Agro 08

Page 1

REvISI UU PERKEbUNAN DIhARAPKAN PRO RAKyAT

Majalah Bulanan Pertanian Strategis www.opini-indonesia.com/agro

Edisi 08/Desember 2013 o PROLOG o IDENTIFIKASI o DINAMIKA o REGULASI

3 6 9 22

Kelapa, Terlupa

Komoditas lokal yang terpental

• Besar Tak Berkembang

• Serat Serbuk Sabut Kelapa

• Menuju Pemimpin Pasar

• Tingkatkan Nilai Ekonomi


08/2013 03

PROLOG

Kelapa, Yang Terlupa

15

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, komoditas kelapa mengalami stagnansi baik dari sisi produksi, luas maupun produktivitas.

04

TABULASI

Besar Tak Berkembang

19 Berbagai permasalahan yang masih melingkupi usaha perkelapaan baik dari sektor hulu maupun hilir serta sektor industri dan jasa penunjangnya perlu dibenahi dan diatasi secara bersama dan terkoordinasi secara baik

09 10

IDENTIFIKASI

DINAMIKA

ADVOKASI

Dunia Gizi dan Kesehatan: Revitalisasi VCO

Setelah beberapa dasawarsa, ternyata tuduhan terhadap minyak kelapa tidak terbukti, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya.

21

22

Majalah Bulanan Pertanian Strategis www.opini-indonesia.com/agro

Edisi 08/Desember 2013 o PROLOG o IDENTIFIKASI o DINAMIKA o REGULASI

3 6 9 22

Kelapa, Terlupa

Komoditas lokal yang terpental

Í Besar Tak Berkembang

Í Serat Serbuk Sabut Kelapa

Í Menuju Pemimpin Pasar

Í Tingkatkan Nilai Ekonomi

Diterbitkan sebagai majalah pertanian strategis yang berupaya memetakan dan mencari solusi masalah pertanian Indonesia dari berbagai sudut pandang.

Managed by

INOVASI

Potensi Lanjutan Serat Kelapa: Serbuk Sabut Kelapa EFISIENSI

Industri Pengolahan Kelapa Terpadu: Tingkatkan Nilai Ekonomi

Industri Pengolahan Kelapa Terpadu merupakan industri yang mengolah seluruh bagian yang ada pada tanaman kelapa agar dapat digunakan seluruhnya tanpa tersisa.

Tree of Life: Kelapa dan Potensinya Menuju Pemimpin Pasar

Hasil Samping Menjanjikan: Serat Sabut Kelapa

Rantai tata niaga belum efisien, informasi pasar belum berkembang di sentra produksi, dan harga yang diterima petani masih rendah. Koperasi dan asosiasi petani belum optimal yang mengakibatkan posisi tawar lemah.

17

06

INDUSTRI

REVISI UU PERKEBUNAN DIHARAPKAN PRO RAKYAT

ENERGI

Sumber Energi Alternatif: Coco Diesel

Pemimpin Redaksi Ir. Raymond Rajaurat Dewan Redaksi Ir. Raymond Rajaurat Ir. Anom Wibisono, Hs. Staf Redaksi M. Mutawally Ronald Simarmata Andri Penerbit Yayasan Media Wasantara Anggota SPS No. 358/1986/03/2002 Pendiri Rimson Simanjorang Managing Director Ir. David J. Simanjorang

REGULASI

Revisi UU Perkebunan Diharapkan Pro Rakyat

Harapan besar pada RUU tentang Perkebunan juga disampaikan oleh Dewan Kelapa Indonesia.

bank Bank Central Asia (BCA) No. Rek. 166 1967 957 a/n. Raymond Rajurat Alamat Redaksi Jl. Yupiter Utama D10/12 Bogor 16914 Telp/Faks: (021) 87716493, 0811 192306 Alamat Iklan/Tata Usaha Jl. Purnawirawan Raya 12/424 Bandar Lampung Telp : 0816 4063 04. Website www.opini-indonesia.com/agro Email agro@opini-indonesia.com Percetakan PT. Lampung Visitama Ganda (DavPrinting)

Isi diluar tanggungjawab percetakan


PROLOG

Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

3

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, komoditas kelapa mengalami stagnansi baik dari sisi produksi, luas maupun produktivitas.

KELAPA, YANG TERLUPA

S

ebagai produsen terbesar di dunia, kelapa Indonesia menjadi ajang bisnis raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida, dll); proses produksi, pengolahan produk kelapa (turunan dari daging, tempurung, sabut, kayu, lidi, dan nira), dan aktivitas penunjangnya (keuangan, irigasi, transportasi, perdagangan, dll). Daya saing produk kelapa pada saat ini terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer, di mana nilai tambah dalam negeri yang dapat tercipta pada produk hilir dapat berlipat ganda daripada produk primernya. Usaha produk hilir saat ini terus berkembang dan

memiliki kelayakan yang tinggi baik untuk usaha kecil, menengah maupun besar. Pada gilirannya industri hilir menjadi lokomotif industri hulu. Permintaan pasar ekspor produk olahan kelapa umumnya menunjukkan trend yang meningkat. Situasi ini mengisyaratkan perlunya mengarahkan pengembangan produk olahan pada produk-produk baru yang permintaan pasarnya cenderung meningkat (demand driven). Industri pengolahan komponen buah kelapa tersebut umumnya hanya berupa industri tradisional dengan kapasitas industri yang masih sangat kecil dibandingkan potensi yang tersedia. Daerah sentra produksi kelapa di Indonesia adalah Propinsi Riau, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Namun demikian berdasarkan data Kementerian Pertanian, komoditas yang satu ini terlihat mengalami stagnansi baik dari sisi produksi, luas maupun produktivitas. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan apakah kelapa yang menjadi salah satu identitas Indonesia mulai terlupa? Dukungan kebijakan jelas diperlukan. Penyediaan kredit modal untuk intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan; pembinaan teknis dan kelembagaan produksi; penyediaan informasi teknologi dan pasar; peningkatkan status hukum atas kepemilikan lahan usaha; dan pengembangan infrastruktur sudah sewajarnya dilakukan.


4

TABULASI

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

Besar Tak Berkembang Berbagai permasalahan yang masih melingkupi usaha perkelapaan baik dari sektor hulu maupun hilir serta sektor industri dan jasa penunjangnya perlu dibenahi dan diatasi secara bersama dan terkoordinasi secara baik

I

ndonesia memiliki lahan perkebunan kelapa terluas di dunia, dengan luas areal mencapai lebih dari 3 juta ha atau 31,2 persen dari total areal dunia sekitar 12 juta ha. Sebagian besar (98%) dari total luas perkebunan kelapa di indonesia merupakan perkebunan rakyat, dan sisanya berupa perkebunan negara dan perkebunan swasta. Persebaran kebun kelapa hampir merata di seluruh Indonesia, dengan sebaran terbanyak berada di Sumatera mencapai 32%, Jawa 23%, Sulawesi 21%, Bali, NTB dan NTT 8%, Kalimantan 7%, Maluku dan Papua 10%. Bila dilihat menurut propinsi, kebun kelapa terluas berada di propinsi Riau (14%), disusul Jawa Timur (8%), Sulawesi Utara (7%), Jawa Tengah (6%), Maluku Utara (6%), Sulawesi Tengah (5%), dan Jawa Barat (5%), serta beberapa derah lainnya. Meskipun potensinya begitu besar secara nasional maupun di dunia, namun kelapa belum menjadi komoditas unggulan. Berbagai permasalahan masih dirasakan di tingkat petani, industri pengolah dan pada tingkat pemasaran. Permasalahan yang dihadapi juga beragam mulai dari teknis budidaya, skala usaha, teknologi pengolahan, pemasaran produk, sumber daya manusia, akses

