dan handai taulan untuk bersilaturahmi, kemudian biasanya dilanjutkan ke tempat wisata adalah runtutan yang awam bagi ribuan keluarga di Indonesia, tak terkecuali saya.
Dan dalam kesadaran akan waktu yang singkat itulah yang membuat kita semakin tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk hanya sekedar duduk-duduk dan santai dirumah.
dan jadilah hari kedua dan berikutnya, memanfaatkan liburan, tujuan selanjutnya Adalah jelas, pergi bersama
Pasti ada tempat untuk disinggahi, untuk santai-santai atau makanan enak dan unik untuk dicoba.
Ya..sepanas apapun udara dan matahari diluar, kita harus keluar. Tujuan bisa dirundingkan belakanganlah !, kalau sudah keluar, masa sih balik lagi.
Rencana awal sebenarnya telah rapi disusun, tapi apa daya, semua berkompromi dengan kondisi lapangan. Tujuan 3 kota untuk disinggahi Hanya menjadi 2 kota, Tapi tak apa, tiap saat pasti punya alasan dan kenangannya masing-masing. Dan mudik tahun ini, ada penggalan foto-foto untuk saya bagi.
wassalam, relan masato
Saf masih belum terisi penuh. Takbir masih terus berkumandang, Dan isi khotbah masih terngiang sampai sekarang. Walau kadang sayup dan lupa untuk dilaksanakan. Idul fitri memang hari besar untuk memulai hal yang baik.
Beberapa hari setelah lebaran, tempat wisata tentu menjadi favorit bagi para keluarga. Kami memilih pantai depok, yang memang tak terlalu terkenal dibanding pantai parangtritis. Walau kami berangkat pukul 5 pagi hari, sesampainya disana ternyata, pantai telah penuh,
Semua berbagi keriaan dipantai ini, suasana hati memang sedang berbinar, dan rezeki pun mengalir dengan lancar bagi para pedagang musiman. Semua mungkin tahu tak setiap hari kita bisa riang dan gembira, tapi kali ini, waktu berpihak pada kita.
Ini foto ponakan saya, hahaha..mereka semua senang sekali bermain dipantai, terkena cipratan air dan terseret ombak-ombak kecil. Sayang, kata petugas penjaga pantai hari itu, angin cukup keras bertiup, sehingga mereka melarang pengunjung untuk berenang. Ya, berjaga-jaga tentu lebih baik.
Satu hal yang saya suka di pasar beringharjo adalah bukan barang jualannya tapi yang saya cukup ingat adalah kepadatan unsur lingkungannya, Jadi kalau saya jepret semau saya saja, frame pasti penuh dan padat Banyak unsur dan ceritanya. Seolah-olah mewakili seluruh kota yogya
Malioboro di hari sabtu minggu biasa saja sudah padat sekali, apalagi di minggu-minggu libur lebaran. semua seperti siap membeli. Dari gelang, kaos dagadu, celana, tas kulit, sepeda-sepedaan, pokoknya beraneka ragamlah. saya juga gak tak mau ketinggalan belanja dong. Jadilah 2 stel batik saya bungkus masuk dalam tas.
waton urip, adalah buku kolaborasi antara fotografer agus leonardus, penulis sindhunata dan desainer grafis ong hari wahyu. Mengenai kehidupan para penarik becak di yogya, solo dan purwokerto. Saya sendiri belum baca semua. tapi mengalami dan berhadapan langsung tentu berbeda dengan hanya membaca.
Makan mungkin bukan sekedar urusan kenyang dan enak, kalau bertemu dengan gudeg pawon ini, makan menjadi sebuah runtutan pengalaman. Gudeg ini disajikan di dapur, buka hanya dari jam 12 malam, terletak di tengah rumah-rumah biasa, makannya ya, terserah mau dimana, kalau habis ya habis, jangan harap ada menu tambahan.
Lingkungan yang baik, memang kadang bukan lingkungan yang terlampau diatur dan rumit. Tapi kadang kewajaran dan kadar keintimanlah yang membuat suatu lingkungan itu bermakna. yang memungkinkan jeda di antara hiruk pikuk untuk sekedar membuai rencana-rencana dan mengendapkan kenangan.
Waktu tak seperti kemarin, kali ini waktu menjelma menjadi musuh, haha‌ya..pesawat menunggu. membawa saya dan keluarga saya untuk kembali pada yang keseharian, yang padanya kadang kita Suka menggerutu dan lupa bersyukur.
Tapi, biar idul fitri kali ini, merubah semua sifat buruk kita dan selalu membuat kita berucap,
terima kasih