HOME TENTANG KAMI FAQ
Search..
Cari
Ramadhan Mubarak di Bawah Naungan Khilafah June 23rd, 2017
Oleh: KH Hafidz Abdurrahman Lebih dari 90 tahun sudah umat Islam di seluruh dunia tidak lagi merasakan bagaimana berpuasa dan berhari raya di bawah naungan khilafah. Ramadhan penuh berkah yang biasanya mereka lalui dengan penuh makna, kini serasa hampa. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu berlalu dalam sebulan penuh tak terasa, bahkan seolah tak ada bedanya dengan bulanbulan biasa. Kondisi ini tentu berbeda saat kaum Muslim hidup di bawah naungan khilafah. Perlu dicatat, ketika ibadah puasa pertama kali diwajibkan, saat itu Nabi SAW dan para sahabat berada di Madinah, tepatnya bulan Sya’ban, tahun 2 H. Dalam kitab Shahih Ibn Huzaimah, di malam pertama itu Nabi SAW menyampaikan khutbah, yang berisi keberkahan dan kemuliaan bulan suci Ramadhan. Tepat 17 Ramadhan 2 H, saat baru pertama kali kaum Muslim melaksanakan ibadah puasa, Perang Badar Kubra itu pun dikobarkan. Pendek kata, hanya beberapa hari setelah berpuasa Ramadhan, mereka pun harus melaksanakan peperangan yang sulit, Perang Badar Kubra. Nabi SAW sadar betul, bahwa momentum Ramadhan ini adalah momentum ketaatan. Momentum yang sangat penting dalam mewujudkan pertolongan Allah dan kemenangan. Bulan Perjuangan Sunah Nabi menjadikan Ramadhan sebagai bulan perjuangan terekam dengan apik oleh para sahabat. Bukan kali ini saja Nabi SAW menjadikan momentum Ramadhan sebagai momentum perjuangan, tetapi juga RamadhanRamadhan berikutnya. Ramadhan tahun ke5 H, Nabi SAW melakukan persiapan perang Khandaq melawan pasukan sekutu antara Quraisy dan Ghathafan. Pada 20 Ramadhan 8 H, Nabi SAW dan para sahabat berhasil juga menjadikan momentum Ramadhan sebagai momentum pembebasan kota Mekah.