PRODUKSI

LUAS LAHAN

PRODUKTIVITAS

• Riau

506,337

16%

• Riau

521,940

14%

• DI. Yogyakarta

1,779

• Sulut

254,641

8%

• Jatim

299,499

8%

• Maluku Utara

1,435

• Malut

248,612

8%

• Sulut

280,107

7%

• Gorontalo

1,422

• Jatim

241,164

8%

• Jateng

238,393

6%

• Riau

1,421

• Sulteng

198,569

6%

• Malut

226,900

6%

• Sulawesi Tengah

1,364

• Jateng

178,131

6%

• Sulteng

206,963

5%

• Jawa Timur

1,311

• Jabar

164,984

5%

• Jabar

183,645

5%

• Jambi

1,274

• Lampung

111,700

4%

• NTT

163,067

4%

• Jawa Barat

1,252

• Jambi

111,629

4%

• Lampung

129,397

3%

• Sumatera Selatan

1,211

• Sumut

105,088

3%

• Jambi

119,145

3%

• Sulawesi Barat

1,156

Lainnya

1,427,093

38%

INDONESIA

3,796,149

100%

Lainnya

1,056,488

33%

INDONESIA

3,177,343

100%

• Lainnya INDONESIA

<1,156 1,157


Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

3%

8%

16%

8%

5%

4%

5

8%

6%

4% 6% permodalan, infrastruktur, kesenjangan informasi dan dukungan kebijakan. Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) mencatat, Indonesia masih tertinggal jauh dari Srilanka dan India dalam hal pemanfaatan sabut kelapa. Sebagai perbandingan, Srilanka hanya memiliki areal kebun kelapa seluas 0,4 juta hektar dan India memiliki areal kebun kelapa seluas 1,9 juta hektar, namun kedua negara itu mampu memasok 70 persen kebutuhan sabut kelapa dunia. Sementara Indonesia baru mampu berkontribusi sekitar 10 persen

terhadap kebutuhan sabut kelapa dunia yang jumlahnya mencapai 500.000 ton per tahun. Secara nasional, Indonesia baru mampu mengolah sabut kelapa sekitar 3,2 persen dari total produksi sekitar 15 miliar butir per tahun. Dengan demikian, jumlah sabut kelapa Indonesia yang belum diolah menjadi komoditas bernilai ekonomi mencapai 14,5 miliar butir per tahun. Sumber daya kelapa sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar dan perlu dioptimalkan pengelolaannya

Kelompok Penerbitan Opini Indonesia mengucapkan

Selamat Hari Natal 25 Desember 2013

&

Selamat Tahun Baru 1 Januari 2014

sehingga kembali menjadi sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional. Kelapa memiliki kontribusi dan peran strategis hampir pada semua bidang kehidupan, yaitu di bidang ekonomi, pangan, kesehatan, energi, lingkungan, konstruksi, sosial budaya, seni dan kerajinan, serta pariwisata. Berbagai permasalahan yang masih melingkupi usaha perkelapaan baik dari sektor hulu maupun hilir serta sektor industri dan jasa penunjangnya perlu dibenahi dan diatasi secara bersama dan terkoordinasi secara baik.


6

IDENTIFIKASI

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

Tree of Life:

Kelapa dan Potensinya Populasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh sekitar 3 juta hektar di Indonesia atau 30% dari total pohon kelapa dunia. Dari sini seharusnya Indonesia bisa menguasai produk berbahan dasar kelapa, misalnya produk minyak kelapa ,sabut, tempurung dan sebagainya

T

anaman kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan penting dalam perekonomian di Indonesia. Dapat dipastikan, semua bagian kelapa memiliki nilai ekonomis dan nilai sosial yang sangat tinggi. Jika komoditas tanaman kelapa ini dikelola secara agrobisnis berwawasan ramah lingkungan, tentunya sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta pendapatan daerah dan negara. Sebagaimana kita ketahui, kelapa termasuk salah satu tanaman yang serba guna atau tree of life. Setiap bagian tanaman kelapa bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia. Nilai sosial kelapa memiliki peranan penting dalam dunia kesehatan. Beberapa manfaat kelapa bagi kesehatan. Daging kelapa mengandung berbagai

macam enzim yang sangat berguna bagi kesehatan, terutama dalam pencernaan manusia. Sebagai contoh, kita ambil saja daging kelapa yang dicampur dengan pisang yang dilembutkan dan susu. Hasil olaham tersebut merupakan salah satu makanan tambahan yang bergizi tinggi bagi anak-anak dan berkhasiat obat bagi penderita gangguan pencernaan, kejang usus, tukak lambung, diare, sakit kuning dan wasir. Lalu ada daging kelapa muda dicampur dengan air kelapa yang merupakan makanan baik bagi yang berusia lanjut. Selain itu, mengunyah sepotong kelapa yang masih segar bersama dengan sedikit gula jawa dapat memperkuat gusi dan mencegah sakit gigi pada anak-anak hingga usia tertentu. Daging kelapa muda segar yang digiling, kemudian ditambah satu gelas air kelapa muda, gula batu, dan sebutir


Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

kapulaga berkhasiat sebagai obat rasa kering dalam dada, cegukan, tukak lambung, dan insomnia. Selain itu, daging kelapa muda yang dibuat tepung dapat digunakan sebagai makanan penting bagi penderita kencing manis. Lalu jika mengalami bisul dan ingin cepat sembuh, bisa dilakukan dengan menempelkan daging kelapa muda pada permukaan bisul tersebut. Sementara itu, santan dari kelapa muda merupakan salah satu makanan berharga bagi anak-anak yang menderita kekurangan protein dan vitamin D, serta penderita tuberkolosis perut. Selain itu, dengan meminum segelas santan di pagi hari, kemudian disusul dengan meminum minyak kastor sebanyak 25 gram terbukti sangat bermanfaat untuk membinasakan cacing pita dalam perut. Air kelapa merupakan air yang steril, alamiah, dan mengandung kadar kalium dan khlor yang sangat tinggi. Air kelapa muda berkhasiat sebagai diuretik atau berguna untuk memperlancar pengeluaran air seni. Air kelapa muda dicampur dengan susu sangat baik untukmakanan anak-anak, di antaranye berkhasiat mencegah penggumpalan susu dalam perut, rasa mual yang menyebabkan muntah, sembelit, dan mencegah sakit pencernaan. Lalu ada air kelapa muda yang dicampur dengan pisang yang dapat membantu mengatasi pengaruh racunracun dalam obat, sulfa dan atibiotik, sehingga menjadikan obat-obat itu lebih mudah diserap oleh darah. Jika Anda rajin mencuci muka dengan air kelapa setiap hari, maka jerawat dan noda-noda hitam di wajah akan lenyap. Kahsiat lain dari air kelapa adalah untuk mencegah munculnya kerutan di wajah, kulit mongering, dan menjadikan wajah tetap berseri sepanjang hari. Selain bermanfaat untuk kesehatan, tanaman kelapa juga memiliki potensi ekonomi yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan manusia. batang Batang kelapa terdiri atas jaringan pembuluh yang dikelilingi oleh jaringan parenchime. Hal ini menjadikan kayu kelapa memiliki nilai artistik yang tinggi. Satu pohon kelapa tua rata-

rata volumenya 0,9 meter kubik dapat menghasilkan 20-30% kayu menegha dan 40-60% kayu lunak. Batang kelapa dapat digunakansebagai kayu bakar karena terdiri atas karbon 50%, oksigen 43,2%, dan hydrogen 6,2% sehingga jika dijadikan kayu bakar dapat menghasilkan panas seperti kayu lainnya. Selain itu, kayu kelapa juga sangat baik untuk dijadikan arang. Makin keras kayu kelapa, makin baik juga mutu arang yang dihasilkan. Bagian batang yang paling baik untuk dibuat arang adalah pangkal batangnya yang memang

memiliki struktur sangat keras. Arang kayu kelapa untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai arang aktif dan arang briket. Batang kayu kelaoa juga dapat diolah menjadi bahan bangunan seperti balok-balok atau papan, selanjutnya dapoat dibuay bermacammacam konstruksi bangunan. Selain itu, kayu kelapa juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pagar, rumah penjaga, dan tiang listrik. Pada umumnya, kayu kelapa yang tua lebih mudah dikerjakan daripada yang masih muda. Untuk memperoleh kayu kelapa yang licin, diperlukan penggunaan kertas pasir sebelum divernis atau dicat. bunga dan buah Dari tangkai bunga kelapa dapat dihasilkan nira kelapa. Nira kelapa yang diambil dengan cara disadap merupakan minuman yang menyegarkan dan berkhasiat sebagai obat. Selain itu, nira kelapa juga dapat diolah menjadi gula kelapa atau gula mangkok. Saat ini gula kelapa telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang sangat tinggi.

Web Hosting www.cnp-webservice.com

SOLUSI ONLINE USAHA ANDA

GRATIS 1 (satu) nama domain selama berlangganan dan Host UNLIMITED domain. Harga mulai: Rp 65.000 per bulan

Nama Domain Daftar klien : t CV. Mandala Agro Swakarsa t Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) t PT. Sarana Pratama Gemilang t PT. Sumber Solusi Selaras t Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) t PT. Limas Karya Utama t Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia t Yayasan Pemantau Hak Anak Indonesia t Yayasan Saint Anna Education Center t Yayasan Media Wasantara t dll.

7

Pendaftaran berbagai ekstensi nama domain internasional (COM, NET, ORG, BIZ, INFO dll.) Harga mulai: Rp 119.000 per tahun

Sertifikat SSL/TSL Membangun kepercayaan pengunjung web dengan mengaktifkan SSL. Harga mulai: $ 45 per tahun


8

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

tempurung atau batok kelapa menjadi barang bermanfaat, seperti misalnya centong, dompet, sendok, mainan anakanak dan lainnya.

Struktur buah kelapa terdiri atas sabut, tempurung, , daging kelapa, dan air kelapa. Daging kelapa dapat dibuat santan, kelapa parut, dan minyak keletik. Santan yang banyak digunakan sebagai penyedap bahan masakan di jutaan rumah tangga saat ini telah menjadi komoditas ekspor ke Eropa, Malaysia, dan Singapura. Sedangkan kelapa parut kering telah menjadi komoditas ekspor ke Eropa, Amerika, kanada, Jepang, dan Australia. Tak hanya itu, air kelapa pun dapat diolah menjadi aneka minuman menyegarkan dan dapat pula diolah menjadi nata de coco, semacam kolang-kaling yang sangat digemari oleh masyarakat dunia. Tempurung Sementara tempurung batok dapat diolah menjadi arang batok kelapa, arang aktif, dan obat nyamuk bakar. Arang batok kelapa banyak dibutuhkan oleh industri pengecoran besi, industri tambak udang, industri tekstil, industri karbon aktif, dan industri minyak goreng. Untuk menghasilkan 1 kg arang dibutuhkan 4 kg tempurung atau batok kelapa. Adapun briket tempurung kelapa memiliki kalori tinggi dan menghasilkan panas yang cocok untuk industri makanan dan industriindustri lainnya yang memerlukan pemanasan pada proses produksinya. Selain itu, tempurung kelapa digunakan untuk menghasilkan asap cair bisa digunakan untuk pengawetan makanan, ikan dan desinfektan. Beberapa pengrajin mampu menyulap

Daun Daun kelapa sering digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai atap rumah, sapu lidi, bahan anyaman, hingga pembungkus ketupat. Bahkan di Kawasan Timur Indonesia yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan, daun kelapa kering dengan seluruh batang daunnya banyak digunakan sebagai rumpon laut yang sangat bermanfaat untuk memudahkan aktivitas menangkap ikan-ikan tuna, cakalang, dan ikan-ikan karang. Akar Kelapa Akar tanaman kelapa terdiri atas akarakar serabut. Gabungan dari akar-akar tersebut masing-masing masuk ke dalam tanah untuk menghisap zat makanan. Akar-akar kelapa ini dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan dan zat pewarna. Sabut Kulit atau sabut kepala dapat diolah menjadi serat sabut kelapa (cocofibre), ampas sabut kelapa (cocodust), airfilter, matting, rugs, tali, jaring pot, konstruksi beton, dan lain-lain. Sabut kelapa juga dapat diolah menjadi medium tanam. Pengolahan sabut kelapa akan menghasilkan serat untuk bahan pengisi kasur dan jok mobil, serta dapat dibuat keset.


DINAMIKA

Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

9

Menuju Pemimpin Pasar Pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya harus menyusun strategi menyeluruh.

I

ndonesia bisa menjadi produsen produk olahan kelapa terbesar di dunia jika pemerintah serius mendorong pengembangan perkebunan dan industri pengolahan kelapa. Dengan kondisi geografis yang cocok untuk areal perkebunan kelapa (garis khatulistiwa), sudah sepantasnya Indonesia memiliki banyak industri hilir, mulai dari skala kecil, menengah, hingga besar, yang mengolah kelapa menjadi produk makanan, minuman, kosmetik dan lainnya. Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Irawadi Jamaran mengatakan, permintaan produk olahan kelapa di dunia, termasuk di dalam negeri, terus meningkat. Diperkiraan kedepan, pangsa

pasar produk olahan kelapa akan terus meningkat. Di sisi lain, hasil produksi industri hilir kelapa yang ada juga terus berkembang. Baik daging, air, sabut, maupun batok kelapa bisa diolah menjadi berbagai macam produk yang bernilai tambah tinggi. Menurut dia, pengembangan perkelapaan nasional mensyaratkan tiga tahapan, yakni proses budi daya, industrialisasi (pengolahan menjadi produk jadi), dan pemasaran. Secara umum, industri perkelapaan nasional harus terus dikembangkan dan diperkuat, sehingga menjadi pemimpin pasar domestik dan internasional. Untuk itu, pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya harus menyusun strategi menyeluruh, termasuk juga

adanya dukungan infrastruktur, pembiayaan, serta dorongan untuk tumbuhnya industri pengolahan mulai skala kecil hingga besar. “Dengan ini, akan tersusun peta jalan perkelapaan nasional yang mencakup mulai dari proses pembibitan hingga pengolahan kelapa menjadi produk jadi dan pemasarannya. Dalam hal ini, ada harmonisasi pada proses produksi dan pembagian tanggung jawab serta keuntungan. Ke depan, produksi perkebunan kelapa harus bisa terserap oleh industri pengolahan, sehingga ekspor kelapa dalam kondisi bulat-bulat bisa ditiadakan,� kata Irawadi. Sekadar informasi, produksi kelapa di Indonesia mencapai 15,5 miliar butir per tahun atau sekitar 42 juta butir per hari. Di Riau sendiri, yang merupakan salah satu sentra kelapa terbesar di Indonesia, produksinya mencapai 8 juta butir per hari. Selain di Riau dan wilayah lainnya di Sumatera, kelapa juga banyak diproduksi di Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, dan daerah lainnya. Untuk tahap awal, peremajaan terhadap pohon-pohon kelapa yang ada sudah harus dilakukan, termasuk penyediaan bibit-bibit unggul baru. Selanjutnya, perluasan areal tanaman kelapa juga perlu diperhatikan dan didorong oleh pemerintah, sekaligus mengundang investor swasta membangun industri pengolahan kelapa. Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Fahmi Idris mengatakan, pengembangan perkebunan dan industri pengolahan kelapa merupakan salah satu langkah nyata untuk memberdayakan perekonomian masyarakat. Apalagi, selama ini sebagian besar perkebunan kelapa yang ada milik masyarakat. “Kelapa bukan hanya sebagai bahan baku untuk minyak semata. Banyak orang yang belum tahu jika kelapa bisa dijadikan berbagai macam produk turunan yang bernilai tambah. Industri kelapa juga menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari perkebunan, angkutan, proses produksi, hingga kegiatan pemasaran, misalnya Pulau Sambu Group yang di pabriknya sudah menyerap belasan ribu tenaga kerja. Ini belum termasuk petani yang di perkebunan serta tenaga kerja dalam proses pengangkutannya,� katanya. SK


10

ADVOKASI

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

Dunia Gizi dan Kesehatan:

Revitalisasi VCO Setelah beberapa dasawarsa, ternyata tuduhan terhadap minyak kelapa tidak terbukti, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Wawan W. Efendi

S

elama sekitar 3960 tahun yang lalu, dari 4000 tahun sejak adanya catatan sejarah, telah diketahui penggunaan buah kelapa sebagai bahan makanan dan kesehatan. Penggunaan minyak kelapa di seluruh dunia –khususnya di daerah tropis– merupakan suatu hal yang umum, yaitu di Amerika Tengan dan Selatan, Afrika, anak benua India, Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Asia. Manfaat buah kelapa itu sangat dihormati, bahkan tercantum dalam pengobatan Ayurweda dalam bahasa sansekerta pada tahun 1500 SM, mencakup manfaat bagi pikiran, tubuh, dan rohani (mind, body, spirit). Akan tetapi, semua itu berubah pada tahun 1950-an, saat penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab utama kematian di kalangan orang dewasa di Amerika. Ancel Keys dapat dikatakan sebagai pelopor dari kampanye anti lemak

jenuh di Amerika Serikat. Sejak tahun 1953 – 1957, Keys membuat serangkai pernyataan antara lain: ”Semua lemak meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Hampir setengah dari total lemak berasal dari lemak nabati dan minyak, tidak ada perbedaan dari lemak hewan maupun lemak nabati dalam hal efek terhadap penyakit jantung koroner (1953). Jenis lemak pun tidak ada bedanya, maka perlu mengurangi konsumsi margarin dan shortening (1956). Semua lemak adalah sama saja. Lemak jenuh meningkatkan kolesterol, sedangkan lemak poli-tak jenuh menurunkan kolesterol. Lemak nabati yang dihidrogenasi adalah biang keladi dari masalah penyakit jantung koroner. Demikian pula lemak hewan adalah penyebab penyakit jantung koroner (1957 – 1959)”. David Kritchevsky pada tahun 1954 juga mempublikasikan dua hasil penelitian. Penelitian pertama tentang

efek pemberian kolesterol kepada kelinci, yang ternyata menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung. Berikutnya Kritchevsky menyatakan bahwa manfaat dari mengonsumsi lemak poli-tak jenuh dari minyak jagung, kedelai, safflower, dan biji bunga matahariuntuk menurunkan kadar kolesterol darah, meskipun hanya untuk semantara waktu. Teori Kritchevsky ini didukung oleh hipotesis lemak yang menyatakan bahwa lemak jenuh dan kolesterol dari hewan dapat menaikkan kadar kolesterol dalam darah. Hal ini menyebabkan penumpukan kolesterol dan asam lemak sebagai sumbatan dalam pembuluh darah arteri. Meskipun banyak penelitian pada masa itu yang bertentangan, namun masyarakat sudah terlanjur beranggapan bahwa lemak jenuh itu berbahaya bagi kesehatan jantung. Akhirnya banyak orang takut mengonsumsi minyak kelapa dikarenakan minyak tersebut telah dianggap dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Kontroversi penggunaan minyak kelapa sebagai minyak goreng, pertama kali terjadi di Amerika Serikat. Dan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada tahun 1980-an dengan kampanye anti minyak tropis, yaitu ”minyak kelapa mengandung minyak jenuh yang menjadi penyebab munculnya penyakit modern seperti jantung koroner, kolesterol, dan obesitas”. Akibatnya, harga dan pasar minyak kelapa jatuh sejak tahun 1960an. Dan sebagai gantinya merekan mengampanyekan untuk menganti dan mengonsumsi minyak kedelai atau minyak nabati lain yang tidak mengandung lemak jenuh. Dan sebuah kampanye pemasaran yang dibiayai oleh industri minyak kedelai dan minyak jagung dan didukung oleh Asosiasi Jantung Amerika, bertekad untuk merubah American Diet, mengganti lemak jenuh menjadi lemak tak jenuh dengan diet yang disebut Prudent Diet. Titik balik Setelah beberapa dasawarsa, ternyata tuduhan terhadap minyak kelapa tidak terbukti, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Pengguna minyak nabati yang mengandung lemak tak jenuh banyak yang terkena panyakit. Dan penelitian modern yang lebih kritis mulai memperlihatkan bahwa perubahan diet berdasarkan bukti yang diajukan


Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

oleh Ancel Keys, dan David Kritchevsky ternyata terlalu dini. Sebuah tulisan editorial oleh Walter Willett dari Universitas Harvard dalam American Jurnal of Public Health (1990) mengungkapkan bahwa, meskipun fokus dari rekomendasi diet biasanya adalah mengurangi asupan lemak jenuh, namun tidak ada hubungan antara asupan lemak jenuh dan resiko penyakit jantung koroner yang tercatat di dalam penelitian mutakhir. Awad pada tahun 1981 melakukan penelitian dengan membandingkan efek dari makanan yang masing-masing mengandung 14% minyak kelapa, 14% minyak safflower, dan perlakuan kontrol berupa minyak kedelai 5%, terhadap akumulasi kolesterol dalam jaringan tikus Wistar jantan. Makanan sintesis ditambah 2% minyak jagung dengan total lemak 16%. Akumulasi total kolesterol dalam jaringan hewan yang diberi safflower 6 kali lebih besar dibandingkan dengan yang diberi minyak kelapa, dan 2 kali lebih besar dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Keistimewaan virgin Coconut Oil Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) merupakan minyak kelapa yang diproses tanpa pemurnian (bleaching, deodorizing), tanpa pemanasan atau dengan pemanasan seminim mungkin. Minyak kelapa mengandung asam laurat yang tinggi (45% – 55%), dan juga mengandung asam lainya. Asam laurat adalah lemak jenuh dengan rantai sedang atau disebut dengan trigliserida rantai sedang (medium chain triglycerida atau MCT). Karena minyak kelapa murni (virgin coconut oil) mengandung MCT, setelah

dicerna dalam saluran pencernaan, akan langsung diserap melalui dinding usus tanpa melalui proses hidrolisis dan enzimatik, kemudian dipasok ke dalam aliran darah dan langsung dibawa ke organ hati untuk diproses menjadi energi untuk meningkatkan fungsi semua kelenjar endokrin, organ dan jaringan tubuh. Sedangkan minyak sayur lainya, seperti minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak jagung, yang ukuran molekul asam lemaknya lebih besar, perlu diproses dahulu di dalam saluran pencernaan melalui proses hidrolisis dan emulsi dengan bantuan cairan empedu dan enzim kelenjar pangkreas. Hasil penguraian unit-unit asam lemak bebas tersebut disusun kembali dan dikemas menjadi lipoprotein, selanjutnya dipasok keorgan hati untuk metabolisme dan produknya didistribusikan ke semua kelenjar endokrin, organ dan jaringan tubuh dalam bentuk energi, sementara kolesterol dan sisa lemaknya ditimbun di jaringan tubuh. Trigliserida minyak kelapa di dalam tubuh akan dipecah menjadi lebih sederhana yaitu digliserida, monogliserida, dan asam lemak bebas. Monogloserida dan asam lemak bebas inilah yang memiliki sifat antimikroba. Dan asam lemak bebas yang paling aktif adalah asam laurat dan asam kaprat dengan senyawa monogliseridanya. Asam laurat dan asam kaprat mampu menembus lapisan lipid luar pada virus sehingga bersifat antivirus. Dan keduanya saat ini dikembangkan menjadi bahan untuk melawan virus HIV dan Hepatitis B dan C. Adanya aspek lain dari gambaran penyakit jantung koroner. Hal ini berkaitan dengan asal-mula terbentuknya antheroma yang menyumbat arteri. Penelitian mutakhir menyatakan bahwa terdapat peranan dari virus herpes dan

11

virus cytomegalo dalam pembentukan bercak-bercak antherosklerosis dan penyumbatan ulang arteri sesudah operasi jantung (angioplasty) (New York Times, 1991). Dan yang menarik adalah bahwa virus herpes dan virus cytomegalo, keduanya dapat dihambat oleh monolaurin yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh, tetapi harus ada sumbernya yang berupa asam laurat dalam makanan. Sedangkan minyak kelapa murni mengandung banyak asam laurat. Penutup Kelapa merupakan sumber daya alam yang menakjubkan, khususnya minyak kelapa murni (virgin coconut oil) yang memiliki fungsi dan peranan yang sangat banyak, baik dari segi nutrisionalnya maupun farmasetikalnya. Telah cukup lama reputasinya menurun, dikarenakan beberapa teori yang telah menjustifikasi bahwa minyak kelapa murni memiliki kandungan lemak jenuh yang dapat menaikkan kolesterol dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Hal terpenting saat ini adalah penelitian medis modern telah memungkinkan secara ilmiah meruntunkan teori tentang minyak kelapa yang terdahulu. Namun yang tidak kalah penting, minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dapat diterima kembali oleh beberapa kalangan masyarakat. Dan oleh karena itu, masyarakat tidak perlu lagi diselimuti kekalutan tentang dampak buruk dari mengkonsumsi minyak kelapa murni (virgin coconut oil).


20

AGRO SWAKARSA | Edisi 04/Agustus 2013

ADVETORIAL

Pupuk Organik Cair MASAGRI®

www.masagri.com

S

eiring pertambahan populasi penduduk, kebutuhan akan pangan dan hasil pertanian lainnya meningkat. Guna memenuhinya, dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas, salah satunya penggunaan pupuk. Namun berdasarkan hasil penelitian, penggunaan pupuk kimia menimbulkan dampak negatif terhadap merosotnya daya dukung lingkungan yaitu meningkatkan kandungan kimia sintetis di perairan dan lapisan tanah (top soil). Tingginya kandungan kimia tersimpan/terakumulasi dalam tanah bersifat toksik terhadap perakaran tanaman, sehingga kesuburan tanah akan terus menurun dan produktivitas menjadi makin rendah. Seringkali penurunan produktivitas karena kesuburan tersebut dijawab dengan penambahan dosis penggunaan pupuk kimia sehingga makin memperparah kondisi lahan. Pada akhirnya mengarah pada proses penggurunan, dimana lahan pertanian memiliki kesuburan sangat rendah. Pemerintah sudah berupaya membantu petani dengan memberikan subsidi pupuk. Namun pertambahan kebutuhan pupuk akan memperbesar subsidi yang pada akhirnya berdampak pada keuangan negara dan program pembangunan yang lain. Karenanya itu, dilakukan pembatasan subsidi pupuk kimia. Dengan keterbatasan subsidi, maka kebutuhan kebutuhan pupuk kimia mau tidak mau harus dipenuhi dengan menggunakan pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal sehingga menambah beban produksi petani yang pada akhirnya mengurangi pendapatan petani dari hasil pertanian yang dikelolanya. Faktor biaya ini masih diperparah dengan dengan kelangkaan pupuk kimia, baik karena keterbatasan produksi maupun tata niaga. Hal

Pupuk terdaftar pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia

No. L905/ORGANIK/DEPTAN-PPVTPP/VI/2011

ini dapat dilihat dari pemberitaan mengenai kelangkaan pupuk yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah menggalakkan penggunaan pupuk organik, baik dalam bentuk padat maupun dalam bentuk cair. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang juga akan lebih melestarikan lingkungan karena pupuk organik merupakan pupuk ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dengan berkurangnya kandungan residu bahan kimia sintetis pada hasil pertanian yang dikonsumsi oleh manusia. MENGAPA MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR MASAGRI®? Pupuk Organik Cair MASAGRI® merupakan produk pupuk yang tidak hanya mengandung unsur hara esensial, namun juga berbagai mikroorganisme bermanfaat yang mampu meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah, menekan pertumbuhan bakteri penyakit, sehingga akar, daun, batang dan bunga akan tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal. Pada Pupuk Organik Cair MASAGRI® juga terdapat senyawa-senyawa organik yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa organik lainnya. Nutrisi yang terkandung sebagian besar terdiri atas gugus gula sederhana dan protein dengan reaksi lanjutan berupa asam amino, asam organik, vitamin, hormon pertumbuhan (auxin giberilin) unsur makro-mikro. Unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan dan kesehatan tanaman yang optimal dan berkelanjutan, hingga dapat meningkatkan hasil panen. Pemakaian Pupuk Organik Cair MASAGRI® dapat membantu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia yang masif selama bertahun-tahun dan

Demplot D p M

Ujicoba pada tanaman singkong (ubi kayu) di daerah Way Pengubuan dan Kota Gajah (Lampung Tengah). Pertumbuhan vegetatif jauh lebih cepat dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia (penghematan pupuk) sampai 50%.

Ujicoba pada tanaman padi sawah di daerah Jasinga (Bogor), Palas (Lampung Selatan) dan Kota Gajah (Lampung Tengah). Pertumbuhan lebih cepat dan hasil bisa dipertahankan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia (penghematan pupuk) sampai 50%.

U Uj jic icob oba ba pa pad da ttan da anam aman an ssingkong ingkon in kong g di di d dae era rah h Kot K ota ta G Ujicoba pada tanaman daerah Kota buhan tanaman yang berbeda jauh dengan perlak Ujicoba dilakukan pada hamparan lahan singkong g di lahan seluas 2 hektar. Gambar di atas adalah ko o menggunakan Pupuk Organik Cair MASAGRI® dan n biasa. Tanaman lebih subur dan sehat.


Edisi 04/Agustus 2013 | AGRO SWAKARSA

Perbedaan Pupuk Organik Cair MASAGRI® dengan Pupuk Kimia Perbedaan mendasar antara Pupuk Organik Cair MASAGRI® dan pupuk kimia adalah pada perlakuan terhadap tanah. Pupuk kimia memasok nutrisi langsung ke tanaman dengan memberikan unsur yang dibutuhkan tanaman baik unsur makro maupun mikro. Dengan pasokan langsung, maka tanaman mendapatkan unsur yang dibutuhkan tanpa melalui proses biologis dan kimia dalam tanah. Hal ini menyebabkan

menggemburkan tanah kembali. Selain itu berbagai mikroba yang terdapat dalam pupuk ini akan mampu melarutkan dan mengikat zatzat yang dibutuhkan tanah. Pupuk Organik Cair MASAGRI® sudah melewati berbagai uji mutu yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah Kementerian Pertanian RI baik kandungan unsur hara maupun keamanan dari mikroba patogen yang merugikan seperti E Coli dan Salmonella. Juga telah lulus uji terap (efektivitas) yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Pupuk Organik Cair MASAGRI® terdaftar dan resmi memiliki ijin peredaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian RI sehingga merupakan pupuk resmi yang legal untuk diedarkan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

tanah hanya menjadi tempat ‘meletakkan’ akar tanaman dan tidak memiliki fungsi lain. Masalah yang akan timbul kemudian adalah pupuk kimia yang diberikan tidak semua akan diserap oleh tanaman, karena sebagian (>70%) akan terikat (terakumulasi) ke dalam liat tanah, sehingga tanah menjadi liat/keras serta dalam jangka panjang akan bersifat toksik memacu berkembangnya penyakit dalam tanah dan sebagian lainnya pupuk kimia akan hilang karena terbawa aliran air atau menguap. Pupuk Organik Cair MASAGRI® adalah pupuk organik dan bio fertilizer yang memberikan pasokan nutrisi kepada tanaman dan juga kepada tanah. Dengan kandungan unsur makro maupun mikro pada Pupuk Organik Cair

MASAGRI®, tanaman dapat menerima pasokan unsur yang dibutuhkan, sementara kandungan mikroorganisme (mikroba) pada Pupuk Organik Cair MASAGRI® berguna sebagai nutrisi tanah guna meningkatkan kesu-buran tanah. Kebutuhan akan pangan menyebabkan penggunaan pupuk kimia menjadi sa-ngat dominan untuk mengejar kuantitas produksi (produktivitas). Namun tanpa disadari tidak adanya perlakuan yang cukup bagi tanah akan menyebabkan tanah menjadi jenuh dan semakin tidak subur. Penggunanaan kombinasi pupuk kimia dan Pupuk Organik Cair MASAGRI® dapat menjadi solusi meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesuburan/kesehatan tanah.

fermentasi. Perbedaannya pada bahan baku dan mikroba yang digunakan. Pupuk Organik Cair MASAGRI® menggunakan bahan baku alami non limbah guna meminimalisir potensi kontaminasi mikroba patogen/merugikan seperti E Coli dan Salmonella dari proses awal produksi. Hal ini untuk meminimalisir adanya kemungkinan penyebaran mikroba patogen seiring dengan penyebaran/distribusi produk Pupuk Organik Cair MASAGRI®. Selain itu, Pupuk Organik Cair MASAGRI® menggunakan mikroba alami asli Indonesia. Hal ini ditujukan untuk mempermudah penyesuaian mikroba tersebut dengan kondisi tanah dan iklim Indonesia sehingga efektivitas pupuk akan lebih baik. Dari sisi ekologi (keanekaragaman hayati), penggunaan mikroba alami asli Indonesia akan melestarikan mikroba bermanfaat yang memiliki tempat hidup di Indonesia.

• Tanaman Pangan: Padi, Jagung, Singkong, Kedelai, Kacang-kacangan dll. • Tanaman Perkebunan: Sawit, Tebu, Cokelat, Cengkeh, Kelapa, Karet, Vanili dll. • Tanaman Hortikultura: Sayuran, Buahbuahan, Biofarmaka • Tanaman Hias dan Taman: Anthurium, Adenium, Aglaonema, Sansevieria, Rumput taman dll. • Tanaman Kehutanan: Sengon, Pinus, Jati, Akasia, Angsana, Mahoni, Meranti dll.

PUPUK ORGANIK CAIR MEREK LAIN APLIKASI TANAMAN Secara umum Pupuk Organik Cair MASAGRI® memiliki persamaan dengan pupuk organik cair merek lain yang memproduksi dengan pola

21

Pupuk Organik Cair MASAGRI® dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman:

PEMESANAN

Telp/Faks: 021-87716493 HP/SMS: 0812-7953816 Email: mas@masagri.com

M MASAGRI®

ajjah h ((Lampung Lampun Lamp ung g Teng TTengah) engah h) me menu nunjjukk kkan p ert rtum tum-Gajah G menunjukkan pertumkuan bisa tanpa Pupuk Organik Cair MASAGRI®. g dengan aplikasi Pupuk Organik Cair MASAGRI® o ondisi tanaman pada umur 3 bulan. Di sebelah kiri n di sisi kanan menggunakan pupuk kimia seperti

Ujicoba pada tanaman sawi (caisim) di daerah Tenjolaya (Bogor), Cipanas dan Pacet (Cianjur). Pertumbuhan dan produktivitas (jumlah daun dan berat) tanaman lebih tinggi dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia (penghematan pupuk) sampai 50%.

Ujicoba pada tanaman jagung di daerah Tenjolaya (Bogor). Pertumbuhan lebih cepat, tanaman lebih sehat dan hasil bisa dipertahankan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia (penghematan pupuk) sampai 50%.



INDUSTRI

Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

15

hasil Samping Menjanjikan:

Serat Sabut Kelapa

Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.

S

abut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara ratarata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya. Serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai coco fiber, coir fiber, coir yarn, coir mats, dan rugs, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara tradisionil serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alatalat rumah tangga lain. Perkembangan teknologi, sifat fisikakimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami, membuat

serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat sabut kelapa diproses menjadi coir fiber sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, spring bed dan lain-lain. Serat sabut kelapa bagi negaranegara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia. Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah dan keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku/bahan pembantu, merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa.

Hasil samping pengolahan serat sabut kelapa berupa butiran-butiran gabus sabut kelapa, dikenal dengan nama coco peat. Sifat fisika-kimianya yang dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah menjadikan hasil samping ini mempunyai nilai ekonomi. coco peat digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman hortikultur dan media tanaman rumah kaca. Dari aspek teknologi, pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha kecil/menengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang masih belum memenuhi persyaratan. Aspek Kompetisi Potensi persaingan industri serat sabut kelapa dapat ditinjau dari aspek persaingan produk substitusi dan persaingan industri sejenis. Dari aspek persaingan produk substitusi, khususnya sebagai bahan baku untuk industri jok


16

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

kursi (mobil dan rumah tangga), dash board mobil, tali dan produk sejenis, serat sabut kelapa menghadapi persaingan dengan industri produk sintetis seperti karet busa dan plastik. Walaupun demikian, karakteristik fisika-kimia serat sabut kelapa yang spesifik dan biodegradable serta berfungsi sebagai heat retardant menjadikan serat sabut kelapa mempunyai fungsi yang spesifik yang tidak dapat digantikan oleh produk sintetis. Selain itu kesadaran konsumen terhadap kelestarian akan lingkungan dan kecenderungan untuk kembali menggunakan produk alami, menyebabkan serat sabut kelapa mempunyai peluang pasar dan mampu bersaing dengan produk-produk sintetis. Selain itu karakteristik fisika-kimia serat sabut kelapa menjadikan serat sabut kelapa berpotensi sebagai bahan baku untuk pengembangan produk industri seperti geotextile. Di sisi lain, serat sabut kelapa Indonesia berhadapan dengan negaranegara pesaing yang lebih maju dalam hal teknologi produksi serat sabut kelapa, sehingga mempunyai kualitas yang lebih unggul. Persaingan tersebut juga karena perkembangan aplikasi teknologi yang lebih maju dalam membuat produk industri dengan bahan baku serat sabut kelapa. Negara-negara pesaing Indonesia tersebut antara lain adalah Srilanka, India, Thailand dan Philipina. Ditinjau dari kecenderungan permintaan dunia terhadap serat sabut kelapa yang meningkat, serta kontribusi Indonesia yang masih sangat kecil dalam perdagangan dunia, serat sabut kelapa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (potensi produksi sabut kelapa) dan mempunyai peluang yang

besar. Peluang dapat diraih dengan syarat adanya perbaikan dan pengembangan teknologi proses agar menghasilkan serat yang memenuhi persyaratan kualitas yang diinginkan pasar. Kendala dan hambatan yang dihadapi oleh pengusaha adalah relatif mahalnya biaya transportasi produk untuk pemasaran langsung ke industri pengguna serat sabut kelapa atau eksportir. Akses terhadap informasi dan pasar ekspor juga merupakan salah satu kendala usaha kecil serat sabut kelapa pada aspek pemasaran ini. Hal ini juga berhubungan dengan kelengkapan mesin/peralatan produksi pada usaha kecil yang menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk ekspor langsung. Pada tingkat pemasaran lokal dan domestik yang terjadi selama ini, kendala yang dihadapi oleh pengusaha kecil

adalah lamanya realisasi pembayaran hasil penjualan produk. Kendala ini semakin dirasakan oleh pengusaha kecil karena keterbatasan modal kerja. Aspek Lingkungan Industri pengolahan serat sabut kelapa tidak menghasilkan limbah cair maupun gas. Limbah yang terjadi adalah dalam bentuk fisik, yaitu berupa hasil samping gabus sabut kelapa dalam jumlah atau volume yang besar. Setiap 1000 butir sabut kelapa yang diproses akan menghasilkan sekitar 100 – 125 liter butiran gabus. Akan tetapi, hasil samping butiran gabus atau Coco Peat ini masih mempunyai nilai ekonomi, dalam pengertian dapat dijual apabila dilakukan proses penyaringan dan pengeringan serta dengan teknologi pengemasan sehingga memenuhi persyaratan mutu yang dikehendaki konsumen. Coco Peat dapat digunakan sebagai media tanam antara untuk tanaman jamur. Gabus sabut kelapa dalam bentuk debu dari proses pemisahan dan sortasi serat berpotensi terhadap kesehatan tenaga kerja, apabila tenaga kerja tidak dilengkapi dengan pelindung atau masker. Akan tetapi karena ukuran partikelnya yang relatif besar, maka debu gabus kelapa ini tidak memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Industri pengolahan serat memberikan dampak lingkungan fisik yang positif oleh karena dapat mengurangi limbah sabut kelapa sebagai hasil samping dari kegiatan usaha perdagangan buah kelapa dan usaha pengolahan kopra.

Sipuk BI / Ed


INOVASI

Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

17

Potensi Lanjutan Serat Kelapa:

Serbuk Sabut Kelapa Serbuk sabut kelapa memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan akar baru tumbuh dengan cepat dan lebat.

S

erbuk sabut kelapa atau Coco Peat yang merupakan hasil samping dari usaha pengolahan serat sabut kelapa dapat menghemat penggunaan pupuk pada tanaman hingga 50 persen. “Berdasarkan ujicoba dan simulasi yang dilakukan serbuk sabut kelapa terbukti dapat menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen,” ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI), Ady Indra Pawennari, di Jakarta, Jumat. Menurut Ady, kemampuan serbuk sabut kelapa menyerap dan menyimpan air 300 persen lebih dari kemampuan lahan, menjadikan pupuk yang diberikan pada tanaman tidak tergerus air pada saat penyiraman atau hanyut pada saat hujan. “Ini sudah diujicoba pada berbagai jenis tanaman yakni sayur-sayuran, ubi kayu, padi, kelapa sawit dan kayu. Hasilnya luar biasa, pupuk yang diberikan pada tanaman tidak menguap dan terbawa air,” jelasnya. Ady menceritakan pengalaman temannya, Imam Wibawa, di Sungai Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau yang bercocok tanam dengan menggunakan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam, tanpa menggunakan tanah sedikit pun. Dengan modal pot plastik yang diisi serbuk sabut kelapa, ia sukses memanen cabai sebanyak 500 kilogram di areal seluas 500 meter persegi di belakang rumahnya. Sementara itu, Nando, di Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, berhasil melewati hadangan kemarau panjang berkat kinerja serbuk sabut kelapa yang dapat menghambat terjadinya penguapan air. “Berkat serbuk sabut kelapa, tanaman padi di sawah tadah hujan mampu tumbuh meski dihadang kemarau panjang. Sawah yang diberi serbuk sabut kelapa tanahnya selalu gembur, sejuk dan subur, sehingga tanaman padi bisa

tumbuh normal,” kata Ady. Cerita lainnya berasal Kadek di Krui, Kabupaten Pesisir Selatan, Lampung. Benih kelapa sawit yang ditanam dengan menggunakan media tanam serbuk sabut kelapa mengalami pertumbuhan yang cukup mencengangkan. Pada usia tanam 1,5 tahun, tingginya mencapai 2,5 meter. Sedangkan benih kelapa sawit yang ditanam langsung ke tanah, tanpa menggunakan serbuk sabut kelapa tingginya hanya 1 meter. Atas fakta dan pengalaman dari berbagai daerah, tambah Ady, AISKI terus mengkampanyekan penggunaan serbuk sabut kelapa untuk meningkatkan produktivitas lahan. Minggu ini, AISKI menyurati Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia

(GAPKI) untuk menawarkan penggunaan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam dan bahan baku untuk pembuatan pupuk organik. Serbuk sabut kelapa memiliki kandungan trichoderma molds, sejenis enzim dari jamur yang dapat mengurangi penyakit dalam tanah, menjaga tanah tetap gembur, subur dan memudahkan akar baru tumbuh dengan cepat dan lebat. Selain itu, Ia juga memiliki pori-pori yang memudahkan terjadinya pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Di dalam serbuk sabut kelapa juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), nitrogen (N), fospor (P), dan kalium (K). Ant


18

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

www.opini-indonesia.com  SUARA LAMPUNG UNTUK NEGERI 

Berita | Artikel | Kolom | Destinasi | Kuliner | Historia | Majalah | Kurs | Games | Downloads Baca format digital majalah: Opini Indonesia, The Point Indonesia, Agro Swakarsa, Food & Health Satu lagi persembahan Kelompok Penerbitan Opini Indonesia


EFISIENSI

Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

19

Industri Pengolahan Kelapa Terpadu:

Tingkatkan Nilai Ekonomi

I

ndustri ini sangat potensial dikembangkan mengingat Indonesia merupakan daerah yang memiliki tanaman kelapa terluas di dunia yaitu 31,2% dari total luas areal kelapa dunia, diikuti oleh Filipina, India, Sri Lanka dan Thailand. Namun dari segi produksi, Indonesia hanya menduduki posisi kedua setelah Filipina. Kelapa juga merupakan tanaman rakyat. Hampir setiap rumah yang memiliki halaman pasti ada tanaman kelapanya. Produksi kelapa di begitu besar, namun kebanyakan dijual berupa buah, sehingga nilai tambahnya rendah. Padahal peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar, yaitu Virgin Coconut Oil (VCO), Oleochemical (OC), Desiccated Coconut (DC), Coconut Milk/ Cream (CM/CC), Coconut Charcoal (CCL), Activated Carbon (AC), Brown Sugar (BS), Coconut Fiber (CF) dan Coconut Wood

(CW), yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5-10 kali dibandingkan bila hanya menjual produk kopra. Industri pengolahan kelapa saat ini masih didominasi oleh produk setengah jadi berupa kopra dan coconut crude oil (CCO). Namun demikian dalam 10 tahun terakhir ini nilai ekonominya justru mengalami penurunan yang disebabkan dari tidak terpenuhinya standar ekspor produk. Situasi inilah yang mengindikasikan terjadinya pergeseran orientasi produksi dari bahan setengah jadi menjadi produk akhir yang saat ini justru mengalami peningkatan permintaan dan menunjukkan kelayakan usaha yang tinggi, misalnya untuk produk nata de coco, serat, arang tempurung, gula merah, dan desicated coconut. Produksi arang aktif dan arang

tempurung selama ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri sehingga penggunaan dalam negeri hampir tidak ada, sama halnya dengan produk tepung kelapa dan serat sabut kelapa. Namun untuk produk serat sabut kelapa mengalami penurunan ekspor yang disebabkan karena menurunnya mutu baku dari produk, mengingat sebagian besar masih diproduksi oleh industri kecil dan menengah. Bila bahan baku mutu dapat dipenuhi dengan mesin yang skala ekonominya lebih besar maka ekspor akan dapat meningkat, karena permintaan serat sabut kelapa di pasar internasional terus meningkat dengan persaingan yang terbatas. Tujuan ekspor produk kelapa Indonesia selama ini meliputi banyak negara di Eropa, Amerika, Asia dan Pasifik. Hasil samping pengolahan serat sabut kelapa berupa butiran-butiran gabus sabut kelapa, dikenal dengan nama Coco

chucksforchancho.com

Industri Pengolahan Kelapa Terpadu merupakan industri yang mengolah seluruh bagian yang ada pada tanaman kelapa agar dapat digunakan seluruhnya tanpa tersisa.


20

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

kondisi yang baik. Namun bila pengembangan dapat dilaksanakan secara terpadu maka pasok bahan baku akan lebih terjamin.

Peat. Sifat fisika-kimianya yang dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah menjadikan hasil samping ini mempunyai nilai ekonomi. Coco Peat digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman hortikultur dan media tanaman rumah kaca. Dilihat dari aspek teknologi, Industri Pengolahan Kelapa Terpadu relatif sederhana yang dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha kecil/menengah Industri Pengolahan Kelapa Terpadu adalah keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kontinuitas pasok bahan baku yang sampai saat ini masih dapat diatasi sehingga industri masih bertahan dengan

Potensi Pasar Produk kelapa terpadu ini meliputi sabut kelapa yang diolah menjadi coco fibred dan coco dust sebagai bahan industri jok dan media tanaman. Tempurung diolah menjadi asap cair, arang tempurung bahan baku arang aktif dan tinta mesin foto copy, bahan baku industri obat nyamuk. Daging kelapa diolah menjadi minyak VCO, coconut milk, ampas kering, air kelapa diolah menjadi sirup, kecap dan nata de coco. Nata de coco tidak hanya memiliki pasar domestik tetapi juga pasar ekspor terutama Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara Timur Tengah. Sedangkan VCO dapat digunakan sebagai bahan baku industri yang memiliki potensi yang sangat besar dimana pasar dunia saat ini menginginkan bahan baku yang bebas kimia dan permintaan ini lebih banyak di negara industri. Asap cair juga memiliki potensi pasar yang sangat besar dalam industri kelapa terpadu. Indonesia rata-rata setiap tiga bulan juga mengekspor enam puluh ton asap cair ke

Kanada. Kebutuhan serat serabut kelapa dunia masih didominasi oleh Srilanka, India, Malaysia dan negara-negara Afrika. Sedangkan negara tujuan ekspor serat sabut kelapa Indonesia ini adalah Australia, Inggris, Jerman, Belgia, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia. Namun pada kenyataannya pasar serat sabut kelapa masih didominasi untuk kebutuhan domestik yaitu untuk industri perabot rumah tangga khususnya sping bed. Hal inilah yang menyatakan bawa industri serat serabut kelapa memiliki prospek yang sangat cerah. Arang aktif saat ini telah diekspor ke Eropa dan Jepang, namun

telah diprediksikan bahwa permintaan arang di pasar dunia pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat dan tentunya hal ini menggambarkan bahwa prospek industri arang aktif sangat cerah. Hal tersebut membuktikan bahwa industri pengolahan kelapa sangat potensial yang mana seluruh bagian buahnya dapat kita olah dan menghasilkan nilai lebih daripada kita menjual mentahannya saja, dilihat dari permintaan pasar yang cukup besar dari produk-produk olahan kelapa baik dari pasar regional, domestik maupun internasional.


ENERGI

Edisi 08/2013 | AGRO SWAKARSA

Sumber Energi Alternatif:

Coco Diesel Buah kelapa tak hanya diolah menjadi minyak goreng atau santan. Cairan dari buah serbaguna itu ternyata juga bisa menggantikan bahan bakar minyak (BBM).

U

ntuk mengatasi krisis BBM ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan penghematan dan pembatasan penggunaan BBM. Selain upaya penghematan, maka upaya untuk mengatasi krisis BBM juga dapat dilakukan dengan mengalihkan pemanfaatan energi fosil (minyak) kepada energi yang terbarukan (renewable energy) sebagai sumber energi alternatif. Forum Kelapa Indonesia (FKI) pernah meminta agar kelapa dapat dikelola sebagai energi alternatif, menjadi biodiesel. Hal ini mengingat tanaman kelapa ini sangat potensial dikembangkan di Indonesia. Jadi akan lebih efektif dan menguntungkan ketimbang biodiesel dari jarak yang butuh investasi tidak sedikit.

Padahal produknya baru bisa digunakan beberapa tahun lagi. Saat ini Indonesia memiliki luas areal kelapa terluas di dunia, yaitu 3,7 juta ha. Dimana mayoritas diusahakan oleh rakyat dengan melibatkan jutaan kepala keluarga petani. Produksinya mencapai lebih dari 3,1 juta ton. Selama ini kelapa hanya dimanfaatkan produk primernya, baik kelapa segar maupun kopra untuk bahan baku minyak goreng. Pengembangan menjadi produk hilir belum banyak dilakukan, demikian juga hasil sampingnya. Sehingga wajar kalau peran sebagai pendukung perekonomian belum optimal meskipun di beberapa daerah seperti Sulut, Gorontalo, Malut dan Sulteng sangat penting bagi perekonomian.

21

Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kelapa adalah produktivitasnya yang masih rendah yaitu 1,1 ton/ha atau 50% dari potensi. Struktur industrinya belum terpadu dan hampir seluruhnya parsial. Pada tahun 2006 di Kab. Minahasa Utara (Sulut), Bone (Sulsel), Polewali (Sulbar), Pontianak (Kalbar), Indragiri (Riau), dan Serang (Banten), dilakukan pengembangan enam industri kelapa terpadu. Dengan adanya industri kelapa terpadu ini diharapkan produk yang dihasilkan petani semakin beragam. Kalau industri ini berhasil, diharapkan merangsang wasta untuk masuk dan investasi dengan skala industri yang lebih besar bekerjasama dengan petani sebagai pemasok bahan baku. biodiesel Beberapa tahun lalu telah diadakan beberapa uji coba penggunaan coco diesel sebagai energi alternatif pengganti solar. Sebetulnya tujuan pengelolaan coco diesel ini, adalah untuk memenuhi kebutuhan industri kecil dan menengah sebagai energi genset stationer atau bahan bakar perahu motor nelayan, khususnya wilayah yang sulit terjangkau solar. Syaratnya, di wilayah tersebut banyak tumbuh tanaman kelapa. Tetapi untuk harga kelapanya harus tetap dijaga agar ekonomis. Penggunaan coco diesel ini bisa 100 persen, atau sebagai campuran BBM dengan prosentase 30 persen coco diesel dan 70 persen solar. Penggunaan coco diesel pernah diuji cobakan pada kendaraan Mitsubishi dan mencapai jarak sampai 20 ribu km nonstop, dan dinyatakan lulus uji. Saat diadakan uji ketahanan (performance) kendaraan mengalami turun daya 4%. Untuk membuat biodiesel dari kelapa ada beberapa tahap yang mesti dilakukan. Meski terkesan rumit dan memakan waktu yang lama dalam proses pembuatanya ternta bio desel yang dibuat sebagai energi alternatif ini juga ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan polusi udara. Selain itu masyarakat juga bisa membuatnya sendiri karena bahan dasarnya tersedia. Mungkin ketika harga minyak turun dan BBM di Indonesia turun, coco diesel menjadi tidak menarik dan tidak menguntungkan. Tetapi, di masa depan, ketika krisis minyak benar-benar terjadi dan BBM harganya di atas Rp 10.000 per liter, maka akan ada peluang bisnis yang menjanjikan untuk coco diesel.


22

REGULASI

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013

Revisi UU Perkebunan

Diharapkan Pro Rakyat Harapan besar pada RUU tentang Perkebunan juga disampaikan oleh Dewan Kelapa Indonesia

K

omite II DPD RI mengadakan RDPU dengan Assosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia/ Apkasindo, Dewan Kelapa Indonesia dan Assosiasi Petani Gambir dalam penyampaian masukan dan pendapatnya berkenaan dengan RUU tentang perubahan atas UU No.18 Tahun 2004 tentang Perkebunan yang dilaksanakan di ruang rapat Gedung B DPD RI, Senayan - Jakarta, Mei lalu. Ir.Rinaldi (Ketua Asosiasi Petani Gambir Indonesia (Apegi) memaparkan masukan terkait gambir menggambarkan bahwa daerah penghasil utama adalah Sumatra bagian tengah dan selatan. Umumnya, gambir dikenal berasal dari Sumatera Barat terutama dari kabupaten 50 Kota, Pesisir selatan (kec Koto XI Tarusan Desa siguntur muda). Sebagai sentra penghasil gambir, Kabupaten 50 Kota merupakan lokasi yang strategis dan cocok untuk investor perkebunan. Ekspor gambir juga menunjukkan pertumbuhan yang baik, ekspor hampir 68% ke India. Menurut Rinaldi semakin banyak pembeli dan permintaan ekspor, tentunya harga gambir akan semakin berpihak pada petani. Namun hal itu, juga harus didukung dengan upaya terus memperbaiki kualitas gambir menjadi lebih baik. “Diharapkan Kabupaten 50 Kota menjadi pusat pembangunan kawasan Gambir, menjadi sentra dari Gambir,” harap Rinaldi. Kami harapkan Undangundang berpihak pada kepentingan rakyat, tambahnya. Senada dengan Apegi, Ketua Umum Apkasindo, Anizar Simanjuntak, juga mengharapkan hal yang sama. “Kami harap DPD RI menginisiasi undangundang ini lebih pro petani bukan kapitalis,“ pinta Anizar. Dari seluruh perkebunan kelapa sawit Indonesia ada 8 juta Ha kebun kelapa sawit, 42% merupakan kebun

rakyat (40% perkebunan plasma dan 60% perkebunan mandiri) dan 58% perkebunan swasta dan BUMN. Masalah utama di perkebunan mandiri adalah sertifikatisasi dan permodalan dan minimnya pendampingan dari pemerintah untuk petani kelapa sawit. Harapan besar pada RUU tentang Perkebunan juga disampaikan oleh Dewan Kelapa Indonesia, “Besar harapan terhadap undang-undang ini untuk berpihak kepada rakyat karena

kelapa hampir 100% adalah perkebunan rakyat milik petani dan semua untuk kemaslahatan yang besar,” ujar Irawandi, Dewan Kelapa Indonesia. Sepakat dengan narasumber, Poppy Darsono (senator asal Jateng) menyetujui agar undang-undang ini bisa berpihak dengan rakyat dan pengusaha nasional. “Saya setuju, undang-undang ini harus berpihak dengan kepentingan rakyat dan pengusaha nasional/industri nasional di DPD daerah,” tegasnya.


Pertumbuhan untuk Masa depan yang lebih baik PGN senantiasa mencapai kinerja pertumbuhan terbaik bagi kepentingan Bangsa dengan selalu memenuhi komitmen kami kepada stakeholder, masyarakat dan lingkungan PGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen beberapa daerah Nusantara. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mendapatkan sumber energi baru melalui pemanfaatan berbagai moda transportasi demi memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.


24

AGRO SWAKARSA | Edisi 08/2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.